• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur sebagai pendukung untuk peningkatan ekonomi. Sisi positif dari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur sebagai pendukung untuk peningkatan ekonomi. Sisi positif dari"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Seiring perkembangan teknologi harus disertai dengan pembangunan infrastruktur sebagai pendukung untuk peningkatan ekonomi. Sisi positif dari keberadaan teknologi yaitu dapat memberikan kemudahan dalam pelaksanaan pembangunan. Akan tetapi, pelaksanaan pembangunan juga memberikan dampak negatif yaitu timbulnya kecelakaan karena proses pembangunan infrastruktur tidak terlepas dari keterlibatan manusia sebagai tenaga kerja. Keterlibatan tenaga kerja dalam pembangunan infrastruktur sebagai sumber daya yang berperan penting dalam proses pembangunan.

Perlu disadari bahwa segala sesuatu yang melibatkan tenaga kerja pasti terdapat potensi bahaya seperti cidera, kecelakaan, dan kematian. Hal tersebut perlu menjadi perhatian agar tenaga kerja tetap bekerja dengan aman dan selamat, akan tetapi proses pembangunan tetap berjalan sesuai yang diharapkan. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa setiap tenaga kerja memiliki keterbatasan dan kemampuan yang berbeda-beda

Selain itu, saat bekerja tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan baik keselamatan maupun kesehatannya. Upaya pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah juga melibatkan kontraktor atau perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangunan infrastruktur. Sedangkan setiap perusahaan dituntut untuk memberikan perlindungan kepada tiap tenaga kerja yang

(2)

bekerja di tempat kerja dengan melakukan pengawasan maupun pembinaan sebagai tindakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja. Dimana telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Bab V Pembinaan pasal 9 ayat 1 yang berbunyi bahwa “Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama dalam kecelakaan”.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan tolak ukur keberhasilan suatu perusahaan dalam melindungi tenaga kerja. Banyaknya kasus kecelakaan kerja yang terjadi pada saat tenaga kerja bekerja, hal tersebut yang memotivasi perusahaan untuk menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja juga harus mampu mengidentifikasi potensi bahaya yang terdapat di lingkungan kerja. Meskipun setiap pekerjaan memiliki risiko masing-masing sudah sewajibnya setiap perusahaan mencegah untuk meminimalisir angka kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja. Potensi bahaya muncul akibat dari kontrol yang lemah dari manajemen terhadap bahaya tiap-tiap pekerjaan. Namun kondisi semacam itu dapat dikendalikan dengan adanya manajemen risiko (risk management) dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.

Manajemen risiko K3 merupakan suatu upaya mengelola risiko untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan secara komprehensif, terencana dan terstruktur dalam suatu kesisteman yang baik (Ramli, 2010b).

(3)

Manajemen risiko sangatlah berperan penting dalam manajemen K3 karena jika terindentifikasi adanya potensi bahaya di lingkungan kerja seperti kebakaran, gempa bumi, ataupun kerusakan pada mesin peralatan. Penerapan manajemen risiko dapat meminimalisir kerugian material maupun finansial bagi perusahaan. Selain itu, juga dapat memberikan manfaat positif diantaranya menjamin kelangsungan usaha dengan mengurangi risiko dari setiap kegiatan yang mengandung bahaya, menekan biaya untuk penanggulangan kejadian yang tidak diinginkan, dan meningkatkan kesadaran mengenai risiko bahaya bagi setiap unsur dalam organisasi/perusahaan.

Upaya pengendalian terhadap potensi bahaya melalui penerapan manajemen risiko yang mampu mengelola risiko dengan cara mengidentifikasi potensi bahaya, menganalisis untuk memperoleh penilaian terhadap bahaya di tempat kerja. Tahapan identifikasi bahaya dan penilaian risiko secara otomatis akan memunculkan pengendalian bahaya sesuai dengan tingkat risiko masing-masing pekerjaan. Cara mengendalikan risiko bahaya dalam menerapkan manajemen risiko salah satunya yaitu dengan Job Safety Analysis (JSA). Menurut Ramli (2010b), Job Safety Analysis (JSA) digunakan sebagai upaya untuk mengidentifikasi bahaya-bahaya yang terdapat di lingkungan kerja, beserta cara pengendalian bahaya guna mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin timbul dari suatu pekerjaan.

PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi I salah satu perusahaan jasa konstruksi yang bergerak dibidang pembangunan infrastruktur. Bervariasinya pekerjaan yang terdapat di proyek konstruksi tidak

(4)

lepas dari potensi bahaya di sekitar lingkungan kerja. Selain itu data mengenai proporsi kecelakaan kerja di Indonesia, sektor konstruksi menjadi penyumbang terbesar sebesar 32% (Pekerjaan Umum, 2015). Hal inilah yang membuat perusahaan-perusahaan harus berupaya untuk meminimalisir potensi bahaya pada tiap pekerjaan dengan membuat Job Safety Analysis (JSA) guna mengetahui potensi bahaya pada setiap tahapan pekerjaan. Perusahaan juga harus berkomitmen dalam mengidentifikasi potensi bahaya dengan melakukan langkah nyata terhadap kebijakan mutu dan K3L yang telah dibuat yaitu melaksanakan norma-norma perlindungan kerja dan lingkungan (K3L) dengan menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas risiko kecelakaan, bebas risiko penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan.

