• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN KREDIT USAHA PADA PT BANK MEGA Tbk CABANG MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN KREDIT USAHA PADA PT BANK MEGA Tbk CABANG MAKASSAR"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN KREDIT USAHA PADA PT BANK MEGA Tbk CABANG MAKASSAR

MULYAHATI RENRENG STIE-YPUP Makassar

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian kredit usaha pada PT. Bank Mega Tbk Cabang Makassar. Metode analisis yang digunakan penulis dalam menganalisa penelitian di atas adalah dengan menggunakan analisis statistik yaitu: Regresi Berganda dan Korelasi dan analisis deskriptif yaitu suatu analisis yang menjelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian kredit usaha pada PT. Bank Mega Tbk Cabang Makassar melalui kuesioner yang disebarkan kepada responden, serta Analisis Regresi Linear Berganda yakni suatu analisis untuk melihat sejauh mana faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian kredit usaha. faktor 6C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Capacity dan Constraint) dengan kredit usaha pada PT. Bank Mega Tbk Cabang Makassar menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor 6C dengan kredit usaha sebab faktor 6C memiliki nilai p value < 0,05 artinya penerapan faktor 6C secara agregat dapat memperlancar kredit usaha. Variabel yang paling dominan mempengaruhi kredit usaha khususnya pada PT. Bank Mega Tbk di Makassar adalah capital karena memiliki nilai pvalue 0,008 < 0,05. Artinya faktor capital memiliki nilai korelasi yang lebih besar dalam uji regresi.

Kata Kunci : Kredit Usaha, Character, Capacity, Capital, Collateral, Capacity dan Constraint

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Bank merupakan lembaga keuangan yang bekerja berdasarkan kepercayaan, dalam kegiatan operasionalnya bank menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1998 pasal 1 ayat 11 tentang perbankan pengertian kredit dirumuskan bahwa ’’penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Setiap bank pasti menghadapi masalah kredit. Bank tanpa kredit merupakan hal yang aneh, (kecuali bank-bank yang baru tentunya). Membicarakan kredit, sesungguhnya membicarakan risiko yang terkandung dalam setiap pemberian kredit, dengan demikian bank tidak mungkin terhindar dari kredit. Kredit adalah suatu hal yang merupakan penyebab kesulitan terhadap bank itu sendiri, yaitu berupa kesulitan terutama yang menyangkut tingkat kesehatan bank, karenanya bank wajib menghindarkan diri dari kredit.

PT. Bank Mega Tbk adalah salah satu lembaga keuangan yang memanfaatkan dana dari masyarakat yang berupa tabungan dan deposito, kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit atau pinjaman, maka diperlukan adanya penanganan khusus untuk peningkatan kredit, karena kredit mempunyai peranan yang

(2)

sangat penting dalam kegiatan ekonomi. Suatu lembaga keuangan atau Bank akan memberikan kredit kepada peminjam. Jika betul-betul yakin bahwa sipenerima kredit akan mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan syarat yang telah disetujui oleh kedua pihak. Bila ada satu atau beberapa debitur PT. Bank Mega yang tidak menaati aturan tersebut, maka dapat menimbulkan dampak dikemudian hari, yaitu kredit yang disalurkan kepada nasabah tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan atau kredit yang disalurkan pembayarannya menunggak. Timbulnya tunggakan kredit tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, tetapi dalam penelitian ini hanya dibatasi pada faktor Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition sebagai dasar penilaian kepada debitur atau calon debitur apakah layak untuk diberikan kredit atau tidak. Kondisi tersebut menarik perhatian peneliti untuk menyusun Tugas Akhir dengan judul ’’Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Kredit Usaha Pada PT. Bank Mega Tbk Cabang Makassar”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalahnya adalah : “Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pemberian kredit usaha pada PT. Bank Mega Tbk Cabang Makassar.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian kredit usaha pada PT. Bank Mega Tbk Cabang Makassar.

