1 |bab 6
6.1 PETUNJUK UMUM
Pembahasan mengenai aspek keuangan dalam penyusunan RIPJM pada dasarnya adalah dalam
rangka membuat taksiran dana yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan pembelanjaan
prasarana Kabupaten Labuhanbatu Selatan, yang meliputi:
1. Pembelanjaan untuk pengoperasiaan dan pemeliharaan prasarana
yang telah terbangun;
2. Pembelanjaan untuk rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang
telah ada;
3. Pembelanjaan untuk pembangunan prasarana baru.
Pembahasan aspek keuangan dalam penyusunan RPIJM perlu memperhatikan kemampuan
keuangan daerah yang meliputi kemampuan penyediaan dana atau pendapatan daerah dan
kebutuhan penggunaan dana atau belanja untuk melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan
dan pelaksanaan pembangunan daerah yang menjadi urusan dan kewenangan daerah. Selain
itu pendanaan RPIJM juga didukung dengan sumber dana lain yang bersumber baik dari
masyarakat, swasta dan pemerintah atasan dalam bentuk dana dekonsentrasi dan tugas
pembantuan.
Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/ Kota, maka Pemerintah Kabupaten mempunyai kewajiban untuk
menyelenggarakan dan melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang menjadi
kewenangannya. Sesuai dengan ketentuan tersebut daerah mampunyai kewenangan untuk
melaksanakan 26 Urusan Urusan Wajib dan 8 Urusan Pilihan. Pada pembahasan aspek
keuangan ini akan difokuskan pada keuangan daerah yang tertuang dalam Anggaran
2 |bab 6
6.2 KOMPONEN KEUANGAN
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 58 tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah, struktur keuangan daerah terdiri dari:
a. Pendapatan Daerah
b. Belanja Daerah
c. Pembiayaan Daerah
6.2.1 PENDAPATAN DAERAH
Pendapatan Daerah meliputi seluruh penerimaan uang melalui Rekening Kas Umum Daerah,
yang menambah ekuitas dana lancar, yang merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran
yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.
Pendapatan Daerah terdiri atas:
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD);
b. Dana Perimbangan; dan
c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Berikut akan dijelaskan satu persatu subkomponen Pendapatan dan gambaran umum tentang
subkomponen Pendapatan di daerah pada umumnya.
1) Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan daerah yang dipungut berdasarkan peraturan
daerah sesuai dengan peraturan perundangan. PAD bersumber dari:
a) Pajak Daerah, antara lain: Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak kendaraan diatas air, Pajak
Balik Nama, Pajak Bahan Bakar, Pajak Penerangan Jalan (PPJ), Pajak Hotel, Pajak
Restoran dan rumah makan, Pajak Hiburan, Pajak Reklame dan Pajak pengambilan
bahan galian gol. C. Pajak-pajak Daerah ini diatur melalui Undang-undang No. 34/2000
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 65/2001
tentang Pajak Daerah serta Peraturan Daerah untuk setiap jenis pajak daerah
b) Retribusi Daerah, antara lain: Retribusi Pelayanan Kesehatan, Retribusi Pelayanan
Persampahan, Retribusi pemakaman, Retribusi Biaya Cetak KTP, Retribusi Parkir di Tepi
Jalan Umum, Retribusi Pelayanan pasar, Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor dan
lain-lain, sebagai mana diatur dalam Undang-undang No. 34/2000 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Pemerintah No. 66/2001 tentang Retribusi
3 |bab 6
c) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, antara lain bagian laba penyertaan
modal pemerintah daerah pada perusahaan milik daerah (BUMD), perusahaan milik
pemerintah (BUMN) ataupun perusahaan milik swasta.
d) Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, merupakan pendapatan asli daerah yang
tidak termasuk pajak daerah, retribusi daerah ataupun hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, antara lain : hasil
penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga,
keuntungan selisih nilai tukar, pendapatan dari pengembalian, dan lain-lain.
