• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

A. Kajian Pustaka

1. Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk (Hartono,2005). Teori ini berakar pada teori akuntansi pragmatik yang memusatkan perhatiannya kepada pengaruh informasi terhadap pengaruh perilaku pemakai informasi. Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidak-pastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang.

Teori ini juga mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal yang diberikan dapat berupa informasi tentang likuiditas suatu perusahaan atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari perusahaan lain.

(2)

2. Likuiditas

Menurut Handono Mardiyanto (2009:54) Likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya, termasuk melunasi bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun yang bersangkutan. Likuiditas ditujukan oleh besarnya aktiva lancar yang mudah diubah menjadi kas. Jumlah alat-alat pembayaran (alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan. Suatu perusahaan mempunyai kekuatan membayar belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya yang segara harus dipenuhi.

Kemampuan membayar baru terdapat pada perusahaan apabila kekuatan membayarnya ada demikian besarnya sehingga dapat memenuhi semua kewajiban finansialnya yang harus segara dipenuhi. Dengan demikian maka kemampuan membayar itu dapat diketahui setalah membandingkan kekuatan membayarnya di satu pihak dengan kewajiban-kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi di lain pihak. Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajibannya terurtama utang jangka pendek (yang sudah jatuh tempo) disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, bisa dikarenakan memang perusahaan tidak memiliki dana sama sekali. Atau kedua, mungkin saja perusahaan tidak memiliki dana (tidak cukup) secara tunai sehingga harus menunggu dalam waktu tertentu untuk mencarikan aktiva lainnya seperti menagih piutang, menjual surat-surat berharga atau menjual persediaan atau aktiva lainnya dalam prakteknya. Tidak jarang pula perusahaan mengalami hal sebaliknya, yaitu kelebihan dana artinya jumlah dana tunai dan

(3)

dana yang segera dapat dicairkan melimpah. Kejadian ini bagi perusahaan juga kurang baik karena ada aktivitas yang tidak dilakukan dengan secara optimal. Manajemen kurang mampu menjalankan kegiatan operasional perusahaan, terutama dalam hal menggunakan dana yang dimiliki sudah pasti hal ini akan berpengaruh terhadap pencapaian laba seperti yang diinginkan.

Penyebab utama kejadian kekurangan dan ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya tersebut. Sebenarnya adalah akibat kelalaian manajemen perusahaan dalam menjalankan usahanya. Kemudian, sebab lain adalah sebelumnya pihak manajemen perusahaan tidak menghitung rasio keuangan yang diberikan sehingga tidak mengetahui sebenarnya kondisi perusahaan sudah tidak dalam keadaan tidak mampu lagi karena nilai utangnya lebih tinggi dari harta lancarnya. Seandainya saja perusahaan sudah menganalisis rasio yang berhubungan dengan hal tersebut, perusahaan dapat mengetahui dengan mudah kondisi dan posisi perusahaan sebenarnya.

Berbagai skenario ini memperlihatkan mengapa ukuran likuiditas sangat penting dalam analisis suatu perusahaan. Jika suatu perusahaan gagal memenuhi kewajiban lancarnya, maka kelangsungan usahanya dipertanyakan. Dipandang dari sisi ini, semua ukuran analisis menjadi kurang penting dibandingkan likuiditas. Meskipun ukuran akuntansi mengasumsikan kelangsungan hidup perusahaan, analisis perlu selalu menilai keabsahan asumsi ini dengan menggunakan ukuran likuiditas.

(4)

3. Rasio-Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk menganalisa dan menginterprestasikan posisi keuangan jangka pendek, tetapi juga sangat membantu bagi manajemen oleh mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan, juga bagi kreditor jangka panjang dan pemegang saham yang akhirnya atau setidak-tidaknya ingin mengetahui prospek dari deviden dan pembayaran bunga dimasa yang akan datang.

Jenis-jenis Rasio likuiditas menurut Handono Mardiyanto (2009:54) yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan yaitu:

a. Rasio lancar (Current Rasio)

Rasio lancar atau current rasio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Aktiva lancar (current asset) merupakan harta perusahaan yang dapat dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal satu tahun). Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat berharga, piutang, persediaan, biaya dibayar dimuka, pendapatan yang masih harus diterima, pinjaman yang diberikan, dan aktiva lancar lainnya.

