• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Aspek Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Aspek Pembiayaan

(2)

Sesuai PP no. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota, diamanatkan bahwa kewenangan pembangunan bidang Cipta

Karya merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota. Oleh karena

itu, Pemerintah Kabupaten/Kota terus didorong untuk meningkatkan belanja

pembangunan prasarana Cipta Karya agar kualitas lingkungan permukiman di

daerah meningkat. Di samping membangun prasarana baru, pemerintah daerah

perlu juga perlu mengalokasikan anggaran belanja untuk pengoperasian,

pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana yang telah terbangun.

Namun, seringkali pemerintah daerah memiliki keterbatasan fiskal

dalam mendanai pembangunan infrastruktur permukiman. Pemerintah daerah

cenderung meminta dukungan pendanaan pemerintah pusat, namun perlu

dipahami bahwa pembangunan yang dilaksanakan Ditjen Cipta Karya

dilakukan sebagai stimulan dan pemenuhan standar pelayanan minimal. Oleh

karena itu, alternatif pembiayaan dari masyarakat dan sektor swasta perlu

dikembangkan untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya yang

dilakukan pemerintah daerah. Dengan adanya pemahaman mengenai keuangan

daerah, diharapkan dapat disusun langkah-langkah peningkatan investasi

pembangunan bidang Cipta Karya di daerah.

Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPI2-JM bidang Cipta Karya pada

dasarnya bertujuan untuk:

a. Mengidentifikasi kapasitas belanja pemerintah daerah dalam

melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya,

b. Mengidentifikasi alternatif sumber pembiayaan antara lain dari masyarakat

dan sektor swasta untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya,

(3)

9.1. Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya

Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan

arahan dalam peraturan dan perundangan terkait, antara lain:

1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah

Daerah: Pemerintah daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak,

wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus

sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai

dengan peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini, Pemerintah

Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan

Pemerintah Pusat yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi,

moneter dan fiskal nasional, serta agama.

2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah: untuk mendukung

penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah didukung

sumber-sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan,

Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan

daerah ini akan digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang

dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah.

3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana

Perimbangan: Dana Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana

Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan

melalui rumus yang ditentukan Kementerian Keuangan. Sedangkan DAK

digunakan untuk mendanai kegiatan khusus yang ditentukan Pemerintah

atas dasar prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran DAK dilakukan

berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.

4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,

Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota: Urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan pemerintahan daerah, terdiri atas urusan wajib

(4)

daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala

kabupaten/kota meliputi 26 urusan, termasuk bidang pekerjaan umum.

Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang

berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap

dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan wajib pemerintahan yang

merupakan urusan bersama diserahkan kepada daerah disertai dengan

sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian

sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan.

5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman

Daerah: Sumber pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah

Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank, serta Masyarakat.

Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada

pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. Dalam

melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan:

a. total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75%

penerimaan APBD tahun sebelumnya;

b. memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk

mengembalikan pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit

2,5;

c. persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;

d. tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang

bersumber dari pemerintah;

e. pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan

persetujuan DPRD.

6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama

Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

(dengan perubahan Perpres 13/2010 & Perpres 56/2010): Menteri atau

Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha dalam

penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur permukiman yang dapat

dikerjasamakan dengan badan usaha adalah infrastruktur air minum,

infrastruktur air limbah permukiman dan prasarana persampahan.

(5)

59/2007 dan Permendagri 21/2011). Struktur APBD terdiri dari:

a. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana

Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.

b. Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.

c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan

Pembiayaan Pengeluaran.

8. Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis

Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur: Kementerian PU

menyalurkan DAK untuk pencapaian sasaran nasional bidang Cipta Karya,

Adapun ruang lingkup dan kriteria teknis DAK bidang Cipta Karya adalah

sebagai berikut:

a. Bidang Infrastruktur Air Minum

DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan

sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah

di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir

dan permukiman nelayan. Adapun kriteria teknis alokasi DAK

diutamakan untuk program percepatan pengentasan kemiskinan dan

memenuhi sasaran/ target Millenium Development Goals (MDGs) yang

mempertimbangkan:

• Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah; • Tingkat kerawanan air minum.

b. Bidang Infrastruktur Sanitasi

DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi

(air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan

kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang

diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. DAK

Sanitasi diutamakan untuk program peningkatan derajat kesehatan

masyarakat dan memenuhi sasaran/target MDGs yang dengan

kriteria teknis:

• kerawanan sanitasi;

(6)

9. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman

Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan

Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri: Dalam

menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana APBN, Kementerian PU

membentuk satuan kerja berupa Satker Tetap Pusat, Satker Unit Pelaksana

Teknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal Tertentu. Rencana program dan

usulan kegiatan yang diselenggarakan Satuan Kerja harus mengacu pada

RPI2-JM bidang infrastruktur ke-PU-an yang telah disepakati. Gubernur

sebagai wakil Pemerintah mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan

kementerian yang dilaksanakan di daerah dalam rangka keterpaduan

pembangunan wilayah dan pengembangan lintas sektor.

Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

lingkup sumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas

dalam RPI2-JM bidang Cipta Karya meliputi:

1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada

Satuan Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi

Khusus bidang Air Minum dan Sanitasi.

2. DanaAPBD Provinsi,meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB)

dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk

pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala provinsi/regional.

3. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan

bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten

untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala

kabupaten/kota.

4. DanaSwastameliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah

dan swasta (KPS), maupun skemaCorporate Social Responsibility(CSR).

5. DanaMasyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.

6. DanaPinjaman,meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.

Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan,

(7)

dana tersebut perlu dikelola dan direncanakan secara terpadu sehingga optimal

dan memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan pelayanan

bidang Cipta Karya.

