• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemikiran Hasan Al Banna tentang Agama dan Politik Terhadap Idiologi Partai Keadilan Sejahtera

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pemikiran Hasan Al Banna tentang Agama dan Politik Terhadap Idiologi Partai Keadilan Sejahtera"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMIKIRAN HASAN AL BANNA TENTANG AGAMA DAN POLITIK TERHADAP IDIOLOGI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA

Disusun Oleh : AFRI DARMAWAN

( 080906001 )

Dosen Pembimbing : Dr. Warjio, MA

Dosen Pembaca : Dr. Heri Kusmanto, MA

DEPARTEMEN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Halaman Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk diseminarkan dan diuji atas nama: Nama : Afri Darmawan

Nim : 080906001 Departemen : Ilmu Politik

Judul : Pengaruh Pemikiran Hasan Al Banna tentang Agama dan Politik Terhadap Idiologi Partai Keadilan Sejahtera

Medan, 12 Juni 2014 Komisi Pembimbing

Pembimbing Pembaca

Dr. Warjio. MA Dr. Heri Kusmanto MA NIP. 19740806 200604 1 003 NIP. 19641006 199803 1 002

Ketua Departemen

(3)

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala pertolongan dan berkatNya lah penulis dapat memulai, menjalani dan mengakhiri masa perkuliahan di jurusan Ilmu Politik FISIP USU dan atas persetujuanNya juga lah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Adapun judul skripsi ini adalah PENGARUH PEMIKIRAN HASAN AL BANNA TENTANG AGAMA DAN POLITIK TERHADAP IDIOLOGI

PARTAI KEADILAN SEJAHTERA.

Pada kesempatan ini secara khusus penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada orangtua penulis ayah bapak Suwanto dan ibu Sumini yang penulis banggakan dan selalu setia mendukung, membimbing, menguatkan dan selalu berusaha mencukupi kebutuhan penulis selama masa perkuliahan sampai sekarang, semoga apa yang penulis dapat berikan ini dapat menambah kebanggaan ayah dan ibu penulis.

(4)

1. Bapak Prof.Dr.Badarruddin Harahap,M.Si selaku Dekan FISIP-USU 2. Ibu Dra.T.Irmayani,M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Polik FISIP-USU 3. Bapak Dr.Warjio,MA selaku dosen pembimbing penulis yang telah

membimbing, mengarahkan, dan telah banyak meluangkan waktu selama penulisan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Heri Kusmanto, MA selaku dosen pembaca dan dosen pembimbing akademik penulis yang ditengah kesibukannya masih meluangkan waktu untuk membimbing,mengarahkan dan memberikan masukan pada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

5. Dan kepada seluruh staff pengajar Departemen Ilmu Politik FISIP USU yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis selama kuliah di jurusan Ilmu Politik FISIP USU.

Medan, Juni 2014 Penulis

(5)

seorang tokoh yang sangat berpengaruh dalam periodesasi kebangkitan islam dari segi perpaduan agama dan politik. Pemikiran Hasan Al Banna banyak di adopsi oleh gerakan-gerakan dan partai-partai yang berbasis keislaman, karena dianggap dinamis dan toleran terhadap sistem yang berlaku. Partai Keadilan Sejahtera adalah Partai yang berdiri pada era proses transisi demokrasi di Indonesia. Partai Keadilan Sejahtera didirikan oleh para aktivis dakwah dan sarjana lulusan timur tengah yang secara tidak langsung banyak mendapatkan inspirasi pemikiran dari Hasan Al Banna. Dalam hal ini sejauh mana pemikiran Hasan Al Banna berpengaruh terhadap Idiologi Partai Keadilan Sejahtera, sehingga Partai Keadilan Sejahtera yang bernafaskan islam bisa bertahan dan masih tetap berkiprah di perpolitikan Indonesia, ditengah partai-partai lain yang bernafaskan islam mulai tenggelam di kancah perpolitikan Indonesia.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif Kualitatif, menggunakan teknik pengumpulan data kepustakaan .

Dari penelitian yang dilakukan maka didapatkan hasil sebagai berikut: Pemikiran Hasan Al Banna tentang agama dan politik secara tidak langsung memiliki kesamaan terhadap idiologi Partai Keadilan Sejahtera. Tetapi secara organisatoris dan struktural, sejauh analisa penulis tidak memiliki hubungan keterikatan. Kesamaan itu terjadi dikarenakan sama-sama bersumber dari Al-qur’an dan Sunnah.

(6)

influential figure in the revival of Islam in terms of periodicity blend of religion and politics. Thought of Hasan al-Banna in the adoption by many movements and parties based on Islam, because it is dynamic and tolerant of the prevailing system. PKS is a party that stands in the era of the democratic transition in Indonesia. PKS activists founded by graduates of propaganda and the Middle East, which indirectly get many inspiring thoughts of Hasan Al Banna. In this case the extent of Hasan Al-Banna's ideas ideology influence the Prosperous Justice Party, PKS so that having Islam can survive and still remain active in Indonesian politics, amid other parties that having Islam began to sink in Indonesian political scene.

This study used a qualitative descriptive method, using literature data collection techniques.

From the research conducted then obtained the following results:

Hasan Al Banna thought about religion and politics are not directly have in common the PKS ideology. But organizationally and structurally, as far as the analysis of the authors do not have the attachment relationship. The similarity occurs because both derived from the Qur'an and Sunnah.

(7)

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... v

Bab I Pendahuluan 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Perumusan Penelitian ... 7

1.3.Pertanyaan Penelitian ... 8

1.4.Tujuan Penelitian ... 8

1.5.Manfaat Penelitian ... 9

1.6.Kerangka Teori ... 9

1.6.1. Kehidupan Hasan Al-Banna 1.6.1.1. Hasan Al-Banna Kecil Sampai Remaja ... 10

1.6.1.2. Hasan Al-Banna dan Ikhwanul Muslimin ... 11

1.6.2. Sejarah Partai Keadilan Sejahtera 1.6.2.1. Sejarah Terbentuknya Partai Keadilan Sejahtera ... 14

1.7. Metode Penelitian ... 17

1.7.1. Jenis Penelitian ... 18

1.7.2. Teknik Pengumpulan Data ... 18

1.7.3. Teknik Analisis Data ... 18

1.8. Sistematika Penulisan ... 19

BAB II Biografi Pemikiran Hasan Al Banna 2.1. Biografi Hasan Al Banna ... 22

2.1.1. Latar Belakang Hasan Al Banna ... 22

2.1.2. Kelahiran dan Pendidikan Hasan Al Banna ... 24

2.1.3. Hasan Al Banna dan Ikhwanul Muslimin ... 27

2.1.4. Perkawinan Hasan Al Banna dan Anak-Anaknya ... 29

(8)

2.2. Pemikiran Hasan Al Banna ... 32

2.2.1. Agama ... 32

2.2.2. Politik ... 35

2.3. Partai Keadilan Sejahtera ... 38

2.3.1. Idiologi dan Asas Partai ... 38

2.3.2. Visi dan Misi Partai ... 41

2.3.3. Karakteristik Partai ... 43

BAB III Pengaruh Pemikiran Hasan Al Banna Terhadap Idiologi Partai Keadilan Sejahtera 3.1. Agama ... 45

3.1.1. Tarbiyah ... 46

3.2. Politik ... 57

3.2.1. Kebijakan Politik ... 66

3.2.2. Konsep Negara Islam ... 71

BAB IV Kesimpulan dan Saran 4.1. Kesimpulan ... 76

4.2. Saran ... 78

(9)

seorang tokoh yang sangat berpengaruh dalam periodesasi kebangkitan islam dari segi perpaduan agama dan politik. Pemikiran Hasan Al Banna banyak di adopsi oleh gerakan-gerakan dan partai-partai yang berbasis keislaman, karena dianggap dinamis dan toleran terhadap sistem yang berlaku. Partai Keadilan Sejahtera adalah Partai yang berdiri pada era proses transisi demokrasi di Indonesia. Partai Keadilan Sejahtera didirikan oleh para aktivis dakwah dan sarjana lulusan timur tengah yang secara tidak langsung banyak mendapatkan inspirasi pemikiran dari Hasan Al Banna. Dalam hal ini sejauh mana pemikiran Hasan Al Banna berpengaruh terhadap Idiologi Partai Keadilan Sejahtera, sehingga Partai Keadilan Sejahtera yang bernafaskan islam bisa bertahan dan masih tetap berkiprah di perpolitikan Indonesia, ditengah partai-partai lain yang bernafaskan islam mulai tenggelam di kancah perpolitikan Indonesia.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif Kualitatif, menggunakan teknik pengumpulan data kepustakaan .

Dari penelitian yang dilakukan maka didapatkan hasil sebagai berikut: Pemikiran Hasan Al Banna tentang agama dan politik secara tidak langsung memiliki kesamaan terhadap idiologi Partai Keadilan Sejahtera. Tetapi secara organisatoris dan struktural, sejauh analisa penulis tidak memiliki hubungan keterikatan. Kesamaan itu terjadi dikarenakan sama-sama bersumber dari Al-qur’an dan Sunnah.

(10)

influential figure in the revival of Islam in terms of periodicity blend of religion and politics. Thought of Hasan al-Banna in the adoption by many movements and parties based on Islam, because it is dynamic and tolerant of the prevailing system. PKS is a party that stands in the era of the democratic transition in Indonesia. PKS activists founded by graduates of propaganda and the Middle East, which indirectly get many inspiring thoughts of Hasan Al Banna. In this case the extent of Hasan Al-Banna's ideas ideology influence the Prosperous Justice Party, PKS so that having Islam can survive and still remain active in Indonesian politics, amid other parties that having Islam began to sink in Indonesian political scene.

This study used a qualitative descriptive method, using literature data collection techniques.

