Oleh :
Latar Belakang
Selain dampak krisis global, kenaikan harga minyak dipasaran internasional
memaksa berbagai sektor ekonomi menaikan ongkos produksinya (Kemenprin
Dedi Mulyadi, 2009). PT Barito Pasific Timber Tbk, PT Sumalindo Lestari Jaya
Tbk dan PT Tirta Mahakam Plywood tbk merupakan perusahaan sektor lumber
yang memiliki situasi keuangan yang relatif stabil namun jika dilihat dari jumlah
biaya produksi terhadap laba kenaikannya memiliki perbedaan yang tinggi.
Berikut ini merupakan data mengenai jumlah biaya dan laba bersih. Data
tersebut merupakan data tahunan yang mempunyai masalah dan diambil dari
Keterangan
PT Barito Pacific Timber
PT Mahakam Plywood
PT Sumalindo Lestari Jaya
Biaya Produksi
2002 1,695,947,115,701 2004 350,929,341,955 2004 712,162,157,951
2003 1,474,851,912,901 2005 344,638,987,993 2005 786,757,116,540
2004 1,030,973,271,703
2010 382.566.789.440
2006 611,834,687,189
2006 427,586,000,000 2010 545,254,822,733
Laba
Bersih
2002 244,469,286,214 2004 163,427,093,094 2004 10,066,524,594
2003 229,581,267,174 2005 12,846,828,865 2005
10,109,787,846 2004 -143,276,256,890 2010 4.549.597.019 2006 7,191,000,000
2006 7,191,000,000 2010 -9,904,418,141
TABEL
•
Usman (2008) dalam jurnalnya menyatakan bahwa:
“
laba bersih dihasilkan apabila total pendapatan lebih
besar dari total beban, sedangkan rugi bersih terjadi apabila total
pendapatan lebih kecil dari pada total beban.
•
Sedangkan menurut Sofyan safri (2008:309) menyatakan bahwa:
1.
Pada saat biaya produksi mengalami kenaikan maka laba bersih yang dihasilkan
mengalami penurunan, tetapi kenyataannya tidak sesuai yaitu naiknya biaya
produksi disertai dengan naiknya laba bersih, maka dari kondisi ini
diprediksikan bahwa perputaran total aktiva mengalami kenaikan hal ini
disebabkan karena perusahaan dapat melakukan perputaran dengan cara
mengganti atau memperbaiki aktiva atas laba yang diperoleh lebih besar.
2.
Pada saat biaya produksi mengalami penurunan maka laba yang dihasilkan
X1
Biaya Produksi
X2
Perputaran Total Aktiva
Y
Laba Besih
Nakman2
008
X1
Y
Menurut Nakman Harap (2008) dalam jurnalnya menyatakan
bahwa:
“
Efisiensi biaya bahan baku, efisiensi biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead pabrik berpengaruh terhadap laba bersih
”
.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan teori menurut Mulyadi
(2005:11) dalam bukunya berjudul
“
Akuntansi Biaya
”
menyatakan bahwa
biaya produksi berpengaruh terhadap laba usaha adalah sebagai berikut:
“
Biaya produksi merupakan suatu sumber ekonomi yang
dikorbankan untuk menghasilkan keluaran, nilai keluaran diharapkan
lebih besar daripada masukan yang dikorbankan untuk menghasilkan
keluaran tersebut sehingga kegiatan organisasi dapat menghasilkan laba
atau sisa hasil usaha.
”
X2
Y
Menurut Iskandar (2008) dalam jurnalnya menyatakan
bahwa:
“
Hasil penelitian menunjukan bahwa
quick ratio
,
inventory
turnover
,
assets turnover
, dan
returns on assets
secara parsial
mempunyai pengaruh positif dan signifikan
mempengaruhi EBIT
”
.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan teori menurut
Agus Sartono (2008):
“
Rasio perputaran total aktiva (
assets turover
) merupakan
rasio
keuangan
yang
menunjukan
bagaimana
efektivitas
perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan
penjualan dan mendapatkan laba
”
.
Hubungan perputaran total
Biaya
Produksi
Perputaran
Total
Aktiva
Laba
Bersih
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
X1
Biaya Produksi
“Biaya produksi biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya: bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.”
William K.Carter (2009:40)
Biaya Produksi = bahan baku langsung+tenaga kerja langsung+overhead pabrik
Rasio
X2
Perputaran Aktiva (Asset Turnover)
“Rasio perputaran total aktiva (total assets turnover ratio)menunjukan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba”. Agus Sartono (2001:132)
ATR= Penjualan Total aset
Rasio
Y
Laba bersih
“Pengahasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.Pengahasilan (income) meliputi baik pendapatan (revenue) maupunkeuntungan (gains). Pendapatantimbul dalam pelaksanaan aktivitasperusahaan sedangkan keuntungan(laba) penghasilan yang mungkin timbul atau tidak dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan biasa. Laba(profit) merupakan selisih bersih antara pendapatan dengan pengeluaran”. Ikatan Akuntan Indonesia(2008: 13)
Laba Besih =
Pendapatan-Biaya
Populasi :
Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah laporan keuangan
perusahaan disektor Lumber atau
Wood Product
yaitu laporan laba rugi dan laporan
posisi keuangan PT Barito Pasific Timber Tbk, PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk dan
PT Tirta Mahakam Plywood Tbk tahun 2001-2010.
Sampel :
Dalam penelitian ini peneliti mengambil jumlah sampel sama dengan
jumlah populasi atau disebut dengan sensus Laporan keuangan tahunan berupa
Laporan Laba rugi dan Neraca perusahaan disektor Lumber atau
Wood Product
yaitu
: PT Barito Pasific Timber Tbk, PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk dan PT Tirta
Mahakam Plywood Tbk dari mulai 2001 sampai dengan tahun 2010.
Sampel ini diambil berdasarkan pertimbangan bahwa data selama 10 tahun
cukup relevan untuk mewakili pembahasan tentang pengaruh biaya produksi dan
Perputaran Total Aset (
Asset Turnover
) terhadap laba bersih.
Analisis deskriptif
Pembahasan Hasil
Secara rata-rata biaya produksi pada perusahaan sektor
lumber yang terdaftar di bursa efek indonesia. Kenaikan
biaya produksi sebagian besar dipengaruhi oleh biaya
bahan baku yang meningkat selain itu faktor meningkatnya
permintaan barang yang mengakibatkan peningkatan
volume produksi yang berdampak pada peningkatan jumlah
Analisis Verifikatif
Pembahasan Hasil
Secara parsial biaya produksi memberikan
kontribusi/pengaruh terhadap laba bersih pada
perusahaan sektor lumber yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Dan hasil pengujian menunjukkan
bahwa biaya produksi secara parsial berpengaruh
signifikan dan memiliki hubungan yang negatif
terhadap laba bersih.
Analisis Verifikatif
Pembahasan Hasil
Secara parsial perputaran total aktiva secara
parsial memberikan kontribusi/pengaruh terhadap
laba bersih pada perusahaan sektor lumber yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dan hasil
pengujian menunjukkan bahwa perputaran total
aktiva secara parsial berpengaruh signifikan dan
memiliki hubungan yang positif terhadap laba
bersih.
