• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbandingan Karakteristik Luar Generator Arus Searah Penguatan Bebas Dengan Generator Arus Searah Penguat Shunt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Perbandingan Karakteristik Luar Generator Arus Searah Penguatan Bebas Dengan Generator Arus Searah Penguat Shunt"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERBAND ARUS SEARAH PEN

S (Aplikasi Pada L

DEPA

UNIV

TUGAS AKHIR

NDINGAN KARAKTERISTIK LUAR GENER ENGUATAN BEBAS DENGAN GENERATOR

SEARAH PENGUATAN SHUNT

a Laboratorium Konversi Energi Listrik FT –U O

L E H

ARWINSYAH 030402023

PARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

IVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008

ERATOR OR ARUS

(2)

ABSTRAK

Generator DC digunakan untuk peralatan yang membutuhkan supply arus searah.

Berdasarkan cara memberikan fluks pada kumparan medannya, generator DC

dikelompokkan menjadi dua yaitu generator berpenguatan bebas dan generator

berpenguatan sendiri.

Karakteristik yang ada pada generator DC antara lain karakteristik beban nol,

karakterik berbeban, dan karakteristik luar. Karakteristik luar sebuah generator DC

menunjukkan bagaimana perubahan tegangan terminal ( V

t

) terhadap beban yang

berubah – ubah. Karakteristik terminal generator DC penguatan shunt berbeda dengan

generator DC penguatan bebas karena besar arus medannya tergantung pada tegangan

terminal. Ketika beban pada generator dinaikan maka arus saluran I

L

akan naik sehingga

arus jangkar I

a

juga naik. Kenaikkan I

a

menyebabkan kenaikan drop tegangan pada

resistansi jangkar I

aRa

, sehingga tegangan terminal akan turun.

(3)

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……… i

ABSTRAK……….. iv

DAFTAR ISI ……….. v

DAFTAR GAMBAR………..viii

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang………. 1

I.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan……… 2

I.3 Batasan Masalah……….. 2

I.4 Metode Penulisan……… 3

I.5 Sistematika Penulisan……….. 4

BAB II GENERATOR ARUS SEARAH II.1 Umum……… 6

II.2 Konstruksi Generator Arus Searah……… 6

II.3 Prinsip Kerja Generator Arus Searah……… 13

II.4 Prinsip Penyearah……….. 15

II.5 Reaksi Jangkar……….. 18

II.6 Pembangkitan Tegangan Induksi pada Generator Arus Searah……... 20

II.7 Pengaturan Tegangan Generator Arus Searah………. 22

(4)

II.8.1 Generator Arus Searah Berpenguatan Bebas………. 23

II.8.2 Generator Arus Searah Berpenguatan Sendiri……… 24

BAB III GENERATOR DC PENGUATAN BEBAS DAN GENERATOR DC PENGUATAN SHUNT III.1 Generator DC Penguatan Bebas……….. 28

III.2 Karakteristik Generator DC Penguatan Bebas……… 29

III.2.1 Karakteristik Beban Nol………... 29

III.2.2 Karakteristik Berbeban………. 31

III.2.3 Karakteristik Luar………. 32

III.3 Generator DC Penguatan Shunt……….. 34

III.4 Karakteristik Generator DC Penguatan Shunt……… 35

III.4.1 Karakteristik Beban Nol………... 35

III.4.2 Karakteristik Berbeban………. 37

III.4.3 Karakteristik Luar………. 38

BAB IV PERBANDINGAN KARAKTERISTIK LUAR GENERATOR DC PENGUATAN BEBAS DAN GENERATOR DC PENGUATAN SHUNT IV.1 Pengujian Karakteristik Luar Generator DC Penguatan Bebas Dan Generator DC Penguatan Shunt……….. 40

IV.1.1 Umum……… 40

(5)

vii

IV.1.3 Percobaan Karakteristik Luar Untuk Generator DC Penguatan

Shunt……… 41

IV.1.3.1 Umum……….. 41

IV.1.3.2 Rangkaian Percobaan………... 42

IV.1.3.3 Prosedur Percobaan……….. 42

IV.1.3.4 Data Hasil Percobaan………... 43

IV.1.4 Percobaan Karakteristik Luar Untuk Generator DC Penguatan Bebas……… 44

IV.1.4.1 Umum……….. 44

IV.1.4.2 Rangkaian Percobaan……….. 44

IV.1.4.3 Prosedur Percobaan………. 45

IV.1.4.4 Data Hasil Percobaan……….. 46

IV.2 Analisis Karakteristik Luar Generator DC penguatan Bebas Dengan Generator DC Penguatan Shunt……….. 47

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Konstruksi generator Arus Searah……….. 6

Gambar 2.2. Rangka generator Arus Searah……….. 7

Gambar 2.3. Kutub Magnet Mesin Arus Searah ... 8

Gambar 2.4. Konstruksi Sikat………. 9

Gambar 2.5. Konstruksi komutator……… 10

Gambar 2.6. Konstruksi Jangkar Generator Arus Searah... 10

Gambar 2.7. Bentuk Umum Belitan Jangkar... 11

Gambar 2.8. Belitan Progresif dan Kumparan Retrogresif... 12

Gambar 2.9. Suatu penghantar yang diputar dalam medan magnet... 13

Gambar 2.10. Bentuk gelombang tegangan yang dihasilkan ... 13

Gambar 2.11. Suatu penghantar yang ditembus oleh fluksi... 16

Gambar 2.12. Ilustrasi proses penyearahan... 17

Gambar 2.13. Bentuk gelombang tegangan hasil dari proses penyearahan... 18

Gambar 2.14. Proses terjadinya reaksi jangkar... 19

Gambar 2.15. Proses pergeseran bidang netral... 20

Gambar 2.16. Proses pembangkitan tegangan pada generator arus searah... 21

Gambar 2.17. Rangkaian Generator DC Penguatan Bebas ... 23

Gambar 2.18. Rangkaian Generator DC Shunt ... 24

(7)

ix

Gambar 2.20. Rangkaian Generator DC Kompon Panjang... 25

Gambar 2.21. Rangkaian Generator DC Kompon Pendek ... 26

Gambar 2.22. Diagram Aliran Daya Generator DC... 26

Gambar 3.1. Rangkaian Ekivalen Generator DC Penguatan Bebas... 28

Gambar 3.2. Kurva Beban nol Generator DC Penguatan Bebas... 30

Gambar 3.3. Kurva Berbeban Generator DC Penguatan Bebas... 31

Gambar 3.4. Kurva Karakteristik Terminal Generator DC Penguatan Bebas... 33

Gambar 3.5. Rangkaian Ekivalen Generator DC Shunt... 34

Gambar 3.6. Kurva Beban Nol secara teoritis... 36

Gambar 3.7. Kurva Beban Nol sebenarnya... 37

Gambar 3.8. Kurva Karakteristik luar Generator DC Shunt... 39

Gambar 4.1. Rangkaian Percobaan Karakteristik Luar... 42

Gambar 4.2 Rangkaian Percobaan karakteristik Luar Generator DC Penguatan Bebas... 44

Gambar 4.3. Kurva Karakteristik Luar Generator DC Shunt Secara Teori... 49

Gambar 4.4. Kurva Karakteristik Luar Generator DC Shunt yang di dapat dalam Pengujian... 49

Gambar 4.5. Kurva Karakteristik Luar Generator DC Penguatan Bebas Secara Teori... 52

(8)

Gambar 4.7. Kurva Perbandingan Karakteristik Luar Generator DC Shunt Dengan

(9)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Generator DC merupakan mesin DC yang digunakan untuk mengubah

energi mekanik menjadi energi listrik. Secara umum generator DC adalah tidak

berbeda dengan motor DC kecuali pada arah aliran daya. Berdasarkan cara

memberikan fluks pada kumparan medannya, generator arus searah (DC) dapat

dikelompokkan menjadi dua yaitu generator berpenguatan bebas dan generator

berpenguatan sendiri.

