• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERLAKUAN GELAP (Dark treatment) TERHADAP KANDUNGAN KLOROFIL DAN KARBOHIDRAT TERLARUT TOTAL BUAH KLIMAKTERIK PISANG MULI (Musa acuminata)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERLAKUAN GELAP (Dark treatment) TERHADAP KANDUNGAN KLOROFIL DAN KARBOHIDRAT TERLARUT TOTAL BUAH KLIMAKTERIK PISANG MULI (Musa acuminata)"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PERLAKUAN GELAP (Dark treatment) TERHADAP KANDUNGAN KLOROFIL DAN KARBOHIDRAT TERLARUT TOTAL BUAH KLIMAKTERIK

PISANG MULI (Musa acuminata)

Oleh

Ariananda Desmaria

Kajian tentang pengaruh perlakuan gelap terhadap kandungan klorofil dan karbohidrat terlarut total pada buah klimakterik pisang muli (Musa acuminata) telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Laboratorium Biologi Molekuler FMIPA Universitas Lampung selama bulan April sampai dengan Mei 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami peran cahaya dalam proses pematangan buah pisang muli, dan untuk mengetahui apakah perlakuan gelap menyebabkan dark reversion pada pisang muli. Penelitian dilakukan dalam percobaan faktorial 2x2 dengan faktor A adalah waktu pengukuran dengan 2 taraf yaitu 4 hari dan 8 hari setelah perlakuan. Faktor B adalah perlakuan dengan 2 taraf yaitu perlakuan dengan cahaya dan perlakuan gelap. Kandungan klorofil diukur dengan spektofotometer berdasarkan rumus dalam Witham et al 1986. Karbohidrat terlarut total diukur dengan spektofotometer pada panjang gelombang 600 nm, dan kandungannya ditentukan berdasarkan kurva standar glukosa. Analisis ragam dan uji F dilakukan pada taraf nyata 5 %. Hubungan antara kandungan klorofil dan karbohidrat terlarut total ditentukan berdasarkan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan gelap menurunkan secara nyata kandungan klorofil a, kandungan klorofil b, dan kandungan klorofil total 4 dan 8 hari setelah perlakuan, tetapi meningkatkan secara nyata kandungan karbohidrat terlarut total 8 hari setelah perlakuan. Hasil penelitian juga menunjukkan ada perbedaan dalam bentuk kurva hubungan kedua parameter 8 hari setelah perlakuan. Berdasarkan fakta tersebut maka dapat disimpulkan bahwa cahaya berperan penting dalam regulasi sintesis klorofil. Perlakuan gelap menyebabkan terjadinya dark reversion yang mendorong degradasi klorofil, tetapi

meningkatkan aktifitas enzim α amilase.

(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Indonesia kaya akan berbagai jenis buah yang memiliki potensi besar untuk

dikembangkan. Salah satu buah yang memiliki potensi besar itu adalah buah pisang. Buah pisang (Musa sp.) merupakan salah satu hasil buah-buahan yang penting di Indonesia karena banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Buah pisang banyak

dimanfaatkan untuk keperluan hidup manusia karena buah pisang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Buah pisang memiliki kandungan gizi yang tinggi serta sebagai sumber energi karena mengandung karbohidrat, vitamin A dan B (AAK, 1999).

Buah pisang merupakan jenis buah klimakterik karena selama proses pematangan mengalami laju respirasi yang tinggi sehingga proses pematangannya berjalan dengan cepat. Seperti halnya buah-buahan klimakterik lainnya, proses pematangan buah pisang tidak dapat dihentikan tetapi dapat diperlambat sehingga daya simpan buah dapat

diperpanjang. Pisang muli termasuk buah klimakterik dimana selama proses pematangan buah terjadi degradasi klorofil serta diikuti pembentukan pigmen baru (Leopoldet al., 1975).

(3)

pematangan buah pisang muli. Salah satu faktor eksternal yang perlu dipelajari efeknya terhadap proses pematangan adalah cahaya. Proses pematangan buah pisang muli berkaitan erat dengan degradasi klorofil dan aktivitas enzimαamylase yang mengkatalisis hidrolisis pati menjadi glukosa.

