• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATENKOTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATENKOTA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA

V-1

BAB

5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamandau

Penataan ruang perlu dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan

sehingga pembangunan Infrastruktur keciptakaryaan Kabupaten Lamandau selaras dengan

struktur dan pola ruang. Kondisi dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten Lamandau yang saat ini masih berbentuk draft belum disahkan menjadi

Peraturan daerah (Perda), tetapi draft rancangan akhir RTRW tersebut tetap dapat

dijadikan pedoman dalam perumusan program dan kegiatan pada dokumen RPI2-JM

Bidang Cipta Karya Kabupaten Lamandau.

Tabel 5.1 Arahan Draft RTRW Kabupaten Lamandau untuk Bidang Cipta Karya

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

Kawasan Perlindungan Setempat : - Penetapan Garis Sempadan Sungai

Kawasan perlindungan setempat, yaitu sempadan sungai, dengan luas kurang lebih 13.777 hektar, terdapat di :

a. sungai Lamandau dengan luas kurang lebih 6.513 hektar; b. sungai Bulik dengan luas kurang lebih 2.253 hektar,; c. sungai Belantikan dengan luas kurang lebih 2.026 hektar;

d. sungai Palikodan dengan luas kurang lebih 1.629 hektar;sungai Menthobi dengan luas kurang lebih 1.356 hektar.

Kawasan Perlindungan Setempat : - Ruang Terbuka Hijau Perkotaan

Penataan taman-taman dan pengembangan pusat rekreasi Nanga Bulik.

Kawasan Rawan Bencana Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Sumber Daya Air : Rencana sistem jaringan prasarana sumber daya air meliputi pengendalian banjir.

Kawasan Peruntukan Pariwisata : - Wisata alam;

- Wisata Budaya

Kawasan Peruntukan Pariwisata:

- Kawasan peruntukan wisata alam antara lain:

a. Kawasan Pegunungan tersebar di kecamatan Delang, kecamatan Belantikan Raya, kecamatan menthobi Raya, kecamatan Lamandau;

b. Kawasan Sungai tersebar di kecamatan Lamandau, kecamatan Delang, kecamatan Batang Kawa, kecamatan Belantikan Raya, kecamatan Bulik Timur, kecamatan Bulik; dan

c. Wisata flora dan fauna di Sopaan Pangaraman Kahingai dan Bahu Burungserta Sopanan Penggaraman hulu ginih, Wisata Pancing di Danau Sematu.

- Kawasan peruntukan wisata budaya antara lain Rumah Betang di kecamatan Delang, kecamatan Bulik Timur dan kecamatan Lamandau;

- Penataan dan pembangunan objek wisata; - Peningkatan pendapatan daerah dari obyek wisata. Kawasan Peruntukan Permukiman:

- Kawasan peruntukan pemukiman perkotaan;

- Kawasan peruntukan pemukiman perdesaan

1. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) :

- Pengembangan Ibukota Kabupaten dengan pusat Kota Nanga Bulik. 2. Pusat Pelayanan Kawasam (PPK)

(2)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA

V-2

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

3. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

- Pengembangan Kecamatan Menthobi Raya, Kecamatan Belantikan Raya, Kecamatan Bulik Timur, Kecamatan Batang Kawa, dengan pusat-pusat kota :

- Melata; - Bayat; - Merambang; - Kinipan

4. Rencana Pengembangan Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan : Rencana Sistem prasarana lingkungan, meliputi :

a. Prasarana pengolahan Limbah; dan b. Prasarana pengelolaan persampahan

5. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Jalan : Jaringan jalan lokal/desa

6. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Sumber Daya Air : Rencana sistem jaringan prasarana sumber daya air meliputi :

a. Wilayah Sungai; b. Sumber-sumber air baku;

c. Jaringan Prasarana air baku untuk air minum.

Sumber : Bappeda Kabupaten Lamandau, diolah

5.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamandau

Tahun 2013-2018 yang merupakan tahapan kedua dari Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamandau Tahun 2005-2025, dan juga merupakan

periode kedua dari masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati sebelumnya.

Berpedoman pada hasil pembangunan yang telah dicapai, maka Visi dan Misi

Tahun 2008-2013 masih relevan untuk menjadi Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati

Lamandau Tahun 2013-2018, dengan beberapa perbaikan dalam rangka penyempurnaan,

dimana pelaksanaannya difokuskan pada program kegiatan yang belum selesai

dilaksanakan pada masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati sebelumnya. Diharapkan dengan

mengangkat kembali Visi dan Misi ini, program-program pembangunan di Kabupaten

Lamandau dapat dilaksanakan secara berkesinambungan dan dapat menuntaskan program

kegiatan yang telah direncanakan namun belum dapat dilaksanakan pada periode

2008-2013 yang lalu.

