• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PERENCANAAN KINERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PERENCANAAN KINERJA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Perencanaan pembangunan Kabupaten Pati tidak terlepas dari hirarki perencanaan pembangunan nasional, dengan merujuk pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam undang-undang tersebut pemerintah daerah baik Provinsi maupun Kabupaten atau Kota diamanatkan untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang merupakan dokumen perencanaan pembangunan untuk kurun waktu 5 (lima) tahun. Dalam rangka pengintegrasian perencanaan pembangunan tersebut, maka penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Pati Tahun 2012-2017 mengacu pada RPJP Daerah Kabupaten Pati Tahun 2005-2025, arah pembangunan RPJM Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 dan RPJM Nasional Tahun 2010-2014.

Visi jangka panjang Kabupaten Pati seperti yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Pati Tahun 2005-2025. ”PATI BUMI MINA TANI

SEJAHTERA”

Berdasarkan visi jangka panjang tersebut, serta sejalan dengan gerakan pembangunan dan strategi Bupati dan Wakil Bupati yaitu NOTO PROJO MBANGUN DESO serta kondisi umum Kabupaten Pati saat ini, tantangan yang dihadapi dalam 5 (lima) tahunan mendatang dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki dalam konstelasi lokal regional maupun nasional serta memperhatikan RPJPD Kabupaten Pati Tahun 2005-2025 tahap kedua tahun ketiga sampai dengan tahap ketiga tahun ketiga dengan fokus pada peningkatan kualitas pembangunan dan penguatan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang.

Tahun 2014 merupakan tahun ke-3 dari pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pati 2012-2017. Pada tahap ini prioritas pembangunan diarahkan pada upaya pencapaian visi Kabupaten Pati Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat dan Pelayanan Publik dengan fokus pada urusan-urusan yang langsung berhubungan dengan pencapaian misi dalam bidang-bidang antara lain: pendidikan, kesehatan, pertanian, pekerjaan umum, ketenagakerjaan, penanaman modal, perikanan, serta industri kecil.

2.1 INDIKATOR KINERJA

RPJMD Kabupaten Pati 2012-2017 telah memuat indikator kinerja daerah, yang dikelompokan dalam aspek dan fokus Pembangunan Daerah Kabupaten Pati, didalam mengukur kinerja Pemerintah Kabupaten Pati tahun 2014 dipergunakan 46 indikator kinerja utama dari 21 sasaran. Indikator Kinerja Utama (IKU) dipilih dari indikator kinerja daerah

Bab II Berisi: 2.1Indikator Kinerja 2.2Perjanjian Kinerja Pemda Kab. Pati 2.3Rencana Anggaran Tahun 2014

(2)

yang berhasil diidentifikasi dengan memperhatikan proses pengelolaan pemerintahan daerah yang keluarannya berupa hasil (outcome).

Kabupaten Pati menggunakan 80 Indikator Kinerja Utama untuk mengukur kinerja 34 sasaran yang bersumber dari RPJMD 2012-2017 dan Renstra SKPD sesuai bidang dan urusan yang terkait:

1. Indikator kinerja yang berasal dari indikator kinerja daerah RPJMD 2012-2017.

Sebagian besar indikator yang digunakan dalam pelaporan ini diambil dari indikator kinerja daerah yang yang tertera dalam RPJMD 2012-2017 beserta dengan proyeksi target tahun 2014 dan target akhir RPJMD 2017.

2. Indikator yang diambil dari Renstra SKPD atau Standar pelayanan bidang tertentu.

Sesuai dengan sasaran dalam VISI, MISI, TUJUAN dan SASARAN RPJMD 2012-2017 (BAB V) bila tidak ditemukan indikator yang sesuai untuk mengukurnya maka yang digunakan adalah indikator dan target dari Renstra SKPD yang juga merupakan indikator dari standar pelayanan minimal bidang.

Tabel 2.1 Indikator Tapkin Yang Diambil Dari Renstra SKPD Karena Tidak Ada Dalam Indikator Kinerja Daerah

INDIKATOR TARGET

1. Tawuran / Konflik antar Kelompok Masyarakat ≤2 2. Jumlah prestasi olah raga di tingkat regional, nasional dan

internasional

5 3. Meningkatnya prestasi Seni dan Budaya ditingkat regional dan

nasional.

