• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara persepsi siswa tentang kemampuan mengajar mahasiswa PPKT dengan minat belajar siswa: studi kasus di MTs Nur Asy-Syafi’iyah (YASPINA), Rempoa Ciputat, Tangerang Selatan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara persepsi siswa tentang kemampuan mengajar mahasiswa PPKT dengan minat belajar siswa: studi kasus di MTs Nur Asy-Syafi’iyah (YASPINA), Rempoa Ciputat, Tangerang Selatan."

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

Tangerang Selatan)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi salah

satu syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Diajukan oleh :

Muhamad Riza Fahlevi NIM: 1110015000123

KONSENTRASI SOSIOLOGI-ANTROPOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

iv

Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayattullah, 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Persepsi Siswa Tentang

Kemampuan Mengajar Mahasiswa PPKT Dengan Minat Belajar Siswa

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 7 dan kelas 8 MTs Yaspina yang

diajarkan oleh Mahasiswa yang sedang melakukan PPKT sedangkan sampelnya 23 orang siswa

dari kelas 7 dan 22 orang siswa dari kelas 8. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif

analisis dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan

wawancara. Dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Teknik pengambilan sampe

lmenggunakan teknik simpel random sampling.

Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah persepsi siswa kepada mahasiswa

PPKT terkait kemampuan mengajar yang dimiliki oleh mahasiswa PPKT sangat kuat dampaknya

bagi minat belajar siswa di MTs Yaspina. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai r hitung

sebesar 0,72 dan termasuk kategori kuat (nilai r hitung pada rentang 0, 60 – 0, 799) dengan nilai KD sebesar 52% dan t hitung 9,8%

Dengan demikian terdapat hubungan yang sangat kuat dan signifikan antara persepsi

siswa tentang kemampuan mengajar mahasiswa PPKT dengan minat belajar siswa di MTs

Yaspina Rempoa Ciputat Tangerang Selatan dan persepsi siswa yang baik tentang kemampuan

mengajar mahasiswa PPKT memberikan kontribusi yang besar dalam meningkatkan minat

(6)

v

Department of Education Social Sciences Faculty of Tarbiyah and Teaching State Islamic University (UIN) Syarif Hidayattullah, 2014

The Study aims to determine The Corelation of Student Perceive about competency

PPKT Collage With Student Interest of study.

The Study Population from 7th Student Class and 8th Student Class of Yaspina Junior

High School were teached by PPKT collage were doing PPKT and then the sampel of minithesis

only 23 student from 7th class and 22 student from 8th class. The Methode is used deskriptif

anlyze with Quantitative approach. Data collection technic are used questionare and interview. In

this minithesis is used a likert scale. The sampling technique is simple random sampling

The Result of studied is the perception of student about competency by PPKT collage

have a strong influence for student interest study at MTs Yaspina. The result of studied show r

count is 0,72 and Include a strong category (r count between 0, 60 – 0, 799) and KD value is 52% and t count is 9,8%

Based on research there are strong connected from about competency by PPKT Collage

With Student Interest of study at MTs Yaspina Rempoa Ciputat Tangerang Selatan and the good

perceive of student about the competency PPKT collage teach get a big contribution in increase

(7)

vi

beserta keluarganya. Saya sebagai penulis berucap syukur telah diberi nikmat Iman, Islam dan

Kesehatan dalam menyelesaikan skripsi sebagai syarat kelulusan pada semester akhir. Dalam hal

ini penulis telah secara maksimal mencurahkan segala pikiran dan daya upaya dalam penyusunan

skripsi ini. Penulis telah melakukan penelitian terkait Hubungan Persepsi Siswa Tentang

Kemampuan Mengajar Mahasiswa PPKT Dengan Minat Belajar Siswa.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai

pihak, baik moril maupun materil, maka penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga

kepada :

1. Nurlena Rifa’I, Ph.d, selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Pendidikan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. H. Syaripulloh, M.Si, selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Pendidikan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. M. Noviadi Nugroho, M.Pd, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan saran dalam pembuatan skripsi ini.

5. Bpk dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, Khususnya pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

6. Kepala Sekolah dan guru-guru MTs Yaspina yang telah memberikan izin, bantuan dan

kerjasamanya dalam penyelesaian skripsi.

7. Ayahanda Hasanudin, Ibunda Kursiyah, S.Pd.i dan Adik Muhamad Rifki Fahrudin yang

telah memberikan kasih sayang, cinta, pengorbanan, serta restunya dalam kelancaran

(8)

vii

telah memberikan bimbingan, Inspirasi, kasih sayang dan ilmu pikir kepada penulis

sehingga memberikan sumbangsih pikir dalam penulisan skripsi ini.

10.Keluarga Besar PT Shafir Indonesia, Direktur Utama Singgih Widodo S.Kom, Trainer

Robby Habibi serta jajaran staf PT Shafir Indonesia yang telah mendidik penulis untuk

menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

11.Untuk yang terindah yang telah menemani pembuatan skripsi ini dan mengilhami penulis

dalam mengerjakan skripsi ini, seolah melihat masa depan yang cemerlang dalam tiap

untaian kata yang tertuang dalam skripsi ini.

12.Sahabat Terbaik Kanda Ari Zaid S.Pd.i, Kanda Fuad S.Pd, Muhamad Badrul Munir

S.Th.i, Jep Lesmana S.Pd, Hariri Badri S.Pd.i, Kanda Hasan Basri, Agit Prasetyo beserta

istri yang telah memberikan masukan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini serta

memperkenalkan kepada penulis arti kata terdalam dari seorang sahabat.

13.Kepada sahabat ATK (Anak Tongkrongan Kopma) Lukmanul Hakim, Arib Jaudi, M.

Rizki Awaludin, Ibnu Mustaqim, Farid Iqbal, Fariz Pradana, Febrianto, Aldian Kurnia

Putera, Udin, Choerul Imam, Afin Rizal Fahlevi, Arif Putranto, Bani Rochman, Tarmidzi

Ubaidilah, Ipan Sunarya, Ardi Wahyudi, Faishal Ramdhan, Ardi Muhamad Arsyad, yang

telah memberikan lecutan semangat untuk terus berkarya dalam menyusun skripsi ini.

Dan semoga segera dapat menyelesaikan tugas akhirnya dengan lancar.

Untuk semua itu penulis tidak dapat membalas jasa dan memberikan penghargaan

sebagaimana mestinya selain memohon kehadirat Allah SWT segala bantuan dinilai

sebagai amal saleh disisinya, Akhirnya dengan kerendahan hati penulis juga

mengaharapkan kritik dan saran yang baik dari para pembaca guna menyempurnakan

skripsi ini.

Tangerang, 6 November 2014

(9)

viii Lampiran 3 Pedoman Wawancara Peserta Didik Lampiran 4 Hasil Wawancara Guru Pamong Lampiran 6 Hasil Wawancara Peserta didik Lampiran 6 Analisis Data Variabel X Lampiran 7 Hasil Kuesioner Variabel X Lampiran 8 Analisis Data Variabel Y Lampiran 9 Hasil Kuesioner Variabel Y Lampiran 10 Hasil Uji Validitas X Lampiran 11 Varian X

Lampiran 12 Hasil Uji Validitas Y Lampiran 13 Varian Y

Lampiran 14 Hasil Uji Realibilitas X Lampiran 15 Varian X

Lampiran 16 Hasil Uji Realibilitas Y Lampiran 17 Varian Y

Lampiran 18 Analisi Korelasi

Lampiran 19 Surat Ujian Proposal Skripsi Lampiran 20 Surat Bimbingan Skripsi

(10)

ix

LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A.

Latar Belakang Masalah... 1

B.

Identifikasi Masalah ... 3

C.

Pembatasan Masalah ... . 3

D.

Rumusan Masalah ... . 4

E.

Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... . 4

1.

Tujuan Penelitian ... 4

2.

Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN TEORI

A.

Minat Belajar Siswa ... 6

1.

Pengertian Minat ... 6

2.

