DESKRIPSI MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI OLEH SISWA KELAS VIII SMP XAVERIUS BATURAJA SUMATRA SELATAN TAHUN AJARAN 2013/2014 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (SI)
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh:
YOSEFINA MARIA DOLOROSA TUKAN NIM: 091114011
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala
sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasih
Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana
Allah. (Roma 8: 28)
Impian ada di tengah peluh bagai bunga yang mekar yang secara
perlahan, usaha keras itu tak akan mengkhianati.
(JKT48)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang memberikan karunia
berlimpah di setiap langkah hidupku.
Keluarga tercinta: Bapak Andreas Bonevasius Baha Tukan,
mama Christina Vonalia dan adik Robertus Ama Boli Tukan yang
tidak pernah berhenti mendukung dengan doa dan cinta.
Robertus Daru yang selalu mengingatkan dan memotivasiku setiap
waktu.
ABSTRAK
DESKRIPSI MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI OLEH SISWA KELAS VIII SMP XAVERIUS BATURAJA TAHUN AJARAN 2013/2014
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
Yosefina Maria Dolorosa Tukan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2014
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan masalah-masalah yang dialami
oleh siswa kelas VIII SMP Xaverius Baturaja tahun ajaran 2013/2014. Hasil
penelitian ini digunakan sebagai dasar untuk menyusun usulan topik-topik
bimbingan klasikal yang sesuai untuk membantu siswa kelas VIII SMP
Xaverius Baturaja mengatasi masalah-masalah yang dialaminya.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Xaverius
Baturaja tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 108 siswa.Semua siswa
dijadikan subjek penelitian, sehingga penelitian ini termasuk penelitian
populasi. Instrumen pengumpulan data yang digunakan merupakan modifikasi
kuesioner yang dibuat oleh Sagala (2004) dalam rangka penelitian skripsinya.
Kuesioner yang digunakan merupakan modifikasi dari instrument Alat Ungkap
Masalah Seri Umum Format 2 untuk siswa SMP (AUM-2) yang disusun oleh
Prayitno, dkk (tanpatahun).
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: ada 2 masalah (3,85%) yang
sangat tidak dialami oleh siswa, ada 25 masalah (48,08%) yang tidak dialami
oleh siswa, ada 17 masalah (32,69%)yang cukup dialamai oleh siswa seperti
saya sering melamun, saya sulit mengungkapkan perasaan dengan tepat dan
jujur, ada 8 masalah (15,38) yang dialami oleh siswa seperti saya takut
berbicara didepan umum, saya sulit mengambil keputusan, dan tidak ada
masalah yang sangat dialami oleh siswa.
ABSTRACT
DESCRIPTION OF THE PROBLEMS FACED BY THE STUDENTS FROM GRADE EIGTH OF XAVERIUS JUNIOR HIGH SCHOOL IN
BATURAJA SOUTH SUMATRA IN THE ACADEMIC YEAR OF 2013/2014 AND ITS IMPLICATION TO THE PROPOSED TOPICS FOR
CLASICAL GUIDANCE
Yosefina Maria Dolorosa Tukan University of Sanata Dharma
Yogyakarta 2014
This is a descriptive study using survey methodology. The purpose of this study is to describe the problems experienced by the students from grade eighth of Xavier Junior High School in Baturaja South Sumatra, in the academic year of 2013/2014. The results of this study are used as a basis to draw an appropriate proposed classical guidance topics in order to help the students of grade eighth of Xavier Junior High School of Baturaja South Sumatra to overcome the problems that they faced.
The subject of this study is all students fromgrade VIII of Xavier Junior High School in Baturaja South Sumatra, in the academic year of 2013/2014 with the total population of 108 students. Because all the students are subjects of this research therefore this study is consider as population research. Data collection instrument used in this research was a modified questionnaire made by Sagala (2004) for the purpose of histhesis research. This used questionnaire is a modification of the instrument of Tool Reveals Common SeriesProblems of second Form for junior high school students (AUM-2) which are prepared by Prayitno, et al(undated).
The results of this survey showed that: there are two problems (3.85%) which is not experienced by the students, there are 25 issues (48.08%) were not experienced by the students, there are 17 issues (32.69%) were occasionally faced by students such as daydreaming anddifficulties of expressing their feelings appropriately and honestly.There are 8 problem (15.38) experienced by students such as fear of public speaking anddifficulties in decision making, and lastly there is no problem that most experienced by students.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan
Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan
baik tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan mendampingi
penulis. Oleh karena itu, secara khusus penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnyakepada:
1. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Ketua Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. R. H. Dj. Sinurat, M.A., selaku dosen pembimbing yang
telah mendampingi, memotivasi, dan mengarahkan dengan penuh
kesabaran dan kerja keras dalam memberikan masukan-masukan yang
bermanfaat kepada penulis selama mengerjakan skripsi.
3. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang telah membekali penulis dengan
pengetahuan-pengetahuan yang bermanfaat dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak St. Priyatmoko atas segala bantuan administrasinya selama
perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak D. Wijaya,S.Si, selaku kepala sekolah SMP Xaverius Baturaja
yang telah mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian.
6. Bapak Aleksander Dadi,S.Sag,selaku koordinator BK yang telah
membantu memberikan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini
terselesaikan.
7. Semua Siswa SMP Xaverius Baturaja yang telah meluangkan waktu
untuk mengisi kuesioner dan menjadi subjek dalam penelitian ini.
8. Bapak Andreas Bonevasius Baha Tukan dan Mama Christina Vonalia
yang tercinta yang selalu memberikan dukungan baik lewat doa maupun
secara materi.
9. Adikku Robertus Ama Boli Tukan yang telah memberikan cerianya
kepada peneliti.
