• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengembangan modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODUL BIMBINGAN BELAJAR PKn BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK PADA SISWA BERPRESTASI RENDAH

DI KELAS III SD KANISIUS GAYAM I YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

FERIDIANA TELAUMBANUA NIM: 101134216

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENGEMBANGAN MODUL BIMBINGAN BELAJAR PKn BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK PADA SISWA BERPRESTASI RENDAH

DI KELAS III SD KANISIUS GAYAM I YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

FERIDIANA TELAUMBANUA NIM: 101134216

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

MOTTO

Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa

tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di

luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

(Yoh 15: 5)

Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa

tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu.

(6)

v

PERSEMBAHAN

SKRIPSI ini kupersembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

Seluruh Persaudaraan OSF Sibolga

Para Dosen Pembimbing

Keluargaku Tercinta

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 11 Juni 2014

Peneliti

(8)

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Feridiana Telaumbanua

No. Mahasiswa : 101134216

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

“PENGEMBANGAN MODUL BIMBINGAN BELAJAR PKn BERBASIS

KECERDASAN LINGUISTIK PADA SISWA BERPRESTASI RENDAH DI KELAS III SD KANISIUS GAYAM I YOGYAKARTA” beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya

dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya

selama tetap mencatumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

PadaTanggal 11 Juni 2014

Yang menyatakan

(9)

viii

ABSTRAK

Telaumbanua, Feridiana (2014). Pengembangan Modul Bimbingan Belajar PKn Berbasis Kecerdasan Linguistik Pada Siswa Berprestasi Rendah Di Kelas III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan prosedur pengembangan modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta, (2) mengetahui hasil validasi kualitas produk modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta, (3) mengetahui hasil uji coba produk modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik dapat meningkatkan prestasi rendah siswa kelas III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta.

Penelitian ini berbentuk penelitian dan pengembangan (R&D). Prosedur pengembangan modul yang digunakan adalah modifikasi pengembangan dan langkah-langkah penelitian R&D dari Sugiyono yang meliputi: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk (prototipe), (4) validasi desain, (5) revisi desain, dan (6) uji coba desain. Uji coba desain melibatkan 10 siswa kelas III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta yang dilaksanakan pada bulan April 2014.

Hasil penelitian ini adalah modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik. Modul yang dikembangkan mendapat kualitas yang baik dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran PKn berdasarkan hasil validasi dari pakar Bahasa Indonesia, pakar pembelajaran PKn, pakar multiple intelligences, dan guru PKn. Hal itu ditunjukkan dengan rerata produk yang memperoleh skor 4.64 dan termasuk kategori “sangat baik” ditinjau dari aspek: (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi, (4) keterampilan berbahasa yaitu berbicara, (5) topik dan (6) metodologi. Uji coba modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik dapat meningkatkan prestasi siswa dalam memahami materi tentang kekhasan bangsa Indonesia. Hal ini terbukti dari rata-rata pretest dengan skor 60.35 dan posttest dengan skor 66.7.

(10)

ix

ABSTRACT

Telaumbanua, Feridiana (2014). PKn Tutoring Module Development Based on Linguistics Intelligence for the Third Grade Underachieving Students of Kanisius Gayam I Elementary School Yogyakarta. A thesis. Yogyakarta: Elementary School Teachers Education Study Program of Sanata Dharma University.

This research aims to (1) describe the procedure of linguistics-intelligence based PKn tutoring module development applied for the third grade underachieving students of Kanisius Gayam I Elementary School Yogyakarta, (2)

know the validation‟s result of the product‟s quality of the linguistics-intelligence based PKn tutoring module applied to the third grade underachieving students of Kanisius Gayam I Elementary School Yogyakarta, (3) observe whether the

product trial‟s result of the linguistics-intelligence based PKn tutoring module increase the performance of the third grade underachieving students of Kanisius Gayam I Elementary School Yogyakarta.

This research is a research and development (R&D). The module development procedures conducted in this research is a modification of the development and research steps developed by Sugiyono which includes: (1) potentials and problems, (2) data collection, (3) product design (prototype), (4) design validation, (5) design revision, and (6) design trials. The design trials involve 10 of the third grade students of Kanisius Gayam I Elementary School Yogyakarta which were conducted on April 2014.

The outcome of this research is a linguistics-intelligence based PKn tutoring module. The developed module has gained good quality and is feasible for further application for PKn teaching according to the validation‟s result of some experts of Bahasa Indonesia, PKn, multiple intelligences, and PKn teachers.

The product‟ average score shows the quality by gaining the score of 4.64 and is

considered as “very good” concerning the aspects of: (1) purpose and approach,

(2) design and organization, (3) content, (4) linguistics competence, namely speaking, (5) topic, and (6) methodology. The trials of this linguistics-intelligence based PKn tutoring module improves students‟ achievement in comprehending the materials about the characteristics of Indonesia. The mean scores of the pretest and posttest show this achievement by gaining the average score of 60.35 for the pretest, and 66.7 for the posttest.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Kemuliaan dan syukur kepada Bapa, Putera dan Roh Kudus, atas

kelimpahan kasih dan rahmat-Nya yang luar biasa sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Modul Bimbingan Belajar PKn Berbasis Kecerdasan Linguistik Pada Siswa Berprestasi Rendah di Kelas III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta.

Terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan

dukungan berbagai pihak, baik berupa sumbangan pikiran, waktu, tenaga maupun

kerelaan dan kesabaran dalam membimbing peneliti selama proses penyusunan

skripsi ini hingga selesai. Oleh karena itu pada kesempatan ini, peneliti

menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus dan penuh kasih kepada:

1. Rohandi, Ph. D selaku Dekan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A selaku Ketua Prodi PGSD

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Prof. Dr. Paulus Suparno, S.J.,M.S.T selaku Pembimbing I, yang dengan sabar

dan rela membimbing dan menyediakan waktu, tenaga, pikiran selama proses

penyusunan skripsi ini.

4. Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S.Psi.,M.Psi selaku Pembimbing II yang telah

berkenan memberikan dukungan dan membimbing peneliti selama proses

penyusunan skripsi ini.

5. Panitia penguji Ujian Sarjana Program Studi PGSD, yang memberikan

kesempatan kepada peneliti untuk mengikuti ujian sarjana mempertahankan

skripsi ini.

6. Para Dosen PGSD yang telah membimbing dan mendidik peneliti selama

menimba ilmu di PGSD.

7. Sekretariat PGSD, yang selalu ramah dalam memberikan informasi dan

kemudahan dalam berbagai urusan administrasi sehingga peneliti tidak

(12)

xi

8. Elisabeth Listriyani, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Gayam I

Yogyakarta, yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan

skripsi ini.

9. Margareta Novida Siahaan, S.Pd selaku guru kelas III SD Kanisius Gayam I

Yogyakarta, yang telah membantu peneliti mengumpulkan data yang

digunakan untuk menyelesaikan skripsi ini.

10.Siswa kelas III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014

yang telah mendukung pelaksanaan penelitian.

11.Pemimpin Regio dan seluruh persaudaraan OSF Sibolga, yang telah

memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada peneliti untuk studi PGSD

di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

12.Para Saudariku Komunitas Saudara Leo Yogyakarta, yang dengan penuh kasih

memberikan dukungan lewat cinta dan doa.

13.Orang tua dan saudara-saudariku yang selalu memberikan dukungan,

perhatian dan cinta kepada peneliti untuk tetap setia menjalani tugas perutusan

studi di PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

14.Teman-teman seperjuangan: Marsel, Cahyo, Dwi, Huda, Resti, dan Candra

yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi

ini.

15.Teman-teman PGSD‟10 kelas B yang selalu memberi warna dan tawa selama

perkuliahan yang membuat kehidupan kuliah menjadi lebih bermakna.

