/{; ( ;'
I
tJ!)
STUDI PERILAKU DAN HABITAT JELARANG
(Ratufa bie%r bic%r)
DI HUTAN TANAMAN PINUS TAl'vlAN BURU GUl'tuNG MASIGIT
,
KAREUMBI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BANDUNG
JAWA BARA,(
OLEE:
IDAH FARIDAH
E 31.1588
JURUSAN KONSERVASI SUMBERDA YA HUTAN
FAKULTASKEHUTANAN
ll'ISTITUT PERTAl'tlAN BOGOR
RINGKASAN
IDAH FARIDAH (E 31.1588). PERILAKU DAN HABITAT .JELARANG (RU/l(/il him/or
hicp/or) DI HUTAN TANAMAN PINUS TAMAN BURII GUNUNC MASICIT
KAREUMBI KABUPATEN DAERAH TIN(;h:AT II BANDUNG, .JAWA BAR"\T.
(Di bawah bimbingan II'. Nyoto Santoso, MS. Dan Drs. Boeadi).
Pcrtumbuhan populasi manusla yang begittl cCJlat mcnycbabkan tcrcicsakilla mahluk
hidup lain. Teljadinya penurunan populasi satlValiarlliga clisebabkan oJeh tekanan manliSla. bOllk
berupa perburuan satwa mall pun pengrusakan klbllatlll a dalam rangka pcmanflatall hllran
Untuk itu diperiukan suatu tindakan untuk melindlillgi dOlll mengelola satll'aliar rcrsebllr agar
terhindar dari kcpunahan. scperti halnya Jclarang 'Olllg merupakan salah satu sarllaliar \ allg
dilindungi oleh Pemerintah berdasarknn SK Menteri Pcrr:lllian No. 66fkpts/Um/2/1
'no,
karellolpopulasin)'a yang semakin mcnllrun. Untuk dapat mclcstankan Jclarang. langkah ,,,,alilla perlu
diketahlli perilakll dan habitatn),a.
Jclarang merupakan satwa mumuiia ー・ョァセョA{@ yang berukurnn bcsar :-.ung krscbar dl kawasan hutan hujun sampai ciL:ngan ketinggian 27()() IlHlpl. Jelarang yang acla til Ja\\a b。イセQエ@ merupakan sub species Ral7!lh 「ゥ・セOッイ@ hie%r Sparnnanll. dimana mcmpunyai cin-cin tubuh berwarna hitam kecoklatan pada bagian atas tubllllll)'a. dan pada bagian ballah rubuhllla
berwarna plltih kekuningan. Ciri yang paling membcdakan dengan sub species lain. NUI/{/u
hieolor hieolor mempuyai ekor yang berwarna kuning. Ukuran panjang ekor Icbih pan.l'lng dan
ukuran panjang kepala-baclan Jelarang.
Tujuan dari pcnelitian ini adalah untuk mt:ngetahui aktivitas dan perilaku Jclarang scrta
kondisi habitat yang berkaitan dengan potensi pakan. tempat berlindllng dan bersarang. srrllklllr
dan komposisi jcnis vegetasi.
Penelitian dilakukan selama tiga bulan (April sampai dengan Juni 19'!X) dl Hlilan
Tanaman Pinus Taman Buru Gunung Masigit Karclimbi. Kabupaten Daerah Tingkar II [-lancillng.
Jawn BaraL
Metoda yang c1igllnakan llntuk mcngctahui aktivit;]s yaitll clc:ngan Illcnggullakan mctnck
Focal Animal Sampling yang clibagi menjadi tiga periodc pengamatan dimulai pada pllkld lIil.lltl
sampai dcngnn 1 X.OO, scdangkan untuk mcngdailui pcrilaku c1ilakukan sccara kontlllll dllCl1lpal Jelar<1ng clitcmukan. Dan t1ntuk mCllgctahui kondisi habitat dilakukan anal isis vl:gdasl dcngaJl
metode petak ganda yang diietakan secara terpildl (/'/lr/}(),I'ive SUIIII'/II1!-:) dari ringkal polioll
Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa aktivitas harian Jelarang dlllllliai clan
aktivitas bergerak mencari makan, makan, istirahat, bersuara, mengawasi keadaan. bermain
dan membuat sarang.
Alokasi waktu aktivitas yang paling lama dilakukan yaitu pada pen ode siang
Jelarang mulai aktifpada pagi hari pukLlI 06.00 sampai dengan sore hari pUklll 1600. dimana
setiap aktivitas selalu diikuti dengan aktivitas berpindah. Alokasi penggunaan waktu
セォエゥカゥエ。ウ@ pada tiap periode didominasi oleh aktivitas makan, dimana paling tinggl pada
peri ode siang yaitu 100.06 menit dan pada sore hari lebih banyak clilakukan aktl \'Itas
berpinc\ah. lelarang setiap kali makan rata-rata mencapai waktLI 3 - 5 menit.
Dar! hasil perhitungan melaui uji khi-kuadrat, pada periode pagi dan sore hal"
dengan SK 95 % hasilnya tidak berbeda nyata atau tidak ada hubungan antara Jenis aktivltas
dan lama aktivitas, sedangkan pada pagi hari untuk SK 99 % hasilnya berbeda ョケ。エセl@ Untllk
periode siang pada Sf( 95 % dan SK 99 % antara jenis aktivitas dan lama aktlvitns terdapat
hubungan yang signifikan,
Frekuensi untuk semua aktivitas lebih banyak dilakukan pada pagi dan slang han,
seclangkan pada sore hari frekuensinya mulai menllrun. Dari hasil perhitllngan dengan uji
khi-Icuadrat diperoleh baik pada SK 95 % 111aupun 99 % antara frekuensi clengan Jeni,
aktivitas tidak ada hllbungan yang signifikan.
lelarang merupakan satwa diurnal dan sohter yang menghabiskan wakturlya lllltllk
aktivitas makan. Kegiatan tersebllt dilakukan lIntuk efektifitas energll1Y8.
Perii8ku lel8rang pad8 sa at makan dimulai dengan mencari l11akan pad8 pohon p8k811
yang cocok, yaitu yang mempunyai l11akanan yang CUkllp. rvlakanan dapat dl8!11bd dengall
direnggut oleh kaki depannya atau oleh l11ulutnya. Sikap leiarang pad8 s,wt ll1akan bisJ
diiakukan dengan cara menggelantung bettnhan pada kaki belakang dan ekoll1yn
Perilaku beqJindah yang dilakukan Jelarang yaitu dengan berjalan. barlan d811
mclompat, deng,an lokomotor dua kaki belakang dan cilia kaki clepan yang penclck clan kUOl
Ekor memegang peranan penting dalam keseimbangan tubuhnya.
Perilaku leiarang pada sa8t istirahat bisa dilakukan dengan dud uk, di8m atau
menelungkup memeluk cabang pahon dan pada malam hari tidur pada sarang y8ng telah
dibuat atau dibenahinya.
Perilaku lelarang dalam interaksi sosial sepelti perilaku bersuara yang dapat
dilakukan setiap saat, dimaJ18 berbunyi '"ck ck" atau "troktok" untuk me11l1!lJukan
keberadaannya. Setiap kali bersuara ekornya selalu digerakan turun naik. Inter8ksl antara
individu dengan usia yang sama pada siang hari melakukan kegiat8n bermain.
Perilaku JeJarang dalal11 menghadapi mlislih atall ganggllan, peltama-tama dengan
mengawasi sumber gangguan tersebllt dan kemudian meninggalkan tempatnya atnu
melakllkan kal11uflase dengan diam meneillngkllp pada eabang pohon sehingga 11111suh clapat
terkecoh.
Di lokasi pe11e1itian strllktur vegetasi merllpakan hutan tana111,111 yang dldolllllU1Sl
oleh tingkat pohon dan tUlllbuhan bmvah. Pohon yang mendominasi ynitu jJII1lIS lJIerkllSl1
dengan INP 165.71 %, sedangkan tlllllbuhan bawah yang Illendominasi yaitu EllpOfOrflflJ/
r;parhlJJ1 dengan IN"P 72.09 %. Pohon Pinus Illerupakan pohon pakan yang dominan セtャャャァ@
dipakai tempat meneari l11akan karena ketersediaan pakannya yang melimpah, yaitu buah
Pinus. Buah atau biji tanaman lain yang dimakan oleh Jelarang, yaitu buah-buahan (pepaya,
ubi jaiar, paiawija) dan biji-bijian yang rasanya manis. Je\arang kadang-kadang me1ll8knn
serangga dan telur burung. Jeiarang Illakan di strata tajuk dengan ketinggian 33 - 30 meter
pada pohon Pinus dan 25 meter pada pohon Rasamala.
Jelarang bersarang pada pohon-pohon yang tajuknya rimbun dengan ketlngglan
rat8-rata pada pohon Pinus yaitu 29 - 3 I meter, pada pohon Rasamala dan Puspa yaitu 22 - 26
meter. Sarang lelanmg berbentuk globular dengan satu pintu l11asuk dengan rata-rata ukllran
panjang sarang 25 - 30 em dan tingg;i lubang 10 - 20 cm. Sarang Jelarang terbu8t dari
ranting dan daun pohon temp at climana Jelarang membuat sarang.