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

Menurut Kasmir (2008 : 2) mengemukakan bahwa bank adalah sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Sedangkan dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 bahwa yang dimaksud dengan “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

Selanjutnya Suyatno, dkk. (2007 : 1) menjelaskan bahwa bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaan-perusahaan dan lain-lain. Menurut Dendawijaya (2008 : 29) bahwa bank selain menawarkan suatu produk, bank juga menawarkan berbagai macam jasa lainnya yang mencakup jasa perbankan yaitu : “1. Jasa Perbankan Dalam Negeri, Jasa Perbankan Luar Negeri “. Sedangkan Sumarni (2002 : 64) mengemukakan bahwa : bank adalah lembaga yang mempunyai tugas pokok menghimpun dana dari masyarakat dan memberikan kredit serta jasa-jasa dalam memperlancar arus pembayaran uang.

Berdasarkan dari definisi diatas maka usaha perbankan meliputi tiga kegiatan utama yaitu :

(3)

1. Menghimpun dana (uang) dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Secara umum jenis simpanan yang ada di bank adalah terdiri dari simpanan giro (demand deposit), simpanan tabungan (saving deposit) dan simpanan deposit (time deposit).

2. Menyalurkan dana ke masyarakat, maksudnya adalah bank memberikan pinjaman

(kredit) kepada masyarakat yang mengajukan permohonan. Jenis kredit yang biasa diberikan oleh hampir semua bank adalah seperti kredit investasi, kredit modal kerja dan kredit perdagangan.

3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya, seperti pengiriman uang (transfer), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota (clearing), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar negeri (inkaso, letter of credit/LC,

safe deposit box, bank garansi, bank notes, travellers cheque dan jasa lainnya). Pengertian Kredit

Menurut Mulyono (2004 : 10) bahwa kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji bahwa pembayarannya akan dilakukan atau ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang telah disepakati. Yusuf (2008 : 1) mendefinisikan bahwa kredit adalah bisnis yang berisiko, dimana ada kemungkinan kredit yang diberikan tidak dapat tertagih (kredit macet).

Jenis-jenis Kredit

Kasmir (2007 : 109) secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh bank dilihat dari berbagai segi yaitu :

1. Dilihat dari segi Kegunaan

a) Kredit Investasi, yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru dimana masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan.

b) Kredit Modal Kerja, yakni kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

2. Dilihat dari Segi Tujuan Kredit

a) Kredit Produktif, yaitu kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.

b) Kredit Konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada penambahan barang atau jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai seseorang atau badan usaha.

c) Kredit Perdagangan, yaitu kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.

3. Dilihat dari Segi Jangka Waktu

a) Kredit Jangka Pendek, yaitu kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

b) Kredit Jangka Menengah, yaitu kredit yang memiliki jangka waktu antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja.

(4)

c) Kredit Jangka Panjang, yaitu kredit yang masa pengembaliannya paling panjang diatas 3 tahun atau 5 tahun.

4. Dilihat dari Segi Dokumen

a) Kredit Ekspor, yaitu semua bentuk kredit sebagai sumber pembiayaan bagi usaha ekspor.

b) Kredit Impor, Yaitu Fasilitas Kredit yang diberikan kepada pengusaha untuk membeli barang-barang impor.

5. Dilihat dari Segi Aktivitas

a) Kredit Kecil, yaitu kredit yang diberikan kepada pengusaha yang digolongkan sebagai pengusaha kecil.

b) Kredit Menengah, yaitu kredit yang diberikan kepada pengusaha yang assetnya lebih besar dari pengusaha kecil.

c) Kredit Besar, yaitu kredit yang diberikan kepada pengusaha besar yang assetnya lebih besar dari pengusaha menengah.

Kebijakan Pemberian Kredit

Analisa kredit secara umum menggunakan prinsip-prinsip penilaian, yaitu prinsip 7P dan 6C. Prinsip 7P (Hasibuan 2007 : 107) :

1. Personality

Yaitu melihat nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. Personality hampir sama dengan character dari 6C.

