Tangerang Selatan)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi salah
satu syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Diajukan oleh :
Muhamad Riza Fahlevi NIM: 1110015000123
KONSENTRASI SOSIOLOGI-ANTROPOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
iv
Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayattullah, 2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Persepsi Siswa Tentang
Kemampuan Mengajar Mahasiswa PPKT Dengan Minat Belajar Siswa
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 7 dan kelas 8 MTs Yaspina yang
diajarkan oleh Mahasiswa yang sedang melakukan PPKT sedangkan sampelnya 23 orang siswa
dari kelas 7 dan 22 orang siswa dari kelas 8. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif
analisis dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan
wawancara. Dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Teknik pengambilan sampe
lmenggunakan teknik simpel random sampling.
Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah persepsi siswa kepada mahasiswa
PPKT terkait kemampuan mengajar yang dimiliki oleh mahasiswa PPKT sangat kuat dampaknya
bagi minat belajar siswa di MTs Yaspina. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai r hitung
sebesar 0,72 dan termasuk kategori kuat (nilai r hitung pada rentang 0, 60 – 0, 799) dengan nilai KD sebesar 52% dan t hitung 9,8%
Dengan demikian terdapat hubungan yang sangat kuat dan signifikan antara persepsi
siswa tentang kemampuan mengajar mahasiswa PPKT dengan minat belajar siswa di MTs
Yaspina Rempoa Ciputat Tangerang Selatan dan persepsi siswa yang baik tentang kemampuan
mengajar mahasiswa PPKT memberikan kontribusi yang besar dalam meningkatkan minat
v
Department of Education Social Sciences Faculty of Tarbiyah and Teaching State Islamic University (UIN) Syarif Hidayattullah, 2014
The Study aims to determine The Corelation of Student Perceive about competency
PPKT Collage With Student Interest of study.
The Study Population from 7th Student Class and 8th Student Class of Yaspina Junior
High School were teached by PPKT collage were doing PPKT and then the sampel of minithesis
only 23 student from 7th class and 22 student from 8th class. The Methode is used deskriptif
anlyze with Quantitative approach. Data collection technic are used questionare and interview. In
this minithesis is used a likert scale. The sampling technique is simple random sampling
The Result of studied is the perception of student about competency by PPKT collage
have a strong influence for student interest study at MTs Yaspina. The result of studied show r
count is 0,72 and Include a strong category (r count between 0, 60 – 0, 799) and KD value is 52% and t count is 9,8%
Based on research there are strong connected from about competency by PPKT Collage
With Student Interest of study at MTs Yaspina Rempoa Ciputat Tangerang Selatan and the good
perceive of student about the competency PPKT collage teach get a big contribution in increase
vi
beserta keluarganya. Saya sebagai penulis berucap syukur telah diberi nikmat Iman, Islam dan
Kesehatan dalam menyelesaikan skripsi sebagai syarat kelulusan pada semester akhir. Dalam hal
ini penulis telah secara maksimal mencurahkan segala pikiran dan daya upaya dalam penyusunan
skripsi ini. Penulis telah melakukan penelitian terkait Hubungan Persepsi Siswa Tentang
Kemampuan Mengajar Mahasiswa PPKT Dengan Minat Belajar Siswa.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, baik moril maupun materil, maka penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada :
1. Nurlena Rifa’I, Ph.d, selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Pendidikan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. H. Syaripulloh, M.Si, selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Pendidikan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. M. Noviadi Nugroho, M.Pd, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan saran dalam pembuatan skripsi ini.
5. Bpk dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Khususnya pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang
telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
6. Kepala Sekolah dan guru-guru MTs Yaspina yang telah memberikan izin, bantuan dan
kerjasamanya dalam penyelesaian skripsi.
7. Ayahanda Hasanudin, Ibunda Kursiyah, S.Pd.i dan Adik Muhamad Rifki Fahrudin yang
telah memberikan kasih sayang, cinta, pengorbanan, serta restunya dalam kelancaran
vii
telah memberikan bimbingan, Inspirasi, kasih sayang dan ilmu pikir kepada penulis
sehingga memberikan sumbangsih pikir dalam penulisan skripsi ini.
10.Keluarga Besar PT Shafir Indonesia, Direktur Utama Singgih Widodo S.Kom, Trainer
Robby Habibi serta jajaran staf PT Shafir Indonesia yang telah mendidik penulis untuk
menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
11.Untuk yang terindah yang telah menemani pembuatan skripsi ini dan mengilhami penulis
dalam mengerjakan skripsi ini, seolah melihat masa depan yang cemerlang dalam tiap
untaian kata yang tertuang dalam skripsi ini.
12.Sahabat Terbaik Kanda Ari Zaid S.Pd.i, Kanda Fuad S.Pd, Muhamad Badrul Munir
S.Th.i, Jep Lesmana S.Pd, Hariri Badri S.Pd.i, Kanda Hasan Basri, Agit Prasetyo beserta
istri yang telah memberikan masukan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini serta
memperkenalkan kepada penulis arti kata terdalam dari seorang sahabat.
13.Kepada sahabat ATK (Anak Tongkrongan Kopma) Lukmanul Hakim, Arib Jaudi, M.
Rizki Awaludin, Ibnu Mustaqim, Farid Iqbal, Fariz Pradana, Febrianto, Aldian Kurnia
Putera, Udin, Choerul Imam, Afin Rizal Fahlevi, Arif Putranto, Bani Rochman, Tarmidzi
Ubaidilah, Ipan Sunarya, Ardi Wahyudi, Faishal Ramdhan, Ardi Muhamad Arsyad, yang
telah memberikan lecutan semangat untuk terus berkarya dalam menyusun skripsi ini.
Dan semoga segera dapat menyelesaikan tugas akhirnya dengan lancar.
Untuk semua itu penulis tidak dapat membalas jasa dan memberikan penghargaan
sebagaimana mestinya selain memohon kehadirat Allah SWT segala bantuan dinilai
sebagai amal saleh disisinya, Akhirnya dengan kerendahan hati penulis juga
mengaharapkan kritik dan saran yang baik dari para pembaca guna menyempurnakan
skripsi ini.
Tangerang, 6 November 2014
viii Lampiran 3 Pedoman Wawancara Peserta Didik Lampiran 4 Hasil Wawancara Guru Pamong Lampiran 6 Hasil Wawancara Peserta didik Lampiran 6 Analisis Data Variabel X Lampiran 7 Hasil Kuesioner Variabel X Lampiran 8 Analisis Data Variabel Y Lampiran 9 Hasil Kuesioner Variabel Y Lampiran 10 Hasil Uji Validitas X Lampiran 11 Varian X
Lampiran 12 Hasil Uji Validitas Y Lampiran 13 Varian Y
Lampiran 14 Hasil Uji Realibilitas X Lampiran 15 Varian X
Lampiran 16 Hasil Uji Realibilitas Y Lampiran 17 Varian Y
Lampiran 18 Analisi Korelasi
Lampiran 19 Surat Ujian Proposal Skripsi Lampiran 20 Surat Bimbingan Skripsi
ix
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL ... xi
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
A.
Latar Belakang Masalah... 1
B.
Identifikasi Masalah ... 3
C.
Pembatasan Masalah ... . 3
D.
Rumusan Masalah ... . 4
E.
Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... . 4
1.
Tujuan Penelitian ... 4
2.
Manfaat Penelitian ... 4
BAB II KAJIAN TEORI
A.
Minat Belajar Siswa ... 6
1.
Pengertian Minat ... 6
2.
Pengertian Belajar ... 6
3.
Pengertian Siswa ... 8
4.
