• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGELOLAAN PASAR INDUK AGROBIS JAWA TIMUR DI JEMUNDO. Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PENGELOLAAN PASAR INDUK AGROBIS JAWA TIMUR DI JEMUNDO. Abstrak"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGELOLAAN PASAR INDUK AGROBIS JAWA TIMUR DI JEMUNDO

Abstrak

Pasar Induk Agrobis (PIA) Jawa Timur saat ini lebih dikenal dengan nama Puspa Agro. PIA Jatim dirancang sebagai bagian infrastruktur untuk mewujudkan visi pembangunan Jawa Timur sebagai pusat agrobisnis. Peran yang direncanakan bagi PIA dalam pola pembangunan jangka menengah panjang adalah sebagai pelopor bagi terbentuknya industri agrobisnis sebagai tumpuan ekonomi Jawa Timur. Umumnya pasar induk di Indonesia menghadapi berbagai masalah seperti terbatasnya ruang pada lapak yang sempit, tidak teratur dan lemahnya pengelolaan. Kelemahan sistem pengelolaan tersebut menjadi salah satu penyebab penting gagalnya fungsi sebuah pasar, sehingga tidak dapat memenuhi tujuan awal sebagai promotor perekonomian daerah. Rancangan pengelolaan pasar harus cocok dengan ciri produk atau jasa yang akan difasilitasi, sehingga akan memberikan dampak efisiensi yang besar. Berdasarkan informasi tersebut, timbul permasalahan dalam proses penyusunan konsep pengelolaan PIA Jawa Timur yaitu diperlukan strategi dalam pengelolaan pasar dengan memperhatikan kriteria-kriteria dan sub kriteria apa saja yang menjadi prioritas pengelolaan PIA Jawa Timur di Jemundo.

Data yang digunakan adalah data primer dalam bentuk kuesioner. Responden penelitian adalah pengelola PIA yaitu Direktur Utama PT. Jatim Graha Utama, Badan Pengelola PIA, dan Stakeholder PIA (Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan, Dinas Perdagangan dan Dinas Perkebunan, petani dan pedagang kelompok pasar), Calon pembeli dan Pengelola pasar sejenisnya (Kompetitor). Pengolahan data akan dilakukan dengan metode Anayitical Hierarchy Process (AHP) dan analisis SWOT/ TOWS.

Dari AHP diketahui kriteria yang paling penting dalam pengelolaan PIA adalah pelayanan kepada masyarakat, disusul dengan efisiensi dalam operasional dan pemberdayaan jaringan distribusi. Sedangkan hasil rancangan usulan strategi pengelolaan PIA lebih menekankan untuk menjadi pionir pasar yang menjaga konsistensi kualitas, regulasi fleksibel, penyediaan fasilitas lengkap serta pembangunan akses transportasi yang belum memadai. Kata Kunci : pasar induk, AHP, SWOT.

PENDAHULUAN

Pengelolaan pasar di Indonesia umumnya dilakukan oleh Perusahaan Daerah Pasar dan kepemilikan kios/toko secara perorangan, tidak terkecuali pasar induk. Umumnya pasar induk di Indonesia menghadapi berbagai masalah seperti terbatasnya ruang pada lapak yang sempit, tidak teratur, tidak sehat, kotor, kurangnya tempat sampah, terlalu banyaknya pedagang pinggir jalan, lemahnya pengelolaan, dan fasilitas penyimpanan dengan infrastruktur pasar yang tidak memadai. Sementara itu untuk non pasar induk, pedagang grosir hortikultura tidak memiliki sarana kios permanen sehingga transaksi biasa dilakukan di tepi jalan di lingkungan pasar.

Meningkatnya aktivitas pasar menyebabkan penampilan pasar semrawut, kumuh, kurangnya sarana penerangan, tidak tersedianya fasilitas air bersih yang memadai sehingga tidak ada proses pembersihan komoditi, tidak higienis, tidak tersedianya Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang memadai, sarana jalan sempit dan peredaran barang di dalam pasar juga sulit dan kurang nyaman (Ohno, 2000).

(2)

Pasar Induk Agrobis (PIA) Jawa Timur saat ini lebih dikenal dengan nama Puspa Agro. PIA Jatim dirancang sebagai bagian infrastruktur untuk mewujudkan visi pembangunan Jawa Timur sebagai pusat agrobisnis.Sebagai pelopor industri agrobisnis, PIA dicitrakan untuk menampakkan keseluruhan keunggulan industri agrobisnis.