10.Orang tersayang Robertus Daru yang selalu memberikan kasih,
perhatian, dan motivasi sehingga skripsi ini terselesaikan.
11.Teman-teman BK angkatan 2009 yang telah memberikan motivasi, doa,
masukan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
12.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
membantu baik dalam doa, motivasi, materi, dan lain-lain.
Penulis menyadari kekurangan dan kelemahan penulis dalam
mengerjakan skripsi ini. Tetapi penulis berharap skripsi ini berguna bagi
pembaca. Maka dari itu, penulis minta maaf apabila dalam skripsi ini
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan.
Terima kasih. Tuhan memberkati.
Yogyakarta, 31 Mei 2014
Yosefina Maria Dolorosa Tukan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN...…….………….…...…… iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …….………..……...v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang ………....…………...…....….... 1
B. Rumusan Masalah……….………...…... 4
C. Tujuan Penelitian……….………..……... 4
D. Manfaat Penelitian...………...…….... 5
E. Definisi Operasional………....….……...……...… 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.Arti dan Jenis-Jenis Masalah... 7
1. Pengertian Masalah... 7
2. Jenis-jenis Masalah... 8
3. Masalah-masalah yang dialami oleh Siswa SMP... 20
B.Masa Remaja... 23
1. Pengertian Masa Remaja... 23
2. Ciri-ciri Masa Remaja... 24
C.Bimbingan Klasikal di SMP... 26
D.Usaha Bimbingan dan Konseling untuk Pemenuhan Masalah Siswa.27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 30
B.Subjek Penelitian... 30
C.Instrument Penelitian... 31
D.Validitas dan Reliabilitas... 33
1. Validitas... 33
2. Reliabilitas... 35
E. Prosedur Pengumpulan Data... 36
1. Tahap persiapan... 36
2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data... 38
F. Teknik Analisis Data... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
A. Hasil Penelitian... 41
B. Pembahasan Hasil Penelitian... 44
C. Usulan Topik-topik Bimbingan Klasikal... 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan... 76
B. Saran-saran... 76
DAFTAR PUSTAKA... 78
DAFTAR TABEL
Tabel 1:Kisi-kisi Kuesioner Masalah-masalah Siswa... 32
Tabel 2: Rincian Hasil Analisis Validitas Intrumen... 35
Tabel 3: Kriteria Guilford... 36
Tabel 4: Jadwal Pengisian Kuesioner... 38
Tabel 5: Kategorisasi Masalah-masalah yang Diamali oleh Siswa... 40
Tabel 6: Masalah-masalah yang dialami oleh siswa kelas VIII SMP Xaverius Baturaja tahun ajaran 2013/2014... 42
Tabel 7: Usulan Topik-Topik Bimbingan Klasikal Bagi Siswa Kelas VIII SMP Xaverius Baturaja Tahun Ajaran 2013/2014... 66
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Masalah-masalah (Uji Coba)... 81
Lampiran 2 : Tabulasi Data Uji Validitas... 85
Lampiran 3 : Hasil Perhitungan Taraf Validitas Kuesioner Uji Coba... 89
Lampiran 4 : Reliabilitas.Kuesioner Uji Coba... 95
Lampiran 5 : Kuesioner Masalah-masalah (Penelitian)... 96
Lampiran 6 : Tabulasi Data Penelitian... 100
Lampiran 7 : Surat Ijin Uji Coba dan Penelitian... 107
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
A.Latar Belakang Masalah
Hurlock(Hartinah, 2008: 58)mengatakan bahwaadolesensi(masa
remaja) yang berasaldarikata Latin adoloscere berarti “tumbuh atau
tumbuh untuk mencapai kematangan”. Adolesensi memiliki arti yang luas,
mencakup antara lain kematangan mental, emosional, sosial, dan
fisik.Santrock (2007: 20) mendefinisikan masa remaja sebagai periode
transisi dari masa anak ke masa dewasa, pada saat mana terjadi berbagai
perubahan sepertiperubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
Senada dengan pendapat Santrock, Papalia dan Olds (Jahja, 2011:
220)mendefinisikan masa remaja sebagai masa transisi antara masa
kanak-kanak dan dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun
dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.
Pada masa transisi ini, individu kerap kali menghadapi berbagai
permasalahan. Permasalahan ini muncul antara lain karena
perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja yaitu perubahan-perubahan pada aspek
biologis, kognitif, sosial, dan lain-lain.Perubahan pada aspekbiologisyaitu
munculnya tanda-tanda kedewasaan, seperti organ reproduksi telah mulai
bekerja (mensturasi pertama bagi wanita dan mimpi basah pada laki-laki),
bentuk fisik semakin menunjukkan ciri fisik jenisnya seperti pada laki-laki
tumbuh jakun dan kumis, dan pada perempuan payudara semakin
membesar dan pinggul semakin melebar. Pada aspek kognitifremaja telah
mencapai tahap formal oprasional. Pada masa ini remaja mengalami
perubahan besar dalam memahami berbagai aspek yang ditemui, menjadi
lebih kritis dalam melihat dan memberi respons kepada lingkungannya,
dan menjadi sangat resisten terhadap berbagai aspek yang masuk di
akalnya, serta mampu merumuskan cita-citanya.
Pada aspek sosialremaja mengalami perubahan dalam hal
hubungan sosialnya. Jika pada masa anak-anak, orang tua dan guru
menjadi figur idolanya, maka pada masa remaja teman sebaya yang
menjadi figur idolanya, sehingga dalam berbagai dimensi, remaja lebih
mendengar dan mengikuti apa yang menjadi pandangan teman sebayanya.
Selain itu, remaja juga merasakan bahwa secara sosial dia tidak cocok lagi
bergabung dengan anak-anak dan belum juga cocok dengan orang dewasa.