9.2. Profil Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten

Bungo

Secara umum, peningkatan pendapatan Kabupaten Bungo dan

realisasinya melampui proyeksi yang ditargetkan dalam APBD. Peningkatan

pendapatan Kabupaten Bungo seiring dengan peningkatan pendapatan yang

diperoleh semua pos pendapatan baik melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD),

dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Kontribusi terbesar pendapatan dalam pendapatan APBD Kabupaten

Bungo selama lima tahun bersumber dari pos dana perimbangan yang setiap

tahunnya mengalami trend naik.

Begitu juga dengan belanja daerah APBD Kabupaten Bungo setiap tahun

mengalami trend kenaikan. Belanja terbesar APBD Kabupaten Bungo selama

lima tahun adalah Belanja Langsung.

(8)

Tabel. IX.1.

Perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten Bungo dalam 5 Tahun Terakhir

PENDAPATAN DAERAH Tahun (Rp.)

2010 2011 2012 2013 2014

Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. %

TOTAL PENDAPATAN DAERAH

628,788,980,500.59 100.00 716,559,236,584.90 100.00 768,497,372,691.00 100.00 946,265,384,035.03 100.00 1,041,601,506,007.38 100.00

Pendapatan Asli Daerah 52,483,279,458.02 8.35 67,752,612,107.30 9.46 71,693,112,943.00 9.33 95,315,708,457.05 10.07 103,013,895,865.02 9.89 Pajak Daerah 5,547,552,053.00 0.88 9,781,993,500.00 1.37 10,484,500,000.00 1.36 14,952,468,392.03 1.58 18,219,081,800.00 1.75

Restribusi Daerah 5,986,418,425.00 0.95 3,865,802,405.00 0.54 4,881,591,905.00 0.64 6,443,653,347.50 0.68 8,768,977,347.50 0.84

Hasil Pengolahan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

5,068,601,318.58 0.81 8,295,917,571.83 1.16 4,943,191,899.00 0.64 7,000,000,000.00 0.74 9,000,000,000.00 0.86

Lain-lain PAD 35,880,707,661.44 5.71 45,808,898,630.47 6.39 51,383,829,139.00 6.69 66,919,586,717.52 7.07 67,025,836,717.52 6.43

Dana Perimbangan 459,252,427,535.57 73.04 515,736,011,020.60 71.97 598,522,999,532.00 77.88 689,036,311,826.44 72.82 793,666,905,422.36 76.20 Dana Bagi Hasil 91,733,576,535.57 14.59 87,881,585,020.60 12.26 101,924,293,532.00 13.26 111,028,131,826.44 11.73 152,927,397,422.36 14.68

Dana Alokasi Khusus 311,791,251,000.00 49.59 379,218,626,000.00 52.92 456,372,466,000.00 59.39 523,680,270,000.00 55.34 61,138,860,000.00 5.87

Dana Alokasi Umum 55,727,600,000.00 8.86 48,635,800,000.00 6.79 40,226,240,000.00 5.23 54,327,910,000.00 5.74 579,600,648,000.00 55.65

Lain-lain Pendapatan yang sah

117,053,273,507.00 18.62 133,070,613,457.00 18.57 98,281,260,216.00 12.79 161,913,363,751.54 17.11 144,920,704,720.00 13.91 Pendapatan Hibah 25,460,000,000.00 4.05 41,000,000,000.00 5.72 6,032,000,000.00 0.78 16,400,000,000.00 1.73 7,500,000,000.00 0.72

Dana Darurat - 0.00 - 0.00 - 0.00 - 0.00 - 0.00

DBH Pajak dari Pemda Lainnya

18,349,800,251.00 2.92 21,219,598,137.00 2.96 24,580,301,290.00 3.20 30,054,987,707.59 3.18 36,534,847,760.00 3.51

Dana Penyesuaian dan Dana Otonomi Khusus

71,243,473,256.00 11.33 70,851,015,320.00 9.89 54,010,033,000.00 7.03 78,885,856,960.00 8.34 78,885,856,960.00 7.57

Bantuan Keuangan Provinsi/ Pemda Lain

2,000,000,000.00 0.32 - 0.00 13,658,925,926.00 1.78 36,572,519,083.95 3.86 22,000,000,000.00 2.11

Pendapatan Lainnya - 0.00 - 0.00 - 0.00 - 0.00 - 0.00

(9)

1. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bungo yang bersumber dari

pajak daerah, retribusi daerah dan penerimaan hasil perusahaan selama

kurun waktu Tahun 2010 – 2014 secara umum mengalami peningkatan dari

awal tahun 2010 sebesar Rp. 52.483.279.458,02 dan pada tahun 2014

sebesar Rp. 103.013.895.865,02.

2. Dana Perimbangan

Proporsi dana perimbangan terhadap APBD Kabupaten Bungo dari Tahun

2010 sampai dengan Tahun 2014 berkisar di antara angka 71,97 – 76,20 %.

3. Lain-lain Pendapatan yang Sah

Jenis lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah untuk menganggarkan

penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah, retribusi

daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci

menurut obyek pendapatan yang mencakup seperti berikut :

a. hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan;

b. jasa giro;

c. pendapatan bunga;

d. penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah;

e. penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain dari akibat dari

penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah;

f. penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata

uang asing;

g. pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan;

h. pendapatan denda pajak;

i. pendapatan denda retribusi;

j. pendapatan hasil eksekusi atas jaminan;

k. pendapatan dari pengembalian;

l. fasilitas sosial dan fasilitas umum;

(10)

Tabel. IX.2.

Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Bungo dalam 5 Tahun Terakhir

BELANJA DAERAH Tahun (Rp.)