2. Party

Party mengklsifikasi nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank. Kredit untuk pengusaha lemah sangat berbeda dengan kredit untuk pengusaha yang kuat modalnya, baik dari segi jumlah, bunga dan persyaratan lainnya.

3. Purpose

Purpose adalah tujuan dan penggunaan kredit oleh calon debitur apakah untuk kegiatan konsumtif atau sebagai modal kerja. Tujuan kredit ini menjadi hal yang menentukan apakah permohonan calon debitur disetujui atau ditolak.

4. Prospect

Prospect adalah prospek perusahaan dimasa yang akan datang, apakah akan menguntungkan (baik) atau merugikan (jelek). Jika prospek terlihat baik maka kredit dapat diberikan, sebaliknya jika jelek maka kredit ditolak.

5. Payment

Payment ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit yang diperolehnya. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.

(5)

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.

Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya dari bank.

7. Protection

Bertujuan agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang, jaminan orang, atau jaminan asuransi.

Prinsip 6C (Hasibuan, 2007 : 92) :

1. Character

Merupakan penilaian watak dan integritas dari seorang calon debitur, integritas sangat menentukan kemauan membayar kembali kewajibannya. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya. Keyakinan ini tercermin dari latar belakang si nasabah baik yang bersifat latar belakng pekerjaan maupun yang bersifat pribadi.

2. Capacity

Merupakan kemampuan calon nasabah debitur dalam bentuk mengembalikan pokok pinjaman dan bunga dilihat dari kegiatan usaha dan manajemennya. Sehingga pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Semakin banyak sumber pendapatan seseorang maka semakin besar kemampunnya untuk membayar kredit.

3. Capital

Merupakan sejumlah dana (modal) yang dimiliki oleh calon debitur untuk membiayai rencana proyeknya, semakin tinggi Debt to Eguity Ratio diartikan semakin jelek kondisi calon nasabah karena berarti pembiayaan banyak bergantung pada dana bank.

4. Collateral

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung baik dari resiko kerugian.

5. Condition of Economic

Dalam melihat kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. Dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil sebaiknya pemberian kredit untuk sektor tertentu jangan diberikan terlebih dahulu dan kalaupun jadi diberikan sebaiknya juga dengan melihat prospek usaha tersebut dimasa yang akan datang.

6. Constraints

Merupakan faktor penghambat jalannya suatu proyek seperti faktor social, faktor budaya, agama dan politik.

(6)

1. Returns adalah penilaian atas hasil yang akan dicapai perusahaan calon debitur setelah memperoleh kredit. Apabila hasil yang diperoleh cukup untuk membayar pinjamannya dan sekaligus membantu perkembangan usaha calon debitur.

2. Repayment adalah menilai berapa lama perusahaan pemohon kredit dapat membayar kembali pinjamannya sesuai dengan kemampuan membayar kembali (repayment capacity), dan apakah kredit harus diangsur/dicicil/atau dilunasi sekaligus diakhir periode.

3. Risk bearing ability adalah mengetahui dan menilai sampai sejauh mana perusahaan pemohon kredit mampu menanggung risiko kegagalan andaikata terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Menurut Sutojo (2008 : 11) kredit dikatakan macet apabila:

1. Terjadi keterlambatan pembayaran bunga dan atau kredit induk lebih dari 270 hari semenjak tanggal jatuh temponya.

2. Tidak dilunasi sama sekali.

3. Diperlukan negosiasi kembali atas syarat pembayaran kembali kredit dan bunga yang tercantum di dalam perjanjian kredit.

Dendawijaya (2008) kredit bermasalah terutama disebabkan oleh kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran pokok kredit beserta bunga yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dalam perjanjian kredit.