Oleh karena itu, remaja ingin membentuk kelompok sendiri yang terdiri
dari teman-teman seusianya.
Berdasarkan sharing peneliti pada tanggal 17 Juni 2013 dengan
guru BK SMP Xaverius Baturaja tentang masalah-masalah yang dialami
oleh siswa di sekolah, peneliti mendapat kesan bahwa masalah yang kerap
kali dialami oleh siswa kelas VIII SMP Xaverius Baturaja antara lain
adalah masalah dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir.Masalah
percaya diri, konsep diri rendah, dan lain-lain. Masalah sosial adalah
masalah yang timbul dari hubungan individu dengan individu lain.
Masalah karir adalah masalah yang berkaitan dengan pencapaian cita-cita
yang diinginkan oleh individu seperti pemilihan studi lanjut, dan
lain-lain.Masalah belajar adalah masalah yang timbul dalam bidang belajar
seperti motivasi belajar yang rendah, kurang konsentrasi dalam belajar,
dan lain-lain.
Berbagai masalah yang dialami oleh siswa kelas VIII SMP
Xaverius Baturaja tahun ajaran 2013/2014 ini menunjukan bahwa perlu
ada bantuan khusus dari orang yang dewasa (secara khusus guru
BK)untukmendampingi siswa menghadapi masalahnya. Apabila
masalah-masalah yang dialami oleh siswa ini kurang mendapatkan perhatian
khusus dari orang dewasa (guru BK), maka tidak tertutup kemungkinan
bahwa masalah-masalah ini akan menghambat perkembangan siswa secara
optimal. Peneliti berkeyakinan bahwa guru BK memiliki peran penting
dalam mendampingi siswa untuk menghadapi permasalahan yang dialami,
tugasguru BKadalah membantu siswa memperkembangkan diri secara
optimal sesuai dengan tahap perkembanganyang dijalani dan sesuai
dengan tuntutan positif lingkungannya.Oleh karena itu, peneliti tertarik
untuk mengungkap masalah-masalah yang dialami oleh siswa kelas VIII
SMP Xaverius Baturaja tahun ajaran 2013/2014. Dengan mengetahui
topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk membantusiswa mengatasi
masalahnya.
B.Rumusan Masalah
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang
masalah-masalah yang dialami oleh siswa-siswi SMP Xaverius Baturaja
tahun ajaran 2013/2014. Hasil penelitian ini digunakan sebagai dasar
untuk menyusun usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk
membantu siswa mengatasi masalahnya.Pertanyaan yang dijawab dalam
penelitian ini ialah:
1. Masalah-masalah apa sajakah yang dialami para siswa kelas VIII SMP
Xaverius Baturaja tahun ajaran 2013/2014?
2. Topik-topik bimbingan klasikal apa saja yang sesuai untuk membantu
siswa kelas VIII SMP Xaverius Baturaja dalam mengatasi masalahnya?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikanmasalah-masalah yang dialami oleh siswa kelas
VIII SMP Xaverius Baturaja tahun ajaran 2013/2014.
2. Mengusulkan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk
membantu siswa kelas VIII SMP Xaverius Baturaja mengatasi
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Memberikan gambaran mengenaimasalah-masalah yang dihadapi oleh
siswa kelas VIII SMP Xaverius Baturaja dan implikasi terhadap topik-
topik bimbingan klasikal.
2. Manfaat Praktis:
a. Bagi pihak SMP Xaverius Baturaja
Hasil penelitian dapat memberikan informasi dalam rangka
peningkatan program pendidikan di sekolah, khususnya peningkatan
program bimbingan dan konseling yang dapat membantu siswa-siswa
untuk mengatasi masalah-masalahnya.
b. Bagi peneliti sebagai calon konselor
Peneliti memperoleh pengalaman dalam mengidentifikasi
masalah-masalah siswa sebagai dasar untuk mengusulkan materi bimbingan
klasikal.
c. Bagi siswa-siswi SMP Xaverius Baturaja
Siswa-siswi dapat menerima pelayanan bimbingan klasikal yang
sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang dialaminya.
d. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi penulis lain jika
E.Definisi Operasional
1. Masalahmerupakan sesuatu yang menghambat, merintangi, atau
mempersulit seseorang untuk melakukan tindakan tertentu, karena ada
kebutuhan yang belum terpenuhi atau tugas perkembangan yang belum
terselesaikan, atau tujuan tertentu yang belum tercapai, seperti yang
dimaksudkan dalam alat penelitian.
2. Usulan topik-topik bimbingan klasikal ialah rangkaian topik-topik
bimbinganyang dimaksudkan untuk diberikan kepada siswa
secaraberkelompokdalam waktu tertentu untuk membantu siswa
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisi uraian tentang masalah, aspek-aspek masalah, masa
remaja, dan usaha yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling.
A. Arti dan Jenis-jenis Masalah
1. Pengertian masalah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Suharno,dkk2005: 312)
masalah didefinisikan sebagai sesuatu hal yang harus dipecahkan.
Prayitno (2004: 4) menjelaskan bahwa masalah adalah “(1) sesuatu
yang tidak disukai adanya, (2) sesuatu yang ingin dihilangkan, dan/atau
(3) sesuatu yang dapat menghambat atau menimbulkan kerugian,..”.
Menurut Sudrajat (2011: 3)masalah dapat diartikan sebagai suatu
kesulitan yang harus dipecahkan atau dicarikanjalankeluarnya.
Ciri-ciri masalah menurut Sudrajat (2011: 4) adalah sebagai
berikut:
a. Masalah muncul karena ada kesenjangan antara harapan (das sollen)
dan kenyataannya (das sein).
b. Semakin besar kesenjangan, maka masalah semakin berat.
c. Tiap kesenjangan yang terjadi dapat menimbulkan persepsi yang
berbeda-beda.
d. Masalah timbul akibat dari proses belajar yang keliru.
e. Masalah memerlukan berbagai pertanyaan dasar yang perlu dijawab.
f. Masalah dapat bersifat individual atau kelompok.
