• Tidak ada hasil yang ditemukan

10 NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB KHULASHAH NURUL YAQIN KARYA UMAR ABDUL DJABBAR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "10 NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB KHULASHAH NURUL YAQIN KARYA UMAR ABDUL DJABBAR SKRIPSI"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

10 NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB

KHULASHAH NURUL YAQIN

KARYA UMAR ABDUL DJABBAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Nafi’atu

n Khasanah

111-14-299

PROGRAN STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

10 NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB

KHULASHAH NURUL YAQIN

KARYA UMAR ABDUL DJABBAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Nafi’atu

n Khasanah

111-14-299

PROGRAN STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO

pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,

(8)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh ketulusan hati dan rasa syukur kepada Allah SWT, skripsi ini

saya persembahkan kepada:

1. Bapak Ahmad So’ir dan Ibu Yamini tercinta yang telah mendidik,

membimbing, memberikan kasih sayang, do’a dan segalanya, yang

menjadi perantaraku untuk memperoleh tujuan hidupku, ilmu, iman, amal

shalih dan ridho Allah.

2. Kakak tercinta, M. Rojin Najach yang selalu mendukung dan

membantuku.

3. Anggota keluargaku yang selalu mendukungku dan selalu memberi

semangat dan membantuku.

4. Maftukhah, Anis Mustiya sari, Ifa durrotik, Putri Aprilia, Hani’ah, Nonik

dan Desi Nur baiti yang selalu memberi motivasi dan mendo’akanku.

5. Rohmatika, Farida dan Munawaroh yang telah memberikan dukungan,

do’a dan semangat untukku.

6. Teman-teman KKN 2018 posko 95 yang telah membantu dan mendukung

saya.

(9)

KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmanirrohim

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan

Karakter Yang Terdapat Dalam Kitab Khulashah Nurul Yaqin Karya Umar

Abdul Djabbar”. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah

SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

Skirpsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Penulis menyadari bahwa kemampuan yang penulis miliki

sangatlah terbatas sehingga dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak

kekurangan. Arahan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah membantu

terselesainya skripsi ini. oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala

kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1.Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

2.Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

4.Bapak Moh. Hafidz M. Ag, selaku dosen Pembimbing Akademik dan

(10)
(11)

DAFTAR ISI

SAMPUL... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... vi

MOTTO... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 7

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Masalah ... 7

(12)

E. Kajian pustaka ... 8

F. Metode Penelitian ... 9

G. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II BIOGRAFI NASKAH ... 14

A. Biografi pengarang kitab Khulasahah nurul yaqin ... 14

B. Sistematika Penulisan kitab Khulasahah nurul yaqin ... 16

BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN UMAR ADDUL DJABBAR ... 21

A. Disiplin Keilmuwan ... 21

B. Deskripsi Pemikran Umar Abdul Djabbar ... 25

BAB IV ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB KHULASHAH NURUL YAQIN KARYA ABDUL DJABBAR ... 35

1. Pendidikan Toleransi ... 36

2. Perduli Sosial... 41

3. Pendidikan Disiplin ... 42

4. Pendidikan Mandiri ... 44

5. Pendidikan Cinta Damai... 47

6. Pendidikan semangat kebangsaan ... 49

7. Pendidikan jujur ... 51

8. Pendidikan Relegius ... 54

9. Pendidikan Kerja keras... 56

(13)

BAB V PENUTUP ... 64

A.KESIMPULAN ... 64

B.SARAN ... 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar pustaka

2. Riwayat Hidup Penulis

3. Cover Buku

4. Nota Pembimbing

5. Lembar Konsultasi

(15)

ABSTRAK

Khasanah, Nafi’atun, 2018. Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Kitab

Khulashah Nurul Yaqin Karya Umar Abdul Djabbar. Skripsi.

Fakultas Tarbiyah. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Muh. Hafidz M.Pd.

Kata Kunci: Nilai Pendidikan, Karakter, Khulashah Nurul Yaqin Karya Umar Abdul Djabbar.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai pendidikan karakter dalam kitab

Khulshah Nurul Yaqin. Focus masalah yang akan dikaji adalah, bagaimana nilai

pendidikan dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin.

Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian studi pusaka yang dilakukan dengan mengimpun dan menganlisis data yang bersumber dari perpustakaan, dengan metode library dan literatur yang dilakukan dengan mengumpulkan

sumber data primer berupa kitab Khulashah Nurul Yaqin dan sumber data

sekunder yang berupa buku pendidikan karakter, adapun teknik analisis data yang

dilakukan adalah metode content analysis dengan menganalisis dengan

menganalisis isi untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam kitab tersebut.

Hasil penelitian ini adalah nilai pendidikan karakter dalam kitab

Khulashah Nurul Yaqinkarya Umar Abdul Djabbar dapat tercermin dari teladan Rasulullah saw dengan akhlak terpuji beliau. Adapun nilai pendidikan karakter

dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin karya Umar Abdul Djabbar meliputi 10 nilai

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada zaman modern yang semakin maju dan berkembang ditambah

adanya teknologi canggih membuat semua orang bisa memenuhi

kebutuhanya. Dengan alat tersebut dapat menghibur diri dengan menonton

beberapa film. Kebanyakkan dari mereka lebih menyukai film-film barat

dari pada film timur. Karena film-film barat itu kebanyakan menayangkan

drama romantis dibuat yang menonton pasti ketagihan. Dampak dari itu

akan menumbuhkan sifat malas, mudah menyerah ataupun putus asa.

Dari sifat-sifat tersebut, dapat menurunkan karakter yang berakibat

buruk dan tidak baik moralnya. Sebenarnya, banyak faktor yang ikut andil

pada proses menurunnya moral dan karakter, namun dari berbagai faktor

yang paling mengakar terjadianya kerusakan di tengah manusia adalah

lemahnya atau rusaknya kualitas hati manusia, buruknya lingkungan,

lemahnya atau rusaknya pergaulan.

Tidak ada yang menyangkal bahwa karakter merupakan aspek yang

penting untuk kesuksesan manusia di masa depan. Karakter yang kuat akan

membentuk mental kuat. Sedangkan mental yang kuat akan melahirkan

spirit yang kuat, pantang menyerah, berani mengarungi proses panjang,

(17)

Mereka yang memiliki karakter yang kuat baik dalam prinsip

maupun sikap selalu mengantarkan dirinya sebagai pemimpin realitas, baik

sebagai pemimpin formal sebuah kelompok ataupun pemimpin informal.

Untuk itu hal yang paling utama adalah sikap teladan dalam segala aspek

kehidupan, karena seseorang mesti menjadi sorotan dari semua orang

sehingga setiap tindakannya akan menjadi rujukan dan model bagi banyak

orang. Karenanya keteladanan sikap haruslah menjadi bagian terpenting

hidupnya. Jejak kebaikan yang kemudian ditiru oleh orang lain akan

menjadi nilai kebaikan juga bagi dirinya, demikian sebaliknya sebagaimana

dalam firman Allah sebagai berikut (Saleh, 2012:264).





Keteladanan hendaknya diartikan dalam arti luas, yaitu berbagai

dilakukan dan dibiasakan dengan baik sejak awal, khususnya bagi pendidik,

maka akan memiliki arti penting dalam membentuk karakter sebagai

seorang guru yang mendidik (Hidayatullah, 2009: 95).

Pentingnya keteladanan dalam mendidik anak menjadi pesan kuat

dari al qur’an. Sebab keteladanan adalah sarana penting dalam pembentukan

(18)

seribu kata yang diucapkan. Oleh karena itu, sekali lagi, keteladanan dalam

mendidik karakter anak adalah sangat penting, apalagi kita sebagai orangtua

yang diamanahi Allah berupa anak-anak, maka kita harus menjadi teladan

yang baik buat mereka. Kita harus menjadi figur yamg ideal bagi anak-anak,

kita harus menjadi panutan yang bisa mereka andalka dalam mengarungi

kehidupan ini (Amirullah, 2015:80).

Indonesia merupakan negara yang terus menerus berupaya

menyempurnakan sistem pendidikannya, selalu memperbaharui berbagai

kebajikan dan perundang-undangan sistem pendidikan nasionalnya. Hal ini

dilakukan agar pendidikan benar-benar mampu menjadi agen pembaharuan

dan kemajuan bagi bangsa dan negara dengan tetap berlandasan pada

prinsip keseimbangan antara aspek jasmani dan rohani, aspek fisik-material,

dan mental spiritual, sehingga setiap warga negaranya memperolah

kesejahteraan lahir dan batin. Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan

nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang harus diselenggarakan

secara sistematis guna mencapai mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut

berkaitan dengan pembentukan karakter anak sehingga mampu bersaing,

beretika, bermoral, sopan santun, dan berinteraksi dengan masyarakat

(Wiyani, 2012:1-2).