From the research conducted then obtained the following results:

Hasan Al Banna thought about religion and politics are not directly have in common the PKS ideology. But organizationally and structurally, as far as the analysis of the authors do not have the attachment relationship. The similarity occurs because both derived from the Qur'an and Sunnah.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Memasuki awal abad dua puluh, ada dua fenomena yg menonjol di berbagai belahan dunia yang terjadi hampir bersamaan pertama kebangkitan agama dan kedua demokratisasi. Dua fenomena tersebut menggambarkan sebuah bukti bahwa di penghujung abad yang lalu terjadi perubahan yang begitu cepat. Gerakan kebangkitan agama berjalan seiring dan terkadang memperkuat pembentukan sistem politik sebuah negara kearah yang lebih demokratis. Sementara dibagian wilayah lain tidak jarang kedua fenomena tersebut menjadi saling berbenturan. Dunia islam tidak luput dari pengaruh fenomena tersebut, kebangkitan islam di negeri-negeri yang mayoritas penduduknya islam memunculkan isu demokratisasi.1

Dalam rangka merespon kondisi zaman, terdapat banyak pemikir islam yang bermunculan. Semuanya mengusung semangat kembali membangun kejayaan umat yang pernah diraih pada masa lalu. Bersamaan dengan itu diskusi seputar konsep dan pemikiran keislaman pun merebak. Berbagai telaah dan analisis sudah dilakukan untuk merumuskan konsep dan pemikiran sebaik mungkin yang dapat mengantarkan umat ini menuju kehidupan yang di idam-idamkan. Dalam merumuskan sebuah pemikiran, ada yang memandang persoalan umat dengan semangat pahlawan yang berlebihan hingga melahirkan konsep yang mengedepankan permusuhan terhadap pihak lain. Ada pula yang dilatarbelakangi 1. Ali Said Damanik, Fenomena Partai Keadilan; Transformasi 20 Tahun Gerakan Tarbiyah di

(12)

oleh kekaguman yang berlebihan juga terhadap kemajuan barat sehingga kurang percaya diri ketika mengaktulisasikan konsep keislamannya. Di antara berbagai konsep itu, ada beberapa gerakan islam yang arif, cermat dan mendalam dapat merumuskan dan menjalankan hakikat perjuangan islam yang ketat dengan bingkai syari’at namun tetap mengedepankan strategi yang logis dan realistis.2

Salah satu tokoh pemikir yang sangat berpengaruh yaitu, Hasan Al Banna. Beliau adalah seorang tokoh yang sangat berpengaruh dalam periodesasi kebangkitan islam dalam segi perpaduan agama dan politik. Pemikiran hasan al banna banyak di adopsi oleh gerakan-gerakan yang berbasis keislaman, karena dianggap lebih dinamis dan toleran terhadap sistem yang berlaku di setiap negara yang ada di seluruh belahan dunia.

Hasan Al Banna Lahir pada tahun 1906 bertepatan dengan semakin rapuhnya khilafah islam turki ustmani, khilafah islam terakhir yang menandai berakhirnya kekhalifahan islam. Al-Banna tumbuh sebagai seorang pemuda seperti halnya pemuda saat itu. Sejak usia delapan hingga dua belas tahun, al-banna belajar di sekolah rashad. Tahun 1920, dia pindah ke Damanhur dan mengeyam pendidikan disana sampai berusia 14 tahun. Sebelum memasuki jenjang pendidikan tinggi di universitas mahmuddiyah, al-banna telah menghafal sebagian besar kitab qur’an. Al-Banna masuk Jama’iyyah Akhlaq Wa al-adab, dan dari sana ia bergabung dengan perkumpulan mencegah kemaksiatan

yang beraktivitas melakukan aktivitas amar ma’ruf nahi munkar.3 Jenjang pendidikan pendahuluan ia selesaikan di Damanhur. Setalah itu pada tahun 1923, 2. Abdul Hamid Al-Gazali, Meretas Jalan Kebangkitan Islam; Peta Pemikiran Hasan Al-Bana,

terj, (Solo; Era Intermedia, 2001), hal 5-6.

(13)

Al-Banna untuk pertama kalinya pergi ke kairo, ibukota Mesir. Di kota inilah ia mendaftarkan diri untuk mengikuti pendidikan tinggi disana. Meski penerimaan siswa cukup alot dan seleksi sangat ketat, namun al-Banna berhasil melalui setiap tahapan dengan baik dan diterima di sekolah tinggi Kairo, bahkan dia menjadi guru di sebuah sekolah di isma’iliyah, Mesir.4

Hasan al-Banna dianggap sebagai pionir proyek kebangkitan peradaban islam, ia melakukan formulasi untuk membangkitkan gerakan kebangkitan islam kontemporer yang disebut “ Jama’ah al-Ikhwan al-Muslimin “, karena islam pada saat itu hanyalah sekedar agama abangan, kemalasan, pengangguran, atau kesufian, sebagaimana halnya telah menimpa dunia islam pada masa kemunduran.5

Agama (ad-din) adalah hukum tuhan yang mengajak orang-orang yang berakal kepada kebaikan sesuai dengan kehendak mereka sendiri. Sedangkan politik (As-Siyasah) adalah dasar-dasar atau disiplin ilmu yang membahas tentang cara mengatur berbagai persoalan yang bersifat umum.6 Dalam suatu kesempatan ketika al-Banna berbicara mengenai hubungan antara islam dengan politik dan sikap seorang muslim terhadapnya. Ia berpendapat bahwa berpolitik artinya memikirkan persoalan internal dan ekternal umat. Dengan gambling ia mengaitkan antara aqidah dan aktivitas politik. Ia berkata “sesungguhnya seorang muslim belum sempurna keislamannya kecuali ia menjadi seorang politikus, 4.Abbas Assisi, Biografi Dakwah Hasan Al-Banna,terj : Nandang Burhanudin, Dedi heriadi

(Bandung: harakatuna, 2006), hlm 382-385.

5.http:// www.al-ikhwan.net/ Imam syahid Hasan al-Banna, Pionir Kebangkitan Islam

6.Yusuf Al-Qaradhawi, Meluruskan Dikotomi Agama dan Politik: Bantah Tuntas terhadap

Sekularisme dan Liberalisme, terj : Khoirul Amru Harahap ( Jakarta: Pustaka Al-kautsar, 2008),

hlm 11,20.

(14)

mempunyai pandangan jauh ke depan dan memberikan perhatian penuh kepada persoalan bangsanya. Keislaman seseorang menuntutnya untuk memberikan perhatian kepada persoalan bangsanya.7

Pemikiran Hasan Al-Banna tersebut banyak mengilhami gerakan-gerakan islam bahkan partai partai yang beridiologi islam yang ada di seluruh belahan dunia, bahkan Indonesia. Yang dianggap lebih dinamis dengan sistem yang berlaku.

Berbeda dengan Muhammad Natsir seorang politisi islam dari Indonesia yang selalu ‘ menghendaki’ agama sebagai Ideologi Negara, akan tetapi berusaha menampilkan semangat keislamannya dengan wajah terbuka dan lebih luwes.8 Menurut Tarmizi Taher, Natsir merupakan sedikit diantara manusia Indonesia yang multi dimensional dan begitu kompleks. Meskipun secara politis Natsir kalah dalam memperjuangkan islam sebagai ideologi negara secara konstituional, dia menerima dengan lapang dada dan ikhlas.9

Diakhir tahun 1990 an kondisi sosial politik Indonesia mulai berubah secara drastis, gerakan-gerakan islam yang tadinya di tekan oleh aparat pemerintah agar tidak hidup, malah sebaliknya berkembang pesat. Puncak dari perubahan ini terjadi pada tanggal 21 Mei 1998 dimana orang nomor satu di Indonesia presiden Soeharto mundur dari jabatannya setelah mendapat tekanan yang sangat massif dari rakyat yang dimotori oleh para mahasiswa dan para tokoh nasional.

7. Utsman Abdul Mu’iz Ruslan, Pendidikan Politik Ikhwanul Muslimin, terj: Jasiman, Hawin Murthado, Salafudin, Solo : Era Intermedia, 2000, hlm 72-73.

8. G. H. Jansen, Islam Militan. Terjemahan oleh Armahedi Mahzar, Bandung: Pustaka, 1983, hal., 231, 272.

(15)

Setelah soeharto tumbang, kepemimpinan negara pun beralih ke tangan B.J. Habibie yang sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden. Pada masa inilah era multipartai dimulai selama 32 tahun rakyat Indonesia dipaksa untuk memilih diantara 3 partai saja.

Euforia politik pun terus berlangsung ditandai dengan berdirinya partai-partai baru. Para mantan aktivis dakwah generasi pertama dan juga sarjana-sarjana lulusan timur tengah yang selama ini aktif di dunia dakwah pun mencoba memanfaatkan situasi yang sedang berkembang. Akhirnya lewat sebuah proses panjang, para pegiat dakwah inipun mendeklarasikan sebuah partai politik yang diberi nama Partai Keadilan ( PK ), yang dideklarasikan pada hari Ahad tanggal 15 Rabi’ul Tsani 1419 H bertepatan dengan tanggal 9 Agustus 1998.10

Pada pemilu 1999 Partai Keadilan mendapatkan 1,4 juta suara atau 1,36% berhasil menundukan 7 orang wakilnya di senayan. PK menempati 7 besar partai pemenang pemilu. Karena terganjal undang-undang pemilu mengenai Electoral Treshold (batas suara minimal harus 2 %) maka PK mengubah nama

menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), setelah sebelumnya harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah di tentukan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Pendeklarasian Partai Keadilan Sejahtera ini dilakukan dilapangan Monas Jakarta pada hari Ahad tanggal 18 Shafar 1424 H bertepatan dengan tanggal 20 April 2003.11

10.Sapto Waluyo, Kebangkitan Politik Dakwah: Konsep dan Praktik Politik Partai Keadilan

Sejahtera di Masa Transisi, Bandung : Harakatuna Publishing, 2005, hlm 357-359.

(16)

PK Sejahtera sulit dikategorikan sebagai partai tradisional atau modern, karena para pendirinya berasal dari dari kalangan muda dan tua, lebih fair jika kita menyebutnya sebagai partai masa peralihan yang mempertemukan

generasi muda dari berbagai kubu. Proses itulah yang yang sedang dan akan membentuk konfigurasi sosial dan politik Indonesia di masa kini dan mendatang, sehingga kategori tradisional dan modernis tidak memadai lagi.