Dari pemaparan tentang defenisi dan ciri-ciri masalah di atas dapat
disimpulkan bahwa masalah merupakan sesuatu yang menghambat,
merintangi, atau mempersulit seseorang untuk melakukan tindakan tertentu,
karena ada kebutuhan yang belum terpenuhi atau tugas perkembangan yang
belum terselesaikan, atau tujuan tertentu yang belum tercapai.
2. Jenis-jenis Masalah
Prayitno (2004: 238)mengelompokanmasalah ke dalam sebelas
kelompok masalah, yaitu kelompok masalah yang berkenan dengan:
a. Perkembangan jasmani dan kesehatan
b. Keuangan, keadaan lingkungan, dan pekerjaan
c. Kegiatan sosial dan rekreasi
d. Hubungan muda-mudi, pacaran dan perkawinan
e. Hubungan sosial kejiwaan
f. Keadaan pribadi kejiwaan
g. Moral dan agama
h. Keadaan rumah dan keluarga
i. Masa depan pendidikan dan pekerjaan
j. Penyesuaian terhadap tugas-tugas sekolah
k. Kurikulum sekolah dan prosedur pengajaran
Masalah-masalah yang dikemukan diatas dapat dikelompokkan
menjadi empat jenis masalah yaitu: masalah pribadi, masalah sosial,
a. Masalah pribadi
Masalah pribadi merupakan masalah dalam menghadapi keadaan batin,
mengatasi berbagai pergumulan hidup, dan mengatur diri sendiri.
Bidang-bidang masalah pribadi meliputi:
1) Perkembangan fisik
Menurut Desmita (2007: 190)perubahan-perubahan fisik
merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja, yang
berdampak terhadap perubahan-perubahan psikologis. Secara garis
besar perubahan-perubahan yang terjadi dapat dikelompokkan dalam
dua kategori, yaitu perubahan-perubahan yang berhubungan dengan
pertumbuhan fisik dan perubahan-perubahan yang berhubungan
dengan perkembangan karekteristik seksual. Berikut ini dijelaskan
beberapa dimensi perubahan fisik yang terjadi selama masa remaja.
a) Perubahan dalam tinggi dan berat
Tinggi rata-rata anak laki-laki dan perempuan pada usia 12
tahun adalah sekitar 59 atau 60 inci. Tetapi, pada usia 18 tahun,
tinggi rata remaja lelaki adalah 69 inci, sedangkan tinggi
rata-rata remaja perempuan hanya 64 inci. Ada pun faktor penyebab
laki-laki rata-rata lebih tinggi dari pada perempuan adalah
karenapertumbuhan anak laki-laki 2 tahun lebih cepat
dibandingkan dengan anak-anak perempuan. Dengan demikian,
anak laki-laki mengalamipenambahan petumbuhan tinggi badan
badan juga berpengaruh pada penambahan berat badan yakni
sekitar 13 kg bagi anak laki-laki dan 10 kg bagi anak-anak
perempuan.
b) Perubahan dalam proporsi tubuh
Seiring dengan pertambahan tinggi dan berat badan,
percepatan pertumbuhan selama masa remaja juga terjadi pada
proporsi tubuh. Bagian-bagian tubuh tertentu yang sebelumnya
terlalu kecil, pada masa remaja menjadi terlalu besar. Hal ini
terlihat jelas pada pertumbuhan tangan dan kaki, yang sering tidak
proposional. Perubahan-perubahan dalam proporsi tubuh selama
masa remaja juga terlihat pada ciri-ciri wajah, seperti dahi yang
semula sempit sekarang menjadi luas, mulut melebar, dan bibir
menjadi lebih penuh.
2) Kerohanian
Dariyo (2003: 92) mengemukan kebutuhan rohani adalah
kebutuhan yang dibutuhkan seseorang untuk mendapatkan sesuatu
bagi jiwanya, seperti mendengarkan musik siraman rohani dan
beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Manfaat terpenuhinya
kebutuhan rohani seseorang adalah yang bersangkutan akan merasa
bahagia, merasa hidup berarti, tidak mudah putus asa, dan memiliki
pandangan atau sikap keagamaan yang tidak fanatik. Dampak dari
tidak terpenuhinya kebutuhan rohani antara lain adalah yang
bisa jadi tidak dapat memilih mana yang benar atau salah bagi
dirinya dan orang lain.
3) Identitas diri
Menurut Yusuf (2011: 95) identitas diri individu
berkembang pada masa remaja. Identitas mencakup pandangan
tentang diri sendiri, tujuan, nilai, dan keyakinan yang dipegang
teguh. Tugas utama remaja adalah memecahkan krisis
identitasuntuk dapat menjadi orang dewasa yang memahami
dirinya secara utuh dan memahami perannya di masyarakat.
