• Tidak ada hasil yang ditemukan

S KIM 1005321 Chapter 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S KIM 1005321 Chapter 3"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

E. Herlina, 2014

Konversi Biomassa Limbah Kulit Durian (Durio Zibhetinus Murray) Menjadi 5-Hidroksimetilfurfural Dalam Larutan Zncl2 Menggunakan Katalis Crcl3

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian tentang konversi biomassa kulit durian menjadi HMF dalam larutan ZnCl2 berlangsung selama 7 bulan, Januari-Agustus 2014, yang berlokasi

di Laboratorium Riset Kimia Material dan Laboratorium Riset Kimia Makanan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA B Universitas Pendidikan Indonesia. Analisis sampel menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC),

Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), dan Atomic Absorption

Spectroscopy (AAS) dilakukan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan pada proses delignifikasi kulit durian adalah oven, blender, saringan 100 mesh , set neraca analitik, gelas kimia 100 mL, gelas kimia 250 mL, pH indikator, gelas ukur 100 mL, termometer 100 oC, pemanas listrik, kaca arloji, spatula, batang pengaduk, corong buchner, erlenmeyer vakum, kertas saring, batu didih, set alat refluks, labu dasar bulat leher tiga serta statif dan klem. Alat yang digunakan pada proses konversi selulosa dari kulit durian menjadi HMF adalah set neraca analitik, kaca arloji, spatula, batang pengaduk, set alat refluks, labu dasar bulat leher tiga, gelas kimia 50 mL, termometer 300 oC, gelas ukur 10

mL, magnetic strirer, pemanas listrik beserta stirrer, statif dan klem. Alat yang

digunakan pada proses pemisahan adalah gelas kimia 50 mL, gelas ukur 5 mL, pipet makro, pipet mikro, dan set alat evaporator.

3.2.2 Bahan

(2)

E. Herlina, 2014

Konversi Biomassa Limbah Kulit Durian (Durio Zibhetinus Murray) Menjadi 5-Hidroksimetilfurfural Dalam Larutan Zncl2 Menggunakan Katalis Crcl3

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

asetat dari CV. Agung Menara Abadi, 5-Hidroksimetilfurfural (HMF) dengan kemurnian 99% dari Sigma Aldrich, etanol 96% dari PT. Brataco, H2O2 dari CV.

Prima Medicha, dan akuades.

3.2.3 Instrumen Analisis

Analisis sampel kulit durian dan selulosa mikrokristalin menggunakan FTIR-8400 SHIMADZU. Analisis kualitatif dan kuantitatif HMF menggunakan HPLC-D700 HITACHI. Analisis kandungan Zn menggunakan AAS-Analyst100 PERKIN ELMER.

3.3 Metode Penelitian

Secara umum penelitian ini terdiri dari tiga tahapan utama, yaitu delignifikasi kulit durian, konversi kulit durian menjadi HMF, dan pemisahan produk HMF dari pelarut. Alur penelitian secara umum ditunjukkan pada

Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Desain penelitian secara umum.

Delignifikasi kulit durian

Konversi kulit durian menjadi

HMF

Pemisahan produk HMF dari

pelarut

Analisis HPLC dan AAS Analisis

(3)

E. Herlina, 2014

Konversi Biomassa Limbah Kulit Durian (Durio Zibhetinus Murray) Menjadi 5-Hidroksimetilfurfural Dalam Larutan Zncl2 Menggunakan Katalis Crcl3

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

-Diambil 20 g

-Dimasukkan kedalam gelas kimia

-Ditambahkan 60 mL akuades -Dipanaskan sampai mendidih -Disaring

-Ditambahkan 100 mL larutan NaOH 25% -Dipanaskan selama 2 jam pada suhu 92 oC -Disaring

-Dicuci dengan akuades sampai netral -Dikeringkan dalam oven

-Ditambahkan larutan H2O2 5%

-Disaring menggunakan saringan 100 mesh

-Dicuci dengan akuades hingga netral

-Dikeringkan dalam oven pada suhu sekitar 60 oC

3.3.1 Delignifikasi Kulit Durian

Residu Filtrat

Residu Filtrat

Residu yang sudah kering

Analisis FTIR Filtrat Kulit durian setelah

delignifikasi

Kulit durian

Kulit durian halus Analisis FTIR

(4)

E. Herlina, 2014

Konversi Biomassa Limbah Kulit Durian (Durio Zibhetinus Murray) Menjadi 5-Hidroksimetilfurfural Dalam Larutan Zncl2 Menggunakan Katalis Crcl3

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2. Bagan alir delignifikasi kulit durian.

Proses delignifikasi kulit durian diawali dengan pembersihan, pengeringan, dan penghalusan. Kulit durian dibersihkan dari kotoran yang menempel di permukaan dan dipotong kecil 1-2 cm. Kemudian kulit durian yang sudah bersih dikeringkan menggunakan oven dengan suhu pemanasan 60 oC. Setelah kering, kulit durian dihaluskan menggunakan blender dan disaring menggunakan saringan 100 mesh.

