• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Menyusui Dalam Pemberian ASI(Air Susu Ibu) Eksklusif Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Menyusui Dalam Pemberian ASI(Air Susu Ibu) Eksklusif Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh Utara"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEWANTARA KABUPATEN

ACEH UTARA

ELLY 125102026

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS DEWANTARA KABUPATEN ACEH UTARA

ABSTRAK

Nama : Elly

NIM : 125102026

Jurusan : DIV Bidan Pendidik Tahun Akademik : 2013

Latar belakang : Cakupan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia belum memuaskan. Hal ini disebabkan karena masih banyak ibu yang belum termotivasi untuk memberikan ASI eksklusif, dia lebih mempercayai dan memberikan susu formula kepada bayinya. Menurut mereka didalam susu formula banyak mengandung AA dan DHA dan kandungan lain yang lebih cocok dan sangat dibutuhkan oleh bayi dibandingkan ASI.

Tujuan : Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi motivasi ibu menyusui dalam pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh Utara tahun 2013.

Metodelogi : Desain penelitian ini bersifat deskriptif. Populasi ibu-ibu yang telah menyelesaikan pemberian ASI ekslusif pada bulan Desember tahun 2012 sebanyak 69 orang, sampel didapat sebanyak 69 orang dengan tehnik total populasi.

Hasil : Motivasi intrinsik ibu dalam pemberian ASI eksklusif, berada pada kategori cukup sebanyak 46 orang (66,7 %), berdasarkan kebutuhan, berada pada kategori cukup sebanyak 40 orang (58,0 %), berdasarkan harapan berada pada kategori cukup sebanyak 46 orang (66,7 %), berdasarkan minat berada pada kategori cukup sebanyak 32 orang (46,4 %). Motivasi ekstrinsik ibu dalam pemberian ASI eksklusif, berada pada kategori cukup sebanyak 40 orang (58,0 %), berdasarkan motif berada pada kategori cukup sebanyak 38 orang (55,1 %), berdasarkan ransangan, berada pada kategori cukup sebanyak 40 orang (58,0 %), berdasarkan lingkungan berada pada kategori cukup sebanyak 44 orang (63,8 %).

Saran : Hasil penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan khususnya bidan dapat menggali dan meningkatkan motivasi ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif dengan mensosialisasikan segala aspek positif serta manfaat pemberian ASI eksklusif kepada ibu-ibu hamil dan menyusui.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayat-Nya serta kesempatan kepada penullis sehingga

penulis dapat menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Motivasi Ibu Menyusui Dalam Pemberian ASI(Air Susu Ibu)

Eksklusif Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh

Utara”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menemukan banyak sekali

hambatan dan kesulitan, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak

akhirnya penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena

itu, penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.kep selaku ketua Program D-IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Farida Linda Sari Siregar S.Kep, Ns, M.kep selaku Dosen Pembimbing

yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk dalam penyusunan Karya

Tulis Ilmiah.

4. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku dosen penguji I dan Bapak

dr.Juliandi Harahap MA selaku dosen penguji II yang telah memberikan

saran dan kritik.

5. Seluruh Staf Dosen pengajar & Pegawai Program D-IV Bidan Pendidik

(6)

6. Kepala Puskesmas Dewantara yang telah mengizinkan dan membantu penulis

dalam mendapatkan data untuk menyelesaikan KTI.

7. Buat kedua orang tua dan keluarga tersayang yang telah memberikan support

bagi penulis.

8. Sahabat-sahabat saya sesama mahasiswa D IV bidan pendidik yang selalu

memberikan semangat kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan

dan ketidaksempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

sifatnya membangun guna kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata penulis

mengucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2013

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... vi

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi DAFTAR SKEMA ... xii DAFTAR LAMPIRAN ... xiii ABSTRAK ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi ... 6

1. Pengertian ... 6

2. Pembagian Motivasi ... 6

3. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi ... 7

B. Menyusui ... 9

C. ASI Eksklusif ... 10

1. Pengertian ASI Eksklusif ... 10

2. Manfaat ASI Eksklusif ... 12

3. Cara Memberikan ... 14

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep ... 17

(8)

BAB IV METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ... 20

B. Populasi dan Sampel ... 20

C. Tempat Penelitian ... 21

D. Waktu Penelitian ... 21

E. Etika Penelitian ... 21

F. Alat Pengumpulan Data ... 22

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 23

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 24

I. Rencana Analisis Data ... 25

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ... 26

1. Karakteristik responden ... 26

2. Motivasi Intrinsik ... 27

3. Motivasi Ekstrinsik ... 29

B. Pembahasan ... 31

BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan ... 37

2. Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 39

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 18

Tabel 5.1 Karakteristik Ibu Menyusui Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh Utara ... 26

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Motivasi Intrinsik Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh Utara ... 27

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Motivasi Intrinsik Berdasarkan Kebutuhan Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh Utara ... 28

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Motivasi Intrinsik Berdasarkan Harapan Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh Utara ... 28

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Motivasi Intrinsik Berdasarkan Minat Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh Utara ... 29

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Motivasi Ekstrinsik Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh Utara ... 29

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Motivasi Ekstrinsik Berdasarkan Motif Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh Utara ... 29

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Motivasi Ekstrinsik Berdasarkan Ransangan Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh Utara ... 30

(10)

DAFTAR SKEMA

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar PersetujuanMenjadi Responden

Lampiran 2. Petunjuk Pengisian Kuesioner (Informen Consent) Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 5. Surat Balasan Penelitian dari Puskesmas Dewantara Lampiran 6. Surat Validitas

Lampiran 7. Hasil Reliabilitas

Lampiran 8. Hasil Tabulasi Data Hasil Penelitian Lampiran 9. Anggaran Biaya

(12)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS DEWANTARA KABUPATEN ACEH UTARA

ABSTRAK

Nama : Elly

NIM : 125102026

Jurusan : DIV Bidan Pendidik Tahun Akademik : 2013

Latar belakang : Cakupan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia belum memuaskan. Hal ini disebabkan karena masih banyak ibu yang belum termotivasi untuk memberikan ASI eksklusif, dia lebih mempercayai dan memberikan susu formula kepada bayinya. Menurut mereka didalam susu formula banyak mengandung AA dan DHA dan kandungan lain yang lebih cocok dan sangat dibutuhkan oleh bayi dibandingkan ASI.

Tujuan : Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi motivasi ibu menyusui dalam pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh Utara tahun 2013.

Metodelogi : Desain penelitian ini bersifat deskriptif. Populasi ibu-ibu yang telah menyelesaikan pemberian ASI ekslusif pada bulan Desember tahun 2012 sebanyak 69 orang, sampel didapat sebanyak 69 orang dengan tehnik total populasi.

Hasil : Motivasi intrinsik ibu dalam pemberian ASI eksklusif, berada pada kategori cukup sebanyak 46 orang (66,7 %), berdasarkan kebutuhan, berada pada kategori cukup sebanyak 40 orang (58,0 %), berdasarkan harapan berada pada kategori cukup sebanyak 46 orang (66,7 %), berdasarkan minat berada pada kategori cukup sebanyak 32 orang (46,4 %). Motivasi ekstrinsik ibu dalam pemberian ASI eksklusif, berada pada kategori cukup sebanyak 40 orang (58,0 %), berdasarkan motif berada pada kategori cukup sebanyak 38 orang (55,1 %), berdasarkan ransangan, berada pada kategori cukup sebanyak 40 orang (58,0 %), berdasarkan lingkungan berada pada kategori cukup sebanyak 44 orang (63,8 %).

Saran : Hasil penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan khususnya bidan dapat menggali dan meningkatkan motivasi ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif dengan mensosialisasikan segala aspek positif serta manfaat pemberian ASI eksklusif kepada ibu-ibu hamil dan menyusui.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Rencana Strategi Nasional Making Pregnancy Safer (MPS)

disebutkan bahwa dalam kontek Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju

Indonesia Sehat 2010, visi MPS adalah “kehamilan dan persalinan di Indonesia

berlangsung aman, serta bayi yang dilahirkan hidup dan sehat”(Saifuddin, 2006).