Diskursus pendidikan akhir-akhir ini terus memposisikan pendidikan

karakter sebagai “jalan keluar” bagi berbagai kebutuhan moral yang sedang

melanda bangsa Indonesa, sehingga tidak salah jika berbagai komunitas

(19)

untuk mencegah perilaku korupsi, praktik politik yang tidak bermoral, bisnis

yang nakal, penegakan hukum yang tidak adil, perilaku vandalisme, dan

sebagainya (Zuchdi, 2009:9).

Di Indonesia sendiri, nilai-nilai pendidikan karakter terus digali dan

dikembangkan. Banyak institusi, komunitas, bahkan individu mulai tertarik

dengan konsep pendidikan karakter. Hal ini, dipercaya akan bisa

menghantarkan bangsa indonesia untuk membantu krisis moral, yang belum

kunjung usai. Jika kita mau jujur, sesungguhnya indonesia merupakan

negara yang beruntung. Bangsa indonesia dikarunia nikmat yang tiada

terhingga nilainya, berupa iklim tropis basah (humid tropic) dan sumber

daya alam melimpah. Karunia ini hanya mungkin dapat bangsa indonesia

menjadi teladan di dunia. Apabila kita sebagai suatu bangsa memiliki

karakter yang terpuji dan kecerdasan yang dapat diandalkan. Dua kualiatas

bangsa yang bagus ini hanya mungkin dicapai kalau nasionalisme sudah

bersemayam dalam qulbu atau hati nurani rakyat Indonesia (Zuchdi,

2009:13).

Pendidikan karakter mempunyai makna lebih tinggi dari pendidikan

moral, karena pendidikan karakter tidak hanya berkaitan dengan masalah

benar-salah, tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan (habit) tentang

hal-hal yang baik dalam kehidupan, sehingga anak atau peserta didik memiliki

kesadaran, dan pemahaman yang tinggi, serta keperdulian dan komitmen

untuk menerapkan kebajian dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian

(20)

merespon situasi secara bermoral, yang diwujudkan dalam tindakan nyata

melalui perilaku baik, jujur, bertanggung jawab, hormat terhadap orang lain,

dan nilai-nilai karakter mulia lainnya. Karena ciri-ciri karakter tersebut

dapat diidentifikasikan pada perilaku individu dan bersifat unik, maka

karakter sangat dekat dengan kepribadian individu. Meskipun karakter

setiap individu ini bersifat unik, karakteristik umum yang menjadi stereotip

dari sekelompok masyarakat dan bangsa dapat diidentifikasiakan sebagai

karakter suatu komunitas tertentu atau bahkan dapat pula dipandang sebagai

karakter suatu bangsa. Dengan demikian, istilah karakter berkaitan erat

dengan personality (kepribadian) seseorang, sehingga ia bisa disebut orang

yang berkarakter (a person of character)jika perilaku sesuai dengan etika

atau kaidah moral (Mulyasa, 2011:3).

Seseorang dapat dikatakan telah berhasil jika menyerap nilai dan

keyakinan yang dihendaki masyarakat sebagai kekuatan dalam hidupnya.

Demikian seseorang yang berkarakter, berarti ia memiliki kepribadian

yang ditinjau dari titik tolak etis atau moral, seperti sifat kejujuran, amanah,

keteladaan, ataupun sifat-sifat lain yang harus melekat pada diri seseorang

(Hidayatullah, 2009:12).

Dalam persepsi Islam, pendidikan karakter secara teoretik

sebenarnya telah ada sejak islam diturunkan di dunia: seiring dengan

diutusnya Nabi Muhammad SAW untuk memperbaiki atau

menyempurnakan akhlak (karakter) manusia. Ajaran islam sendiri

(21)

keimanan, ibadah dan mu’amalah, tetapi juga akhlaq. Pengalaman ajaran

islam secara utuh (kaffah) merupakan model karakter seoarang muslim,

bahkan dipersonifikasikan dengan model karakter Nabi Muhammad SAW,

yang memiliki sifat shidiq, Tabliq, Amanah, Fathonah (Mulyasa, 2011:4-5).

Dalam kitab Khulasoh Nurul Yaqin, beliau syaikh Umar Abdul

Djabbar membahas sosok teladan bagi Rasulullah saw, mulai dari

perjalanan hidup, dakwah, sifat-sifat terpuji hingga keindahan akhlak

Raulullah saw. Agar mengetahui siapa idola yang paling bersinar diantara

semua idola yang patut untuk menjadi teladan dari dunia hingga akhirat.

Kitab ini yang terbagi beberapa atas jilid yang kesemuanya merangkum

kehidupan Rasulullah saw dari kelahiran hingga wafatnya Rasulullah saw.

(http:/sukadukadimi.blogspot.ci.id/2010/12/Ringkasan-khulashah-nurul

yaqin.httm, diakses 20 Mei 2018).

Dengan pertimbangan latar belakang diatas penulis berniat menggali

nilai-nilai pendidikan karakter dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin karya

Umar Abdul Djabbar, yang mengkaji perjalanan Rasulullah, dari sebelum

lahirnya Rasulullah hingga perjuangan Rasulullah menyiarkan agama islam,

hingga wafatnya Rasulullah. Untuk itu, maka dalam penelitian ini penulis

memberi judul: (NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

KITAB KHULASHAH NURUL YAQIN KARYA UMAR ABDUL

DJABBAR. Penulis akan berusaha mengulas nilai-nilai pendidikan karakter

dalam kitab khulasah nurul yaqin yang didasarkan pada 18 nilai karakter

(22)

referensi dalam pembimbingan karakter para pelajar dan juga masyarakat

umum.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang diuraikan, yang akan menjadi pokok

pembahasan dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam Kitab

Khulashah Nurul Yaqin karya Umar Abdul Djabbar?

C. Tujuan Permasalahan

Dari persoalan di atas tujuan yang hendak penulis diskripsikan dalam

penelitian ini adalah:

Mengetahui apa saja nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat

dalam buku Khulashah Nurul Yaqin karya Umar Abdul Djabbar.

D. Kegunaan Penelitian

Suatu pengkajian dan telaah baru terhadap suatu ilmu pengetahuan

diharapkan mampu menambah dan memberikan temuan dan informasi baru

yang dapat diambil manfaatnya. Manfaat bagi para praktisi yang aktif dalam

bidang ini maupun kepada khalayak yang membaca serta mempelajari

(23)

1. Manfaat secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan

pengetahuan khususnya mengenai nilai pendidikan karakter yang ada

pada diri Rasulullah. Selain itu diharapkan juga dapat menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi saya pribadi, dan sahabat-sahabat,

dan bagi semua pembaca. Dan memberikan kontribusi pemikiran dalam

upaya peningkatan pengetahuan tentang kajian sejarah perjalanan nabi

Muhammad SAW.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat:

a. Agar pembaca mengetahui Rasulullah dari dekat, sehingga

meningkatkan cintanya dan keinginan untuk mengikutinya.

b. Meningkatkan kesadaran kita akan pentingnya pendidikan karakter.

c. Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi penulis dan

mahasiswa PAI IAIN Salatiga khususnya dan mahsiswa jurusan

lainnya dan para pembaca pada umunnya.

E. Kajian Pustaka

Dari hasil penelusuran penulis, belum ada skripsi yang membahas

tentang Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Kitab Khulashah Nurul

Yaqin Karya Umar Abdul Djabbar. Tetapi terdapat beberapa skripsi yang di

(24)

1. Skripsi yang di tulis oleh Nurtadho, tahun 2016, IAIN salatiga, berjudul

“nilai-nilai pendidikan karakter pada kitab ta’lim al-muta’alim karya al

-zarnuji.

2. Skripsi yang di tulis oleh Afif Zainal Mustohfirin, tahun 2016, IAIN

salatiga, berjudul “nilai-nilai pendidikan karakter dalam kitab at-tahliyah

wa at-targhib fi at-tarbiyah wa at-tahdib.

3. Skripsi yang di tulis oleh Reny Nawang Sakti, tahun 2013, UNY, berjudul

“nilai pendidikan karakter novel bumi cinta karya habiburrahman el

shirazy dan relevansinya terhadap materi pembelajaran sastra di SMA.

4. Skripsi yang di tulis oleh Firly Maulana Sani, tahun 2016, berjudul, UIN

Walisongo, berjudul nilai-nilai pendidikan karakter dalam al qur’an surat

al baqarah ayat 261-262.

Pada dasarnya keempat karya skripsi di atas sama-sama nilai-nilai

pendidikan karakter dan letak perbedaan penelitian yang penulis lakukan

dengan penelitian terdahulu yaitu pada sumber kajian atau objek

penelitiannya yaitu pada kitab Khulashah Nurul Yaqin karya Umar Abdul

Djabbar.

F. Metode penelitian

Pengertian metode, berasal dari kata methods (Yunani) yang

dimaksud adalah cara atau jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang

(25)

penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat

dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahan (Ruslan,

2010:24). Metode dalam penelitian ini adalah:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian studi pustaka yaitu

suatu penelitian yang dilakukan di ruang pustakaan untuk menghimpun

dan menganalisis data yang bersumber dari perpustakaan, baik berupa

buku-buku, periodikal-periodikal, seperti majalah-majalah ilmiah,

dukomen-dokumen, dan materi perpustakaan lainnya, dapat dijadikan

sumber rujukan untuk menyusun suatu laporan ilmiah (Fathoni,

2006:95-96).

