• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN.S DI RUANG INAYAH RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN.S DI RUANG INAYAH RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN.S DI RUANG INAYAH RS PKU MUHAMMADIYAH

GOMBONG

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan

Disusun Oleh : Janrizky Praerda Syandi

A01301774

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

(2)
(3)
(4)

iv

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI, Agustus 2016

Janrizky Praerda Syandi1, Arnika Dwi Asti2, M.Kep ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. S DI RUANG INAYAH PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG Latar belakang: karya tulis ilmiah ini berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai sumber kepustakaan yang menyatakan bahwa kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas sebagai organ atau sel. Berdasarkan data WHO 2013 yang diperoleh dari tahun 2013 menunjukkan bahwa sebanyak 17.3 miliar orang di dunia meninggal karena penyakit kardiovaskuler dan diperkirakan akan mencapai 23.3 miliar penderita yang meninggal pada tahun 2020.

Tujuan umum: penulisan karya ilmiah yaitu untuk memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan dengan masalah pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada pasien CHF di ruang Inayah RS PKU Muhammadiyah Gombong.

Masalah keperawatan: yang muncul yaitu ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi. Intervensi dan implementasi yang sudah dilakukan yaitu memberikan posisi semi fowler, memberikan oksigen, auskultasi suara nafas, memonitor resoirasi dan status O2.

Evaluasi: selama tiga hari, pasien mengatakan sesak nafas berkurang, tekanan darah: 130/80 mmHg, respirasi 34x/menit.

Penulis menyimpulkan masalah keperawatan ketidakefektifan pola nafas belum teratasi.

Kata Kunci: Asuhan keperawatan, gagal jantung, oksigenasi.

1. Mahasiswa DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.

(5)

v DIPLOMA III OF NURSING PROGRAM

MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF GOMBONG Nursing Care Report, August 2016

Janrizky Praerda Syandi1, Arnika Dwi Asti2, M.Kep

ABSTRACT

NURSING CARE OF FULFILLING OXYGENATION NEED TO Mrs. S IN INAYAH WARD, PKU MUHAMMADIYAH HOSPITAL OF GOMBONG

Background: the oxygenation is basic human need used for the survival of the cell metabolism of the body sustaining life and activity as an organ or cells. WHO (2013) showed that there are 17.3 billion people in the world die of cardiovascular disease and estimated to reach 23.3 billion people who died in 2020.

Objective: to describe nursing care of fulfilling oxygenation need to Mrs. S in Inayah Ward, PKU Muhammadiyah Hospital of Gombong.

Nursing problem: the main nursing diagnosis was ineffective breathing pattern related to hiperventilation. Intervention and implementation were giving semi-Fowler position, giving oxygen, auscultating of breath sounds, monitoring the respirator status y and O2.

Evaluation: The evaluation conducted on the third day showed less breathlessness, respiration 34 tpm. The author concluded that the nursing problem, ineffective breathing pattern has not been resolved.

Keywords: heart failure, nursing care, oxygenation.

1. University student Diploma III of Nursing Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong.

2. Lecturer Diploma III of Nursing Muhammadiyah Health Science Institute of

(6)

vi

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Pada

Tn.S di Ruang Inayah RS PKU Muhammadiyah Gombong“. Penulisan Karya

Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi tugas akhir ujian komprehensif jenjang pendidikan Diploma III Keperawatan Pendidikan Ahli Madya Keperawatan. Tahap proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak memperoleh bimbingan, pengarahan dan bantuan berbagai pihak sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Madkhan Anis, S.Kep.Ns yang telah memberikan izin dan kesempatan

untuk melaksanakan studi khususnya dalam pembuatan laporan kasus.