2) Dana Perimbangan
Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada
daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana
Perimbangan terdiri atas :
a) Dana Bagi Hasil merupakan dana yang bersumber dari pajak disebut dengan Bagi Hasil
Pajak (BHP) dan Bagi Hasil Bukan Pajak (BHBP) atau yang bersumber dari Pengelolaan
Sumber Daya Alam yang disebut dengan Bagi Hasil Sumber Daya Alam. Dana BHP
antara lain: Pajak Bumi Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB), dan Pajak Penghasilan Badan maupun Pribadi; sedangkan dana BH-SDA atara
lain : kehutanan, pertambangan umum, perikanan, pertambangan minyak bumi,
pertambangan gas bumi, dan pertambangan panas bumi.
b) Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan dana yang bersumber dari pendapatan Dalam
Negeri Netto, yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan “Celah Fiskal” yaitu selisih antara Kebutuhan Fiskal dan Kapasitas Fiskal daerah ditambah Alokasi Dasar.
c) Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan dana yang bersumber dari APBN yang
diokasikan kepada daerah untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan
daerah seperti: Reboisasi, penambahan sarana pendidikan dan kesehatan, dan bencana
alam.
6.2.2 BELANJA DAERAH
Belanja Daerah meliputi semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi
ekuitas dana lancar, yang merupakan kuajiban daerah dalam satu tahun anggaran, yang tidak
akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah. Menurut kelompoknya belenja daerah
4 |bab 6
1) Belanja Tidak Langsung; merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara
langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belanja ini terdiri atas :
a) Belanja pegawai;
b) Bunga;
c) Subsidi;
d) Hibah;
e) Bantuan Sosial;
f) Belanja Bagi hasil;
g) Bantuan Keuangan; dan
h) Belanja Tidak Terduga
2) Belanja Langsung; merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan
pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belanja ini terdiri atas :
a) Belanja pegawai; merupakan pengeluaran honorarium/upah untuk melaksanakan
program dan kegiatan pemerintah daerah
b) Belanja barang dan jasa; merupakan pengeluaran untuk pembelian/ pengadaan barang
yang nilai manfaatnya kurang dari 12 bulan dan/atau pemakaian jasa dalam
melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah.
c) dan Belanja modal; merupakan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/
pengadaan atau pembangunan asset yang mempunyai manfaat lebih dari 12 bulan
untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan.
6.2.3 PEMBIAYAAN DAERAH
Pembiayaan meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup deficit atau untuk
memanfaatkan surplus. Menurut kelompoknya pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan
pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.
1. Pengeluaran pembiayaan mencakup antara lain sisa lebih perhitungan anggaran tahun
anggaran sebelumnya (SILPA); pencairan dana cadangan dan lain-lain.
2. Pengeluaran pembiayaan mencakup antara lain pembentukan dana cadangan; pembayaran
5 |bab 6
6.3 PROFIL KEUANGAN KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN
6.3.1 KEUANGAN DAERAH
Bab ini menguraikan profil keuangan Kabupaten Labuhanbatu Selatan dalam penyusunan RPIJM
yang bertujuan untuk menghitung kemampuan dana yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan
investasi Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan termasuk program PU/Cipta Karya yang
sasarannya adalah wilayah – wilayah yang memiliki potensi ekonomi maupun sosial.
Profil keuangan daerah merupakan gambaran umum kondisi keuangan daerah selama 4 tahun
terakhir, serta rincian target dan realisasinya.
6.3.1.1 Gambaran Umum Dan Analisis Kemampuan Keuangan Daerah
Kondisi keuangan daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan tergambar dalam APBD Kabupaten
Labuhanbatu baik untuk pendapatan maupun belanja dan pembiayaan daerah, sebagaimana
tertuang dalam tabel 6.1. Selain itu juga akan digambarkan struktur pendapatan, belanja dan
pembiayaan secara rinci berserta kecenderungan perkembangannya pada tabel berikutnya.
Gambaran umum keuangan daerah juga akan mengambarkan penerimaan yang bersumber dari
tugas pembantuan.
