• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. baik selama periode tertentu. Menurut Sukirno (2000), pertumbuhan ekonomi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. baik selama periode tertentu. Menurut Sukirno (2000), pertumbuhan ekonomi"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara yang berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Menurut Sukirno (2000), pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Oleh karena itu pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

Menurut Prof. Simon Kuznets dalam Jhingan (2002), mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai ”kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya”. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi serta penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukannya. Definisi ini mempunyai 3 (tiga) komponen: pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan barang; kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada

(2)

2

penduduk; ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi, sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat.

Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan suatu faktor kebutuhan dasar untuk setiap manusia dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, karena melalui pendidikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan. Pendidikan memengaruhi secara penuh pertumbuhan ekonomi suatu negara (daerah). Hal ini bukan saja karena pendidikan akan berpengaruh terhadap produktivitas, tetapi juga akan berpengaruh fertilitas masyarakat. Pendidikan dapat menjadikan sumber daya manusia lebih cepat mengerti dan siap dalam menghadapi perubahan dan pembangunan suatu negara. Hampir semua negara berkembang menghadapi masalah kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang diakibatkan oleh rendahnya mutu pendidikan. Hal ini ditunjukkan oleh adanya tingkat melek huruf yang rendah, pemerataan pendidikan yang rendah, serta standar proses pendidikan yang relatif kurang memenuhi syarat.

Pendekatan di dalam analisis hubungan antara pendidikan dan pertumbuhan ekonomi menggunakan beberapa model, baik yang langsung maupun tidak langsung menghubungkan indikator pendidikan dan indikator ekonomi, seperti model fungsi produksi. Hal inilah yang menyebabkan teori Human Capital percaya bahwa investasi dalam pendidikan sebagai investasi dalam meningkatkan produktivitas masyarakat. Asumsi dasar yang melandasi keharusan adanya

(3)

3

hubungan pendidikan dengan penyiapan tenaga kerja adalah bahwa pendidikan diselenggarakan untuk meningkatkan pengetahuan bekerja. Sebagian besar ahli ekonomi sepakat bahwa sumber daya manusia (Human Resource) dari suatu bangsa sebagai penentu dalam percepatan pembangunan sosial dan ekonomi bangsa yang bersangkutan.

Isu mengenai sumber daya manusia (Human Capital) sebagai input pembangunan ekonomi sebenarnya telah dimunculkan oleh Adam Smith pada tahun 1776, yang mencoba menjelaskan penyebab kesejahteraan suatu negara dengan mengisolasi dua faktor, yaitu:(1) pentingnya skala ekonomi dan (2) pembentukan keahlian dan kualitas manusia. Faktor yang kedua inilah yang sampai saat ini telah menjadi isu utama tentang pentingnya pendidikan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Pemerintah mempunyai peran aktif dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan agar SDM yang dihasilkan dapat menjadi sumber untuk pembangunan negara maupan daerah. Sebagai salah satu usaha pemerintah untuk memajukan pendidikan yaitu dengan mencanangkan program wajib belajar sembilan tahun. Hal ini diatur dalam undang-undang, yaitu Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa setiap warga negara yang berusia 7 sampai dengan 15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, tidak boleh ada drop out karena alasan biaya. Jika hal ini terjadi, pemerintah dianggap telah mengingkari amanat UU dan mengingkari tugas bangsa. Karena dalam ketetapan pemerintah 20 persen dari APBN dialokasikan pada sektor pendidikan.

(4)

4

Peningkatan pembangunan manusia meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Peningkatan pembangunan manusia dapat dicermati dari besar kecilnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Apabila IPM mengalami kenaikan, maka tingkat kesejahteraan masyarakat mengalami kenaikan. Jika tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat, jumlah penduduk miskin menjadi berkurang dari segi kuantitas maupun kualitas.