Minat Siswa Dalam Sebuah Pelajaran ... 10
5.
Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar ... 10
6.
Indikator Minat Belajar ... 11
7.
Minat Belajar ... 11
B.
Persepsi Siswa ... 13
x
C.
Kemampuan Mengajar Mahasiswa PPKT ... 21
1.
Pengertian dan Ruang Lingkup PPKT ... 21
2.
Kemampuan Mengajar ... 22
3.
Kode Etik Guru Indonesia ... 25
D.
Penelitian Yang Relevan ... 27
E.
Kerangka Berpikir ... 28
F.
Hipotesis Penelitian ... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
... 30
A.
Tempat dan Waktu Penelitian ... 30
B.
Metode Penelitian ... 30
C.
Populasi dan Sampel ... 31
D.
Variabel Penelitian ... 31
E.
Teknik Pengumpulan Data ... 31
F.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 33
G.
Hipotesis Statistika ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...
39
A.
Profil MTs Yaspina ... 39
1.
Identitas Sekolah ... 39
2.
Sejarah Singkat Madrasah ... 39
3.
Visi, Misi danTujuan ... 40
4.
Guru dan Tenaga Kependidikan ... 41
5.
Jumlah Siswa dan Rombongan Belajar... 43
6.
Sarana dan Prasarana Sekolah ... 45
B.
Hasil Penelitian ... 47
1.
Uji Validitas ... 48
2.
Uji Realibilitas ... 49
3.
Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 50
xi
BAB V PENUTUP ... 59
A.
Kesimpulan ... 59
B.
Saran ... 60
xii
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrument Variabel Persepsi Siswa Tentang Kemampuan
mengajar Mahasiswa PPKT ... 28
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrument Variabel Minat Belajar ... 29
Tabel 3.3 Pengukuran Secara Deskripsi ... 31
Tabel 3.4 Besarnya “r” Product Moment... 33
Tabel 4.1 Daftar Nama Guru MTs Nur Asy-Syafi’iyah (YASPINA) ... 37
Tabel 4.2 Jumlah Siswa ... 39
Tabel 4.3 Rombongan Belajar ... 39
Tabel 4.4 Struktur Organisasi ... 40
Tabel 4.5 Sarana dan Prasarana Madrasah... 41
Tabel 4.6 Analisis Data Variabel X ... 42
Tabel 4.7 Kuesioner Variabel X ... 44
Tabel 4.8 Perhitungan Analisis Butir Variabel Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Mengajar Mahasiswa PPKT (X) ... 47
Tabel 4.9 Langkah-langkah perhitungan uji validitas Variable X (Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Mengajar Mahasiswa PPKT) ... 50
Tabel 4.10 Analisis data Variabel Y (Minat Belajar Siswa) ... 51
Tabel 4.11 Kuesioner Variabel Y Minat Belajar Siswa ... 53
Tabel 4.12 Perhitungan Analisis Butir Variable Minat Belajar Siswa Y (Minat Belajar Siswa) ... 55
Tabel 4.13 Langkah-langkah Perhitungan Validitas Variable Y (Minat Belajar Siswa)57 Tabel 4.14 Uji Reabilitas Variabe lX (Persepsi Siswa tentang kemampuan mengajar mahasiswa PPKT) ... 59
Tabel 4.15 Varian... 60
Tabel 4.16 Uji Reabilitas Variabel Y (Minat Belajar Siswa), dengan menggunakan metode Cronbach Alpha... 61
Tabel 4.17 Varians ... 62
Tabel 4.18 Daftar distribusi frekuensi data persepsi siswa ( x) ... 64
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebuah proses belajar mengajar selalu mengeluarkan output yang
merupakan hasil pembelajaran, Output yang dihasilkan salah satunya
dapat dinilai dari indikator prestasi belajar. Prestasi belajar ini ditunjukkan
melalui nilai yang diberikan oleh guru kepada muridnya pada suatu bidang
studi yang telah dipelajari oleh peserta didik. Setiap kegiatan pembelajaran
selalu mengharapkan sebuah pencapaian yang optimal. Dalam proses
pencapaiannya, prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal yaitu seperti
latar belakang keluarga, lingkungan tempat anak dibesarkan, pergaulan,
sekolah dan masyarakat, Sedangkan faktor internal yaitu faktor fisiologis
dan psikologis merupakan faktor internal yang mempengaruhi peserta
didik dalam mengikuti proses pembelajaran diantaranya Intelegensia,
sikap, bakat, motivasi dan minat1.
Faktor internal yang seringkali dikeluhkan guru adalah minat yang
rendah dari seorang peserta didik terhadap suatu proses pembelajaran
maka dari itu minat sangat besar pengaruhnya bagi seorang peserta didik,
Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi cenderung akan memiliki
prestasi belajar yang tinggi. Dengan adanya minat belajar pada diri peserta
didik maka akan memicu rasa ingin tahu dan rasa senang pada diri siswa
dalam mengikuti suatu proses belajar mengajar. Keingintahuan dan rasa
senang dalam belajar itu bisa didapatkan dari cara guru dalam mengajar
atau persepsi siswa tentang kemampuan seorang guru dalam mengajar.
Jika cara mengajar atau persepsi siswa mengenai kemampuan seorang
guru rendah dalam mengajar maka tidak akan tumbuh minat peserta didik
dalam mengikuti sebuah rangkaian pembelajaran di kelas. Oleh karena itu
1
seorang guru profesional haruslah memiliki kecerdasan dalam mendesign
sebuah pembelajaran sehingga melahirkan persepsi siswa yang baik
terhadap guru. Oleh karena itu seorang guru atau calon guru seyogyanya
mempersiapkan dirinya dengan baik sehingga memiliki kompetensi yang
unggul untuk membina peserta didiknya.
Kebutuhan terhadap kompetensi mengajar ini baiknya sudah
dipupuk sejak guru masih di bangku perkuliahan oleh karena itu Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif
Hidayattulah memiliki sebuah program aplikasi langsung dalam memupuk
kompetensi ini melalui program PPKT yaitu merupakan kegiatan
akademik yang dilakukan mahasiswa FITK dalam rangka menerapkan dan
mengembangkan kompetensi profesional, paedagogik, kepribadian dan
sosial yang berwujud dalam kegiatan praktek keguruan, penelitian dan
pengolahan pendidikan. Dalam program PPKT tersebut seorang calon
guru haruslah mengajar mata pelajaran yang sesuai dengan jurusan dari
Mahasiswa Praktikan sehingga Mahasiswa Praktikan dihadapkan pada
sebuah realitas mengajar yang sesungguhnya dan dihadapkan pada
permasalahan kelas yang ada pada suatu sekolah2.
Dalam proses praktik di dalam kelas Mahasiswa Praktikan sering
kali mendapatkan permasalahan minat belajar yang kurang yang sering
dialami oleh guru senior ternyata dialami pula oleh Mahasiswa Praktikan
di dalam kelas apalagi permasalahan mengenai persepsi siswa yang rendah
tentang kemampuan mengajar Mahasiswa Praktikan, hal ini disebabkan
karena siswa menganggap Mahasiswa Praktikan masih dalam sebuah
proses menjadi seorang guru dan belum layak dipandang sebagai seorang
guru professional. Kendala mengenai persepsi siswa ini mengganggu
pengajaran yang efektif yang harusdilakukanolehMahasiswaPraktikan.
Pengajaran efektif bukanlah permasalahan yang mudah ketika
seorang guru memiliki ilmu yang banyak mampukah ia memindahkan
2
pengetahuan itu kepada peserta didiknya, oleh karena itu pengajaran
efektif menuntut penggunaan banyak strategi.3 Penggunaan strategi
mengajar ini pun harus disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan
kebutuhan yang dibutuhkan peserta didik dikarenakan setiap sekolah
memiliki kondisi peserta didik yang berbeda pula.