Adapun Visi Kabupaten Lamandau Tahun 2013 – 2018 adalah sebagai berikut

“TERWUJUDNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT, TERLAKSANANYA TATA

KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK BEBAS DARI KKN YANG DILANDASI

(3)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA

V-3

Pada Visi Kabupaten Lamandau Tahun 2013 – 2018 terdapat 3 (tiga) kalimat kunci yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat, berarti mewujudkan kesejahteraan

masyarakat melalui pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan dan daya

saing daerah, kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya dengan

selalu memperhatikan kearifan lokal. Terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat yang

meliputi: sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, kesempatan berusaha

dalam iklim yang kondusif, rasa aman, didukung oleh infrastruktur yang mantap.

Terlaksananya Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Bebas Dari KKN, adalah

pemerintahan yang mempunyai kredibilitas, profesionalisme, akuntabilitas, berkualitas dan

mampu mengayomi seluruh masyarakat, dengan mengedepankan transparansi sehingga

masyarakat dapat dengan mudah mengakses program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh

pemerintah sekaligus juga diharapkan dapat memberikan masukan maupun informasi

apabila ada kekurangan atau penyimpangan dalam pelaksanaannya dilapangan.

Dilandasi Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, berarti

mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang religius melalui peningkatan kualitas

keimanan dan ketaqwaan, hal ini ditempuh dengan melaksanakan pembangunan rumah

ibadah, membangun persatuan yang kuat antar para pemuda lintas agama dan

meningkatkan kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Lamandau, sehingga tercipta

keseimbangan dan toleransi serta sikap saling menghargai dan saling menghormati antar

umat beragama, antar suku dan antar golongan di masyarakat.

Visi Pembangunan Daerah Jangka Menengah tersebut tetap berada dalam koridor

cita-cita menuju masyarakat yang maju, mandiri dan adil, seperti dimaksud dalam Visi

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional. sesuai dengan Visi tersebut diatas dan

sebagai upaya dalam mewujudkannya, maka ditetapkan Misi Pembangunan Kabupaten

Lamandau Tahun 2013 – 2018, yaitu sebagai berikut :

1. Membangun ekonomi kerakyatan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan

mengurangi penduduk miskin, angka pengangguran sehingga masyarakat sejahtera.

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar generasi muda memiliki

(4)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA

V-4

3. Mewujudkan pola hidup masyarakat sehat agar angka harapan hidup meningkat,

angka kematian ibu dan bayi menurun.

4. Menciptakan ketenteraman, keamanan dan kenyamanan masyarakat secara

keseluruhan yang berada di Kabupaten Lamandau.

5. Membuka keterisolasian daerah pedesaan dan kecamatan agar lancarnya angkutan

orang, barang dan jasa.

6. Meningkatkan martabat masyarakat Kabupaten Lamandau melalui keterlibatan aktif

dalam berbagai kegiatan olahraga, adat dan budaya.

7. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik, bebas dari KKN agar

pemerintahan menjadi kuat, berwibawa, demokratis serta melayani.

8. Menumbuh kembangkan kehidupan beragama agar mempunyai keimanan dan

ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

9. Menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu kekuatan ekonomi kerakyatan.

10. Mewujudkan kelestarian lingkungan hidup yang berkelanjutan

Untuk mendanai pembangunan kebijakan Keuangan Daerah ditetapkan melalui

alokasi dari kapasitas kemampuan daerah yang kemudian dikelompokkan dalam berbagai

kelompok prioritas. Kelompok Prioritas I mendapatkan prioritas pertama sebelum

Kelompok Prioritas II. Kelompok Prioritas III mendapatkan alokasi anggaran setelah

Kelompok Prioritas I dan II terpenuhi kebutuhan dananya. Adapun ketentuan prioritas

anggaran sebagai berikut :

 Prioritas I, dialokasikan untuk mendanai Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta

Prioritas Utama

 Prioritas II, dialokasikan untuk pendanaan program prioritas dalam rangka

pencapai-an visi dpencapai-an misi Bupati dpencapai-an Wakil Bupati periode 2013-2018, ypencapai-ang merupakpencapai-an program

pembangunan daerah dengan tema atau program unggulan (dedicated) Kepala

daerah sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN dan amanat/kebijakan nasional

yang definitif harus dilaksanakan oleh daerah pada tahun rencana, termasuk untuk

prioritas bidang pendidikan 20% (duapuluh persen) dan bidang kesehatan 10%

(sepuluh persen). Program tersebut harus berhubungan langsung dengan

kepenti-ngan publik, bersifat monumental, berskala besar, dan memiliki kepentikepenti-ngan dan nilai

manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada masyarakat dengan daya ungkit

(5)

diperuntuk-KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA

V-5

kan bagi prioritas belanja yang wajib sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

 Prioritas III merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja-belanja tidak

langsung seperti: dana pendamping DAK, tambahan penghasilan PNS, belanja hibah,

belanja bantuan sosial organisasi kemasyarakatan, belanja bantuan keuangan dan

pemerintahan desa serta belanja tidak terduga.