2010 2011 2012 2013 2014

Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. %

TOTAL BELANJA DAERAH

674,259,918,924.30 100.00 744,999,647,156.04 100.00 833,136,949,502.35 100.00 1,051,265,384,035.00 100.00 1,110,601,506,007.38 100.00 Belanja Tidak Langsung 334,904,686,084.00 49.67 426,644,736,007.94 57.27 476,096,694,251.35 57.15 539,159,997,570.00 51.29 588,988,199,728.00 53.03 Belanja Pegawai 303,143,929,877.00 44.96 382,541,701,750.94 51.35 421,181,315,544.35 50.55 481,663,222,363.00 45.82 504,001,882,275.00 45.38

Belanja Bunga - - 600,000,000.00 0.08 - - -

-Belanja Subsidi 554,904,000.00 0.08 564,158,400.00 0.08 582,462,000.00 0.07 649,782,000.00 0.06 606,744,000.00 0.05

Belanja Hibah 10,251,375,000.00 1.52 21,131,093,650.00 2.84 29,984,429,500.00 3.60 20,051,075,000.00 1.91 31,757,433,000.00 2.86

Belanja Bansos 1,353,191,207.00 0.20 650,000,000.00 0.09 2,757,250,000.00 0.33 6,631,000,000.00 0.63 1,856,282,000.00 0.17

Belanja Bagi Hasil 526,511,000.00 0.08 1,041,351,000.00 0.14 1,041,351,000.00 0.12 1,041,337,000.00 0.10 1,041,337,000.00 0.09

Bantuan Keuangan 17,626,900,000.00 2.61 18,519,581,207.00 2.49 19,910,181,207.00 2.39 28,123,581,207.00 2.68 21,634,581,207.00 1.95

Belanja Tidak Terduga 1,447,875,000.00 0.21 1,596,850,000.00 0.21 639,705,000.00 0.08 1,000,000,000.00 0.10 28,089,940,246.00 2.53

Belanja Langsung 339,355,232,840.30 50.33 318,354,911,148.10 42.73 357,040,255,251.00 42.85 512,105,386,465.00 48.71 521,613,306,279.38 46.97 Belanja Pegawai 41,584,049,476.00 6.17 48,579,896,750.00 6.52 55,271,461,100.00 6.63 68,686,768,100.00 6.53 75,085,947,600.00 6.76

Belanja Barang dan Jasa

124,206,816,565.00 18.42 129,545,697,074.00 17.39 168,236,862,317.00 20.19 209,384,004,732.00 19.92 249,234,907,341.54 22.44

(11)

Struktur belanja dalam APBD Kabupaten Bungo pada tahun anggaran

2010 – 2014 struktur belanja terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja

Langsung.

1. Belanja Tidak Langsung, merupakan belanja yang dianggarkan tidak

terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, seperti

berikut.

a. Belanja Pegawai dalam bentuk gaji dan tunjangan, tambahan

penghasilan pegawai, penerimaan lainnya pimpinan dan Anggota DPRD

serta Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dan Biaya Pemungutan Pajak

Daerah.

b. Belanja Bunga digunakan untuk pembayaran bunga atas pinjaman

Pemerintah Daerah kepada pihak lainnya.

c. Subsidi, digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya produksi

kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual produksi/jasa yang

dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat banyak.

d. Belanja Hibah, yaitu pemberian hibah untuk penyelenggaraan program

dan kegiatan yang bersifatcross cutting issue.

e. Bantuan Sosial, yaitu bantuan sosial organisasi kemasyarakatan antara

lain bantuan keagamaan, pendidikan, kemasyarakatan, pengadaan pangan

dan bantuan partai politik.

f. Belanja tak Terduga, untuk kegiatan yang sifatnya tidak bisa atau

diharapkan tidak terulang.

Untuk Belanja Tidak Langsung APBD Kabupaten Bungo dari Periode tahun

2010-2014 mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 Belanja Tidak

Langsung APBD Kabupaten Bungo sebesar Rp. 334.904.686.084,00 dan

pada tahun 2014 sebesar Rp. 588.988.199.728,00.

2. Belanja Langsung, merupakan belanja yang dianggarkan terkait langsung

dengan program dan kegiatan, seperti berikut.

a. Belanja Pegawai,belanja pegawai, untuk pengeluaran honorarium PNS,

honorarium non PNS dan uang lembur

b. Belanja Barang dan Jasa, belanja barang dan jasa, untuk pengeluaran

(12)

kendaraan bermotor, cetak dan penggandaan, sewa alat berat, sewa

perlengkapan, sewa perlengkapan dan alat kantor, makanan dan

minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus,

perjalanan dinas, beasiswa pendidikan PNS, kursus, pelatihan, sosialisasi

dan bimbingan teknis perjalanan pindah tugas dan lain sebagainya.

c. Belanja Modal, untuk pengeluaran pengadaan tanah, alat-alat berat,

alat-alat angkutan di darat bermotor, alat-alat angkutan darat tidak

bermotor, alat-alat angkutan di air bermotor, alat-alat angkutan di air

tidak bermotor, alat-alat bengkel, alat-alat pengolahan pertanian dan

peternakan, peralatan kantor, perlengkapan kantor, komputer dan

lain-lain.

Untuk Belanja Langsung APBD Kabupaten Bungo dari Periode tahun

2010-2014 mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 Belanja Langsung APBD

Kabupaten Bungo sebesar Rp. 339.355.232.840,30 dan pada tahun 2014

(13)

Tabel. IX.3.

Perkembangan Pembiayaan Daerah Kabupaten Bungo dalam 5 Tahun Terakhir

PEMBIAYAAN DAERAH Tahun (Rp.)