Generator DC berpenguatan bebas merupakan generator yang mana

arus medannya di suplai dari sumber DC eksternal. Tegangan searah yang

dipasangkan pada kumparan medan yang mempunyai tahanan Rf akan

menghasilkan arus If dan menimbulkan fluks pada kedua kutub. Tegangan

induksi akan dibangkitkan pada generator. Karena tegangan Ea tidak tergantung

pada Ia maka karakteristik terminal generator penguatan bebas adalah berupa

garis lurus. Ketika beban yang disuplai generator naik maka arus jangkar Ia

naik dan drop IaRa naik sehingga tegangan terminal generator akan jatuh.

Karakteristik terminal generator DC shunt berbeda dengan generator

DC berpenguatan bebas oleh karena besar arus medannya tergantung pada

tegangan terminal. Ketika beban pada generator dinaikan arus saluran IL akan

naik sehingga arus jangkar Ia juga naik. Kenaikkan Ia menyebabkan kenaikan

(10)

turun. Ketika tegangan terminal turun arus medan pada mesin ikut turun. Ini

menyebabkan fluks pada mesin turun sehingga nilai Ea turun yang

menyebabkan tegangan terminal akan turun lebih jauh.

Dengan demikian, perlu dilakukan pengujian generator DC penguatan

bebas dengan generator DC shunt berupa analisa data-data yang diambil dari

laboratorium. Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan karakteristik

tegangan terminal terhadap arus beban dari kedua jenis generator DC tersebut.

I.2. Tujuan Dan Manfaat Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui

perbandingan karakeristik luar dari generator DC penguatan bebas dengan

generator DC shunt.

Manfaat penulisan tugas akhir ini bagi penulis adalah mendapatkan

pengertian dan penjelasan tentang karakteristik generator DC penguatan bebas

dan generator DC shunt untuk keadaan beban yang berubah-ubah. Sedangkan

bagi para pembaca, diharapkan semoga tugas akhir ini dapat menjadi

sumbangan dalam memperkaya pengetahuan dan memberikan kesempatan

untuk mempelajarinya lebih lanjut.

I.3. Batasan Masalah

Untuk membatasi materi yang akan dibicarakan pada tugas akhir ini,

maka penulis perlu membuat batasan cakupan masalah yang akan dibahas. Hal

(11)

3 terarah dan dapat mencapai hasil yang diharapkan. Adapun batasan masalah

pada penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Jenis generator yang digunakan dalam percobaan ini adalah generator

DC penguatan bebas dan generator DC shunt.

2. Tidak membahas motor arus searah ( DC ).

3. Tidak membahas karakteristik beban nol dan karakteristik berbeban

dari generator DC.

4. Spesifikasi generator DC yang digunakan untuk percobaan adalah

generator DC buatan Pabrik AEG – Jerman pada Laboratorium

Konversi Energi Listrik FT USU.

I.4. Metode Penulisan

Untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini maka penulis menerapkan

beberapa metode studi diantaranya :

1. Studi literatur yaitu dengan membaca teori-teori yang berkaitan

dengan topik tugas akhir ini dari buku-buku referensi baik yang

dimiliki oleh penulis atau di perpustakaan dan juga dari artikel-artikel,

jurnal dan lain-lain.

2. Studi lapangan yaitu dengan melaksanakan percobaan di

Laboratorium Konversi Energi Listrik FT USU.

3. Studi bimbingan yaitu dengan melakukan diskusi tentang topik tugas

akhir ini dengan dosen pembimbing yang telah ditunjuk oleh pihak

(12)

Konversi Energi Listrik, asisten Laboratorium Konversi Energi Listrik

dan teman-teman sesama mahasiswa.

I.5. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pemahaman terhadap Tugas Akhir ini maka

penulis menyusun sitematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang berisikan tentang latar

belakang masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, manfaat

penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II : GENERATOR ARUS SEARAH

Bab ini menjelaskan tentang generator arus searah secara umum,

konstruksi, prinsip kerja, tegangan induksi generator arus searah,

pengaturan tegangan, reaksi jangkar, sistem penyearah, dan

jenis-jenis generator.

BAB III : GENERATOR DC PENGUATAN BEBAS DAN GENERATOR

DC PENGUATAN SHUNT

Bab ini menjelaskan tentang karakteristik generator DC penguatan

bebas dan generator DC shunt

BAB IV : PERBANDINGAN KARAKTERISTIK LUAR GENERATOR

DC PENGUATAN BEBAS DAN GENERATOR DC SHUNT

Bab ini menjelaskan tentang penerapan pengujian karakteristik luar

(13)

5 melaksanakan percobaan pada di Laboratorium Konversi Energi

Listrik Departemen Teknik Elektro FT USU.

BAB V : PENUTUP

(14)

II.1. Umum

Generator arus s

sama dengan komponen

arus searah adalah ala

menjadi energi listrik arus

terletak pada komponen

komutator dan sikat.

II.2. Konstruksi Genera Secara umum gene

bagian yaitu bagian yan

termasuk stator adalah r

yang termasuk rotor adal

alat yang mengkonversikan energi mekanis be

k arus searah. Yang membedakannya dengan genera

nen penyearah yang terdapat didalamnya yang di

erator Arus Searah

generator arus searah memiliki konstruksi yang te

ang berputar ( rotor ) dan bagian yang diam ( s

h rangka, komponen magnet dan komponen sika

dalah jangkar, kumparan jangkar dan komutator.

uksi generator arus searah adalah seperti gambar be

(15)

1. Badan Generator ( R Rangka motor arus

a. Merupakan sarana

seperti meletakka

lainnya.

b. Sebagai bagian da

kutub-kutub mesi

Untuk mesin ke

beratnya, biasanya rang

pada umumnya terbuat

juga terdapat name plate

data teknik dari generato

jangkar.

Rangka ini pada

selain itu rangka juga ha

rugi – rugi histeresis, dis

( Rangka )

arus searah secara umum memiliki dua fungsi, yai

rana pendukung mekanis untuk mesin secara

kkan alat – alat tertentu dan melindungi bagian –

n dari tempat mengalirnya fluks magnetik yang di

esin.

kecil, dimana pertimbangan harga lebih domina

ngka terbuat dari besi tuang, tetapi untuk mesin

buat dari baja tuang atau baja lembaran. Pada bad

plate yang berisi informasi spesifikasi secara umum

ator, serta kotak tempat terminal dari kumparan m

Gambar 2.2 Rangka generator Arus Searah

da bagian dalamnya dilaminasi untuk mengurangi

harus memiliki permeabilitas yang tinggi untuk

disamping kuat secara mekanis.