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/267.Kep/Dir dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 30/12/UDPB tanggal 27 februari 1998, kolektibilitas kredit dapat dibagi menjadi 5, yaitu:

1. Golongan 1 (kredit lancar), apabila pembayaran kewajiban debitur baik angsuran maupun bunga kepada bank tepat waktu.

2. Golongan 2 (perhatian khusus), apabila terdapat tunggakan pembayaran hutang pokok atau bunga sampai dengan 90 hari.

3. Golongan 3 (kurang lancar), apabila tunggakan pokok maupun bunga melewati 90

hari, tetapi kurang dari 180 hari

4. Golongan 4 (diragukan), apabila terdapat tunggakan pokok dan bunga lebih dari 180 hari tetapi kurang dari 270 hari.

5. Golongan 5 (macet), apabila tunggakan pokok atau bunga telah melampaui 270 hari.

Pengertian Kredit Usaha

Menurut Suyatno (2007 : 112) jenis kredit usaha adalah :

1. Kredit pertanian, merupakan kreidt yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang. 2. Kredit peternakan, merupakan kredit diberikan untuk setor peternakan baik jangka

pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang ternak kambing atau ternak sapi.

3. Kredit industri, merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai industri, baik industri kecil, industri menengah atau industri besar.

4. Kredit pertambangan, merupakan kredit yang diberikan kepada usaha tambang. Jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau timah.

(7)

5. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan, atau dapat pula berupa kredit para mahasiswa.

6. Kredit profesi, merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan profesional, seperti Dosen, Dokter atau pengacara.

7. Kredit perumahan, yaitu kredit yang diberikan untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan dan biasanya berjangka waktu panjang.

Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan adalah : “Diduga bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian kredit usaha pada PT. Bank Mega Tbk Cabang Makassar adalah faktor character, capacity, capital, collateral, condition, dan constraint.

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Mega Tbk Cabang Makassar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani No.7 Makassar.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah PT. Bank Mega Tbk yang mengalami penunggakan atas pengembalian kredit atau kredit macet, menurut data pada PT. Bank Mega tbk Cabang Makassar terdapat 50 nasabah atau debitur yang mengalami kredit macet. Sedangkan menurut Arikunto (2002 : 112) bahwa apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Oleh karena itulah diambil 50 sampel penelitian, sedangkan tehnik penarikan sampel adalah menggunakan tehnik purposive sampling yakni sampel ditetapkan menurut kriteria tertentu.

Metode Analisis

Adapun metode analisis yang digunakan penulis dalam menganalisa penelitian di atas adalah dengan menggunakan analisis statistik yaitu: Regresi Berganda dan Korelasi.

1. Analisis Deskriptif yaitu suatu analisis yang menjelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian kredit usaha pada PT. Bank Mega Tbk Cabang Makassar melalui kuesioner yang disebarkan kepada responden.

2. Analisis Regresi Linear Berganda yakni suatu analisis untuk melihat sejauh mana faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian kredit usaha, dengan menggunakan rumus regresi berganda dikemukakan oleh Hasan, (2008 : 278) yaitu :

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ b5X5+ b6X6 Di mana :

Y = Penagihan kredit usaha X1 = Character

X2 = Capacity X3 = Capital

X4 = Collateral X5 = Condition

X6 = Constraint b0 = Nilai konstanta

b1,b2, b3, b4, b5, b5, b6 = Koefisien regresi

(8)

Analisis Faktor Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition dan Constraint Terhadap Kredit Usaha

Salah satu upaya yang ingin dicapai dengan penyaluran kredit kepada debitur adalah pengelolaan manajemen kredit secara tepat. Dikatakan tepatnya pengelolaan manajemen kredit bila suatu bank dapat mengendalian kredit usaha. Oleh karena itulah dalam mengendalikan kredit usaha maka setiap bank perlu menerapkan 6C yang meliputi : character, capacity, capital, collateral, condition dan constraint. Dalam hubungannya dengan uraian tersebut di atas, akan disajikan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kredit usaha pada PT. Bank Mega, Tbk. Cabang Makassar yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Character

Berdasarkan persepsi jawaban responden dengan pertanyaan pihak bank perlu mempertimbangkan watak dari debitur dalam pemberian kredit, sehingga jawaban responden didominasi oleh jawaban perlu yaitu sebesar 43,3%, pertanyaan bahwa moral debitur mendukung pemberian kredit, sehingga responden lebih banyak yang

memberikan jawaban perlu yaitu sebesar 43,3%, sedangkan tanggungajwab debitur sangat penting apabila ada gangguan atau keusahaan pembayaran kredit, sehingga

responden lebih banyak yang memberikan jawaban perlu yaitu sebesar 40%.