Pengukuran variabel pembangunan manusia (Human Development) meliputi angka harapan hidup, angka melek huruf, dan kemampuan daya beli masyarakat. Variabel tersebut diketahui mampu meningkatkan human development index suatu negara. Angka melek huruf ditingkatkan melalui peningkatan sarana prasarana, pelaksanaan program pendidikan yang jelas, konsekuensi pelaksanaan kebijakan yang terkait pada pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan. Kebijakan memajukan pendidikan bagi orang miskin dikombinasikan dengan usaha pemerintah untuk menarik investor dari luar negeri guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Perkembangan pendidikan di D.I. Yogyakarta memperlihatkan bahwa tiap tahun, dari tahun 2004 sampai tahun 2013 berada pada peringkat 4 besar di Indonesia. Tingginya tingkat pendidikan di D.I Yogyakarta seharusnya memperlihatkan peningkatan kesejahteraan masyarakat, sehingga jumlah penduduk miskin menjadi berkurang dari segi kuantitas maupun kualitas. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi akan tumbuh lebih tinggi dari yang lain. Hal tersebut diperlihatkan dari gambar di bawah ini.

(5)

5

Tabel 1.1 Peringkat Pendidikan D.I. Yogyakarta, 2004-2012

Tahun Tingkat Pendidikan DIY Peringkat di Indonesia

2004 8,2 3 2005 8,4 4 2006 8,5 4 2007 8,59 4 2008 8,71 4 2009 8,78 4 2010 9 4 2011 9,2 4 2012 9,6 4

Sumber : BPS dan SUSENAS (diolah)

Peringkat pendidikan di D.I. Yogyakarta mengalami kenaikan selama 20 tahun terakhir. Hal ini bisa dikaitkan dengan banyaknya universitas di D.I Yogyakarta. Sehingga kemampuan dalam bidang pendidikan lebih tinggi di banding dengan yang lain.

Dikutip dari David Bloom (2006), sekretaris umum UN Kofi Annan menyatakan bahwa:”Universitas menjadi bagian utama bagi pembangunan sebuah negara baru. Lulusan universitas membantu pembangunan sesuai dengan keahlian nya, yakni menganalisis permasalahan yang dihadapi dengan lebih baik, memperkuat lembaga dalam negeri, penguasaan yang lebih baik bagi pelayanan masyarakat, dan kepedulian terhadap hak asasi manusia, serta ketersediaan pendidikan untuk berperan aktif pada peningkatan lulusan pendidikan.”

(6)

6

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi D.I Yogyakarta, 2004-2013

Tahun Tingkat Pertumbuhan DIY Nasional

2004 5,1 5.03 2005 4,73 5.69 2006 3,7 5.5 2007 4,31 6.35 2008 5,03 6.01 2009 4,43 4.58 2010 4,88 6.2 2011 5,17 6.46 2012 5,32 6.23 2013 5,40 5.78 Sumber : BPS (diolah)

Secara umum, kinerja pembangunan D.I Yogyakarta mengalami peningkatan. Pertumbuhan ekonomi meningkat dari 5,10 persen pada tahun 2004 menjadi 5,32 persen pada tahun 2012. Secara nasional, andil PDRB D.I. Yogyakarta menempati peringkat ke-20. Sementara laju pertumbuhan ekonomi D.I. Yogyakarta mencapai 0.02 persen dan berada pada urutan ke-22 secara nasional. Laju pertumbuhan ekonomi D.I. Yogyakarta tahun 2013 mencapai 5.40 persen dan berada di urutan ke-24 di antara lain secara nasional (Berita resmi statistik D.I. Yogyakarta, 2014).

Teori ekonomi Neo-Klasik menyatakan pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh kemampuan untuk meningkatkan kegiatan produksinya, sedangkan kegiatan produksi tidak hanya ditentukan oleh potensi yang bersangkutan, tetapi juga ditentukan pula oleh mobilitas tenaga kerja dan mobilitas modal antardaerah. Menurut model Solow-Swan menyatakan pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan sangat ditentukan melalui unsur pertumbuhan penduduk, akumulasi modal, kemajuan teknologi, dan besarnya output yang saling berinteraksi.