(16)

2. Magnet penguat dan Sebagaimana dik

arus searah dihasilkan o

elektromagnetik. Magne

Gambar 2.3).

Adapun fungsi da

a. Menyebarkan fluks

lebar, maka akan

b. Sebagai pendukung

medan.

(berbentuk bulat atau str

tertentu (lihat Gambar 2.

listrik untuk terjadinya pr

an kumparan penguat medan

diketahui bahwa fluks magnet yang terdapat pa

n oleh kutub magnet buatan yang dihasilkan de

gnet penguat terdiri dari inti kutub dan sepatu

i dari sepatu kutub adalah :

fluks pada celah udara dan juga karena merupa

an mengurangi reluktansi jalur magnet.

kung secara mekanis untuk kumparan penguat at

buat dari lembaran-lembaran besi tuang atau baja t

n di baut ke inti kutub. Sedangkan kutub (inti kutub

keling ke rangka mesin.

Gambar 2.3 Kutub Magnet Mesin Arus Searah

nguat atau kumparan kutub terbuat dari kaw

u strip/persegi), yang dililitkan sedemikian rupa de

r 2.3). Lilitan penguat magnet berfungsi untuk meng

(17)

3. Sikat

Sikat terbuat dar

yang dilengkapi dengan

dapat diatur sesuai deng

segmen komutator untuk

memiliki konduktivitas y

dengan bahan sejenis

mengumpulkan arus listr

menjadi arus searah mela

ari karbon, grafit , logam grafit, atau campuran ka

an pegas penekan dan kotak sikat. Besarnya te

dengan keinginan. Permukaan sikat ditekan ke

untuk menyalurkan arus listrik. Karbon yang ada

s yang tinggi untuk mengurangi rugi-rugi listrik,

untuk mengurangi keausan. Agar gesekan antara ko

tkan ausnya komutator, maka sikat harus lebih luna

erfungsi untuk sebagai jembatan bagi aliran arus

megang peranan penting untuk terjadinya komutas

Gambar 2.4 Konstruksi Sikat

buat dari batangan tembaga yang dikeraskan, y

nis mika. Adapun fungsi komutator ini a

istrik induksi dari konduktor jangkar dan mengkonve

elalui sikat yang disebut komutasi.

(18)

5. Inti Jangkar

Inti jangkar gene

pada permukaannya

terbentuknya GGL indu

maksud agar kumparan

induksi magnetnya besa

besar.

Gamba

Gambar 2.5 Konstruksi komutator

enerator arus searah berbentuk silinder yang dibe

untuk tempat melilitkan kumparan-kumpa

nduksi. Inti jangkar dibuat dari bahan ferromagne

ran-kumparan (lilitan jangkar) terletak dalam

besar, supaya GGL induksi yang terbentuk dapa

mbar 2.6 Konstruksi Jangkar Generator Arus Searah

(19)

Seperti halnya int

lapis tipis untuk mengur

current). Bahan yang diguna

pada umumnya alur tidak

6. Belitan Jangkar Pada generator

terbentuknya ggl induks

permata, seperti pada gam

belitan yang satu berad

yang berbeda polaritasn

terletak 1800 mekanis.

ngurangi panas yang terbentuk karena adanya arus

ng digunakan untuk jangkar ini sejenis campuran baj

dak hanya diisi satu kumparan yang tersusun secar

or arus searah, belitan jangkar berfungsi seb

uksi. Umumnya kumparan jangkar (rotor) berbe

gambar berikut :

Gambar 2.7 Bentuk Umum Belitan Jangkar

h konduktor dalam belitan jangkar tersebut :

N……...………..….…………. ………...( 2.1 )

h belitan pada rotor atau segmen komutator pada rot

h lilitan setiap belitan .

tangan belitan adalah 1800 listrik, yang berar

ada di tengah suatu kutub, sisi lainnya berada di

asnya. Sedangkan secara fisik kutub yang ada

s. Adapun untuk menentukan hubungan sudut da

strik, dapat digunakan formula berikut :

(20)

Di mana : θlistrik = sudut

listrik) disebut sebagai be

busur (chorded winding)

Adapun hubunga

atas 2 macam :

1. Belitan Progres

belakangnya di

kumparan sebelum

2. Belitan Retrogre

belakangnya dihubungk

belitan sebelumny

Gamba

sudut dalam derajat listrik

jumlah kutub

sudut dalam derajat mekanis

membentang 1800 listrik memiliki tegangan yang

anan arah setiap waktu. Belitan ini disebut sebag

h coil).

litan yang bentangannya kurang dari kisaran ku

belitan kisar fraksi (fractional-pitch coil) atau ku

).

hubungan antara belitan rotor dengan segmen komutat

resif (Progressive winding). Adalah belitan

dihubungkan ke sebuah segmen komutator

belumnya.

ogresif (Retrogressive winding). Adalah kumpar

dihubungkan ke sebuah segmen komutator m

mnya.

bar 2.8 Belitan Progresif dan Kumparan Retrogresif

(21)

13 II. 3. Prinsip Kerja Generator Arus Searah

Suatu generator arus searah bekerja berdasarkan prinsip induksi magnetis

sesuai dengan Hukum Faraday. Bila sebuah penghantar dalam medan magnet maka

pada penghantar akan diinduksikan tegangan bolak-balik.

Gambar 2.9. Suatu penghantar yang diputar dalam medan magnet

Medan magnetnya dihasilkan oleh kumparan medan sedangkan untuk menghasilkan

efek perubahan fluksi maka belitan penghantar diputar oleh prime mover. Tegangan

yang dihasilkan dapat terlihat pada gambar di bawah ini :

(22)

Posisi I : fluksi yang menembus belitan maksimum tapi perubahan fluksi adalah

minimum. Ini disebabkan belitan AB dan CD tidak terpotong fluksi

sehingga EMF = 0

Posisi III : fluksi yang menembus belitan minimum tapi perubahan fluksi adalah

maksimum akibatnya EMF yang terinduksi juga maksimum.

Untuk posisi putaran berikutnya sama dengan posisi di atas yaitu untuk posisi I EMF

induksi maksimum, posisi F maksimum. Apabila terminal-terminal dari generator

dihubungkan ke beban maka akan terbentuk atau mengalir arus. Karena tegangan

induksi adalah bolak – balik maka arus induksinya juga boleak balik. Tegangan

bolak balik inilah yang akan disearahkan dengan komutator yang akan diuraikan

berikutnya. Persamaan tegangan bolak – balik yang dihasilkan dalam hal ini dapat

diturunkan dari hukum Faraday, yaitu :

dt d N

e=− Φ ... (2.3)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa fluksi yang dihasilkan adalah fluksi

yang berubah terhadap waktu dan berbentuk sinusoidal, maka persamaan fluks dalam

rangkaian kumparan adalah :

Φ = Φm Cos ωt ... (2.4)

dΦ = - ωΦm Sin ωt dt

Maka persamaan (2.9) di atas dapat diturunkan menjadi :

e = - N – ω Φm Sin ωt dt dt

(23)

15 Tegangan induksi ini akan mencapai maksimum pada saat wt = π/2 rad, maka

tegangan induksi maksimum :

Emax = N Φmω... (2.6)

Persamaan (2.11) di atas dapat ditulis menjadi :

e = Emax Sin ωt ... (2.7)

Untuk harga efektif dari tegangan yang dihasilkan adalah :

2

Emf yang dihasilkan berupa siklus sinusoidal tegangan bolak-balik. Dengan

cincin komutasi yang segmen-segmennya terhubung dengan ujung konduktor

jangkar, menyebabkan perubahan pada tegangan keluarannya menjadi tegangan yang

searah. Proses ini dinamakan proses komutasi. Tentang komutasi ini akan dijelaskan

pada pembahasan selanjutnya.