100 4. Jumlah PNS yang telah mengikuti Diklat Struktural 41 5. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan 2 6. Prosentase rekomendasi laporan hasil pemeriksaan yang

ditindak lanjuti

100

7. Terlaksananya 15 bidang SPM. 15

8. Prosentase penyerapan bantuan keuangan desa. 100 9. Ketersediaan peralatan bencana alam. 8

Sumber: TAPKIN Kabupaten Pati, 2014

Indikator dalam Tapkin yang keluarannya belum mengacu pada keluaran outcome telah diubah menjadi indikator yang mempunyai keluaran outcome, yaitu:

Tabel 2.2 Indikator Keluaran Output Yang Diubah Menjadi Indikator Keluaran Outcome

INDIKATOR TAPKIN TARGET INDIKATOR PERUBAHAN TARGET

Desa siaga aktif mandiri: 58 Cakupan desa siaga aktif (%) 100 Jumlah strata Posyandu Mandiri meningkat 72 Prosentase posyandu aktif 100 Jumlah UMKM dalam binaan 15 Prosentase usaha mikro dan kecil

terhadap jumlah UKM

30

Indikator dalam Tapkin berupa Prosentase jumlah angkatan kerja perempuan dengan target yang ditetapkan sebesar 38,97% diubah sesuai dengan indikator di dalam RPJMD menjadi Partisipasi angkatan kerja perempuan dengan target 51,31%.

Indikator dalam Tapkin berupa Produktivitas kehutanan dengan target 96% sulit untuk dilakukan pengukuran, sehingga diubah sesuai dengan indikator di dalam RPJMD menjadi Luas hutan rakyat dengan target sebesar 20.899 Ha.

(3)

3. Indikator yang mengalami penyesuaian

Setelah mempelajari kaitan antara indikator dan sasaran yang diukurnya, terdapat indikator yang salah penempatan, atau tidak sesuai dengan sasaran yang hendak diukur, sehingga disesuaikan.

Untuk itu, perlu dilakukan penyesuaian sesuai dengan indikator di dalam RPJMD, sebagai berikut:

Tabel 2.3 Indikator Yang Mengalami Penyesuaian

INDIKATOR TAPKIN INDIKATOR PERUBAHAN

SASARAN INDIKATOR TARGET SASARAN INDIKATOR TARGET

Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan Rasio Puskesmas 1:30.000 Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan Pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin: 100 Rasio Puskesmas pembantu 1:10.000 Pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin: 100 Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin. Pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin: 302.978 Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin. Rasio Puskesmas 30.000 Pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin: 5.300 Rasio Puskesmas pembantu 10.000 2.2 PERJANJIAN KINERJA

Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya.

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil (outcome), Pemerintah Kabupaten Pati berjanji akan mewujudkan target kinerja yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja 2014 (lampiran I), pada gilirannya mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten Pati.

Tujuan Pemerintah Kabupaten Pati Meningkatkan karakter masyarakat yang berperilaku, berakhlak mulia, berbudi luhur dan berbudaya yang didukung kearifan lokal

Diubah menjadi

(4)

dicapai dengan sasaran-sasaran Meningkatnya karakter masyarakat berperilaku, berakhlak mulia dan berbudi luhur, adalah Meningkatnya potensi pemuda, prestasi olah raga, pengembangan seni budaya daerah dan pariwisata daerah, indikator dan target yang hendak dicapai pada tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4 Tujuan Meningkatkan Karakter Masyarakat Yang Berperilaku, Berakhlak Mulia, Berbudi Luhur dan Berbudaya Yang Didukung Kearifan Lokal

INDIKATOR TARGET

1. Tawuran / Konflik antar Kelompok Masyarakat ≤2 2. Jumlah prestasi olah raga di tingkat regional, nasional dan

internasional

5 3. Meningkatnya prestasi Seni dan Budaya ditingkat regional dan

nasional.