Peran cahaya dalam biosintesis klorofil telah banyak diketahui namun peran cahaya dalam degradasi klorofil dan proses pematangan buah belum banyak diketahui.

Penelitian ini diarahkan kepada upaya untuk mengetahui peran cahaya dalam proses degradasi klorofil dan aktivitas enzimαamylase selama proses pematangan buah pisang muli.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui pengaruh perlakuan tanpa cahaya terhadap kandungan klorofil dan kandungan karbohidrat terlarut total pada buah pisang muli.

2. Mengetahui pengaruh cahaya terhadap hubungan antara kandungan klorofil dan karbohidrat terlarut total pada buah pisang muli.

(4)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah berupa pemahaman peran cahaya dalam mendegradasi klorofil dan menghidrolisis pati selama proses pematangan buah dan dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan teknik penyimpanan buah pisang muli.

D. Kerangka Pemikiran

Pisang muli termasuk buah klimakterik dimana selama proses pematangan buah terjadi degradasi klorofil serta diikuti pembentukan pigmen baru. Proses pematangan buah pisang muli diikuti oleh laju respirasi yang tinggi. Laju respirasi yang tinggi ini berfungsi untuk mensuplai ATP bagi berbagai proses metabolisme seperti degradasi klorofil,

biosintesis etilen dan biosintesis protein. Oleh sebab itu proses pematangan buah pisang muli tergolong cepat.

Mengingat nilai ekonomi dan gizi yang tinggi serta sifat buah pisang muli yang cepat matang maka diperlukan upaya pengembangan teknologi pasca panen. Pengembangan teknologi pasca panen seperti teknik penyimpanan buah memerlukan pengetahuan tentang berbagai aspek fisiologis dan pengaruh faktor eksternal terhadap proses

(5)

Cahaya merupakan partikel-partikel yang disebut foton yang mengandung energi yang disebut kuantum. Cahaya mengaktifkan berbagai proses fisiologi pada jaringan tumbuhan seperti, fotosintesis, fototropisme, biosintesis klorofil, pergerakan daun, dan sebagainya. Selama proses pematangan buah terjadi degradasi klorofil serta diikuti pembentukan dengan pigmen baru. Peran cahaya dalam biosintesis klorofil telah banyak diketahui namun peran cahaya dalam degradasi klorofil dan proses pematangan buah belum banyak diketahui. Satu pertanyaan penting adalah, apakah cahaya mendorong degradasi klorofil dan hidrolisis pati pada buah klimakterik seperti buah pisang muli. Pendekatan yang dilakukan untuk membuktikan hal tersebut adalah dengan

membandingkan kandungan klorofil dan kandungan karbohidrat terlarut total buah pisang muli yang mendapat cahaya dengan buah pisang muli yang tidak mendapatkan cahaya. Pengamatan dilakukan pada 2 waktu yang berbeda yaitu pada awal klimakterik (4HSP) dan akhir klimakterik (8HSP).

Cahaya merah mengubah Pr menjadi Pfr yang mengaktifkan protein pengatur (regulatory protein). Pengaktifan protein pengatur akan mendorong biosintesis klorofil dan hidrolisis pati. Perlakuan gelap akan mengubah Pfr menjadi Pr suatu fenomena yang disebutDark reversion. TerjadinyaDark reversionakan menonaktifkan protein pengatur.

(6)

Cahaya merah Pr

Pfr

Gelap

Pr

Pfr

Mengaktifkan protein pengatur (Regulatory protein)

Mendorong:

1. Biosintesis Klorofil 2. Hidrolisis pati

Menonaktifkan Protein Pengatur Regulatori Protein

Mendorong :

(7)

Keterangan: Pradalah Phytochrome yang menyerap cahaya merah (660 nm) Pfradalah Phytochrome yang menyerap cahaya merah jauh (730 nm)

Gambar 1. Skema prediksi efek cahaya terhadap degradasi klorofil dan hidrolisis pati buah pisang muli.

E. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kandungan klorofil buah pisang muli yang tidak mendapat cahaya < kandungan klorofil buah pisang muli yang mendapat cahaya.

Ho :

µ

o=

µ

1

H1 :

µ

o>

µ

1

Cahaya disimpulkan mendorong degradasi klorofil buah pisang muli jika H1diterima

atau H0ditolak

2. Kandungan karbohidrat terlarut total buah pisang muli yang tidak mendapat cahaya < kandungan karbohidrat terlarut total buah pisang muli yang mendapat cahaya.

