BAB V
KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Perencanaan dan perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga bertujuan untuk meningkatkan minat siswa di keahlian kuliner di kecamatan Banyumanik, dekat area kampus UNDIP Tembalang mengingat daerahnya yang sudah banyak dikenal masyarakat. Selain itu transportasi yang mudah dan dari segi safety yang terpenuhi merupakan bagian terpenting untuk mendirikan sebuah sekolah. Untuk mengoptimalkan fasilitas penunjang Restoran dan Pujasera harus menyesuaikan di lokasi yang strategis.
5.1 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN
Program dasar perencanaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga di Semarang sebagai fasilitas umum pendidikan antara lain:
5.1.1 PROGRAM RUANG
Berikut ini adalah tabel program ruang yang telah direncanakan untuk menjadi acuan dalam perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga.
Tabel 5.1 Rekapitulasi Program Ruang
NO RUANG KAPASITAS LUAS
KELOMPOK KEGIATAN UTAMA
3 R. Bendahara Sekolah 1 orang 12 m2
KELOMPOK KEGIATAN PENUNJANG SEKOLAH
1 R. Konseling 4 orang 12 m2
PENUNJANG SEKOLAH (TIDAK TERMASUK
OPEN SPACE)= Luas kelompok kegiatan
penunjang‐Luas tempat bermain‐Luas area
parkir
KELOMPOK KEGIATAN RESTORAN DAN PUSAT JAJAN
SERBA ADA
1 Hall 10 orang 10 m2
2 Kasir 1 orang 4 m2
3 R. Display Makanan & Jajan 3 orang 12 m2
4 R. Makan 40 orang 26 m2
5 R. Pengelola Restoran 1 orang 9 m2
6 Dapur 3 orang 12 m2
7 Gudang 9 m2
8 Lavatory Pengelola 1 orang 4,5 m2 9 Lavatory Pengunjung 2 orang 9 m2 10 Parkir Motor Pengunjung 20 orang 34 m2 11 Parkir Mobil Pengunjung 5 mobil 62,5 m2
LUAS RUANG KELOMPOK KEGIATAN
RESTORAN DAN PUJASERA (TIDAK TERMASUK
OPEN SPACE)= Luas kelompok kegiatan
Restoran dan Pujasera‐ Luas area parkir
±95,5 m2
KELOMPOK KEGIATAN SERVICE
1 Gudang Standard Minimum 24 m2
2 R. Penjaga Sekolah ‐ R. Tidur 3x3 ‐ R. Tamu 3x3 ‐ Lavatory 1,5x1,5
1 orang 20,25 m2
3 R. ME 1 orang 12 m2
4 R. Genset 1 orang 12 m2
LUAS KELOMPOK KEGIATAN SERVICE 68,25 m2
LUAS RUANGAN= (Luas Kelompok Kegiatan Utama+Luas
Kelompok Kegiatan Pengelola+Luas Kelompok Kegiatan
Penunjang+Luas Kelompok Kegiatan Restoran dan
Pujasera+Luas Kelompok Kegiatan Service)
±3.669,35 m2
Sirkulasi 30% ±1.113,534
m2
Total Luas Ruangan ±4825, 314 m2
(Sumber: Analisa penyusun, 2016)
5.1.2 TAPAK TERPILIH
Rencana lokasi tapak berada di Jl. Sultan Agung, Kelurahan Wonotingal, kecamatan Candisari.
Alasan Pemilihan Tapak:
Tapak terletak di daerah yang mudah terjangkau oleh moda transportasi umum.
Di daerah dekat tapak sudah ada beberapa fasilitas pendidikan seperti Paud, TK & SD Imanuel, SMP Negeri 5 Kagok, SMA Ibu Kartini, Akademi Kesejahteraan Sosial Ibu Kartini, Stikes St. Elisabeth, jadi bisa dikatakan sebagai kawasan pendidikan.
Di lokasi tapak terdapat berbagai restoran, café, bahkan perindustrian kuliner yang dapat dijadikan tempat magang / studi banding para siswa Tata Boga.
Lokasi dianggap sebagai kawasan pendidikan.
Gambar 5.1 : Lokasi Tapak Terpilih (Sumber: Google maps diolah, 2015)
Peraturan di Tapak Terpilih: KDB = 60%
KLB = 3
Ketinggian bangunan = maksimal 5 lantai
GSB = 5 m (samping dan belakang bangunan),
Sedangkan garis sempadan bangunan yang berbatasan dengan jalan ditentukan berdasarkan fungsi jalan yang ada.
5.2 KONSEP DASAR PROGRAM PERANCANGAN
5.2.1 ASPEK KINERJA
Berupa pendekatan sistem utilitas yang berkaitan dengan bangunan.
A. SISTEM PENCAHAYAAN
Rencana pencahayaan di SMK Tata Boga menggunakan pencahayaan alami sebagai sumber pencahayaan utama di siang hari. Sedangkan pencahayaan buatan/ mekanik tetap harus ada.
B. SISTEM PENGHAWAAN
Sistem penghawaan yang ada di SMK Tata Boga sebagaian besar menggunakan ventilasi alami dengan adanya bukaan‐bukaan pada setiap ruangan yang menerapkan cross ventilation. Penghawaan buatan yang dipakai di SMK Tata Boga adalah Exhaust Fan yang ditempatkan diruang‐ ruang tertentu seperti dapur dan kamar mandi dan ruang mekanikal elektrikal.