100 4. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan 2 5. Meningkatnya kunjungan wisata. 850.100

Sumber: TAPKIN Kabupaten Pati, 2014

Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui pelayanan prima sesuai kebutuhan dengan prinsip good governance dengan sasaran pertama Meningkatnya kualitas aparatur yang profesional indikatornya adalah Jumlah PNS yang telah mengikuti Diklat Struktural dengan 41 perserta tahun ini, Kedua Meningkatnya akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan pemerintahan daerah indikatornya adalah Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan kecapai, Pada tahun 2014 ditargetkan opini atas hasil audit

laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Pati tahun 2013 adalah Wajar dengan Pengecualian (skala 2). Ketiga Meningkatnya kualitas pengawasan dan status audit keuangan daerah dicapai dengan indikator Prosentase rekomendasi laporan hasil pemeriksaan yang ditindak lanjuti yang ditargetkan sebersar 100%. Keempat Meningkatnya kualitas pelayanan publik sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) diindikasikan dengan Terlaksananya 15 bidang SPM di 15 SKPD. Kelima Meningkatnya kemandirian desa untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Prosentase penyerapan bantuan keuangan desa dengan target 100,

dan keenam Peningkatan mitigasi penanggulangan bencana dengan target peralatan bencana 8.

Bidang pendidikan menjadi bidang yang diprioritaskan di setiap penyelenggaraan pemerintahan baik daerah maupun pusat. Tahun 2014 Pemerintah Kabupaten Pati guna memperluas kesempatan memperoleh pendidikan dan meningkatkan kualitas pendidikan secara merata ada 2 (dua) sasaran yang hendak dicapai pertama, adalah tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah, sebagai tolok ukur keberhasilannya adalah prosentase bangunan sekolah dalam kondisi baik, meningkatnya Angka Partispasi Murni (APM). Kedua, Meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan dijenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan, diukur dengan meningkatnya angka kelulusan di setiap jenjang pendidikan dan Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs dan Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA.

(5)

Indikator Kinerja utama yang digunakan untuk mengukur kinerja bidang Pendidikan yang hendak dicapai tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.5 Indikator Kinerja Bidang Pendidikan

INDIKATOR KINERJA TARGET

Bangunan sekolah yang berkondisi baik 65 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A 114,07 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B 98,90 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A 99,15 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B 78,35

Angka kelulusan jenjang pendidikan

SD/MI 99,32

SMP/MTs 98,83

SMA/MA/SMK 98,59

Angka Melanjutkan (AM)

SD/MI ke SMP/MTs 99,79

SMP/MTs ke SMA/SMK/MA 81,11

Prosentase guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV 72,73 Standarisasi biaya dan regulasi pendidikan. 1

Sumber: TAPKIN Kabupaten Pati 2014

Untuk mencapainya program kegiatan yang akan dilakukan di tahun 2014 antara lain adalah program pendidikan dasar dengan kegiatan; penambahan ruang kelas sekolah, pembangunan perpustakaan sekolah dan rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah. Program pendidikan menengah dengan kegiatan antara lain pembangunan gedung sekolah, Penambahan ruang kelas sekolah, penambahan ruang guru sekolah, pembangunan laboratorium, pembangunan sarpras olahraga, pembangunan perpustakaan sekolah dan rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah.

Sasaran lain yang terkait dengan pendidikan didalam masyarakat adalah meningkatnya budaya baca masyarakat, untuk mewujudkanya Pemerintah Kabupaten Pati berkomitmen bahwa pada tahun 2014 jumlah perpustakaan sebanyak 1.326 unit, jumlah pengunjung perpustakaan 27.000 orang, dan koleksi buku di perpustakaan daerah sebanyak 38.598 buku. Program kegiatan yang dilaksanakan antara lain pemasyarakatan minat dan kebiasaan membaca untuk mendorong terwujudnya masyarakat pembelajar, pengembangan minat dan budaya baca, supervisi, pembinaan & stimulasi pada perpustakaan umum, khusus, sekolah dan masyarakat, pelaksanaan koordinasi pengembangan perpus, penyediaan bantuan pengembangan perpus dan minat baca di daerah, publikasi dan sosialisasi minat dan budaya baca, penyediaan bahan pustaka perpustakaan umum daerah, pemeliharaan buku-buku perpustakaan.