Indikasi rencana program prioritas berisi seluruh program prioritas yang bertujuan

untuk mencapai visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Lamandau yang disajikan

berdasarkan bidang urusan pemerintahan. Program prioritas merupakan suatu bentuk

instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD

untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah. Adapun pagu indikatif sebagai

wujud kebutuhan pendanaan adalah jumlah dana yang tersedia untuk penyusunan program

dan kegiatan setiap tahunnya selama lima tahun. Program-program prioritas yang telah

disertai kebutuhan pendanaan atau pagu indikatif selanjutnya dijadikan sebagai acuan bagi

SKPD dalam penyusunan Rencana Strategis SKPD.

Pada akhirnya, keseluruhan rangkaian perencanaan pembangunan daerah

bermuara pada penentuan program prioritas yang selanjutnya harus diterjemahkan oleh

tiap-tiap SKPD ke dalam kegiatan prioritas. Perencanaan program prioritas dalam dokumen

RPJMD harus dirumuskan dengan seksama mengingat pentingnya makna program prioritas

bagi rujukan utama dalam pelaksanaan perencanaan tiap tahun kedalam Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD).

Pagu indikatif merupakan ancangan maksimal atas rencana belanja atau anggaran

yang akan dituangkan dalam APBD. Pagu indikatif dialokasikan ke tiap-tiap program

prioritas masing-masing urusan untuk mencapai tiap-tiap indikator yang telah ditetapkan.

Dengan demikian, pengelompokan pagu pada program di tiap-tiap SKPD dapat dilakukan

untuk kurun waktu lima tahun masa pembangunan jangka menengah.

5.3 Arahan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung

Penyelenggaraan bangunan gedung meliputi kegiatan perencanaan pembangunan,

pemanfaatan, pelestarian, pengawasan dan pembongkaran. Peraturan Daerah Kabupaten

Lamandau no. 15 tahun 2012 tentang Bangunan Gedung menetapkan mengenai fungsi

(6)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA

V-6

baik ditinjau dari segi tata bangunan dan lingkungannya, maupun keandalan bangunan

gedungnya.

Perda ini juga menetapkan bahwa setiap bangunan gedung yang telah dibangun

wajib dimanfaatkan, dilestarikan, dan/atau dibongkar sesuai dengan persyaratan bangunan

gedung yang berlaku, menetapkan setiap bangunan untuk memenuhi persyaratan

admi-nistratif dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung. Persyaratan

administratif bangunan gedung meliputi status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan

dari pemegang hak atas tanah, status kepemilikan bangunan gedung dan izin mendirikan

bangunan gedung. Persyaratan teknis bangunan gedung meliputi persyaratan tata

bangunan dan persyaratan keandalan bangunan gedung.

Peran masyarakat dan pembinaan dalam penyelenggaraan bangunan gedung

meliputi pemberian masukan kepada Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dalam

penyempurnaan peraturan, pedoman dan standar teknis di bidang bangunan gedung dan

penyampaikan pendapat dan pertimbangan kepada instansi yang berwenang terhadap

pe-nyusunan RTBL, rencana teknis bangunan gedung tertentu, dan kegiatan

penyelenggaraan bangunan gedung yang dapat menimbulkan dampak penting terhadap

lingkungan.

5.3 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK)

5.3.1 Kerangka Kerja Pembangunan Sanitasi

Dalam pencapaian target Millenium Development Goal (MDGs) Tahun 2015,

Pemerintah Indonesa sejak Tahun 2003 telah melaksanakan kegiatan SANIMAS (Sanitasi

Oleh Masyarakat). Sebuah inifiatif program yang dirancang untuk mempromosikan

penye-diaan prasarana dan sarana air limbah permukiman berbasis masyarakat dan juga

mengedepankan pendekatan tanggap kebutuhan. Dengan harapan pada Tahun 2015, tidak

ada lagi masyarakat di Indonesia yang tidak memiliki akses untuk memperoleh air minum

dan pelayanan prasarana air limbah sebagai kebutuhan dasar hidup manusia.