Peran yang diemban oleh Pasar Induk Agrobis antara lain adalah: (1) Pemusatan (konsentrasi) beragam produk dari berbagai tempat dikumpulkan pada satu tempat dalam jumlah yang efisien untuk diperdagangkan; (2) Pembentukan harga yang transparan, wajar, menggambarkan kekuatan permintaan dan penawaran dan ditentukan secara cepat melalui lelang; (3) Pendistribusian dari produsen/importer secara cepat dan efisien ke pengecer/eksportir; (4) Penyelesaian transaksi melalui berbagai mekanisme pembayaran serta dukungan berbagai pelayanan seperti perijinan, perbankan, dan sebagainya; (5) mengurangi biaya bongkar muat dan penanganan produk dalam jumlah yang efisien; (6) Pengumpulan dan penyebaran berbagai informasi perdagangan; (7) Berbagai bentuk penunjang seperti proses sertifikasi, pemeriksaan higienis, penyimpanan, bea cukai dan sebagainya.

Aspek operasional (pengelolaan) adalah point penting terkait usaha untuk menata kegiatan sehingga diperoleh suatu kualitas kegiatan yang tertentu. Umumnya tujuan penataan kegiatan/ pengelolaan adalah untuk mendapatkan kegiatan/operasional yang lancar, efisien, hemat untuk dapat secara efektif mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan informasi di atas diketahui bahwa pengelolaan pasar khususnya strategi pengoperasian sangat menentukan sukses atau tidaknya keberhasilan sebuah pasar sesuai dengan tujuan awalnya. Dengan demikian diperlukan suatu model dan strategi pengelolaan yang paling sesuai untuk pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur sesuai dengan kriteria dan sub kriteria pengelolaan yang diprioritaskan.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan strategi yang sesuai untuk pengelolaan Pasar Induk Agrobis dengan tahapan :

1. Menentukan prioritas kriteria-kriteria dan sub kriteria yang melandasi pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur.

2. Menyusun strategi pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur. METODOLOGI

Pada penelitian ini model awal pengelolaan pasar Induk Agrobis Jawa Timur disusun berdasarkan Studi Kelayakan (Telaah Bisnis) Pasar Induk Agrobis Jawa Timur bulan Januari 2009. Dari model awal kemudian disusun hirarki kriteria dan sub kriteria dalam model pengelolaan PIA Jawa Timur yang dilakukan dengan survei kepada pihak-pihak terkait, selanjutnya ditentukan kriteria-kriteria dan sub kriteria apa saja yang melandasi pengelolaan pasar. Setelah kriteria-kriteria dan sub kriteria ditentukan, kemudian dilakukan penentuan prioritas atas kriteria-kriteria dan sub kriteria yang telah disusun, yang dilakukan dengan cara menyusun model perbandingan berpasangan (pairwise comparison) kriteria dan sub kriteria pengelolaan. Hasil prioritas kriteria-kriteria dan sub kriteria tersebut akan dijadikan dasar dalam penyusunan strategi pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur.

Kriteria-kriteria dan sub kriteria pengelolaan yang diprioritaskan tersebut akan menjadi bagian dari faktor internal dalam penyusunan strategi pengelolaan, sedangkan faktor-faktor eksternal diperoleh dari data sekunder yang terdiri atas peluang dan ancaman dalam pengelolaan pasar induk. Setelah faktor-faktor internal dan eksternal diketahui, selanjutnya dikaitkan dengan visi, misi, sasaran dan konsep serta kebijakan pembangunan dan pengembangan Pasar Induk Agrobis. Penyusunan strategi diawali dengan melakukan environmental scanning, yaitu analisa faktor Internal (kekuatan dan kelemahan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur) dan analisa faktor eksternal (pesaing /ancaman dan Peluang), dari analisa tersebut dikualitatifkan dengan analisa SWOT untuk dapat disusun beberapa strategi

(3)

usulan pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur. Strategi-strategi yang diusulkan lalu dipilih satu strategi yang paling sesuai menurut manajemen Pasar Induk Agrobis Jawa Timur sesuai dengan faktor internal dan eksternal telah diketahui.