Dari hasil pel1e1itian clap at disimpulkan bahwa aktivitas Jelarang clala.lll pCllggLlI1[1<l1l
alokasi waktunya sebagian besar digllnakan 1I11tuk aktivitas I1lnkan diikuti clcilgan aktl\'ItZlS
betvinciah. Perilaku Jelarang yang teral1lati, yaitll perilaku 111akal1, berp11lclnl1, istlrnl1at dan
interaksi sosia!. Struktur dan komposisi jenis didominasi oleh tingkat pohon yaitll Pi/III'
lJIerkusii (165.71 %) clan tUlllbuhan bawah yaitu EupatoriulII riporilllll (72.t)() %) Poll on
yang dijaclikan sebagai pohon pakan yaitu buah pohon Pinus clem buah pohen R8s,111lal(l
Rata-rata Jelarang melakukan aktivitas makan pada ketinggian 26 - 32 meter Jelarnng
bersarang pada pohon-pohon yang dapat menopang sarangnya dengan baik dan terhindar dan
gangguan. Sarang berbentuk globular yang terbuat clari daun clan ranting pohon dimall8
Jelarang bersarang. Ketinggian rata-rata sa rang Jelarang, yaitu 29 - 31 111 pada pabon Pinus
dan 22 - 26 m pada pohon Rasamala.
Sebagai saran 111aka perlu diadakannya penelitian lebih lanjut agar tercapal11yn
kelestarian Jelarang. Pengamanan terhadap wilayah Taman Burtt perlu ditingkatkan clellgan
memperhatikan tingkat dan frekuensi gangguan terhadap kelestarian potensi kawasan. Dan
perlu diaclakannya penyuluhan dan pelatihan serta pengawasan kepada petllgas agar lebih
mengawasi atau bertindak tegas bila terjadi pengrusakan habitat atau perburuan satwaliar,
STUDI PERILAKU DAN HABITAT JELARANG (Ratu/a hie%r bie%r)
DI HUTAN TANAMAN PINUS TAMAN BURU GUNUNG MASIGIT
KAREUMBI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BANDUNG
JAWA BARAT
Karya llmiah
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
SARJANA KEHUTANAN
Pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogar
Oleh:
IDAH FARIDAH
E 31.1588
JURUSAN KONSERVASI SUMBERDA Y A HUTAN
FAKULTASKEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
lembarpeセgesahan@
J udul Studi Perilaku dan Habitat .lelarang (Ralula biC%r hic%r) di
Hutan Tanaman Pinus Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi
Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung, .lawa Barat.
Nama Mahasiswa: Idah faridah
NRP
E 31.1588JUnisan Konservasi Sumberdaya H utan
Pembimbing I
Ir. voto Santoso, MS.
Tanggal ::1.0 /'PP-t L-
1m
Tanggallulus: 27 Maret 1999
Mel1\ clujui
Mengetahui
Pembimbing II
(
Drs. Boeadi
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota B'U1dung. Propinsi Jawa Bamt pada tanggal 2 September
1976. Penulis mcmpunyai 3 saudara dan merupakan anak ke-2 dari 4 bersaudara dari
pasangan Amin Kurniadi dan Mamah Nurhamah.
Pendidikan formal dimulai dari Taman Kanak-Kanak Pertiwi Bandung dan lulu,
tahun 1982. Kemudian penulis melanjutkan kc Sekolah Dasar Negeri Kacapiring I Bandung
dan lulus tahun 1988. Kemudian penulis menamatkan pendidikan menengah pertama di
Sekolah Menengah Pertama Pasundan 6 Bandung pada tahun 1991. Tahun 1994 penulis
menamatkan pendidikan menengah atas di Sekolah Mcnengah Atas Negeri I Bandung.
Penulis melanjutkan studi untuk tingbt perguruan tinggi di Institut Pertanian Bogar
pada tahun 1994 melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) dan pada
tahun 1995 penulis memilih jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan sebagai bidang keahlian
pada Fakultas Kehutanan IPB.
Sebagai salah satu syamt untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Instllut
Pertanian Bogar, penulis melakukan penelitian yang berjudul .. Studi Pcrilaku dan Habitat
Jelarang Hr。ャャセO。@ hie%r hie%r) di Hutan Tanaman Pinus Taman Buru Gunung Maslglt
Kareumbi Kabupaten daemh Tingkat
n
Bandung Jawa Barat "dI bawah bimbingan Ir. NyotoKATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepaela Allah SWT, karena atas rahlllat clan
hidayahnya penulis dapat menyuslIl1 karya iiminh sebngai salah satll synrat lllltuk Illcmpero\ch
gelsr Sarjan3 Kehutanan pada Fakultas Kehutanan institut Pel1cll1i,1Il Bogor
Penelitian untuk Skripsi ini berjudul Studi Perilaku dan Habitat Jeiarang (ROllr/il
bie%r bie%r) eli Hutan Tanaman Pinus Taman Buru Gunung lVIasigit Kareumbi i\.abupaten
Daerah Tillgkat 11 Bandung lawn Barat, yang dilakukan selama tiga bulan.
Pada kesempatan ini penuiis menyampaikan lIcapan terim8 kasih kepada
I. ivlamah, Papah, An Tvlaman, Agus, Cliell atas bantuan dan dorongan semangat selta
doanya
2. Bapak Ir. Nyoto Santoso, lVIS elan Bapak Drs. Boeaeli selaku pelllbilllbing yang telah
membantu penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Ir. Emi karminarsih, lVIS dan Bapak Dr. II'. Nyoman Jaya Wistara, MS selaku close"
penguJI.
4. Staf Kantor Taman Buru GUllung Nlasigit Kareumbi Kabupaten Daerah Tingkat II
Bandllng yang telah membantu pengumpuian data selama penelitian.
5. Staf Kantor Perhutani Ill, Staf Kantor Perencanaan Perhutani III clan Staf BKPH
Cicalengka yang telah membantu pengumpulan data seiam3 penelitian.
6. Bapak Ujang dan sekeluarga atas bantuan tempat tinggal selam3 peneliti811
7. Teman-teman KSH 313t35 semangat dan dorongannya.
8. Ade, Titis, Reno, Neneng, Dedeh, Dini, dan Waiso sel1a warga Balio SA atas
kebersamaannya selama ini.
9, Semua pihak Y,lI1g telah membantu yang tidal< dapm saya sebutkan satll persaru
Akhimya penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun clem! kebalkan dan
kesempulllaan skripsi ini. Semoga skripsi ini berguna clan dapat dirmanfaatkan semestl11:-;a
Bogor, Apn! I ()qC)
DAFTAR lSI
RINGKASAN ... .
RIWAYATHIDUP ... .
KATA PENGANTAR ... .
DAFTAR lSI ...
... ..
DAFTAR TABEL ... .
DAFT AR GAMBAR ... ..
DAFT AR LAMPlRAN
L PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tqi.lIan Penelitian ... .
C.
:Manfaat Penelitian ... .. ... ..II. METODE PENELITIAN ... ..
A. Bahan dan Alat ... ..
B. Wakttl dan Lokasi Penelitian
1. Letak dan Llias Kawasan ... ... ... .. ... .
2. Iklim. Jenis Tanah dan Topografi
3. Fauna dan Flora ... ..
4. Kondisi dan Sosial Ekonomi ... .
C.
Jenis Data yang dikumpulkanl. Data Sekunder ... .
2. Data Primer ... .
D .. Metode Pengumplilan Data ... ..
I. Aktivitas Harian Jelarang
2. Perilaku Jelarang ... ..
3. Struktur dan Komposisi Jenis Vegetasi
4. Potensi Pakan Jelarang ... ..
5. Bentuk dan Ukuran Sarang Jelarang ...
E. Analisis Data ... .
I. Aktivitas Harian
2. Analisis Vegetasi ... / /
..
,
...."'"
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Bioekologi Jelarang ... .
I. Sistematib dan Morfologi
2. Penyebaran Jelarang
:3. Reprodllksi
4. Habitat Jelurang ... .
B. Aktivitas Jelarang ... .
I. Aktivitas pada Periode Pagi
2. Aktivitas pada Peri ode Siang
3. Aktivitas pada Periode Sore ... .
C. Perilukll Jelarang
I. Perilaku Mabn dan MinllJ11
2. Perilaku Berpindab ... .
3. Perilaku Istirahat ... .
4. Perilaku Interaksi Sosial ... .
D. Struktur dan komposisi Jenis Vegetasi
E. Potensi Pubn ... .
F. Tempat Bersarang dan Berlindung ... .
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpllian ... .
B. Saran ... .
DAFT AR T ABEL
No. Teks Haloillall
I. Ukllrall bagian badan Jelarang dari berbagai ウャャャQャ「セイ@ pllstaka I.' ,
2. .Alekasi penggllnaan waktll aktivitas Jelarang pada periode pagi 16
3. Alokasi penggllnaan waktll aktivit:ls klarang pada poriode siang 17
4. Alokasi penggunaan waktu ak-tivitas Jelarang pada periode sore 17
5. Persentase alokasi penggunaan waktu aktivitas harian Jel:lrang I X
6. Hasil uji khi-kuadrat alokasi penggunaan waktu aktivitas harian Jelarang. I セ@
7. Frekuensi aktivitas harian Jelarang .. .... ... Il)
8. Persentase frekuensi aktivitas hari::tll Jelar::tllg . ... Il)
9. Hasilliji khi-kuadrat frekuensi aktivitas harian Jelarang llJ
10. Distribusi frekuensi sebamn tinggi pohon tempat makan
II. Distribusi frekuensi ketinggian pohon sarang
viii
DAFT AR GAivlBAR
No.
TeksI. Petak contoh untuk analisis vegetasi
2. Daerah
edge
yang merupakan habitat Jelarang 153. Alokasi penggunaan waktu aktivitas harian Jelarang IX
.. L Frekuensi uktivitas huriun Jelarung ". 211
5. Posisi Jelurung pada saat makan .... 22
6. :Posisi Jelarung pada saat berpindah ) '
_
..'
