PROSOPOGRAPHY LOPER SURAT KABAR SERAMBI INDONESIA DI KOTA BANDA ACEH TAHUN 1998-2016
Oleh:
Desi Fitri Ayu Lestari1, Mawardi2, ZainalAbidin3
Program StudiPendidikanSejarah, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala
Email: desifitriayulestari14@gmail.com, mawardiumar@gmail.com, zainalabidin.sjh@fkip.unsyiah.ac.
ABSTRAK
Penelitian ini mengangkat masalah mengenai kehidupan loper surat kabar Serambi Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhi loper bekerja sebagai loper surat kabar Serambi Indonesia di kota Banda Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan kehidupan loper surat kabar serambi indonesia danfaktor-faktor yang mempengaruhi loper bekerja sebagai loper surat kabar Serambi Indonesia di kota Banda Aceh.Metode yang digunakan adalah metode sejarah dan pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian bahwa awal munculnya loper surat kabar Serambi Indonesia di Kota Banda Aceh berbaringan dengan terbentuknya Perusahaan Serambi Indonesia itu sendiri. Sejak 1989 hingga tahun 2016 jumlah loper tercatat 400 orang loper yang aktif. Pendapatan bayak atau sedikitnya bergantung bayak/tidaknya koran yang terjual. Dari 8 orang sample terdapat terdapat 2 loper berpenghasilan per bulan Rp: 500.000 – 800.000, 3 loper berpenghasilan Rp: 900.000 – 1.200.000 perbulan, 2 loper berpenghasilan per bulan Rp: 1.300.000 – 1.600.000, selebihnya 1 loper berpenghasilan per bulan Rp: 1.700.000 – 2.000.000.Segi umurdari 8 orang sample rata-rata berumur antara 31 –50 tahun, terdiri dari 3 orang berumur 20– 30 tahun terdiri dari 1 orang dan hanya 1 responden berumur > 50 tahun. Pendidikan loper rata-rata tamatan SLTP yaitu 3 orang, 2 loper tamatan SLTA dan 2 lopertamatan S-1 dan tidak pernah bersekolah sama sekali 1 orang. Disegi tanggungan keluarga dari 8 responden terdapat 2 loper menaggung 2 – 4 jumlah anggota keluarga. Rata-rata loper 3 loper menanggung 4– 6 orang anggota keluarga, 2 responden menanggung 6 – 8 orang dan hanya 1 loper menanggung > 8 orang anggota keluarga. Faktor yang mempengaruhi Loper bekerja sebagai Loper Surat Kabar Serambi Indonesia di Kota Banda Aceh (1989-2016): pertama, faktor ekonomi,
Kedua,Kurangnya lapangan pekerjaan non formal danKetiga, faktor minat untuk mengetahui berbagai informasi yang terjadi disetiap harinya.
Kata Kunci : Prosopography, Loper, Surat Kabar Harian, Serambi Indonesia.
ABSTRACK
and the factors that affect the deliveryman worked as a newspaper deliveryman foyer Indonesia in Banda Aceh. The method used is the historical method and qualitative approach. Based on the research that the early emergence of a newspaper deliveryman foyer Indonesia in Banda Aceh in conjunction with the formation of the Company foyer Indonesia itself. From 1989 to 2016 the number deliveryman carrying 400 people deliveryman active. Revenue stout or at least rely stout / absence of newspapers sold. From the 8 sample there are 2 deliveryman income per month USD: 500000-800000, 3 deliveryman income Rp: 900000-1200000 month, 2 deliveryman income per month USD: 1300000-1600000, remaining 1 deliveryman income per month Rp: 1.700.000 - 2.000.000. In terms of age of 8 samples average age between 31-50 years, consists of three people aged 20-30 years made up of one person and only one respondent aged> 50 years. Education deliveryman average junior high school graduates are 3 people, 2 deliveryman graduated from high school and 2 deliveryman graduated from one and never went to school at all one person. Judging dependents of 8 respondents are 2 deliveryman help 2-4 the number of family members. On average deliveryman 3 deliveryman bear 4-6 family members, two respondents bear 6-8 people and only 1 deliveryman bear> 8 family members. Factors affecting the deliveryman worked as a deliveryman Newspaper foyer Indonesia in Banda Aceh (1989-2016): first, economic factors, Second, lack of employment of non-formal and Third, factors of interest to know the information that happens every day.