C. SISTEM JARINGAN AIR BERSIH
Rencana sistem jaringan air bersih di SMK Tata Boga menggunakan down feed system. Air bersih bisa diperoleh dari PDAM ataupun dari air sumur artetis. Distribusi air bersih dari PDAM ataupun dari sumur artetis ditampung terlebih dahulu di ground reservoir, kemudian dipompakan ke atas ke water tower. Dari water tower air didistribusikan ke semua ruang yang membutuhkan air bersih.
D. SISTEM PEMBUANGAN AIR KOTOR
a. Sistem pembuangan Air Hujan
Sistem penyaluran air harus direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan ketinggian permukaan air tanah, dan ketersediaan jaringan drainase lingkungan/kota. Setiap bangunan gedung dan pekarangannya harus dilengkapi dengan sistem penyaluran
air hujan. Air hujan harus dialirkan ke sumur resapan sebelum dialirkan ke jaringan drainase lingkungan/kota sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Sistem Pembuangan Air Limbah Kamar Mandi dan Dapur
Menggunakan sumber listrik utama dan sumber listrik darurat. Sumber listrik utama berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sementara untuk kondisi darurat, bangunan dilengkapi dengan genset.
F. SISTEM PEMBUANGAN SAMPAH
Sistem pembuangan sampah pada bangunan yakni dengan cara mengumpulkan sampah dari tempat sampah di masing‐masing ruangan maupun bangunan, kemudian dikumpulkan pada kantong‐kantong sampah, lalu dibuang melalui shaft sampah yang langsung sampai ke lantai dasar di mana terdapat penampungan sampah. Sampah dikelompokkan menjadi sampah kering dan sampah basah dalam bak penampungan sementara, yang kemudian akan dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) kota.
Dalam menanggulangi bahaya kebakaran bangunan dilengkapi dengan sistem proteksi pasif dan proteksi aktif.
a. Sistem Proteksi Pasif
Sistem proteksi kebakaran pasif yakni mencegah penjalaran kebakaran dari segi struktural bangunan, dengan cara membatasi api dengan dinding, lantai, kolom, balok.
b. Sistem Proteksi Aktif
Pendeteksi kebakaran pada bangunan SMK Tata Boga menggunakan smoke detector, heat
detector, dan flame detector.
Kemudian untuk penanggulangan kebakaran menggunakan sistem proteksi otomatis dan sistem proteksi manual. Untuk sistem proteksi otomatis menggunakan sprinkler, sedangkan proteksi manual menggunakan APAR.
H. SISTEM KOMUNIKASI
Sistem komunikasi yang diterapkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga ini menggunakan PABX (Private Automatic Branch Exchange) untuk komunikasi internal antar pengelola atau bagian keamanan. Sementara untuk komunikasi eksternal menggunakan telepon maupun faximile. Perangkat komunikasi tambahan lain adalah pengeras suara untuk komunikasi satu arah.
I. SISTEM PENANGKAL PETIR
Penerapan penangkal petir di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga adalah menggunakan sistem elektrostatik karena perlindungan yang lebih aman dan area yang dilindungi lebih besar yakni secara parabolik.
J. SISTEM KEAMANAN
a. Peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat dengan lebar minimum 1,2 meter, dan jalur evakuasi jika terjadi bencana kebakaran dan/atau bencana lainnya.
b. Akses evakuasi yang dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi penunjuk arah yang jelas.
K. SISTEM SIRKULASI HORISONTAL DAN VERTIKAL
Ruang sirkulasi horisontal berupa koridor yang menghubungkan ruang‐ruang di dalam bangunan SMK dengan luas minimum adalah 30% dari luas total seluruh ruang pada bangunan, lebar minimum adalah 1,8 m. Jarak tempuh terjauh untuk mencapai tangga pada bangunan bertingkat tidak lebih dari 25 m.
5.2.2 ASPEK TEKNIS
A. SISTEM STRUKTUR
Penerapan struktur di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga adalah sebagai berikut: a. Menggunakan Struktur Rangka yang terdiri dari pondasi, sloof, kolom, balok dan plat lantai. b. Pondasi untuk bangunan 2 lantai menggunakan pondasi foot plat setempat beton bertulang, sedangkan untuk bangunan 3 lantai menggunakan pondasi foot plat lajur beton bertulang.
c. Jarak penempatan tangga antar tangga maksimal 25 meter.
d. Penerapan sistem dilatasi untuk menghindari atau mengurangi kerusakan akibat penurunan bangunan ataupun akibat adanya gempa. Dilatasi diterapkan untuk bangunan yang memiliki panjang lebih dari 30 meter.
e. Struktur atap mengunakan atap baja ringan, yang memiliki ketahanan lebih tinggi dibandingkan dengan struktur kayu.
Struktur rangka untuk bangunan SMK Tata Boga adalah struktur rangka beraturan dengan grid rata.
5.2.3 ASPEK VISUAL ARSITEKTURAL
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga rencana didesain berdasarkan kelompok fungsi aktivitas sejenis. SMK Tata Boga yang direncanakan memiliki organisasi ruang cluster
terpusat. Bentuk bangunan yang saling berkesinambungan dan tidak terpisah‐pisah memudahkan dalam pengawasan siswa yang keluar masuk sekolah. Restoran dan Pujasera diletakkan di bagian yang mudah terlihat dari lingkungan sekitar dengan alasan agar dapat mudah menarik pengunjung. Desain yang kontekstual dengan lingkungan yakni adanya harmonisasi dengan lingkungan sekitar sehingga terjadi kesatuan (unity).