Pembangunan prasarana dan sarana air limbah permukiman di Indonesia saat ini

belum mencapai kondisi yang diinginkan terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah

di lingkungan permukiman padat penduduk, kumuh dan rawan sanitasi di perkotaan. Akses

penduduk kepada prasarana dan sarana air limbah permukiman pada dasarnya erat

(7)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA

V-7

kemiskinan. Hasil berbagai pengamatan dan penelitian telah membuktikan bahwa semakin

besar akses penduduk kepada fasilitas prasarana dan sarana air limbah permukiman

(serta pemahaman tentang hygiene) semakin kecil kemungkinan terjadinya kasus

penyebaran penyakit yang ditularkan melalui media air (waterborne diseases).

Kondisi sanitasi Kabupaten Lamandau memerlukan peningkatan perbaikan. Langkah

awal dapat dilakukan dengan perbaikan kualitas perencanaan pembangunan sanitasi. Dan

implementasinya melalui perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan pengembangan

sanitasi yang dilaksanakan baik saat ini dan perencanaan yang akan datang.

5.3.2 Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik

Peningkatan akses prasarana dan sarana air limbah baik sistem On Site maupun

Off Site di perkotaan dan perdesaan untuk perbaikan kesehatan masyarakat dan

peningkatan pengelolaan limbah cair dengan sistem Sanimas yaitu sebuah program

penyediaan sarana dan prasarana berbasis masyarakat, yang menempatkan masyarakat

sebagai pelaku, pengambilan keputusan, dan penanggungjawab mulai dari identifikasi,

perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan dan pengawasan kegiatan dimana kebersamaan

masyarakat menjadi keberlanjutan dalam program tersebut.

5.3.2.1 Sistem On Site

Sistem pengelolaan air limbah setempat (On-site System) adalah sistem

penanganan air limbah domestik yang dilakukan secara individual dan/atau komunal

dengan fasilitas dan pelayanan dari satu atau beberapa bangunan, yang pengolahannya

diselesaikan secara setempat atau di lokasi sumber.

Adapun rencana peningkatan pengelolaan limbah cair sistem setempat di Kabupaten

Lamandau yaitu dengan cara :

a. Pembangunan Baru

b. Rehabilitasi dan Peningkatan Kapasitas

c. Operasi dan Pemeliharaan

5.3.2.2 Sistem Terpusat (Off Site)

Sistem jaringan penyaluran air limbah yang memerlukan pengorganisasian dan

pengelolaan terpusat. Sistem ini diterapkan sebagai solusi sanitasi di daerah yang memiliki

(8)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA

V-8

kepadatan penduduk. Sistem penyaluran dilengkapi dengan instalasi pengolah air

limbah (IPAL). Sistem tersebut bisa dibangun dalam skala kecil atau skala lingkungan, skala

Kecamatan, sampai skala kota. Mengingat adanya keterbatasan investasi pemerintah untuk

sektor sanitasi, khususnya air limbah, maka solusi jangka menengah yang paling sesuai

adalah pembangunan skala rumah tangga dan skala lingkungan. Bisa berupa

conventional sewerage, shallow sewer dengan reaktor, sepitank ataupun small bore sewer.

Adapun rencana peningkatan pengelolaan limbah cair sistem terpusat di Kabupaten

Lamandau yaitu dengan cara :

a. Pembangunan Baru

- Sambungan rumah

- Sistem jaringan pengumpul

- Sistem sanitasi berbasis masyarakat

- Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

b. Rehabilitasi dan Peningkatan Kapasitas

- Sistem jaringan pengumpul

- Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

5.3.2.3 Sistem Sanitasi Oleh Masyarakat (SANIMAS)

Salah satu solusi dalam penyediaan prasarana dan sarana air limbah permukiman

bagi masyarakat berpenghasilan rendah di lingkungan padat penduduk, kumuh dan rawan

sanitasi, telah dikenalkan kegiatan SANIMAS (Sanitasi oleh Masyarakat), yaitu sebuah

inisiatif untuk mempromosikan penyediaan prasarana dan sarana air limbah permukiman

yang berbasis masyarakat dengan pendekatan tanggap kebutuhan. Fokus kegiatan

SANIMAS adalah penanganan air limbah rumah tangga khususnya tinja manusia,

namun tidak tertutup juga untuk menangani limbah cair industri rumah tangga yang dapat

terurai secara alamiah seperti industri tahu, tempe dan sejenisnya. Melalui pelaksanaan

SANIMAS ini, masyarakat memilih sendiri prasarana dan sarana air limbah

permuki-man yang sesuai, ikut aktif menyusun rencana aksi, membentuk kelompok dan melakukan

pembangunan fisik termasuk mengelola kegiatan operasi dan pemeliharaannya, bahkan bila

perlu mengembangkannya.