2. Sumber Penelitian

Sumber penelitian adalah subjek darimana data itu diperoleh

(Arikunto, 2014:172). Sedangkan data-data tersebut terbagi dalam dua

bagian:

a. Sumber data primer

Sumber data primer adalah sumber data yang paling utama

yang digunakan dan sesuai dengan permasalahan. Sumber primer

dalam hal ini adalah hasil-hasil penelitian atau tulisan-tulisan karya

peneliti atau teoritis yang orisini (Hadjar, 1996:83) adapun sumber

data primer adalah “ kitab Khulashah Nurul Yaqin karya Umar

(26)

b. Sumber data sekunder

sumber data sekunder adalah, data yang diperoleh dari

sumber pendukung untuk memperjelas data primer. Yaitu buku

Pendidikan karakter di sekolahan (Jamal Ma’mur Asmani),

Pendidikan karakter dalam perspektif teori dan praktik (Darmiyati

Zuchdi), Manajemen Pendidikan Karakter (Mulyasa). Serta

buku-buku lainya yang relevan dengan penidikan karakter. Jurnal

pendidikan karakter dan media elektronik internet yang mendukung

objek penelitian.

3. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kepustakaan

untuk mendapat sumber data, dengan melakukan serangkai kegiatan

yang berkenaan dengan membaca dan mencatat serta mengolah bahan

penelitian (Zed, 2004:3). Yang dilakukan dari berbagai buku karya

ilmiah yang mendukung penelitian skripsi ini., akan tetapi tetap

mengutamakan data primer.

4. Analisis Data

Untuk menganalisis data penulis menggunakan beberapa

metode, yaitu:

Metode contet analysis (analisis isi)

Analisis ini digunakan memahami isi dan makna dalam

berbagai penelitian. Weber menambahkan, kajian ini merupakan

(27)

menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau dokumen.

(Moleong, 2010:220). Dengan teknik analisis ini penulisan akan

menganalisis terhadap makna atau pun isi yang terkandung dalam

ulasan-ulasan kitab “Khulashah Nurul Yaqin” dan kaitannya

dengan nilai-nilai pendidikan karakter.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan kesan runtutnya pembahasan dan memberikan

yang penulis jabarkan dalam skripsi ini, maka disusunlah pembahasan

dalam suatu sistematika sebagai berikut:

Bab I, pendahuluan. Dalam bab ini penulisan memaparkan tentang

pokok-pokok penulisan dalam skripsi ini. Bagian ini memuat: latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian

pustaka, metode penelitian, dan sistematika penelitian.

Bab II. Biografi dan pemikiran Umar Abdul Djabbar yang meliputi

riwayat kelahiran, perjalanan karirnya. Selain itu dalam bab ini juga

membahas tentang karya-karyanya. Dan sistematika penulisan kitab

Khulashah Nurul Yaqin

Bab III Deskripsi pemikiran Umar Abdul Djabbar dalam kitab

Khulashah Nurul Yaqin, dan isi pokok kitab Khulashah Nurul Yaqin.

Bab IV. Analisis nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam kitab

(28)

karakter yang terdapat kitab khulashah Nurul Yaqin karya Umar Abdul

Djabbar dengan aplikasi pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari.

(29)

BAB II

BIOGRAFI NASKAH

A. Biografi Pengarang Kitab Khulashah Nurul Yaqin

Dalam sejarah pendidikan Islam, syaikh umar Yahya, abdul djabbar

merupakan salah seorang ulama saudi arabia yang telah menyusun

buku-buku muqarrar berbahasa arab untuk santri-santri pemula. Umar abdul

jabbar dilahirkan pada tahun 1320 H di Makkah Al Mukarramah yang juga

menjadi tempatnya tumbuh dan belajar. Pendidikannya ditangani oleh para

ulama negeri Tanah Suci di Zamannya. Disamping itu, beliau juga masuk

ke Madrasah ‘askariyyah (kemiliteran) dan kelulusan dari fakultas

kemiliteran di masa Syarif Al-Husain.

Di usianya yang masih tergolong muda, beliau berpindah ke

Indonesia menjadi seorang penulis dan guru agama setelah sebelumnya

sebagai seorang yang tumbuh di ketentaraan meski tidak luput dari

pelajaran-pelajaran diniyah yang beliau terima dari para ulama di

zamannya.

Beliau berguru pada beberapa ulama di Negeri ini, diantara yang

beliau jumpai di makkah adalah Ahmad Al-Khathib, Muhammad Nawawi

Banten (mengajarkan kitab tafsirnya yang berjudul murah labid),

(30)

Mauhibah Dzil Fadhl, Al-Kaubah As-Sathi), uhaid bi idris, Muhammad

patani, Muhammad Nur Patani, Mukhtar ‘Atharid Batavia dan lainnya.

Kemudian beliau juga berguru pada ulama-ulama lain dari penjuru

Negeri, diantaranya adalah: Muhammad ‘Ali Al-Maliki, Jamal Al-Maliki,

‘Abbdussattar Ad-Dahlawi As-Salafi, Muhammad Sulaiman Hasbullah,

‘Abdul Hamid Kudus, Yusuf Al-Khayyath, Muhammad Al-Marzuqi,

Kholifah An-Nabhani, Abu Bakar Khauqir Al-Hindi As-Salafi, dan lain

sebagainya.

Pada 16 Muharram 1391 H/ 1970 M, akhirnya beliau

menghempuskan nafas terakhirnya di Makkah Al-Mukarramah setelah

sekian tahun melewat di Negeri fana ini, beliaupun di makamkan di Ma’la.

Semoga Allah merahmati beliau dan menempatkannya disurga (

https://Al-Mawardi.Wordpress.Com/2013/04/14Jasa-Seorang-UlamaSaudiTerhadap

Pendidikan-Islam-di-Indonesia.Diakses Pada 20 Mei pkl 20; 29).

Adapun Karya-Karya Umar Abdul Djabbar. Di Indonesia, beliau

termasuk penulis buku-buku muqarrar berbahasa arab di Madrasah untuk

jenjang pemula. Sampai detik ini kita masih dapat menjumpi sejumlah

buku-bukunya yang diajarkan hampir diseluruh pesantren dan Madrasah

Diniyah di Indonesia, termasuk Madrasah tradisional, bahkan juga di

sekolah formal. Karya beliau diantaranya sebagai berikut:

1. Kitab “Khulashah Nurul Yaqin” dalam 2 juz,

2. Al-Al- Mabadi Al-Fiqhiyyah ‘ala Madzahab Al Imam Asy-Syafi’i

(31)

3. “Taqrib Al-Fiqh Asy-Syafi’i

4. “, Khulashah Itmam Al-Wafa” fi Sirah Al-Khulafa

5. Siyar wa Tarajim Ba’dh ‘Ulamaina fi AL-Qarn Ar-Rabi ‘Asyar Al

-

Hijrri(https:/safinah.id/618-umar-abdul-djabbar-pengarang-khulashah-nurul-yaqin-yang-terlupakan-trashed/ diakses pada 27 agustus pukul

21.57)

B. Sistematika Penulisan Kitab Khulashah Nurul Yaqin

Sistematika penulisan karya Umar Abdul Djabbar selengkapnya

sebagai berikut:

1. Khulasah Nurul Yaqin Jilid Pertama

Kitab ini diterbitkan oleh toko kitab Ahmad Nabhan, panggung

No. 146 kotak pos No. 350 Surabaya. Di terjemahkan oleh Al-Ustadz

Umar Abdul-Djabbar panggung No. 146 kotak pos No. 350 Surabaya.

Kitab Khulasah Nurul Yaqin ini dibagi menjadi dua pembahasan,

yaitu pembahasan pertama tentang masa pertama kehidupan

Rasulullah saw, dan pembahasan kedua masa dari kehidupan

Rasulullah saw.

a. Masa pertama kehidupan Rasulullah SAW, meliputi:

1) Penghulu kita, Muhammad SAW.

2) Nasab beliau dan penyusunan Ayah Nabi saw.

(32)

4) Kematian Ibu beliau dan pengasuhnya beliau.

5) Pendidikan Nabi saw dan kematian datuk beliau

6) Pengembalaan dan perjalanan bisnis Nabi ke Syam pertama

kalinya.

