• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendekatan analisis Swot terhadap produk tabungan Haji Arafah : Studi kasus pada Bank Muamalat Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pendekatan analisis Swot terhadap produk tabungan Haji Arafah : Studi kasus pada Bank Muamalat Indonesia"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

PENDEKATAN ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK

TABUNGAN HAJI ARAFAH

(STUDI KASUS PADA BANK MUAMALAT INDONESIA)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I)

Oleh

Cipta Kurnia Aji

NIM: 103046128255

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

PENDEKATAN ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK

TABUNGAN HAJI ARAFAH

(STUDI KASUS PADA BANK MUAMALAT INDONESIA)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I)

Oleh Cipta Kurnia Aji

103046128255

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. H. Odjo Kusnara N,M.Ag Supriyono, SE,MM NIP. 160 030 088

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul "PENDEKATAN ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK TABUNGAN HAJI ARAFAH (STUDI KASUS PADA BANK MUAMALAT INDONESIA)" telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 23 Juni 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)

Jakarta, 23 Juni 2008 Mengesahkan Dekan,

Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422

PANITIA UJIAN

Ketua : Euis Amalia, M.Ag (………)

NIP. 150 289 264

Sekretaris : Ah. Azharuddin Lathif,M.Ag (………) NIP. 150 318 308

Pembimbing I : Drs. H. Odjo Kusnara N,M.Ag (………) NIP. 160 050 388

Pembimbing II : Supriyono, SE, MM (………)

Penguji I : Dr.H. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag (………) NIP. 150 275 509

Penguji II : Drs. Hasanudin,M.Ag (………)

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidaytullah Jakarta.

2. Semua Sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Juni 2008

(5)

ABSTRAK

CIPTA KURNIA AJI

Pendekatan Analisis SWOT Terhadap Produk Tabungan Haji Arafah (Studi Kasus pada Bank Muamalat Indonesia)

Islam memiliki seperangkat aturan dan nilai yang harus ditaati oleh pemeluknya, seperangkat aturan dan nilai-nilai tersebut menjangkau seluruh aspek kehidupan yang meliputi aspek ketauhidan, ibadah, syariah dan muamalah atau sosial kemasyarakatan termasuk di dalamnya aspek ekonomi. Pandangan Islam yang multi dimensional itu, menghantarkannya sebagai agama yang universal dan komprehensip. Universal dimaknai dengan bahwa syariat Islam dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat sampai hari akhir nanti. Sedangkan komprehensip artinya bahwa syariat Islam merangkum seluruh aspek kehidupan, baik ritual (ibadah) maupun sosial (muamalah). Ibadah haji yang merupakan rukun Islam ke-5, wajib dikerjakan oleh seorang muslim sekali dalam hidupnya. Bagi umat Islam ibadah haji adalah wajib hukumnya, oleh karena itu umat islam harus mengubah sikap pasrah pada nasib/takdir dengan pernyataan “pergi haji bila mampu” kepada sikap bahwa “menjadi tamu Allah adalah sesuatu yang dapat direncanakan ” salah satunya dengan menabung.

(6)

Analisis SWOT mengarahkan analisis strategi dengan cara memfokuskan perhatian pada kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threath) yang merupakan hal yang kritis bagi keberhasilan perusahaan dengan melakukan identifikasi secara hati-hati pada factor keberhasilan kritik (critical success factors), sedangkan Analisis SWOT Tabungan Haji Arafah membandingkan antara faktor eksternal Peluang (Opportunities) yaitu mayoritas penduduk beragama islam, membaiknya image masyarakat terhadap bank syariah, memiliki undang-undang perbankan syariah, promosi melalui media elektronik dan Ancaman (Threats) seperti banyaknya pesaing, kedaan ekonomi yang buruk dengan Faktor Internal Kekuatan (Strenghts) seperti memperoleh nisbah bagi hasil, diberikan asuransi jiwa, memperoleh kepastian keberangkatan, mendapatkan fee, dan Kelemahan (Weaknesses) seperti kurangnya promosi, terlalu tingginya setoran perbulan.

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji serta rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah mencurahkan segenap rahmat, taufik dan hidayahnya. Sesungguhnya karena kemurahan-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat diiringi salam semoga selalu tercurahkan kepada suri tauladan umat muslim Nabi Muhammad SAW, berserta segenap keluarganya dan para sahabatnya yang selalu setia berjuang demi tegaknya Islam yang haq.

Selanjutnya, penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mengalami kesulitan, hambatan dan tantangan. Namun berkat bantuan, dorongan dan arahan dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi persyaratan akademik pada program strata satu (S1), pada jurusan Muamalat Perbankan Syari’ah di Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam hal ini penulis memilih judul “Pendekatan Analisis SWOT Terhadap Produk Tabungan Haji Arafah (Studi Kasus pada Bank Muamalat Indonesia).

Karenanya dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik langsung maupun tidak langsung, secara khusus penulis sampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

(8)

Jakarta, yang telah banyak membina, membantu dan membimbing penulis selama belajar.

2. Euis Amelia. M. Ag. Selaku Ketua Jurusan Muamalat Perbankan syari’ah Fakultas syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah banyak membina, membantu dan membimbing penulis selama belajar.

3. Ah. Azharuddin Lathif, M. Ag. Selaku seketaris Jurusan Muamalat Perbankan syari’ah Fakultas syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu penulis dalam proses perkuliahan dan administrasi.

4. Drs. H. Odjo Kusnara N,M.Ag dan Supriyono,SE,MM Selaku Dosen Pembimbing, yang telah banyak membina, membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya.

5. Dr. H. Mujar Ibnu Syarif,M.Ag dan Drs. H. Hasanuddin,M.Ag sekalku penguji munaqosah.

(9)

7. Papah, Mamah, Kaka, Adik dan special one (Astri Febiani), yang telah banyak membantu penulis baik berupa moril maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-temanku dan Semua pihak yang telah ikut berpartisipasi baik secara langsung maupun tidak langsung demi selesainya skripsi ini, dan mohon maaf jika penulis tidak sebutkan satu persatu karena terbatasnya halaman dan waktu.

Atas semua itu, penulis hanya dapat memanjatkan do’a kepada Allah SWT, semoga amal baiknya mendapatkan balasan dari-Nya. Dan akhirnya penulis hanya berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi masyarakat luas pada umumnya dan untuk khazanah pengetahuan pada umumnya.

Jakarta, 23 Juni 2008

(10)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6

C. Tujuan Penelitian 7

D. Manfaat Penelitian 7

E. Kajian Kepustakaan 8

F. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan 8

G. Sistematika Penulisan 10

BAB II TEORI ANALISIS SWOT DAN TABUNGAN A. ANALISIS SWOT

1. Pengertian Analisis SWOT 11

2. Fungsi, Manfaat dan Tujuan Analisis SWOT 12 3. Mekanisme dan Ancangan Strategi Analisis SWOT 15 B. TABUNGAN

1. Pengertian Tabungan 23

2. Pengertian Tabungan di Bank 25

3. Pengertian Tabungan Syariah 27

[image:10.612.114.512.143.683.2]
(11)

A. Sejarah Singkat Berdiri dan Perkembangan Bank

Muamalat Indonesia 29

B. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia 32 C. Tujuan Berdiri Bank Muamalat Indonesia 32 D. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia 34 E. Produk-Produk Bank Muamalat Indonesia 41

BAB IV ANALISIS SWOT PRODUK TABUNGAN HAJI ARAFAH A. Gambaran Umum Produk Tabungan Haji Arafah

1. Fatwa Dewan Syariah Nasional 50

2. Pengertian, Konsep dan Tujuan Tabungan Haji Arafah 51 3. Syarat-syarat Umum dan Ketentuan Tabungan Haji

Arafah 52 B. Analisis SWOT Tabungan Haji Arafah

1. Kekuatan (Strenght) 59

2. Kelemahan (weakness) 61

3. Peluang (Opportunity) 61

4. Ancaman (threath) 63

C. Ancangan Strategi SWOT Tabungan Haji Arafah 64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 68

B. Saran 69

DAFTAR PUSTAKA 70

(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perbankan syariah di Indonesia telah memasuki periode perkembangan yang cukup pesat. Hal ini dimungkinkan dengan adanya landasan hukum yang jelas yaitu undang-undang No 10 tahun 1998 yang mengubah undang-undang No 7 tahun 1992 tentang perbankan serta peraturan-peraturan pelaksanaannya1.