Salah satu dasar pemberdayaan masyarakat berperan penting dalam pembangunan

sanitasi Kabupaten, khususnya layanan sanitasi berbasis masyarakat, antara lain :

 Layanan sanitasi berbasis masyarakat di perkotaan memungkinkan penyediaan

(9)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA

V-9

 Layanan lebih efektif dan berkelanjutan. Pengelolaan layanan sanitasi dan promosi

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tingkat lokal akan berjalan lebih lancar

dan berkelanjutan, apabila perempuan dan laki-laki dari berbagai lapisan masyarakat

dan latar belakang budaya berbeda bekerja sama menyusun serta melaksanakan

program tersebut. Hal ini dapat membuat mereka merasa lebih memiliki

dibandingkan jika pihak luar yang melaksanakan dan mengendalikan program.  Potensi besar untuk penyesuaian dengan kondisi, kebutuhan dan peluang lokal.

Kabupaten punya beragam lingkungan fisik sosial dan ekonomi. Perencanaan dan

pengelolahan local memungkinkan penyesuaian lebih baik di antara kelompok yang

berbeda seperti, kelompok perempuan dan laki-laki, atau kelompok yang baik dan

kurang baik.

 Peluang besar dengan sektor swasta lokal. Masyarakat yang telah diberdayakan

punya organisasi sendiri yang berbadan hukum dan dapat menggalang serta

mengelola dananya sendiri. Di samping itu, mereka punya peluang memperoleh

dana dari pemerintah atau sektor swasta melalui negosiasi dan layanan sendiri.

Dana ini untuk membiayai kegiatan sanitasi yang butuh biaya besar dan di atas

kemampuan mereka. Akan tetapi, mereka harus sudah mendapatkan pelatihan

aspek baku mutu pembuatan kontrak yang baik dan pengolahan dana, sehingga

mereka bisa mengurangi biaya dan meningkatkan nilai uang yang ada.

Contoh, program Water and Sanitation for Low Income Comunities (WSLIC) di

daerah pedesaan.

 Akses lebih baik pada masyarakat rumah tangga miskin terhadap sanitasi dan

praktik higiene yang baik. Masyarakat dan rumah tangga miskin akan mendapatkan

solusi sesuai keinginan dan kemampuan mereka, apabila ada informasi tentang

pilihan, solusi sarana, dan sistem pembiyaan sanitasi yang murah.

 Peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam menyelenggarakan

pengembangan system pengelolaan air limbah permukiman

 Merubah perilaku dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap

pen-tingnya pengelolaan air limbah permukiman.

 Mendorong partisipasi dunia usaha/swasta dalam menyelenggarakan

pengemba-ngan dan pengelolaan air limbah permukiman.

 Pengembangan perangkat peraturan perundangan penyelenggaraan pengelolaan

air limbah permukiman

- Menyusun perangkat peraturan perundangan yang mendukung

(10)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA

V-10

- Menyebarluaskan informasi peraturan perundangan terkait penyelenggaraan

pengelolaan air limbah permukiman.

- Menerapkan peraturan perundangan tentang penyelenggaraan pengelolaan air

limbah permukiman.

 Penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas personil pengelolaan air limbah

permukiman

- Memfasilitasi pembentukan dan perkuatan kelembagaan pengelola air limbah

permukiman di tingkat masyarakat.

- Mendorong pembentukan dan perkuatan institusi pengelola air limbah

permukiman di daerah.

- Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar lembaga.

- Mendorong peningkatan kemauan politik (political will) para pemangku

kepenti-ngan untuk memberikan prioritas yang lebih tinggi terhadap pengelolaan air

limbah permukiman.

 Peningkatan dan pengembangan alternatif sumber pendanaan pembangunan

prasarana dan sarana air limbah pemukiman

- Mendorong berbagai alternatife sumber pembiayaan untuk penyelenggaraan air

limbah permukiman.

- Pembiayaan bersama pemerintah pusat dan daerah dalam mengembangkan

sistem air limbah perkotaan dengan proporsi pembagian yang disepakati

bersama.

5.3.3..Peningkatan Pengelolaan Sampah

Perencanaan peningkatan pengelolaan sampah (limbah padat) di Kabupaten

Lamandau dapat dengan cara menyediakan dokumen perencanaan seperti Masterplan,

Feasibility Studi dan Detail Engineering Design. Selain dokumen tersebut juga harus

merencanakan prasarana dan sarana terkait dengan pengelolaan sampah seperti

pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan dan tempat pemrosesan akhir.

