KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA
V-1
BAB
5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamandau
Penataan ruang perlu dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan
sehingga pembangunan Infrastruktur keciptakaryaan Kabupaten Lamandau selaras dengan
struktur dan pola ruang. Kondisi dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Lamandau yang saat ini masih berbentuk draft belum disahkan menjadi
Peraturan daerah (Perda), tetapi draft rancangan akhir RTRW tersebut tetap dapat
dijadikan pedoman dalam perumusan program dan kegiatan pada dokumen RPI2-JM
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lamandau.
Tabel 5.1 Arahan Draft RTRW Kabupaten Lamandau untuk Bidang Cipta Karya
ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG
Kawasan Perlindungan Setempat : - Penetapan Garis Sempadan Sungai
Kawasan perlindungan setempat, yaitu sempadan sungai, dengan luas kurang lebih 13.777 hektar, terdapat di :
a. sungai Lamandau dengan luas kurang lebih 6.513 hektar; b. sungai Bulik dengan luas kurang lebih 2.253 hektar,; c. sungai Belantikan dengan luas kurang lebih 2.026 hektar;
d. sungai Palikodan dengan luas kurang lebih 1.629 hektar;sungai Menthobi dengan luas kurang lebih 1.356 hektar.
Kawasan Perlindungan Setempat : - Ruang Terbuka Hijau Perkotaan
Penataan taman-taman dan pengembangan pusat rekreasi Nanga Bulik.
Kawasan Rawan Bencana Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Sumber Daya Air : Rencana sistem jaringan prasarana sumber daya air meliputi pengendalian banjir.
Kawasan Peruntukan Pariwisata : - Wisata alam;
- Wisata Budaya
Kawasan Peruntukan Pariwisata:
- Kawasan peruntukan wisata alam antara lain:
a. Kawasan Pegunungan tersebar di kecamatan Delang, kecamatan Belantikan Raya, kecamatan menthobi Raya, kecamatan Lamandau;
b. Kawasan Sungai tersebar di kecamatan Lamandau, kecamatan Delang, kecamatan Batang Kawa, kecamatan Belantikan Raya, kecamatan Bulik Timur, kecamatan Bulik; dan
c. Wisata flora dan fauna di Sopaan Pangaraman Kahingai dan Bahu Burungserta Sopanan Penggaraman hulu ginih, Wisata Pancing di Danau Sematu.
- Kawasan peruntukan wisata budaya antara lain Rumah Betang di kecamatan Delang, kecamatan Bulik Timur dan kecamatan Lamandau;
- Penataan dan pembangunan objek wisata; - Peningkatan pendapatan daerah dari obyek wisata. Kawasan Peruntukan Permukiman:
- Kawasan peruntukan pemukiman perkotaan;
- Kawasan peruntukan pemukiman perdesaan
1. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) :
- Pengembangan Ibukota Kabupaten dengan pusat Kota Nanga Bulik. 2. Pusat Pelayanan Kawasam (PPK)
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA
V-2
ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG
3. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
- Pengembangan Kecamatan Menthobi Raya, Kecamatan Belantikan Raya, Kecamatan Bulik Timur, Kecamatan Batang Kawa, dengan pusat-pusat kota :
- Melata; - Bayat; - Merambang; - Kinipan
4. Rencana Pengembangan Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan : Rencana Sistem prasarana lingkungan, meliputi :
a. Prasarana pengolahan Limbah; dan b. Prasarana pengelolaan persampahan
5. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Jalan : Jaringan jalan lokal/desa
6. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Sumber Daya Air : Rencana sistem jaringan prasarana sumber daya air meliputi :
a. Wilayah Sungai; b. Sumber-sumber air baku;
c. Jaringan Prasarana air baku untuk air minum.
Sumber : Bappeda Kabupaten Lamandau, diolah
5.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamandau
Tahun 2013-2018 yang merupakan tahapan kedua dari Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamandau Tahun 2005-2025, dan juga merupakan
periode kedua dari masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati sebelumnya.
Berpedoman pada hasil pembangunan yang telah dicapai, maka Visi dan Misi
Tahun 2008-2013 masih relevan untuk menjadi Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati
Lamandau Tahun 2013-2018, dengan beberapa perbaikan dalam rangka penyempurnaan,
dimana pelaksanaannya difokuskan pada program kegiatan yang belum selesai
dilaksanakan pada masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati sebelumnya. Diharapkan dengan
mengangkat kembali Visi dan Misi ini, program-program pembangunan di Kabupaten
Lamandau dapat dilaksanakan secara berkesinambungan dan dapat menuntaskan program
kegiatan yang telah direncanakan namun belum dapat dilaksanakan pada periode
2008-2013 yang lalu.
