FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEWANTARA KABUPATEN
ACEH UTARA
ELLY 125102026
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS DEWANTARA KABUPATEN ACEH UTARA
ABSTRAK
Nama : Elly
NIM : 125102026
Jurusan : DIV Bidan Pendidik Tahun Akademik : 2013
Latar belakang : Cakupan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia belum memuaskan. Hal ini disebabkan karena masih banyak ibu yang belum termotivasi untuk memberikan ASI eksklusif, dia lebih mempercayai dan memberikan susu formula kepada bayinya. Menurut mereka didalam susu formula banyak mengandung AA dan DHA dan kandungan lain yang lebih cocok dan sangat dibutuhkan oleh bayi dibandingkan ASI.
Tujuan : Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi motivasi ibu menyusui dalam pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh Utara tahun 2013.
Metodelogi : Desain penelitian ini bersifat deskriptif. Populasi ibu-ibu yang telah menyelesaikan pemberian ASI ekslusif pada bulan Desember tahun 2012 sebanyak 69 orang, sampel didapat sebanyak 69 orang dengan tehnik total populasi.
Hasil : Motivasi intrinsik ibu dalam pemberian ASI eksklusif, berada pada kategori cukup sebanyak 46 orang (66,7 %), berdasarkan kebutuhan, berada pada kategori cukup sebanyak 40 orang (58,0 %), berdasarkan harapan berada pada kategori cukup sebanyak 46 orang (66,7 %), berdasarkan minat berada pada kategori cukup sebanyak 32 orang (46,4 %). Motivasi ekstrinsik ibu dalam pemberian ASI eksklusif, berada pada kategori cukup sebanyak 40 orang (58,0 %), berdasarkan motif berada pada kategori cukup sebanyak 38 orang (55,1 %), berdasarkan ransangan, berada pada kategori cukup sebanyak 40 orang (58,0 %), berdasarkan lingkungan berada pada kategori cukup sebanyak 44 orang (63,8 %).
Saran : Hasil penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan khususnya bidan dapat menggali dan meningkatkan motivasi ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif dengan mensosialisasikan segala aspek positif serta manfaat pemberian ASI eksklusif kepada ibu-ibu hamil dan menyusui.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayat-Nya serta kesempatan kepada penullis sehingga
penulis dapat menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Motivasi Ibu Menyusui Dalam Pemberian ASI(Air Susu Ibu)
Eksklusif Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh
Utara”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menemukan banyak sekali
hambatan dan kesulitan, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
akhirnya penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena
itu, penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.kep selaku ketua Program D-IV
Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Farida Linda Sari Siregar S.Kep, Ns, M.kep selaku Dosen Pembimbing
yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah.
4. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku dosen penguji I dan Bapak
dr.Juliandi Harahap MA selaku dosen penguji II yang telah memberikan
saran dan kritik.
5. Seluruh Staf Dosen pengajar & Pegawai Program D-IV Bidan Pendidik
6. Kepala Puskesmas Dewantara yang telah mengizinkan dan membantu penulis
dalam mendapatkan data untuk menyelesaikan KTI.
7. Buat kedua orang tua dan keluarga tersayang yang telah memberikan support
bagi penulis.
8. Sahabat-sahabat saya sesama mahasiswa D IV bidan pendidik yang selalu
memberikan semangat kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan
dan ketidaksempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun guna kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.
Medan, Juni 2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... vi
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi DAFTAR SKEMA ... xii DAFTAR LAMPIRAN ... xiii ABSTRAK ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi ... 6
1. Pengertian ... 6
2. Pembagian Motivasi ... 6
3. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi ... 7
B. Menyusui ... 9
C. ASI Eksklusif ... 10
1. Pengertian ASI Eksklusif ... 10
2. Manfaat ASI Eksklusif ... 12
3. Cara Memberikan ... 14
BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep ... 17
BAB IV METODELOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian ... 20
B. Populasi dan Sampel ... 20
C. Tempat Penelitian ... 21
D. Waktu Penelitian ... 21
E. Etika Penelitian ... 21
F. Alat Pengumpulan Data ... 22
G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 23
H. Prosedur Pengumpulan Data ... 24
I. Rencana Analisis Data ... 25
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ... 26
1. Karakteristik responden ... 26
2. Motivasi Intrinsik ... 27
3. Motivasi Ekstrinsik ... 29
B. Pembahasan ... 31
BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan ... 37
2. Saran ... 38
DAFTAR PUSTAKA ... 39
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 18
Tabel 5.1 Karakteristik Ibu Menyusui Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh Utara ... 26
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Motivasi Intrinsik Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh Utara ... 27
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Motivasi Intrinsik Berdasarkan Kebutuhan Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh Utara ... 28
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Motivasi Intrinsik Berdasarkan Harapan Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh Utara ... 28
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Motivasi Intrinsik Berdasarkan Minat Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh Utara ... 29
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Motivasi Ekstrinsik Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh Utara ... 29
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Motivasi Ekstrinsik Berdasarkan Motif Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh Utara ... 29
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Motivasi Ekstrinsik Berdasarkan Ransangan Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh Utara ... 30
DAFTAR SKEMA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar PersetujuanMenjadi Responden
Lampiran 2. Petunjuk Pengisian Kuesioner (Informen Consent) Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 5. Surat Balasan Penelitian dari Puskesmas Dewantara Lampiran 6. Surat Validitas
Lampiran 7. Hasil Reliabilitas
Lampiran 8. Hasil Tabulasi Data Hasil Penelitian Lampiran 9. Anggaran Biaya
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS DEWANTARA KABUPATEN ACEH UTARA
ABSTRAK
Nama : Elly
NIM : 125102026
Jurusan : DIV Bidan Pendidik Tahun Akademik : 2013
Latar belakang : Cakupan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia belum memuaskan. Hal ini disebabkan karena masih banyak ibu yang belum termotivasi untuk memberikan ASI eksklusif, dia lebih mempercayai dan memberikan susu formula kepada bayinya. Menurut mereka didalam susu formula banyak mengandung AA dan DHA dan kandungan lain yang lebih cocok dan sangat dibutuhkan oleh bayi dibandingkan ASI.
Tujuan : Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi motivasi ibu menyusui dalam pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh Utara tahun 2013.
Metodelogi : Desain penelitian ini bersifat deskriptif. Populasi ibu-ibu yang telah menyelesaikan pemberian ASI ekslusif pada bulan Desember tahun 2012 sebanyak 69 orang, sampel didapat sebanyak 69 orang dengan tehnik total populasi.
Hasil : Motivasi intrinsik ibu dalam pemberian ASI eksklusif, berada pada kategori cukup sebanyak 46 orang (66,7 %), berdasarkan kebutuhan, berada pada kategori cukup sebanyak 40 orang (58,0 %), berdasarkan harapan berada pada kategori cukup sebanyak 46 orang (66,7 %), berdasarkan minat berada pada kategori cukup sebanyak 32 orang (46,4 %). Motivasi ekstrinsik ibu dalam pemberian ASI eksklusif, berada pada kategori cukup sebanyak 40 orang (58,0 %), berdasarkan motif berada pada kategori cukup sebanyak 38 orang (55,1 %), berdasarkan ransangan, berada pada kategori cukup sebanyak 40 orang (58,0 %), berdasarkan lingkungan berada pada kategori cukup sebanyak 44 orang (63,8 %).
Saran : Hasil penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan khususnya bidan dapat menggali dan meningkatkan motivasi ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif dengan mensosialisasikan segala aspek positif serta manfaat pemberian ASI eksklusif kepada ibu-ibu hamil dan menyusui.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Rencana Strategi Nasional Making Pregnancy Safer (MPS)
disebutkan bahwa dalam kontek Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju
Indonesia Sehat 2010, visi MPS adalah “kehamilan dan persalinan di Indonesia
berlangsung aman, serta bayi yang dilahirkan hidup dan sehat”(Saifuddin, 2006).