Utang lancar (current liabilities) merupakan kewajiban perusahaan jangka pendek (maksimal satu tahun), artinya utang ini harus segera dilunasi dalam waktu yang paling lama satu tahun. Komponen utang lancar terdiri dari utang dagang, utang bank satu tahun, utang wesel, utang gaji, utang pajak,

(5)

utang deviden, biaya diterima dimuka, utang jangka panjang yang sudah hampir jatuh tempo, serta utang jangka pendek lainnya.

Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin untuk mengatakan suatu kondisi perusahaan baik atau tidaknya ada suatu standar rasio yang digunakan, misalnya rata-rata industri untuk usaha yang sejenis atau dapat pula digunakan target yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya. Sekalipun kita tahu bahwa target yang telah ditetapkan perusahaan biasanya ditetapkan berdasarkan rata-rata industri untuk usaha yang sejenis. Current rasio dapat ditentukan dengan membandingkan antara aktiva lancar dengan hutang lancar.

b.Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lancar atau acid test rasio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitung nilai persediaan (inventory), artinya nilai persediaan kita abaikan dengan cara dikurangi dengan nilai total aktiva lancar. Hal ini dilakukan karena persediaan dianggap memerlukan waktu

(6)

relatif lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya.

c. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas, dapat ditujukkan dari ketersediaan dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan dibank (yang dapat ditarik setiap saat) dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya.

4. Pengertian Modal Kerja

Modal kerja merupakan bagian dari pada fungsi permodalan dalam suatu perusahaan. Dalam pengelolaan suatu kegiatan usaha modal kerja selalu dibutuhkan, maka pengelolaan modal kerja merupakan suatu hal yang sangat penting dalam mempertahankan suatu kelangsungan kegiatan perusahaan. Kegagalan dalam mengelola modal kerja mengakibatkan keterlambatan kegiatan perusahaan, bahkan dapat berakibat terhentinya kegiatan tersebut.

Rasio Cepat = Aktiva Lancar - Persediaan X 100% Hutang Lancar

(7)

Menurut Kasmir (2010:210) modal kerja didifinisikan sebagai modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan sehari-hari, terutama yang memiliki jangka waktu pendek.

Modal kerja yang cukup memudahkan perusahaan untuk tidak mengalami kesulitan dalam kegiatan operasi dan biaya-biaya yang timbul karena kekacauan. Sedangkan adanya modal kerja yang berlebihan, menunjukkan adanya sebagian dana yang tidak produktif. Pada umumnya setiap perusahaan memiliki modal kerja yang cukup. Hal ini dikarenakan modal kerja merupakan faktor yang penting bagi perusahaan untuk membiayai operasional sehari-hari, misalnya membeli bahan mentah, gaji karyawan, upah dan lain-lain.

Modal kerja menunjukkan tingkat keamanan para kreditur terutama kreditur jangka pendek. Modal kerja adalah sejumlah dana terikat dalam unsur-unsur aktiva lancar dan hutang lancar yang pada umumnya akan berputar dalam suatu periode tertentu.

Rumus perhitungan modal kerja adalah sebagai berikut : Modal Kerja = Aktiva Lancar – Hutang Lancar

Menurut Kasmir (2010:215) Ada beberapatujuan modal kerja bagi perusahaan, antara lain :

a. Modal kerja digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan, artinya likuiditas suatu perusahaan sangat tergantung kepada modal kerja. b. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari

(8)

c. Adanya modal kerja yang cukup, perusahaan memiliki kemampuan memenuhi kewajibannya tepat waktu.

d. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya.

e. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para pelanggannya.

f. Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dari para kreditor, apabila rasio keuangannya memenuhi syarat seperti likuiditas terjamin.

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja adalah aktiva lancar. Aktiva ini merupakan dana atau asset yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari.