H0 :

µ

o=

µ

1

H1 :

µ

o>

µ

1

Cahaya disimpulkan mendorong hidrolisis pati jika H1diterima atau Hoditolak.

3. Ada hubungan antara kandungan klorofil dan kandungan karbohidrat terlarut total buah pisang muli.

Keterangan :

µ

0 = Nilai tengah kandungan klorofil atau kandungan karbohidrat terlarut total

buah pisang muli yang mendapat cahaya.

µ

1= Nilai tengah kandungan klorofil atau kandungan karbohidrat terlarut total

(8)
(9)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi Tanaman Pisang Muli

Menurut Tjitrosoepomo (1991), klasifikasi pisang muli adalah sebagai berikut

Kerajaan : Plantae

Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Bangsa : Musales

Suku : Musaceae Sub family: Muscoideae Marga :Musa

Spesies :Musa acuminataLinn.

(10)

B. Morfologi Tanaman Pisang Muli(Musa acuminata)

Menurut Daryanto (2006), berikut adalah penjelasan morfologi dari tanaman buah pisang. 1. Akar

Pohon pisang tidak mempunyai akar serabut. Akar serabut ini berpangkal pada umbi batang. Akar terbanyak berada pada bagian bawah tanah. Akar serabut ini menuju bawah sampai kedalaman 75-150 cm sedang akar yang ada di bagian samping umbi batang tumbuh kesamping atau mendatar. Dalam perkembangannya akar samping bisa mencapai 4-5 meter.

2. Batang

Batang pisang sebenarnya terletak dalam tanah berupa umbi batang. Di bagian atas umbi batang terdapat titik tumbuh yang menghasilkan daun dan pelepah daun, dan pada suatu saat akan tumbuh bunga pisang (jantung). Sedangkan yang berdiri tegak di dalam tanah yang biasanya dianggap batang itu adalah batang semu. Tinggi batang semu ini berkisar 3,5-7,5 meter tergantung jenisnya.

3. Daun

Daun pisang letaknya tersebar, helaian daun berbentuk lanset memanjang. Pada bagian bawahnya berlilin. Daun ini diperkuat oleh tangkai daun yang panjangnya antara 30-40 cm, daun pisang mudah sekali robek atau terkoyak.

4. Bunga

Bunga berjejal rapat dan tersusun secara spiral. Daun pelindung berwarna merah tua, berlilin, dan mudah rontok dengan panjang 1-25 cm. Bunga tersusun dalam 2 baris melintang. Tenda bunga melekat sampai tinggi, panjangnya 6-7 cm.

(11)

Sesudah bunga keluar, akan terbentuk sisir pertama, kemudian memanjang lagi dan terbentuk sisir kedua, ketiga dan seterusnya.

C. Habitat Tanaman Pisang Muli(Musa acuminata)

Pisang dapat tumbuh di tempat yang terbuka karena cukup membutuhkan sinar matahari, daerah yang cocok adalah pada ketinggian 1000 meter di atas permukaan air laut dengan tanah yang gembur dan subur serta tidak tergenang air. Tanaman pisang tidak tahan terhadap kekeringan maupun air yang berlebihan (Daryanto, 2006).

Di Indonesia, pisang dapat tumbuh dengan baik karena kondisi tanah dan iklim yang cocok bagi pertumbuhan tanaman pisang. Iklim yang dikehendaki adalah iklim basah dengan curah hujan rata sepanjang tahun. Suhu juga dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman pisang. Agar tumbuh dengan baik, tanaman pisang menghendaki suhu sekitar 24oC atau lebih. Dengan suhu tersebut tanaman pisang akan dapat tumbuh dengan subur (Kartasapoetra, 2000).

Kedalaman air tanah yang sesuai untuk pisang yang ditanam pada daerah beriklim biasa adalah 50-200 cm di bawah permukaan tanah. Sementara jenis tanah yang disukai tanaman pisang adalah tanah liat yang mengandung kapur atau tanah alluvial dengan pH antara 4,5-7,5 (Sastrahidayat dan Soemarno, 1991).