Keywords: Prosopography, deliveryman, Daily Newspapers, foyer Indonesia. ==================================================================
PENDAHULUAN
Surat kabar harian Serambi Indonesia diterbitkan atas gagasan dari M Nourhalidyn dan H Sjamsul Kahar. Berbekal dari SIUP (surat izin usaha penerbitan) pinjaman dari mimbar swadaya, gagasan dari M Nourhalidyn dan H Sjamsul Kahar diajukan kepada pimpinan Harian Kompas di Jakarta, kemudian gagasan tersebut diterima oleh pimpinan Harian Kompas dan tepat pada tanggal 9 Februari 1989 surat kabar Serambi Indonesia resmi diterbitkan di Banda Aceh (Chaerol, 2016: 2-3).
Sejak saat itu surat kabar harian Serambi Indonesia terus mengembangkan surat kabarnya dengan memberikan beragam informasi kepada masyarakat luas tentang Aceh, politik, sosial, ekonomi,
agama dan sebagainya. Selain itu Serambi Indonesia juga telah mampu menguasai pasar surat kabar di Aceh, dengan cara membuka jaringan distribusi ke daerah-daerah Aceh bahkan sampai ke Medan dan Jakarta.
Serambi Indonesia mengantar dan menjual surat kabar Serambi Indonesia kepada pelanggan, baik pelanggan yang sudah berlangganan maupun pembeli eceran sehari-hari. Oleh karena itu, keberadaan agen dan loper surat kabar koran memiliki peranan yang sangat penting terhadap pengembangan bisnis surat kabar Serambi Indonesia. Karena tanpa adanya agen dan loper surat kabar otomatis ditribusi penjualan surat kabar serambi Indonesia tidak akan berjalan dengan lancar.Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti merasa terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul “Prosopography Loper Surat Kabar Harian Serambi Indonesia di Kota Banda Aceh, 1989-2016.”
RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kehidupan loper surat kabar Serambi Indonesia di kota Banda Aceh (1989-2016)?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi para loper bekerja sebagai loper surat kabar Serambi Indonesia di kota Banda Aceh (1989-2016)?
TUJUAN PENELITIAN Tujuanpenelitian adalah:
1. Untuk mengetahui kehidupan loper surat kabar serambi Indonesia di kota Banda Aceh (1989-2016). 2. Untuk mengetahui apa saja
faktor-faktor yang mempengaruhi loper bekerja sebagai loper surat kabar
Serambi Indonesia di kota Banda Aceh (1989-2016).
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini teridiri atas dua yaitu:
1. Manfaat Teoretis
Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasibagi peneliti lainnya yang ingin mengembangkan lebih lanjut dandapat dijadikan sumber acuan dan riferensi bagi penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Bagi penulisdapat menambah wawasan dan pengetahuan, bagi pembaca, terutama kepada masyarakat Aceh guna meningkatkan ekonomidanbagi pihak-pihak yang bersangkutan dalam Loper Surat Kabar Serambi Indonesia.
Metode Penelitian
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan penulisdalampenelitianiniadalah
pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode historis (sejarah). Dalampenelitianini yang dibahasadalah prosopography LoperSuratKabarSerambi Indonesia di Kota Banda Aceh, Tahun 1989-2016.
Pengamatan yang dilakukan adalah untuk melihat secara langsung proses penjualan surat kabar Serambi Indonesia oleh loper surat kabar.
Data dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data yang terdapat di kantor harian Serambi Indonesia, seperti arsip dan laporan tahunan terutama mengenai loper surat kabar.
