• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Manajemen 2.1.1 Sistem

2.1.1.1 Definisi Sstem

Menurut Mathiassen et al. (2000, p9), system is a collection of components that implement modeling requirements, functions, and interfaces, yang berarti sistem adalah kumpulan dari komponen yang mengimplementasikan persyaratan model, function, dan interface.

Menurut Romney (2003, p2), system is a set of two or more interrelated components that interact to achieve a goal, yang berarti sistem adalah satu set dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan yang berinteraksi untuk mencapai tujuan.

Menurut Hall yang diterjemahkan oleh Jusuf (2001, p5), sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose).

Menurut Mulyadi (1997, p2), sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut McLeod yang diterjemahkan oleh Teguh (2001, p11), sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk.

(2)

mencapai suatu tujuan organisasi atau perusahaan yang terdiri dari sejumlah sumber daya (manusia, material, mesin, uang, informasi) yang ditentukan oleh pemilik atau manajemen.

Menurut O’Brien (2001, p8), system is a group of interrelated components working together toward a command goal by accepting inputs and producing outputs in an organized transformation process, yang berarti sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan melalui penerimaan input dan menghasilkan output dalam sebuah proses transformasi yang terorganisasi.

Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui penerimaan input, proses transformasi, dan menghasilkan output dengan mengimplementasikan persyaratan model, function, dan interface.

2.1.1.2 Komponen Sistem

Menurut O’Brien, suatu sistem memiliki tiga komponen dasar atau fungsi, yaitu:

1. Input: menangkap dan mengubah elemen-elemen yang dimasukkan ke dalam

sistem untuk diproses.

2. Processing: proses transformasi yang mengubah input menjadi output.

3. Output: mengirim elemen-elemen yang telah dihasilkan melalui proses

transformasi ke tujuan yang telah ditentukan.

(3)

2.1.1.3 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik. Karakteristik sistem adalah sebagai berikut ini:

1. Suatu sistem mempunyai komponen-komponen sistem (components) atau subsistem-subsistem.

2. Suatu sistem mempunyai batas sistem (boundary). 3. Suatu sistem mempunyai lingkungan luar (environment). 4. Suatu sistem mempunyai penghubung (interface).

5. Suatu sistem mempunyai tujuan (goal)

Gambar 2.1 Karakteristik suatu Sistem

2.1.2 Informasi

2.1.2.1 Definisi Informasi

Menurut Romney (2003, p9), information is data that have been organized and processed to provide meaning, yang berarti informasi adalah data yang telah diorganisasi dan diproses serta memiliki arti.

(4)

Menurut Hall yang diterjemahkan Jusuf (2001, p14), informasi bukan sekadar fakta yang diproses dalam suatu laporan formal. Informasi memungkinkan para pemakainya melakukan tindakan yang menyelesaikan konflik, mengurangi ketidakpastian, dan melakukan keputusan.

Menurut McLeod yang diterjemahkan oleh Teguh (2001, p15) informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti.

Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diorganisasi dan diproses sehingga memiliki arti yang memungkinkan pemakainya melakukan suatu tindakan tertentu.

2.1.2.2 Karakteristik Informasi

Menurut Romney, karakteristik dari informasi yang berguna antara lain:

1. Relevant, informasi relevan jika dapat mengurangi ketidakpastian,

meningkatkan kemampuan pembuat keputusan untuk membuat prediksi, atau mengkonfirmasikan atau mengoreksi harapan-harapan sebelumnya

2. Reliable, informasi dapat dipercaya jika bebas dari kesalahan atau

ketidakjelasan dan secara akurat mewakili kejadian-kejadian atau aktivitas-aktivitas organisasi.

3. Complete, informasi lengkap jika tidak mengabaikan aspek-aspek penting dari kejadian-kejadian mendasar atau aktivitas-aktivitas yang diukur.

4. Timely, informasi tepat waktu jika tersedia pada waktunya yang

memungkinkan pembuat keputusan menggunakannya untuk membuat keputusan.

(5)

5. Understandable, informasi dapat dimengerti jika ditampilkan dalam format yang berguna dan dapat dimengerti.

6. Verifiable, informasi dapat diverifikasi jika dua orang yang berpengetahuan bertindak secara mandiri akan menghasilkan informasi yang sama.