2. Bapak Sawiji, S.Kep.Ns, M.Sc selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong,

3. Bapak Dr.Ibnu Naser Arrohimi, MMR Direktur RS PKU Muhammadiyah Gombong yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan ujian komprehensif di rumah sakit,

4. Ibu Sri Rejeki, S.Kep.Ns selaku penguji ujian komprehensif dari rumah sakit yang telah memberikan bimbingan, dan arahan kepada penulis,

5. Ibu Arnika Dwi Asti, M. Kep.Ns selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, dan arahan kepada penulis,

6. Dosen dan staff Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong yang telah membimbing dan memberikan materi selama penulis belajar di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong,

7. Ayahanda Syamsul dan Ibunda Mindi Atun selaku kedua orang tua tercinta, Mba Syindi, Dimta selaku saudara yang penulis cintai, yang selalu memberikan

(7)

vii

8. Teman-teman seperjuangan saya di kelas A, B, dan C Diploma III Keperawatan yang tidak bisa saya tuliskan namanya satu persatu yang juga senantiasa selalu memberi dukungan serta memberi semangat kepada saya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

9. Terima kasih kepada teman terbaik saya Fatul Aziz dan Akbar Setyo Budi Pamungkas yang senantiasa selalu memberi dukungan serta memberi semangat kepada saya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

Apabila dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih ditemukan kekeliruan, penulis mengharap kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Gombong, 15 Juli 2016

(8)

viii

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penulisan ... 4

C. Manfaat Penulisan……….………..…...5

BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Kebutuhan Dasar ...6

B. Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen Dalam Tubuh…... 7

C. Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernafasan ...9

D. Gangguan Kebutuhan Oksigenasi…... 11

E. Terapi Oksigen…... 12

F. Metode Pemenuha Kebutuhan Oksigen ...12

G. Prosedur Pemberian Oksigenasi………... ... 15

BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian ... 20

B. Analisa Data ... 22

C. Intervensi, Implementasi, Evaluasi ... 23

(9)

ix

B. Intoleransi Aktivitas ...31 C. Defisit Perawatan Diri……….35 D. Analisa Tindakan...38 BAB V PENUTUP

(10)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung kongestif adalah

ketidakmampuan jantung untuk memompa darah keseluruh jaringan dan patofisiologik dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan (Ardiansyah, M, 2012).

CHF adalah suatu kondisi dimana jantung mangalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini mengakibatkan peregangan ruang jantung (dilatasi) guna menampung darah lebih banyak untuk dipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku dan menebal. Jantung hanya mampu memompa darah untuk waktu yang singkat dan dinding otot jantung yang melemah tidak mampu memompa dengan kuat. Sebagai akibatnya, ginjal sering merespons dengan menahan air dan garam. Hal ini akan mengakibatkan bendungan cairan dalam beberapa organ tubuh seperti tangan, kaki, paru, atau organ lainnya sehingga tubuh klien menjadi bengkak (Udjianti, 2010).

Data yang diterbitkan oleh WHO tahun 2013 menunjukkan bahwa sebanyak 17.3 miliar orang di dunia meninggal karena penyakit kardiovaskuler dan diperkirakan akan mencapai 23.3 miliar penderita yang meninggal pada tahun 2020. Indonesia menempati urutan nomor empat negara dengan jumlah kematian terbanyak akibat penyakit kardiovaskuler (WHO, 2013). Menurut American Heart Association (AHA) tahun 2012 dilaporkan bahwa ada 5,7 juta penduduk Amerika Serikat yang menderita gagal jantung (Padila, 2012).

(11)

2

terdapat sekitar 6 juta dan 2,5 juta kasus dan hampir 1 juta kasus baru didiagnosa tiap tahunnya di seluruh dunia.

