• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. GAMBARAN UMUM KOTA SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "III. GAMBARAN UMUM KOTA SURAKARTA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

III. GAMBARAN UMUM KOTA SURAKARTA

3.1. Kondisi Fisik Kota Surakarta

3.1.1. Kondisi Geografis dan Administrasi 3.1.1.1. Kotamadya

Kota Surakarta terletak antara 110° 45’ 15”dan 110°45’ 35” Bujur Timur dan antara 7°36’ dan 7°56’ Lintang Selatan. Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta.

Wilayah Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan “Kota Solo” merupakan dataran rendah dengan ketinggian ± 92 m dari permukaan laut, Solo berbatasan di sebelah utara dengan Kabupaten Boyolali, sebelah timur dengan Kabupaten Karangnyar, sebelah selatan dengan Kabupaten Sukoharjo dan di sebelah Barat dengan Kabupaten Sukoharjo.

Luas wilayah Kota Surakarta mencapai 44,06 km² yang terbagi dalam 5 kecamatan, yaitu : Kecamatan Laweyan, Serengan, Pasar kliwon, Jebres dan Banjarsari. Dari beberapa kecamatan ini terbagi lagi menjadi 51 kelurahan. Jumlah RW tercatat sebanyak 595 dan jumlah RT sebanyak 2.669. Dengan jumlah KK sebesar 130.440 KK, maka rata-rata jumlah KK setiap RT berkisar sebesar 49 KK setiap RT. Sebagian besar lahan dipakai sebagai tempat pemukiman sebesar 61,68%. Sedangkan untuk kegiatan ekonomi juga memakan tempat yang cukup besar juga yaitu berkisar antara 20% dari luas lahan yang ada.

3.1.1.2. Kampung Batik Laweyan

Batas wilayah penelitian yaitu Kampung Batik Laweyan, berada di Kelurahan Laweyan, Kecamatan Laweyan kota Surakarta. Batas bagian utara Kelurahan Laweyan adalah Jl. Dr. Rajiman yang dulu bernama Jl. Laweyan merupakan jalan poros kedua setelah Jl. Slamet Riyadi yang membujur ke arah barat dari alun-alun utara sampai Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Batas bagian timur, adalah Jl. Jagalan yang termasuk dalam Kelurahan Bumi. Batas barat adalah kelurahan pajang. Batas bagian selatan merupakan batas alam, yaitu Sungai Kabanaran (Gambar 6).

(2)

Sumber : Widayati, 2000

Gambar 6. Peta perletakan kawasan Laweyan terhadap Kota Surakarta

Kampung Laweyan mempunyai luas wilayah 24,83 Ha. Terdiri dari 20,56 Ha tanah pekarangan dan bangunan, sedang yang berupa sungai, jalan, tanah terbuka, kuburan seluas 4,27 Ha. Di Kecamatan Laweyan terdiri dari 11 kelurahan dengan 105 RW dan 454 RT dan 24.611 KK (BPS. Surakarta dalam Angka Tahun 2008). Kelurahan Laweyan terbagi menjadi 8 wilayah kampung, yaitu Kwanggan, Sayangan Kulon, Sayangan Wetan, Setono, Lor pasar, Kidul Pasar, dan Klaseman (Gambar 7).

Kawasan Laweyan terletak pada pinggiran kota Surakarta, yang apabila ditinjau dari struktur kotanya merupakan suatu kantong (enclave), yang secara administratif tidak mungkin akan berkembang. Kawasan tersebut secara administrarif termasuk dalam Kelurahan Laweyan dan Kecamatan Laweyan

Kawasan kampung Laweyan pada bagian selatannya dibatasi oleh Sungai Kabanaran yang dahulunya merupakan lalu lintas utama dari Sungai Bengawan Solo menuju ke Kerajaan Pajang. Bagian sebelah barat dibatasi oleh Kelurahan Pajang (disini terdapat situs Kerajaan Pajang, tetapi sekarang sisa peninggalan tersebut tinggal dermaga sungai), sedang di sebelah utara berupa jalan besar yang menghubungkan Kerajaan Pajang dengan Keraton Kasunanan, sedang di sebelah Timur, berbatasan dengan Kelurahan Bumi. Kelurahan Laweyan ini mempunyai 8 dukuh, 3 RW, 10 RT yang terdiri dari 412 rumah tinggal.