2010 2011 2012 2013 2014

Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. %

Penerimaan Pembiayaan 45,470,938,423.44 100.00 32,940,410,571.14 100.00 70,422,768,710.35 100.00 105,000,000,000.00 100.00 74,000,000,000.00 100.00 Penggunaan SILPA 30,470,938,423.44 67.01 32,940,410,571.14 100.00 70,422,768,710.35 100.00 105,000,000,000.00 100.00 74,000,000,000.00 100.00

Pencairan Dana

Pengeluaran Pembiayaan - 0.00 4,500,000,000.00 100.00 5,943,191,899.00 100.00 - 0.00 5,000,000,000.00 100.00 Pembentukan Dana

- 0.00 - 0.00 5,943,191,899.00 100.00 - 0.00 5,000,000,000.00 100.00

Pembayaran Pokok

(14)

Pembiayaan daerah, semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan

atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang

bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan daerah

terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan sebagai

berikut :

a. SILPA tahun anggaran sebelumnya;

b. pencairan dana cadangan;

c. hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan;

d. penerimaan pinjaman daerah;

e. penerimaan kembali pemberian pinjaman;

f. penerimaan piutang daerah;

g. penerimaan kembali penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah;

dan

h. penerimaan kembali dana talangan.

Dari periode tahun 2010-2014 penerimaan pembiayaan Kabupaten

Bungo pada tahun 2010 sebesar Rp. 45.470.938.423,44 dan pada tahun 2014

sebesar Rp. 74.000.000.000,00.

Pengeluaran pembiayaan sebagai berikut :

a. pembentukan dana cadangan;

b. penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah;

c. pembayaran pokok utang;

d. pemberian pinjaman daerah;

e. pembayaran utang belanja;

f. pemberian dana talangan; dan

g. SILPA tahun berkenaan.

Dari periode tahun 2010-2014 pengeluaran pembiayaan Kabupaten

Bungo pada tahun 2010 sebesar Rp. 00,00 dan pada tahun 2014 sebesar Rp.

(15)

9.3. Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya

Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar

investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama

3-5 tahun terakhir yang bersumber dari APBN, APBD, perusahaan daerah dan

masyarakat/swasta.

9.3.1. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya

Bersumber Dari APBN dalam 5 Tahun Terakhir

Meskipun pembangunan infratruktur permukiman merupakan tanggung

jawab Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan

infrastruktur sebagai stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi SPM.

Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke

daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan

yang berlaku (Permen PU No. 14 Tahun 2011). Data dana yang dialokasikan

pada suatu kabupaten/kota perlu dianalisis untuk melihat trend alokasi

anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di daerah tersebut. Berikut

(16)

Tabel. IX.4.

APBN Cipta Karya di Kabupaten Bungo dalam 5 Tahun Terakhir

Sektor Tahun (Rp.)

2010 2011 2012 2013 2014

Pengembangan Air Minum 1,920,000,000.00 1,017,100,000.00 6,827,434,000.00 30,848,352,000.00 6,906,791,000.00

Pengembangan PPLP - - - 1,529,102,000.00

-Pengembangan Permukiman 3,900,000,000.00 3,786,903,000.00 10,371,318,000.00 8,329,800,000.00 4,405,682,000.00

Penataan Bangunan dan Lingkungan

500,000,000.00 645,355,000.00 1,750,000,000.00 1,489,843,000.00

-Total 6,320,000,000.00 5,449,358,000.00 18,948,752,000.00 42,197,097,000.00 11,312,473,000.00

(17)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Alokasi dana APBN Bidang Cipta

Karya pada tahun 2010 sebesar Rp. 6.320.000.000,00 dengan alokasi terbesar

pada Sektor Pengembangan Permukiman sebesar Rp. 3.900.000.000,00; pada

sektor Air Minum sebesar Rp. 1.920.000.000,00; dan pada Sektor Penataan

Bangunan dan Lingkungan sebesar Rp. 500.000.000,00.

Pada Tahun 2011 Alokasi dana APBN Bidang Cipta Karya mengalami

penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp.

5.449.358.000,00 dengan alokasi terbesar pada Sektor Pengembangan

Permukiman sebesar Rp. 3. 786.903.000,00; pada sektor Air Minum sebesar

Rp. 1.017.100.000,00; dan pada Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

sebesar Rp. 645.355.000,00.

Setelah dari Tahun 2010 ke 2011 alokasi APBN Bidang Cipta Karya

mengalami penurunan, pada Tahun 2012 alokasi APBN Bidang Cipta Karya

kembali mengalami peningkatan yang cukup besar dari 2 tahun sebelumnya

sebesar Rp. 18.948.752.000,00 dengan alokasi terbesar pada Sektor

Pengembangan Permukiman sebesar Rp. 10,371,318,000.00; pada sektor Air

Minum sebesar Rp. 6.827.434.000,00; dan pada Sektor Penataan Bangunan

dan Lingkungan sebesar Rp. 1.750.000.000,00.

Pada Tahun 2013 Kabupaten Bungo mendapat Alokasi dana APBN

Bidang Cipta Karya terbesar sepanjang 5 Tahun terakhir yaitu sebesar Rp.

42.197.097.000,00 dengan alokasi terbesar pada Sektor Pengembangan Air

Minum sebesar Rp. 30.848.352.000,00; pada sektor Pengembangan

Permukiman sebesar Rp. 8.329.800.000,00; pada Sektor Penyehatan

Lingkungan Permukiman sebesar Rp. 1.529.102.000,00 dan pada sektor

Penataan Bangunan dan Lingkungan sebesar Rp. 1.489.843.000,00.

Jika dilihat dari Tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 alokasi APBN

Bidang Cipta Karya yang diperoleh Kabupaten Bungo mengalami trend

peningkatan walaupun mengalami sedikit penurun dari Tahun 2010 ke 2011,

namun untuk Tahun 2014 alokasi APBN Cipta Karya untuk Kabupaten Bungo

mengalami penurunan yang sangat draktis dari Tahun sebelumnya yaitu dari

sebesar Rp. 42.197.097.000,00 menjadi sebesar RP. 11.312.473.000,00 yang

(18)

sektor Air Minum dan sebesar Rp. 4.405.682.000,00 untuk Sektor

Pengembangan Permukiman.