Adapun Visi Kabupaten Lamandau Tahun 2013 – 2018 adalah sebagai berikut
“TERWUJUDNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT, TERLAKSANANYA TATA
KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK BEBAS DARI KKN YANG DILANDASI
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA
V-3
Pada Visi Kabupaten Lamandau Tahun 2013 – 2018 terdapat 3 (tiga) kalimat kunci yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat, berarti mewujudkan kesejahteraan
masyarakat melalui pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan dan daya
saing daerah, kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya dengan
selalu memperhatikan kearifan lokal. Terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat yang
meliputi: sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, kesempatan berusaha
dalam iklim yang kondusif, rasa aman, didukung oleh infrastruktur yang mantap.
Terlaksananya Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Bebas Dari KKN, adalah
pemerintahan yang mempunyai kredibilitas, profesionalisme, akuntabilitas, berkualitas dan
mampu mengayomi seluruh masyarakat, dengan mengedepankan transparansi sehingga
masyarakat dapat dengan mudah mengakses program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh
pemerintah sekaligus juga diharapkan dapat memberikan masukan maupun informasi
apabila ada kekurangan atau penyimpangan dalam pelaksanaannya dilapangan.
Dilandasi Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, berarti
mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang religius melalui peningkatan kualitas
keimanan dan ketaqwaan, hal ini ditempuh dengan melaksanakan pembangunan rumah
ibadah, membangun persatuan yang kuat antar para pemuda lintas agama dan
meningkatkan kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Lamandau, sehingga tercipta
keseimbangan dan toleransi serta sikap saling menghargai dan saling menghormati antar
umat beragama, antar suku dan antar golongan di masyarakat.
Visi Pembangunan Daerah Jangka Menengah tersebut tetap berada dalam koridor
cita-cita menuju masyarakat yang maju, mandiri dan adil, seperti dimaksud dalam Visi
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional. sesuai dengan Visi tersebut diatas dan
sebagai upaya dalam mewujudkannya, maka ditetapkan Misi Pembangunan Kabupaten
Lamandau Tahun 2013 – 2018, yaitu sebagai berikut :
1. Membangun ekonomi kerakyatan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan
mengurangi penduduk miskin, angka pengangguran sehingga masyarakat sejahtera.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar generasi muda memiliki
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA
V-4
3. Mewujudkan pola hidup masyarakat sehat agar angka harapan hidup meningkat,
angka kematian ibu dan bayi menurun.
4. Menciptakan ketenteraman, keamanan dan kenyamanan masyarakat secara
keseluruhan yang berada di Kabupaten Lamandau.
5. Membuka keterisolasian daerah pedesaan dan kecamatan agar lancarnya angkutan
orang, barang dan jasa.
6. Meningkatkan martabat masyarakat Kabupaten Lamandau melalui keterlibatan aktif
dalam berbagai kegiatan olahraga, adat dan budaya.
7. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik, bebas dari KKN agar
pemerintahan menjadi kuat, berwibawa, demokratis serta melayani.
8. Menumbuh kembangkan kehidupan beragama agar mempunyai keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
9. Menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu kekuatan ekonomi kerakyatan.
10. Mewujudkan kelestarian lingkungan hidup yang berkelanjutan
Untuk mendanai pembangunan kebijakan Keuangan Daerah ditetapkan melalui
alokasi dari kapasitas kemampuan daerah yang kemudian dikelompokkan dalam berbagai
kelompok prioritas. Kelompok Prioritas I mendapatkan prioritas pertama sebelum
Kelompok Prioritas II. Kelompok Prioritas III mendapatkan alokasi anggaran setelah
Kelompok Prioritas I dan II terpenuhi kebutuhan dananya. Adapun ketentuan prioritas
anggaran sebagai berikut :
Prioritas I, dialokasikan untuk mendanai Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta
Prioritas Utama
Prioritas II, dialokasikan untuk pendanaan program prioritas dalam rangka
pencapai-an visi dpencapai-an misi Bupati dpencapai-an Wakil Bupati periode 2013-2018, ypencapai-ang merupakpencapai-an program
pembangunan daerah dengan tema atau program unggulan (dedicated) Kepala
daerah sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN dan amanat/kebijakan nasional
yang definitif harus dilaksanakan oleh daerah pada tahun rencana, termasuk untuk
prioritas bidang pendidikan 20% (duapuluh persen) dan bidang kesehatan 10%
(sepuluh persen). Program tersebut harus berhubungan langsung dengan
kepenti-ngan publik, bersifat monumental, berskala besar, dan memiliki kepentikepenti-ngan dan nilai
manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada masyarakat dengan daya ungkit
diperuntuk-KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA
V-5
kan bagi prioritas belanja yang wajib sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Prioritas III merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja-belanja tidak
langsung seperti: dana pendamping DAK, tambahan penghasilan PNS, belanja hibah,
belanja bantuan sosial organisasi kemasyarakatan, belanja bantuan keuangan dan
pemerintahan desa serta belanja tidak terduga.
