i
MOTIVASI PENGGUNAAN FACEBOOK PADA
SISWA SMA NEGERI 1 BANGUNTAPAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Yosephin Febrina Galuh Suprapto
NIM : 079114115
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
HALAMAN MOTTO
“Semuanya memang ditentukan oleh Tuhan,
tapi ingatlah, bahwa Tuhan menghormati ketegasan Anda untuk memilih,
memutuskan, dan bertindak.” (Mario Teguh)
“Kunci untuk tidak takut akan masa depan dan tidak menyesali masa lalu adalah melakukan tindakan sebaik-baiknya di saat ini. Ciptakan masa depan yang lebih
baik dengan tindakan saat ini yang lebih baik.” (Agung Webe)
“Tuhan tidak pernah terlambat, Dia juga tidak tergesa-gesa, namun Dia tepat
v
Karya tulis ini saya persembahkan kepada:
Kedua Orang tuaku, Bapak Aloysius Iwan S. dan Ibu Anastasia K... hanya ucapan terima kasih yang dapat ananda
sampaikan atas semua doa, kasih sayang, perhatian,
nasihat, semangat, dan motivasi yang telah Ayah Ibu
berikan.
Kakakku Yohanes Yohanes Yonantoro Bayu H...
atas semua doa, harapan, dan dukungannya
Almamaterku...
yang telah menjadi tempat untuk mencari ilmu dan
vii
MOTIVASI PENGGUNAAN FACEBOOK PADA
SISWA SMA NEGERI 1 BANGUNTAPAN
Yosephin Febrina Galuh Suprapto
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran motivasi siswa SMA Negeri 1 Banguntapan dalam menggunakan facebook berdasarkan teori motivasi Clayton Alderfer. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Banguntapan yang berjumlah 140 orang, dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 69 siswa dan jumlah siswa perempuan sebanyak 71 siswa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Alat untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini berupa skala motivasi penggunaan
facebook yang mengacu pada aspek-aspek milik Alderfer, yaitu eksistensi, hubungan, dan pertumbuhan. Skala tersebut memiliki reliabilitas sebesar 0,963. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum para remaja memiliki motivasi yang tinggi dalam menggunakan facebook. Hal ini ditunjukkan dengan nilai mean empirik yang lebih besar daripada nilai mean teoritik (Empirik > Teoritik = 164 >150). Hasil perbandingan skor mean empirik per aspek menunjukkan bahwa aspek hubungan (69,321) merupakan aspek yang paling tinggidibandingkan dengan aspek eksistensi (50,171) dan aspek pertumbuhan (44,893). Hal tersebut memiliki arti bahwa motivasi yang tinggi dalam diri remaja untuk menggunakan facebook didorong oleh kebutuhan berhubungan dengan orang lain (aspek hubungan).
viii
THE MOTIVATION IN USING FACEBOOK
BY THE STUDENTS OF SMA NEGERI 1 BANGUNTAPAN
Yosephin Febrina Galuh Suprapto ABSTRACT
This research aimed to investigate how is the description of student’ motivation in SMA Negeri 1 Banguntapan in using facebook based on the Alderfer’s motivation theory. The subjects on the research were 140 students of grade XI in SMA Negeri 1 Banguntapan, consisting of 69 boys and 71 girls. The research used quantitative descriptive method. The instrument used to collect data in this research is the motivation scale in using facebook refering to Alderfer’s aspects, exintence, relatedness, and growth. The scale has reliability of 0,963. The result of the research shows that the teenagers in general have high motivation in using facebook. It is showed by the mean score’s empiric is more than mean score’s teoritic (Empirical > Teoritical = 164 >150). The result of comparison in each aspects showed that the relatedness aspect (69,321) as the highest aspect, it is compared with existence (50,171) and growth (44,893). It means that the high motivation of teenagers in using facebook supported by the relatedness aspect.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Motivasi Penggunaan Facebook Pada Siswa SMA Negeri 1
Banguntapan” sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Santa Dharma.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak, untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani selaku Dekan Fakultas Psikologi USD
atas izin yang diberikan untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Titik Kristiyani, M.Si. selaku Kepala Program Studi Fakultas
Psikologi USD yang telah memberikan izin untuk menyelesaikan skripsi
ini.
3. Ibu Sylvia Carolina MYM., S.Psi., M.Si. selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk
memberikan bimbingan, arahan, dukungan, semangat, dan ilmu sehingga
karya ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Bapak Y. Heri Widodo, M.Psi., Ibu A. Tanti Arini, S.Psi., M.Si., dan Ibu
M.M. Nimas Eki, S.Psi., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik atas
nasehat dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Program Studi Psikologi yang telah memberikan ilmunya
xi
6. Segenap karyawan Psikologi Bu Nanik, Mas Gandung, Pak Gi, Mas Muji,
dan Mas Doni, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.
7. Ibu Dra. Titi Prawiti Sariningsih, M.Pd selaku Kepala SMA N 1
Banguntapan yang telah memberikan izin penelitian untuk skripsi ini.
8. Kakakku Yohanes Yunantoro Bayu H., terima kasih atas doa, kasih
sayang, harapan, dukungan, dan semangat yang selalu dicurahkan.
9. Teman-temanku, Ganis, Fety, Thya, Ayu, Micko, Revi, Inez, Heni, Nina,
Rhany, Santa, Itha, Rara, dan teman-teman seperjuanganku Psikologi 2007
lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas
motivasi, dukungan, bantuan, dan semangat untuk menyelesaikan skripsi
ini.
10.Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini dan tidak
bisa saya sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun akan selalu pnulis terima. Semoga skripsi
ini bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
Yosephin Febrina Galuh S.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... ix
xiii
BAB II DASAR TEORI ... 11
A. Motivasi ...
1. Pengertian Motivasi ...
2. Proses Motivasi ...
3. Teori ERG Clayton Alderfer (Alderfer’s ERG Theory) ...
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi ………
B. Facebook ...
C. Remaja ...
1. Aspek Fisik ...
2. Aspek Sosial ...
3. Aspek Kognitif ...
D. Dinamika Motivasi Remaja dalam Menggunakan
Facebook ...
BAB III METODE PENELITIAN ...
A. Jenis Penelitian ...
B. Variabel Penelitian ...
C. Definisi Operasional ...
D. Subjek Penelitian ...
E. Metode Pengumpulan Data ...
F. Uji Coba Penelitian ...
xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...
A. Pelaksanaan Penelitian ...
B. Hasil Penelitian ...
1. Uji Normalitas ...
2. Deskripsi Data Penelitian Secara Umum ...
3. Kategori Motivasi Remaja dalam Menggunakan
Facebook ...
4. Deskripsi Kedudukan Masing-Masing Aspek
Motivasi ...
5. Deskripsi Data Penelitian Subjek Laki-Laki dan
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Blue Print Skala Try Out ... 35
Tabel 2. Penggolongan Subjek Try Out ... 37
Tabel 3. Distribusi Item Skala Motivasi Remaja dalam Menggunakan Facebook Setelah Seleksi ... 39
Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas Skala Motivasi ... 41
Tabel 5. Deskripsi Data Teoritik ... 41
Tabel 6. Deskripsi Data Penelitian Secara Umum ... 44
Tabel 7. Kategorisasi Motivasi Remaja dalam Menggunakan Facebook ... 46
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Sebuah Model Umum Tentang Proses Motivasi ... 13
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Skala Try Out ... 61
Lampiran 2 Data Try Out ... 66
Lampiran 3 Analisis Reliabilitas Data Try Out ... 71
Lampiran 4 Skala Penelitian ... 74
Lampiran 5 Data Penelitian ... 79
Lampiran 6 Uji Normalitas ... 82
Lampiran 7 Statistik Deskriptif Motivasi ... 83
Lampiran 8 Uji t Motivasi ... 84
Lampiran 9 Statistik Deskriptif per Aspek ... 85
Lampiran 10 Data Penelitian Subjek Laki-Laki ... 86
Lampiran 11 Mean Subjek Laki-Laki ... 88
Lampiran 12 Uji t Subjek Laki-Laki ... 89
Lampiran 13 Data Penelitian Subjek Perempuan ... 90
Lampiran 14 Mean Subjek Perempuan ... 92
Lampiran 15 Uji t Subjek Perempuan ... 93
Lampiran 16 Uji t Subjek Laki-Laki dengan Perempuan ... 94
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan teknologi di Indonesia saat ini berlangsung
sedemikian pesat, salah satunya adalah perkembangan teknologi komunikasi.