Kebutuhan terhadap guru atau calon guru yang profesional
diinstitusi pendidikan sangat dibutuhkan karena kurangnya sumber daya
guru profesional yang mampu menumbuhkan minat belajar peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dan menuliskannya dalam bentuk skripsi dengan judul :
“Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Mengajar Mahasiswa PPKT Dengan Minat Belajar Siswa”.
B. Identifikasi Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas
maka masalah yang diidentifikasikan adalah sebagai berikut :
1. Minat belajar siswa dapat dipengaruhi oleh persepsi siswa tentang
kemampuan mengajar mahasiswa PPKT.
2. PPKT merupakan sarana peningkatan kualifikasi seorang calon
guru.
3. Pelaksanaan PPKT merupakan ajang meningkatkan kemampuan
mengajar mahasiswa PPKT.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini mencapai hasil yang diinginkan maka masalah
dalam penulisan ini dibatasi sebagai berikut:
1. Minat belajar siswa yang diajarkan oleh mahasiswa PPKT
2. Persepsi siswa tentang kemampuan mengajar mahasiswa PPKT di
MTs Yaspina.
3
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut
maka perumusan masalah yang diajukan adalah “Apakah terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kemampuan mengajar mahasiswa
PPKT dengan minat belajar siswa?”.
E.Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah penulis
rumuskan di atas maka tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
Apakah terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang
kemampuan mengajar mahasiswa PPKT dengan minat belajar
siswa.
2. Manfaat Penelitian
Mengenai manfaat penelitian, ada dua manfaat penelitian yang didapat diantaranya adalah :
a. Manfaat Teoritis
a) Berguna bagi calon pendidik, pendidik, peserta didik
dan para ahli pendidikan tentang pengaruh persepsi
siswa terhadap minat belajar dalam sebuah proses
pembelajaran.
b) Memberikan informasi bagi pembaca untuk
memberikan informasi mengenai masalah pendidikan
yang ada di sekolah.
b. Manfaat Praktis
a) Bisa menjadi masukan bagi guru dalam menumbuhkan
minat belajar siswa terhadap pelajaran.
b) Menjadi masukan bagi sekolah untuk meningkatkan
c) Menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi penulis
sebagai calon pendidik pada khususnya guna
6 BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Belajar Siswa
1. Pengertian Minat
Salah satu yang menyebabkan seseorang berhasil dalam
sebuah proses pembelajaran adalah minat seseorang dalam
mengikuti sebuah pelajaran di kelas, pengertian minat itu sendiri
adalah rasa lebih suka dan keterikatan pada suatu hal atau aktivitas
tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya penerimaan akan
suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.
Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka akan semakin
besar minatnya. Crow and Crow mengatakan bahwa minat
berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk
menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan,
pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.1
Jadi pengekspresian dari minat dapat melalui pernyataan
yang menunjukan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada
hal lainnya.2 hal ini juga yang mungkin akan dihadapi oleh
Mahasiswa yang sedang melakukan PPKT yaitu siswa lebih
menyukai dan berminat guru-guru di sekolahnya dibandingkan di
ajarkan oleh Mahasiswa.
2. Pengetian Belajar
Seorang manusia selalu akan melalui proses belajar dalam
kehidupanya, belajar tidak hanya melibatkan penguasaan suatu
kemampuan atau masalah akademik baru, tetapi juga
perkembangan emosi, interaksi sosial, dan perkembangan
kepribadian. Kimbel berpendapat bahwa belajar merupakan
perubahan prilaku yang relative permanent yang merupakan hasil
1
Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara 2011) cet. 5 hal. 121 2
dari pengalaman. Definisi ini dinilai tampak terlalu sederhana
karena belum menyertakan hal-hal yang mengenai proses.3
Menurut pendapat Skiner yang di kutip Barlow menyebutkan
bahwa pembelajaran adalah suatu proses adaptasi yang
berlangsung progresif. Berdasarkan eksperimennya, Skiner
mengatakan bahwa proses adaptasi tersebut akan menghasikan
sesuatu yang maksimal jika di beri penguat. Sementara Chaplin
dalam buku Dictionary of Psychology merumusakan dua macam
belajar yaitu: Pertama, belajar adalah perolehan perubahan tingkah
laku yang relative menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman,
kedua belajar merupakan proses memperoleh respon-respon karena
adanya latihan khusus.4
Dari definisi di atas bisa disimpulkan bahwa belajar itu
sekurang-kurangnya memiliki dua hal besar yang bisa dibedakan
dalam pemakaian istilah belajar, yaitu dalam pemakaian pertama,
merujuk pada perubahan tingkah laku sedangkan pemakaian istilah
kedua merujuk pada berbagai macam keadaan-keadaan internal
yang diperkirakan menjadi dasar dari proses perilaku.
Kata belajar bisa dilihat dari pengertian kata sifat
“mempelajari” yang artinya memperoleh pengetahuan melalui
pengalaman dan mempersepsikan langsung dengan indera yang
dimiliki. Adapun kata sifat dari pengetahuan yaitu “mengetahui” adalah untuk memiliki pemahaman praktis melalui pengalaman
dengan suatu hal.
Secara empiris mekanisme belajar didasarkan pada dua aspek
yaitu:
a. Tampilan-tampilan yang bersifat internal dan gagasan-
gagasan yang sederhana (bayangan-bayangan memori)
yang berawal dengan meniru secara sederhana sesuai
3
Nety Hartaty dkk.Islam dan Psikologi (Jakarta : Uin Jakarta Press) cet. 1 Hal. 55
4
dengan apa yang diperoleh dan pengaruh dari indera yang
akhirnya disimpan didalam memori.
b. Gagasan-gagasan yang kompeleks dibentuk dengan
hubungan antara gagasan-gagasan sederhana dalam memori
yang secara berdekatan dialami dan kemudian mereka
terhubung menjadi satu ikatan yang tergabung.5
3. Pengertian Siswa
Sardiman A.M dalam bukunya memaparkan bahwa siswa
adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati tempat
sentral dalam proses belajar mengajar karena menurutnya siswa
atau anak didiklah yang menjadi pokok, persoalan dan sebagai
tumpuan perhatian dalam proses pendidikan6.
Oleh karena itu seorang guru haruslah memahami tentang
diri dari siswa itu sendiri, seorang guru juga haruslah
memperhatikan tentang keadaan dan kemampuan siswa, lalu apa
kebutuhan siswa tersebut, bagaimana cara yang tepat untuk
bersikap, alat dan fasilitas apa yang cocok untuk siswa tersebut,
itulah sebabnya siswa atau perserta didik merupakan subjek dalam
sebuah pembelajaran7.
Dengan demikian tidak tepat kalau dikatakan bahwa siswa
merupakan objek dalam sebuah proses pembelajaran tapi subjek
yang berperan aktif dalam mengembangkan dirinya, siswa
bukanlah seperti kertas kosong yang ditulis sekehendak hati oleh
para guru atau pengajarnya karena setiap siswa bersifat unik dan
memiliki kebutuhan dan masalahnya masing-masing.