(3)

Sumber :Monografi Laweyan, 1993.

Gambar 7 . Pembagian kampung di kawasan Kelurahan Laweyan, Surakarta

Kampung Laweyan merupakan kawasan yang homogen dan terdiri dari blok massa serta pola jalan dengan sistem grid. Permukiman di Laweyan terbagi atas tiga grid yaitu saudagar besar mempunyai besaran persil kurang lebih 2400 m2, untuk saudagar sedang besaran persil antara 800-1000 m2, sedang untuk buruh antara 200-400 m2. Besaran persil tersebut luas karena rumah tinggal selalu menyatu dengan usaha batiknya. Batasan persil tersebut selalu dikelilingi tembok tinggi kurang lebih 6 meter.

(4)

Sumber: Priyatmono, 2004

Gambar 8. Pola permukiman Kampung Batik Laweyan

Ditinjau dari sisi tata ruang kawasan, pola penataan ruang dipengaruhi oleh keterikatan hubungan antara pekerja dan pemilik batik. Sisi jalan utama merupakan perumahan para saudagar batik, sedangkan kawasan belakang merupakan kawasan perumahan pekerja batik. Tatanan ini memberikan kemudahan bagi pebatik untuk bekerja sambil menangani tugas rumah tangga. Pola tatanan ruang kawasan juga dipengaruhi oleh pola ikatan kekeluargaan, mengingat industri batik merupakan industry rumahan yang erat kaitannya dengan kekerabatan, sebagai hasil dari ikatan perkawinan antar keluarga. Pola tata ruang tersebut juga merupakan akibat dari peran pembatik yang mayoritas adalah wanita, dimana membutuhkan akses yang dekat dan mudah antara rumah dengan tempat kerja. Ditinjau dari persaingan dagang, keamanan terhadap kekayaan maupun rahasia perusahaan, secara fisik melahirkan bentuk bangunan yang tertutup.

Kelas jalan di Laweyan dibagi menjadi 3 kelas yaitu: Jalan Utama (menghubungkan antar kelurahan), jalan lingkungan (menghubungkan antar blok), dan jalan kampung (yang menghubungkan antar kavling bangunan) (Gambar 9). Kondisi jalan tersebut cukup tersebut cukup bagus tetapi ada beberapa bagian yang di kanan kirinya diberi saluran air hujan. Kondisi pencahayaan lampu jalan di malam hari belum memenuhi standar penerangan jalan.

(5)

Sumber: Priyatmono, 2004

Gambar 9. Jalan di kawasan Kampung Batik Laweyan

Kondisi tepian sungai cukup memprihatinkan karena masih dipenuhi dengan sampah buangan rumah tangga, turap sebagai penahan tepian sungai juga sudah tidak memenuhi persyaratan, sehingga sering terjadi longsor (Gambar 10).

Gambar 10. Sungai Kabanaran

Keadaan bangunan di Kelurahan Laweyan cukup bagus tetapi banyak yang tidak terawat. Hal ini disebabkan karena banyak keturunan orang Laweyan yang sudah tidak bertempat tinggal di sana. Rumah saudagar mempunyai dinding dari tembok setebal 2 batu (sebagai penyangga atap) sedang rumah

(6)

buruh biasanya merupakan kombinasi batu bata dan papan (kotangan). Bangunan rumah saudagar mempunyai tata ruang Jawa tetapi tidak sepenuhnya diikuti. Sedangkan bentuk bangunannya sudah banyak dimodifkasi dengan bangunan dari luar negeri, baik yang bergaya Belanda maupun dengan gaya Spanyol.