Secara bersama-sama (simultan) biaya produksi dan
perputaran total aktiva memberikan kontribusi/pengaruh
terhadap laba bersih pada perusahaan sektor lumber yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan hasil pengujian
menunjukkan bahwa biaya produksi dan perputaran total
aktiva secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap laba bersih
Analisis Verifikatif
PENGARUH BIAYA PRODUKSI DAN PERPUTARAN TOTAL
AKTIVA TERHADAP LABA BERSIH PADA PERUSAHAAN
SEKTOR LUMBER YANG TERDAFTAR DI BEI
THE INFLUENCE OF PRODUCTION COST AND
ASSET TURNOVER TO NET INCOME AT THE WOOD
PRODUCT SECTOR COMPANIES LISTED IN IDX
EVI DEWI JUWITASARI 211O8163
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Skipsi
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
ii
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor lumber yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini yaitu untuk (1) mengetahui bagaimana biaya produksi, perputaran total aktiva, dan perolehan laba bersih. (2) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh biaya produksi dan perputaran total aktiva terhadap laba bersih secara parsial dan simultan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling dengan menggunakan metode sensus. Unit analisis dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan yaitu tahun 2001-2010. Sedangkan analisa data dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 18.0 for Windows.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa masing-masing variabel yaitu variabel biaya produksi berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan yang negatif terhadap laba bersih. Dan variabel perputaran total aktiva berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan yang positif terhadap laba bersih. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel biaya produksi dan perputaran total aktiva secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba bersih.
i
ABSTRACT
The research was conducted at the companies wood product sector listed on the Indonesia Stock Exchange. The purpose of this research is to (1) knowing how the condition of the amount of production costs, the assets turnover, profitability of net income at the companies wood product sector listed in IDX. (2) to find out how much influence of production costs and assets turnover partially and simultaneously to net income at the companies wood product sector listed in IDX.
The method that being used in this research is descriptive method verifikatif with quantitative approach. Sampling method in the research is using nonprobability sampling with sensus sampling approach. The unit of analysis in this research is the annual report of 2001-2010. While the analysis of data using multiple linear regression. Testing the hypothesis in this research using a SPSS 18.0 for Windows.
Based on the results of research showed that variable of production costs significantly influence and have a negative on net income. And assets turnover significantly influence and have a positive on net income. The results showed variable of production costs and assets turnover together significantly influence and have a positive on net income.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini dengan judul “Pengaruh Biaya Produksi Dan Perputaran Total
Aktiva (Aset Turnover) Terhadap Laba bersih Pada Perusahaan Sektor
Lumber Yang Terdaftar Di BEI” sebagai salah satu syarat skripsi guna
memperoleh gelar sarjana ekonomi program studi akuntansi Universitas
Komputer Indonesia.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak mungkin dapat terselesaikan
dengan baik tanpa adanya bimbingan, bantuan, dukungan dan nasehat dari Ibu
Dr. Surtikanti, SE., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing dan membantu penulis dalam penyusunan
penelitian ini sampai dengan selesai. Dan dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan Terima Kasih kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si, selaku Dekan dan dosen Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia sekaligus sebagai penguji
iv
4. Lilis Puspitawati, SE., M.Si., selaku penguji 1 yang telah menguji dan
memberikan masukan terhadap penelitian ini.
5. Dr. Ony Widilestariningtyas, SE., M.Si., selaku dosen wali yang selalu
memberi motivasi dan dukungannya.
6. Orang Tua tercinta yang telah memberikan segala do’a, kasih sayang,
perhatian, dukungan dan bantuan baik moril maupun materil selama
penyusunan penelitian ini sampai dengan selesai.
7. Adik-adik tercinta, Tony Iskandar dan Intan Aryanti atas segala do’a,
dukungan dan motivasinya kepada penulis.
8. Keponakan tercinta, Gilang Arya Iskandar yang telah menghibur dan
memberikan semangat kepada penulis.
9. Kekasih hati tercinta, Saeful Ramadhan yang telah memberikan segala do’a,
kasih sayang, perhatian, dukungan dan semangat hidup bagi penulis.
10.Sahabat-sahabatku (Saeful, Asep, Dewyta, Renat, dan Gita) yang selalu
memberikan semangat, dukungan dan bantuan dalam penyusunan penelitian
ini sampai dengan selesai.
11.Kepada teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu. Yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga penyusunan
penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
Penulis sadar akan keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis sehingga
penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis
v
dengan terwujudnya penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca.
Akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan Rahmat dan
Karunia-Nya kepada seluruh pihak yang telah membantu penyusunan penelitian
ini.
Bandung, Juli 2012
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN MOTTO
ABSTRACT ……….i
ABSTRAK .. ………..ii
KATA PENGANTAR .... ………..iii
DAFTAR ISI .. ………...vi
DAFTAR TABEL ………ix
DAFTAR GAMBAR ... ……….x
DAFTAR LAMPIRAN ... ……….xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah. ... 8 1.2.1 Identifikasi Masalah ... 8 1.2.2 Rumusan Masalah ... 9 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9 1.3.1 Maksud Penelitian ... 9 1.3.2 Tujuan Penelitian ... 10 1.4 Kegunaan Penelitian ... 10 1.4.1 Kegunaan Praktis ... 10 1.4.2 Kegunaan Akademis ... 10 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11 1.5.1 Lokasi Penelitian ... 11 1.4.2 Waktu Penelitian ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 13
vii
2.1.2.1 Konsep Perputaran Total Aktiva ... 20 2.1.2.2 Faktor-faktor Perputaran Total Aktiva ... 21 2.1.3 Laba Bersih ... 23 2.1.3.1 Pengertian Laba Bersih ... 23 2.1.3.2 Kegunaan Laba ... 25 2.1.3.3 Jenis-Jenis Laba ... 25 2.1.3.4 Format Laba ... 26 2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu ... 28 2.2 Kerangka Pemikiran ... 31 2.2.1 Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih... 31 2.2.2 Pengarug Perputaran Total Aktiva Terhadap Laba Bersih ... 32 2.3 Hipotesis ... 35
BAB III OBJEK DANMETODELOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian . ... 36 3.2 Metode Penelitian... 36 3.2.1 Desain Penelitian ... 38 3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 40 3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 43 3.2.3.1 Sumber Data ... 43 3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 44 3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 47 3.2.4.1 Uji Normalitas ... 48 3.2.4.2 Uji Multikolinearitas ... 49 3.2.4.3 Uji Heterokedastisitas ... 50 3.2.4.4 Uji Autokolerasi ... 51 3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis ... 53 3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 53 3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
viii
4.2.3 Analisis Deskriptif Data LabaLaba ... 87 4.3 Analisis Verifikatif ... 91 4.3.1 Keterkaitan Antar Variabel ... 91 4.3.2 Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih ... 93 4.3.2.1 Analisis Kolerasi Parsial ... 93 4.3.2.2 Pengujian Koefisien Determinasi Secara Parsial ... 94 4.3.2.3 Hipotesis ... 95 4.3.3 Pengaruh Perputaran Total Aktiva Terhadap Laba Bersih... 97 4.3.3.1 Analisis Kolerasi Parsial ... 97 4.3.3.2 Pengujian Koefisien Determinasi Secara Parsial ... 98 4.3.3.3 Hipotesis ... 99 4.3.4 Pengaruh Biaya ProduksiPerputaran Total Aktiva Terhadap
Laba Bersih ... 101 4.3.4.1 Koefisien Kolerasi Berganda ... 101 4.3.4.2 Koefisien Determinasi Berganda ... 102 4.3.4.3 Hipotesis ... 103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 107 5.2 Saran ... 109
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS
2.1. Kajian Pustaka
2.1.1. Biaya Produksi
Produksi adalah suatu proses pengolahan bahan baku menjadi produk
selesai. Dalam banyak industri, biaya bahan baku merupakan kegiatan penting
dari seluruh biaya produksi.