Sangat penting untuk seorang guru atau calon guru untuk
mengetahui terkait kebutuhan siswa karena untuk membantu dalam
5
Ibid hal. 56 6
Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada 2013) cet.21 Hal. 111
7
pelaksanaan proses belajar dan pembelajaran. Adapun yang
menjadi kebutuhan siswa antara lain sebagai berikut :
a. Kebutuhan Jasmani
Hal ini berkaitan dengan tuntutan siswa yang
bersifat jasmaniah, baik kebutuhan dalam
berolahraga ataupun kebutuhan dalam hal makan,
minum, tidur, pakaian dan sebagainya. Oleh karena
itu seorang guru haruslah mampu melihat serta
mengontrol seorang siswa untuk dapat memenuhi
kebutuhan tersebut dengan baik sehingga tidak
mengganggu proses pembelajaran di kelas.
b. Kebutuhan Sosial
Pemenuhan kebutuhan untuk bergaul sesama
siswa dan guru serta orang lain hal ini merupakan
salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan sosial
siswa, sehingga guru haruslah memberikan
ruang-ruang untuk siswa berinteraksi dan memonitor
apabila siswanya mengalami hambatan dalam
pemenuhan kebutuhan sosial ini.
c. Kebutuhan Intelektual
Setiap siswa tidak sama dalam hal minat
untuk mempelajari sesuatu ilmu pengetahuan,
mungkin ada yang lebih berminat belajar ekonomi,
sejarah, matematika, ipa, bahasa inggris ataupun
kesenian. Namun seorang guru haruslah jeli melihat
hal tersebut sehingga terus berinovasi dalam sebuah
pengajaran sehingga bisa mengemas rangkaian
pengajaran yang apik guna memicu minat siswa
dalam pelajaran yang kurang disukainya8.
8
4. Minat Siswa dalam sebuah pelajaran
Tidak adanya minat seorang siswa terhadap suatu pelajaran
akan menimbulkan suatu kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada
minatnya mungkin di sebabkan pada ketidaksesuaian dengan bakat
yang dimilikinya, tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak sesuai
dengan kecakapan atau tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus pada
siswa. Hal ini menimbukan problema pada diri siswa yang sedang
dalam proses belajar. Karena hal itu pelajaran pun tidak pernah
diproses dalam otaknya. Akibatnya timbulah kesulitan belajar. Ada
tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak
mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan, memperhatikan
garis miring tidaknya dalam pelajaran itu. Dari tanda-tanda
tersebut seorang guru dapat menemukan apakah penyebab
kesulitan belajarnya disebabkan tidak adanya minat atau oleh sebab
yang lain9.
Apabila siswa tidak berminat kepada bahan atau mata
pelajaran juga kepada gurunya, maka siswa tidak akan menerima
pelajaran dengan baik diakibatkan penolakan dari diri siswa. Oleh
karena itu seorang guru atau calon guru harus mampu
membangkitkan sikap positif (sikap menerima) kepada pelajaran
dan kepada gurunya, agar siswa mau belajar memperhatikan
pelajaran yang sedang diajarkan10.
5. Faktor yang mempengaruhi minat belajar
Faktor yang mempengaruhi minat belajar secara garis besar di
kelompokan menjadi dua yaitu : yaitu faktor internal (faktor dari dalam
siswa dan faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar).
9
Tim penulis nadir dkk Psikologi Belajar
10
Faktor yang berasal dari diri sendiri meliputi dua hal yakni aspek
fisiologis dan aspek psikologis. Kondisi fisik yang dimaksud ialah
kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai
tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat
mengikuti semangat dan intensitas dalam mengikuti pelajaran yang
sedang dipelajari
Faktor internal lainnya yang mempengaruhi minat belajar siswa
yakni aspek psikologis yaitu kondisi kejiwaan siswa yang berkaitan
dengan perasaan, bakat siswa, motivasi siswa, tingkat kecerdasan,
sikap siswa dan kemampuan dasar siswa dalam mempelajari suatu
pelajaran.
Adapun mengenai faktor eksternal yaitu segala sesuatu yang di luar
dari dirinya yang secara langsung ataupun tidak langsung memberikan
dampak bagi minat siswa akan proses pembelajaran. Faktor eksternal
ini terbagi menjadi dua yaitu lingkungan sosial dan non sosial, yang di
maksud dengan lingkungan sosial yakni seperti para guru, para
ketenaga kependidikan, (kepala sekolah dan wakil-wakilnya) dan
teman-teman sekelas yang dapat mempengaruhi minat siswa terhadap
sebuah mata pelajaran. Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan
non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya , rumah tempat tinggal
siswa, saat-saat belajar, keadaan cuaca dan waktu beajar yang di
gunakan siswa faktor-faktor ini dispandang turut menuntut tingkat
minat siswa mengikuti suatu pelajaran11
6. Indikator Minat Belajar
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia indikator adalah alat
pemantau (sesuatu) yang dapat memberikan petunjuk atau
keterangan.12 Kaitanya dengan minat belajar adalah indikator
merupakan sebuah tolok ukur untuk mengetahui apakah seorang siswa
11
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: dengan Pendekatan Baru,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2010), Cet,-15,h.130-136.
12
berminat akan sebuah proses pembelajaran. Hal ini dapat dikenali
melalui proses belajar di kelas ataupun di rumah.
a. Perasaan senang
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka
terhadap mata pelajaran IPS misalnya, maka ia akan terus
mempelajari ilmu yang berhubungan dengan IPS. Dalam
mempelajari pelajaraan IPS maka tidak ada keterpaksaan dari
diri anak untuk mempelajari dengan lebih dalam.
b. Perhatian dalam belajar
Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat
belajar pada anak. Perhatian merupakan konsentrasi atau
aktifitas jiwa kita terhadap pengamatan, pengertian dan
sebagainya dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu.
Seseorang yang memiliki minat pada objek tertentu maka
dengan sendirinya dia akan memperhatikan objek. Misalkan
seorang anak memiliki minat yang tinggi terhadap mata
pelajaran IPS maka siswa tersebut akan memberikan perhatian
lebih dalam mempelajari IPS ataupun ia akan memberi
perhatian pada guru yang mengajar.
c. Bahan pelajaran dan sikap guru yang menarik
Tidak semua siswa menyukai suatu bidang studi pelajaran
karena faktor minatnya sendiri.Ada yang mengembangkan
minatnya terhadap bidang pelajaran tersebut karena pengaruh
dari luar dirinya. Walaupun demikian lama-kelamaan jika
siswa mampu mengembangkan minatnya yang kuat terhadap
mata pelajaran niscaya ia bisa memperoleh prestasi yang
rata-rata.13 Sebagaimana dikemukakan oleh Brown yang dikutip
oleh Ali Imran sebagai berikut:
“Tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau
bersikap acuh tak acuh, tertarik kepada mata pelajaran yang
diajarkan, mempunyai antusias yang tinggi serta
mengendalikan perhatiannya terutama kepada guru, ingin
selalu bergabung dalam kelompok kelas, ingin identitas dirinya
diketahui oleh orang lain, tindakan kebiasaan dan moralnya
selalu dalam kontrol diri, selalu mengingat pelajaran dan
mempelajarinya kembali, dan selalu terkontrol oleh
lingkungannya.”14
d. Manfaat dan fungsi mata pelajaran
Adanya manfaat dan fungsi mata pelajaran juga merupakan
salah satu indikator dari minat. Karena setiap mata pelajaran
yang disampaikan kepada siswa memiliki manfaat dan
fungsinya masing-masing .
e. Giat belajar
Aktifitas belajar yang giat yang ditunjukan siswa di sekolah
ataupun di luar lingkungan sekolah menujukan adanya minat
dalam diri siswa. Siswa dengan minat yang tinggi akan
merasakan bahwa pelajaran yang diberikan di sekolah sangat
dibatasi dengan waktu sehingga munculah inisiatif dari diri
siswa untuk belajar di luar sekolah.
f. Mengerjakan tugas
Kebersediaan seorang siswa dalam mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru merupakan suatu indikasi bahwa siswa
berminat dalam mengikuti sebuah pembelajaran sehingga ada
13
Nurhidayati, Hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi sejarah kebudayaan islam,”skripsi pendidikan ilmu agama
islam”,(Jakarta:perpustakaan uin syarif hidayattulah, 2006),h. 16
14
suatu semangat dalam benak siswa untuk mendalami tugas
yang diberikan dengan mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru
B. Persepsi Siswa
1. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan sebuah istilah yang sering didengar dalam
percakapan sehari- hari di masyarakat. Istiah persepsi berasal dari bahasa
inggris “perception”, yang di ambil dari bahasa latin “Perceptio” , yang
berarti menerima atau mengambil. Dalam Kamus Inggris Indonesia, kata
perception diartikan dengan “penglihatan” atau “tanggapan”. Menurut Leavit perception dalam pengertian sempit adalah “penglihatan”, yaitu bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas,
perception adalah “pandangan”, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu15.