Peneliti menetapkan beberapa Loper surat kabar, paramanajer kantor Serambi Indonesia.
a. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data yang akan penulis lakukan dengan cara: setelah semua data baik sumber primer ataupun sekunder terkumpul, maka akan dilakukan kritik sumber dengan cara
mengklarifikasikan dan
membandingkan antara data yang satu dengan data yang lainnya. Hal ini bertujuan agar memperoleh sumber yang asli atau dapat dipercaya. Setelah data otentik diperoleh, maka penulis akan mengadakan interpretasi (analisa) guna mendapatkan fakta-fakta tentang Prosopography loper surat kabar harian Serambi Indonesia di Banda Aceh (1989-2016). Dan setelah fakta diperoleh, langkah selanjutnya ialah menuangkan fakta dalam bentuk tulisan dengan menggunakan teknik penulisan karya ilmiah agar menarik untuk dibaca.
HASIL PENELITIAN
Loper Surat Kabar Serambi Indonesia di Kota Banda Aceh, 1989-2016.
Loper surat kabar adalah orang yang menjual surat kabar sehari-hari secara enceran, baik dengan mengenderai kendaraan motor, maupun yang berada di persimpangan lampu merah dan bahkan di toko-toko kecil dan sebagainya. Munculnya loper surat kabar Serambi Indonesia di Kota Banda Aceh berbaringan dengan terbentuknya Perusahaan Serambi Indonesia itu sendiri. Muhammad Din mengemukakanbahwa pada periode awal surat kabar Serambi Indonesia 1989 diterbitkan, salah satu kegiatan usaha difokuskan untuk membuka jaringan pasar, salah satunya ialah merekrut agen, loper, pelanggan dan pengembangan distribusi surat kabar ke daerah-daerah. Pada periode awal 1989 terbit, agen dan loper surat kabar Serambi Indonesia masih memiliki kebiasaan lama, yaitu mengantar dan menjual surat kabar pada siang hari karena menunggu surat kabar dari luar datang. Namun 1993 kebiasaan itudirobah, agen dan loper tidak lagi menjual surat kabar disiang hari, melainkan pada subuh/pagi hari. Hal ini berdampak terhadap penghasilan atau pendapatan perusahaan Serambi Indonesia yang lebih rendah pada periode awalnya, karena sebagain besar pendapatan perusahaan berasal dari penjualan surat kabar dari agen dan loper, dan belum mampu menutupi semua biaya.
disebabkan oleh faktor semakin meningkatnya jumlah oplah atau sirkulasi surat kabar Serambi Indonesia yang dicetak setiap harinya oleh perusahaan Serambi Indonesia di Kota Banda Aceh. Meningkatnya jumlah oplah surat kabar, bertambahnya para pelanggan tetap yang berlangganan setiap bulan, meningkatnya daya beli masyarakat terhadap surat kabar dan pengembangan jaringan distribusi surat kabar ke daerah-daerah juga faktor
yang mempengaruhi semakin
meningkatnya jumlah loper surat kabar di Kota Banda Aceh.
Tabel 1. Perkembangan Jumlah loper Surat Kabar Serambi Indonesia di Banda Aceh, 1989-2016.
No Tahun Jumlah Loper
1 1989 200 (jiwa)
2 1990-1991 210 (jiwa)
3 1992-1993 240 (jiwa)
4 1994 264 (jiwa)
5 1995 270 (jiwa)
6 1996 285 (jiwa)
7 1997-1999 255 (jiwa)
8 2000 270 (jiwa)
9 2001 258 (jiwa)
10 2002 246 (jiwa)
11 2003 237 (jiwa)
12 2004 180 (jiwa)
13 2005-2006 234 (jiwa)
14 2007 255 (jiwa)
15 2008-2009 300 (jiwa)
16 2010-2011 315 (jiwa)
17 2012-2013 321 (jiwa)
18 2014 368 (jiwa)
19 2015-2016 400 (jiwa)
Sumber: Chaerol Riezal, (2016:115).
Kehidupan Loper Surat Kabar Serambi Indonesia di Kota Banda Aceh, 1989-2016.
Pendapatan Loper Surat Kabar Serambi Indonesia di Kota Banda Aceh, 1989-2016.