(12)

Buah pisang mempunyai kandungan gizi yang baik, antara lain menyediakan energi yang cukup tinggi dibandingkan dengan buah-buah yang lain. Pisang kaya akan mineral seperti kalium, magnesium, besi, fosfor dan kalsium mengandung vitamin B, B6 dan C, serta mengandung serotonin yang aktif sebagai neutransmitter untuk kelancaran fungsi otak. Karbohidrat pada buah pisang mampu menyuplai energi lebih cepat dibandingkan nasi dan biscuit. Gula pisang merupakan gula buah yang terdiri dari gula fruktosa berindeks glikemik lebih rendah dibandingkan glukosa sehingga cukup baik sebagai penyimpan energi karena metabolismenya sedikit lebih lambat (Suyanti dan Supriyadi, 2007).

Buah pisang kaya akan mineral kalium, magnesium, fosfor, kalsium dan besi. Bila dibandingkan dengan jenis makanan nabati lain, mineral pisang khususnya besi hamper 100% dapat diserap tubuh. Berdasarkan berat kering, kadar besi pisang mencapai 2 mg per 100 gram dan seng 0,8 mg per 100 gram. Kandungan buah pisang pun sangat tinggi terutama provitamin A berupa betakaroten (45 mg per 100 gram berat kering). Pisang juga mengandung vitamin B, yaitu tiamin, riboflavin, niasin dan vitamin B6 (piridoksin). Kandungan vitamin B6 pisang cukup tinggi, yaitu sebesar 0,5 mg per 100 gram. Selain berfungsi sebagai koenzim untuk beberapa reaksi dalam metabolisme, vitamin B6 berperan dalam proses sintesis dan metabolisme protein, khususnya serotonin. Serotonin diyakini berperan aktif sebagai neurotransmitter dalam kelancaran fungsi otak (Suyanti dan Supriyadi, 2007).

(13)

kalori, buah pisang kerap digunakan sebagai makanan pemula yang diberikan pada bayi (Suyanti dan Supriyadi, 2007).

E. Manfaat Tanaman Pisang Muli (Musa acuminata)

Menurut Suyanti dan Supriyadi (2007), tanaman pisang memang banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan hidup manusia dan dikenal sebagai tanaman yang multiguna karena selain buahnya bagian yang lain pun dapat dimanfaatkan, mulai dari bonggol hingga daunnya. Berbagai manfaat dari bagian-bagian tanaman pisang adalah sebagai berikut.

a. Bunga

Bunga pisang biasanya dijadikan sebagai sayur karena memiliki kandungan protein, vitamin, lemak dan karbohidrat yang tinggi. Selain dibuat sayur, bunga pisang juga dapat digunakan sebagai manisan, acar dan lalapan.

b. Daun

Oleh masyarakat pedesaan Jawa, daun pisang yang masih bagus atau tidak robek kerap digunakan untuk pembungkus makanan. Sementara daun-daun yang sudah tua atau sudah robek digunakan untuk pakan kambing, kerbau atau sapi karena banyak mengandung unsur yang diperlukan oleh hewan atau bisa juga dijadikan sebagai bahan kompos.

(14)

Batang semu pisang banyak dimanfaatkan oleh manusia. Misalnya untuk

membuat lubang pada bangunan, alas untuk memandikan mayat, untuk menutup saluran air, sebagai tancapan wayang, membungkus bibit dan bahan untuk membuat kompos.

d. Kulit buah pisang

Selain untuk pakan ternak, kulit buah pisang juga dapat dijadikan sebagai bahan campuran cream antinyamuk. Kulit buah pisang juga dapat diekstrak untuk dibuat pectin. Manfaat lainnya dapat dijadikan sebagai pembunuh larva serangga, yakni dengan sedikit menambahkan urea dan pemberian bakteri. Berdasarkan hasil temuan dari Taiwan, diketahui bahwa kulit pisang yang mengandung vitamin B6 dan serotonin dapat diekstraksi dan dimanfaatkan untuk kesehatan mata (menjaga retina mata dari kerusakan akibat cahaya yang lebih).

e. Bonggol

Bonggol pisang muda dapat dimanfaatkan untuk sayur dan diolah menjadi keripik yang kaya akan serat. Secara tradisional, air dari bonggol pisang dipercaya dapat dijadikan sebagai obat disentri dan pendarahan usus besar.