Arsitektur rumah tinggal di kawasan kampung Laweyan banyak dipengaruhi oleh corak permukiman bangsawan Jawa yang dipadu dengan pengaruh arsitektur kolonial (Eropa) yang dikenal dengan istilah Arsitektur Indiesch (Gambar 11)

Rumah Indische Rumah Indische

Rumah Indische Rumah Indische

Sumber: Priyatmono, 2004

Gambar 11. Rumah tinggal Indiesch di Laweyan

Dilihat dari segi arkeologi, Laweyan cukup kaya dengan peninggalan masa lalu, yaitu dengan adanya masjid Laweyan berikut makam kuno yang berada di belakangnya, Langgar Merdeka, perumahan penduduk serta perkampungan yang masih belum berubah.

3.1.2. Iklim

Kota Surakarta yang beriklim tropis dengan suhu rata-rata berkisar 26.50 C, kelembaban udara rata-rata 75.6%, tekanan udara berkisar antara 1007

(7)

– 1011 QFF, dan kecepatan angin rata berkisar 5 Knot. Curah hujan rata-rata perbulan adalah berkisar 14.88 mm/bulan atau sekitar 178.5 mm/tahun.

Berdasarkan data iklim pada Tabel 1 menunjukkan bahwa Kota Surakarta termasuk kota yang memiliki suhu dan kelembaban yang sedang. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Februari sampai Agustus, sedangkan musim hujan terjadi pada bulan Oktober sampai dengan Januari. Kota Surakarta tergolong kota yang sedikit mengalami hujan. Namun pada bulan-bulan tertentu, curah hujan tergolong tinggi seperti pada Oktober, Desember atau Februari. Ancaman banjir tergolong sering untuk wilayah yang dekat dengan Sungai besar seperti Sungai Bengawan Solo. Curah hujan di kota Surakarta per bulan selama tahun 2008 dapat dilihat pada Gambar 12.

Tabel 1. Rata-rata suhu udara, kelembaban, tekanan udara, arah angin dan kecepatan angin pada tahun 2008

Bulan Suhu udara (0 Kelembaban (%) C) Tekanan udara (Mbs) Angin (QFF) (Qfe) Arah (0 Kecepatan (Knot) ) Januari 26.2 82 1009,0 996,5 102 03 Februari 25,5 85 1007,2 994,7 75 02 Maret 25,9 84 1008,3 995,8 124 04 April 26,8 79 1008,5 996,0 175 05 Mei 26,7 73 1010,0 997,5 155 05 Juni 24,7 70 1010,6 998,1 162 05 Juli 25,9 67 1011,1 998,6 185 05 Agustus 26,8 65 1010,0 997,5 173 05 September 27,9 64 1011,0 998,5 235 07 Oktober 27,5 75 1010,4 997,9 162 05 November 26,6 81 1008,7 996,2 142 04 Desember 25,4 80 1008,4 995,9 180 05 RATA2 26,3 75 1009,4 995,9 180 05

(8)

Sumber: Bappeda. Surakarta Dalam Angka Tahun 2008

Gambar 12. Grafik curah hujan di Kota Surakarta selama tahun 2008 per bulan

3.1.3. Topografi Lahan

Kota Surakarta tergolong wilayah yang memiliki topografi yang relatif datar. Hal ini terlihat dari Tabel 2 yang menunjukkan kemiringan lahan tiap-tiap kecamatan yang terdapat di Kota Surakarta. Topografi lahan kampung Laweyan diwakili oleh topografi kecamatan Laweyan karena Kampung Laweyan berada dalam kawasan kecamatan laweyan.

Tabel 2. Topografi lahan di beberapa kecamatan di Kota Surakarta Kecamatan Tinggi Tempat (meter)

Di atas permukaan laut

Kemiringan Tanah (%) (1) (2) (3) Laweyan 80-110 0-2 Serengan 80-110 0-2 Pasar Kliwon 80-110 0-2 Jebres 80-130 0-15 Banjarsari 80-120 0-5 KOTA 80-130 0-15

Sumber : Badan Pertanahan Kota Surakarta

3.1.4. Tata Guna Lahan

Kota Surakarta berdasarkan atas penggunaan lahannya, terdiri dari perumahan, jasa, perusahaan, industri, tanah kosong dan tegalan, sawah, kuburan, lapangan olah raga, taman kota, dan lain-lain dengan total luas wilayah

J anuar i P ebr uar i M ar et A p ri l M ei J uni Jul i A gus tus S ept em ber O k tober N opem ber D es em ber C ur ah H uj an 0 100 200 300 400 500 600 700 Curah Hujan Curah Hujan

(9)

adalah sebesar Tabel 3 menunjukkan luas penggunaan lahan untuk tiap kecamatan di Kota Surakarta untuk tahun 2008. Gambar 13 menunjukkan persentase luas penggunaan tanah di Kota Surakarta berdasar penggunaannya.