16.Kepada semua pihak yang tidak sempat saya sebutkan, yang telah memberikan

dukungan kepada peneliti.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun

peneliti tetap berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi

banyak pihak.

Yogyakarta, 2014

(13)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Definisi Operasional... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Teori Multiple Intelligences ... 7

1. Inteligensi ... 7

2. Multiple Intelligences ... 8

3. Karakteristik konsep kecerdasan ganda ... 9

4. Jenis-jenis Inteligensi ... 10

5. Prinsip Umum Pengembangan Multiple Intelligences ... 13

(14)

xiii

B. Kecerdasan Linguistik (linguistic intelligence) ... 16

1. Pengertian Kecerdasan Linguistik ... 16

2. Ciri-Ciri Kecerdasan Linguistik ... 17

3. Cara Mengembangkan Kecerdasan Linguistik... 18

C. Prestasi Belajar ... 19

1. Pengertian Prestasi Belajar ... 19

2. Prestasi Rendah ... 20

D. Modul ... 21

1. Ciri-ciri Modul ... 22

2. Unsur-Unsur Yang Terdapat Dalam Modul ... 22

E. Bimbingan Belajar ... 24

1. Pengertian Bimbingan Belajar ... 24

2. Tujuan Bimbingan Belajar ... 24

3. Fungsi Bimbingan Belajar ... 25

4. Peran Guru dalam Bimbingan Belajar ... 26

F. Materi dalam Modul ... 27

1. Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan ... 27

2. Tujuan PKn ... 28

3. Mengenal Kekhasan Bangsa Indonesia ... 29

G. Tinjauan Penelitian yang Relevan ... 30

H. Kerangka Bepikir ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

B. Jenis Penelitian ... 34

C. Posedur Pengembangan ... 34

D. Pupulasi dan Sampel Penelitian ... 38

E. Treatment (Perlakuan) ... 39

F. Teknik Pengumpulan Data ... 40

G. Instrumen Penelitian... 43

H. Validasi Desain ... 45

1. Data Validasi Guru PKn dan Revisi Produk... 45

(15)

xiv

3. Data Validasi Pakar Pembelajaran PKn dan Revisi Produk ... 47

4. Data validasi Pakar Multiple Intelligences dan Revisi Produk ... 50

I. Teknik Analisis Data ... 52

1. Analisis Data Validasi Pakar ... 52

2. Analisis Hasil Uji Coba Modul (pretest dan posttest) ... 54

BAB IV PELAKSANAAN DAN DATA ANALISIS ... 56

A. Pelaksanaan Penelitian ... 56

1. Sebelum Penelitian ... 56

2. Selama Penelitan ... 59

B. Data dan Analisis ... 62

1. Hasil Belajar ... 62

2. Tanggapan siswa terhadap modul ... 64

BAB V PENUTUP ... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Keterbatasan Penelitian ... 68

C. Saran ... 68

DAFTA PUSTAKA ... 69

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbandingan nilai angka dan hururf ... 20

Tabel 2. Kisi-kisi kuesioner Validasi Pakar ... 43

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Tes PKn (pretest dan posttest) ... 44

Tabel 4. Komentar guru PKn kelas III SDK Gayam serta revisinya ... 45

Tabel 5. Komentar Pakar Tata Bahasa Indonesia Serta Revisinya ... 47

Tabel 6. Komentar Pakar Pembelajaran PKn Serta Revisinya ... 48

Tabel 7. Komentar Pakar Multiple Intelligences Serta Revisinya ... 51

Tabel 8. Resume Hasil Validasi Pakar ... 51

Tabel 9. Konversi Data Kuantitatif Ke Kualitatif Skala Lima ... 52

Tabel 10. Hasil Konversi Data Kuantitatif Menjadi Kualitatif Skala Lima ... 54

Tabel 11. Kriteria dan Pedoman Penilaian Pretest dan Posttest ... 55

Tabel 12. Hasil Pretest dan Posttest ... 62

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian... 72

Lampiran 2. Surat ujin Mengadakan Penelitian ... 73

Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penenlitian ... 74

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP1) ... 75

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP2) ... 79

Lampiran 6. Soal Pretest dan Posttest ... 85

Lampiran 7. Hasil Validasi Pakar Tata Bahasa Indonesia ... 88

Lampiran 8. Hasil Validasi Guru PKn ... 91

Lampiran 9. Hasil Validasi Pakar Pembelajaran Pkn ... 94

Lampiran 10. Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Tata Bahasa Indonesia ... 99

Lampiran 11. Rekapitulasi Hasli Validasi Pakar Pembelajaran PKn ... 100

Lampiran 12. Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Guru PKn ... 101

Lampiran 13. Resume Hasil Validasi Pakar ... 102

Lampiran 14. Hasil Pretest Siswa ... 103

Lampiran 15. Hasil Posttest Siswa... 104

Lampiran 16. Hasil Perhitungan Pretest dan Posttest ... 108

Lampiran 17. Tanggapan Siswa Terhadap Modul ... 109

Lampiran 18. Modul Bimbel PKn Untuk Siswa ... 111

Lampiran 19. Modul Bimbel PKn Untuk Guru ... 112

Lampiran 20. Foto-foto Kegiatan ... 113

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Langkah-langkah R&D Sugiyono ... 35

Gambar 2. Bagan Prosedur R&D yang digunakan oleh Peneliti ... 36

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan setiap orang. Oleh karena itu,

pendidikan di jenjang sekolah dasar merupakan kesempatan untuk

menanamkan pengetahuan, keterampilan, dan mengembangkan berbagai

potensi dan kecerdasan yang dimiliki oleh anak. Semua anak pada dasarnya

cerdas dan ceria (Armstrong, 2002), hanya saja kecerdasan uniknya mungkin

kurang cocok dengan sistem pendidikan yang lebih menekankan keterampilan

3M yakni menulis, matematika dan membaca. Gardner (dalam Suparno, 2004:

19) mengelompokkan ada sembilan inteligensi yang dimiliki oleh setiap

orang. Inteligensi yang dimaksud ialah inteligensi linguistik, inteligensi

matematis-logis, inteligensi ruang-visual, inteligensi kinestetik-badani,

inteligensi musikal, inteligensi interpersonal, inteligensi intrapersonal,

inteligensi lingkungan, dan inteligensi eksistensial. Inteligensi adalah

kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam

suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata.

Dewasa ini ada banyak persoalan yang dialami khususnya para siswa

sekolah dasar. Salah satu persoalan yang ditemukan dalam dunia pendidikan

adalah metode mengajar yang monoton dimana guru biasanya mengajar sesuai

dengan inteligensi yang menonjol dalam dirinya. Hal ini menjadi sebuah

persoalan bagi siswa yang memiliki inteligensi yang berbeda-beda dan tidak

(20)

kurang berminat belajar karena penyampaian materi pembelajaran kurang

menarik dan tidak sesuai dengan kecerdasan yang dimiliki. Salah satu

kecerdasan yang akan dibahas oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

kecerdasan linguistik. Adapun ciri-ciri siswa yang memiliki kecerdasan

linguistik (Suparno, 2004: 80) adalah suka menulis atau mengarang (cerita,

pengalaman harian atau puisi), suka membaca buku, suka bercerita, kuat

dalam menghafal dan mengingat pelajaran.

Hasil wawancara dengan guru kelas III SD Kanisius Gayam I yang telah

dilakukan pada bulan Februari 2014, memberikan data awal tentang

kecerdasan yang dimiliki oleh siswa dan prestasi belajar yang diperoleh belum

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada salah satu mata pelajaran

inti di SD. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang siswa yang

memiliki kecerdasan linguistik, peneliti meminjam ledger nilai raport siswa kelas III SD Kanisius Gayam untuk dianalisis. Analisis nilai dilakukan untuk

mengetahui prestasi siswa dalam setiap mata pelajaran. Dari hasil analisis

tersebut, peneliti menemukan 10 siswa yang memiliki nilai yang baik dalam

mata pelajaran Bahasa Indonesia namun nilai pelajaran PKn rendah (dibawah

KKM), oleh karena itu siswa membutuhkan bantuan untuk meningkatkan

prestasi rendah khususnya dalam mata pelajaran PKn.