Berdasarkan penelitian World Health Oganization (WHO) di enam negara
berkembang, risiko kematian bayi antara usia 9-12 bulan meningkat 40% jika bayi
tersebut tidak disusui. Untuk bayi berusia dibawah 6 bulan, angka meningkat
menjadi 48%. Di Amerika serikat, 400 bayi meninggal/tahun akibat muntah mencret,
300 diantarnya tidak disusui. Kematian akibat penyakit ini meningkat 23,5 kali pada
bayi yang diberikan susu formula (Roesli, 2008).
Menurut United Nations International Childrens Emergency Fund (UNICEF)
sebanyak 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di
dunia setiap tahunnya bisa dicegah melalui pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
selama enam bulan sejak kelahiran, tanpa harus memberikan makanan atau minuman
tambahan pada bayi (Prasetyono, 2009).
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan data yang
menarik tentang penurunan perilaku pemberian ASI kepada bayi 0-5 bulan di
Indonesia pada tahun 2002 pemberian ASI masih 40% dan pada 2007 turun menjadi
32% (Budiarja, 2011).
Indonesia saat ini memprihatinkan, persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi
0-6 bulan hanya 15,3 persen. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat dalam
mendorong peningkatan pemberian ASI masih relatif rendah. Setiap tetes ASI juga
mengandung mineral dan enzim untuk pencegahan penyakit dan antibodi yang lebih
efektif dibandingkan dengan kandungan yang terdapat dalam susu formula (Budiarja,
2011).
Menurut sebuah analisis, apabila 90% ibu-ibu memberikan ASI secara
eksklusif, akan ada 900 bayi lagi yang bertahan hidup setiap tahunnya. Kendati
angka tersebut masih estimasi, para ahli sependapat dan mengatakan bahwa
memberikan ASI akan membawa perubahan yang besar (Anna, 2010). ASI
merupakan makanan alamiah yang baik bahkan terbaik bagi bayi, karena komposisi
ASI selalu disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan bayi (Indivira, 2009).
Pemberian ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa
tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, teh, air putih, dan tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, dan tim,
kecuali vitamin, mineral, dan obat (Prasetyono, 2009).
Bayi yang diberi ASI akan mendapatkan beberapa manfaat penting, yaitu bayi
mendapatkan nutrisi terbaik, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatan
kecerdasan dan tentu saja sangat berguna dalam meningkatkan jalinan kasih sayang
antara ibu dan bayi (Nuraini, 2009).
Promosi produk-produk makanan tambahan dan formula, bisa mempengaruhi
motivasi ibu tentang pentingnya ASI Eksklusif. Iklan tersebut bisa mengarahkan para
ibu untuk berpikir bahwa ASI yang diberikan kepada bayi belum cukup memenuhi
melahirkan. Sebelum pemberian ASI eksklusif berakhir secara sempurna, ia harus
kembali berkerja. Inilah yang menjadikan bayi tidak memperoleh ASI eksklusif
(Prasetyono, 2009).
Apabila seorang ibu tidak memiliki motivasi untuk memberikan ASI
eksklusif, maka dia lebih mempercayai dan memberikan susu formula kepada
bayinya. Menurut mereka didalam susu formula banyak mengandung AA dan DHA
dan kandungan lain yang lebih cocok dan sangat dibutuhkan oleh bayi dibandingkan
ASI. Sedangkan, bagi ibu yang memiliki motivasi memberikan ASI eksklusif,
mereka mengerti bahwa ASI memang benar-benar penting bagi pertumbuhan,
perkembangan dan kesehatan bayi (Prasetyono, 2009).
Berdasarkan hasil pelaporan Dinas Kesehatan Provinsi Nanggro Aceh
Darusalam pada tahun 2008 terdapat berjumlah 105.565 bayi, dimana bayi yang
mendapat ASI eksklusif yaitu 10,39 % dari 10.965 bayi dan dari hasil pelaporan
Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara tahun 2010 terdapat bayi usia 0-6 bulan
berjumlah 3.604 bayi, dimana bayi yang mendapatkan ASI eksklusif adalah 48% dari
1.731 bayi.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, diperoleh data bahwa pemberian
ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan sangat penting dan masih ada ibu yang tidak
memberikan ASI Eksklusif pada bayinya, hal ini erat kaitannya dengan motivasi ibu
dalam memberikan ASI Eksklusif pada bayinya, maka yang menjadi perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimanakah gambaran faktor faktor yang
mempengaruhi motivasi ibu menyusui dalam pemberian ASI Eksklusif pada bayi di
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran faktor faktor yang mempengaruhi motivasi ibu
menyusui dalam pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Wilayah Kerja
Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh Utara tahun 2013.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran faktor faktor yang mempengaruhi motivasi
intrinsik ibu menyusui dalam pemberian ASI Eksklusif
b. Untuk mengetahui gambaran faktor faktor yang mempengaruhi motivasi
intrinsik ibu menyusui berdasarkan faktor kebutuhan dalam pemberian ASI
Eksklusif
c. Untuk mengetahui gambaran faktor faktor yang mempengaruhi motivasi
intrinsik ibu menyusui berdasarkan faktor minat dalam pemberian ASI
Eksklusif
d. Untuk mengetahui gambaran faktor faktor yang mempengaruhi motivasi
intrinsik ibu menyusui berdasarkan faktor harapan dalam pemberian ASI
Eksklusif
e. Untuk mengetahui gambaran faktor faktor yang mempengaruhi motivasi
ekstrinsik ibu menyusui dalam pemberian ASI Eksklusif
f. Untuk mengetahui gambaran faktor faktor yang mempengaruhi motivasi
ekstrinsik ibu menyusui berdasarkan faktor motif dalam pemberian ASI
Eksklusif
g. Untuk mengetahui gambaran faktor faktor yang mempengaruhi motivasi
h. Untuk mengetahui gambaran faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik
ibu menyusui berdasarkan faktor lingkungan dalam pemberian ASI Eksklusif
D. Manfaat Penelitian
1. Pelayanan Kebidanan
Dapat menjadi masukan bagi masyarakat dan ibu-ibu yang mempunyai bayi
untuk melaksanakan dan meningkatkan program pemberian ASI Eksklusif
selama 6 bulan, sehingga dapat meningkatkan pelayanan kebidanan.
2. Perkembangan Ilmu Kebidanan Khususnya Asuhan Kebidanan
Dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman bagi penulis dalam
melakukan penelitian sebagai aplikasi dari ilmu yang telah ditetapkan dan
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Motivasi
1. Pengertian
Motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang
terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu untuk mencapai tujuan. Perilaku
atau tindakan yang ditunjukkan seseorang dalam mencapai tujuan tertentu sangat
tergantng dari motif yang dimiliki (Taufik, 2007).
Motif adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang yang menyebabkan
orang tersebut melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan
(Notoatmodjo, 2003).
Menurut Natoatmodjo (2005) menyatakan bahwa motivasi berasal dari bahasa
latin yang berarti to move, secara umum pada adanya kekuatan dorongan yang
menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu, dalam
mempelajari motivasi kita akan berhubungan dengan hasrat, keinginan,
dorongan dan tujuan.
2. Pembagian Motif
Menurut Notoatmodjo (2003) pembagian motif terbagi atas :
a. Berdasarkan atas terbentunya, motif tersebut mencakup :
1) Motif pembawaan, yaitu yang dibawa sejak lahir tanpa dipelajari,
misalnya dorongan untuk makan, minum, istirahat dan sebagainya
2) Motif dipelajari, yaitu yang timbul karena dipelajari, seperti dorongan
b. Pembagian motif menurut penyebabnya, motif tersebut mencakup :
1) Motif intrinsik, yaitu motif yang berfungsi tanpa rangsangan dari luar
tetapi sudah dengan sendirinya terdorong untuk berbuat sesuatu.
2) Motif ekstrinsik, yaitu motif yang berfungsi karena adanya rangsangan
dari luar.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu :
a. Motif instrinsik, yaitu motif yang berfungsi tanpa rangsangan dari luar tetapi
sudah dengan sendirinya terdorong untuk berbuat sesuatu.