Berdasarkan undang-undang perbankan yang baru, sistem perbankan di Indonesia terdiri dari bank umum konvensional dan bank umum syariah. Undang-undang perbankan yang baru ini juga berdampak pada dimungkinkannya pengembangan bank syariah melalui pendirian bank syariah baru, perubahan kegiatan usaha bank konvensional menjadi bank syariah dan pelaksanaan kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah oleh bank konvensional2.

Upaya mendorong pengembangan bank syariah dilaksanakan dengan memperhatikan bahwa sebagian masyarakat muslim Indonesia membutuhkan jasa perbankan yang sejalan dengan prinsip syariah berdasarkan al-Quran dan al-hadits.

1

Bank Indonesia (BI), Informasi Mengenai Peraturan Bank Indonesia Bagi Bank Umum Berlandaskan prinsip Syariah, (Jakarta: Bank Indonesia, 2000), h.1

2

(13)

Pengembangan perbankan syariah juga ditujukan untuk meningkatkan mobilisasi dana masyarakat yang selama ini belum terlayani oleh system perbankan konvensional.

Dalam perkembangannya bank syariah, menghadapi berbagai kendala3, diantaranya adalah kurang pemahaman dan sosialisasi cara kerja perbankan syariah, hal ini disebabkan oleh karena keberadaan perbankan dengan prinsip syariah ini merupakan barang baru di Indonesia. Selain itu keterbatasan jaringan kantor bank dengan prinsip syariah ini, juga menghadapi kendala yang cukup berarti, sehingga masyarakat yang ingin mengakses bank syariah tidak menemukan kantor yang melayani jasa perbankan dengan prinsip syariah ini. Melalui undang-undang No 10 tahun 1998 sebagai pengganti undang-undang No 7 tahun 1992 tentang perbankan, serta undang-undang No 23 tahun 1992 tentang Bank Indonesia, telah memberikan kesempatan yang luas untuk pendirian kantor-kantor bank syariah baru dan pembukaan kantor bank syariah dengan cara konversi dari bank konvensional.

Sebagai sebuah agama Islam adalah agama kesejahteraan dan keselamatan4. Ajarannya mengandung kesejahteraan hidup di dunia dan keselamatan hidup di akhirat. Keseimbangan ajaran Islam menjadikannya sebagai agama yang paripurna dan satu-satunya agama yang diridhoi oleh Allah SWT di muka bumi. Sebagaimana ditegaskan dalam beberapa ayat suci al-Quran surat Ali Imran, ayat 19:

3

Bank Indonesia (BI), Petunjuk Pelaksanaan Pembukaan Kantor Bank Syariah, (Jakarta: Bank Indonesia, 1999), h. 1

4

(14)

ا

م ْ ْا

ﷲا

ﺪْ

ْﺪ ا

ن

...

)

ناﺮ

لا

/

3

:

19

(

Artinya: “Sesungguhnya agama (yang diridhoi) di sisi Allah SWT hanyalah Islam”

Surat Ali Imran, ayat 85 :

و

ْ

ْ

ْ

ْا

ْ

م

د

ْ

ْ

ْ

ْﻪ

و

ه

ْا

ة

ا

ْ

)

لا

ناﺮ

/

3

:

85

(

Artinya: “Barang siapa mencari agama selain agama Islam maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya., dan di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.

Surat Al-Maidah, ayat 3

ا

ْﻮ

م

ا

ْآ

ْ

ْ

د

ْ

ْ

و

اْ

ْ

ْﻜ

ْ

ْ

و

ر

ﺿ

ْ

ْا

ْ

م

د

ْ

)

ةﺪﺋﺎ ا

/

5

:

3

(

Artinya: “ Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah kuridhoi islam menjadi agama bagimu”.

(15)

Sebagai agama yang paripurna Islam merupakan rahmat bagi seluruh alam. Implikasinya kemudian Islam harus disampaikan kepada semua umat di muka bumi ini dengan cara-cara yang baik dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum syariah islam. Maka proses mengajak, memanggil dan menyampaikan Islam, kita kenal dengan istilah syiar Islam.

Ibadah haji yang merupakan rukun Islam ke-5, wajib dikerjakan oleh seorang muslim sekali dalam hidupnya. Bagi umat Islam ibadah haji adalah wajib hukumnya.

Sebagaimana dijelaskan oleh al-Quran surah Ali Imran ayat 97:

و

ْ

ﻪْ ا

عﺎﻄ ْ ا

ْ ْا

سﺎ ا

)

ناﺮ

لا

/

3

:

85

(

Artinya:“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah”.

Batas kewajiban berhaji bagi seorang muslim yaitu bagi yang mampu. Pengertian mampu di sini dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu mampu dalam pengertian fisik dan mental dalam mengikuti setiap proses kegiatan ibadah di tanah suci. Pengertian mampu yang kedua adalah secara materi, baik materi untuk bekal dalam perjalanan maupun materi untuk keluarga yang ditinggalkan selama menunaikan ibadah haji.

(16)

jumlah ONH yang harus dibayarkan oleh setiap calon jamaah haji berubah-ubah setiap tahunnya. Hal itu didasarkan atas usulan Menteri Agama dengan memperhatikan pendapat menteri Keuangan. Selain itu hal yang menyebabkan perubahan ONH setiap tahunnya adalah karena faktor perekonomian yang selalu bergerak secara dinamis sehingga dapat mempengaruhi dalam usaha penetapan besarnya ongkos naik haji. Dan akibat dari keadaan tersebut menyebabkan dana setoran ONH yang terhimpun selalu mengalami fluktuasi, hal ini juga dapat dilihat dari jumlah calon jemaah haji yang akan pergi menunaikan ibadah haji ke baitullah. Mengingat besarnya jumlah onkos naik haji yang harus dikeluarkan oleh calon jemaah haji, merupakan kendala tersendiri. Karenanya kebiasaan masyarakat Indonesia menyisihkan sebagian pendapatannya dalam bentuk tabungan berjangka untuk pergi haji, merupakan peluang besar bagi perbankan syariah dalam menghimpun dana tersebut agar dapat optimal dalam pemanfaatannya.

Adalah bank Muamalat Indonesia (BMI) yang didirikan tahun 1990 sebagai hasil kerja tim perbankan Majelis Ulama Indonesia (MUI), dengan modal awal sebesar Rp. 106.162.382.000 terus mengalami kemajuan pesat. Bahkan bank yang dalam pengoprasiannya menggunakan prinsip syariah ini, kini mulai mendapat perhatian dan banyak diminati oleh masyarakat. Kegagalan perbankan konvensiaonal semenjak krisis moneter tahun 1997 sampai sekarang telah memudarkan kepercayaan nasabahnya yang kemudian mulai beralih pada perbankan dengan prinsip syariah ini.

(17)

syariah di Indonesia. Faktor kunci sukses ini penting sekali sebab akan memberi informasi bagaimana sebenarnya profil keunggulan bersaing (competitive advantage profile) yang dimiliki suatu bank syariah. Langkah selanjutnya dalam menganalisis SWOT adalah menginventarisasi faktor eksternal. Saat ini, peluang perbankan syariah untuk mengembangkan produknya terbuka lebar, sebab pemerintah telah berpihak pada ekonomi islam yang melibatkan MUI. Namun demikian tantangan yang dihadapinya juga semakin kompleks. Tantangan itu berupa ketatnya persaingan pada bisnis mendatang karena selain diperlukan modal yang tidak sedikit langkah pengembangan produk akan berhadapan langsung dengan perbankan konvensional yang telah mapan dan lebih pengalaman.

Dengan demikian, kita memerlukan perencanaan bisnis yang akurat, sehingga dapat memusatkan perhatian posisi dalam bisnis tersebut, mengetahui ke arah mana perusahaan akan pergi, bagaimana mencapainya, serta tindakan apa yang perlu dilakukan agar dapat memaksimalkan kekuatan dan merebut peluang yang ada sehingga berhasil.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

(18)

2. Perumusan Masalah

Dalam rangka memfokuskan pembahasan penulis merumuskan beberapa hal yang perlu dikemukakan dalam skripsi ini, di antaranya:

a Apa yang dimaksud dengan Produk Tabungan Haji Arafah ? b Analisis SWOT produk Tabungan Haji Arafah ?

c Bagaimana ancangan strategi yang dikembangkan oleh Bank Muamalat Indonesia mengenai produk Tabungan Haji Arafah?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Ingin memberikan gambaran tentang produk Tabungan Haji Mudharabah khususnya kepada penulis dan umumnya kepada semua orang yang membaca skripsi ini.

2. Menganalisis tentang Strengths (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Opportunities (Peluang) dan Threats (Ancaman) produk Tabungan Haji Arafah.