Pendapatan atau penghasilan para loper surat kabar Serambi Indonesia di Kota Banda Aceh terdiri dari pendapatan pokok dan pendapatan sampingan. Pendapat pokok para loper surat kabar Serambi Indonesia yang penulis maksut disini ialah penghasilan yang diperoleh oleh loper dari kerja menjual koran. Selain dari hasil menjual koran, para loper juga memperoleh pendapatan sampingan, yaitu pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan di luar pekerjaan menjual koran, maka tidak semua orang mempunyai pendapatan sampingan. Pendapatan sampingan diperoleh seperti menjadi buruh bangunan, berjualan dan lain-laindanjuga terdapat para loper yang menjadikan kerja menjual koran sebagai sampingan, sebagaimana diutarakan oleh Muhammad Awi bahwa selain bekerja sebagai loper, dia juga bekerja tetap sebagai pemilik warung kupi (Wawancara: Muhammad Awi, 1 Agustus 2016).
langsung ketempat/rumah para loper, maka persentase hasil yang diperoleh oleh loper berkisar Rp: 800 – 1.000 (Wawancara: Maulizar, 4 Agustus 2016).
Tabel 2. Pendapatan Loper Surat Kabar Serambi Indonesia di Kota Banda Aceh, 2016.
No Jumlah Rentang Pendapatan
Loper Perbulan
Frekuensi (n)
Persentase (%)
1 500.000– 800.000
2 25%
2 900.000– 1.200.000
3 37,5%
3 1.300.000– 1.600.000
2 25%
4 1.700.000– 2000.000
1 12,5%
Jumlah 8 100%
Sumber: Data Primer, 2016 diolah.
Kesejahteraan Loper Surat Kabar Serambi Indonesia di Kota Banda Aceh, 1989-2016.
Umur Loper Surat Kabar Serambi Indonesia di Kota Banda Aceh.
Menurut Reddy Zaki Oktama (2013:15), umur adalah indeks yang menempatkan individu-individu dalam
urutan perkembangan. Umur
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang semakin bertambah umur seseorang semakin bertambah pula pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya.
Umur loper surat kabar Serambi Indonesia yang penulis yang dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini
memperlihatkan angka rata-rata 20 sampai 50 tahun. Hal ini dapat menunjukkan pada kita bahwa masyarakat kota Banda Aceh yang berprofesi sebagai loper surat kabar Serambi Indonesia tidak hanya dilakukan oleh orang-orang dewasa saja, melainkan juga dilakukan oleh para kaum muda dan bahkan remaja. Terjadinya hal demikian disebabkan oleh faktor ekonomi/kurangnya modal untuk membuka usaha lain dan kurangnya lapangan pekerjaan yang disediakan oleh pemerintah sehingga mereka memilih pekerjaan sebagai loper surat kabar sekalipun hasilnya kurang memuaskan (Wawancara: Ade Alqausar, 1 Agustus 2016).Untuk itu, di bawah ini penulis cantumkan tabel distribusi umur para loper surat kabar di kota Banda Aceh, 1989-2016.
Tabel 3. Tabel Umur Loper Surat Kabar Serambi Indonesia di Kota
Banda Aceh, 1989-2016. No Kategori
Umur (thn)
Frekuensi (n)
Persentase (%)
1 20–30
tahun
1 12,5 %
2 31–40
tahun
3 37,5 %
3 41–50
tahun
3 37,5 %
4 > 50 tahun 1 12,5 %
Total 8 100%
Sumber Data: Hasil Wawancara Diolah, 2016.
Pendidikan Loper Surat Kabar Serambi Indonesia di Kota Banda Aceh
Aceh, tetapi kebanyak para perantau yang mengadu nasib untuk memperoleh kehidupan yang lebih layak. Berdasarkan informasi di lapangan, rata-rata tingkat pendidikan para loper paling tertinggi adalah tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA), sekalipunterdapat satu atau dua orang yang sudah menamatkan perkuliahan.