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan yang berkualitas sasaran yang hendak diwujudkan ada 4 (empat) sasaran yaitu Pertama, Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk; Kedua, Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan dengan meningkatkan rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk sebagai indikator; Ketiga, Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi

(6)

penduduk miskin hingga 100%; dan Keempat Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat yang diindikasikan dengan 100% cakupan desa siaga aktif dan 100% posyandu aktif.

Berikut ini adalah indikator dan target yang hendak dicapai di tahun 2014 dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Tabel 2.6 Indikator Kinerja Bidang Kesehatan INDIKATOR KINERJA TARGET DALAM TAPKIN TARGET PENYESUAIAN OUCOME

Menurunnya angka kematian ibu 18

Menurunnya angka kematian bayi. 172

Menurunnya angka kematian balita. 11

Menurunnya angka balita gizi buruk. 0,03

Rasio Puskesmas 30.000

Rasio Puskesmas pembantu 10.000

Cakupan pelayanan gawat darurat kesehatan dasar di puskesmas yang harus diberikan oleh sarana kesehatan (RS Daerah) (%)

302.978 100 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin (%) 5.300 100

Cakupan desa siaga aktif (%) 58 100

Prosentase posyandu aktif 72 100

Sumber: TAPKIN Kabupaten Pati, 2014

Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan sesuai kebutuhan. Indikatornya dan target tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.7 Indikator Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Tenaga Kesehatan Sesuai Kebutuhan INDIKATOR KINERJA

TARGET DALAM TAPKIN

1. Rasio dokter umum 1:2083

2. Rasio dokter gigi 1:9091

3. Rasio Perawat 1:632

4. Rasio Perawat Gigi 1:100000

5. Rasio Bidan 1:1333

6. Rasio Apoteker 1:100000

7. Rasio Asisten Apoteker 1:100000

8. Rasio Sanitarian 1:6667

9. Rasio SKM 1:100000

Penyesuaian target cakupan pelayanan gawat darurat kesehatan dasar di puskesmas yang harus diberikan oleh sarana kesehatan (RS Daerah) (%), cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin (%) semula santuan yang digunakan adalah jumlah kunjugan mencadi prosentase sesuai yang dimaksud dengan cakupan, penyesuaian target dari indikator awal Desa siaga aktif mandiri satuan jumlah diubah dengan cakupan desa siaga aktif satuan (%), jumlah strata Posyandu Mandiri meningkat diubah dengan prosentase posyandu aktif.

Program kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja sasaran di bidang kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Program perbaikan gizi masyarakat;

(7)

3. Program promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan di masyarakat; 4. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak;

5. Program obat dan perbekalan kesehatan; 6. Program upaya kesehatan masyarakat; 7. Program pengawasan obat dan makanan; 8. Program standarisasi pelayanan kesehatan;

9. Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan pustu;

10. Program pelayanan kesehatan penduduk miskin;

11. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat; 12. Program pengembangan lingkungan sehat;

13. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular; 14. Program pengembangan lingkungan sehat.

Indeks Pembangunan Gender (IPG) adalah indeks pencapaian kemampuan dasar pembangunan manusia. yang sama seperti IPM dengan memperhitungkan ketimpangan gender, Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kabupaten Pati tahun 2012 menurut Data Strategis Kabupaten Pati 2014 adalah 64,50. IPG dapat digunakan untuk mengetahui kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan. Kesetaraan gender terjadi apabila nilai IPM sama dengan IPG.

Tabel 2.8 Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kabupaten Pati Tahun 2009-2012

Tahun 2009 2010 2011 2012 IPG 63,10 63,58 64,14 64.50

Sumber: Data Strategis Kabupaten Pati, 2014

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) adalah indeks komposit yang mengukur peran aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik, Indeks Pemberdayaan Gender Kabupaten Pati menurut perhitungan tahun 2012 adalah 59,20. Peran aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik mencakup partisipasi berpolitik, partisipasi ekonomi dan pengambilan keputusan serta penguasaan sumber daya ekonomi.