Pengertian Belajar ... 6

3.

Pengertian Siswa ... 8

4.

Minat Siswa Dalam Sebuah Pelajaran ... 10

5.

Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar ... 10

6.

Indikator Minat Belajar ... 11

7.

Minat Belajar ... 11

B.

Persepsi Siswa ... 13

(11)

x

C.

Kemampuan Mengajar Mahasiswa PPKT ... 21

1.

Pengertian dan Ruang Lingkup PPKT ... 21

2.

Kemampuan Mengajar ... 22

3.

Kode Etik Guru Indonesia ... 25

D.

Penelitian Yang Relevan ... 27

E.

Kerangka Berpikir ... 28

F.

Hipotesis Penelitian ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

... 30

A.

Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

B.

Metode Penelitian ... 30

C.

Populasi dan Sampel ... 31

D.

Variabel Penelitian ... 31

E.

Teknik Pengumpulan Data ... 31

F.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 33

G.

Hipotesis Statistika ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

39

A.

Profil MTs Yaspina ... 39

1.

Identitas Sekolah ... 39

2.

Sejarah Singkat Madrasah ... 39

3.

Visi, Misi danTujuan ... 40

4.

Guru dan Tenaga Kependidikan ... 41

5.

Jumlah Siswa dan Rombongan Belajar... 43

6.

Sarana dan Prasarana Sekolah ... 45

B.

Hasil Penelitian ... 47

1.

Uji Validitas ... 48

2.

Uji Realibilitas ... 49

3.

Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 50

(12)

xi

BAB V PENUTUP ... 59

A.

Kesimpulan ... 59

B.

Saran ... 60

(13)

xii

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrument Variabel Persepsi Siswa Tentang Kemampuan

mengajar Mahasiswa PPKT ... 28

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrument Variabel Minat Belajar ... 29

Tabel 3.3 Pengukuran Secara Deskripsi ... 31

Tabel 3.4 Besarnya “r” Product Moment... 33

Tabel 4.1 Daftar Nama Guru MTs Nur Asy-Syafi’iyah (YASPINA) ... 37

Tabel 4.2 Jumlah Siswa ... 39

Tabel 4.3 Rombongan Belajar ... 39

Tabel 4.4 Struktur Organisasi ... 40

Tabel 4.5 Sarana dan Prasarana Madrasah... 41

Tabel 4.6 Analisis Data Variabel X ... 42

Tabel 4.7 Kuesioner Variabel X ... 44

Tabel 4.8 Perhitungan Analisis Butir Variabel Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Mengajar Mahasiswa PPKT (X) ... 47

Tabel 4.9 Langkah-langkah perhitungan uji validitas Variable X (Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Mengajar Mahasiswa PPKT) ... 50

Tabel 4.10 Analisis data Variabel Y (Minat Belajar Siswa) ... 51

Tabel 4.11 Kuesioner Variabel Y Minat Belajar Siswa ... 53

Tabel 4.12 Perhitungan Analisis Butir Variable Minat Belajar Siswa Y (Minat Belajar Siswa) ... 55

Tabel 4.13 Langkah-langkah Perhitungan Validitas Variable Y (Minat Belajar Siswa)57 Tabel 4.14 Uji Reabilitas Variabe lX (Persepsi Siswa tentang kemampuan mengajar mahasiswa PPKT) ... 59

Tabel 4.15 Varian... 60

Tabel 4.16 Uji Reabilitas Variabel Y (Minat Belajar Siswa), dengan menggunakan metode Cronbach Alpha... 61

Tabel 4.17 Varians ... 62

Tabel 4.18 Daftar distribusi frekuensi data persepsi siswa ( x) ... 64

(14)
[image:14.612.111.516.176.563.2]

xiii

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebuah proses belajar mengajar selalu mengeluarkan output yang

merupakan hasil pembelajaran, Output yang dihasilkan salah satunya

dapat dinilai dari indikator prestasi belajar. Prestasi belajar ini ditunjukkan

melalui nilai yang diberikan oleh guru kepada muridnya pada suatu bidang

studi yang telah dipelajari oleh peserta didik. Setiap kegiatan pembelajaran

selalu mengharapkan sebuah pencapaian yang optimal. Dalam proses

pencapaiannya, prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor,

yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal yaitu seperti

latar belakang keluarga, lingkungan tempat anak dibesarkan, pergaulan,

sekolah dan masyarakat, Sedangkan faktor internal yaitu faktor fisiologis

dan psikologis merupakan faktor internal yang mempengaruhi peserta

didik dalam mengikuti proses pembelajaran diantaranya Intelegensia,

sikap, bakat, motivasi dan minat1.

Faktor internal yang seringkali dikeluhkan guru adalah minat yang

rendah dari seorang peserta didik terhadap suatu proses pembelajaran

maka dari itu minat sangat besar pengaruhnya bagi seorang peserta didik,

Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi cenderung akan memiliki

prestasi belajar yang tinggi. Dengan adanya minat belajar pada diri peserta

didik maka akan memicu rasa ingin tahu dan rasa senang pada diri siswa

dalam mengikuti suatu proses belajar mengajar. Keingintahuan dan rasa

senang dalam belajar itu bisa didapatkan dari cara guru dalam mengajar

atau persepsi siswa tentang kemampuan seorang guru dalam mengajar.

Jika cara mengajar atau persepsi siswa mengenai kemampuan seorang

guru rendah dalam mengajar maka tidak akan tumbuh minat peserta didik

dalam mengikuti sebuah rangkaian pembelajaran di kelas. Oleh karena itu

1

(16)

seorang guru profesional haruslah memiliki kecerdasan dalam mendesign

sebuah pembelajaran sehingga melahirkan persepsi siswa yang baik

terhadap guru. Oleh karena itu seorang guru atau calon guru seyogyanya

mempersiapkan dirinya dengan baik sehingga memiliki kompetensi yang

unggul untuk membina peserta didiknya.

Kebutuhan terhadap kompetensi mengajar ini baiknya sudah

dipupuk sejak guru masih di bangku perkuliahan oleh karena itu Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif

Hidayattulah memiliki sebuah program aplikasi langsung dalam memupuk

kompetensi ini melalui program PPKT yaitu merupakan kegiatan

akademik yang dilakukan mahasiswa FITK dalam rangka menerapkan dan

mengembangkan kompetensi profesional, paedagogik, kepribadian dan

sosial yang berwujud dalam kegiatan praktek keguruan, penelitian dan

pengolahan pendidikan. Dalam program PPKT tersebut seorang calon

guru haruslah mengajar mata pelajaran yang sesuai dengan jurusan dari

Mahasiswa Praktikan sehingga Mahasiswa Praktikan dihadapkan pada

sebuah realitas mengajar yang sesungguhnya dan dihadapkan pada

permasalahan kelas yang ada pada suatu sekolah2.

Dalam proses praktik di dalam kelas Mahasiswa Praktikan sering

kali mendapatkan permasalahan minat belajar yang kurang yang sering

dialami oleh guru senior ternyata dialami pula oleh Mahasiswa Praktikan

di dalam kelas apalagi permasalahan mengenai persepsi siswa yang rendah

tentang kemampuan mengajar Mahasiswa Praktikan, hal ini disebabkan

karena siswa menganggap Mahasiswa Praktikan masih dalam sebuah

proses menjadi seorang guru dan belum layak dipandang sebagai seorang

guru professional. Kendala mengenai persepsi siswa ini mengganggu

pengajaran yang efektif yang harusdilakukanolehMahasiswaPraktikan.

Pengajaran efektif bukanlah permasalahan yang mudah ketika

seorang guru memiliki ilmu yang banyak mampukah ia memindahkan

2

(17)

pengetahuan itu kepada peserta didiknya, oleh karena itu pengajaran

efektif menuntut penggunaan banyak strategi.3 Penggunaan strategi

mengajar ini pun harus disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan

kebutuhan yang dibutuhkan peserta didik dikarenakan setiap sekolah

memiliki kondisi peserta didik yang berbeda pula.