II.4. Prinsip Penyearah

Pada dasarnya tegangan dan arus yang dihasilkan oleh generator adalah

bolak–balik, maka untuk menjadi generator DC perlu dilakukan penyearahan,

penyearahan ini dilakukan dengan komutator yang bentuknya sama dengan cincin

seret tapi dibelah dua dan disatukan kembali dengan isolator. Masing – masing

(24)

Komutaor I dihubungkan dengan sisi AB dan komutator II dihubungkan dengan sisi

CD ( lihat gambar di bawah ini )

Gambar 2.11. Suatu penghantar yang ditembus oleh fluksi

Jika bahan kumparan ABCD berputar, maka sikat – sikat akan bergesekan dengan

komutator – komutator secara bergantian. Peristiwa komutasi inilah yang

menyebabkan terjadinya penyearahan yang prinsipnya adalah :

1. Mula – mula sisi AB berada pada kedudukan 0 dan sisi CD berada pada

kedudukan yang berlawanan yaitu b. pada saat ini tentu saja pada sisi AB dan CD

tidak berbentuk GGL. Pada saat ini pula sikat – sikat berhubungan dengan kedua

komutator. Ini berarti sikat – sikat mempunyai potensial 0.

2. Kumparan berputar terus yang dalam hal ini sisi AB bergerak di sebelah utara

(dari kedudukan 0 menuju 3) dan sisi CD bergerak di daerah selatan. Sesuai

dengan hukum tangan kanan maka GGL yang terbentuk pada sisi AB arahnya

(25)

17 sumber mengalir dari ( - ) ke ( + ), maka pada saat itu komutator I dan sikat E

berpotensial negatif, sedangkan komutator II dan sikat F berpotensial positif.

Gambar 2.12. Ilustrasi proses penyearahan

3. pada saat sisi kumparan AB sampai pada kedudukan 6 dan CD kedudukan 12,

maka pada saat ini sikat – sikat berpotensial 0 karena GGL induksi yang

terbentuk pada masing – masing sisi kumparan adalah 0, sikat – sikat hanya

berhubungan dengan isolator.

4. kumparan ABCD bergerak terus, sisi AB bergerak di daerah selatan (dari

kedudukan 6 menuju 12) sehingga GGL yang terbentuk pada sisi kumparan AB

arahnya mendekati kita, sebaliknya pada sisi CD. Pada saat itu komutator I dan

sikat F berpotensial positif sedangkan komutator II dan sikat E negatif. Sehingga

(26)

Gambar 2.13. Bentuk gelombang tegangan hasil dari proses penyearahan

Pada saat ini terjadi pergantian arah arus pada harga negative ke positif pada suatu

kumparan yang menghasilkannya dan peristiwa inilah yang disebut dengan komutasi.

Peristiwa ini akan terjadi bila kumparan melewati garis netral pada waktu kumparan

– kumparan tersebut bergerak dari daerah antara permukaan kutub utara ke selatan

atau sebaliknya.

II.5. Reaksi Jangkar

Jika generator arus searah dihubungkan ke beban melalui terminal out-put,

maka arus listrik akan mengalir pada kumparan jangkarnya. Aliran arus ini akan

menghasilkan fluksi medan magnet sendiri, yang akan mempengaruhi (distort) fluksi

medan magnet yang telah ada sebelumnya dari kutub mesin. Pada keadaan ini fluks

yang dihasilkan oleh generator akan menjadi berkurang karena arah kedua vektor

fluksi magnetis tadi saling berlawanan. Adanya pengaruh fluksi magnetic yang

ditimbulkan akibat arus beban ini dinamakan reaksi jangkar. Reaksi jangkar ini akan

(27)

19 Masalah pertama yang disebabkan oleh reaksi jangkar adalah pergeseran

bidang netral (neutral plane). Bidang netral magnetis didefinisikan sebagai bidang di

dalam mesin dimana kecepatan gerak kumparan rotor benar-benar paralel dengan

garis fluks magnet, sehingga induksi ggl pada bidang konduktor tersebut benar-benar

nol.

Gambar 2.14. Proses terjadinya reaksi jangkar

Pada saat belum dibebani, sumbu sikat terletak pada garis netral magnetik

yang tegak lurus terhadap fluksi utama, yaitu menurut garis OA. Sedangkan fluks

utama Φu pada generator digambarkan menurut garis OB. Setelah generator dibebani,

maka akan timbul arus jangkar yang menimbulkan fluksi jangkar Φa yang searah

dengan vektor OA. Akibat interaksi kedua fluksi tersebut menimbulkan fluksi

(28)

Gambar 2.15. Proses pergeseran bidang netral

Dengan timbulnya fluksi resultante Φr ini, maka garis netral magnetik yang

seharusnya tegak lurus fluksi utama OB, kini berubah menjadi tegak lurus terhadap

garis OC; yaitu searah garis ON. Kalau keadaan ini dibiarkan maka akan timbul

bunga api pada sikat. Untuk menghilangkannya, maka sikat harus digeser posisinya

sehingga sumbu sikat kembali menjadi tegak lurus terhadap arah vektor fluks utama.

Namun akibatnya fluks utama akan berkurang dan terjadi demagnetizing effect jika

sikat digeser berlawanan dengan arah putaran mesin. Bila setiap terjadi perubahan

beban sehingga sikat harus digeser tentunya sangat tidak dinginkan. Untuk

mengatasinya maka dibuatlah kutub komutasi dan kumparan kompensasi.

II.6. Pembangkitan Tegangan Induksi pada Generator Arus Searah

Pembangkitan tegangan pada generator arus searah tergantung pada

keberadaan fluks sisa (residual flux) pada kutub-kutub generator. Ketika generator

(29)

21 Ea = K Φres ω ... (2.9)

Tegangan ini akan muncul di terminal generator yang mungkin sangat kecil.

Namun ketika tegangan tadi muncul, maka arus akan mengalir ke kumparan medan

generator

f t f

R V

I = ... (2.10)

Arus medan ini menghasilkan gaya gerak magnet (ggm) di kutub mesin yang

mana akan menambah fluksi di dalamnya. Penambahan fluks ini akan menambah

tegangan internal pada jangkar (Ea) yang pada akhirnya akan menmbah tegangan

terminal generator (VT). Akibatnya ketika VT naik, maka If juga akan ikut naik,

kemudian Φ akan naik dan kembali Ea dan VT naik dan begitu seterusnya.

Proses pembangkitan tegangan ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Perhatikan bahwa peristiwa ini merupakan efek dari saturasi magnetik di permukaan

kutub yang dapat membatasi tegangan terminal yang dibangkitkan generator.