Kulit durian yang sudah halus ditimbang sebanyak 20 gram, dicampurkan dengan 200 mL akuades dalam gelas kimia, dan dipanaksan sampai mendidih. Kemudian disaring menggunakan corong buchner. Kulit durian hasil prahidrolisis dimasukkan kedalam labu dasar bulat dan dicampurkan dengan 200 mL larutan NaOH 25%, direfluks pada suhu 92 oC selama 2 jam. Kemudian dilakukan penyaringan menggunakan corong Buchner dan dilakukan pencucian sampel yang terdapat dalam corong dengan akuades hingga netral dengan pH sekitar 7, lalu dikeringkan dalam oven. Selanjutnya sampel kulit durian yang sudah kering dicampurkan larutan H2O2 5% dalam labu dasar bulat dan direfluks pada suhu 60 o

(5)

E. Herlina, 2014

Konversi Biomassa Limbah Kulit Durian (Durio Zibhetinus Murray) Menjadi 5-Hidroksimetilfurfural Dalam Larutan Zncl2 Menggunakan Katalis Crcl3

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

-Ditambahkan 0,5 g substrat (kulit durian sebelum atau setelah delignifikasi) -Suhu dijaga konstan pada suhu 120 oC selama 40 menit sembari dilakukan pengadukan

Gambar 3.3. Delignifikasi kulit durian (a) prahidrolisis menggunakan pelarut air,

(b) refluks menggunakan larutan NaOH 25% pada suhu 92 oC, dan (c) refluks menggunakan H2O2 5% pada suhu 60 oC.

3.3.2 Konversi Selulosa dari Kulit Durian menjadi HMF

Gambar 3.4. Bagan alir konversi biomassa kulit durian menjadi HMF.

Metode yang digunakan pada konversi selulosa menjadi HMF adalah refluks. Substrat (selulosa mikrokristalin, kulit durian sebelum dan setelah preparasi) ditimbang sebanyak 0,5 gram dicampurkan dengan 15 gram ZnCl2 67%

dengan dan tanpa penambahan katalis CrCl3.6H2O dalam labu dasar bulat,

direfluks menggunakan penangas minyak diikuti dengan pengadukan menggunkan magnetic stirrer secara terus menerus selama 40 menit pada suhu 120 oC. Hasil reaksi akan dianalisis menggunakan HPLC dan dikuantisasi menggunakan kurva kalibrasi HMF standar. Konversi selulosa dari kulit durian menjadi HMF dalam larutan ZnCl2 dengan metode refluks ditunjukkan pada Gambar 3.5.

-Dimasukkan kedalam labu sebanyak 15 g -Dipanaskan hingga mencapai suhu 120 oC Larutan ZnCl2 67%

Analisis HPLC Hasil reaksi

(6)

E. Herlina, 2014

Konversi Biomassa Limbah Kulit Durian (Durio Zibhetinus Murray) Menjadi 5-Hidroksimetilfurfural Dalam Larutan Zncl2 Menggunakan Katalis Crcl3

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

-Diambil 5 mL kedalam gelas kimia -Ditambahkan 15 mL etil asetat -Ditambahkan 30 mL larutan Na2CO3

Jenuh

-Didiamkan selama 30 menit

-Dievaporasi

Gambar 3.5. Konversi selulosa dari kulit durian menjadi HMF dalam larutan

ZnCl2 pada suhu 120 oC selama 40 menit dengan metode refluks. 3.3.3 Pemisahan Produk HMF dari Pelarut

3.3.3.1 Uji Coba Metode Pemisahan pada HMF Standar

Gambar 3.6. Bagan alir uji coba metode pemisahan pada HMF standar.

Sebanyak 0,2 mL HMF standar dicampurkan dengan 15 g larutan ZnCl2

67%, kemudian dipanaskan pada suhu 120 oC selama 10 menit sambil diaduk menggunakan magnetic stirrer, lalu diambil dan didinginkan. HMF standar dalam larutan ZnCl2 tersebut diambil sebanyak 5 mL, dimasukkan kedalam gelas kimia

lalu ditambahkan 15 mL etil asetat (1:3) dan 30 mL larutan Na2CO3 jenuh (1:6).

Kemudian diaduk menggunakan batang pengaduk dan didiamkan selama 30 menit, terbentuk endapan garam di bagian bawah dan cairan (fasa organik) di

-Diambil kedalam gelas kimia -Ditambahkan Na2SO4 anhidrat

Cairan bebas air Endapan

Analisis HPLC

Cairan Endapan garam

(7)

E. Herlina, 2014

Konversi Biomassa Limbah Kulit Durian (Durio Zibhetinus Murray) Menjadi 5-Hidroksimetilfurfural Dalam Larutan Zncl2 Menggunakan Katalis Crcl3

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

-Dievaporasi

bagian atas. Fasa organik dipisahkan dari endapan garam dan dimasukkan kedalam gelas kimia, lalu ditambhakan Na2SO4 anhidrat. Selanjutnya fasa organik

dievaporasi pada suhu 40 oC. HMF standar dalam larutan ZnCl2 sebelum dan

setelah pemisahan dianalisis menggunakan HPLC dan AAS.