Tabel 3. Luas penggunaan tanah tiap kecamatan di Kota Surakarta tahun 2008 (Ha)

Penggunaan Tanah

Laweyan Serengan Pasar

Kliwon Jebres Banjarsari Perumahan 563.83 210.43 308.94 673.37 980.91 Jasa 88.61 17.17 37.69 176.75 106.91 Perusahaan 42.20 30.16 39.73 87.00 88.39 Industri 39.40 6.11 9.77 25.38 20.76 Tanah kosong 7.28 2.52 16.38 16.19 11.01 Tegalan 0.00 0.00 0.00 81.46 0.50 Sawah 40.90 0.00 3.36 21.33 80.58 Kuburan 6.05 1.38 1.67 38.98 24.78 Lap OR 12.24 2.61 9.55 10.51 30.23 Taman Kota 0.15 0.00 0.00 22.60 8.85 Lain-lain 63.20 49.02 54.43 104.61 128.18 Total Luas Wilayah 863.86 319.40 481.52 1,258.18 1,481.10

Sumber : Badan Pertanahan Kota Surakarta

Sumber: Badan Pertanahan Kota Surakarta

Gambar 13. Grafik persentase luas penggunaan tanah di Kota Surakarta berdasar penggunaannya tahun 2008

62% 10% 7% 2% 1% 2% 3% 2%1% 1% 9% Perumahan/ Jasa Perusahaan Industri Tanah Tegalan Sawah Kuburan Lap. OR Taman Lain-Lain

(10)

3.2. Kondisi Sosial Budaya 3.2.1. Penduduk

Tabel 4 menunjukkan pertumbuhan penduduk Kota Surakarta tahun 1995-2008. Menurut hasil Estimasi Survei Penduduk Antar Sensus (2005) Tahun 2008 penduduk Kota Surakarta mencapai 522.935 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 89.68. Artinya setiap 100 penduduk perempuan terdapat sebanyak 89 peduduk laki-laki. Tingkat kepadatan penduduk kota Surakarta pada tahun 2008 mencapai 12.849 jiwa/km2. Tabel 5 menunjukkan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dan sex ratio di tiap kelurahan di kecamatan Laweyan. Tabel 6 menunjukkan banyaknya penduduk menurut tingkat pendidikan, dan Tabel 7 menunjukkan banyaknya kelurahan, RT, RW, dan kepala keluarga di Surakarta.

Tabel 4 . Pertumbuhan penduduk Kota Surakarta tahun 1995 – 2008

Tahun Jumlah Penduduk Pertambahan Jiwa

dari kurun waktu sebelumnya Pertumbuhan Penduduk 1995 516.594 12.767 0,51 2000 490.214 -26.380 -1,02 2003 497.234 7.020 0,48 2004 510.711 13.477 2,71 2006 512.898 -21.642 -4,05 2007 515.372 2.474 0,48 2008 522.935 7.563 1,47

Sumber: BPS Kota Surakarta (diolah dari hasil Susenas 2007)

Tabel 5 . Banyaknya penduduk menurut jenis kelamin dan sex ratio di tiap kelurahan di Kecamatan Laweyan tahun 2008

Kelurahan Jumlah Penduduk Sex Ratio

laki Perempuan Pajang 12098 12109 99,91 Laweyan 1204 1430 84,20 Bumi 3506 3545 98,90 Panularan 4781 4912 97,33 Sriwedari 2281 2507 90,99 Penumping 2655 2917 91,02 Purwosari 6376 6186 103,07 Sondakan 5772 6186 93,31 Kerten 5902 5913 99,81 Karangasem 4716 5282 89,28 Jumlah 54164 55766 97,13 2007 53908 55539 0,97