Indikasi rencana program prioritas berisi seluruh program prioritas yang bertujuan
untuk mencapai visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Lamandau yang disajikan
berdasarkan bidang urusan pemerintahan. Program prioritas merupakan suatu bentuk
instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD
untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah. Adapun pagu indikatif sebagai
wujud kebutuhan pendanaan adalah jumlah dana yang tersedia untuk penyusunan program
dan kegiatan setiap tahunnya selama lima tahun. Program-program prioritas yang telah
disertai kebutuhan pendanaan atau pagu indikatif selanjutnya dijadikan sebagai acuan bagi
SKPD dalam penyusunan Rencana Strategis SKPD.
Pada akhirnya, keseluruhan rangkaian perencanaan pembangunan daerah
bermuara pada penentuan program prioritas yang selanjutnya harus diterjemahkan oleh
tiap-tiap SKPD ke dalam kegiatan prioritas. Perencanaan program prioritas dalam dokumen
RPJMD harus dirumuskan dengan seksama mengingat pentingnya makna program prioritas
bagi rujukan utama dalam pelaksanaan perencanaan tiap tahun kedalam Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD).
Pagu indikatif merupakan ancangan maksimal atas rencana belanja atau anggaran
yang akan dituangkan dalam APBD. Pagu indikatif dialokasikan ke tiap-tiap program
prioritas masing-masing urusan untuk mencapai tiap-tiap indikator yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, pengelompokan pagu pada program di tiap-tiap SKPD dapat dilakukan
untuk kurun waktu lima tahun masa pembangunan jangka menengah.
5.3 Arahan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
Penyelenggaraan bangunan gedung meliputi kegiatan perencanaan pembangunan,
pemanfaatan, pelestarian, pengawasan dan pembongkaran. Peraturan Daerah Kabupaten
Lamandau no. 15 tahun 2012 tentang Bangunan Gedung menetapkan mengenai fungsi
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA
V-6
baik ditinjau dari segi tata bangunan dan lingkungannya, maupun keandalan bangunan
gedungnya.
Perda ini juga menetapkan bahwa setiap bangunan gedung yang telah dibangun
wajib dimanfaatkan, dilestarikan, dan/atau dibongkar sesuai dengan persyaratan bangunan
gedung yang berlaku, menetapkan setiap bangunan untuk memenuhi persyaratan
admi-nistratif dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung. Persyaratan
administratif bangunan gedung meliputi status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan
dari pemegang hak atas tanah, status kepemilikan bangunan gedung dan izin mendirikan
bangunan gedung. Persyaratan teknis bangunan gedung meliputi persyaratan tata
bangunan dan persyaratan keandalan bangunan gedung.
Peran masyarakat dan pembinaan dalam penyelenggaraan bangunan gedung
meliputi pemberian masukan kepada Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dalam
penyempurnaan peraturan, pedoman dan standar teknis di bidang bangunan gedung dan
penyampaikan pendapat dan pertimbangan kepada instansi yang berwenang terhadap
pe-nyusunan RTBL, rencana teknis bangunan gedung tertentu, dan kegiatan
penyelenggaraan bangunan gedung yang dapat menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan.
5.3 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK)
5.3.1 Kerangka Kerja Pembangunan Sanitasi
Dalam pencapaian target Millenium Development Goal (MDGs) Tahun 2015,
Pemerintah Indonesa sejak Tahun 2003 telah melaksanakan kegiatan SANIMAS (Sanitasi
Oleh Masyarakat). Sebuah inifiatif program yang dirancang untuk mempromosikan
penye-diaan prasarana dan sarana air limbah permukiman berbasis masyarakat dan juga
mengedepankan pendekatan tanggap kebutuhan. Dengan harapan pada Tahun 2015, tidak
ada lagi masyarakat di Indonesia yang tidak memiliki akses untuk memperoleh air minum
dan pelayanan prasarana air limbah sebagai kebutuhan dasar hidup manusia.