3.3.3.2 Penerapan Metode Pemisahan pada Hasil Reaksi

Gambar 3.7. Bagan alir pemisahan HMF standar.

Sebanyak 1 mL hasil reaksi dimasukkan kedalam gelas kimia lalu ditambahkan 3 mL etil asetat (1:3) dan 6 mL larutan Na2CO3 jenuh (1:6).

Kemudian diaduk menggunakan batang pengaduk dan didiamkan selama 30 menit, terbentuk endapan garam di bagian bawah dan cairan (fasa organik) di bagian atas. Fasa organik dipisahkan dari endapan garam dan dimasukkan

-Diambil 1 mL

-Dimasukkan kedalam gelas kimia -Ditambahkan 3 mL etil asetat -Ditambahkan 6 mL larutan Na2CO3 jenuh

-Didiamkan 30 menit

Cairan setelah evaporasi

-Diambil kedalam gelas kimia -Dimasukkan Na2SO4 anhidrat

-Dipisahkan

Cairan bebas air Endapan

Analisis HPLC

Cairan Endapan garam

Hasil reaksi Analisis AAS

(8)

E. Herlina, 2014

Konversi Biomassa Limbah Kulit Durian (Durio Zibhetinus Murray) Menjadi 5-Hidroksimetilfurfural Dalam Larutan Zncl2 Menggunakan Katalis Crcl3

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kedalam gelas kimia, lalu ditambhakan Na2SO4 anhidrat. Selanjutnya fasa organik

dievaporasi pada suhu 40 oC. HMF standar dalam larutan ZnCl2 sebelum dan

setelah pemisahan dianalisis menggunakan HPLC dan AAS.

3.4 Metode Analisis

3.4.1 Analisis FTIR

Sampel (selulosa mikrokristalin, kulit durian sebelum dan setelah delignifikasi) diambil sebanyak 0,001g dan ditambahkan KBr sebanyak 0,1 g kemudian dihomogenkan menggunakan lumpang alu. Setelah homogen sampel dibuat menjadi pelet. Setelah itu sampel dianalisis menggunakan FTIR (SHIMADZU, FTIR-8400).

3.4.2 Analisis HPLC

Sampel (hasil reaksi) diambil 1 mL kedalam labu ukur 10 mL dan ditambahkan etanol 96%. Kemudian larutan tersebut disentrifugasi dan disaring. Setelah itu sampel dianalisis menggunakan HPLC D700 HITACHI dengan parameter pengukuran sebagai berikut:

Kolom : C18 reversed phase (250 mm x 4,6 mm x 5,0 µm)

Detektor : UV

Fasa gerak : Asetonitril:air (10:90) Laju alir : 1,0 mL/menit

Suhu kolom : 30 oC Panjang gelombang : 280 nm Volume injek : 10 µ L

(9)

E. Herlina, 2014

Konversi Biomassa Limbah Kulit Durian (Durio Zibhetinus Murray) Menjadi 5-Hidroksimetilfurfural Dalam Larutan Zncl2 Menggunakan Katalis Crcl3

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.4.3 Analisis AAS

Sampel (hasil reaksi sebelum dan setelah pemisahan) diambil sebanyak 0,5 mL dan diencerkan menggunakan akuades. Kemudian sampel dianalisis menggunakan AAS untuk mengetahui keberadaan Zn dalam sampel secara kuantitatif yang selanjutnya akan dikuantisasi dengan kurva kalibrasi standar Zn. Analisis AAS dilakukan dengan parameter pengukuran sebagai berikut:

Bahan bakar : Asetilen-udara Laju alir : 2:5

Lamp. Current : 7 mA

Slit : 0,7 nm

Panjang gelombang : 213,9 nm

Energi : 64%

Gambar

Gambar 3.1.
Gambar 3.2. Bagan alir delignifikasi kulit durian.
Gambar 3.4. Bagan alir konversi biomassa kulit durian menjadi HMF.
Gambar 3.6. Bagan alir uji coba metode pemisahan pada HMF standar.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada fakultas pendidikan. ©NINA MAULIDA

Memberikan wawasan yang luas mengenai penerapan model induktif kata bergambar kepada semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan. Sebagai upaya untuk

Masalah yang dihadapkan pada proses pembelajaran saat ini yaitu, metode yang digunakan guru kurang menunjang untuk keberhasilan terhadap hasil belajar siswa, salah satunya guru

Hasil temuan tersebut kemudian dikaitkan dengan konsep dasar ilmu organologi yang berhubungan juga dengan ilmu akustika, sehingga dapat diperoleh proses pembuatan

– Lapisan minyak muncul pada gambar sebagai area hitam dengan bentuk dan ukuran yang berubah-ubah. – Persoalan ini tidak mudah, karena area hitam bisa juga disebabkan oleh

(1) Objek Retribusi Izin Gangguan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b adalah pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada orang pribadi atau Badan yang

No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli.. 1

[r]