Saluran atau media komunikasi sebagai salah satu unsur dalam komunikasi
pun turut berkembang. Hal tersebut dapat dilihat dari perubahan cara
berkomunikasi masyarakat dari masa ke masa. Sebagai contoh, cara
berkomunikasi yang dulu menggunakan surat dikarenakan teknologi
komunikasi yang belum berkembang sekarang telah tergantikan dengan
keberadaan internet. Fasilitas internet memang memberikan segala
kemudahan. Dengan keberadaan internet seperti saat ini beberapa
keterbatasan yang dulu dialami manusia dalam berhubungan satu sama
lainnya, seperti faktor jarak, waktu, jumlah, kapasitas, dan kecepatan kini
dapat diatasi. Pada saat ini yang sedang digemari oleh masyarakat dari
fasilitas internet adalah situs jejaring sosial facebook.
Menurut Satyarini (2002) facebook merupakan jejaring sosial
internet yang bermanfaat untuk menjaga komunikasi antar teman, menambah
teman, upload foto, berbagai link serta video. Sejarah facebook dimulai 4
Februari 2004 di kota Harvard oleh Mark Zuckerberg, di mana
Keanggotaan facebook dalam perkembangannya meluas ke
universitas-universitas lain hingga akhirnya masyarakat di seluruh dunia dapat bergabung
dengan gratis dalam jejaring sosial ini.
Sejak September 2006, orang dengan alamat e-mail dari provider
manapun dapat mendaftar di facebook. Pengguna dapat memilih untuk
bergabung dengan satu atau lebih jaringan yang tersedia, seperti pada
sekolah, tempat kerja, atau wilayah geografis. Hingga Juli 2007, facebook
memiliki jumlah pengguna terdaftar paling besar di antara situs-situs yang
berfokus pada sekolah dengan lebih dari 34 juta anggota aktif yang
dimilikinya dari seluruh dunia. Peringkat jumlah pengguna facebook pada
September 2007 naik dari posisi ke-60 ke posisi ke-70 situs yang paling
banyak dikunjungi, dan merupakan situs nomor satu untuk foto di Amerika
Serikat, sehingga mengungguli situs publik lain seperti Flickr yang memuat
8,5 juta foto setiap harinya (http://id.wikipedia.org/).
Pengguna facebook mayoritas adalah remaja. Kenaikan pengguna
facebook di Amerika Serikat ada pada kalangan muda, yakni laki-laki
berumur 18 hingga 25 tahun. Pengguna terbesar kedua adalah perempuan
berusia 26 hingga 34 tahun, sedangkan angka pemakai terendah adalah
laki-laki berumur 45 hingga 54 tahun (http://www.antaranews.com/).
Pengguna facebook yang mayoritas remaja merupakan hal yang
wajar. Santrock (2002) mengungkapkan bahwa remaja lebih merasa
keberadaan teman sebaya sebagai sesuatu yang penting. Hal itu disebabkan
akhirnya membuat pengaruh teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan,
minat, dan perilaku lebih besar dari pada pengaruh keluarga. Hal-hal yang
sedang trend cenderung ditiru oleh remaja, seperti gaya rambut, busana, dan
perkembangan teknologi. Remaja di satu sisi cenderung ikut-ikutan namun di
sisi lain berusaha menunjukkan identitasnya.
Setiap remaja memiliki dorongan internal maupun eksternal yang
berbeda-beda. Secara internal remaja memiliki kecenderungan untuk
menunjukkan identitas dirinya. Remaja ingin diperhatikan oleh individu lain
dan ingin keberadaan atau eksistensinya dihargai. Hal ini membuat remaja
cenderung berusaha untuk menarik perhatian.
Secara eksternal, menjalin relasi dengan teman sebaya menjadi hal
yang penting bagi remaja. Selama masa remaja, khususnya awal masa remaja,
mereka lebih mengikuti standar-standar teman sebaya. Hal-hal yang sedang
populer di kalangan remaja cenderung diikuti dan ditiru oleh remaja.
Berbagai dorongan internal dan eksternal yang dimiliki remaja tersebut pada
akhirnya membuat remaja berusaha untuk semakin memperluas pertemanan
dengan individu lain. Salah satu caranya adalah melalui terlibat dalam
jejaring sosial, dalam hal ini adalah facebook.
Keberadaan facebook dapat memberikan manfaat bagi remaja
apabila digunakan dengan dengan baik. Manfaat yang diperoleh dari facebook
antara lain dapat memperluas jaringan pertemanan, dapat digunakan untuk
sharing dengan banyak orang, bertukar informasi dan pengetahuan, serta
dorongan yang ada dalam diri remaja, beberapa manfaat facebook tersebut
juga membuat remaja tertarik untuk menggunakan jejaring sosial yang satu
ini.
Namun pada kenyataannya banyak remaja yang menggunakan
facebook kurang berhati-hati sehingga kurang memberi manfaat bagi remja.
Remaja dapat menghabiskan waktunya dengan duduk berlama-lama di depan
komputer untuk update status, memberikan komentar terhadap status atau
foto teman-temannya, maupun chatting. Padahal kondisi tersebut dapat
mempengaruhi kesehatan remaja. Terlalu banyak duduk di depan komputer
tanpa melakukan kegiatan apapun sangat berisiko bagi kesehatan (Sigman,
dalam Andari 2010). Remaja menjadi terlambat makan dan terlambat tidur
sehingga ketika belajar di sekolah menjadi tidak dapat berkonsentrasi dengan
pelajaran. Remaja merasa bahwa facebook merupakan salah satu alternatif
hiburan yang dapat dilakukan kapan saja. Sebagai contoh, pada saat merasa
bosan, merasa kesepian, di sela waktu mengerjakan tugas, bahkan ketika
sedang berbincang dengan teman pun terkadang mereka tampak lebih
menikmati berbincang dengan teman di dunia maya daripada dengan teman di
dunia nyata.
Akses yang begitu mudah untuk memenuhi kebutuhan remaja dalam
berhubungan dengan teman-teman, baik teman lama maupun teman baru
membuat remaja terlalu menikmati dunia mereka sendiri. Kepedulian remaja
terhadap lingkungan sekitar menjadi berkurang. Pembicaraan yang tidak
membuat remaja kehilangan kemampuan membaca perasaan orang dan
membaca bahasa tubuh orang. Pemakaian facebook yang berlebihan untuk
sharing membuat remaja juga kehilangan kemampuan untuk memilah mana
yang boleh dibagi dan tidak boleh dibagi dengan teman-teman, terutama
dengan teman facebook yang sebenarnya tidak mereka kenal (Sigman, dalam
Andari 2010).
Selain itu, pemakaian facebook yang terlalu sering juga dapat
berpengaruh terhadap perilaku konsumtif remaja. Hasil penelitian yang
dilakukan Soraya (2009) menunjukkan bahwa semakin sering remaja
menggunakan facebook maka semakin tinggi perilaku konsumtif remaja.
Kecenderung berperilaku konsumtif tersebut dapat semakin terlihat jika
remaja sering menggunakan facebook karena dapat dengan mudah berdiskusi
dengan individu lain tentang mode. Remaja sering menggunakan facebook
untuk membahas tentang hal-hal apa yang sedang menjadi trend di kalangan
remaja dan cenderung untuk segera membelinya sehingga perilaku konsumtif
menjadi tinggi. Adanya penelitian tersebut membuat peneliti mendapatkan
pemahaman bahwa penggunaan facebook yang terlalu sering mampu
mempengaruhi perilaku remaja.