Pembangunan prasarana dan sarana air limbah permukiman di Indonesia saat ini
belum mencapai kondisi yang diinginkan terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah
di lingkungan permukiman padat penduduk, kumuh dan rawan sanitasi di perkotaan. Akses
penduduk kepada prasarana dan sarana air limbah permukiman pada dasarnya erat
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA
V-7
kemiskinan. Hasil berbagai pengamatan dan penelitian telah membuktikan bahwa semakin
besar akses penduduk kepada fasilitas prasarana dan sarana air limbah permukiman
(serta pemahaman tentang hygiene) semakin kecil kemungkinan terjadinya kasus
penyebaran penyakit yang ditularkan melalui media air (waterborne diseases).
Kondisi sanitasi Kabupaten Lamandau memerlukan peningkatan perbaikan. Langkah
awal dapat dilakukan dengan perbaikan kualitas perencanaan pembangunan sanitasi. Dan
implementasinya melalui perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan pengembangan
sanitasi yang dilaksanakan baik saat ini dan perencanaan yang akan datang.
5.3.2 Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik
Peningkatan akses prasarana dan sarana air limbah baik sistem On Site maupun
Off Site di perkotaan dan perdesaan untuk perbaikan kesehatan masyarakat dan
peningkatan pengelolaan limbah cair dengan sistem Sanimas yaitu sebuah program
penyediaan sarana dan prasarana berbasis masyarakat, yang menempatkan masyarakat
sebagai pelaku, pengambilan keputusan, dan penanggungjawab mulai dari identifikasi,
perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan dan pengawasan kegiatan dimana kebersamaan
masyarakat menjadi keberlanjutan dalam program tersebut.
5.3.2.1 Sistem On Site
Sistem pengelolaan air limbah setempat (On-site System) adalah sistem
penanganan air limbah domestik yang dilakukan secara individual dan/atau komunal
dengan fasilitas dan pelayanan dari satu atau beberapa bangunan, yang pengolahannya
diselesaikan secara setempat atau di lokasi sumber.
Adapun rencana peningkatan pengelolaan limbah cair sistem setempat di Kabupaten
Lamandau yaitu dengan cara :
a. Pembangunan Baru
b. Rehabilitasi dan Peningkatan Kapasitas
c. Operasi dan Pemeliharaan
5.3.2.2 Sistem Terpusat (Off Site)
Sistem jaringan penyaluran air limbah yang memerlukan pengorganisasian dan
pengelolaan terpusat. Sistem ini diterapkan sebagai solusi sanitasi di daerah yang memiliki
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA
V-8
kepadatan penduduk. Sistem penyaluran dilengkapi dengan instalasi pengolah air
limbah (IPAL). Sistem tersebut bisa dibangun dalam skala kecil atau skala lingkungan, skala
Kecamatan, sampai skala kota. Mengingat adanya keterbatasan investasi pemerintah untuk
sektor sanitasi, khususnya air limbah, maka solusi jangka menengah yang paling sesuai
adalah pembangunan skala rumah tangga dan skala lingkungan. Bisa berupa
conventional sewerage, shallow sewer dengan reaktor, sepitank ataupun small bore sewer.
Adapun rencana peningkatan pengelolaan limbah cair sistem terpusat di Kabupaten
Lamandau yaitu dengan cara :
a. Pembangunan Baru
- Sambungan rumah
- Sistem jaringan pengumpul
- Sistem sanitasi berbasis masyarakat
- Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
b. Rehabilitasi dan Peningkatan Kapasitas
- Sistem jaringan pengumpul
- Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
5.3.2.3 Sistem Sanitasi Oleh Masyarakat (SANIMAS)
Salah satu solusi dalam penyediaan prasarana dan sarana air limbah permukiman
bagi masyarakat berpenghasilan rendah di lingkungan padat penduduk, kumuh dan rawan
sanitasi, telah dikenalkan kegiatan SANIMAS (Sanitasi oleh Masyarakat), yaitu sebuah
inisiatif untuk mempromosikan penyediaan prasarana dan sarana air limbah permukiman
yang berbasis masyarakat dengan pendekatan tanggap kebutuhan. Fokus kegiatan
SANIMAS adalah penanganan air limbah rumah tangga khususnya tinja manusia,
namun tidak tertutup juga untuk menangani limbah cair industri rumah tangga yang dapat
terurai secara alamiah seperti industri tahu, tempe dan sejenisnya. Melalui pelaksanaan
SANIMAS ini, masyarakat memilih sendiri prasarana dan sarana air limbah
permuki-man yang sesuai, ikut aktif menyusun rencana aksi, membentuk kelompok dan melakukan
pembangunan fisik termasuk mengelola kegiatan operasi dan pemeliharaannya, bahkan bila
perlu mengembangkannya.