(7)

7

Teori Human Capital sendiri menyatakan pendidikan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi karena pendidikan mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Teori ini menganggap pertumbuhan penduduk ditentukan oleh produktivitas perorangan. Jika setiap orang memiliki penghasilan lebih tinggi karena pendidikannya lebih tinggi, maka pertumbuhan ekonomi penduduk dapat ditunjang.

Kondisi di D.I. Yogyakarta justru memperlihatkan kebalikan dari teori Neo-Klasik, teori Solow-Swan, ataupun teori Human Capital yakni nilai Human Capital diperlihatkan dari data pendidikan berada pada peringkat ke-4 dari 33 di Indonesia. Berdasarkan teori seharusnya nilai pertumbuhan ekonomi di D.I. Yogyakarta lebih tinggi dari yang lainnya. Namun justru tingkat pertumbuhan ekonomi di D.I. Yogyakarta berada pada peringkat ke-24 dari 33 di Indonesia.

Sejak tahun 1999, United Nations Development Program (UNDP) mengenalkan konsep pengukuran mutu modal manusia yang diberi nama Human Developmen Index atau disebut IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memungkinkan naiknya output dan pendapatan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Secara khusus, IPM mengukur capaian pembangunan manusia berbasis komponen dasar kualitas hidup. IPM ini merupakan indeks komposit atas 3 indeks, yaitu:

1. Indeks harapan hidup, sebagai perwujudan dimensi umur panjang dan sehat (longevity)

2. Indeks pendidikan, sebagai perwujudan dimensi pengetahuan (knowledge)

(8)

8

3. Indeks standar hidup layak, sebagai perwujudan dimensi hidup layak (decent living)

Dalam studi ini, indeks yang digunakan adalah indeks pendidikan. Perhitungan indeks pendidikan menggunakan dua indikator, yaitu: angka melek huruf (Lit) dan rata-rata lama sekolah (Yos). Angka melek huruf adalah presentase dari penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis dalam huruf latin atau huruf lainnya. Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas di seluruh jenjang pendidikan formal yang pernah dijalani atau sedang dijalani. Indikator ini dihitung dari variabel pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan tingkat pendidikan yang sedang ditamatkan tingkat pendidikan yang sedang diduduki (Eko Budiriyanto, 2011:8).

Dalam studi ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh human capital yang digambarkan dari sektor pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Data yang digunakan data kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta dari tahun 1990- 2013.

Menurut Barro dan Sala-i-Martin (1995) indikator ukuran tingkat pertumbuhan ekonomi setidaknya ada dua, yaitu:.

a. Modal awal (initial outlays) yang dimiliki oleh suatu negara yaitu berupa ketersediaan sumber daya modal. Ada dua macam sumber daya modal, yaitu sumber daya modal fisik (physical capital stock) dan sumber daya modal insani (human capital stock) diwujudkan dalam bentuk pendidikan dan kesehatan

b. Yang menjadi variabel kontrol yakni variabel berkaitan dengan lingkungan pemerintahan atau perusahaan seperti rasio konsumsi pemerintah terhadap produk domestik bruto (pdb), harga minyak mentah, perubahan nilai tukar (exchange rate), angka kelahiran, stabilitas politik dan hukum, tingkat tarif dan lain sebagainya

(9)

9

Pada studi ini digunakan pendekatan faktor produksi. Variabel PDRB kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta dijadikan variabel dependent. Variabel ini melihat ada tidaknya peningkatan pertumbuhan ekonomi yang dipengaruhi oleh variabel independent yang digunakan.

Variabel independent yang pertama yakni variabel angkatan kerja yang merupakan bagian dari tenaga kerja baik terlibat atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produksi. Angkatan kerja terdiri dari golongan yang bekerja dan golongan yang menganggur atau pencari kerja. Variabel independent kedua adalah variabel pendidikan yang akan dilihat melalui lama rata-rata sekolah. Pemilihan variabel ini karena variabel melek huruf tidak terlalu peka menggambarkan variasi yang terjadi antardaerah.