7) Perjalanan Nabi kedua kalinya ke Syam

8) Perkawinan Nabi dengan Siti Khadijah

9) Peletakan Hajar Aswad

10) Perjalanan hidup Nabi Muhammad saw

11) Kehidupan Nabi Muhammad saw sebelum menjadi Rasul

(Djabbar, tt:5).

b. Masa kedua dari kehidupan Rasulullah saw, meliputi:

1) Permulaan turun wahyu

2) Keadaan bangsa Arab sebelum Islam

3) Ajakan dakwah dengan tidak terang-terangan

4) Orang yang pertama beriman

5) Ajakan dakwah dengan terang-terangan

6) Nabi kumpulkan keluarga

7) Panas hati Quraisy kepada Nabi Muhammad saw

8) Kedatangan Quraisy kepada Abi Tholib kedua kalinya

9) Kedatangan Quraisy ketiga kalinya kepada Abi Tholib

10)Gangguan Quraisy kepada Rasulullah saw

11)Gangguan kepada Sahabat Nabi Muhammad saw

(33)

13)Hijrah ke Habasyah pertama

14)Hamzah dan Umar masuk Islam

15)Dikepung Nabi dan ahli rumahnya

16)Hijrah ke Habasyah kedua kalinya

17)Raja Habasyah masuk Islam

18)Nabi keluar dari kepungan

19)Utusan Najraan

20)Wafat Khadijah dan pernikahan beliau dengan saudah dan

Aisyah r.a

21)Paman Nabi wafat

22)Gangguan Quraisy kepada Nabi Muhammad saw

23)Hijrah ke Thaif

24)Isra’ dan Mi’raj Nabi saw

25)Mengajak beberapa Pemuka keagamaan

26)Permulaan Islam kaum Anshar

27)Bai’ah ‘Aqobah pertama

28)Aqobah yang kedua

29)Hijrah kaum Muslimin ke Madinah

30)Kesepakatan Quraisy membunuh Nab Muhammad saw

31)Hijarah Rasulullah saw

32)Quraisy mencari Nabi Muhammad saw

33)Nabi Muhammad keluar dari Gua

(34)

35)Awal jum’at dan khutbah dalma Islam

36)Kecintaan kaum Anshar terhadap kaum Muhajirin

37)Hijrah keluarga Nabi, adanya qunut dan demam Madinah

(Djabbar,tt:15-39).

2. Khulasah Nurul Yaqin Jilid kedua

Kitab ini diterbitkan oleh tokoh kitab al-hikmah, jl. KH.

M.Mansyur No.63 Surabaya. Diterjemahkan dari susunan Ustadz

Umar Abdul-Djabbar. Kitab khulashah Nurul Yaqien jilid kedua

dibagi menjadi 11 pembahasan diantaranya adalah:

a. Tahun pertama hijrah, meliputi: mendirikan masjid permulaan

adzan, adzan fajar ramadhan dan adzan jum’at, kaum yahudi

madinah, peperangan.

b. Tahun kedua hijrah, meliputi: beberapa peperangan tahun ini dan

peran Qainuqa’, perang Badar besar, tuan diutus membawa

kebenaran dan keadilan, tebusan tahanan perang Badar, beberapa

syari’at Islam.

c. Tahun ketiga hijrah, meliputi: peperangan, cerita Da’tsur dan

keislaman, perang Ghathafan, perang Uhud, Rasulullah saw tetap

diperang Uhud, korban dalam peran Uhud, beberapa kejadian

(peristiwa).

d. Tahun keempat hijrah, meliputi: peperangan Banu Nadlir, beberapa

(35)

e. Tahun kelima hijrah meliputi: sebab masuk islamnya Banu

Mus-Thaliq, khabar bohong, perang khandaq, perang Banu Quraidlah,

masalah Zaid dan Zainab, membatalkan pengangkatan anak, ayat

hijab dan kewajiban.

f. Tahun keenam hijrah, meliputi: peperangan-peperangan yang

terjadi, dan masuk islamnya tsummah dan pengakuannya, perang

Hudaibiah dan bai”atur-ridlwan, perdamaian Hudaibiah.

g. Tahun ketujuh hijrah, meliputi: penaklukan fadak, perdamaian

Taima’ dan peperangan Wadi-Qura, ‘Umrah Qadla’, beberapa

peristiwa Zainab binti Harits.

h. Tahun kedelapan hijarah, meliputi: pesan Rasulullah saw terhadap

tentara mu’tah dan pembebasan kota Mekkah, pembebasan kota

Mekkah pada 20 Ramadhan, perang Hunain, perang Thaif,

Rasulullah saw kembali ke Madinah.

i. Tahun kesembilan hijrah, meliputi: perang Tabuk, orang-orang

munafik membangkang, Rasulullah saw ke Madinah.

j. Tahun kesepuluh hijrah, meliputi: pengiriman utusan ke Negeri

Yaman, Hajji wada’, beberapa kejadian dalam tahun kesepuluh ini.

k. Tahun kesebelasan, meliputi: persiapan tentara Usmah, Rasulullah

mulai sakit, Rasulullah wafat, pemakaman Rasulullah saw,

putera-puteri Rasulullah saw, istri Rasulullah saw, paman dan bibi, bentuk

tubuh dan sebagian keadaan Rasulullah saw, budi perangai

(36)

BAB III

DESKRIPSI PEMIKIRAN UMAR ABDUL DJABBAR

A. Disiplin KeilmuwanUmar Abdul Djabbar

Umar Abdul Djabbar, sosok ulama’ penulis penuh jasa yang penuh

misterius. Diantara pelajaran-pelajaran yang Umar Abdul Djabbar terima

di kajian-kajian Masjidil Haram tersebut ialah tafsir, hadits, dan fiqh.

Nampaknya di masa-masa itulah yang dijadikan sebagai bekal kelak di

kemudian hari ketika pemain peran penting dalam meletakkan

pondasi-pondasi kurikulum madrasah-madrasah Islam di Yaman, Indonesia, dan

tentunya Saud Arabiyah.

Misi utamanya Umar Abdul Djabbar ialah membentengi umat

Islam dari para misionaris dan pemikiran-pemikiran menyusup lainnya

dalam umat Islam, semacam syirik, bid’ah, khurafat, dan kawan

-kawannya yang memang menjamur di Negeri ini. Cita-cita itu akan

terwujud dengan sukses dengan menggalakkan pendidikan, disemarakkan

kajian-kajian Islam, khutbah-khutbab yang berbobot. Oleh karena itu

berdakwah memerlukan ilmu yang cukup dan cakrawala pengetahuan

yang baik, terutama untuk menghadapi kaum misionaris harus berbekalan

ilmu kristologi, “Umar Abdul Djabbar sudah mempersiapan itu semua.

Bahkan demi mencerdasakan umat Islam di Indonesia dan mningkatkan

(37)

perbendaharaan perpustakaan pribadinya ke Indonesia yang dikemudian

hari ia wakafkan seluruh untuk kaum muslimin di Negeri Melayu itu. Dari

sini terlihat jelas betapa perjuangan Syaikh Umar bukan sesuatu yang

ringan, namun penuh keikhlasan dan rahmat kasih sayang sepenuhnya.

Demi meningkatkan mutu pendidikan anak-anak kaum muslimin di

tanah Nusantara, Umar Abdul Djabbar telah berhasil mendirikan ratusan

Madrasah yang menitikberatkan unggulannya pada dua pokok, yaitu

tahfizh Al-Qu’an dan pengajaran Bahasa Arab sebagai bahasa syariat

Islam. tidak hanya itu, pengalamannya yang ia peroleh sewaktu

mengabdikan diri di beberapa Negeri Yaman, membuatnya semakin

pandai mengatur strategi pendidikan formal. Salah satunya dalam masalah

buku-buku wajib atau kurikulum pendidikan. Dalam hal ini ia melihat

bahwa selama ini madrasah-madarsah Islam di kepulauan Nusantara

masing menggunakan kitab-kitab pelajaran yang sulit dimegerti oleh

peserta didik dalam jangka waktu pendek. Walaupun memang tetap bisa

dimengerti dan dituntaskan, namun memerlukan masa yang cukup lama.

Hal ini tidak lain karena itu, Syaikh Umar mencurahkan seluruh pikiran,

waktu, dan tenaganya untuk mewujudkan kitab-kitab pelajaran yang

sesuai dengan masa dan cocok untuk pelajar-pelajar non Arab, dari sinilah

kemudian terlahir dari tangannya kitab Khulashah Nurul Yaqin dan

Ad-Durus Al-Fiqhiyyah’ala Madzab Al-Imam Asy-Syafi’iyang telah

(38)

Secara ringkas kitab Khulasahah Nurul Yaqin merupakan teks

pelajaran yang terdiri dari tiga juz. Asal mulanya dari kitab Nur Al-Yaqin

fi Sirah Sayyid Al-Mursalin karya Syaikh Muhammad Al-Khudhari Bek,

seorang ulama Mesir. Kitab itu kemudian dipangkas dan diringkas

menjadi dua juz tipis beserta ringkasan tiap-tiap topik pelajaran beserta

latihan soal mudzkarah para siswa. Sedangkang juz ketiga dari

Khulasahah itu sebetulnya ringkasan dari kitab karya Syaikh Muhammad

Al-Khudhari Bek, yaitu Itmam Al-Wafa’fi Sirah Al-Khufa’ yang berisi

tentang biografi perjuangan empat khulafa’Rasyidin, Abu Bakar, Umar,

Ustman, dan Ali. Namun entah kenpa judulnya tetap Khulasahah Nurul

Yaqin, padahal lebih tepat apabila diberi judul Khulashah Itmamul Wafa’.