Tabel 2.9 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Kabupaten Pati Tahun 2009-2012

Tahun 2009 2010 2011 2012 IDG 51,3 61,4 63,63 59.20

Sumber: Data Strategis Kabupaten Pati, 2014

Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak Kabupaten Pati Indikator Kinerja Utama yang digunakan untuk mengukurnya adalah Prosentase perlindungan perempuan dan anak terhadap korban kekerasan yang mendapat penanganan perlindungan oleh petuga sterlatih di dalam unit pelayanan terpadu (100%), Angka melek huruf perempuann usia 15 tahun keatas yang ditargetkan sebesar (99,5 %), Prosentase jumlah perempuan yang

(8)

bekerja di lembaga legislatif (20), Partisipasi angkatan kerja perempuan dengan target (51,31 %) dan Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan anak dari tindakan kekerasan (100 %).

Tabel 2.10 Indikator Kinerja Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan dan Anak

INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

Prosentaseperlindungan perempuan dan anak terhadap korban kekerasan yang mendapa tpenanganan perlindungan oleh petuga sterlatih di dalam unit pelayanan terpadu

100

Angka melek huruf perempuann usia 15 tahun keatas (%) 99,5 Prosentase jumlah perempuan yang bekerja di lembaga

legislatif

20 Partisipasi angkatan kerja perempuan (%) 51,31 Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan

anak dari tindakan kekerasan (%)

100

Sumber: TAPKIN Kabupaten Pati, 2014

Program kegiatan yang akan dilaksanakan di tahun 2014 untuk mendukung capaian sasaran meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak adalah:

1. Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan; 2. Program penguatan kelembagaan pangarusutamaan gender dan anak; 3. Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan;

4. Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan: a. pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

b. peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan. 5. Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan:

- peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan.

Pemerintah Kabupaten Pati terus mendorong berkembangnya usaha kecil menengah yang tangguh dengan upaya fasilitasi dan penguatan kelembagaan bagi koperasi dan pelaku usaha mikro. Meningkatnya fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM dapat dilihat kinerjanya dengan indikator utama prosentase koperasi aktif, ditargetkan sebesar 100% dan prosentase usaha mikro dan kecil terhadap jumlah UKM dengan target sebesar 30% yang akan dicapai dengan program penciptaan iklim usaha UKM yg kondusif, program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UKM, program pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM, program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi, fasilitasi pengembangan UKM, program pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM, program pengembangan industri kecil menengah dan program pengembangan lembaga ekonomi desa. Meningkatnya daya saing produk industri UMKM baik di dalam maupun di luar negeri ditandai dengan Jumlah expo dan pameran dengan target 27.

(9)

Meningkatkan pemanfaatan potensi pertanian dan perikanan untuk mendukung ketahanan pangan daerah, karena wilayah Pati yang mempunyai daerah pertanian yang subur dan garis pantai yang panjang hal ini menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Pati dengan upaya meningkatkan produksi pertanian, target kinerja yang ditetapkan masing-masing indikator diukur dengan produksi pertanian tanaman pangan utama sebesar 543.409 ton dengan produktifitas sebesar 57,68. Wilayah Pati yang berbatasan dengan laut, sudah tentu mengandalkan perikanan, perikanan tangkap tahun 2014 diharapkan mampu sebesar 42.063, terdapat juga hasil tambak, produksi ikan terbesar dihasilkan dari budi daya tambak dengan lahan tambak terutama banyak tersebar di Kecamatan Juwana berupa petak-petak yang letaknya mendekati bibir pantai. Jenis ikan bandeng dan lele banyak dibudidayakan, target perikanan budidaya sebesar 42.200. Secara lengkap berikut indkator yang digunakan di sektor pertanian dan peternakan;

Tabel 2.11 Meningkatkan Produksi Pertanian NO INDIKATOR KINERJA

UTAMA

TARGET KINERJA

1. Produksi tanaman pangan 543.409 2. Produktifitas tanaman pangan 57,11 3. Jumlah populasi ternak 1.688.817 4. Produksi daging 4.237.988

5. Produksi susu 310.000

6. Produksi telur 3.959

7. Produksi tanaman hortikultura 233.702 8. Luas Hutan Rakyat 20.899 Sumber: TAPKIN Kabupaten Pati, 2014

Indikator utama yang digunakan untuk mengukur kinerja Kabupaten Pati dengan tujuan meningkatkan ketersediaan infrastruktur wilayah yang berkualitas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan wilayah adalah sebagai berikut:

Tabel 2.12 Indikator Kinerja Ketersediaan Infrastruktur Wilayah

SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET KINERJA

1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya.

