Weekly
Weekly
Weekly
Weekly
21 Desember 2015
21 Desember 2015
21 Desember 2015
21 Desember 2015 -
-
-
- 23 Desember 2015
23 Desember 2015
23 Desember 2015
23 Desember 2015
BIRD
Sepekan kemarin IHSG ditutup naik sebesar 1,71% di sertai arus net sell asing sebesar Rp 309 miliar, sehingga se-cara YTD net sell asing mencapai Rp 22,07 triliun ditengah kejatuhan komoditas terutama minyak Nymex yang turun 1,61% sepanjang minggu kemarin. Pada pekan ini pergerakan IHSG diperkirakan cukup fluktuatif dimana investor akan mulai merealisasikan portofolio menjelang akhir tahun sehingga diperkirakan IHSG akan berada pada rentang 4.410-4.560. BURSA GLOBAL Index 11/12 +/- %chg DJIA 17.265,21 -136,21 -0,79 NASDAQ 4.933,46 -10,46 -0,21 NIKKEI 19.230,48 -243,68 -1,27 HSEI 21.464,05 +291,51 +1,36 STI 2.834,63 +18,21 +0,64 18/12 17.129,00 4.923,00 18.986,80 21.755,56 2.852,84
Hang Seng Index
HARGA KOMODITAS
Komoditas 11/12 18/12 +/- %chg Nymex US/barrel 35,30 34,73 -0,57 -1,61
Batubara US/ton 47,35 47,80 +0,45 +0,95
Emas US/oz 1.074,96 1.065,00 -9,96 -0,93
BURSA EFEK INDONESIA
Closing (11/12/2015) 4.393,52 Closing (18/12/2015) 4.468,65 Perubahan +75,13 (+1,71%) Kapitalisasi Pasar (Rp tn) (18/12) 4.739 USD/IDR (11/12/2015—18/12/2015) 13.935-14.006 Support-Resistance (21/12—23//12) 4.410-4.560
Dow Jones Index
Seminggu kemarin DJIA mengalami pelemahan sebesar 133 poin (-0,79%) ke level 17.129 setelah minggu lalu akhirnya The Fed menaikkan FFR ditengah prospek perlambatan pertumbuhan global serta melemahnya WTI dan Brent Oil yang jatuh di bawah 35 USD/Barrel serta komoditas lain seperti Emas turun –0.93%.
Wall Street dalam pekan ini
Seminggu lalu DJIA turun -133.6 poin (-0.79%) didorong kejatuhan harga crude oil, rilisnya data ekonomi dan senti-men rilisnya Fed Fund Rate. Dari pasar komoditas, harga emas pada akhir perdagangan Sabtu lalu ditutup meningkat 1,3% terdorong melemahnya bursa saham AS dan melemahnya dollar AS. Di sisi lain harga minyak mentah WTI ditu-tup turun 0,6%, pada 34,73 dollar per barel setelah data yang menunjukkan peningkatan jumlah kilang minyak AS di tengah meningkatnya kekhawatiran kelebihan pasokan minyak mentah global. Sedangkan dari pasar valas, Dolar AS rentan mengalami pelemahan terhadap Yen terkait kebijakan BOJ yang tidak melakukan kebijakan moneter sebanyak yang diharapkan.
Sementara minggu ini ada beberapa data ekonomi penting AS yang akan dirilis antara lain Existing Home Sales, Dura-ble Goods Order dan Jobless Claim. Minggu ini diprediksikan bursa AS akan sedikit lebih sepi karena masyarakat su-dah mulai fokus pada liburan hari raya Natal.