(11)

Tabel 6. Banyaknya penduduk 5 tahun ke atas menurut tingkat pendidikan di Kota Surakarta 2008

Tingkat Pendidikan

Laweyan Serengan Pasar Kliwon Jebres Banjarsari Tamat Akademi /PT 9.311 3.113 6.970 5.756 10.489 Tamat SMA 23.280 10.205 19.199 18.455 4 Tamat SLTP 20.772 11.493 18.565 23.095 27.426 Tamat SD 19.316 12.886 15.695 22.199 28.022 Tidak tamat SD 7.663 2.813 6.354 16.182 11.039 Belum tamat SD 10.481 4.297 11.174 16.810 24.037 Tidak sekolah 4.135 1.278 1.084 18.858 6.837 Jumlah total 91.849 46.085 79.041 121.451 138.064 Sumber: Monografi Kelurahan Surakarta

Tabel 7. Banyaknya kelurahan, RT, RW dan kepala keluarga di Surakarta tahun 2008 Kecamatan Kelurahan RW Rt KK Laweyan 11 105 454 25.019 Serengan 7 72 309 13.679 Pasar Kliwon 9 100 424 20.709 Jebres 11 149 631 32.208 Banjarsari 13 169 850 43.196 Kota 51 595 2.668 134.811

Sumber: Bagian Pemerintahan Umum Kota Surakarta

3.2.2. Kepegawaian

Jumlah PNS di lingkungan Pemerintah Kota Surakarta pada tahun 2008 tercatat sebanyak 8.571 orang. Dengan jumlah ini berarti terjadi penurunan sebesar 0.03 % dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 8.749 orang. Rasio pegawai laki-laki dibanding pegawai perempuan sebesar 103, menurun dibanding tahun sebelumnya sebesar 110. Ini berarti secara gender peranan perempuan di kepegawaian Kota Surakarta pada tahun 2008 terjadi kenaikan.

Dilihat dari tingkat pendidikan, PNS Kota Surakarta yang berpendidikan di atas SLTA mencapai 72,89%. Dengan angka ini menunjukkan bahwa SDM di Kota Surakarta sudah berkualitas cukup baik. Hal ini berkaitan dengan rekruitmen pegawai yang mensyaratkan pendidikan tinggi dan tuntutan pada

(12)

pegawai untuk meningkatkan kualitas pendidikan terutama bagi mereka yang akan menduduki jabatan-jabatan tertentu.

3.2.3. Ketenagakerjaan

Jumlah penduduk bekerja di kota Surakarta pada tahun 2008 mencapai 251.101, atau sebesar 48,01% dari seluruh penduduk kota Surakarta. Penduduk wanita yang bekerja mencapai angka sebesar 43,99% dari penduduk yang bekerja. Ini menunjukkan bahwa peran perempuan di kota Surakarta cukup tinggi dalam peningkatan kesejahteraan keluarga. Tabel 8 menunjukkana banyaknya penduduk menurut mata pencaharian di Kota Surakarta.

Tabel 8. Banyaknya penduduk menurut mata pencaharian di Kota Surakarta 2008

Mata

Pencaharian

Laweyan Serengan Pasar Kliwon Jebres Banjarsari Petani 38 - - 81 337 Buruh Tani 32 - - - 397 Pengusaha 964 1.124 2.237 1.119 2.810 Buruh Industri 16.421 5.264 8.894 17.653 21.616 Buruh Bangunan 12.648 4.372 7.589 16.534 21.616 Pedagang 5.387 3.713 7.751 4.478 11.045 Angkutan 2.154 1.726 4.051 1.627 6.218 PNS TNI POLRI 5.027 1.307 3.333 7.167 9.590 Pensiunan 3.711 647 1.826 8.637 7.862 Lain-lain 37.644 17.166 16.611 49.155 41.714 Jumlah 83.726 35.319 52.292 106.451 123.391 KOTA 32.374 15.776 26.424 22.683 401.179

