• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Antar Wilayah Pembangunan Di Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Antar Wilayah Pembangunan Di Sumatera Utara"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN ANTAR

WILAYAH PEMBANGUNAN DI SUMATERA UTARA

TESIS

Oleh :

A Z U L A I D I N

017018007

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2003

Azulaidin : Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Antar Wilayah Pembangunan Di…, 2003

(2)

Azulaidin : Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Antar Wilayah Pembangunan Di…, 2003

USU Repository © 2007

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk ntifikasi pengaruh investasi, jumlah pendud

alah data sekunder berupa Produk Domes

menggambarkan bahwa di Wilayah Pembangunan III dan IV lebih maju b

mengide

uk, ekspor netto dan pengeluaran pemerintah daerah terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara dan mengidentifikasi sektor yang menjadi basis ekonomi di Wilayah Pembangunan serta menggambarkan ketimpangan pembangunan antar Wilayah Pembangunan di Provinsi Sumatera Utara.

Data yang digunakan dalam penelitian ini ad

tik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku menurut Kabupaten dan Kota, PDRB perka pita, data penduduk, penanaman modal (PMA dan PMDN), pengeluaran pemerintah dan data ekspor netto Provinsi Sumatera Utara yang diperoleh dari Kantor Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) dan BAPPEDA Sumatera Utara. Sebagai alat analisis pembahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda, Location Quotient (LQ) dan Indeks Williamson.

Hasil penelitian ini

(3)

Azulaidin : Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Antar Wilayah Pembangunan Di…, 2003

USU Repository © 2007

ABSTRACT

This study at identifying the effec t, number of population, net export, and local g

uct (GRDP) based on the current price i

eal that Development Areas III and IV are more develop

ts of investmen

overnment expenses on the economics growth, and the sectors that have become economic basis in the Development Areas as well as describing the inter-development area imbalance of development in the province of North Sumatra.

Secondary data on the Gross Regional Domestic Prod

n districts and cities, per-capita GRDP, number of population, investment (foreign and domestic), government expenditure, net exports of the province of North Sumatra obtained from North Sumatra Statistics Central Board, North Sumatra Regional Investment Coordinating Board and North Sumatra Planning and Development Board are analyzed in this study using the methods of Multiple Linear Regression, Location Quotient (LQ), and Williamson Index.

The findings of this study rev

Referensi

Dokumen terkait

1. Ketimpangan pembangunan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara yang dihitung dengan menggunakan Indeks Williamson selama periode 1984-2009 menunjukkan ketimpangan semakin

Selanjutnya laju pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 di Propinsi Sumatera Utara pada tahun 2010 tertinggi adalah Kota Medan sebesar

Di dalam tulisan ini disajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi Tingkat Pertumbuhan Ekonomi, Pola Pertumbuhan Ekonomi, Sektor Unggulan di tiap Kabupaten/Kota, Daerah yang

Laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 antar kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara yang tertinggi adalah Kabupaten Tapanuli Selatan dengan tingkat laju

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi pertumbuhan dan kondisi daya saing yang dimiliki sektor-sektor unggulan di Provinsi Sumatera Utara

Salah satu ukuran yang digunakan agar pertumbuhan ekonomi yang dicapai dapat secara merata diantara wilayah dalam suatu negara atau Propinsi dapat diukur dengan

Salah satu ukuran yang digunakan agar pertumbuhan ekonomi yang dicapai dapat secara merata diantara wilayah dalam suatu negara atau Propinsi dapat diukur dengan

Angka signifikansi yang tidak tinggi dari Angkatan Kerja sebesar 6,6963% dalam mengurangi ketimpangan pembangunan ekonomi antar daerah di Sumatera Utara, juga dapat