Dalam perspektif transisional, pemahaman yang ketat memisahkan politik dan dakwah otomatis mencair. Pengetahuan dan pengalaman konkret membuat para aktivis lebih mudah melintasi batas. Politik tidak hanya dipersepsi sebagai arena konflik perebutan kekuasaan, melainkan juga perumusan kebijakan dan pencapaian kepentingan umum. Di situlah makna politik bisa bersinggungan erat dengan dakwah, dalam pengertian “ upaya untuk mengembalikan manusia agar menyembah Allah Semata dengan memerintahkan kema’rufan dan mencegah kemungkaran.” Dalam rumusan PK Sejahtera yang khas, politik dakwah

Dipraktekkan sebagai “ mimbar dakwah parlemen atau lebih kental lagi sebagai “jihad siyasi”. Bagi sebagian pengamat rumusan itu mungkin masih berbau jargon atau slogan, namun aktivis PK Sejahtera dengan tekun membuktikannya sebagai fenomena baru dalam perpolitikan nasional.12

Dari pernyataan diatas kita mengetahui bahwa berdirinya PK yang di pelopori oleh sarjana lulusan timur tengah. Secara tidak langsung tokoh-tokoh tersebut banyak mendapatkan insipirasi pemikiran dari Hasan Al-Banna, tempat dimana mereka menuntut ilmu.

12. Sapto Waluyo, Kebangkitan Politik Dakwah: Konsep dan Praktik Politik Partai Keadilan

(17)

Maka dari itu saya tertarik untuk melihat, mendudukkan, dan mensistematiskan Sejauh mana pemikiran Hasan Al-Banna terkait agama dan politik bisa mempengaruhi Idiologi sebuah Partai politik yang ada di Indonesia yaitu Partai Keadilan Sejahtera. Sehingga PK Sejahtera yang bernafaskan islam bisa bertahan dan masih tetap berkiprah di perpolitikan Indonesia, ditengah partai-partai lain yang bernafaskan islam yang mulai tenggelam di kancah perpolitikan Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah adalah usaha untuk menyatakan secara tersurat pertanyaaan penelitian apa saja yang pelu dijawab atau dicarikan jalan pemecahannya. Perumusan masalah merupakan penjabaran dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Dengan kata lain, perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan atas identifikasi masalah dan pembatasan masalah.13

Atas latar belakang diatas maka penulis merumuskan suatu masalah yang akan menjadi bahasan dalam penelitian ini yaitu terkait dengan pemikiran Hasan Al Banna khususnya tentang agama dan politik. Penulis akan menggambarkan sebuah pengungkapan permasalahan dari objek penelitian yaitu Sejauh mana pemikiran tokoh berpengaruh terhadap idiologi Sebuah partai politik yang ada di Indonesia yaitu partai keadilan sejahtera.

(18)

Disini penulis akan menguraikan sejarah seorang tokoh dan sejarah berdirinya partai keadilan sejahtera sehingga apakah ada dari pemikiran hasan al banna tentang agama dan politik yang berpengaruh terhadap idiologi partai keadilan Sejahtera.

1.3. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan Masalah diatas maka penulis membuat beberapa pertanyaan yang akan dibahas serta dijawab dalam bab berikutnya agar dapat melengkapi penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana pemikiran Hasan Al Banna tentang agama dan politik berpengaruh terhadap Idiologi Partai Keadilan Sejahtera ?

2. Apa dampak dari pemikiran Hasan Al Banna terhadap perkembangan Partai Keadilan Sejahtera ?

I.4 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pemikiran-pemikiran Hasan Al Banna tentang agama dan politik.

(19)

I.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Secara akademis penelitian ini bermanfaat bagi penulis, yaitu untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan mengasah penulis dalam membuat karya ilmiah untuk selanjutnya dapat menyelesaikan pendidikan di Strata Satu (S-1) Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah pengetahuan terhadap Ilmu Politik, yaitu mengenai pemikiran Hasan al Banna tentang agama dan politik yang berpengaruh bagi Idiologi Partai Politik.

3. Menambah referensi bagi Mahasiswa Departemen Ilmu Politik FISIP USU mengenai Idiologi Partai Keadilan Sejahtera.

I.6 Kerangka Teori

Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, definisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep.14 Dalam hal ini penulis akan mengambil teori-teori yang

berkaitan tentang pemikiran Hasan al Banna tentang agama dan politik dan pengaruhnya terhadap Idiologi Partai Keadilan Sejahtera.

(20)

1.6.1 Kehidupan Hasan Al-Banna

1.6.1.1 Hasan Al-Banna Kecil Sampai Remaja

Syaikh Abdurrahman Al Banna Kakek Imam As-syahid adalah seorang pembesar sekaligus konglomerat Desa Syamsyirah. Beliau mempunyai dua anak laki-laki; Ahmad dan Muhammad. Ahmad menghabiskan waktunya untuk mencari ilmu di al-azhar, sedangkan Muhammad bekerja di desanya. Ketika Abdurrahman Al Banna meninggal, keduanya berselisih tentang warisan. Namun, Ahmad mengalah dan meninggalkan desanya, pergi menetap di Mahmudiyah. Syaikh Akhmad Abdul Rahman Al Banna bapak Imam Asy-Syahid tinggal di Mahmudiyah. Bekerja sehari-hari sebagai tukang reparasi jam dan sisa waktunya beliau manfaatkan untuk mengajar fiqih, tauhid serta hafalan al-qur’an berikut tajuidnya. Beliau memiliki perpustakaan besar yang dipenuhi beragam buku-buku islam. Ketika penduduk Mahmudiyah membangun mesjid, mereka meminta agar Syaikh Akhmad mengawali khutbah jum’at di masjid tersebut. Waktu itu, orang-orang sangat kagum dengan keilmuan dan retorika bicaranya. Akhirnya beliau menjadi khatib dan imam mesjid. Beliau membagi waktunya antara mengajar dan memperbaiki jam. Beliau menikahi seorang wanita shalihah dari keluarga Abu Qaura dan dikaruniai lima anak laki-laki serta dua anak perempuan.15 Imam Syahid Hasan bin Akhmad bin Abdurrahman Al Banna dilahirkan pada tahun 1906 di kota Mahmudiyah sebuah kawasan dekat Iskandariyah. Beliau anak sulung Syaikh Ahmad Al Banna.16

15. Abbas Assisi, Biografi Dakwah Hasan Al-Banna,terj : Nandang Burhanudin, Dedi heriadi, Bandung: harakatuna, 2006, hlm 382-383.

(21)

Beliau mulai masuk sekolah dasar di Ar-Rasad Ad-Diniyah,kemudian melanjutkan I’dadiyah. Setelah itu beliau memilih masuk sekolah guru, beliau menamatkan belajar di sekolah guru selama tiga tahun dan meraih nilai terbaik di sekolahnya.

Disamping belajar di rumah dan di mesjid, beliau juga belajar pada sekolah pemerintahan. Kemudian melanjutkan perjalanannya ke dar’al ulum kairo dan tamat pada tahun 1927, setelah tamat dari darul ulum beliau menjadi guru pada sekolah dasar di Ismailiyah. Dari ismailiyah inilah beliau memulai aktifitas keagamaannya di tengah-tengah masyarakat, terutama warung warung kopi dihadapan para karyawan proyek terusan suez.17Beliau memounyai cara dan teknik yang menarik dalam menyampaikan dakwahnya baik kepada jama’ah mesjid maupun para pengunjung kedai kopi sehingga mereka merasa terkesan dan mau menerima apa-apa yang di sampaikan Hasan Al- Banna.

1.6.1.2 Hasan Al- Banna dan Ikhwanul Muslimin

Pada Saat Hasan Al-Banna di Ismailiyah enam orang pemuda mendatangi rumah beliau. Mereka meminta kepadanya untuk menjelaskan langkah-langkah meraih izzah islam dan kaum muslim. Beliau memberikan apresiasi kepada mereka atas ghiroh tersebut dan meminta mereka untuk berba’iat kepada Allah, menjadi tentara dakwah untuk meraih izzah umat. Enam orang tersebutlah yang menjadi inisiator lahirnya Jamaah Ikhwanul Muslimin. Peresmian Jamaah diselenggarakan di rumah “ Ikhwanul Muslimin “ dan masjidnya di Ismailiyah, pada tanggal 05 muharam 1348 H. Berturut-turut setelah itu dibuka kantor ikhwan di daerah Ismailiyah dan Suez.

(22)

Sedangkan di kairo “ Jam’iyah Al Hadharah Al Islamiyah” memutuskan untuk berkoalisi dengan ikhwanul muslimin karena percaya bahwa kesatuan shaf umat islam lebih utama daripada bercerai berai. Akhirnya cabang ikhwan didirikan di kairo. Setelah semakin berkembang dan bertambah aktivitasnya, cabang ikhwan di kairo dikukuhkan menjadi kantor pusat Ikhwanul muslimin pada tahun 1932 M.

Hasan Al-Banna mencetuskan 7 dasar pokok untuk ikhwanul muslimin. 7 dasar-dasar pokok tersebut adalah :

1. Adanya aktivitas dakwah

2. Memiliki keistimewaan, kepribadian yang jelas dan memiliki sifat-sifat konkrit

3. Memiliki kepemimpinan yang berkesadaran tinggi, bijak yang sasaran dan metodenya jelas

4. Memiliki pendukung setia yang siap membawa misi dengan keyakinan dan komitmen yang tinggi

5. Tujuan yang hendak dicapai jelas, tidak tergoyahkan oleh situasi apapun, dan gangguan-gangguan yang ada di tengah jalan.

6. Cara-cara untuk mencapai tujuan jelas, diketahui tahapan-tahapan dan langkah-langkahnya.

7. Mempunyai sikap yang jelas terhadap isu-isu yang beredar.18

Setelah Hasan Al- Banna pindah ke kairo, ia melakukan lebih banyak aktifitas dakwah islam. Ia semakin konsisten dan intens membangun sarana dan prasarana serta dasar-dasar da’wah bagi jama’ahnya.

(23)

Ia mengadakan dialog-dialog dan diskusi serta membuka kelas-kelas pelajaran di kantor pusat. Pada musim panas berkeliling ke kampong-kampung di sebelah utara dan barat kairo dalam rangka memperluas wilayah dakwah. Usaha tersebut menampakkan hasil yang sangat memuaskan karena belum satu tahun kepindahannya ke kairo, ia telah berhasil merangkul 50 desa untuk meyokong perjuangannya.