5. Sumber-Sumber Modal Kerja

Kebutuhan akan modal kerja mutlak disediakan perusahaan dalam berbagai bentuk. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan sumber modal kerja yang dapat dicari dari berbagai sumber yang ada. Namun dalam pemilihan sumber modal harus memerhatikan untung ruginya pemilihan sumber modal kerja tersebut. Pertimbangan ini perlu dilakukan agar tidak menjadi beban perusahaan ke depan atau menimbulkan masalah yang tidak dinginkan.

Menurut Kasmir (2010:219) sumber dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari penurunan jumlah aktiva dan kenaikan pasiva. Pada umumnya sumber modal kerja suatu perusahaan berasal dari :

(9)

a. Hasil operasi perusahaan

Pendapatan atau laba yang diperoleh pada periode tertentu. Pendapatan atau laba yang diperoleh perusahaan ditambah dengan penyusutan. Misalnya cadangan laba atau laba belum dibagikan. Selama laba yang belum dibagikan perusahaan dan belum atau tidak diambil pemegang saham hal tersebut akan menambah modal kerja perusahaan.

b.Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga

Keuntungan penjualan surat-surat berharga juga dapat digunakan untuk keperluan modal kerja. Besar keuntungan tersebut adalah selisih antara harga beli dengan harga jual surat berharga tersebut. Namun sebaliknya, jika terpaksa harus menjual surat-surat berharga dalam kondisi rugi, otomatis akan mengurangi modal kerja.

c. Penjualan saham

Perusahaan melepas semua sejumlah saham yang masih dimiliki untuk dijual kepada berbagai pihak. Hasil penjualan saham ini dapat digunakan sebagai modal kerja.

d. Penjualan aktiva tetap

Yang dijual disini adalah aktiva tetap yang kurang produktif atau masih menganggur. Hasil penjualan ini dapat dijadikan uang kas atau piutang sebesar harga jual.

(10)

e. Penjualan obligasi

Perusahaan mengeluarkan sejumlah obligasi untuk dijual kepada pihak lain. Hasil penjualan ini juga dapat dijadikan modal kerja sekaligus hasil penjualan obligasi lebih diutamakan kepada investasi perusahaan jangka panjang.

f. Memperoleh pinjaman

Mengenai memperoleh pinjaman dari kreditor (bank atau lembaga lain). Terutama pinjaman jangka panjang, khususnya untuk pinjaman jangka panjang juga dapat digunakan. Hanya saja diperuntukkan pinjaman jangka panjang biasanya digunakan untuk kepentingan investasi. Dalam prakteknya, pinjaman terutama dari dunia perbankan ada yang dikhususkan dipergunakan sebagai modal kerja walaupun tidak menambah aktiva lancar.

g. Dana hibah

Perolehan dana hibah dari berbagai lembaga ini juga dapat digunakan sebagai modal kerja. Dana hibah ini biasanya tidak dikenakan beban biaya sebagaimana pinjaman dan tidak ada kewajiban pengambilan.

6. Perputaran Modal Kerja

Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam yang keadaan usaha. Periode perutaran modal kerja dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas.

(11)

Semakin tinggi perputaran modal kerja berarti likuiditas yang dimiliki perusahaan semakin rendah dan semakin rendah perputaran modal kerja berarti menunjukkan likuiditas yang dimiliki perusahaan semakin tinggi.

Untuk mengukur perputaran modal kerja adalah dengan cara membandingkan antara total penjualan dengan jumlah modal kerja. Berdasarkan pengertian perputaran modal kerja di atas maka dapat disimpulkan bahwa perputaran modal kerja adalah rasio antara penjualan dengan jumlah modal kerja dimana perputaran modal kerja tersebut dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas.

Rumus perhitungan perputaran modal kerja sebagai berikut : Perputaran Modal Kerja = Modal Kerja Bersih Total Penjualan x 1 Kali

7. Persediaan

Menurut Achmad Tjahjono dan Sulastiningsih (2009:56) adalah “Persediaan adalah barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual kembali Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi”.