F. Manfaat Buah Pisang Muli (Musa acuminata)

Selain sebagai sumber vitamin dan mineral, buah pisang yang masih hijau dapat

(15)

buah pisang, kadar haemoglobin dalam darah dapat meningkat. Kandungan kalium pada buah pisang dapat mengurangi tekanan stress, menurunkan tekanan darah, menghindari penyumbatan pada pembuluh darah, mencegah stroke, memberika tenaga untuk berpikir dan menghindari kepikunan atau mudah lupa. Sementara serat pisang bermanfaat dalam membantu orang yang sedang diet, perokok yang ingin menghilangkan pengaruh nikotin, mengontrol suhu badan (khususnya pada ibu hamil) dan menetralkan asam lambung (Suyanti dan Supriyadi, 2007).

G. Deskripsi fitokrom

Deskripsi fitokrom yang direviewdari Taiz and Zeiger 1991 adalah sebagai berikut:

1. Definisi

Fitokrom merupakan pigmen penyerap cahaya merah yang dapat mendorong respon fotomorfogenik pada tumbuhan.

2. Struktur Kimia

Berdasarkan berat segar, fitokrom 50 kali lebih banyak pada jaringan etiolasi dibanding dengan jaringan hijau. Namun, kandungan keseluruhan fitokrom pada tanaman etiolasi adalah rendah, sekitar 0,2% dari protein total yang dapat di ekstraksi.

Struktur kimia fitokrom dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Leu-Arg-Ala-Pro-His-Ser-Cys-His-Leu-Gin-Tyr

(16)

N

Gambar 3. Struktur kimia dari fitokrom

3. Dark reversion

Cahaya tidak hanya sebagai faktor meregulasi keberadaan atau kelenyapan dari Pfr. Pfr secara spontan berubah menjadi Pr dalam gelap oleh suatu reaksi yang disebutDark reversion. Laju reaksi ini bergantung pada temperature dan pH dan dapat sangat dipercepat oleh bahan-bahan kimia tertentu terutama bahan-bahan pereduksi. Skema Dark reversion dapat dilihat pada gambar 4.

(17)

Pfr

Gambar 4. Skema Dark Reversion

4. Fungsi regulasi

Berbagai bukti menunjukkan bahwa dalam banyak kasus secara fisiologi Pfr adalah bentuk aktif dari fitokrom, dalam kasus dimana telah ditunjukkan bahwa respon fitokrom secara kuantitatif tidak berhubungan dengan jumlah absolute Pfr, tetapi rasio antara Pfr dan Pr menentukan besarnya respon. Studi pada kecambah lettuce yang dilakukan oleh Kendrick dan Frankland pada tahun 1976, menunjukkan bahwa adanya promotive effect dari cahaya merah.

H. Hidrolisis Pati

Perubahan-perubahan fisiologis yang berkaitan dengan pematangan meliputi pelunakan daging buah, konversi hidrolitik cadangan makanan dalam buah dan

(18)

aktivitas hidrolitik yang berbeda, misalnya pada buah pisang matang sangat cepat dan hidrolisis pati berlangsung cepat, buah apel aktivitas hidrolitik berlangsung lambat demikian juga pematangannya, sedangkan buah jeruk dan lemon aktivitas hidrolitik berlangsung sangat lambat. Aktivitas hidrolitik mengakibatkan peningkatan gula tidak hanya dari pati, tapi juga dari lemak (Spurr, 1970).

Pada kecambah jagung etiolasi transfer ke cahaya merah selama 12 jam mendorong aktivitas amylase dalam sitosol daun. Studi yang dilakukan oleh Lechowski dan Bialczyk 1991 menunjukkan bahwa fotoorientasi dari kloroplast pada algaMougeotiajuga

dikontrol oleh interaksi antara cahaya merah jauh (FR) dan orange (OL).

I. Degradasi Klorofil

(19)

Gambar 5. Struktur kimia klorofil a dan b (Taiz dan Zeiger, 1991)

Semua klorofil memiliki struktur cincin yang kompleks yang secara kimia berhubungan dengan gugus seperti phorphyrin yang dijumpai pada haemoglobin dan sitokrom.