Adapun Ad-Darus Al-Fiqhiyyah, sebagaimana jelas melalui

judulnya, merupakan madzab Imam Asy-Syafi’i. Buku ini terdiri dari

empat juz dengan penyusunan yang berbeda. Juz satu dan dua disusun

dengan memanfaat metode soal-jawab dan pembahasannya sudah sedikit

agak luas walaupun masing-masing juz itu kisaran masalah yang

ditampilkan hanya Ushuluddin, thaharah, shalat, zakat, puasa dan haji.

Di samping dua kitab di atas, Syaikh Umar Abdul Djabbar juga

menulis kitab-kitab lainnya yang mayoritasnya diperuntukkan

siswa-siswa Madrasah formal dan juga mencetak serta mengedit kitab-kitab

ulama-ulama Ahlussunah wal Jama’ah seperti: Manhaj ‘imarah Al

-Masjidil Haram karya Al Marhum Husain bin ‘Abdullah Basalamah

(39)

An-Nabi saw, Al Muthala’ah Al Haditsah (ditulis bersama Syaikh

Muhammad Ahmad Syatha dan Syaikh Ahmad Al-‘Arabi), Taqrib Al

-Fiqh Asy-Syafi’i, dan Durus Min Madhi At-Ta’il wa Hadhiruh bi

Al-Masjid Al-Haram, sedangkan cetakan berikutnya berubah nama menjadi

Siyar Wa Tarajim Ba’dh ‘Ulamaina bi Al-Masjid Al-Haram.

Adapun kitab-kitab yang beliau biayai percetakan ialah seperti

Muqarrar At-Tauhid yang berisi dua kitab kecil karya Syaikhul Islam

Muhammad bin ‘Abdul Wahhab (mungkin Al-Ushul Ats-Tsalatsah dan

lainnya) dan ‘Umdah Al-A’lam karya Al-Hafizh ‘Abdul Ghani Al

-Maqdisi, Hayat Sayyid Al-Arab karya Syaikh Husain bin ‘abdullah Bela,

Al-Amtsilah Al-Mukhatalifah fi At-Tashrif.

Tidak tahu pasti mana di antara buku-buku ini yang diterapkan

penggunaanya di Indonesia, namun yang jelas usaha beliau dalam

membenahi kurikulum pendidikan tidak berhenti sampai di Indonesia.

Bahkan sekembalinya ke tanah airnya, beliau terus memantapkan karirnya

sebagai bapak pendidikan.

Dari tangannya muncul da’i-da’i, ulama-ulama, dan para

cendekiawan yang akan segera meneruskan estafet gurunya. Apalagi

belaiu telah mewafakafkan perpustakaan pribadinya yang berisi

kitab-kitab besar untuk kaum muslimin, pelajar, dan ulama di Indonesia. Bukan

hanya itu saja, beliau juga meninggalkan karya-karyanya untuk tetap

dipakai dan dimanfaatkan sebagai buku wajib santri dan pelajar di

(40)

Nurul Yaqin dan Ad-Durus Al-Fiqhiyyah hingga detik ini masih diajarkan

di madrasah-madrasah Islam di Tanah Melayu dengan berbagai latar

belakang tradisional ataupun yang menganut dfaham pembaharuan. Selain

itu, beliau juga menulis Al-Mahfuzhat, Al-Muntakhabat fi Al-Mahfuzhat,

Al-Hisab Al-Hadist, Muqarar Al-Imla, Madarij Al-Hisab Al-Madrasi,

Madarij Ta’lim Al-Lughah Al-‘Arabiyyaah bi At- Tamarin wa

Ash-Shuwar, dan lain-lain

(https:/safinah.id/618-umar-abdul-djabbar-pengarang-khulashah-nurul-yaqin-yang-terlupakan-trashed/ diakses pada

27 agustus pukul 21.57)

Demikianlah kitab Khulashah Nurul Yaqin dan Ad-Durus

Al-Fiqhiyyah’ala Madzab Al-Imam Asy-Syafi’iyang telah disinggung di

muka. Yang paling diterima oleh khalayak ramai, diantara kitab yang

sempurna, dan dipelajari siswa-siswa madrasah formal.

B. Deskripsi Kitab Khulsahah Nurul Yaqin

Adapun dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin, beliau Umar Abdul

Djabbar menuliskan dengan begitu mendetail dan terfokus dengan titik

pembahasan yaitu mengenai sosok teladan Nabi, mulai dari perjalan

hidup, dakwa, sifat-sifat terpuji hingga keindahan akhlak beliau.

Kitab ini secara struktural terdiri dari tiga jilid; jilid pertama terdiri

dua pembahasan (bab), jilid kedua sebelas pembahasan sedang jilid ketiga

(41)

muqddimah. Penjelasan atau ringkasannya setiap jilid tersebut adalah

sebagai berikut:

Dari antara kitab-kitab tarikh, yang saya pilih adalah kitab Nurul

Yaqin tentang “Perjalanan Penghulu bagi Rasul-Rasul, susunan Umar

Abdul Djabbar, karena dalam meriwayatkan, bersandar kepada Qur’an

dan hadis, karena masyurnya antara umum dan yang tertentu, karena

jauhnya dari perasaan cinta dan benci yang bisa menyebabkan hilang

faedah perjalanan-perjalanan itu karena perasaan cinta kepada sesuatu itu

menjadikan baik tiap-tiap yang tidak baik dan berusaha memutar-mutar

kejadian-kejadian dengan jalan yang rendah, sehingga membawa kepada

kejatuhan yang berbuatnya dan sia-sia, sedang perasaan benci kepada

sesuatu, mengajak kepada sebalik dari itu, yaitu yang baik ia jadikan tidak

baik dan dari yang baik ia keluarkan keburukan.

1. Khulashah Nurul Yaqin Jilid Pertama

Kitab ini diterbitkan oleh toko kitab Ahmad Nabhan, panggung

No. 146 kotak pos No. 350 Surabaya. Di terjemahkan oleh Al-Ustadz

Umar Abdul-Djabbar panggung No. 146 kotak pos No. 350 Surabaya.

Kitab Khulasah nurul yaqin ini dibagi menjadi dua pembahasan,

yaitu pembahasan pertama tentang masa pertama kehidupan

Rasulullah saw, dan pembahasan kedua masa dari kehidupan

(42)

a. Masa Pertama dari Penghidupan Rasulullah saw

Penghulu kita, Muhammad bin ‘Abdillah dan Aminah Al

-Qurasyiah, ialah penutup sekalian nabi-nabi dan utusan Allah

kepada semua manusia, supaya mereka menyembah kepada Allah

semata-mata, dan supaya mereka tidak menyekutukan sesuatu

dengan Allah swt.

Nabi Muhammad saw lahir pada hari senin, tanggal 12

Rabi’ul-Awwal. Nabi ditinggal Ayahnya sebelum beliau dilahirkan

dan ketika berumur 6 tahun ibunya meninggal jadi Nabi menjadi

serang anak yatim piatu. Kemudian Nabi diasuh oleh kakeknya

sendiri yang bernama Abdul-Muththolib selama dua tahun dan

kakek beliau meninggal dunia ketika beliau berumur delapan tahun.

Sesudah kakeknya meninggal dunia, Nabi diasuh oleh pamannya

bernama Abu Tholib. Ketika Nabi berumur sembila tahun diajak

berlayar kenegeri Syam dengan membawa dagangan. Tatkala

sampai disuatu tempat yang bernama Bushra, seorang pendita

bernama Buhaira melihat Nabi. Lalu pendita ini memberi tahu

kepada pamannya, bahwa beliau akan menjadi Nabi yang terakhir

dari antara Nabi-nabi. Pendata tersebut mengetahui tanda-tanda

kenabian yang ada pada Nabi Muhammad saw.

Ketika berumur 25 tahun, Nabi Muhammad saw berlayar

kedua kalinya kenegeri Syam dengan membawa dagangan Siti

(43)

berharta. Khadiejah memilih Nabi untuk pekerjakan itu, karena ia

pernah mendengar tentang kebenaran Nabi yang mempunyai

kejujuran serta akhlak yang mulia. Sesudah kembalinya dua bulan,

Nabi menikah dengan Khadiejah pada umur 25 tahun dan

Khadiejah sendiri berumur 40 tahun.

Waktu Nabi berumur 35 tahun, beliau bersatu dengan kaum

Qurasyi dalam mendirikan ka’bah, dan beliau memberi putusan di

antara mereka tentang perletakan Hajar Aswad. Mereka memilih

Nabi karena beliau orang yang pertama masuk Masjidil Haram.

Kaum Qurasyi senang atas keputusan bahwa peletakan Hajar

Aswad dilakukan oleh Nabi karena beliau orang yang terpercaya

dan mempunyai akhlak terpuji, sehingga mereka gelarkan beliau

dengan Al-Amin.