Penggunaan facebook yang cenderung kurang berhati-hati dapat
membuat facebook itu sendiri seolah-olah memiliki dampak negatif bagi para
pengguna, padahal tentu saja facebook sebagai suatu sarana jejaring sosial
tidak dapat disalahkan karena pada dasarnya facebook berguna untuk
tidaknya perilaku dalam menggunakan facebook adalah motivasi
penggunanya. Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak
menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkan. Seseorang yang
memiliki motivasi tinggi untuk menggunakan facebook akan berbeda
perilakunya dengan seseorang yang memiliki motivasi rendah. Individu
dengan motivasi tinggi, sebagai contoh dapat menghabiskan banyak waktu
untuk menikmati fasilitas dalam facebook daripada individu yang memiliki
motivasi rendah.
Motivasi pengguna facebook yang berbeda juga membuat perilaku
individu dalam menggunakan facebook juga berbeda-beda. Sebagai contoh,
remaja yang termotivasi menggunakan facebook untuk menjalin hubungan
sosial memiliki keinginan yang besar untuk bertemu dengan orang yang
dikenalnya melalui facebook. Keinginan untuk bertemu teman baru tersebut
bisa membuat remaja kurang berhati-hati sehingga kemungkinan ia dapat
tertipu dengan orang yang baru dikenal melalui facebook. Kemudian bagi
remaja yang termotivasi menggunakan facebook agar dikenal banyak orang
kemungkinan ia akan mencantumkan informasi mengenai dirinya dengan
cukup lengkap dan mempunyai cukup banyak album foto di dalam facebook
supaya banyak orang yang mengetahui tentang dirinya.
Berdasarkan gambaran penggunaan facebook pada remaja tersebut,
maka peneliti tertarik untuk meneliti dengan menggunakan teori motivasi dari
Clayton Alderfer yang terdiri dari tiga kebutuhan manusia. Tiga kebutuhan
berhubungan dengan orang lain (relatedness), dan kebutuhan pertumbuhan
(growth) (Robbins, 2004). Pada masa remaja, individu memiliki keinginan
untuk dapat diterima oleh kelompoknya, menjalin hubungan dengan individu
lain, dan mengembangkan dirinya.
Hal tersebut juga sesuai dengan studi korelasional yang telah
dilakukan oleh Tandun (2010) untuk memahami gambaran penggunaan
facebook. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
cukup berarti antara motivasi penggunaan facebook terhadap pemenuhan
kebutuhan afiliasi. Secara umum alasan utama mereka menggunakan
facebook adalah untuk bersosialisasi dengan teman-teman lama maupun baru
serta dengan anggota keluarga. Hal tersebut dapat memenuhi remaja dalam
berhubungan dengan orang lain. Selain itu, kebutuhan kognitif mereka pun
terpenuhi karena mereka berpendapat bahwa pengetahuan mereka bertambah
setelah mengakses situs facebook. Bertambahnya pengetahuan ini dapat
memenuhi kebutuhan remaja akan perkembangan diri.
Pada remaja di SMA Negeri 1 Banguntapan berdasarkan hasil
observasi dan wawancara awal yang telah peneliti lakukan dengan 10 siswa
di sekolah tersebut menjelaskan bahwa kebutuhan yang memotivasi mereka
dalam menggunakan facebook berbeda-beda. Sebagai contoh, beberapa siswa
di SMA Negeri 1 Banguntapan dalam menggunakan facebook antara lain
termotivasi untuk mendapatkan teman sebanyak-banyaknya, untuk mengisi
waktu luang, ingin melakukan komunikasi dengan teman-teman lama, dan
bahwa pada kenyataannya kebutuhan yang memotivasi remaja dalam
menggunakan facebook berbeda-beda. Pengambilan sampel dilakukan secara
acak sehingga dapat dikatakan representatif dan hasilnya dapat mewakili
siswa yang lain. Selain itu, menurut guru komputer di sekolah tersebut,
banyak siswa yang menggunakan laboratorium komputer pada saat jam
isrirahat hanya untuk membuka facebook. Padahal tujuan utama sekolah itu
memberikan fasilitas laboratorium komputer kepada siswa adalah agar siswa
dapat memperoleh informasi secara cepat yang berkaitan dengan materi
pelajaran sekolah.
Selain itu menurut kepala sekolah SMA Negeri 1 Banguntapan
terdapat permasalahan yang berkaitan dengan motivasi siswa di sekolah
tersebut dalam menggunakan facebook. Sekolah mengharapkan siswa
memiliki motivasi menggunakan facebook bukan hanya untuk kepentingan
hiburan tetapi agar facebook juga dimanfaatkan untuk mendapatkan
pengetahuan. Namun pada kenyataannya motivasi siswa menggunakan
facebook cenderung untuk hiburan. Bahkan beberapa dari siswa janjian
dengan temannya melalui facebook dan pada akhirnya tidak masuk sekolah
atau membolos. Adanya motivasi dalam menggunakan facebook untuk
kepentingan hiburan menurut kepala sekolah pada akhirnya menimbulkan
ketidaknyamanan bagi sekolah.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk
cukup banyak waktu dan beaya untuk menggunakan facebook, berani
bertemu dengan orang yang baru dikenal melalui facebook tanpa rasa curiga,
serta begitu mudah menuliskan informasi atau data diri cukup lengkap di
dalam facebook? Apa sebenarnya yang memotivasi para pengguna facebook
tersebut?
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana gambaran motivasi siswa SMA Negeri 1
Banguntapan dalam menggunakan facebook berdasarkan teori motivasi
Clayton Alderfer?
C. TUJUAN PENELITIAN
Sehubungan dengan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini
mempunyai tujuan untuk mengetahui gambaran motivasi siswa SMA Negeri
1 Banguntapan dalam menggunakan facebook berdasarkan teori motivasi
Clayton Alderfer.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran
bagi SMA Negeri 1 Banguntapan dalam rangka memahami motivasi
2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di
bidang psikologi perkembangan, khususnya yang berhubungan dengan
11
BAB II
DASAR TEORI
A. MOTIVASI
1. Pengertian Motivasi
Motivasi dalam bahasa Inggris disebut motivation yang berasal dari
bahasa Latin “movere” yang berarti dorongan atau menggerakkan (Steers
& Poster dalam Wijono, 2010).
Sperling (dalam Usmara, 2002) mengemukakan bahwa motivasi itu
didefinisikan sebagai suatu kecenderungan untuk beraktivitas, mulai dari
dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri.
Dorongan dari dalam yang dimiliki oleh individu menyebabkan individu
tersebut melakukan suatu kegiatan. Individu itu selanjutnya berusaha
untuk menyesuaikan diri dengan kegiatan tersebut dan melaksanakan
kegiatan hingga akhir.
Sedangkan menurut Passer dan Smith (2003) motivasi merupakan
proses yang mempengaruhi arah, tujuan yang membentuk tingkah laku.
Motivasi sendiri bukanlah suatu yang bersifat independent dan bersifat
netral, akan tetapi motivasi dapat dipengaruhi oleh adanya pengalaman
masa lalu, situasi lingkungan, cita-cita hidup dan lain-lainnya.
Motivasi mencoba menjelaskan mengapa manusia melakukan apa
bahwa kalau orang ingin mengetahui mengapa orang berbuat atau
berperilaku ke arah sesuatu seperti yang dikerjakan, maka orang tersebut
akan terkait dengan motivasi atau perilaku yang termotivasi (motivated
behavior). Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau
organisme yang mendorong perilaku ke arah tujuan. Dengan demikian
dapat dikemukakan bahwa motivasi itu mempunyai tiga aspek, yaitu (1)
keadaan terdorong dalam diri organisme (a driving state), yaitu kesiapan
bergerak karena kebutuhan misalnya kebutuhan jasmani, karena keadaan
lingkungan, atau karena keadaan mental; (2) perilaku yang timbul dan
terarah karena keadaan ini; (3) goal atau tujuan yang ditinjau oleh perilaku
tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa
motivasi adalah semangat atau suatu kondisi yang mendorong atau
menjadikan sebab seseorang melakukan suatu perbuatan atau kegiatan
tertentu. Motivasi merupakan suatu daya pendorong (driving force) yang
menyebabkan orang berbuat sesuatu.