2) Capacity

Berdasarkan hasil persepsi jawaban responden mengenai capacity, dengan pertanyaan pendekatan finansial layak dipertimbangkan dalam pemberian kredit kepada calon debitur, sehingga responden lebih banyak yang memberikan jawaban cukup layak yaitu sebesar 30%, pertanyaan pendekatan profesional layak dipertimbangkan dalam pemberian kredit kepada calon debitur, sehingga jawaban responden lebih banyak yang memberikan jawaban cukup layak yaitu sebesar 26,7% sedangkan pertanyaan bahwa pendekatan teknis layak dipertimbangkan dalam pemberian kredit kepada calon debitur, sehingga jawaban responden lebih banyak didominasi oleh jawaban layak yaitu sebesar 33,30%.

3) Capital

Berdasarkan pertanyaan bahwa modal yang diajukan harus sesuai dengan tingkat pengembalian yang disanggupi calon debitur, sehingga responden lebih banyak yang memberikan jawaban sesuai yakni sebesar 56,7%, kemudkan pertanyaan bahwa penambahan modal harus sesuai dengan jenis usaha yang diajukan oleh debitur, didominasi jawaban terbanyak responden adalah sesuai yakni sebesar 63,3%, kemudian pertanyaan bahwa modal yang diajukan harus sesuai dengan tingkat penjaminan yang dimiliki debitur, dengan demikian responden lebih banyak yang memberikan jawaban sesuai yaitu sebesar 40%.

4) Collateral

Beradasarkan persepsi jawaban responden untuk collateral dengan pertanyaan debitur memiliki agunan sebagai jaminan pemberian kredit, lebih banyak yang memberikan jawaban sesuai yaitu sebesar 53,3%, pertanyaan bahwa agunan debitur yang diserahkan harus sesuai dengan jaminan pembayaran kredit, maka responden lebih banyak yang memberikan jawaban sesuai yakni sebesar 36,7%, pertanyaan bahwa jaminan debitur yang ditunjukkan dapat dipercaya dalam pembayaran kredit, sehingga responden lebih banyak yang memberikan jawaban sangat sesuai yakni sebesar 46,7%.

(9)

5) Condition

Berdasarkan persepsi jawaban responden mengenai condition dengan pertanyaan dampak sosial ekonomi mempengaruhi pertimbangan dalam pemberian kredit, didominasi jawaban terbanyak responden adalah tidak mempengaruhi yakni sebesar 50%, kemudian kondisi pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap pertimbangan dalam pem-berian kredit, rata-rata jawaban responden adalah tidak mempengaruhi yakni sebesar 36,7%. Stabilisasi ekonomi berdampak terhadap pemberian kredit, rata-rata responden memberikan jawaban tidak mempengaruhi yakni sebesar 30%, sedangkan tingkat kepercayaan debitur mempengaruhi dalam pemberian kredit, didominasi jawaban terbanyak responden adalah mempengaruhi yakni sebesar 33,3%.