Remaja dikatakan telah menemukan identitas dirinya
(self-identity) kalau dia berhasil memecahkan tiga masalah utama, yaitu
pilihan pekerjaan, adopsi nilai yang diyakini dan dijalani, dan
perkembangan identitas seksual yang memuaskan. Selain itu,
remaja dipandang telah memiliki identitas diri yang matang (sehat,
tidak mengalami kebingungan), apabila sudah memiliki
kemampuan untuk memahami diri sendiri, serta memahami
perannya dalam kehidupan sosial (di lingkungan keluarga, sekolah,
teman sebaya, atau masyarakat), pekerjaan, dan nilai-nilai
agama.Untuk memfasilitasi perkembangan identitas diri remaja
yang sehat, dan mencengah terjadinya kebingungan identitas, maka
pihak orang tua di lingkungan keluarga, sekolah, dan orang dewasa
lainnya di lingkungan masyarakat hendaknya melakukan hal-hal
a) Memberikan contoh atau teladan tentang sikap jujur dan
bertanggung jawab sebagai orang dewasa.
b) Menciptakan iklim kehidupan sosial yang harmonis, jauh dari
gejolak atau konflik.
c) Menciptakan lingkungan hidup yang bersih, tertib, sehat, dan
indah.
d) Memberikan kesempatan kepada remaja untuk berpendapat,
mengajukan gagasan, atau berdialog.
e) Memfasilitasi remaja untuk mewujudkan kreativitasnya, baik
dalam bidang olahraga, seni, maupun bidang keilmuan.
f) Memberikan informasi kepada remaja tentang orang-orang
suskes, dan bagaimana proses mencapai kesuksesannya.
g) Menampilkan perilaku yang sesuai dengan karakter atau
nilai-nilai akhlak mulia.
h) Memberikan contoh dalam bersikap dan berperilaku yang
sejalan dengan nilai-nilai budaya cinta tanah air, patriotisme,
b. Masalah sosial
Masalah sosial adalah masalah yang timbul dari hubungan
individudengan individu lain. Masalah sosial meliputi berbagaihal,
yaitu seperti yang diuraikan di bagian berikut ini:
1) Hubungan dengan keluarga
Menurut Djamarah (2011: 241) keluarga adalah lembaga
pendidikan informal (luar sekolah) yang diakui keberadaannya dalam
dunia pendidikan.Peranannya tidak kalah penting dari
lembaga-lembaga formal, seperti sekolah. Bahkan sebelum anak didik
memasuki suatu sekolah, dia sudah mendapatkan pendidikan dalam
keluarga yang bersifat kodrati. Hubungan darah antara kedua orang
tua dengan anak menjadikan keluarga sebagai lembaga pendidikan
yang alami.
Apabila orang tua tidak memperhatikan pendidikan anak,tidak
memberikan suasana sejuk dan menyenangkan bagi anak,
keharmonisan keluarga tak tercipta,sistem kekerabatan semakin
renggang, maka lingkungan keluarga yang demikian ikut terlibat
menyebabkan kesulitan belajar anak. Ada beberapa hal dalam
keluarga yang dapat menjadi penyebab timbulnya kesulitan belajar
a) Anak tidak mempunyai ruang dan tempat belajar yang khusus di
rumah.
Karena tidak mempunyai ruang belajar yang khusus,anak bisa
belajar di ruang dapur, di ruang tamu, atau belajar di tempat
tidur.Anak yang tidak memiliki tempat belajar khusus yaitu ruang
belajar, meja, dan kursi terpaksa memanfaatkan meja dan kursi
tamu untuk belajar.
b) Perhatian orang tua yang kurang memadai.
Anak merasa kecewa dan mungkin frustrasi melihat orang
tuanya yang tidak pernah memperhatikannya.Anak merasa
seolah-olah tidak memiliki orang tua sebagai tempat
menggantungkan harapan, sebagai tempat bertanya bila ada
pelajaran yang tidak dimengerti, dan sebagainya.Kerawanan
hubungan orang tua dan anak ini menyebabkan masalah
psikologis dalam belajar anak di sekolah.
c) Perlakuan orang tua yang kurang adil.
Orang tua boleh jadi pilih kasih dalam mengayomi anak,
seolah-olah ada anak kandung dan anak tiri.Anak yang
berprestasidisanjung dan anak yang tidak berpretasidicemooh atau
dimaki-maki. Sikap dan perilaku orang tua seperti ini membuat
anak memiliki konsep diri yang rendah dan semakin malas untuk
d) Anak yang terlalu banyak membantu orang tua.
Di keluarga tertentu sering ditemukan anak yang terlibat
langsung dalam pekerjaan orang tuanya seperti mencuci pakaian,
memasak nasi di dapur, ke pasar, ikut berjualan, ikut mengasuh
adiknya, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan seperti di atas sangat
menyita waktu belajar anak yang seharusnya dipakai untuk
belajar.
2) Hubungan dengan teman akrab
Menurut Desmita (2009: 224)pergaulan dengan teman akrab
adalah interaksi antara teman sebaya atau kelompok yang memiliki
minat dan nilai-nilai yang sama, membahas hal-hal yang tidak
dibicarakan dengan orang tua dan guru. Sementara itu menurut Jean
Piaget dan Harry Stcak (Desmita 2007: 230), melalui hubungan
dengan teman sebaya, mereka belajar hubungan timbal balik yang
simetris. Anak mempelajari kejujuran dan keadilan melalu peristiwa
pertentangan dengan teman sebaya.
Manfaat pergaulan dengan teman akrab antara lain adalah dapat
berbagi suka dan duka, bertukar pikiran mengenai masalah yang
terjadi, mencoba sesuatu hal yang berbeda dengan teman, pekerjaan
yang berat dapat terasa ringan, dan lain sebagainya. Dampak negatif
apabila tidak ada pergaulan dengan teman akrab antara lain adalah ada
menyelesaikan permasalahan dengan baik, tidak dapat menghasilkan
pekerjaan yang optimal, semua masalah dirasakan sendiri dan
mengakibatkan stress, dan lain sebagainya.
3) Kurang aktif mengikuti kegiatan sosial
Menurut Santrock (2003: 23)kegiatan sosial adalah unit sosial
atau pengelompokan manusia yang sengaja dibentuk dalam rangka
mencapai tujuan tertentu dan dilakukan dengan sukarela. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa, kegiatan sosial merupakan
aktivitas yang dilakukan lebih dari satu oranguntuk mencapai tujuan
yang diinginkan bersama.