2. Proses Motivasi
Ada berbagai pendapat tentang proses motivasi, salah satunya
adalah yang dikemukakan oleh Swift (1969, dalam Wijono, 2010). Swift
memberi pandangan tentang adanya 3 kelompok, yaitu:
a. Motivasi sebagai suatu proses metabolisme, yaitu jika seseorang
Tenaga tersebut sebagian disimpan dan selebihnya dikeluarkan dalam
bentuk tingkah laku, hal tersebut dinamakan motivasi.
b. Motivasi sebagai suatu kekuatan internal yang merupakan suatu
proses dinamis, yaitu tenaga yang dihasilkan akan membangkitkan
individu untuk bereaksi dan akan diarahkan pada tujuan.
c. Motivasi sebagai suatu hubungan antara kebutuhan yang
dipersepsikan (perceived need) dengan tujuan meneruskan dorongan
(drive). Kebutuhan yang dimiliki individu menimbulkan suatu
dorongan dalam diri individu untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Setelah timbul dorongan maka terbentuklah motif yang akan
menunjukkan arah yang hendak dicapai. Individu harus mengetahui
apa yang hendak dicapai, yaitu tujuan.
Dunette (dalam Winardi, 2008) mengemukakan sebuah model
umum tentang proses motivasi yang ditampilkan dalam gambar berikut
ini:
Ketidakseimbangan
internal:kebutuhan, Perilaku Tujuan, insentif, keinginan, ekspektasi atau imbalan
Pengurangan ketidakseimbangan: Pemuasan kebutuhan/kepuasan
Model tersebut merupakan sebuah kerangka kerja untuk memahami
sifat dinamik dari proses motivasi. Terlihat dalam gambar bahwa
komponen-komponen dasar motivasi adalah:
a. Kebutuhan, keinginan, atau ekspektasi-ekspektasi
b. Perilaku
c. Tujuan-tujuan
d. Umpan balik (Feedback)
Ketidakseimbangan psikologikal menyebabkan munculnya
perilaku yang diarahkan ke arah pemenuhan sebuah insentif tertentu atau
tujuan yang dianggap akan mengembalikan kondisi keseimbangan. Di
samping itu, orang akan tetap berupaya untuk mencapai insentif yang
relevan atas tujuan yang diinginkan sampai keseimbangan dikembalikan.
Sewaktu insentif atau tujuan dicapai, maka umpan balik internal (internal
feedback) menyebabkan menyusutnya ketidakseimbangan atau motivasi.
Remaja memiliki kebutuhan dalam diri, sebagai contoh adalah
kebutuhan akan relasi dengan orang lain khususnya dengan teman-teman
sebaya. Kebutuhan yang dimiliki remaja ini menimbulkan suatu dorongan
dalam diri remaja untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dorongan untuk
memenuhi kebutuhan akan relasi dengan teman sebaya dapat tercermin
dari perilaku remaja, salah satunya adalah penggunaan facebook. Perilaku
remaja dalam menggunakan facebook diarahkan pada pemenuhan tujuan
tertentu, sebagai contoh untuk memperoleh banyak teman atau menjalin
terpenuhi maka kebutuhan remaja akan relasi dengan teman-teman sebaya
terpuaskan atau terpenuhi dan motivasi menjadi menurun.
3. Teori ERG Clayton Alderfer (Alderfer’s ERG Theory)
Clayton Alderfer dari Universitas Yale mengembangkan sebuah
teori alternatif tentang kebutuhan manusia. Alderfer berpendapat bahwa
terdapat tiga macam kebutuhan dalam diri manusia yang merupakan
kebutuhan inti (core need) dan dikenal dengan teori ERG (Robbins, 2004).
Teori ERG Alderfer tersebut merupakan modifikasi dari teori hierarki
kebutuhan Maslow.
Robbins (2004) menjelaskan bahwa kebutuhan eksistensi dalam
teori ERG Alderfer mencakup kebutuhan fisiologis dan keamanan di
dalam teori Maslow. Kebutuhan kedua yaitu kebutuhan untuk
berhubungan dengan orang lain merupakan kebutuhan untuk menjalin
hubungan interpersonal. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan sosial dan
komponen eksternal dari kebutuhan harga diri pada teori Maslow.
Sedangkan kebutuhan akan pertumbuhan meliputi komponen intrinsik dari
kebutuhan harga diri dan kebutuhan untuk aktualisasi diri dalam teori
Maslow.
Teori Maslow tidak digunakan dalam penelitian ini karena teori
Maslow menekankan pada motivasi yang bersifat hirarki (Maslow’s
hierarchy of needs), yaitu kebutuhan tingkat tinggi hanya dibutuhkan jika
Alderfer menjelaskan bahwa manusia bekerja memenuhi kebutuhan
berdasarkan urutan kekonkretannya. Semakin konkret kebutuhan yang
hendak dicapai, maka semakin mudah seseorang untuk mencapainya.
Selain itu setiap orang mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda dan
kebutuhan tersebut akan bergerak sesuai dengan yang diinginkannya.
Selain itu, pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut tergantung pada
sejauh mana individu berhasil memuaskan kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Motivasi remaja dalam menggunakan facebook tidak selalu bersifat
hirarki. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Monks (2001) yang
menjelaskan bahwa motivasi yang ada pada remaja cenderung tidak
hierarkhi dan mudah berubah, serta aspek motivasi yang ada dapat muncul
secara bersamaan.
a. Kebutuhan Eksistensi (existence)
Kebutuhan eksistensi meliputi berbagai macam tingkat
dorongan yang berkaitan dengan kebutuhan materi dan fisik, seperti
gaji, keuntungan, dan keselamatan secara fisik. Kategori kebutuhan
tersebut mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan materi bagi
diri individu itu sendiri. Individu memiliki kecenderungan untuk
bersaing apabila kebutuhan tersebut tidak dapat terpenuhi. Terjadinya
persaingan disebabkan karena sumber yang diinginkan terbatas dan
seringkali dapat membuat individu lain kecewa. Individu akan
berusaha untuk memenuhi kebutuhannya jika kebutuhan itu memang
Individu dapat menggunakan facebook untuk memenuhi
kebutuhan materi dan fisik, seperti gaji, keuntungan, dan keselamatan
secara fisik. Misalnya saja remaja membahas tentang bagaimana
mencari tambahan uang saku dengan teman-temannya, membahas
diskon yang diberikan oleh suatu supermarket, serta membahas
tentang tindak kejahatan yang sedang marak terjadi.
b. Kebutuhan Berhubungan dengan Orang Lain (relatedness)
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk mengadakan
hubungan dan sosialisasi dengan orang lain. Dalam membina
hubungan tersebut individu mengharapkan memperoleh pemahaman
dan pengertian dari orang lain yang ada di sekitarnya, seperti suami,
istri, anak, orangtua, tetangga, teman, sahabat, dan pacar. Kebutuhan
hubungan ini akan terpenuhi jika tercipta adanya kerja sama dan
saling memberi dukungan satu sama lain (Wijono, 2010).