1. Pendapatan Daerah
Struktur Pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan
Pendapatan lain yang sah berupa bantuan/hibah. Selama 3 tahun terakhir Pendapatan
Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan selalu mengalami peningkatan dengan laju
peningkatan rata-rata 40,81% per tahun.
Secara rinci perkembangan realisasi pendapatan daerah untuk masing masing jenis
pendapatan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
TABEL 6.1
REALISASI PENDAPATAN KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2009 – 2011
NO
TAHUN
REALISASI
KENAIKAN
REALISASI
(%)
1
2009
224.006.052.710,00
-
2
2010
363.013.620.312,57
62,06%
3
2011
434.071.969.292,45
19,57%
6 |bab 6
Kondisi umum masing-masing sumber pendapatan daerah Kabupaten Labuhanbatu
Selatan adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Labuhanbatu Selatan terdiri dari:
a. Pajak Daerah;
b. Retribusi Daerah
c. Penerimaan lain-lain
Perkembangan Pos Pajak Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan selama tiga tahun
terakhir dapat di lihat pada Tabel 6.2.
TABEL 6.2
PERKEMBANGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN
TAHUN 2009 – 2011
NO
TAHUN
REALISASI
KENAIKAN
REALISASI (%)
1
2009
30.965.000,00
-
2
2010
1.001.128.790,00
3133,10
3
2011
9.194.158.569,00
818,38
Data tabel di atas menunjukkan bahwa penerimaan pajak daerah selama 3 (tiga) tahun terakhir
mengalami kenaikan rata-rata 1975,74%. Kenaikan terbesar dan sangat signifikan terjadi pada
tahun 2010 yaitu sebesar 3133 %.
Perkembangan penerimaan yang bersumber dari Retribusi daerah dapat dilihat pada Tabel 6.3
7 |bab 6 TABEL 6.3
PERKEMBANGAN RETRIBUSI DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN
TAHUN 2009 – 2011
NO
TAHUN
REALISASI
KENAIKAN
REALISASI (%)
1
2009
530.618.970,00
-
2
2010
2.260.595.904,25
326,03
3
2011
1.560.366.292,00
(30,98)
Data tabel di atas menunjukkan bahwa penerimaan yang bersumber dari retribusi daerah
selama 3 (tiga) tahun terakhir mengalami kenaikan rata-rata 147,52%. Akan tetapi terjadi
penurunan persentase kenaikan penerimaan yang cukup signifikan pada tahun 2011 yaitu
sebesar 30,98% .
Perkembangan penerimaan lain-lain Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan selama
tiga tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 6.4
TABEL 6.4
PERKEMBANGAN PENERIMAAN LAIN-LAIN DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN
TAHUN 2009 – 2011
NO
TAHUN
REALISASI
KENAIKAN
REALISASI (%)
1
2009
1.832.581.566,00
-
2
2010
5.110.201.713,32
178,85%
3
2011
6.326.747.050,45
23,80%
Data tabel di atas menunjukkan bahwa penerimaan yang bersumber dari penerimaan lain-lain
daerah selama 3 (tiga) tahun terakhir mengalami kenaikan rata-rata 101,33%. Persentase
8 |bab 6
2. Dana Perimbangan
Dana Perimbangan Kabupaten Labuhanbatu Selatan bersumber dari:
a. Bagi Hasil Pajak
b. Bagi Hasil Bukan Pajak
c. Dana Alokasi Umum
d. Dana Alokasi Khusus
Adapun kontribusi Dana Perimbangan yang diterima Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu
Selatan dapat di rinci dalam Tabel 6. 5.