Tatkala hampir sampai umur 40 tahun mulailah Nabi suka

mengasingkan diri digua Hira yaitu sebuah gunung di jalanan

Makkah. Nabi menjalankan ibadah itu menurut Agama kakeknya,

yaitu Nabi Ibrahim.

b. Masa Kedua dari Kehidupan Rasulullah

Pada umur 40 tahun, diutuslah beliau oleh Allah swt sebagai

penyampai kabar gembira, penyampai ancaman, pengajak kepada

kebenaran dengan perintah Allah swt sebagi lampu yang

menerangi. Setelah mendapatkan wahyu mulailah Nabi mengajak

(44)

mengajak kaum kerabatnya agar mereka menyembah kepada Allah

swt semata-mata dan belas kasihan kepada orang-orang yang

lemah. Sesudah tiga tahun, Nabi diperintahkan berterang-terangan,

lalu beliau mengumpulkan kaumnya dan mengancam mereka

dengan azab akhirat. Maka ajakan itu dijawab oleh Abu Lahab

dengan satu jawaban yang tidak baik dan marahlah kaum quraisy

kepada Nabi.

Tatkala Rasulullah maki tuhan-tuhan mereka, dan

menyesatkan bapa-bapa mereka, pergilah mereka kepada paman

beliau tiga kali, dan tiap-tiap kali menjawab mereka dengan baik.

sesungguhnya sesudah kedatangann orang-orang itu, pamann

beliau meminta berhenti, akan tetapi Rasulullah saw enggan tetep

menyiarkan Agama, sedang paman beliau tetap membelanya.

Orang-orang quraisy mulailah menyakiti beliau, dan

mengejek beliau, tetapi Nabi menghadapi dengan sabar, tenang dan

memaafkan. Kemudian mereka menganggu sahabat-sahabat atau

orang yang masuk Islam dengan cara menyiksanya. Lalu Nabi

menyuruh mereka berhijrah ke Habsyah dan terdiri 10 laki-laki dan

5 wanita. Mereka kembali sesudah tiga bulan, inilah pertama Hijrah

dalam Islam.

Pada tahun yang kelima dari kenabian Nabi Muhammad,

Allah kuatkan Islam dengan tenaga Umar bin Khattab dan Hamzah

(45)

kenabian, tatkala orang-orang Quraisy melihat Islam tersiar

diantara kabilah-kabilah, mereka mengambil keputusan membunuh

Nabi saw. Nabi mengetahui hal tersebut menyuruh

sahabat-sahabatnya berhijrah kedua kalinya ke Habasyah dan hijarah kedua

ini terdiri 33 orang laki-laki dan 11 perempuan.

Dalam tahunn kesepuluh, bangkitlah beberapa jago quraisy

untuk mengoyak surat itu, lalu dikoyak. Keluarlah Nabi bersama

pengikutnya dari kepungan itu, sesudah mereka tinggal 3 tahun

lamanya dalam syi’ah itu. Dalam tahun ini datanglah perutusan

Nashara Najran kepada Nabi dan mereka masuk Islam. Dan pada

tahun kesepuluh meninggallah siti Khadijah dan paman Nabi Abu

Thalib. Sesudahnya wafatnya mereka, gangguan kau quraisy

bertambah hebat. Oleh karena itu Nabi berhijrah ke Thaif menuju

Bani Tsaqief dan meminta pertolongan dari mereka untuk melawan

kaumnya, akan tetapi permintaan beliau mereka tolak dengan cara

tidak baik, kemudian Nabi kembali ke Mekkah.

Dalam tahun kesebelas, Allah swt muliakan beliau degan

Isra’ Mi’raj: pada ketika itu diwajibkan sembayang yang lima

waktu dan dalam tahun ini juga Nabi keluar ke kabilah-kabilah

mengajak mereka masuk Islam. Maka berimanlah 6 orang dari

(46)

Dalam tahun kedua belas, datanglah kepada Nabi 12 orang

laki-laki dari bangsa Arab Madinah.mereka beriman kepadanya dan

kembali ke Madinah. Dengan begini tersiarlah Islam di Madinah.

Pada tahun yang ketiga belas dari kenabian, datanglah kpada

Nabi 73 orang laki-laki dan 2 orang perempuan dari Arab Madinah.

Mereka beriman kepada beliau dan kembali ke Madinah. Maka

bertambahlah tersiarnya Islam disitu. Dalam tahun ini juga Nabi

memerintahkan sahabat-sabahat belaiu berhijrah ke Madinah.

Tatkala orang-orang Quraisy mendengar ini, mereka ambil

keputusan hendak membunuh Nabi, lalu Allah perintahkan beliau

berhijrah, sedang sekeliling rumah beliau, malam hendak berhijrah

itu, telah dikelilingi oleh kaaum quraisy. Nabi keluar diantara

mereka sesudah Allah jadikan mereka tertidur. Nabi pergi bersama

Abu Bakar ke gua Hira’ dan kedua-duanya bersembunyi disitu

selama 3 malam, pada hari ketiga mereka berjalan sehingga sampai

di Quba’ pada hari yang kedua dari Rabi’ul Awwal. Nabi tinggal di

Quba’ 22 malam dan Nabi juga mendirikan MasjidQuba’.

Kemudian Nabi pindah ke Madinah, dan dalam perjalanan,

Nabi dapati jum’at lalu beliau sembayang jumat. Inilah pertama

sembayang jumat dan khutbahnya dalam Islam. Tatkala Nabi

sampai kejurusan Madinah, keluarlah orang-orang menemui beliau

(47)

2. Khulashah Nurul Yaqin Jilid Kedua

Kitab ini diterbitkan leh tokoh kitab al-hikmah, jl. KH.

M.Mansyur No.63 Surabaya. Diterjemahkan dari susunan Ustadz

Umar Abdul-Djabbar. Kitab khulashah Nurul Yaqin jilid kedua dibagi

menjadi 11 pembahasan diantaranya adalah:

a. Tahun Pertama Hijrah

Dalam tahun pertama hijrah Rasulullah mendirikan masjid

dan adanya adzan. Dalam tahun ini orang-orang yahudi Madinah

dan munafik menampakan permusuhannya terhadapkaum

muslimin. Kemudian Rasulullah mengadakan perjanjian dengan

mereka, bahwa mereka tidak akan menyakiti beliau, beliaupun juga

tidak akan menyakiti pula. Adapun orang-orang munafik itu

menerima tapi dalam hati menolak. Dan tahun ini Rasulullah

mengutus pamannya dengan satu sariyah, untuk menyerbu kafilah

quraisy.

b. Tahun kedua hijrah

Meliputi beberapa peperangan tahun ini dan perang

Qainuqa’, perang Badar besar, tuan diutus membawa kebenaran

dan keadilan, tebusan tahanan perang Badar, bebeapa syari’at

(48)

c. Tahun Ketiga Hijrah

Meliputi peperangan, cerita Da’tsur dan keislaman, perang

Ghathafan peran Uhud, Rasulullah saw tetap diperang Uhud,

korban dalam peran Uhud, beberapa kejadian (peristiwa).

d. Tahun Keempat Hijrah

Meliputi peperangan Banu Nadlir, beberapa kejadian dalam

perang Dzatur-riqa” yaitu: meninggal dunia Zainab istri Rasullah

saw, Abu Salamah anak bibinya, beliau menikahi Ummu Salamah,

dan tahun ini lahirlah Husain putera Ali bin Abi Tholib.

e. Tahun Kelima Hijrah

Meliputi sebab-sebab masuk islamnya Banu Mus-Thaliq,

khabar bohong, perang khandaq, peperangan Banu Quraidlah,

masalah Zaid dan Zainab, membatalkan pengangkatan anak, ayat

hijab dan kewajiban.

f. Tahun Keenam Hijrah

Meliputi peperangan-peperangan yang terjadi, dan masuk

islamnya tsummah dan pengakuannya, perang Hudaibiah dan

bai”atur-ridlwan, perdamaian Hudaibiah.

g. Tahun Ketujuh Hijrah

Meliputi penaklukan fadak, perdamaian Taima’ dan

peperangan Wadi-Qura, ‘Umrah Qadla’, beberapa peristiwa Zainab

(49)

h. Tahun Kedelapan Hijarah

Meliputi pesan Rasulullah saw terhadap tentara mu’tah dan

pembebasan kota Mekkah, pembebasan kota Mekkah pada 20

Ramadhan, hari ini, adalah pengampunan, pengampunan itu, ketika

berkuasa, berjanji dan bai’at perang Hunain, perang Thaif,

Rasulullah saw kembali ke Madinah.

i. Tahun Kesembilan Hijrah

Tahun ini meliputi perang Tabuk, orang-orang munafik

membangkang, Rasulullah saw ke Madinah dan dalam tahun ini

Abdullalh bin Ubai pemimpin kaum munafik meninggal dunia dan

juga wafatlah Ummu Kultsum putri Rasulullah saw.

j. Tahun Kesepuluh Hijrah

Meliputi pengiriman utusan ke Negeri Yaman, Hajji wada’,

beberapa kejadian dalam tahun kesepuluh ini yaitu; orang-orang

masuk Islam dengan berduyung-duyung.

k. Tahun Kesebelasan

Meliputi persiapan tentara Usmah, Rasulullah saw mulai

sakit, Rasulullah saw wafat, pemakaman Rasulullah saw,

putera-puteri Rasulullah saw, istri-istri Rasulullah saw, paman dan bibi,

bentuk tubuh dan sebagian keadaan Rasulullah saw, budi perangai

(50)

BAB IV

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB KHULASHAH NURUL

YAQIN KARYA UMAR ABDUL DJABBAR

Pendidikan menjadi media yang sangat terbukti paling efektif dalam

mewujudkan berbagai tujuan, termasuk tujuan mencetak manusia-manusia yang

memiliki karakter. Hanya lewat pendidikan, baik formal maupun nonformal

karakter seseorang dapat dibentuk (Naim, 2012:44).