7. Temput Jelarung mencari makan dan makan
26
R. Letak dan ketinggian sa rung pada pohon Pinus 2:\
セN@ Bentuk sarung Jelarung pada pohon Rasamala 2X
DAFT AR LAMPlRAN
No. Teks Halaman
I. lndeks nilai penting untuk tingkat pohon. pancang. semai dan tumbuh:l!1
bawah ... . 32
2. Peta lokasi pene\itian .. 33
3. Skema Lokasi Penelitian di Hutan Tanaman Pinus dan Tanaman·. 34
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupabn negara megabiodiversity yaitu negara ュセイョェャゥォゥ@
keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Indonesia mempunyai ke:lllekar:.1gaman.ic:nis sat\\::\
liar yang cukup besar. yaitll 1500 species Burung (28% endemik) .. 500 species i\bmalia Hセii@ GセB@
endemik). 2000 species Reptilia. 1000 species Amphibia serta R500 species Ibn (DIf.lell
PHPA. 1995). Walaupun Indonesia merupaknn negam yang melllPunyai keanekaragaman
jenis エセオョ。@ yang tinggi . tetapi Indonesia juga merupakan negara yang mt:miliki dafwr Jumlah
jenis yang tinggi mengenai jenis-jenis satwa lal1gka dall temncam punah
Pertumbuhan populasi manusia di dunia ini demikian pesatnya yang menyebabkall
semakin mendesak organisme penghuni bumi yang lain. Terjadinya penull.lnan populasi dan
keanekaragaman satwa terutama disebabkan oleh adanya tebnan manusia terhadap
sUll1berdaya alamo baik berupa perburuan satwa ll1aupun perusakan habitat dalam rangb
pemanfaatan hutan serta kurangnya kesadaran masyarakat akan masalah perlindungan dap
pelestarian alam.
Jelarang adubh salah satll satwaliar yang ll1endapat perhatian dari pemerintah
berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 66fKptsfUm1211973 dan semm jenis Raill/a tenmsuk
Appendix'I1 CITES (Kepres RJ No. 43 t"hun 1978). Hewan ini dilindungi karena statllsn,a
bngka akibat populasinya yang diduga sang"t menunm. yang disebabkan okh ー」イ「ャャョjセョN@ boik
untuk dikonsull1si seb"g"i ll1akamn ャャQセオーオョ@ lIntuk 、ゥー・イ、。ァセョァォ。ョ@ dan kenlsakan ィセ「ゥエセエョケッN@
Untuk itu perlu diambil langkah-Iangkah atall tindakan yang diperlukan agar Jelarang
yang kehidupalmy" sudah mulai terancall1 dapat dilestarikan dengan melakukan perlindungan
dan pengelolaan yang memadai, salah satu langkah awalnya yaitu dengan ュ・ョァ・エセィオゥ@ perilaku
dan habitat Jelamng.
Dengan mengetahui perilaku dan habitatnya kita 、セーセエ@ memperoleh nilai ekonomi
Jelarang. dimana ll1enllnlt Alikodm (1995). 「セゥォ@ secara I"ngsung ma"p"n tid"k langsung
satwaliar temlasuk ウオュ「・イ、セケ。@ alam yang mempunyai nilai ekonomik. エ・イァセョエャャョァ@ 、セイゥ@ 」セイ。@
2
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
I. Aktivitas dan Perilaku Jelarang (RaIIl/a 「ゥ・セOッイ@ bie%r).
2. Kondisi habitat yang berkaitan dl!ngan potensi pakan. h!mpa[ berlindung 、セjャ@ 「セイウ。イ。ョァN@
stfllktlir dan komposisi jenis vegetasi
C. Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan cbpat dipabi sebagai data das"r cbblll
melakubn Iangbh-Iangbh pelestarian Jelarang baik di hutan tanaman maupun di hutan
II. METODE PENELITIAN
_A. Bahan dan Alat
Bahan-bahnn yang diperlukan dalam penelitian ini ndnJah individu atau sckeJompok
Jelarang (Ralllfa hicolor bicolor), vegetasi dan peta kerja.
Peraiatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
a. Kamerajenis Nikon F3 dengan lensa Zoom 100-200 mm dan film untuk dokumclltasi.
b. Binokuler jenis Pegasus dengan pembesaran 8 x 40 untuk mengamati obyek pClloiitiall dari
jarak jauh.
c. Clinometer Suunto untuk mengukur tinggi pohon.
d. Jam tangan jenis Quartz untuk menghitung waktu.
e. Kohlpas untuk menentukan arah.
f. Meteran untuk mengukur diameter.
g. Tali rutia untuk membuat petak contoh.
h. Tally sheet dan alat tulis.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan seiama 3 (tiga) bulan (April sampai dengan Juni 1998) dengan
100 jam total waktu pengamatan terhadap Jeiarang. 30 jam (6 hari) melakukan analisis
vegetasi. dan 2 minggu melakukan survey lapangan. Keadaan umum lokasi penelitian yaitu
sebagai berikut :
I. Letak dan Luas Kawasan
.' Penelitian dilakukan di hutan tanaman pinus RPH Sindangwangi, BKPH Cicalengka,
KPH Bandung Utaca, lawa Barat pada blok Leuwiliang seluas 35 hektar dengan tahun
tanam pinus tahun 1957.
Lokasi penelitian ini merupakan bagian dari kawasan hutan kompleks Gunung Masigit
Kareumbi seluas
±
12.443,1 hektar, dengan fungsi Taman Buru berdasarkan SK MenteriPertanian No. 297IKpts/Um/51l976 dan sekarang berfungsi juga sebagai hutan \\1sata.
Secara administrasi pemerintahan lobsi penelitian terletal< di Dusun Leuwiliang. Desa
Tanjungwangi, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Dati II Bandung. Propinsi Dati I Jawn
Barat.
Secara administrasi pengelolaan berada eli bawah Sub Seksi Pengelolaan dan
Pelestarian Alam Sumedang, Sub Balai Pengelolaan dan Peiestarian Alam h\\a Barnt.
Balai Konservasi Sumberdaya Alam III.
2. Iklim. jenis Tanah dan Topografi
Berdasarkan klasitikasi Schmidt dow Ferguson. sebagian besar areal Taman Buru
termasuk tipe iklim C dengan curah hujan rata-rata per tahun 1900 111m. kecuali cli bagian
Barat Laut temmsuk tipe ikli111 B. Temperatur mta-rata 23°C, kelembaban uclam rata-rata
80 %.
lenis tanah terdiri atas Asosiasi Latosol coklat kememhan dan Latosol coklat clengan
bahan induk Tuflntennedier, dan Asosiasi Andosol coklat dan Regosol dengan bahan induk
Abu Pasir dan Tuf Vulkan Intennedier. Umunmya bertekstur liat sebagian debu dan pasir
halus dengan wama lanai! coklat, coklat tua sampai hitam. Topografi UmUn1l1ya
berbukit-bukit dan bergunung dengan kemiringan lereng 20-30 %.
3. F "l!na -dan Flora
lenis-jenis satwa liar yang ada di sekitar lobsi penelitian antam lain babi (SIIS
vitatus), rusa, bajing (Lariscus insignis), linsang (Prionodon linsang), ular. bunglon
(Bronchoce/a spp.), burung walik (Cha/cophaps indica), burung bubut (('entroplls
cinensis), bunmg puyuh (Coturnixjavanica). burung gagak (Corvus macrorhynchos). dan
burung elang. Sedangkanjenis-jenis satwa liar yang ada di Taman Buru Gunung iYbsigit
Kareumbi untuk klas mamalia, yaitu macan tutu I (Panthera pardus). Iinsnng (Prionodon
linsang), babi hutan (Sus vitatus), ajag (Cuon a/pinus), kijang (Muntiaclls mlll1tjak).
kubng (Nyctieebus eoueang), bajing hutan (Lariseus' insignis). kera (Mamm
jase/eu/aris), lutung (Traehypitecus auratus), kalong (Pleropus vampynls). meong
congkok (Felis benga/ensis), anjing hutan (Cllon javanieus). kaneil (Tragu/Ils javaniells).
mu.sang (l'ClrCldoxurtls hermaphrodillls), dan jelarang (Ratllfa bie%r), llntuk klas reptilia.
(Bronchocela spp.) dan untuk klas aves, yaitu kutilang (Pycnonotlls aurigaster), bubur
(C'entropus sinensis), jalak suren (SturnllS contra), saeran (Dicntrus leucophoells).
gagak «('orvus macrorhynchlls), walik (Chalcophap.I' indica), bUrllng hantu (Ouus
baKkamonea), tekukur (Strep{opelia chinensis). puyuh «('o{lIrnix javanica). bultok
(Megalaema zeylanica), haur «('opsychlls salilaris). julang (Acero,I' IIndlllatus). bent.;:t
(Lanills schach), piit (LonchlirG lellcogastroides). ayam hutan (Galills varills). kasintu
(Galus gallls), bUrllng buah (Crocias albonotatlls). bUrllng uncal (lv[ocr0l'ygia IInciwl).
bUrllng decu (Saxicola caprata), raja udang (Halcyon chloris), perkutut
«(
;"01',,1,,,
s{r",{(/)dan toed (Artamu.I' leucorhynchus) (sumber sub seksi PPA Sumedang. 1984 dan sub balai
PPA Jawa Barat, 1982 dalam Dirjen PHP
A.
1990).Vegetasi yang ada di sekitar lokasi penelitian didominasi oleh pohon Pinus (l'Inus
merkusii), lainnya pohon Rasamala (Altingia exelsa) dan Puspa (Schima H'alliehii). serta
tumbuhan bawah yang mendominasi adalah jenis Teklan (Eupathorium riparium).