Kebutuhan terhadap guru atau calon guru yang profesional

diinstitusi pendidikan sangat dibutuhkan karena kurangnya sumber daya

guru profesional yang mampu menumbuhkan minat belajar peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dan menuliskannya dalam bentuk skripsi dengan judul :

“Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Mengajar Mahasiswa PPKT Dengan Minat Belajar Siswa”.

B. Identifikasi Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas

maka masalah yang diidentifikasikan adalah sebagai berikut :

1. Minat belajar siswa dapat dipengaruhi oleh persepsi siswa tentang

kemampuan mengajar mahasiswa PPKT.

2. PPKT merupakan sarana peningkatan kualifikasi seorang calon

guru.

3. Pelaksanaan PPKT merupakan ajang meningkatkan kemampuan

mengajar mahasiswa PPKT.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini mencapai hasil yang diinginkan maka masalah

dalam penulisan ini dibatasi sebagai berikut:

1. Minat belajar siswa yang diajarkan oleh mahasiswa PPKT

2. Persepsi siswa tentang kemampuan mengajar mahasiswa PPKT di

MTs Yaspina.

3

(18)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut

maka perumusan masalah yang diajukan adalah “Apakah terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kemampuan mengajar mahasiswa

PPKT dengan minat belajar siswa?”.

E.Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah penulis

rumuskan di atas maka tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui

Apakah terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang

kemampuan mengajar mahasiswa PPKT dengan minat belajar

siswa.

2. Manfaat Penelitian

Mengenai manfaat penelitian, ada dua manfaat penelitian yang didapat diantaranya adalah :

a. Manfaat Teoritis

a) Berguna bagi calon pendidik, pendidik, peserta didik

dan para ahli pendidikan tentang pengaruh persepsi

siswa terhadap minat belajar dalam sebuah proses

pembelajaran.

b) Memberikan informasi bagi pembaca untuk

memberikan informasi mengenai masalah pendidikan

yang ada di sekolah.

b. Manfaat Praktis

a) Bisa menjadi masukan bagi guru dalam menumbuhkan

minat belajar siswa terhadap pelajaran.

b) Menjadi masukan bagi sekolah untuk meningkatkan

(19)

c) Menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi penulis

sebagai calon pendidik pada khususnya guna

(20)

6 BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Belajar Siswa

1. Pengertian Minat

Salah satu yang menyebabkan seseorang berhasil dalam

sebuah proses pembelajaran adalah minat seseorang dalam

mengikuti sebuah pelajaran di kelas, pengertian minat itu sendiri

adalah rasa lebih suka dan keterikatan pada suatu hal atau aktivitas

tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya penerimaan akan

suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.

Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka akan semakin

besar minatnya. Crow and Crow mengatakan bahwa minat

berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk

menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan,

pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.1

Jadi pengekspresian dari minat dapat melalui pernyataan

yang menunjukan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada

hal lainnya.2 hal ini juga yang mungkin akan dihadapi oleh

Mahasiswa yang sedang melakukan PPKT yaitu siswa lebih

menyukai dan berminat guru-guru di sekolahnya dibandingkan di

ajarkan oleh Mahasiswa.

2. Pengetian Belajar

Seorang manusia selalu akan melalui proses belajar dalam

kehidupanya, belajar tidak hanya melibatkan penguasaan suatu

kemampuan atau masalah akademik baru, tetapi juga

perkembangan emosi, interaksi sosial, dan perkembangan

kepribadian. Kimbel berpendapat bahwa belajar merupakan

perubahan prilaku yang relative permanent yang merupakan hasil

1

Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara 2011) cet. 5 hal. 121 2

(21)

dari pengalaman. Definisi ini dinilai tampak terlalu sederhana

karena belum menyertakan hal-hal yang mengenai proses.3

Menurut pendapat Skiner yang di kutip Barlow menyebutkan

bahwa pembelajaran adalah suatu proses adaptasi yang

berlangsung progresif. Berdasarkan eksperimennya, Skiner

mengatakan bahwa proses adaptasi tersebut akan menghasikan

sesuatu yang maksimal jika di beri penguat. Sementara Chaplin

dalam buku Dictionary of Psychology merumusakan dua macam

belajar yaitu: Pertama, belajar adalah perolehan perubahan tingkah

laku yang relative menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman,

kedua belajar merupakan proses memperoleh respon-respon karena

adanya latihan khusus.4

Dari definisi di atas bisa disimpulkan bahwa belajar itu

sekurang-kurangnya memiliki dua hal besar yang bisa dibedakan

dalam pemakaian istilah belajar, yaitu dalam pemakaian pertama,

merujuk pada perubahan tingkah laku sedangkan pemakaian istilah

kedua merujuk pada berbagai macam keadaan-keadaan internal

yang diperkirakan menjadi dasar dari proses perilaku.

Kata belajar bisa dilihat dari pengertian kata sifat

“mempelajari” yang artinya memperoleh pengetahuan melalui

pengalaman dan mempersepsikan langsung dengan indera yang

dimiliki. Adapun kata sifat dari pengetahuan yaitu “mengetahui” adalah untuk memiliki pemahaman praktis melalui pengalaman

dengan suatu hal.

Secara empiris mekanisme belajar didasarkan pada dua aspek

yaitu:

a. Tampilan-tampilan yang bersifat internal dan gagasan-

gagasan yang sederhana (bayangan-bayangan memori)

yang berawal dengan meniru secara sederhana sesuai

3

Nety Hartaty dkk.Islam dan Psikologi (Jakarta : Uin Jakarta Press) cet. 1 Hal. 55

4

(22)

dengan apa yang diperoleh dan pengaruh dari indera yang

akhirnya disimpan didalam memori.

b. Gagasan-gagasan yang kompeleks dibentuk dengan

hubungan antara gagasan-gagasan sederhana dalam memori

yang secara berdekatan dialami dan kemudian mereka

terhubung menjadi satu ikatan yang tergabung.5

3. Pengertian Siswa

Sardiman A.M dalam bukunya memaparkan bahwa siswa

adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati tempat

sentral dalam proses belajar mengajar karena menurutnya siswa

atau anak didiklah yang menjadi pokok, persoalan dan sebagai

tumpuan perhatian dalam proses pendidikan6.

Oleh karena itu seorang guru haruslah memahami tentang

diri dari siswa itu sendiri, seorang guru juga haruslah

memperhatikan tentang keadaan dan kemampuan siswa, lalu apa

kebutuhan siswa tersebut, bagaimana cara yang tepat untuk

bersikap, alat dan fasilitas apa yang cocok untuk siswa tersebut,

itulah sebabnya siswa atau perserta didik merupakan subjek dalam

sebuah pembelajaran7.

Dengan demikian tidak tepat kalau dikatakan bahwa siswa

merupakan objek dalam sebuah proses pembelajaran tapi subjek

yang berperan aktif dalam mengembangkan dirinya, siswa

bukanlah seperti kertas kosong yang ditulis sekehendak hati oleh

para guru atau pengajarnya karena setiap siswa bersifat unik dan

memiliki kebutuhan dan masalahnya masing-masing.

Sangat penting untuk seorang guru atau calon guru untuk

mengetahui terkait kebutuhan siswa karena untuk membantu dalam

5

Ibid hal. 56 6

Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada 2013) cet.21 Hal. 111

7

(23)

pelaksanaan proses belajar dan pembelajaran. Adapun yang

menjadi kebutuhan siswa antara lain sebagai berikut :

a. Kebutuhan Jasmani

Hal ini berkaitan dengan tuntutan siswa yang

bersifat jasmaniah, baik kebutuhan dalam

berolahraga ataupun kebutuhan dalam hal makan,

minum, tidur, pakaian dan sebagainya. Oleh karena

itu seorang guru haruslah mampu melihat serta

mengontrol seorang siswa untuk dapat memenuhi

kebutuhan tersebut dengan baik sehingga tidak

mengganggu proses pembelajaran di kelas.

b. Kebutuhan Sosial

Pemenuhan kebutuhan untuk bergaul sesama

siswa dan guru serta orang lain hal ini merupakan

salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan sosial

siswa, sehingga guru haruslah memberikan

ruang-ruang untuk siswa berinteraksi dan memonitor

apabila siswanya mengalami hambatan dalam

pemenuhan kebutuhan sosial ini.

c. Kebutuhan Intelektual

Setiap siswa tidak sama dalam hal minat

untuk mempelajari sesuatu ilmu pengetahuan,

mungkin ada yang lebih berminat belajar ekonomi,

sejarah, matematika, ipa, bahasa inggris ataupun

kesenian. Namun seorang guru haruslah jeli melihat

hal tersebut sehingga terus berinovasi dalam sebuah

pengajaran sehingga bisa mengemas rangkaian

pengajaran yang apik guna memicu minat siswa

dalam pelajaran yang kurang disukainya8.