Pembuatan Job Safety Analysis (JSA) pada setiap pekerjaan berguna untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan melakukan penilaian tingkat risiko sehingga dapat memberikan tindakan pengendalian terhadap potensi bahaya sesuai hierarki pengendalian risiko. Dengan adanya Job Safety Analysis (JSA) tenaga kerja dapat memahami segala bentuk potensi bahaya pada pekerjaan yang dilakukan, sehingga tenaga kerja menyadari akan bahaya tersebut dan tenaga kerja mempunyai kesadaran untuk menggunakan alat pelindung diri (APD) yang disediakan oleh perusahaan. Maka dari itu, tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dan efisien serta dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan memberikan pemahaman terhadap kesadaran pentingnya penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dalam keberlangsungan suatu perusahaan.

(5)

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mengambil judul “Penerapan Manajemen Risiko dengan Metode JSA sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja pada Pekerjaan Erection Segment Box

Girder di PT Adhi Karya (Persero) Tbk Jakarta Selatan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, diperoleh rumusan masalah mengenai penerapan manajemen risiko dengan metode Job Safety Analysis (JSA) dengan rincian sebagai berikut :

1. Bagaimana komitmen terhadap manajemen risiko di Proyek Jalan Layang

Khusus Busway Kapten Tendean – Blok.M – Cileduk Paket Kapten

Tendean PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi I?

2. Bagaimana penerapan manajemen risiko dengan metode Job Safety Analysis (JSA) di Proyek Jalan Layang Khusus Busway Kapten Tendean – Blok.M – Cileduk Paket Kapten Tendean PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi I?

3. Apa potensi bahaya dan pengendalian bahaya pada pekerjaan erection segment box girder dari hasil analisis dengan metode Job Safety Analysis

(JSA) di Proyek Jalan Layang Khusus Busway Kapten Tendean – Blok.M

– Cileduk Paket Kapten Tendean PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi I?

(6)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain :

1. Untuk mengetahui komitmen perusahaan terhadap manajemen risiko di Proyek Jalan Layang Khusus Busway Kapten Tendean – Blok.M – Cileduk Paket Kapten Tendean PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi I.

2. Untuk mengetahui penerapan manajemen risiko dengan metode Job Safety

Analysis (JSA) di Proyek Jalan Layang Khusus Busway Kapten Tendean – Blok.M – Cileduk Paket Kapten Tendean PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi I.

3. Untuk mengetahui potensi bahaya dan pengendalian bahaya pada

pekerjaan erection segment box girder dari hasil analisis dengan metode Job Safety Analysis (JSA) di Proyek Jalan Layang Khusus Busway Kapten Tendean – Blok.M – Cileduk Paket Kapten Tendean PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi I.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :

1. Bagi Perusahaan

Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perusahaan dan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi, khususnya mengenai manajemen risiko dengan metode Job Safety Analysis (JSA) pada pekerjaan erection segment box girder di Proyek Jalan Layang

(7)

Khusus Busway Kapten Tendean – Blok.M – Cileduk Paket Kapten Tendean PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi I.

2. Bagi Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

Untuk menambah kepustakaan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, khususnya mengenai manajemen risiko dengan metode Job Safety Analysis (JSA) pada pekerjaan erection segment box girder di Proyek Jalan Layang Khusus Busway Kapten Tendean – Blok.M – Cileduk Paket Kapten Tendean PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi I. 3. Bagi Mahasiswa

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi I khususnya yang berkaitan tentang manajemen risiko dengan metode Job Safety Analysis (JSA) pada pekerjaan erection segment box girder di Proyek Jalan Layang Khusus Busway Kapten Tendean – Blok.M – Cileduk Paket Kapten Tendean PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi I.

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan strategi Quantum Teaching dilakukan dengan berpedoman pada kerangka pembelajarannya yang dikenal dengan sebutan TANDUR yang merupakan singkatan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah hasil belajar siswa yang

‘I said that nothing is beyond them, given the right materials.’ The Doctor peererd down at Lesterson, perched on the stool like a pallid garden gnome, trembling.. The sheet

of what people mean in a particular context and how the context influences what is said. It requires a consideration of how speaker organize what they want to say in accordance

Dalam kegiatan penelitian peneliti ingin mengetahui gambaran tentang sesuatu kemudian dideskripsikan, sedangkan dalam evaluasi program, pelaksana (evaluator) ingin

Bapak dan Ibu pegawai Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro Semarang yang telah mendukung dan memberikan banyak doa untuk penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir. Bapak dan

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menguJl secara empms ada tidaknya hubungan antara pengetahuan penggunaan bahan styrofoam pada kemasan makanan dengan

[r]