Pada hakikatnya aktivitas pendidikan selalu berlangsung dengan

melibatkan pihak-pihak sebagai aktor penting yang ada di dalam aktivitas

pendidikan tersebut. Aktor penting itu oleh Noeng Muhadjir (1994) disebut

sebagai subjek yang menerima disatu pihak dan subjek memberi pihak lain dalam

suatu interaksi pendidikan. Subjek yang memberi disebut pendidik, sedang subjek

yang menerima disebut dengan peserta didik (Rohman, 2013:105).

Implementasi akhlak dalam Islam tersimpul dalam karakter pribadi

Rasulullah saw. Dalam pribadi Rasul, bersemai nilai-nilai akhlak yang terpuji

diantaranya beliau memiliki sifat-sifat seperti: benar, amanat, sabar, malu,

merendah diri, sehingga beliau diberi gelarkan Al-Amin artinya orang yang

dipercaya, orang yang bersifat amanat (Djabbar, tt:12).

Nabi Muhammad saw adalah sosok pribadi yang agung dimana beliau

telah berhasil membawa risalahnya sebagai Nabi dan Rasul dengan sangat

gemilang, yakni dengan jalan berdakwah secara damai dan simpatik dalam kurung

(51)

Sosok Nabi Muhammad saw telah dianggap sebagai manusia sempurna (insanul

kamil) dan telah diakui oleh para ahli dari berbagai disiplin ilmu di dunia baik

muslim maupun non muslim akan berhasilnya mengubah wajah dunia yang

biadap menjadi beradap, dari zaman jahiliyah menjadi terang yang penuh hidayah.

Keberhasilan Nabi Muhammad saw sebagai, seorang kepala rumah tangga,

pemimpin umat dunia, dan juga kepala pemerintahan Madinah telah banyak

menginspirasi dan memberi teladan kebaikan bagi seluuruh umat manusia di

dunia sebagaimana misi rislahnya adalah rahmatan lil’alamin sehingga tidaklah

berlebihan dan sangatlah tepat jika nama beliau diletakan diperingkat pertama

sebagai tokoh berpengaruh dan idola tingkat dunia dari seratus tokoh yang

disurvei (Hermawan, 2015:1).

Dalam Sejarah Islam, Nabi Muhammad saw, Nabi terakhir dalam ajaran

Islam, juga menegaskan bahwa misi utamanya dalam mendidik manusia adalah

untuk mengupayakan pembentukan karakter yang baik. berikutnya ribuan tahun

setelah itu, rumusan tujuan utama pendidikan tetap wilayah serupa, yakni

pembentukan kepribadian manusia yang baik (Majid, dan Andayani, 2011:30).

Nilai-nilai pendidikan karakter dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin yaitu:

1. Pendidikan Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,

etnis, pendapat, sikap, tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

(Listyarti, 2012:6). Toleransi dapat diartikan sebagai sikap

(52)

pihak lain walaupun yang membiarkannya tidak sependapat

dengannya.

Di dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin:

ْ دَقَو

Artinya: Sebelum tentara itu berangkat, beliau berpesan

memberi amanat yang sangat berharga dan berguna yang patut

dicontoh. Diantaranya:”Kamu nanti akan menjumpai beberapa orang

lelaki (pendeta-pendeta) yang menyendiri dan beribadah di dalam gereja-gereja, maka janganlah sekali-sekali menggangu mereka itu. Janganlah membunuh orang perempuan, anak kecil, orang tua yang lemah dan janganlah kamu memotong pohon dan menumbangkan

bagunan-bagunan”

Toleransi bukan semata konsep bersikap seorang pemeluk agama

dengan pemeluk agama lain. Tetapi Islam sebagai agama toleransi

juga telah membangun toleransi di dalam. Meliputi toleransi agama

kepada pemeluknya dan toleransi sesama muslim atau disebut

Ukhuwah Islamiyah. Adapun toleransi agama kepada pemeluknya

adalah:

a. Toleransi akidah

Akidah adalah ajaran Islam yang berkaitan dengan

kepercayaan yang bersifat demikian mantap mengikat hati sang

muslim sehingga hatinya tidak tergoyah oleh apapun.

Kepercayaan yang sedemikian mantap sehingga kalau ia dipaksa

(53)

dengan akidahnya, hatinya tidak ikut bergerak dan menyimpang

(Shihab, 2016:187).

b. Toleransi ibadah

Toleransi hanya bisa diterapkan pada rahan sosialis.

Upaya-upaya membangun toleransi melalui aspek teologis, seperto doa

dan ibadah bersama, adalah gagasan yang sudah muncul sejak era

jahiliah dan sejak itu pula telah ditolak oleh al-quran melalui surat

Kafirun. Penggagas teologi inklusif jahiliah itu adalah;

Al-Aswad bin Muthalib. Walid bin Mughirah, Umayah bin Khalaf,

dan Al-Ash bin Wail. Mereka menawarakan secara terang kepada

Rasulullah,”wahai Muhammad, bagaimana jika kami menyembah

TuhanMU setahun, dan Engkau menyembah Tuhan kami satu

tahun?”

Sekilas, usulan Al-Asad dan kawan-kawannya, adalah baik

toleran. Sebuah negosiasi yang lahir dari keputusasaan masyarakat

Makkah saat itu, saat masyarakat Makkah yang homogeny, tidak

terbiasa dengan sebuah perbedaan. Lalu, sikapapa yang diambil

Rasullah atas tawaran itu, Tentu saja Rasulullah menolak. Dan tak

(54)



Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

Tegas, ayat ini menolak sinkretisme. Sebagai agama yang suci

akidah dan Syariah, Islam tidak akan mengotorinya dengan

mencampur dengan akidah dan syariah lainnya. Dan ini bukan

bentuk toleransi, sebab rahan toleransi adalah menghargai bukan

membenarkan dan mengikuti (Syarif, 2017:4-5).

c.Toleransi muamalah

Dalam masalah mumalah transaksionl, Islam sangat toleran

dengan tidak melarang seorang muslim melakukan transaksi niaga

atau berkerjasama dengan non muslim dalam urusan duniawi.

Rasulullah saja bermuamalah duniawi dengan orang-orang

nonmuslim, seperti riwayat Aisyah: Rasulullah meninggal, sedang

baju besi-Nya tergadaikan pada seorang yahudi dengan

(pinjaman) tiga puluh, tiga sha’ jagung (Syarif, 2017: 73-74).

Dalam hal ini dilakukan untuk mengajarkan kepada

umatnya bahwa kerjasama dengan orang-orang non muslim

(55)

Dalam kitab Khulasahah Nurul Yaqin Rasulullah menyuruh

Kamu nanti akan menjumpai beberapa orang lelaki

(pendeta-pendeta) yang menyendiri dan beribadah di dalam gereja-gereja,

maka janganlah sekali-sekali menggangu mereka itu. Sikap tersebut

menggambarkan karakter Rasulullah saw yang memiliki toleransi

yang tinggi. Meskipun beliau sedang berperang untuk memberantas

kaum musyrik, namun beliau menghargai perbedaan agama dengan

cara tidak menganggu. Tidak hanya itu beliau juga menyuruh

“Janganlah membunuh orang wanita, anak kecil, orang tua yang

lemah dan janganlah kamu memotong pohon dan menumbangkan

bangunan-bangunan.”Hal ini, merupakan teladan yang baik untuk

saling menghargai keberagaman agama, saling menyanyangidan

perduli lingkungan.

Konsep toleransi dipahami sebagai bentuk penghormatan,

penerimaan, apresiasi terhadap keragaman budaya dan agama tanpa

memandang latar belakang kehidupan seseorang. Toleransi adalah

sikap harmonis dalam perbedaan yang membuat perdamaian dan

keseimbangan hidup menjadi mungkin dan terbuka lebar. Sikap

toleransi perlu digalakkan dalam dinamika kehidupan masyarakat

untuk mewujudkan koeksistensi, yaitu kesadaran hidup berdampingan

secara damai dan harmonis. Bahkan, bisa dikatakan bahwa

(56)

akan pentinnya penerimaan terhadap keberbedaan tergantung

sejauhmana toleransi diterima masyarakat (Ilahi, 2014:186).