Berdasarkan penelitian World Health Oganization (WHO) di enam negara

berkembang, risiko kematian bayi antara usia 9-12 bulan meningkat 40% jika bayi

tersebut tidak disusui. Untuk bayi berusia dibawah 6 bulan, angka meningkat

menjadi 48%. Di Amerika serikat, 400 bayi meninggal/tahun akibat muntah mencret,

300 diantarnya tidak disusui. Kematian akibat penyakit ini meningkat 23,5 kali pada

bayi yang diberikan susu formula (Roesli, 2008).

Menurut United Nations International Childrens Emergency Fund (UNICEF)

sebanyak 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di

dunia setiap tahunnya bisa dicegah melalui pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif

selama enam bulan sejak kelahiran, tanpa harus memberikan makanan atau minuman

tambahan pada bayi (Prasetyono, 2009).

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan data yang

menarik tentang penurunan perilaku pemberian ASI kepada bayi 0-5 bulan di

Indonesia pada tahun 2002 pemberian ASI masih 40% dan pada 2007 turun menjadi

32% (Budiarja, 2011).

(14)

Indonesia saat ini memprihatinkan, persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi

0-6 bulan hanya 15,3 persen. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat dalam

mendorong peningkatan pemberian ASI masih relatif rendah. Setiap tetes ASI juga

mengandung mineral dan enzim untuk pencegahan penyakit dan antibodi yang lebih

efektif dibandingkan dengan kandungan yang terdapat dalam susu formula (Budiarja,

2011).

Menurut sebuah analisis, apabila 90% ibu-ibu memberikan ASI secara

eksklusif, akan ada 900 bayi lagi yang bertahan hidup setiap tahunnya. Kendati

angka tersebut masih estimasi, para ahli sependapat dan mengatakan bahwa

memberikan ASI akan membawa perubahan yang besar (Anna, 2010). ASI

merupakan makanan alamiah yang baik bahkan terbaik bagi bayi, karena komposisi

ASI selalu disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan bayi (Indivira, 2009).

Pemberian ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa

tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, teh, air putih, dan tanpa

tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, dan tim,

kecuali vitamin, mineral, dan obat (Prasetyono, 2009).

Bayi yang diberi ASI akan mendapatkan beberapa manfaat penting, yaitu bayi

mendapatkan nutrisi terbaik, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatan

kecerdasan dan tentu saja sangat berguna dalam meningkatkan jalinan kasih sayang

antara ibu dan bayi (Nuraini, 2009).

Promosi produk-produk makanan tambahan dan formula, bisa mempengaruhi

motivasi ibu tentang pentingnya ASI Eksklusif. Iklan tersebut bisa mengarahkan para

ibu untuk berpikir bahwa ASI yang diberikan kepada bayi belum cukup memenuhi

(15)

melahirkan. Sebelum pemberian ASI eksklusif berakhir secara sempurna, ia harus

kembali berkerja. Inilah yang menjadikan bayi tidak memperoleh ASI eksklusif

(Prasetyono, 2009).

Apabila seorang ibu tidak memiliki motivasi untuk memberikan ASI

eksklusif, maka dia lebih mempercayai dan memberikan susu formula kepada

bayinya. Menurut mereka didalam susu formula banyak mengandung AA dan DHA

dan kandungan lain yang lebih cocok dan sangat dibutuhkan oleh bayi dibandingkan

ASI. Sedangkan, bagi ibu yang memiliki motivasi memberikan ASI eksklusif,

mereka mengerti bahwa ASI memang benar-benar penting bagi pertumbuhan,

perkembangan dan kesehatan bayi (Prasetyono, 2009).

Berdasarkan hasil pelaporan Dinas Kesehatan Provinsi Nanggro Aceh

Darusalam pada tahun 2008 terdapat berjumlah 105.565 bayi, dimana bayi yang

mendapat ASI eksklusif yaitu 10,39 % dari 10.965 bayi dan dari hasil pelaporan

Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara tahun 2010 terdapat bayi usia 0-6 bulan

berjumlah 3.604 bayi, dimana bayi yang mendapatkan ASI eksklusif adalah 48% dari

1.731 bayi.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, diperoleh data bahwa pemberian

ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan sangat penting dan masih ada ibu yang tidak

memberikan ASI Eksklusif pada bayinya, hal ini erat kaitannya dengan motivasi ibu

dalam memberikan ASI Eksklusif pada bayinya, maka yang menjadi perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimanakah gambaran faktor faktor yang

mempengaruhi motivasi ibu menyusui dalam pemberian ASI Eksklusif pada bayi di

(16)

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran faktor faktor yang mempengaruhi motivasi ibu

menyusui dalam pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Wilayah Kerja

Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh Utara tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran faktor faktor yang mempengaruhi motivasi

intrinsik ibu menyusui dalam pemberian ASI Eksklusif

b. Untuk mengetahui gambaran faktor faktor yang mempengaruhi motivasi

intrinsik ibu menyusui berdasarkan faktor kebutuhan dalam pemberian ASI

Eksklusif

c. Untuk mengetahui gambaran faktor faktor yang mempengaruhi motivasi

intrinsik ibu menyusui berdasarkan faktor minat dalam pemberian ASI

Eksklusif

d. Untuk mengetahui gambaran faktor faktor yang mempengaruhi motivasi

intrinsik ibu menyusui berdasarkan faktor harapan dalam pemberian ASI

Eksklusif

e. Untuk mengetahui gambaran faktor faktor yang mempengaruhi motivasi

ekstrinsik ibu menyusui dalam pemberian ASI Eksklusif

f. Untuk mengetahui gambaran faktor faktor yang mempengaruhi motivasi

ekstrinsik ibu menyusui berdasarkan faktor motif dalam pemberian ASI

Eksklusif

g. Untuk mengetahui gambaran faktor faktor yang mempengaruhi motivasi

(17)

h. Untuk mengetahui gambaran faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik

ibu menyusui berdasarkan faktor lingkungan dalam pemberian ASI Eksklusif

D. Manfaat Penelitian

1. Pelayanan Kebidanan

Dapat menjadi masukan bagi masyarakat dan ibu-ibu yang mempunyai bayi

untuk melaksanakan dan meningkatkan program pemberian ASI Eksklusif

selama 6 bulan, sehingga dapat meningkatkan pelayanan kebidanan.

2. Perkembangan Ilmu Kebidanan Khususnya Asuhan Kebidanan

Dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman bagi penulis dalam

melakukan penelitian sebagai aplikasi dari ilmu yang telah ditetapkan dan

(18)

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Motivasi

1. Pengertian

Motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang

terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu untuk mencapai tujuan. Perilaku

atau tindakan yang ditunjukkan seseorang dalam mencapai tujuan tertentu sangat

tergantng dari motif yang dimiliki (Taufik, 2007).

Motif adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang yang menyebabkan

orang tersebut melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan

(Notoatmodjo, 2003).

Menurut Natoatmodjo (2005) menyatakan bahwa motivasi berasal dari bahasa

latin yang berarti to move, secara umum pada adanya kekuatan dorongan yang

menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu, dalam

mempelajari motivasi kita akan berhubungan dengan hasrat, keinginan,

dorongan dan tujuan.

2. Pembagian Motif

Menurut Notoatmodjo (2003) pembagian motif terbagi atas :

a. Berdasarkan atas terbentunya, motif tersebut mencakup :

1) Motif pembawaan, yaitu yang dibawa sejak lahir tanpa dipelajari,

misalnya dorongan untuk makan, minum, istirahat dan sebagainya

2) Motif dipelajari, yaitu yang timbul karena dipelajari, seperti dorongan

(19)

b. Pembagian motif menurut penyebabnya, motif tersebut mencakup :

1) Motif intrinsik, yaitu motif yang berfungsi tanpa rangsangan dari luar

tetapi sudah dengan sendirinya terdorong untuk berbuat sesuatu.

2) Motif ekstrinsik, yaitu motif yang berfungsi karena adanya rangsangan

dari luar.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi

Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu :

a. Motif instrinsik, yaitu motif yang berfungsi tanpa rangsangan dari luar tetapi

sudah dengan sendirinya terdorong untuk berbuat sesuatu.

1) Kebutuhan (need)

Manusia adalah makhluk sosial yang mempunyai keinginan dan

menimbulkan kebutuhan yang harus dipenuhi. Keinginan atau kebutuhan

ini bersifat terus menerus dan selalu meningkat.