Sebagian ahli ekonomi kemudian mengatakan bahwa biaya produksi adalah:
“Keseluruhan biaya yang dikorbankan untuk menghasilkan produk hingga produk itu sampai dipasar, atau sampai ke tangan konsumen. Dengan demikian biaya angkut, biaya penyimpanan di gudang, dan biaya iklan yang menunjang proses produksi hingga produk itu sampai ketangan konsumen, dapat dikategorikan biaya produksi.”
Sedangkan menurut Sukirno (2002:205) menyatakan bahwa biaya
produksi adalah:
“Sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut.”
William K.Carter (2009:40) mengemukakan bahwa :
“Biaya produksi biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga
elemen biaya: bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead
pabrik.”
Berdasarkan uraian di atas, maka biaya produksi adalah keseluruhan biaya
14
faktor-faktor produksi seperti modal dalam bentuk bahan baku, dan tenaga kerja
dalam bentuk tenaga kerja langsung yang akan digunakan untuk menciptakan
bahan jadi.
2.1.1.1. Unsur-unsur Biaya Produksi
Menurut William K. Carter (2009:40) yang dapat mempengaruhi
kenaikan dan penuruanan biaya produksi terdiri dari : jumlah biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat dari penjelasan dibawah ini:
1. Biaya Bahan Baku
Bahan baku merupakan keseluruhan bahan yang mendukung atas
produk jadi yang akan diproduksi.
Menurut Munandar (2001:25) Pengertian biaya bahan baku adalah:
“Biaya yang dikeluarkan (direct material), merupakan biaya yang
terdiri dari semua bahan yang dikerjakan dalam proses produksi, untuk
diubah menjadi barang lain yang nantinya akan dijual”
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Menurut Mulyadi (2005:343) dalam buku “Akuntansi Biaya”
pengertian biaya tenga kerja langsung adalah:
“Merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan
untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja langsung adalah harga yang
15
3. Biaya Overhead Pabrik
Menurut Munandar (2001:26) mengemukakan bahwa biaya overhead
pabrik adalah :
”Semua biaya yang terdapat serta terjadi dalam lingkungan pabrik,
tetapi tidak secara langsung berhubungan dengan kegiatan produksi, yaitu
proses mengubah bahan mentah menjadi bahan yang siap jual.”
Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa objek
pengeluarannya biaya produksi terbagi atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik. Kategori yang tergolong kedalam biaya
overhead pabrik meliputi berbagai item yeng yang luas, Banyak input yang selain
bahan langsung dan tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk membuat suatu
produk, misalnya bahan langsung yang merupakan bagian yang tidak signifikan
dari produk jadi yang umumnya dimasukan dalam kategori overhead.
2.1.1.2. Komponen Biaya Produksi
Menurut Mulyadi (2005:331), biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur
sebagai berikut:
1. Bahan baku atau bahan dasar, termasuk bahan setengah jadi
2. Bahan-bahan pembantu atau bahan penolong
3. Upah tenaga kerja, dari tenaga kerja kuli hingga top manajer
4. Penyusutan peralatan produksi
5. Bunga modal
16
7. Biaya penunjang, seperti biaya transportasi atau angkutan.
8. Admisnitrasi, biaya listrik dan telepon, pemeliharaan peralatan produksi.
9. Pemeliharaan lingkungan perusahaan, biaya penelitian (laboratorium),
10.Biaya keamanan, dan asuransi
11.Biaya pemasaran, seperti biaya penelitian dan analisis pasar produk, biaya
12.Angkutan dan pengiriman, dan biaya reklame atau iklan
13.Pajak perusahaan.
Dari komponen biaya produksi diatas dapat disimpulkan bahwa
unsur-unsur produksi meliputi bahan baku, bahan-bahan pembantu atau penolong, upah
tenaga kerja, penyusutan peralatan produksi, biaya administrasi dan umum, dan
pajak perusahaan.
2.1.2.3. Macam-macam Biaya produksi
Menurut Haryanto (2002:22), biaya produksi secara lebih luas dalam suatu
perusahaan dapat dibedakan menjadi :
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
2. Biaya Variabel (Variabel Cost)
3. Biaya Total (Total Cost)
4. Biaya Rata-rata (Average Cost)
5. Biaya Marginal (Marginal Cost)
Dari biaya-biaya diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
17
Biaya tetap merupakan biaya yang dalam kurun waktu tertentu
jumlahnya tetap dan tidak berubah. Biaya ini tidak tergantung dari banyak
sedikitnya barang atau output yang dihasilkan. Misalnya biaya gaji pegawai
tetap, manajer, sewa tanah, penyusutan mesin, bunga pinjaman bank. Biaya
tetap ini dibedakan menjadi dua macam yaitu :
A. Biaya tetap total (total fixed cost), merupakan jumlah keseluruhan biaya
yang dikeluarkan dalam jumlah tetap dalam jangka waktu tertentu.
B. Biaya tetap rata-rata (average fixed cost), merupakan biaya tetap yang
dibebankan pada setiap satuan output yang dihasilkan.
2) Biaya Variabel (Variabel Cost)
Biaya variabel merupakan pengeluaran yang jumlahnya tidak tetap
atau berubah-ubah sesuai dengan jumlah output yang dihasilkan. Dalam hal
ini, semakin banyak jumlah produk yang dihasilkan, semakin besar pula biaya
variabelnya. Misalnya biaya bahan baku, bahan pembantu, bahan bakar, dan
upah tenaga kerja langsung. Biaya variabel ini dibedakan menjadi dua macam
yaitu:
A. Biaya variabel total (total variabel cost), merupakan seluruh biaya yang
harus dikeluarkan selama masa produksi output dalam jumlah tertentu.
B. Biaya variabel rata-rata (average variabel cost), merupakan biaya variabel
yang dikeluarkan untuk setiap unit output.
18
Biaya total merupakan jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi semua output, baik barang maupun jasa. Biaya ini dapat
dihitung dengan menjumlahkan biaya tetap total dengan biaya variabel total.
4) Biaya Rata-rata (Average Cost)
Biaya rata-rata merupakan biaya total yang dikeluarkan untuk setiap
unit output.