Tabel 6. Tingkat Pendidikan Loper Surat Kabar Serambi Indonesia di Kota
Banda Aceh, 1989-2016. No Pendidik
an Petani
Frekue nsi (n)
Persenta se (%)
1 Tidak Pernah Sekolah
1 12,5
3 SD,
Tamat
0 0%
5 SLTP, Tamat
3 37,5%
7 SLTA, Tamat
2 25%
8 Perguruan Tinggi (S1)
2 25%
Tot al
8 100%
Sumber: Data Primer Hasil Wawancara, 2016 (diolah).
Jumlah Tanggungan Keluarga Loper Surat Kabar Serambi Indonesia di Kota Banda Aceh
Jumlah anggota keluarga akan berpengaruh terhadap perolehan pendapatan keluarga. Besar kecilnya tingkat pendapatan akan berpengaruh pada kelangsungan pendidikan anak, karena pendidikan membutuhkan biaya. Semakin tinggi jenjang pendidikan semakin besar
biaya pendidikannya.Bentuk keluarga responden loper surat kabar Serambi Indonesia di Kota Banda Aceh tidak saja berbentuk keluarga batih (inti), tetapi juga berbentuk keluarga luas, yaitu di samping menaggung beban hidup isteri dan anak, juga menanggung hidup anggota keluarga lainya seperti orang tua, adik, kakak, kemenakan, cucu dan lain-lain yang menjadi anggota keluarganya.
Tabel4. Jumlah Tanggungan Keluarga Loper Surat Kabar Serambi Indonesia di Kota Banda Aceh, 1989-2016
No Jumlah
Tanggung an
Frekuen si (n)
Persenta se (%)
1 2–4 orang 2 25 %
2 4–6 orang 3 37,5 %
3 6–8 orang 2 25 %
4 >8 orang 1 12,5%
Tota l
100%
Sumber: Data Primer diolah, 2016.
Jumlah Pengeluaran Loper Surat Kabar Serambi Indonesia di Kota Banda Aceh, 1989-2016.
yang tidak bisa tidak ada. Kebutuhan akan makanan ini terdiri dari beras, ikan dan suyuran. Bagi masyarakat para loper ini pengeluaran yang paling besar dikeluarkan ialah pembelian beras. Selain biaya untuk membeli beras, biaya membeli ikan, minyak goreng, minyak tanah (bagi yang belum memiliki kompor gas) juga termasuk biaya pengeluaran yang tinggi bagi para loper. Dalam hal untuk pemenuhan akan ikan, apabila keadaan
uang mereka sedang menipis biasanya para loper akan membeli ikan yang harganya lebih murah dibandingkat pada saat uang mereka sedang banyak. Bahkan sebagai mereka ada yang mengadakan pinjaman kepada para agen atau pihak lain untuk menutupi segala kekurangan kebutuhan primer tersebut (Wawancara: Mahammad Awi, 8 Agustus 2016).
Tabel 5. Pengeluaran Primer Loper Surat Kabar Serambi Indonesia di Kota Banda Aceh, 1989-2016.
No
Jenis Kebutuhan
Primer
Rata-Rata Pengeluaran LoperUntuk Kebutuhan Primer Perhari
1 Beras Rp: 15.000–20.000 /hari
2 Lauk-Pauk Rp: 10.000–20.000 /hari
3 Minyak Goreng Rp: 5.000–10.000 /hari
4 Gula Rp: 3.000–6.000 /hari
6 Bumbu Masakan Rp: 5.000–10.000 /hari
Sumber: Data Hasil Wawancara Diolah, 2016.