Kebutuhan manusia tersebut berjenjang atau bertingkat-tingkat.

Tingkatan tersebut menunjukkan urutan kebutuhan yang harus dipenuhi

dalam suatu waktu tertentu.

Motif yang lebih tinggi atau yang bersifat psikologi tidak akan dapat

mempengaruhi atau mendorong tindakan seseorang, sebelum kebutuhan

dasar terpenuhi.

2) Minat

Minat merupakan rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada satu hal

atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat dapat dimanifestasikan

melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Minat pada dasarnya adalah

(20)

didalam diri. Semakin kuat dan dekat dengan hubungan tersebut maka

semakin besar minat.

3) Harapan

Harapan timbul karena seseorang dimotivasi untuk mencapai tujuan

atau keinginan tertentu. Harapan seseorang seharusnya harapan-harapan

yang realistis dan dapat dicapai. Jadi, seseorang dimotivasi oleh adanya

harapan dan pencapaian kepada keberhasilan.

Dalam suatu siklus, apabila keberhasilan dan harga diri meningkat,

maka menggerakkan seseorang kearah pencapaian tujuan. Jika seseorang

cukup nyaman dengan pencapaian yang sudah direncanakan, maka

motivasi akan meningkat.

b. Motif ekstrinsik, yaitu motif yang berfungsi karena adanya rangsangan dari

luar.

1) Motif (motive) atau dorongan

Dalam diri manusia ada dua motif, yaitu motif primer (motif yang

tidak dipelajari) dan motif sekunder (motif yang dipelajari). Motif primer

secara alamiah timbul pada setiap manusia secara biolagis. Motif ini

mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya. Misalnya,

kebutuhan akan makan, minum, seks dan sebagainya. Sedangakan motif

sekunder timbul dari pengalaman dan interaksi dengan orang lain,

sehingga disebut dengan motif sosial.

2) Ransangan (incentive)

Agar seseorang bersedia untuk melakukan sesuatu seperti yang

(21)

ransangan dibagi menjadi dua, yaitu ransangan positif (memberikan satu

imbalan) dan ransangan negatif (memberikan hukuman).

Rangsangan positif adalah memberikan suatu imbalan yang dapat

menyenangkan bagi seseorang yang memiliki suatu prestasi. Ransangan

ini terdiri dari beberapa macam, diantaranya adalah hadiah, pengakuan

atau melibatkan orang tersebut pada kegiatan yang bergengsi. Sedangkan

ransangan negatif yaitu imbalan yang tidak menyenangkan berupa

hukuman bagi orang yang tidak melakukan atau berbuat seperti apa yang

diinginkan.

3) Lingkungan

Individu dan lingkungan terjalin proses interaksi atau saling

mempengaruhi satu sama lain. Lingkungan dapat memberikan pengaruh

dan menimbulkan perubahan pada tingkah laku individu. Hal ini berarti

lingkungan dapat memberikan pengaruh yang bersifat mendidik, baik itu

pengaruh perubahan tingkah laku yang baik maupun tidak baik. Misalnya

media cetak atau elektronik dan tenaga kesehatan sangat berpengaruh

terhadap motivasi ibu menyusui untuk memberikan ASI eksklusif pada

bayinya.

B. Menyusui

Menyusui merupakan aspek yang sangat penting untuk kelangsungan hidup

bayi guna mencapai tumbuh kembang bayi/anak yang optimal sekaligus

mempertahankan kesehatan ibu setelah bersalin (Depkes RI, 2002).

Menyusui merupakan aktivitas keluarga. Menyusui merupakan hadiah yang

(22)

jam pertama menyelamatkan satu juta jiwa bayi merupakan suatu pernyataan

berdasarkan bukti ilmiah yang mengandung pesan moral sangat besar untuk

semua orang demi kelangsungan hidup dan kesehatan bayi (Roesli, 2008).

Menurut Presetyono (2009), aktivitas menyusui dapat membentuk ikatan

batin yang kuat antara ibu dan bayi, menghadirkan perasaan aman dan tenang,

merangsang produksi ASI, serta memperlancar ASI sehingga bayi lebih bisa

terpuaskan. Saat menyusui terjalinlah ikatan psikologi antara ibu dan bayi, yang

tidak diperoleh dari pemberian susu formula.

Menyusui bukan hanya memberi makan, tetapi juga mendidik. Proses

menyusui merupakan interaksi antara ibu dan bayinya. Dengan menyusui, ibu

akan merangsang indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, bahkan

sensasi raba. Saat menyusui, ibu dianjurkan untuk berbicara kepada bayi dan

lebih baik lagi jika ibu menyanyi. Melodi akan merangsang otak kanan dan kata -

kata merangsang otak kiri (Roesli, 2008).

C. ASI Eksklusif

1. Pengertian

ASI merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, yang bersifat

alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses

perkembangan bayi (Prasetyono, 2009).

ASI merupakan makanan bayi yang terbaik, terutama pada bayi yang berumur

kurang dari enam bulan. ASI mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan untuk

memenuhi seluruh gizi bayi pada enam bulan pertama kehidupannya (Nuraini,

(23)

ASI merupakan makanan bernutrisi dan berenergi tinggi yang mudah dicerna.

ASI memiliki kandungan yang dapat membantu penyerapan nutrisi. ASI sangat

baik bagi perkembangan dan pertumbuhan bayi karena merupakan makanan

utama bayi. (Anna, 2010).

ASI eksklusif adalah menyusui bayi tanpa tambahan asupan apapun selain

ASI. ASI sudah mengandung berbagai asupan makanan yang sangat dibutuhkan

tubuh bayi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan lainnya, sehingga bayi

sebenarnya tak membutuhkan zat apapun lainnya di luar ASI (Anna, 2010).

Pada tahun 2001, WHO menyatakan bahwa ASI eksklusif adalah pemberian

ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai

enam bulan. Bahkan, air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini. ASI

eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Pemberian

ASI eksklusif dapat menghindarkan bayi dari beberapa penyakit berbahaya seperti

infeksi, diare, radang otak, radang paru-paru, diabetes dan kanker. Begitu juga

dengan kesehatan ibu, dengan memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi akan

mempercepat pengembalian uterus seperti sebelum melahirkan (involusi uterus)

dan banyak lagi (Purwanti, 2004).

Menurut Roesli, ASI Eksklusif atau lebih tepat dikatakan sebagai “pemberian

ASI secara eksklusif” saja tanpa tambahan cairan lain seperi susu formula jeruk,

madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang,

pepaya, bubur susu, biskuit, dan tim (Suherni, 2010).

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan,

diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan yang lain, walaupun hanya air

(24)

ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan

cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, teh, air putih dan tanpa tambahan

makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, dan tim, kecuali

vitamin, mineral, dan obat (Prasetyono, 2009).

2. Manfaat ASI Eksklusif

Ibu yang menginginkan manfaat optimal dari pemberian ASI, harus

memahami syarat-syaratnya yaitu, Pemberian ASI harus dilakukan dengan baik

sehingga terjadi keberhasilan menyusui. Pemberian ASI yang baik adalah yang

sesuai dengan kebutuhan bayi (on demand ) dan pemberian ASI harus dilakukan

secara eksklusif yaitu sampai enam bulan (Nuraini, 2009)

Menurut Prasetyono 2009, beberapa manfaat ASI bagi bayi adalah sebagai

berikut :

a. ASI memang terbaik untuk bayi manusia, sebagaimana susu sapi yang

terbaik untuk sapi.

b. ASI merupakan komposisi makanan ideal untuk bayi.

c. Para dokter menyepakati bahwa pemberian ASI dapat mengurangi resiko

infeksi lambung dan usus, sembelit serta alergi.

d. Bayi yang diberi ASI lebih mampu menghadapi efek penyakit kuning.

Jumlah bilirubin dalam darah bayi banyak berkurang seiring diberikannya

kolostrum yang dapat mengurangi penyakit kuning.

e. ASI selalu siap sedia ketika bayi menginginkannya. ASI pun selalu dalam

keadaan steril dan suhunya juga cocok.

f. Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian ASI semakin

(25)

g. Apabila bayi sakit, ASI adalah makanan yang terbaik untuk diberikan

kepadanya, karena ASI sangat mudah dicerna.

h. Bayi yang lahir prematur lebih cepat tumbuh jika diberi ASI. Komposisi

ASI akan teradaptasi sesuai kebutuhan bayi.

i. Intelligence Quotient (IQ) pada bayi yang memperoleh ASI lebih tinggi 7-9

poin dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI.