Menurut Achmad Tjahjono dan Sulastiningsih (2009:67) metode penilaian persediaan adalah sebagai berikut :

(12)

a. Identifikasi Khusus (Spesific Identification)

Metode ini merupakan satu-satunya metode yang benar-benar mengikuti aliran fisik barang, sehingga menghasilkan nilai persediaan yang sebenarnya. Metode ini hanya sesuai dipakai perusahaan dengan jenis persediaan yang tidak terlalu banyak dan dapat diidentifikasi secara mudah antara unit dan harganya. Untuk memudahkan identifikasi terhadap persediaan, maka setiap pembelian barang diberi kode dan harga per unitnya. Nilai persediaan adalah perkalian antara unit persediaan dengan harga per unit yang tercantum di setiap barang.

b. Metode Biaya Rata-Rata (Average Weight)

Metode ini mengasumsikan bahwa biaya yang sama per unitnya harus dibebankan terhadap persediaan yang masih tersisa dan terhadap barang yang telah terjual. Tidak seperti metode persediaan yang lain, pendekatan metode biaya rata-rata memberikan nilai yang sama untuk unsur serupa dengan penggunaan yang sama. Metode ini tidak memperbolehkan manipulasi keuntungan. Tetapi, keterbatasan dari metode biaya rata-rata ini adalah bahwa nilai persediaan dapat tertinggal secara signifikan terhadap harga dalam periode di mana terdapat kenaikan atau penuruynan harga yang cepat.

c. Metode Masuk Pertama, Keluar Pertama (First-in,First-out, FIFO)

Metode masuk pertama, keluar pertama (first-in, first-out, FIFO) metode ini mengasumsikan bahwa persediaan yang dibeli paling awal akan dibebankan terlebih dahulu. Sehingga persediaan yang ada pada akhir periode menunjukan perolehan yang paling akhir.

(13)

8. Perputaran Persediaan

Menurut Kasmir (2010:114) “Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam suatu periode”. Semakin tinggi tingkat perputarannya maka jumlah dana yang tertanam dalam persediaan akan semakin besar.

Tingkat perputaran dapat dirumuskan sebagai berikut :

Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan x 1 Kali Modal Kerja Bersih

Harga pokok yang dimaksud adalah harga pokok penjualan selama 1 tahun dan persediaan merupakan hasil dari saldo persediaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen perusahaan dalam mengelola persediaan.

9. Perputaran Piutang

Menurut Darsono (2006:95) “Piutang sebagai unsur modal kerja dalam kondisi berputar, yaitu dari kas, proses komoditi, penjualan, piutang kembali ke kas. Semakin cepat perputaran piutang makin baik kondisi keuangan perusahaan.” dengan demikian dapat diketahui bahwa semakin tinggi rasio perputaran piutang menandakan bahwa modal yang digunakan oleh perusahaan semakin efisien.

Rumus perputaran piutang sebagai berikut :

Perputaran Piutang = Penjualan Bersih x 1 Kali Piutang Usaha

(14)

10. Penelitian Terdahulu

Hasil Penelitian terdahulu dilakukan oleh Sri Rahayu Wiranti Husain (2015) tentang “Pengaruh perputaran piutang terhadap tingkat likuiditas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas.

Yesi Ezwita (2014) juga melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh perputaran piutang, perputaran persediaan, ROA dan rasio utang terhadap likuiditas pada perusahaan industri dasar dan kimia yang listing di bursa efek Indonesia periode 2010-2013”, hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu, Perputaran piutang dan ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap likuditas, sedangkan perputaran persediaan dan rasio utang berpengaruh signifikan terhadap likuditas.

Penelitian terdahulu juga dilakukan oleh Ratna Kusuma Astuti (2013) tentang “Pengaruh perputaran modal kerja terhadap likuiditas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2012”. Penelitian ini dilakukan oleh Ratna terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI hasilnya adalah tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran modal kerja dengan tingkat likuiditas.

Penelitian juga dilakukan oleh Ribka Olivia Stephanie Widharta (2013) dalam jurnal dengan judul “Analisa pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap likuiditas perusahaan industri rokok yang terdaftar di bursa efek Indonesia”, berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa

(15)

perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap likuiditas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas.