Distribusi pengeluaran para loper perharinya untuk keperluan primer di atas, menunjukkan paling banyak pengeluaran untuk membeli beras. Banyak atau tidaknya pengeluaran bergantung pada jumlah tanggungan mereka. Jika dilihat harga beras per bambu mencapai Rp: 15.000. Jika keluarga mereka lebih dari 6 orang mereka harus membeli beras 1 bambu per harinya. Pengeluaran untuk lauk-pauk berkisar 10.000– 20.000 khusus untuk membeli ikan. Namun terkadang ada juga loper yang mebeli daging di pasaran. Hal ini biasanya dibeli satu bulan sekali atau hari-hari tertentu. Seperti megang dan keduri.Jika mau menggoreng ikan mereka
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loper Bekerja Sebagai Loper Surat Kabar Serambi Indonesia Di Kota Banda Aceh (1989-2016)
Para pekerja yang berprofesi sebagai loper surat kabar Serambi Indonesia di Kota Banda Aceh dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini:
Faktor Ekonomi
Para loper di Kota Banda Aceh yang bekerja di perusahaan surat kabar Serambi Indonesia juga tidak terlepas dari tuntutan ekonomi yang semakin meningkat dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka. Kebanyakan di antara mereka memilih bekerja sebagai loper didorong oleh kondisi ekonomi. Kebutuhan hidup rumah tangga loper baik yang sifatnya kebutuhan primer maupun sekunder belum bisa terpenuhi dengan hanya bekerja sebagai loper, sehingga terpaksa mencari pekerjaan tambahan lainnya. Seperti berjualan, menjadi buruh bangunan dan bahkan ada yang menyempatkan waktunya untuk menjadi tukang parkir. Para loper yang sudah berkeluarga juga memerlukan biaya besar dalam memenuhi kebutuhan sang anak, seperti uang jajan ke sekolah, membayar uang sekolah dan juga biaya keberangkan anak ke sekolah. Dengan uang yang mereka peroleh dari hasil pekerjaan sebagai loper per hari rata-rata Rp: 35.000 tidak cukup memenuhi kebutuhan keluarga para loper.
Faktor Kurangnya Lapangan Pekerjaan Lapangan pekerjaan yang minim di instansi pemerintah dan daya
tampung yang sedikit untuk menjadi pegawai pemerintah ini membuat para loper memilih dan menjadi profesi sebagai pekerja loper surat kabar Serambi Indonesia, sekalipun di antara para loper sudah berhasil menyelesaikan perkuliahan. Sebagain besar loper di Kota Banda Aceh tidak hanya memiliki satu pekerjaan saja, melainkan memiliki dua hingga tiga pekerjaan salam satu hari, seperti menjadi buruh bangunan dan ada yang menjadi pembantu kebersihan dibeberapa instansi pemerintah terutama di sekolah-sekolah. Hal ini mereka lakukan semua karena penghasilan dari bekerja sebagai loper tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan keluarga mereka (Wawancara: Ade Al Qausar, 16 Agustus 2016).
Faktor Minat dari Loper
KESIMPULAN
Loper surat kabar adalah orang yang menjual surat kabar sehari-hari secara enceran, baik dengan mengenderai kendaraan motor, maupun yang berada di persimpangan lampu merah dan bahkan di toko-toko kecil dan sebagainya. Sejarah awal munculnya loper surat kabar Serambi Indonesia di Kota Banda Aceh berbaringan dengan terbentuknya Perusahaan Serambi Indonesia itu sendiri. Loper surat kabar terus mengalami kenaikan disetiap tahunnya dari 1989-2016. Kenaikan ini disebabkan oleh faktor semakin meningkatnya jumlah oplah atau sirkulasi surat kabar Serambi Indonesia yang dicetak setiap harinya oleh perusahaan Serambi Indonesia di Kota Banda Aceh, hingga tahun 2016 jumlah loper tercatat 400 orang loper yang aktif sebagai penjual surat kabar Serambi Indonesia.