Sumber: monografi kelurahan di Kota Surakarta

3.2.4. Organisasi Seni dan Budaya

Kota Surakarta terkenal dengan kekayaan kehidupan seni dan budaya tradisionalnya. Baik berupa tari, musik, teater, seni rupa, dan lain-lain. Kekayaan seni budaya ini menjadi aset yang sangat berharga yang menjadi daya tarik Kota Surakarta untuk mengundang wisatawan lokal dan mancanegara untuk mengunjungi kota Surakarta dan memperdalam pengalaman di bidang seni dan budaya lokal. Tabel 9 menunjukkan banyaknya organisasi kesenian dan seniman menurut jenis di Kota Surakarta.

(13)

Tabel 9. Banyaknya organisasi kesenian dan seniman menurut jenis di Kota Surakarta tahun 2008

Macam kesenian Jumlah

kelompok Jenis Organisasi Anggota Seniman

Tari Daerah 35 3.324 - Pergaulan 3 120 - Lain-lain - - - Musik Karawitan 67 1.940 - Orkes keroncong 97 2.375 - Orkes melayu 21 712 - Band 21 173 - Angklung - - - Vokal Santi SWR 23 624 - Koor - - - Lain-lain 2 55 6

Teater Wayang orang 3 90 -

Ketoprak 32 1.016 -

Drama - - -

Pedalangan 5 100 -

Ludruk - - 5

Lain-lain 25 680 -

Seni rupa Lukis 6 93 93

Patung - - 12 Tatah sungging - - 3 Ukir kayu - - 2 Lain-lain - - 10 Jumlah 341 11.320 131

Sumber: Dinas Pendidikan dan Olahraga Kota Surakarta

3.3. Hotel dan Pariwisata 3.3.1. Pariwisata

Jumlah total wisatawan yang berkunjung di tempat-tempat objek wisata di kota Surakarta tidak begitu mengalami banyak perubahan. Hal ini dapat dilihat di Tabel 10.

Tabel 10. Banyaknya pengunjung objek wisata di Kota Surakarta tahun 2008

Objek Wisata 2006 2007 2008

Wisman Wisnus Wisman Wisnus Wisman Wisnus

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Kraton Surakarta 2.727 37.654 1.433 45.410 4.617 84.850 Mangkunegaran 7.365 9.063 7.795 9.916 5.142 16.385 Radya Pustaka 804 7.948 602 8.583 785 9.295 Taman Sriwedari 260 71.280 202 61.405 336 79.196 W.O. Sriwedari 210 8.252 414 15.927 448 10.654

(14)

Lanjutan Tabel 10. Banyaknya pengunjung objek wisata di Kota Surakarta tahun 2008 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) THR Sriwedari 92 309.052 108 479.499 153 372.682 Monumen pers 19 7.764 0 0 - - Taman Satwataru - 427.420 0 375.939 2.332 14.011 Taman Balekambang - 25.700 0 10.310 - -

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta

3.3.2. Hotel

Perkembangan tingkat hunian kamar selama tahun 2008 disajikan pada Tabel 11. Tingkat penghuni kamar (TPK) Hotel menurut Kelas Hotel di Kota Surakarta dapat dilihat di Tabel 12. Rata-rata lama menginap tamu di hotel pada tahun 2008 tercatat sebesar 1,36 hari yang berarti sedikit menurun dibanding dengan tahun 2007 yang tercatat sebesar 1,28 hari (Tabel 13).