Selain bagi bayi, ASI juga bermanfaat bagi ibu yang menyusui bayinya.

Berbagai manfaat tersebut adalah sbb :

a. Isapan bayi dapat membuat rahim menciut, mempercepat terjadinya

involusio uteri dan mengurangi resiko pendarahan.

b. Lemak disekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa kehamilan

berpindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali.

c. Risiko terkena kanker payudara dan rahim pada ibu menyusui lebih rendah

dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui.

d. Menyusui bayi lebih menghemat waktu karena ibu tidak perlu menyiapkan

dan mensterilkan botol susu, dot, dan sebagainya.

e. ASI lebih praktis lantaran ibu bisa berjalan jalan ke luar rumah tanpa harus

membawa banyak perlengkapan.

f. ASI lebih murah karena tidak perlu membeli susu formula dan

perlengkapannya.

g. ASI tidak akan basi, karena senantiasa diproduksi oleh pabriknya di wilayah

payudara.

Menurut Roesli 2008, manfaat yang dirasakan ibu yang menyusui bayi

(26)

a. Mengurangi risiko kanker payudara (ca mamma), kanker indung telur (ca

ovarium), dan kanker rahim (ca endometrium).

b. Mengurangi keropos tulang (osteoporosis).

c. Metode KB paling aman.

d. Mengurangi risiko diabetes maternal, lebih lama menyusui, risiko terjadinya

diabetes lebih rendah.

e. Mengurangi stres dan gelisah.

Menurut Prasetyono 2009, ternyata ASI juga bermanfaat bagi keluarga. Adapun

manfaat bagi keluarga adalah sebagai berikut :

a. Jika bayi sehat, berarti keluarga mengeluarkan sedikit biaya guna perawatan

kesehatan.

b. Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula, botol

susu, serta gas untuk merebus air, dan peralatan susu lainnya.

c. Jika bayi sehat berarti menghemat waktu keluarga.

d. Menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu siap tersedia.

e. Keluarga tidak perlu repot membawa botol, susu formula, air panas dan

sebagainya ketika bepergian.

3. Cara Memberikan ASI Eksklusif

Menurut Suherni 2010, bila ibu dan bayi sehat, ASI harus secepatnya

diberikan. ASI yang diproduksi pada 1-5 hari pertama dinamakan kolostrum, yaitu

cairan kental yang berwarna kekuningan.

Pemberian ASI tidak dibatasi dan dapat diberikan setiap saat. Untuk

memudahkan pemberian ASI, sebaiknya dilakukan rawat gabung (rooming-in)

(27)

Sebagai pedoman, hari pertama dan kedua, lama pemberian ASI ialah 5-10

menit pada tiap payudara. Pada hari ketiga dan seterusnya lama pemberian ASI

adalah 15-20 menit. Produksi ASI dirangsang oleh isapan bayi dan keadaan ibu

yang tenang.

Menurut Sudarti 2010, cara pemberian ASI Eksklusif, yaitu :

a. Anjurkan ibu untuk menyusui tanpa jadwal siang dan malam (paling kurang 8

kali dala 24 jam) setiap kali bayi menginginkan.

b. Bila bayi melepaskan isapannya dari satu payudara, berikan payudara yang

lain.

c. Nasehati agar ibu tidak memaksakan bayi untuk menyusu bila bayi tidak mau,

tidak melepaskan isapan bayi sebelum bayi selesai menyusu dan tidak

memberikan minuman lain selain ASI, atau menggunakan dot atau kompeng.

d. Anjurkan ibu hanya memberikan ASI untuk 6 bulan pertama.

e. Posisi dan perlekatan menyusui yang benar.

f. Susuilah bayi apabila sudah siap menyusu. Tanda bayi telah siap menyusu

antara lain mulut terbuka lebar, gerakan mencari puting (rooting reflek),

melihat-lihat sekeliling dan bergerak.

g. Tunjukkan kepada ibu cara memegang bayi sewaktu menyusui

1) Topang seluruh tubuh bayi, jangan hanya kepala dan leher.

2) Kepala dan tubuh bayi lurus sehingga menghadap payudara ibu dan

hidung bayi dekat puting susu ibu.

h. Tunjukkan kepada ibu cara meletakkan bayi

1) Menyentuhkan puting pada bibir bayi.

(28)

3) Mulut bayi digerakkan ke arah puting ibu sehingga bibir bawah bayi

terletak jauh di belakang puting pada areola.

i. Nilai perlekatan bayi pada ibu dan reflek menghisap bayi. Bantu bila ibu

membutuhkan terutama ibu muda atau primipara

1) Dagu bayi menyentuh payudara ibu.

2) Mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi melipat keluar.

3) Daerah areola di atas mulut bayi nampak lebih banyak dari pada dibawah

mulut bayi dan bayi menghisap dengan pelan kadang-kadang berhenti.

(29)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Variabel Penelitian

Kerangka konsep pada penelitian ini menggunakan teori Machfoedz (2010),

yaitu sebagai berikut :

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Instrinsik

- kebutuhan - minat -harapan

Ekstrinsik

- motif - ransangan - lingkungan

Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi

(30)
(31)
(32)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan

dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan

secara objektif dan digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang

sedang dihadapi pada situasi sekarang (Notoatmodjo, 2005).

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

motivasi ibu menyusui tentang pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Wilayah Kerja

Puskesmas DewantaraKabupaten Aceh Utara Tahun 2013.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang telah menyelesaikan pemberian

ASI ekslusif pada bulan Desember tahun 2012 di Wilayah Kerja Puskesmas

Dewantara Kabupaten Aceh Utara yang berjumlah 69 orang.

2. Sampel

Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total populasi (semua

populasi) dijadikan sampel yaitu ibu-ibu yang telah menyelesaikan pemberian

ASI ekslusif pada bulan Desember tahun 2012 di Wilayah Kerja Puskesmas

Dewantara Kabupaten Aceh Utara dijadikan sampel. Jadi, sampelnya sebanyak 69

(33)

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Kabupaten

Aceh Utara, karena salah satu alasannya yaitu, di Wilayah Kerja Puskesmas

Dewantara tersebut mempunyai jumlah ibu menyusui yang cukup untuk dijadikan

sampel, dengan kriteria sampel yaitu ibu-ibu yang telah menyelesaikan pemberian

ASI ekslusif pada bulan Desember tahun 2012

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2013 sampai bulan Mei 2013.

E. Etika Penelitian

Peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu serta menjelaskan maksud dan

tujuan penelitian kepada responden. Jika calon responden bersedia maka responden

terlebih dahulu menandatangani lembar persetujuan (informed consent) yang telah

dipersiapkan terlebih dahulu oleh peneliti. Bila responden tidak bersedia

menandatangani lembar persetujuan, maka responden dapat memberikan persetujuan

secara lisan (verbal). Jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden

berhak untuk menolak dan mengundurkan diri selama proses pengumpulan data

langsung.

Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara peneliti tidak

akan mencantumkan nama responden pada instrumen penelitian tetapi hanya

menuliskan nomor kode yang digunakan untuk menjaga kerahasiaan semua

informasi yang diberikan. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya

(34)

F. Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner. Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi motivasi ibu menyusui tentang

pemberian ASI Eksklusif pada bayi pada di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara

kabupaten Aceh Utara tahun 2013, penulis membuat 54 pertanyaan dengan uraian

sebagai berikut :

1. Variabel motivasi intrinsik tentang :

- Kebutuhan terdiri dari 9 pertanyaan yaitu pertanyaan No. 1 s/d No.9

- Minat terdiri dari 9 pertanyaan yaitu pertanyaan No. 10 s/d No.18

- Harapan terdiri dari 9 pertanyaan yaitu pertanyaan No.19 s/d No.27

2. Variabel motivasi ekstrinsik tentang :

- Motif terdiri dari 9 pertanyaan yaitu pertanyaan No. 28 s/d No.36

- Ransangan terdiri dari 9 pertanyaan yaitu pertanyaan No. 37 s/d No.45

- Lingkungan terdiri dari 9 pertanyaan yaitu pertanyaan No. 46 s/d No.54

Untuk setiap pertanyaan mempunyai kriteria penilaian dengan ketentuan menurut

Machfoedz (2010) sebagai berikut :

1. Untuk setiap jawaban ya bernilai : 1

2. Untuk setiap jawaban tidak bernilai : 0

Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan Rumus (Sudjana, 2002) :

Panjang kelas = Rentang Banyak kelas

Rentang adalah selisih nilai tertinggi dan terendah. Nilai tertinggi motivasi adalah

27 dan nilai terendah 0. Maka rentang untuk motivasi adalah 27, dengan banyak

kelas tiga kategori yaitu baik, cukup dan kurang. Maka didapat panjang kelas adalah

(35)

Maka motivasi ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif pada bayi dapat

dikategorikan :

0 – 9 = kategori rendah

10 – 18 = kategori sedang

19 – 27 = kategori tinggi

Untuk nilai dari subvariabel motivasi. Nilai tertinggi adalah 9 dan nilai terendah

0. Maka rentang untuk motivasi adalah 9, dengan banyak kelas tiga kategori yaitu

baik, cukup dan kurang. Maka didapat panjang kelas adalah 3 dengan nilai terendah

0 sebagai batas bawah kelas interval pertama.

Maka subvariabel motivasi ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif pada

bayi dapat dikategorikan :

0 – 3 = kategori rendah

4 – 6 = kategori sedang

7 – 9 = kategori tinggi

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan suatu instrument.

Suatu instrumen yang valid adalah instrumen yang mempunyai validitas yang tinggi

(Arikunto, 2006). Uji validitas dilakukan pada tanggal 27 Februari 2013, oleh dosen

yang ahli dibidang berupa uji content validitas, pada penelitian ini yang menguji

content validitas yaitu Nurasnah Sitohang S.Kep, Ns, M.Kep.

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan analisa Cronbach’s Alpha.

Suatu instrumen dapat dikatakan reliable bila nilai alpha lebih besar dari r kritis

(Machfoedz, 2010). Uji reliabilitas dilakukan di salah satu desa di kabupaten Aceh

(36)

kepada 20 responden sesuai kriteria penelitian yang sudah ditentukan, yaitu ibu-ibu

menyusui. Pada penelitian ini diperoleh hasil uji reliabilitas yaitu nilai Cronbach

Alpha untuk variabel motivasi 0,980 dimana r tabel 0,443. Karena nilai Alpha >0,7

maka dinyatakan bahwa seluruh instrumen atau pertanyaan yang digunakan dalam

penelitian ini realibel.

H. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti terlebih mengajukan permohonan

izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan fakultas ilmu keperawatan

Universitas Sumatera Utara, setelah itu surat izin yang diperoleh, diajukan kepada

Kepala Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh Utara.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan kuesioner dan

sebelum membagikan kuesioner, terlebih dahulu peneliti menanyakan apakah

responden mempunyai keinginan untuk melanjutkan pendidikan kemudian responden

diberi kesempatan membaca surat persetujuan menjadi responden.

Sebelum mengisi kuesioner, responden terlebih dahulu diberi penjelasan dan

menandatangani informed concent sebagai tanda persetujuan menjadi responden

penelitian. Setelah diisi sendiri oleh responden, kuesioner dikumpulkan oleh peneliti

dan diperiksa kelengkapannya. Pada penelitian ini, peneliti banyak mendapatkan

bantuan dari bidan desa yang ikut serta dalam proses pengumpulan data. Setelah

semua responden mengisi kuesioner yang diberikan, maka peneliti mengumpulkan

(37)

I. Analisa Data

a. Editing, yaitu data yang telah terkumpul dengan kuesioner, diperiksa

kebenarannya serta mengoreksi kesalahan dalam pengisisan dan pengumpulan

data.

b. Coding, yaitu memberikan tanda atau kode atas jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner.

c. Entri yaitu Upaya Memasukan data yang diperoleh kedalam master tabel atau

database komputer

(38)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

1. Karakteristik Responden

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil sebagian besar responden

berumur 20-35 tahun sebanyak 55 orang (79,7%), berpendidikan SMP sebanyak 29

orang (53,6%), pekerjaan sebagai IRT sebanyak 26 orang (37,7%), dan dengan

multiparitas sebanyak 35 orang (50,7%). Data dapat dilihat pada tabel 5.1 sebagai

berikut :

Tabel 5.1

Karakteristik Ibu Menyusui dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah

Kerja Puskesmas Dewantara Tahun 2013 (n=69)

(39)

2. Motivasi Intrinsik

Menurut hasil penelitian yang dilakukan, berdasarkan motivasi intrinsik ibu

dalam pemberian ASI eksklusif, diperoleh bahwa mayoritas responden berada pada

kategori cukup sebanyak 46 orang (66,7 %), dan minoritas responden pada kategori

kurang sebanyak 1 orang (1,4%). Gambaran ini dapat dilihat pada tabel 5.2 sebagai

berikut :

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Motivasi Intrinsik dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara

Tahun 2013

No. Motivasi Intrinsik Frekuensi Persentase (%)

1. Baik 22 31,9 2. Cukup 46 66,7 3. Kurang 1 1,4 Total 69 100,0

a. Kebutuhan

Menurut hasil penelitian yang dilakukan, berdasarkan kebutuhan dalam

pemberian ASI eksklusif diperoleh hasil bahwa mayoritas responden berada pada

kategori cukup sebanyak 40 orang (58,0 %), dan minoritas responden pada kategori

kurang sebanyak 5 orang (7,2%). Gambaran ini dapat dilihat pada tabel 5.3 sebagai

(40)

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebutuhan dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara

Tahun 2013

No. Kebutuhan Frekuensi Persentase (%)

1. Baik 24 34,8 2. Cukup 40 58,0 3. Kurang 5 7,2

Total 69 100,0

b. Harapan

Menurut hasil penelitian yang dilakukan, berdasarkan harapan dalam

pemberian ASI eksklusif diperoleh hasil bahwa mayoritas responden

berada pada kategori cukup sebanyak 46 orang (66,7 %), dan minoritas

responden pada kategori kurang sebanyak 4 orang (5,8%). Gambaran ini

dapat dilihat pada tabel 5.4 sebagai berikut :

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Harapan dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara

Tahun 2013

No. Harapan Frekuensi Persentase (%)

1. Baik 19 27,5 2. Cukup 46 66,7 3. Kurang 4 5,8

Total 69 100,0

c. Minat

Menurut hasil penelitian yang dilakukan, berdasarkan minat dalam

pemberian ASI eksklusif diperoleh hasil bahwa mayoritas responden

(41)

responden pada kategori kurang sebanyak 13 orang (18,8 %). Gambaran

ini dapat dilihat pada tabel 5.5 sebagai berikut :

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Minat dalam Pemberian ASI Eksklusif

di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Tahun 2013

Menurut hasil penelitian yang dilakukan, berdasarkan motivasi ekstrinsik

ibu dalam pemberian ASI eksklusif, diperoleh bahwa mayoritas responden

berada pada kategori cukup sebanyak 40 orang (58,0%), dan minoritas

responden pada kategori kurang sebanyak 2 orang (2,9%). Gambaran ini

dapat dilihat pada tabel 5.6 sebagai berikut :

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Motivasi Ekstrinsik dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara

Tahun 2013

Menurut hasil penelitian yang dilakukan, berdasarkan motif dalam

(42)

berada pada kategori cukup sebanyak 38 orang (55,1 %), dan minoritas

responden pada kategori kurang sebanyak 4 orang (5,8%). Gambaran ini

dapat dilihat pada tabel 5.7 sebagai berikut :

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Motif dalam Pemberian ASI Eksklusif

di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Tahun 2013

Menurut hasil penelitian yang dilakukan, berdasarkan ransangan

dalam pemberian ASI eksklusif diperoleh hasil bahwa mayoritas

responden berada pada kategori cukup sebanyak 40 orang (58,0 %), dan

minoritas responden pada kategori kurang sebanyak 5 orang (7,2%).