Pengaruh Hasan Al-Banna semakin luas dan dari hasil adaptasinya dengan lingkungan hidup yang baru, memberinya inspirasi untuk sarana-saran baru dalam berdakwah. Ia menulis beberapa petunjuk umum tentang dakwahnya, sebagai dasar-dasar perjuangan organisasi ikhwanul muslimin. Penerbitan majalah ikhwanul muslimin berkala mingguan, edisi perdana mulai diluncurkan pada bulan mei 1933 ( 27 Shafar 1352 ) dan muhibuddin al-khatib ditunjuk sebagai pemimpin redaksinya atas dasar pengalamannya dalam bidang penerbitan dan jurnalistik.19

Hasan Al-Banna menyebutkan bahwa karakteristik yang paling utama dari gerakan ikhwanul muslimin adalah;

1. Berorientasi ketuhanan (Rabbaniyah); maksudnya gerakan ikhwanul muslimin berdiri diatas 4 fondasi yang berusaha mendekatkan manusia kepada Tuhannya.

2. Bersifat Internasional (Alamiyah); maksudnya gerakan ikhwanul muslimin ditujukan kepada manusia secara keseluruhan, karena manusia pada dasarnya adalah bersaudara, nenek moyang dan keturunan mereka adalah

(24)

satu (nabi adam) tidak ada kelebihan superioritas antara satu dengan yang lain, kecuali dengan taqwa dan kebaikan serta jasa-jasa yang mereka sumbangsihkan kepada lingkungan masyarakat.

3. Bersifat Islami (Islamiyah); maksudnya bahwa gerakan ikhwanul muslimin bersandarkan pada islam.

1.6.2. Partai Keadilan Sejahtera

1.6.2.1 Sejarah Terbentuknya Partai Keadilan Sejahtera

Sejarah lahirnya Partai Keadilan Sejahtera yang kemudian menjadi partai Kedailan Sejahtera tak lepas dari kondisi real sejarah umat islam Indonesia dari Presiden Soekarno sampai Presiden Soeharto di era orde baru. Itu bisa dilihat dari diskriminasi yang dilakukan oleh para pemimpin negeri ini terhadap umat islam. Partai Keadilan adalah partai politik yang didirikan oleh sejumlah aktivis muslim Indonesia baik dalam negeri maupun luar negeri. Lahirnya gerakan dakwah kampus yang merupakan cikal bakal kemunculan kader-kader partai keadilan di era reformasi berawal dari munculnya kelompok anak muda yang emmiliki semangat tinggi dalam mempelajari dan mengamalkan islam, sebagai respon dari tekanan politik yang dilakukan pemerintah orde baru ketika itu terhadap umat islam, dan adanya ruang publik yang relative lapang bernama mesjid, tempat dimana idialisme kaum muda islam mengalami persemaian ideal secara tepat.

(25)

pendukung utama partai ini mencoba memformulakan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Momen Keterbukaan politik yang diawali sejak decade 1990-an telah menjadi model dakwah tarbiyah ini semakin luas. Keterbukaan politik yang diawali pemerintahan ini, ditambah dengan kecenderungan mengakomodasi kepentingan ummat Islam telah membawa angin segar bagi aktivis dakwah. Bagi gerakan tarbiyah, era keterbukaan ini membawa berkah yang luar biasa untuk ekspansi gerakan-gerakan kampus. Usaha-usaha untuk kembali berpartisipasi dalam dinamika politik dan sosial Indonesia semakin terbuka. Aktivis-aktivis gerakan ini mulai meluaskan sayapnya. Kesempatan untuk partisipasi langsung dalam kancah poltik nasional menjadi terbuka setelah rezim yang berkuasa selama 32 tahun mengalami kehancuran.20

Perjuangan gerakan dakwah harus dilanjutkan. Musyawarah yang dilakukan oleh para aktifis dakwah islam akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan bahwa iklim yang berkembang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi upaya peralihan cita-cita, mewujudkan bangsa dan negara Indonesia yang diridhoi Allah SWT. Pendirian partai politik berorientasi pada ajaran islam merupakan bentuk transformasi terakhir yang dijalani oleh gerakan dakwah, guna mencapai tujuan dakwah islam dengan cara-cara demokratis yang bisa diterima banyak orang, maka akhirnya merekapun sepakat untuk mengokohkan sebuah partai yang bernama Partai Keadilan.21

20. Yon Machmudi, Partai Keadilan Sejahtera; Wajah Baru Islam Politik Indonesia, Bandung: Harakatuna, 2005, hlm 69

(26)

Partai Keadilan didirikan pada tanggal 20 Juli 1998 dan dideklarasikan pada tanggal 9 Agustus 1998 di lapangan mesjid Al Azhar Kebayoran Baru Jakarta Selatan dengan jumlah massa yang hadir pada saat itu lebih dari 50.000 orang. Kehadiran Partai Keadilan dalam pentas perpolitikan Indonesia pasca jatuhnya Soeharto menjadi sebuah fenomena yang menakjubkan banyak pihak. Betapa tidak, dari seluruh partai besar yang ada pada era reformasi, hanya PK lah yang konstituennya tidak berasal dari kelompok-kelompok masyarakat atau komunitas politik yang pernah eksis sebelumnya, juga sulit memastikan mereka bagian-bagian mainstream islam seperti NU dan Muhammadiyah.22

Bulan Agustus 1999, pesta demokrasi pun digelar dan PK merupakan salah satu peserta pemilu saat itu, pada tanggal 2 Agustus 1999 PK menandatangani hasil perhitungan suara pemilu. Prestasi perolehan suara pada saat itu cukup membuat banyak kalangan berdecak kagum, PK masuk dalam urutan 7 besar partai pemenang pemilu, PK meraih 1.436.565 suara atau 1,36% dari total suara dan menempatkan 7 wakilnya di DPR RI (7 kursi DPR, 26 kursi DPRD Provinsi dan 163 kursi DPRD Kota/Kabupaten). Bahkan untuk daerah khusus Ibukota Jakarta, perolehan suara PK melebihi partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Bulan Bintang yang memiliki hubungan historis dengan NU dan Masyumi. Pada pesta demokrasi tahun 2004, pemerintah membuat peraturan baru untuk peserta pemilu, yaitu partai-partai yang ingin menjadi peserta pemilu 2004 baik partai baru maupun partai lama harus memenuhi 2% atau lebih perolehan suara dari pendukungnya. Maka pada tanggal 17 April 2003 PK mengadakan Musyawarah Majelis Syuro VIII (Musyawarah Nasional Istimewa) di Asrama 22. Sekretariat Jenderal DPP PKS Bidang Arsip dan Sejarah, Sikap Kami; Kumpulan Sikap

Dakwah Politik PK &PKS Periode 1998-2005 Jakarta: DPP Partai Keadilan Sejahtera, April

(27)

Haji Pondok Gede Bekasi dan menghasilkan keputusan untuk merekomendasikan PK untuk bergabung dengan Partai Keadilan Sejahtera. PKS didirikan di Jakarta pada hari Sabtu tanggal 20 April 2002 Masehi atau bertepatan dengan 7 Safar 1423 H, selanjutnya dideklarasikan pada tanggal 20 April 2003 di Silang Monas Jakarta yang dihadiri 40.000 massa.23

Sesuai hasil Musyawarah Nasional Istimewa Partai Keadilan pada tanggal 17 April 2003 di Asrama Haji Pondok Gede Bekasi yang merekomendasikan penggabungan PK dengan PKS karena memiliki kesamaan tujuan dan cita-cita, maka mereka menandatangani kesepakatan di hadapan notaries pada tanggal 3 Juli 2003 untuk menggabungkan diri dalam sebuah partai yang disepakati bernama Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

I.7 Metodologi Penelitian

Adapun metode penelitian ialah cara-cara yang digunakan dalam memproses penelitian.24 Tujuan umum dari penelitian adalah untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan.25

23. Nandang Burhanuddin, Penegakan Syariat Islam Menurut PK, Jakarta; Al-Jannah Pustaka, Februari,2004, hlm 24

24. Kartono Kartini. Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung : CV. Mandar Majuy, 1996 hlm 17.

(28)

1.7.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, karena penelitian ini akan memecahkan masalah penelitian dengan terlebih dahulu memaparkan keadaan obyek bersangkutan yang sedang diteliti dalam hal ini seseorang dan kemudian ditelaah dan diproses untuk menghasilkan suatu pembahasan yang berujung pada kesimpulan penelitian. Penelitian ini tentu saja akan berupaya untuk merunut alur pemikiran Hasan al Banna tentang agama dan politik hingga pada pengaruhnya terhadap idiologi Partai Keadilan Sejahtera, menyatukan berbagai keterangan dan persepsi seputar Sejarah dan Idiologi Partai Keadilan Sejahtera yang dihimpun dari berbagai sumber kepustakaan, serta berusaha mengaitkan pemikiran Hasan Al Banna yang dihimpun dari berbagai sumber-sumber kepustakaan dengan satu tujuan yaitu mendapat informasi yang relevan dengan permasalahan dan sesuai dengan yang diinginkan sehingga hasil yang diperoleh dapat menjawab pertanyaan yang muncul.

1.7.2 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data kepustakaan (library search). Bahan-bahan yang diambil sebagai dokumen ataupun data-data yang berasal dari tulisan-tulisan maupun artikel yang terdapat dalam buku-buku, jurnal, makalah, media cetak, artikel-artikel, internet dan sejenisnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

1.7.3 Teknik Analisa Data

(29)

masalah yang ada sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang akan diteliti dan kemudian dilakukan penarikan kesimpulan.

I.8 Sistemetika Penulisan

Untuk mendapatkan suatu gambaran yang jelas dan lebih terperinci, serta untuk mempermudah isi dari skripsi ini, maka penulis membagi penulisan skripsi ini kedalam empat bab. Adapun susunan sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Dalam bab ini penulis akan menjabarkan biografi dan pemikiran Hasan Al Banna tentang agama dan politik.

BAB III : Bab Ini akan membahas dampak pemikiran Hasan al- Banna terhadap Idiologi Partai Keadilan Sejahtera.