Salah satu dasar pemberdayaan masyarakat berperan penting dalam pembangunan
sanitasi Kabupaten, khususnya layanan sanitasi berbasis masyarakat, antara lain :
Layanan sanitasi berbasis masyarakat di perkotaan memungkinkan penyediaan
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA
V-9
Layanan lebih efektif dan berkelanjutan. Pengelolaan layanan sanitasi dan promosi
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tingkat lokal akan berjalan lebih lancar
dan berkelanjutan, apabila perempuan dan laki-laki dari berbagai lapisan masyarakat
dan latar belakang budaya berbeda bekerja sama menyusun serta melaksanakan
program tersebut. Hal ini dapat membuat mereka merasa lebih memiliki
dibandingkan jika pihak luar yang melaksanakan dan mengendalikan program. Potensi besar untuk penyesuaian dengan kondisi, kebutuhan dan peluang lokal.
Kabupaten punya beragam lingkungan fisik sosial dan ekonomi. Perencanaan dan
pengelolahan local memungkinkan penyesuaian lebih baik di antara kelompok yang
berbeda seperti, kelompok perempuan dan laki-laki, atau kelompok yang baik dan
kurang baik.
Peluang besar dengan sektor swasta lokal. Masyarakat yang telah diberdayakan
punya organisasi sendiri yang berbadan hukum dan dapat menggalang serta
mengelola dananya sendiri. Di samping itu, mereka punya peluang memperoleh
dana dari pemerintah atau sektor swasta melalui negosiasi dan layanan sendiri.
Dana ini untuk membiayai kegiatan sanitasi yang butuh biaya besar dan di atas
kemampuan mereka. Akan tetapi, mereka harus sudah mendapatkan pelatihan
aspek baku mutu pembuatan kontrak yang baik dan pengolahan dana, sehingga
mereka bisa mengurangi biaya dan meningkatkan nilai uang yang ada.
Contoh, program Water and Sanitation for Low Income Comunities (WSLIC) di
daerah pedesaan.
Akses lebih baik pada masyarakat rumah tangga miskin terhadap sanitasi dan
praktik higiene yang baik. Masyarakat dan rumah tangga miskin akan mendapatkan
solusi sesuai keinginan dan kemampuan mereka, apabila ada informasi tentang
pilihan, solusi sarana, dan sistem pembiyaan sanitasi yang murah.
Peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam menyelenggarakan
pengembangan system pengelolaan air limbah permukiman
Merubah perilaku dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap
pen-tingnya pengelolaan air limbah permukiman.
Mendorong partisipasi dunia usaha/swasta dalam menyelenggarakan
pengemba-ngan dan pengelolaan air limbah permukiman.
Pengembangan perangkat peraturan perundangan penyelenggaraan pengelolaan
air limbah permukiman
- Menyusun perangkat peraturan perundangan yang mendukung
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA
V-10
- Menyebarluaskan informasi peraturan perundangan terkait penyelenggaraan
pengelolaan air limbah permukiman.
- Menerapkan peraturan perundangan tentang penyelenggaraan pengelolaan air
limbah permukiman.
Penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas personil pengelolaan air limbah
permukiman
- Memfasilitasi pembentukan dan perkuatan kelembagaan pengelola air limbah
permukiman di tingkat masyarakat.
- Mendorong pembentukan dan perkuatan institusi pengelola air limbah
permukiman di daerah.
- Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar lembaga.
- Mendorong peningkatan kemauan politik (political will) para pemangku
kepenti-ngan untuk memberikan prioritas yang lebih tinggi terhadap pengelolaan air
limbah permukiman.