(20)

Perubahan- perubahan kualitas dalam pematangan buah meliputi perubahan pigmentasi, produksi bahan beraroma dan biasanya hilangnya substansi pahit pada buah. Peningkatan kandungan gula dan penurunan klorofil selama proses pematangan buah pisang,

ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 6. Perubahan pigmen pada buah pisang (Von Loesecke, 1950)

Hilangnya klorofil dari buah bisa bersamaan dengan pematangan buah (seperti pada pisang atau terjadi pada tahap awal pematangan seperti pada jeruk).

Perubahan-perubahan pigmen terutama terjadi di kloroplast mengubah mereka dari kloroplast hijau dengan grana menjadi kromoplast dengan membrane tilakoid yang menyebar (Spurrand Harris, 1968).

Menurut Dickinson dan Lucas (1982), pengurangan kandungan klorofil dapat disebabkan baik oleh perombakan klorofil atau penghambatan sintesis klorofil. Perombakan klorofil dikatalis oleh enzim clorophyllase dengan reaksi sebagai berikut :

(21)

Cholorophyllase

(22)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Laboratorium Biologi Molekuler, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan April sampai dengan Mei 2012.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah beaker glass, tabung reaksi dan raknya, mortar dan penumbuk, cawan petri, gelas ukur, Erlenmeyer, tissue, kertas label, kapas, plastic, pisau, corong, pipet volume, neraca analitik, dan spektofotometer.

Bahan-bahan yang digunakan adalah buah pisang muli (Musa paradisiaca) mentah, aseton (80%, v/v), H2SO4pekat, larutan fenol (2%, w/v), dan aquadest.

C. Rancangan Percobaan

(23)

D. Parameter

Parameter dalam penelitian ini adalah nilai tengah kandungan klorofil a, b dan total serta kandungan karbohidrat terlarut total buah pisang muli pada 4 dan 8 hari setelah perlakuan dari 8 buah sampel buah pisang muli.

E. Cara kerja

1. Penyiapan cawan petri

Cawan petri 32 buah dicuci bersih dengan sabun dan dilap kering. Cawan petri dilabel dengan perlakuan, hari pengamatan, dan ulangan. Cawan petri digunakan sebagai wadah buah pisang muli yang sudah diberi perlakuan dan kontrol. Tata letak satuan percobaan dapat dilihat pada gambar 2.

KH4U1 PH8U1 PH4U8 PH8U5

PH4U5 KH8U2 KH4U8 PH4U4

KH8U3 PH4U3 KH4U6 KH8U6

PH8U4 KH4U3 PH8U2 PH8U6

KH8U4 KH4U2 KH8U1 KH4U7

PH4U2 PH4U1 KH8U5 PH8U7

KH4U4 PH4U7 KH8U7 KH8U8

(24)

K = Tanpa cahaya ; H = Hari ; U = Ulangan ; P = Cahaya Tabel 2. Skema tata letak percobaan.

2. Pemberian perlakuan

Perlakuan tanpa cahaya dilakukan dengan cara memasukkan setiap buah pisang muli kedalam kantong polybag berukuran ½ kilogram, kemudian diikat dengan karet gelang. Untuk menjaga respirasi buah tetap berlangsung maka udara tetap dipertahankan ada dengan cara memberi lubang pada kantong polybag. Buah pisang yang telah dibungkus ini masing-masing ditaruh diatas cawan petri. Perlakuan cahaya dilakukan dengan cara meletakkan setiap buah pisang muli diatas cawan petri tanpa dibungkus dengan

polybag.

3.Penentuan kandungan klorofil

Penentuan kandungan klorofil dilakukan menurut Witham et al(1986).

1 gram kulit buah pisang muli digerus sampai halus didalam mortar, dan kemudian ditambahkan 30ml aseton, cairan disaring kedalam erlenmeyer, sisa digerusan yang masih melekat dikertas saring digerus kembali kemudian disaring kembali kedalam erlenmeyer. Volume akhir disesuaikan menjadi 100ml dengan menambahkan aseton. Ekstrak siap ditentukan kandungan klorofil a, b dan totalnya.