1. Prosentase panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (%)

50 2. Presentase jumlah jaringan

Jembatan dalam kondisi baik

88 2. Meningkatnya ketersediaan

jaringan air bersih dan sanitasi.

3. Rumah tangga bersanitasi (%) 79 4. Rumah tangga pengguna air bersih

(%)

70 5. Prosentase penduduk berakses air

minum

70 3. Meningkatnya kualitas dan

kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air.

6. Luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik

75

4. Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman

7. Rumah tangga pengguna listrik (%) 89 8. Rumah layak huni (%) 90 Sumber: TAPKIN Kabupaten Pati, 2014

Untuk mencapai target kinerja masing-masing sasaran, program yang akan dilaksanakan tahun 2014 adalah sebagai berikut:

(10)

1. Sasaran meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya:

a. Program peningkatan jalan dan jembatan; b. Program pengembangan jalan dan jembatan; c. Program Rehabilitasi/pemeliharaan rutin jalan; d. Program Rehabilitasi/pemeliharaan rutin jembatan; e. Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan pedesaan; f. Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan.

2. Sasaran meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi:

a. Kegiatan Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin;

b. Program pembangunan saluran drainase dan gorong-gorong; c. Program pembangunan turap/talud/bronjong;

d. Rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong;

e. Kegiatan penyediaan program nasional pengelolaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat.

3. Sasaran meningkatkan kualitas dan kuantitas irigasi dan konservasi sumber daya air: a. Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi;

b. Rehabilitasi/pemeliharaan normalisasi saluran sungai;

c. Pemeliharaan dan pengawasan pemakaian sempadan sungai/irigasi; d. Fasilitasi pendukung kegiatan wismp;

e. Program pengembangan, pengelolaan dan konservasi sungai, danau dan SDA lainnya;

f. Program Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi dan rawa. 4. Sasaran meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman:

a. Program pengembangan perumahan; b. Program lingkungan sehat perumahan;

c. Kegiatan penyuluhan dan pengawasan kualitas lingkungan sehat perumahan;

d. Kegiatan Pelaksanaan kegiatan pemugaran rumah tidak layak huni dan penataan permukiman.

Meningkatkan peran pengusaha dan investor dalam kerjasama investasi, dalam tahun 2014 minat pengusaha untuk berusaha di Kabupaten Pati meningkat ditargetkan ada 12 Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) dengan target nilai investasi berskala nasional 1.025 milyar rupiah, selain itu diharapkan ada peningkatan produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja sehingga tingkat partisipasi angkatan kerja meningkat menjadi 72,70 % dan tingkat pengangguran terbuka menurun hingga menjadi 6.90%.

(11)

Di bidang Sosial Ketenagakerjaan Indikator Kinerja Utama yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.13 Bidang Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi

INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET KINEJA 1. PMKS yang memperoleh bantuan social (%) 0,09 2. Meningkatnya jumlah transmigran yang

ditempatkan

30 3. Jumlah tenaga kerja yang memperoleh jaminan

sosial tenaga kerja (%)

77 4. Prosentase UMK terhadap KHL 100

Sumber: TAPKIN Kabupaten Pati, 2014

Untuk mencapai sasaran dibidang investasi, ketenagakerjaan dan penanganan masalah sosial program-program yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Sasaran meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi: a. Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi; b. Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi;

c. Program peningkatan kualitas pelayanan dan perijinan pelayanan publik; d. Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi.

2. Sasaran meningkatnya produktivitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja:

a. Program peningkatan kualitas dan produktivitas tanaga kerja;

b. Pelatihan ketrampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar termasuk anak jalanan, anak cacat dan anak nakal;

c. Membangun kerja sama dengan perusahaan/dunia usaha dalam program pengembangan lingkungan sosial masyarakat;

d. Program peningkatan kesempatan kerja.

3. Sasaran meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS: a. Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma;

b. Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial; c. Program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial; d. Program pemberdayaan fakir miskin, kat dan PMKS lainnya; e. Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial; f. Program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial.

4. Sasaran meningkatnya kerjasama antar daerah dalam penempatan transmigrasi: a. Program transmigrasi regional;

b. Program pengembangan wilayah transmigrasi.

5. Sasaran meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja: - Program perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan.