Gambaran ini dapat dilihat pada tabel 5.8 sebagai berikut :

Tabel 5.8

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Rangsangan dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara

(43)

responden berada pada kategori cukup sebanyak 44 orang (63,8 %), dan

minoritas responden pada kategori kurang sebanyak 8 orang (11,6%).

Gambaran ini dapat dilihat pada tabel 5.9 sebagai berikut :

Tabel 5.9

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lingkungan dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara

Tahun 2013

No. Lingkungan Frekuensi Persentase (%)

1. Baik 7 24,6 2. Cukup 44 63,8 3. Kurang 8 11,6 Total 69 100,0

B. Pembahasan

1. Motivasi intrinsik

Menurut Hurlock (2000), bahwa motivasi intrinsik menunjuk pada

proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong yang timbul dalam diri

individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau

akhir daripada gerakan atau perbuatan sehingga mendapatkan tujuan yang

dikehendaki dan dapat selaras dengan waktu yang ada, selajan dengan

pendapat Sabur (2003), yang mengatakan bahwa motivasi intrinsik adalah

semua faktor internal yang mengarah pada berbagai jenis perilaku yang

bertujuan, semua pengaruh internal seperti Kebutuhan (needs) yang berasal

dari fungsi- fungsi organisme, dorongan, dan keinginan, aspirasi, dan selera

sosial yang bersumber dari fungsi- fungsi tersebut Berdasarkan hasil

penelitian yang telah dilakukan, untuk motivasi intrinsik ibu dalam

pemberian ASI eksklusif diperoleh bahwa mayoritas responden berada pada

(44)

pendidikan responden yang mayoritas hanya sampai tingkat SMP sebanyak

29 orang (53,6%), Faktor umur dan pendidikan ibu berpengaruh pada

pengambilan keputusan dalam pemeliharaan kesehatan (Notoatmodjo,

2003), menurut Depkes RI (2002), bahwa pendidikan yang dijalani

seseorang memiliki pengaruh pada peningkatan kemampuan berpikir,

dengan kata lain seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan dapat

mengambil keputusan yang lebih baik, rasional, umumnya terbuka untuk

menerima perubahan dibandingan dengan individu yang berpendidikan lebih

rendah. Tingkat pengetahuan ibu yang rendah berakibat pada motivasi ibu

dalam menghadapi masalah, terutama dalam pemberian ASI eksklusif.

Sesungguhnya motivasi itu sendiri bukan merupakan sesuatu kekuatan yang

netral, atau kekuatan yang kebal tehadap pengaruh faktor-faktor lain (Sabur, 2003),

sejalan dengan pendapat Taufik (2007), yang mengatakan bahwa motivasi intrinsik

dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kebutuhan, harapan dan minat.

Menurut Roesli (2008) motivasi ibu memberikan ASI ekskusif karena ASI

dapat memenuhi kebutuhan bayi akan energi dan gizi selama 6 bulan pertama

kehidupannya, sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. Menurut

Suarli (2009), yang mengatakan bahwa kebutuhan memotivasi manusia untuk

menjadikan dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh dan mendorong serta

mengarahkan seseorang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan

kebutuhan dalam pemberian ASI eksklusif, mayoritas responden berada pada

kategori cukup sebanyak 40 orang (58,0 %). Hal ini berkaitan dengan paritas

responden yang mayoritas multipara sebanyak 35 orang (50,7%). Menurut Arini

(2012), menyatakan bahwa paritas dalam menyusui adalah berhubungan dengan

(45)

memenuhi kebutuhan bayinya berpengaruh terhadap keputusan ibu untuk menyusui

bayinya atau tidak.

Menurut Suarli (2009), harapan terutama harapan akan masa depan yang

merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan

perasaan subjektif seseorang. Ditinjau berdasarkan harapan dalam pemberian ASI

eksklusif, mayoritas responden berada pada kategori cukup sebanyak 46 orang

(66,7 %), menurut Prasetyono (2009) harapan ibu memberikan ASI eksklusif agar

bayinya tumbuh menjadi anak yang pintar. Sejalan dengan pendapat Taufik, (2007),

yang mengatakan bahwa harapan timbul karena seseorang dimotivasi untuk

mencapai tujuan atau keinginan tertentu. Harapan seseorang seharusnya

harapan-harapan yang realistis dan dapat dicapai. Jadi, seseorang dimotivasi oleh adanya

harapan dan pencapaian kepada keberhasilan.

Ditinjau berdasarkan minat dalam pemberian ASI eksklusif, mayoritas

responden berada pada kategori cukup sebanyak 32 orang (46,4 %). Menurut

Depkes RI (2007) bahwa pentingnya minat pada diri manusia karena minat sebagai

sumber motivasi yang kuat, minat menjadi faktor pendorong untuk melakukan

sesuat. Menurut Hasibuan (2006) bahwa minat akan memperkuat motivasi

seseorang, sebagai suatu tenaga psikis yang akan mendorong individu untuk

melakukan suatu kegiatan dalam mencapai suatu tujuan dan semakin sering minat

diekspresikan dalam kegiatan maka semakin kuat keinginan untuk mencapai objek

tersebut dalam hal ini minat dalam pemberian ASI eksklusif pada bayi.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori motivasi yang dikemukakan oleh

Abraham Maslow pada tingkatan ketiga hirarki kebutuhan Maslow yaitu motivasi

yang cukup akan memenuhi kebutuhan maslow pada tingkatan kebutuhan akan

Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berinteraksi dengan orang lain,

(46)

minat serta memotivasi diri, dalam hal ini mendorong minat dan motivasi ibu

menyusui dalam pemberian ASI eksklusif serta untuk terus melakukan sesuatu yang

akhirnya dapat memenuhi kebutuhan pada tingkatan kebutuhan Maslow kelima

yaitu kebutuhan aktualisasi diri.

2. Motivasi Ekstrinsik

Menurut Notoatmojo (2005), motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang

berfungsi karena adanya rangsangan dari luar atau sebagai interaksi antara

perilaku dan lingkungan sehingga dapat meningkatkan, menurunkan atau

mempertahankan perilaku. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,

untuk motivasi ekstrinsik dalam pemberian ASI eksklusif, diperoleh bahwa

mayoritas responden berada pada kategori cukup sebanyak 46 orang

(66,7%). Hal ini berkaitan dengan pendidikan responden yang mayoritas

hanya sampai tingkat SMP sebanyak 29 orang (53,6%), Faktor umur dan

pendidikan ibu berpengaruh pada pengambilan keputusan dalam

pemeliharaan kesehatan (Notoatmodjo, 2003), menurut Depkes RI (2002),

bahwa pendidikan yang dijalani seseorang memiliki pengaruh pada

peningkatan kemampuan berpikir, dengan kata lain seseorang yang

berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih baik,

rasional, umumnya terbuka untuk menerima perubahan dibandingan dengan

individu yang berpendidikan lebih rendah. Tingkat pengetahuan ibu yang

rendah berakibat pada motivasi ibu dalam menghadapi masalah, terutama

dalam pemberian ASI eksklusif.

Menurut Suarli (2009) bahwa motivasi ekstrinsik dipengaruhi situasi

(47)

dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya. Menurut

Taufik (2007), yang mengatakan bahwa motivasi intrinsik dipengaruhi oleh

beberapa faktor, seperti motif, ransangan dan lingkungan. Menurut hasil

penelitian yang didapat menunjukkan bahwa berdasarkan motif dalam

pemberian ASI eksklusif diperoleh hasil bahwa mayoritas responden berada

pada kategori cukup sebanyak 38 orang (55,1%). Hal ini berkaitan dengan

paritas responden yang mayoritas multipara sebanyak 35 orang (50,7%).

Menurut Arini (2012), Dalam pemberian ASI Eksklusif ibu yang sudah

menyusui anak sebelumnya sudah berpengalaman dibandingkan dengan ibu

yang pertama kali menyusui. Semakin banyak jumlah anak dalam satu

keluarga maka semakin besar pula upaya dan perhatian orang tua untuk

mengasuh dan akan meningkatkan motivasi dalam pemberian ASI eksklusif.