Ekstrak klorofil ini diukur absorbansinya masing-masing pada panjang gelombang 645 dan 663nm. Kandungan klorofil dinyatakan mg klorofil per gram jaringan yang diekstraksi dan dihitung berdasarkan persamaan berikut:

mg klorofil a/g jaringan = [12.7 (D663)–2.69 (D645)] x

V

(25)

mg klorofil b/g jaringan = [22.9 (D643)–4.68 (D663)] x

V

×

4 Penentuan karbohidrat terlarut total

1 gram daging buah pisang muli digerus sampai halus didalam mortar, dan kemudian ditambahkan 30ml aquades. Cairan disaring kedalam erlenmeyer, sisa digerusan yang masih melekat dikertas saring digerus kembali kemudian disaring kembali kedalam erlenmeyer. Ekstrak buah pisang muli kemudian diambil 2ml dan dimasukkan kedalam tabung reaksi dan tambahkan 2ml H2SO4pekat dan 1ml larutan fenol pada

ekstrak daging buah pisang tersebut. Biarkan beberapa saat, warna coklat kemerahan menunjukkan adanya kandungan karbohidrat terlarut. Selanjutnya ekstrak diukur absorbansinya dengan spektofotometer pada panjang gelombang 600nm, nilai absorbansi setiap ekstrak buah pisang dicatat. Kandungan karbohidrat ditentukan berdasarkan kurva standart glukosa dan dinyatakan dalam satuan mg/g jaringan (Withamet al., 1986).

F. Analisis data

(26)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan antara lain: 1. Cahaya berperan penting dalam regulasi biosintesis klorofil pada buah klimakterik

pisang muli.

2. Perlakuan gelap (Dark reversion) mempercepat degradasi klorofil a,b dan total, dan meningkatkan aktifitas enzim α amylase buah klimakterik pisang muli.

3. Perlakuan gelap mempercepat proses pematangan buah klimakterik buah pisang muli. 4. Hubungan antara kandungan klorofil dan kandungan karbohidrat terlarut total buah

pisang muli bersifat kuadratik.

B. Saran

(27)

PENGARUH PERLAKUAN GELAP (Dark treatment) TERHADAP KANDUNGAN KLOROFIL DAN KARBOHIDRAT TERLARUT TOTAL BUAH KLIMAKTERIK

PISANG MULI (Musa acuminata)

(Skripsi)

Oleh

Ariananda Desmaria

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(28)

Oleh

Ariananda Desmaria

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA SAINS

Pada

Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(29)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Teluk Betung, Bandar Lampung pada tanggal 22 Desember 1989, putri ke 4 dari 4 bersaudara adalah anak dari Bapak Hendarsyah Damiri, S.H dan Ibu Anita SP.d.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Taman Kanakkanak (TK) Pertiwi pada tahun 1996, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Rawalaut (Teladan) pada tahun 2002, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 4 Bandar lampung pada tahun 2005, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Bandar Lampung pada tahun 2008.

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten Biologi Umum dan Ekofisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi FMIPA Unila.

(30)

SANWACANA

Alhamdulillah puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena berkat rahmat dan ridho-Nya maka penulis dapat menyelesaikan karya kecil yang berjudul“Pengaruh perlakuan gelap

(Dark treatment) terhadap kandungan klorofil dan karbohidrat terlarut total buah

klimakterik pisang muli (Musa acuminata)”

Dalam pembuatan dan penyusunan karya ini, tidak sedikit halangan dan rintangan yang penulis hadapi, akan tetapi berkat bantuan serta dukungan dari berbagai pihak maka akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya kecil ini. Dalam kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih:

1. Bapak Ir. Zulkifli, M.Sc. selaku pembimbing I saya, atas bimbingan, saran, kritik, dukungan serta ilmu yang telah banyak diberikan mulai dari awal penelitian hingga selesainya skripsi ini.

2. Ibu Dra Ellyzarti, M.Sc. selaku pembimbing II saya, atas bimbingan, saran, kritik, dukungan, ilmu yang telah diberikan selama proses penulisan skripsi ini hingga selesai.

3. Ibu Dra. Tundjung Tripeni H, M.S. selaku pembahas, atas saran, kritik, ilmu serta dukungan yang telah diberikan sehingga tugas akhir ini terselesaikan.