8

(24)

4. Minat Siswa dalam sebuah pelajaran

Tidak adanya minat seorang siswa terhadap suatu pelajaran

akan menimbulkan suatu kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada

minatnya mungkin di sebabkan pada ketidaksesuaian dengan bakat

yang dimilikinya, tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak sesuai

dengan kecakapan atau tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus pada

siswa. Hal ini menimbukan problema pada diri siswa yang sedang

dalam proses belajar. Karena hal itu pelajaran pun tidak pernah

diproses dalam otaknya. Akibatnya timbulah kesulitan belajar. Ada

tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak

mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan, memperhatikan

garis miring tidaknya dalam pelajaran itu. Dari tanda-tanda

tersebut seorang guru dapat menemukan apakah penyebab

kesulitan belajarnya disebabkan tidak adanya minat atau oleh sebab

yang lain9.

Apabila siswa tidak berminat kepada bahan atau mata

pelajaran juga kepada gurunya, maka siswa tidak akan menerima

pelajaran dengan baik diakibatkan penolakan dari diri siswa. Oleh

karena itu seorang guru atau calon guru harus mampu

membangkitkan sikap positif (sikap menerima) kepada pelajaran

dan kepada gurunya, agar siswa mau belajar memperhatikan

pelajaran yang sedang diajarkan10.

5. Faktor yang mempengaruhi minat belajar

Faktor yang mempengaruhi minat belajar secara garis besar di

kelompokan menjadi dua yaitu : yaitu faktor internal (faktor dari dalam

siswa dan faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar).

9

Tim penulis nadir dkk Psikologi Belajar

10

(25)

Faktor yang berasal dari diri sendiri meliputi dua hal yakni aspek

fisiologis dan aspek psikologis. Kondisi fisik yang dimaksud ialah

kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai

tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat

mengikuti semangat dan intensitas dalam mengikuti pelajaran yang

sedang dipelajari

Faktor internal lainnya yang mempengaruhi minat belajar siswa

yakni aspek psikologis yaitu kondisi kejiwaan siswa yang berkaitan

dengan perasaan, bakat siswa, motivasi siswa, tingkat kecerdasan,

sikap siswa dan kemampuan dasar siswa dalam mempelajari suatu

pelajaran.

Adapun mengenai faktor eksternal yaitu segala sesuatu yang di luar

dari dirinya yang secara langsung ataupun tidak langsung memberikan

dampak bagi minat siswa akan proses pembelajaran. Faktor eksternal

ini terbagi menjadi dua yaitu lingkungan sosial dan non sosial, yang di

maksud dengan lingkungan sosial yakni seperti para guru, para

ketenaga kependidikan, (kepala sekolah dan wakil-wakilnya) dan

teman-teman sekelas yang dapat mempengaruhi minat siswa terhadap

sebuah mata pelajaran. Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan

non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya , rumah tempat tinggal

siswa, saat-saat belajar, keadaan cuaca dan waktu beajar yang di

gunakan siswa faktor-faktor ini dispandang turut menuntut tingkat

minat siswa mengikuti suatu pelajaran11

6. Indikator Minat Belajar

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia indikator adalah alat

pemantau (sesuatu) yang dapat memberikan petunjuk atau

keterangan.12 Kaitanya dengan minat belajar adalah indikator

merupakan sebuah tolok ukur untuk mengetahui apakah seorang siswa

11

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: dengan Pendekatan Baru,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2010), Cet,-15,h.130-136.

12

(26)

berminat akan sebuah proses pembelajaran. Hal ini dapat dikenali

melalui proses belajar di kelas ataupun di rumah.

a. Perasaan senang

Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka

terhadap mata pelajaran IPS misalnya, maka ia akan terus

mempelajari ilmu yang berhubungan dengan IPS. Dalam

mempelajari pelajaraan IPS maka tidak ada keterpaksaan dari

diri anak untuk mempelajari dengan lebih dalam.

b. Perhatian dalam belajar

Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat

belajar pada anak. Perhatian merupakan konsentrasi atau

aktifitas jiwa kita terhadap pengamatan, pengertian dan

sebagainya dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu.

Seseorang yang memiliki minat pada objek tertentu maka

dengan sendirinya dia akan memperhatikan objek. Misalkan

seorang anak memiliki minat yang tinggi terhadap mata

pelajaran IPS maka siswa tersebut akan memberikan perhatian

lebih dalam mempelajari IPS ataupun ia akan memberi

perhatian pada guru yang mengajar.

c. Bahan pelajaran dan sikap guru yang menarik

Tidak semua siswa menyukai suatu bidang studi pelajaran

karena faktor minatnya sendiri.Ada yang mengembangkan

minatnya terhadap bidang pelajaran tersebut karena pengaruh

dari luar dirinya. Walaupun demikian lama-kelamaan jika

siswa mampu mengembangkan minatnya yang kuat terhadap

mata pelajaran niscaya ia bisa memperoleh prestasi yang

(27)

rata-rata.13 Sebagaimana dikemukakan oleh Brown yang dikutip

oleh Ali Imran sebagai berikut:

“Tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau

bersikap acuh tak acuh, tertarik kepada mata pelajaran yang

diajarkan, mempunyai antusias yang tinggi serta

mengendalikan perhatiannya terutama kepada guru, ingin

selalu bergabung dalam kelompok kelas, ingin identitas dirinya

diketahui oleh orang lain, tindakan kebiasaan dan moralnya

selalu dalam kontrol diri, selalu mengingat pelajaran dan

mempelajarinya kembali, dan selalu terkontrol oleh

lingkungannya.”14

d. Manfaat dan fungsi mata pelajaran

Adanya manfaat dan fungsi mata pelajaran juga merupakan

salah satu indikator dari minat. Karena setiap mata pelajaran

yang disampaikan kepada siswa memiliki manfaat dan

fungsinya masing-masing .

e. Giat belajar

Aktifitas belajar yang giat yang ditunjukan siswa di sekolah

ataupun di luar lingkungan sekolah menujukan adanya minat

dalam diri siswa. Siswa dengan minat yang tinggi akan

merasakan bahwa pelajaran yang diberikan di sekolah sangat

dibatasi dengan waktu sehingga munculah inisiatif dari diri

siswa untuk belajar di luar sekolah.

f. Mengerjakan tugas

Kebersediaan seorang siswa dalam mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru merupakan suatu indikasi bahwa siswa

berminat dalam mengikuti sebuah pembelajaran sehingga ada

13

Nurhidayati, Hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi sejarah kebudayaan islam,”skripsi pendidikan ilmu agama

islam”,(Jakarta:perpustakaan uin syarif hidayattulah, 2006),h. 16

14

(28)

suatu semangat dalam benak siswa untuk mendalami tugas

yang diberikan dengan mengerjakan tugas yang diberikan oleh

guru

B. Persepsi Siswa

1. Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan sebuah istilah yang sering didengar dalam

percakapan sehari- hari di masyarakat. Istiah persepsi berasal dari bahasa

inggris “perception”, yang di ambil dari bahasa latin “Perceptio” , yang

berarti menerima atau mengambil. Dalam Kamus Inggris Indonesia, kata

perception diartikan dengan “penglihatan” atau “tanggapan”. Menurut Leavit perception dalam pengertian sempit adalah “penglihatan”, yaitu bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas,

perception adalah “pandangan”, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu15.