BAB IV : PENUTUP

(30)

BAB II

BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN HASAN AL BANNA

2.1Biografi Hasan Al-Banna

2.1.1 Latar Belakang Hasan Al-Banna

Datuk Imam Hasan Al-Banna bernama Syeikh Abdur-Rahman Al-Banna. Beliau tinggal di sebuah kampung bernama Syamsyirah. Dua orang anak lelaki bernama Ahmad dan Muhammad. Ahmad Banna menuntut di Universitas Al-Azhar dan Muhammad Al-Banna pula terlibat dalam bidang pertanian. Selepas beberapa tahun, Syeikh Abdur-Rahman pun meninggal dunia. Perselisihan faham terjadi antara kedua orang anaknya itu mengenai pembagian harta pusaka. Muhammad ingin memiliki bagian tanah pusaka yang lebih luas karena dia telah bersusah payah menjaga tanah pertanian bapak mereka. Perselisihan ini membawa kepada pertengkaran tetapi Ahmad Al-Banna menyelesaikannya dengan menyerahkan semua bagiannya kepada Muhammad dan pindah ke Mahmoodiah untuk menetap di sana. Ahmad bin Abdur-Rahman Al-Banna adalah bapak Imam Hasan Al-Banna, Di Mahmoodiah, Ahmad Al-Banna bekerja sebagai tukang refarasi jam. Beliau lulusan dari Universitas Al-Azhar. Separuh hari dihabiskannya untuk mencari rezeki dan masanya yang lain digunakan untuk mengkaji dan belajar Quran dan As-Sunnah. Di samping itu, Ahmad Al-Banna juga mempunyai sebuah perpustakaan yang memiliki berbagai buku berharga mengenai Islam dan sunnah.26

26. Hasan Al-Banna, Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin 1, terj : Anis matta, Rofi’ Munawar, Wahid Ahmadi, Solo : Era Adicitra Intermedia,2011, hlm 20-23.

(31)
(32)

tujuh orang anak iaitu lima lelaki dan 2 perempuan. Anak anaknya itu bernama Hasan Al-Banna (yang sulung), Abdur-Rahman Al-Banna, Fatimah Al-Banna, Muhammad Banna, Abdul Basit Banna, Jamal Banna dan Fauziah Al-Banna. Syeikh Ahmad Al-Banna mempunyai seorang lagi isteri. Dengan isteri kedua ini, dia memperolehi seorang anak perempuan yang bernama Faridah Al-Banna.27

2.1.2 Kelahiran dan Pendidikan Hasan Al-Banna

Imam Syahid Hasan bin Ahmad Adburrahman Al-Banna lahir pada tahun 1906 di kota Mahmudiyah, sebuah kawasan dekat Iskandariyah..28 Hubungan

awal hasan albanna yang paling berpengaruh adalah tarekat sufi hasafiyah. Hasan bergabung dengan tarekat ini ketika berusia tiga belas tahun. Tarekat berwawasan syariat ini menariknya karena tarekat ini berpegang Lteguh pada kitab suci dalam ritual dan upacaranya. Hasafiyah melarang laki-laki memakai emas, menyuruh wanita menggunakan hijab dan menekan perilaku dan kata-kata yang dibenarkan kitab suci ketika berziarah ke makam. Hasan menjadi sekretaris himpunan tarekat ini, yang berupaya mempengaruhi moralitas masyarakat dan memerangi pengaruh misionaris Kristen dengan membantu anak yatim. Sebagai anak muda, Hasan albanna aktif berupaya pribadi menjunjung tinggi standar islam dan menerapkan pada orang lain. Dia memadukan komitmen pribadinya dengan kecenderungan ikut berkelompok dengan yang bersentimen sama dengan dirinya.29

27. Ibid, Hal 30-32.

28. Richard P. Mitchell, The Society of the muslim brother. London : oxford university Press hal : 1-2.

(33)

Ghirah keislamannya sudah tumbuh semenjak kecil. Beliau sangat rajin ibadah dan suka mengunjungi para ulama untuk berdiskusi tentang masalah agama dan problematika umat. Sehingga tidak aneh para ulama dan gurunya sangat mencintai beliau dan menaruh harapan yang besar terhadap Hasan Al-Banna. Kegundahannya terhadap kemaksiatan menyebabkan Hasan Al-Banna kecil bersama teman-temannya membuat organisasi Menolak Keharaman. Dan diantara aktivitasnya, mengingatkan umat Islam yang melakukan dosa dan meninggalkan kewajiban Islam seperti shalat, puasa, dan lain-lain. Hasan Al-Banna juga punya kegiatan yang dilakukannya ketika masih kecil, yaitu membangun-bangunkan orang tidur dari rumah ke rumah untuk shalat Subuh berjamaah di masjid.30

Pendidikan yang dilaluinya antara lain; sekolah pendidikan guru tingkat dasar di damhur (1920), lalu dilanjutkan ke Dar al’ulum, sekolah tinggi guru (tamat 1927). Sejak saat itu dia mengajar di madrasah ibtidaiyah almiriyah di Ismaliyah.31

Selama lima tahun di kairo, dia menyaksikan iklim politik yang hidup, dimana dua partai tekemuka yang selalu cekcok. Bahkan dia mengalami westernisasi kultural mesir yang disamakan denghan ateisme dan ketidakbermoralan. Seperti banyak muslim, dia perihatin melihat Mustafa kemal attaturk menghapus kekhalifahan pada tahun 1924 dan pada tahun itu juga dia mensekularkan turki.

30. Ibid, Hal 90-91.

31. Ismail Kilany, Sekularisme Memisahkan Agama dari Negara terj: Kathur Suhardi, Jakarta : Al-kautsar cet II, 1993 hal 197.

(34)

Gerakan di mesir yang mendirikan unversitas negeri sekuler pada tahun 1925, dalam pandangan hasan albanna bisa jadi langkah pertama meniru turki mencampakkan islam. Dia juga perihatin melihat Koran-koran dan majalah menerbitkan artikel-artkel sekuler pemikiran barat.32

Hasan albanna menemukan orang yang sependapat dengan dirinya di dar ‘al ulum al azhar sekolah tinggi hukum dan perpustakaan salafiyah. Salah satu kenalannya adalah ulama azhar, Syaikh Yusuf ad-dijwi. Yang mendirikan organisasi yang dimaksudkan untuk kebangkitan islam, Menurut riwayat hidup albanna dijwi menyadari bahwa organisasinya telah gagal dan para ulama al-azhar tidak mampu membendung pasang kultur barat. Kepada hasan albanna dia mengatakan bahwa keselamatan individu hanya dapat diharapkan ketika berpegang teguh terhadap islam. Banna menolak sikap mengundurkan diri ini dan mendesak dijwi menggunakan masa muslim.33

Imam Hasan Al-Banna tiba di Ismailiah pada tahun 1927 untuk memulakan tugasnya sebagai seorang guru. Beliau menggunakan masa lapangnya untuk mengkaji dengan teliti corak hidup masyarakat Ismailiah agar usaha dakwahnya dapat dilancarkan dengan lebih berkesan. Imam Hasan Al-Banna berusaha untuk menjadi seorang guru yang baik dan juga seorang pendakwah yang berjaya. Beliau memulakan usaha dakwahnya di kedai-kedai makan dan kedai-kedai kopi dan bukannya di masjid. Dalam masa yang singkat saja, ramai yang telah menjadi pengikutnya.34

32. Hasan Al-Banna, Memori Hasan Al-Banna terj : Nandang Burhanudin, Bandung : harakatuna, 2007, hlm 102, 108-110.

33. Ibid, hlm 111-113.

(35)

Hasan Al-Banna ingin membagi visi islam reformisnya dengan masyarakat islamiyah. Banna tak mau terlibat dalam berbagai terlibat dalam faksi keagamaan lokal. Karena itu dia tidak sering berbicara di mesjid. Dia hanya berbicara di kedai kopi utama di kota ini. Dia rutin ke kedai kopi ini untuk memberikan ceramah agama singkat. Dalam riwayat hidupnya dia mencatat bahwa pada mulanya orang terkejut menyambut ceramahnya. Namun pada akhirnya mereka jadi terbiasa dengan banna. Dia cepat beradaptasi dan mempunyai pendengar tetap. Beberapa pengikutnya meminta dia mengisi diskusi kelompok agar lebih mendalam.35

2.1.3 Hasan Al-Banna dan Ikhwanul Muslimin

Pada tahun 1928 pada saat berusia 22 tahun, beliau mendirikan Jama’ah Ikhwanul Muslimun. Tokoh-tokoh yang bergabung di jama’ah ini di antaranya Syaikh Muhibbuddin Al-Khatib, ulamahadits; Syaikh Dr. Musthafa As-Siba’i, ahli hukum; Syaikh Amin Al-Husaini, mufti Palestina. Dan sekarang dakwah yang dirintisnya sudah masuk ke lebih dari 70 negara. Hampir tidak ada gerakan reformasi di dunia Islam yang tidak terpengaruh oleh pemikiran Jama’ah Ikhwanul Muslimun. Kelebihan Imam Hasan Al-Banna bukan pada kemampuannya ta’liful kutub (mengarang buku), tetapi pada ta’liful qulub (menyatukan hati) dan ta’lifur rijal (mencetak generasi muslim). Tidak aneh jika pengikutnya hampir ada di seluruh penjuru dunia. Penamaan Jama’ah Ikhwanul Muslimun juga tidak lain dari keinginan beliau untuk menyatukan umat Islam dan mengembalikan mereka dalam kejayaan Islam.36

35. Hasan Al-Banna, Memori Hasan Al-Banna terj : Nandang Burhanudin, Bandung : harakatuna, 2007, hlm 127-129.

(36)

Berkata ulama India Abul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadawi tentang imam Hasan Al Banna, ”Kehadirannya cukup mengejutkan Mesir, dunia Arab dan dunia Islam secara keseluruhan. Semua terkejut oleh dakwah, tarbiyah, jihad dan kekuatannya yang unik. Allah telah mengumpulkan pada dirinya berbagai kemampuan yang kadang-kadang tampak kontradiktif di mata psikolog, sejarawan, dan kritikal, yaitu pemikiran yang briliant, pemahaman yang cemerlang, wawasan yang luas, perasaan yang kuat, hati yang penuh berkah, semangat yang membara, lisan yang fasih, zuhud dan qanaah –tanpa menyiksa diri– dalam kehidupan pribadinya. Cita-cita dan keprihatinan yang tinggi dalam menyebarkan da’wah.” Perhatian Hasan Al Banna terhadap Islam dan umat Islam sangat besar termasuk umat Islam yang jauh dari Mesir, seperti Indonesia. Hal ini yang menjadikan beliau memimpin sendiri Komite Solidaritas bagi Kemerdekaan Indonesia. Dan utusan Indonesia yang berkunjung ke Mesir saat itu, yaitu H. Agus Salim, Dr. H.M. Rasyidi, M. Zein Hasan dan lain-lain, mengucapkan terima kasih kepada Hasan Al-Banna atas dukungan untuk kemerdekaan Indonesia.37