Manfaat kegiatan sosial bagi seseorang antara lain berlatih untuk
membina hubungan sosial dengan baik, peduli terhadap orang
lain,dapat menemukan teman akrab, berkesempatan untuk belajar
berkomunkasi dengan orang lain, mengerti tata krama pergaulan, dan
tidak mudah tersinggung atau sakit hati dalam berhubungan dengan
orang lain. Sedangkan dampak negatif apabila seseorang tidak terlibat
dalam kegiatan sosial antara lain adalah kurang peduli terhadap orang
lain, merasa tidak dianggap penting, diremehkan atau dikecam orang
lain, lamban menjalin persahabatan, mudah tersinggung dan sakit hati
dalam berhubungan dengan orang lain, hubungan sosial terbatas, dan
c. Masalah belajar
Masalah belajar merupakan sesuatu yang menghambat dan
merintangi siswa pada belajar. Masalah-masalah belajar meliputi:
1) Penyesuaian terhadap tugas-tugas sekolah
Djamarah (2008: 233) mengatakan bahwa setiap siswa perlu
menyesuaikan diri terhadap tugas-tugas sekolah sehingga siswa
mampu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dari guru mata
pelajaran tepat pada waktunya. Dengan demikian siswa mampu
mendapatkan nilai yang memuaskan. Manfaat menyesuaikan diri
terhadap tugas-tugas sekolah antara lain adalah siswa mampu
menyelesaikan tugas-tugas pelajaran tepat pada waktunya, belajar
membuat catatan, mendapat hasil yang memuaskan, siap
menghadapi ujian, dan lain sebagainya. Dampak negatif apabila
siswa kurang mampu menyesuaikan diri terhadap tugas-tugas
sekolah antara lain adalah nilai akhir tidak sesuai dengan yang
diinginkan, mengalami masalah dalam belajar, sukar memahami
penjelasan guru, kurang motivasi dalam belajar, kurang berminat
atau kurang mampu mempelajari buku mata pelajaran dan lain
sebagainya.
2) Motivasi belajar
Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu.Jadi motivasi belajar adalah
siswa yang kurang berkembang karena tidak memiliki motivasi
yang tepat. Jika seseorang memiliki motivasi yang tepat, maka dia
akan mengeluarkan tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai
hasil-hasil yang semula tidak terduga. Kuat lemahnya motivasi belajar
seseorang turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Karena itu,
motivasi belajar perlu diusahakan, terutama yang berasal dari dalam
diri (motivasi intrinsik) antara lain dengan cara senantiasa
memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi
(Djamarah, 2011: 200).
3) Kesulitan belajar
Kesulitan belajar merupakan sesuatu yang menghambat,
merintangi, dan mempersulit seseorang pada saat belajar. Kesulitan
belajar yang dialami siswa dapat disebabkan oleh faktor-faktor
tertentu yang menghambat tercapainya tujuan belajar yang sesuai
dengan harapan. Faktor-faktor tersebut adalah faktor dari dalam
diri dan faktor dari luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa
antara lain, yang bersifat kognitif seperti rendahnya kemampuan
berpikir dan bersifat afektif seperti gangguan emosi dan sikap, serta
yang bersifat psikomotor seperti terganggunya indera penglihatan
dan pendengaran. Faktor dari luar diri siswa antara lain, lingkungan
keluarga seperti ketidakharmonisan hubungan ayah dengan ibu dan
rendahnya kehidupan ekonomi keluarga, lingkungan
kondisi lingkungan sekolah dan letak sekolah yang buruk seperti
dekat dengan pasar dan kondisi guru dan alat-alat belajar yang
kurang.
4) Pengaturan waktu belajar
Menurut Wlodkowski (2004: 119) bila ada lebih dari satu
kegiatan yang akan dilakukan, lebih baik merencanakan dan
mengaturnya kedalam beberapa urutan prioritas. Namun siswa
harus memastikan rencana tersebut dengan jelas serta lebih
mendahulukan pekerjaan yang penting dan mendesak yang harus
didahulukan agar dapat berjalan dengan baik. Manfaat pengaturan
waktu belajar bagi siswa antara lain adalah siswa memiliki waktu
belajar, selalu siap menghadapi ujian, dan lain sebagainya. Bila
siswa tidak memiliki pengaturan waktu belajar, dia akan
kekurangan waktu belajar, tidak dapat menyelesaikan tugas tepat
pada waktunya, dan kurang berkonsentrasi saat belajar.
d. Masalah karier
Masalah karier yang sering dialami oleh remaja antara lain takut
mengalami kegagalan dalam mencapai cita-cita. Cita-cita adalah
sebuah harapan yang dibangun di atas keyakinan yang kuat dan
diupayakan pencapaiannya melalui perencanaan yang matang dan
kerja keras. Cita-cita dapat dijadikan sebagai motivasi yang tumbuh
dalam diri untuk melakukan sesuatu demi terwujudnya sebuah
Modal utama yang harus ada pada orang yang memiliki cita-cita
adalah keyakinan yang sungguh-sungguh. Apabila siswa memiliki
cita-cita, maka hendaklah dia memiliki semangat dan mempunyai
keyakinan untuk mencapai hal yang ingin diraihnya. Apabila siswa
tidak mempunyai cita-cita, dia akan merasa tidak memiliki pandangan
masa depan dan tidak memiliki motivasi untuk mendapatkan sesuatu.