(30)

Gambar 2-16 menunjukkan pembangkitan tegangan generator dalam

tahapan-tahapan yang berlainan. Tahapan-tahapan-tahapan ini digambarkan untuk memperjelas

feedback positif antara tegangan internal generator dengan arus medannya. Pada

generator yang sesungguhnya, tegangan tidak dibangkitkan dalam tahapan-tahapan

tertentu, malah sebaliknya antara Ea dan If naik secara serempak sampai keadaan

tunak tercapai. Ada beberapa kemungkinan yang dapat menyebabkan tidak terjadi

pembangkitan tegangan pada generator arus searah, yaitu :

a. Kemungkinan tidak adanya fluks sisa

b. Arah putaran generator mungkin terbalik

c. Besar tahanan medan mungkin diset terlalu besar dari nilai tahanan kritisnya.

II.7. Pengaturan Tegangan Generator Arus Searah

Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mengatur tegangan pada generator

dc shunt, yaitu :

1. Mengubah kecepatan ωm dari generator

2. Mengubah tahanan medan dari generator, sehingga merubah arus medannya.

Mengubah tahanan medan adalah metode utama yang digunakan untuk

mengatur tegangan terminal generator dc shunt. Jia tahanan medan Rf diturunkan,

maka arus medan If = VT / Rf akan naik. Jika If naik maka akan terjadi penambahan

fluks yang akan menaikkan tegangan internal generator Ea yang pada akhirnya akan

menaikkan tegangan terminal VT.

(31)

23 II.8. Jenis-Jenis Generator Arus Searah

Berdasarkan metode eksitasi yang diberikan, maka generator arus searah

dapat diklasifikasikan dalam dua jenis:

II.8.1. Generator Arus Searah Berpenguatan Bebas (Separately Excited Generator).

Pada jenis generator ini, fluks medan diperoleh dari sumber lain yang terpisah

dari generator tersebut.

Gambar 2.17. Rangkaian Generator DC Penguatan Bebas

Tegangan searah yang diberikan pada kumparan medan yang mempunyai

tahanan Rf akan menghasilkan arus If dan menimbulkan fluks pada kedua kutub.

Tegangan induksi akan dibangkitkan. Jika generator dihubungkan dengan beban RL,

dan Ra adalah tahanan dalam generator, maka hubungan yang dapat dinyatakan

adalah :

Vt = IL . RL ... (2.11)

(32)

Ia = IL ... (2.13)

Drop tegangan pada sikat diabaikan

II.8.2. Generator Arus Searah Berpenguatan Sendiri (Self Excited Generator). Pada generator jenis ini, fluksi medan dihasilkan oleh rangkaian medan yang

terdapat pada generator itu sendiri. Untuk jenis ini terbagi 3 jenis, yaitu :

1) Generator Arus Searah penguatan shunt

Gambar 2.18. Rangkaian Generator DC Shunt

L F

A I I

I = + ………. (2.14)

A A A

T E I R

V = + ……… (2.15)

F T F

R V

(33)

25 2) Generator Arus Searah penguatan seri

Gambar 2.19. Rangkaian Generator DC Seri

L

3) Generator Arus Searah penguatan kompon a) Generator DC Kompon Panjang

Gambar 2.20. Rangkaian Generator DC Kompon Panjang

(34)

b) Generator DC Kompon Pendek

Gambar 2.21. Rangkaian Generator DC Kompon Pendek

F L

A I I

I = + ……… (2.22)

(

A A L S

)

A

T E I R I R

V = − + ……… (2.23)

F T F

R V

I = ………. (2.24)

II.9. Efisiensi Generator Arus Searah

Untuk menjelaskan efisiensi pada generator arus searah, dapat diamati diagram

aliran daya pada generator dc berikut ini

(35)

27 Pada mesin dc (generator dan motor), ada tiga jenis efisiensi yang

diperhitungkan, antara lain:

1. Efisiensi Mekanik.

Mekanik

2. Efisiensi Elektrik

a

3. Efisiensi Komersial Keseluruhan

(36)

BAB III

GENERATOR DC PENGUATAN BEBAS DAN GENERATOR DC PENGUATAN SHUNT

III.1. Generator DC Penguatan Bebas

Pada generator DC penguatan bebas, fluks medan diperoleh dari sumber lain

yang terpisah dari generator tersebut. Tegangan searah yang diberikan pada

kumparan medan yang mempunyai tahanan Rf akan menghasilkan arus If dan

menimbulkan fluks pada kedua kutub. Tegangan induksi akan dibangkitkan. Jika

generator dihubungkan dengan beban RL, dan Ra adalah tahanan dalam generator,

maka hubungan yang dapat dinyatakan adalah :

Vt = IL . RL ... (3.1)

Ea = Vt + Ia . Ra ... (3.2)

Ia = IL ... (3.3)

Drop tegangan pada sikat diabaikan.

(37)

29 III.2. Karakteristik Generator DC Penguatan Bebas

Karakteristik adalah grafik yang menyatakan hubungan antara dua besaran

listrik yang menentukan sifat sebuah mesin. Karakteristik generator arus searah

penguatan bebas dapat dijelaskan sebagai berikut.

III.2.1. Karakteristik Beban Nol

Secara umum besarnya ggl yang dibangkitkan oleh generator di tulis sebagai:



Z = jumlah konduktor jangkar

n = kecepatan putar rotor (rpm)

p = jumlah kutub generator

a = banyaknya jalur arus paralel.

Dari persamaan diatas, didapat hubungan:

n k

Ea = Φ ……….…. (3.5)

Dimana :

(38)

Gambar 3.2. Kurva Beban nol Generator DC Penguatan Bebas

Ketika arus medan dinaikkan, fluks magnet akan meningkat, begitu pula

dengan Ea yang berbanding lurus dengan arus medan tersebut pada saat kutub

medannya belum jenuh. Hal ini direpresentasikan sebagai garis OB.

Namun ketika kerapatan fluks meningkat terus, kutub generator menjadi

jenuh, maka diperlukan peningkatan arus medan yang lebih tinggi untuk menaikkan

tegangan yang sama ( Ea ) dibandingkan ketika kutubnya belum jenuh, daerah

kejenuhan ini diwakili oleh garis BC.

Untuk generator arus searah dengan penguatan sendiri ( generator arus searah

shunt, seri, dan kompon ), karakteristik beban nolnya akan meningkat sama seperti

sama seperti generator berpenguatan bebas, tetapi setelah generator sempat

dioperasikan, walaupun arus medannya disetel menjadi nol ampere, ggl generator

tetap dibangkitkan walau nilainya kecil ( OA ), hal ini disebabkan oleh adanya

(39)

31 III.2.2. Karakteristik Berbeban

Karakteristik berbeban digambarkan sebagai kurva yang menunjukkan

hubungan antara tegangan terminal Vt dan arus medan If ketika generator dibebani.

Kurva ini sebenarnya diturunkan dari kurva beban nol yang dilengkapi

dengan nilai reaksi jangkar dan resistansi jangkarnya. Karena kurva ini

memperhitungkan efek demagnetisasi dari reaksi jangkar dan jatuh tegangan pada

jangkar yang secara praktis tidak terdapat pada kondisi tanpa beban.