Agar seseorang bersedia untuk melakukan sesuatu seperti yang

diharapkan, terkadang perlu diberikan ransangan. Dalam motivasi ransangan

dibagi menjadi dua, yaitu ransangan positif (memberikan satu imbalan) dan

ransangan negatif (memberikan hukuman). Rangsangan positif adalah

memberikan suatu imbalan yang dapat menyenangkan bagi seseorang yang

memiliki suatu prestasi. Ransangan ini terdiri dari beberapa macam,

diantaranya adalah hadiah, pengakuan. Sedangkan ransangan negatif yaitu

imbalan yang tidak menyenangkan berupa hukuman bagi orang yang tidak

melakukan atau berbuat seperti apa yang diinginkan. Ditinjau berdasarkan

ransangan dalam pemberian ASI eksklusif diperoleh hasil bahwa mayoritas

responden berada pada kategori cukup sebanyak 40 orang (58,0%), dan

ditinjau berdasarkan lingkungan dalam pemberian ASI eksklusif diperoleh

(48)

orang (63,8%). Hal ini berkaitan dengan pendidikan responden yang

mayoritas hanya sampai tingkat SMP sebanyak 29 orang (53,6%). Proses

pendidikan di lingkungan keluarga dapat mempengaruhi motivasi ibu untuk

memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Menurut Suarli (2009), yang

mengatakan bahwa motivasi dipengaruhi sistem penghargaan dan situasi

lingkungan. Sistem penghargaan yang diterima atau imbalan yang berupa

karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan yang dapat

mendorong individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan dan Situasi

lingkungan pada umumnya yaitu setiap individu terdorong untuk

berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara

efektif dengan lingkungannya.

Teori motivasi Herzberg mengemukakan bahwa faktor yang mendorong

seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari

ketidakpuasan berupa faktor ekstrinsik yaitu hubungan antar manusia, imbalan,

kondisi lingkungan, dan sebagainya serta faktor motivator (faktor intrinsik) berupa

pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dan sebagainya (faktor intrinsik) sehingga

dengan adanya faktor-faktor tersebut membangkitkan motivasi atau keinginan

seseorang dalam mencapai suatu tujuan dalam hal ini meningkatkan motivasi ibu

(49)

BAB VI

PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas

Dewantara dapat disimpulkan bahwa :

a. Responden yang berjumlah 69 orang terdiri dari ibu-ibu berumur 20-35 tahun

sebanyak 55 orang (79,7%), berpendidikan SMP sebanyak 29 orang (53,6%),

pekerjaan sebagai IRT sebanyak 26 orang (37,7%), dan dengan multiparitas

sebanyak 35 orang (50,7%).

b. Motivasi intrinsik ibu dalam pemberian ASI eksklusif, berada pada kategori

cukup sebanyak 46 orang (66,7 %), ditinjau berdasarkan kebutuhan, berada

pada kategori cukup sebanyak 40 orang (58,0 %), ditinjau berdasarkan

harapan, berada pada kategori cukup sebanyak 46 orang (66,7 %), ditinjau

berdasarkan minat, berada pada kategori cukup sebanyak 32 orang (46,4 %).

c. Motivasi ekstrinsik ibu dalam pemberian ASI eksklusif, berada pada kategori

cukup sebanyak 40 orang (58,0 %), ditinjau berdasarkan motif, berada pada

kategori cukup sebanyak 38 orang (55,1 %), ditinjau berdasarkan ransangan,

berada pada kategori cukup sebanyak 40 orang (58,0 %), ditinjau berdasarkan

lingkungan berada pada kategori cukup sebanyak 44 orang (63,8 %).

2. Saran

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, peneliti

(50)

1. Pelayanan Kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan khususnya bidan dapat

menggali dan meningkatkan motivasi ibu menyusui dalam pemberian ASI

eksklusif dengan mensosialisasikan segala aspek positif serta manfaat

pemberian ASI eksklusif kepada ibu-ibu hamil dan menyusui.

2. Perkembangan Ilmu Kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat

melakukan penelitian lebih lanjut tentang hubungan motivasi instrinsik

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Arif, N. (2009) ASI dan Tumbuh Kembang Bayi. Yogyakarta: Media Pressindo.

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian (edisi revis V). Jakarta: Rineka Cipta.

Anna, L.K. (2010) ASI Bisa Selamatkan Ribuan Nyawa. [Internet], Tersedia dalam:

[Diakses 3 November 2012]

Budiarja. (2011) Banyak Sekali ASI Bagi Ibu dan Bayi. [Internet], Tersedia dalam:

<http://www.bppsdmk.depkes.go.i

.(2005) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Januari 2012]

Budiarto, E. (2002) Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran(EGC)

Dinas Kesehatan Aceh Utara. (2010) Profil Kesehatan Pemerintah Kabupaten Aceh

Utara.

Dinas Kesehatan Nanggroe Aceh Darussalam. (2008) Banda Aceh.

Depkes RI. (1999) Cara Menyusui Yang Baik. Jakarta: JICA

Indivira, N. (2009) The Mom’s Secret. Yogyakarta: Pustaka Anggrek

Machfoedz, I. (2010) Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Fitramaya

Notoatmodjo, S. (2003) Pendidikan Dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

.(2010) Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nuraini. (2009) 33 Rahasia Sehat Ibu Hamil, Menyusui, Bayi & Balita. Jakarta: Hi fest Publishing

Nursalam. (2003) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika

Prasetyono, D.S. (2009) Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta: Diva Press

Proverawati, A. & Rahmawati, E. (2010) Kapita Seleksi Dan Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika

Purwanti, H.S. (2004) Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta: EGC

(52)

Saifuddin,A.B.(2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta: PT tiga Putera Begawan.

Sudarti. & Khoirunnisa, E. (2010) Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi Dan Balita.

Yogyakarta: Nuha Medika

Suherni. (2009) Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya

Sudjana, M.A. (2002). Metode Statistika (Edisi ke-3). Bandung: Tarsito

(53)
(54)
(55)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKUSIF PADA BAYI BARU

LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEWANTARA KABUPATEN ACEH UTARA

Lembar Kuesioner

A. Identitas Responden

No. Responden :

Umur :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Paritas :

Petunjuk Pengisian !

Berikan tanda checklis ( √ ) pada salah satu jawaban yang dianggap benar.

Motivasi Intrinsik 1. Kebutuhan

No Pernyataan Benar Salah

1. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk memenuhi nutrisi bayi saya.

2. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk mencegah terjadinya penyakit kuning pada bayi saya

3. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk mencegah mencret pada bayi saya

4. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk mencegah alergi pada bayi saya

5. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk mendekatkan

hubungan dengan bayi saya

(56)

kecerdasan bayi saya

7. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk meningkatkan kesehatan bayi saya

8. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk meningkatkan ASI saya

9. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk menghemat

pengeluaran rumah tangga.

2. Harapan

10. Saya memberikan ASI eksklusif supaya dapat menurunkan berat badan saya seperti sebelum hamil

11. Saya memberikan ASI eksklusif supaya bayi saya tumbuh menjadi anak yang pintar

12. Saya memberikan ASI eksklusif supaya bayi saya menjadi lebih sehat

13. Saya memberikan ASI eksklusif supaya bayi saya bisa merasakan kasih sayang saya.

14. Saya memberikan ASI eksklusif supaya dapat mempercepat kembalinya ukuran rahim seperti sebelum saya hamil

15. Saya memberikan ASI eksklusif agar mencegah timbulnya bengkak dan rasa nyeri pada payudara saya.

16. Saya memberikan ASI eksklusif supaya dapat memenuhi kebutuhan bayi saya.

17. Saya memberikan ASI eksklusif agar bayi saya tidak mudah sakit.

18. Saya memberikan ASI eksklusif agar pendarahan setelah saya melahirkan dapat segera berhenti.

3. Minat

19. Saya memberikan ASI karena keinginan saya sendiri

(57)

21. Saya memberikan ASI eksklusif, karena sadar pentingnya untuk bayi saya

22. Saya memberikan ASI eksklusif, karena sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.

23. Saya memberikan ASI eksklusif, karena dapat menghemat tenaga keluarga

24. Saya berminat memberikan ASI eksklusif karena ASI dapat disimpan di dalam suhu ruangan selama 8 jam.

25. Saya juga berminat memberikan ASI eksklusif karena ASI dapat disimpan di dalam lemari pendingin (kulkas) selama 24 jam.