Di samping Alokasi APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada

Kabupaten/Kota melalui Satker-satker di Provinsi dan Kabupaten/Kota, untuk

mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga

dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana

APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan

khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional.

Prioritas nasional yang terkait dengan bidang Cipta Karya adalah

pembangunan air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk

memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat

berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan

termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan DAK Sanitasi

digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah,

persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat

berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses

pemberdayaan masyarakat. Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan

berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis. Dana DAK ini

perlu dilihat alokasi dalam 5 tahun terakhir sehingga bisa dianalisis

perkembangannya. Perkembangan DAK Bidang Cipta Karya 5 tahun terakhir

(19)

Tabel. IX.5.

Perkembangan DAK Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo dalam 5 Tahun Terakhir

Jenis DAK Tahun (Rp.)

2010 2011 2012 2013 2014

DAK Air Minum 1,609,021,060.00 749,450,000.00 950,950,000.00 2,064,810,000.00 2,500,000,000.00

DAK Sanitasi 884,950,000.00 429,000,000.00 908,600,000.00 863,434,000.00 956,231,000.00

Total 2,493,971,060.00 1,178,450,000.00 1,859,550,000.00 2,928,244,000.00 3,456,231,000.00

(20)

Jika dilihat dari tabel diatas Kabupaten Bungo dari tahun 2010 sampai

dengan tahun 2014 selalu mendapatkan alokasi DAK Bidang Cipta Karya sub

bidang air minum dan sub bidang sanitasi. Secara umum alokasi DAK Bidang

Cipta Karya yang dianggarkan untuk Kabupaten Bungo dari tahun 2010 sampai

dengan 2014 bisa dikatakan terjadi peningkatan, hanya pada tahun 2011 terjadi

penurunan. Pada tahun 2012 sampai dengan 2014 terus terjadi peningkatan

anggaran.

Pada tahun 2010 Kabupaten Bungo mendapatkan alokasi DAK Bidang

Cipta Karya sebesar Rp. 2.493.971.060,00, pembagian untuk sub bidang air

minum sebesar Rp. 1.609.021.060,00 dan sub bidang sanitasi sebesar Rp.

884.950.000,00. Untuk tahun 2011 alokasi DAK Bidang Cipta Karya yang

dianggarkan untuk Kabupaten Bungo mengalami penurunan jika dibandingkan

dengan tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp. 1.178.450.000,00. Dari besaran

tersebut terbagi menjadi sebesar Rp. 749.450.000,00 untuk sub bidang air

minum dan Rp. 429,000,000.00 untuk sub bidang sanitasi.

Setelah mengalami penurunan pada tahun 2011, peningkatan alokasi

anggaran terjadi untuk DAK Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo selama 4

tahun berturut-turut. Hal ini dapat dilihat dari mulai tahun 2011 sampai dengan

tahun 2014, dengan alokasi anggaran DAK Bidang Cipta Karya sebesar Rp.

1.859.550.000,00 untuk tahun 2012 yang terbagi Rp. 950.950.000,00 untuk

sub bidang air minum dan Rp. 908.600.000,00 untuk sub bidang sanitasi.

Untuk tahun 2013 meningkat menjadi Rp. 2.928.244.000,00 dengan

pembagian Rp. 2.064.810.000,00 untuk sub bidang air minum dan Rp.

863.434.000,00 untuk sub bidang sanitasi. Pada tahun 2014 alokasi DAK

Bidang Cipta Karya kembali meningkat menjadi sebesar 3.456.231.000,00

dengan pembagian Rp. 2.500.000.000,00 untuk sub bidang air minum dan

(21)

9.3.2.Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya

Bersumber dari APBD dalam 5 Tahun Terakhir

Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki tugas untuk membangun

prasarana permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah

dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisis

proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah

dalam 3-5 tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan

infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada.

Untuk melihat Proporsi belanja Cipta Karya di Bungo dapat dilihat pada tabel

(22)

Tabel. IX.6.

Perkembangan Alokasi APBD II untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo dalam 5 Tahun Terakhir

SEKTOR Alokasi (Dalam ribu)

2010 2011 2012 2013 2014

Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. %

Pengembangan Air Minum

7.879.983,00 1,25 6.989.021,06 0,98 1.550.950,00 0,20 7.837.364,00 0,83 7.016.396,00 0,67

Pengembangan PPLP 6.551.385,05 1,04 2.732.193,80 0,38 5.837.463,62 0,76 7.239.368,69 0,77 4.806.231,06 0,46

Pengembangan Permukiman

9.761.449,66 1,55 7.012.500,00 0,98 15.309.201,25 1,99 33.048.768,55 3,49 20.909.452,00 2,01

Penataan Bangunan dan Lingkungan

- 0,00 - 0,00 - 0,00 - 0,00 - 0,00

Total Belanja APBD Bidang Cipta Karya

25.021.257,26 3,98 17.841.212,30 2,49 20.710.508,85 2,69 46.598.351,95 4,92 39.180.033,36 3,76

Total Belanja APBD 628.788.980,50 716.559.236,58 768.497.372,69 946.265.384,03 1.041.601.506,01

(23)

Dari tabel diatas dapat diketahui Perkembangan Alokasi APBD II untuk

Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo dalam 5 Tahun Terakhir.

Secara Umum Total APBD II meningkat setiap tahun.

Pada tahun 2010 total APBD II Kabupaten Bungo sebesar Rp.

628.788.980.500,59; dengan alokasi 1,25 % dari total APBD II Kabupaten Bungo

atau sebesar Rp. 7.879.983.000,00 untuk sektor Pengembangan Air Minum; 1,04 %

dari total APBD II Kabupaten Bungo atau sebesar Rp. 6.551.385.050,00 untuk sektor

Penyehatan Lingkungan Permukiman; 1,55 % dari total APBD II Kabupaten Bungo

atau sebesar Rp. 9.761.449.660,00 untuk sektor Pengembangan Permukiman;

sedangkan untuk total belanja APBD II Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 3,98 %

atau sebesar Rp. 25.021.257.000,00 dari total APBD II Kabupaten Bungo.