1) Kebutuhan (need)
Manusia adalah makhluk sosial yang mempunyai keinginan dan
menimbulkan kebutuhan yang harus dipenuhi. Keinginan atau kebutuhan
ini bersifat terus menerus dan selalu meningkat.
Kebutuhan manusia tersebut berjenjang atau bertingkat-tingkat.
Tingkatan tersebut menunjukkan urutan kebutuhan yang harus dipenuhi
dalam suatu waktu tertentu.
Motif yang lebih tinggi atau yang bersifat psikologi tidak akan dapat
mempengaruhi atau mendorong tindakan seseorang, sebelum kebutuhan
dasar terpenuhi.
2) Minat
Minat merupakan rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada satu hal
atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat dapat dimanifestasikan
melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Minat pada dasarnya adalah
didalam diri. Semakin kuat dan dekat dengan hubungan tersebut maka
semakin besar minat.
3) Harapan
Harapan timbul karena seseorang dimotivasi untuk mencapai tujuan
atau keinginan tertentu. Harapan seseorang seharusnya harapan-harapan
yang realistis dan dapat dicapai. Jadi, seseorang dimotivasi oleh adanya
harapan dan pencapaian kepada keberhasilan.
Dalam suatu siklus, apabila keberhasilan dan harga diri meningkat,
maka menggerakkan seseorang kearah pencapaian tujuan. Jika seseorang
cukup nyaman dengan pencapaian yang sudah direncanakan, maka
motivasi akan meningkat.
b. Motif ekstrinsik, yaitu motif yang berfungsi karena adanya rangsangan dari
luar.
1) Motif (motive) atau dorongan
Dalam diri manusia ada dua motif, yaitu motif primer (motif yang
tidak dipelajari) dan motif sekunder (motif yang dipelajari). Motif primer
secara alamiah timbul pada setiap manusia secara biolagis. Motif ini
mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya. Misalnya,
kebutuhan akan makan, minum, seks dan sebagainya. Sedangakan motif
sekunder timbul dari pengalaman dan interaksi dengan orang lain,
sehingga disebut dengan motif sosial.
2) Ransangan (incentive)
Agar seseorang bersedia untuk melakukan sesuatu seperti yang
ransangan dibagi menjadi dua, yaitu ransangan positif (memberikan satu
imbalan) dan ransangan negatif (memberikan hukuman).
Rangsangan positif adalah memberikan suatu imbalan yang dapat
menyenangkan bagi seseorang yang memiliki suatu prestasi. Ransangan
ini terdiri dari beberapa macam, diantaranya adalah hadiah, pengakuan
atau melibatkan orang tersebut pada kegiatan yang bergengsi. Sedangkan
ransangan negatif yaitu imbalan yang tidak menyenangkan berupa
hukuman bagi orang yang tidak melakukan atau berbuat seperti apa yang
diinginkan.
3) Lingkungan
Individu dan lingkungan terjalin proses interaksi atau saling
mempengaruhi satu sama lain. Lingkungan dapat memberikan pengaruh
dan menimbulkan perubahan pada tingkah laku individu. Hal ini berarti
lingkungan dapat memberikan pengaruh yang bersifat mendidik, baik itu
pengaruh perubahan tingkah laku yang baik maupun tidak baik. Misalnya
media cetak atau elektronik dan tenaga kesehatan sangat berpengaruh
terhadap motivasi ibu menyusui untuk memberikan ASI eksklusif pada
bayinya.
B. Menyusui
Menyusui merupakan aspek yang sangat penting untuk kelangsungan hidup
bayi guna mencapai tumbuh kembang bayi/anak yang optimal sekaligus
mempertahankan kesehatan ibu setelah bersalin (Depkes RI, 2002).
Menyusui merupakan aktivitas keluarga. Menyusui merupakan hadiah yang
jam pertama menyelamatkan satu juta jiwa bayi merupakan suatu pernyataan
berdasarkan bukti ilmiah yang mengandung pesan moral sangat besar untuk
semua orang demi kelangsungan hidup dan kesehatan bayi (Roesli, 2008).
Menurut Presetyono (2009), aktivitas menyusui dapat membentuk ikatan
batin yang kuat antara ibu dan bayi, menghadirkan perasaan aman dan tenang,
merangsang produksi ASI, serta memperlancar ASI sehingga bayi lebih bisa
terpuaskan. Saat menyusui terjalinlah ikatan psikologi antara ibu dan bayi, yang
tidak diperoleh dari pemberian susu formula.
Menyusui bukan hanya memberi makan, tetapi juga mendidik. Proses
menyusui merupakan interaksi antara ibu dan bayinya. Dengan menyusui, ibu
akan merangsang indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, bahkan
sensasi raba. Saat menyusui, ibu dianjurkan untuk berbicara kepada bayi dan
lebih baik lagi jika ibu menyanyi. Melodi akan merangsang otak kanan dan kata -
kata merangsang otak kiri (Roesli, 2008).
C. ASI Eksklusif
1. Pengertian
ASI merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, yang bersifat
alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses
perkembangan bayi (Prasetyono, 2009).
ASI merupakan makanan bayi yang terbaik, terutama pada bayi yang berumur
kurang dari enam bulan. ASI mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan untuk
memenuhi seluruh gizi bayi pada enam bulan pertama kehidupannya (Nuraini,
ASI merupakan makanan bernutrisi dan berenergi tinggi yang mudah dicerna.
ASI memiliki kandungan yang dapat membantu penyerapan nutrisi. ASI sangat
baik bagi perkembangan dan pertumbuhan bayi karena merupakan makanan
utama bayi. (Anna, 2010).
ASI eksklusif adalah menyusui bayi tanpa tambahan asupan apapun selain
ASI. ASI sudah mengandung berbagai asupan makanan yang sangat dibutuhkan
tubuh bayi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan lainnya, sehingga bayi
sebenarnya tak membutuhkan zat apapun lainnya di luar ASI (Anna, 2010).
Pada tahun 2001, WHO menyatakan bahwa ASI eksklusif adalah pemberian
ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai
enam bulan. Bahkan, air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini. ASI
eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Pemberian
ASI eksklusif dapat menghindarkan bayi dari beberapa penyakit berbahaya seperti
infeksi, diare, radang otak, radang paru-paru, diabetes dan kanker. Begitu juga
dengan kesehatan ibu, dengan memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi akan
mempercepat pengembalian uterus seperti sebelum melahirkan (involusi uterus)
dan banyak lagi (Purwanti, 2004).
Menurut Roesli, ASI Eksklusif atau lebih tepat dikatakan sebagai “pemberian
ASI secara eksklusif” saja tanpa tambahan cairan lain seperi susu formula jeruk,
madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang,
pepaya, bubur susu, biskuit, dan tim (Suherni, 2010).
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan,
diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan yang lain, walaupun hanya air
ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan
cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, teh, air putih dan tanpa tambahan
makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, dan tim, kecuali
vitamin, mineral, dan obat (Prasetyono, 2009).
2. Manfaat ASI Eksklusif
Ibu yang menginginkan manfaat optimal dari pemberian ASI, harus
memahami syarat-syaratnya yaitu, Pemberian ASI harus dilakukan dengan baik
sehingga terjadi keberhasilan menyusui. Pemberian ASI yang baik adalah yang
sesuai dengan kebutuhan bayi (on demand ) dan pemberian ASI harus dilakukan
secara eksklusif yaitu sampai enam bulan (Nuraini, 2009)
Menurut Prasetyono 2009, beberapa manfaat ASI bagi bayi adalah sebagai
berikut :
a. ASI memang terbaik untuk bayi manusia, sebagaimana susu sapi yang
terbaik untuk sapi.
b. ASI merupakan komposisi makanan ideal untuk bayi.
c. Para dokter menyepakati bahwa pemberian ASI dapat mengurangi resiko
infeksi lambung dan usus, sembelit serta alergi.
d. Bayi yang diberi ASI lebih mampu menghadapi efek penyakit kuning.