Hasil penelitian lainnya yang dilakukan oleh Wati Aris Astuti dan Rosa Melona (2013) meneliti “Pengaruh perputaran modal kerja dan perputaran piutang terhadap likuiditas”, hasil yang didapat yaitu secara simultan perputaran modal kerja dan piutang secara bersama-sama memberikan pengaruh signifikan terhadap likuiditas.

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Tarida Marlin S M dan Achmad Fajar Nugraha (2012) meneliti tentang “Analisi pengaruh piutang terhadap tingkat likuiditas perusahaan studi kasus PT. Goodyear Indonesia Tbk. dan PT. Gajah Tunggal Tbk”, hasilnya yaitu piutang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas.

Akhmad Fanny juga melakukan penelitian tentang “Pengaruh perputaran modal kerja terhadap tingkat likuiditas pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” hasil dari penelitian ini adalah perputaran modal kerja pengaruhnya tidak signifikan terhadap rasio lancar, rasio cepat dan rasio kas.

Sedangkan penelitian yang dilakukan Rian Muharsyah tentang “Pengaruh tingkat pertumbuhan penjualan dan perputaran piutang terhadap likuiditas perusahaan pada perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” hasilnya adalah perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap likuiditas dan secara parsial pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas.

(16)

Dari penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu menghasilkan kesimpulan pengaruh perputaran modal kerja, perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap likuiditas, yaitu :

Tabel 2.1

Penelitian Sebelumnya

No Peneliti Judul Media

Publikasi Hasil penelitian 1 Sri Ayu Wiranti Husain (2015) Pengaruh perputaran piutang terhadap tingkat likuiditas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Jurnal Universitas Negeri Gorontalo Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap Likuiditas

2 Yesi Ezwita

(2014) Pengaruh perputaran piutang, perputaran persediaan, ROA dan rasio utang terhadap likuiditas pada perusahaan industri dasar dan kimia yang listing di bursa efek Indonesia periode 2010-2013

Jurnal Universitas Maritim Raja Ali Haji

Perputaran piutang dan ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap likuditas, sedangkan perputaran persediaan dan rasio utang

berpengaruh signifikan terhadap likuditas. 3 Ratna Kusuma Astuti (2013) Pengaruh perputaran modal kerja terhadap likuiditas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2012

Jurnal Tidak ada pengaruh yang signifikan antara

perputaran modal kerja dengan tingkat likuiditas.

(17)

4 Ribka Olivia Stephanie Widharta (2013) Analisa pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap likuiditas perusahaan industri rokok yang terdaftar di bursa efek Indonesia Jurnal Universitas Bina Nusantara Perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap likuiditas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas. 5 Wati Aris Astuti dan Rosa Melona (2013) Pengaruh perputaran modal kerja dan perputaran piutang terhadap likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di BEI Jurnal Universitas Komputer Indonesia Secara simultan

perputaran modal kerja dan piutang secara bersama-sama memberikan pengaruh terhadap likuiditas. 6 Tarida Marlin S dan Achmad Fajar Nugraha (2012) Analisis pengaruh piutang terhadap tingkat likuiditas perusahaan studi kasus PT. Goodyear Indonesia Tbk. dan PT. Gajah Tunggal Tbk. Jurnal Ilmiah

Ranggagading Perputaran piutang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas. 7 Akhmad Fanny Farhan (2005) Pengaruh perputaran modal kerja terhadap tingkat likuiditas Skripsi Universitas Widyatama Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa perputaran modal merja pengaruhnya tidak signifikan terhadap rasio lancar, rasio cepat dan rasio kas.