Penderita gagal jantung atau CHF di Indonesia pada tahun 2012 menurut data dari Departemen Kesehatan mencapai 14.449 jiwa penderita yang mengalami rawat inap di rumah sakit. Pada tahun 2012 di Jawa Tengah terdapat 512 penderita CHF dan menjalani rawat inap. Selain itu, penyakit yang sering memerlukan perawatan ulang di rumah sakit adalah gagal jantung ( readmission ), walaupun pengobatan dengan rawat jalan telah diberikan secara optimal. Hal serupa juga dibenarkan bahwa sekitar 44 % pasien Medicare yang dirawat dengan diagnosa CHF akan dirawat kembali pada 6 bulan kemudian. Pada umumnya CHF diderita lansia yang berusia lebih dari 50 tahun, CHF merupakan alasan paling umum bagi lansia untuk dirawat di rumah sakit (usia 65 – 75 tahun mencapai prosentase sekitar 75 % pasien yang dirawat dengan CHF). Resiko kematian yang diakibatkan oleh CHF adalah sekitar 5 – 10 % per tahun pada kasus gagal jantung ringan, dan meningkat menjadi 30 – 40 % pada gagal jantung berat. Menurut penelitian sebagian besar lansia yang didiagnosis menderita CHF tidak dapat hidup lebih dari 5 tahun ( Kowalak, 2011 ).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinkes Kabupaten Kebumen tahun 2015 menunjukkan bahwa terdapat jumlah penderita CHF 467 jiwa dan angka tertinggi ada di puskesmas Kebumen I dengan jumlah penderita 163 jiwa. Dalam jurnal Melanie (2014) gagal jantung juga merupakan sindrom dengan gejala unik yang terkadang kurang disadari oleh penderita dan sering menyebabkan ketidakmampuan dan penurunan kualitas jantung penderitanya dan juga merupakan masalah epidemik kesehatan masyarakat dan merupakan penyakit nomor satu yang memicu terjadinya kematian.

(12)

Akibatnya akan timbul gejala gagal jantung kongestif lebih sering terjadi pada rentang umur 60 sampai 90 tahun.

Manifestasi klinis dari gagal jantung dikelompokkan menjadi gagal jantung akut dan kronik yang meliputi : anoreksia, asites, nokturia, intoleransi aktivitas peningkatan BB, fatigue, takikardi, penurunan urin output dan CHF ini dapat menjadi kronik apabila disertai penyakit-penyakit lain seperti: hipertensi, penyakit katup jantung, kardiomiopati, dan lain-lain (Ardiansyah, M, 2012).

Tanda dan gejala yang penting dan sering terjadi dari gagal jantung yaitu sesak nafas, batuk, mudah lelah, kegelisahan yang diakibatkan gangguan-gangguan oksigenasi, disfungsi ventrikel atau gagal jantung kanan. Ciri-ciri yang penting dari definisi ini adalah pertama definisi gagal adalah relatif terhadap kebutuhan metabolik tubuh. Kedua penekanan arti gagal di tujukan pada fungsi pompa jantung secara keseluruhan (Ardiansyah, M, 2012).

Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem ( kimia atau fisika ). Oksigen merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbondioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan O2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel ( Mubarak, 2007 ).

Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel – sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernafas ( Wartonah, 2006 ).

(13)

4

hipoksia. Banyak cara yang bisa digunakan untuk memberikan terapi oksigen dengan berbagai konsentrasi oksigen yaitu lebih dari 21% sampai 100% tergantung pada alat atau metode pemberian terapi yang digunakan.

Dari fenomena tersebut, penulis tertarik untuk menggambarkan dan mendokumentasikan asuha keperawatan dalam sebuah karya tulis ilmiah dengan

judul “ Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Pada Tn.S Di

Ruang Inayah RS PKU Muhammadiyah Gombong “.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum Penulisan

Menjelaskan tentang pemberian asuhan keperawatan yang diberikan pada klien CHF dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di Ruang Inayah RS PKU Muhammadiyah Gombong.

2. Tujuan Khusus Penulisan

Adapun Tujuan Khusus tentang pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan CHF yaitu :

a. Memaparkan hasil pengkajian keperawatan pada Tn.S dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada pasien CHF di Ruang Inayah RS PKU Muhammadiyah Gombong.

b. Memaparkan hasil diagnosa keperawatan pada Tn.S dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada pasien CHF di Ruang Inayah RS PKU Muhammadiyah Gombong.

c. Memaparkan hasil rencana tindakan keperawatan pada Tn.S dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada pasien CHF di Ruang Inayah RS PKU Muhammadiyah Gombong.

d. Memaparkan hasil implementasi keperawatan pada Tn.S dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada pasien CHF di Ruang Inayah RS PKU Muhammadiyah Gombong.