Bersama Banna, pusat ikhwan al-muslimun pindah ke kairo, dan dari sini menyebar ke seluruh mesir. Organisasi ini bertambah besar, dan mengembangkan struktur administrasi yang memungkinkan. Banna memegang kendali kuat. Selama sepuluh tahun berikutnya, ikhwan al-muslimun menerbitkan persnya sendiri dan program budayanya sendiri.38

37. Ibid, hlm 69.

(37)

2.1.4 Perkawinan Hasan Al-banna dan Anak-anaknya

Hasan Al-Banna sangat disayangi oleh para penduduk Ismailiah. Kehadirannya itu telah menyirami hati mereka dengan kesedaran rohani. Haji Hussin as-Soli adalah seorang yang berperibadi mulia dan beliau sangat tertarik dengan pribadi Hasan Al-Banna serta kegiatannya. Hubungan antara Haji Hussin as-Soli dan Hasan Al-Banna begitu rapat dan kukuh sekali. Haji Hussin membantu Hasan Al- Banna dengan berbagai cara. Anak-anak lelakinya menjadi pengikut Hasan Al-Banna. Hubungan ini menjadi semakin kuat dari sehari ke sehari sehingga akhirnya Haji Hussin as-Soli mengambil Hasan Al-Banna sebagai menantunya. Latifah, anak perempuan Haji Hussin as-Soli, menjadi isteri Imam Hasan Al-Banna. Latifah juga seorang wanita yang berakhlak mulia dan bertakwa. Perkawinan ini bertepatan dengan ayat Al-Quran yang bermaksud:

... dan wanita wanita yang baik adalah untuk laki laki yang baik dan laki

laki yang baik adalah untuk wanita wanita yang baik (pula).

(Surah An-Nur, ayat 26.)

Latifah sangat setia kepada suaminya dalam berbagai keadaan. perkawinan mereka telah menghasilkan enam orang anak yaitu lima orang perempuan dan seorang lelaki. Kelima orang anak perempuan mereka bernama Sana’a, Wafaa, Raja’a, Hajir dan Istisy’had. Anak perempuan yang bongsu itu dinamakan Istisy’had oleh Latifah kerana beliau dilahirkan dihari Imam Hasan Al-Banna mati syahid.39

Nama anak lelakinya ialah Ahmad Saiful Islam. Beliau juga tabah dan berwibawa seperti bapaknya.

(38)

Ahmad Saiful Islam lulusan di bidang ilmu medis dari sebuah universitas Kesehatan. Beliau ditahan dan dihukum penjara selama dua puluh lima tahun ketika pemerintahan Jamal Abdul Nasir. Ada pepatah Arab yang bermaksud: ‘Anak seekor singa adalah singa juga’. Ahmad Saiful Islam memiliki segala sifat bapaknya.40

2.1.5 Wafatnya Hasan Al-banna

Ketika terjadi tragedi Palestina, beliau segera mengirimkan pasukan Ikhwanul Muslimin ke sana. Sungguh, sejarah telah menjadi saksi betapa tegar dan semangatnya pasukan sekarelawan itu. Mereka bahkan telah berhasil menyerang jantung pertahanan Israel sampai ke ambang pintu Tel Aviv. Akan tetapi, sebuah tragedi yang lebih besar dan memilukan terjadi saat itu: Raja Farouq menandatangani perjanjian damai dengan Israel serta menangkapi seluruh pemimpin dan pasukan Ikhwanul Muslimin.41

Imam Asy-Syahid dan Ikhwanul Muslimin secara umum menjadi duri dalam tenggorokan Raja Faruq dan antek-anteknya, juga batu penghalang bagi imperialism dan zionisme. Inggris dan Raja Faruq terus berusaha untuk melenyapkan Imam Asy-Syahid dan gerakan dakwahnya. Kadang melalui pendekatan berbagai bantuan materi yang menipu, kadang juga dengan ancaman, pemecatan kerja, dan mutasi ke tempat terpencil, bahkan kadang juga dengan penangkapan dan penahanan. Namun, usaha tersebut malah semakin memperkuat dakwah Imam Asy-Syahid dan mempertajam tekadnya.42

40. http: www.google.com/detik-detik-hidupku -albanna hal 22 ( 3 Januari 2014 ).

41. Abbas Asisi, Biografi Dakwah Hasan Al Banna, terj : Nandang Burhanunudin dan dedi hariadi, bandung : Harakatuna Publishing, 2006 Hal : 383.

(39)

Dendam dan kemarahan Raja Faruq serta antek-anteknya pun semakin menjadi. Puncak kemarahan itu berbuntut terhadap rencana menghabisi nyawa Imam Asy-Syahid karena mereka berpikir, jika ia mati, gerakan dakwahnya juga akan ikut ke liang kubur. Akhirnya, imperialis dan zionis bersekongkol untuk menghabisi nyawa Imam Asy-Syahid. Imam Asy-Syahid dibunuh di depan kantor Syubanul Muslimin di Kairo. Walaupun tembakan yang mengenai tubuhnya tidak akan sampai membunuhnya, namun ketika lari ke rumah sakit, tidak ada seorang pun yang menolong beliau, sampai akhirnya beliau menghembuskan napas terakhir. Beliau syahid pada tanggal 12 Februari 1949, ketika usia beliau mencapai 42 tahun. Tidak ada yang membawa keranda beliau selain beberapa perempuan. Mereka berjalan di belakang peti itu, bapaknya yang dijaga ketat para pengikut Faruq yang membunuh Imam Asy-Syahid sebagai hadiah persembahan hari ulang tahunnya. Faruq mulai merasa tenang karena Imam Asy-Syahid sudah tiada. Ada kabar bahwa Faruq pernah berkata, “Sekarang arasyku mulai nyaman.” Kasus pembunuhan terhadap Imam Asy-Syahid mulai lenyap seiring dengan kesyahidan beliau. Tidak ada seorang pun yang berani mengusut. Akhirnya, ditetapkan bahwa pembunuh Imam Asy-Syahid adalah orang yang tidak dikenal Pemerintah melarang orang-orang yang hidup untuk mendekatinya. Orang-orang tersentak terhadap jenazah tersebut. Mereka terlihat baru pertama kali dalam sejarah manusia jenazah dibawa di puncak wanita. Jalanan lenggang dan mencekam. Hanya jenazah itu seorang diri merambat pelan. Rumah dan jendela-jendela terguncang dengan tangisan. Mereka melihat jenazah dibawa oleh istri dan anak perempuannya manuju tempat peristirahatan terakhirnya..43

(40)

2.2Pemikiran Hasan Al Banna

2.2.1 Agama

Hasan Al banna percaya bahwa kelemahan dan kerentanan muslim terhadap dominasi eropa disebabkan oleh penyimpangan kaum muslim dari islam “sejati”. Untuk membangkitkan mesir, kaum muslim harus bertekad untuk kembali memahami dan hidup menurut islam seperti di tegaskan dalam alqur’an dan sunnah . dan seperti dicontohkan generasi-generasi pertama muslim (salaf) juga sebagaimana telah dicontohkan secara konkrit oleh nabi Muhammad SAW dan khulafa ar-rasyidin tentang tatanan islam yang komprehensif. Dunia islam semakin lemah, hal ini karena beberapa faktor penyebabnya, antara lain perebutan kekuasan, perpecahan akibat soal-soal sekunder, kemewahan penguasa, pemerintahan oleh non arab seperti turki dan Persia yang tak pernah tahu islam sejati, kurangnya minat pada ilmu-ilmu praktis dan taklid buta pada otoritas. Semua faktor tersebut membuat dunia muslim rentan terhadap invasi mongol dan tentara salib. Meski dibawah mamluk dan usmaniah ada juga kebangkitan. Namun kaum muslimin mengabaikan prestasi eropa dalam ilmu dan politik, yang melicinkan jalan bagi hegemoni global eropa di zaman modern. Pada awal abad kedua puluh, dunia muslim sejak dari afrika sampai Indonesia, di bawah dominasi Eropa (Barat) .44

Selanjutnya Hasan Al-Banna percaya bahwa peradaban eropa terdiri atas ateisme, ketidakbermoralan, egoisme individu dan kelas, serta riba. Dia menyebut budaya eropa sebagai budaya materialistis yang mengutangi kaum muslim agar dapat mengendalikan ekonomi muslim.

(41)

Kejahatan eropa yang diimpor ke mesir, antara lain minuman keras, ruang dansa dan pakaian wanita ala barat. Eropa mendirikan sekolah-sekolah yang menanamkan pujian berlebihan kepada barat di kalangan elite muslim, dan melukiskan islam tidak sempurna.45

Menurut Hasan al-Banna, pemahaman yang benar tentang Islam, Islam mensyaratkan pengenalan Alquran dan sunnah, dua sumber otoratif untuk menetapkan peraturan islam untuk setiap keadaan. Kaum muslim mempelajari kitab suci agar dapat mendasarkan keselarasan mereka dengan Islam pada pemahaman, bukannya pada ketaatan kepada otoritas agama. Dia mengakui bahwa orang bisa saja sering berselisih soal hal-hal kecil dalam hukum, namun dia berpendapat bahwa perselisihan seperti itu hendaknya tidak menimbulkan permusuhan di kalangan kaum muslim. Untuk memperkecil perselisihan seperti itu hendaknya tidak menimbulkan permusuhan dikalangan kaum muslim. Untuk memperkecil perselisihan seperti itu hendaknya tidak mendiskusikan soal-soal spekulatif dan hipotesis, karena tak ada nilai praktisnya.46

Konsepsi Islam sejatinya menurut Hasan Al Banna menuntut disucikannya keyakinan dan praktik keagamaan yang ada. Kaum muslim, dalam beribadah haruslah berdasar pada kitab suci, dan jangan lagi mempercayai kemujaraban azimat, jampi-jampi, mantera dan ramalan. Secara umum, kaum Muslim harus memerangi bid’ah dalam praktik agama. Merujak ke maraknya pemujaan terhadap ramalan. Secara umum, kaum muslim harus memerangi bid’ah dalam praktik agama.