6) Constraint

Berdasarkan tanggapan responden mengenai variabel constraint, dengan pertanyaan bahwa penyalahgunaan kredit oleh debitur yang tidak sesuai dengan tujuan dalam pengambilan kredit, rata-rata responden memberikan jawaban setuju yakni sebesar 66,7%, kemudian adanya kebijakan ekonomi atau stabilitas ekonomi, didominasi jawaban terbanyak responden adalah setuju yakni sebesar 63,3%. Kemudian pertanyaan bahwa tidak adanya tenaga ahli dalam perusahaan debitur, didominasi jawaban terbanyak responden adalah setuju yakni sebesar 63,3%, sedangkan terjadinya perpecahan dalam suatu perusahaan debitur, sebagian besar responden memberikan jawaban setuju yakni sebesar 63,3%. 7) Kredit usaha

Berdasarkan jawaban responden mengenai penyelesaian kredit dengan pertanyaan saya sebagai debitur sering melakukan kegagalan pemenuhan perjanjian angsuran kredit, maka lebih banyak yang memberikan jawaban tidak setuju yakni sebesar 56,7%, pertanyaan bahwa debitur sering melakukan penundaan pembayaran tanpa alasan yang jelas, sehingga responden lebih banyak yang memberikan jawaban tidak setuju yakni sebesar 56,7%. Kemudian pertanyaan bahwa saya sebagai debitur sering merugikan pihak Bank yang melebihi batas toleransi kreditur, didominasi jawaban terbanyak responden adalah tidak setuju yakni sebesar 90%, sedangkan saya sebagai debitur sering mengabaikan tindakan hukum atas pengembalian tagihan kredit, rata-rata responden memberikan jawaban tidak setuju yakni sebesar 90%.

Uji Regresi

Uji regresi dimaksudkan untuk menganalisis seberapa besar faktor (character, capacity, capital, collateral dan condition) terhadap kredit usaha pada PT. Bank Mega, Tbk. Cabang Makassar. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh antara faktor 6C dan kredit usaha, maka akan disajikan melalui hasil olahan data SPSS yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1. Hasil Olahan Data Uji Regresi

Model Unstandardized Coefficient Standardized Coefficient Thitung Sig B Std. Error Beta Constant 3,551

(10)

Character (X1) -0,156 0,045 -0,381 -3,448 0,002 Capacity ( X2) -0,176 0,042 -0,601 -4,177 0,000 Capital (X3) -0,188 0,052 -0,429 -3,615 0,001 Collateral (X4) -0,123 0,039 -0,377 -3,125 0,005 Condition (X5) -0,134 0,037 -0,448 -3,659 0,001 Constraint (X6) 0,228 0,071 0,420 3,216 0,004 R = 0,873 Fhit = 12,296 R2 = 0,762 Sig = 0,000 Sumber : Data Diolah dengan SPSS 17

Berdasarkan tabel 14 yakni hasil olahan data dengan SPSS versi 17 yang dapat dijelaskan melalui persamaan regresi yaitu :

Y = 3,551 – 0,156 – 0,176 - 0,188 – 0,123X4 - 0,1342X5 + 0,228X6 Dari hasil persamaan regresi maka dapatlah diartikan yaitu :

bo = 3,551 yang diartikan bahwa tanpa faktor 6C (character, capacity, capital, collateral, condition dan constraint) maka besarnya nilai kredit sebesar 3,551.

b1X1 = -0,156 yang diartikan bahwa semakin baik character debitur maka kredit akan semakin turun yakni sebesar -0,156.

b2X2 = -0,176 yang artinya peningkatan capacity debitur akan diikuti oleh penurunan kredit usaha sebesar -0,176.

b3X3 = -0,188 yang artinya peningkatan capital yang dimiliki oleh debitur dapat mempengaruhi penurunan kredit sebesar 0,188.

b4X4 = -0,123 yang artinya peningkatan collateral dapat menyebabkan penurunan kredit yaitu sebesar -0,123.

b5X5 = -0,134 yang artinya semakin baik kondisi ekonomi dalam penyaluran kredit dapat menyebabkan kredit yaitu sebesar -0,134.

b6X6 = 0,226 yang artinya semakin baik constraint dalam penyaluran kredit maka dapat menyebabkan kredit yaitu sebesar 0,226.