Berikut model hirarki awal kriteria pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur seperti disajikan pada Gambar 3.1.

Gambar 1. Model Hirarki Awal

(Sumber: Studi Kelayakan (Telaah Bisnis) Pasar Induk Agrobis Jawa Timur bulan Januari 2009) Populasi survei dalam penelitian ini adalah Badan Pengelola Pasar Induk Agrobis Jawa Timur, manajemen BUMD yang ditunjuk sebagai pengelola yaitu Direktur Utama dan staff ahli PT. Jatim Graha Utama, Stakeholder (Dinas-dinas terkait, petani dan ketua kelompok pedagang), Calon pembeli Pasar Induk Agrobis Jawa Timur dan Pengelola Pasar Induk sejenisnya / pengelola embrio pasar induk di jawa timur .

Sedangkan sampel survei dalam penelitian ini adalah pengelola Pasar Induk Agrobis Jawa Timur yang meliputi Direktur Utama PT. Jatim Graha Utama, Badan Pengelola PIA, Stakeholder PIA, calon pembeli dan pengelola Pasar Induk sejenisnya/ pengelola embrio pasar induk di jawa timur.

Dalam pengumpulan data penelitian yang di gunakan peneliti dalam pengumpulan data adalah teknik purposive sampling (non probability sampling). Dimana pengambilan elemen-elemen yang dimasukkan dalam sampel dilakukan dengan sengaja, adapun catatannya sampel harus representative atau mewakili populasi. Metode pengambilan sampel ini digunakan dengan pertimbangan untuk menghemat waktu, tenaga dan biaya.

Analisa dari data yang digunakan adalah metode pairwise comparison dalam AHP, serta analisis SWOT. Berdasarkan matriks SWOT yang dihasilkan, selanjutnya rancangan strategi dapat disusun. Rancangan ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat juga meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Proses perancangan strategi tersebut dikaitkan dengan tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur. Hasil dari analisis SWOT adalah usulan beberapa strategi pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur.

(4)

HASIL ANALISIS DAN DISKUSI

Pada tahap awal, penelitian ini menggunakan dua survei. Survei pertama dilakukan untuk menentukan kriteria dan sub kriteria dalam model pengelolaan PIA Jawa Timur, sedangkan survey kedua dilakukan untuk mengetahui kriteria dan sub kriteria pengelolaan yang mempunyai skala prioritas paling tinggi untuk dikembangkan. Hasil dari analisis hirarki pada kriteria pengelolaan PIA diketahui kriteria yang paling penting dalam pengelolaan PIA adalah pelayanan kepada masyarakat, disusul dengan efisiensi dalam operasional dan pemberdayaan jaringan distribusi. Berikut hasil perhitungan bobot antar kriteria pengelolaan PIA Jatim.

Tabel 1. Bobot Antar Kriteria pada Pengelolaan PIA Jatim

Kriteria Bobot

Permerdayaan Jaringan Distribusi 0.217 Pembentukan Sub Pasar Induk 0.084

Pengaturan Kelembagaan 0.133

Efisiensi Operasional 0.265

Pelayanan Kepada Masyarakat 0.300 CR = 0,080 (konsisten); Median bobot = 0,217

Pelayanan terhadap masyarakat akan berdampak positif bagi keberhasilan pengelolaan pasar. Masyarakat mempunyai tujuan dan keinginan yang berbeda-beda, sehingga PIA harus mampu menangkap dan memberikan wujud riil dari keinginan masyarakat sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat. Efisiensi operasional pasar juga hal penting, disebabkan kunci dari pengelolaan Pasar adalah efisiensi yang akan membuat operasional pasar berjalan dengan baik dan efektif dan tepat sasaran. Sedangkan pemberdayaan jaringan distribusi, baik jaringan distribusi pembelian dan penjualan juga penting, disebabkan keberhasilan pengelolaan pasar juga dipengaruhi oleh suplai barang yang kontinyu dan berkualitas dan adanya jaringan penjualan yang luas sehingga dapat memastikan barang yang ada di Pasar Induk tersebut terdistribusi dan terjual dengan baik.