Sedangkan vegetasi yang ada di kawasan kompleks Gunung Masigit Kareumbi terdiri dari
60 % hutan alal11 tipe hutan hujan pegunungan bawah dan 40 % merllpakan hutan tamman
yang didominasi hutan tanal11,m pinus (Pinus merkllsii) dan sebagian hutan tanaman
rasamala (Altingia exelsa). lenis-jenis pohon rimba yang ada diantaranya adalah pasang
(Quercus .1'1'.), saninten (Castanopsis argen/ea). puspa (Schima waliehii), rasamala
(Altingia exelsa), jamuju (Podocarpus imbricatus), ォ。ケセQ@ afrika (Khaya anto/heea) dengan
tumbuhan bawahnya yaitu tepus (A chasma megalocheiles), kirinyuh (Eupathorium
inlilijiJlium), teklan (Eupathorium riparium), saliara (Lantana camara). cangkuang
(Pandanus pllnctuatus) dan rlImput-rlImputan yaitu alang-alang (Imperata cylindrical.
jampang pait (Panicllm colonum) dan jukut pait (Axonopus eompresslIs) (Dirjen PHP A.
1990).
4. Kondisi Sosial Ekonomi
Secara administrasi keadaan penduduk di sekitar Taman BUrll Gunung Masigit
Kareumbi tennasuk ke dalam tiga \vilayah, yaitu Bandung, Sumedang dan Gan.lt. Untuk
data keadaan sosial ekonomi pendudllk dilakllkan di desa Tanjungwangi yang termaSUK
Kabupaten Dati II Bandung, dimana desa tersebut pada bagian Utara dibatasi oleh Desa
6
Citaman Kecamatan Cicalengka, bagian Barat dibataei oleh Desa Dampit Kecamatan
Cicalengka dan bagian Timm dibatasi oleh Desa Panggureunan kabupaten Garut. Tempat
penelitian dapat dicapai dengan memakai kendaraan mobil angkot dan angkotan sepeda
(ojeg).
Desa Tanjungwangi terbagi ke dalam tiga dusun yaitu Leuwiliang. Ciiaha dan
Cibodas. Data penduduk yang ada di Desa Tanjungwangi sampai dengan Desember I セHIxN@
yaitu jumlah penduduknya ada 4259 jiwa yang terbagi menjadi 2204 jiwa laki-Iaki dan
2055 jiwa perempuan. Dari 4259 jiwa hanya 2555 jiwa yang tenllasuk usia produktit:
dimana yang sudah bekerja baru 2044 jiwa clan yang belum bekerja 511 jiwa. Scbagian
besar penduduk bekc.ja sebagai petani dan buruh tani, sedangkan lainnya bekerja sebagai
pedagang dan pegawai negeri atau swasta.
Kualitas angkatan kerja dirinci menurut pendidikan, yaitu tidak tamat SO 91 orang.
tamat SO 3022 orang. tamat SLTP 506 orang, tamat SLTA 168 orang, tamat 01 - D3 2
orang dan tamat Sarjana 2 orang.
Di dalam kawasan Taman Buru sendiri tcrdapat dua desa enclave, yaitu Desa Cimulu
yang tennasuk wilayah Garut dan Desa Cigumentong yang termasuk wilayah Sumedang.
Dilihat dari kondisi masyarakat terscbut yang sebagian besar mempllnyai mata
pcncaharian sebagai petani (rata-rata mempunyai luas tanah kurang dari 0.1 hektar) dan
buruh tani serta tingkat pendidikarUlya yang masih rendah. merupakan salah satu faktar
yang menyebabkan kurangnya kesadaran terhadap lingkungan. Pendudllk sekitar hlllan
tersebut kadang-kadang mengarnbil hasil hutan seperti bambu dan kayu untllk keperillan
sehari-hari seperti untuk kayu bakar, serta melakubn perburuan satwa seperti bUfllllg. babi
dan Jelarang, baik untuk dikonsumsi sendiri mauplln untuk dijual. Sehingga pengambiJan
sumberdaya alam yang ada eli hulan, baik itu l1ara muupun faunanya, tidak memperhatikan
kelestarian sumberdaya alam tersebut.
C Jenis Data yang Dikumpulkan
I. Data Sekunder
a. Bioekologi Jelamng yang terdiri dari sistel11cttika, morfologi. pengembctraan dan
7
b. Keadaan umum lokasi penelitian yang meliputi ktak dan luas kawasan ーセョ、ゥエゥ。ョN@ iklim
jenis tanah, topografi, flora. fauna dan kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar.
2. Data Primer
Jelarang dengan parameter lama "'(lktu cbn jcni,
i dengan parameter jenis. jumlah. diameter. tinggi.
pohon, ketinggian pohon dan bagian pohon yang
pohon, ketinggian sarang. bentuk sa rang
lubang), bahan pen}llsun sarang dan jumlah
Data diperoleh dari data sekunder dan data primer, dimana data sekunder diperoleh
dari basil studi pustaka dan wawancara yang terdiri dari letak dan luas ka\\'asan. kondisi fisik
wilayah. yaitu iklim. jenis tauah dan topografi sefta kondisi biologi yang mencakup flora dan
fauna yang ada di lokasi penelitian. Sedangkan data primer diperoleh dari hasil pengamatan
dan pengukuran parameter di Iapangan yang terdiri dari :
I. Aletivitas harian Jelarang
.' Pengamatan ini beftujuan untuk mengetahui alokasi waletu oleh setiap jenis aktivitas
dan ヲイセォオ・ョウゥ@ aletivitas yang dilakukan oleh setiap individu Jelarang dengan asumsi ticlak
metode Focal Animal Sampling. yaitu semua kejadian interaksi (aksi) tertentu dari suatu
individu atau kelompok individu tertentu yang tercatat sdama tiap-tiap periode contob atall
catatan'tersebut terbuat dari panjangnya periode tiap-tiap contob dan lIntuk setiap individll
fokus. dimana jumlah waktu contoh adalah selama individu fokus benar-benar kelibatan
Individu fokus diiktlti sedapat mungkin pada setiap peri ode contob (Altmann. I 97-l)
Pengambilan data alobsi \Vaktll aktivitas dilakukan tiga pembagi(lI1 period.:: pengamalun.
yaitu periode pagi dimulai puktd 06,00 - 10,00 WIB. periode siang 10.00 - 14(J(J WIB dan
periode sore pukul 14,00 - 18,00 WIB dengan pengamatan secara kontinll
2, Perilaku Jelarang
I. Ingestive (makan dan minum). yaitu aktivitas yang dumilai dari ketib sat\\a mlilai
mencari mabn sampai ketika sal\va berhenti makan. dimana perilaku yang dilihat yaitu
sikap makan. \Vaktu makan dan jenis makanannya,
2, ,Movement (berpindah). yaitu semlla pergerakan satwa dari suatu tempat ke tempat lain,
dimana perilaktl yang dilihat yaitu sikap berpindah. waktll berpindab dan dalam rangb
apa,
3, Inunobile (istirahat), yaitll aktivitas yang melipllti sikap tidllr, dllduk dan diam,
4, Aktivitas sosial, yaitu hubllngan individu dengan individu yang terdiri dari :
Playing (bermain), yaitu aktivitas bermain yang biasanya terjadi pada anak-anak
sampai remaja seperti berkejar-kejaran
Perilaku menghadapi musuh dan gangguan yang meliputi sikap dan apa yang
menyebakannya terganggu
3, Struktur dan Komposisi Jenis Vegetasi
" IJata yang diambil meliputijenis, jumlah, diameter dan tinggi sehingga dapat diketablli
komposisi dan struktur vegetasi. Dalam analisis vegetasi dilakukan dengan menggllnakall
metoda Petak Ganda dengan penempatan petak contoh secam purposive s(,lInpling dengan
jumlah petak contoh minimal dapat di cari dengan pendekatan metode intensitas sampling
2,5 % (SlIhendang. 1990),
Ukllran petak yang digunabn dalam penguktlfCl1l parameter kuantitatif masing-masing
<)
m' , tingkat semai 2 x 2 m' dan tumbuhan bawah 1 x 1 01' (Kusmana, 1995). Skema dan
penempatan ukuran masing-masing petak contoh dapat dilihat pada gam bar di bawah ini :
D
Keterangan
D
D
D
D
BD
Cf-=-D
E,
I
Gambar I. Petak contoh untuk analisis vegetasi
I. Skema penempatan petak contoh
A
II
n.
Skema bagan penanlpang masing-masing petClk contohA. Petak pengukuran 20 x 20 m' untuk tingkat pohon
B. Petak pengukuran lOx 10 01' untuk tingkat tiang
C. Petak pengul.:uran 5 x 5 01' untuk tingkat pancang
D. Petak pengukuran 2 x 2 01' untuk tingkat semai
E. Petak pengukuran I x I 01' untuk tumbuhan bawah
4. Untuk mengetahui potensi pakan Jelarang dilakukan pengamatan ウGセ」。イ。@ langsung dengan
mengikuti pergerakan Jelarang sampai ditemukannya Jelarang melal:ukan aktivitas makan.
Adapun jenis data yang dikumpuikan adalah jenis pohon, tinggi pohon dan bagian pohon
yang dimakan.
5. Pengamatan terhadap bentuk dan ukuran sarang dilakukan エ・イセッョウ・ョエイ。ウゥ@ di tempat sarang
Jeiarang. Adapun data yang dikumpuikan adaiah jenis pohon. tinggi sarong. ukuran dan
[image:22.605.68.467.157.533.2]I()
E. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan diunalisis secura kuantitatif da.n deskriptif
Analisis secara kuantitatif dilakukan pada :
I. Aktivitas harian
Data aktivitas harian Jelarang dengan asumsi tidak membedabn jenis kdamin diolah
seca'ra analisis kuantitatif untuk mengetahui apakab terdapat hubungan antara \\aktll
aktititas dan jenis aktivitasnya.