Adanya facebook memudahkan individu untuk memenuhi
kebutuhan akan berhubungan dengan orang lain. Hal tersebut
disebabkan karena melalui penggunaan facebook individu dapat
menjalin hubungan dengan teman-teman lama dan dapat memperoleh
teman-teman baru secara lebih mudah. Selain itu, facebook juga
memberi kemudahan dalam melakukan komunikasi atau membagi
perhatian dan kasih sayang. Sebagai contoh, di dalam facebook
individu dapat mengetahui siapa saja teman-teman yang saat itu
bersangkutan. Hal ini dapat dilihat sebagai bentuk perhatian dan
bersosialisasi dengan orang lain
c. Kebutuhan Pertumbuhan (growth)
Kebutuhan pertumbuhan ini mengacu pada bentuk kebutuhan
yang mendorong individu untuk menjadi orang yang kreatif dan
produktif serta berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi dirinya
maupun lingkungan di mana ia berada. Kepuasan akan pemenuhan
kebutuhan hidup ini akan timbul jika individu dapat menyelesaikan
masalah-masalah dan memuaskan keinginannya untuk dapat
mengembangkan potensi diri dan tumbuh secara optimal dalam
kehidupan individu tersebut (Wijono, 2010).
Adanya facebook dapat dijadikan sarana untuk menyalurkan
kebutuhan pertumbuhan individu. Remaja dapat belajar untuk
mengembangkan kreativitas dan menunjukkan hasil kreativitasnya
melalui facebook. Remaja juga dapat menuangkan ide-ide kreatifnya
kreatifnya melalui facebook, salah satu contoh adalah mengkritisi
permasalahan yang ada di masyarakat. Hal ini berarti bahwa ide-ide
yang dimiliki remaja dapat tersalurkan melalui facebook.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Menurut Amstrong (dalam Anoraga, 2001), motivasi dasar
dipengaruhi oleh penurunan dorongan, dimana ketika motivasi diarahkan
sebagai ketegangan, dan akhirnya orang itu mengalami kesenangan dari
penurunan ketegangan atau dorongan. Misalkan ketika kita lapar, maka
akan mengalami ketegangan dan akan merasa enak jika kita makan
sebagai suatu bentuk penurunan ketegangan.
Motivasi juga dipengaruhi oleh tingkat rangsangan (Amstrong,
dalam Anoraga, 2001), hal ini lebih dipengaruhi oleh banyaknya stimulus
yang masuk terhadap suatu individu. Stimulus yang muncul di sini
misalkan stimulus dari lingkungan, kebaruan, atau bahkan stimulus
seksual.
Motivasi seseorang dapat pula dipengaruhi oleh adanya
pengalaman masa lalu, situasi lingkungan, cita-cita hidup dan sebagainya.
Hal ini dikarenakan motivasi bukanlah suatu yang independen akan tetapi
merupakan sesuatu yang memiliki penyebab tertentu (Handoko, 1992).
Amstrong (dalam Anoraga, 2001) menyatakan bahwa motivasi
juga dapat dipengaruhi oleh:
a. Pengharapan
Individu akan termotivasi jika mereka berpikir mereka akan
memperoleh apa yang mereka inginkan, atau menghindari apa yang
tidak mereka inginkan.
b. Sistem imbal jasa
Sejauh mana imbal jasa memenuhi atau memuaskan kebutuhan akan
c. Kemampuan
Kecerdasan, keterampilan, dan pengetahuan individu yang
bersangkutan.
d. Persepsi
Apa yang dilakukan individu tersebut atau apa yang dipikirkan oleh
individu tersebut harus dilakukannya.
e. Pengaruh terhadap orang lain
Tekanan yang diberikan orang lain di lingkungan mempengaruhi
kebutuhan sosial dan kebutuhan akan penghargaan.
f. Kegiatan individu
Sampai sejauh mana kegiatan yang dilakukan individu memberikan
peluang untuk pencapaian, tanggung jawab dan kepuasan.
B. FACEBOOK
Ridwan (2009) menjelaskan bahwa facebook merupakan situs yang
layanan utamanya adalah layanan jejaring sosial. Jejaring sosial merupakan
struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi.
Jejaring ini membuat individu dapat berhubungan dengan individu lain. Istilah
jejaring sosial ini diperkenalkan oleh profesor J.A. Barnes di tahun 1954.
Facebook adalah sebuah situs web jejaring sosial populer yang
diluncurkan pada 4 Februari 2004. Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg,
seorang mahasiswa Harvard kelahiran 14 Mei 1984 dan mantan murid Ardsley
keanggotaannya masih dibatasi untuk mahasiswa dari Harvard College. Dua
bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah
Boston (Boston College, Universitas Boston, MIT, Tufts), Rochester,
Stanford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy
League. Banyak perguruan tinggi lain yang selanjutnya ditambahkan
terus-menerus dalam kurun waktu satu tahun setelah peluncurannya. Akhirnya,
orang-orang yang memiliki alamat e-mail suatu universitas (seperti: .edu, .ac,
.uk, dll) dari seluruh dunia dapat juga bergabung dengan situs jejaring sosial
ini (http://id.wikipedia.org/).
Selanjutnya dikembangkan pula jaringan untuk sekolah-sekolah
tingkat atas dan beberapa perusahaan besar. Sejak 11 September 2006, orang
yang memiliki alamat e-mail apa pun dapat mendaftar di facebook. Pengguna
dapat memilih untuk bergabung dengan satu atau lebih jaringan yang tersedia,
seperti berdasarkan sekolah, tempat kerja, atau wilayah geografis. Fitur
hiburan dalam facebook disebut aplikasi. Contohnya antara lain permainan
video, kuis, dan lain sebagainya.
C. REMAJA
1. Aspek Fisik
Pada masa remaja terjadi perkembangan fisik yang pada remaja
perempuan ditandai dengan menarche atau haid pertama. Menarche
adalah sebuah peristiwa yang menandai masa pubertas, namun bukan
pubertas (puberty) ialah suatu periode di mana kematangan kerangka dan
seksual terjadi secara pesat terutama pada awal masa remaja.
Konsentrasi hormon-hormon tertentu meningkat secara dramatis
selama masa remaja, yaitu testoteron dan estradiol. Testoteron
(testoterone) ialah suatu hormon yang berkaitan dengan perkembangan
alat kelamin, pertambahan tinggi, dan perubahan suara pada anak
laki-laki. Estradiol ialah suatu hormon yang berkaitan dengan perkembangan
buah dada, rahim, dan kerangka pada anak perempuan.
Selama masa pubertas, tingkat testoteron meningkat delapan kali
lipat pada laki-laki tetapi hanya dua kali lipat pada perempuan. Estradiol
meningkat delapan kali lipat pada perempuan tetapi hanya dua kali lipat
pada laki-laki. Empat perubahan tubuh yang paling menonjol pada
remaja perempuan ialah pertambahan tinggi badan yang cepat, menarche,
pertumbuhan buah dada, dan pertumbuhan rambut kemaluan. Empat
perubahan tubuh yang paling menonjol pada remaja laki-laki ialah
pertambahan tinggi badan yang cepat, pertumbuhan penis, pertumbuhan
testis, serta pertumbuhan rambut kemaluan.
Serangkaian perubahan psikologis akan menyertai perkembangan
fisik seorang remaja. Remaja disibukkan dengan tubuh mereka dan
mengembangkan citra individual mengenai gambaran tubuh mereka.
Ketika menggunakan facebook aspek fisik ini menjadi salah satu hal
yang penting bagi remaja. Hal tersebut disebabkan karena remaja ingin
yang mereka pasang di facebook. Remaja berpikir bahwa penampilan
fisik yang menarik merupakan faktor yang mendukung supaya mereka
dapat menarik perhatian pengguna facebook yang lain dan banyak yang
ingin menjadi teman.
2. Aspek Sosial
Remaja cenderung mulai memiliki rasa ingin dekat dengan teman
sebayanya. Remaja merasa nyaman jika dapat diterima dengan teman
sebaya. Keinginan untuk dekat dengan teman sebaya membuat remaja
menjadi jauh dengan keluarga. Santrock (2002) menjelaskan bahwa
remaja lebih merasa keberadaan teman sebaya sebagai suatu yang penting
dan mulai mengabaikan keberadaan keluarganya. Hal ini disebabkan
karena remaja ingin diterima didalam kelompoknya.