Peraturan Perundangan pengelolaan persampahan sangat diperlukan untuk

melengkapi perencanaan Sanitasi di Kabupaten Lamandau, karena Peraturan Perundangan

mengatur tentang mekanisme pengelolaan persampahan tersebut sangat mengikat seperti

kelengkapan dan kelayakan materi, penerapan sanksi dan reward.

(11)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA

V-11

1. Pengurangan volume sampah dimulai dari sumbernya :

 Meningkatkan pemahaman masyarakat akan upaya 3 R (Reduce-

Reuse-Recycle) dan pengamanan sampah B3 (Bahan Buangan Berbahaya) rumah

tangga.

 Mengembangkan dan menerapkan sistem insentif dan disinsentif dalam

pelaksanaan 3R.

2. Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha/swasta sebagai mitra

pengelolaan :

 Meningkatkan pemahaman tentang pengolahan sampah sejak dini melalui

pendidikan bagi anak usia sekolah.

 Menyebarluaskan pemahaman tentang pengelolaan persampahan kepada

masyarakat umum.

 Meningkatkan pembinaan masyarakat khususnya kaum perempuan dalam

pengelolaan persampahan.

 Mendorong pengelolaan sampah berbasis masyarakat.

 Mengembangkan sistim insentif dan iklim yang kondusif bagi dunia

usaha/swasta.

3. Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan :

 Optimalisasi pemanfaatan prasarana dan sarana persampahan.

 Meningkatkan cakupan pelayanan secara terencana dan berkeadilan.

 Meningkatkan kapasitas sarana persampahan sesuai sasaran pelayanan.  Meningkatkan kualitas pengelolaan TPA ke arah sanitary landfill.

 Penelitian, pengembangan, dan aplikasi teknologi penanganan persampahan

tepat guna dan berwawasan lingkungan.

4. Pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundangan :  Meningkatkan status, kapasitas dan kinerja institusi pengelola.

 Meningkatkkan kerjasama / koordinasi dengan pemangku kepentingan lain.

 Mendorong pengelolaan kolektif atas penyelenggaraan persampahan skala

(12)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA

V-12

 Mendorong penerapan sistem pengawasan dan penerapan sanksi hukum

secara konsisten dalam rangka pembinaan aparat, masyarakat dan memangku

kepentingan lainnya.

5.3.4..Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan

Perencanaan peningkatan pengelolaan saluran drainase lingkungan di Kabupaten

Lamandau dapat dengan cara menyediakan dokumen perencanaan seperti Masterplan,

Feasibility Studi dan Detail Engineering Design. Selain dokumen tersebut juga harus

merencanakan prasarana dan sarana terkait pengelolaan saluran drainase tersebut seperti

pemasangan turap, pemeliharaan bangunan pelengkap dan pembuatan sumur resapan.

Pengelolaan Persampahan yang akan dilaksanakan meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Pemantapan keterpaduan penanganan pengendalian banjir dan sektor/sub sektor

terkait lainnya berdasarkan keseimbangan tata air :

 Mengembangkan sistem perencanaan drainase utama dan lokal yang

terpadu.

 Mempertahankan konsep pola aliran alami.

 Mewujudkan sebuah stakeholder yang melakukan konservasi air.

2. Peningkatan pelibatan seluruh stakeholder berdasarkan hirarki sistem drainase :

 Menentukan kewenangan, peran dan tanggungjawab pemerintah, swasta dan

masyarakat.

 Optimalisasi pemanfaatan prasarana dan sarana drainase.

 Menyiapkan prioritas dan tahapan pemanfaatan drainase.

3. Peningkatan kapasitas kelembagaan, peraturan dan perundangan :  Meningkatkan status dan kapasitas institusi pengelola.

 Meningkatkan koordinasi antar instasi dan seluruh stakeholder.

 Mendorong sistem pengawasan dan penerapan sanksi secara konsisten.

4. Pengembangan alternatif pembiayaan sanitasi :

 Mengembangkan sumber pembiayaan melalui retribusi lingkungan.

(13)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA

V-13

5.3.5.Promosi Higiene dan Sanitasi (Prohisan)

Program kampanye Perubahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau di singkat

PHBS ini adalah program Nasional yang terus di kembangkan untuk mencapai kesehatan

masyarakat yang sesungguhnya. Adapun program program PHBS antara lain penyuluhan

kepada masyarakat tentang pola hidup sehat, pemberdayaan generasi muda, pembinaan

sekolah sehat, pengembangan media promosi sadar hidup sehat. Namun ada beberapa

program yang sesungguhnya berkaitan (intersection) dengan program kampanye PHBS dan

bahkan mendukung pelaksanaan PHBS.