Adapun hipotesa yang akan di uji adalah :
1. Ho: Alobsi Waktll aktivitas danjenis aktivitas berbllbungan
Hi: Alokasi waktu aktivitas dan jenis aktivitas tidak berhubungan
2. Ho: Frekuensi aktivitas dan jenis aktivitas berhubungan
Hi : Frekuensi aktivitas dan jenis aktivitas tidak berhubungan
Untuk mengt0i kebenaran bipotesis tersebut dilakukan uji X' (Lehner. 1979) meblui rtI111\1S
perhitungan sebagai berikut :
X'=I
dimana: Oi
=
Nilai pengamatanEi
=
Nilai harapan(Oi - Eil'
Ei
Total Kolom
x
Total BarisEi
=
Total Pengamatan
Kriteria Uji: Jib
X'
hitung >X'
tabel, mab tolak HoJib
X'
hi tung :SX'
tabel, maka terin", Hopada taraf nyata dengan deraj at bebas (k, b) = (kolom - I) (baris - I)
2. Analisis Vegetasi
Hasil pengu\;uran terhadap vegetasi di hitung berdasarkan besaran-besaran sebagai berikut (Kusmana. 1995) :
Kerapatan (K) = Jurnlah Individu Suatu Jenis
Kerapatan Relatif (KR)
=
Dominansi (D) =
Dominansi Relatif (DR) =
Frekuensi (F)
r
Frekuensi Relatif (FR) =
Nilai K Suatu jセョゥウ@
Ntlal
K
Semua Jenisx
100%LBDS Suatu Jenis
Luas Petak Contoh
Nilai D Suatu Jellis
X 100% Nilai D Semua lenis
Jumlah Petak dijumpai Suatu Jems
Jumlah Seluruh Petak
Nilai F Suatu lenis
Nilai F Semua Jenis X 100%
Untuk vegetasi tingkat pohan dan tiang, INP menggunakan rumus :
INP=KR+DR+FR
II
Untuk vegetasi tingkat pancang, semai dan tumbuhan bawah, INP menggllnabn rulllllS
INP= KR+ FR
,Sedangkan untuk menentukan jurnJah petak contoh digunakan pendekatan metode
intensitas sampling, dimana untuk hutan Pinus mempergunakan intensitas sampling
2.5 % dengan rumus :
IS
(%)=
Jumlah Pdak Contoh (n)
Luas Petak Pengamatan (N)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Bioekologi Jelarang (Ratufa hicolor hic%r)
1. Sistematika dan mOl'fologi
Secara umum kJasifikasi Jelarang sccara sistcmatik menu rut Romer (1968). Lcbgul
dan McNeely (1977) dan Jessop (1988) adalah:
Kingdom Phylum Sub phylum Klas Ordo Sub orda Super family Family Sub family Tribe Genus Species Sub species Animalia Chordata Vertebrata Mamalia Rodentia Sciuromorpha Sciuroidae Sciuridae Sciurinae Ratufini Ralufa Ratufa bieolor
Ralufa bieolor bie%l' (Sparnnann, 1778)
Jelarang merupakan satwa mamalia pcngerat yang berukuran besar yang tcrkcnaljuga
dengan nama "Black Giant Squirrel" atau "Malayan Giant Squirrel" yang terscbar di kawasan
hutan hujan sampai dengan kctinggian 2700 melpl (LlPI, 1982). Genus 1Ial1!/" hanya ada salu
species (organisme yang mampu mcnghasilkan kcturullan yang sama dcngan tetuanya) di Jawn
yuitl! Ral14a bieolor Sparmmnn, yang terbagi lagi menjadi dua sub species (populasi dari
suatu jenis di dalam wilayah geografis yang berbcda serta ukuran atau warnanya) yang
terkenal, yaitu Ral14a bieolor bieolor dari Jawa Barat dan Rall!/a bieolor albiceps dari Jawa
Timur'{Dammeoncnn, 1931). Nama dacrah selain Jclarang dan Bajing Jalarang dalam bahasa
Sunda, jjuga di Jawa disebut Jlarang, Jalarang dan Jaralang Jawa, di Bali disebut Kap-kapan
dan di Stunatera disebut Tupai Jangjang, Tupai Galang dan Bokol.
Jelarang (Rat14a hieolor hieolor) mempunyai ciri-ciri, yaitu tubuhnya berwarna hitum
kecoklatan pada bagian punggungnya dicarnpuri dengun rambut yang berwarna dari pangkal
berwarna hilling tua dan menghitam pada bagian ujllngnya, dimana rambut hitam terscbut
seperti bulu wol yang kasar. Sedangkan permllkaan bawahnya berwarna putih
kckuning-kuningall atau kuning tua dan wama pada bagiall Ichemya lebih terang. Batas \Varna pada
bagian atas dan bawah tubuh tidak jelas (LIP
I.
1982 : Grzimek, 1975: Dammennann, 1931).13
dimana merupakan variasi yang menarik, Pada bagian kaki, lelarang mempunyai kaki yang
lebar dan mempunyai bantalan pada tapak kakinya (Grzimek, 1975),
Pada bagian kepala, atap kepala berwarna hitam dan mata dikelilingi cincin mata
berwama hitam, Moncong berwama hitam kecoklatan dengan pipi berwama hilling atau
putih keabu-abuan yang terpisah oleh pertumbuhan misai yang berwama hitam. Atap kepala
berwarna hitam dan mata dikelilingi cincin mata berwarna hitanl (OPPA. 1978a :
Oammemlalm, 1931), Scmua bagian tubuh ditumbuhi ranlbut, kccuali telinganya yang pendek
tidak berambut (LIPI, 1982 : Grzimek. 1975),
Ekor lelarang tcbal dan berambut lebat. ukurannya lebih panjang daripada
badmmya, Kl,USUS untuk jenis
Raluja
hieolor hieolor ekomya berwama kuning. baik padabagia.n atas maupun bawalmya, dengan rambut yang panjang dan ujungnya ber\\'arna kuning
dan bagiml dasamya berwama hilam (Oanmlermanll, 1931),
Susunan gigi terdiri atas sepasang gigi scri rahang atas dan bawah, kCllludian celah
ompOllg dibelakmlgnya (diastema), tanpa lallllS dan empal buah gcraham atas ba\\'ah
(Jessop, 1988 : Romer, 1968),
Jelarang mempul1yai ukuran badan yang bervariasi pada umur yang sama dan ukuran
badan yang ditemukan dari beberapa sumber mulai dari yang terkecil hingga terbesar dan
mta-ratanya seperti yang terdapat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1, Ukuran bagian badan lelarang dari berbagai sumber pustaka
Sumber/ kepala panjang panjang kaki panjang panJang berat
Ukuran badan ekor belakang tclinga tcngkorak (gram)
(nun)
Medway 330 - 375 425 - 460 75 - 80
-
-
1020 - 1620Harison 290 - 360 360 - 576 70 - 90
-
70 1000Lekagul 373 461 77 30 - 38 74
-Sumber : Medway, 1978 : Lekagul dan Hanson dalam OPPA, 1978b
2, Penyeharan Jelarang
lelarang tersebar eli daerah hutan tropik elan pertemuan daerah antara hutan alam dan
hutan tanaman (Irwan, 1992), Oi Indonesia penyebaran lelarang terdapat di Sumatera. lawa,
Bali dan pulau-pulau sekitamya, di daerah dataran rendah sanlpai ketringgian 2700 m (LIP I.
1982), sedangkan daerah penyebaran lainnya ada eli Nepal. Assam, Muangthai. Burma,
[image:26.598.79.494.435.531.2]3. Repro'duksi
Populasi jenis satwa untuk dapat lestari sangat ditentukan keman1puan satwa untul:
berkembang biak yang dipengamhi oleh stmktur populusi (populasi. kepadatan. sex ratio.
stratifibsi umur) dan kondisi kualitas dan kuantitas lingkungannya (Alikodra. 1979)
Jelarang mempakan satwaliar soliter atau hidup sendiri. tetapi pada saat musim bllin
tiba Jelarang abn berpasangan dan akan membangun sa rang besar seukuran sarang dang.
Jelarang betina memiliki 3 (tiga) pasang puting susu dan mengalami bunting akhir se\am:t 2X
hari dan melahirkan anak setiap tahunnya satu sampai dua kali tetapi masa kebuntingan itu
belum dapat diketahui. Dari hasil wawancara pemah ditemukan. dalam satu sarang terdapar
tiga anak Jelarang. Anak lelarang ini memiliki wama tubuh kuning kecoklatan dengan gari,
hitam membujur dari arah kepala sampai belakang.
4. Habitat Jelarang
Habitat mempakan kawasan yang terdiri dari berbagai komponen. I;>aik fisik maupun
biotik. yang mempakan satu kesatuan dan dipergunakan sebagai tempat hidup serta
berkembangbiaknya satwaliar dimana fungsi utama sebagai penyedia mabnan. air clan
pelindung. Habitat sendiri mempakan hasil interaksi dari sejumlah komponen tisik yaitu air.
udara iklim. topografi. tanal!, mang dan komponen biotik. yaitu vegetasi. makro dan mikro
fauna. manusia (Alikodra, 1990).