Hasil perhitungan bobot sub kriteria pada kriteria pelayanan yang baik kepada masyarakat disajikan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 2. Bobot Sub Kriteria pada Kriteria Pelayanan yang Baik Kepada Masyarakat

No. Sub Kriteria Bobot

1 Lingkungan kerja dan perdagangan yang aman dan nyaman 0,205 2 Konsistensi suplai regular atas makanan pokok 0,123

3 Transparansi penentuan harga 0,155

4 Kesesuaian penentuan standart dan pengklasifikasian 0,155 5 Kesesuaian pengemasan dengan kebutuhan 0,084

6 Kualitas produk dan sertifikasi 0,213

7 Pemberdayaan masyarakat sekitar 0,065

CR = 0,039 (konsisten); Median bobot = 0,155

Berdasarkan pembobotan antar sub kriteria terhadap kriteria pelayanan yang baik kepada masyarakat menunjukkan kualitas produk dan sertifikasi merupakan aspek penting pengelolaan PIA Jawa Timur, dalam hubungannya dengan pelayanan kepada masyarakat. PIA diharapkan menjadi etalase produk agro di Jatim, yang akan dilengkapai dengan layanan jasa eksport-import barang, sehingga kualitas produk yang disediakan harus berkualitas, sehingga benar-benar menjadi tempat central produk agro yang ideal. Kualitas produk dapat ditunjang

(5)

dengan sertifikasi sehingga semakin menguatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk. Sertifikasi harus dikeluarkan oleh laboratorium yang sah agar kepercayaan masyarakat dapat terjaga.

Berdasarkan pembobotan antar sub kriteria terhadap kriteria efisiensi operasional menunjukkan kecepatan dan efektifitas pelayanan adalah hal yang sangat penting untuk menciptakan efisiensi operasional pasar. Namun berdasarkan studi yang selama ini dilakukan pelaku pasar juga membutuhkan fleksibilas dalam hal regulasi, karena kebutuhan iklim yang ada di pasar. Sehingga dapat digambarkan kondisi pasar dengan aturan yang jelas, namun tidak terlalu mengikat dan membuat sulit pelaku pasar dalam bergerak. Hal yang penting dalam mendukung efisiensi operasional pasar adalah adanya kemudahan akses, berupa transportasi yang murah dan terjamin. Sehingga kelancaran siklus konsumen ataupun produsen yang berupa pedagang dan petani dan terus terjaga dengan adanya pendukung tersebut.

Dari hasil prioritas kriteria dan sub kriteria yang telah didapatkan, lalu dibuat sebagai pedoman untuk identifikasi faktor-faktor dari berbagai sumber untuk melakukan telaah lingkungan strategik. Berdasarkan hasil brainstorming dengan pengelola PIA dengan mengkaji faktor kekuatan, kelemahan, perekonomian dan politik serta kebijakan pemerintah dihasilkan 17 faktor eksternal dan 19 faktor internal dalam penyusunan strategi pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur. Dari factor internal dan eksternal tersebut selanjutnya dilakukan analisis strategik yaitu melakukan penilaian lingkungan organisasi melalui telaah lingkungan internal dan telaah lingkungan eksternal (enviromental scanning), dimana kesimpulan dari analisis faktor internal (IFAS) dan kesimpulan dari analisis faktor eksternal (EFAS) merupakan daftar prioritas faktor lingkungan.

Hasil dari enviromental scanning diketahui peluang (opportunity) terbesar yang dapat dioptimalkan oleh Pasar Induk Agrobis Jawa Timur adalah permintaan ekspor komoditi agro yang cukup besar, besarnya permintaan pasar akan komoditi agro yang berkualitas dengan standart mutu baik di Pasar-pasar Tradisional, serta akan menjadi pusat informasi dan etalase produk agro di Jatim karena didukung oleh departemen-departemen dalam pemerintahan (Pertanian, Kehutanan, Depperindag dan Pariwisata). Sedangkan ancaman (threats) terbesar yang harus diwaspadai pengelola Pasar Induk Agrobis Jawa Timur adalah penerapan sistem baru dalam sirkulasi perdagangan dan sistem perdagangan didalamnya yang belum tentu dapat diterima masyarakat, kurangnya produk yang dapat masuk PIA karena rendahnya kualitas produk Agro di Indonesia & tingginya standart yang diberlakukan serta persaingan dengan pasar modern yang memberikan harga murah dengan pelayanan yang nyaman, dimana pengambilan produk dilakukan langsung dari petani.