Adanya facebook memberikan jalan bagi remaja untuk lebih dekat
dengan teman sebaya. Remaja dapat berkomunikasi dengan teman
sebayanya dan membahas tentang hal-hal yang sedang inn dikalangan
remaja. Kondisi ini membuat kesenangan tersendiri pada diri remaja.
Remaja lebih ingin dekat dengan teman sebaya dibandingkan dengan
orangtua. Informasi yang disampaikan teman sebaya dianggap remaja
sebagai sesuatu yang penting sehingga adanya facebook sering dijadikan
remaja sebagai sarana untuk bertukar informasi dengan teman sebaya.
Remaja juga berusaha mencari identitas dirinya. Tahap kelima dari
(identity versus identity confusion) terjadi kira-kira bersamaan dengan
masa remaja. Pada tahap ini remaja tertarik untuk mengetahui siapa
dirinya, bagaimana dirinya, dan ke mana ia menuju dalam kehidupannya
(Santrock, 2002). Hal tersebut membuat remaja berusaha untuk
mengetahui lebih banyak tentang dirinya. Salah satu cara untuk
mengetahui lebih banyak tentang dirinya adalah dengan mencari
informasi melalui facebook. Facebook juga dapat digunakan remaja
untuk diskusi dengan individu lain yang membantu remaja untuk
menemukan identitas diri. Sulit bagi individu untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan diri. Adanya komunikasi melalui facebook
dapat membantu remaja mengetahui kelebihan dan kekurangan diri
dengan bantuan informasi dari teman yang remaja ajak diskusi melalui
facebook.
3. Aspek Kognitif
Kekuatan pemikiran remaja yang sedang berkembang membuka
cakrawala kognitif yang baru. Pemikiran remaja semakin abstrak, logis,
dan idealistis, lebih mampu menguji pemikiran diri sendiri, pemikiran
orang lain, dan apa yang orang lain pikirkan tentang diri remaja, serta
cenderung menginterpretasikan dan memantau dunia sosial.
Piaget (dalam Santrock 2002) yakin bahwa pemikiran operasional
formal berlangsung antara usia 11 hingga 15 tahun. Pemikiran
Remaja tidak lagi terbatas pada pengalaman konkrit aktual sebagai dasar
pemikiran. Sebaliknya, remaja dapat membangkitkan situasi-situasi
khayalan, kemungkinan-kemungkinan hipotesis, atau dalil-dalil atau
penalaran yang benar-benar abstrak.
Selain abstrak, pemikiran remaja juga idealistis. Remaja mulai
berpikir tentang ciri-ciri ideal bagi dirinya, orang lain dan
membandingkan dirinya dan orang lain dengan standar-standar ideal ini.
Selama masa remaja, pemikiran-pemikiran sering berupa fantasi yang
mengarah ke masa depan. Remaja sering menjadi tidak sabar dengan
standar-standar ideal yang baru ditemukan ini dan dibingungkan dengan
banyak standar ideal yang diadopsi. Remaja juga kadang berpikir lebih
logis. Remaja mulai berpikir secara ilmuwan yang menyusun
rencana-rencana untuk memecahkan masalahnya dan menguji pemecahan
masalah secara sistematis.
David Elkind (dalam Santrock, 2002) menjelaskan bahwa
egosentrisme remaja (adolescent egocentrism) memiliki dua bagian:
penonton khayalan dan dongeng pribadi. Penonton khayalan (imaginary
audience) ialah keyakinan remaja bahwa orang lain memperhatikan
dirinya sebagaimana halnya dengan dirinya sendiri. Perilaku
mengundang perhatian, umum terjadi pada remaja, mencerminkan
egocentrism dan keinginan untuk tampil di atas pentas diperhatikan dan
Dongeng pribadi (the personal fable) ialah bagian dari egocentrism
remaja yang meliputi perasaan unik seorang anak remaja. Rasa unik
pribadi remaja membuat mereka merasa bahwa tidak seorang pun dapat
mengerti bagaimana perasaan mereka sebenarnya. Misalnya, seorang
anak perempuan remaja menganggap bahwa ibunya tidak mungkin dapat
merasakan sakit yang ia rasakan karena pacarnya memutuskan hubungan
dengannya.
Adanya facebook dapat menyalurkan keyakinan remaja bahwa
orang lain memperhatikan dirinya sebagaimana halnya dengan dirinya
sendiri. Remaja sering meng-upload segala kegiatan yang telah dirinya
lakukan karena merasa orang lain akan menyukainya sebagaimana
dirinya menyukai kegiatan yang telah dirinya dilakukan. Remaja juga
sering menggunakan pakaian atau asesoris yang unik dan
menampilkannya di facebook untuk menarik perhatian.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada aspek
fisik empat perubahan tubuh yang paling menonjol pada remaja
perempuan ialah pertambahan tinggi badan yang cepat, menarche,
pertumbuhan buah dada, dan pertumbuhan rambut kemaluan. Empat
perubahan tubuh yang paling menonjol pada remaja laki-laki ialah
pertambahan tinggi badan yang cepat, pertumbuhan penis, pertumbuhan
testis, serta pertumbuhan rambut kemaluan.
Secara kognitif, pemikiran remaja semakin abstrak, logis, dan
lain, dan apa yang orang lain pikirkan tentang diri remaja, serta
cenderung menginterpretasikan dan memantau dunia sosial. Remaja
dalam kognisi sosial mengembangkan suatu egosentrisme khusus, mulai
berpikir tentang kepribadian dan memantau dunia sosialnya.
D. DINAMIKA MOTIVASI REMAJA DALAM MENGGUNAKAN
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang motivasi, maka pada
dasarnya pengertian motivasi adalah faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang
yang menggerakkan dan mengarahkan perilakunya untuk memenuhi tujuan
tertentu. Timbulnya motivasi seseorang merupakan gabungan dari konsep
kebutuhan, dorongan, tujuan, dan imbalan. Hal ini sejalan dengan pendapat
Robbins (2004) yang menyatakan bahwa motivasi bersangkutan dengan upaya
ke arah setiap tujuan, terutama tujuan sebagai cerminan minat tunggal individu
dalam perilaku yang berkaitan dengan apa yang dilakukannya.
Alderfer (dalam Robbins, 2004) menjelaskan bahwa manusia
mempunyai tiga kebutuhan yang mendorong diri untuk melakukan sesuatu,
yaitu kebutuhan akan eksistensi (existence), kebutuhan berhubungan dengan
orang lain (relatedness), serta kebutuhan akan pertumbuhan (growth) yang
disebut dengan teori ERG. Ketiga kebutuhan tersebut mendorong remaja
kepada perilaku menggunakan facebook dan perilaku tersebut mengarah pada
Facebook sebagai salah satu situs jejaring sosial memiliki banyak
manfaat, antara lain dapat bertemu dengan teman lama, memperoleh teman
baru, sampai sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan eksistensi.
Kebutuhan akan materi dan fisik ini dapat terpenuhi melalui penggunaan
facebook, salah satu contoh adalah remaja dapat membahas tentang bagaimana
mencari tambahan uang saku dengan teman-teman. Pemanfaatan facebook saat
ini telah berkembang menjadi sarana peluang bisnis, yaitu penjualan produk
yang lebih dikenal dengan sebutan online shop. Akses yang begitu mudah dan
banyaknya orang yang memiliki akun facebook dimanfaatkan oleh sebagian
besar orang yang belum pernah melakukan usaha penjualan maupun orang
yang sudah memiliki toko/usaha untuk menawarkan produk mereka melalui
facebook. Cara ini lebih mudah dan cepat untuk menawarkan produk yang
mereka miliki. Remaja yang hanya ingin menjual barang-barang yang sudah
tidak mereka pakai lagi (second) dapat memanfaatkan ini sebagai tambahan
untuk mencari uang saku.
