Penerapan Model Siklus Belajar (
Learning Cycle
) Untuk
Meningkatkan Pemahaman Siswa Mengenai Konsep Gaya Magnet
Di Kelas V
(Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri 1 Cigobangwangi
Kecamatan Pasaleman Kabupaten Cirebon)
Kartimi, Ibnu Fajar Dzulfikar
Jurusan Pendidikan Matematika, Faklutas Tarbiyah, IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Jalan Perjuangan By Pass Cirebon 451432, Indonesia,
Telepon: +62 231 481264
Pembelajaran IPA tentang gaya magnet di kelas V SDN 1 Cigobangwangi Kecamatan Pasaleman Kabupaten Cirebon masih ditemukan beberapa macam masalah dalam proses pembelajaran, sehingga hasil tes awal berakibat belum mencapai target KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan yaitu 56. Hal ini terlihat ketika siswa mengerjakan soal essay dari jumlah siswa seluruhnya 15 orang, hanya 6 siswa yang mendapat nilai di atas 6 sedangkan 9 siswa lainnya mendapat nilai di bawah 6 dan dirata-ratakan seluruhnya menjadi 4,86.Upaya untuk memperbaiki permaslahan tersebut peneliti memberikan stimulus pada pembelajaran IPA mengenai gaya magnet dengan penerapan model siklus belajar (learning cycle) melalui tiga tahap yaitu Eksplorasi, Pengenalan Konsep dan Penerapan Konsep/Aplikasi. Berdasarkan hal itu dilakukanlah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tujuan untuk : 1) mengkaji gambaran penerapan model siklus belajar, 2) mengkaji bagaimana peningkatan kemampuan siswa dalam memahami gaya magnet di kelas V dan 3) mengkaji kelebihan dan kelemahan dalam menerapkan model siklus belajar. Maka dari itu, proses pembelajaran IPA lebih bermakna dan bervariasi agar anak lebih senang dalam belajarnya. Adapun rancangan penelitian yang digunakan mengacu pada model Spiral PTK Kemmis dan Mc.Taggart dengan instrumen penelitian menggunakan format observasi untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, pedoman wawancara dilakukan kepada guru dan siswa setiap awal serta akhir tindakan, tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada setiap tindakan dan catatan lapangan yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang tidak tercover dalam lembar observasi. Kegiatan perencanaan melalui model siklus belajar (learning cycle) yaitu menyiapkan RPP, mempersiapkan materi pembelajaran dan instrumen penelitian. Adapun kinerja guru yang dilaksanakan yaitu guru menyampaikan tujuan pembelajaran, guru membagi siswa menjadi tujuh kelompok dan setiap kelompok dua/tiga siswa, guru menjelaskan materi, guru memberi tugas, guru membimbing siswa, guru memberikan contoh cara pembuatan magnet dengan elektromagnetik yang sangat sederhana dan guru menyuruh perwakilan siswa tiap kelompok untuk menyampaikan hasil rancangannya di depan kelas. Penelitian ini dilakukan tindakan sebanyak tiga siklus dan setiap siklusnya diadakan evaluasi. Hasil tindakan dapat diketahui dalam model siklus belajar (larning cycle) yang dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai gaya magnet. Dari hasil penelitian awal diketahui tingkat pemahaman siswa terhadap gaya magnet hanya mencapai rata-rata 4,86 (40%). Setelah diberikan tindakan dengan model siklus belajar (learning cycle) melalui pelaksanaan siklus I rata-rata kelas meningkat menjadi 6,67 (47%). Pada siklus II pemahaman siswa meningkat menjadi 6,73 (61%) dan pada siklus III meningkat menjadi 7,00 (92%). Dengan demikian model siklus belajar (learning cycle) dalam pembelajaran IPA mengenai gaya magnet dikatakan berhasil terhadap pemahaman siswa kelas V SD Negeri Cigobangwangi Kecamatan Pasaleman Kabupaten Cirebon.
Kata Kunci : model siklus belajar, ptk.