Tabel 11. Banyaknya hotel dan jumlah kamar menurut klasifikasi di Kota Surakarta tahun 2008

Klasifikasi 2006 2007 2008

Hotel Kamar Hotel Kamar Hotel Kamar 1. Hotel Bintang Lima - - - 2. Hotel Bintang Empat 4 478 4 478 4 478 Botel Bintang Tiga 5 188 6 188 6 188 4. Hotel Bintang Dua 2 70 2 71 2 71 5. Hotel Bintang Satu 5 152 5 165 5 165 6. Hotel Melati Tiga 24 619 23 656 23 657 7. Hotel Melati Dua 45 964 47 914 47 916 8. Hotel Melati Satu 58 505 42 559 42 562 9. Blm terklasifikasi 8 67 8 71 8 70 0. Pondok wisata - - - - Jumlah 128 3.254 137 3100 137 3105

(15)

Tabel 12. Tingkat penghuni kamar (TPK) hotel menurut kelas hotel di Kota Surakarta tahun 2008 (%) Bulan Bintang Satu Bintang Dua Bintang Tiga Bintang Empat Melati Satu Melati Dua Melati Tiga Rata- Rata Januari 28.85 22.66 52.15 52.99 46.20 33.00 33.58 40.20 Februari 28.82 26.35 45.11 54.27 43.18 33.47 34.00 40.10 Maret 30.47 27.35 47.64 60.58 45.46 33.96 31.56 42.52 April 32.98 28.27 49.66 63.47 42.36 33.86 41.39 44.57 Mei 32.01 25.23 51.70 58.96 43.70 32.72 41.20 42.92 Juni 30.34 31.62 41.07 62.77 46.26 34.20 39.46 43.41 Juli 40.37 37.12 40.05 63.50 45.66 36.11 46.76 46.18 Agustus 33.51 37.16 45.07 63.00 43.37 34.83 36.10 44.68 Sept 23.45 24.22 38.94 37.52 35.85 31.06 26.49 32.75 Oktober 35.63 38.06 48.06 52.74 43.28 35.10 45.40 43.61 Nov 31.65 39.33 47.28 56.87 40.15 33.52 37.03 43.14 Des 37.78 38.30 52.83 61.94 40.94 34.07 37.99 46.25

Tabel 13. Rata-rata lamanya tamu hotel menginap berdasarkan kelas hotel di Kota Surakarta tahun 2008 (hari)

Bulan Bintang Satu Bintang Dua Bintang Tiga Bintang Empat Melati Satu Melati Dua Melati Tiga Rata- Rata Januari 1,54 1,11 1,95 1,62 1,00 1,01 1,31 1,38 Februari 1,50 1,41 1,43 1,42 0,95 1,01 1,11 1,26 Maret 1,37 1,41 1,53 1,37 1,00 1,01 1,17 1,27 April 1,41 1,35 1,38 1,59 0,95 1,02 1,18 1,32 Mei 1,46 1,17 1,94 1,45 1,07 1,01 1,14 1,32 Juni 1,33 1,15 1,82 1,47 1,00 1,02 1,20 1,29 Juli 1,47 1,37 1,51 1,52 1,05 1,03 1,20 1,32 Agustus 1,42 1,49 1,57 1,51 1,00 1,03 1,29 1,35 Sept 1,66 1,37 1,49 1,45 1,00 1,01 1,24 1,30 Oktober 1,47 1,45 1,44 1,67 1,04 1,02 1,21 1,36 Nov 1,52 1,47 1,81 1,64 1,00 1,01 1,49 1,44 Des 1,40 1,32 1,49 1,62 1,00 1,01 1,47 1,36 3.4. Transportasi

Peningkatan berbagai aspek ekonomi menuntut peningkatan di bidang transportasi, khususnya peningkatan jalan. Panjang jalan di wilayah Kota Surakarta pada tahun 2008 mencapai 675,86 kilometer. Perkembangan jalan menurut jenis dan kondisinya dapat dilhat pada Tabel 14. Banyaknya kendaraan angkutan umum di Kota Surakarta dapat dilihat pada Tabel 15. Sedangkan banyaknya perusahaan oto bus yang ada di Kota Surakarta dapat dilihat di Tabel

(16)

16. Perkembangan di bidang transportasi darat dan udara di Kota Surakarta dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 14. Panjang jalan menurut status jalan dan keadaan di Kota Surakarta tahun 2008.