Pada tahun 2011 total APBD II Kabupaten Bungo sebesar Rp.

716.559.236.580,00; dengan alokasi 0,98 % dari total APBD II Kabupaten Bungo

atau sebesar Rp. 6.989.021.060,00 untuk sektor Pengembangan Air Minum; 0,38

% dari total APBD II Kabupaten Bungo atau sebesar Rp. 2.732.193.800,00 untuk

sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman; 1,98 % dari total APBD II Kabupaten

Bungo atau sebesar Rp. 7.012.500.000.00 untuk sektor Pengembangan

Permukiman; sedangkan untuk total belanja APBD II Bidang Cipta Karya

Kabupaten Bungo 2,49 % atau sebesar Rp. 17.841.212.000,00 dari total APBD II

Kabupaten Bungo.

Pada tahun 2012 total APBD II Kabupaten Bungo sebesar Rp.

768.497.372.690,00; dengan alokasi 0,20 % dari total APBD II Kabupaten Bungo

atau sebesar Rp. 1.550.950.000,00 untuk sektor Pengembangan Air Minum; 0,76 %

dari total APBD II Kabupaten Bungo atau sebesar Rp. 5.837.463.620,00 untuk

sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman; 1,99 % dari total APBD II Kabupaten

Bungo atau sebesar Rp. 15.309.201.250,00 untuk sektor Pengembangan

Permukiman; sedangkan untuk total belanja APBD II Bidang Cipta Karya

Kabupaten Bungo 2,69 % atau sebesar Rp. 20.710.508.850,00 dari total APBD II

Kabupaten Bungo.

Pada tahun 2013 total APBD II Kabupaten Bungo sebesar Rp.

946.265.384.030,00; dengan alokasi 0.83 % dari total APBD II Kabupaten Bungo

atau sebesar Rp. 7.837.364.000,00 untuk sektor Pengembangan Air Minum; 0.77 %

dari total APBD II Kabupaten Bungo atau sebesar Rp. 7.239.368.690,00 untuk

(24)

Bungo atau sebesar Rp. 33.048.768.000,55 untuk sektor Pengembangan

Permukiman; sedangkan untuk total belanja APBD II Bidang Cipta Karya

Kabupaten Bungo 4,92 % atau sebesar Rp. 46.598.351.950,00 dari total APBD II

Kabupaten Bungo.

Pada tahun 2014 total APBD II Kabupaten Bungo sebesar Rp.

1.041.601.506.010,00; dengan alokasi 0,67 % dari total APBD II Kabupaten Bungo

atau sebesar Rp. 7.016.396.000,00 untuk sektor Pengembangan Air Minum; 0,46 %

dari total APBD II Kabupaten Bungo atau sebesar Rp. 4.806.231.060,00 untuk

sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman; 2,01 % dari total APBD II Kabupaten

Bungo atau sebesar Rp. 20.909.452.000,00 untuk sektor Pengembangan

Permukiman; sedangkan untuk total belanja APBD II Bidang Cipta Karya

Kabupaten Bungo 3,76 % atau sebesar Rp. 39.180.033.360,00 dari total APBD II

(25)

Tabel. IX.7.

Perkembangan Alokasi APBD I untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo dalam 5 Tahun Terakhir

SEKTOR Alokasi

2010 2011 2012 2013 2014

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

Pengembangan Air Minum

333.000.000,00 944.731.900,00 1.350.000.000,00 4.650.000.000,00 1.035.000.000,00

Pengembangan PPLP - - - -

-Pengembangan Permukiman

- - - -

-Penataan Bangunan dan Lingkungan

676.960.000,00 232.000.000,00 - -

(26)

Dari Tabel diatas dapat dilihat dari rentang tahun 2010 sampai dengan 2014

Anggaran yang bersumber dari APBD I yang dialokasikan untuk Bidang Cipta Karya

di Kabupaten Bungo sangat minim sekali, yang selalu ada hanya untuk sektor Air

Minum dengan rincian sebesar Rp. 333.000.000,00 pada tahun 2010, sebesar Rp.

944.731.900,00 pada tahun 2011, sebesar Rp. 1.350.000.000,00 pada tahun 2012,

sebesar Rp. 4.650.000.000,00 pada tahun 2013. dan sebesar Rp. 1.035.000.000,00

pada tahun 2014. Sedangkan untuk sektor lainnya hanya pada sektor Penataan

Bangunan dan Lingkungan yaitu pada tahun 2010 dan 2011 berturut-turut sebesar

Rp. 676.960.000,00 dan Rp. 232.000.000,00.

Selain itu, pemerintah daerah juga didorong untuk mengalokasikan Dana

Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) sebagai dana pendamping kegiatan APBN di

kabupaten/kota. DDUB ini menunjukan besaran komitmen pemerintah daerah

dalam melakukan pembangunan bidang Cipta Karya. Mengenai hal tersebut untuk

(27)

Tabel. IX.8.