Kemudian akan dilakukan uji signifikan antara faktor 6C (character, capacity, copital, collateral, condition dan constraint) dengan kredit usaha yang dapat diuji yaitu sebagai berikut :

1. Uji parsial character dengan kredit usaha

Dalam uji parsial, menurut Singgih, S. (2010 : 169) bahwa jika probabilitas > 0,05 maka koefisien regresi signifikan sedangkan jika probabilitas < 0,05 berarti koefisien regresi tidak signifikan. Dalam hubungannya dengan olahan data regresi, ternyata diperoleh pvalue = 0,018, karena nilai pvalue 0,018 < 0,05 berarti ada pengaruh yang signifikan antara character dengan kredit usaha. Dimana semakin tidak baik character yang dimiliki oleh debitur dalam mengambil kredit maka akan berpengaruh terhadap kredit usaha khususnya pada PT. Bank Mega, Tbk. Cabang Makassar.

(11)

Dalam uji parsial antara capacity dengan kredit usaha, diperoleh nilai pvalue = 0,014, karena nilai pvalue 0,014 < 0,05 berarti ada pengaruh yang signifikan antara capacity dengan kredit usaha, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi capacity yang dimiliki oleh debitur maka kredit usaha akan turun.

3. Uji parsial capital dengan kredit usaha

Berdasarkan hasil uji parsial antara capital dengan kredit usaha diperoleh nilai pvalue = 0,008 karena nilai pvalue 0,008 < 0,05 berarti ada pengaruh yang signifikan antara capital dengan kredit usaha. Dengan kata lain semakin tinggi capital maka kredit usaha akan semakin turun.

4. Uji parsial collateral dengan kredit usaha

Hasil uji parsial antara collateral dengan kredit usaha diperoleh nilai pvalue 0,010, karena nilai pvalue = 0,010 < 0,05 berarti ada pengaruh yang signifikan antara collateral dengan kredit usaha, dengan kata lain semakin tinggi collateral yang dimiliki oleh debitur berarti kredit usaha akan semakin rendah.

5. Uji parsial condition dengan kredit usaha

Berdasarkan hasil uji parsial antara condition dengan kredit usaha diperoleh nilai pvalue = 0,032 < 0,05, berarti ada pengaruh yang signifikan antara condition dengan kredit usaha, dengan kata lain bahwa semakin baik condition debitur dalam penyaluran kredit maka kredit usaha akan menurun.

6. Uji parsial constraint dengan kredit usaha

Berdasarkan hasil uji parsial antara condition dengan kredit usaha diperoleh nilai pvalue = 0,004 > 0,05, berarti ada pengaruh yang signifikan antara constraint dengan kredit usaha, dengan kata lain bahwa semakin baik constraint debitur dalam penyaluran kredit maka kredit usaha akan menurun.

Kemudian dilihat dari hasil korelasi yaitu R = 0,762 yang dapat diartikan korelasi antara faktor 6C (character, capacity, capital, collateral, condition dan constraint) dapat dikatakan memiliki hubungan yang kuat dan positif sebab nilai r positif dan mendekati 1. Sedangkan R2 = 0,762 yang artinya sebear 76,20% (0,0762 x 100%) variasi kredit usaha (variabel dependent) dapat dijelaskan oleh kenaikan variabel 6 C (yaitu character, capacity, capital, collateral, condition dan constraint).

Selanjutnya dilihat dari hasil uji simultan dengan uji F diperoleh Fhitung = 12,296 dan pvalue = 0,000. Dengan Fhitung 12,296 dan Pvalue 0,000 < 0,05 berarti ada hubungan yang signifikan antara faktor 6C (character, capacity, capital, collateral, condition dan constraint) dengan kredit usaha.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian kredit usaha khususnya pada PT. Bank Mega Tbk yang dapat diberikan beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analisis regresi antara faktor 6C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Capacity dan Constraint) dengan kredit usaha pada PT. Bank Mega Tbk Cabang Makassar menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

(12)

antara faktor 6C dengan kredit usaha sebab faktor 6C memiliki nilai p value < 0,05 artinya penerapan faktor 6C secara agregat dapat memperlancar kredit usaha. 2. Variabel yang paling dominan mempengaruhi kredit usaha khususnya pada PT.