Secara umum tujuan dan sasaran PHBS adalah upaya peningkatan PHBS di rumah

tangga dengan meningkatkan kemandirian dan pemberdayaan keluarga dalam masalah

kesehatan. Adapun tujuan khususnya adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan

perilaku masyarakat khususnya dan rumah tangga terhadap Kesehatan Lingkungan.

Berkaitan dengan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat ini, mendorong banyak

lembaga internasional banyak memberikan dukungan kepada pemerintah untuk melakukan

kampanye sosial untuk isu higinitas ini antara lain Unicef, John Hopkins University Center

for Communication Program, Care International, International Relief Development dan

USAID. Berbagai kampanye dengan isu-isu LIMA PERILAKU HIDUP SEHAT di

distribusi-kan dan di sosialisasidistribusi-kan kepada masyarakat luas dengan tujuan untuk mengubah

perilaku masyarakat agar berprilaku hidup bersih dan sehat. Media-media kampanye

tersebut misalnya poster, leaflet, spanduk dan pemberian informasi melalui kader- kader di

tingkat Desa dan Kecamatan. Sedangkan, kelima perilaku yang ingin dirubah tersebut

antara lain tidak membuang sampah sembarangan, minum air yang sehat, mencuci tangan

sebelum makan, masakan langsung disantap (tidak dipanaskan berkali-kali) dan tidak buang

air besar sembarangan.

5.4 Integrasi Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota dan Sektor

Berdasarkan dokumen rencana yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat

disusun matriks strategi pembangunan pada skala kabupaten/kota yang meliputi :

a. Draft RTRW Kabupaten/Kota sebagai acuan arahan spasial;

b. Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung sebagai arahan penataan bangunan

dan lingkungan;

c. SSK sebagai arahan pengembangan sektor sanitasi;

(14)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA

V-14

Tabel 5.2 Matriks identifikasi Rencana Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Lamandau

NO PRODUK RENCANA STATUS (ADA/TIDAK)

ARAHAN PEMBANGUNAN

PROGRAM/

KEGIATAN LOKASI SEKTOR

1 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota (RTRWK) TIDAK*

Kawasan Strategis

Kabupaten/Kota (KSK) PSD Kawasan Perdesaan Potensial (Agropolitan) Desa Bumi Agung Kec.Bulik Desa Bumi Agung Bangkim

Indikasi Program Bidang Cipta Karya

Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perdesaan (SPPIP) Kabupaten Lamandau Bangkim Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan (RPKPP) Kabupaten Lamandau Bangkim DED Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman Kawasan Kumuh Kabupaten Lamandau Bangkim Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Nanga Bulik Nanga Bulik Bangkim Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Nanga Bulik Kel. Kujan Bangkim Pemukiman RSH yang Meningkat Kualitas : Pembangunan jalan Anggrek Seberang Nanga Bulik Bangkim Pembangunan jalan desa Bukit Indah Desa Bukit Indah Bangkim Pembangunan Jalan desa Sumber Mulia Desa Sumber Mulia Bangkim Pembangunan Jalan Lingkungan & Saluran Sekunder Desa Wonorejo Desa Wonorejo Bangkim

2 Peraturan Daerah tentang Bangunan

dan Gedung ADA Perda no. 12 tahun 2012

Pemeriksaan Bangunan Gedung Negara/Keandalan Bangunan Gedung Nanga Bulik PBL Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Nanga Bulik PBL Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Nanga Bulik PBL Dukungan PSD Sistem Proteksi Kebakaran Nanga Bulik PBL

3 Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan (RTBL) TIDAK** -

Penyusunan Rencana Tindak Penataan Lingkungan Tradisional/Bersejarah Kawasan Kec. Delang Desa Delang PBL Penyusunan Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Kota Nanga Bulik Nanga Bulik PBL Dukungan PSD Penataan dan Revitalisasi Kawasan Civic Center (Gereja Katolik) Nanga Bulik Nanga Bulik PBL Dukungan PSD Ruang Terbuka Hijau di Ibukota Kabupaten Nanga Bulik PBL Dukungan PSD Revitalisasi Pemukiman Tradisonal dan Bersejarah kec. Delang Desa Delang PBL

4 Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM) TIDAK***

SPAM Jaringan Perpipaan (Unit Air Baku, Unit Produksi, Unit Distribusi, dan Unit Pelayanan)

Pemasangan/Pengadaan Pipa Distribusi diameter 150,100, 90 mm Nanga Bulik AM Bantuan Program Penyehatan PDAM Lamandau Nanga Bulik AM Pengadaan dan Pemasangan Pipa Distribusi Sambungan Rumah Nanga Bulik AM Optimalisasi IKK untuk MBR Pengadaan dan Pemasangan Pipa PVC Diamater 200,150.100,75 mm IKK