TABEL 6. 5
PERKEMBANGAN DANA PERIMBANGAN KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2009-2011
No Tahun Sumber Dana Realisasi
Kenaikan
Realisasi
(%)
1. 2009 - Bagi Hasil Pajak
- Bagi hasil bukan Pajak
- Dana Alokasi Umum
- Dana Alokasi Khusus
42.176.426.974,00
582.541.475,00
158.675.178.000,00
1.106.700.000,00
SUB JUMLAH 202. 540. 846.449,00 -
2 2010 - Bagi Hasil Pajak
- Bagi Hasil Bukan Pajak
- Dana Alokasi Umum
- Dana Alokasi Khusus
51.246.613.341,00
547.518.330,00
249.091.013.000,00
29.993.000.000,00
9 |bab 6
3 2011 - Bagi Hasil Pajak/ bagi
hasil bukan pajak
-- Dana Alokasi Umum
- Dana Alokasi Khusus
48.172.886.285,00
266.922.749.000,00
35.433.200.000,00
SUB JUMLAH
350.528.835.285,00 5,94
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa Dana Perimbangan Kabupaten Labuhanbatu Selatan
selama 3 (tiga) tahun terakhir mengalami fluktuasi walaupun apabila dirata-rata
kenaikannya sebesar 34,65 %. Kenaikan terbesar terjadi pada tahun 2010 sebesar 63,36 %
dan penurunan persentase kenaikan penerimaan terjadi pada tahun 2011 sebesar 5,94 %.
3. Bantuan / Hibah
Kontribusi Bantuan / Hibah yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu
Selatan dapat dirinci pada Tabel VI.6.
TABEL 6.6
PERKEMBANGAN PENERIMAAN BANTUAN/HIBAH DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN
TAHUN 2009 – 2011
NO
TAHUN
REALISASI
KENAIKAN REALISASI
(%)
1
2009
4.000.000.000,00
-
2
2010
283.914.000,00
(92,90)
3
2011
78.764.718,00
(72,26)
Data tabel di atas menunjukkan bahwa penerimaan yang bersumber dari Bantuan/Hibah
selama 3 (tiga) tahun terakhir mengalami penurunan yang cukup signifikan , dimana terjadi
penurunan penerimaan bantuan/hibah yang sangat signifikan pada tahun 2010 sebesar
(92,90)%. Manakala pada tahun 2011 penerimaan bantuan hibah juga mengalami penurunan
10 |bab 6 2. Belanja Daerah
Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan daerah
yang menjadi kewenangan kabupaten yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Belanja
dalam rangka pelaksanaan urusan wajib digunakan untuk melindungi dan meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar,
pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan
sistem jaminan sosial. Sedangkan pelaksanaan urusan yang bersifat pilihan meliputi urusan
pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi keunggulan daerah, seperti:
perikanan, pertanian, perkebunan, kehutanan dan pariwisata.
Komponen pengeluaran Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan meliputi:
a. Pengeluaran Aparatur Daerah, terdiri dari : Belanja Pegawai, Belanja Barang dan
jasa, Belanja Modal, Belanja Perjalanan Dinas serta Belanja Pemeliharaan.
b. Pengeluaran Pelayanan Publik
Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dapat dilihat pada
Tabel 6.7 berikut:
TABEL 6.7
PERKEMBANGAN BELANJA DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2009-2011
No Tahun Realisasi (Rp) Kenaikan Realisasi
(%) 1 2009 142.818.561.083,00 - 2 2010 323.127.356.641,86 126,25 3 2011 433.131.382.168,80 34,04
Dari tabel di atas menunjukan bahwa Belanja Daerah Kabupaten Labuhan Batu Selatan
terus mengalami peningkatan. Adapun peningkatan terbesar pada tahun 2010 yaitu sebesar
126,25%. Sedangkan rata-rata kenaikan Belanaja Daerah Kabupaten Labuhan Batu Selatan
sebesar 80,145%.