2.1.3 Sistem Informasi

2.1.3.1 Definisi Sistem Informasi

Menurut Hall (2001, p7), sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada para pemakai.

Menurut Whitten et al. (2001, p8), information system is an arrangement of people, data, processes, information presentation, and information technology that interact to support and improve day-to-day operations in a business as well as support the problem-solving and decision-making needs of management and users, yang berarti sistem informasi adalah suatu penataan dari orang-orang, data, proses, presentasi informasi, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mendukung dan meningkatkan operasi sehari-hari dalam bisnis sekaligus mendukung pemecahan masalah dan kebutuhan pengambilan keputusan dari manajemen dan pemakai.

Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sekumpulan data yang telah diproses menjadi informasi yang

(6)

2.1.3.2 Komponen Sistem Informasi

Menurut Jogiyanto HM, sistem informasi mempunyai enam buah komponen yaitu:

1. Komponen input atau komponen masukan

Input merupakan data yang masuk ke dalam sistem informasi. Komponen ini perlu ada karena merupakan bahan dasar dalam pengolahan informasi.

2. Komponen output atau komponen keluaran

Produk dari sistem informasi adalah output berupa informasi yang berguna bagi para pemakainya. Output merupakan komponen yang harus ada di sistem informasi. Output dari sistem informasi dibuat dengan menggunakan data yang ada di basis data dan diproses menggunakan model yang tertentu.

3. Komponen basis data

Basis data (data base) adalah kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

4. Komponen model

Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi berasal dari data yang diambil dari basis data yang diolah melalui suatu model-model tertentu.

5. Komponen teknologi

Tanpa adanya teknologi yang mendukung, maka sistem informasi tidak akan dapat menghasilkan informasi yang tepat waktu. Komponen teknologi mempercepat sistem informasi dalam pengolahan datanya.

(7)

6. Komponen kontrol

Komponen kontrol ini digunakan untuk menjamin bahwa informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi merupakan informasi yang akurat.

Gambar 2.2 Komponen dari Sistem Informasi

2.1.4 Manajemen

2.1.4.1 Definisi Manajemen

Menurut Gibson et al. (1997, p4), manajemen adalah proses yang dilakukan oleh satu atau lebih individu untuk mengkoordinasikan berbagai aktivitas lain untuk mencapai hasil-hasil yang tidak bisa dicapai apabila satu individu bertindak sendiri.

Menurut Turban (2001, p6), management is a process by which organizational goals are achieved through the use of resources, yang berarti

(8)

manajemen adalah suatu proses dari tujuan organisasi yang dicapai melalui penggunaan sumber daya.

Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses pendayagunaan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan organisasi.

2.1.4.2 Tanggung Jawab Manajemen

Menurut Gibson et al., dalam tingkatan kerja, tanggung jawab manajemen didefinisikan dalam fungsi-fungsi:

1. Perencanaan

Perencanaan kerja dilakukan dengan menetapkan terlebih dahulu kuantitas dan kualitas output setiap pekerjaan.

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian kerja dilakukan dengan menetapkan cara yang tepat dan cara melaksanakan setiap tugas.

3. Kepemimpinan

Kepemimpinan dan kemampuan mempengaruhi orang lain dilakukan untuk menghasilkan perilaku kerja yang bertujuan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

4. Pengendalian

Pengendalian dilakukan dengan:

a. Pemilihan dan pelatihan individu yang memenuhi syarat. b. Mengawasi pelaksanaan kerja sesungguhnya.