Gambar 3.3. Kurva Berbeban Generator DC Penguatan Bebas

Kurva beban nol pada gambar 3.2 digambarkan kembali sebagai kurva pada

gambar 3.3, dimana terlihat pada gambar 3.3 tersebut pada keadaan tanpa beban, arus

penguat magnet diperlukan untuk tegangan nominal tanpa beban yang digambar

sebagai garis oa.

Pada keadaan berbeban, tegangan akan berkurang akibat efek demagnetisasi

(40)

magnet yang sesuai. Garis ac mewakili demagnetisasi ampere-lilitan per kutub yang

ekivalen. Kemudian, berarti untuk membangkitkan ggl yang sama pada keadaan

berbeban pada saat tidak berbeban, arus penguat magnet harus dinaikkan sebesar

ac=bd.

Titik d terletak pada kurva LS yang menunjukkan hubungan antara ggl E yang

dibangkitkan pada keadaan berbeban dan arus penguat magnet. Kurva LS secara

praktis paralel terhadap kurva ob. Tegangan terminal Vt akan lebih kecil daripada ggl

E yang dibangkitkan, sebesar IaRa, dimana Ra adalah resistansi rangkaian jangkar.

Dari titik d, sebuah garis vertical de = IaRa di gambar.

Titik e terletak pada kurva pembebanan penuh untuk generator. Dengan cara

yang sama, titik-titik lainnya dilengkapi dan kurva pembebanan penuh MP di

gambar. Sudut kanan segitiga bde dikenal sebagai segitiga tegangan ( drop reaction

triangle ). Kurva kejenuhan beban untuk setengah beban penuh dapat dilengkapi

dengan menghubungkan titik tengah garis-garis mn, bd dan lain sebagainya.

III.2.3. Karakteristik Luar

Karakteristik luar dari sebuah generator menunjukkan bagaimana perubahan

tegangan terminal terhadap beban yang berubah-ubah. Pada gambar 3.4 diperlihatkan

(41)

33 Gambar 3.4. Kurva Karakteristik Terminal Generator DC Penguatan Bebas

Untuk mengatur tegangan terminal generator Vt dapat dilakukan dengan dua

cara:

1. Dengan mengubah kecepatan putar generator. Dari persamaan 3.5 terlihat bila

n meningkat, maka Ea akan menjadi besar dan dari persamaan 3.2 maka Vt

akan menjadi besar juga.

2. Dengan mengubah medan arus penguat. Jika Rf kecil, maka If akan menjadi

besar. Hal tersebut menyebabkan fluks magnet akan meningkat, dan dari

persamaan 3.4 maka Ea akan meningkat juga, serta dari persamaan 3.2 maka

(42)

III.3. Generator DC Penguatan Shunt

Generator arus searah penguatan sendiri memperoleh arus magnetisasi dari

dalam generator itu sendiri, oleh karena itu arus magnetisasi terpengaruh oleh nilai –

nilai tegangan dan arus yang terdapat pada generator. Dalam hal ini medan magnet

yang dapat menimbulkan GGL mula – mula ditimbulkan oleh adanya remanensi

magnet pada kutub – kutubnya.

Pengaruh nilai – nilai tegangan dan arus generator terhadap arus penguat

tergantung bagaimana kumparan medan dengan kumparan jangkar. Generator arus

searah penguatan shunt adalah generator penguatan sendiri dimana kumparan

medannya dihubungkan pararel dengan kumparan jangkarnya, seperti terlihat pada

gambar berikut :

Gambar 3.5. Rangkaian Ekivalen Generator DC Shunt

Persamaan arus :

L f

a I I

(43)

35

III.4. Karakteristik Generator DC Penguatan Shunt

Karakteristik – karakteristik dari generator shunt hampir sama (sama

bentuknya) dengan karakteristik – karakteristik generator penguatan bebas.

Karakteristik generator DC shunt dijelaskan sebagai berikut.

III.4.1. Karakteristik Beban Nol

Kurva ini menunjukkan hubungan antara kenaikan ataupun perubahan nilai

pada arus medan shunt ( If ) dengan tegangan induksi yang dihasilkan ( Ea ). Pada

generator penguatan sendiri seperti pada penguatan shunt If nilainya diatur dengan

(44)

diputar dengan kecepatan yang konstan sehingga hanya terdapat variasi nilai antara If

dan Ea nya saja.

Ea = Ea ( If ) dimana n = konstan dan IL = 0

Ia = If

Vo = Ea – If Ra

Arus medan yang mengalir pada generator arus searah penguatan shunt sangat

kecil, sehingga besarnya drop tegangan If Ra dapat diabaikan sehingga :

V0 ≈ Ea( If ) ( Kurva magnetisasi )

Vo = If Rf

Ea = c n φ φ ~ If

Ea≈ Vo = K1 If ………( 3.9 )

Dari persamaan 3.9 terlihat bahwa antara Ea dan If membentuk hubungan linear hal

ini dikarenakan K1 merupakan suatu konstanta, sehingga didapatkanlah kurva

sebagai berikut :

Gambar 3.6. Kurva Beban Nol secara teoritis

Karena penguatan shunt ( Sumber dari generator itu sendiri), maka pada saat

putaran nominal dan belum diberikan arus medan, telah ada tegangan remanensi

(45)

37 arus medan If, mengalirnya arus If akan memperkuat fluksi sisa tadi sehingga Ea

nominal.

Pada saat harga If tertentu mendekati nominal, akan timbul rekasi jangkar

yang melemahkan fkusi medan, sehingga Ea yang dibangkitkan tidak lagi berbanding

lurus dengan If, hal tersebut menyebabkan kurvanya menjadi :

Gambar 3.7. Kurva Beban Nol sebenarnya

III.4.2. Karakteristik Berbeban

Karakteristik berbeban dapat diperoleh dengan cara yang sama seperti pada

generator penguatan bebas. Sebenarnya karakteristik berbeban yang diperoleh untuk

generator penguatan bebas dan generator shunt, adalah sama. Sedikit perbedaan

dikarenakan arus-arus jangkar yang berbeda, Ia = IL + If untuk generator shunt dan

Ia=IL untuk generator penguatan bebas. Perbedaan arus jangkar menghasilkan

perbedaan reaksi jangkar, dan memberikan sedikit perbedaan drop tegangan untuk

(46)

III.4.3. Karakteristik Luar

Kurva karakteristik luar merupakan kurva pada saat generator arus searah

penguatan shunt dalam keadaan berbeban. Dimana kurva ini menunjukkan hubungan

antara tegangan jepit ( Vt ) sebagai fungsi dari arus pada beban ( IL ) pada putaran

dan arus medan yang konstan.

Vt = f ( IL ) ………… dimana n dan If konstan

Dari persamaan 3.2 didapatkan :

Ra

Sehingga didapatkan untuk :

(47)

39 Dari persamaan 3.11 dan 3.12 dapat digambarkanlah kurva karakteristik

tegangan terminal ( Vt ) terhadap arus beban ( IL ) seperti gambar berikut ini :

(48)

BAB IV

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK LUAR GENERATOR DC PENGUATAN BEBAS DAN GENERATOR DC PENGUATAN SHUNT

IV.1. Pengujian Karakteristik Luar Generator DC Penguatan Bebas dan Generator DC Penguatan Shunt

IV.1.1. Umum

Karakteristik luar dari sebuah generator menunjukkan bagaimana perubahan

tegangan terminal terhadap beban yang berubah-ubah dengan arus medan yang

konstan. Pada generator DC shunt, arus medannya tergantung pada tegangan

keluaran dan tahanan medan. Pada umumnya, tahanan medan ditentukan antara 0,5

sampai 5 persen dari total arus output generator. Sedikit perubahan tegangan output

dapat dihiraukan. Perubahan ini disebabkan oleh keadaan bahwa, dengan kenaikan

arus beban, jatuh tegangan ( IR ) pada kumparan jangkar meningkat, menyebabkan

tegangan output berkurang.