Indikator kinerja yang digunakan dalam TAPKIN 2014 kecuali yang telah disampaikan diatas adalah sebagai berikut Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman

(12)

diukur dengan Lingkungan permukiman kumuh dengan target 8,3 dan Rumah layak huni 90%. Optimalnya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup indikasinya bila Jumlah lahan kritis yang direhabilitasi 120 Ha.

2.3 RENCANA ANGGARAN TAHUN 2014

Sebagaimana yang telah dituangkan dalam dokumen Kebijakan Umum APBD Tahun 2014, belanja daerah diprioritaskan untuk mendukung pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan dasar yang sesuai dengan kewenangan, baik urusan wajib maupun urusan pilihan. Mengingat kondisi kemampuan keuangan daerah yang sangat terbatas, jumlah anggaran Kabupaten Pati Tahun 2014 ditetapkan sebesar Rp 1.867.213.946.000,- setelah Perubahan Belanja Daerah Tahun 2014 menjadi Rp. 2.099.217.251.000,- terdiri atas Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 1.303.041.853.000,- (atau 62,07% dari total anggaran) dan Belanja Langsung sebesar Rp.796.175.398.000,- (atau 37,93% dari total anggaran 2014).

Tabel 2.14 Target Belanja Daerah

Uraian Target

(Rp) %

Belanja Tidak langsung 1.303.041.853.000 62,07%

Belanja Langsung 796.175.398.000 37,93%

Total belanja 2.099.217.251.000 100%

Sumber: DPPKAD Kab. Pati, 2014

Alokasi anggaran belanja langsung tahun 2014 yang dialokasikan untuk membiayai program-program prioritas yang langsung mendukung pencapaian sasaran-sasaran pembangunan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.15 Alokasi Anggaran per Sasaran Pembangunan Tahun Anggaran 2014

SASARAN ANGGARAN PROSENTASE

ANGGARAN

1. Meningkatnya karakter masyarakat berperilaku, berakhlak mulia dan berbudi luhur

91.716.000 0,01% 2. Meningkatnya potensi pemuda, prestasi olahraga, pengembangan seni

budaya dan daerah pariwisata daerah

5.010.770.000 0,63% 3. Meningkatnya kualitas aparatur yang profesional 862.940.000 0,11% 4. Meningkatnya akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan pemerintah

daerah

1.253.439.000 0,16% 5. Meningkatnya kualitas pengawasan dan status audit keuangan daerah 3.443.301.000 0,43% 6. Meningkatnya kualitas pelayanan publik sesuai dengan SPM 115.000.000 0,01% 7. Meningkatnya kemandirian desa untuk mewujudkan kesejahteraan

masyarakat

4.433.633.500 0,56% 8. Meningkatnya mitigasi penanggulangan bencana 1.264.489.500 0,16% 9. Tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan

menengah.

23.296.995.000 2,93% 10. Meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan dijenjang pendidikan dasar

dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan.

35.791.194.000 4,50% 11. Meningkatnya tata kelola pendidikan yang efektif dan efisien 322.550.000 0,04% 12. Meningkatnya budaya baca masyarakat. 809.036.000 0,10% 13. Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk. 425.685.000 0,05% 14. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan

rujukan 58.661.837.000

7,37% 15. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin. 12.250.000.000 1,54% 16. Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan sesuai kebutuhan 0 0

(13)

SASARAN ANGGARAN PROSENTASE ANGGARAN

17. Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat.

1.067.900.000 0,13% 18. Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak 733.131.000 0,09% 19. Meningkatnya fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan

UMKM.

1.743.926.000 0,22% 20. Meningkatnya daya saing produksi UMKM baik di dalam maupun di luar 867.812.000 0,11%

21. Meningkatnya produksi pertanian. 8.058.800.000 1,01%

22. Meningkatnya produksi Perikanan 22.319.402.000 2,80%

23. Meningkatnya pemanfaatan potensi energi dan sumber daya mineral. 1.018.900.000 0,13% 24. Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta

sarana penunjang lainnya.

165.950.151.000 20,84% 25. Meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi. 36.739.247.000 4,61% 26. Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber

daya air.