Perkembangan DDUB Kabupaten Bungo dalam 5 Tahun Terakhir

SEKTOR Alokasi (Dalam ribu)

1,920,000.00 8,212,983.00 1,017,100.00 6,989,021.06 6,827,434.00 2,900,950.00 30,848,352.00 12,487,364.00 6,906,791.00 8,051,396.00

Pengembangan PPLP

0.00 6,551,385.05 0.00 2,732,193.80 0.00 5,837,463.62 1,529,102.00 7,239,368.69 0.00 4,806,231.00

Pengembangan Permukiman

3,900,000.00 9,761,449.66 3,786,903.00 7,012,500.00 10,371,318.00 15,309,201.25 8,329,800.00 33,048,768.55 4,405,682.00 20,909,452.00

Penataan Bangunan dan Lingkungan

500,000.00 676,960.00 0.00 232,000.00 0.00 0.00 1,489,843.00 0.00 0.00 0.00

Total 6,320,000.00 25,202,777.71 4,804,003.00 17,910,446.76 17,198,752.00 24,047,614.87 42,197,097.00 52,775,501.24 11,312,473.00 33,767,079.06

(28)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2010 dari total

alokasi APBN untuk Kabupaten Bungo sebesar Rp. 1.920.000.000,00 dari

sektor Air Minum, sebesar Rp. 3.900.000.000,00 dari sektor Pengembangan

Permukiman dan sebesar Rp. 500.000.000,00 dari sektor Penataan Bangunan

dan Lingkungan. DDUB yang dialokasikan dari 4 (empat) sektor yaitu sektor Air

Minum sebesar Rp. 8.212.983.000,00, sektor Penyehatan Lingkungan

Permukiman sebesar Rp. 6.551.385.050,00, sektor Pengembangan Permukiman

sebesar Rp. 9.761.449.660,00, dan sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

sebesar Rp. 155.000.000,00.

Pada tahun 2011 dari total alokasi APBN untuk Kabupaten Bungo sebesar

Rp. 1.017.100.000,00 dari sektor Air Minum dan sebesar Rp. 3.786.903.000,00

dari sektor Pengembangan Permukiman. DDUB yang dialokasikan dari 4

(empat) sektor yaitu sektor Air Minum sebesar Rp. 6.989.021.060,00, sektor

Penyehatan Lingkungan Permukiman sebesar Rp. 2.732.193.800,00, sektor

Pengembangan Permukiman sebesar Rp. 7.012.500.000,00, dan sektor

Penataan Bangunan dan Lingkungan sebesar Rp. 232.000.000,00.

Pada tahun 2012 dari total alokasi APBN untuk Kabupaten Bungo

sebesar Rp. 6.827.434.000,00 dari sektor Air Minum dan sebesar Rp.

10.371.318.000,00 dari sektor Pengembangan Permukiman. DDUB yang

dialokasikan dari 3 (tiga) sektor yaitu sektor Air Minum sebesar Rp.

2.900.950.000,00, sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman sebesar Rp.

5.837.463.620,00 dan sektor Pengembangan Permukiman sebesar Rp.

15.309.201.250,00.

Pada tahun 2013 dari total alokasi APBN untuk Kabupaten Bungo

sebesar Rp. 30.848.352.000,00 dari sektor Air Minum, sebesar Rp.

1.529.102.000,00 dari sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman sebesar Rp.

7.239.368.690,00 dari sektor Pengembangan Permukiman dan sebesar Rp.

1.489.843.000,00 dari sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan. DDUB yang

dialokasikan dari 3 (tiga) sektor yaitu sektor Air Minum sebesar Rp.

12.487.364.000,00, sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman sebesar Rp.

(29)

Dan Pada tahun 2014 dari total alokasi APBN untuk Kabupaten Bungo

sebesar Rp. 6.906.791.000,00 dari sektor Air Minum dan sebesar Rp.

4.405.682.000,00 dari sektor Pengembangan Permukiman. DDUB yang

dialokasikan dari 3 (tiga) sektor yaitu sektor Air Minum sebesar Rp.

8.051.396.000,00, sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman sebesar Rp.

4.806.231.000,00, dan sektor Pengembangan Permukiman sebesar Rp.

20.909.452.000,00.

9.4. Proyeksi dan Rencana Investasi Bidang Cipta Karya

Untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakan

pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai jangka

waktu RPI2-JM) maka dibutuhkan analisis proyeksi perkembangan APBD.

9.4.1. Proyeksi APBD Kabupaten Bungo 5 tahun ke depan

Proyeksi APBD Kabupaten Bungo dalam lima tahun ke depan dilakukan

dengan melakukan perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam

lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah

diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap

bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan asumsi proporsinya

(30)

Tabel. IX.9.

Proyeksi Pendapatan APBD Kabupaten Bungo dalam 5 Tahun ke Depan

Komponen APBD

Realisasi % Pertumb Proyeksi

Y-2 Y-1 Y-0 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Pendapatan Asli Daerah

71,693,112,943.00 95,315,708,457.05 103,013,895,865.02 0.21 103,013,895,865.23 103,013,895,865.43 103,013,895,865.64 103,013,895,865.84 103,013,895,866.05 103,013,895,866.25

Dana Perimbangan

598,522,999,532.00 689,036,311,826.44 793,666,905,422.36 0.15 793,666,905,422.51 793,666,905,422.66 793,666,905,422.82 793,666,905,422.97 793,666,905,423.12 793,666,905,423.27

DBH 101,924,293,532.00 111,028,131,826.44 152,927,397,422.36 0.23 152,927,397,422.59 152,927,397,422.83 152,927,397,423.06 152,927,397,423.29 152,927,397,423.53 152,927,397,423.76 DAU 456,372,466,000.00 523,680,270,000.00 61,138,860,000.00 -0.37 61,138,859,999.63 61,138,859,999.26 61,138,859,998.90 61,138,859,998.53 61,138,859,998.16 61,138,859,997.79 DAK 40,226,240,000.00 54,327,910,000.00 579,600,648,000.00 5.01 579,600,648,005.01 579,600,648,010.02 579,600,648,015.03 579,600,648,020.04 579,600,648,025.05 579,600,648,030.06 Lain-Lain

Pendapatan Yang Sah

98,281,260,216.00 161,913,363,751.54 144,920,704,720.00 0.27 144,920,704,720.27 144,920,704,720.54 144,920,704,720.81 144,920,704,721.09 144,920,704,721.36 144,920,704,721.63