45. Charles Wendell, Five Tracts of Hasan al-Banna Berkeley : University Of California Press, 1975, hal 26-28.

(42)

Merujuk ke maraknya pemujaan terhadap wali, Banna percaya bahwa menghormati dan memuji orang saleh karena amal salehnya itu boleh saja. Namun, Banna menolak kalau orang seperti itu punya kekuatan spiritual yang dapat membawa manfaat dan mudarat bagi orang lain. Demikian pula halnya dengan kuburan, yang tidak boleh ada berlebihan dalam berziarah ke kubur, jika berziarah ke kubur.47

Masalah iman, Hasan Al Banna berpendapat bahwa siapa pun bisa disebut muslim, kalau dia mengaku percaya pada Allah SWT dan kenabian Muhammad SAW, berbuat sesuai dengan kepecayaannya itu, dan menunaikan kewajiban agama. Ia menyebut kafir, apabila orang terang-terangan menyatakan murtad, mengingkari keyakinan dan praktik yang lazim dikenal sebagai bagian dari islam, dan sengaja mendiskreditkan Alquran. Berkenaan dengan teologi, ia mengemukakan bahwa kaum muslim harus mengakui keesaan Allah SWT dan mahluk, dan bahwa kaum muslim tidak boleh menafsirkan ayat Alquran yang melukiskan sifat Allah SWT.48 Aqidah menurut, Banna adalah sesuatu yang mengharuskan hati anda membenarkannya, yang membuat jiwa anda tenang tentram kepadanya dan yang menjadi kepecayaan anda yang bersih dari kebimbangan atau keraguan.49

Hasan Al Banna menekankan relevansi islam dengan soal-soal duniawi. Dia mencatat bahwa islam mendorong keterlibatan aktif di dunia, termasuk penyelidikan ilmiah atas alam yang membawa kemajuan teknologi.

47. Hasan Al banna, Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin 2, terj : anis matta, rofi munawar dan wahid ahmadi, Solo : PT. Era Adicitra Intermedia, 2012 hal 8-10

48. Ibid , Hlm 11.

(43)

Banna percaya bahwa ajaran islam tidak bertentangan dengan kesimpulan ilmu, karena agama dan ilmu membahas realita yang berbeda. Sikap ini menunjukkan kontinuasi pemikiran reformis abad kesembilan belas.50

2.2.2 Politik

Hasan Al Banna mengemukakan prinsip islam dapat diterapkan pada keyakinan yang banyak dianut dalam politik dan lembaga politik. Islam memerlukan suatu pemerintah yang mencegah anarki, namun tidak menetapkan bentuk pemerintahan tertentu. Islam hanya meletakkan tiga prinsip pokok. Pertama, penguasa bertanggung jawab kepada Allah SWT dan rakyat, bahkan dianggap sebagai abdi rakyat. Kedua bangsa muslim, harus bertindak secara bersatu, karena persaudaraan Muslim merupakan prinsip iman. Ketiga bangsa muslim berhak memonitor tindakan penguasa, menasehati penguasa, dan mengupayakan agar kehendak bangsa dihormati. Karena ketiganya merupakan prinsip yang sangat luas, maka negara islam bisa memiliki banyak bentuk, termasuk demokrasi parlementer konstitusional.51 Sebagai tujuan jangka panjangnya, Banna menyerukan dihidupkannya kembali kekhalifahan. Dia berkata bahwa tugas ini memerlukan kerjasama penuh kaum muslim melalui pakta persekutuan, dan pada puncaknya Liga Bangsa-Bangsa Islam.52

50. Charles Wendell, Five Tracts of Hasan al-Banna Berkeley : University Of California Press, 1975, hal 115-116.

51. Hasan Al banna, Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin 2, terj : anis matta, rofi munawar dan wahid ahmadi, Solo : PT. Era Adicitra Intermedia, 2012 hal 358-359

(44)

Barang siapa beranggapan bahwa agama terlebih lagi Islam tidak mengungkap masalah politik atau bahwa politik tidak termasuk dalam agenda pembahasannya, maka sungguh ia telah menganiaya diri sendiri dan pengetahuannya. Saya tidak mengatakan bahwa ia “menganiaya islam” karena islam itu syari’at Allah yang sama sekali tidak mengandung kebatilan, baik di depan maupun di belakang. Sungguh indah kata-kata Imam Al-Ghazali, “Ketahuilah bahwa syari’at itu pondasi, dan raja itu penjaganya. Sesuatu yang tidak ada pondasinya pasti akan hancur, dan sesuatu yang tidak ada penjaganya niscaya akan hilang.” Daulah islamiyah tidak akan tegak kecuali bertumpu di atas pondasi dakwah, sehingga ia menjadi sebuah pemerintahan yang mengusung suatu misi, bukan sekedar bagan struktur, dan bukan pula pemerintahan yang materialistis, yang gersang tanpa ruh didalamnya. Demikian pula dakwah tidak mungkin tegak kecuali jika ada jaminan perlindungan yang akan menjaga, menyebarkan dan mengokohkannya. Merupakan kesalahan yang fatal ketika kita melupakan akar pemikiran ini, sehingga dalam prakteknya kita sering memisahkan agama dari urusan politik (meski secara teoritis kita mengikari pemisahan seperti ini). Kita tetapkan dalam UUD kita bahwa agama resmi negara adalah Islam, namun ternyata ketetapan ini tidak cukup bisa menghalangi para petinggi pemerintahan dan para tokoh politik untuk merusak citra Islam dalam persepsi dan pikiran khalayak, serta merusak keindahan Islam dan realita kehidupan. Hal ini mereka lakukan dengan keyakinan dan kesadaran penuh untuk menjauhkan pesan-pesan agama dari kancah politik.53

(45)

Sistem Islam bukanlah slogan dan julukan semata, selama kaidah-kaidah pokok tidak bisa diwujudkan dan diterapkan secara tepat hingga dapat menjaga keseimbangan dalam berbagai situasi. Keseimbangan ini tidak mungkin bisa terpelihara tanpa adanya nurani yang selalu terjaga dan perasaan yang tulus akan kesakralan ajaran ini. Dengan memelihara dan menjaganya akan tergapailah keberuntungan di dunia dan keselamatan di akhirat. Inilah yang dalam istilah politik modern kita kenal sebagai kesadaran politik, atau kematangan politik, atau pendidikan politik, atau istilah-istilah sejenis yang semua itu bermuara pada satu hakikat: keyakinan akan kelayakan sistem dan rasa kepedulian untuk menjaganya. Teks-teks ajaran saja tidaklah cukup untuk mengembalikan umat. Demikian juga, sebuah undang-undang tak akan berguna jika tidak ada seorang hakim yang adil dan bersih yang mempelopori penerapannya. Dalam kehidupan modern ini kita telah mengadopsi sistem parlemen dari Eropa, yang di bawah naungannya pemerintahan kita ditegakkan di atas pondasinya. Kita membangun sistem perundang-undangan, bahkan sistem ini pernah berganti nama dengan nama ala mereka. Kita juga terlalu sering merasakan akibat-akibatnya.54

Tidak ada satu pun yang membantah kenyataan bahwa penyelanggaraan pemerintahan yang sudah sudah, secara berturut-turut lemah dalam menunaikan tugas-tugasnya. Ia telah kehilangan kewibawaan di mata umat untuk layak di sebut sebagai sebuah pemerintahan. Hal ini bermula dari sikap melecehkan al-haq dan pada saat yang sama kebatilan tumbuh subur.55

(46)

2.3Partai Keadilan Sejahtera

2.3.1. Idiologi dan Asas Partai

Analisis mengenai PKS dari uraian ideologi telah dijelaskan oleh M. Imdadun Rahmad (2008). M. Imdadun Rahmad (2008) menjelaskan bagaimana ideologi IM sangat mempengaruhi sekali ideologi gerakan yang diguna pakai oleh PKS. Menurut M. Imdadun Rahmad (2008), jika dilihat gerakan dan manhajnya yang dambil PKS, warna ideologi PKS sebenarnya dipengaruhi oleh doktrin perjuangan IM, sebuah gerakan Islam militant yang berpusat di Timur Tengah yang mencita-citakan terwujudnya pemerintahan yang Islamik dengan dasa al-Quran dan Sunah secara kaffah. Selain itu PKS dalam implikasi ideologinya merupakan salah satu hasil dari Masyumi. Ini terkait erat dengan lahirnya Lembaga Dakwah Kampus (LDK) oleh Mohammad Natsir, bekas Presiden Masyumi yang sangat aktif menggerakkan dakwah di era 1990-an dan merupakan embrio dari gerakan Islam, termasuk di dalamnya PK.56

Apa yang diuraikan oleh M. Imdadun Rahmad (2008) tentang PKS ini merupakan karya penting untuk melihat bagaimana pengaruh ideologi “luar” mempengaruhi ideologi PKS. Ideologi “luar” ini seperti IM maupun Masyumi tidak dapat berkembang dalam masa Orde Baru karena dianggap membahayakan dan memberikan imej yang agak negatif terhadap gerakan Islam. Lebih dari itu kajian ini juga memberikan ruang yang agak mendalam bagaimana PKS berjuang dalam persoalan-persoalan kebangsaan; seperti persoalan Pancasila, demokrasi maupun negara Islam yang menjadi wacana utama dalam politik Islam Indonesia dewasa ini.57

56. Warjio, Ph.D, Dilema Politik Pembangunan PKS Islam dan Konvensional, Medan : Perdana Publishing, 2013. Hal 31.

(47)

Partai Keadilan (sekarang Partai Keadilan Sejahtera) didirikan dengan sebuah keputusan yang diambil berdasarkan survey yang dilakukan kepada para aktivis gerakan dakwah di Seluruh Indonesia bahkan luar negeri. Inti petanyaan yang diajukan dalam jajak pendapat tersebut adalah bentuk apa yang ditampilkan untuk muncul ke tengah publik pada era reformasi, apakah bentuk organisasi massa atau organisasi politik, atau tetap mempertahankan penampilan yang selama ini digunakan yaitu dalam bentuk yayasan atau lembaga-lembaga dakwah.58

Bentuk transformasi GDK (Gerakan Dakwah Kampus) menjadi Partai Keadilan barangkali bentuk tranformasi paling fenomenal yang dilakukan oleh gerakan dakwah ini. Dikatakan fenomenal karena beberapa alasan diantaranya :

• Pilihan mendirikan partai politik merupakan bentuk pemunculan publik yang paling utuh dari gerakan dakwah yang selama ini bergerak dengan banyak nama dan banyak kantong-kantongnya itu.