Selain dapat memenuhi kebutuhan eksistensi, melalui penggunaan
facebook remaja dapat dengan mudah bertemu atau berkomunikasi dengan
teman-teman lama dan memperoleh teman baru. Mereka juga dapat saling
memberikan atau mengungkapkan perhatian melalui facebook, di mana hal
tersebut dapat memenuhi kebutuhan remaja untuk berhubungan atau
sosialisasi dengan teman-teman. Facebook menyediakan fasilitas untuk
ucapan dinding (wall), simbol-simbol ucapan selamat ulang tahun maupun
simbol-simbol ungkapan kasih sayang yang lain.
Dalam hubungannya dengan kebutuhan akan pertumbuhan (growth),
melalui situs jejaring sosial facebook terjadi pertukaran informasi. Meskipun
pada awalnya facebook lebih dikenal sebagai sarana untuk menjalin kembali
relasi dengan teman lama dan memperoleh teman baru, namun saat ini
facebook juga dapat digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan potensi
diri dan kreativitas. Sebagai contoh, saat ini cukup banyak informasi mengenai
beasiswa yang dituliskan dalam facebook atau memiliki akun facebook. Hal
ini bertujuan agar pengguna facebook dapat mengetahui dengan mudah dan
cepat bahwa terdapat program beasiswa bagi mereka. Hal tersebut dapat
menjadi peluang bagi pengguna fecebook yang memanfaatkan informasi
tersebut untuk semakin mengembangkan potensi diri. Selain itu, terkadang ada
beberapa pemiliki akun facebook yang menuliskan literatur yang berguna
untuk menambah pengetahuan akan hal tertentu.
Remaja juga dapat menyalurkan atau mengembangkan kreativitas
mereka. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan bagaimana para remaja
membuat tampilan facebook mereka menjadi menarik, mulai dari pemilihan
foto diri maupun kalimat-kalimat yang dituliskan dalam informasi/data diri. Di
samping itu, facebook juga memiliki fasilitas catatan (note), di mana pengguna
facebook dapat menuliskan apa saja di dalam fasilitas tersebut, antara lain
terjadi di masyarakat, dan ada pula yang menuliskan hasil karya dalam bentuk
puisi.
Berdasarkan ketiga kebutuhan tersebut, peneliti menduga bahwa
kebutuhan paling menonjol yang memotivasi remaja dalam menggunakan
facebook adalah kebutuhan berhubungan dengan orang lain (relatedness).
Peneliti mengamati bahwa banyak remaja yang merasa ingin menjalin
hubungan dengan individu lain serta ingin individu lain memahami
keberadaan dirinya.
E. PERTANYAAN PENELITIAN
Pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana gambaran motivasi siswa
SMA Negeri 1 Banguntapan dalam menggunakan facebook berdasarkan teori
F. KERANGKA BERPIKIR
Gambar 2. Proses motivasi remaja dalam menggunakan facebook
Aspek Fisik: keinginan untuk tampil, dikenal, menunjukkan kelebihan fisik, materi, dan
keselamatan fisik Remaja Kebutuhan Eksistensi
(existence)
Penggunaan
Aspek Sosial: keinginan menjalin hubungan dengan banyak orang
Aspek Kognitif: keingintahuan yang tinggi, mengembangkan kreativitas
Kebutuhan
Berhubungan dengan Orang Lain
( )
Kebutuhan
32
BAB III
METODE PENELITIAN
Hadi (2002) mengemukakan bahwa metodologi penelitian merupakan
salah satu unsur penting dalam suatu penelitian ilmiah karena ketepatan
metodologi dipergunakan sebagai dasar pemecahan masalah, sehingga akan
diperoleh hasil yang dapat dipertanggungjawabkan.
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, di mana
data yang dihasilkan berwujud bilangan (skor atau nilai, peringkat, atau
frekuensi) dan kemudian digambarkan berbagai karakteristik yang penting
pada data tersebut.
Suryabrata (2010) menyatakan bahwa penelitian deskriptif bertujuan
untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian ini hanya
akan menggambarkan variabel yang diteliti tanpa mencari atau menerangkan
hubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna
dan implikasi. Sedangkan data yang digunakan merupakan data kuantitatif
B. VARIABEL PENELITIAN
Variabel dalam penelitian ini adalah motivasi penggunaan facebook
pada siswa SMA Negeri 1 Banguntapan.
C. DEFINISI OPERASIONAL
Motivasi adalah semangat atau suatu kondisi yang mendorong atau
menjadikan sebab seseorang melakukan suatu perbuatan atau kegiatan
tertentu atau dapat juga didefinisikan sebagai suatu daya pendorong (driving
force) yang menyebabkan orang berbuat sesuatu. Motivasi penggunaan
facebook pada siswa adalah suatu kondisi yang mendorong atau
menyebabkan siswa untuk menggunakan facebook.
Motivasi diukur dengan menggunakan skala motivasi yang terdiri
dari aspek-aspek berdasarkan teori motivasi Clayton Alderfer, di mana
individu memiliki tiga kebutuhan dalam diri yang mendorongnya untuk
berbuat sesuatu yaitu eksistensi (existence), berhubungan dengan orang lain
(relatedness), dan pertumbuhan (growth). Kebutuhan eksistensi meliputi
kebutuhan materi dan fisik, seperti gaji, keuntungan, dan keselamatan secara
fisik; kebutuhan berhubungan dengan orang lain meliputi kebutuhan untuk
menjalin hubungan dengan orang lain; dan kebutuhan akan pertumbuhan
yaitu kebutuhan untuk kreatif, produktif, serta berusaha untuk memberikan
yang terbaik bagi dirinya maupun lingkungan di mana ia berada.
Skala motivasi akan diukur menggunakan model Summated Rating
tingkat kebutuhan yang memotivasi subjek dalam menggunakan facebook.
Semakin tinggi skor pada aspek kebutuhan tertentu menunjukkan bahwa
kebutuhan tersebut lebih berperan dominan dalam mendorong subjek untuk
menggunakan facebook, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh pada
suatu aspek kebutuhan tertentu maka menunjukkan tingkat kebutuhan yang
rendah dalam diri subjek.
D. SUBJEK PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini memiliki beberapa karakteristik yang
disesuaikan dengan tujuan penelitian. Berikut adalah ciri-ciri atau
karakteristik dari populasi penelitian:
- Remaja berusia 15 hingga 19 tahun.
- Berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
- Memiliki akun facebook.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas XI SMA Negeri 1 Banguntapan yang berjumlah 220 orang.
Berdasarkan tabel Kreanjae, diketahui bahwa untuk populasi sejumlah 220
orang maka sampel yang diperlukan adalah 140 orang. Pengambilan
sampel (sampling) dilakukan dengan teknik random sampling. Dalam
random sampling, semua individu dalam populasi mempunyai kesempatan
E. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif. Alat untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah skala.
Skala merupakan sekumpulan pernyataan yang disusun dengan cara-cara
tertentu mengenai suatu obyek yang hendak diungkap, dikenakan kepada
individu.
Motivasi dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala
motivasi yang mengacu pada aspek milik Alderfer (Robbins, 2004). Skala ini
untuk mengukur atau mengetahui aspek kebutuhan yang memotivasi subjek
penelitian dalam menggunakan facebook. Aspek tersebut terdiri dari aspek
eksistensi (existence), berhubungan dengan orang lain (relatedness), dan
pertumbuhan (growth). Skala motivasi terdiri dari 50 butir aitem pernyataan,
yang terdiri dari 25 pernyataan favorable dan 25 pernyataan unfavorable.