(14)

f. Memaparkan hasil dokumentasi asuhan keperawatan pada Tn.S dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada pasien CHF di Ruang Inayah RS PKU Muhammadiyah Gombong.

C. Manfaat Penulisan 1. Manfaat Keilmuan

a. Manfaat bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan tentang penyakit CHF dan dapat memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan CHF.

b. Manfaat bagi Institusi

Penulisan ini diharapkan dapat menambah jumlah karya ilmiah yang dihasilkan oleh mahasiswa dan juga sebagai bahan untuk meningkatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan klien dengan CHF.

2. Manfaat Aplikatif

a. Manfaat bagi Rumah Sakit

Penulisan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi perawat tentang pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan CHF.

b. Manfaat bagi Pasien dan Keluarga

Penulisan ini diharapkan sebagai media informasi tentang penyakit CHF dan cara penanganannya.

(15)

47

DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo (2012). Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi) Konsep, Proses Dan

Praktik Keperawatan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu

Ardiansyah, M. (2012). “Medikal bedah Untuk Mahasiswa”. Diva Press.

Yogyakarta

Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan, Konsep & Aplikasi Kebutuhan

Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika

Budi & Yamin. (2012). Terapi Oksigen Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen Melalui Pemeriksaan Oksimetri Pada Pasien Infark Miokard Akut (IMA)di ruang IRD RSUD Dr. Moewardi di Surakarta.

Brashers, V. (2008). “Aplikasi Klinis Patofiologi : Pemeriksaan & Manajemen

Edisi 2”.EGC.Jakarta

Herdman, T,Heather, (2012). NANDA internasional Diagnosis Keperawatan

Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC

Hidayat, A. Aziz Alimul (2006). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan

Surabaya: Salemba Medika.

Kowalak JP, Welsh W, Mayer B. (2011). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Kusuma, Aprilia Surya (2012). Penatalaksanaan Pasien dengan Infark Miokard

Akut di Ruang ICVCU RS Dr. Moewardi Surakarta. Karya tulis tidak

dipublikasikan. Prodi DIII Keperawatan Semarang Poltekes Semarang. Melanie, R. (2014). “Analisis Pengaruh sudut Posisi Tidur Terhadap Kualitas

Tidur dan Tanda Vital Pada Pasien Gagal Jantung Di Ruang Rawat Intensif RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”.

Morton, Patricia Gonce, Et al. (2011). Keperawatan Kritis, Pendekatan Asuhan

Holistik, Subekti, Nike Budi, dkk (alih bahasa). Jakarta : EGC

Mubarak, Wahit Iqbal. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori Dan

Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta : EGC

Murwani, A. (2009). Ketrampilan Dasar Praktek Klinik Keperawatan.

Yogyakarta : Faramaya

(16)

Saryono (2015).Terapi Oksigen. Modul Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed Udjianti, W J. (2010). “Keperawatan Kardiovaskuler”. Salemba Medika.Jakarta

Vougans (2013). Manifestasi Klinis Oksigenasi. Diakses di 19 Juli 2016 pukul 11.00 WIB http://www.google.co.id

Watonah, T. (2006). “KDM dan Proses Keperawatan, Edisi 3”. Salemba Medika.

Jakarta

Wilson, (2006). Patofisiologi konsep Klinis Proses Proses Penyakit, Edisi 6. Penerbit Buku Kedokteran Jakarta : EGC

WHO. (2013). Cardiovascular disease (CVDs). Mei 22, 2013.