Bank Mega Tbk di Makassar adalah capital karena memiliki nilai pvalue 0,008 < 0,05. Artinya faktor capital memiliki nilai korelasi yang lebih besar dalam uji regresi.

Saran - Saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Sebaiknya PT. Bank Mega Tbk Cabang Makassar menerapkan secara konsisten prinsip 6 C agar penyelesaian pembayaran kredit tepat pada waktunya.

2. Kiranya PT. Bank Mega Tbk Cabang Makassar menerapkan restrukturisasi kredit

terhadap debitur (nasabah) sehingga memperkecil kasus kredit macet. DAFTAR PUSTAKA

Dendawijaya, Lukman, 2008. Manajemen Perbankan, cetakan pertama, Penerbit : Ghalia Indonesia, Jakarta

Hasibuan, SP, 2007, Dasar-Dasar Perbankan, cetakan ketiga, Penerbit : Bumi Aksara, Jakarta

Jusuf Jopie, 2008, Analisis Kredit Untuk Account Officer, cetakan ketujuh, Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Kasmir, 2008, Dasar-Dasar Perbankan, Dasar-dasar Perbankan, edisi revisi,

cetakan kedelapan, Penerbit : Raja Grafindo persada, Jakarta

Mahmoeddin, 2002, Melacak Kredit Bermasalah, Penerbit : Mulyasari, Jakarta Muljono, Teguh Pudjo, 2001. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersial, edisi

Keempat, Penerbit : BPFE, Yogyakarta.

Muchdarsyah, Sinungan, 2008, Dasar-Dasar dan Teknik Manajemen Kredit,

Penerbit : Bumi Aksara, Jakarta.

Sumarti Murti, 2002, Manajemen Pemasaran Bank, edisi revisi, cetakan kelima, Penerbit : Liberty, Jakarta.

Siswanto Sutojo, 2008, Menanggapi Kredit Bermasalah, edisi ketujuh, Penerbit : Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.

Suyatno Thomas, 2007, Dasar-Dasar Kredit, edisi kesebelas, Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Undang – Undang No. 10 Tahun 1998. Tentang Perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, Grafika, Jakarta.

Gambar

Tabel 1. Hasil Olahan Data Uji Regresi  Model  Unstandardized  Coefficient  Standardized Coefficient  Thitung  Sig  B  Std

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi seberapa besarnya biaya produksi yang dikeluarkan oleh pengolah, penerimaan, serta pendapatan pengolah dari usaha pengolahan

pengaruh penggunaan sari kulit dan buah semangka sebagai bahan pengencer.. semen terhadap kualitas semen domba dengan perameter viabilitas dan motilitas.. spermatozoa

Peserta didik dinyatakan lulus dari Satuan Pendidikan setelah memenuhi kriteria : a. menyelesaikan seluruh program

Karena prospek nya bagus buat bisnis jasa , orang bekerja dari pagi samapai malam kemudian terlalu capek butuh kesegaran tubuh dan pikiran sehingga banyak orang yang memakai

Tujuan: Membuktikan ada perbedaan gambaran histopatologi hepar mencit Balb/c yang hiperurisemia antara kelompok yang diberi ekstrak buah kersen ( Muntingia calabura L .)

Pendapat ini lah yang kemudian menjadi dasar bagi penulis untuk menyatakan bahwa, pasal 22 undang-undang pengampunan pajak 45 ini tidak bertentangan dengan isi Undang-Undang

produk yang nantinya diuji kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Pelaksanaan uji coba penelitian diadakan di SMP Negeri 1 Jember di kelas VII I dengan jumlah 32 siswa.

presidensial setidaknya ada tiga hal dasar sebagai parameternya seperti dijelaskan Lijphart bahwa, terdapat tiga pokok ciri khas sistem presidensial yakni: pertama,