5) Biaya Marginal (Marginal Cost)
Biaya marginal merupakan kenaikan dari biaya total yang diakibatkan
oleh diproduksinya tambahan satu unit output. Mengaitkan biaya dengan
tahapan proses produksi menghasilkan penggolongan biaya produksi dan non
produksi, berdasarkan Modul Akuntansi Manajemen dan Manajemen
Keuangan USAP review yang diterbitkan oleh Akuntansi Indonesia (IAI)
menyatakan bahwa biaya produksi yaitu biaya yang digunakan untuk
memproduksi suatu barang atau menyediakan jasa terjadi dari material,
tenaga kerja, dan biaya produksi tidak langsung. Biaya yang berkaitan dengan
produk dibagi menjadi dua bagian yaitu:
A. Biaya produksi langsung
Yaitu biaya yang merupakan komponen utama dari dari
pembuatan atau menyelesaikan suatu produk atau biaya yang membentuk
bagian integral dari produk sehingga dapat dengan mudah
diidentifikasikan dalam perhitungan biaya produksi, contohnya biaya
produksi langsung adalah material langsung dan biaya tenaga kerja
19
B.Biaya produksi tidak langsung (Overhead)
Yaitu biaya-biaya produksi lainnya (selain material langsung dan
tenaga kerja langsung) yang digunakan untuk menyelesaikan suatu produk
tetapi pemakainnya sedikit (tidak material) atau biaya yang tidak dapat
dengan mudah diidenifikasikan secara langsung pada produk yang
dihasilkan, contoh biaya produksi tidak langsung adalah biaya depresiasi
gedung peralatan dan lain-lain.
Berdasarkan beberapa uraian di atas,maka dapat disimpulkan bahwa biaya
adalah sesuatu yang diukur dalam satuan uang yang dapat digunakan untuk
memperoleh barang atau jasa yang bermanfaat dan digunakan untuk mencapai
tujuan.
2.1.2. Perputaran Total Aktiva
Menurut Munawir (2002:30) pengertian aktiva adalah:
“Sarana atau sumber daya ekonomik yang dimiliki oleh suatu
kesatuan usaha atau perusahaan yang hargan perolehannya atau nilai
wajarnya harus diukur secara objektif”.
Sedangkan Menurut Thompson learning yang diterjemahkan oleh skoussen dkk
(2001:131) aktiva adalah:
“Kemungkinan keuntungan ekonomi di masa depan yang diperoleh
atau dikontrol oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau
20
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2004:16.2 ) adalah:
“Aktiva adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun“.
2.1.2.1.Konsep Perputaran Total aktiva
Menurut Sartono Agus (2001:132) dalam bukunya yang berjudul
“Manajemen Keuangan: Teori dan Akuntansi”, Rasio perputaran total aktiva
(total assets turnover ratio) adalah sebagai berikut:
“Rasio perputaran total aktiva (total assets turnover
ratio)menunjukan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Tingkat perputaran ini juga ditentukan pleh perputaran elemen aktiva itu sendiri”.
Sedangkan menurut Husnan dan Pudjiastuti (2006:126) dalam bukunya yang
berjudul “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”, menyatakan bahwa:
“Rasio ini mengukur seberapa banyak penjualan bisa diciptakan
dari setiap rupiah aktiva yang dimiliki”.
Menurut Syafri Sofyan (2008:309) dalam bukunya yang berjudul “Analisis Kritis
Laporan Keuangan”, mengemukakan bahwa:
“Rasio perputaran total aktiva (assets turover) menunjukan
perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain
kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini
semakin baik”.
Rasio perputaran total aktiva (total assets turnover ratio), dapat diukur
21
Sumber : Safri Sofyan (2008:309)
2.1.2.2. Faktor-Faktor Perputaran Total Aktiva
A. Aktiva
Bedasarkan pengertian dapat disimpulkan bahwa aktiva adalah sarana
yang dimiliki oleh perusahaan yang harus dikelola dengan baik agar mendapat
keuntungan dimasa depan. Aktiva dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal
debit. Aktiva biasanya dikelompokkan menjadi beberapa kategori, seperti:
1. Aktiva lancar
Aktiva lancar (current asset) dalam akuntansi adalah jenis aktiva yang
dapat digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya satu tahun. Contoh
aktiva lancar antara lain adalah kas, piutang, investasi jangka pendek,
persediaan, dan beban dibayar di muka. Pada suatu neraca, aktiva biasanya
dikelompokkan menjadi aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Perbandingan
antara aktiva lancar dan kewajiban lancar disebut sebagai rasio lancar. Nilai
ini sering digunakan sebagai tolok ukur likuiditas suatu perusahaan, yaitu
kemampuan perusahaan untuk dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2. Investasi jangka panjang
3. Aktiva tetap
Aktiva tetap dalam akuntansi adalah aktiva berwujud yang memiliki
umur lebih dari satu tahun dan tidak mudah diubah menjadi kas. Jenis aktiva
22
tidak lancar ini biasanya dibeli untuk digunakan untuk operasi dan tidak
dimaksudkan untuk dijual kembali. Contoh aktiva tetap antara lain adalah
properti, bangunan, pabrik, alat-alat produksi, mesin, kendaraan bermotor,
furnitur, perlengkapan kantor, komputer, dan lain-lain. Aktiva tetap biasanya
memperoleh keringanan dalam perlakuan pajak. Kecuali tanah atau lahan,
aktiva tetap merupakan subyek dari depresiasi atau penyusutan.
4. Aktiva tidak berwujud
Aktiva tidak berwujud (intangible asset) adalah jenis aktiva yang tidak
memiliki wujud fisik. Jenis utama aktiva tidak berwujud adalah hak cipta,
paten, merek dagang, rahasia dagang, dan goodwill. Aset jenis ini mempunyai
umur lebih dari satu tahun (aktiva tidak lancar) dan dapat diamortisasi selama
periode pemanfaatannya, yang biasanya tidak lebih dari 40 tahun.
5. Aktiva pajak tangguhan
6. Aktiva lain
B. Penjualan
Penjualan merupakan salah satu fungsi pemasaran yang sangat penting
bagi perusahaan dalam mencapai sebuah tujuan perusahaan yaitu memperoleh
laba untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Beberapa para ahli
menegemukakan tentang definisi penjualan antara lain.
Menurut M. Narafin (2006:60), Bahwa:
“Penjualan adalah proses menjual, padahal yang dimaksud
penjualan dalam laporan laba-rugi adalah hasil menjual atau hasil
23
Adapun menurut Warren Reeve fess yang diterjemahkan oleh Aria
Faramita dan kawan-kawan, (2006:300), Bahwa: 13
“Penjualan adalah jumlah yang dibebankan kepada pelanggan
untuk barang dagang yang dijual, baik secara tunai maupun kredit”.
Sedangkan menurut Kusnadi (2009:300),Bahwa:
“Penjualan (sales) adalah sejumlah uang yang dibebankan kepada
pembeli atas barang atau jasa yang dijual”.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah suatu
proses pembuatan dan cara untuk mempengaruhi pribadi agar terjadi pembelian
(penyerahan) barang atau jasa yang ditawarkan berdasarkan harga yang telah
disepakati oleh kedua belah pihak yang terkait baik dibayar secara tunai maupun
kredit.