26. Saya berminat memberikan ASI eksklusif karena ASI mengandung vitamin A dan berfungsi untuk kesehatan mata.

27. Saya berminat memberikan ASI eksklusif karena lebih bergizi dan bermanfaat.

Motivasi ekstrinsik 1. Motif

28. Saya memberikan ASI Eksklusif karena lebih hemat.

29. Saya memberikan ASI Eksklusif karena dapat menjadi KB alami.

30. Saya memberikan ASI Eksklusif karena mengurangi risiko kanker payudara dan kanker rahim.

31. Saya memberikan ASI Eksklusif karena ASI selalu siap sedia dan bebas kuman.

32. Saya memberikan ASI Eksklusif karena bayi saya bisa belajar menghisap dan menelan.

33. Saya memberikan ASI Eksklusif karena keluarga saya menyarankan kepada saya.

(58)

35. Saya memberikan ASI Eksklusif karena tetangga saya mengajak saya memberikan ASI Eksklusif .

36. Saya memberikan ASI Eksklusif karena dapat mengurangi stres dan gelisah.

2. Ransangan

37. Apabila saya memberikan ASI Eksklusif, maka keluarga saya mau menyiapkan segala kebutuhan selama saya menyusui

38. Apabila saya memberikan ASI Eksklusif, maka suami saya lebih memperhatikan saya.

39. Apabila saya memberikan ASI Eksklusif, maka saya akan mendapatkan makanan bantuan dari pemerintah.

40. Apabila saya memberikan ASI Eksklusif, maka saya akan mendapatkan susu khusus untuk ibu menyusui secara gratis dari bidan.

41. Apabila saya memberikan ASI Eksklusif, maka suami saya akan membelikan makanan yang saya mau.

42. Apabila saya memberikan ASI Ekskusif, maka suami saya akan lebih menyayangi saya.

43. Apabila saya memberikan ASI Ekskusif, maka tetangga saya akan memberikan pujian kepada saya

44. Apabila saya memberikan ASI Ekskusif, maka saya akan mendapatkan hadiah dari mertua saya

45. Apabila saya memberikan ASI Ekskusif, maka ibu saya akan membantu merawat saya dan bayi saya apabila suami saya tidak berada dirumah.

3. Lingkungan

46. Saya tertarik memberikan ASI Eksklusif setelah mendengarkan penyuluhan.

(59)

buku tentang ASI Eksklusif

48. Saya tertarik memberikan ASI Eksklusif karena suami sangat mendukung saya.

49. Saya tertarik memberikan ASI Eksklusif setelah mendengarkan penjelasan dari keluarga.

50. Saya tertarik memberikan ASI Eksklusif setelah mendengarkan radio.

51. Saya tertarik memberikan ASI Eksklusif setelah menonton acara tentang ASI Eksklusif di TV .

52. Saya tertarik memberikan ASI Eksklusif setelah mendengarkan penjelasan dari Bidan.

53. Saya tertarik memberikan ASI Eksklusif setelah mendengarkan pengalaman dari pada tetangga.

(60)

CONTENT VALIDITY INDEKS

Nama : Elly

NIM : 125102026

Judul : Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Menyusui Dalam

Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh Utara.

NO PERNYATAAN

SKOR

0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1

MOTIVASI INTRINSIK

A. Kebutuhan

1. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk memenuhi

nutrisi bayi saya.

2. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk mencegah

terjadinya penyakit kuning pada bayi saya

3. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk mencegah

mencret pada bayi saya

4. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk mencegah

alergi pada bayi saya

5. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk

mendekatkan hubungan dengan bayi saya

6. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk

(61)

7. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk

meningkatkan kesehatan bayi saya

8. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk

meningkatkan ASI saya

9. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk menghemat

pengeluaran rumah tangga.

B. Minat

10. Saya memberikan ASI karena keinginan saya

sendiri

11. Saya memberikan ASI eksklusif, karena dapat

diberikan setiap saat.

12. Saya memberikan ASI eksklusif, karena sadar

pentingnya untuk bayi saya

13. Saya memberikan ASI eksklusif, karena sangat

baik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.

14. Saya memberikan ASI eksklusif, karena dapat

menghemat tenaga keluarga

15. Saya berminat memberikan ASI eksklusif karena

ASI dapat disimpan di dalam suhu ruangan selama

8 jam.

16. Saya juga berminat memberikan ASI eksklusif

karena ASI dapat disimpan di dalam lemari

pendingin (kulkas) selama 24 jam.

17. Saya berminat memberikan ASI eksklusif karena

(62)

kesehatan mata.

18. Saya berminat memberikan ASI eksklusif karena

lebih bergizi dan bermanfaat.

C. Harapan

19. Saya memberikan ASI eksklusif supaya dapat

menurunkan berat badan saya seperti sebelum

hamil

20. Saya memberikan ASI eksklusif supaya bayi saya

tumbuh menjadi anak yang pintar

21. Saya memberikan ASI eksklusif supaya bayi saya

menjadi lebih sehat

22. Saya memberikan ASI eksklusif supaya bayi saya

bisa merasakan kasih sayang saya.

23. Saya memberikan ASI eksklusif supaya dapat

mempercepat kembalinya ukuran rahim seperti

sebelum saya hamil

24. Saya memberikan ASI eksklusif agar mencegah

timbulnya bengkak dan rasa nyeri pada payudara

saya.

25. Saya memberikan ASI eksklusif supaya dapat

memenuhi kebutuhan bayi saya.

26. Saya memberikan ASI eksklusif agar bayi saya

tidak mudah sakit.

27. Saya memberikan ASI eksklusif agar pendarahan

setelah saya melahirkan dapat segera berhenti.

(63)

A. Motif

28. Saya memberikan ASI Eksklusif karena lebih

hemat.

29. Saya memberikan ASI Eksklusif karena dapat

menjadi KB alami.

30. Saya memberikan ASI Eksklusif karena

mengurangi risiko kanker payudara dan kanker

rahim.

31. Saya memberikan ASI Eksklusif karena ASI selalu

siap sedia dan bebas kuman.

32. Saya memberikan ASI Eksklusif karena bayi saya

bisa belajar menghisap dan menelan.

33. Saya memberikan ASI Eksklusif karena keluarga

saya menyarankan kepada saya.

34. Saya memberikan ASI Eksklusif karena suami

saya menyarankan saya untuk memberikan ASI

Eksklusif

35. Saya memberikan ASI Eksklusif karena tetangga

saya mengajak saya memberikan ASI Eksklusif .

36. Saya memberikan ASI Eksklusif karena dapat

mengurangi stres dan gelisah.

B. Ransangan

37. Apabila saya memberikan ASI Eksklusif, maka

keluarga saya mau menyiapkan segala kebutuhan

Gambar

Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Tabel 5.1
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Motivasi Intrinsik dalam Pemberian ASI Eksklusif
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sumbangan efektif atau peranan pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif terhadap motivasi pemberian ASI Eksklusif adalah 83,3% yang ditunjukan oleh koefisien determinan

Pada penelitian gambaran pengetahuan Ibu menyusui tentang pengertian ASI eksklusif di posyandu Bumirejo II sebagian besar pengetahuanya Baik sebanyak 21 responden (87,5%), dan

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa motivasi ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif pada keseluruhan aspek yang diteliti di Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta mayoritas

ASI tidak dapat digantikan oleh makanan atau minuman apapun walaupun ibu dalam keadaan bekerja di luar rumah, faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI

Sejalan pada pengaruh pemberian KIE terhadap pemberian ASI eksklusif, hasil dalam penelitian yang menunjukkan terdapat pengaruh pemberian KIE Laktasi dengan pemberian ASI

Dukungan suami baik namun tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 15 (38,5 %), dan dukungan suami cukup yang tidak memberikan ASI eksklusif 13 (81,2 %), responden yang

Ibu balita yang memiliki pengetahuan mengenai ASI eksklusif dengan kategori baik yaitu sebanyak 35 orang (48,6%), memiliki persepsi negatif tentang ASI eksklusif

Hasil Penelitian menjelaskan bahwa ada hubungan antara usia dengan Pemberian ASI Eksklusif dengan P value = 0,027, ada hubungan antara paritas dengan pemberian ASI Eksklusif dengan