2. Peduli Sosial

Peduli sosial merupakan sikap dan tindakan yang selalu ingin

memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan

(Listiyarti, 2012:7). Dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin jilid 2,

halaman 59 yang berbunyi “ Janganlah membunuh orang perempuan,

anak kecil, orang tua yang lemah”. Jadi Peduli sosial merupakan

sikap yang timbul dari dalam hati untuk memberikan bantuan dengan

ikhlas kepada orang lain.

Adapun jenis-jenis keperdulian sosial dibagi menjadi tiga:

a. Keperdulian yang berlangsung saat suka maupun duka

Keterlibatan pihak yang satu kepada pihak yang lain dalam

turut merasakan apa yang sedang dirasakan atau dialami oleh

orang lain.

b. Keperdulian pribadi dan bersama

Keperdulian bersifat pribadi, namun ada kalanya

keperdulian itu dilakukan bersama. Cara ini penting apabila

bantuan yang dibutuhkan cukup besar atau berlangsung secara

(57)

c. Keperdulian yang sering lebih mendesak

Kerperdulian hal yang sering mendesak untuk dilakukan.

Caranya dengan melakukan atau justru menahan diri untuk tidak

melakukan sesuatu demi kepentingan bersama (Ramdhani,

2015:45).

3. Pendidikan Disiplin

Tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan (Asmani, 2011:37). Kedisplinan

adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem

yang mengharuskan orang untuk tunduk pada keputusan, perintah, dan

peraturan yang berlaku.

Di dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin:

َْفَقَو

Artinya: Suatu ketika Rasulullah saw berdiri dalam perang Badar,

dengan membawa tongkat. Dilihatnya Sawad bin Ghaziah keluar dari barisan. Kemudian dipukullah perutnya dengan tongkat .

Seseorang dikatakan disiplin karena telah melakukan perbuatan

yang patuh terhadap peraturan, baik yang telah disepakati dengan

pihak maupun peraturan yang dibuat sendiri. Sikap disiplin dikaitkan

dengan hidup ala militer. Perlu diketahui bahwa tidak hanya militer

saja yang hidup disiplin. Setiap individu, dan sebagai warga negara,

(58)

baiknya untuk menyelesaikan tugas, juga dapat disebut dengan

disiplin diri.

Disiplin perlu diterapkan untuk mengatur kehidupan dari berbagai

aspek. Mengapa demikian? Karena apabila tidak didukung dengan

disiplin, berbagai aspek kehidupan akan menjadi carut-marut dan

berantakan. Itulah sebabnya dibuat berbagai rambu-rambu lalu-lintas,

yaitu untuk meminimlisir terjadinya kecelakaan di jalan raya,

pengguna jalan merasa aman, dan nyaman (Listianingsih, 2016:24).

Sebagaimana Rasulullah telahmenggambarkan dalam kitab

Khulashah Nurul Yaqin sikap disiplin yang ditanamkan terhadap

tentaranya yaitu Sawad binGhaziahdengan cara memukulnya ketika

Sawad keluar dari barisannya. Firman Allah swt dalam surat surat Al-

Ashr ayat 1-3 yaitu:

Artinya: Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (Q.S Al-Ashr:1-3).

Surat tersebut telah menjelaskan menunjukkan kepada kita bahwa

Allah swt telah memerintahkan kepada hamba-Nya untuk selalu

disiplin. Karena dengan kedisiplinan kita dapat hidup

(59)

Disiplin juga mengandung arti kepatuhan kepada perintah

pemimpin, perhatikan dan kontrol yang kuat terhadap penggunaan

waktu, tanggung jawab atas tugas yang diamanahkan, serta

kesungguhan terhadap bidang keahlian yang ditekuni.

4. Pendidikan Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain

dalam menyelesaikan tugas-tugas (Koesoema, 2012:189). Seseorang

dikatakan mandiri apabila pemikiran dan sikap yang ia tujukkan

menuju arah kedewasaan dan bertanggung jawab dengan tindakan

yang telah dilakukan. Dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin:

ْر غَص ىف

Artinya: Ketika kecilnya suka menggembalakambing orang-orang

mekkah dengan suatu upahan yang beliau bisa hidup dengannya, tatkala sampai umur sembilan tahun, Nabi berlayar ke Syam bersama paman beliau yang bernama Abu Thalib dengan membawa dagangannya

Individu yang mandiri adalah yang berani mengambil keputusan

dilandasi oleh pemahaman akan segala konsekuensi dari tindakan.

Dalam hal ini, pemahaman mendalam tentang hukum moralitas

menjadi faktor pendukung utama mandiri. Pada dasarnya,

perkembangan kemandirian individu merupakan perkembangan

eksitensial manusia. Seseorang dikatakan mandiri apabila pemikiran

dan sikap yang ia tujukkan menuju arah kedewasaan dan bertanggung

(60)

sikap yang tidak bergantung kepada orang lain untuk mengerjakan

tugas dan tanggung jawab (Rosikah, dan Listianingsih 2016:72).

Mandiri pada dasarnya merupakan hasil dari proses pembelajaran

yang berlangsung lama. Mandiri tidak selalu berkaitan dengan usia.

Bisa saja seorang anak sudah memilki sifat mandiri karena proses

latihan atau karena faktor kehidupan yang memaksanya untuk menjadi

mandiri. Tetapi tidak jarang seorang yang sudah dewasa, tetapi tidak

juga hidup mandiri. Ia selalu tergantung kepada orang lain (Naim,

2012:162). dalam surat Al -Jumua’ah ayat 10-11 yang berbunyi:



Artinya: Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di

muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezki (Q.S

Al-Jumu’ah:10-11).

Ayat Al-Qur’an di atas menunjukkan bahwa seorang Muslim

harus memiliki kemandiri, tidak mengandalkan orang lain atau tidak

(61)

Seperti aspek psikologis lainnya, kemandirian juga bukan

merupakan pembawaan yang melekat pada diri individu sejak lahir.

Perkembangan kemandirian seseorang dipengaruhi oleh berbagai

stimulasi yang datang dari lingkungan, selain dari potensi keturunan.

Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan

kemandirian seorang remaja menurut Ali dan Asrori.

a. Gen atau keturunan orang tua. Faktor ini sering menjadi perdebatan

ada yang berpendapat bahwa sebenarnya bukan sifat orang tua

yang menurun kepada anak, melainkan cara orangtua dalam

mendidik anak yang menjadikan anak menjadi pribadi yang

mandiri.

b. Pola asuh orang tua. Orang tua yang selalu banyka melarang atau

sering mengeluarkan kata “jangan” kepada anak tanpa disertai

penjelasan yang rasional akan menghambat perkembangan

kemandirian anak.

c. Sistem pendidikan sekolahan. Proses pendidikan yang tidak

mengembangkan prinsip demokrasi dan cenderung menekan

indoktrinasi akan menghambat perkembangan kemandirian remaja.

Pemberian sanksi hukuman juga menjadi faktor penghambat

kemandirian remaja.

d. Sistem kehidupan masyarakat. Sistem kehidupan masyarakat yang

terlalu menekankan pentingnya hierarki struktur sosial, merasa

Referensi

Dokumen terkait

Indoreksa divisi Smart Card Savvy 49 Tabel 3.2 Persentase pelanggan yang mengenal internet 51 Tabel 3.3 Persentase sejauh mana pelanggan mengenal internet 52 Tabel 3.4

Setelah melihat kebiasaan orang tua milenial dalam memilih produk yang sangat mementing- kan kualitas dan juga sudah mendapatkan konten jurnal bayi seperti apa yang sesuai

penjual dan pembeli tidak hanya menggunakan satu bahasa, tetapi juga menggunakan bentuk bahasa yang lain dalam suatu peristiwa tutur, misalnya ketika bertutur dengan pembeli 1,

Proses komunikasi berlangsung dimulai dari sebuah (1) inovasi, kemudian diketahui oleh (2) pihak atau unit yang mengerti/mengetahui atau sudah mencoba inovasi tersebut, kemudian

pada Bulan Desember 2019 mencapai 276,914 kunjungan, mengalami penurunan -13,32 persen dibanding jumlah wisman pada Bulan Desember 2018, dimana jumlah wisman pada Desember

Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar (dibimbing oleh Enung Mariah dan Syarifah Fatimah) Penelitian ini bertujuan untuk (1) memperoleh data tentang

Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pengadilan Agama Tahuna tahun 2019 ini memberikan gambaran umum tentang pelaksanaan sistem manajemen peradilan, baik yang terkait dengan

Karena dalam Suku bangsa Muna ayah oleh anak dianggap sebagai allah (artinya melindungi anak) secara langsung yang nyata, seperti ada ungkapan "Amanto, Allah Taala