2.1.3. Laba Bersih
2.1.3.1. Pengertian Laba Bersih
Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau
sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi atau penghasilan per
saham. Adapun unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan
bersih (laba) adalah penghasilan dan beban.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2008: 13) mendefinisikan penghasilan
dan beban sebagai berikut:
1. Pengahasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau
24
berasal dari kontribusi penanam modal. Pengahasilan (income) meliputi baik
pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gains). Pendapatan timbul dalam
pelaksanaan aktivitas perusahaan sedangkan keuntungan (laba) penghasilan
yang mungkin timbul atau tidak dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan biasa.
Laba (profit) merupakan selisih bersih antara pendapatan dengan pengeluaran.
2. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya
kewajiban yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
Sedangkan menurut Baridwan Zaki dalam bukunya “Intermediate Accounting”
(2000:3) mengemukakan bahwa:
“Gains (laba)adalah kenaikan modal yang berasal dari transaksi
sampingan transaksi atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan
usaha dan dari semua transaksi yang mempengaruhi badan usaha selama
satu periode.”
Secara umum laba diperoleh setelah pendapatan dikurangi biaya, seperti yang
dikemukakan oleh Soemarso (2005:230),
“Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan
dengan kegiatan usaha”.
Menurut Carter William K. (2008:129) dalam bukunya yang berjudul “Akuntansi
Biaya”, menyatakan bahwa:
25
dicapai maka semakin tinggi pula biaya produksi. Semakin banyak volume produksi yang dicapai maka semakin tinggi pula laba yang diperoleh”.
Apabila pendapatan melebihi biaya yang dikeluarkan berarti perusahaan
mendapatkan laba dan sebaliknya jika biaya melebihi pendapatan berarti
perusahaan menderita rugi. Oleh karena itu, laba adalah hasil pengurangan antara
pendapatan dengan biaya, maka manajemen perusahaan harus dapat menentukan
jumlah pendapatan yang akan dihasilkan dan jumlah biaya yang akan terjadi
dalam periode yang bersangkutan.
2.1.3.2. Kegunaan Laba
Di dalam “Standar Akuntansi Keuangan” (2004) PSAK No. 25
disebutkan sebagai berikut:
“Laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja dari suatu perusahaan selama suatu periode tertentu. Informasi tentang kinerja perusahaan terutama tentang profitabilitas. Dibuttuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan dimasa yang akan datang. Informasi tersebut juga sering kali digunakan untuk memperkirakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan kas dan aktiva yang disamakan dengan kas di masa yang akan datang. Informasi tentang kemungkinan perubahan kinerja juga penting dalam hal ini”.
2.1.3.3. Jenis-Jenis Laba
Menurut Tuanakotta Theodorus M. (2002:113) dalam buku “ Teori
Akuntansi” mengemukakan Jenis-jenis laba dalam hubungannya dengan
perhitungan yaitu:
1. Laba Kotor (Gross Profit), yaitu selisih antara penjualan bersih dengan
harga pokok penjualan, disebut laba kotor karena jumlah ini masih harus
26
2. Laba dari operasi , yaitu adalah selisih antara laba kotor dengan total
beban operasi. Atau dengan kata lain selisih antara penjualan dengan seluruh
biaya atau beban operasi dan bukan laba semata-mata yang berasal dari
kegiatan utama perusahaan.
3. Laba bersih adalah angka terakhir dalam perhitungan lab rugi dimana
untuk mencari laba operasi ditambah pendapatan lain-lain dikurangi dengan
beban lain-lain.
2.1.3.4. Format Laba
Dalam laporan keuangan laba usaha dilaporkan dalam laporan laba rugi
(Income statement).
Menurut Kieso Donald E. (2002: 150) pengertian dari laporan laba rugi (Income
statement) merupakan:
“Laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama
periode waktu tertentu“.
Laba usaha berasal dari transaksi pendapatan, beban, keuntungan, dan
kerugian. Transaksi- transaksi ini diikhtisarkan dalam laporan laba- rugi. Metode
pengukuran laba ini dikenal sebagai pendekatan transaksi (transaction approach)
karena berfokus pada aktivitas yang berhubungan dengan laba yang telah terjadi
selama periode akuntansi.
Menurut Baridwan Zaki (2004:33) format laporan laba rugi terdiri dari dua, yaitu:
1. Laporan laba rugi bertahap (Multiple Step)
27
Format laporan laba rugi dibuat sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Uraian format laporan laba rugi yaitu:
1. Laporan Laba Rugi Bertahap (Multiple Step)
Dalam laporan laba rugi multiple step dilakukan beberapa
pengelompokan terhadap pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya yang
disusun dalam urutan-urutan tertentu sehingga bisa dihitung
penghasilan-penghasilan seperti laba bruto, penghasilan-penghasilan usaha bersih, penghasilan-penghasilan bersih
sebelum pajak, penghasilan bersih sesudah pajak, penghasilan bersseih dan
elemen-elemen luar biasa. Laporan laba rugi bertahap digunakan untuk
memisahkan transaksi operasi dan transaksi non operasi.
2. Laporan Laba Rugi Single Step
Dalam laporan laba rugi single step tidak dilakukan pengelompokan
pendapatan dan biaya ke dalam kelompok-kelompok usaha dan diluar usaha
tetapi hanya dipisahkan antara pendapatan-pendapatan dan laba-laba,
biaya-biaya dan kerugian-kerugian. Format laporan laba rugi menampilkan berbagai
komponen laba yang digunakan untuk menghitung rasio yang akan dipakai
dalam menilai kenerja perusahaan. Adapun rumus laba bersih sebagai berikut:
Sumber : Zaki Baridwan (2004:37)
Pendapatan Penjualan (Sales Revenue) Rp. xx
Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods sold) Rp. xx -
Laba Kotor (Gross Profit) Rp. xx
Biaya Usaha (Operating Expense) Rp. xx -
28
2.1.4. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu ini akan dijadikan bahan acuan atau pembanding
dalam penelitian ini agar dapat membandingakan keorijinalitasan penelitian.
Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Jurnal Hasil
1. Nakman
Harahap dan
Dwi Kumala
Vera (ISSN
2008)
Pengaruh Efisiensi
Biaya Produksi
Terhadap Laba
Bersih (Studi
Kasus Pt
Perkebunan
Nusantara III
(Persero) Medan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel efisiensi biaya
tenaga kerja langsung dan
efisiensi biaya overhead pabrik
memiliki hubungan yang positif
dan signifikan terhadap laba
bersih
2. Usman
Kusumah dan
Amalia Susanti
(ISSN 2009)
Analisis Pengaruh
biaya produksi dan
penjualan Air
bersih
terhadap laba
Bersih
Berdasarkan hasil penelitian
mengenai pengaruh biaya
produksi dan penjualan
terhadap laba pada PDAM
Tirtanadi, maka dapat di ambil
kesimpulan:
(Studi Kasus PT
PDAM Tirtanadi)
1. Variabel biaya sumber
produksi air bersih
berpengaruh negative
dansignifikan terhadap laba.