• Pilihan untuk mendirikan partai politik itu adalah sebuah keputusan yang tidak pernah diduga sebelumnya bahkan oleh para kadernya sendiri dan memicu kontroversi.

• Pilihan tersebut membawa konsekuensi pada masuknya gerakan dakwah ke dalam politik praktis dengan logika dan sistemnya sendiri yang di masa lalu merupakan sesuatu yang sempat mereka jauhi. Artinya selama ini

(48)

Menurut Nur Mahmudi Ismail (Presiden PK Pertama), menyebut akar historis dari Idiologis Partai Keadilan sangatlah panjang.59 Karena itu sangat sulit untuk mengelompokkan mereka ke dalam genre politik tertentu, karena dalam sejarahnya pada level yang nyaris tidak bersentuhan dengan kekuatan politik manapun.60

Dari Segi kelahiran Pk sangat di penagruhi oleh gerakan Islam di Mesir yaitu Ikhwanul Muslimin. Tesis ini diakui oleh pemikir ternama Ikhwanul Muslimin Dr. Yusuf al-Qardhowi, namun hal itu dibantah oleh Sekjend PK H. Anis Matta Lc, ia menegaskan, “: Konteks pernyataan Dr. Yusuf al-Qordhowi diatas menjelaskan, bahwa pengaruh Ikhwanul Muslimin ada di seluruh dunia dan salah satu yang dekat dengan pemikiran IM di Indonesia adalah PK” .61 Namun demikian Presiden PKS yang kedua Dr. Hidayat Nurwahid mengatakan “Substansi itu lebih penting daripada nama, nama besarpun tak ada nilainya kalau tidak di jabarkan dalam kehidupan” .62 Tetapi lain lagi pendapat yang dikemukakan oleh cendikiawan muslim, Nurcholis Madjid, Ia berpendapat bahwa Partai Keadilan Sejahtera tidak mengambil contoh dan inspirasi dari mana-mana, ia mempunyai style tersendiri bagi seorang terpelajar.63

58. Ali Said Damanik, Fenomena Partai Keadilan; Tranformasi 20 tahun Gerakan Tarbiyah di Indonesia, Jakarta : Teraju, 2002 hal 228.

59. Majalah Tempo, edisi 18 Januari 1999 hal 58. 60. Republika 10 Agustus 1998 hal 3.

61. Panjimas Edisi 20 Februari -05 Maret 2003 hal 11.

62. Nandang Burahnudin, Penegakan Syari’at Islam menurut PK, Jakarta : Al-Jannah Putaka, 2004, hal 24.

(49)

Menurut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai Keadilan Sejahtera Sejahtera bahwa Partai Keadilan Sejahtera berasaskan Islam dan memiliki jati diri sebagai Partai Da’wah.64

2.3.2. Visi dan Misi Partai

Visi Umum :

• Sebagai Partai Da’wah penegak keadilan dan kesejahteraan dalam bingkai persatuan ummat dan bangsa.

Visi Khusus :

• Partai berpengaruh baik secara kekuatan politik, partisipasi, maupun opini dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang madani.

Visi ini akan mengarahkan Partai Keadilan Sejahtera sebagai :

1. Partai da’wah yang memperjuangkan Islam sebagai solusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

2. Kekuatan transformatif dari nilai dan ajaran Islam di dalam proses pembangunan kembali umat dan bangsa di berbagai bidang.

3. Kekuatan yang mempelopori dan menggalang kerjasama dengan berbagai kekuatan yang secita-cita dalam menegakkan nilai dan sistem Islam yang rahmatan lil’alamin.

4. Akselerator bagi perwujudan masyarakat madani di Indonesia.

64. Sapto Waluyo, Kebangkitan Politik Dakwah : Konsep dan Praktik Politik Partai Keadilan

(50)

Misi

1. Menyebarluaskan da’wah Islam dan mencetak kader-kadernya sebagai anashir taghyir.

2. Mengembangkan institusi-intitusi kemasyarakatan yang Islami di berbagai bidang sebagai markaz taghyir dan pusat solusi.

3. Membangun opini umum yang Islami dan iklim yang mendukung bagi penerapan ajaran Islam yang solutif dan membawa rahmat.

4. Membangun kesadaran politik masyarakat, melakukan pembelaan, pelayanan dan pemberdayaan hak-hak kewarganegaraan.

5. Menegakkan amar ma’ruf nahi munkar terhadap kekuasaan secara konsisten dan kontiniyu dalam bingkai hukum dan etika Islam.

6. Secara aktif melakukan komunikasi, silaturahmi, kerjasama dan ishlah dengan berbagai unsur atau kalangan umat Islam untuk terwujudnya ukhuwah Islamiyah dan wihdatul-ummah, dan dengan berbagai komponen bangsa lainnya untuk memperkokoh kebersamaan dan merealisir agenda reformasi.

7. Ikut memberikan kontribusi positif dalam menegakkan keadilan dan menolak kedzaliman khususnya terhadap negeri-negeri muslim yang tertindas.65

65. Sekretariat Jenderal DPP PKS Bidang Arsip dan Sejarah, Sikap Kami; Kumpulan Sikap

Dakwah Politik PK &PKS Periode 1998-2005 Jakarta: DPP Partai Keadilan Sejahtera, April

(51)

2.3.3. Karakteristik PKS

PKS merupakan partai Islam yang mempunyai tujuh karakteristik :

1. Moralis; PKS berupaya menjadikan komitmen moral sebagai ciri seluruh perilaku individu dan poltiknya atau berusaha menampilkan sisi moralitas yang bersumber dari nilai-nilai Islam.

2. Profesional; hal ini dimaksudkan ke dalam pembentukan pribadi dengan memperhatikan aspek intelektualitas, sikap kritis dan sensitivitas yang lebih dalam aktivitas partai.

3. Patriotik; kehidupan berpartai adalah perjuangan. Diatas landasan inilah semangat dikobarkan dalam upaya meraih cita-cita masa depan.

4. Moderat; karakter ini sesungguhnya merupakan karakter Islam itu sendiri. Menurut Dr. Yusuf Qordhowi, moderat (al-wasthiyah) berarti keseimbangan (at-tawazun). Karakteristik moderat yang ditampilkan oleh PKS inilah yang menjadikan PKS berbeda dengan partai lain. Sikap kemoderatan PKS ditunjukkan pada saat masih bernama PK, yaitu saat menentukan berkoalisi dengan PAN, dan juga saat memperjuangkan “Piagam Jakarta” sedangkan partai Islam lain seperti PPP, PBB, Masyumi memperjuangkan ide amandemen UUD 1945.

(52)

6. Reformis; PKS akan menempatkan posisinya sebagai reformis serta berusaha konsisten menjauhi segala bentuk karakter dan sifat-sifat yang menimbulkan kerusakan

7. Independen; PKS menyatakan partai dakwah akan tetap berada pada posisi kemerdekaan (indepedensi) dalam artian yang sebenarnya.66 Karakteristik-karakteristik yang dimiliki PKS merupakan gambaran dari ketidaksamaan PKS dengan Islam Politik lain yang ada di Indonesia.

(53)

BAB III

Pengaruh Pemikiran Hasan Al Banna terhadap Idiologi Partai

Keadilan Sejahtera

3.1. Agama

Hasan Al banna percaya bahwa kelemahan dan kerentanan muslim terhadap dominasi eropa disebabkan oleh penyimpangan kaum muslim dari islam “sejati”. Untuk membangkitkan mesir, kaum muslim harus bertekad untuk kembali memahami dan hidup menurut islam seperti di tegaskan dalam alqur’an dan sunnah . dan seperti dicontohkan generasi-generasi pertama muslim (salaf) juga sebagaimana telah dicontohkan secara konkrit oleh nabi Muhammad SAW dan khulafa ar-rasyidin tentang tatanan islam yang komprehensif. Dunia islam semakin lemah, hal ini karena beberapa faktor penyebabnya, antara lain perebutan kekuasan, perpecahan akibat soal-soal sekunder, kemewahan penguasa, pemerintahan oleh non arab seperti turki dan Persia yang tak pernah tahu islam sejati, kurangnya minat pada ilmu-ilmu praktis dan taklid buta pada otoritas. Semua faktor tersebut membuat dunia muslim rentan terhadap invasi mongol dan tentara salib. Meski dibawah mamluk dan usmaniah ada juga kebangkitan. Namun kaum muslimin mengabaikan prestasi eropa dalam ilmu dan politik, yang melicinkan jalan bagi hegemoni global eropa di zaman modern. Pada awal abad kedua puluh, dunia muslim sejak dari afrika sampai Indonesia, di bawah dominasi Eropa (Barat) .67

Menurut Hasan al-Banna, pemahaman yang benar tentang Islam, Islam

Referensi

Dokumen terkait

Jika suku bunga yang ditetapkan memiliki selisih yang cukup besar untuk mengkompensasi risiko berinvestasi di suatu negara, maka kemungkinan besar dana asing akan

Adapun variabel-variabel akuntansi yang digunakan adalah dividend payout, asset size, earnings variability, total asset turn over, dan asset growth, dengan tujuan untuk

1) Aplikasi Pemesanan Online pada Restoran Bebek Goreng Harissa berbasis Android dapat membantu konsumen dalam melakukan pemesanan makanan dan resevasi hanya dengan

• Only 45% of customers who experience a problem with service delivery actually complain to the.. employees

Wedu Merauke saat ini yaitu sebesar 1.050,250 m3/hari sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan air masyarakat Kelurahan Rimba Jaya untuk 20 tahun yang akan datang sebesar

Dari hasil penelitian menunjukkan kualitas air bersih secara fisik dan kimiawi di kota Makassar masih baik dan telah memenuhi syarat walaupun masih terdapat kepala

tersebut nantinya akan digunakan dalam pembentukan model regresi probit ordinal. Hasil estimasi parameter menggunakan metode Maximum Likelihood dapat dilihat pada

Tidak lupa Sholawat serta salam penulis haturkan kepada Junjungan Besar Nabi Muhammad SAW Sang Pembawa Rahmat Alam Semesta, Sang Tokoh Paripurna sepanjang masa dan