(9)

2.1.4.3 Jenjang Manajemen

Menurut Gibson et al., sebagian besar organisasi berfungsi dengan paling sedikit tiga jenjang berbeda walaupun saling melengkapi, masing-masing membutuhkan suatu fokus dan tekanan manajerial berbeda. Fungsi tersebut meliputi:

1. Jenjang operasi

Jenjang operasi berfokus pada pelaksanaan atas apa yang organisasi itu hasilkan atau lakukan. Tugas manajerial di sini adalah untuk mengembangkan alokasi sumber daya terbaik yang memproduksi keluaran yang diinginkan. 2. Jenjang teknis

Pada jenjang ini, tugas manajerial: 1. Mengelola fungsi operasi dan

2. Menjalankan sebagai penghubung diantara mereka yang memproduksi produk atau jasa dan mereka yang menggunakan keluaran itu. Manager pada jenjang teknis harus yakin mereka mempunyai bahan-bahan yang tepat dan bahwa keluaran yang didapat itu terjual atau digunakan. 3. Jenjang strategik

Jenjang strategik harus memastikan jenjang teknis beroperasi dalam batas-batas yang diterima masyarakat. Karena sumber wewenang yang tepat dalam organisasi apapun berasal dari masyarakat, organisasi itu harus menyediakan barang-barang dan jasa-jasa kepada masyarakat dalam suatu cara yang bisa diterima masyarakat. Jadi, jenjang strategik menetapkan tujuan jangka panjang

(10)

dan arah bagi organsasi itu – dengan kata lain, bagaimana organisasi itu berhubungan dengan lingkungannya.

Manajemen Puncak Jenjang Strategik

Manajemen Menengah Jenjang Teknis

Manajemen Jenjang-Pertama Jenjang Operasi

Karyawan Operasi

Gambar 2.3 Manajer dan Jenjang Manajemen

2.1.5 Definisi Sistem Informasi Manajemen

Menurut Laudon (2004, p43), Management Information System (MIS) is information system at the management level of an organization that serve the function of planning, controlling, and decision making by providing routine summary and exception reports, yang berarti sistem informasi manajemen adalah sistem informasi pada tingkat manajemen dalam suatu organisasi yang

mempunyai fungsi perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan dengan menyediakan laporan rutin dan laporan pengecualian.

(11)

Menurut McLeod yang diterjemahkan oleh Teguh (2001, p17), sistem informasi manajemen (SIM) adalah suatu sistem penghasil informasi yang mendukung sekelompok manajer yang mewakili suatu unit organisasi seperti suatu tingkat manajemen atau suatu bidang fungsional.

Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi manajemen adalah suatu sistem yang menghasilkan informasi bagi manajemen untuk mendukung pengambilan keputusan.

2.1.6 Penerapan Sistem Informasi Manajemen pada Fungsi-fungsi Organisasi Menurut Jogiyanto, sistem informasi manajemen (management

information system) merupakan sistem informasi fungsional yang dimaksudkan untuk menyediakan informasi kepada manajer-manajer fungsi, antara lain:

1. Sistem informasi akuntansi (accounting information system) ,jika sistem informasi diterapkan dalam fungsi akuntansi.

2. Sistem informasi keuangan (financial information system), jika sistem informasi diterapkan dalam fungsi keuangan.

3. Sistem informasi pemasaran (marketing information system), jika sistem informasi diterapkan dalam fungsi pemasaran.

4. Sistem informasi produksi (production information system atau manufacturing information system), jika sistem informasi diterapkan dalam fungsi produksi. 5. Sistem informasi sumber daya manusia (human resource information system),

(12)

2.2 Sistem Informasi Penjualan Kredit dan Piutang Dagang

Agar kelangsungan aktivitas bisnis perusahaan dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan, maka perlu dilakukan aktivitas penjualan sebagai sumber pendapatan terbesar dalam mencapai tujuan perusahaan, yaitu memperoleh keuntungan maksimal yang didukung oleh suatu sistem informasi yang baik. Dalam setiap penjualan yang dilakukan secara kredit, akan menimbulkan piutang dagang dengan sejumlah resiko, seperti piutang yang sulit ditagih atau bahkan tidak tertagih.

2.2.1 Penjualan

Penjualan merupakan aktivitas penyerahan produk dari penjual kepada pembeli yang akan menimbulkan suatu kewajiban pembayaran dari pembeli kepada penjual.