Untuk karakteristik luar Generator DC penguatan bebas yang memiliki arus

medan yang tetap, tegangan output akan berkurang dengan bertambahnya arus

beban. Pengurangan ini disebabkan oleh tahanan jangkar dan efek reaksi jangkar.

IV.1.2. Peralatan yang digunakan

Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:

1. Generator DC Type GD 110/110, 220 V / 7,1 A (Armature), 220 V / 0,17 A

(49)

41 2. Motor DC (sebagai prime mover) Type GD 110/140, 220 V / 9,1 A

(Armature), 220 V / 0,64 A (Field), 2 kW / 1500 rpm.

3. PTDC.

4. Digital LCR Multimeter TES 2712

5. Feedback Switch Unit EMT 180 A

6. Feedback Power Suplay PS189

7. Feedback Tacho Meter

8. Kabel .

IV.1.3. Percobaan Karakteristik Luar Untuk Generator DC Penguatan Shunt

IV.1.3.1. Umum

Untuk mengetahui karakteristik luar dari generator DC shunt, maka generator

dihubungkan dengan beban. Tujuannya adalah untuk melihat pengaruh perubahan

arus beban terhadap tegangan jepit generator. Karakteristik luar didapat dengan :

V = f (IL) ; n = konstan

(50)

IV.1.3.2. Rangkaian Percobaan

Gambar 4.1. Rangkaian Percobaan Karakteristik Luar

IV.1.3.3. Prosedur Percobaan

1. Rangkaian dibuat seperti gambar di atas

2. Tutup switch S1 dan switch S2, naikkan tegangan power suplay PS189,

naikkan tegangan PTDC sehingga mesin berputar mencapai putaran

nominalnya .

3. Maksimumkan tahanan medan Rf dan tutup switch S3 pada masing-masing

rangkaian generator.

4. Atur PTDC sampai pembacaan tegangan terminal V2 mencapai nominal.

Catat pembacaan V2 dan putaran generator T. dan pertahankan putaran

(51)

43 5. Tutup switch S4 lalu naikkan beban RL bervariasi dan dicatat pembacaan

arus beban pada A3, pembacaan tegangan terminal pada V2 dan pembacaan

Torsi T. Sementara putaran n dan If tetap dijaga konstan.

6. Minimumkan kembali PTDC dan buka semua switch untuk mematikan

mesin.

7. Percobaan selesai.

IV.1.3.4. Data Hasil Percobaan

n = 1400 rpm If = 0,15 Ampere Ra = 3,84 Ohm

IL ( Ampere ) VT ( Volt ) Torsi ( N-m )

0 200 1,0

0.69 194 1,7

0.76 193 1,9

0.87 190 2,2

0.97 188 2,3

1.1 186 2,5

1.31 179 2,9

1.6 171 3,3

2.06 162 4,1

2.85 152 4,3

4.54 144 5,0

5.9 94 3,1

(52)

IV.1.4. Percobaan Karakteristik Luar Untuk Generator DC Penguatan Shunt IV.1.4.1. Umum

Untuk mengetahui karakteristik luar dari generator DC penguatan bebas,

maka generator dihubungkan dengan beban. Tujuannya adalah untuk melihat

pengaruh perubahan arus beban terhadap tegangan jepit generator. Karakteristik luar

didapat dengan :

V = f (IL) ; n = konstan

If = konstan

IV.1.4.2. Rangkaian Percobaan

(53)

45 IV.1.4.3. Prosedur Percobaan

1. Rangkaian dibuat seperti gambar di atas.

2. Tutup switch S1 dan switch S2, naikkan tegangan power suplay PS189,

naikkan tegangan PTDC sehingga mesin berputar mencapai putaran

nominalnya .

3. Tutup switch S3, naikkan arus medan generator sampai mencapai nominal.

4. Atur PTDC sampai pembacaan tegangan terminal V2 mencapai nominal.

Catat pembacaan V2 dan putaran generator T. dan pertahankan putaran

generator konstan.

5. Tutup switch S4 lalu naikkan beban RL bervariasi dan dicatat pembacaan arus

beban pada A3, pembacaan tegangan terminal pada V2 dan pembacaan Torsi

T. Sementara putaran n dan If tetap dijaga konstan.

6. Minimumkan kembali PTDC dan buka semua switch untuk mematikan

mesin.

(54)

IV.1.4.4. Data Hasil Percobaan

n = 1400 If = 0,15 Ampere Ra = 3,84 Ohm

IL ( Ampere ) VT ( Volt ) Torsi ( N-m )

0 200 0,75

0,66 197 1,3

0,70 197 1,35

0,80 194 1,4

1,04 195 1,7

1,25 193 1,8

1,53 193 2,0

1,87 190 2,3

2,15 188 2,7

2,50 184 3,1

3,01 182 3,7

3,32 182 3,9

3,56 180 4,2

4,01 179 4,5

4,5 177 4,9

5,03 175 5,2

5,56 173 5,5

(55)

47 IV.2. Analisis Karakteristik Luar Generator DC Penguatan Bebas Dengan

Generator DC Penguatan Shunt

a. Analisis Karakteristik Luar Generator DC Penguatan Shunt

Vt = f ( IL ) ………… dimana n dan If konstan

Sehingga didapatkan untuk :

(56)

• Menghitung besar tegangan induksi yang di bangkitkan pada jangkar:

Dari data percobaan maka di dapat:

1. Ea = 200 + (0+0,15) x 3,84 = 200,576 Volt

2. Ea = 194 + (0,69+0,15) x 3,84 = 197,2256 Volt

3. Ea = 193 + (0,76+0,15) x 3,84 = 196,4944 Volt

Harga Ea yang lainnya dapat di lihat dalam tabel berikut:

IL ( Ampere ) VT ( Volt ) Ea ( Volt )

0 200 200,576

0.69 194 197,2256

0.76 193 196,4944

0.87 190 193,9168

0.97 188 192,3008

1.1 186 190,8

1.31 179 184,6064

1.6 171 177,72

2.06 162 170,4864

2.85 152 163,52

4.54 144 162,0096

5.9 94 117,232

(57)

Kurva karakteristik luar

Gambar 4.3. K

Dari data hasil pengujia

lihat kurva karakteristik

secara teoritis dapat digambarkan sebagai beriku

. Kurva Karakteristik Luar Generator DC Shunt Secara Teo

jian karakteristik luar generator DC penguatan sh

ik luar sebagai berikut;

arakteristik Luar Generator DC Shunt yang di dapat dalam

20 30 40 50 60

Arus Beban IL(Ampere)

2 3 4 5 6

Arus Beban IL(Ampere)

(58)

Dari kedua kurva diatas terdapat perbedaan yang mencolok antara kurva

karakteristik luar generator DC shunt yang di dapat dari teoritis dengan kurva yang di

dapat dari hasil pengujian.