Keadaan Jalan

Status Jalan (Km)

Jalan Negara Jalan Propinsi Jalan Kab/Kota

2007 2008 2007 2008 2007 2008 A.JENIS PERMUKAAN 1. Aspal 13,15 13,15 16,33 16,33 468,73 468,73 2. Kerikil 97,55 97,55 3. Tanah 0,57 0,57 4. Tidak diperinci 109,01 109,01 Jumlah 13,15 16,33 675,86 B.KONDISI JALAN 1. Baik 2,65 2,65 - - 447,78 447,78 2. Sedang 6,05 6,05 3,75 3,75 206,92 206,92 3. Rusak 4,45 4,45 12,58 12,58 18,29 18,29 4. Rusak berat 2,87 2,87 Jumlah 13,15 16,33 675,86 675,86

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta

Tabel 15. Banyaknya kendaraan angkutan umum yang berdomisili di Kota Surakarta tahun 2004-2008 Jenis Kendaraan 2004 2005 2006 2007 2008 1. Taksi 347 387 389 423 430 2. Angkutan 411 443 443 443 423 3. Bus Perkotaan 277 279 281 281 281

(17)

Tabel 16. Banyaknya perusahaan oto bus (PO) yang berdomisili di Kota Surakarta tahun 2008

Jenis Perjalanan Jumlah PO (Pemilik) Jumlah Armada Jumlah Rit/Hari Rata-rata Tempat

1. Bus AKAP Lintas 7 318 159 30

2. Bus AKAP O/D 8 150 75 30

3. Bus AKDP O/D 13 143 572 50

4. Angkutan kota 411 423 1.732 12

5. Bus Perkotaan 16 281 1.116 25

6. Taksi 6 430 5

Sumber: Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Kota Surakarta

Tabel 17. Banyaknya pesawat dan penumpang yang datang dan berangkat dari Bandara Adi Sumarmo dengan tujuan internasional tahun 2008

Bulan Pesawat Penumpang

Datang Berangkat Datang Berangkat

Januari 158 158 33.821 6.330 Februari 71 71 6.128 5.564 Maret 77 77 7.269 6.524 April 64 64 5.905 5.038 Mei 64 64 6.613 5.677 Juni 53 53 5.689 5.309 Juli 46 46 6.317 5.206 Agustus 45 45 6.483 4.387 September 46 46 6.757 3.141 Oktober 45 45 5.114 5.511 November 123 124 5.203 37.282 Desember 105 105 26.216 6.697 Jumlah 897 898 121.515 96.666

Gambar

Gambar 6.  Peta perletakan kawasan Laweyan terhadap Kota Surakarta
Gambar 7 .  Pembagian kampung di kawasan Kelurahan Laweyan,                                     Surakarta
Gambar 9. Jalan di kawasan Kampung Batik Laweyan
Gambar 11. Rumah tinggal Indiesch di Laweyan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu dilakukan survei geo-penetrating radar untuk melakukan analisis lebih lanjut agar mengetahui benda didalam tanah tersebut supaya hasil volume dan jenis benda

Dam tipe gravitasi dari beton dapat direkomendasikan untuk Dam Ayung dilihat dari penyediaan bahan-bahan bangunan karena bahan-bahan bangunan yang dibutuhkan hampir satu

Sebagai respon, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah, yang bertujuan untuk mengembangkan

Fungsi tujuan dari algoritma sinkronisasi jadwal pembibitan dan penanaman dengan rencana penjualan dengan mempertimbangkan luas lahan, produktivitas dan aspek biaya adalah

Proses komodifikasi konten-sebagai salah satu dari jenis komodifikasi-berlanjut dengan menyajikan narasi utama bahwa ta‟aruf merupakan sebuah jalan untuk menemukan jodoh

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa objek ilmu dalam Islam tidak semata berkaitan dengan objek fisik atau yang tampak pada indra dan akal manusia.. Namun ia mencakup

Menurut Kusumaningrum (2010), aflatoksin dapat mengakibatkan keracunan dengan gejala mual dan muntah, dan bila berlangsung lama penyakit yang timbul adalah kanker hati dan

Ketika konsentrasi awal sangat tinggi sehingga konsentrasi kolesterol LDL tidak mencapai target terapi absolut dengan statin dosis tinggi, maka dianjurkan untuk