Variabel independent ketiga adalah pengeluaran pemerintah daerah di sektor pendidikan. Variabel tersebut merupakan dana bantuan pendidikan pemerintah dalam bentuk belanja yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah pada barang dan jasa. Beberapa pemerintahan mengartikannya sebagai belanja konsumsi. Variabel pendidikan dan peraturan pemerintah memengaruhi produktivitas faktor total sebagai contoh, jika pengeluaran masyarakat yang lebih tinggi maka mempertinggi mutu pendidikan, para pekerja akan menjadi lebih produktif dan output akan naik, yang menunjukkan produktivitas faktor total akan naik (Hubband, et al, 2012).

Studi oleh Edwin Dewan dan Shajehan Hussein (2001) juga memperkuat kaitan antara pertumbuhan ekonomi dengan tenaga kerja, investasi dan human

(10)

10

capital. Human capital yang digunakan dalam studi ini yakni tingkat pendidikan tenaga kerja dan kesehatan. Data yang digunakan berasal dari 41 daerah berpendapatan rendah. Metode pendekatan dilakukan dengan fungsi produksi.

Penelitian yang dilakukan di Indonesia oleh Rini Raharti (2003) memperlihatkan dampak dari pertumbuhan pengeluaran publik bidang pendidikan serta pertumbuhan investasi swasta terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek maupun jangka panjang ternyata positif dan signifikan. Sehingga peningkatan pertumbuhan dalam pengeluaran publik dalam bidang pendidikan di Indonesia penting dilakukan melihat Indonesia berada pada posisi paling rendah di banding sesama anggota ASEAN. Peningkatan alokasi subsidi pendidikan juga perlu diperbaiki terutama untuk mensukseskan program wajib belajar. Selain itu, alokasi subsidi pendidikan yang lebih baik dan tepat sasaran karena ternyata subsidi untuk pendidikan dasar jauh lebih kecil dibanding untuk pendidikan tinggi.

Berdasarkan penelitian David Bloom, et al (2006) menyatakan tingkat pendidikan suatu negara berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Namun perlu diingat peran serta manajemen dari macroeconomi dalam negara tersebut misal peran pemerintah dalam pelaksanaan perdagangan bebas juga turut berpengaruh dalam peningkatan pembangunan ekonomi. Kemampuan negara mengikuti perkembangan teknologi berperan terhadap kemampuan untuk memaksimalkan hasil ekonomi. Data yang digunakan adalah data panel. Metode pendekatan dalam studi ini adalah fungsi produksi codd-douglas.

(11)

11

Penelitian yang sama dilakukan oleh Hadi Utomo (2010). Peneliti mencoba untuk melihat seberapa jauh pengaruh dari pengeluaran pemerintah untuk sektor pendidikan, jumlah penduduk yang melek huruf, besarnya pengeluran pemerintah untuk sektor kesehatan, dan ketersediaan fasilitas kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Metode yang digunkan Ordinary Least Square dan Engle granger’s Error Correction Model (EG-ECM). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini memperlihatkan semua variabel control secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, baik jangka panjang maupun jangka pendek.

Sanggahan dilontarkan oleh penelitian Bayhaqi (2006) dan Van Leeuwen dan Foldvari (2008) penelitian mereka menemukan human capital bukan merupakan faktor yang berkontribusi utama bagi pertumbuhan ekonomi. Berbagai macam pilihan human capital berdampak pada peningkatan pertumbuhan, yakni faktor produksi dan menambah faktor teknologi. Van Leeuwen dan Foldvarri (2008) dan Van der Eng (2010) yang melakukan penelitian di Indonesia menemukan peran human capital di Indonesia masih terbatas untuk menjadi faktor produksi dibanding sebagai penambah faktor teknologi.

Penelitian Hanushek dan Woesmann (2008) juga menyatakan ukuran pencapaian pendidikan tidak dapat menjelaskan secara lebih rinci terkait pertumbuhan ekonomi. Analisis yang digunakan adalah analisis panel Negara. Literatur performan dan test number digunakan untuk menganalisis studi ini.