Total APBD 768,497,372,691.00 946,265,384,035.03 1,041,601,506,007.38 1,041,601,506,008.01 1,041,601,506,008.64 1,041,601,506,009.26 1,041,601,506,009.89 1,041,601,506,010.52 1,041,601,506,011.15 Perkiraan Alokasi Kemampuan APBD untuk Bidang Cipta Karya 58,329,684,336.45 58,329,684,336.48 58,329,684,336.52 58,329,684,336.55 58,329,684,336.59 58,329,684,336.62

(31)

Berdasar tabel hitungan Proyeksi Proyeksi Pendapatan APBD Kabupaten Bungo

dalam 5 Tahun ke Depan diatas dan trend peningkatan alokasi dana untuk

Bidang Cipta Karya dari APBD Kabupaten Bungo dapat diketahui perkiraan

kemampuan APBD Kabupaten Bungo dalam pendanaan Bidang Cipta Karya

untuk 5 tahun kedepan berkisar antara Rp. 58.000.000.000,00 sampai Rp.

59.000.000.000,00.

9.5. Analisis Keterpaduan Strategi Peningkatan Investasi

Pembangunan Bidang Cipta Karya

Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis

tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur

Cipta Karya yang meliputi sumber pemerintah pusat, pemerintah daerah,

perusahaan daerah, serta dunia usaha dan masyarakat. Kemudian, perlu

dirumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya

dengan mendorong pemanfaatan pendanaan dari berbagai sumber.

9.5.1. Analisis Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Bungo

Bila dilihat dari trend alokasi dana yang bersumber dari APBN dari

tahun-tahun sebelumnya Kabupaten Bungo pertahunnya bisa mendapatkan

alokasi dana yang bersumber dari APBN untuk kegiatan keciptakaryaan

berkisar anatara Rp. 5.500.000.000,00 sampai dengan Rp. 42.100.000.000,00

atau jika ditarik rata-rata dapat diasumsikan Kabupaten Bungo bisa

mendapatkan alokasi APBN berkisar Rp. 16.000.000.000,00. Dan melihat dari

hitungan proyeksi kemampuan APBD Kabupaten Bungo untuk lima tahun

kedepan pada pembahasan sebelumnya APBD Kabupaten Bungo mempunyai

kemampuan untuk mendanai Infrastruktur Bidang Cipta Karya berkisar Rp.

58.000.000.000,00. Selain itu dalam mendanai Infrastruktur Bidang Cipta

Karya Kabupaten Bungo juga bisa mendapatkan dana yang bersumber dari

APBD Provinsi Jambi dan untuk selanjutnya bisa diusahakan dari sektor swasta

(32)

9.5.2.Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya

Untuk lebih meningkankan investasi bidang Cipta Karya Dalam

Kebijakan keuangan Daerah Bungo periode tahun 2016 - 2020 diarahkan

untuk mengoptimalkan penerimaan daerah baik yang bersumber dari

Pendapatan Asli Daerah (PAD), maupun dana perimbangan serta penerimaan

pembiayaan.

Berdasarkan data historis keuangan daerah tersebut, maka kebijakan

keuangan Kabupaten Bungo selama periode tahun 2016 - 2020 diarahkan pada

hal-hal berikut:

1. Mengintensifkan penerimaan daerah yang bersumber dari Pendapatan

Asli Daerah (PAD) baik pajak, retribusi dan pendapatan lain yang sah.

2. Menggali dan mengembangkan potensi sumber-sumber pendapatan asli

daerah yang baru dan yang sah.

3. Mengupayakan peningkatan penerimaan dari dana perimbangan,

terutama yang bersumber dari dana bagi hasil pengelolaan sumberdaya

alam yang selama ini dirasakan kurang adil dan membantu pemerintah

pusat dalam melakukan pemungutan dana bagi hasil pajak di daerah.

4. Diupayakan PAD Kabupaten Bungo dapat meningkat sebesar 50% per

tahun, dan dana perimbangan meningkat rata-rata 20%, sehingga

penerimaan daerah yang bersumber dari PAD dan Dana Perimbangan

meningkat rata-rata 30% per tahun.

5. Terus mengupayakan tersedianya Dana Alokasi Khusus Bidang Cipta

Gambar

Tabel. IX.1.Perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten Bungo  dalam 5 Tahun Terakhir
Tabel. IX.2.Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Bungo dalam 5 Tahun Terakhir
Tabel. IX.3.Perkembangan Pembiayaan Daerah Kabupaten Bungo dalam 5 Tahun Terakhir
Tabel. IX.4.APBN Cipta Karya di Kabupaten Bungo dalam 5 Tahun Terakhir
+6

Referensi

Dokumen terkait

NB : bagi yang tidak mendapatkan tugas sebagai penanggung jawab ataupun petugas pada waktu acara diharapkan membantu petugas dan penanggung jawab pada jalannya acara

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa kelas XI di SMK Bina Nusantara Ungaran dengan nilai p 0,001

Indikator Ketertarikan dengan Produk, Ketertarikan terhadap Warna Logo, Ketertarikan terhadap Icon Logo dan Ketertarikan terhadap Tipografi Logo masuk pada faktor 1, karena

Pengertian umum Gardu Distribusi tenaga listrik yang paling dikenal adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan

L-52 Lampiran 22 Tabel Data Harapan...L-56 Lampiran 23 Tabel Data Kenyataan/Kinerja...L-58 Lampiran 24 Tabel Data Tingkat Kepentingan...L-60 Lampiran 25 Tabel R

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh kontribusi peserta, claim , dan hasil investasi secara simultan dan parsial terhadap surplus

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan dalam menghadapi obesitas pada remaja putri, tetapi dalam penelitian ini yang ingin diteliti adalah faktor citra

Sebuah tag RFID selangkah lebih maju dengan mengemisikan sebuah nomor seri unik di antara jutaan obyek yang identik, sehingga ia dapat mengindikasikan “Ini