Sebagai sebuah kontruksi psikologi yang kompleks, persepsi sulit di

rumuskan secara utuh. Oleh karena itu, para ahli berbeda-beda dalam

memberikan definisi tentang persepsi ini.

Chaplin mengartikan persepsi sebagai “Proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indra” sedangkan

Morgan mengartikan persepsi adalah “The process of discriminating

among stimuli and interpreting their meaning” Matlin berpendapat Perception ia a process that uses our previous knowladge togather and

interpret the stimuli that our sense register” hampir senada dengan Matlin, matsutomo mendefinisikan “perception is the process of

gathering information about the world through our senses”16.

Dr. Sarlito Wirawan menggambarkan persepsi seperti seorang bayi

yang baru lahir, bayangan-bayangan yang sampai ke otak masih

tercampur aduk, sehingga bayi belum dapat membedakan benda-benda

dengan jelas. Makin besar anak itu maka makin baiklah struktur susunan

15

Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011) h.117

16

(29)

syaraf dan otaknya, serta ditambah dengan bertambahnya pengalaman

anak itu, mulai dapat mengenal objek secara satu persatu, membedakan

satu benda dengan benda yang lainnya dan mengelompokan benda-benda

yang berkaitan atau serupa. Ia mulai dapat memfokuskan perhatianya

pada satu objek, sedangkan obyek-obyek lain di sekitarnya dianggap

sebagai latar belakang. Kemampuan untuk membeda-bedakan,

mengelompokan, memfokuskan dan sebagainya itu disebut sebagai

kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan atau persepsi17.

Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa persepsi

adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki untuk

memperoleh dan menginterpretasikan stimulus (rangsangan) yang

diterima oleh sistem alat indera manusia. Jadi, persepsi pada dasarnya

menyangkut hubungan manusia dengan lingkunganya bagaimana

seseorang mengerti dan menginterpretasikan stimulus yang ada

dilingkunganya dengan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya.

Setelah individu menginderakannyaobjek di lingkungannya, kemudian ia

memproses hasil penginderaan itu sehingga timbulah makna tentang

objek itu.

2. Perbedaan Persepsi dengan Sensasi

Di dalam psikologi proses sensasi dan persepsi berbeda. Sensasi

adalah penerimaan stimulus melalui alat indera, sedangkan persepsi

adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di otak.

Meskipun alat menerima stimulus serupa pada setiap individu tetapi

interpretasinya berbeda.Untuk menggambarkan perbedaan antara persepsi

dengan sensasi, bandingkanlah potret sebuah pemandangan dengan

lukisan pemandangan.Potret merupakan pemandangan sebagaimana yang

diterima alat indera, sedangkan lukisan pemandangan bergantung pada

interpretasi pelukis. Dengan kata lain mata menerima sedangkan pikiran

mempersepsikan18, Hal inilah yang menjadikanpeserta didik memiliki

17

Sarlito Wirawan, Pengantar Umumu Psikologi, (Jakarta : Bulan Bintang, 2000) h.39 18

(30)

keberagaman dalam mempersepsikan sesuatu termasuk mempersepsikan

kemampuan mengajar seorang guru di kelas.

3. Penyebab perbedaan persepsi

Setiap manusia terkadang berbeda dalam mempersepsikan suatu

obyek yang sama hal ini disebabkan oleh beberapa sebab antara lain :

a. Perhatian, biasanya seseorang tidak menangkap keseluruhan

rangsangan yang ada di sekitarnya sekaligus tetapi biasanya hanya

memfokuskan terhadap satu atau dua obyek saja. Perbedaan fokus

antara satu orang dengan orang lainyalah yang menimbulkan

perbedaan persepsi

b. Set, harapan seseorang mengenai rangsangan yang akan timbul.

Perbedaan hasil yang didapatkan dengan harapan yang ada akan

menimbulkan perbedaan persepsi.

c. Kebutuhan, Kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada

diri seseorang, mempengaruhi diri seseorang tersebut.19

4. Mekanisme Persepsi

Persepsi merupakan proses kognitif yang kompeleks untuk

menghasilkan suatu gambaran yang unik tentang realitas yang barangkali

sangat berbeda dengan sebuah kenyataaan yang sebenarnya. Persepsi

mengenai apapun, baik objek sosial maupun non sosial akan mengikuti

proses perceptual yang sama. Tanpa mempersoalkan bagaimana alur

informasi atau data masuk melalui indera kita. Kesemuanya akan

mengikuti prinsip-rinsip organisasi kognitif yang sama. Jadi, persepsi

lebih kompleks dan luas dari penginderaan (mendengar, melihat dan

merasakan). Persepsi meliputi suatu interaksi rumit yang melibatkan

setidaknya tiga komponen utama, yaitu: Seleksi, penyusunan dan

penafsiran.

a. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indera terhadap suatu

stimulus. Dalam proses ini, struktur kognitif telah ada dalam

kepala akan menyeleksi, membedakan data yang masuk dan

19

(31)

memilih data mana yang relevan sesuai dengan kepentingan

dirinya. Jadi seleksi perceptual ini tidak hanya bergantung pada

determinan-determinan utama dari perhatian seperti : intensitas

(intensity) kualitas (quality), kesegeraan (suddenness), kebaruan

(novelty), gerakan (movement) dan kesesuaian (congruity)

dengan muatan kesadaran yang telah ada melainkan juga

bergantung pada minat, kebutuhan-kebutuhan dan nilai-niai yang

dianut.

b. Penyusunan adalah proses mereduksi, mengorganisasikan,

menata atau menyederhanakan informasi yang kompleks

kedalam suatu pola yang bermakna. Sesuai dengan teori Gestalt,

manusia secara alamiah memiliki kecenderungan tertentu dan

melakukan penyederhanaan struktur didalam mengorganisasikan

objek-objek perceptual. Oleh karena itu, sejumlah stimulus dari

lingkungan cara yang sama . Berdasarkan pemikiran ini, maka

Gestalt mengajukan beberapa prinsip-prinsip kecenderungan

manusia dalam Penyusunan insformasi ini, diantaranya prinsip

kemiripan (similarity), prinsip kedekatan (proximity), prinsip

ketertutupan atau kelengkapan (closure), prinsip searah

(direction) dan lain-lain.

c. Penafsiran adalah proses menerjemahkan atau

menginterpretasikan informasi atau stimulus kedalam bentuk

tingkah laku sebagai respon. Dalam proses ini, individu

membangun kaitan-kaitan antara stimulus yang datang untuk

memberi makna berdasarkan hasil interpretasi yang dikaitkan

dengan pengalaman sebelumnya, dan kemudian bertindak atau

bereaksi. Tindakan ini dapat berupa tindakan tersembunyi

(seperti pembentukan pendapat, sikap) dan dapat pula berupa

tindakan terbuka atau prilaku siswa.20

20

(32)

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya

dibagi menjadi 2 yaitu Faktor Internal dan Faktor Eksternal.

a. Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu

faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu,

yang mencakup beberapa hal antara lain :

a) Fisiologis. Informasi masuk melalui alat

indera, selanjutnya informasi yang diperoleh

ini akan mempengaruhi dan melengkapi

usaha untuk memberikan arti terhadap

lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera

untuk mempersepsi pada tiap orang

berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap

lingkungan juga dapat berbeda.

b) Perhatian. Individu memerlukan sejumlah

energi yang dikeluarkan untuk

memperhatikan atau memfokuskan pada

bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada

pada suatu obyek. Energi tiap orang

berbeda-beda sehingga perhatian seseorang

terhadap obyek juga berbeda dan hal ini

akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu

obyek.

c) Minat. Persepsi terhadap suatu obyek

bervariasi tergantung pada seberapa banyak

energi atau perceptual vigilance yang

digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual

vigilance merupakan kecenderungan

seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu

dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai

(33)

d) Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat

dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang

individu mencari obyek-obyek atau pesan

yang dapat memberikan jawaban sesuai

dengan dirinya.

e) Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat

dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti

sejauh mana seseorang dapat mengingat

kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui

suatu rangsang dalam pengertian luas.

f) Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi

perilaku seseorang, mood ini menunjukkan

bagaimana perasaan seseorang pada waktu

yang dapat mempengaruhi bagaimana

seseorang dalam menerima, bereaksi dan

mengingat.

b. Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi,

merupakan karakteristik dari linkungan dan

obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen

tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang

terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi

bagaimana seseoarang merasakannya atau

menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal

yang mempengaruhi persepsi adalah :

a) Ukuran dan penempatan dari obyek atau

stimulus. Faktor ini menyatakan bahwa

semakin besrnya hubungan suatu obyek,

maka semakin mudah untuk dipahami.

Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi

individu dan dengan melihat bentuk ukuran

(34)

perhatian pada gilirannya membentuk

persepsi.

b) Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek

yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan

lebih mudah dipahami (to be perceived)

dibandingkan dengan yang sedikit.

c) Keunikan dan kekontrasan stimulus.

Stimulus luar yang penampilannya dengan

latarbelakang dan sekelilingnya yang sama

sekali di luar sangkaan individu yang lain

akan banyak menarik perhatian.

d) Intensitas dan kekuatan dari stimulus.

Stimulus dari luar akan memberi makna

lebih bila lebih sering diperhatikan

dibandingkan dengan yang hanya sekali

dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan

daya dari suatu obyek yang bisa

mempengaruhi persepsi.

e) Motion atau gerakan. Individu akan banyak

memberikan perhatian terhadap obyek yang

memberikan gerakan dalam jangkauan

pandangan dibandingkan obyek yang

diam.21

21

Kompas, faktor yang mempengaruhi persepsi, 2014

(35)

C. Kemampuan Mengajar Mahasiswa PPKT

1. Pengertian dan ruang lingkup PPKT

Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) merupakan

kegiatan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa FITK dalam

rangka menerapkan dan mengembangkan kompetensi profesional,

paedagogik, kepribadian dan sosial yang berwujud dalam kegiatan

praktik kegururan, penelitian dan pengelolaan pendidikan, kinerja

mahasiswa praktikan dalam aspek pengetahuan, keterampilan,

sikap dan prilaku keguruan yang dialami secara nyata di madrasah

atau sekolah, Hal ini merupakan sebuah implementasi dari

kemampuan yang telah diasah dalam proses pembelajaran di

perkuliahan.

PPKT merupakan kegiatan intrakurikuler yang mencakup

kegiatan praktik mengajar penelitian kependidikan dan pengelolaan

kependidikan di madrasah atau sekolah Dengan demikian, PPKT

mencakup Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sebagai mata kuliah

PPKT berbobot 6 sks yang dilaksanakan sepenuhnya oleh

madrasah atau sekolah praktik.

Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) adalah mata kuliah

intrakulikuler aplikatif dan terpadu dari seluruh pengalaman belajar

kedalam program peratihan untuk mempersiapkan mahasiswa agar

memiiki kemampuan dan keterampilan kegururan, pelaksanaan

kegiatan administrasi pendidikan, penelitian kependidikan dan

pengabdian kependidikan.

Ruang lingkup PPKT terdiri dari :

a. Kegiatan pembelajaran di dalam kelas

b. Kegiatan pengabdian kependidikan

a) Kegiatan kependidikan

(36)

c. Kegiatan penelitian kependidikan22

2. Kemampuan Mengajar

Seorang mahasiswa PPKT dituntut untuk memiliki

kemampuan mengajar yang mumpuni karena PPKT adalah

wadah bagi Mahasiswa sebagai calon guru untuk mampu

menerapkan secara praktis kemampuan mengajar yang ia

dapatkan dari proses belajar di jenjang Universitas, oleh karena

itu kemampuan mengajar mahasiswa PPKT haruslah

berstandarkan pada empat kompetensi guru yang telah

dirumuskan dalam peraturan pemerintah No.19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan yang meliputi :

kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial dan professional

a. Kompetensi pedagogis

Kompetensi pedagogis merupakan hal yang harus

dimiliki oleh pendidik ataupun calon pendidik, yang

dimaksud kompetensi pedagogis ialah kemampuan

pendidik dalam pengelolaan peserta didik yang

meliputi :

a) Pemahaman wawasan atau landasan

kependidikan, seorang pendidik harus

memahami hakikat dan konsep-konsep

pendidikan, pemahaman yang benar tentang

konsep pendidikan akan membuat seorang

pendidik sadar akan perannya yang strategis

di dalam masyarakat dan sadar akan

perannya sebagai teladan bagi

murid-muridnya.

b) Pemahaman tentang peserta didiknya, guru

haruslah memahami peserta didiknya dengan

baik ia harus memahami tentang

22

(37)

kemampuan muridnya, tahap perkembangan

yang telah dicapai serta hambatan yang di

alami oleh muridnya yang mengganggu

proses pembelajaran.

c) Evaluasi hasil belajar, kesuksesan seorang

guru sebagai pendidik profesional dapat

dilihat dari pemahamanya dalam

kemampuanya dalam memberikan penilaian

secara obyektif.23

b. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kompetensi

guru dalam hal karakter yang patut diteladani oleh

murid-muridnya. Kompetensi kepribadian ini meliputi :

a) Berakhlak Mulia

Esensi dari sebuah pembelajaran adalah

perubahan prilaku, Guru akan mampu

merubah prilaku buruk peserta didik ketika

guru itu sendiri memiliki akhlak yang mulia

yang patut untuk di jadikan teladan bagi

muridnya.

b) Mantap , stabil dan dewasa

Seorang guru harus berprilaku secara

dewasa dan stabil sehingga dapat

menyelesaikan tiap permasalahan yang di

temui dengan bijak.

c) Arif dan Bijak

Seorang guru tidak boleh sombong dengan

ilmunya, karena merasa paling mengetahui

23

(38)

dan terampil di banding guru lain sehingga

menganggap remeh guru yang lain.

d) Menjadi Teladan

Figur seorang guru sangat vital

keberadaanya memberikan pengaruh dalam

terentuknya pribadi peserta didik hal ini

dimaklumi karena manusia adalah mahluk

yang suka mencontoh terlebih lagi terhadap

sosok yang dikagumi seperti guru oleh

karena itu seorang guru haruslah

memberikan teladan bagi peserta didiknya.

e) Mengevalusai kinerja sendiri

Pengalaman mengajar seorang guru

merupakan modal besar bagi guru untuk

meningkatkan kemampuan mengajar di

kelas sehingga dengan pengalaman yang

luas dan senantiasa melakukan evaluasi

terhadap cara mengajar maka akan

meningkatkan kemampuan mengajar

seorang guru.

f) Mengembangkan diri

Seorang guru harus terus menjadi seorang

pembelajar mandiri dan memiliki motivasi

dalam mengembangkan diri dalam ilmu

pengetahuan dan metode mengajar sehingga

memperluas keilmuan yang di dapatkan

peserta didik.