Peningkatan dan pengembangan alternatif sumber pendanaan pembangunan
prasarana dan sarana air limbah pemukiman
- Mendorong berbagai alternatife sumber pembiayaan untuk penyelenggaraan air
limbah permukiman.
- Pembiayaan bersama pemerintah pusat dan daerah dalam mengembangkan
sistem air limbah perkotaan dengan proporsi pembagian yang disepakati
bersama.
5.3.3..Peningkatan Pengelolaan Sampah
Perencanaan peningkatan pengelolaan sampah (limbah padat) di Kabupaten
Lamandau dapat dengan cara menyediakan dokumen perencanaan seperti Masterplan,
Feasibility Studi dan Detail Engineering Design. Selain dokumen tersebut juga harus
merencanakan prasarana dan sarana terkait dengan pengelolaan sampah seperti
pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan dan tempat pemrosesan akhir.
Peraturan Perundangan pengelolaan persampahan sangat diperlukan untuk
melengkapi perencanaan Sanitasi di Kabupaten Lamandau, karena Peraturan Perundangan
mengatur tentang mekanisme pengelolaan persampahan tersebut sangat mengikat seperti
kelengkapan dan kelayakan materi, penerapan sanksi dan reward.
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA
V-11
1. Pengurangan volume sampah dimulai dari sumbernya :
Meningkatkan pemahaman masyarakat akan upaya 3 R (Reduce-
Reuse-Recycle) dan pengamanan sampah B3 (Bahan Buangan Berbahaya) rumah
tangga.
Mengembangkan dan menerapkan sistem insentif dan disinsentif dalam
pelaksanaan 3R.
2. Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha/swasta sebagai mitra
pengelolaan :
Meningkatkan pemahaman tentang pengolahan sampah sejak dini melalui
pendidikan bagi anak usia sekolah.
Menyebarluaskan pemahaman tentang pengelolaan persampahan kepada
masyarakat umum.
Meningkatkan pembinaan masyarakat khususnya kaum perempuan dalam
pengelolaan persampahan.
Mendorong pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Mengembangkan sistim insentif dan iklim yang kondusif bagi dunia
usaha/swasta.
3. Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan :
Optimalisasi pemanfaatan prasarana dan sarana persampahan.
Meningkatkan cakupan pelayanan secara terencana dan berkeadilan.
Meningkatkan kapasitas sarana persampahan sesuai sasaran pelayanan. Meningkatkan kualitas pengelolaan TPA ke arah sanitary landfill.
Penelitian, pengembangan, dan aplikasi teknologi penanganan persampahan
tepat guna dan berwawasan lingkungan.
4. Pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundangan : Meningkatkan status, kapasitas dan kinerja institusi pengelola.
Meningkatkkan kerjasama / koordinasi dengan pemangku kepentingan lain.
Mendorong pengelolaan kolektif atas penyelenggaraan persampahan skala
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA
V-12
Mendorong penerapan sistem pengawasan dan penerapan sanksi hukum
secara konsisten dalam rangka pembinaan aparat, masyarakat dan memangku
kepentingan lainnya.
5.3.4..Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan
Perencanaan peningkatan pengelolaan saluran drainase lingkungan di Kabupaten
Lamandau dapat dengan cara menyediakan dokumen perencanaan seperti Masterplan,
Feasibility Studi dan Detail Engineering Design. Selain dokumen tersebut juga harus
merencanakan prasarana dan sarana terkait pengelolaan saluran drainase tersebut seperti
pemasangan turap, pemeliharaan bangunan pelengkap dan pembuatan sumur resapan.
Pengelolaan Persampahan yang akan dilaksanakan meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Pemantapan keterpaduan penanganan pengendalian banjir dan sektor/sub sektor
terkait lainnya berdasarkan keseimbangan tata air :
Mengembangkan sistem perencanaan drainase utama dan lokal yang
terpadu.
Mempertahankan konsep pola aliran alami.
Mewujudkan sebuah stakeholder yang melakukan konservasi air.
2. Peningkatan pelibatan seluruh stakeholder berdasarkan hirarki sistem drainase :
Menentukan kewenangan, peran dan tanggungjawab pemerintah, swasta dan
masyarakat.
Optimalisasi pemanfaatan prasarana dan sarana drainase.
Menyiapkan prioritas dan tahapan pemanfaatan drainase.
3. Peningkatan kapasitas kelembagaan, peraturan dan perundangan : Meningkatkan status dan kapasitas institusi pengelola.
Meningkatkan koordinasi antar instasi dan seluruh stakeholder.