Menurut Larson et al. (2002, p223), in sales transactions, each sales transaction for a seller of merchandise involves two parts. One part is the revenue received in the form of an asset from a customer. The second part is the

recognition of the cost of merchandise sold to a customer. More over, sells transactions of merchandiser usually include both sells for cash and sells on credit. Yang berarti dalam transaksi penjualan, setiap transaksi penjualan untuk penjual barang dagangan melibatkan dua bagian. Bagian pertama adalah

pendapatan yang diterima dalam bentuk asset dari pelanggan. Bagian kedua adalah pengakuan dari biaya barang dagangan yang terjual ke pelanggan. Lebih

(13)

lanjut, transaksi penjualan dari penjual biasanya meliputi baik penjualan tunai maupun penjualan kredit.

2.2.1.1 Penjualan Tunai

Menurut Niswonger et al. yang diterjemahkan oleh Sirait et al. (1999, p240), penjualan tunai biasanya diproses melalui register kas.

Penjualan tunai merupakan penjualan yang pembayarannya dilakukan langsung secara kas bersamaan dengan penyerahan barang.

2.2.1.2 Penjualan Kredit

Menurut Mulyadi (1997, p204), penjualan kredit terjadi jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya.

Jadi penjualan kredit adalah penjualan yang pembayarannya dilakukan beberapa waktu kemudian setelah menerima barang yang dipesannya.

Pembayaran biasanya dilakukan dalam jangka waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

2.2.2 Sistem Informasi Penjualan

Sistem informasi penjualan dapat didefinisikan sebagai sekumpulan data penjualan yang telah diproses menjadi informasi penjualan yang berguna dan didistribusikan kepada para pemakainya untuk mencapai tujuan tertentu.

(14)

2.2.3 Definisi Piutang Dagang

Menurut Mulyadi (1997, p87), piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas uang, barang, atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu satu tahun, atau dalam satu siklus kegiatan perusahaan.

Menurut Skousen et al. yang diterjemahkan oleh tim penerjemah penerbit Erlangga (1996, p286), piutang adalah klaim yang diharapkan agar diselesaikan dalam penerimaan kas. Sumber utama piutang adalah aktivitas normal perusahaan yakni penjualan barang dan jasa secara kredit kepada para pelanggan. Dalam banyak kasus piutang dagang adalah piutang terbuka yang sering kali hanya disebut sebagai piutang usaha.

Menurut Horngren et al. (1998, p42), piutang merupakan klaim uang pada perusahaan maupun individu. Klaim tersebut biasanya didapatkan dari penjualan barang atau jasa ataupun dari peminjaman uang. Ada dua jenis piutang, antara lain:

1. Piutang dagang yaitu jumlah yang terhutang dari pelanggan.

2. Wesel tagih merupakan piutang dagang dalam bentuk yang lebih formal. Orang yang berpiutang akan membuat suatu perjanjian tertulis, bahwa ia akan membayarkan sejumlah uang tertentu pada saat yang telah ditetapkan. Biasanya jangka waktu dari wesel tagih ini tidak lebih lama dari 60 hari.Terkadang wesel tagih juga mengharuskan debitur untuk memberikan suatu jaminan tertentu terhadap hutang yang dimilikinya. Apabila di kemudian hari, debitur tersebut tidak dapat membayar hutangnya, maka kreditur berhak untuk mengklaim harta debitur yang dijadikan jaminan tersebut.

(15)

Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa piutang dagang adalah klaim atas jumlah yang terhutang dari pelanggan sehubungan dengan penjualan barang atau jasa yang diharapkan agar dapat segera diselesaikan dalam jangka waktu yang telah disepakati.

2.2.4 Pelunasan Piutang Dagang

Pelunasan piutang dagang dapat dilakukan baik secara: 1. Tunai

Menurut Santoso (1995, p17), kas (uang tunai), yaitu seluruh jumlah uang tunai (uang kartal, kertas, dan logam) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai alat pembayaran yang sah.

2. Giro

Menurut Santoso (1995, p19), giro yaitu simpanan pihak ketiga bukan bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cheque, atau surat perintah pembayaran lainnya, ataupun dengan cara pemindahbukuan.

2.3 Analisis dan Perancangan Berorientasi Object 2.3.1 Definisi Analisis Berorientasi Object

Menurut Mathiassen et al. (2000, p5), analysis objects describe phenomena outside the system, such as people and things, which are typically independent. Although we cannot always command them, we must register the events they perform or experience. Yang berarti analisis object menguraikan

(16)

fenomena di luar sistem, seperti orang dan barang, yang secara khusus berdiri sendiri. Walaupun kita tidak dapat selalu mengomando mereka, kita dapat mendaftar event yang mereka tunjukkan atau alami.