Jelarang mempunyai habitat di hutan hujan. Jelarang. mempakan satwa arboreal
dimana kehidupan dan aktivitasnya banyak dilakukan di tajuk pohon-pohon yang tinggi dan
jarang sekali ke bawah dan semua aktivitas dilakukan pada siang hari (diurnal) sedangkan
paJa lJ1alam hari dilakukan untuk istirahat atau tidur. Sebagai tempat tinggalnya. Jelarang
membuat sarang di tajuk-tajuk polton yang tinggi yang terletak pada cabang-cabang pohon
yang dapat menopang sarangnya dan terlindung dari gangguan predatomya (Medway. 1978 :
DPPA.1978b).
lelarang (Ratl,ta bicolor bicolor) yang ada di tempat penelitian biasanya ditemukan di
daerah edge, yaitu daerah peralihan antara hutan dan daerah terbuka atau di hutan tanaman
campuran, yaitu hutan tanaman pinus dengan hutan tanaman rasamala. Pada saat sumbor
makanan melimpah dan dekat dengan daerah inti satwa. maka satwa tersebut tidak abn jauh .
Pola penyebaran dan gerakan satwa dipengaruhi oleh sifat satwa dan tergantung kepacla
15
Gambar 2. Daerab
edge
yang mei1.lpakan babit(lt JelarallgKondisi iklim termasuk tipe C menUi1.lt Schmidt dan Ferguson, sedangbn data cLirah
hujan ー。、セ@ bulan Maret, April, Mel, Juni dan Juli 1998, musing-masing dengall cataan 20. 9.
10, 13" clan II mm (Stasiun 196 A, Cicalengka). Dari data cumb hujan tahun 1996 dan 1997
terjndi penui1.lnan yaittl dari 1573 mm ke 1225 mm. Tipe tanah yang ada di tempat penelitiall
mei1.lpakan asosiasi Andosol coklat dan Regosol dengan warna tanah coklat sanlpai hitam.
Topografi secara lImum bergelombang dengan sedikit curam. Sumber air berasal dari
beberapa sungai yang ada di dalanl kawasan seperti Sungai Cimulu, Citarik. Cimanggullg.
[image:28.603.124.417.131.497.2]Hutan tanaman pinus yang ada di lokasi pengamatan sudah tenmsuk lobsi Taman
Buru, sehingga tidak dilakukan penebangan kecuali atas seijin kedua belah pihak. Perhman:
unit 1II dan pengelola Taman Bun.l, dan itupun kuantitasnya keci!. Hutan tamman pinu:,
tersebut oleh Perhutani hanya dimanfaatkan untuk produksi getalmya.
Adapun gangguan yang dapat menyebabkan terjadinya kerusabn pacta habitat.
>
aitudengan adanya pengambilan hasil hutan seperti penebangan kayu seeara liar untuk dijadikan
kayu bakar atau untuk keperiuan laiJmya. Keberadaan penyadap getah sendiri tidak tcrlaln
mellgganggu keberadaan Jelarang yang ada di daerah tersebut.
B. Aktivitas Jelarang
: Dari hasil pengamatan di lapangan alobsi penggunaan \Vaktu aktivitas harlan
Jelarang dengan menggunabn metode Focal Animal Sampling, dengall asumsi Jeiarallg \'ang
diamati tidak dapat dibedakan jenis kelamilll1ya.
I. Aktivitas pada Periode Pagi
Aktivitas untuk periode pagi dimulai pada pukul 06.00 sampai pnktd I IJ.OO. dimana
aktivitas dimulai dari bergerak untuk mencari makall kemudian istirahat untuk be,jel11nr dan
dilanjutkall Iagi dengan aktivitas makan yang diiktlti dellgan aktivitas berger"k. Alobsi \Vaktn
yang digunakan untuk beraktivitas pada periode pagi tercantum pada tabel di bawah .
Tabel2. Alokasi penggunaan waktu aktivitas Jelarang pada periode pagi
Waktu Lama Aktivitas (menit) Total
Pengamatan
.
Makan Berpindah Istirahat06.00 - 06.20 4.30 0.30 0.00 5.00
06.30 - 06.50 5.00 5.00 0.00 10.01l
07.00 - 07.20 15.00 5.00 3.00 23.00
07.30 - 07.50 13.Q4 5.16 0.00 18.20
08.00 - 08.20 12.47 3.43 5.30 19.01l
08.30 - 08.50 16.37 3.37 0.00 20.1,\
09.00 - 09.20 16.16 4.15 0.00 20.31
09.30 - 09.50 15.36 2.36 1.45 20.57
Total 98.50 29.57 8.15 137.02
Alokasi penggunaan waktu aktivitas Jelarang pada pe.riode pagi didomil1Qsi ol"h
aktivitas makan dengan lama waktu 98.50 me nit, dimana waktu yang paling b"ny"k digul1QkClIl
meningkat dimlilai pada pllklll 08.30 - 09.50. Aktivitas istirahat pada pagi hari dimlliai pad"
I 7
2. Aktivitas pada Periode Siang
Aktivitas untuk periode siang dimulai pam pukul 10.00 sampai pllkul 14.00. dimana
aktivitas yang dilakukan sama seperti pada peride pagi. yaitu makan, berpindah dan istiraha;.
dengan alokasi \Vaktll yang digunakan seperti pada tabel di bawah··ini.
Tabel3. Alokasi penggunaan waktu aktivitas Jelarang pada periode siang
Waktu Lama Aktivitas (menit) Total
セセョァ。ュ。エ。ョ@
Makan Berpindah Istirahat
10.00 - 10.20 14.13 4.00 1.20 19.33
10.30 - 10.50 15.25 5.08 0.40 21.D
11.00 - 11.20 12.25 0.56 6.40 20.01
11.30 - 11.50 12.38 2.23 5.00 20.01
12.00 - 12.20 6.15 16.77 0.00 22.32
12.30 - 12.50 10.20 8..10 0.00 19.00
13.00 - 13.20 13.15 6..15 0.00 20.00
lDO - 13.50 15.35 4.25 0.00 20.00
Total 100.06 48.3-1 13.40 162.20
Alokasi penggunaan waktu aktivitas pada periode siang masih didominasi okh
aktivitas makan dengan lama \Vaktu 100.06 menit. Pam periode siang ini lama wak!lI y:mg
digtmakan bertambah pada semua aktivitas. Istirahat yang digunakan pada periode siang yaittl
untuk セ・ャ・ー。ウォ。ョ@ Ielah dengan dllduk diam atau menelungkup.
3. Aktivitas pada Periode Sore
Aktivitas untuk periode sore dimulai pam puku114.00 sampai plIkul 18.00. dumna
aktivitas yang dilakukan sama yaitu makan, berpindah, istirnhat, ditambah dengan kegia(an
membereskan sarang. AJokasi waktu yang digtmakan untuk beraktivitas pada period" sore
tercantum pada label di bawah ini.
Tabel 4. Alokasi penggunaan waktu aktivitas Jelarang pada periode sore
Waktu Lama Akti,itas (menit) Total
Pengamatan
Makan Berpindah Istirahat
14.00 - 14.20 14.35 5.05 0.00 19.40
14.30 - 14.50 3.00 2.00 0.00 5.00
15.00 - 15.20 0.00 0.00 0.00 0.00
15.30 - 15.50 0.00 0.00 0.00 0.00
16.00 - 16.20 0.00 0.00 0.00 0.00
16.30 - 16.50 2.00 3.00 1.00 6.00
17.00 - 17.20 0.00 0.00 0.00 0.00
17.30 - 17.50 0.00 0.00 0.00 0.00
[image:30.606.89.473.534.701.2]IX
Alokasi penggunaan waktu aktivitas Jelarang pada periode sore masih didominasi
oleh aktivitas makan dengan lama waktu 19.35 menit. Pengamatan pada periode sore
mengalami hanlbatan dikarenakan cliaca yang tidak mendllkung. menyebabkan pengamata'l
terhadap Jelarang tidak dapat dilakllkan, karena Jelarang berlindllng sehingg'l tidak dapat
terlihat.
Persentase lIntlik alokasi penggunaan waktll aktivitas harian Jelarang dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 5. Persentase alokasi penggllnaan waktu aktivitas harian Jelarang
Jenis Aktivitas Lama Aktivitas (%)
Pagi Siang Sore
Makan 45.23 45.81 8.96
Berpindah 33.80 54.82 IUS
Istirahat 36.00 59.64 .\.36
59.64 60
50
セ@
...
40
'"
セ@セ@ 30 セ@
«
20
セ@
E
..
10...J
0
Pagi Siang Sore
Perlode Wak!u
r iii セォ。ョ@ • Berpindah 0 Istirahat
!
Gambar 3. Alokasi penggllnaan waktll aktivitas harian Jelarang
Dari hasil penelitian mengenai aktivitas Jelarang dilihat dari alokasi \\aktu
aktivitasnya, bahwa Jelarang menghabiskan waktunya dengan aktivitas makan dan berpindah
sdangkan aktivitas istirahat dilakukan pada setiap waktu tetapi proporsinya kecil.
Alokasi penggunaan waktu untuk aktivitas makan lebih banyak diJakukan pada
periode pagi dan siang hari, sedangkan aktivitas istirahat banyak dilakllbn pada siang hari
dan pada sore lebih banyak dilakukan aktivitas berpindah. Aktivitas makan merupakan salah
[image:31.606.81.478.236.559.2]19
Pada tabel 3 terlihat babwa terdapat waktu yang tidak dicantumkan atau b"rnilai no!.
illl disebabkan kondisi lapangan yang tidak mendukung. yaitu selalu hujan. sehinggo
mengakibatkan terganggunya pengamatan karena Jelarang pergi meninggalkan kmpat untuk
berlindung.