3. Memperkaya Khazanah pengetahuan mengenai pada bank syariah. D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

(19)

2. Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya tentang produk Tabungan Haji Arafah.

3. Mengetahui tentang kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman bagi produk Tabungan Haji Arafah.

E. Kajian Kepustakaan

Penelitian ini dilakukan oleh penulis karena termotivasi dan terinspirasi setelah penulis membaca penelitian terdahulu yang hanya meneliti tentang mekanisme dari produk tabungan haji mudahrabah pada Bank Muamalat Indonesia5, sehingga penulis ingin melanjutkan penelitian tersebut dari sudut pandang yang berbeda yakni dari Analisis SWOT tentang produk tabungan haji mudahrabah.

Untuk pengembangan bisnis bank syariah dikaji dengan menggunakan analisis SWOT agar diketahui faktor intern yang positif dan negatif (Strenght and Weakness) yang ada di internal bank syariah dan faktor eksternal yang positif dan negatif (opportunity and threats) yang dihadapi bank syariah.6

F. Metode Penelitian Dan Teknik Penulisan 1. Jenis Penelitian

5

Ahmad Fauzi, Dakwah Islam dan Kebijakan Perbankan Syariah, Tinjauan Tentang Prosedur Penerimaan dan Pengelolaan Tabungan Haji Mudharabah pada Bank Muamalat Indonesia, tahun 2003

6

(20)

Penelitian ini merupakan perpaduan antara penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan, karena diawali dengan bahan pustaka dan literatur-literatur tentang analisis SWOT. Hasil telaah pustaka ini dijadikan landasan teori dalam operasional penelitian dari segi data yang dikumpulkan, diolah dan dianalisis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, karena hanya mengandalkan dari data hasil wawancara.

2. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa cara yang bisa di tempuh untuk kepentingan pengumpulan data dalam skripsi ini. Penulis menggunakan dua macam metode pengumpulan yaitu:

a Riset Kepustakaan

Dalam riset kepustakaan ini penulis membaca dan mempelajari bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini. Melalui riset ini akan di dapat konsep, teori dan definisi-definisi yang akan penulis pergunakan sebagai landasan berfikir dan analisa dalam proses penulisan. Data yang diperoleh melalui pendekatan ini adalah data sekunder.

b Riset Lapangan

(21)

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman produk Tabungan Haji Mudharabah.

3. Teknik Penulisan Laporan

Sedangkan teknik penulisan skripsi merujuk pada buku “Buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukun Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, tahun 2007.

G. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penyusunan dari skripsi ini terdiri dari lima bab, dengan perincian sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan yang meliputi latar belakang, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian kepustakaan, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Metode analisis SWOT dan tabungan yang meliputi pengertian, fungsi, manfaat dan tujuan serta mekanisme dan ancangan strategi analisis SWOT, pengertian tabungan, pengertian tabungan di bank, dan pengertian tabungan syariah

(22)
[image:22.612.112.517.167.542.2]

Bab IV Analisis SWOT terhadap Produk Tabungan Haji Arafah yang meliputi gambaran umum tentang produk tabungan haji arafah dan analisis SWOT dan ancangan strategi produk tersebut.

(23)

BAB II

TEORI ANALISIS SWOT DAN TABUNGAN A. Analisis SWOT

1. Pengertian Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi, berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Sthrength) dan peluang (Opportunity), dan secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threat). Jadi, analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan7.

Teknis SWOT atau yang dikenal dengan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) pada dasarnya merupakan satu teknik untuk mengenali berbagai kondisi yang berbasis bagi perencanaan strategi. Setelah mengenali isu permasalahan yang dihadapi secara teoritis perlu dibangun kesepakatan antar stakeholder mengenai “apa yang diinginkan kedepan” terhadap isu tersebut. Komponen atau elemen apa yang diperlukan untuk lebih ditingkatkan, dikurangi, atau justeru diganti, memerlukan proses analisis yang banyak didasarkan pada peta kondisi SWOT dari isu tersebut.

7

(24)

SWOT singkatan dari Bahasa Inggris yakni Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang) dan Threat (Ancaman)8. Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitann dengan pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategi (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi.

Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah analisis SWOT9. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (Threat).10

2. Fungsi, Manfaat, dan Tujuan Analisis SWOT a. Fungsi Analisis SWOT

secara umum analisis SWOT sudah dikenal oleh sebagian besar tim teknis penyusun corporate plan. Sebagian dari pekerjaan perencanaan strategi terfokus kepada apakah perusahaan mempunyai sumberdaya dan

kapabilitas yang memadai untuk menjalankan misinya dan mewujudkan

8

www. Goodgovernance.co.id/Total Quality Management Dokumentasi

9

Freddy Rangkuti, Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, Februari 2006),Cet. ke-12, h.19

10

(25)

visinya. Pengenalan akan kekuatan yang dimiliki akan membantu perusahaan untuk tetap menaruh perhatian dan melihat peluang-peluang baru, sedangkan penilaian yang jujur terhadap kelemahan-kelemahan yang ada akan memberikan bobot realisme pada rencana-rencana yang akan dibuat perusahaan, jadi fungsi analisis SWOT adalah menganalisis

mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, serta analisa mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi eksternal perusahaan.

b. Manfaat Analisis SWOT

(26)

andil terhadap kualitas pelayanan atau salah satu komponennya sambil mempertimbangkan faktor-faktor eksternal.11

c. Tujuan Analisis SWOT

Tujuan utama analisis SWOT adalah mengidentifikasi strategi perusahaan secara keseluruhan. Hampir setiap perusahaan maupun pengamat bisnis dalam pendekatannya banyak menggunakan analisis SWOT. Kecendrungan ini tampaknya akan terus semakin meningkat, terutama dalam era perdagangan bebas abad 21, yang mana satu sama yang lain saling berhubungan dan saling tergantung. Penggunaan analisis SWOT ini sebenarnya telah muncul sejak ribuan tahun yang lalu dari bentuknya yang paling sederhana, yaitu dalam rangka menyusun strategi untuk mengalahkan musuh dalam pertempuran.12

Konsep dasar pendekatan SWOT ini tampaknya sederhana sekali sebagaimana dikemukakan oleh Sun Tzu bahwa “ apabila kita telah mengenali kekuatan dan kelemahan lawan, sudah dapat dipastikan kita dapat memenangkan pertempuran”. Dalam perkembangannya saat ini analisis SWOT, tidak hanya dipakai untuk menyusun strategi di medan pertempuran, melainkan banyak dipakai dalam penyusunan perencanaan bisnis (Strategic Business Planning) yang bertujuan untuk menyusun

11

http://www.goodvernance.co.id/ Total Quality Management/Dokumentasi/A04

12

(27)

strategi-strategi jangka panjang sehingga arah dan tujuan perusahaan dapat dicapai dengan jelas dan dapat segera diambil keputusan berikut semua perubahannya dalam menghadapi pesaing.13

3. Mekanisme dan Ancangan Strategi Analisis SWOT a. Mekanisme SWOT

Mekanisme pembahasan analisis SWOT mencakup tiga tahapan, yaitu: 1. Penyepakatan pengertian/persepsi di antara stakeholder14

Di bawah ini disampaikan upaya-upaya sistematis untuk dapat dipergunakan sebagai bahan untuk mendeskripsikan kondisi yang dihadapi.

a) Strenghts (Kekuatan)

Kekuatan adalah sesuatu yang selama ini menjadi kekuatan utama (internal-sesuatu yang dapat dipengaruhi secara langsung) dari dahulu sampai sekarang.

Contoh kekuatan15

1). Perusahaan memiliki modal yang cukup

2). Perusahaan memiliki citra yang baik di masyarakat 3). Perusahaan memiliki jaringan kerja yang luas

13

ibid. h.11

14

www.delivery.org/Guidelines/how/hm, Analisis Cepat SWOT.pdf

15

(28)

4). Lokasi perusahaan strategis

5). Pendapatan perusahaan meningkat dari tahu ke tahun b) Weakness (Kelemahan)

Kelemahan adalah sesuatu yang menjadi kelemahan utama (internal) dari dahulu sampai dengan sekarang.

Contoh kelemahan :

1) Promosi Perusahaan terhadap promosi masih kurang 2) Produk yang ditawarkan masih sedikit/terbatas 3) Sumber daya manusia kurang memadai

c) Opportunities (Peluang)

Peluang adalah berbagai potensial yang dapat dieksplorasi untuk mempengaruhi pencapaian sasaran yang diharapkan.