[image:43.595.118.504.318.739.2]29
air bersih berpengaruh
negative dan signifikan
terhadap laba.
3. Variabel penjualan air bersih
berpengaruh pisitif dan
signifikan terhadap laba.
3. Iskandar Rusli
(ISSN 2009)
Pengaruh Aset dan
Manajemen
Inventory terhadap
Manajemen Laba
Hasil penelitian menunjukan
bahwa quick ratio, inventory
turnover, assets turnover, dan
returns on assets secara parsial
mempunyai pengaruh positif
dan signifikan mempengaruhi
EBIT
4. Widaryati
(ISSN 2006)
Hubungan CPV
(Cost Volume
Profit) dan
anggaran dalam
perencanaan usaha
Jadi terlihat bahwa antara
perencanaan, analisis CVP dan
anggaran mempunyai hubungan
yang erat
5. Mohsen Dastgir
and Ali Saeedi
Velashani
(ISSN 2008)
Comprehensive
Income and Net
Income as Measures
of Firm
Collectively, our results provide
some evidence, although not
strong, that comprehensive
income adjustments improve
ability of income for reflecting
firm performance
6. Ilhan Meric
Jesse H.
Harper ,
Benjamin H.
Eichhorn,
Charles W.
The Financial
Characteristics of
U.S. and
E.U. Electronic and
Electrical
Equipment
The Multiple Regression
Analysis results
indicate that, both in the U.S.
and in the EU, net profit margin
has greater influence on
30 McCall and Gulser Meric (ISSN 2008) Manufacturing Firms and the Determinants of
Asset and Equity
Returns
total assets turnover, and return
on assets has greater influence
on equity returns compared
with financial leverage. Total
assets turnover is more effective
in boosting asset returns in EU
firms than in U.S. firms, and
financial leverage is more
effective in boosting equity
returns in EU firms than in U.S.
firms.
7. Muhammad
Bashir Khan, Imran Sharif Chaudhry and Muhammad Hanif Akhtar (ISSN 2011) Cost-Benefit
Analysis of Cotton
Production and
Processing by
Stakeholders: The
case of Mutlan and
Bahawalpur
Regions
It has been identified that
spinners and ginners have an
incentive in
the shape of profit to raise their
production.
8. Yasin S. Fazeli
and Habib A. Rasouli (ISSN 2011) Real Earnings Management and the Value Relevance of Earnings
We find evidence that suspect
firmyears
engage in real earnings
management, have unusually
low cash flow from operations
and high
31
2.2. Kerangka Pemikiran
2.2.1. Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba bersih
Dengan banyaknya perusahaan yang berdiri, baik perusahaan besar,
perusahaan menengah, maupun perusahaan kecil menimbulkan persaingan yang
dihadapi perusahaan semakin ketat. Oleh karena itu setiap pengusaha
berlomba-lomba untuk menjadikan produknya lebih unggul dari produk yang dihasilkan
oleh pesaing, baik dalam hal mutu, harga maupun bagian pasar yang dikuasai.
Manajer harus melakukan berbagai macam usaha untuk meminimumkan biaya
yang dibutuhkan agar dapat menghasilkan dan mencapai manfaat untuk saat ini
dan masa yang akan datang. Mengurangi biaya yang diperlukan untuk mencapai
tujuan berarti perusahaan akan menjadi lebih efisien.
Menurut Mulyadi (2005:11) dalam bukunya berjudul “Akuntansi Biaya”
menyatakan bahwa biaya produksi berpengaruh terhadap laba usaha adalah
sebagai berikut:
“Biaya produksi merupakan suatu sumber ekonomi yang dikorbankan untuk menghasilkan keluaran, nilai keluaran diharapkan lebih besar daripada masukan yang dikorbankan untuk menghasilkan keluaran tersebut sehingga kegiatan organisasi dapat menghasilkan laba atau sisa hasil usaha.”
Menurut Carter William (2008:129) dalam bukunya “Akuntansi Biaya”
menyatakan bahwa:
“Tingkat laba yang diperoleh perusahaan dapat ditentukan oleh volume produksi yang dihasilkan, semakin banyak volume produksi yang dicapai maka semakin tinggi pula biaya produksi. Semakin banyak volume produksi yang dicapai maka semakin tinggi pula laba yang diperoleh”
32
“Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel biaya produksi yang
terdiri dari efisiensi biaya bahan baku, efisiensi biaya tenaga kerja
langsung dan efisiensi biaya overhead pabrik berpengaruh positif dan
signifikan terhadap laba bersih”.
Menurut Khan, Chaudhry dan Akhtar (ISSN 2011) dalam jurnalnya menyatakan
bahwa:
“It has been identified that spinners and ginners have an incentive
in the shape of profit to raise their production”.
Dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa biaya tenaga kerja
diidentifikasikan insentif dengan besarnya volume produksi sehingga dapat
memaksimalkan keuntungan.
2.2.2. Pengaruh Rasio Perputaran Aktiva Terhadap Laba Bersih
Analisis rasio keuangan merupakan instrument analisis prestasi
perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang
ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi
operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan
tersebut, untuk kemudian menunjukkan risiko dan peluang yang melekat pada
perusahaan yang bersangkutan. Makna dan kegunaan rasio keuangan dalam
praktek bisnis pada kenyataannya bersifat subjektif tergantung kepada untuk apa
suatu analisis dilakukan dan dalam konteks apa analisis tersebut diaplikasikan
33
Menurut Sartono Agus (2008:120) dalam bukunya yang berjudul
“Manajemen Keuangan Teori dan Akuntansi”, menyatakan bahwa:
“Rasio perputaran total aktiva (assets turover) merupakan rasio
keuangan yang menunjukan bagaimana efektivitas perusahaan
menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan
mendapatkan laba”.
Menurut Syafri Sofyan (2008:309) dalam bukunya yang berjudul “Analisis Kritis
Laporan Keuangan”, mengemukakan bahwa:
“Rasio perputaran total aktiva (assets turover) menunjukan
perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain
kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini
semakin baik”.
Menurut Iskandar (2008) dalam jurnalnya menyatakan bahwa:
“Hasil penelitian menunjukan bahwa quick ratio, inventory
turnover, assets turnover, dan returns on assets secara parsial mempunyai
pengaruh positif dan signifikan mempengaruhi EBIT”.
Berdasarkan uraian keterkaitan antar variabel diatas tampak jelas bahwa
biaya produksi dan rasio perputaran total aktiva (assets turover) berpengaruh
terhadap tinggi rendahnya laba pada perusahaan.
Adapun berdasarkan uraian tersebut penulis menuangkan kerangka
34
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Pemikiran Perusahaan
HIPOTESIS
Biaya Produksi dan Perputaran Total Aktiva Berpengaruh terhadap Laba Bersih
Laporan Keuangan
Neraca Laporan Laba Rugi
Analisis Laporan Keuangan
Perputaran Total Aktiva Biaya Produksi
35
2.3.