Dari hasil perhitungan khi-kuadrat untuk mengetahui hubungan antara parameter
diperoleh nilai seperti pada tabel di bawah ini :
Tabe! 6. Hasil uji khi-kuadrat alokasi pengguna:lI1 waktu aktivitas harian Jdarang
Periode Nilai X' hitung Nilai X'. tabel
wak'!u
a.: 0.05 a.: 0.0 I
Pagi 25.42 29.1-11 2:'.685
Siang StU7 29.141 23.685
Sore 5.25 29.141 2:'.685
Dilihat pada tabel di atas ballWa nilai khi-kuadrat pada pagi dan sore hari nilai X'
hitung lebih kecil dari X'tabel pada selang kepercayaan 95 % hasilnya tidak berbeda nyota
atau tidak ada hubungan antara jenis aktivitas dan lama aktivitas. sedangkan pada paioc\e
siang. ada korelasi antma jenis aktivitas dan lama ah'!ivitas. Pada periode pagi clan siang
untuk selang kepercayaan 99 % hasilnya berbeda nyata atau ada hubungalmya antara jenij
aktivitas dan lama aktivitas. Untuk peri ode siang antam jenis aktivitas dan lama akti\'itas
terdapat hubungan yang signifikan baik pada se\ang kepercayaan 95 % maupun 99%.
Frekuensi aktivitas harian Jelarang dapat dilillat pada tabel di bawah ini.
Tabel 7. Frekuensi aktivitas harian Jelarang
.
Periode Frekuensi Aktivitas Total
Pengamatan
Makan Berpindah lstirahat
Pagi 42 48 7 97
Siang 62 73 6 1-11
Sore 20 20 I -II
Total 124 141 14 279
Tabel 8. Persentase frekuensi aktivitas harian Jelarang
Jenis Aktivitas Frekuensi Aktivitas (%)
Pagi Siang Sore
Makan 33.87 50.00 16.13
Bemindab 34.ll4 51.77 14.16
[image:32.609.81.477.204.296.2] [image:32.609.85.470.488.589.2]VPイMMMMMMMMMセMMMMMMMMセセMMMMMMMMMMMMMMMMMM⦅N@
50
50
セ@
--: 40
..
セ@
30«
'Vi 20
セ@
セL@
セ@ 10
セ@
u. 0
Pag; Siang
Perlode Waktu
1 m r.lekan • Berpindah 0 Istirahat :
Sore
- - - . - - - -
.. - - ..__
. Gambar 4, Frekuensi aktivitas harian Jelarang20
Secara umum dilihat dari tabel, kegiatan berpindah p:tling sering dilakukan dlsusul
deng:tn kegiat:tn makan dan istirahat Ini disebabkan karena untuk melakukan smtll kegiatan
seblu diikuti dengan kegiatan berpindah atau bergerak. Pada periode siang lebih ban\ ok
dilakukan kegiatan berpindah dan makan, sedangkan kegitan istirahat lebih sering dilakubn
pada periode pagi, lstirahat pada pagi hari ini biasanya dilakukan llntuk berjemllr dan
istirahat setelah mencari makan,
Tabel9, Hasil uji khi-ku:tdrat frekuensi aktivitas harian Jelarang
Jenis Aktivitas X'hitung X'tabel
a: 0,05 a: 0.01
Makall 0,209 9.488 \3,277
Berpindah 0,088 9,488 13.277
lstirahat 1.639 9.488 13,277
Dilillat pada tabel diatas bahwa nilai khi-kuadrat untuk semua jenis akti\'itas, nilai X'
hitung lebih kecil dari nilai X' tabel, baik pada sdang kepercayaan 95 % maupun pada sclang
kepercayaan 99 %, [ni menunjukan basil yang tid:tk berbeda nyata atau tidak ada hubungan
[image:33.603.81.467.96.309.2] [image:33.603.92.480.464.541.2]21
C.
Perilaku Jelarang
Perilaku Satwa adalah tindak tallduk satwa yang terlihat dan saling berkaitan baik
seeara individual maupun bersama-sama yang berfungsi untuk memungkinkan seekor sa[\\ a
dapat menyesuaikan diri terhadap beberapa perubahan keadaan. baik dari luar maupun clari
dalum (Tanudimadja. 1978) atau suatu strategi dari satwa dalam memanfaatkan sumberda\a
yang ada dalam lingkungan untuk mempertahankan kelangsungan hidupn,a (Alikodra. 19X3)
Perilaku satwa Jelarang (Ralll(a hico/or hic%r) yang tarnpak pada waktu
pengamatan adalah sebagai berikut :
I. Perilaku makan dall minum (ingestive)
Jelarang dalam mencari makanan umunrnya dilakukan pada siang hari dan dirnakan cli
tempat ditemukannya makanan tersebut (LIP I. 1982 : Lekagul. 1977). Dabrn meneari
makan. Jelarang berpindah t"mpat mencari pohon pakan yang cocok. sesuai denga!1
peruyataan Suratmo (1979) jib dilihat tingkah laku makan dalam skala waktu pendek
maka tingkah laku makan dilakukan bersama dengan tingkah laku gerak.
Setelah menemukan pohon pakan. Jelarang memilih makanUIrnya dan setelab dapat
blu direnggut dengan mulut atau dengan satu atau kedua kaki depannya Ketika
mengambil makanan dapat dilakukan sambil berdiri atau menggelantung ke ba\\ah
bertahan dengan kaki belakang dan ekomya. Setelah makanarUlya diperoleh. lalu Jelarang
mencari tempat untuk makan dengan membawa makanannya dengan mulut. Pacla saat
makan. buah dipegang dengan kedua tangan kemudian buah digigit dan dikunyah. clengan
gerakan makan kesamping kiri atau kanan dengan gerakan c·epat. Pacla saat makan ada
sebagian dari buah (kulit) yang dibuang.
Buah pakan pada saat pengamatan yang dimabn oleh Jel::trang "dalah buah pinus
dan buah rasamala. Untuk buah pinus kebanyakan y:tng dimnkan yang sudah tua (masak).
tetapi tidak jarang memnkan buah pinus yang nmsih muda (berwarna hijau).
Kadang-kadang di Imr Jawn Jelarang ini menimbulkan kerusakan pada perkebunan pisang. kopi
22
Gambar 5. Posisi Jelarang pada saat mabn
2. Perilaku Berpindah
Semlla satwa akan bergerak untuk meneari mabn dan Illinulll lIntllk bCfkelllbang biak
(Alkodra. 1983). Gerak satwa yang dilakukan yaitl! gerak eksplorasi (penjelajahan) dacrail
lingkllligannya maupun berpindah meneari makan dan melllilih makanannya (Suratmo.
1979)
Jelarang dalam melakuknn aktivitas berpindah dilakukrul dengan berjalan. mcJompat.
berlari dan merangkak vertikal. Untuk berjalan dapat dilakukan dua eara. yaitu yang
pertallla berja1an biasa menggunakan kaki kiri depan lalu disusul kaki kiri bcJakang. Jalu
kaki kanan depan Ialu disusul kaki kanan belakang dan sebaliknya (seperti hewan befbki
empat !ainnya). Yang kedlla berjalan eepat, yaitu dengan menggllnakan dlla bki c1epan
seeara bersalllaan kemlldian disused dlla kaki belabng secara bersalllaan pula. dilllana
sibp ini sama dengan merangkak secara vertikal. Jelarmig ketika melompat dengan
menyentakan kaki belakang dan kaki depan iurl.1s ke depan menllju pohon atau dahan yang
akan dicapainya. Pada kegiatan berpindah ini ekof memegang peranan penting untuk
[image:35.603.104.481.97.354.2]a.unbar 6, Posisi Jdamng pada saat berpindah
3. Perilaku [stirahat
"
_J
Perilaku istirahat atau diam pada siang hari dilakukan dengan sibp dllduk atall
dengan merebahkan semua anggota badannya menempel pada batang atall cabang pohon.
Sedangkan ekornya bisa llims menempe1 pada cabang pohon atall menjuntai ke ba\\'ah.
Pada saat istirahat untuk waktu yang cukup l:una belum diketahlli ap:-.bh tidllr :-.wu
mengawasi keadaan. Ini terjadi pada pagi hari pada saat berjemllr atall siang hari. P:-.da
saat iSlirahat atau diam untuk waktu yang cukup bma biasanya terganggll oleh pengamat
atau mengawasi keadaan sekelilingnya atau ada Jelarang atau satwa lain sepati bllmng
elang mendebt.
Sedangkan pada malam hari Jelarang beristirah.lt di samng yang berdekatan dengan
2-1
4. Perilaku Interaksi Sosial
Perilaku interak5i 505ial yang teramati. yaitu ber5uara untuk berkomunib5i. bemlain
dan perilaku menghadapi musuh dan gangguan.
a. Perilau interaksi sosial antar individll
Oalam perilaku bersuara. Jelarang bersllara sambil menggerabn ekomya tllrun n'lik.
SlIara yang dikeluarkan Jelarang pitu ada dlla." ck ck .. atall "trol..1ok". Kegiataq
bersllara dilakukan Jdarang pada saat diam. saat makan 'atall bakolllllnikasi dengan
J olarang lain mengenai keberadaanya.
Interaksi diantaro. individu dengan ukuran yang sama terjadi pada siang hari dengan
mdaklikan kegiatan kejar-kejaran. apabh itll bennain atall mengusir Jelarang lain dari
teritorinya. karena kegiatan ini terjadi di pohon tempat bersarang.