Contoh peluang :

1) Faktor ekonomi yang membaik 2) Meningkatnya kehidupan masyarakat d) Threats (Ancaman)

Ancaman adalah segala sesuatu yang dapat membatasi / menggagalkan pencapaian (eksternal) sasaran yang ditetapkan tetapi belum pernah terjadi dan tidak dapat sipengaruhi secara langsung

(29)

1) Banyaknya pesaing perusahaan 2) Faktor makro ekonomi setelah krisis

2. Pengisian Informasi untuk tiap variable atau aspek SWOT

Setelah mengenali pengertian atau batasan tiap aspek SWOT di atas, menjadi sangat diperlukan untuk mendapatkan isinya, yang paling memungkinkan untuk mendapat isi tersebut :

a. Brainstorming : Saling mengajukan pendapat atas dasar pengalamannya untuk didiskusikan bersama-sama sampai didapat kesepakatan bahwa apa yang disampaikan memang sesuai untuk mengisi aspek SWOT.

b. Kuisoner : Untuk menginventarisir berbagai pandangan atau pendapat tentang isi dari aspek SWOT untuk kasus tertentu.

3. Memakai Relevansi Data

1. Melalui mekanisme koleksi data seperti dimaksud di atas akan menghasilkan beberapa temuan/identifikasi yang berupa daftar panjang di tiap aspek SWOT yang ada. Dengan kedalaman informasi yang berbeda-beda, maka daftar panjang tersebut perlu disusun persepsi yang sama di antara stakehoder, yakni dengan cara menyusun bobot tiap temuan di masing-masing aspek SWOT, seperti table berikut.

No. Aspek SWOT Hasil Identifikasi

(30)

A B C Kekuatan 1. Perusahaan memiliki citra yang

baik di masyarakat

2. Perusahaan memiliki jaringan kerja yang luas

3. Lokasi perusahaan strategis

V

V

V Kelamahan 1. Promosi Perusahaan terhadap

promosi masih kurang

2. Produk yang ditawarkan masih sedikit/terbatas

V

V

Peluang 1. Faktor ekonomi yang membaik

2. Meningkatnya kehidyupan masyarakat

V V

Ancaman 1. Banyaknya pesaing perusahaan 2. Faktor makro ekonomi setelah

krisis

(31)

Keterangan : ketegori bobot A adalah yang paling diutamakan / signifikan nyata berpengaruh paling perlu diantisipasi segera, demikian selajutnya sampai katagori C sebagai ukuran yang paling rendah.

Hasil akhir dari hasil keseluruhan proses berupa informasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang telah disepakati oleh seluruh stakeholder yang akam menjadi bahan masukan utama bagi penyusun strategi penanganan isu terkait. Informasi SWOT di sini mengandung bahwa:

a. Pengelompokkan informasi ke dalam masing-masing aspek SWOT sudah tidak diragukan legi dengan adanya persepsi yang sama.

b. peran atau keterkaitan antara tiap informasi di dalam tiap kelompok aspek SWOT sudah dapat dibedakan karena keberadaan bobot masing-masing. 2. Ancangan Strategi SWOT

Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunity) dan ancaman (threat) dengan Faktor internal kekuatan (strenght) dan kelemahan (weakness).16 Faktor internal diperoleh dari data lingkungan perusahaan, seperti dari laporan keuangan, kegiatan operasional, kegiatan pemasaran, dan data staf atau karyawan. Sedangkan faktor eksternal diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan, seperti dari analisis pasar, kompetitor (pesaing), komunitas, pemasok, pemerintah, dan analisis

16

(32)

kelompok (untuk kepentingna tertentu). Perencanaan usaha yang baik dengan metode analisis SWOT dirangkum dalam matrik SWOT yang dikembangkan oleh Kearns (1992).17

IFAS

EFAS

Strenght (Kekuatan)

Weaknesses (Kelemahan)

Opportunities (Peluang)

Strategi S-O (Agresif)

Strategi W-O Turn-around)

Threaths Ancaman

Strategi S-T Diversifikasi)

Strategi W-T (Defensif)

IFAS adalah Internal strategic Faktors Analysis Summary yaitu faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan. EFAS adalah Eksternalstrategic Faktors Analysis Summary yaitu faktor-faktor strategis eksternal suatu perusahaan. Keduanya

dibandingkan yang dapat menghasilkan alternatif strategi (S-O, S-T, W-O dan W-T). hasil analisis pada table Matrik Evaluasi Faktor Eksternal dan Matrik Evaluasi Faktor Insternal dapat dipetakan pada matrik posisi Organisasi dengan cara sebagai berikut:

17

(33)

a. Sumbu horizontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan sedangkan sumbu vertical (y) menunjukkan peluang dan ancaman

b. Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil analisis sebagai berikut:

c. Kalau peluang lebih besar dari pada ancaman maka nilai y>0 dan sebaliknya apabila ancaman lebih besar dari pada peluang maka nilai y<0

d. Kalau kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka nilai x>0 dan sebaliknya apabila kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilai x<0

DIAGRAM POSISI PERUSAHAAN

Peluang

Kuadran III Kuadran I

Kuadran IV Kuadran II

(34)

1. Strategi S-O = Kuadran 118

a. Merupakan posisi yang sangat menguntungkan

b. Perusahaan mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal.

c. Seyogyanya menerapkan strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif

2. Strategi S-T = Kuadran 2

a. Meskipun menghhadapi berbagai ancaman, perusahaan mempunyai keunggulan sumberdaya

b. Perusahaan-perusahaan pada posisi seperti ini dapat menggunakan kekuatannya untuk memanfaatkan pelung jangka panjang.

c. Dilakukan melalui penggunaan strategi Diversivikasi produk atau pasar 3. Strategi W-O = Kuadran 3

a. Perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar tetapi sumber dayanya lemah.

b. Karena itu tidak dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal. c. Focus strategi perusahaan pada posisi seperti ini ia meminimalkan

kendala-kendala internal perusahaan. 4. Strategi W-T = Kuadran 4

a. Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan

18

Freddy Rangkuti, Business Plan Teknik Membuat perancanaan Bisnis dan Analisis Kasus

(35)

b. Perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumber daya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan

c. Strategi yang diambil : defensif, penciutan atau likuidasi.

B. TABUNGAN

1. Pengertian Tabungan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia : bahwa pengertian tabungan adalah tempat menabung uang, celengan atau uang yang disimpan di bank yang pengambilannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu.19

Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh islam, karena dengan menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan..20 Dalam al-Quran terdapat ayat-ayat yang secara tidak langsung telah memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari esok secara lebih baik, seperti dalam al-Quran :

ذ

ْ ﻬ ْ

ْ

اْﻮآﺮ ْﻮ

ْﺬ ا

ﺶْ ْو

ر

ﺿ

ْﻮا

ْﻬ

ْ

ْ

ﷲااﻮ

و

ْ

ْﻮ

ْﻮ

ا

ْﻮ

ﺪْ

ا

)

ء

ﺎ ا

/

4

:

9

(

19

Penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1989) cet.2, H. 881

20

(36)

Artinya:Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”

ayat tersebut memerintahkan kita untuk bersiap-siap dan mengantisipasi masa depan keturunan, baik secara rohani (iman dan taqwa) maupun secara ekonomi harus dipikirkan langkah-langkah perencanaannya, salah satunya dengan menabung.

اﺎ

اﺎ

ﺬْ

ْﻮ

اا

ﷲااﻮ

و

ْا

ْ

ْﺮ

ْ

ْ

وا

ْﻮ

ﷲاا

ا

ن

ﷲا

ﺮْ

ْﻮ ْ

ن

)

ﺮﺸ ا

/

59

:

18

(

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah kamu setiap hari memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok

(akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan. “

(37)

digunakan untuk memenuhi keperluan sehari-hari. Setelah terkumpul dan jumlahnya cukup, maka tabungan tersebut dimanfaatkan untuk keperluan yang biasanya sudah direncanakan terlebih dahulu seperti pergi haji, beli sawah, modal usaha, dan sebagainya.21

Kebiasaan seperti itu berlangsung terus sampai saat ini. Bedanya ialah apabila waktu lampau pengumpulan uang secara fisik (kertas maupun logam) masih sering dilakukan, maka saat ini jarang terjadi, kecuali pada anak-anak yang oleh

orangtuanya atau gurunya dilatih untuk membiasakan hidu hemat dengan menabung. Dewasa ini orang lebih memilih bank atau koperasi simpan pinjam sebagai cara menabung.