Jumlah bilirubin dalam darah bayi banyak berkurang seiring diberikannya
kolostrum yang dapat mengurangi penyakit kuning.
e. ASI selalu siap sedia ketika bayi menginginkannya. ASI pun selalu dalam
keadaan steril dan suhunya juga cocok.
f. Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian ASI semakin
g. Apabila bayi sakit, ASI adalah makanan yang terbaik untuk diberikan
kepadanya, karena ASI sangat mudah dicerna.
h. Bayi yang lahir prematur lebih cepat tumbuh jika diberi ASI. Komposisi
ASI akan teradaptasi sesuai kebutuhan bayi.
i. Intelligence Quotient (IQ) pada bayi yang memperoleh ASI lebih tinggi 7-9
poin dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI.
Selain bagi bayi, ASI juga bermanfaat bagi ibu yang menyusui bayinya.
Berbagai manfaat tersebut adalah sbb :
a. Isapan bayi dapat membuat rahim menciut, mempercepat terjadinya
involusio uteri dan mengurangi resiko pendarahan.
b. Lemak disekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa kehamilan
berpindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali.
c. Risiko terkena kanker payudara dan rahim pada ibu menyusui lebih rendah
dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui.
d. Menyusui bayi lebih menghemat waktu karena ibu tidak perlu menyiapkan
dan mensterilkan botol susu, dot, dan sebagainya.
e. ASI lebih praktis lantaran ibu bisa berjalan jalan ke luar rumah tanpa harus
membawa banyak perlengkapan.
f. ASI lebih murah karena tidak perlu membeli susu formula dan
perlengkapannya.
g. ASI tidak akan basi, karena senantiasa diproduksi oleh pabriknya di wilayah
payudara.
Menurut Roesli 2008, manfaat yang dirasakan ibu yang menyusui bayi
a. Mengurangi risiko kanker payudara (ca mamma), kanker indung telur (ca
ovarium), dan kanker rahim (ca endometrium).
b. Mengurangi keropos tulang (osteoporosis).
c. Metode KB paling aman.
d. Mengurangi risiko diabetes maternal, lebih lama menyusui, risiko terjadinya
diabetes lebih rendah.
e. Mengurangi stres dan gelisah.
Menurut Prasetyono 2009, ternyata ASI juga bermanfaat bagi keluarga. Adapun
manfaat bagi keluarga adalah sebagai berikut :
a. Jika bayi sehat, berarti keluarga mengeluarkan sedikit biaya guna perawatan
kesehatan.
b. Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula, botol
susu, serta gas untuk merebus air, dan peralatan susu lainnya.
c. Jika bayi sehat berarti menghemat waktu keluarga.
d. Menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu siap tersedia.
e. Keluarga tidak perlu repot membawa botol, susu formula, air panas dan
sebagainya ketika bepergian.
3. Cara Memberikan ASI Eksklusif
Menurut Suherni 2010, bila ibu dan bayi sehat, ASI harus secepatnya
diberikan. ASI yang diproduksi pada 1-5 hari pertama dinamakan kolostrum, yaitu
cairan kental yang berwarna kekuningan.
Pemberian ASI tidak dibatasi dan dapat diberikan setiap saat. Untuk
memudahkan pemberian ASI, sebaiknya dilakukan rawat gabung (rooming-in)
Sebagai pedoman, hari pertama dan kedua, lama pemberian ASI ialah 5-10
menit pada tiap payudara. Pada hari ketiga dan seterusnya lama pemberian ASI
adalah 15-20 menit. Produksi ASI dirangsang oleh isapan bayi dan keadaan ibu
yang tenang.
Menurut Sudarti 2010, cara pemberian ASI Eksklusif, yaitu :
a. Anjurkan ibu untuk menyusui tanpa jadwal siang dan malam (paling kurang 8
kali dala 24 jam) setiap kali bayi menginginkan.
b. Bila bayi melepaskan isapannya dari satu payudara, berikan payudara yang
lain.
c. Nasehati agar ibu tidak memaksakan bayi untuk menyusu bila bayi tidak mau,
tidak melepaskan isapan bayi sebelum bayi selesai menyusu dan tidak
memberikan minuman lain selain ASI, atau menggunakan dot atau kompeng.
d. Anjurkan ibu hanya memberikan ASI untuk 6 bulan pertama.
e. Posisi dan perlekatan menyusui yang benar.
f. Susuilah bayi apabila sudah siap menyusu. Tanda bayi telah siap menyusu
antara lain mulut terbuka lebar, gerakan mencari puting (rooting reflek),
melihat-lihat sekeliling dan bergerak.
g. Tunjukkan kepada ibu cara memegang bayi sewaktu menyusui
1) Topang seluruh tubuh bayi, jangan hanya kepala dan leher.
2) Kepala dan tubuh bayi lurus sehingga menghadap payudara ibu dan
hidung bayi dekat puting susu ibu.
h. Tunjukkan kepada ibu cara meletakkan bayi
1) Menyentuhkan puting pada bibir bayi.
3) Mulut bayi digerakkan ke arah puting ibu sehingga bibir bawah bayi
terletak jauh di belakang puting pada areola.
i. Nilai perlekatan bayi pada ibu dan reflek menghisap bayi. Bantu bila ibu
membutuhkan terutama ibu muda atau primipara
1) Dagu bayi menyentuh payudara ibu.
2) Mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi melipat keluar.
3) Daerah areola di atas mulut bayi nampak lebih banyak dari pada dibawah
mulut bayi dan bayi menghisap dengan pelan kadang-kadang berhenti.
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Variabel Penelitian
Kerangka konsep pada penelitian ini menggunakan teori Machfoedz (2010),
yaitu sebagai berikut :
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Instrinsik
- kebutuhan - minat -harapan
Ekstrinsik
- motif - ransangan - lingkungan
Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan
dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan
secara objektif dan digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang
sedang dihadapi pada situasi sekarang (Notoatmodjo, 2005).
Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi ibu menyusui tentang pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Wilayah Kerja
Puskesmas DewantaraKabupaten Aceh Utara Tahun 2013.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang telah menyelesaikan pemberian
ASI ekslusif pada bulan Desember tahun 2012 di Wilayah Kerja Puskesmas
Dewantara Kabupaten Aceh Utara yang berjumlah 69 orang.
2. Sampel
Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total populasi (semua
populasi) dijadikan sampel yaitu ibu-ibu yang telah menyelesaikan pemberian
ASI ekslusif pada bulan Desember tahun 2012 di Wilayah Kerja Puskesmas
Dewantara Kabupaten Aceh Utara dijadikan sampel. Jadi, sampelnya sebanyak 69
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Kabupaten
Aceh Utara, karena salah satu alasannya yaitu, di Wilayah Kerja Puskesmas
Dewantara tersebut mempunyai jumlah ibu menyusui yang cukup untuk dijadikan
sampel, dengan kriteria sampel yaitu ibu-ibu yang telah menyelesaikan pemberian
ASI ekslusif pada bulan Desember tahun 2012
D. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2013 sampai bulan Mei 2013.
E. Etika Penelitian
Peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu serta menjelaskan maksud dan
tujuan penelitian kepada responden. Jika calon responden bersedia maka responden
terlebih dahulu menandatangani lembar persetujuan (informed consent) yang telah
dipersiapkan terlebih dahulu oleh peneliti. Bila responden tidak bersedia
menandatangani lembar persetujuan, maka responden dapat memberikan persetujuan
secara lisan (verbal). Jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden
berhak untuk menolak dan mengundurkan diri selama proses pengumpulan data
langsung.
Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara peneliti tidak
akan mencantumkan nama responden pada instrumen penelitian tetapi hanya
menuliskan nomor kode yang digunakan untuk menjaga kerahasiaan semua
informasi yang diberikan. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya
F. Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner. Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi motivasi ibu menyusui tentang
pemberian ASI Eksklusif pada bayi pada di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara
kabupaten Aceh Utara tahun 2013, penulis membuat 54 pertanyaan dengan uraian
sebagai berikut :
1. Variabel motivasi intrinsik tentang :
- Kebutuhan terdiri dari 9 pertanyaan yaitu pertanyaan No. 1 s/d No.9
- Minat terdiri dari 9 pertanyaan yaitu pertanyaan No. 10 s/d No.18
- Harapan terdiri dari 9 pertanyaan yaitu pertanyaan No.19 s/d No.27
2. Variabel motivasi ekstrinsik tentang :
- Motif terdiri dari 9 pertanyaan yaitu pertanyaan No. 28 s/d No.36
- Ransangan terdiri dari 9 pertanyaan yaitu pertanyaan No. 37 s/d No.45
- Lingkungan terdiri dari 9 pertanyaan yaitu pertanyaan No. 46 s/d No.54
Untuk setiap pertanyaan mempunyai kriteria penilaian dengan ketentuan menurut
Machfoedz (2010) sebagai berikut :
1. Untuk setiap jawaban ya bernilai : 1
2. Untuk setiap jawaban tidak bernilai : 0
Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan Rumus (Sudjana, 2002) :
Panjang kelas = Rentang Banyak kelas
Rentang adalah selisih nilai tertinggi dan terendah. Nilai tertinggi motivasi adalah
27 dan nilai terendah 0. Maka rentang untuk motivasi adalah 27, dengan banyak
kelas tiga kategori yaitu baik, cukup dan kurang. Maka didapat panjang kelas adalah
Maka motivasi ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif pada bayi dapat
dikategorikan :
0 – 9 = kategori rendah
10 – 18 = kategori sedang
19 – 27 = kategori tinggi
Untuk nilai dari subvariabel motivasi. Nilai tertinggi adalah 9 dan nilai terendah
0. Maka rentang untuk motivasi adalah 9, dengan banyak kelas tiga kategori yaitu
baik, cukup dan kurang. Maka didapat panjang kelas adalah 3 dengan nilai terendah
0 sebagai batas bawah kelas interval pertama.
Maka subvariabel motivasi ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif pada
bayi dapat dikategorikan :
0 – 3 = kategori rendah
4 – 6 = kategori sedang
7 – 9 = kategori tinggi
G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan suatu instrument.
Suatu instrumen yang valid adalah instrumen yang mempunyai validitas yang tinggi
(Arikunto, 2006). Uji validitas dilakukan pada tanggal 27 Februari 2013, oleh dosen
yang ahli dibidang berupa uji content validitas, pada penelitian ini yang menguji
content validitas yaitu Nurasnah Sitohang S.Kep, Ns, M.Kep.
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan analisa Cronbach’s Alpha.
Suatu instrumen dapat dikatakan reliable bila nilai alpha lebih besar dari r kritis
(Machfoedz, 2010). Uji reliabilitas dilakukan di salah satu desa di kabupaten Aceh
kepada 20 responden sesuai kriteria penelitian yang sudah ditentukan, yaitu ibu-ibu
menyusui. Pada penelitian ini diperoleh hasil uji reliabilitas yaitu nilai Cronbach
Alpha untuk variabel motivasi 0,980 dimana r tabel 0,443. Karena nilai Alpha >0,7
maka dinyatakan bahwa seluruh instrumen atau pertanyaan yang digunakan dalam
penelitian ini realibel.
H. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti terlebih mengajukan permohonan
izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan fakultas ilmu keperawatan
Universitas Sumatera Utara, setelah itu surat izin yang diperoleh, diajukan kepada
Kepala Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh Utara.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan kuesioner dan
sebelum membagikan kuesioner, terlebih dahulu peneliti menanyakan apakah
responden mempunyai keinginan untuk melanjutkan pendidikan kemudian responden
diberi kesempatan membaca surat persetujuan menjadi responden.
Sebelum mengisi kuesioner, responden terlebih dahulu diberi penjelasan dan
menandatangani informed concent sebagai tanda persetujuan menjadi responden
penelitian. Setelah diisi sendiri oleh responden, kuesioner dikumpulkan oleh peneliti
dan diperiksa kelengkapannya. Pada penelitian ini, peneliti banyak mendapatkan
bantuan dari bidan desa yang ikut serta dalam proses pengumpulan data. Setelah
semua responden mengisi kuesioner yang diberikan, maka peneliti mengumpulkan
I. Analisa Data
a. Editing, yaitu data yang telah terkumpul dengan kuesioner, diperiksa
kebenarannya serta mengoreksi kesalahan dalam pengisisan dan pengumpulan
data.
b. Coding, yaitu memberikan tanda atau kode atas jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner.
c. Entri yaitu Upaya Memasukan data yang diperoleh kedalam master tabel atau
database komputer
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
1. Karakteristik Responden
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil sebagian besar responden
berumur 20-35 tahun sebanyak 55 orang (79,7%), berpendidikan SMP sebanyak 29
orang (53,6%), pekerjaan sebagai IRT sebanyak 26 orang (37,7%), dan dengan
multiparitas sebanyak 35 orang (50,7%). Data dapat dilihat pada tabel 5.1 sebagai
berikut :
Tabel 5.1
Karakteristik Ibu Menyusui dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah
Kerja Puskesmas Dewantara Tahun 2013 (n=69)
2. Motivasi Intrinsik
Menurut hasil penelitian yang dilakukan, berdasarkan motivasi intrinsik ibu
dalam pemberian ASI eksklusif, diperoleh bahwa mayoritas responden berada pada
kategori cukup sebanyak 46 orang (66,7 %), dan minoritas responden pada kategori
kurang sebanyak 1 orang (1,4%). Gambaran ini dapat dilihat pada tabel 5.2 sebagai
berikut :
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Motivasi Intrinsik dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara
Tahun 2013
No. Motivasi Intrinsik Frekuensi Persentase (%)
1. Baik 22 31,9 2. Cukup 46 66,7 3. Kurang 1 1,4 Total 69 100,0
a. Kebutuhan
Menurut hasil penelitian yang dilakukan, berdasarkan kebutuhan dalam
pemberian ASI eksklusif diperoleh hasil bahwa mayoritas responden berada pada
kategori cukup sebanyak 40 orang (58,0 %), dan minoritas responden pada kategori
kurang sebanyak 5 orang (7,2%). Gambaran ini dapat dilihat pada tabel 5.3 sebagai
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebutuhan dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara
Tahun 2013
No. Kebutuhan Frekuensi Persentase (%)
1. Baik 24 34,8 2. Cukup 40 58,0 3. Kurang 5 7,2
Total 69 100,0
b. Harapan
Menurut hasil penelitian yang dilakukan, berdasarkan harapan dalam
pemberian ASI eksklusif diperoleh hasil bahwa mayoritas responden
berada pada kategori cukup sebanyak 46 orang (66,7 %), dan minoritas
responden pada kategori kurang sebanyak 4 orang (5,8%). Gambaran ini
dapat dilihat pada tabel 5.4 sebagai berikut :
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Harapan dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara
Tahun 2013
No. Harapan Frekuensi Persentase (%)
1. Baik 19 27,5 2. Cukup 46 66,7 3. Kurang 4 5,8
Total 69 100,0
c. Minat
Menurut hasil penelitian yang dilakukan, berdasarkan minat dalam
pemberian ASI eksklusif diperoleh hasil bahwa mayoritas responden
responden pada kategori kurang sebanyak 13 orang (18,8 %). Gambaran
ini dapat dilihat pada tabel 5.5 sebagai berikut :
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Minat dalam Pemberian ASI Eksklusif
di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Tahun 2013
Menurut hasil penelitian yang dilakukan, berdasarkan motivasi ekstrinsik
ibu dalam pemberian ASI eksklusif, diperoleh bahwa mayoritas responden
berada pada kategori cukup sebanyak 40 orang (58,0%), dan minoritas
responden pada kategori kurang sebanyak 2 orang (2,9%). Gambaran ini
dapat dilihat pada tabel 5.6 sebagai berikut :
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Motivasi Ekstrinsik dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara
Tahun 2013
Menurut hasil penelitian yang dilakukan, berdasarkan motif dalam
berada pada kategori cukup sebanyak 38 orang (55,1 %), dan minoritas
responden pada kategori kurang sebanyak 4 orang (5,8%). Gambaran ini
dapat dilihat pada tabel 5.7 sebagai berikut :
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Motif dalam Pemberian ASI Eksklusif
di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Tahun 2013
Menurut hasil penelitian yang dilakukan, berdasarkan ransangan
dalam pemberian ASI eksklusif diperoleh hasil bahwa mayoritas
responden berada pada kategori cukup sebanyak 40 orang (58,0 %), dan
minoritas responden pada kategori kurang sebanyak 5 orang (7,2%).