Sedangkan kekuatan (strength) terbesar yang dimiliki Pasar Induk Agrobis Jawa Timur adalah merupakan pioner pasar dengan sistem penjagaan kualitas dengan adanya laboratorium dan penerapan sertifikasi, memiliki lahan yang sangat luas dengan fasilitas yang sangat lengkap, lokasi yang terjangkau dengan kendaraan umum dan penerapan sistem pengelolaan modern yang akan mendahulukan kecepatan dan efektifitas pelayanan (birokrasi yang pendek dan efektif). Sedangkan kelemahan (weakness) terbesar yang dimiliki pengelola Pasar Induk Agrobis Jawa Timur adalah akses transportasi di porong terganggu dengan adanya lumpur lapindo, akses jalan dan angkutan yang belum selesai pembangunannya dan belum memadai, serta Citra PIA di masyarakat kurang baik, terutama dikarenakan permasalahan pembebasan lahan. Hasil matriks IFAS dan EFAS disajikan pada tabel di bawah:

(6)

Tabel 3. Matriks IFAS dan EFAS

Dari matriks IFAS dan EFAS lalu dibuat matriks prioritas goal strategi, yang menghasilkan yaitu dapat menjadi pioner pasar dengan sistem penjagaan kualitas dan penerapan sertifikasi yang didukung penuh oleh departemen dalam pemerintahan untuk melayani besarnya potensi pasar di pasar-pasar tradisional, menjadi pusat informasi dan etalase produk agro di Jatim dengan mengoptimalkan lahan yang sangat luas dan fasilitas lengkap, dengan dukungan penuh pemerintah PIA harus mampu menerapkan sistem pengelolaan modern yang mendahulukan regulasi yang fleksibel dan efektifitas pelayanan, akses transportasi yang terganggu di porong dan akses jalan yang belum memadai mengharuskan PIA memperhatikan tatacara pengiriman barang sehingga permintaan ekspor komoditi agro yang cukup besar dapat terlayani dengan baik, serta potensi permintaan ekspor komoditi agro yang tinggi dan lokasi PIA yang berada di daerah padat penduduk harus diatasi dengan pembangunan akses jalan yang memadai.

Dari hasil goals strategi diatas dilanjutkan dengan membuat strategi praktis yang merupakan penterjemahan dari goals tsb dan diberikan bobot nilai berdasarkan keterkaitan dengan visi, misi dan nilai yang dihasilkan.Dan penelitian ini, peneliti menggunakan 5 strategi yang memiliki weight score sempurna, yaitu weight score sebesar 12:

1. Menambah akses jalan menuju PIA dengan membuka akses TOL sebagai akses By pass dari dari & luar kota terutama untuk mendapatkan komoditas yang berkualitas dan memenuhi permintaan Ekspor

(7)

2. Membuat pelayanan ekspor barang yang tercentral sehingga menyediakan fasilitas packaging untuk dapat langsung dikirimkan dengan Standart International

3. Memberikan standart pengiriman barang yang akan masuk PIA dan yang akan dikirim keluar PIA, sehingga kualitas lebih terjaga

4. Menambah alternatif jalan yang memadai menuju sukodono & sidoarjo / dialihkan sehingga akan mengurangi kepadatan dan kemacetan jalan akses menuju PIA

5. Membuat pusat pelatihan bagi Petani untuk meningkatkan hasil tanam dan kualitas produk, serta Memberlakukan sertifikasi produk, dimulai terhadap beberapa barang/ komodity Agro yang dinilai sudah mampu untuk diterapkan sistem tersebut

6. Menerapkan sistem pengelolaan yang modern (IT) dan mengedepankan pelayanan /kenyamanan bagi masyarakat dan customer dengan konsisten

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan mengenai prioritas kriteria-kriteria dan sub kriteria yang melandasi pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur serta usulan strategi pengelolaannya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dalam penentuan prioritas kriteria yang melandasi pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur, kriteria yang paling penting adalah pelayanan kepada masyarakat, disusul dengan efisiensi dalam operasional dan pemberdayaan jaringan distribusi. Untuk kriteria pelayanan kepada masyarakat, sub kriteria yang penting adalah kualitas produk yang ditunjang dengan sertifikasi, lingkungan kerja dan perdagangan yang aman dan nyaman, kesesuaian penentuan standart dan pengklasifikasian serta transparansi dalam penentuan harga. Sedangkan untuk kriteria efisiensi dalam operasional, sub kriteria yang penting adalah kecepatan dan efektifitas pelayanan, fleksibilitas Regulasi, keamanan lingkungan dan transportasi murah dan terjamin.