Selanjutnya untuk lebih jelasnya perkembangan pengeluaran daerah di Kabupaten
11 |bab 6 TABEL 6.8
PERKEMBANGAN PENGELUARAN DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN MENURUT JENIS PENGELUARAN
NO TAHUN JENIS PENGELUARAN KENAIKAN REALISASI
Belanja Barang dan Jasa
21.154.936.575,00
Belanja Bantuan Sosial
12 |bab 6
NO TAHUN JENIS PENGELUARAN KENAIKAN REALISASI
Belanja Tak Terduga
-
Berdasarkan Tabel 6.8 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan Pengeluaran Aparatur
Daerah. Belanja Pegawai mengalami Peningkatan yang signifikan terjadi pada tahun 2010 yaitu
13 |bab 6
cukup signifikan, dimana terjadi peningkatan kenaikan Belanja barang dan jasa pada tahun
2010 sebesar 138,40%. Pada tahun 2011 peningkatan belanja barang dan jasa juga masih
berlangsung, menunjukkan kenaikan sebesar 41,13%. Sementara itu, untuk belanja hibah,
terjadi peningkatan pada tahun 2010 yaitu sebesar 2,48%, kemudian pada tahun 2011 terajdi
penurunan yang signifikan sebesar (42,21%), hal ini mengindikasikan bahwa pada tahun itu
pemerintah memprioritaskan pemanfaatan dana untuk pemenuhan kebutuhan operasional
pemerintahan.
Sementara itu, Belanja bantuan sosial menunjukkan peningkatan yang signifikan,
dimana pada tahun 2010 peningkatannya sebesar 217,30%. Selanjutnya pada tahun 2011
mulai terjadi penurunan yang signifikan terhadap peningkatan belanja bantuan sosial yaitu
sebesar 19,68%. Fenomena ini menunjukkan pemanfaatan dana yang ada fokus kepada
kegiatan operasional pemerintahan dan pelaksanaan program pemerintah. Selanjutnya untuk
kategori belanja modal juga menunjukkan peningkatan yang cukup pesat, dimana pada tahun
2010 terjadi peningkatan sebesar 156,28%, dan tahun 2011 belanja modal juga menunjukkan
peningakatan sebesar 47,94%. Hal ini sangat relevan dengan kondisi Labuhan batu Selatan
yang baru berdiri membutuhkan sarana dan prasarana yang baru dalam menjalankan kegiatan
dan program pemerintah terutama kaitannya kepada kegiatan pelayanan kepada masyarakat.
Selanjutnya terjadi peningkatan yang tidak begitu sifnifikan terhadap belanja tak terduga
pada tahun 2011 sebesar 1,73%. Kondisi ini perlu mandapat perhatian mengingat
pengalokasian dana yang cukup besar sehingga diperlukan pengawasan agar tidak terjadi
inefisiensi penggunaan anggaran. Selain itu, terjadi tingkat penurunan yang signifikan terhadap
belanja bagi hasil, dimana pada tahun 2011 terjadi penurunan sebesar 46,97%. Hal ini
menunjukkan terjadinya penurunan terhadap pemberian dana ataupun bantuan ke desa-desa
yang mungkin saja masih memerlukan dana untuk pengembangan wilayah desa tersebut.
Untuk lebih jelas bagaiamana realisasi penerimaan dan pengeluaran daerah Kabupaten
14 |bab 6 TABEL 6.9
REALISASI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TA 2011
JENIS
PENERIMAAN/
PENGELUARAN
REALISASI
(Rp)
% JENIS
PENERIMAAN/PENGELUARAN TERHADAP TOTAL PENERIMAAN/PENGELUARAN
Pendapatan
1. Pendapatan Asli
Daerah (PAD)
2. Pendapatan
Transfer
3. Lain-lain
Pendapatan yang
sah
Total Pendapatan
17.081.271.911,45
350.528.835.285
66.461.862.096
434.071.969.292,45
3,94
80,75
15,31
Belanja
1 Belanja Pegawai
2. Belanja Barang
dan Jasa
3. Belanja Hibah
4.Belanja Bantuan
Sosial
192.234.120.513,00
71.177.819.574,00
9.437.106.900,00
5.507.716.618,00
44,38
16,43
2,18
1,27
15 |bab 6
5.Belanja Bantuan
Keuangan
6. Belanja Modal
7. Belanja tak
terduga
4 Transfer/Bagi
Hasil ke Desa
Total Belanja
2.262.100.000,00
146.176.750.579,00
2.335.767.985,00
3.999.999.999,80
433.131.382.168,80
0,52
33,75
0,54
0,92
SURPLUS 940.587.123,65
Berdasarkan Tabel 6.9 diketahui bahwa kontribusi yang terbesar bagi penerimaan
ataupun pendapatan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah dari pendapatan
transfer yaitu sebesar 80,75%. Sedangkan Pendapatan Asli Daerah hanya memberikan
kontribusi sebesar 3,94%. Sementara itu pada sisi Belanja diketahui bahwa belanja
yang terbesar kontribusinya terhadap total pengeluaran adalah belanja operasi yang
terdiri dari belanja pegawai sebesar: 44,38% dan Belanja Barang dan Jasa sebesar
16,43% Manakala transfer/bagi hasil ke desa hanya sebesar 0,92%.