Gambaran ini dapat dilihat pada tabel 5.8 sebagai berikut :
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Rangsangan dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara
responden berada pada kategori cukup sebanyak 44 orang (63,8 %), dan
minoritas responden pada kategori kurang sebanyak 8 orang (11,6%).
Gambaran ini dapat dilihat pada tabel 5.9 sebagai berikut :
Tabel 5.9
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lingkungan dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara
Tahun 2013
No. Lingkungan Frekuensi Persentase (%)
1. Baik 7 24,6 2. Cukup 44 63,8 3. Kurang 8 11,6 Total 69 100,0
B. Pembahasan
1. Motivasi intrinsik
Menurut Hurlock (2000), bahwa motivasi intrinsik menunjuk pada
proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong yang timbul dalam diri
individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau
akhir daripada gerakan atau perbuatan sehingga mendapatkan tujuan yang
dikehendaki dan dapat selaras dengan waktu yang ada, selajan dengan
pendapat Sabur (2003), yang mengatakan bahwa motivasi intrinsik adalah
semua faktor internal yang mengarah pada berbagai jenis perilaku yang
bertujuan, semua pengaruh internal seperti Kebutuhan (needs) yang berasal
dari fungsi- fungsi organisme, dorongan, dan keinginan, aspirasi, dan selera
sosial yang bersumber dari fungsi- fungsi tersebut Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan, untuk motivasi intrinsik ibu dalam
pemberian ASI eksklusif diperoleh bahwa mayoritas responden berada pada
pendidikan responden yang mayoritas hanya sampai tingkat SMP sebanyak
29 orang (53,6%), Faktor umur dan pendidikan ibu berpengaruh pada
pengambilan keputusan dalam pemeliharaan kesehatan (Notoatmodjo,
2003), menurut Depkes RI (2002), bahwa pendidikan yang dijalani
seseorang memiliki pengaruh pada peningkatan kemampuan berpikir,
dengan kata lain seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan dapat
mengambil keputusan yang lebih baik, rasional, umumnya terbuka untuk
menerima perubahan dibandingan dengan individu yang berpendidikan lebih
rendah. Tingkat pengetahuan ibu yang rendah berakibat pada motivasi ibu
dalam menghadapi masalah, terutama dalam pemberian ASI eksklusif.
Sesungguhnya motivasi itu sendiri bukan merupakan sesuatu kekuatan yang
netral, atau kekuatan yang kebal tehadap pengaruh faktor-faktor lain (Sabur, 2003),
sejalan dengan pendapat Taufik (2007), yang mengatakan bahwa motivasi intrinsik
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kebutuhan, harapan dan minat.
Menurut Roesli (2008) motivasi ibu memberikan ASI ekskusif karena ASI
dapat memenuhi kebutuhan bayi akan energi dan gizi selama 6 bulan pertama
kehidupannya, sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. Menurut
Suarli (2009), yang mengatakan bahwa kebutuhan memotivasi manusia untuk
menjadikan dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh dan mendorong serta
mengarahkan seseorang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan
kebutuhan dalam pemberian ASI eksklusif, mayoritas responden berada pada
kategori cukup sebanyak 40 orang (58,0 %). Hal ini berkaitan dengan paritas
responden yang mayoritas multipara sebanyak 35 orang (50,7%). Menurut Arini
(2012), menyatakan bahwa paritas dalam menyusui adalah berhubungan dengan
memenuhi kebutuhan bayinya berpengaruh terhadap keputusan ibu untuk menyusui
bayinya atau tidak.
Menurut Suarli (2009), harapan terutama harapan akan masa depan yang
merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan
perasaan subjektif seseorang. Ditinjau berdasarkan harapan dalam pemberian ASI
eksklusif, mayoritas responden berada pada kategori cukup sebanyak 46 orang
(66,7 %), menurut Prasetyono (2009) harapan ibu memberikan ASI eksklusif agar
bayinya tumbuh menjadi anak yang pintar. Sejalan dengan pendapat Taufik, (2007),
yang mengatakan bahwa harapan timbul karena seseorang dimotivasi untuk
mencapai tujuan atau keinginan tertentu. Harapan seseorang seharusnya
harapan-harapan yang realistis dan dapat dicapai. Jadi, seseorang dimotivasi oleh adanya
harapan dan pencapaian kepada keberhasilan.
Ditinjau berdasarkan minat dalam pemberian ASI eksklusif, mayoritas
responden berada pada kategori cukup sebanyak 32 orang (46,4 %). Menurut
Depkes RI (2007) bahwa pentingnya minat pada diri manusia karena minat sebagai
sumber motivasi yang kuat, minat menjadi faktor pendorong untuk melakukan
sesuat. Menurut Hasibuan (2006) bahwa minat akan memperkuat motivasi
seseorang, sebagai suatu tenaga psikis yang akan mendorong individu untuk
melakukan suatu kegiatan dalam mencapai suatu tujuan dan semakin sering minat
diekspresikan dalam kegiatan maka semakin kuat keinginan untuk mencapai objek
tersebut dalam hal ini minat dalam pemberian ASI eksklusif pada bayi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori motivasi yang dikemukakan oleh
Abraham Maslow pada tingkatan ketiga hirarki kebutuhan Maslow yaitu motivasi
yang cukup akan memenuhi kebutuhan maslow pada tingkatan kebutuhan akan
Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berinteraksi dengan orang lain,
minat serta memotivasi diri, dalam hal ini mendorong minat dan motivasi ibu
menyusui dalam pemberian ASI eksklusif serta untuk terus melakukan sesuatu yang
akhirnya dapat memenuhi kebutuhan pada tingkatan kebutuhan Maslow kelima
yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
2. Motivasi Ekstrinsik
Menurut Notoatmojo (2005), motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang
berfungsi karena adanya rangsangan dari luar atau sebagai interaksi antara
perilaku dan lingkungan sehingga dapat meningkatkan, menurunkan atau
mempertahankan perilaku. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,
untuk motivasi ekstrinsik dalam pemberian ASI eksklusif, diperoleh bahwa
mayoritas responden berada pada kategori cukup sebanyak 46 orang
(66,7%). Hal ini berkaitan dengan pendidikan responden yang mayoritas
hanya sampai tingkat SMP sebanyak 29 orang (53,6%), Faktor umur dan
pendidikan ibu berpengaruh pada pengambilan keputusan dalam
pemeliharaan kesehatan (Notoatmodjo, 2003), menurut Depkes RI (2002),
bahwa pendidikan yang dijalani seseorang memiliki pengaruh pada
peningkatan kemampuan berpikir, dengan kata lain seseorang yang
berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih baik,
rasional, umumnya terbuka untuk menerima perubahan dibandingan dengan
individu yang berpendidikan lebih rendah. Tingkat pengetahuan ibu yang
rendah berakibat pada motivasi ibu dalam menghadapi masalah, terutama
dalam pemberian ASI eksklusif.