Sematu Jaya Kec. Sematu Jaya AM

Optimalisasi IKK untuk MBR Pengadaan dan Pemasangan Pompa dan Pembuatan Reservoir IKK Nanga Bulik Nanga Bulik AM Pembuatan IPA Kapasitas 10l/detik Kec. Delang Ds Kudangan AM Pembuatan IPA Kapasitas 10l/detik Kec. Belantikan Raya Ds Bayat AM Pembangunan IPA Kapasitas 10l/dtk IKK Bukit Jaya Ds Bukit Jaya AM Pembangunan IPA kap. 10l/dtk. Kecamatan Mentobi Raya Ds Melata AM Pembangunan IPA kap. 10l/dtk. Kecamatan Batang Kawa Ds Kinipan AM Pembuatan IPA Kapasitas 10l/detik Kec. Delang Ds Kudangan AM

SPAM Bukan Jaringan Perpipaan

Pembangunan Sarana Air Bersih Desa Sepoyu Kecamatan Delang Ds Sepoyu AM Pembangunan Sarana Air Bersih Desa Benuatan kecamatan Belantikan Raya Ds Benuatan AM

(15)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA

V-15

NO PRODUK RENCANA STATUS (ADA/TIDAK)

ARAHAN PEMBANGUNAN

PROGRAM/

KEGIATAN LOKASI SEKTOR

5 Strategi Sanitasi Kota (SSK) ADA

Sektor Air Limbah Domestik

Pembangunan IPLT Nanga Bulik PLP

Pembangunan IPAL RSH/Kawasan Nanga Bulik PLP

Supervisi Pembangunan IPLT Nanga Bulik PLP

Supervisi Pembangunan IPAL RSH/Kawasan Nanga Bulik PLP Pembangunan Sanimas Kecamatan Bulik Kec. Bulik PLP Pembangunan Sanimas Kecamatan Belantikan Raya Kec. Belantikan Raya PLP Pembangunan Sanimas Kecamatan Bulik Timur Kec. Bulik Timur PLP Pembangunan Sanimas Kecamatan Delang Kec. Delang PLP Pembangunan Sanimas Kecamatan Lamandau Kec. Lamandau PLP Belanja Konsultasi Pendamping Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat Kab. Lamandau PLP

Stimulan rumah sehat Kab. Lamandau PLP

Sektor Drainase Lingkungan

Pembangunan Drainase Primer Nanga Bulik PLP

Supervisi Pembangunan Drainase Primer Nanga Bulik PLP

Sektor Persampahan

Pembangunan TPA Sampah Nanga Bulik PLP

Supervisi Pembangunan TPA Sampah Nanga Bulik PLP

Pilot Project TPST 3R Nanga Bulik PLP

Review DED + Master Plan TPA Sampah Kota Nanga Bulik Nanga Bulik PLP

DED TPST 3R Nanga Bulik PLP

Sektor Airl Limbah Domestik, Sektor Drainase Lingkungan, Sektor Persampahan

Peraturan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Kab. Lamandau PLP

Pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Permukiman (Penguatan Kapasitas Pemda) Kab. Lamandau PLP

* : Berdasarkan Draft RTRW Kabupaten Lamandau

** : Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kabupaten Lamandau direncanakan selesai pada tahun 2015.

Gambar

Tabel 5.2 Matriks identifikasi Rencana Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Lamandau

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan yang diusulkan harus merupakan kegiatan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing Pusat Unggulan sesuai dengan Surat Keputusan Rektor

Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada Januari 2016, yaitu: kelompok bahan makanan 1,50 persen; kelompok makanan jadi, minuman; rokok

Hasil penelitian di kota Banjarmasin menunjukkan pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian masih sangat kurang, dari total 30 apotek yang diteliti hanya 1 apotek

Menurut Aaker dalam Durianto, dkk (2004), ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama, simbol, yang mampu menambah

Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tahun, judul artikel, nama jurnal ( dicetak miring ) dengan diberi keterangan dalam

MENIMBANG : a.Bahwa Tata Cara membuat Peraturan Daerah dan Penerbitan Lembaran Daerah sampai saat ini masih mempergunakan ketentuan-ketentuan yang diatur didalam

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning Pada Materi Pengukuran Untuk Meningkatakan Prestasi Siswa Di SMP 9 Banda Aceh (skripsi) , Banda Aceh: UIN

Berdasarkan hasil analisis data dan pem- bahasan dapat disimpulkan bahwa telah berhasil dikembangan LKS Berbasis CTL materi ekosis- tem pantai berbatu untuk siswa kelas X