Sanggahan muncul dari penelitian yang dilakukan oleh Isola dan Alani (2011). Data digunakan dari negara Nigeria dan model pertumbuhan

(12)

12

dispesifikasikan ke dalam pertumbuhan GDP sebagai fungsi tenaga kerja dan modal. Hasil dari penelitian memperlihatkan hanya sedikit pelaksanaan yang bertanggung jawab di bidang kesehatan dibanding pendidikan. Padahal kenyataan justru memperlihatkan pendidikan dan kesehatan adalah komponen pembangunan yang penting bagi pertumbuhan ekonomi di negara Nigeria.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari teori Neo-Klasik, teori Solow-Swan ataupun teori human capital meyakini bahwa pendidikan memberikan kontribusi lebih terhadap pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini tidak terjadi di D.I Yogyakarta, nilai human capital yang diperlihatkan dari data pendidikan menunjukkan peringkat 4 besar dari 33 di Indonesia, tetapi nilai pertumbuhan ekonomi menunjukkan peringkat ke-24 dari 33 di Indonesia.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan pada penelitian ini akan dibatasi oleh pertanyaan sebagai berikut:

a. Apakah sektor pendidikan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta tahun 1990-2013?

b. Apakah pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan berperan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta tahun 1990-2013?

(13)

13 1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian, maka dapat diketahui bahwa penelitian ini bertujuan untuk:

a. Menganalisis peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta tahun 1990-2013 melalui sektor pendidikan.

b. Menganalisis peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta tahun 1990-2013 melalui pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan.

1.5 Manfaat Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini diharapkan memberikan manfaat berupa:

a. Pembanding dari studi sejenis di masa yang akan datang.

b. Masukan kebijakan terkait di bidang sektor pendidikan yang telah dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta.

1.6 Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan studi ini yaitu:

BAB I PENDAHULUAN: Berisi penjelasan singkat mengenai penelitian yang akan dilakukan. Latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan akan diuraikan dalam bagian ini.

(14)

14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA: Berisi uraian tentang dasar-dasar teori serta studi terdahulu mengenai pentingnya pendidikan dalam perekonomian suatu negara serta studi empiris mengenai hal-hal yang mempengaruhi pendidikan sebagai pendukung atas penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN: Berisi tentang metodologi penelitian yang berkaitan dengan jenis data, sumber data, model dasar, definisi variabel dan teknik penaksiran model yang digunakan dalam penelitian ini. Model ekonometri serta hipotesis penelitian akan diuraikan pada bagian ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN: Menguraikan hasil estimasi dari data dan kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil pengolahan data.

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN: Menguraikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil studi dan saran untuk penelitian selanjutnya serta keterbatasan yang terdapat pada studi ini.

Gambar

Tabel  1.1 Peringkat Pendidikan D.I. Yogyakarta, 2004-2012
Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi  D.I Yogyakarta, 2004-2013  Tahun  Tingkat Pertumbuhan DIY  Nasional

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Pasal 1 ayat (22) Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan Tanggung jawab adalah kewajiban membayar ganti kerugian yang di derita pihak

1) membangun hubungan konseling dengan melibatkan klien yang mengalami masalah. Pada tahap ini konselor berusaha untuk membangun hubungan dengan cara melibatkan klien

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan akuntansi zakat pada BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan secara umum telah sesuai dengan PSAK 109, yaitu: dengan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi guru pendidikan jasmani terhadap Elemen Perubahan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMA Negeri se-Kabupaten

Fokus utama ialah untuk mengkaji peranan simbol yang terdapat dalam upacara Pakan di dalam setiap ritual yang berkaitan dengan budaya masyarakat Penan di kawasan

Hasil belajar siswa khususnya untuk mata pelajaran matematika dengan penerapan Strategi Learning Start With A Question dengan Question Student Have di kelas VIII

Puji syukur kita panjatkann kehadirat Tuhan Yang Maha pengasih dan penyayang, atas segala berkat da kasih karunia-Nya yang selalu menyertai penulis selama menuntut ilmu

Untuk tiket berangkat ke Kuwait ditanggung oleh calon tenaga kerja (CTKI) sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada group Perusahaan yang menaungi CGC dan pihak