6.3.1.2 PERMASALAHAN
Dari kondisi dan analisis keuangan daerah yang telah disajikan dapat dikemukakan
beberapa permasalahan yang dihadapi dalam keuangan daerah Kabupaten Labuhanbatu
Selatan sebagai berikut:
1. Permasalahan utama adalah adanya ketergantungan kemampuan keuangan daerah
yang sangat tinggi terhadap pemerintah pusat yang ditunjukkan oleh besanya kontribusi
dana perimbangan terhadap penerimaan daerah. Manakala Pendapatan Asli daerah
16 |bab 6
ini berarti Pemerintah Daerah harus mengoptimalkan aset daerah agar PAD meningkat.
Disamping itu, perlu usaha untuk meningkatkan efektifitas sistem pemungutan pajak dan
kesadaran wajib pajak juga retribusi dan perlunya pendataan yang akurat.
2. Berdasarkan hasil Analisis pendapatan dan belanja terlihat bahwa biaya operasi sangat
signifikan memberikan kontribusi terhadap total pengeluaran yaitu sebesar: 44,38%.
Disamping itu masih terus terjadi kenaikan pada Pengeluaran Aparatur Daerah
sebesar 36,24% pada tahun 2011. Oleh karena itu sangat diperlukan efisiensi dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
17 |bab 6
TABEL 6.10
PROYEKSI PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN 2013-2017
-
Realisasi Anggaran perubahan Rate PROYEKSI
2009 2010 2011 2012 2013-2014 2015-2017 2013 2014 2015 2016 2017
Pendapatan Pajak Daerah
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda Lainnya
18 |bab 6
BELANJA 142.818.561.083,00 323.127.356.641,86 433.131.382.168,80 662.892.962.876,50 579.496.950.686,07 617.051.626.749,50 737.639.952.099,40 882.345.942.519,28
1.055.993.131.023,13
Belanja Bantuan Keuangan
19 |bab 6 Beberapa asumsi dalam membuat proyeksi PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN 2013-32017
Pendapatan Daerah
1. Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri atas pendapatan pajak daerah, hasil retribusi daerah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah mengalami peningkatan mulai dari
2009 sampai 2012, terutama dari komponen pendapatan pajak daerah.
Saat ini Labuhan Batu Selatan mempunyai objek wisata berupa Pemandian Alam Sampuran, Danau Buatan Simatahari, Pusat Pelatihan Gajah, Kawasan Wisata Outbound di Bumi Perkemahan Asam Jawa, dan Danau Seberang. Hal ini bila terus dikembankan akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di tahun-tahun berikutnya.
Berdasarkan kondisi tersebut maka dalam proyeksi PAD diambil beberapa asumsi berikut : (a) Pertumbuhan pendapatan pajak daerah diperoleh kecenderungan tahun 2 tahun
terakhir serta mempertimbangkan kondisi bahwa Pajak Bumi Bangunan akan didaerahkan sehingga dapat meningkatkan pendapatan pajak daerah. Dengan demikian laju pertumbuhan pajak diperkirakan sebesar 16% untuk tahun 2013-2014 dan seterusnya adalah 20%. Laju yang berbeda ini disebabkan karena tahun 2013-2014 daerah ini masih dalam taraf belajar setelah dimekarkan, selanjutnya diperkirakan
dapata stabil.