2.3.2 Definisi Perancangan Berorientasi Object

Menurut Mathiassen et al. (2000, p5), design objects describe phenomena within the system that we can control. We describe their behavior as operations for the computer to carry out. Yang berarti perancangan object menguraikan fenomena di dalam sistem yang kita dapat kontrol. Kita mendeskripsikan behaviornya sebagai operation untuk komputer yang menyelesaikan.

2.3.3 Analisis dan Perancangan Berorientasi Object

Dalam analisis dan perancangan berorientasi object, diuraikan fenomena di luar dan di dalam sistem dalam empat tahapan.

2.3.4 Tahapan Analisis dan Perancangan Berorientasi Object

Menurut Mathiassen et al. (2000, p24), system definition is a concise description of a computerized system expressed in natural language, yang berarti definisi sistem adalah deskripsi singkat dari sistem yang terkomputerisasi yang diungkapkan dalam bahasa alami.

(17)

Gambar 2.4 Subactivities in choosing a system

Gambar 2.5 Main Activities and results in object-oriented analysis and design Menurut Mathiassen et al., dalam analisis dan perancangan berorientasi object ada empat tahapan atau aktivitas utama yang terdiri dari:

1. Problem-domain analysis

Problem domain adalah bagian dari sebuah konteks yang diadministrasi, dimonitor atau dikontrol oleh sebuah sistem. Problem-domain analysis dimulai dari system definition dengan tujuan untuk mengidentifikasikan dan

Systems System Definition Ideas Situation Model Problem- Domain Analysis Application- Domain Analysis Requirements For use Specification of Components Specification of Architecture Component Design Architectural Design

(18)

memodel sebuah problem domain. Aktivitas dalam problem-domain modeling terdiri dari: classes, structure, dan behavior.

Gambar 2.6 Activities in problem-domain modeling 2. Application-domain analysis

Application domain adalah organisasi yang mengadministrasi, memonitor, atau mengontrol sebuah problem domain. Application-domain analysis dimulai dari system definition dengan tujuan untuk menentukan system’s usage requirements. Aktivitas dalam application-domain analysis terdiri dari: usage, functions, dan interfaces.

Gambar 2.7 Application-domain analysis System definition Classes Behavior Structure Model Usage Functions Interfaces Requirements System Definition

(19)

3. Architectural design

Tujuan architectural design adalah untuk menstruktur sebuah sistem yang terkomputerisasi. Aktivitas dalam architectural design terdiri dari: criteria, components, dan processes.

Gambar 2.8 Activities in architectural design

4. Component design

Tujuan dari component design adalah untuk menentukan sebuah implementasi dari requirement dalam architectural framework. Aktivitas dalam component design terdiri dari: model component, function component, dan connecting components Analysis Document Criteria Process Architecture Component Architecture Architectural Specification Architectural specification Design of Component Connections Design of Components Component Specification

(20)

Gambar 2.9 Component design

2.3.5 Delapan Diagram dalam Analisis dan Perancangan Berorientasi Object

Delapan diagram yang digunakan untuk menggambarkan empat tahapan atau aktivitas utama dalam analisis dan perancangan berorientasi object yaitu: 1. Rich picture

Rich picture berisi sebuah pandangan menyeluruh dari people, object, process, structure, dan problem dalam system problem dan application domain. People dapat berupa system developer, user, pelanggan, atau pemain lain. Object dapat berupa banyak benda seperti mesin, dokumen, lokasi, departemen, dan yang lainnya. Process menguraikan aspek dari sebuah situasi yang berubah, tidak stabil, atau di bawah pengembangan. Secara grafik, process

diillustrasikan dengan simbol panah. Structure menguraikan aspek dari sebuah situasi yang terlihat stabil atau sulit untuk diubah. Secara grafik, structure diuraikan dalam satu dari dua cara: menggambar garis antara elemen-elemen atau menempatkan elemen-elemen yang berhubungan dalam sebuah figur umum, seperti segi empat atau lingkaran. Pada lampiran L1, diberikan contoh dari simbol rich picture, dimana bagian bawah menunjukkan simbol yang dapat digunakan untuk menguraikan benda dan orang; bagian atas

menunjukkan simbol yang dapat digunakan untuk menguraikan proses dan struktur. Pada prinsipnya, tidak ada batas untuk tipe dari simbol dan icon yang digunakan.