Pernyataan favorable adalah pernyataan yang sifat kalimatnya mendukung
atau memihak pada aspek motivasi, sedangkan pernyataan unfavorable adalah
pernyataan yang sifat kalimatnya tidak mendukung atau tidak memihak pada
Pada setiap pernyataan, skala motivasi langsung diikuti 5 (lima)
pilihan jawaban yaitu: “sangat sesuai (SS)”, “sesuai (S)”, “netral (N)”, “tidak
sesuai (TS)”, serta “sangat tidak sesuai (STS)” yang cara penilaiannya
bergerak antara 1 (satu) sampai angka 5 (lima) dengan pemberian skor
sebagai berikut: untuk pernyataan yang bersifat favorable skor 5 (lima) untuk
pilihan jawaban “sangat sesuai (SS)”, skor 4 (empat) untuk pilihan jawaban
“sesuai (S)”, skor 3 (tiga) untuk pilihan jawaban “netral (N)”, skor 2 (dua)
untuk pilihan jawaban “tidak sesuai (TS)”, dan 1 (satu) untuk pilihan jawaban
“sangat tidak sesuai (STS)”. Untuk pernyataan yang bersifat unfavorable skor
5 (lima) untuk pilihan jawaban “sangat tidak sesuai (STS)”, skor 4 (empat)
untuk pilihan jawaban “tidak sesuai (TS)”, skor 3 (tiga) untuk pilihan
jawaban “netral (N)”, skor 2 (dua) untuk pilihan jawaban “sesuai (S)”, dan
F. UJI COBA PENELITIAN
Uji coba instrumen penelitian dilaksanakan pada tanggal 18 Juli
2011. Kelompok subjek uji coba dalam penelitian ini adalah siswa SMA
Negeri 1 Sewon. Subjek uji coba dalam penelitian ini sebanyak 50 orang yang
terdiri dari 27 laki-laki dan 23 perempuan. Penggolongan subjek try out
terdapat dalam tabel berikut ini:
Tabel 2
Penggolongan Subjek Try Out
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki 27
Perempuan 23
Jumlah Total 50
G. VALIDITAS DAN RELIABILITAS
1. Validitas
Validitas mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukur terhadap suatu atribut. Suatu
instrumen alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi
apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya sesuai dengan maksud
pengukuran. Alat ukur yang tinggi validitasnya akan menghasilkan error
pengukuran yang kecil, artinya skor setiap subjek yang diperoleh oleh alat
ukur tersebut tidak jauh berbeda dari skor yang sesungguhnya (Azwar,
2005). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.
Validitas isi menunjukkan sejauh mana item-item dalam skala penelitian
tersebut, yaitu isinya harus tetap relevan dan tidak keluar dari batasan
tujuan pengukuran.
Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan metode
professional judgment, yaitu penilaian validitas terhadap suatu alat ukur
yang diberikan oleh orang-orang yang dianggap ahli dan profesional di
bidangnya, dalam hal ini adalah dosen pembimbing, sehingga
item-itemnya dipandang sudah mencakup keseluruhan isi objek yang hendak
diukur (Azwar, 2005).
2. Seleksi Item
Seleksi item dilakukan sebelum skala digunakan untuk
memperoleh item-item yang berkualitas dan sesuai dengan fungsi skala.
Item yang baik adalah item yang memiliki daya beda tinggi yaitu
mempunyai kemampuan untuk memberikan indikasi apakah seseorang
mempunyai sikap positif atau tidak. Teknik yang dipakai dalam
menyeleksi item dalam penelitian ini adalah penggunaan koefisien
korelasi dengan mengkorelasikan skor item dengan skor item total.
Pengkorelasian antara skor item dengan skor item total akan
menghasilkan koefisien korelasi item total (rix). Koefisien korelasi yang
baik adalah ≥ 0,30 karena memiliki daya pembeda yang memuaskan.
Sedangkan item dengan nilai rix dibawah 0,30 dianggap buruk karena
dapat diinterpretasikan sebagai item yang memiliki daya diskriminasi
penelitian atau dinyatakan gugur (Nurgiyantoro & Fatah, 2002).
Penyeleksian item dilakukan dengan komputer menggunakan program
SPSS for windows 16.
Hasil analisis seleksi item skala motivasi remaja dalam
menggunakan facebook menunjukkan bahwa seluruh item berada di atas
batas 0,30 sehingga dinyatakan tidak ada item yang gugur. Item-item
tersebut memiliki skor koefisien korelasi item total antara 0,373-0,786.
Berdasarkan hasil seleksi item motivasi remaja dalam menggunakan
facebook, aspek eksistensi terdiri dari 7 item favorabel dan 8 item
unfavorabel. Aspek hubungan terdiri dari 10 item favorabel dan 10 item
unfavorabel. Aspek pertumbuhan terdiri dari 8 item favorabel dan 7 item
unfavorabel. Secara keseluruhan, terdapat 50 item yang selanjutnya
digunakan dalam penelitian.
Tabel 3
3. Reliabilitas
Reliabilitas adalah keterpercayaan hasil suatu pengukuran. Hasil
pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan
pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang
relatif sama. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi mampu
memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut sebagai reliabel (Azwar,
2004). Reliabilitas dalam penelitian ini diukur dengan pendekatan
konsistensi internal, yaitu butir-butir pernyataan. Prinsip metode ini
adalah pengujian akan konsistensi antar bagian atau konsistensi antar item
dalam tes. Suatu tes dinyatakan reliabel jika memiliki konsistensi yang
tinggi di antara komponen-komponen yang membentuk tes secara
keseluruhan (Azwar, 2005).
Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (rxx’) yang
memiliki rentang angka 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien
reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya.
Sebaliknya, koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti
reliabilitasnya semakin rendah. Koefisien yang mencapai angka rxx’=1,00
atau bahkan rxx’=0 tidak pernah dijumpai dalam pengukuran psikologis.
Hal ini dikarenakan terdapatnya berbagai sumber eror dalam diri manusia
dan dalam pelaksanaan pengukuran yang mempengaruhi kecermatan
pengukuran (Azwar, 2004). Pengukuran koefisien reliabilitas dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach
Tabel 4
Hasil Uji Reliabilitas Skala Motivasi
Koefisien Alpha Cronbach N Item N Subjek
0,963 50 50
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa reliabilitas skala
memiliki nilai di atas 0,500 sehingga skala dianggap memiliki reliabilitas
yang memuaskan.
H. METODE ANALISIS DATA
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, maka
data-data dalam penelitian ini berupa angka. Statistik deskriptif berusaha
menjelaskan atau menggambarkan berbagai karakteristik data seperti rata-rata
(mean), nilai tengah (median), nilai yang sering muncul (modus), variasi
kelompok melalui rentang data, dan standar deviasi (Sugiyono, 2002). Hasil
penelitian ditentukan dengan membandingkan antara mean teoritik dan mean
empirik untuk mengetahui data teoritik dengan Nitem sebanyak 50.
Tabel 5
Deskripsi Data Teoritik
Data Teoritik Skor
Xmin Xmaks Range SD µTeoritik N item
50 250 200 25 150 50
Catatan. Xmin= skor paling rendah subjek pada skala yaitu 1; Xmaks= skor
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2011 di SMA Negeri 1
Banguntapan. Sekolah tersebut didirikan tahun 1985 dengan alamat di Dusun
Ngentak, Desa Baturetno, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI yang ada di SMA
Negeri 1 Banguntapan. Ciri-ciri dari subjek penelitian ini adalah siswa kelas
XI yang ada di SMA Negeri 1 Banguntapan, berjenis kelamin laki-laki atau
perempuan, serta pernah menggunakan facebook. Jumlah siswa kelas XI yang
ada di SMA Negeri 1 Banguntapan sebanyak 220 orang.
Dipilihnya SMA Negeri 1 Banguntapan karena siswa di sekolah tersebut
seluruhnya pernah menggunakan facebook sehingga sesuai sesuai untuk
digunakan dalam mengambil data penelitian ini. Hal ini memudahkan peneliti
mengambil data penelitian yang sesuai dengan kriteria subjek penelitian.
Peneliti menyebarkan skala penelitian sebanyak 140 eksemplar sesuai dengan
jumlah subjek penelitian. Skala yang kembali pada peneliti sebanyak 140
eksemplar juga. Deskripsi subyek penelitian ini terlampir dan dipaparkan