g) Religius

Religius erat kaitanya dengan akhak mulia,

[image:38.595.109.516.100.728.2]
(39)

kepribadian seorang guru yang

professional.24

c. Kompetensi sosial

Seorang guru adalah makhluk sosial yang dalam

hidupnya berdampingan dengan manusia

lainnya,Seorang guru haruslah memiliki jiwa sosial

tinggi, mudah bergaul dan suka menolong bukan

sebaliknya yaitu individu yang tertutup dan tidak peduli

dengan seksama. Kompetensi sosia ini merupakan

kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat

untuk berkomunikasi dengan masyarakat, bergaul

secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,

tenaga kependidikan, wali murid dan bergaul secara

santun dengan masyarakat sekitar.25

d. Kompetensi Profesional

Tugas guru ialah mengajarkan pengetahuan kepada

murid guru tidak hanya mengetahui materi yang akan

diajarkannya tetapi memahaminya secara luas dan

dalam sehingga merangsang murid untuk menggali

lebih dalam terkait mata pelajaran yang di ampunya.26

3. Kode Etik Guru Indonesia

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menyadari bahwa

pendidikan merupakan suatu bidang pengabdian terhadap Tuhan

Yang Maha Esa, Bangsa dan Tanah Air, serta kemanusiaan pada

umumnya. Guru Indonesia yang memiliki jiwa pancasila dan

Undang-undang dasar 1945 merasa turut bertanggung jawab atas

terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Repubik

Indonesia 17 Agustus 1945. Oleh sebab itu mahasiswa FITK

24

Ibid 42

25

Ibid 52

26

(40)

sebagai calon guru dituntut untuk melaksanakan kode etik guru

Indonesia sebagai berikut :

a. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang berpancasila

b. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing

c. Guru melakukan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindari diri dari segala bentuk penyalahgunaan

d. Guru menciptakan suasana kehidupan madrasah atau sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan sekolah

e. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar madrasah atau sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan

f. Guru secara sendiri-sendiri atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu professional

g. Guru menciptakan dan memlihara hubungan antara sesama guru, baik berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhannya h. Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu

organisasi guru profesi sebagai sarana pengabdiannya

i. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.27

D. Penelitian Yang Relevan 1. Nama : Khumaidi

Judul : Pengaruh Kompetensi Pedagogik Mahasiswa PAI Dalam PPKT Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI

Tujuan Dari penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana peran

mahasiswa dalam melaksanakan program PPKT di sekolah dan

pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI

khususnya dan mata pelajaran pada umumnya

Penelitian ini menggunakan kuantitatif dalam bentuk metode

deskriftif yang di dukung oleh pengumpulan data melalui penyebaran

angket (Questionare) observasi dan wawancara pada guru Pendidikan

Agama Islam sumber informasi dalam penelitian ini adalah murid

SMP Al-Azhar 3 Bintaro kelas VIII dari kelas B kurang lebih

27

(41)

responden berjumlah 160 siswa dan dikategorisasikan berdasarkan

aspek dimensi masalah selanjutnya dianalisia serta diinterpretasikan

secara deskriptif.

Berdasarkan hasi penelitian tersebut disimpulkan bahwa pengaruh

kompetensi paedagogik mahasiswa PPKT terhadap hasil belajar siswa

pada mata pelajaran PAI menunjukan hubungan yang signifikan.Hal

ini dilihat dari rata-rata nilai raport dan hasil pengujian hipotesis.28

2. Nama : Sutriyati

Judul : Hubungan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa SDN Petir 05 Dramaga Bogor

Orang tua dalam sebuah keluarga mempunyai peran yang sangat

penting.pendidikan dan pengajaran menjadi kewajiban yang pertama

kali ditangani oleh orang tua. Orang tua yang pertama kali mempunyai

kewajiban untuk mendidik dan mengajari anak-anaknya sebelum anak

tersebut memasuki pendidikan formal seperti sekolah dan pesantren.

Dalam hal ini perhatian orang tua amatlah penting dalam

menentukan keberhasilan anak pada pendidikan terutama pendidikan

agama islam. Sebab dengan mendapatkan perhatian, kasih sayang,

dorongan dan sarana lainnya dari orang tua diharapkan anak akan lebih

giat dan bersemangat belajar.29

28

Khumaidi, Pengaruh Kompetensi Pedagogik Mahasiswa PAI dalam PPKT terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI” skripsi pe didika Aga a isla ”, (jakarta: perpustakaa uin syarif hidayattullah,2010), h. i

29

Sutriyati, Hubungan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa SDN petir 05 Dramaga Bogor”, skripsi pendidikan agama

(42)

3. Nama : Lutfi

Judul : Persepsi Siswa Terhadap Gaya Mengajar Guru Dalam Pelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Diniyah Nurul Ummah Kota Gede Yogyakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hasil persepsi

siswa terhadap gaya mengajar guru dalam pelajaran Bahasa Arab. Di

madrasah diniyah Nurul Ummah Kota Gede Yogyakarta. Untuk

mengetahui hasil dari persepsi (tanggapan) tersebut dilakukan uji

deskriptif berupa kuesionare kepada siswa kelas IV Awwaliah di

Madrasah Diniyah Nurul Ummah Kota Gede Yogyakarta tahun ajaran

2009-2010

Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

Metode Observasi, Angket, Metode Interview, Metode Dokumetasi.

Untuk menguji instrument dilakukan dengan validitas dan uji

reliabilitas, Dan analisis data dengan menggunakan uji deskriptif30

E. Kerangka Berpikir

Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah

dimiliki untuk memperoleh dan menginterpretasikan stimulus

(rangsangan) yang di terima oleh sistem alat indera manusia.

Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) adalah mata kuliah

intrakulikuler aplikatif dan terpadu dari seluruh pengalaman belajar ke

dalam program pelatihan untuk mempersiapkan mahasiswa agar

memiliki kemampuan dan keterampilan kegururan, pelaksanaan

kegiatan administrasi pendidikan, penelitian, kependidikan dan

pengabdian kependidikan.

Pengertian minat itu sendiri adalah rasa lebih suka dan keterikatan

pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh

Jadi dari kerangka berpikir di atas jika persepsi siswa terhadap

mahasiswa PPKT baik maka minat belajarnyapun akan baik , begitu

30

Lutfi, Persepsi Siswa Terhadap Gaya Mengajar Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Arab

Di Madrasah Diniyah Nurul Ummah Kota Gede Yogyakarta, ”skripsi Pendidikan Bahasa Arab”,

(43)

pula sebaliknya dengan demikian peneliti dapat menyusun kerangka

berpikir yaitu : Diduga terdapat pengaruh positif antara persepsi siswa

terhadap mahasiswa PPKT dengan minat belajar siswa maka semakin

tinggi persepsi positif siswa terhadap mahasiswa PPKT maka semakin

tinggi minat belajarnya.

F. Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini perlu sekali adanya hipotesis, karena

hipotesis sebagai indikasi untuk menarik kesimpulan penelitian yang

berbentuk dalil atau generalisasi yang akan dibuktikan dan diteliti

serta diuji kebenarannya. Dalam penelitian ini penulis mengajukan

hipotesis sebagai berikut:

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara Persepsi siswa

tentang kemampuan mengajar mahasiswa PPKT dengan Minat Belajar

Siswa.

Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Persepsi

siswa tentang kemampuan mengajar mahasiswa PPKT dengan Minat

(44)

30 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs NUR ASY-SYAFI'IYAH

(YASPINA) berlokasi di Jalan Rempoa Ciputat, Tangerang Selatan di

Provinsi Banten. Proses penelitian ini dilakukan secara bertahap mulai dari

perencanaan sampai dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan

inti penelitian, rentang waktu yang dibutuhkan secara keseluruhan dimulai

dari tanggal 1 Maret sampai 1 Mei 2014.

B. Metode Penelitian

Untuk memperoleh data, fakta dan informasi yang akan

menggambarkan dan menjelaskan permasalahan tentang hubungan antara

persepsi siswa tentang kemampuan mengajar Mahasiswa PPKT dengan

minat belajar, maka penulis menggunakan penelitian kuantitatif dengan

metode deskriptif-analisis.

Margono menyatakan bahwa ”Penelitian kuantitatif adalah suatu

proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka

sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui”.1

Di dalam metode deskriptif-analisis terdapat upaya untuk

menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.

Dengan tujuan utama yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan

karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat.2 Metode

deskriptif tidak hanya berhenti pada menggambarkan kondisi objek

1

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan: Komponen MKDK, (Jakarta : Rineka Cipta, 2007), Cet. 6, h. 105.