18.052.869.000 2,27% 27. Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman 8.943.117.000 1,12% 28. Meningkatnya pengembangan wilayah sesuai dengan peruntukannya 1.025.000.000 0,13% 29. Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi. 1.012.721.000 0,13% 30. Optimalnya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup 3.355.169.000 0,42% 31. Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan

sarana informasi bursa kerja.

4.047.708.000 0,51% 32. Meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS. 1.078.495.000 0,14% 33. Meningkatnya kerjasama antar daerah dalam penempatan transmigrasi. 83.906.000 0,01% 34. Meningkatnyaperlindungandankesejahteraantenagakerja 455.387.000 0,06% Jumlah 424.586.227.000 53% Jumlah Belanja Pendukung 371.589.171.000 47% Total Belanja Langsung 796.175.398.000 100,00%

Sumber: DPPKAD Kab. Pati, 2014

Pada tabel di atas, pada pos belanja langsung dibagi menjadi anggaran yang digunakan untuk penyelenggaraan program/kegiatan yang utama dan anggaran untuk belanja langsung program/kegiatan pendukung. Jumlah anggaran untuk program/kegiatan utama sebesar Rp. 424.586.227.000,- atau sebesar 53% dari total belanja langsung, sedangkan anggaran untuk program/kegiatan pendukung sebesar Rp. 371.589.171.000,- atau 47% dari total anggaran belanja langsung.

Pada anggaran untuk program/kegiatan utama, sasaran pembangunan dengan anggaran paling besar adalah sasaran meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta penunjang lainnya dengan besaran anggaran 20,84% dari total belanja langsung. Sasaran lain dengan anggaran yang relatif besar adalah sasaran di bidang kesehatan yaitu meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan sebesar 7,37% serta sasaran meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi sebesar 4,61% dari total anggaran belanja langsung. Sementara itu, sasaran dengan anggaran yang relatif sedikit adalah sasaran meningkatnya kerjasama antar daerah dalam penempatan transmigrasi, meningkatnya karakter masyarakat berperilaku, berakhlak mulia dan berbudi luhur serta meningkatnya kualitas pelayanan publik sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) masing-masing hanya sebesar 0,01% dari total anggaran belanja langsung.

Gambar

Tabel  2.1  Indikator  Tapkin  Yang  Diambil  Dari  Renstra  SKPD  Karena    Tidak  Ada  Dalam  Indikator  Kinerja Daerah
Tabel 2.3 Indikator Yang Mengalami Penyesuaian
Tabel 2.4  Tujuan Meningkatkan Karakter Masyarakat Yang Berperilaku, Berakhlak Mulia,  Berbudi Luhur  dan Berbudaya Yang Didukung Kearifan Lokal
Tabel 2.5 Indikator Kinerja Bidang Pendidikan  INDIKATOR KINERJA  TARGET  Bangunan sekolah yang berkondisi baik  65  Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A  114,07  Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B  98,90  Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A  99,15  Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B  78,35  Angka kelulusan jenjang pendidikan
+6

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian ketikkan script berikut ini pada main.xml (gambar 8.3).. Lab Mobile

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan mulai dari tanggal 9 sampai dengan 11 Februari tahun 2015 bahwa adanya guru yang belum bisa memahami

Berdasarkan hasil tersebut persepsi dukungan organisasional yang dimiliki oleh karyawan Bengkel Muji Motor tinggi dilihat dari tingginya perusahaan menghargai

Dan terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian leaflet ter- hadap motivasi ibu hamil tentang IMD dengan keeratan hubungan yang cukup kuat yaitu p val- ue 0,002.Simpulan:

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH NOMOR: 375/KEP/D/KR/2016 TANGGAL: 14 JULI 2016.. PENETAPAN SATUAN PENDIDIKAN PELAKSANA KURIKULUM 2013

(1) Gugatan-gugatan perdata dalam tingkat pertama yang menjadi wewenang pengadilan negeri dilakukan oleh Penggugat atau oleh seseorang kuasanya yang diangkat menurut

Menurut Gerlach : Wina Sanjaya, (2009:204) secara umum media itu meliputi ; “orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa

Penjualan mata uang dengan mata uang yang serupa, atau penjualan mata uang dengan mata uang asing adalah aktivitas sharf. Jadi, Sharf tersebut merupakan pertukaran harta