Mendorong sistem pengawasan dan penerapan sanksi secara konsisten.
4. Pengembangan alternatif pembiayaan sanitasi :
Mengembangkan sumber pembiayaan melalui retribusi lingkungan.
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA
V-13
5.3.5.Promosi Higiene dan Sanitasi (Prohisan)
Program kampanye Perubahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau di singkat
PHBS ini adalah program Nasional yang terus di kembangkan untuk mencapai kesehatan
masyarakat yang sesungguhnya. Adapun program program PHBS antara lain penyuluhan
kepada masyarakat tentang pola hidup sehat, pemberdayaan generasi muda, pembinaan
sekolah sehat, pengembangan media promosi sadar hidup sehat. Namun ada beberapa
program yang sesungguhnya berkaitan (intersection) dengan program kampanye PHBS dan
bahkan mendukung pelaksanaan PHBS.
Secara umum tujuan dan sasaran PHBS adalah upaya peningkatan PHBS di rumah
tangga dengan meningkatkan kemandirian dan pemberdayaan keluarga dalam masalah
kesehatan. Adapun tujuan khususnya adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku masyarakat khususnya dan rumah tangga terhadap Kesehatan Lingkungan.
Berkaitan dengan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat ini, mendorong banyak
lembaga internasional banyak memberikan dukungan kepada pemerintah untuk melakukan
kampanye sosial untuk isu higinitas ini antara lain Unicef, John Hopkins University Center
for Communication Program, Care International, International Relief Development dan
USAID. Berbagai kampanye dengan isu-isu LIMA PERILAKU HIDUP SEHAT di
distribusi-kan dan di sosialisasidistribusi-kan kepada masyarakat luas dengan tujuan untuk mengubah
perilaku masyarakat agar berprilaku hidup bersih dan sehat. Media-media kampanye
tersebut misalnya poster, leaflet, spanduk dan pemberian informasi melalui kader- kader di
tingkat Desa dan Kecamatan. Sedangkan, kelima perilaku yang ingin dirubah tersebut
antara lain tidak membuang sampah sembarangan, minum air yang sehat, mencuci tangan
sebelum makan, masakan langsung disantap (tidak dipanaskan berkali-kali) dan tidak buang
air besar sembarangan.
5.4 Integrasi Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota dan Sektor
Berdasarkan dokumen rencana yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat
disusun matriks strategi pembangunan pada skala kabupaten/kota yang meliputi :
a. Draft RTRW Kabupaten/Kota sebagai acuan arahan spasial;
b. Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung sebagai arahan penataan bangunan
dan lingkungan;
c. SSK sebagai arahan pengembangan sektor sanitasi;
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA
V-14
Tabel 5.2 Matriks identifikasi Rencana Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Lamandau
NO PRODUK RENCANA STATUS (ADA/TIDAK)
ARAHAN PEMBANGUNAN
PROGRAM/
KEGIATAN LOKASI SEKTOR
1 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota (RTRWK) TIDAK*
Kawasan Strategis
Kabupaten/Kota (KSK) PSD Kawasan Perdesaan Potensial (Agropolitan) Desa Bumi Agung Kec.Bulik Desa Bumi Agung Bangkim
Indikasi Program Bidang Cipta Karya
Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perdesaan (SPPIP) Kabupaten Lamandau Bangkim Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan (RPKPP) Kabupaten Lamandau Bangkim DED Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman Kawasan Kumuh Kabupaten Lamandau Bangkim Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Nanga Bulik Nanga Bulik Bangkim Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Nanga Bulik Kel. Kujan Bangkim Pemukiman RSH yang Meningkat Kualitas : Pembangunan jalan Anggrek Seberang Nanga Bulik Bangkim Pembangunan jalan desa Bukit Indah Desa Bukit Indah Bangkim Pembangunan Jalan desa Sumber Mulia Desa Sumber Mulia Bangkim Pembangunan Jalan Lingkungan & Saluran Sekunder Desa Wonorejo Desa Wonorejo Bangkim