Untuk kasus lain bila ada Jelarang yang mend.:kati pohon pakan yang slldah ditempa'i
Jelarang lain. terjadi dua kemungkinan, pertama Jel::trang - Jelarang tersebut abn membagi
teritorinya masing-masing dalam pobon pakan tersebllt dan tidak akan mengganggu teritori
Jelarang lain. Teritori tersebut dapat saling bertukar tempat selama Jelarang tidak saling
mengganggu. Kedua. bila ada Jelarang yang mendekati pohon pakan yang slldah ditempati
Jelarang lain. maka Jelarang yang sudab ada pada pohon pakan tersebut akan menghindari
Je1arang lain dengan menjauh ke bagian ba\\'ah batang sambil meneruskan makannya dan
menunggu sampai Jelarang yang datang kemudian pergi. Setelah itu Je1arang melanjlltb1
ak.1ivitasnya pada pohon pakan tersebut.
b. -l'erilakiJ interaksi sosial dengan organisme lain
Perilaku menghadapi musuh dan atau gangguan terjadi misalnya ,iika Je1arang melihat
pengamat. maka akan diam mengawasi atau bergerak menjauh atau bergerak dan
me1akukan kamuflase dengan menempelkan badan sejajar dengan pohon yang menyebabkan
Jelarang tampak seperti cabang pohon. Keadaan penyadap disekitar lokasi Jelarang tidak
terlalu mengganggu. ini disebabkan karena Jelarang sudah terbiasa dengan adanya
D. Struktur dan Komposisi Jenis Vegetasi
Vegetnsi )'nng adn di tempnt penelitian merupnkan tnnaman monokultur. yaittl
didominasi oleh hutan tanamnn pinus (Pimls merkusii) dnn sebagian kecil hlnan tanaman
rasamnla (Altingia exe!'s·a). Pengukuwn untuk annlisis vegetnsi di bioI. Leuwiliang dengan
luas contoh pengamatan wdius 150 m. Struktur vegetasi di dominasi olch tingbt pohon cbn
tumbuhan bawah .
.- Analisis vegetasi dilakukan pnda luas contoh pengamatnn dengan menempatbn 22
plot contoh yang peletaknl1l1yn terscbnr secnw purposive sampling di tempat-tempar
Jelarang melakukan nktivitns. Dnri hasil nnalisis vegetnsi diperoleh nibi penting pada tlllgbi
pohon didominasi oleh pohon Pinus merkusii 165.71 %. kemudinn Altingia exelso 766X 0 .. "
dnn Schima wallichii 57.61 %. sednngbn untllk tingbt pancang didominasi oleh Airrl1gli1
exelsa 130
%
dan Schima wallichii 70%.
untllk tingkat semni di dominasi okh Alul1glC1 exelsa 116.68 % dan llntuk tllmbLIhnn bawnh didominasi oleh Eupatorium riparilllll 72.09 '",Indeks nilai penting dari tingknt pobon sampni tumbuban bnwab dnpat dilihnt pada lampiran I
E. Potensi Pakan
Jenis-jenis vegetasi yang dijadibn sebagai tempat paknn dnbm pengamntan han)""
terlihat pada pobon pinus (Pinus merkusii) dan pohon r:lSnmnb (Alnngia exelsa). tetapl
menLIrut ketemngan petugas dan penduduk sekitar. vegetasi yang biasanya dijadikan scbagal
pobon' pabn yaitu pohon Afrika (Khaya an/a/hew). pohon kopi dan pohon sODinten. Produ,
tnnnmnn bin yang dimnkannya ,ialab pepaya. ubi jalar, pnbwija dnn biji-bijinn )":lng rosanya
manis. serta buah-buuhnn yang berklliit kews. Kadang-kadang di Illar Jawa jelarallg
mellimbulkun kentsakan pada perkebunan pisang. kopi dan pinus. Jelarang bdang-kacbllg
memnkan seranggn dan telur bUntllg (Lekagul. 1977).
Bngian pohon yang dimakan pada pohon pinus (Pinus merkusii) adnlah buuh pinus
baik ynng tna (masak) maupun yang masih mudn (berwama hijau dan masam). sedangk:111 air
llntuk minllm dnpat diperoleh dari air embun pada dnun di pohon pakan. Dibuwub ini t:1bel
distribllsi frekuensi sebnran tinggi yang dijadikan tempat makan. .
Tabe! 10. Distribusi frekllensi sebarnn tinggi pohon temp at mabn
Jellis Tinggi (01) Frekuensi
Pinus l1Jerklisii 12 - 18 1
19 - 25 1
26 - 32 1
33 - 39 7
Biasanya Jelarung meneari m:>kan pada stmta t:>jllk dan d:>lam meneari makan
j・「イZ^セァ@ seblu memilih mak:>nanny:> dibrenakan ketasedi:>:>nny:> yang mdimpah. P:>d:t
pohon pinus temp:>t makan Jel:>r:>ng umumn],:> terdap:>t p:td:t ketinggi:tn 33 - 39 meter
sedangbn p:>d:t pohon rus:tm:tb terdap:>t pada ketinggian 25 meter. Bias:cn, a Jel:tr:tng
meneari makan pada strata tajuk dan d:>lam me!leari makan Jelarang selalu memili!.
makan:tnnya dikarenakan ketersediaannya yang melimpah. Dalam meneari t"mpat Pelka"
bi:>sanya dekat dengm tempat bersarang Jdar:>ng. bib didekat sarmg makananma slldah
sedikit bartl berpindah tempat agak menjauh.
F. Tempat Bersarang dan Berlindung
'"
-,
Jenis-jenis pabon yang dijadikan tempat bersarang adaIah pohon-pohon \ang tajuknya
rimbun atau terlindungi dan terletak di ujung-ujung cabang pabon yang rantingnya (lapat
menopang sarangnya dengan kuat. s・、セエョァォ。ョ@ pohon yang dijadikan untuk tempat berlindunr
baik dari musultnya atau dari cuaca (bujan) adalab pabon yang mempunyai tajuk yang rllubull
atau percabangan yang capat. sebingga predator (ular. eiang. manusia) susah untllk
menemukan atau mendekati Jebrang. J"nis-jenis pabon sa rang yang t"rlibar (blam
pengamatan adalah pohon pinus (Pinus nlt'l'kusii). pabon rasamala (AltIngio exels(/). poboll
puspa (.\·chima lVallichii) dan pabon afrika (Khaya ontotheca). Jumlah pabon sarang "lllg
ditemukan di blok Leuwiliang pada radius 150 meter terdapat 9 buah. Oi ba\\'ab ini tabel
distribusi frekuensi ketinggian pabon sarang di blok Leuwiliang :
Tabe! 11.. Oistribusi frekuensi ketinggiaan pohon sa rang
Jenis Tinggi (m) Frekuensi
Pinus merkusii 29 - 31 2
32 - 34 1
35 - 37 1
38 - 40 1
Allingia exelsa 12 - 16 1
17 - 21
-22 - 26 2
27 - 31 1
Ketinggian pohon sarang umumnya yaitu pada pabon pinus 29 - 31 meter clan pacla
pabon rasamala pada ketinggian 22 - 26 meter. Pada ketinggian tersebut dibrenakan tempar
bersarang.lebih terlindung dari gangguan seperti burung Elang dan kemampuan cabang poholl
yang dapat menahan beban dari tubululya.
Sarang Je1arang berbentuk globular atau bulat panjang dengan satu pinru masuk
dengan rata-rata ukuran panjang 25 - 30 cm dan tinggi lubang sarang 10 - 15 cm. Bahan yang
dijadikan tempat sarang yaitu ranting-ranting dan daun pabon tempat dimana Jelarang
m<:mbuat sarang. Setiap akan istirahat Jebrang memperbaiki sarangnya dengan memasubn
daun-daun segar yang masih beranting yang terdapat di sekitar sarang. Jelarang solalu
2X
Gambar 7. Letak dan ketinggian sarang JeJarang pada pohon Pinus
,
[image:41.595.75.455.44.680.2]IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
dセイゥ@ ィセウゥャ@ ー・ョ・ャゥエゥセョ@ 、セーセエ@ disimpulbn 「セィキセ@ :
1. Aktivitas Jdarung dalam pengglloaan alokasi waktu hariannya. sebagian besar diguoakan
untuk 。ォエゥカゥエセ@ berpindah 、セ@ ュセォ。ョ@ serta sedikit aktivitas istirahat untu, period" aktif
dセiセュ@ mebkukan 。ォエゥカゥエセウ@ selalu diikuti 、・ョァセョ@ セォエゥカゥエセ@ 「・イーゥョ、セィN@ aョエセイ。@ iセュ。@ セォHゥカャエ。ウ@
、セョ@ jenis 。ォエゥカゥエセ@ ーセ、セ@ ウ、セァ@ ォ・ー・イ」。ケ。セ@ 95% ーセ、。@ periode pagi d:1J1 si:mg ャQャ・ャQャーオョZセゥ@
ィオ「オョァセ@ ケセァ@ signifikan. sedangkan pada selang kepercayaan 99 % tidak berbeda nyat:l
aョエセイ。@ frekuensi dan jenis セォエゥ|ゥエセウ@ tidak berhubungan ウ・」セイセ@ signifikan baik pada periode
pagi. siang dan sore.
2. Perilaku Jebrang yang エ・イ。ュセャゥ@ yaitu perilaku makan. berpindah. ゥsャゥイセィ。エN@ interaksi sosial
(bersuara. bermain dan sikap menghadapi musuh).
3. Struktur dan komposisi jenis eli dominusi oleh tingkut pohon dan lllmbuhan bawah. Pada
linflkat pohon yang ュ・ョ、ッュゥョセゥ@ セ、。ャ。ィ@ jenis Pinus (Pinus merkllsii) 、・ョァセョ@ rNP 165.71
%. Puspa (Schima wal/ichii) dengan rNP 57.61 % dan r。ウ。ュセャ。@ (Allingia exdsa) dellgan
rNP 76.68
%.