Hipotesis
Kata hipotesis berasal dari kata hipo yang artinya lemah dan tesis berarti
pernyataan. Dengan demikian hipotesis berarti pernyataan yang lemah, di sebut
sebut demikian karna masih berupa dugaan yang belum teruji kebenarannya.
Menurut Sugiyono (2009:64),
“ Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusam masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pernyataan”.
Berdasarkan penjelasan di atas dan berdasarkan kerangka pemikiran yang
ada, maka peneliti mencoba merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
“Biaya produksi dan perputaran total aktiva secara parsial dan simultan
berpengaruh terhadap laba bersih pada Perusahaan Sektor Lumber atau Wood
Product”.
Oleh karena itu penulis merumuskan bahwa variabel yang ada saling
berkaitan dan penulis berhipotesis yaitu berpengaruh signifikan antara biaya
produksi dan perputaran total aktiva terhadap laba bersih baik secara parsial
36
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian terlebih dahulu perlu ditentukan objek
penelitian. Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan
sumber topik untuk penelitian.
Menurut pendapat Husein Umar (2007) menjelaskan objek penelitian
adalah sebagai berikut :
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang
menjadi objek penelitian, juga dimana dan kapan penelitian dilakukan,
bisa juga dilakukan hal-hal lain jika perlu”.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian digunakan
untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu tentang apa dan atau
siapa yang menjadi objek penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan.
Objek penelitian dalam penyusunan penelitian ini adalah Biaya produksi,
Perputaran Total Aktiva, dan Laba bersih pada perusahaan disektor Lumber atau
Wood Product.
3.2. Metode Penelitian
Metode penelitian menurut Umi Narimawati (2008:127) mengemukakan
37
“Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan
untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu”.
Sedangkan menurut Sugiyono (2010:2), yaitu:
“Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah
berarti kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu
rasional, empiris dan sistematis.”
Metode penelitian yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah
deskriptif dan verifikatif.
Menurut Sugiyono (2008:13) metode Deskriptif adalah :
“Metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis
suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan
yang lebih luas”.
Metode deskriptif digunakan penulis untuk menggambarkan hasil
penelitian dalam menjawab perumusan masalah mengenai gambaran
masing-masing variabel yang diteliti.
Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45) adalah :
“Penelitian verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila
dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang
telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa
38
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan
perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel X
(Biaya Produksi dan Perputaran Total Aktiva) terhadap variabel Y (Laba Bersih)
yang diteliti. Sehingga metode penelitian yang digunakan adalah metode
verifikatif, metode verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu
hipotesis apakah diterima atau ditolak. Dengan menggunakan metode verifikatif
akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga
menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek
yang diteliti.
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki, yaitu pengaruh biaya
produksi dan perputaran total aktiva terhadap laba bersih perusahaan. Oleh karena
itu, data yang digunakan adalah data kuantitatif.
3.2.1. Desain Penelitian
Dalam melakukan penelitian perlu adanya desain penelitian, agar
penelitian yang dilakukan lebih teratur dan sistematis. Dengan membuat desain
penelitian, penyusunan sebuah karya tulis pun akan dapat terselesaikan dengan
cepat dan baik.
Menurut Husein Umar (2003:123) dalam bukunya “Metode Penelitian
Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis” adalah sebagai berikut :
“Desain penelitian adalah semua proses yang dilakukan dalam
39
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa desain penelitian
merupakan sebuah proses dalam melakukan perencanaan dan pelaksanaan
penelitian sehingga penulis dapat melakukan penelitian secara baik dan sistematis.
Oleh karena itu, membuat desain penelitian sangat penting agar pembuatan
sebuah karya ilmiah dapat terselesaikan secara cepat dan baik. Desain penelitian
yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
a) Bagaimana biaya produksi perusahaan
b) Bagaimana perputaran total aktiva perusahaan
c) Seberapa besar pengaruh biaya produksi terhadap laba bersih perusahaan
d) Seberapa besar pengaruh perputaran total aktiva terhadap laba bersih
perusahaan
2. Menetapkan masalah-masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini, biaya
produksi (Variabel X1) dan perputaran total aktiva (Variabel X2) yang
menjadi variabel bebas dan laba bersih (Y) yang menjadi variable terikat.
3. Memilih serta memberi definisi terhadap setiap pengukuran variabel.
4. Memilih prosedur dan teknik yang digunakan.
5. Menyusun alat serta teknik pengumpulan data.
6. Pelaporan hasil penelitian termasuk proses penelitian dan interprestasikan
data.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat digambarkan desain
40
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Tujuan Penelitian
Desain Penelitian Jenis
Penelitian
Metode yang digunakan
Unit Analisis
Time Horizon T-1 Descriptive Descriptive Survey Tahun Time Series
T-2 Descriptive Descriptive Survey Tahun Time Series
T-3 Verifikatif Explanatory Survey Tahun Time Series
Sumber : Umi Narimawati dkk 2010
Dari tabel diatas kemudian peneliti menguraikan sebagai berikut :
1. Tujuan penelitian pertama adalah untuk menganalisis biaya produksi dan
perputaran total aktiva terhadap laba bersih dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul, melalaui unit analisis yaitu
perusahaan.
2. Tujuan penelitian kedua adalah untuk biaya produksi dan perputaran total
aktiva terhadap laba bersih secara parsial dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul, melalui unit analisis yaitu
perusahaan.
3. Tujuan penelitian ketiga adalah untuk menganalisis biaya produksi dan
perputaran total aktiva terhadap laba bersih secara simultan dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul, melalui
unit analisis yaitu perusahaan.
3.2.2. Operasionalisasi Variabel
Umi Narimawati (2007 : 61) mengemukakan operasionalisasi variabel
41
“Operasionalisasi variabel merupakan proses penguraian variabel
penelitian kedalam subvariabel, dimensi, indikator subvariabel, dan
pengukuran.”
Sedangkan variabel sendiri menurut Sugiyono (2011 : 38), menjelaskan bahwa :
“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”.
Operasional variabel diperlukan dalam menentukan jenis, indikator, serta
skala dari variabel yang terkait suatu penelitian, sehingga pengujian hipotesis
dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul
penelitian yang diambil yaitu “Pengaruh Biaya Produksi dan Perputaran Total
Aktiva (Asset Turnover) terhadap Laba Bersih perusahaan disektor Lumber atau
Wood Product yang terdaftar di BEI.
Berdasarkan judul usulan penelitian yang telah dikemukakan diatas maka
variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Independen (X)
Variabel independen adalah suatu variabel bebas dimana
keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel-variabel lain bahkan variabel
ini merupakan faktor penyebab yang akan mempengaruhi variabel lainnya.
42
“Variabel independent (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent
(terikat).”
Variabel independen (X1) dalam penelitian ini adalah Biaya Produksi
dan variabel independen (X2) dalam penelitian adalah Perputaran Total Aset.
2. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen adalah variabel tidak bebas yang artinya variabel
tersebut merupakan sesuatu yang dipengaruhi atau yang dihasilkan oleh
variabel independen.
Menurut Sugiyono (2009:39) Variabel dependent (terikat) adalah:
“Variabel dependent (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.”