2 Peraturan Daerah tentang Bangunan
dan Gedung ADA Perda no. 12 tahun 2012
Pemeriksaan Bangunan Gedung Negara/Keandalan Bangunan Gedung Nanga Bulik PBL Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Nanga Bulik PBL Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Nanga Bulik PBL Dukungan PSD Sistem Proteksi Kebakaran Nanga Bulik PBL
3 Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL) TIDAK** -
Penyusunan Rencana Tindak Penataan Lingkungan Tradisional/Bersejarah Kawasan Kec. Delang Desa Delang PBL Penyusunan Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Kota Nanga Bulik Nanga Bulik PBL Dukungan PSD Penataan dan Revitalisasi Kawasan Civic Center (Gereja Katolik) Nanga Bulik Nanga Bulik PBL Dukungan PSD Ruang Terbuka Hijau di Ibukota Kabupaten Nanga Bulik PBL Dukungan PSD Revitalisasi Pemukiman Tradisonal dan Bersejarah kec. Delang Desa Delang PBL
4 Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM) TIDAK***
SPAM Jaringan Perpipaan (Unit Air Baku, Unit Produksi, Unit Distribusi, dan Unit Pelayanan)
Pemasangan/Pengadaan Pipa Distribusi diameter 150,100, 90 mm Nanga Bulik AM Bantuan Program Penyehatan PDAM Lamandau Nanga Bulik AM Pengadaan dan Pemasangan Pipa Distribusi Sambungan Rumah Nanga Bulik AM Optimalisasi IKK untuk MBR Pengadaan dan Pemasangan Pipa PVC Diamater 200,150.100,75 mm IKK
Sematu Jaya Kec. Sematu Jaya AM
Optimalisasi IKK untuk MBR Pengadaan dan Pemasangan Pompa dan Pembuatan Reservoir IKK Nanga Bulik Nanga Bulik AM Pembuatan IPA Kapasitas 10l/detik Kec. Delang Ds Kudangan AM Pembuatan IPA Kapasitas 10l/detik Kec. Belantikan Raya Ds Bayat AM Pembangunan IPA Kapasitas 10l/dtk IKK Bukit Jaya Ds Bukit Jaya AM Pembangunan IPA kap. 10l/dtk. Kecamatan Mentobi Raya Ds Melata AM Pembangunan IPA kap. 10l/dtk. Kecamatan Batang Kawa Ds Kinipan AM Pembuatan IPA Kapasitas 10l/detik Kec. Delang Ds Kudangan AM
SPAM Bukan Jaringan Perpipaan
Pembangunan Sarana Air Bersih Desa Sepoyu Kecamatan Delang Ds Sepoyu AM Pembangunan Sarana Air Bersih Desa Benuatan kecamatan Belantikan Raya Ds Benuatan AM
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA
V-15
NO PRODUK RENCANA STATUS (ADA/TIDAK)
ARAHAN PEMBANGUNAN
PROGRAM/
KEGIATAN LOKASI SEKTOR
5 Strategi Sanitasi Kota (SSK) ADA
Sektor Air Limbah Domestik
Pembangunan IPLT Nanga Bulik PLP
Pembangunan IPAL RSH/Kawasan Nanga Bulik PLP
Supervisi Pembangunan IPLT Nanga Bulik PLP
Supervisi Pembangunan IPAL RSH/Kawasan Nanga Bulik PLP Pembangunan Sanimas Kecamatan Bulik Kec. Bulik PLP Pembangunan Sanimas Kecamatan Belantikan Raya Kec. Belantikan Raya PLP Pembangunan Sanimas Kecamatan Bulik Timur Kec. Bulik Timur PLP Pembangunan Sanimas Kecamatan Delang Kec. Delang PLP Pembangunan Sanimas Kecamatan Lamandau Kec. Lamandau PLP Belanja Konsultasi Pendamping Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat Kab. Lamandau PLP
Stimulan rumah sehat Kab. Lamandau PLP
Sektor Drainase Lingkungan
Pembangunan Drainase Primer Nanga Bulik PLP
Supervisi Pembangunan Drainase Primer Nanga Bulik PLP
Sektor Persampahan
Pembangunan TPA Sampah Nanga Bulik PLP
Supervisi Pembangunan TPA Sampah Nanga Bulik PLP
Pilot Project TPST 3R Nanga Bulik PLP
Review DED + Master Plan TPA Sampah Kota Nanga Bulik Nanga Bulik PLP
DED TPST 3R Nanga Bulik PLP
Sektor Airl Limbah Domestik, Sektor Drainase Lingkungan, Sektor Persampahan
Peraturan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Kab. Lamandau PLP
Pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Permukiman (Penguatan Kapasitas Pemda) Kab. Lamandau PLP
* : Berdasarkan Draft RTRW Kabupaten Lamandau
** : Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kabupaten Lamandau direncanakan selesai pada tahun 2015.