Menurut Suarli (2009) bahwa motivasi ekstrinsik dipengaruhi situasi
dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya. Menurut
Taufik (2007), yang mengatakan bahwa motivasi intrinsik dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti motif, ransangan dan lingkungan. Menurut hasil
penelitian yang didapat menunjukkan bahwa berdasarkan motif dalam
pemberian ASI eksklusif diperoleh hasil bahwa mayoritas responden berada
pada kategori cukup sebanyak 38 orang (55,1%). Hal ini berkaitan dengan
paritas responden yang mayoritas multipara sebanyak 35 orang (50,7%).
Menurut Arini (2012), Dalam pemberian ASI Eksklusif ibu yang sudah
menyusui anak sebelumnya sudah berpengalaman dibandingkan dengan ibu
yang pertama kali menyusui. Semakin banyak jumlah anak dalam satu
keluarga maka semakin besar pula upaya dan perhatian orang tua untuk
mengasuh dan akan meningkatkan motivasi dalam pemberian ASI eksklusif.
Agar seseorang bersedia untuk melakukan sesuatu seperti yang
diharapkan, terkadang perlu diberikan ransangan. Dalam motivasi ransangan
dibagi menjadi dua, yaitu ransangan positif (memberikan satu imbalan) dan
ransangan negatif (memberikan hukuman). Rangsangan positif adalah
memberikan suatu imbalan yang dapat menyenangkan bagi seseorang yang
memiliki suatu prestasi. Ransangan ini terdiri dari beberapa macam,
diantaranya adalah hadiah, pengakuan. Sedangkan ransangan negatif yaitu
imbalan yang tidak menyenangkan berupa hukuman bagi orang yang tidak
melakukan atau berbuat seperti apa yang diinginkan. Ditinjau berdasarkan
ransangan dalam pemberian ASI eksklusif diperoleh hasil bahwa mayoritas
responden berada pada kategori cukup sebanyak 40 orang (58,0%), dan
ditinjau berdasarkan lingkungan dalam pemberian ASI eksklusif diperoleh
orang (63,8%). Hal ini berkaitan dengan pendidikan responden yang
mayoritas hanya sampai tingkat SMP sebanyak 29 orang (53,6%). Proses
pendidikan di lingkungan keluarga dapat mempengaruhi motivasi ibu untuk
memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Menurut Suarli (2009), yang
mengatakan bahwa motivasi dipengaruhi sistem penghargaan dan situasi
lingkungan. Sistem penghargaan yang diterima atau imbalan yang berupa
karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan yang dapat
mendorong individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan dan Situasi
lingkungan pada umumnya yaitu setiap individu terdorong untuk
berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara
efektif dengan lingkungannya.
Teori motivasi Herzberg mengemukakan bahwa faktor yang mendorong
seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari
ketidakpuasan berupa faktor ekstrinsik yaitu hubungan antar manusia, imbalan,
kondisi lingkungan, dan sebagainya serta faktor motivator (faktor intrinsik) berupa
pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dan sebagainya (faktor intrinsik) sehingga
dengan adanya faktor-faktor tersebut membangkitkan motivasi atau keinginan
seseorang dalam mencapai suatu tujuan dalam hal ini meningkatkan motivasi ibu
BAB VI
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas
Dewantara dapat disimpulkan bahwa :
a. Responden yang berjumlah 69 orang terdiri dari ibu-ibu berumur 20-35 tahun
sebanyak 55 orang (79,7%), berpendidikan SMP sebanyak 29 orang (53,6%),
pekerjaan sebagai IRT sebanyak 26 orang (37,7%), dan dengan multiparitas
sebanyak 35 orang (50,7%).
b. Motivasi intrinsik ibu dalam pemberian ASI eksklusif, berada pada kategori
cukup sebanyak 46 orang (66,7 %), ditinjau berdasarkan kebutuhan, berada
pada kategori cukup sebanyak 40 orang (58,0 %), ditinjau berdasarkan
harapan, berada pada kategori cukup sebanyak 46 orang (66,7 %), ditinjau
berdasarkan minat, berada pada kategori cukup sebanyak 32 orang (46,4 %).
c. Motivasi ekstrinsik ibu dalam pemberian ASI eksklusif, berada pada kategori
cukup sebanyak 40 orang (58,0 %), ditinjau berdasarkan motif, berada pada
kategori cukup sebanyak 38 orang (55,1 %), ditinjau berdasarkan ransangan,
berada pada kategori cukup sebanyak 40 orang (58,0 %), ditinjau berdasarkan
lingkungan berada pada kategori cukup sebanyak 44 orang (63,8 %).
2. Saran
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, peneliti
1. Pelayanan Kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan khususnya bidan dapat
menggali dan meningkatkan motivasi ibu menyusui dalam pemberian ASI
eksklusif dengan mensosialisasikan segala aspek positif serta manfaat
pemberian ASI eksklusif kepada ibu-ibu hamil dan menyusui.
2. Perkembangan Ilmu Kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat
melakukan penelitian lebih lanjut tentang hubungan motivasi instrinsik
DAFTAR PUSTAKA
Arif, N. (2009) ASI dan Tumbuh Kembang Bayi. Yogyakarta: Media Pressindo.
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian (edisi revis V). Jakarta: Rineka Cipta.
Anna, L.K. (2010) ASI Bisa Selamatkan Ribuan Nyawa. [Internet], Tersedia dalam:
[Diakses 3 November 2012]
Budiarja. (2011) Banyak Sekali ASI Bagi Ibu dan Bayi. [Internet], Tersedia dalam:
<http://www.bppsdmk.depkes.go.i
.(2005) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Januari 2012]
Budiarto, E. (2002) Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran(EGC)
Dinas Kesehatan Aceh Utara. (2010) Profil Kesehatan Pemerintah Kabupaten Aceh
Utara.
Dinas Kesehatan Nanggroe Aceh Darussalam. (2008) Banda Aceh.
Depkes RI. (1999) Cara Menyusui Yang Baik. Jakarta: JICA
Indivira, N. (2009) The Mom’s Secret. Yogyakarta: Pustaka Anggrek
Machfoedz, I. (2010) Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Fitramaya
Notoatmodjo, S. (2003) Pendidikan Dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
.(2010) Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nuraini. (2009) 33 Rahasia Sehat Ibu Hamil, Menyusui, Bayi & Balita. Jakarta: Hi fest Publishing
Nursalam. (2003) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika
Prasetyono, D.S. (2009) Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta: Diva Press
Proverawati, A. & Rahmawati, E. (2010) Kapita Seleksi Dan Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika
Purwanti, H.S. (2004) Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta: EGC
Saifuddin,A.B.(2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta: PT tiga Putera Begawan.
Sudarti. & Khoirunnisa, E. (2010) Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi Dan Balita.
Yogyakarta: Nuha Medika
Suherni. (2009) Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya
Sudjana, M.A. (2002). Metode Statistika (Edisi ke-3). Bandung: Tarsito
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKUSIF PADA BAYI BARU
LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEWANTARA KABUPATEN ACEH UTARA
Lembar Kuesioner
A. Identitas Responden
No. Responden :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Paritas :
Petunjuk Pengisian !
Berikan tanda checklis ( √ ) pada salah satu jawaban yang dianggap benar.
Motivasi Intrinsik 1. Kebutuhan
No Pernyataan Benar Salah
1. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk memenuhi nutrisi bayi saya.
2. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk mencegah terjadinya penyakit kuning pada bayi saya
3. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk mencegah mencret pada bayi saya
4. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk mencegah alergi pada bayi saya
5. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk mendekatkan
hubungan dengan bayi saya
kecerdasan bayi saya
7. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk meningkatkan kesehatan bayi saya
8. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk meningkatkan ASI saya
9. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk menghemat
pengeluaran rumah tangga.
