PEMBAHASAN
1. Pengertian Model Pembelajaran
Istilah model pembelajaran diambil dari dua suku kata, yaitu model dan pembelajaran. Menurut Good dan Travers di dalam sebuah kutipan buku (Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2007), hlm. 82) menyatakan bahwa “ model adalah abstraksi dunia nyata atau representasi peristiwa kompleks dalam bentuk naratif, matematis, grafis, dan lambang-lambang lainnya.” Menurut Nadler dalam kutipan sebuah buku
(Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, hlm. 21) mengemukakan bahwa “model yang baik adalah model yang dapat menolong si pengguna untuk mengerti dan memahami proses secara esensionalitas dan komprehensif. Selain itu, model juga diartikan sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan untuk
mempresentasikan sesuatu hal yang nyata dan dikonversi untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif.”
Sedangkan, belajar, secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman dan bukan karena
pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Mengutip dari sebuah buku (Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, hlm.51) menyatakan bahwa “model
pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.” Menurut Soekamto dkk., dalam kutipan buku (Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, hlm.22) yang
mengemukakan bahwa “model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bai para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.”
2. Jenis-jenis Model Pembelajaran
Model pembelajaran ialah pedoman untuk membuat perencanaan pembelajaran yang sistematis, guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Komponen model pembelajaran meliputi
konsep, tujuan pembelajaran, standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK-KD), materi, prosedur, metode, sumber belajar, dan teknik
A. Model pembelajaran PAKEM
Istilah belajar PAKEM berasal dari konsep (dalam kutipan buku Rusman,Model-Model Pembelajaran, hlm. 321), yang menerangkan “bahwa pembelajaran harus berpusat pada anak (student centered learning) dan pembelajaran harus bersifat
menyenangkan (learning is fun), agar mereka termotivasi untuk terus belajar sendiri tanpa diperintah dan agar mereka tidak merasa terbebani atau takut.” Kata PAKEM sendiri diambil dari partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Hal ini mengacu pada empat pilar pendidikan yang telah
dicanangkan oleh UNESCO, dalam kutipan sebuah buku (Ibid, hlm,321-322) yang mengemukakan, yaitu: “1) learning to know, yaitu mempelajari ilmu pengetahuan berupa aspek kognitif dalam pembelajaran; 2) learning to do, yaitu belajar melakukan yang merupakan aspek pengalaman dan
pelaksanaannya; 3) learning to be, yaitu belajar menjadi diri sendiri berupa aspek kepribadian dan kesesuaian dengan diri anak; 4) learning to life together, yaitu belajar hidup dalam kebersamaan yang merupakan aspek kesosialan anak,
B. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang bersifat kerja sama antara satu siswa dengan siswa yang lain. Pendapt lain dalam sebuah kutipan buku (Ibid, hlm. 203) bahwa “model pembelajaran kooperatif merupakan rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Menurut sebuah kutipan dari buku (Melvin L. Silberman, Active Learning; 101 Siswa belajar Aktif (Bandung: Nusa Media,2006), hlm. 168) bahwa “jika jumlah siswanya cukup besar, buatlah empat atau enem kelompok belajar.”
kemampuannya menyelesaikan serangkaian tes psikologis, kemudian hasil tes itu diubah menjadi angka standar kecerdasan. Inilah yang mendasari mengapa Gardner
memunculkan teori multiple intelligences, yaitu sebuah teori yang mengungkap tentang banyak kecerdasan yang dimiliki seseorang. Terdapat 8 kecerdasan dalam multiple intelligences yang mampu meredefinisi ulang kecerdasan tunggal IQ sekaligus memberi perspektif baru terhadap berbagai teori kecerdasan lain, seperti kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Sekarang, multiple intelligences telah menjadi paradigma besar semua lembaga pendidikan, tak terkecuali seluruh PAUD di Indonesia. Hanya saja, efek atau dampak dari teori ini belum dapat dirasakan perannya bagi peningkatan kualitaas pendidikan. Dalam konteks ini, pemberian perspektif multiple intelligences terhadap implementasi kurikulum PAUD 2013 diharapkan mampu memandu peningkatan kualitas pembelajaran PAUD di Indonesia.
3. Model Pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum Tahun 2013 untuk AUD (Anak Usia Dini)
kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Bruce Joyce dan Marsha Well (dalam Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model
pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku.
Acuan dalam menentukan model pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
Kesesuaian model pembelajaran dengan kompetensi sikap pada KI-1 dan KI-2 serta kompetensi pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan KD-3 dan /atau KD-4.
Kesesuaian model pembelajaran dengan karakteristik KD-1 (jika ada) dan KD-2 yang dapat mengembangkan
kompetensi sikap, dan kesesuaian materi pembelajaran dengan tuntutan KD-3 dan KD-4 untuk mengembangkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan.
Penggunaan pendekatan saintifik yang mengembangkan pengalaman belajar peserta didik melalui kegiatan mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba/mengumpulkan informasi (experimenting/ collecting information), mengasosiasi/menalar
ternyata menjadi model yang cocok untuk diterapkan pada kurikulum 2013. Oleh karena di dalam PBL ini mengandung pola pembelajaran dengan pendekatan saintifik (scientific approach). Ada 3 model pembelajaran yang cocok diterapkan pada kurikulum 2013. Di antaranya sebagai berikut.
1. Model Discovery Learning
Model pembelajaran discovery learning dilakukan dengan beberapa tingkah laku pembelajaran yaitu persiapan,
pelaksanaan (kegiatan inti), dan penilaian. Pada kegiatan inti yaitu pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran discovery learning dilakukan hal-hal berikut:
1. Stimulation (memberi stimulus),
2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah), 3. Data Collecting (mengumpulkan data),
4. Data Processing (mengolah data), 5. Verification (memferifikasi), 6. Generalization (menyimpulkan).
2. Model Problem Based Learning
Problem based learning adalah, metode mengajar yang menggunakan masalah yang nyata, melalui masalah itu, terjadilah proses belajar siswa. Mereka akan belajar berbagai
kritis. Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: 1. Mengorientasi peserta didik pada masalah,
2. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran,
3. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok, 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, 5. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.
3. Model Project Based Learning
Inilah model yang cocok untuk diterapkan pada kurikulum 2013. Oleh karena di dalam PBL ini mengandung pola pembelajaran dengan pendekatan saintifik (scientific
approach). Model pembelajaran berbasis proyek merupakan
model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Guru menugaskan siswa untuk melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Langkah
pembelajaran dalam project based learning adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek, 2. Mendesain perencanaan proyek,
3. Menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari sebuah proyek,
4. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek,