PENGEMBANGAN MODUL BIMBINGAN BELAJAR PKn BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK PADA SISWA BERPRESTASI RENDAH
DI KELAS III SD KANISIUS GAYAM I YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
FERIDIANA TELAUMBANUA NIM: 101134216
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENGEMBANGAN MODUL BIMBINGAN BELAJAR PKn BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK PADA SISWA BERPRESTASI RENDAH
DI KELAS III SD KANISIUS GAYAM I YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
FERIDIANA TELAUMBANUA NIM: 101134216
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
MOTTO
Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa
tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di
luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
(Yoh 15: 5)
Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa
tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu.
v
PERSEMBAHAN
SKRIPSI ini kupersembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Seluruh Persaudaraan OSF Sibolga
Para Dosen Pembimbing
Keluargaku Tercinta
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 11 Juni 2014
Peneliti
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Feridiana Telaumbanua
No. Mahasiswa : 101134216
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul
“PENGEMBANGAN MODUL BIMBINGAN BELAJAR PKn BERBASIS
KECERDASAN LINGUISTIK PADA SISWA BERPRESTASI RENDAH DI KELAS III SD KANISIUS GAYAM I YOGYAKARTA” beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya
dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya
selama tetap mencatumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
PadaTanggal 11 Juni 2014
Yang menyatakan
viii
ABSTRAK
Telaumbanua, Feridiana (2014). Pengembangan Modul Bimbingan Belajar PKn Berbasis Kecerdasan Linguistik Pada Siswa Berprestasi Rendah Di Kelas III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan prosedur pengembangan modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta, (2) mengetahui hasil validasi kualitas produk modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta, (3) mengetahui hasil uji coba produk modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik dapat meningkatkan prestasi rendah siswa kelas III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta.
Penelitian ini berbentuk penelitian dan pengembangan (R&D). Prosedur pengembangan modul yang digunakan adalah modifikasi pengembangan dan langkah-langkah penelitian R&D dari Sugiyono yang meliputi: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk (prototipe), (4) validasi desain, (5) revisi desain, dan (6) uji coba desain. Uji coba desain melibatkan 10 siswa kelas III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta yang dilaksanakan pada bulan April 2014.
Hasil penelitian ini adalah modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik. Modul yang dikembangkan mendapat kualitas yang baik dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran PKn berdasarkan hasil validasi dari pakar Bahasa Indonesia, pakar pembelajaran PKn, pakar multiple intelligences, dan guru PKn. Hal itu ditunjukkan dengan rerata produk yang memperoleh skor 4.64 dan termasuk kategori “sangat baik” ditinjau dari aspek: (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi, (4) keterampilan berbahasa yaitu berbicara, (5) topik dan (6) metodologi. Uji coba modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik dapat meningkatkan prestasi siswa dalam memahami materi tentang kekhasan bangsa Indonesia. Hal ini terbukti dari rata-rata pretest dengan skor 60.35 dan posttest dengan skor 66.7.
ix
ABSTRACT
Telaumbanua, Feridiana (2014). PKn Tutoring Module Development Based on Linguistics Intelligence for the Third Grade Underachieving Students of Kanisius Gayam I Elementary School Yogyakarta. A thesis. Yogyakarta: Elementary School Teachers Education Study Program of Sanata Dharma University.
This research aims to (1) describe the procedure of linguistics-intelligence based PKn tutoring module development applied for the third grade underachieving students of Kanisius Gayam I Elementary School Yogyakarta, (2)
know the validation‟s result of the product‟s quality of the linguistics-intelligence based PKn tutoring module applied to the third grade underachieving students of Kanisius Gayam I Elementary School Yogyakarta, (3) observe whether the
product trial‟s result of the linguistics-intelligence based PKn tutoring module increase the performance of the third grade underachieving students of Kanisius Gayam I Elementary School Yogyakarta.
This research is a research and development (R&D). The module development procedures conducted in this research is a modification of the development and research steps developed by Sugiyono which includes: (1) potentials and problems, (2) data collection, (3) product design (prototype), (4) design validation, (5) design revision, and (6) design trials. The design trials involve 10 of the third grade students of Kanisius Gayam I Elementary School Yogyakarta which were conducted on April 2014.
The outcome of this research is a linguistics-intelligence based PKn tutoring module. The developed module has gained good quality and is feasible for further application for PKn teaching according to the validation‟s result of some experts of Bahasa Indonesia, PKn, multiple intelligences, and PKn teachers.
The product‟ average score shows the quality by gaining the score of 4.64 and is
considered as “very good” concerning the aspects of: (1) purpose and approach,
(2) design and organization, (3) content, (4) linguistics competence, namely speaking, (5) topic, and (6) methodology. The trials of this linguistics-intelligence based PKn tutoring module improves students‟ achievement in comprehending the materials about the characteristics of Indonesia. The mean scores of the pretest and posttest show this achievement by gaining the average score of 60.35 for the pretest, and 66.7 for the posttest.
x
KATA PENGANTAR
Kemuliaan dan syukur kepada Bapa, Putera dan Roh Kudus, atas
kelimpahan kasih dan rahmat-Nya yang luar biasa sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Modul Bimbingan Belajar PKn Berbasis Kecerdasan Linguistik Pada Siswa Berprestasi Rendah di Kelas III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta.
Terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan
dukungan berbagai pihak, baik berupa sumbangan pikiran, waktu, tenaga maupun
kerelaan dan kesabaran dalam membimbing peneliti selama proses penyusunan
skripsi ini hingga selesai. Oleh karena itu pada kesempatan ini, peneliti
menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus dan penuh kasih kepada:
1. Rohandi, Ph. D selaku Dekan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A selaku Ketua Prodi PGSD
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Prof. Dr. Paulus Suparno, S.J.,M.S.T selaku Pembimbing I, yang dengan sabar
dan rela membimbing dan menyediakan waktu, tenaga, pikiran selama proses
penyusunan skripsi ini.
4. Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S.Psi.,M.Psi selaku Pembimbing II yang telah
berkenan memberikan dukungan dan membimbing peneliti selama proses
penyusunan skripsi ini.
5. Panitia penguji Ujian Sarjana Program Studi PGSD, yang memberikan
kesempatan kepada peneliti untuk mengikuti ujian sarjana mempertahankan
skripsi ini.
6. Para Dosen PGSD yang telah membimbing dan mendidik peneliti selama
menimba ilmu di PGSD.
7. Sekretariat PGSD, yang selalu ramah dalam memberikan informasi dan
kemudahan dalam berbagai urusan administrasi sehingga peneliti tidak
xi
8. Elisabeth Listriyani, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Gayam I
Yogyakarta, yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan
skripsi ini.
9. Margareta Novida Siahaan, S.Pd selaku guru kelas III SD Kanisius Gayam I
Yogyakarta, yang telah membantu peneliti mengumpulkan data yang
digunakan untuk menyelesaikan skripsi ini.
10.Siswa kelas III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014
yang telah mendukung pelaksanaan penelitian.
11.Pemimpin Regio dan seluruh persaudaraan OSF Sibolga, yang telah
memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada peneliti untuk studi PGSD
di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
12.Para Saudariku Komunitas Saudara Leo Yogyakarta, yang dengan penuh kasih
memberikan dukungan lewat cinta dan doa.
13.Orang tua dan saudara-saudariku yang selalu memberikan dukungan,
perhatian dan cinta kepada peneliti untuk tetap setia menjalani tugas perutusan
studi di PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
14.Teman-teman seperjuangan: Marsel, Cahyo, Dwi, Huda, Resti, dan Candra
yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi
ini.
15.Teman-teman PGSD‟10 kelas B yang selalu memberi warna dan tawa selama
perkuliahan yang membuat kehidupan kuliah menjadi lebih bermakna.
16.Kepada semua pihak yang tidak sempat saya sebutkan, yang telah memberikan
dukungan kepada peneliti.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun
peneliti tetap berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi
banyak pihak.
Yogyakarta, 2014
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Definisi Operasional... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
A. Teori Multiple Intelligences ... 7
1. Inteligensi ... 7
2. Multiple Intelligences ... 8
3. Karakteristik konsep kecerdasan ganda ... 9
4. Jenis-jenis Inteligensi ... 10
5. Prinsip Umum Pengembangan Multiple Intelligences ... 13
xiii
B. Kecerdasan Linguistik (linguistic intelligence) ... 16
1. Pengertian Kecerdasan Linguistik ... 16
2. Ciri-Ciri Kecerdasan Linguistik ... 17
3. Cara Mengembangkan Kecerdasan Linguistik... 18
C. Prestasi Belajar ... 19
1. Pengertian Prestasi Belajar ... 19
2. Prestasi Rendah ... 20
D. Modul ... 21
1. Ciri-ciri Modul ... 22
2. Unsur-Unsur Yang Terdapat Dalam Modul ... 22
E. Bimbingan Belajar ... 24
1. Pengertian Bimbingan Belajar ... 24
2. Tujuan Bimbingan Belajar ... 24
3. Fungsi Bimbingan Belajar ... 25
4. Peran Guru dalam Bimbingan Belajar ... 26
F. Materi dalam Modul ... 27
1. Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan ... 27
2. Tujuan PKn ... 28
3. Mengenal Kekhasan Bangsa Indonesia ... 29
G. Tinjauan Penelitian yang Relevan ... 30
H. Kerangka Bepikir ... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 34
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34
B. Jenis Penelitian ... 34
C. Posedur Pengembangan ... 34
D. Pupulasi dan Sampel Penelitian ... 38
E. Treatment (Perlakuan) ... 39
F. Teknik Pengumpulan Data ... 40
G. Instrumen Penelitian... 43
H. Validasi Desain ... 45
1. Data Validasi Guru PKn dan Revisi Produk... 45
xiv
3. Data Validasi Pakar Pembelajaran PKn dan Revisi Produk ... 47
4. Data validasi Pakar Multiple Intelligences dan Revisi Produk ... 50
I. Teknik Analisis Data ... 52
1. Analisis Data Validasi Pakar ... 52
2. Analisis Hasil Uji Coba Modul (pretest dan posttest) ... 54
BAB IV PELAKSANAAN DAN DATA ANALISIS ... 56
A. Pelaksanaan Penelitian ... 56
1. Sebelum Penelitian ... 56
2. Selama Penelitan ... 59
B. Data dan Analisis ... 62
1. Hasil Belajar ... 62
2. Tanggapan siswa terhadap modul ... 64
BAB V PENUTUP ... 67
A. Kesimpulan ... 67
B. Keterbatasan Penelitian ... 68
C. Saran ... 68
DAFTA PUSTAKA ... 69
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbandingan nilai angka dan hururf ... 20
Tabel 2. Kisi-kisi kuesioner Validasi Pakar ... 43
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Tes PKn (pretest dan posttest) ... 44
Tabel 4. Komentar guru PKn kelas III SDK Gayam serta revisinya ... 45
Tabel 5. Komentar Pakar Tata Bahasa Indonesia Serta Revisinya ... 47
Tabel 6. Komentar Pakar Pembelajaran PKn Serta Revisinya ... 48
Tabel 7. Komentar Pakar Multiple Intelligences Serta Revisinya ... 51
Tabel 8. Resume Hasil Validasi Pakar ... 51
Tabel 9. Konversi Data Kuantitatif Ke Kualitatif Skala Lima ... 52
Tabel 10. Hasil Konversi Data Kuantitatif Menjadi Kualitatif Skala Lima ... 54
Tabel 11. Kriteria dan Pedoman Penilaian Pretest dan Posttest ... 55
Tabel 12. Hasil Pretest dan Posttest ... 62
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian... 72
Lampiran 2. Surat ujin Mengadakan Penelitian ... 73
Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penenlitian ... 74
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP1) ... 75
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP2) ... 79
Lampiran 6. Soal Pretest dan Posttest ... 85
Lampiran 7. Hasil Validasi Pakar Tata Bahasa Indonesia ... 88
Lampiran 8. Hasil Validasi Guru PKn ... 91
Lampiran 9. Hasil Validasi Pakar Pembelajaran Pkn ... 94
Lampiran 10. Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Tata Bahasa Indonesia ... 99
Lampiran 11. Rekapitulasi Hasli Validasi Pakar Pembelajaran PKn ... 100
Lampiran 12. Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Guru PKn ... 101
Lampiran 13. Resume Hasil Validasi Pakar ... 102
Lampiran 14. Hasil Pretest Siswa ... 103
Lampiran 15. Hasil Posttest Siswa... 104
Lampiran 16. Hasil Perhitungan Pretest dan Posttest ... 108
Lampiran 17. Tanggapan Siswa Terhadap Modul ... 109
Lampiran 18. Modul Bimbel PKn Untuk Siswa ... 111
Lampiran 19. Modul Bimbel PKn Untuk Guru ... 112
Lampiran 20. Foto-foto Kegiatan ... 113
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Langkah-langkah R&D Sugiyono ... 35
Gambar 2. Bagan Prosedur R&D yang digunakan oleh Peneliti ... 36
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan setiap orang. Oleh karena itu,
pendidikan di jenjang sekolah dasar merupakan kesempatan untuk
menanamkan pengetahuan, keterampilan, dan mengembangkan berbagai
potensi dan kecerdasan yang dimiliki oleh anak. Semua anak pada dasarnya
cerdas dan ceria (Armstrong, 2002), hanya saja kecerdasan uniknya mungkin
kurang cocok dengan sistem pendidikan yang lebih menekankan keterampilan
3M yakni menulis, matematika dan membaca. Gardner (dalam Suparno, 2004:
19) mengelompokkan ada sembilan inteligensi yang dimiliki oleh setiap
orang. Inteligensi yang dimaksud ialah inteligensi linguistik, inteligensi
matematis-logis, inteligensi ruang-visual, inteligensi kinestetik-badani,
inteligensi musikal, inteligensi interpersonal, inteligensi intrapersonal,
inteligensi lingkungan, dan inteligensi eksistensial. Inteligensi adalah
kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam
suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata.
Dewasa ini ada banyak persoalan yang dialami khususnya para siswa
sekolah dasar. Salah satu persoalan yang ditemukan dalam dunia pendidikan
adalah metode mengajar yang monoton dimana guru biasanya mengajar sesuai
dengan inteligensi yang menonjol dalam dirinya. Hal ini menjadi sebuah
persoalan bagi siswa yang memiliki inteligensi yang berbeda-beda dan tidak
kurang berminat belajar karena penyampaian materi pembelajaran kurang
menarik dan tidak sesuai dengan kecerdasan yang dimiliki. Salah satu
kecerdasan yang akan dibahas oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
kecerdasan linguistik. Adapun ciri-ciri siswa yang memiliki kecerdasan
linguistik (Suparno, 2004: 80) adalah suka menulis atau mengarang (cerita,
pengalaman harian atau puisi), suka membaca buku, suka bercerita, kuat
dalam menghafal dan mengingat pelajaran.
Hasil wawancara dengan guru kelas III SD Kanisius Gayam I yang telah
dilakukan pada bulan Februari 2014, memberikan data awal tentang
kecerdasan yang dimiliki oleh siswa dan prestasi belajar yang diperoleh belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada salah satu mata pelajaran
inti di SD. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang siswa yang
memiliki kecerdasan linguistik, peneliti meminjam ledger nilai raport siswa kelas III SD Kanisius Gayam untuk dianalisis. Analisis nilai dilakukan untuk
mengetahui prestasi siswa dalam setiap mata pelajaran. Dari hasil analisis
tersebut, peneliti menemukan 10 siswa yang memiliki nilai yang baik dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia namun nilai pelajaran PKn rendah (dibawah
KKM), oleh karena itu siswa membutuhkan bantuan untuk meningkatkan
prestasi rendah khususnya dalam mata pelajaran PKn.
Usaha yang dapat dilakukan untuk membantu siswa yang berprestasi
rendah ialah dengan belajar menggunakan modul bimbingan belajar sesuai
dengan kecerdasan yang dimiliki. Bimbingan adalah proses memberi bantuan
kepada individu agar individu itu dapat mengenal dirinya dan dapat
hidup dengan bahagia (Hamalik, 2009:193). Dalam hal ini, materi pelajaran
hendaknya disajikan sesuai dengan kebutuhan dan kecerdasan siswa. Siswa
yang kecerdasan linguistiknya menonjol biasanya menyukai kegiatan yang
berkaitan dengan penggunaan bahasa baik lisan maupun tulisan. Oleh karena
itu, materi pelajaran bisa disajikan berdasarkan kecerdasan yang dimiliki oleh
siswa agar pembelajaran yang disampaikan dapat dimengerti dan dipahami
dengan baik.
Berdasarkan potensi masalah dan uraian di atas, penelitian ini hanya
dibatasi pada permasalahan modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan
linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas III SD Kanisius Gayam.
Materi yang akan dikembangkan mengacu pada Kompetensi Dasar 4.1
Mengenal kekhasan bangsa Indonesia seperti kebhinekaan, kekayaan alam,
dan keramahtamahan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosedur pengembangan modul bimbingan belajar PKn
berbasis kecerdasan linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas III
SD Kanisius Gayam I Yogyakarta?
2. Bagaimana hasil validasi kualitas produk modul bimbingan belajar PKn
berbasis kecerdasan linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas III
SD Kanisius Gayam I Yogyakarta?
3. Apakah hasil uji coba produk modul bimbingan belajar PKn berbasis
kecerdasan linguistik dapat meningkatkan prestasi rendah siswa kelas III
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan prosedur pengembangan modul bimbingan belajar
PKn berbasis kecerdasan linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas
III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta.
2. Untuk mengetahui hasil validasi kualitas produk modul bimbingan belajar
PKn berbasis kecerdasan linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas
III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta.
3. Untuk mengetahui hasil uji coba produk modul bimbingan belajar PKn
berbasis kecerdasan linguistik dapat meningkatkan prestasi rendah siswa
kelas III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi guru
Modul yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat digunakan oleh
guru sebagai modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik
pada siswa berprestasi rendah di kelas III SD Kanisius Gayam I. Selain itu,
penelitian ini dapat memberikan inspirasi dan masukan bagi guru untuk
mengembangkan sendiri modul bimbingan belajar berbasis kecerdasan
linguistik.
2. Bagi siswa
Modul ini dapat dimanfaatkan oleh siswa sebagai buku pelajaran PKn
berbasis kecerdasan linguistik dan diharapkan dapat membantu serta
mempermudah siswa dalam memahami materi tentang kekhasan bangsa
kecerdasan linguistik. Dengan demikian diharapkan, modul ini dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran PKn.
3. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat menambah referensi sekolah terkait dengan
penelitian dan pengembangan (R&D) dan produk modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas
III SD.
4. Bagi Prodi PGSD
Penelitian ini dapat menambah referensi prodi PGSD Universitas Sanata
Dharma terkait dengan penelitian dan pengembangan (R&D) dan produk modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik pada siswa
berprestasi rendah di SD.
E. Definisi Operasional
1. Inteligensi adalah kemampuan seseorang untuk dapat menyesuaikan diri
dengan lingukungannya dan dapat memecahkan masalah yang dihadapi.
2. Kecerdasan linguistik adalah kemampuan berbahasa baik lisan maupun
tulisan.
3. Prestasi rendah adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa yang belum
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan.
4. Modul adalah salah satu unit atau bahan ajar yang terdiri dari rangkaian
kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa dalam mencapai
5. Bimbingan belajar adalah bantuan yang diberikan kepada siswa yang
mengalami masalah dan kesulitan dalam belajar berupa pendampingan,
arahan, nasehat, dan petunjuk yang dapat menolong siswa untuk
mengenali dan memahami dirinya dalam semua aspek pribadinya.
6. Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan
pada pembentukkan diri yang beragam dari segi agama, sosial, budaya,
bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang
cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh pancasila dan UUD
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Multiple Intelligences 1. Inteligensi (Kecerdasan)
Inteligensi (kecerdasan) diartikan dalam berbagai dimensi oleh
para ahli. Gardner (dalam Suparno, 2004: 17) mengatakan bahwa
inteligensi merupakan kemampuan untuk memecahkan persoalan dan
menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan
dalam situasi yang nyata. Gardner berpendapat bahwa suatu kemampuan
disebut inteligensi jika (1) seseorang mampu menunjukkan suatu
kemahiran dan keterampilan dalam memecahkan persoalan dan kesulitan
yang ditemukan dalam hidupnya, (2) ada unsur pengetahuan dan keahlian,
(3) bersifat universal dan harus berlaku bagi banyak orang, (4)
kemampuan itu dasarnya adalah unsur biologis, yaitu karena otak
seseorang, bukan sesuatu yang terjadi karena latihan atau training, dan (5)
kemampuan itu sudah ada sejak lahir, meski di dalam pendidikan dapat
dikembangkan.
Sejalan dengan pandangan diatas, Wechsler (dalam Subini, 2012:
11) mengemukakan bahwa inteligensi atau kecerdasan adalah kemampuan
untuk bertindak secara terarah, berpikir rasional, dan menghadapi
lingkungannya secara efektif. Hal ini berarti bahwa inteligensi merupakan
suatu kemampuan yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh
harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan
perwujudan dari proses berpikir rasional itu. Berpikir secara rasional
berarti berpikir yang masuk akal, runtut dari satu titik ke titik lainnya,
tanpa melompat-lompat, berdasarkan bukti yang ada dan cara yang
dianggap lazim. Berpikir merupakan sebuah proses tingkah laku dimana
seseorang menggunakan pikiran untuk mencari makna dan pemahaman
terhadap sesuatu, membuat pertimbangan dan keputusan untuk
menyelesaikan sebuah persoalan atau masalah yang dihadapinya.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
inteligensi pada umumnya berkaitan dengan kemampuan kognitif
seseorang, dimana ia dapat berpikir dan bertindak untuk memecahkan
persoalan dan menghasilkan produk yang dihadapinya di dalam situasi
yang nyata.
2. Multiple Intelligences
Teori multiple intelligences (inteligensi ganda) ditemukan dan dikembangkan oleh Gardner. Kata “ganda” (dalam KBBI, 1990: 251)
berarti kali lipat, tidak tunggal, lebih banyak, terdiri dari beberapa bagian
yang merupakan satu kesatuan. Dari arti kata tersebut maka kecerdasan
ganda dapat diartikan sebagai suatu kemampuan atau potensi yang dimiliki
oleh seseorang yang mengarah pada berbagai dimensi kehidupan dan
merupakan satu kesatuan. Gardner (dalam Subini, 2012: 12) berpandangan
bahwa kecerdasan yang dimiliki seseorang tidak hanya tunggal, tetapi
kecerdasan majemuk atau sering dinamakan kecerdasan ganda (Multiple intelligences).
3. Karakteristik Konsep Kecerdasan Ganda
Gardner pada sisi yang lain menjelaskan bahwa kecerdasan ganda
memiliki karakteristik konsep (dalam Uno dan Masri, 2009: 44) sebagai
berikut:
a. Semua inteligensi itu berbeda-beda, tetapi semuanya sederajat. Jadi
tidak ada kecerdasan yang lebih baik atau lebih penting dari
kecerdasan yang lain.
b. Semua kecerdasan dimiliki manusia dalam kadar yang tidak persis
sama. Semua kecerdasan dapat dieksplorasi, ditumbuhkan dan
dikembangkan secara optimal.
c. Terdapat banyak indikator kecerdasan dalam tiap-tiap kecerdasan.
Seseorang terus berlatih dapat membangun kekuatan kecerdasan yang
dimiliki dan menipiskan kelemahan-kelemahan.
d. Semua kecerdasan yang berbeda-beda tersebut dapat bekerja sama
mewujudkan aktivitas yang dilakukan individu. Satu kegiatan mungkin
memerlukan lebih dari satu kecerdasan dan satu kecerdasan dapat
digunakan dalam berbagai bidang.
e. Semua jenis kecerdasan tersebut ditemukan di semua lintas budaya di
seluruh dunia dan kelompok usia. Saat seseorang menginjak dewasa,
4. Jenis-Jenis Inteligensi
Ada sembilan inteligensi yang sudah dianalisis dengan teliti oleh
Gardner (dalam Suparno, 2004: 26-45) yaitu:
a. Inteligensi Linguistik
Inteligensi linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan dan
mengolah kata-kata secara efektif baik secara oral maupun secara
tertulis seperti dimiliki para pencipta puisi, editor, jurnalis, dramawan,
sastrawan, pemain sandiwara, maupun orator. Orang yang
berinteligensi linguistik tinggi akan berbahasa lancar, baik, dan
lengkap. Penjelasan lebih rinci tentang inteligensi linguistik akan
dibahas secara khusus oleh peneliti dibagian seterusnya.
b. Inteligensi Matematis-Logis
Inteligensi matematis-logis adalah kemampuan yang lebih berkaitan
dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif, seperti
dipunyai seorang matematikus, saintis, programer, dan logikus. Orang
yang mempunyai inteligensi ini sangat mudah membuat klasifikasi dan
kategorisasi dalam pemikiran serta cara mereka bekerja.
c. Inteligensi Ruang-Visual
Inteligensi ruang-visual adalah kemampuan untuk menangkap dunia
ruang-visual secara tepat, seperti dipunyai para pemburu, arsitek,
navigator, dan dekorator. Termasuk didalamnya adalah kemampuan
untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat, melakukan perubahan
menggambarkan suatu hal atau benda dalam pikiran dan mengubahnya
dalam bentuk nyata, serta mengungkapkan data dalam suatu grafik.
d. Inteligensi Kinestetik-Badani
Inteligensi kinestetik-badani adalah Kemampuan menggunakan tubuh
atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan seperti
ada pada aktor, atlet, penari, pemahat, dan ahli bedah. Orang yang
mempunyai inteligensi kinestetik-badani dengan mudah dapat
mengungkapkan diri dengan gerak tubuh.
e. Inteligensi Musikal
Inteligensi musikal adalah kemampuan untuk mengembangkan,
mengekspresikan, dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara. Di
dalamnya termasuk kepekaan akan ritme, melodi, dan intonasi;
kemampuan memainkan alat musik, kemampuan menyanyi,
kemampuan untuk mencipta lagu, kemampuan untuk menikmati lagu,
musik, dan nyanyian. Orang yang menonjol inteligensi musikalnya
sangat peka terhadap suara dan musik.
f. Inteligensi Interpersonal
Inteligensi interpersonal adalah kemampuan untuk mengerti dan
menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, temperamen
orang lain. Kepekaan akan ekspresi wajah, suara, isyarat dari orang
lain juga termasuk dalam intelegensi ini. Secara umum inteligensi
interpersonal berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menjalin
g. Inteligensi Intrapersonal
Inteligensi intrapersonal adalah Kemampuan yang berkaitan dengan
pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara
adaptif berdasar pengenalan diri itu. Termasuk dalam intelegensi ini
adalah kemampuan berefleksi dan keseimbangan diri. Orang yang
menonjol dalam inteligensi intrapersonal biasanya mudah
berkonsentrasi dengan baik.
h. Inteligensi Lingkungan
Inteligensi lingkungan adalah Kemampuan seseorang untuk dapat
mengerti flora dan fauna dengan baik, dapat membuat distingsi
konsekuensial lain dalam alam natural; kemampuan untuk memahami
dan menikmati alam; dan menggunakan kemampuan itu secara
produktif dalam berburu, bertani, dan mengembangkan pengetahuan
akan alam.
i. Inteligensi Eksistensial
Inteligensi eksistensial adalah kemampuan seseorang untuk menjawab
persoalan-persolan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia.
Orang tidak puas tidak hanya menerima keadaannya secara otomatis,
tetapi mencoba menyadarinya dan mencari jawaban yang terdalam.
Kesembilan inteligensi diatas, menurut Gardner ada dalam diri
seseorang. Hanya untuk orang-orang tertentu, suatu inteligensi lebih
menonjol daripada inteligensi lainnya. Kesembilan inteligensi itu dapat
dikembangkan dan ditingkatkan secara optimal sehingga dapat berfungsi
5. Prinsip Umum Pengembangan Multiple Intelligences
Haggerty (dalam Suparno, 2004: 65-66) mengungkapkan ada
beberapa prinsip umum untuk membantu mengembangkan inteligensi
ganda pada siswa, yakni sebagai berikut:
a. Pendidikan harus memperhatikan semua kemampuan intelektual.
b. Pendidikan seharusnya individual. Pendidikan harusnya lebih personal,
dengan memperhatikan inteligensi setiap siswa.
c. Pendidikan harus menyemangati siswa untuk dapat menentukan tujuan
dan program belajar mereka. Siswa perlu diberi kebebasan untuk
menggunakan cara belajar dan cara kerja berdasarkan minat mereka.
d. Sekolah sendiri harus menyediakan fasilitas dan sarana yang dapat
dipergunakan oleh siswa untuk melatih kemampuan intelektual mereka
berdasarkan inteligensi ganda.
e. Evaluasi belajar harus lebih kontekstual dan bukan tes tertulis.
Evaluasi lebih harus berupa pengalaman lapangan langsung dan dapat
diamati bagaimana performa siswa, apakah sungguh maju atau tidak.
f. Pendidikan sebaiknya tidak dibatasi di dalam gedung sekolah.
Inteligensi ganda memungkinkan agar pendidikan juga dilaksanakan di
luar sekolah, lewat masyarakat, kegiatan ekstra, serta kontak dengan
orang luar dan para ahli.
6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inteligensi
Pada dasarnya kecerdasan masing-masing orang berbeda, ada yang
pintar sekali, ada yang sedang-sedang saja, dan ada juga yang bisa-biasa
rata-rata. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Subini (2012: 20),
faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi seseorang adalah sebagai
berikut:
a. Faktor genetik (keturunan atau bawaan)
Pandangan umum mengatakan bahwa seseorang yang lahir dari
keluarga berpendidikan tinggi atau mempunyai tingkat intelektual
diatas rata-rata akan mempunyai keturunan yang tidak jauh berbeda.
Meskipun bukan faktor utama, namun faktor keturunan terbukti
mempengaruhi kecerdasan seseorang. Oleh karena itu di dalam satu
kelas dapat dijumpai anak yang berbeda secara akademis.
b. Faktor lingkungan
Selain faktor genetik (keturunan), lingkungan juga dapat
memberi pengaruh besar terhadap kecerdasan anak, misalnya ketika
ada seorang anak jalanan, yang orang tuanya tidak pernah sekolah,
mempunyai kepandaian yang luar biasa dibanding temannya. Bisa jadi
anak tersebut belajar dari kehidupannya yang susah dan bertekad
mengubah keadaan hidupnya dengan rajin belajar. Ia bisa belajar
kapanpun dan kepada siapapun yang mau mengajarinya.
Oleh karena itu walaupun pada dasarnya inteligensi sudah
dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan
perubahan-perubahan yang berarti. Walaupun masih diakui bahwa
faktor genetik juga berperan menentukan tingkat kecerdasan, tak dapat
dipungkiri kalau stimulasi yang benar juga berpengaruh untuk
bersifat kognitif seperti emosional dari lingkungan juga memegang
peranan penting.
c. Faktor minat dan pembawaan yang khas
Minat merupakan suatu dorongan untuk mencapai sebuah tujuan.
Minat mengarahkan perbuatan kepada sesuatu. Dalam diri manusia
terdapat dorongan atau motif yang mendorongnya untuk berinteraksi
dengan dunia luar, sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat
memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. Dengan
belajar giat akan meningkatkan kecerdasan seseorang.
d. Faktor gizi
Inteligensi tidak bisa lepas dari otak. Perkembangan otak dipengaruhi
oleh gizi yang dikonsumsi. Otak cenderung dapat bekerja dengan
keras, lancar jika didukung dengan kandungan makanan yang diserap.
Misalnya minum susu yang banyak mengandung AH dan DH yang
dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan atau makanan-makanan yang
bergizi setiap harinya yang mengandung 4 sehat lima sempurna. Hal
ini mendukung aktivitas anak dalam belajar.
e. Faktor kematangan
Faktor kematangan berhubungan erat dengan umur seseorang. Organ
dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan
setiap saat. Bagaimana seorang bayi yang mulanya hanya bisa
menangis kemudian dapat lari ke sana ke mari, itu adalah bagian dari
proses tumbuh kembangnya. Setiap organ manusia baik fisik maupun
berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya
masing-masing.
f. Faktor pembentukan
Pembentukan adalah segala keadaan diluar diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan inteligensi. Pembentukan ada dua
macam yakni pembentukan yang direncanakan dan yang tidak
direncanakan. Pembentukan yang direncanakan misalnya dilakukan
disekolah sedangkan pembentukan yang tidak direncanakan, misalnya
pengaruh alam semesta.
g. Faktor kebebasan
Kebebasan yang dimaksud disini adalah dalam hal melakukan
pembelajaran. Seorang anak dapat memilih metode tertentu dalam
memecahkan masalah yang dihadapi. Misalnya untuk belajar ilmu
murni, anak cenderung memilih melakukan praktik langsung daripada
duduk diam mendengarkan guru berceramah. Biarkan anak melakukan
hal yang disukainya asalkan itu baik, berguna dan tidak
membahayakan dirinya.
B. Kecerdasan Linguistik (Linguistic Intelligence) 1. Pengertian Kecerdasan Linguistik
Gardner (dalam Campbell, 2006: 2) mengungkapkan bahwa
kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk berpikir dalam bentuk
kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dan
berpendapat bahwa Kecerdasan linguistik mengacu pada kemampuan
untuk menyusun pikiran dengan jelas dan mampu menggunakan
kemampuan ini secara kompeten melalui kata-kata untuk mengungkapkan
pikiran-pikiran dalam berbicara, membaca, dan menulis. Seseorang
dengan kecerdasan verbal yang tinggi tidak hanya akan memperlihatkan
suatu penguasaan bahasa yang sesuai, tetapi juga dapat menceritakan
kisah, berdebat, berdiskusi, menafsirkan, menyampaikan laporan, dan
melaksanakan berbagai tugas lain yang berkaitan dengan berbicara dan
menulis.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk mengolah dan
menggunakan kata-kata secara efektif baik tertulis maupun secara lisan.
2. Ciri-Ciri Kecerdasan Linguistik
Ciri-ciri inteligensi linguistik (Suparno, 2004: 80) adalah sebagai
berikut:
a. Menulis lebih baik dari rata-rata kelas.
b. Mudah bercerita dan membuat lelucon.
c. Mempunyai ingatan akan nama, tempat, dan hari yang kuat.
d. Suka membaca buku.
e. Menulis dengan ejaan yang benar dan teliti.
f. Suka mendengarkan kata-kata yang diucapkan.
g. Mempunyai kemampuan kosakata yang baik.
Sedangkan menurut Armstrong (2002: 25), mengemukakan beberapa
ciri-ciri kecerdasan linguistik yakni:
a. Suka menulis kreatif di rumah
b. Mengarang kisah khayal atau menuturkan lelucon dan cerita
c. Sangat hafal nama, tempat, tanggal, atau hal-hal yang kecil
d. Menikmati membaca buku diwaktu senggang
e. Mengeja kata-kata dengan tepat dan mudah
f. Menyukai pantun lucu dan permainan kata
g. Suka mengisi teka-teki silang atau melakukan permainan seperti
scrabble atau anagram.
h. Menikmati mendengar kata-kata lisan (cerita, program radio,
pembacaan buku.
i. Mempunyai kosa kata yang luas untuk anak seusianya.
j. Unggul dalam pelajaran sekolah yang melibatkan membaca atau
menulis.
3. Cara Mengembangkan Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan linguistik berkaitan dengan kemampuan berbahasa
baik secara tulisan maupun lisan. Siswa dapat dilatih dengan
mengembangkan kemampuannya dengan membaca; membacakan puisi
yang sesuai level siswa, dan siswa dilatih membacakan suatu cerita di
depan kelas. Siswa dibantu untuk membuat kalimat dengan kata-kata baru,
mengarang cerita atau pengalaman sehari-hari, membuat buku harian,
di depan kelas atau di luar, membaca bacaan yang mereka sukai, dan
mengisi teka-teki.
C. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah taraf keberhasilan murid dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh
dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu (Syah, 2008:
91). Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2). Berdasarkan
pengertian prestasi dan belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena
kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil
dari proses belajar.
Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau
kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai
dengan bobot yang dicapainya (Winkel, 1997: 162). Senada dengan
pendapat tersebut, Ignatius Masidjo (1995) mengatakan bahwa prestasi
belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar adalah hasil dari proses belajar seseorang, baik itu hasilnya
tinggi maupun rendah.
2. Prestasi Rendah
Bertitik tolak dari pengertian prestasi diatas, maka peneliti
menyimpulkan bahwa prestasi rendah adalah hasil belajar siswa yang
belum maksimal atau belum mencapai kriteria ketuntasan minimal belajar
(KKM). Batas minimal prestasi belajar dalam perbandingan nilai angka
dan huruf (Syah,1997: 153) adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Perbandingan nilai angka dan huruf
Simbol-simbol Nilai Angka dan Huruf Predikat
Angka Huruf
80-100 A Sangat baik
70-79 B Baik
60-69 C Cukup
50-59 D Kurang
0-49 E Gagal
Tiga baris dari bawah termasuk kategori rendah bila dikelompokkan
dalam penilaian sekolah yang memiliki batas minimal prestasi belajar.
Nilai terendah tersebut merupakan prestasi rendah yang dimiliki siswa
yang biasa disebut prestasi rendah. Nilai inilah yang dijadikan oleh
D. Modul
1. Ciri-Ciri Modul
Vembriyanto (1981), mengungkapkan ciri-ciri modul secara
lengkap yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Modul merupakan paket pengajaran yang bersifat self-instructional, yaitu pengajaran yang menggunakan paket pelajaran yang memuat
satu konsep atau unit dari pada bahan pelajaran. Pendekatan
pengalaman belajar siswa yang telibat secara aktif dalam proses
belajar itu.
b. Pengakuan-pengakuan atas perbedaan individual, yaitu
perbedaan-perbedaan perorangan yang mempunyai pengaruh penting terhadap
proses belajar yaitu perbedaan dalam hal kemampuan intelektual,
latar belakang akademik, dan perbedaan dalam gaya belajar.
c. Memuat rumusan tujuan pengajaran secara eksplisit, yaitu dengan
adanya modul diharapkan dapat memberikan arah kepada murid
tentang tujuan belajar apa yang harus dikuasainya.
d. Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan, yaitu proses
asosiasi terjadi karena dengan modul siswa dapat melihat bedanya
(tiruan), mendengar suara guru, membaca teks, dan melihat
diagram-diagram dari buku modulnya. Materi pelajaran pada modul dapat
disusun mengikuti struktur pengetahuan secara hirarkhis. Dengan
demikian siswa dapat mengikuti urutan pengetahuan secara teratur.
merubahnya sesuai kebutuhan, karena pengajaran dengan modul
memungkinkan siswa bergerak menurut iramanya masing-masing.
e. Penggunaan berbagai macam media, yaitu penggunaan media yang
dapat diklasifikasikan: bahan cetakan berupa buku-buku pegangan
siswa dan buku pegangan yang disediakan oleh pihak sekolah, bahan
visual, benda tiruan atau yang sebenarnya dan interaksi langsung
antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa.
f. Partisipasi aktif dari para siswa, yaitu penyelidikan membuktikan,
bahwa teknik ceramah hanya mampu mengikat perhatian sekitar 10%
dari pada jumlah siswa dalam kelas. Sebaliknya dalam pengajaran
modul, siswa secara aktif berpartisipasi dalam proses belajar.
g. Adanya konfirmasi langsung terhadap respon siswa, yaitu siswa secara
langsung mendapatkan konfirmasi atas jawaban-jawaban atau kegiatan
yang benar dan mendapatkan koreksi langsung atas kesalahan jawaban
atau kegiatan yang dilakukan.
h. Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa atas hasil belajarnya, yaitu
modul yang digunakan untuk mengevaluasi penguasaan hasil belajar
siswa sebelum siswa melanjutkan kepada modul berikutnya dalam
urutan modul-modul yang harus dikuasainya.
2. Unsur-Unsur yang Terdapat dalam Modul
Suryosubroto (1983) menguraikan secara terperinci unsur-unsur
yang terdapat dalam sebuah modul yakni:
Pedoman guru berisi petunjuk-petunjuk guru agar pengajaran dapat
diselenggarakan secara efisien, juga memberi penjelasan mengenai:
1) Tujuan instruksional umum
2) Tujuan instruksional khusus
3) Penilaian
b. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegiatan siswa memuat materi pelajaran yang harus dikuasai
oleh siswa. Penyusunan materi pelajaran ini disesuaikan dengan
tujuan-tujuan instruksional yang akan dicapai yang telah dirumuskan
dalam modul itu, materi pelajaran juga disusun secara teratur langkah
demi langkah sehingga dapat diikuti dengan mudah oleh siswa.
c. Lembar Kerja
Lembar kerja yang disertai lembar kegiatan siswa digunakan untuk
menjawab atau mengerjakan tugas yang harus dipecahkan. Lembar
kegiatan siswa harus dijaga supaya tetap bersih, tidak boleh ada
coretan apapun didalamnya, sebab buku modul ini akan digunakan
lagi untuk siswa-siswa yang lain pada tahun-tahun berikutnya.
d. Kunci Lembar Kerja
Kunci lembar kerja diberikan agar siswa dapat mengevaluasi
(mengoreksi) sendiri hasil pekerjaannya. Apabila siswa membuat
kesalahan-kesalahan dalam pekerjaannya maka ia dapat meninjau
e. Lembaran Tes
Lembaran tes merupakan alat evaluasi yang digunakan sebagai
pengukur keberhasilan atau tercapai tidaknya tujuan yang telah
dirumuskan dalam modul itu. Jadi keberhasilan pengajaran dengan
suatu modul tidak dinilai atas dasar jawaban-jawaban pada lembaran
kerja. Jadi lembaran tes berisi soal-soal untuk menilai keberhasilan
murid dalam mempelajari bahan yang disajikan dalam modul tersebut.
f. Kunci Lembaran Tes
Kunci lembaran tes disusun oleh penulis modul yang bersangkutan,
sehingga kunci tes inipun juga dibuat penulis modul, gunanya sebagai
alat koreksi sendiri terhadap penilaian yang dilaksanakan.
E. Bimbingan Belajar
1. Pengertian Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar adalah suatu bantuan yang diberikan kepada
individu atau siswa untuk mampu menyesuaikan diri dalam situasi belajar,
menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai hasil belajar
yang optimal (Hamalik, 2009: 193). Belajar merupakan inti dari kegiatan
belajar mengajar disekolah, oleh karena itu, wajiblah jika siswa dibimbing
agar tercapai tujuan belajarnya.
2. Tujuan Bimbingan Belajar
Menurut Hamalik (2009: 195), bimbingan merupakan suatu proses
yang bertujuan: (1) agar siswa bertanggungjawab menilai kemampuannya
(2) agar siswa menjalani kehidupannya sekarang secara efektif dan
menyiapkan dasar kehidupan masa depannya sendiri, (3) agar semua
potensi siswa berkembang secara optimal yang meliputi aspek pribadinya
sebagai individu yang potensial. Senada dengan pendapat tersebut, Skiner
(dalam Hamalik, 2009: 195), mengatakan bahwa bimbingan bertujuan
untuk menolong setiap individu dalam membuat pilihan dan menentukan
sikap yang sesuai dengan kemampuan, minat, dan kesempatan yang ada
dan sejalan dengan nilai-nilai sosialnya.
3. Fungsi Bimbingan Belajar
Fungsi utama dari bimbingan adalah membantu murid dalam
masalah-masalah pribadi dan sosial yang berhubungan dengan pendidikan
dan pengajaran atau penempatan dan juga perantara dari siswa dalam
hubungannnya dengan para guru maupun tenaga administrasi (Supriyono
dan Ahmadi, 1991: 111-112). Adapun fungsi bimbingan yang dimaksud
ialah (1) preservatif, yakni memelihara dan membina suasana dan situasi
yang baik dan tetap diusahakan terus bagi lancarnya belajar mengajar, (2)
Preventif, yang berarti mencegah sebelum terjadi masalah, (3) Kuratif,
yakni mengusahakan “penyembuhan” pembentulan dalam mengatasi
masalah, dan (4) Rehabilitas, adalah mengadakan tindak lanjut secara
penempatan sesudah diadakan treatment yang memadai.
Hamalik (2009: 195), mengemukakan beberapa fungsi bimbingan
a. Membantu siswa untuk memperoleh gambaran yang objektif dan jelas
tentang potensi, watak, minat, sikap, dan kebiasaannya agar ia dapat
menghindarkan diri dari hal-hal yang tidak diinginkan.
b. Membantu siswa untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan, minat, bakat, dan kemampuannya dan membantu siswa itu
untuk menentukan cara yang efektif dan efisien dalam menyelesaikan
bidang pendidikan yang telah dipilihnya agar tercapai hasil yang
diharapkan.
c. Membantu siswa untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang
kemungkinan dan kecenderungan dalam lapangan pekerjaan agar ia
dapat melakukan pilihan yang tepat diantara lapangan pekerjaan.
Disamping itu, membantunya untuk mendapatkan kemajuan yang
memuaskan dalam pekerjaannya sambil memberikan sumbangan
secara maksimal terhadap masyarakatnya.
Romine (dalam Hamalik, 2009) mengatakan bahwa fungsi
bimbingan adalah (1) mengorientasikan para siswa kepada sekolah, (2)
membantu para siswa untuk merencanakan pendidikannya di sekolah
menengah, (3) membantu para siswa untuk mengenal minat dan
kemampuannya masing-masing, (4) mengorientasikan para siswa kearah
dunia kerja, (5) membantu para siswa untuk memecahkan masalah
hubungan antara siswa perempuan dan laki-laki, dan (6) Membantu para
4. Peran Guru Dalam Bimbingan Belajar
Menurut Ahmadi dan Supriyono (1991: 109) guru sebagai manager of instruction (pengelola pengajaran) dituntut untuk memiliki kemampuan mengelola seluruh proses kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan
kondisi-kondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap murid dapat
belajar dengan efektif dan efisien. Sebagai pembimbing dalam belajar
mengajar diharapkan mampu untuk:
a. Memberikan berbagai informasi yang diperlukan dalam proses belajar.
b. Membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi
yang dihadapinya.
c. Mengevaluasi hasil setiap langkah kegiatan yang telah dilakukannya.
d. Memberikan kesempatan yang memadai agar setiap murid dapat
belajar sesuai dengan karateristik pribadinya.
e. Mengenal dan memahami setiap murid baik secara individual maupun
secara kelompok.
F. Materi dalam Modul
Penelitian ini menggunakan mata pelajaran PKn. Materi pembelajaran
yang digunakan mengacu pada Standar Kompetensi 4.1 Mengenal kekhasan
bangsa Indonesia, seperti kebhinekaan, kekayaan alam, keramahtamahan.
1. Hakekat Pendidkan Kewarganegaraan
Menurut KTSP (2006) Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan mata Pelajaran yang memfokuskan pada
hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang
cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan
UUD 1945. Dimana Pendidikan kewarganegaraan adalah program
pendidikan berdasarkan nilai-nilai pancasila sebagai wahana untuk
mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar
pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan menjadi jati diri bangsa
yang terwujud dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari baik bagi
masyarakat maupun peserta didik sebagai individu, dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
2. Tujuan PKn
Tujuan mata pelajaran Pendidkan Kewarganegaraan (PKn) adalah
sebagai berikut:
a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, bertindak secara
cerdas dalamkegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta
anti-korupsi.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapar hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
3. Mengenal Kekhasan Bangsa Indonesia
a. Keragaman Budaya Indonesia
Bangsa Indonesia memiliki semboyan atau motto “Bhineka
Tunggal Ika” artinya, meskipun bangsa Indonesia memiliki perbedaan
dalam asal suku bangsa dan budaya serta adat istiadat, tetapi mereka
tetap satu juga, yakni Bangsa Indonesia. Keanekaragaman tersebut
dapat dilihat dari:
1) Suku Bangsa dan Rumah Adat
2) Upacara Adat
3) Tarian Daerah
4) Alat Musik
5) Pakaian Adat
6) Agama
7) Kesenian Rakyat
8) Lagu-Lagu Daerah
9) Cerita Rakyat
10) Makanan Khas Daerah
b. Kekayaan Alam dan keramahtamahan Bangsa Indonesia
Kekayaan alam sering disebut sumber daya alam (SDA),
dibedakan menjadi dua macam yaitu SDA yang dapat diperbaharui dan
SDA yang tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam yang dapat
diperbaharui adalah kekayaan alam yang bila habis dapat diusahakan
lagi. Contoh tumbuhan, hewan, tanah, air, udara. Sedangkan SDA
tidak dapat diusahakan lagi, dibedakan menjadi dua yaitu, bahan
tambang logam (emas, besi, dan alumunium) dan bahan tambang
bukan logam seperti solar, bensin, dan minyak tanah.
Selain kekayaan alam tersebut, Indonesia juga dikenal sebagai
Negara yang ramah-tamah. Ramah tamah artinya berbuat sopan santun
terhadap orang lain. Dengan keramahan, kita mampu mewujudkan
sikap mengakui persamaan harkat dan martabat sebagai makhluk yang
diciptakan oleh Tuhan, saling mencitai, saling menghormati, dan
mengembangkan sikap tenggangrasa. Manfaat keramahtamahan dalam
kehidupan kita ialah kita bisa hidup rukun dan damai. Sikap ramah
tamah dapat ditunjukkan dengan cara:
1) Saling bertegur sapa bila bertemu
2) Murah senyum, tidak pelit.
3) Tidak curiga kepada orang lain
4) Menolong dengan ikhlas
5) Menghindari sikap suka gossip dan menghasut.
G. Tinjauan Penelitian Yang Relevan
Penelitian tentang pengembangan modul bimbingan belajar PKn
berbasis kecerdasan linguistik pada siswa yang berprestasi rendah,
sepengetahuan peneliti belum pernah dilakukan di Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP USD. Di Program Pendidikan Fisika
(Pfis), FKIP USD peneliti menemukan satu penelitian yang relevan tentang
kecerdasan ganda. Penelitian tersebut dilakukan oleh Purnomo (2007)
dikembangkan berdasarkan teori kecerdasan ganda (multiple intelligences).
Penelitian tersebut difokuskan pada inteligensi Linguistik dan Spasial (sebuah
studi pengembangan model pembelajaran. Penelitian yang digunakan
termasuk penelitian pengembangan atau R&D yang dilaksanakan di SD
Negeri Daratan, Sleman.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran tentang magnet yang
dikembangkan berdasarkan teori kecerdasan ganda mampu memfasilitasi
perkembangan kecerdasan siswa terutama untuk kecerdasan linguistik dan
kecerdasan spasial dengan baik. Dari hasil rancangan pembelajaran
menunjukan bahwa selama proses pembelajaran siswa merasa senang, bebas,
dan percaya diri, siswa dapat terlibat aktif, dan perkembangan kecerdaan
siswa untuk kecerdaan linguistik dan spasial semakin meningkat.
Penelitian kedua dilakukan oleh Setyorini (2012) yang meneliti tentang
model pengembangan perangkat pembelajaran matematika terintegrasi dengan
ragam bimbingan pribadi dan belajar untuk peserta didik kelas IV SD kanisius
Jomegatan Bantul. Subyek penelitian terdiri dari 31 peserta didik kelas IV SD
Kanisius Jomegatan dan 1 guru matematika. Penelitiannya menggunakan
metode penelitian dan pengembangan (R&D) yang mengadaptasi model Dick
dan Carey yang telah dimodifikasi dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan
model perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi dengan
bimbingan pribadi dan belajar. Hasil penilaian menunjukkan bahwa perangkat
pembelajaran Matematika terintegrasi bimbingan pribadi dan belajar layak
digunakan oleh guru SD untuk mengajar Matematika di kelas IV SD Kanisius
Berdasarkan kedua penelitian diatas, peneliti melihat bahwa penelitian
tentang pengembangan modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan
linguistik pada siswa berprestasi rendah di sekolah dasar belum diteliti. Jadi,
penelitian ini masih relevan untuk diteliti.
H. Kerangka Berpikir
Pendidikan merupakan kebutuhan setiap orang. Oleh karena itu,
pendidikan di jenjang SD merupakan kesempatan untuk menanamkan
pengetahuan, keterampilan, dan mengembangkan berbagai kecerdasan yang
dimiliki oleh peserta didik. Dalam hal ini, guru tidak hanya berperan sebagai
pengajar tetapi juga sekaligus sebagai pembimbing secara khusus bagi siswa
yang berprestasi rendah di sekolah. Prestasi rendah yang dimaksud bisa dilihat
dari hasil belajar siswa seperti tugas-tugas harian, ulangan harian, ujian tengah
semester, dan ulangan akhir yang belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) pada setiap mata pelajaran.
Salah satu cara untuk membantu siswa meningkatkan prestasi
belajarnya ialah melalui bimbingan belajar. Bimbingan belajar merupakan
bantuan yang diberikan kepada individu untuk lebih memahami dan mengerti
akan permasalahan yang dihadapinya sehingga dengan demikian individu
tersebut dapat menemukan cara dan solusi atas permasalah belajar yang
dialaminya. Bimbingan belajar sangatlah penting untuk membantu siswa
dalam memahami materi pembelajaran sehingga diharapkan melalui
Setiap anak memiliki kecerdasan, baik itu kecerdasan linguistik,
matematis-logis, dan lain sebagainya, namun dibalik kecerdasan yang
menonjol dalam dirinya juga mengalami kesulitan dalam mata pelajaran
tertentu. Oleh sebab itu, kesulitan yang dialami oleh anak dalam mata
pelajaran tertentu dapat dibantu dan dibimbing dengan cara menyajikan materi
pelajaran sesuai dengan kecerdasan yang dimilikinya.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin melakukan penelitian
pengembangan (Research and Development). Melalui penelitian ini peneliti mengembangkan modul bimbingan belajar PKn berbasis Kecerdasan
linguistik. Modul ini dinamakan berbasis Kecerdasan linguistik karena dalam
pengembangannya peneliti memanfaatkan kecerdasan yang dimiliki oleh
siswa-siswi itu sendiri, yaitu kecerdasan linguistik. Hal ini diharapkan siswa
dapat belajar dengan baik, memahami suatu materi bila disajikan sesuai
dengan inteligensi atau kecerdasan mereka yang dominan. Dengan demikian
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Gayam I Yogyakarta, Jl. Ki
Mangunsarkoro 80 Yogyakarta, untuk memperoleh data yang dibutuhkan.
Penelitian dilakukan selama tiga bulan mulai tanggal 01 Februari sampai 08
April 2014.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini berbentuk penelitian dan pengembangan (Research and development). Penelitian dan Pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
produk tersebut (Sugiyono, 2010: 407). Penelitian ini mengembangkan modul
bimbingan belajar berbasis kecerdasan linguistik untuk pelajaran PKn yang
berfokus pada kecerdasan dominan siswa yaitu kecerdasan linguistik.
C. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan dalam penelitian ini mengadaptasi model
penelitian dan pengembangan dari Sugiyono (2010: 409) yang terdiri dari 10
langkah. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan dari Sugiyono
Gambar 1. Bagan langkah-langkah penelitian dan pengembangan Sugiyono
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan Sugiyono dimulai dari
potensi dan permasalahan. Dari potensi dan permasalahan kemudian
mengumpulkan data yang berkaitan dengan potensi dan permasalahan yang
ditemukan. Setelah data terkumpul kemudian pembuatan desain produk lalu
validasi desain, uji coba pemakaian, revisi produk, uji coba produk, revisi
desain, revisi produk dan langkah terakhir adalah sampai pada pembuatan
produk secara masal.
Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan 6 langkah penelitian
pengembangan yakni (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3)
desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, dan (6) uji coba produk.
Hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu. Langkah-langkah penelitian
Gambar 2. Bagan prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan
Berikut akan dijelaskan langkah-langkah penelitian pengembangan yang
digunakan oleh peneliti:
Langkah 1: Potensi dan Masalah
Penelitian ini berangkat dari adanya potensi dan masalah dengan
melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan
melakukan wawancara dan menganalisis ledger nilai raport siswa kelas III SD Kanisius Gayam. Wawancara dan analisis bertujuan untuk mengidentifikasi
adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan menyangkut prestasi
rendah yang dimiliki oleh siswa pada salah satu mata pelajaran dan kecerdasan
dominan yang dimiliki oleh siswa.
Langkah 2: Pengumpulan Data
Hasil wawancara dan analisis dokumentasi nilai raport tersebut
digunakan sebagai data awal untuk menganalisis kebutuhan terkait dengan
kecerdasan yang dimiliki siswa, prestasi rendah siswa, dan modul bimbingan
belajar PKn yang akan dikembangkan. Hasil wawancara digunakan sebagai
masukan untuk mempertimbangkan perencanaan produk yang akan
Langkah 3: Desain produk (prototipe)
Desain produk awal dimulai dengan menyusun silabus dan RPP sesuai
materi yang akan dikembangkan dalam modul, kemudian dilanjutkan dengan
menyusun kerangka modul yang terdiri dari: merancang tampilan modul,
menentukan isi modul dan menentukan urutan isi modul. Isi modul meliputi
standar kompetensi dan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai, materi modul serta soal evaluasi.
Instrumen evaluasi disusun oleh peneliti untuk mengukur ketuntasan
indikator dan ketuntasan penguasaan siswa terhadap materi dalam modul
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selain itu, peneliti juga akan menentukan
kegiatan bimbingan belajar yang akan dilaksanakan yang termuat dalam
modul. Setelah kerangka modul terkumpul, langkah berikutnya adalah
menyusun modul sesuai dengan rancangan tampilan modul dan urutan isi
yang telah ditentukan.
Langkah 4: Validasi Desain
Peneliti akan menggunakan validasi pakar sebagai evaluasi formatif
terhadap desain produk (prototipe). Produk yang telah dikembangkan akan divalidasi oleh empat pakar yang terdiri dari pakar multiple intelligences, pakar tata bahasa Indonesia, pakar pembelajaran PKn, dan guru PKn SD
Kanisius Gayam. Validasi produk bertujuan untuk memperoleh kritik dan
saran serta penilaian dari para pakar terhadap produk yang dikembangkan.
Dari kritik dan saran tersebut akan diketahui kelebihan dan kekurangan
Langkah 5: Revisi Desain
Kritik dan saran yang diperoleh akan dijadikan sebagai masukan untuk
melakukan tahap berikutnya yaitu revisi desain yang dibuat berdasarkan hasil
validasi pakar. Revisi dilakukan untuk memperbaiki kekurangan modul yang
sudah divalidasi oleh pakar.
Langkah 6: Uji Coba Desain
Produk yang sudah direvisi berdasarkan saran dan komentar dari para
pakar selanjutnya akan diujicoba di lapangan. Uji coba akan dilakukan secara
terbatas kepada 10 siswa kelas III SD Kanisius Gayam yang memiliki
kecerdasan linguistik dan memiliki nilai rendah pada mata pelajaran PKn.
D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas III SD
Kanisius Gayam I Yogyakarta.
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah 10 siswa kelas III SD Kanisius
Gayam yang memiliki kecerdasan linguistik dan memiliki nilai rendah pada
mata pelajaran PKn. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan hasil