(21)

Class diagram berisi kumpulan dari class dan hubungan strukturalnya yang saling timbal balik. Class adalah uraian dari kumpulan object yang saling berbagi structure, behavioral pattern, dan attribute.

Ada tiga tipe dalam struktur class yaitu: a. Generalization structure

Generalization structure adalah sebuah relasi antara dua atau lebih specialization class dan general class:

Generalization: sebuah general class (super class) menguraikan properti umum ke sebuah grup dari class yang dispesialisasi. b. Aggregation Structure

Aggregation structure adalah sebuah relasi antara dua atau lebih object. Aggregation Structure menguraikan bahwa satu object sebagai

fundamental dan mendefinisikan bagian lain:

Aggregation: superior object (seluruh) yang terdiri dari sejumlah inferior object (bagian).

Aggregation structure digambarkan sebagai garis antara class-class dari seluruh atau bagian, dimana garisnya dibuat dengan sebuah belah ketupat pada class yang memodel keseluruhan dan multiplicity dispesifikasikan dengan sebuah nomor single atau range antara dua nomor.

(22)

Association structure juga merupakan relasi antara dua atau lebih object, tetapi berbeda dari aggregation dalam object yang berasosiasi tersebut yang bukan merupakan property yang didefinisikan dari sebuah object:

Association: relasi yang memiliki arti di antara sejumlah object. Association structure digambarkan sebagai sebuah garis sederhana antara class yang berhubungan. Association multiplicity diuraikan dalam cara yang sama seperti menguraikan aggregation. Karena association structure tidak tercantum ranking, maka dapat meletakkan class yang berhubungan dimana saja dalam class diagram. Lampiran L2 menunjukkan notasi dasar untuk class diagram.

3. Statechart diagram

Statechart diagram berisi behavioral pattern yang sah untuk semua object dalam sebuah class, diuraikan oleh state dan event yang berpartisipasi. Statechart diagram dapat juga menguraikan use case, yang transitionnya menyimbolkan action. State dapat berisi substate yang dapat dipisahkan atau bersama-sama. State transition dapat diperluas dengan menggunakan message sebaik spesifikasi dari action yang ditunjukkan pada state transition. Lampiran L3 menunjukkan notasi untuk statechart diagram.

4. Use-case diagram

Use case adalah sebuah model untuk interaksi antara sistem dan actor dalam application domain.Use-case diagram berisi actor eksternal dalam sebuah system context, use case dimana sistem mendukung, dan hubungan

(23)

utama dalam deskripsi, yang dapat dihubungkan satu sama lain, karena itu menunjukkan bahwa sebuah actor yang diberikan berpartisipasi dalam sebuah use case yang diberikan. Setiap use case menentukan beberapa urutan yang penting dalam interaksi antara actor dan system, yang diuraikan secara rinci menggunakan use-case specification atau statechart diagram. Lampiran L4 menunjukkan notasi untuk use-case diagram.

5. Sequence diagram

Sequence diagram berisi interaksi dari waktu ke waktu antara kumpulan object. Penekanan utama dapat tepat waktu atau pada hubungan object. Sequence diagram dapat menggambarkan perincian tentang sebuah situasi dinamis, kompleks yang melibatkan beberapa dari banyak object yang dihasilkan dari class dalam class diagram. Dalam sequence diagram, poros horizontal menunjukkan object yang berpartisipasi dan poros vertikal menggambarkan urutan waktu, dimana interaksi yang diekspresikan oleh pesan yang dikirim diantara object. Lifeline untuk object adalah sebuah bar, dengan object yang ditunjuk pada bagian atas. Jika sebuah object diciptakan dalam putaran waktu yang diuraikan, maka diidentifikasikan dengan

meletakkan object symbol di point tersebut pada waktunya. Jika sebuah object dihapus, sequence terminate pada waktu tersebut, dan menandai termination menggunakan destruction symbol. Lampiran L5 menunjukkan notasi untuk sequence diagram.

(24)

Navigation diagram berisi semua window user interface, dan hubungan dinamisnya. Navigation diagram adalah sebuah statechart diagram khusus yang memfokuskan pada keseluruhan user interface yang dinamis. Sebuah window digambarkan sebagai sebuah state. State tersebut memiliki nama dan mengandung icon (sebuah miniatur window). State transition menghubungkan ke sebuah switch antara dua window. Karena navigation diagram secara khusus mengandung hanya window-window dan tidak ada state form yang lain, perincian ini secara khusus menjadi berlebihan. Dalam sebuah state transition, action yang user harus tunjukkan diindikasikan dalam window untuk mengaktifkan transition tersebut. Lampiran L6 menunjukkan notasi untuk navigation diagram.

7. Component diagram

Component adalah sekumpulan dari bagian program yang mewakili keseluruhan dan memiliki tanggung jawab yang dirumuskan dengan baik. Component architecture adalah sebuah struktur sistem yang disusun dari komponen yang saling berhubungan. Lampiran L7 menunjukkan notasi untuk component diagram, dimana package menunjukkan component dan

dependencies antara package menunjukkan component connection.

8. Deployment diagram

Deployment diagram berisi komponen system program, external device, dan hubungan struktural timbal baliknya. Deployment diagram menguraikan sebuah konfigurasi system dalam bentuk processor dan object yang dihubungkan ke processor. Processor adalah sebuah unit yang dapat

(25)

menunjukkan proses. Ketika membicarakan tentang sebuah konfigurasi konkrit, processor digambarkan sebagai object. External device adalah stereotype khusus dari sebuah processor. Program component adalah sebuah komponen yang berhubungan yang menawarkan fasilitas yang pasti ke

komponen lain dan dilukiskan oleh sebuah interface yang dibuat dari class dan operation yang diimplementasikan. Processor dapat mengandung program component. Processor dan program component adalah objectnya sendiri dan dapat mengandung object lain. Karena itu, digunakan notasi untuk object dalam deployment diagram. Lampiran L8 menunjukkan notasi untuk deployment diagram.

2.3.6 Keunggulan Analisis dan Perancangan Berorientasi Object

Menurut Mathiassen et al., analasis dan perancangan berorientasi object memiliki beberapa keunggulan, antara lain:

1. Menyediakan informasi yang jelas mengenai system’s context.

2. Hubungan yang erat antara analisis, perancangan, user interfaces, dan

pemrograman berorientasi object.

Gambar

Gambar 2.1 Karakteristik suatu Sistem
Gambar 2.2 Komponen dari Sistem Informasi
Gambar 2.3  Manajer dan Jenjang Manajemen
Gambar 2.5 Main Activities and results in object-oriented analysis and design
+3

Referensi

Dokumen terkait

Revisi keyakinan adalah persepsi analis efek terhadap informasi akuntansi yang memotivasinya. untuk merubah

11 Daftar analisis sidik ragam pemecahan interaksi suhu pemanasan dan lama penyimpanan terhadap total soluble solid ( o Brix) nira

Lahan usaha II seluas 1 ha m erupakan sawah ham pir 0,90 ha dan sisanya m eru- - ..' "pal<an galangan yang biasanya ditanam i ubi talas (bentuI) yang cukup potensi untuk

mengandung sel-sel dari strain-strain efektif mikroba penambat nitrogen, pelarut fosfat atau selulolitik yang digunakan pada biji, tanah atau tempat pengomposan

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN DESA TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Adjusted R 2 sebesar 0.233 atau 23.3% sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas, risiko bisnis,

dimana akan melayang diatas permukaan suatu medium udara apabila diberi tenaga elektromagnet yang memiliki sifat yaitu sulit untuk diprediksi posisinya, sehingga diperlukan

Untuk itu Panwaslih Kabupaten Gayo Lues telah mengelola dan menatausahakan surat dan arsip sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 16 Tahun 2015