(b) Hasil retribusi daerah mengalami peningkatan mulai 2009 sampai 2012. Sebagai daerah yang baru dimekarkan, diperkirakan bahwa Labuhan Batu Selatan dapat terus meningkatkan retribusi daerahnya. Laju pertumbuhannya sesuai industri menurut data Biro Pusat Statistik juga menunjukkan peningkatan dengan demikian laju pertumbuhan
diperkirakan sebesar 9% untuk tahun 2013-2014 dan seterusnya adalah 8%.
(c) Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang sah mengalami peningkatan pesat dari 2009 ke 2010 yaitu sebesar 178,85% dan kenaikan 23,80% dari tahun 2010-2011. Laju pertumbuhan diperkirakan sebesar 15% untuk tahun 2013-2014 dan seterusnya adalah 5%.
2. Dana Perimbangan
Dana perimbangan merupakan dana yang bersumber dari Pemerintah Pusat yang terdiri atas Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus. Mengingat alokasi dana perimbangan terutama DAU bersifat pemberian yang besarannya ditentukan oleh pemerintah pusat dan tujuannya untuk meningkatkan kemampuan fiskal daerah dalam pelaksanaan otonomi maka pada awalnya diperkirakan jumlahnya agak besar, yaitu 15% untuk 2013-2014 karena daerah ini baru dimekarkan. Selanjutnya diperkirakan stabil pada 6,5%. Untuk Dana Alokasi Khusus diperkirakan laju pertumbuhan adalah 1,5%.
20 |bab 6 3. Lain-Lain Pendapatan yang Sah
Lain-lain pendapatan yang sah terdiri atas Pendapatan Hibah, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, serta Bantuan Kuangan dari Provinsi atau Pemda Lainnya. Untuk Pendapatan Hibah, jumlahnya menurun
dari 2009 sampai 2010 sebesar -92,90% dan pada tahun 2011 sebesar -72.26%. Di tahun 2012 tidak ada pendapatan hibah. Berdasarkan refleksi tahun 2012 tersebut, diperkirakan daerah sudah cukup mampu sehingga dalam proyeksi laju pertumbuhan pendapatan hibah ditetapkan sebesar 0%.
Belanja Daerah
Belanja daerah terdiri atas belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bantuan keuangan, belanja modal, dan belanja tak terduga. Dalam memproyeksikan belanja-belanja ini digunakan beberapa asumsi yang akan diuraikan berikut ini.
1. Belanja pegawai
Karena daerah ini baru terbentuk karena pemekaran maka diperkirakan memerlukan lebih banyak pegawai sehingga laju pertumbuhannya adalah 5% untuk 2013-2014, selanjutnya
diperkirakan stabil pada 2,5%. Angka 2,5% ini untuk mengantisipasi adanya kenaikan gaji berkala, tunjangan keluarga,, kenaikan pangkat, dan pegawai yang dimutasi. Asumsi lainnya adalah kenaikan gaji PNS berikutnya tidak diproyeksikan karena di luar kewenangan pemerintah kabupaten dan kebijakan kenaikan gaji akan diikuti dengan kenaikan alokasi dari pemerintah
2. Belanja Barang dan jasa
Karena daerah ini baru terbentuk dari pemekaran maka diperkirakan memerlukan lebih barang sehingga laju pertumbuhannya adalah 12% untuk 2013-2014, selanjutnya diperkirakan stabil pada 10%. Angka 10% ini diasumsikan untuk mengantisipasi adanya kenaikan tingkat inflasi di tahun-tahun mendatang dan pertumbuhan disesuaikan laju
rata-rata semua komponen pendapatan agar tidak terjadi defisit anggaran.
3. Belanja Hibah
Belanja hibah selama periode proyeksi diperkirakan tetap yaitu sepuluh milyar rupiah mendekati keadaan pada 2011. Diharapkan belanja ini tidak terlalu besar agar tercapai efisiensi anggaran.
4. Biaya Bantuan Sosial
21 |bab 6 5. Belanja Bantuan Keuangan
Belanja Bantuan Sosial selama periode proyeksi diperkirakan tetap yaitu enam puluh juta rupiah. Diharapkan belanja disesuaikan dengan kekuatan keuangan daerah.
6. Belanja tak Terduga