2. Rancangan strategi pengelolaan yang diusulkan kepada pengelola Pasar Induk Agrobis Jawa Timur adalah sebagai berikut:

1. Menambah akses jalan menuju PIA dengan membuka akses TOL sebagai akses By pass dari dari & luar kota terutama untuk mendapatkan komoditas yang berkualitas dan memenuhi permintaan Ekspor

2. Membuat pelayanan ekspor barang yang tercentral sehingga menyediakan fasilitas packaging untuk dapat langsung dikirimkan dengan Standart International

3. Memberikan standart pengiriman barang yang akan masuk PIA dan yang akan dikirim keluar PIA, sehingga kualitas lebih terjaga

4. Menambah alternatif jalan yang memadai menuju sukodono & sidoarjo / dialihkan sehingga akan mengurangi kepadatan dan kemacetan jalan akses menuju PIA

5. Membuat pusat pelatihan bagi Petani untuk meningkatkan hasil tanam dan kualitas produk, serta Memberlakukan sertifikasi produk, dimulai terhadap beberapa barang/ komodity Agro yang dinilai sudah mampu untuk diterapkan sistem tersebut

6. Menerapkan sistem pengelolaan yang modern (IT) dan mengedepankan pelayanan /kenyamanan bagi masyarakat dan customer dengan konsisten

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. 2009. Strategic Management For Educational Management. Alfabeta, Bandung. Bryson, John M. 2003. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial. Terjemahan M.

Miftahuddin. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Istijanto. 2005. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Gramedia, Jakarta.

Jatim Graha Utama. 2009. Studi Kelayakan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur. PT Karya Nugraha Konsultama, Surabaya.

Mahendra, M. S. 2008. Analisis SWOT dan SMART Keragaan Fasilitas dan Utilitas Pasar di Indonesia. Universitas Udayana, Denpasar.

Nurgiyantoro, B., Gunawan dan Marzuki. 2004. Statistik Terapan. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Riduwan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Alfabeta, Bandung.

Saaty, T.L. 1993. The Analytical Hierarchy Process; Planning, Priority Setting, Resource Allocation. The Wharion School, University of Pennsylvania.

Santoso, S. dan Tjiptono F. 2002. Riset Pemasaran. Gramedia, Jakarta. Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung.

Suryadi K., dan Ramdhani M. Ali. 2002. Sistem Pendukung Keputusan. Cetakan Keempat. CV. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Gambar

Gambar 1. Model Hirarki Awal
Tabel 1. Bobot Antar Kriteria pada Pengelolaan PIA Jatim
Tabel 3. Matriks IFAS dan EFAS

Referensi

Dokumen terkait

Untuk meningkatkan akuntabilitas pengelolaan dana desa di Kecamatan Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu maka disarankan agar pembinaan dan pelatihan pengelolaan keuangan desa

Berdasarkan hasil analisis dari matriks IFAS, EFAS, IE, SWOT serta QSPM maka strategi yang dapat diterapkan pada Harris Hotel and Residences Sunset Road Badung

(c) Secara keseluruhan hasil kinerja siswa pada tingkat kemampuan tengah dalam menyelesaikan soal problem solving pada materi segiempat kurang memuaskan, banyak

Bisa jadi yang dimaksud perahu yang menyertai Yesus adalah perahu para murid karena perahu yang ditumpangi Yesus bukan perahu besar yang bisa memuat 13

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pemasukan Ternak dan/atau Produk Hewan Dalam Hal

Berdasarkan analisis data maka peneliti menyimpulkan bahwasannya ada pengaruh antara status ekonomi orang tua terhadap motivasi belajar siswa SMP Muhammadiyah 1 Jombang

Perjalanan ulang alik, penumpang melakukan perjalanan ulang alik setiap hari pada waktu yang tetap, mempunyai rentang waktu yang tetap dan pasti dalam hal perjalanan dari dan ke

Membawa Dokumen Penawaran Asli dan Foto copy sesuai dengan yang telah di unggah. dalam