(17)

LAPORAN PENDAHULUAN

CHF (Congestive Heart Failure)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Semester VI

Disusun Oleh: Janrizky Praerda Syandi

(A01301774)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

(18)

LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN

Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini mengakibatkan peregangan ruang jantung (dilatasi) guna menampung darah lebih banyak untuk dipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku dan menebal. Jantung hanya mampu memompa darah untuk waktu yang singkat dan dinding otot jantung yang melemah tidak mampu memompa dengan kuat. Sebagai akibatnya, ginjal sering merespons dengan menahan air dan garam. Hal ini akan mengakibatkan bendungan cairan dalam beberapa organ tubuh seperti tangan, kaki, paru, atau organ lainnya sehingga tubuh klien menjadi bengkak (congestive) (Udjianti, 2010). Gagal jantung kongestif (CHF) adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan/ kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolik secara abnormal (Mansjoer dan Triyanti, 2007).

Gagal jantung adalah sindrom klinik dengan abnormalitas dari struktur atau fungsi jantung sehingga mengakibatkan ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke jaringan dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh (Darmojo, 2004 cit Ardini 2007).

B. PENYEBAB

Menurut Wajan Juni Udjianti (2010) etiologi gagal jantung kongestif (CHF) dikelompokan berdasarkan faktor etiolgi eksterna maupun interna, yaitu:

1. Faktor eksterna (dari luar jantung); hipertensi renal, hipertiroid, dan anemia kronis/ berat.

2. Faktor interna (dari dalam jantung)

a. Disfungsi katup: Ventricular Septum Defect (VSD), Atria Septum Defect (ASD), stenosis mitral, dan insufisiensi mitral.

b. Disritmia: atrial fibrilasi, ventrikel fibrilasi, dan heart block. c. Kerusakan miokard: kardiomiopati, miokarditis, dan infark

miokard.

(19)

C. PATOFISIOLOGI

Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan kemampuan kontraktilitas jantung yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari normal. Dapat dijelaskan dengan persamaan CO = HR x SV di mana curah jantung (CO: Cardiac output) adalah fungsi frekuensi jantung (HR: Heart Rate) x Volume Sekuncup (SV: Stroke Volume). Frekuensi jantung adalah fungsi dari sistem saraf otonom. Bila curah jantung berkurang, sistem saraf simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan curah jantung. Bila mekanisme kompensasi ini gagal untuk mempertahankan perfusi jaringan yang memadai, maka volume sekuncup jantunglah yang harus menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah jantung.

Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa pada setiap kontraksi, yang tergantung pada 3 faktor, yaitu: (1) Preload (yaitu sinonim dengan Hukum Starling pada jantung yang menyatakan bahwa jumlah darah yang mengisi jantung berbanding langsung dengan tekanan yang ditimbulkan oleh panjangnya regangan serabut jantung); (2) Kontraktilitas (mengacu pada perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat sel dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium); (3) Afterload (mengacu pada besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan untuk memompa darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan arteriole). Jika terjadi gagal jantung, tubuh mengalami beberapa adaptasi yang terjadi baik pada jantung dan secara sistemik. Jika volume sekuncup kedua ventrikel berkurang akibat penekanan kontraktilitas atau afterload yang sangat meningkat, maka volume dan tekanan pada akhir diastolik di dalam kedua ruang jantung akan meningkat.

(20)

yang selanjutnya meningkatkan preload. Meskipun adaptasi-adaptasi ini dirancang untuk meningkatkan cardiac output, adaptasi itu sendiri dapat mengganggu tubuh.

Oleh karena itu, takikardi dan peningkatan kontraktilitas miokardium dapat memacu terjadinya iskemia pada pasien dengan penyakit arteri koroner sebelumnya dan peningkatan preload dapat memperburuk kongesti pulmoner. Aktivasi sitem saraf simpatis juga akan meningkatkan resistensi perifer. Adaptasi ini dirancang untuk mempertahankan perfusi ke organ-organ vital, tetapi jika aktivasi ini sangat meningkat malah akan menurunkan aliran ke ginjal dan jaringan. Salah satu efek penting penurunan cardiac output adalah penurunan aliran darah ginjal dan penurunan kecepatan filtrasi glomerolus, yang akan menimbulkan retensi sodium dan cairan. Sitem rennin-angiotensin-aldosteron juga akan teraktivasi, menimbulkan peningkatan resistensi vaskuler perifer selanjutnya dan penigkatan afterload ventrikel kiri sebagaimana retensi sodium dan cairan.Gagal jantung berhubungan dengan peningkatan kadar arginin vasopresin dalam sirkulasi, yang juga bersifat vasokontriktor dan penghambat ekskresi cairan. Pada gagal jantung terjadi peningkatan peptida natriuretik atrial akibat peningkatan tekanan atrium, yang menunjukan bahwa disini terjadi resistensi terhadap efek natriuretik dan vasodilator.