Sebagai sebuah kontruksi psikologi yang kompleks, persepsi sulit di
rumuskan secara utuh. Oleh karena itu, para ahli berbeda-beda dalam
memberikan definisi tentang persepsi ini.
Chaplin mengartikan persepsi sebagai “Proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indra” sedangkan
Morgan mengartikan persepsi adalah “The process of discriminating
among stimuli and interpreting their meaning” Matlin berpendapat “ Perception ia a process that uses our previous knowladge togather and
interpret the stimuli that our sense register” hampir senada dengan Matlin, matsutomo mendefinisikan “perception is the process of
gathering information about the world through our senses”16.
Dr. Sarlito Wirawan menggambarkan persepsi seperti seorang bayi
yang baru lahir, bayangan-bayangan yang sampai ke otak masih
tercampur aduk, sehingga bayi belum dapat membedakan benda-benda
dengan jelas. Makin besar anak itu maka makin baiklah struktur susunan
15
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011) h.117
16
syaraf dan otaknya, serta ditambah dengan bertambahnya pengalaman
anak itu, mulai dapat mengenal objek secara satu persatu, membedakan
satu benda dengan benda yang lainnya dan mengelompokan benda-benda
yang berkaitan atau serupa. Ia mulai dapat memfokuskan perhatianya
pada satu objek, sedangkan obyek-obyek lain di sekitarnya dianggap
sebagai latar belakang. Kemampuan untuk membeda-bedakan,
mengelompokan, memfokuskan dan sebagainya itu disebut sebagai
kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan atau persepsi17.
Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa persepsi
adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki untuk
memperoleh dan menginterpretasikan stimulus (rangsangan) yang
diterima oleh sistem alat indera manusia. Jadi, persepsi pada dasarnya
menyangkut hubungan manusia dengan lingkunganya bagaimana
seseorang mengerti dan menginterpretasikan stimulus yang ada
dilingkunganya dengan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya.
Setelah individu menginderakannyaobjek di lingkungannya, kemudian ia
memproses hasil penginderaan itu sehingga timbulah makna tentang
objek itu.
2. Perbedaan Persepsi dengan Sensasi
Di dalam psikologi proses sensasi dan persepsi berbeda. Sensasi
adalah penerimaan stimulus melalui alat indera, sedangkan persepsi
adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di otak.
Meskipun alat menerima stimulus serupa pada setiap individu tetapi
interpretasinya berbeda.Untuk menggambarkan perbedaan antara persepsi
dengan sensasi, bandingkanlah potret sebuah pemandangan dengan
lukisan pemandangan.Potret merupakan pemandangan sebagaimana yang
diterima alat indera, sedangkan lukisan pemandangan bergantung pada
interpretasi pelukis. Dengan kata lain mata menerima sedangkan pikiran
mempersepsikan18, Hal inilah yang menjadikanpeserta didik memiliki
17
Sarlito Wirawan, Pengantar Umumu Psikologi, (Jakarta : Bulan Bintang, 2000) h.39 18
keberagaman dalam mempersepsikan sesuatu termasuk mempersepsikan
kemampuan mengajar seorang guru di kelas.
3. Penyebab perbedaan persepsi
Setiap manusia terkadang berbeda dalam mempersepsikan suatu
obyek yang sama hal ini disebabkan oleh beberapa sebab antara lain :
a. Perhatian, biasanya seseorang tidak menangkap keseluruhan
rangsangan yang ada di sekitarnya sekaligus tetapi biasanya hanya
memfokuskan terhadap satu atau dua obyek saja. Perbedaan fokus
antara satu orang dengan orang lainyalah yang menimbulkan
perbedaan persepsi
b. Set, harapan seseorang mengenai rangsangan yang akan timbul.
Perbedaan hasil yang didapatkan dengan harapan yang ada akan
menimbulkan perbedaan persepsi.
c. Kebutuhan, Kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada
diri seseorang, mempengaruhi diri seseorang tersebut.19
4. Mekanisme Persepsi
Persepsi merupakan proses kognitif yang kompeleks untuk
menghasilkan suatu gambaran yang unik tentang realitas yang barangkali
sangat berbeda dengan sebuah kenyataaan yang sebenarnya. Persepsi
mengenai apapun, baik objek sosial maupun non sosial akan mengikuti
proses perceptual yang sama. Tanpa mempersoalkan bagaimana alur
informasi atau data masuk melalui indera kita. Kesemuanya akan
mengikuti prinsip-rinsip organisasi kognitif yang sama. Jadi, persepsi
lebih kompleks dan luas dari penginderaan (mendengar, melihat dan
merasakan). Persepsi meliputi suatu interaksi rumit yang melibatkan
setidaknya tiga komponen utama, yaitu: Seleksi, penyusunan dan
penafsiran.
a. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indera terhadap suatu
stimulus. Dalam proses ini, struktur kognitif telah ada dalam
kepala akan menyeleksi, membedakan data yang masuk dan
19
memilih data mana yang relevan sesuai dengan kepentingan
dirinya. Jadi seleksi perceptual ini tidak hanya bergantung pada
determinan-determinan utama dari perhatian seperti : intensitas
(intensity) kualitas (quality), kesegeraan (suddenness), kebaruan
(novelty), gerakan (movement) dan kesesuaian (congruity)
dengan muatan kesadaran yang telah ada melainkan juga
bergantung pada minat, kebutuhan-kebutuhan dan nilai-niai yang
dianut.
b. Penyusunan adalah proses mereduksi, mengorganisasikan,
menata atau menyederhanakan informasi yang kompleks
kedalam suatu pola yang bermakna. Sesuai dengan teori Gestalt,
manusia secara alamiah memiliki kecenderungan tertentu dan
melakukan penyederhanaan struktur didalam mengorganisasikan
objek-objek perceptual. Oleh karena itu, sejumlah stimulus dari
lingkungan cara yang sama . Berdasarkan pemikiran ini, maka
Gestalt mengajukan beberapa prinsip-prinsip kecenderungan
manusia dalam Penyusunan insformasi ini, diantaranya prinsip
kemiripan (similarity), prinsip kedekatan (proximity), prinsip
ketertutupan atau kelengkapan (closure), prinsip searah
(direction) dan lain-lain.
c. Penafsiran adalah proses menerjemahkan atau
menginterpretasikan informasi atau stimulus kedalam bentuk
tingkah laku sebagai respon. Dalam proses ini, individu
membangun kaitan-kaitan antara stimulus yang datang untuk
memberi makna berdasarkan hasil interpretasi yang dikaitkan
dengan pengalaman sebelumnya, dan kemudian bertindak atau
bereaksi. Tindakan ini dapat berupa tindakan tersembunyi
(seperti pembentukan pendapat, sikap) dan dapat pula berupa
tindakan terbuka atau prilaku siswa.20
20
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya
dibagi menjadi 2 yaitu Faktor Internal dan Faktor Eksternal.
a. Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu
faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu,
yang mencakup beberapa hal antara lain :
a) Fisiologis. Informasi masuk melalui alat
indera, selanjutnya informasi yang diperoleh
ini akan mempengaruhi dan melengkapi
usaha untuk memberikan arti terhadap
lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera
untuk mempersepsi pada tiap orang
berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap
lingkungan juga dapat berbeda.
b) Perhatian. Individu memerlukan sejumlah
energi yang dikeluarkan untuk
memperhatikan atau memfokuskan pada
bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada
pada suatu obyek. Energi tiap orang
berbeda-beda sehingga perhatian seseorang
terhadap obyek juga berbeda dan hal ini
akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu
obyek.
c) Minat. Persepsi terhadap suatu obyek
bervariasi tergantung pada seberapa banyak
energi atau perceptual vigilance yang
digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual
vigilance merupakan kecenderungan
seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu
dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai
d) Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat
dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang
individu mencari obyek-obyek atau pesan
yang dapat memberikan jawaban sesuai
dengan dirinya.
e) Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat
dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti
sejauh mana seseorang dapat mengingat
kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui
suatu rangsang dalam pengertian luas.
f) Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi
perilaku seseorang, mood ini menunjukkan
bagaimana perasaan seseorang pada waktu
yang dapat mempengaruhi bagaimana
seseorang dalam menerima, bereaksi dan
mengingat.
b. Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi,
merupakan karakteristik dari linkungan dan
obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen
tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang
terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi
bagaimana seseoarang merasakannya atau
menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal
yang mempengaruhi persepsi adalah :
a) Ukuran dan penempatan dari obyek atau
stimulus. Faktor ini menyatakan bahwa
semakin besrnya hubungan suatu obyek,
maka semakin mudah untuk dipahami.
Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi
individu dan dengan melihat bentuk ukuran
perhatian pada gilirannya membentuk
persepsi.
b) Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek
yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan
lebih mudah dipahami (to be perceived)
dibandingkan dengan yang sedikit.
c) Keunikan dan kekontrasan stimulus.
Stimulus luar yang penampilannya dengan
latarbelakang dan sekelilingnya yang sama
sekali di luar sangkaan individu yang lain
akan banyak menarik perhatian.
d) Intensitas dan kekuatan dari stimulus.
Stimulus dari luar akan memberi makna
lebih bila lebih sering diperhatikan
dibandingkan dengan yang hanya sekali
dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan
daya dari suatu obyek yang bisa
mempengaruhi persepsi.
e) Motion atau gerakan. Individu akan banyak
memberikan perhatian terhadap obyek yang
memberikan gerakan dalam jangkauan
pandangan dibandingkan obyek yang
diam.21
21
Kompas, faktor yang mempengaruhi persepsi, 2014
C. Kemampuan Mengajar Mahasiswa PPKT
1. Pengertian dan ruang lingkup PPKT
Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) merupakan
kegiatan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa FITK dalam
rangka menerapkan dan mengembangkan kompetensi profesional,
paedagogik, kepribadian dan sosial yang berwujud dalam kegiatan
praktik kegururan, penelitian dan pengelolaan pendidikan, kinerja
mahasiswa praktikan dalam aspek pengetahuan, keterampilan,
sikap dan prilaku keguruan yang dialami secara nyata di madrasah
atau sekolah, Hal ini merupakan sebuah implementasi dari
kemampuan yang telah diasah dalam proses pembelajaran di
perkuliahan.
PPKT merupakan kegiatan intrakurikuler yang mencakup
kegiatan praktik mengajar penelitian kependidikan dan pengelolaan
kependidikan di madrasah atau sekolah Dengan demikian, PPKT
mencakup Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sebagai mata kuliah
PPKT berbobot 6 sks yang dilaksanakan sepenuhnya oleh
madrasah atau sekolah praktik.
Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) adalah mata kuliah
intrakulikuler aplikatif dan terpadu dari seluruh pengalaman belajar
kedalam program peratihan untuk mempersiapkan mahasiswa agar
memiiki kemampuan dan keterampilan kegururan, pelaksanaan
kegiatan administrasi pendidikan, penelitian kependidikan dan
pengabdian kependidikan.
Ruang lingkup PPKT terdiri dari :
a. Kegiatan pembelajaran di dalam kelas
b. Kegiatan pengabdian kependidikan
a) Kegiatan kependidikan
c. Kegiatan penelitian kependidikan22
2. Kemampuan Mengajar
Seorang mahasiswa PPKT dituntut untuk memiliki
kemampuan mengajar yang mumpuni karena PPKT adalah
wadah bagi Mahasiswa sebagai calon guru untuk mampu
menerapkan secara praktis kemampuan mengajar yang ia
dapatkan dari proses belajar di jenjang Universitas, oleh karena
itu kemampuan mengajar mahasiswa PPKT haruslah
berstandarkan pada empat kompetensi guru yang telah
dirumuskan dalam peraturan pemerintah No.19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan yang meliputi :
kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial dan professional
a. Kompetensi pedagogis
Kompetensi pedagogis merupakan hal yang harus
dimiliki oleh pendidik ataupun calon pendidik, yang
dimaksud kompetensi pedagogis ialah kemampuan
pendidik dalam pengelolaan peserta didik yang
meliputi :
a) Pemahaman wawasan atau landasan
kependidikan, seorang pendidik harus
memahami hakikat dan konsep-konsep
pendidikan, pemahaman yang benar tentang
konsep pendidikan akan membuat seorang
pendidik sadar akan perannya yang strategis
di dalam masyarakat dan sadar akan
perannya sebagai teladan bagi
murid-muridnya.
b) Pemahaman tentang peserta didiknya, guru
haruslah memahami peserta didiknya dengan
baik ia harus memahami tentang
22
kemampuan muridnya, tahap perkembangan
yang telah dicapai serta hambatan yang di
alami oleh muridnya yang mengganggu
proses pembelajaran.
c) Evaluasi hasil belajar, kesuksesan seorang
guru sebagai pendidik profesional dapat
dilihat dari pemahamanya dalam
kemampuanya dalam memberikan penilaian
secara obyektif.23
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kompetensi
guru dalam hal karakter yang patut diteladani oleh
murid-muridnya. Kompetensi kepribadian ini meliputi :
a) Berakhlak Mulia
Esensi dari sebuah pembelajaran adalah
perubahan prilaku, Guru akan mampu
merubah prilaku buruk peserta didik ketika
guru itu sendiri memiliki akhlak yang mulia
yang patut untuk di jadikan teladan bagi
muridnya.
b) Mantap , stabil dan dewasa
Seorang guru harus berprilaku secara
dewasa dan stabil sehingga dapat
menyelesaikan tiap permasalahan yang di
temui dengan bijak.
c) Arif dan Bijak
Seorang guru tidak boleh sombong dengan
ilmunya, karena merasa paling mengetahui
23
dan terampil di banding guru lain sehingga
menganggap remeh guru yang lain.
d) Menjadi Teladan
Figur seorang guru sangat vital
keberadaanya memberikan pengaruh dalam
terentuknya pribadi peserta didik hal ini
dimaklumi karena manusia adalah mahluk
yang suka mencontoh terlebih lagi terhadap
sosok yang dikagumi seperti guru oleh
karena itu seorang guru haruslah
memberikan teladan bagi peserta didiknya.