Maka dalam penelitian ini variabel dependen atau variabel tidak bebas
(Y) adalah Laba Bersih.
Untuk mempermudah mendapatkan data yang diperlukan bagi penelitian
masalah yang diteliti, perlu adanya operasional variabel. Operasionalisasi variabel
yaitu memecah variabel-variabel yang terkandung dalam masalah tersebut diatas
menjadi bagian-bagian yang paling kecu, sehingga dapat diketahui klasifikasi
ukurannya.
Berikut ini adalah tabel operasionalisasi variabel dari penelitian yang
43
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
X1
Biaya Produksi
“Biaya produksi
biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya: bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead
pabrik”. William K.Carter (2009:40)
Biaya Produksi =
bahan baku
langsung+tenaga kerja langsung+overhead pabrik Rasio X2 Perputaran Aktiva (Asset Turnover)
“Rasio perputaran total aktiva (total assets turnover ratio) menunjukan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan
mendapatkan laba”. Agus Sartono (2001:132)
ATR= Penjualan Total aset
Rasio
Y
Laba bersih
“Laba bersih merupakan nilai akhir yang diperoleh setelah laba operasional
ditambah dengan
pendapatan lain- lain dan dikurangi dengan biaya lain-lain. Jika nilai akhirnya negatif disebut rugi bersih. Ikatan Akuntan Indonesia(2009: 6)
Laba Besih =
Penjualan-Harga
Pokok
Penjualan-Beban administrasi dan
umum
Mulyadi (2000:104)
Rasio
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data
3.2.3.1. Sumber Data
Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian mengenai “Pengaruh
Biaya Produksi dan Perputaran Total Aktiva Terhadap Laba Bersih Pada
44
di mana data diperoleh secara tidak langsung, artinya data-data tersebut berupa
data yang telah diolah lebih lanjut dan data yang disajikan oleh pihak lain.
Menurut Sugiyono (2009:139) definisi data sekunder merupakan:
“Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan
cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang
bersumber dari literature, buku-buku serta dokumen perusahaan.”
Data sekunder biasanya didapat dari penelitian sekunder yang
menggunakan bahan yang bukan dari sumber pertama sebagai sarana untuk
memperoleh data atau informasi untuk menjawab masalah yang kita teliti. Data
sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami
melalu media lain yang bersumber pada literatur dan buku-buku perpustakaan
atau data-data dari perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Jadi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
data sekunder sebagai basis pengumpulan data, dimana data yang digunakan
dalam penelitian ini tidak didapat secara langsung dari sumber terkait, tetapi
berasal dari sumber terpercaya yang telah mendapat kompetensi yaitu laporan
keuangan perusahaan disektor Lumber atau Wood Product 2001-2010 yang
didapat dari Bursa Efek Indonesia yaitu: PT Barito Pasific Timber Tbk, PT
Sumalindo Lestari Jaya Tbk dan PT Tirta Mahakam Plywood Tbk.
3.2.3.2. Teknik Penentuan Data
Dalam sebuah penelitian untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan
45
penelitian, maka penulis melakukan pengelompokan data yang diperlukan ke
dalam dua golongan, yaitu:
1. Populasi Penelitian
Pada umumnya dalam sebuah penelitian para peneliti membutuhkan apa
yang disebut populasi.
Menurut Andi Supangat (2007:3) populasi adalah :
“Populasi adalah sekumpulan objek yang akan dijadikan sebagai
bahan penelitian dengan ciri mempunyai karakteristik yang sama.”
Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa populasi
adalah seluruh individu atau sekumpulan objek yang dijadikan bahan penelitian
dan mempunyai karakteristik sama dan akan digunakan dalam suatu penelitian.
Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah laporan keuangan
perusahaan disektor Lumber atau Wood Product yaitu laporan laba rugi dan
neraca PT Barito Pasific Timber Tbk, PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk dan PT
Tirta Mahakam Plywood Tbk tahun 2001-2010 yaitu selama 10 tahun dari 3
perusahaan tersebut.
2. Sampel Penelitian
Untuk membuktikan kebenaran jawaban yang masih sementara (hipotesis),
maka peneliti melakukan pengumpulan data pada objek tertentu, karena objek
dalam populasi terlalu luas, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari
populasi tersebut.
Menurut Sugiyono (2010:62) dalam bukunya “Statistika Untuk Penelitian”
46
“Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.”
Teknik pengambilan sampel ini ditentukan dengan menggunakan sampel
nonprobabilitas. Penentuan jumlah sample yang akan diolah dari jumlah populasi,
maka harus dilakukan dengan teknik pengambilan sampling yang tepat. Untuk
menentukan sampling teknik yang digunakan sesuai dengan judul penulis yaitu
non probability sampling.
Menurut Sugiyono (2009:84) pengertian non probability sampling yaitu :
“Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel.”
Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh atau
sensus. Pengertian dari sampling jenuh atau sensus menurut Sugiyono (2008:122),
adalah:
“Sampling jenuh atau sensus adalah teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.”
Berdasarkan dari pengertian tersebut, maka dapat diketahui bahwa
sampling jenuh atau sensus teknik penentuan sampel dengan menggunakan semua
anggota populasi. Dalam penelitian ini karena jumlah populasinya sedikit
(terbatas) sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan sampel, sehingga
peneliti mengambil jumlah sampel sama dengan jumlah populasi atau disebut
47
perusahaan disektor Lumber atau Wood Product yaitu : PT Barito Pasific Timber
Tbk, PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk dan PT Tirta Mahakam Plywood Tbk dari
mulai 2001-2010. Sampel ini diambil berdasarkan pertimbangan bahwa data
selama 30 tahun cukup relevan untuk mewakili pembahasan tentang pengaruh
biaya produksi dan Perputaran Total Aset (Asset Turnover) terhadap laba bersih.
3.2.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam menentukan data ada beberapa teknik yang dapat digunakan,
karena datanya adalah sekunder maka teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan dengan cara mendatangi langsung ke
lapangan untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan masalah
yang dibahas, penelitian ini dilakukan melalui :
a. Observasi (Pengamatan Langsung), yaitu melakukan pengamatan secara
langsung dilokasi untuk memperoleh data yang diperlukan.
b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya
jawab langsung kepada pihak-pihak yang terkait dengan masalah yang
diteliti.
c. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan cara mencatat data yang
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari dokumen-dokumen
yang dimiliki perusahaan.
48
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini
dengan menggunakan penelitian kepustakaan (Library Research). Sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat
kuantitatif. Data sekunder tersebut berupa laporan keuangan yang diambil dari
www.idx.co.id. Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha guna
memperoleh data yang bersifat teori sebagai pembanding dengan data
penelitian yang diperoleh. Data tersebut diperoleh dari buku-buku literatur,
dan juga diperoleh dari peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan
masalah yang diteliti. Studi kepustakaan ini ditunjukan untuk mendapatkan
landasan teori dimana hasil tersebut akan digunakan sebagai dasar
perbandingan dengan apa yang diperoleh di lapangan. Selain itu peneliti
menggunakan media internet sebagai media untuk menambah informasi dan
menambah data-data yang diperlukan tentang penelitian ini.