Menabung seperti yang diutarakan terdahulu mengandung kelemahan antara lain, harus menyiapkan tabung atau tempat yang aman dari kehilangan atau pencurian dan jumlahnya tidak akan bertambah bila tabungan tersebut tidak diisi. Selama uang tersebut, berada ditempatnya tidak akan memberi faedah apa-apa baik bagi

pemiliknya apalagi bagi orang lain.

Kalau diamati di dunia perbakan selalu melihat setiap adanya peluang sumber dana termasuk kebiasaan masyarakat dalam praktek menabung. Untuk

mendayagunakan dana tersebut maka bank kemudian menawarkan jasanya berupa produk tabungan yang kita kenal semua. Tabungan di bank memberikan faedah yang

21

(38)

lebih besar baik bagi pemilik uang yakni adanya rasa aman dan perolehan bunga atau bagi hasil yang diberikan oleh bank. Sementara bank dapat memberi alat produksi, perluasan usaha, menambah modal, dan sebagainya sehingga dapat melipatgandakan kemakmuran.

2. Pengertian Tabungan di Bank

Pengertian tabungan menurut undang-undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 adalah “ simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau lainnya yang dipersamakan dengan itu.”22

Pengertian penarikan hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati maksudnya adalah untuk menarik uang yang

disimpan direkening tabungan antar satu bank dengan bank lainnya berbeda, tergantung dari bank yang mengeluarkannya. Hal ini sesuai pula dengan perjanjian yang telah dibuat antara bank dengan si penabung.23

Menurut sejarahnya, antara tahun 1974 sampai dengan 1988 tabungan di Indonesia hanya Tabanas (Tabungan Pembangunan Nasional) dan Taska (Tabungan Asuransi Berjangka) saja, yang penyelenggaraannya di bawah

22

Kasmir, Bank dan lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), Edisi Revis, Cet ke- 7, h. 74

23

(39)

koordinasi Bank Indonesia. Tabungan yang semula diselenggarakan oleh masing-masing bank dikonversi Tabanas dan Taska tersebut.24

Kebijakan tersebut merupakan gerakan menabung yang tujuannya ialah untuk menggairahkan menabung atau mobilisasi dana dan membiasakan masyarakat berbankan (bank mindedness), agar masyarakat tertarik, maka setiap semester kepada masing-masing penabung Tabanas dan Taska tersebut diberikan hadiah yang diundi dengan membagikan kupon sesuai dengan banyaknya saldo tabungan masing-masing. Untuk pengadaan hadiah Tabanas atau Taska dikenakan secara proporsional.

Jenis tabungan seperti ini kurang diminati oleh masyarakat karena bunganya rendah. Setelah masa deregulisasi perbankan yang dikenal dengan pakto 88 yang dikeluarkan pada tanggal 27 Oktober 1988, maka bank-bank dibebaskan kembali untuk mengeluarkan tabungan masing-masing di luar proyek Tabanas dan Taska yang dikeluarkan oleh Bank Indinesia, sejak itulah berbagai bentuk tabungan yang diperkenalkan melalui promosi dan hadiah lebih gencar dan menarik sehingga dapat menghimpun dana besar yang sebelumnya tidak tersentuh oleh perbankan karena bank tidak bebas membukan kantor cabangnya.

3. Pengertian Tabungan Syariah

24

(40)

Yang dimaksud dengan tabungan syariah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalam hal ini Dewan Syariah Nasional (DSN) telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa tabungan yang dibenarkan adalah tabungan yang berdasarkan prinsip Wadiah dan Mudharabah.

a. Tabungan Wadiah

Tabungan Wadiah merupakan tabungan yangdijalankan berdasarkan akad wadiah, yakni simpanan atau titipan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan berdasarkan syarat-syarat tertentu yang telah disepakati antara bank dan nasabah.25

Berkaitan dengan produk tabungan wadiah, bank syariah

menggunakan Wadiah yad adh-dhomanah. Dalam hal ini nasabah bertindak sebagai penitip yang memberikan hak kepada bank syariah untuk

menggunakan atau memanfaatkan uang atau barang titipannya, sedangkan bank syariah sebagai pihak yang dititipi dana atau barang yang disertai hak untuk menggunakan atau memanfaatkan dana atau barang tersebut.

b. Tabungan Mudharabah

Yang dimaksud dengan tabungan mudharabah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan akad mudharabah. Mudharabah mempunyai dua

25

(41)

bentuk yakni Mudharabah Mutlaqoh dan Mudharabah Muqayyadah, yang perbedaan utamanya terletak pada ada atau tidak adanya persyaratan yang diberikan pemilik dana kepada bank dalam mengelola hartanya. Dalam hal ini bank syariah bertindak sebagai Mudharib (pengelola dana), sedangkan

nasabah bertindak sebagai shohibul mall (pemilik dana). Bank Syariah dalam kepastiannya sebagai mudharib, mempunyai kuasa untuk melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah serta

mengembangkannya, termasuk melakukan akad mudharabah dengan pihak lain.26

26

(42)
[image:42.612.114.527.124.516.2]

BAB III

GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT INDONESIA

A. Sejarah Singkat Berdiri dan Perkembangan Bank Muamalat Indonesia

Ide kongkrit Pendirian Bank Muamalat Indonesia berawal

dari loka karya “Bunga Bank dan Perbankan” yang

diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal

18-20 Agustus 1990 di Cisarua. Ide ini kemudian lebih dipertegas

lagi dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) ke IV MUI di Hotel

Sahid Jaya Jakarta tanggal 22-25 Agustus 1990 yang

(43)

Buku Panduan Bank Tanpa Bunga”, yang diketuai oleh Bapak

Dr. Ir. M. Amin Azis

27

.

Hal paling utama dilakukan oleh Tim MUI ini di samping melakukan pendekatan-pendekatan dan konsultasi dengan pihak-pihak terkait adalah menyelenggarakan pelatihan calon staf melalui Management Development Program (MDP) di Lembaga Pendidikan Perbankan Indonesia (LPPI), Jakarta yang dibuka pada tanggal 29 Maret 1991 oleh Menteri Muda Keuangan, dan meyakinkan beberapa pengusaha muslim untuk jadi pemegang saham pendiri. Untuk membantu kelancaran tugas-tugas MUI ini dibentuklah Tim Hukum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang di bawah Ketua Drs. Karnaen Perwaatmadja, MPA. Tim ini bertugas untuk mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut aspek hukum Bank Islam.

Pada tanggal 1 November 1991 terlaksana penandatanganan Akte Pendirian PT. Bank Muamalat Indonesia di Sahid Jaya Hotel dihadapan Notaris Yudo Paripurno, SH. dengan Akte Notaris No.1 tanggal 1 November 1991 (Izin Menteri Kehakiman No. C2.2413.HT.01.01 tanggal 21 Maret 1992/Berita Negara RI tanggal 28 April 1992 No.34)28. Pada saat penandatanganan Akte Pendirian ini terkumpul komitmen pembelian saham sebanyak Rp 48 miliar.

27

Bank Muamalat Indonesia, Laporan Tahunan 1993, (Jakarta: Bank Muamalat Indonesia, 1993), h. 5

28

(44)

Selanjutnya, pada acara silaturahmi pendirian Bank Syari’ah di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menenm modal senilai Rp 106 miliar. Dengan angka modal awal ini Bank Muamalat mulai beroperasi pada tanggal 1 Mei 1992 bertepatan dengan tanggal 27 Syawal 1412 H, SK Menteri Keuangan RI No. 1223/MK. 013/1991 tanggal 5 November 1991 diikuti oleh izin usaha keputusan MenKeu RI No. 430/KMK.013/1992 tanggal 24 April 199229. Pada hari Jum’at, 27 Syawal 1412 H, bertepatan dengan tanggal 1 Mei 1992, Menteri Keuangan dan dengan dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia, meresmikan mulai beroperasinya Bank Muamalat dalam upacara “Soft Opening” yag diadakan di Kantor Pusat Bank Muamalat di Gedung Arthaloka, Jl. Jend. Sudirman Kav. 2 Jakarta.

Pada tanggal 27 Oktober 1994, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa yang semakin memperkokoh posisi perseroan sebagai Bank Syari’ah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan. Pada saat Indonesia dilanda krisis moneter, sektor Perbankan Nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Pada tahun 1998, Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar.

Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21

29

(45)

Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 sampai 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat karena berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba dari upaya dan dedikasi setiap Pegawai Muamalat, ditunjang oleh kepemipinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan Perbankan Syari’ah secara murni.

Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada:

1. Restrupegawairisasi asset dan program efisiensi

2. Tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang saham,

3. Tidak melakukan PHK satu pun terhadap Sumber Daya Insani yang ada, dan dalam hal pemangkasan biaya, tidak memotong hak Pegawai Muamalat sedikit pun,

4. Pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri Pegawai Muamalat menjadi prioritas utama di tahun pertama kepengurusan Direksi baru

5. Peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama di tahun kedua, dan

6. Pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan serta menumbuhkan peluang usaha30.

B. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia 1. Visi

Menjadi Bank Syari’ah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional.

2. Misi

30

(46)

Menjadi role model Lembaga Keuangan Syari’ah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai kepada stakeholder.

4. C. Tujuan Berdiri Bank Muamalat Indonesia Adapun tujuan berdiri Bank Muamalat Indonesia yaitu:

1. Meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia, sehingga semakin berkurang kesenjangan sosial ekonomi, dan dengan demikian akan melestarikan pembangunan nasional, antara lain melalui:

a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan usaha b. Meningkatkan kesempatan kerja

c. Meningkatkan penghasilan masyarakt banyak

2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan terutama dalam bidang ekonomi keuangan, yang selama ini masih cukup banyak masyarakat yang enggan berhubungan dengan bank karena masih menganggap bahwa bunga bank itu riba.

3. Mengembangkan lembaga bank dan system Perbankan yang sehat berdasarkan efisiensi dan keadilan, mampu meningkatkan partisipasi masyarakat sehingga menggalakkan usaha-usaha ekonomi rakyat antara lain memperluas jaringan lembaga Perbankan ke daerah-daerah terpencil.

(47)

D. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia 31.

31

(48)

1. Dewan Pengawas Syari’ah:

a. KH. M. A. Sahal Mahfudh Ketua

b. KH. Ma’ruf Amin Anggota

c. Prof. Dr. Umar Shihab Anggota d. Prof. Dr. H. Muardi Chatib Anggota 2. Dewan Komisaris:

a. Drs. H. Abbas Adhar Komisaris Utama

b. Prof. Korkut Ozal Komisaris c. DR. Ahmed Abisoursour Komisaris d. H. Iskandar Zulkarnain, SE. Msi Komisaris e. Drs. Aulia Pohan, MA Komisaris 3. Direksi:

a. H.A. Riawan Amin, Msc Direktur Utama b. Ir. H. Arviyan Arifin Direktur

(49)

4. Kepala Grup:

a. Afrid Wibisono Administration

b. Avantiono Hadhianto Business Development c. Muchtar MD. Siswoyo financing Support d. Zulkarnain Hasibuan Internal Audit 5. Rapat Umum Pemegang Saham (Shareholders Meeting)

Adalah dewan tertinggi yang ada di Bank Muamalat Indonesia. Tugasnya memimpin rapat pemegan saham serta mengawasi jalannya kegiatan yang dilaksanakan oleh Bank Muamalat Indonesia.

6. Dewan Komisaris (Board of Commissioner)

Adalah wakil dari pemegang saham yang mempunyai peran sebagai pengawas dan bersama Dewan Direksi merumuskan strategi jangka panjan perusahaan. Adapun tugas Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:

1) Mengawasi kebijaksanaan Direksi dalam menjalankan Perseroan serta memberi nasihat kepada Dewan Direksi.

2) Melakukan tugas-tugas secara kusus diberikan kepadanya menurut Anggaran Dasar.

3) Melakukan pengawasan aatas tugas-tugas yang diputuskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

(50)

5) Mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan, dan dalam hal Perseroan menunjukkan gejala kemunduran, segera melaporkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham dengan disertai saran mengenai langkah perbaikan yang harus ditempuh.

6) Memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai setiap persoalan yang dianggap penting bagi pengelolaan Perseroan.

7) Melakukan tugas-tugas pengawasan lainnya yang ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan tugas lain yang berhubungan dengan pemeriksaan dan pengawasan.

7. Dewan Pengawas Syari’ah (Sharia Supervisory Board)

Dewan Pengawas Syari’ah dalam organisasi bank bersifat independen dan terpisah dari pengurus bank, sehingga tidak mempunyai akses terhadap operasional Bank. Adapun tugas dan wewenang Dewan Pengawas Syari’ah adalah sebagai berikut:

1) Melakukan pengawasan atas produk Perbankan dalam menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat agar berjalan sesuai dengan prinsip Syari’ah.

2) Memberikan pedoman dan garis-garis besar Syari’ah.

3) Mengadakan perbaikan atas produk yang tidak sesuai dengan Syari’ah. 4) Memberikan jawaban dalam bentuk fatwa atas permasalahan yang

(51)

5) Memeriksa Buku Laporan Tahunan dan kesesuaian Syari’ah disemua produk dan operasi selama tahun berjalan.

6) Memberikan nasihat kepada Direksi dan Komisaris agaar seluruh kegiatan Perbankan sesuai dengan Syari’ah Islam.

8. Operation Director

Mempunyai wewenang dan tanggung jawab membuat kebijakan khususnya dalam bidang operasional, melaksanakan koordinasi dan pembinaan bawahan serta pengawasan kegiatan operasional. Tugas pokok Direksi adalah:

1) Memimpin dan mengurus Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan dan senantias berusaha meningkatkan efisiensi dan efektifitas Perseroan.

2) Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan. 9. Administration Group

Ruang lingkup kerja:

1) melakukaan supervisi dan monitoring terhadap segenap Kantor Cabang atas pelaksanaan atau jalannya operasional.

(52)

3) Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan repegawaiitmen dan seleksi calon karyawan, proses administrasi kegiatan penempatan dan penempatan kembali karyawan, proses terminasi atau pengunduran diri karyawan serta memonitor dan memeliharaa data base kepersonaliaan. 4) Melakuakn proses dan administrasi pembiayaan karyawan, pembayaran

gaji serta pembayaran JAMSOSTEK dan pajak (pph 21) seluruh karyawan serta pengurus Bank.

5) Melakuakn koordinasi dalam penyediaan sarana logistik dalam rangka persiapan pembukaan atau pengembangan Kantor Cabang meliputi jaringan komuniaksi dan sarana penunjang operasional lainnya.

6) Melakukan koordinasi terhadap pengelola sistem komunikasi data untuk mendukung operasional online pusat pengolahan data keseluruhan Cabang Bank Muamalat Indonesia serta berkoordinasi dengan pihak ekstern. 10.Corporate Support Group

Ruang lingkup kerja:

1) Menyiapkan dan melaksanakan legal action atas kebijakan manajemen. 2) Memberikan masukan dalam penyusunan manual, prodik, akad, dan

keputusan yang terkait dengan aspek hokum.

(53)

4) Membangun pendekatan dan citra positif Bank Muamalat Indonesia pada emotional market.

5) Meraih dukungan moril maupun materil dari stakeholder maupun new investor.

11.Internal Audit Group Ruang lingkup kerja:

1) Berwenang untuk melakukan akses terhadap catatan karyawan, sumber daya dan dana serta asset bank lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan audit.

2) Memeriksa dan menilai atas kecukupan dari struktur pengendalian intern. 3) Memeriksa dan menilai kualitas kerja dalam melaksanakan tanggung

jawab yang telah dilaksanakan.

4) Memberikan saran perbaikan baik untuk kecukupan dan efefktifitas atau kehandalan struktur pengendalian intern maupun perbaikan pelaksanaan. 5) Memberikan informasi dan saran kepada manajemen mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan upaya menjadikan Bank lebih maju. 12.Business Development Group

Ruang lingkup kerja: A. Marketing:

(54)

2) Bersama financing dan sattlement group membuat target lending dan funding revenue system dan technology.

3) Melakukan pengembangan sistem dan teknologi untuk mendukung operasional Bank.

B. Produk dan Development:

1) Melakukan riset, survey, dan pengembangan produk. 2) Melakukan review produk dan fitur produk.

3) Merumuskan tarif layanan produk. C. SISOP dan UAT (USSER acceptance Test)

1) Merencanakan, menyusun atau membuat dan memperbaiki prosedur peraturan atau kebijakan pribadi.

2) Menyebarluaskan ketentuan pemerintah seprti SEBI, PP, Undang-undang dan sejenisnya untuk bidang operasi Bank.

3) Sosialisasi dan emplementasi prosedur yang telah dibuat dan direvisi. 4) Memantau dan melakukan supervise terhadap layanan dan operasi

selindo, sehingga kualitas layanan dan operasi dapat dipenuhi.

5) Melakukan UAT atas produk atau program yang akan diluncurkan dan disesuaikan dengan manual operasi yang dibuat.