2. Harapan
10. Saya memberikan ASI eksklusif supaya dapat menurunkan berat badan saya seperti sebelum hamil
11. Saya memberikan ASI eksklusif supaya bayi saya tumbuh menjadi anak yang pintar
12. Saya memberikan ASI eksklusif supaya bayi saya menjadi lebih sehat
13. Saya memberikan ASI eksklusif supaya bayi saya bisa merasakan kasih sayang saya.
14. Saya memberikan ASI eksklusif supaya dapat mempercepat kembalinya ukuran rahim seperti sebelum saya hamil
15. Saya memberikan ASI eksklusif agar mencegah timbulnya bengkak dan rasa nyeri pada payudara saya.
16. Saya memberikan ASI eksklusif supaya dapat memenuhi kebutuhan bayi saya.
17. Saya memberikan ASI eksklusif agar bayi saya tidak mudah sakit.
18. Saya memberikan ASI eksklusif agar pendarahan setelah saya melahirkan dapat segera berhenti.
3. Minat
19. Saya memberikan ASI karena keinginan saya sendiri
21. Saya memberikan ASI eksklusif, karena sadar pentingnya untuk bayi saya
22. Saya memberikan ASI eksklusif, karena sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
23. Saya memberikan ASI eksklusif, karena dapat menghemat tenaga keluarga
24. Saya berminat memberikan ASI eksklusif karena ASI dapat disimpan di dalam suhu ruangan selama 8 jam.
25. Saya juga berminat memberikan ASI eksklusif karena ASI dapat disimpan di dalam lemari pendingin (kulkas) selama 24 jam.
26. Saya berminat memberikan ASI eksklusif karena ASI mengandung vitamin A dan berfungsi untuk kesehatan mata.
27. Saya berminat memberikan ASI eksklusif karena lebih bergizi dan bermanfaat.
Motivasi ekstrinsik 1. Motif
28. Saya memberikan ASI Eksklusif karena lebih hemat.
29. Saya memberikan ASI Eksklusif karena dapat menjadi KB alami.
30. Saya memberikan ASI Eksklusif karena mengurangi risiko kanker payudara dan kanker rahim.
31. Saya memberikan ASI Eksklusif karena ASI selalu siap sedia dan bebas kuman.
32. Saya memberikan ASI Eksklusif karena bayi saya bisa belajar menghisap dan menelan.
33. Saya memberikan ASI Eksklusif karena keluarga saya menyarankan kepada saya.
35. Saya memberikan ASI Eksklusif karena tetangga saya mengajak saya memberikan ASI Eksklusif .
36. Saya memberikan ASI Eksklusif karena dapat mengurangi stres dan gelisah.
2. Ransangan
37. Apabila saya memberikan ASI Eksklusif, maka keluarga saya mau menyiapkan segala kebutuhan selama saya menyusui
38. Apabila saya memberikan ASI Eksklusif, maka suami saya lebih memperhatikan saya.
39. Apabila saya memberikan ASI Eksklusif, maka saya akan mendapatkan makanan bantuan dari pemerintah.
40. Apabila saya memberikan ASI Eksklusif, maka saya akan mendapatkan susu khusus untuk ibu menyusui secara gratis dari bidan.
41. Apabila saya memberikan ASI Eksklusif, maka suami saya akan membelikan makanan yang saya mau.
42. Apabila saya memberikan ASI Ekskusif, maka suami saya akan lebih menyayangi saya.
43. Apabila saya memberikan ASI Ekskusif, maka tetangga saya akan memberikan pujian kepada saya
44. Apabila saya memberikan ASI Ekskusif, maka saya akan mendapatkan hadiah dari mertua saya
45. Apabila saya memberikan ASI Ekskusif, maka ibu saya akan membantu merawat saya dan bayi saya apabila suami saya tidak berada dirumah.
3. Lingkungan
46. Saya tertarik memberikan ASI Eksklusif setelah mendengarkan penyuluhan.
buku tentang ASI Eksklusif
48. Saya tertarik memberikan ASI Eksklusif karena suami sangat mendukung saya.
49. Saya tertarik memberikan ASI Eksklusif setelah mendengarkan penjelasan dari keluarga.
50. Saya tertarik memberikan ASI Eksklusif setelah mendengarkan radio.
51. Saya tertarik memberikan ASI Eksklusif setelah menonton acara tentang ASI Eksklusif di TV .
52. Saya tertarik memberikan ASI Eksklusif setelah mendengarkan penjelasan dari Bidan.
53. Saya tertarik memberikan ASI Eksklusif setelah mendengarkan pengalaman dari pada tetangga.
CONTENT VALIDITY INDEKS
Nama : Elly
NIM : 125102026
Judul : Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Menyusui Dalam
Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh Utara.
NO PERNYATAAN
SKOR
0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
MOTIVASI INTRINSIK
A. Kebutuhan
1. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk memenuhi
nutrisi bayi saya.
2. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk mencegah
terjadinya penyakit kuning pada bayi saya
3. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk mencegah
mencret pada bayi saya
4. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk mencegah
alergi pada bayi saya
5. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk
mendekatkan hubungan dengan bayi saya
6. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk
7. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk
meningkatkan kesehatan bayi saya
8. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk
meningkatkan ASI saya
9. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk menghemat
pengeluaran rumah tangga.
B. Minat
10. Saya memberikan ASI karena keinginan saya
sendiri
11. Saya memberikan ASI eksklusif, karena dapat
diberikan setiap saat.
12. Saya memberikan ASI eksklusif, karena sadar
pentingnya untuk bayi saya
13. Saya memberikan ASI eksklusif, karena sangat
baik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
14. Saya memberikan ASI eksklusif, karena dapat
menghemat tenaga keluarga
15. Saya berminat memberikan ASI eksklusif karena
ASI dapat disimpan di dalam suhu ruangan selama
8 jam.
16. Saya juga berminat memberikan ASI eksklusif
karena ASI dapat disimpan di dalam lemari
pendingin (kulkas) selama 24 jam.
17. Saya berminat memberikan ASI eksklusif karena
kesehatan mata.
18. Saya berminat memberikan ASI eksklusif karena
lebih bergizi dan bermanfaat.
C. Harapan
19. Saya memberikan ASI eksklusif supaya dapat
menurunkan berat badan saya seperti sebelum
hamil
20. Saya memberikan ASI eksklusif supaya bayi saya
tumbuh menjadi anak yang pintar
21. Saya memberikan ASI eksklusif supaya bayi saya
menjadi lebih sehat
22. Saya memberikan ASI eksklusif supaya bayi saya
bisa merasakan kasih sayang saya.
23. Saya memberikan ASI eksklusif supaya dapat
mempercepat kembalinya ukuran rahim seperti
sebelum saya hamil
24. Saya memberikan ASI eksklusif agar mencegah
timbulnya bengkak dan rasa nyeri pada payudara
saya.
25. Saya memberikan ASI eksklusif supaya dapat
memenuhi kebutuhan bayi saya.
26. Saya memberikan ASI eksklusif agar bayi saya
tidak mudah sakit.
27. Saya memberikan ASI eksklusif agar pendarahan
setelah saya melahirkan dapat segera berhenti.
A. Motif
28. Saya memberikan ASI Eksklusif karena lebih
hemat.
29. Saya memberikan ASI Eksklusif karena dapat
menjadi KB alami.
30. Saya memberikan ASI Eksklusif karena
mengurangi risiko kanker payudara dan kanker
rahim.
31. Saya memberikan ASI Eksklusif karena ASI selalu
siap sedia dan bebas kuman.
32. Saya memberikan ASI Eksklusif karena bayi saya
bisa belajar menghisap dan menelan.
33. Saya memberikan ASI Eksklusif karena keluarga
saya menyarankan kepada saya.
34. Saya memberikan ASI Eksklusif karena suami
saya menyarankan saya untuk memberikan ASI
Eksklusif
35. Saya memberikan ASI Eksklusif karena tetangga
saya mengajak saya memberikan ASI Eksklusif .
36. Saya memberikan ASI Eksklusif karena dapat
mengurangi stres dan gelisah.
B. Ransangan
37. Apabila saya memberikan ASI Eksklusif, maka
keluarga saya mau menyiapkan segala kebutuhan