b. Analisis Karakteristik Luar Generator DC Penguatan Bebas

Vt = f ( IL ) ………… dimana n dan If konstan

Sehingga didapatkan untuk :

IL = 0 ⇒ Vt = K1

• Menghitung besar tegangan induksi yang di bangkitkan pada jangkar:

(59)

51 Dari data percobaan di dapat:

1. Ea = 200 + ( 0 x 3,84 ) = 200 Volt

2. Ea = 197 + ( 0,66 x 3,84 ) = 199,5344 Volt

3. Ea = 197 + ( 0,7 x 3,84 ) = 199,688 Volt

Harga Ea yang lainnya dapat di lihat dalam tabel berikut:

IL ( Ampere ) VT ( Volt ) Ea ( Volt )

0 200 200

0,66 197 199,5344

0,70 197 199,688

0,80 194 197.072

1,04 195 198.9936

1,25 193 197.8

1,53 193 198.8752

1,87 190 197,1808

2,15 188 196,256

2,50 184 193,6

3,01 182 193,5584

3,32 182 194,7488

3,56 180 193,6704

4,01 179 194,3984

4,5 177 194,28

5,03 175 194,3152

5,56 173 194,3504

(60)

Kurva karakteristik luar

secara teoritis dapat digambarkan sebagai beriku

a Karakteristik Luar Generator DC Penguatan Bebas Secar

jian karakteristik luar generator DC penguatan be

ik luar sebagai berikut;

Karakteristik Luar Generator DC Penguatan Bebas Pada P

20 30 40 50 60

Arus Beban IL(Ampere)

2 3 4 5 6

Arus Beban IL(Ampere)

(61)

53 c. Perbandingan Karakteristik Luar Generator DC Penguatan Bebas

Dengan Generator DC Penguatan Shunt

Pada generator DC shunt, arus medannya tergantung pada tegangan output

dan tahanan medan. Perubahan tegangan output ini disebabkan oleh keadaan bahwa,

dengan kenaikan arus beban, jatuh tegangan (IR) pada kumparan jangkar meningkat,

menyebabkan tegangan output berkurang. Hasilnya, arus yang mengalir pada

kumparan medan menurun, mengurangi medan magnetik dan menyebabkan tegangan

output berkurang sedikit. Jika arus beban lebih tinggi daripada kapasitas dari

generator, penurunan tegangan output menjadi besar. Untuk arus beban dengan

kapasitas yang tidak melebihi generator, penurunan tegangan output dapat minimal.

Sedangkan karakteristik luar Generator DC penguatan bebas, tegangan output

akan berkurang dengan bertambahnya arus beban. Pengurangan ini disebabkan oleh

tahanan jangkar dan efek reaksi jangkar. Jika fluksi medan konstan, tegangan yang

dibangkitkan akan cenderung mendekati konstan dan tegangan output akan sama

dengan tegangan yang dibangkitkan dikurangi drop IR dari rangkaian jangkar.

Grafik perbandingan karakteristik luar generator DC shunt dan generator DC

(62)

Gambar 4.7. Kurva Perbandingan Karakteristik Luar Generator DC Shunt Dengan Generator DC

Penguatan Bebas.

Dari kedua kurva di atas terlihat bahwa karakteristik luar generator DC shunt

lebih cepat membelok ke sumbu x dari pada kurva yang diatasnya ( karakteristik luar

generator DC penguatan bebas ). Ini disebabkan karena arus penguat magnet (arus

medan) If pada generator DC penguatan bebas tetap besarnya, sedangkan pada

generator DC shunt ini arus penguat magnet If berkurang sebanding dengan tegangan

jepit. Oleh karena itu Ea menjadi lebih kecil, hal ini mengakibatkan tegangan jepit

yang lebih rendah dan arus medan yang lebih kecil. Medan magnet menjadi lebih

lemah lagi dan tegangan jepit makin bertambah rendah. 0

Arus Beban IL(Ampere)

Karakteristik Generator DC Penguatan Bebas

(63)

55 BAB V

PENUTUP

V.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada generator DC penguatan shunt penurunan tegangan terminal akan

semakin besar bila terus-menerus dibebani dan pada akhirnya akan mencapai

titik hubung singkat, ketika tegangan terminal turun arus medan If pada mesin

ikut turun. Ini menyebabkan fluks pada mesin turun sehingga nilai Ea turun

yang menyebabkan tegangan terminal akan turun lebih jauh.

2. Tegangan terminal pada generator DC penguatan bebas akan tampak lebih

stabil daripada tegangan terminal generator DC penguatan shunt.

3. Pada arus beban sebesar 5,9 ampere kurva karakteristik luar generator DC

penguatan shunt akan mulai membelok ke arah sumbu x (menuju titik hubung

(64)

DAFTAR PUSTAKA

1. Bimbhra, Dr.P.S., “Electrical Machinery”, Khanna Publishers, New

Delhi, 1994

2. Chapman,Stephen J, ”Electric Machinery Fundamentals”, 3rd Edition, Mc

Graw – Hill Book Company, Singapore, 1999.

3. Dawes, Chester L, “Electrical Engineering : Direct Current”, Fourth

Edition, McGraw-Hill Kogakusha, Tokyo, !955.

4. Mehta, V.K, dan Mehta, Rohit, ”Principle Of Electrical Machines”,

S.Chand & Company LTD, New Delhi, 2002.

5. Nagrath, I.J , ”Electric Machines”, Tata McGraw-Hill, New Delhi, 1988

6. Sumanto, ”Mesin Arus Searah”, Andi Offset, Yogyakarta, 1991.

7. Theraja, B.L, ”A Text-Book Of Electrical Technology”, Nurja

Gambar

Gambar 2.3  Kutub Magnet Mesin Arus Searah G
Gambar 2.4 Konstruksi Sikat
Gambar 2.5  Konstruksi komutator
Gambar 2.7 Bentuk Umum Belitan  Jangkar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menganalisis hubungan antara nilai tegangan supply terhadap torsi dan putaran pada motor arus searah penguatan shunt, maka dilakukan pengujian dengan menurunkan tegangan

Pengereman dinamis pada motor arus searah penguatan kompon komulatif dengan cara mempertahankan besar arus medan shunt (konstan) akan lebih lebih baik bila dibandingkan dengan

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil pengujian, maka dilakukan perhitungan untuk mendapatkan efisiensi generator arus searah penguatan kompon kumulatif dan

Penulisan tugas akhir ini bermanfaat sebagai informasi kepada masyarakat maupun instansi yang bersangkutan tentang pengaruh jatuh tegangan terhadap performa dari motor DC

Pada tugas akhir ini, penulis menganalisa perbandingan kecepatan dan torsi motor arus searah shunt dan kompon akibat penambahan dan kutub pergeseran sikat..

Berdasarkan hasil pengujian dan perhitungan, Kecepatan dan torsi motor dc shunt pada posisi sikat +10 0 dan tanpa kutub bantu sebesar 710 rpm dan 2,18 N-m lebih tinggi

ANALISIS PERBANDINGAN PENGATURAN KECEPATAN DENGAN METODE FLUX MAGNET DAN METODE WARD LEONARD.. TERHADAP EFISIENSI PADA MOTOR

PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT.. DENGAN