(55)

2) Sharia Financial Iinstitution 3) Financing Product Development 14.Network and Alliance Group

Ruang lingkup kerja:

1) Network Alliance (POS, Da’I Muamalat, Pegadaian) 2) Shar-E and Gerai Optimizing

3) Virtual Banking Operations (Call Center and Card Center) E. Produk-produk Bank Muamalat Indonesia

1. Produk Penghimpuanan Dana (Funding Products) a. Shar-‘e

(56)

b. Tabungan Ummat

Merupakan investasi tabungan dengan aqad Mudharabah di Counter Bank Muamalat di seluruh Indonesia maupun di Gerai Muamalat yang penarikannya dapat dilakukan di seluruh Counter Bank Muamalat, ATM Muamalat, jaringan ATM BCA/PRIMA dan jaringan ATM Bersama. Tabungan Ummat dengan Kartu Muamalat juga berfungsi sebagai akses debit di seluruh Merchant Debit BCA/PRIMA di seluruh Indonesia. Nasabah memperoleh bagi hasil yang berasal dari pendapatan Bank atas dana tersebut.

c. Tabungan Haji Arafah

(57)

jumlah dana Rp 32.670.000 (Tiga puluh dua juta enam ratus tujuh puluh ribu rupiah), karena Bank Muamalat telah on-line dengan Siskohat Departemen Agama Republik Indonesia. Tabungan haji Arafah memberikan keamanan lahir batin karena dana yang disimpan akan dikelola secara Syari’ah.

d. Deposito Mudharabah

Merupakan jenis investasi bagi nasabah perorangan dan Badan Hukum dengan bagi hasil yang menarik. Simpanan dana masyarakat akan dikelola melalui pembiayaan kepada sektor riil yang halal dan baik saja, sehingga memberikan bagi hasil yang halal. Tersedia dalam jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan.

e. Deposito Fulinves

Merupakan jenis investasi yang dikhususkan bagi nasabah perorangan, dengan jangka waktu enam dan 12 bulan dengan nilai nominal minimal Rp 2.000.000,- atau senilai USD 500 dengan fasilitas asuransi jiwa yang dapat dipergunakan sebagai jaminan pembiayaan atau untuk referensi Bank Muamalat. Nasabah memperoleh bagi hasil yang menarik tiap bulan.

f. Giro Wadi‘ah

(58)

bilyet, giro, dan pemindahbukuan. Diperuntukkan bagi nasabah pribadi maupun perusahaan untuk mendukung aktivitas usaha. Dengan fasilitas kartu ATM dan Debit, tarik tunai bebas biaya di lebih dari 8.888 jaringan ATM BCA/PRIMA dan ATM Bersama, akses di lebih dari 18.000 Merchant Debit BCA/PRIMA dan fasilitas SalaMuamalat. (phone banking 24 jam untuk layanan otomatis cek saldo, informasi history transaksi, transfer antar rekening sampai dengan 50 juta dan berbagai pembayaran). g. Dana Pensiun Muamalat

Dana Pensiun Muamalat dapat diikuti oleh mereka yang berusia minimal 18 tahun, atau sudah menikah, dan pilihan usia pensiun 45-65 tahun dengan iuran sangat terjangkau, yaitu minimal Rp 20.000 per bulan dan pembayarannya dapat didebet secara otomatis dari rekening Bank Muamalat atau dapat ditransfer dari Bank lain. Peserta juga dapat mengikuti program WASIAT UMMAT, dimana selama masa kepesertaan, peserta dilindungi asuransi jiwa sebesar nilai tertentu dengan premi tertentu. Dengan asuransi ini, keluarga peserta akan memperoleh dana pensiun sebesar yang diproyeksikan sejak awal jika peserta meninggal dunia sebelum memasuki masa pensiun.

2. Produk Penanaman Dana (Invesment Product) a. Konsep Jual Beli

(59)

Adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Harga jual tidak boleh berubah selama masa perjanjian.

2) Salam

Adalah pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari dimana pembayaran dilakukan di muka/tunai.

3) Istishna

Adalah jual beli barang dimana Shani’ (produsen) ditugaskan untuk membuat suatu barang (pesanan) dari Mustashni’ (pemesan). Istishna’ sama dengan Salam yaitu dari segi obyek pesanannya yang harus dibuat atau dipesan terlebih dahulu dengan ciri-ciri khusus. Perbedaannya hanya pada sistem pembayarannya yaitu Istishna’ pembayaran dapat dilakukan di awal, di tengah atau di akhir pesanan.

b. Konsep Bagi Hasil 1). Musyarakah

Adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung sesuai kesepakatan.

(60)

Adalah kerjasama antara bank dengan Mudharib (nasabah) yang mempunyai keahlian atau keterampilan untuk mengelola usaha. Dalam hal ini pemilik modal (Shahibul Maal) menyerahkan modalnya kepada pekerja/pedagang (Mudharib) untuk dikelola.

c. Konsep Sewa 1). Ijarah

Adalah perjanjian antara bank (muajjir) dengan nasabah (mustajir) sebagai penyewa suatu barang milik bank dan bank mendapatkan imbalan jasa atas barang yang disewakannya.

2). Ijarah Muntahia Bittamlik

Adalah perjanjian antara Bank (muajjir) dengan nasabah sebagai penyewa. Mustajir/penyewa setuju akan membayar uang sewa selama masa sewa yang diperjanjikan dan bila sewa selama masa sewa berakhir penyewa mempunyai hak opsi untuk memindahkan kepemilikan obyek sewa tersebut.

3. Produk Jasa (Service Products) a. Wakalah

(61)

hak dan kewajiban yang diemban wakil harus mengatasnamakan yang memberikan kuasa.

b. Kafalah

Merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam pengertian lain, kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin.

c. Hawalah

Adalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Dalam pengertian lain, merupakan pemindahan beban hutang dari muhil (orang yang berhutang) menjadi tanggungan muhal ‘alaih atau orang yang berkewajiban membayar hutang.

d. Rahn

Adalah menahan salah satu milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis, sehingga pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil seluruh atau sebagian piutangnya. Secara sederhana rahn adalah jaminan hutang atau gadai.

e. Qardh

(62)

ke nasabah yang dipergunakan untuk kebutuhan mendesak, seperti dana talangan dengan kriteria tertentu dan bukan untuk pinjaman yang bersifat konsumtif. Pengembalian pinjaman ditentukan dalam jangka waktu tertentu (sesuai kesepakatan bersama) sebesar pinjaman tanpa ada tambahan keuntungan dan pembayarannya dilakukan secara angsuran atau sekaligus.

5. Jasa Layanan (Services) a. ATM

Layanan ATM 24 jam yang memudahkan nassabah melakukan penarikan dana tunai, pemindahbukuan antara rekening, pemeriksaan saldo, pembayaran Zakat, Infaq, Sedekah (hanya pada ATM Muamalat), dan tagihan telepon. Untuk penarikan tunai, kartu Muamalat dapat diakses di 8.888 ATM di seluruh Indonesia, terdiri atas mesin ATM Muamalat, ATM BCA/PRIMA dan ATM Bersama, yang bebas biaya penarikan tunai. Kartu Muamalat juga dapat dipakai untuk bertransaksi di 18.000 lebih Merchant Debit BCA/PRIMA. Untuk ATM Bersama dan BCA/PRIMA, saat ini sudah dapat dilakukan transfer antara Bank.

b. SalaMuamalat

(63)

c. Pembayaran Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS)

Jasa yang memudahkan nasabah dalam membayar ZIS, baik ke lembaga pengelola ZIS Bank Muamalat maupun ke lembaga-lembaga ZIS lainnya yang bekerjasama dengan Bank Muamalat, melalui Phone Banking dan ATM Muamalat di seluruh cabang Bank Muamalat.

d. Jasa-jasa lain

(64)

BAB IV

ANALISIS SWOT TENTANG PRODUK TABUNGAN HAJI ARAFAH

A. Gambaran Umum Produk Tabungan Haji Arafah

1. Fatwa Dewan Syariah Nasional Tentang Tabungan dalam Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Tahun 200132 :

a. Tabungan yang tidak dibenarkan secara syariah yaitu tabungan yang berdasarkan prinsip bunga. Tabungan yang dibenarkan yaitu tabungan yang berdasarkan prinsip Mudharabah dan Wadiah.

b. Dalam transaksi tabungan, nasabah bertindak sebagai shahibul mal atau pemilik dana dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.

c. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain.

d. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.

32

(65)

e. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.

f. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah.