e) Mengevalusai kinerja sendiri
Pengalaman mengajar seorang guru
merupakan modal besar bagi guru untuk
meningkatkan kemampuan mengajar di
kelas sehingga dengan pengalaman yang
luas dan senantiasa melakukan evaluasi
terhadap cara mengajar maka akan
meningkatkan kemampuan mengajar
seorang guru.
f) Mengembangkan diri
Seorang guru harus terus menjadi seorang
pembelajar mandiri dan memiliki motivasi
dalam mengembangkan diri dalam ilmu
pengetahuan dan metode mengajar sehingga
memperluas keilmuan yang di dapatkan
peserta didik.
g) Religius
Religius erat kaitanya dengan akhak mulia,
[image:38.595.109.516.100.728.2]kepribadian seorang guru yang
professional.24
c. Kompetensi sosial
Seorang guru adalah makhluk sosial yang dalam
hidupnya berdampingan dengan manusia
lainnya,Seorang guru haruslah memiliki jiwa sosial
tinggi, mudah bergaul dan suka menolong bukan
sebaliknya yaitu individu yang tertutup dan tidak peduli
dengan seksama. Kompetensi sosia ini merupakan
kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dengan masyarakat, bergaul
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, wali murid dan bergaul secara
santun dengan masyarakat sekitar.25
d. Kompetensi Profesional
Tugas guru ialah mengajarkan pengetahuan kepada
murid guru tidak hanya mengetahui materi yang akan
diajarkannya tetapi memahaminya secara luas dan
dalam sehingga merangsang murid untuk menggali
lebih dalam terkait mata pelajaran yang di ampunya.26
3. Kode Etik Guru Indonesia
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menyadari bahwa
pendidikan merupakan suatu bidang pengabdian terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, Bangsa dan Tanah Air, serta kemanusiaan pada
umumnya. Guru Indonesia yang memiliki jiwa pancasila dan
Undang-undang dasar 1945 merasa turut bertanggung jawab atas
terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Repubik
Indonesia 17 Agustus 1945. Oleh sebab itu mahasiswa FITK
24
Ibid 42
25
Ibid 52
26
sebagai calon guru dituntut untuk melaksanakan kode etik guru
Indonesia sebagai berikut :
a. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang berpancasila
b. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing
c. Guru melakukan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindari diri dari segala bentuk penyalahgunaan
d. Guru menciptakan suasana kehidupan madrasah atau sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan sekolah
e. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar madrasah atau sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan
f. Guru secara sendiri-sendiri atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu professional
g. Guru menciptakan dan memlihara hubungan antara sesama guru, baik berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhannya h. Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu
organisasi guru profesi sebagai sarana pengabdiannya
i. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.27
D. Penelitian Yang Relevan 1. Nama : Khumaidi
Judul : Pengaruh Kompetensi Pedagogik Mahasiswa PAI Dalam PPKT Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI
Tujuan Dari penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana peran
mahasiswa dalam melaksanakan program PPKT di sekolah dan
pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI
khususnya dan mata pelajaran pada umumnya
Penelitian ini menggunakan kuantitatif dalam bentuk metode
deskriftif yang di dukung oleh pengumpulan data melalui penyebaran
angket (Questionare) observasi dan wawancara pada guru Pendidikan
Agama Islam sumber informasi dalam penelitian ini adalah murid
SMP Al-Azhar 3 Bintaro kelas VIII dari kelas B kurang lebih
27
responden berjumlah 160 siswa dan dikategorisasikan berdasarkan
aspek dimensi masalah selanjutnya dianalisia serta diinterpretasikan
secara deskriptif.
Berdasarkan hasi penelitian tersebut disimpulkan bahwa pengaruh
kompetensi paedagogik mahasiswa PPKT terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran PAI menunjukan hubungan yang signifikan.Hal
ini dilihat dari rata-rata nilai raport dan hasil pengujian hipotesis.28
2. Nama : Sutriyati
Judul : Hubungan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa SDN Petir 05 Dramaga Bogor
Orang tua dalam sebuah keluarga mempunyai peran yang sangat
penting.pendidikan dan pengajaran menjadi kewajiban yang pertama
kali ditangani oleh orang tua. Orang tua yang pertama kali mempunyai
kewajiban untuk mendidik dan mengajari anak-anaknya sebelum anak
tersebut memasuki pendidikan formal seperti sekolah dan pesantren.
Dalam hal ini perhatian orang tua amatlah penting dalam
menentukan keberhasilan anak pada pendidikan terutama pendidikan
agama islam. Sebab dengan mendapatkan perhatian, kasih sayang,
dorongan dan sarana lainnya dari orang tua diharapkan anak akan lebih
giat dan bersemangat belajar.29
28
Khumaidi, Pengaruh Kompetensi Pedagogik Mahasiswa PAI dalam PPKT terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI” skripsi pe didika Aga a isla ”, (jakarta: perpustakaa uin syarif hidayattullah,2010), h. i
29
Sutriyati, Hubungan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa SDN petir 05 Dramaga Bogor”, skripsi pendidikan agama
3. Nama : Lutfi
Judul : Persepsi Siswa Terhadap Gaya Mengajar Guru Dalam Pelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Diniyah Nurul Ummah Kota Gede Yogyakarta
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hasil persepsi
siswa terhadap gaya mengajar guru dalam pelajaran Bahasa Arab. Di
madrasah diniyah Nurul Ummah Kota Gede Yogyakarta. Untuk
mengetahui hasil dari persepsi (tanggapan) tersebut dilakukan uji
deskriptif berupa kuesionare kepada siswa kelas IV Awwaliah di
Madrasah Diniyah Nurul Ummah Kota Gede Yogyakarta tahun ajaran
2009-2010
Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
Metode Observasi, Angket, Metode Interview, Metode Dokumetasi.
Untuk menguji instrument dilakukan dengan validitas dan uji
reliabilitas, Dan analisis data dengan menggunakan uji deskriptif30
E. Kerangka Berpikir
Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah
dimiliki untuk memperoleh dan menginterpretasikan stimulus
(rangsangan) yang di terima oleh sistem alat indera manusia.
Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) adalah mata kuliah
intrakulikuler aplikatif dan terpadu dari seluruh pengalaman belajar ke
dalam program pelatihan untuk mempersiapkan mahasiswa agar
memiliki kemampuan dan keterampilan kegururan, pelaksanaan
kegiatan administrasi pendidikan, penelitian, kependidikan dan
pengabdian kependidikan.
Pengertian minat itu sendiri adalah rasa lebih suka dan keterikatan
pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh
Jadi dari kerangka berpikir di atas jika persepsi siswa terhadap
mahasiswa PPKT baik maka minat belajarnyapun akan baik , begitu
30
Lutfi, Persepsi Siswa Terhadap Gaya Mengajar Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Di Madrasah Diniyah Nurul Ummah Kota Gede Yogyakarta, ”skripsi Pendidikan Bahasa Arab”,
pula sebaliknya dengan demikian peneliti dapat menyusun kerangka
berpikir yaitu : Diduga terdapat pengaruh positif antara persepsi siswa
terhadap mahasiswa PPKT dengan minat belajar siswa maka semakin
tinggi persepsi positif siswa terhadap mahasiswa PPKT maka semakin
tinggi minat belajarnya.
F. Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini perlu sekali adanya hipotesis, karena
hipotesis sebagai indikasi untuk menarik kesimpulan penelitian yang
berbentuk dalil atau generalisasi yang akan dibuktikan dan diteliti
serta diuji kebenarannya. Dalam penelitian ini penulis mengajukan
hipotesis sebagai berikut:
Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara Persepsi siswa
tentang kemampuan mengajar mahasiswa PPKT dengan Minat Belajar
Siswa.
Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Persepsi
siswa tentang kemampuan mengajar mahasiswa PPKT dengan Minat
30 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs NUR ASY-SYAFI'IYAH
(YASPINA) berlokasi di Jalan Rempoa Ciputat, Tangerang Selatan di
Provinsi Banten. Proses penelitian ini dilakukan secara bertahap mulai dari
perencanaan sampai dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan
inti penelitian, rentang waktu yang dibutuhkan secara keseluruhan dimulai
dari tanggal 1 Maret sampai 1 Mei 2014.
B. Metode Penelitian
Untuk memperoleh data, fakta dan informasi yang akan
menggambarkan dan menjelaskan permasalahan tentang hubungan antara
persepsi siswa tentang kemampuan mengajar Mahasiswa PPKT dengan
minat belajar, maka penulis menggunakan penelitian kuantitatif dengan
metode deskriptif-analisis.
Margono menyatakan bahwa ”Penelitian kuantitatif adalah suatu
proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka
sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui”.1
Di dalam metode deskriptif-analisis terdapat upaya untuk
menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.
Dengan tujuan utama yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan
karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat.2 Metode
deskriptif tidak hanya berhenti pada menggambarkan kondisi objek
1
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan: Komponen MKDK, (Jakarta : Rineka Cipta, 2007), Cet. 6, h. 105.
2
penelitian, tetapi juga menganalisanya berdasarkan metode, teori dan
kemampuan peneliti.3
C. Populasi dan Sampel Penelitian.
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, sedangkan sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang sedang diteliti.Populasi pada
penelitian ini adalah siswa MTS Yaspina kelas 7 dankelas 8 yang
berjumlah 104 siswa, Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa
MTS Yaspina 23 orang siswa dari kelas 7 dan 22 orang siswa dari kelas 8
sehingga keseluruhan sampel berjumlah 45 siswa. Pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik simple random sampling.
D. Variabel penelitian
Variabel dapat didefinisikan sebagai atribut dari seseorang atau obyek
yang memiliki variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek
dengan obyek yang lain.
Dalam penelitian ini hanya terdapat dua variable (X dan Y) yaitu :
1. Variabel X : Persepsi siswa terhadap Mahasiswa PPKT yakni
persepsi siswa tentang kemampuan mengajar Mahasiswa PPKT
2. Variabel Y : Minat Belajar adalah Minat belajar siswa ketika
diajarkan oleh Mahasiswa yang sedang PPKT.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka
penulis menggunakan beberapa instrument penelitian antara lain :
1. Angket (Kuesioner)
Angket untuk mendapatkan data, maka penulis
menyebarkan angket kepada seluruh sampel untuk diisi yang
kemudian hasilnya dianalisis.Penulis menyebarkan angket
karena dalam penelitian ini penulis ingin memperoleh data
mengenai persepsi siswa tentang kemampuan mengajar
mahasiswa PPKT dan hubunganya dengan minat belajar siswa.
3
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrument Variabel Persepsi Siswa Tentang Kemampuan mengajar Mahasiswa PPKT
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrument Variabel Minat Belajar
No Dimensi Indikator No Item Jumlah
+ -
1 Penilaian siswa tentang Kemampuan Paedagogis Mahasiswa PPKT
- Metode mengajar yang
menyenangkan
1 2 2
- Jawaban atas pertanyaan siswa
3, 4 2
2 Penilaian siswa tentang Kemampuan Kepribadian Mahasiswa PPKT
- Disiplin yang tinggi
5, 6 2
- Menjadi Teladan 7 8 2
- Berwibawa 9 10 2
3 Penialaian siswa t \entang
- Peduli kepada siswa
11 12 2
Kemampuan Sosial Mahasiswa PPKT
- Akrab dan Ramah 13 14 2
4 Penilaian siswa tentang Kemampuan Profesional Mahasiswa PPKT
- Mengusai materi 15 - 1
Jumlah 8 7 15
No Indikator No item Jumlah
+ -
1 Perasaan
Senang
16,17 18 3
2 Perhatian
dalam pelajaran
19,20 21 3
3 Tertarik kepada guru
22 23 2
4 Giat Belajar 24,25 26 3
5 Mengetahui
Fungsi dan Manfaat pelajaran
2. Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan oleh dua orang atau lebih yang bertatap muka
dengan mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau
keterangan-keterangan.4 Adapun yang diwawancara dalam hal ini
adalah guru pamong dari Mahasiswa PPKT serta 5 siswa kelas 8
berjumlah 3 siswa dan kelas 7 berjumlah 2 siswa mengenai adakah
korelasi antara persepsi siswa tentang kemampuan mengajar
mahasiswa PPKT dengan minat belajar,
F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
1. Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul dengan lengkap tahap selanjutnya data
yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis untuk menjawab
masalah dan hipotesa penelitian. Dalam hal ini penulis melakukan
pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Editing Data
Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah
diserahkan oleh para pengumpul data, dimana tujuannya
adalah untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang
ada di dalam daftar pertanyaan yang sudah diselesaikan
sampai sejauh mungkin.5
b. Skala
Dalam penelitian ini menggunakan skala likert yaitu skala
yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
4
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2004) hal 83.
5
Ibid,h.153
Mengerjakan tugas
29 30 2
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial6
c. Koding
Koding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari
para responden kedalam karegori-kategori. Biasanya
klasifikasi dilakukan dengan cara memberi tanda/kode
berbentuk angka pada masing-masing jawaban.7 Untuk lebih
memudahkan dalam menyimpulkan hasil penelitian dari
setiap variabel, maka dari jawaban angket yang hanya berupa
[image:48.595.109.508.130.602.2]angka dideskripsikan dengan kata-kata, yaitu :
Tabel 3.3
Pengukuran Secara Deskripsi
Alternatif Jawaban
Pernyataan
Positif Negatif
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju 5
4
3
2
1
1
2
3
4
5
6
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2010) hal 134. 7
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisa inferensial, yaitu teknik analisa yang dilakukan untuk
menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi yang
jelas.8
1. Uji Validitas
Uji validitas untuk mengetahui tingkat kevalidan suatu instrumen yang diperoleh dari angket (kuesioner) untuk
mendapatkan data tentang variabel persepsi siswa tentang
kemampuan mengajar mahasiswa PPKT dan minat Belajar.
Pengujian validitas dilakukan menggunakan program Microsoft
Excel 2007 dengan metode Korelasi Product Moment dari
Pearson9, dengan melihat angka koefisien korelasi (r) yang
menyatakan hubungan antara skor per item dengan skor total.
Dengan rumus sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ | ∑ ∑
Keterangan:
rxy : Angka Indeks Korelasi “r” product Moment
N : Number of Cases
∑XY : Jumlah hasil perkalian skor X dan Y ∑X : Jumlah seluruh skor X
∑Y : Jumlahseluruhskor Y
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas berfungsi untuk meyakinkan apakah
instrumen yang dipakai dapat dipercaya untuk menggali data atau
8
tidak. Pengujian reliabilitas dilakukan menggunakan program
Microsoft Excel 2007 dengan koefisien Cronbach’s Alpha dan
corrected item total correlation dengan rumusnya yaitu10:
[ ] [ ∑
Dimana, rumus Varians:
∑ ∑
r = Realibilitas instrumen/koefisien alfa
k = Banyaknya butir soal
∑ = Jumlah varians butir
= Total varians
N = Jumlah responden
3. Uji Korelasi
Perhitungan korelasi menggunakan Product Moment. Di