D. MANIFESTASI KLINIS

1. Peningkatan volume intravaskular.

2. Kongesti jaringan akibat tekanan arteri dan vena yang meningkat akibat turunnya curah jantung.

3. Edema pulmonal akibat peningkatan tekanan vena pulmonalis yang menyebabkan cairan mengalir dari kapiler paru ke alveoli; dimanifestasikan dengan batuk dan nafas pendek.

4. Edema perifer umum dan penambahan berat badan akibat peningkatan tekanan vena sistemik.

5. Pusing, kekacauan mental (confusion), keletihan, intoleransi jantung terhadap latihan dan suhu panas, ekstremitas dingin, dan oliguria akibat perfusi darah dari jantung ke jaringan dan organ yang rendah.

6. Sekresi aldosteron, retensi natrium dan cairan, serta peningkatan volume intravaskuler akibat tekanan perfusi ginjal yang menurun (pelepasan renin ginjal).

(21)

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. EKG : Hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia san kerusakan pola mungkin terlihat. Disritmia mis : takhikardi, fibrilasi atrial. Kenaikan segmen ST/T persisten 6 minggu atau lebih setelah imfark miokard menunjukkan adanya aneurime ventricular

2. Sonogram : Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam fungsi/struktur katub atau are penurunan kontraktilitas ventricular.

3. Skan jantung : Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan pergerakan dinding.

(22)

F. PATHWAY

(23)

I. DAFTAR PUSTAKA

Ardini, Desta N. 2007. Perbedaaan Etiologi Gagal jantung Kongestif pada Usia Lanjut dengan Usia Dewasa Di Rumah Sakit Dr. Kariadi Januari - Desember 2006. Semarang: UNDIP

Jayanti, N. 2010. Gagal Jantung Kongestif. Dimuat dalam

http://rentalhikari.wordpress.com/2010/03/22/lp-gagal-jantung-kongestif/ (diakses pada 6 Februari 2012)

Johnson, M.,et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika

Udjianti, Wajan J. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba medika Naning R,2006,Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Handout kuliah Ilmu Kesehatan Anak)PSIK FK UGM tidak dipublikasikan

Pertemuan Ilmiah Tahunan V (PIT-5) Ilmu Penyakit Dalam PAP di Sumsel. Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Palembang

(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada perusahaan-perusahaan manufaktur dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2005, maka diperoleh kesimpulan

 Dilakukan di PT Marimas Putera Kencana Unit Produksi 2 (Produksi minuman serbuk) selama 24 hari kerja dari 3 Januari 2017 – 3 Februari 2017..  Terletak

Tujuan penelitian dan penulisan tesis ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kedudukan hukum atas kesepakatan para pihak untuk memilih sengketa ekonomi syariah di

Sehingga penulis mampu menyelesaikan skirpsi dengan judul Social Support Dan Self Acceptance Ayah Tunggal (Studi Kasus Di Kota Kediri) ini tepat pada waktunya.. Oleh sebab

Informasi akademik merupakan bagian terpenting dalam pendidikan pada masa kini. Dipicu oleh kemajuan teknologi informasi, berbagai organisasi pendidikan mengharapkan suatu sistem

INTAN CILACAP ” di susun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Tujuan penelitian tesis ini untuk mengetahui pertimbangan hukum Hakim dalam membatalkan sertifikat tanah bekas hak ulayat yang telah bersertifikat berdasarkan

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan yang