4. Bapak Tugiyono, Ph.D. selaku Pembimbing Akademik, atas bimbingan, saran serta dukungan yang diberikan sejak awal perkuliahan hingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Universitas Lampung ini.

(31)

6. Bapak Prof. Suharso, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

7. Bapak dan Ibu dosen, staf beserta laboran Jurusan Biologi FMIPA Unila atas ilmu dan pengalaman yang telah banyak diberikan kepada penulis.

8. Keluarga besar yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis, baik berupa materi, dukungan moril dan semangat. Terkhusus Mama, Papa, serta kakak-kakak ku yang aku sayangi.

9. Seseorang yang telah banyak dan tiada hentinya dengan setia membantu, memberikan saran, masukan, dukungan, canda tawa serta semangat tersendiri bagi penulis selama penelitian berlangsung hingga akhir dan terselesaikannya tugas akhir ini. Terkasih Ferdinand Bembin.

10. Sahabat-sahabatku tersayang, Aniek Rosmauli, Tiya Rahmuna, Dian Anggraini, Dara Waruli, Saras Setianingsih, sahabat yang selalu setia memberikan semangat serta dukungan nasehat kepada penulis.

11. Teman seperjuangan satu ruang lingkup penelitian, Riski Yuniarti, Indah Aria Putri, Putra Adinata, yang telah menjadi partner selama penelitian berlangsung.

12. Teman seangkatan yang banyak membantu selama proses perkuliahan, penelitian hingga akhir, Reni Febriyanti, Nevi setiasih, Rita Zahara, Riski yuniarti, Meity Irlani, Ira Aziska, Nando Parulian, Aji Setiawan, Wal Ardi, Rahmat Hidayat, Tri Julian Muhar. Terimakasih atas dukungan, semangat serta canda tawa.

(32)

sukses dan membahagiakan orang-orang yang menyayangi kita. Big Thanks Komti, Uthe dan Mak rury atas jarkoman info-info mengenai kampus.

14. Mas Yanto LB 1 yang selalu menjadi teman baik penulis dan mahasiswa lainnya, juga membantu dalam proses perkuliahan hingga akhir.

15. Adik-adik dan kakak-kakak tingkat Biologi FMIPA Unila, terimakasih atas dukungan dan semangatnya.

16. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam proses perkuliahan, penelitian hingga akhir, yang tidak dapat dituliskan satu persatu di skripsi ini.

17. Almamater tercinta Universitas Lampung.

Penulis berharap semoga ALLAH SWT membalas kebaikan yang telah mereka berikan. Dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, November 2012 Penulis

Gambar

Gambar 2. Buah pisang muli (Musa acuminata)(Koleksi pribadi, 2012)
Gambar 3. Struktur kimia dari fitokrom
Gambar 5. Struktur kimia klorofil a dan b (Taiz dan Zeiger, 1991)
Gambar 6. Perubahan pigmen pada buah pisang (Von Loesecke, 1950)

Referensi

Dokumen terkait

Judul Skripsi : PENGARUH KCN TERHADAP KANDUNGAN GULA-GULA PEREDUKSI BUAH PISANG KEPOK ( Musa paradisiaca L.) SELAMA PROSES PEMATANGAN.. Nama Mahasiswa : Cherlyana

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penghambatan sianida (KCN) terhadap respirasi pada berat segar dan kandungan karbohidrat terlarut buah cabe merah setelah panen,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek asam sitrat terhadap indeks browning, kandungan karbohidrat terlarut total dan aktivitas enzim

Namun dari bahan pangan yang sudah diketahui kandungan inulinnya, pisanglah yang paling cocok untuk diteliti karena buah pisang yang bisa diberikan kepada bayi dan memang pada

Dalam penelitian ini, peneliti memusatkan perhatian terhadap perubahan berat segar , berat kulit, berat daging buah, peel to pulp ratio (rasio berat kulit buah dan berat daging

Dalam pemeriksaan kandungan kimia yang dilakukan replikasi 5 kali untuk setiap uji senyawa pada ekstrak kulit pisang susu merah (Musa acuminata L. red dacca) didapatkan

Telah dilakukan penelitian mengenai analisis kandungan serta stabilitas karotenoid ekstrak kasar buah pisang tongkat langit, dan hasilnya menunjukkan bahwa pisang tongkat