2

(45)

penelitian, tetapi juga menganalisanya berdasarkan metode, teori dan

kemampuan peneliti.3

C. Populasi dan Sampel Penelitian.

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, sedangkan sampel

adalah sebagian atau wakil populasi yang sedang diteliti.Populasi pada

penelitian ini adalah siswa MTS Yaspina kelas 7 dankelas 8 yang

berjumlah 104 siswa, Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa

MTS Yaspina 23 orang siswa dari kelas 7 dan 22 orang siswa dari kelas 8

sehingga keseluruhan sampel berjumlah 45 siswa. Pengambilan sampel

dilakukan dengan teknik simple random sampling.

D. Variabel penelitian

Variabel dapat didefinisikan sebagai atribut dari seseorang atau obyek

yang memiliki variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek

dengan obyek yang lain.

Dalam penelitian ini hanya terdapat dua variable (X dan Y) yaitu :

1. Variabel X : Persepsi siswa terhadap Mahasiswa PPKT yakni

persepsi siswa tentang kemampuan mengajar Mahasiswa PPKT

2. Variabel Y : Minat Belajar adalah Minat belajar siswa ketika

diajarkan oleh Mahasiswa yang sedang PPKT.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka

penulis menggunakan beberapa instrument penelitian antara lain :

1. Angket (Kuesioner)

Angket untuk mendapatkan data, maka penulis

menyebarkan angket kepada seluruh sampel untuk diisi yang

kemudian hasilnya dianalisis.Penulis menyebarkan angket

karena dalam penelitian ini penulis ingin memperoleh data

mengenai persepsi siswa tentang kemampuan mengajar

mahasiswa PPKT dan hubunganya dengan minat belajar siswa.

3

(46)
[image:46.595.106.519.151.762.2]

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrument Variabel Persepsi Siswa Tentang Kemampuan mengajar Mahasiswa PPKT

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrument Variabel Minat Belajar

No Dimensi Indikator No Item Jumlah

+ -

1 Penilaian siswa tentang Kemampuan Paedagogis Mahasiswa PPKT

- Metode mengajar yang

menyenangkan

1 2 2

- Jawaban atas pertanyaan siswa

3, 4 2

2 Penilaian siswa tentang Kemampuan Kepribadian Mahasiswa PPKT

- Disiplin yang tinggi

5, 6 2

- Menjadi Teladan 7 8 2

- Berwibawa 9 10 2

3 Penialaian siswa t \entang

- Peduli kepada siswa

11 12 2

Kemampuan Sosial Mahasiswa PPKT

- Akrab dan Ramah 13 14 2

4 Penilaian siswa tentang Kemampuan Profesional Mahasiswa PPKT

- Mengusai materi 15 - 1

Jumlah 8 7 15

No Indikator No item Jumlah

+ -

1 Perasaan

Senang

16,17 18 3

2 Perhatian

dalam pelajaran

19,20 21 3

3 Tertarik kepada guru

22 23 2

4 Giat Belajar 24,25 26 3

5 Mengetahui

Fungsi dan Manfaat pelajaran

(47)

2. Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan oleh dua orang atau lebih yang bertatap muka

dengan mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau

keterangan-keterangan.4 Adapun yang diwawancara dalam hal ini

adalah guru pamong dari Mahasiswa PPKT serta 5 siswa kelas 8

berjumlah 3 siswa dan kelas 7 berjumlah 2 siswa mengenai adakah

korelasi antara persepsi siswa tentang kemampuan mengajar

mahasiswa PPKT dengan minat belajar,

F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

1. Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dengan lengkap tahap selanjutnya data

yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis untuk menjawab

masalah dan hipotesa penelitian. Dalam hal ini penulis melakukan

pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Editing Data

Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah

diserahkan oleh para pengumpul data, dimana tujuannya

adalah untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang

ada di dalam daftar pertanyaan yang sudah diselesaikan

sampai sejauh mungkin.5

b. Skala

Dalam penelitian ini menggunakan skala likert yaitu skala

yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan

4

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2004) hal 83.

5

Ibid,h.153

Mengerjakan tugas

29 30 2

(48)

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial6

c. Koding

Koding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari

para responden kedalam karegori-kategori. Biasanya

klasifikasi dilakukan dengan cara memberi tanda/kode

berbentuk angka pada masing-masing jawaban.7 Untuk lebih

memudahkan dalam menyimpulkan hasil penelitian dari

setiap variabel, maka dari jawaban angket yang hanya berupa

[image:48.595.109.508.130.602.2]

angka dideskripsikan dengan kata-kata, yaitu :

Tabel 3.3

Pengukuran Secara Deskripsi

Alternatif Jawaban

Pernyataan

Positif Negatif

Sangat setuju

Setuju

Netral

Tidak setuju

Sangat tidak setuju 5

4

3

2

1

1

2

3

4

5

6

Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2010) hal 134. 7

(49)

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisa inferensial, yaitu teknik analisa yang dilakukan untuk

menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi yang

jelas.8

1. Uji Validitas

Uji validitas untuk mengetahui tingkat kevalidan suatu instrumen yang diperoleh dari angket (kuesioner) untuk

mendapatkan data tentang variabel persepsi siswa tentang

kemampuan mengajar mahasiswa PPKT dan minat Belajar.

Pengujian validitas dilakukan menggunakan program Microsoft

Excel 2007 dengan metode Korelasi Product Moment dari

Pearson9, dengan melihat angka koefisien korelasi (r) yang

menyatakan hubungan antara skor per item dengan skor total.

Dengan rumus sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ | ∑ ∑

Keterangan:

rxy : Angka Indeks Korelasi “r” product Moment

N : Number of Cases

∑XY : Jumlah hasil perkalian skor X dan Y ∑X : Jumlah seluruh skor X

∑Y : Jumlahseluruhskor Y

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas berfungsi untuk meyakinkan apakah

instrumen yang dipakai dapat dipercaya untuk menggali data atau

8

(50)

tidak. Pengujian reliabilitas dilakukan menggunakan program

Microsoft Excel 2007 dengan koefisien Cronbach’s Alpha dan

corrected item total correlation dengan rumusnya yaitu10:

[ ] [

Dimana, rumus Varians:

∑ ∑

r = Realibilitas instrumen/koefisien alfa

k = Banyaknya butir soal

∑ = Jumlah varians butir

= Total varians

N = Jumlah responden

3. Uji Korelasi

Perhitungan korelasi menggunakan Product Moment. Di

Gambar

Tabel 4.21
Figur seorang
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrument Variabel Minat Belajar
Tabel 3.3 Pengukuran Secara Deskripsi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Wadha Artha Abadi telah melakukan perhitungan akan tingkat persediaan terhadap tingkat permintaan yang optimal bagi tiap-tiap outlet maka dirasa kendala sebelumnya

Pada saat proklamasi kemerdekaan, di Jalan Pegangsaan Timur tidak terjadi penyerangan Jepang terhadap para peserta upacara proklamasi, padahal pada saat tersebut tentara Jepang

Bahan Ajar Matrikulasi Fisika Dasar – Teknik Sipil FST Undana 2009 12 Usaha yang dilakukan oleh gaya tak konservatif yang bekerja pada sebuah partikel sama

“Pengembangan ini akan terus dilakukan hingga penghasilan dari Taman Sengkaling dapat mencapai Rp 20 Milyar pertahun,” kata rektor menyebut angka yang ditargetkan. UMM termasuk

yang sangat signifikan antara ketidakharmonisan keluarga dengan perilaku minum - minuman keras pada remaja. Semakin tinggi ketidakharmonisan keluarga maka semakin tinggi pula

Laporan proyek akhir berjudul Miniature Crain Otomatis Pemindah Peti Kemas Pada Truck oleh Edgar Yanuar Pratama NIM 071903102043 telah diuji dan disahkan oleh

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu penelitian ini mengukur transaksi pihak-pihak istimewa hanya menggunakan penjualan kepada pihak-pihak istimewa dan pembelian dari pihak-pihak

Hasil pengamatan pada 3 HSI, 4 HSI, 6 HSI, 7 HSI dan 13 HSI memperlihatkan perbedaan nyata dimana pertumbuhan koloni tertinggi terdapat pada isolat cendawan MetKP dengan rata-rata