2. Pengertian, Konsep dan Tujuan Tabungan Haji Arafah.

Tabungan Haji Arafah adalah jenis simpanan dana pihak ketiga pada Bank Muamalat bagi nasabah perorangan yang berminat untuk melaksanakan ibadah haji secara terencana sesuai dengan kemampuan dan jangka waktu yang dikehendaki33.

Ada dua macam konsep yang digunakan dalam Tabungan Haji Arafah34: 1. Menggunakan konsep mudharabah yaitu konsep dimana terdapat

perjanjian bagi hasil antara nasabah sebagai shahibul mal dengan Bank Muamalat sebagai mudharib yang dituangkan dan disepakati pada awal perjanjian yang tercantum pada akad pembukaan rekening. Bagi hasil nasabah:bank = 45:55.

2. Menggunakan konsep Revenue Sharing yaitu konsep pembagian pendapatan atas dana yang di tempatkan oleh nasabah pada Bank Muamalat sesuai dengan porsi (nisbah) yang disepakati pada awal perjanjian. Pendapatan yang dibagikan adalah pendapatan sebelum

33

Ibid, h. 1

34

(66)

dikurangi biaya operasional bank. Biaya operasional bank yang berkaitan dengan aktivitas tabungan ini diambil dari porsi bank.

Adapun tujuan yang diharapkan dengan lahirnya produk Tabungan Haji Arafah ini35 :

a. Menghimpun dana masyarakat muslim yang berniat untuk menunaikan ibadah haji secara terencana dan teratur sesuai dengan kemampuan dan jangka waktu yang dikehendaki;

b. Mengubah sikap pasrah pada nasib/takdir dengan pernyataan “pergi haji bila mampu” kepada sikap bahwa “menjadi tamu Allah adalah sesuatu yang dapat direncanakan” sesuai dengan kemampuan dan dikuatkan dengan niat;

c. Mendidik masyarakat untuk disiplin dalam menyisihkan dananya untuk keperluan biaya ibadah haji;

d. Mendidik masyarakat untuk menerapkan system syariah dalam kehidupan dimana terdapat saling memberi “manfaat” antar sesama karena seluruh produk dana pihak ketiga yang ada pada bank digunakan hanya untuk memberikan pembiayaan kepada masyarakat. 3. Syarat-Syarat Umum dan Ketentuan Tabungan Haji Arafah.

a. Syarat-Syarat Umum

35

(67)

1. Tabungan dalam mata uang rupiah; 2. Penabung adalah nasabah perorangan;

3. Penyetor, pengambilan dan perubahan saldo tabungan dicatat oleh Bank Muamalat dalam rekening tabungan atas nama penabung; 4. Pajak atas bagi hasil yang diperoleh penabung ditanggung oleh

penabung;

5. Penarikan dana tabungan hanya dapat dilakukan pada masa pendaftaran haji sesuai dengan jangka waktu yang dipilih. Jika dilakukan diluar masa pendaftaran haji, maka dikategorikan dalam

“Break” dan dikenakan biaya sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh

ribu rupiah) untuk dimasukkan dalam rekening infaq shodaqoh Baitulmal Muamalat di Bank Muamalat sebesar Rp. 40.000,- (empat puluh ribu rupiah) dan Rp. 10.000,- dimasukkan dalam biaya penutupan rekening. Biaya penutupan rekening dimasukkan pada POL di cabang tempat penutupan rekening dilakukan;

6. Penabung bertanggung jawab atas penggunaan slip penarikan tabungan bila terjadi penyalahgunaan yang merugikan bank;

(68)

8. Terhadap penutupan rekening tabungan, bank akan mengenakan biaya administrasi, kecuali penutupan rekening dilakukan pada masa pendaftaran haji;

9. Jika saldo nasabah “Nol” tiga bulan berturut-turut maka secara otomastis akan ditutup oleh Bank Muamalat.

b. Kelengkapan.

1. Menyerahkan fotocopy KTP/SIM/Paspor/Identitas resmi lainnya; 2. Mengisi Aplikasi Permohonan Pembukaan Tabungan Haji Arafah

dan Formulir Identifikasi Nasabah;

3. Memberikan setoran awal minimal Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) atau sejumlah setoran yang dipilih sesuai dengan jangka waktu yang dikehendaki nasabah.

c. Laporan Mutasi Nasabah

Laporan mutasi transaksi nasabah Tabungan Haji Arafah adalah dalam buku Tabungan Haji Arafah.

d. Bagi Hasil Tabungan

1. Besarnya Bagi Hasil Nasabah : Bank = 45 : 55;

2. Bagi hasil tabungan dikreditkan ke rekening nasabah setiap akhir bulan pada bulan itu;

(69)

4. Rumus bagi hasil pada bulan itu = saldo rata-rata tabungan nasabah x DPKM/1000 x nisbah nasabah;

5. DPKM adalah dana Pihak ketiga mudharabah yang diikitsertakan dalam pembiayaan pada bulan itu sehingga menghasilkan hasil investasi per seribu satuaaan (per-mil) dana yang disimpan nasabah pada Bank Muamalat;

6. Saldo rata-rata nasabah dihitung berdasarkan pengendapan dana nasabah pada bulan bersangkutan di bagi dengan jumlah hari pada bulan itu.

e. Ketentuan yang berkaitan dengan Asuransi Tabunngan Haji Arafah. Mengacu kepada perjanjian kerjasama antara Bank Muamalat dengan Asuransi Takaful Keluarga sesuai dengan PKS nomor 02/BMI/PKS/2002 tanggal 15 mei 2002 sebagai berikut:

1. Batas usia nasabah yang berhak menerima asuransi adalah nasabah dimana pada saat klaim belum mencapai usia 55 tahun 30 hari;

2. Manfaat asuransi bagi nasabah adalah sebesar proyeksi BPIH (Biaya Perjalaaanan Ibadah Haji) pada bulan berjalan yang dibuat oleh Bank Muamalat dikurangi dengan saldo efektif nasabah pada saat itu;

(70)

Tabungan Haji Arafah yang telah memiliki saldo efektif minimal Rp. 5 juta dan berusia kurang dari 55 tahun pada saat pembayaran premi dilakukan;

4. Rumus pembayaran premi secara kolektif per-bulan dihitung dengan menggunakan rumus:

{

( jumlah peserta THA x Proyeksi BPIH yang dibuat oleh Bank Muamalat pada tahun berjalan)-total saldo efektif nasabah THA)

}

x 4,04 per-mil/12 bulan. Efektif berlaku untuk pembayaran premi juni 2007;

5. Nomor rekening pembaayaran premi THA adalah pada masing-masing cabang Bank Muamalat;

6. Waktu pembayaran premi ditetapkan setiap tanggal 5 setiap bulannya dengan melampirkan data:

a. Nama peserta THA;

b. Tanggal Lahir Peserta THA;

c. Proyeksi BPIH yang ditetapkan oleh BMI untuk waktu berjalan;

d. Saldo efektif peserta THA;

e. Tanggal pembukaan rekening peserta THA ;

Gambar

GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT INDONESIA
gambaran umum tentang produk tabungan haji arafah dan analisis SWOT dan
GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT INDONESIA

Referensi

Dokumen terkait

Variabel bebas adalah ekstrak etanolik biji N. Variabel tergantung adalah insidensi kanker kulit, tumor multiplicity , gambaran histologik kanker kulit , dan ekspresi

tentang fenomena yang terjadi seputar perilaku seksual remaja tersebut dimana ada kakak kelas mereka yang telah melakukan hubungan seksual pranikah sampai

Dibutuhkanlah mekanisme penyimpanan data yang terorganisir dengan baik dan murah, dimana seluruh data terintegrasi dalam satu file server yang memliki kapasistas

Franchisor dan franchisee merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem franchise karena kedua pihak tidak hanya berhubungan yang mengacu kepada peraturan formal yaitu

Perbedaan setelan tms antara hasil perhitungan dengan setelan tms yang tercatat di lapangan pada setelan tms OCR terlihat jelas berbeda, data yang tercatat di lapangan

Menurut hasil dari wawancara terhadap informan, tujuan terhadap pernikahan yaitu untuk membangun keluarga, tinggal selamanya dengan orang yang dicintai, mendapatkan

hidroxyapatit menggunakan Metode Hidrotermal suhu rendah mengatakan bahwa semakin lama waktu reaksi, maka semakin tinggi konsentrasi hidroxyapatit dengan batasan

Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing sampel yang ditelitih tidak memiliki kadar Glukosa dan Fruktosa yang sesuai dengan syarat mutu madu Nasional dimana