Upcoming US Economic Data yang diumumkan Senin (21/12) - Kamis (24/12)
Tuesday
Final GDP
Existing Home Sales
Wednesday
Durable Goods Orders Personal Spending New Home Sales
Revised UoM Consumer Sentiment
Thursday
Unemployment Claims
BIRD Weekly
Top Picks (1)
BIRD Weekly
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)
Last Price RP 15.875
Target Price RP 18.500 (Target Price end of year 2016) Reasons:
•
Badai El-Nino besar yang terjadi pada tahun 2015 akan berdampak pada produksi CPO Indonesia dan Malay-sia setelah 9-12 bulan badai El-Nino terjadi. Turunnya produksi menjadi sentimen positif bagi harga jual CPO.•
Harga CPO juga akan terdorong peningkatan konsumsi setelah Indonesia menerapkan kebijakan Biodiesel yang diiringi oleh penetapan CPO Supporting Fund. Selain itu, kekeringan yang terjadi di India (pengguna 10% vegetable oil dunia) berpotensi meningkatkan demand vegetable oil terutama CPO).•
Namun pelemahan pertumbuhan ekonomi China yang merupakan salah satu konsumen vegetable oil dan rencana pengurangan pajak Soybeen Oil dari Argentina menjadi penghambat rally komoditas CPO.•
AALI akan melakukan diversifikasi usaha dengan masuk pada industri downstream dengan memproduksi dan menjual Olein secara ekspor sehingga mendapatkan margin keuntungan yang lebih baik daripada CPO di tengah masih lemahnya Kurs Rupiah terhadap Dollar.•
Pelemahan kurs Rupiah terhadap Dollar AS yang terjadi merupakan pedang bermata dua bagi Perseroan. Di satu sisi, lemahnya rupiah membuat harga jual CPO yang ter-link dengan Dollar dan Ringgit Malaysia menjadikan harga jual CPO dan turunannya lebih baik. Namun disisi lain, AALI mempunyai utang dalam Dollar yang cukup tinggi sehingga harus menanggung rugi kurs yang cukup besar sepanjang tahun 2015 ini.Kinerja Kuartal III Tahun 2015:
•
Sepanjang 9 bulan 2015, AALI membukukan penjualan Rp 10,3 triliun, menurun -12,0% dibandingkan pe-riode yang sama 2014 sebesar Rp 11,7 triliun. Penurunan penjualan disebabkan terjadinya pelemahan harga jual rata-rata terutama pada produk sawit.•
Harga jual CPO dan Kernel AALI turun masing-masing 14,8% (yoy) dan 16,3% (yoy). Volume penjualan juga turun, dimana penjualan CPO turun 17,7% (yoy) dan Kernel -6% (yoy), namun volume penjualan Olein naik 107,7%.•
Laba Kotor turun -37,9% menjadi Rp 2,3 triliun dengan margin laba usaha sebesar 22,1% (9M 2014 sebesar 31,3%).•
Tekanan pada pendapatan serta rugi kurs membuat laba bersih perseroan terjun bebas -92,3% menjadi Rp 144,9 miliar dari 9M 2014 sebesar Rp 1.883 miliar.EPS 2016P Rp 891 PER 2016P 20,8 x PBV 2016P 2,0 x
Top Picks (2)
BIRD Weekly
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT)
Last Price Rp 580
Target Price Rp 800 (Target Price end of year 2016) Reasons :
•
Perseroan memiliki 30,1% market share Modern Trade Minimarket di Indonesia per September 2015, mening-kat 0,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.•
The Economist Intelligence Unit memprediksi bahwa penjualan ritel di Indonesia akan meningkat dari yang diestimasi pada tahun 2014 sebesar US$ 330 miliar menjadi US$ 639 miliar pada tahun 2018.•
Melalui anak usahanya, Alfamart Retail Asia Pte Ltd, Perseroan merencanakan akan membuka gerainya se-banyak 160 gerai di Filipina sampai akhir tahun 2015. Kehadiran Alfamart di luar negeri, diharapkan dapat menggenjot ekspor produk-produk lokal ke luar negeri. Selain itu, Perseroan berencana membuka 1.200 gerai di seluruh Indonesia.•
Produk yang dijual Perseroan, sebesar 80% merupakan produk lokal sehingga dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tidak begitu mempengaruhi kinerja keuangan Perseroan.•
Dalam menghadapi risiko adanya pelemahan daya beli, Perseroan menerapkan beberapa strategi antara lain dengan memanfaatkan teknologi informasi, mengoptimalkan lini bisnis di luar negeri dan pilihan terakhir menaikkan harga jual ke konsumen. Perseroan hanya mematok target pertumbuhan sekitar 6-10% sampai akhir tahun 2015.Kinerja Keuangan Kuartal III Tahun 2015 :
•
Sales and Revenue meningkat 15,89% (yoy) dari Rp 30,53 triliun menjadi Rp 35,38 triliun .•
Cost of Good Sold meningkat sebesar 14,98% (yoy) dari Rp 25,05 triliun menjadi Rp 28,81 triliun.•
Operating Profit menurun sebesar 5,5% (yoy) dari Rp 714 miliar menjadi Rp 675 miliar.•
Finance Cost meningkat 23,09% (yoy) dari Rp 327 miliar menjadi Rp 402 miliar.•
Net Profit menurun sebesar 31,59% (yoy) dari Rp 321 miliar menjadi Rp 220 miliarPER 2016P 53,22x
PBV 2016P 7,19x
MNC Securities
MNC Financial Center Lt 14—16
Jl. Kebon Sirih No.21—27 Jakarta 10340
Phone 021-29803111 Fax 021-39836857
Edwin J. Sebayang
edwin.sebayang@mncsecurities.com Mining, Energy, Company Groups
Head of Research
Ext.52233
Victoria Venny
victoria.setyaningrum@mncsecurities.com Telecommunication, tower, toll road
Research
Ext.52236
Sharlyta Lutfiah Malik
sharlyta.lutfiah@mncsecurities.com Miscellaneous Industry, consumer, consumer related
Research
Ext.52303
Gilang A. Dhirobroto
gilang.dhirobroto@mncgroup.com construction, cement, property
Research Ext.52235