(18)

8 Rian Muharsyah, Siti Khairini dan Rini Aprilia Pengaruh tingkat pertumbuhan penjualan dan perputaran piutang terhadap likuiditas perusahaan pada perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi MDP Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap likuiditas dan secara parsial

pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas

Sumber : jurnal

B. Rerangka Pemikiran

1. Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Rasio Lancar

Dalam menjalankan usahanya suatu perusahaan memerlukan dana atau modal kerja untuk membelanjai operasi sehari-hari misalnya gaji karyawan, peralatan kantor dan lain-lain. Dimana uang atau dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang pendek. Uang yang masuk berasal dari produksi segera dikeluarkan lagi untuk membayar operasi selanjutnya. Dengan demikian maka dana tersebut terus menerus berputar setiap periodenya selama perusahaan masih berjalan. Perputaran modal kerja merupakan suatu aliran dana dari kas sebelumnya, yang dapat diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja yang akan kembali masuk kedalam kas berikutnya dengan melalui beberapa tahapan-tahapan dengan suatu periode jangka waktu tertentu (satu tahun). Penelitian yang dilakukan Wati Aris Astuti dan Rosa Melona (2013)

(19)

2. Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Rasio Cepat

. Perputaran modal kerja merupakan suatu aliran dana dari kas sebelumnya, yang dapat diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja yang akan kembali masuk kedalam kas berikutnya dengan melalui beberapa tahapan-tahapan dengan suatu periode jangka waktu tertentu (satu tahun)Penelitian yang dilakukan Akhmad Fanny Farhan (2005) memberikan kesimpulan modal kerja tidak memberikan pengaruh terhadap rasio cepat.

3. Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Rasio Kas

Penelitian yang dilakukan Akhmad Fanny Farhan (2005) memberikan kesimpulan modal kerja tidak memberikan pengaruh terhadap rasio kas. Apabila perputaran modal kerja berlangsung cepat maka aktivitas perusahaan pun dapat harus meningkat akibat dari sistem modal kerja yang bergerak cepat. Jadi semakin tinggi perputaran modal kerja menunjukkan likuiditas yang rendah karena perputaran yang semakin tinggi itu perusahaan belum bisa untuk membayar hutang-hutangnya dikarenakan periode perputaran dari masing-masing komponen modal kerja itu kembali menjadi kas. Sebaliknya, jika perputaran modal kerja yang rendah menunjukkan likuiditas yang tinggi karena perusahaan bisa membayar lebih cepat hutang-hutangnya karena memiliki likuiditas yang tinggi.

(20)

4. Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rasio Lancar

Hasil Penelitian Ribka Olivia (2013) memberikan kesimpulan perputaran persediaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rasio lancar suatu perusahaan, karena persediaan berkaitan dengan bagaimana suatu perusahaan mampu memprediksi dengan tepat kebutuhan akan bahan baku dan juga barang jadi, investasi yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan digudang, sehingga akan mempertinggi biaya produksi rata-rata yang akhirnya juga akan menekan keuntungan perusahaan.

5. Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rasio Cepat

Persediaan berkaitan dengan bagaimana suatu perusahaan mampu memprediksi dengan tepat kebutuhan akan bahan baku dan juga barang jadi, investasi yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan digudang, sehingga akan mempertinggi biaya produksi rata-rata yang akhirnya juga akan menekan keuntungan perusahaan. Penelitian yang dilakukan Yesi Ezwita (2014) memberikan kesimpulan perputaran persediaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas suatu perusahaan

(21)

6. Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rasio Kas

Hasil Penelitian Ribka Olivia (2013) dan Yesi Ezwita (2014) memberikan kesimpulan perputaran persediaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rasio lancar suatu perusahaan, karena persediaan berkaitan dengan bagaimana suatu perusahaan mampu memprediksi dengan tepat kebutuhan akan bahan baku dan juga barang jadi, investasi yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan digudang, sehingga akan mempertinggi biaya produksi rata-rata yang akhirnya juga akan menekan keuntungan perusahaan.

7. Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Rasio Lancar

Penelitian yang dilakukan oleh Wati Aris Astuti dan Rosa Melona (2013), perputaran piutang terhadap rasio lancar memiliki pengaruh yang erat karena ketika piutang meningkat maka likuiditas akan meningkat.

8. Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Rasio Lancar

Penelitian yang dilakukan Yesi Ezwita (2014), Tarida Marlin dan Achmad Fajar Nugraha (2012), perputaran piutang terhadap likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan. Kegiatanperusahaan perusahaan tidak terlepas dari penggunaan aktiva perusahaan dalam menghasilkan penjualan, penjualan yang tinggi memberikan kesempatan pada perusahaan dalam

(22)

penggunaan aktiva yang lebih efisien maka akan menghasilkan likuiditas yang tinggi.

9. Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Rasio Lancar

Penelitian yang dilakukan Sri Rahayu Wiranti Husain (2015) dan Rian Muharsyah perputaran piutang terhadap likuiditas memiliki pengaruh yang erat karena ketika piutang meningkat maka likuiditas akan meningkat, kegiatan perusahaan perusahaan tidak terlepas dari penggunaan aktiva perusahaan dalam menghasilkan penjualan, penjualan yang tinggi memberikan kesempatan pada perusahaan dalam penggunaan aktiva yang lebih efisien maka akan menghasilkan likuiditas yang tinggi.

Untuk memberikan landasan teori yang memadai bagi penelitian ini diperlukan untuk rerangka pemikiran yang bersumber dari pengertian atas sejumlah teori dan penelitian terdahulu. Rerangka pemikiran bersifat konseptual diperlukan agar penelitian ini menjadi lebih terukur dan mudah diinterprestasikan. Penelitian ini mengemukakan variabel-variabel independen yaitu perputaran modal kerja, perputaran persediaan dan perputaran piutang. Sedangkan variabel dependen adalah likuiditas.

(23)

Oleh karena itu kerangka pemikiran yang digunakan dapat digambarkan pada skema berikut:

Gambar 2.1 Model Konseptual Perputaran Modal Kerja Perputaran Piutang Rasio Lancar Perputaran Persediaan Perputaran Modal Kerja Perputaran Piutang Rasio Cepat Perputaran Persediaan Perputaran Modal Kerja Perputaran Piutang Rasio Kas Perputaran Persediaan

(24)

C. Hipotesis

Adapun hipotesis yang diajukan oleh penulis adalah sebagai berikut: H1a = ada pengaruh antara perputaran modal kerja terhadap rasio lancar. H1b = ada pengaruh antara perputaran modal kerja terhadap rasio cepat. H1c = ada pengaruh antara perputaran modal kerja terhadap rasio kas. H2a = ada pengaruh antara perputaran persediaan terhadap rasio lancar. H2b = ada pengaruh antara perputaran persediaan terhadap rasio cepat. H2c = ada pengaruh antara perputaran persediaan terhadap rasio kas. H3a = ada pengaruh antara perputaran piutang terhadap rasio lancar. H3b = ada pengaruh antara perputaran piutang terhadap rasio cepat. H3c = ada pengaruh antara perputaran piutang terhadap rasio kas.

Gambar

Gambar 2.1  Model Konseptual Perputaran Modal Kerja Perputaran Piutang  Rasio Lancar Perputaran Persediaan Perputaran Modal Kerja Perputaran Piutang Rasio Cepat Perputaran Persediaan Perputaran Modal Kerja Perputaran Piutang Rasio Kas Perputaran Persediaan

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan karakter bangsa dalam pendidikan berpedoman pada tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 yaitu untuk

Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Hidayati dan Murni (2009), yang menemukan bahwa peluang pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap ERC karena objek

a) Tipe Kepribadian Konstruktif (Construction personalitiy), biasanya tipe ini tidak banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua. b) Tipe Kepribadian Mandiri

Syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang

Bahwa setelah pernikahan tersebut Para Pemohon telah menerima Akta Nikah dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Kota Pasuruan dengan Nomor : XXXXXXXXX tanggal 19 Juli 1968, namun

Efektivitas dan kenyamanan dalam penggunaan ekstrak etanolik bunga kembang sepatu pada kulit dapat ditingkatkan dengan cara diformulasikan menjadi bentuk sediaan gel,

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Taufik, serta Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Penggunaan Permainan

Selain dokumen persiapan proyek lainnya (seperti Feasibility Study atau FS), Klien harus mempersiapkan dan mengungkapkan dokumen-dokumen Perlindungan Lingkungan dan Sosial