Usaha yang dapat dilakukan untuk membantu siswa yang berprestasi

rendah ialah dengan belajar menggunakan modul bimbingan belajar sesuai

dengan kecerdasan yang dimiliki. Bimbingan adalah proses memberi bantuan

kepada individu agar individu itu dapat mengenal dirinya dan dapat

(21)

hidup dengan bahagia (Hamalik, 2009:193). Dalam hal ini, materi pelajaran

hendaknya disajikan sesuai dengan kebutuhan dan kecerdasan siswa. Siswa

yang kecerdasan linguistiknya menonjol biasanya menyukai kegiatan yang

berkaitan dengan penggunaan bahasa baik lisan maupun tulisan. Oleh karena

itu, materi pelajaran bisa disajikan berdasarkan kecerdasan yang dimiliki oleh

siswa agar pembelajaran yang disampaikan dapat dimengerti dan dipahami

dengan baik.

Berdasarkan potensi masalah dan uraian di atas, penelitian ini hanya

dibatasi pada permasalahan modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan

linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas III SD Kanisius Gayam.

Materi yang akan dikembangkan mengacu pada Kompetensi Dasar 4.1

Mengenal kekhasan bangsa Indonesia seperti kebhinekaan, kekayaan alam,

dan keramahtamahan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosedur pengembangan modul bimbingan belajar PKn

berbasis kecerdasan linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas III

SD Kanisius Gayam I Yogyakarta?

2. Bagaimana hasil validasi kualitas produk modul bimbingan belajar PKn

berbasis kecerdasan linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas III

SD Kanisius Gayam I Yogyakarta?

3. Apakah hasil uji coba produk modul bimbingan belajar PKn berbasis

kecerdasan linguistik dapat meningkatkan prestasi rendah siswa kelas III

(22)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan prosedur pengembangan modul bimbingan belajar

PKn berbasis kecerdasan linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas

III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta.

2. Untuk mengetahui hasil validasi kualitas produk modul bimbingan belajar

PKn berbasis kecerdasan linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas

III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta.

3. Untuk mengetahui hasil uji coba produk modul bimbingan belajar PKn

berbasis kecerdasan linguistik dapat meningkatkan prestasi rendah siswa

kelas III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru

Modul yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat digunakan oleh

guru sebagai modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik

pada siswa berprestasi rendah di kelas III SD Kanisius Gayam I. Selain itu,

penelitian ini dapat memberikan inspirasi dan masukan bagi guru untuk

mengembangkan sendiri modul bimbingan belajar berbasis kecerdasan

linguistik.

2. Bagi siswa

Modul ini dapat dimanfaatkan oleh siswa sebagai buku pelajaran PKn

berbasis kecerdasan linguistik dan diharapkan dapat membantu serta

mempermudah siswa dalam memahami materi tentang kekhasan bangsa

(23)

kecerdasan linguistik. Dengan demikian diharapkan, modul ini dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran PKn.

3. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat menambah referensi sekolah terkait dengan

penelitian dan pengembangan (R&D) dan produk modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas

III SD.

4. Bagi Prodi PGSD

Penelitian ini dapat menambah referensi prodi PGSD Universitas Sanata

Dharma terkait dengan penelitian dan pengembangan (R&D) dan produk modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik pada siswa

berprestasi rendah di SD.

E. Definisi Operasional

1. Inteligensi adalah kemampuan seseorang untuk dapat menyesuaikan diri

dengan lingukungannya dan dapat memecahkan masalah yang dihadapi.

2. Kecerdasan linguistik adalah kemampuan berbahasa baik lisan maupun

tulisan.

3. Prestasi rendah adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa yang belum

memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan.

4. Modul adalah salah satu unit atau bahan ajar yang terdiri dari rangkaian

kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa dalam mencapai

(24)

5. Bimbingan belajar adalah bantuan yang diberikan kepada siswa yang

mengalami masalah dan kesulitan dalam belajar berupa pendampingan,

arahan, nasehat, dan petunjuk yang dapat menolong siswa untuk

mengenali dan memahami dirinya dalam semua aspek pribadinya.

6. Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan

pada pembentukkan diri yang beragam dari segi agama, sosial, budaya,

bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang

cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh pancasila dan UUD

(25)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Multiple Intelligences 1. Inteligensi (Kecerdasan)

Inteligensi (kecerdasan) diartikan dalam berbagai dimensi oleh

para ahli. Gardner (dalam Suparno, 2004: 17) mengatakan bahwa

inteligensi merupakan kemampuan untuk memecahkan persoalan dan

menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan

dalam situasi yang nyata. Gardner berpendapat bahwa suatu kemampuan

disebut inteligensi jika (1) seseorang mampu menunjukkan suatu

kemahiran dan keterampilan dalam memecahkan persoalan dan kesulitan

yang ditemukan dalam hidupnya, (2) ada unsur pengetahuan dan keahlian,

(3) bersifat universal dan harus berlaku bagi banyak orang, (4)

kemampuan itu dasarnya adalah unsur biologis, yaitu karena otak

seseorang, bukan sesuatu yang terjadi karena latihan atau training, dan (5)

kemampuan itu sudah ada sejak lahir, meski di dalam pendidikan dapat

dikembangkan.

Sejalan dengan pandangan diatas, Wechsler (dalam Subini, 2012:

11) mengemukakan bahwa inteligensi atau kecerdasan adalah kemampuan

untuk bertindak secara terarah, berpikir rasional, dan menghadapi

lingkungannya secara efektif. Hal ini berarti bahwa inteligensi merupakan

suatu kemampuan yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh

(26)

harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan

perwujudan dari proses berpikir rasional itu. Berpikir secara rasional

berarti berpikir yang masuk akal, runtut dari satu titik ke titik lainnya,

tanpa melompat-lompat, berdasarkan bukti yang ada dan cara yang

dianggap lazim. Berpikir merupakan sebuah proses tingkah laku dimana

seseorang menggunakan pikiran untuk mencari makna dan pemahaman

terhadap sesuatu, membuat pertimbangan dan keputusan untuk

menyelesaikan sebuah persoalan atau masalah yang dihadapinya.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

inteligensi pada umumnya berkaitan dengan kemampuan kognitif

seseorang, dimana ia dapat berpikir dan bertindak untuk memecahkan

persoalan dan menghasilkan produk yang dihadapinya di dalam situasi

yang nyata.

2. Multiple Intelligences

Teori multiple intelligences (inteligensi ganda) ditemukan dan dikembangkan oleh Gardner. Kata “ganda” (dalam KBBI, 1990: 251)

berarti kali lipat, tidak tunggal, lebih banyak, terdiri dari beberapa bagian

yang merupakan satu kesatuan. Dari arti kata tersebut maka kecerdasan

ganda dapat diartikan sebagai suatu kemampuan atau potensi yang dimiliki

oleh seseorang yang mengarah pada berbagai dimensi kehidupan dan

merupakan satu kesatuan. Gardner (dalam Subini, 2012: 12) berpandangan

bahwa kecerdasan yang dimiliki seseorang tidak hanya tunggal, tetapi

(27)

kecerdasan majemuk atau sering dinamakan kecerdasan ganda (Multiple intelligences).

3. Karakteristik Konsep Kecerdasan Ganda

Gardner pada sisi yang lain menjelaskan bahwa kecerdasan ganda

memiliki karakteristik konsep (dalam Uno dan Masri, 2009: 44) sebagai

berikut:

a. Semua inteligensi itu berbeda-beda, tetapi semuanya sederajat. Jadi

tidak ada kecerdasan yang lebih baik atau lebih penting dari

kecerdasan yang lain.

b. Semua kecerdasan dimiliki manusia dalam kadar yang tidak persis

sama. Semua kecerdasan dapat dieksplorasi, ditumbuhkan dan

dikembangkan secara optimal.

c. Terdapat banyak indikator kecerdasan dalam tiap-tiap kecerdasan.

Seseorang terus berlatih dapat membangun kekuatan kecerdasan yang

dimiliki dan menipiskan kelemahan-kelemahan.

d. Semua kecerdasan yang berbeda-beda tersebut dapat bekerja sama

mewujudkan aktivitas yang dilakukan individu. Satu kegiatan mungkin

memerlukan lebih dari satu kecerdasan dan satu kecerdasan dapat

digunakan dalam berbagai bidang.

e. Semua jenis kecerdasan tersebut ditemukan di semua lintas budaya di

seluruh dunia dan kelompok usia. Saat seseorang menginjak dewasa,

(28)

4. Jenis-Jenis Inteligensi

Ada sembilan inteligensi yang sudah dianalisis dengan teliti oleh

Gardner (dalam Suparno, 2004: 26-45) yaitu:

a. Inteligensi Linguistik

Inteligensi linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan dan

mengolah kata-kata secara efektif baik secara oral maupun secara

tertulis seperti dimiliki para pencipta puisi, editor, jurnalis, dramawan,

sastrawan, pemain sandiwara, maupun orator. Orang yang

berinteligensi linguistik tinggi akan berbahasa lancar, baik, dan

lengkap. Penjelasan lebih rinci tentang inteligensi linguistik akan

dibahas secara khusus oleh peneliti dibagian seterusnya.

b. Inteligensi Matematis-Logis

Inteligensi matematis-logis adalah kemampuan yang lebih berkaitan

dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif, seperti

dipunyai seorang matematikus, saintis, programer, dan logikus. Orang

yang mempunyai inteligensi ini sangat mudah membuat klasifikasi dan

kategorisasi dalam pemikiran serta cara mereka bekerja.

c. Inteligensi Ruang-Visual

Inteligensi ruang-visual adalah kemampuan untuk menangkap dunia

ruang-visual secara tepat, seperti dipunyai para pemburu, arsitek,

navigator, dan dekorator. Termasuk didalamnya adalah kemampuan

untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat, melakukan perubahan

(29)

menggambarkan suatu hal atau benda dalam pikiran dan mengubahnya

dalam bentuk nyata, serta mengungkapkan data dalam suatu grafik.

d. Inteligensi Kinestetik-Badani

Inteligensi kinestetik-badani adalah Kemampuan menggunakan tubuh

atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan seperti

ada pada aktor, atlet, penari, pemahat, dan ahli bedah. Orang yang

mempunyai inteligensi kinestetik-badani dengan mudah dapat

mengungkapkan diri dengan gerak tubuh.

e. Inteligensi Musikal

Inteligensi musikal adalah kemampuan untuk mengembangkan,

mengekspresikan, dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara. Di

dalamnya termasuk kepekaan akan ritme, melodi, dan intonasi;

kemampuan memainkan alat musik, kemampuan menyanyi,

kemampuan untuk mencipta lagu, kemampuan untuk menikmati lagu,

musik, dan nyanyian. Orang yang menonjol inteligensi musikalnya

sangat peka terhadap suara dan musik.

f. Inteligensi Interpersonal

Inteligensi interpersonal adalah kemampuan untuk mengerti dan

menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, temperamen

orang lain. Kepekaan akan ekspresi wajah, suara, isyarat dari orang

lain juga termasuk dalam intelegensi ini. Secara umum inteligensi

interpersonal berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menjalin

(30)

g. Inteligensi Intrapersonal

Inteligensi intrapersonal adalah Kemampuan yang berkaitan dengan

pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara

adaptif berdasar pengenalan diri itu. Termasuk dalam intelegensi ini

adalah kemampuan berefleksi dan keseimbangan diri. Orang yang

menonjol dalam inteligensi intrapersonal biasanya mudah

berkonsentrasi dengan baik.

h. Inteligensi Lingkungan

Inteligensi lingkungan adalah Kemampuan seseorang untuk dapat

mengerti flora dan fauna dengan baik, dapat membuat distingsi

konsekuensial lain dalam alam natural; kemampuan untuk memahami

dan menikmati alam; dan menggunakan kemampuan itu secara

produktif dalam berburu, bertani, dan mengembangkan pengetahuan

akan alam.

i. Inteligensi Eksistensial

Inteligensi eksistensial adalah kemampuan seseorang untuk menjawab

persoalan-persolan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia.

Orang tidak puas tidak hanya menerima keadaannya secara otomatis,

tetapi mencoba menyadarinya dan mencari jawaban yang terdalam.

Kesembilan inteligensi diatas, menurut Gardner ada dalam diri

seseorang. Hanya untuk orang-orang tertentu, suatu inteligensi lebih

menonjol daripada inteligensi lainnya. Kesembilan inteligensi itu dapat

dikembangkan dan ditingkatkan secara optimal sehingga dapat berfungsi

(31)

5. Prinsip Umum Pengembangan Multiple Intelligences

Haggerty (dalam Suparno, 2004: 65-66) mengungkapkan ada

beberapa prinsip umum untuk membantu mengembangkan inteligensi

ganda pada siswa, yakni sebagai berikut:

a. Pendidikan harus memperhatikan semua kemampuan intelektual.

b. Pendidikan seharusnya individual. Pendidikan harusnya lebih personal,

dengan memperhatikan inteligensi setiap siswa.

c. Pendidikan harus menyemangati siswa untuk dapat menentukan tujuan

dan program belajar mereka. Siswa perlu diberi kebebasan untuk

menggunakan cara belajar dan cara kerja berdasarkan minat mereka.

d. Sekolah sendiri harus menyediakan fasilitas dan sarana yang dapat

dipergunakan oleh siswa untuk melatih kemampuan intelektual mereka

berdasarkan inteligensi ganda.

e. Evaluasi belajar harus lebih kontekstual dan bukan tes tertulis.

Evaluasi lebih harus berupa pengalaman lapangan langsung dan dapat

diamati bagaimana performa siswa, apakah sungguh maju atau tidak.

f. Pendidikan sebaiknya tidak dibatasi di dalam gedung sekolah.

Inteligensi ganda memungkinkan agar pendidikan juga dilaksanakan di

luar sekolah, lewat masyarakat, kegiatan ekstra, serta kontak dengan

orang luar dan para ahli.

6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inteligensi

Pada dasarnya kecerdasan masing-masing orang berbeda, ada yang

pintar sekali, ada yang sedang-sedang saja, dan ada juga yang bisa-biasa

(32)

rata-rata. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Subini (2012: 20),

faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi seseorang adalah sebagai

berikut:

a. Faktor genetik (keturunan atau bawaan)

Pandangan umum mengatakan bahwa seseorang yang lahir dari

keluarga berpendidikan tinggi atau mempunyai tingkat intelektual

diatas rata-rata akan mempunyai keturunan yang tidak jauh berbeda.

Meskipun bukan faktor utama, namun faktor keturunan terbukti

mempengaruhi kecerdasan seseorang. Oleh karena itu di dalam satu

kelas dapat dijumpai anak yang berbeda secara akademis.

b. Faktor lingkungan

Selain faktor genetik (keturunan), lingkungan juga dapat

memberi pengaruh besar terhadap kecerdasan anak, misalnya ketika

ada seorang anak jalanan, yang orang tuanya tidak pernah sekolah,

mempunyai kepandaian yang luar biasa dibanding temannya. Bisa jadi

anak tersebut belajar dari kehidupannya yang susah dan bertekad

mengubah keadaan hidupnya dengan rajin belajar. Ia bisa belajar

kapanpun dan kepada siapapun yang mau mengajarinya.

Oleh karena itu walaupun pada dasarnya inteligensi sudah

dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan

perubahan-perubahan yang berarti. Walaupun masih diakui bahwa

faktor genetik juga berperan menentukan tingkat kecerdasan, tak dapat

dipungkiri kalau stimulasi yang benar juga berpengaruh untuk

(33)

bersifat kognitif seperti emosional dari lingkungan juga memegang

peranan penting.

c. Faktor minat dan pembawaan yang khas

Minat merupakan suatu dorongan untuk mencapai sebuah tujuan.

Minat mengarahkan perbuatan kepada sesuatu. Dalam diri manusia

terdapat dorongan atau motif yang mendorongnya untuk berinteraksi

dengan dunia luar, sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat

memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. Dengan

belajar giat akan meningkatkan kecerdasan seseorang.

d. Faktor gizi

Inteligensi tidak bisa lepas dari otak. Perkembangan otak dipengaruhi

oleh gizi yang dikonsumsi. Otak cenderung dapat bekerja dengan

keras, lancar jika didukung dengan kandungan makanan yang diserap.

Misalnya minum susu yang banyak mengandung AH dan DH yang

dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan atau makanan-makanan yang

bergizi setiap harinya yang mengandung 4 sehat lima sempurna. Hal

ini mendukung aktivitas anak dalam belajar.

e. Faktor kematangan

Faktor kematangan berhubungan erat dengan umur seseorang. Organ

dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan

setiap saat. Bagaimana seorang bayi yang mulanya hanya bisa

menangis kemudian dapat lari ke sana ke mari, itu adalah bagian dari

proses tumbuh kembangnya. Setiap organ manusia baik fisik maupun

(34)

berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya

masing-masing.

f. Faktor pembentukan

Pembentukan adalah segala keadaan diluar diri seseorang yang

mempengaruhi perkembangan inteligensi. Pembentukan ada dua

macam yakni pembentukan yang direncanakan dan yang tidak

direncanakan. Pembentukan yang direncanakan misalnya dilakukan

disekolah sedangkan pembentukan yang tidak direncanakan, misalnya

pengaruh alam semesta.

g. Faktor kebebasan

Kebebasan yang dimaksud disini adalah dalam hal melakukan

pembelajaran. Seorang anak dapat memilih metode tertentu dalam

memecahkan masalah yang dihadapi. Misalnya untuk belajar ilmu

murni, anak cenderung memilih melakukan praktik langsung daripada

duduk diam mendengarkan guru berceramah. Biarkan anak melakukan

hal yang disukainya asalkan itu baik, berguna dan tidak

membahayakan dirinya.

B. Kecerdasan Linguistik (Linguistic Intelligence) 1. Pengertian Kecerdasan Linguistik

Gardner (dalam Campbell, 2006: 2) mengungkapkan bahwa

kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk berpikir dalam bentuk

kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dan

(35)

berpendapat bahwa Kecerdasan linguistik mengacu pada kemampuan

untuk menyusun pikiran dengan jelas dan mampu menggunakan

kemampuan ini secara kompeten melalui kata-kata untuk mengungkapkan

pikiran-pikiran dalam berbicara, membaca, dan menulis. Seseorang

dengan kecerdasan verbal yang tinggi tidak hanya akan memperlihatkan

suatu penguasaan bahasa yang sesuai, tetapi juga dapat menceritakan

kisah, berdebat, berdiskusi, menafsirkan, menyampaikan laporan, dan

melaksanakan berbagai tugas lain yang berkaitan dengan berbicara dan

menulis.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk mengolah dan

menggunakan kata-kata secara efektif baik tertulis maupun secara lisan.

2. Ciri-Ciri Kecerdasan Linguistik

Ciri-ciri inteligensi linguistik (Suparno, 2004: 80) adalah sebagai

berikut:

a. Menulis lebih baik dari rata-rata kelas.

b. Mudah bercerita dan membuat lelucon.

c. Mempunyai ingatan akan nama, tempat, dan hari yang kuat.

d. Suka membaca buku.

e. Menulis dengan ejaan yang benar dan teliti.

f. Suka mendengarkan kata-kata yang diucapkan.

g. Mempunyai kemampuan kosakata yang baik.

(36)

Sedangkan menurut Armstrong (2002: 25), mengemukakan beberapa

ciri-ciri kecerdasan linguistik yakni:

a. Suka menulis kreatif di rumah

b. Mengarang kisah khayal atau menuturkan lelucon dan cerita

c. Sangat hafal nama, tempat, tanggal, atau hal-hal yang kecil

d. Menikmati membaca buku diwaktu senggang

e. Mengeja kata-kata dengan tepat dan mudah

f. Menyukai pantun lucu dan permainan kata

g. Suka mengisi teka-teki silang atau melakukan permainan seperti

scrabble atau anagram.

h. Menikmati mendengar kata-kata lisan (cerita, program radio,

pembacaan buku.

i. Mempunyai kosa kata yang luas untuk anak seusianya.

j. Unggul dalam pelajaran sekolah yang melibatkan membaca atau

menulis.

3. Cara Mengembangkan Kecerdasan Linguistik

Kecerdasan linguistik berkaitan dengan kemampuan berbahasa

baik secara tulisan maupun lisan. Siswa dapat dilatih dengan

mengembangkan kemampuannya dengan membaca; membacakan puisi

yang sesuai level siswa, dan siswa dilatih membacakan suatu cerita di

depan kelas. Siswa dibantu untuk membuat kalimat dengan kata-kata baru,

mengarang cerita atau pengalaman sehari-hari, membuat buku harian,

(37)

di depan kelas atau di luar, membaca bacaan yang mereka sukai, dan

mengisi teka-teki.

C. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah taraf keberhasilan murid dalam mempelajari materi

pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh

dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu (Syah, 2008:

91). Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

berinteraksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2). Berdasarkan

pengertian prestasi dan belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi

merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena

kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil

dari proses belajar.

Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau

kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai

dengan bobot yang dicapainya (Winkel, 1997: 162). Senada dengan

pendapat tersebut, Ignatius Masidjo (1995) mengatakan bahwa prestasi

belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari

(38)

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

prestasi belajar adalah hasil dari proses belajar seseorang, baik itu hasilnya

tinggi maupun rendah.

2. Prestasi Rendah

Bertitik tolak dari pengertian prestasi diatas, maka peneliti

menyimpulkan bahwa prestasi rendah adalah hasil belajar siswa yang

belum maksimal atau belum mencapai kriteria ketuntasan minimal belajar

(KKM). Batas minimal prestasi belajar dalam perbandingan nilai angka

dan huruf (Syah,1997: 153) adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Perbandingan nilai angka dan huruf

Simbol-simbol Nilai Angka dan Huruf Predikat

Angka Huruf

80-100 A Sangat baik

70-79 B Baik

60-69 C Cukup

50-59 D Kurang

0-49 E Gagal

Tiga baris dari bawah termasuk kategori rendah bila dikelompokkan

dalam penilaian sekolah yang memiliki batas minimal prestasi belajar.

Nilai terendah tersebut merupakan prestasi rendah yang dimiliki siswa

yang biasa disebut prestasi rendah. Nilai inilah yang dijadikan oleh

(39)

D. Modul

1. Ciri-Ciri Modul

Vembriyanto (1981), mengungkapkan ciri-ciri modul secara

lengkap yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

a. Modul merupakan paket pengajaran yang bersifat self-instructional, yaitu pengajaran yang menggunakan paket pelajaran yang memuat

satu konsep atau unit dari pada bahan pelajaran. Pendekatan

pengalaman belajar siswa yang telibat secara aktif dalam proses

belajar itu.

b. Pengakuan-pengakuan atas perbedaan individual, yaitu

perbedaan-perbedaan perorangan yang mempunyai pengaruh penting terhadap

proses belajar yaitu perbedaan dalam hal kemampuan intelektual,

latar belakang akademik, dan perbedaan dalam gaya belajar.

c. Memuat rumusan tujuan pengajaran secara eksplisit, yaitu dengan

adanya modul diharapkan dapat memberikan arah kepada murid

tentang tujuan belajar apa yang harus dikuasainya.

d. Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan, yaitu proses

asosiasi terjadi karena dengan modul siswa dapat melihat bedanya

(tiruan), mendengar suara guru, membaca teks, dan melihat

diagram-diagram dari buku modulnya. Materi pelajaran pada modul dapat

disusun mengikuti struktur pengetahuan secara hirarkhis. Dengan

demikian siswa dapat mengikuti urutan pengetahuan secara teratur.

(40)

merubahnya sesuai kebutuhan, karena pengajaran dengan modul

memungkinkan siswa bergerak menurut iramanya masing-masing.

e. Penggunaan berbagai macam media, yaitu penggunaan media yang

dapat diklasifikasikan: bahan cetakan berupa buku-buku pegangan

siswa dan buku pegangan yang disediakan oleh pihak sekolah, bahan

visual, benda tiruan atau yang sebenarnya dan interaksi langsung

antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa.

f. Partisipasi aktif dari para siswa, yaitu penyelidikan membuktikan,

bahwa teknik ceramah hanya mampu mengikat perhatian sekitar 10%

dari pada jumlah siswa dalam kelas. Sebaliknya dalam pengajaran

modul, siswa secara aktif berpartisipasi dalam proses belajar.

g. Adanya konfirmasi langsung terhadap respon siswa, yaitu siswa secara

langsung mendapatkan konfirmasi atas jawaban-jawaban atau kegiatan

yang benar dan mendapatkan koreksi langsung atas kesalahan jawaban

atau kegiatan yang dilakukan.

h. Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa atas hasil belajarnya, yaitu

modul yang digunakan untuk mengevaluasi penguasaan hasil belajar

siswa sebelum siswa melanjutkan kepada modul berikutnya dalam

urutan modul-modul yang harus dikuasainya.

2. Unsur-Unsur yang Terdapat dalam Modul

Suryosubroto (1983) menguraikan secara terperinci unsur-unsur

yang terdapat dalam sebuah modul yakni:

(41)

Pedoman guru berisi petunjuk-petunjuk guru agar pengajaran dapat

diselenggarakan secara efisien, juga memberi penjelasan mengenai:

1) Tujuan instruksional umum

2) Tujuan instruksional khusus

3) Penilaian

b. Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegiatan siswa memuat materi pelajaran yang harus dikuasai

oleh siswa. Penyusunan materi pelajaran ini disesuaikan dengan

tujuan-tujuan instruksional yang akan dicapai yang telah dirumuskan

dalam modul itu, materi pelajaran juga disusun secara teratur langkah

demi langkah sehingga dapat diikuti dengan mudah oleh siswa.

c. Lembar Kerja

Lembar kerja yang disertai lembar kegiatan siswa digunakan untuk

menjawab atau mengerjakan tugas yang harus dipecahkan. Lembar

kegiatan siswa harus dijaga supaya tetap bersih, tidak boleh ada

coretan apapun didalamnya, sebab buku modul ini akan digunakan

lagi untuk siswa-siswa yang lain pada tahun-tahun berikutnya.

d. Kunci Lembar Kerja

Kunci lembar kerja diberikan agar siswa dapat mengevaluasi

(mengoreksi) sendiri hasil pekerjaannya. Apabila siswa membuat

kesalahan-kesalahan dalam pekerjaannya maka ia dapat meninjau

(42)

e. Lembaran Tes

Lembaran tes merupakan alat evaluasi yang digunakan sebagai

pengukur keberhasilan atau tercapai tidaknya tujuan yang telah

dirumuskan dalam modul itu. Jadi keberhasilan pengajaran dengan

suatu modul tidak dinilai atas dasar jawaban-jawaban pada lembaran

kerja. Jadi lembaran tes berisi soal-soal untuk menilai keberhasilan

murid dalam mempelajari bahan yang disajikan dalam modul tersebut.

f. Kunci Lembaran Tes

Kunci lembaran tes disusun oleh penulis modul yang bersangkutan,

sehingga kunci tes inipun juga dibuat penulis modul, gunanya sebagai

alat koreksi sendiri terhadap penilaian yang dilaksanakan.

E. Bimbingan Belajar

1. Pengertian Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar adalah suatu bantuan yang diberikan kepada

individu atau siswa untuk mampu menyesuaikan diri dalam situasi belajar,

menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai hasil belajar

yang optimal (Hamalik, 2009: 193). Belajar merupakan inti dari kegiatan

belajar mengajar disekolah, oleh karena itu, wajiblah jika siswa dibimbing

agar tercapai tujuan belajarnya.

2. Tujuan Bimbingan Belajar

Menurut Hamalik (2009: 195), bimbingan merupakan suatu proses

yang bertujuan: (1) agar siswa bertanggungjawab menilai kemampuannya

(43)

(2) agar siswa menjalani kehidupannya sekarang secara efektif dan

menyiapkan dasar kehidupan masa depannya sendiri, (3) agar semua

potensi siswa berkembang secara optimal yang meliputi aspek pribadinya

sebagai individu yang potensial. Senada dengan pendapat tersebut, Skiner

(dalam Hamalik, 2009: 195), mengatakan bahwa bimbingan bertujuan

untuk menolong setiap individu dalam membuat pilihan dan menentukan

sikap yang sesuai dengan kemampuan, minat, dan kesempatan yang ada

dan sejalan dengan nilai-nilai sosialnya.

3. Fungsi Bimbingan Belajar

Fungsi utama dari bimbingan adalah membantu murid dalam

masalah-masalah pribadi dan sosial yang berhubungan dengan pendidikan

dan pengajaran atau penempatan dan juga perantara dari siswa dalam

hubungannnya dengan para guru maupun tenaga administrasi (Supriyono

dan Ahmadi, 1991: 111-112). Adapun fungsi bimbingan yang dimaksud

ialah (1) preservatif, yakni memelihara dan membina suasana dan situasi

yang baik dan tetap diusahakan terus bagi lancarnya belajar mengajar, (2)

Preventif, yang berarti mencegah sebelum terjadi masalah, (3) Kuratif,

yakni mengusahakan “penyembuhan” pembentulan dalam mengatasi

masalah, dan (4) Rehabilitas, adalah mengadakan tindak lanjut secara

penempatan sesudah diadakan treatment yang memadai.

Hamalik (2009: 195), mengemukakan beberapa fungsi bimbingan

(44)

a. Membantu siswa untuk memperoleh gambaran yang objektif dan jelas

tentang potensi, watak, minat, sikap, dan kebiasaannya agar ia dapat

menghindarkan diri dari hal-hal yang tidak diinginkan.

b. Membantu siswa untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan

kebutuhan, minat, bakat, dan kemampuannya dan membantu siswa itu

untuk menentukan cara yang efektif dan efisien dalam menyelesaikan

bidang pendidikan yang telah dipilihnya agar tercapai hasil yang

diharapkan.

c. Membantu siswa untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang

kemungkinan dan kecenderungan dalam lapangan pekerjaan agar ia

dapat melakukan pilihan yang tepat diantara lapangan pekerjaan.

Disamping itu, membantunya untuk mendapatkan kemajuan yang

memuaskan dalam pekerjaannya sambil memberikan sumbangan

secara maksimal terhadap masyarakatnya.

Romine (dalam Hamalik, 2009) mengatakan bahwa fungsi

bimbingan adalah (1) mengorientasikan para siswa kepada sekolah, (2)

membantu para siswa untuk merencanakan pendidikannya di sekolah

menengah, (3) membantu para siswa untuk mengenal minat dan

kemampuannya masing-masing, (4) mengorientasikan para siswa kearah

dunia kerja, (5) membantu para siswa untuk memecahkan masalah

hubungan antara siswa perempuan dan laki-laki, dan (6) Membantu para

(45)

4. Peran Guru Dalam Bimbingan Belajar

Menurut Ahmadi dan Supriyono (1991: 109) guru sebagai manager of instruction (pengelola pengajaran) dituntut untuk memiliki kemampuan mengelola seluruh proses kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan

kondisi-kondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap murid dapat

belajar dengan efektif dan efisien. Sebagai pembimbing dalam belajar

mengajar diharapkan mampu untuk:

a. Memberikan berbagai informasi yang diperlukan dalam proses belajar.

b. Membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi

yang dihadapinya.

c. Mengevaluasi hasil setiap langkah kegiatan yang telah dilakukannya.

d. Memberikan kesempatan yang memadai agar setiap murid dapat

belajar sesuai dengan karateristik pribadinya.

e. Mengenal dan memahami setiap murid baik secara individual maupun

secara kelompok.

F. Materi dalam Modul

Penelitian ini menggunakan mata pelajaran PKn. Materi pembelajaran

yang digunakan mengacu pada Standar Kompetensi 4.1 Mengenal kekhasan

bangsa Indonesia, seperti kebhinekaan, kekayaan alam, keramahtamahan.

1. Hakekat Pendidkan Kewarganegaraan

Menurut KTSP (2006) Mata Pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan merupakan mata Pelajaran yang memfokuskan pada

(46)

hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang

cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan

UUD 1945. Dimana Pendidikan kewarganegaraan adalah program

pendidikan berdasarkan nilai-nilai pancasila sebagai wahana untuk

mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar

pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan menjadi jati diri bangsa

yang terwujud dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari baik bagi

masyarakat maupun peserta didik sebagai individu, dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara.

2. Tujuan PKn

Tujuan mata pelajaran Pendidkan Kewarganegaraan (PKn) adalah

sebagai berikut:

a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan.

b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, bertindak secara

cerdas dalamkegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta

anti-korupsi.

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapar hidup

bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi

(47)

3. Mengenal Kekhasan Bangsa Indonesia

a. Keragaman Budaya Indonesia

Bangsa Indonesia memiliki semboyan atau motto “Bhineka

Tunggal Ika” artinya, meskipun bangsa Indonesia memiliki perbedaan

dalam asal suku bangsa dan budaya serta adat istiadat, tetapi mereka

tetap satu juga, yakni Bangsa Indonesia. Keanekaragaman tersebut

dapat dilihat dari:

1) Suku Bangsa dan Rumah Adat

2) Upacara Adat

3) Tarian Daerah

4) Alat Musik

5) Pakaian Adat

6) Agama

7) Kesenian Rakyat

8) Lagu-Lagu Daerah

9) Cerita Rakyat

10) Makanan Khas Daerah

b. Kekayaan Alam dan keramahtamahan Bangsa Indonesia

Kekayaan alam sering disebut sumber daya alam (SDA),

dibedakan menjadi dua macam yaitu SDA yang dapat diperbaharui dan

SDA yang tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam yang dapat

diperbaharui adalah kekayaan alam yang bila habis dapat diusahakan

lagi. Contoh tumbuhan, hewan, tanah, air, udara. Sedangkan SDA

(48)

tidak dapat diusahakan lagi, dibedakan menjadi dua yaitu, bahan

tambang logam (emas, besi, dan alumunium) dan bahan tambang

bukan logam seperti solar, bensin, dan minyak tanah.

Selain kekayaan alam tersebut, Indonesia juga dikenal sebagai

Negara yang ramah-tamah. Ramah tamah artinya berbuat sopan santun

terhadap orang lain. Dengan keramahan, kita mampu mewujudkan

sikap mengakui persamaan harkat dan martabat sebagai makhluk yang

diciptakan oleh Tuhan, saling mencitai, saling menghormati, dan

mengembangkan sikap tenggangrasa. Manfaat keramahtamahan dalam

kehidupan kita ialah kita bisa hidup rukun dan damai. Sikap ramah

tamah dapat ditunjukkan dengan cara:

1) Saling bertegur sapa bila bertemu

2) Murah senyum, tidak pelit.

3) Tidak curiga kepada orang lain

4) Menolong dengan ikhlas

5) Menghindari sikap suka gossip dan menghasut.

G. Tinjauan Penelitian Yang Relevan

Penelitian tentang pengembangan modul bimbingan belajar PKn

berbasis kecerdasan linguistik pada siswa yang berprestasi rendah,

sepengetahuan peneliti belum pernah dilakukan di Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP USD. Di Program Pendidikan Fisika

(Pfis), FKIP USD peneliti menemukan satu penelitian yang relevan tentang

kecerdasan ganda. Penelitian tersebut dilakukan oleh Purnomo (2007)

(49)

dikembangkan berdasarkan teori kecerdasan ganda (multiple intelligences).

Penelitian tersebut difokuskan pada inteligensi Linguistik dan Spasial (sebuah

studi pengembangan model pembelajaran. Penelitian yang digunakan

termasuk penelitian pengembangan atau R&D yang dilaksanakan di SD

Negeri Daratan, Sleman.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran tentang magnet yang

dikembangkan berdasarkan teori kecerdasan ganda mampu memfasilitasi

perkembangan kecerdasan siswa terutama untuk kecerdasan linguistik dan

kecerdasan spasial dengan baik. Dari hasil rancangan pembelajaran

menunjukan bahwa selama proses pembelajaran siswa merasa senang, bebas,

dan percaya diri, siswa dapat terlibat aktif, dan perkembangan kecerdaan

siswa untuk kecerdaan linguistik dan spasial semakin meningkat.

Penelitian kedua dilakukan oleh Setyorini (2012) yang meneliti tentang

model pengembangan perangkat pembelajaran matematika terintegrasi dengan

ragam bimbingan pribadi dan belajar untuk peserta didik kelas IV SD kanisius

Jomegatan Bantul. Subyek penelitian terdiri dari 31 peserta didik kelas IV SD

Kanisius Jomegatan dan 1 guru matematika. Penelitiannya menggunakan

metode penelitian dan pengembangan (R&D) yang mengadaptasi model Dick

dan Carey yang telah dimodifikasi dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan

model perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi dengan

bimbingan pribadi dan belajar. Hasil penilaian menunjukkan bahwa perangkat

pembelajaran Matematika terintegrasi bimbingan pribadi dan belajar layak

digunakan oleh guru SD untuk mengajar Matematika di kelas IV SD Kanisius

(50)

Berdasarkan kedua penelitian diatas, peneliti melihat bahwa penelitian

tentang pengembangan modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan

linguistik pada siswa berprestasi rendah di sekolah dasar belum diteliti. Jadi,

penelitian ini masih relevan untuk diteliti.

H. Kerangka Berpikir

Pendidikan merupakan kebutuhan setiap orang. Oleh karena itu,

pendidikan di jenjang SD merupakan kesempatan untuk menanamkan

pengetahuan, keterampilan, dan mengembangkan berbagai kecerdasan yang

dimiliki oleh peserta didik. Dalam hal ini, guru tidak hanya berperan sebagai

pengajar tetapi juga sekaligus sebagai pembimbing secara khusus bagi siswa

yang berprestasi rendah di sekolah. Prestasi rendah yang dimaksud bisa dilihat

dari hasil belajar siswa seperti tugas-tugas harian, ulangan harian, ujian tengah

semester, dan ulangan akhir yang belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) pada setiap mata pelajaran.

Salah satu cara untuk membantu siswa meningkatkan prestasi

belajarnya ialah melalui bimbingan belajar. Bimbingan belajar merupakan

bantuan yang diberikan kepada individu untuk lebih memahami dan mengerti

akan permasalahan yang dihadapinya sehingga dengan demikian individu

tersebut dapat menemukan cara dan solusi atas permasalah belajar yang

dialaminya. Bimbingan belajar sangatlah penting untuk membantu siswa

dalam memahami materi pembelajaran sehingga diharapkan melalui

(51)

Setiap anak memiliki kecerdasan, baik itu kecerdasan linguistik,

matematis-logis, dan lain sebagainya, namun dibalik kecerdasan yang

menonjol dalam dirinya juga mengalami kesulitan dalam mata pelajaran

tertentu. Oleh sebab itu, kesulitan yang dialami oleh anak dalam mata

pelajaran tertentu dapat dibantu dan dibimbing dengan cara menyajikan materi

pelajaran sesuai dengan kecerdasan yang dimilikinya.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin melakukan penelitian

pengembangan (Research and Development). Melalui penelitian ini peneliti mengembangkan modul bimbingan belajar PKn berbasis Kecerdasan

linguistik. Modul ini dinamakan berbasis Kecerdasan linguistik karena dalam

pengembangannya peneliti memanfaatkan kecerdasan yang dimiliki oleh

siswa-siswi itu sendiri, yaitu kecerdasan linguistik. Hal ini diharapkan siswa

dapat belajar dengan baik, memahami suatu materi bila disajikan sesuai

dengan inteligensi atau kecerdasan mereka yang dominan. Dengan demikian

(52)

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Gayam I Yogyakarta, Jl. Ki

Mangunsarkoro 80 Yogyakarta, untuk memperoleh data yang dibutuhkan.

Penelitian dilakukan selama tiga bulan mulai tanggal 01 Februari sampai 08

April 2014.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini berbentuk penelitian dan pengembangan (Research and development). Penelitian dan Pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan

produk tersebut (Sugiyono, 2010: 407). Penelitian ini mengembangkan modul

bimbingan belajar berbasis kecerdasan linguistik untuk pelajaran PKn yang

berfokus pada kecerdasan dominan siswa yaitu kecerdasan linguistik.

C. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan dalam penelitian ini mengadaptasi model

penelitian dan pengembangan dari Sugiyono (2010: 409) yang terdiri dari 10

langkah. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan dari Sugiyono

(53)

Gambar 1. Bagan langkah-langkah penelitian dan pengembangan Sugiyono

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan Sugiyono dimulai dari

potensi dan permasalahan. Dari potensi dan permasalahan kemudian

mengumpulkan data yang berkaitan dengan potensi dan permasalahan yang

ditemukan. Setelah data terkumpul kemudian pembuatan desain produk lalu

validasi desain, uji coba pemakaian, revisi produk, uji coba produk, revisi

desain, revisi produk dan langkah terakhir adalah sampai pada pembuatan

produk secara masal.

Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan 6 langkah penelitian

pengembangan yakni (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3)

desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, dan (6) uji coba produk.

Hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu. Langkah-langkah penelitian

(54)

Gambar 2. Bagan prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan

Berikut akan dijelaskan langkah-langkah penelitian pengembangan yang

digunakan oleh peneliti:

Langkah 1: Potensi dan Masalah

Penelitian ini berangkat dari adanya potensi dan masalah dengan

melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan

melakukan wawancara dan menganalisis ledger nilai raport siswa kelas III SD Kanisius Gayam. Wawancara dan analisis bertujuan untuk mengidentifikasi

adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan menyangkut prestasi

rendah yang dimiliki oleh siswa pada salah satu mata pelajaran dan kecerdasan

dominan yang dimiliki oleh siswa.

Langkah 2: Pengumpulan Data

Hasil wawancara dan analisis dokumentasi nilai raport tersebut

digunakan sebagai data awal untuk menganalisis kebutuhan terkait dengan

kecerdasan yang dimiliki siswa, prestasi rendah siswa, dan modul bimbingan

belajar PKn yang akan dikembangkan. Hasil wawancara digunakan sebagai

masukan untuk mempertimbangkan perencanaan produk yang akan

(55)

Langkah 3: Desain produk (prototipe)

Desain produk awal dimulai dengan menyusun silabus dan RPP sesuai

materi yang akan dikembangkan dalam modul, kemudian dilanjutkan dengan

menyusun kerangka modul yang terdiri dari: merancang tampilan modul,

menentukan isi modul dan menentukan urutan isi modul. Isi modul meliputi

standar kompetensi dan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai, materi modul serta soal evaluasi.

Instrumen evaluasi disusun oleh peneliti untuk mengukur ketuntasan

indikator dan ketuntasan penguasaan siswa terhadap materi dalam modul

sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selain itu, peneliti juga akan menentukan

kegiatan bimbingan belajar yang akan dilaksanakan yang termuat dalam

modul. Setelah kerangka modul terkumpul, langkah berikutnya adalah

menyusun modul sesuai dengan rancangan tampilan modul dan urutan isi

yang telah ditentukan.

Langkah 4: Validasi Desain

Peneliti akan menggunakan validasi pakar sebagai evaluasi formatif

terhadap desain produk (prototipe). Produk yang telah dikembangkan akan divalidasi oleh empat pakar yang terdiri dari pakar multiple intelligences, pakar tata bahasa Indonesia, pakar pembelajaran PKn, dan guru PKn SD

Kanisius Gayam. Validasi produk bertujuan untuk memperoleh kritik dan

saran serta penilaian dari para pakar terhadap produk yang dikembangkan.

Dari kritik dan saran tersebut akan diketahui kelebihan dan kekurangan

(56)

Langkah 5: Revisi Desain

Kritik dan saran yang diperoleh akan dijadikan sebagai masukan untuk

melakukan tahap berikutnya yaitu revisi desain yang dibuat berdasarkan hasil

validasi pakar. Revisi dilakukan untuk memperbaiki kekurangan modul yang

sudah divalidasi oleh pakar.

Langkah 6: Uji Coba Desain

Produk yang sudah direvisi berdasarkan saran dan komentar dari para

pakar selanjutnya akan diujicoba di lapangan. Uji coba akan dilakukan secara

terbatas kepada 10 siswa kelas III SD Kanisius Gayam yang memiliki

kecerdasan linguistik dan memiliki nilai rendah pada mata pelajaran PKn.

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas III SD

Kanisius Gayam I Yogyakarta.

2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah 10 siswa kelas III SD Kanisius

Gayam yang memiliki kecerdasan linguistik dan memiliki nilai rendah pada

mata pelajaran PKn. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan hasil

Gambar

Gambar 3. Grafik Perbandingan Hasil Pretes dan Posttest Siswa ........................
Tabel 1. Perbandingan nilai angka dan huruf
Gambar 1. Bagan  langkah-langkah penelitian dan pengembangan Sugiyono
Gambar 2. Bagan prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek asam malat, natrium bikarbonat dan interaksi keduanya yang dominan dalam menentukan sifat fisik sediaan granul effervescent

Berdasarkan Panduan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Tengah, pelaksanaan Festival Danau Poso dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada seluruh elemen masyarakat

Jika harga 1 pensil dinyatakan dengan a dan harga 1 buku dinyatakan dengan b maka sistem persamaan linier dua variabel yang berkaitan dengan pernyataan di atas

KIMBUL adalah bangunan yang berdinding tipis selebar kapal di atas geladak utama yang berada di bagian buritan, di bagian tengah adalah ANJUNGAN dan di depan adalah AKIL.. Pada

Apabila Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris DPRD, dan Anggota DPRD dicalonkan sebagai calon Kepala Daerah atau calon Wakil Kepala Daerah, yang bersangkutan tidak

Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kutai Timur merupakan instansi daerah yang berorientasi kepada urusan Kepegawaian di Lingkungan kabupaten Kutai Timur, dalam

Gas refrigerant bersuhu tinggi saat akhir kompresi di condensor dengan mudah dicairkan dengan udara pendingin pada sistem air cooled atau uap refrigerant menyerap

Scheinders (dalam Desmita, 2011) juga menyebut penyesuaian diri (adjusment) pada prinsipnya adalah suatu proses yang mencakup respons mental dan tingkah laku, dengan mana