Kehidupan Loper Surat Kabar Serambi Indonesia di Kota Banda Aceh, 1989-2016: Pendapatan para loper biasanya berupa uang. Bayak atau sedikitnya jumlah pendapatan itu bergantung bayak/tidaknya koran yang terjual. Dari 8 (100%) orang sample terdapat 25%berpenghasilanper bulan antara Rp: 500.000 –800.000, 37,5%loper berpenghasilan Rp: 900.000 – 1.200.000 perbulan, 25% yang penghasilanya per bulan Rp: 1.300.000 – 1.600.000, selebihnya12,5%loper berpenghasilanper bulan antara Rp: 1.700.000 – 2.000.000.Kesejahteraan Loper Surat Kabar Serambi Indonesia di Kota Banda Aceh, 1989-2016: pertama, dilihat dari segi umur para loper surat kabar Serambi Indonesia di Kota Banda Aceh dari 8
(100%) orang sample rata-rata berumur antara 31 – 50 tahun yaitu terdiri dari masing-masing 37,5 %, loper yang berumur 20 – 30 tahun terdiri dari12,5 %, dan hanya 12,5%responden berumur > 50 tahun. Kedua, segi pendidikan rata-rata para loper yang hanya menyelesaikan pendidikan tamatan SLTP yaitu 37,5 %., 25%loper tamatan SLTA dan 25%sudah menyelesaikan S-1, yang tidak pernah bersekolah sama sekali hanya12,5%.
Ketiga, tanggungan keluarga dari 8 (100%) orang responden terdapat 25 % loper menaggung 2–4 jumlah anggota keluarga. Rata-rata loper 37,5 % menanggung 4 – 6 orang anggota keluarga, 25%responden menanggung jumlah keluarga antara 6 – 8 orang dan12,5%loper yang menanggung > 8 orang anggota keluarga. Keempat, segi pengeluaran untuk kebutuhan primer para loper bervariasi, tergantung dengan jumlah anggota keluarga yang ditanggungnya. Banyak atau tidaknya pengeluaran bergantung pada jumlah tanggungan mereka.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loper Bekerja Sebagai Loper Surat Kabar Serambi Indonesia Di Kota Banda Aceh (1989-2016): pertama, faktor ekonomi yaitu semakin meningkat dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka.
untuk menjalani kehidupan seperti terkenak panas matahari minimnya upah yang mereka peroleh.
Agar adanya implikasi dari karya ilmiah ini, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan Serambi Indonesia: agar secara terus menerus melakukan perbaikan – perbaikan operasional dan selalu berinovasi dengan program-program pelaksanaan baik pelaksanaan produksinya maupun pendistribusiannya.
2. Bagi loper surat kabar Serambi Indonesia: supaya terus berusaha keras dalam menghadapi berbagai masalah di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Dudung (1999). Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya. 2004. Komunikasi Massa; Suatu Pengantar.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
BPS Kota Banda Aceh 2016
Demartoto, Argyo (2008). Karakteristik Sosial Ekonomi Dan Faktorfaktor Penyebab Anak Bekerja Di Sektor Informal Di Kota Surakarta. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Koentjaraningrat (1997). Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kuntowijoyo. (2003). Metodologi sejarah. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya.
_______. (1995). Pengantar Ilmu Sejarah.
Yogyakarta: Yayasan Benteng Budaya.
Meutia, (2004). Perkembangan Produksi Dan Penjualan Koran harian Serambi Indonesia Banda Aceh. [Skripsi: Tidak di Publikasikan]. Darussalam: Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala.
Moleong, Lexy. (2005). Metodelogi Penelitian Kualitatif: Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ningsih, Susanti. (2012). Potret Kehidupan Sosial Ekonomi Pedagang Asongan di Fisip Unhas. [Skripsi: Tidak di Publikasikan]. Makasar: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin. Oktama, Zaki Oktama (2013). Pengaruh
Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Tingkat Pendidikan Anak Keluarga Nelayan Di Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang Tahun 2013. Skripsi. Semarang: UNS. Riezal, Chaerol (2016). Perkembangan
Surat Kabar Serambi Indonesia
1989-2015. [Skripsi: Tidak di Publikasikan]. Darussalam: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala.
Soemanto, Wasty. (2004).Pedoman Teknik Penulisan Skripsi (Karya Ilmiah).
Sutrisno, (2014). Pedagang Kaki Lima (Suatu Tinjauan Sejarah Sosial)
[Skripsi: Tidak di
Publikasikan]. Gorontalo: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Suyanto, Bagong dan Sutinah. (2007).