3. Masalah-masalah yang dialami oleh Siswa SMP
Masalah remaja adalah segala kesulitan/tantangan yang
dialami olehremaja karena adanya tugas perkembangan yang belum
terselesaikan,adanya dorongan dan kebutuhan yang belum terpenuhi,
atau adanya tujuan yang belum tercapai.Dalam usaha untuk memenuhi
kebutuhan yang belum terpenuhi, remaja seringkali mengalami aneka
kesulitan dan tantangan yang menimbulkan tuntutan untuk
menyesuaikan diri terhadap dirinya sendiri dan orang lain serta
lingkungannya. Tuntutan penyesuaian diri tersebut biasanya disertai
ketegangan batin. Semakin berat tuntutan penyesuaian diri, semakin
tinggi pula ketegangan yang dialami. Ketegangan yang dialami oleh
remaja dapat menimbulkan masalah dalam kehidupannya.
Sagala(2004:96-97), dalam penelitiannya mengelompokkan
masalah-masalah yang dialami oleh remaja SMP St. Lucia Bekasi
tahun 2004 menjadi empat bidang masalah, yaitu masalah pribadi,
sosial, belajar, dan karier. Alat yang digunakan dalam penelitiannya
remaja SMP St. Lucia Bekasi tahun 2004 yang diungkap oleh
penelitian Sagala adalah:
a. Bidang Pribadi
1) Berat badan kurang atau berlebihan.
2) Takut berbicara di depan umum.
3) Mudah lupa.
4) Sulit mengambil keputusan.
5) Belum mengetahui bakat-bakat yang dimiliki.
6) Sering melamun/berkhayal.
7) Sulit mengungkapkan perasaan dengan tepat dan jujur.
8) Kurang mampu menerima tanggungjawab.
b. Bidang Sosial
1) Mengkhawatirkan kondisi kesehatan anggota keluarga.
2) Mudah tersinggung atau sakit hati dalam berhubungan dengan
orang lain.
3) Kurang mampu mengatasi pengaruh negatif dari kelompok atau
teman sebaya.
c. Bidang Belajar
1) Khawatir memperoleh nilai rendah dalam ulangan/ujian ataupun
tugas-tugas.
2) Sering tidak siap dalam menghadapi ujian.
3) Kesulitan dalam mengingat materi pelajaran.
5) Kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran.
6) Kurang mengetahui cara-cara belajar yang tepat.
d. Bidang Karier
Takut mengalami kegagalan dalam mencapai cita-cita.
Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Lelanawati
(2004) untuk mengungkap masalah yang intens dialami para siswa
kelas I dan II SLTP Temanggung tahun ajaran 2003/2004, ditemukan
6 bidang masalah sebagai berikut:
1) Masalah pendidikan dan pelajaran, antara lain: meragukan
kegunaan sekolah yang dimasuki sekarang, sukar menyesuaikan
diri dengan keadaan dan peraturan sekolah, dan tidak menyukai
guru tertentu.
2) Masalah keadaan dan hubungan dalam keluarga, antara lain:
mengalami masalah karena keadaan dan hubungan dalam keluarga,
mengeluhkan keadaan keuangan keluarga, dan khawatir tidak
mampu memenuhi tuntutan atau harapan orang tua.
3) Masalah jasmani dan kesehatan, antara lain: sering pusing dan
mudah sakit, keadaan kesehatan yang kurang baik, dan sering
merasa lelah.
4) Masalah diri pribadi, antara lain: sering mimpi buruk, sering
5) Masalah agama, antara lain: masalah anggota keluarga yang tidak
seagama, sering berkata dusta atau bohong, dan sering ditegur
karena melakukan kesalahan.
6) Masalah hubungan sosial, antara lain: kurang memperhatikan
kepentingan orang lain, tidak lancar saat berbicara dengan orang
lain, dan kurang mengetahui cara-cara bergaul.
B. Masa Remaja
1. Pengertian masa remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak
ke masa dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang dialami
sebagai persiapan memasuki masa dewasa (Singgih,2003: 6). Masa
remaja juga merupakan segmen perkembangan individu yang sangat
penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual)
sehingga mampu bereproduksi. Sementara Salzman mengemukakan
bahwa masa remaja merupakan masa perkembangan sikap
ketergantungan (dependence) terhadap orang tua ke arah kemandirian
(independence), minat-minat seksual, perenungan diri, perhatian terhadap
nilai-nilai estetika dan isu-isu moral (Yusuf, 2001: 184).
Hurlock(Hartinah, 2008: 58)juga mengatakan bahwaadolesensi
(masa remaja) berasaldarikata Latin adoloescere berarti “tumbuh atau
tumbuh untuk mencapai kematangan”. Adolesensimemiliki arti yang luas,
mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Istilah
luas, meliputi semua perubahan. Pada umumnya masa remaja ditandai
oleh perubahan-perubahan fisik yang mendahului kematangan seksual.
Bersamaan dengan itu, dimulai pula proses perkembangan psikis pada
masa remaja yang dimana mereka mulai melepaskan diri dari ikatan
dengan orang tuanya. Kemudian terlihat pula perubahan-perubahan
kepribadian yang terwujud dalam cara hidup untuk menyelesaikan diri
dalam masyarakat(Rochmah, 2005: 179).
2. Ciri-ciri masa remaja
Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja
terjadiperubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis.Jahja
(2011: 235) mengungkapkan beberapaperubahan yang terjadi selama
masa remaja:
a. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja
awal yang dikenal sebagai masa storm dan stress. Peningkatan
emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon
yang terjadi pada masa remaja.
b. Perubahan fisik yang cepat dan disertai kematangan seksual.
Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan
diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi
secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi,
pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti
tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh
c. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan
orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi
dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik
yang baru. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang
lebih besar pada masa remaja. Oleh karena itu,remaja diharapkan
dapat tertarik pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi
dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi hanya
berhubungan dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi
juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.
d. Perubahan nilai, dalam arti apa yang mereka anggap penting pada
masa kanak-kanak menjadi kurang penting pada saat remaja.
e. Adanya sikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi.
Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka
takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan ini, serta
meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung
C. Bimbingan Klasikal di SMP
Dalam buku Dasar Standarisasi Profesi Konseling (Depdiknas,
2004: 59-76) terdapat sembilan jenis layanan bimbingan dan konseling,
yaitu: Layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan
penyaluran, layanan pembelajaran, layanan konseling perorangan, layanan
bimbingan kelompok/klasikal, layanan konseling mediasi, dan layanan
konsultasi. Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya mengunakan
layanan bimbingan klasikal dalam membantu siswa mengatasi
masalah-masalah yang dialaminya.
Dalam Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling (Depdiknas
2003: 26), bimbingan klasikal diartikan sebagai berikut.
Layanan bimbingan klasikal merupakan layanan yang memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok.
Dengan demikian, bimbingan klasikal yang merupakan bimbingan
kelompok dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan kepada
sejumlah/sekelompok siswa dalam waktu yang bersamaan. Tujuan
bimbingan klasikal adalah untuk mengembangkan kemampuan sosial
siswa, kemampuan untuk mengenali dirinya sendiri serta mengembangkan
kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi
masalah-masalah yang dialaminya. Salah satu hal penting yang dapat digunakan
dalam melaksanakan bimbingan klasikal adalah layanan pemberian
dengan cara melibatkan siswa dalam diskusi kelompok kecil, mengisi
lembar kerja dan membuat refleksi, sehingga siswa dapat memperoleh
makna dari bimbingan klasikal tersebut.
Bimbingan klasikal atau kelompok dijenjang pendidikan menengah
mempunyai beberapa manfaat bagi siswa yaitu: siswa menjadi lebih sadar
akan situasi yang dihadapinya, mau menerima dirinya sendiri, berani
mengemukakan pandangannya sendiri bila berada dalam kelompok, diberi
kesempatan untuk mendiskusikan sesuatu bersama. Dengan begitu siswa
mendapat latihan untuk berkomunikasi dengan teman-teman dikelasnya,
bersedia menerima suatu pandangan yang dikemukakan oleh teman,
tertolong untuk mengatasi sesuatu masalah yang dirasa sulit untuk
dibicarakan secara langsung oleh guru pembimbing (Winkel, 2006: 565).
D. Usaha Bimbingan dan Konseling untuk Pemenuhan Masalah Siswa
Bimbingan mengandung arti bantuan atau pelayanan, artinya
bimbingan itu terjadi karena adanya kesukarelaan dari pembimbing dan
yang dibimbing. Guru pembimbing memberikan bimbingan dalam kelas
dalam bentuk kelompok dengan jangka waktu satu tahun atau satu
semester. Materi bimbingan menyangkut empat bidang bimbingan, yaitu
bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Winkel (2004: 270)
mengungkapkan guru pembimbing dapat memperlancar pemenuhan
1. Asesmen, yang meliputi:
a. Wawancara Informasi
Wawancara informasi adalah alat pegumpulan data untuk
memperoleh data dan informasi dari siswa secara lisan.
b. Otobiografi
Otobiografi merupakan karangan yang ditulis oleh siswa
mengenai riwayat hidupnya sampai pada saat sekarang. Riwayat
hidup dapat mencakup keseluruhan hidupnya yang lampau atau
hanya satu dua aspek kehidupannya saja. Sebagai alat
pengumpulan data otobiografi sangat berguna karena, di samping
diceritakan berbagai kejadian penting dimasa lalu, terungkapkan
juga pikiran dan perasaan subyektif tentang kejadian yang disebut.
c. Skala penilaian
Skala penilaian merupakan sebuah daftar yang menyajikan
semua sifat dan sikap sebagai butir atau item. Pada setiap butir
harus dijelaskan sampai berapa jauh subyek yang dinilai memiliki
sifat atau sikap itu.
d. Sosiometri
Sosiometri meruapakan suatu metode untuk memperoleh data
tentang jaringan hubungan sosial dalam suatu kelompok, yang
berukuran kecil sampai sedang (10-50), berdasarkan prefensi antara
anggota kelompok satu sama lain. Prefensi pribadi dinyatakan
kelompok dalam melakukan kegiatan tertentu, atau dinyatakan
dalam ungkapan perasaan terhadap anggota-anggota kelompok
yang lepas dari kegiatan tertentu.
e. Kunjungan rumah
Kunjungan rumah bertujuan lebih mengenal lingkungan hidup
siswa sehari-hari, bila informasi yang dibutuhkan tidak dapat
diperoleh melalui angket atau wawancara informasi. Mungkin juga
guru pembimbing mengadakan kunjungan rumah khusus untuk
membicarakan kasus seorang siswa bila memerlukan kerjasama
dengan orangtua.
f. Kartu pribadi
Kartu pribadi merupakan aplikasi dari penyusunan suatu arsip
yang memuat data penting tentang seseorang. Dalam rangka
pelayanan bimbingan di sekolah kartu pribadi berarti suatu seri
catatan tentang masing-masing siswa yang disusun selama
beberapa tahun dan memuat data yang signifikan untuk keperluan
bimbingan.
2. Memberikan layanan bimbingan dengan topik-topik bimbingan yang
sesuai dengan masalah yang dialami oleh siswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi uraian tentang jenis penelitian, subjek penelitian,
instrumenpenelitian, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan
metode survei. Menurut Trianto (2010: 197) penelitian deskriptif ialah
penelitian yang berusaha mengambarkan suatu gejala, peristiwa, kejadian
yang terjadi sekarang serta memusatkan perhatian kepada masalah-masalah
aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Hal ini sejalan
dengan pendapat Furchan (2004: 447) yang mengatakan bahwa penelitian
deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada
saat penelitian dilakukan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan
informasi mengenai masalah-masalah yang dialami oleh siswa kelas VIII
SMP Xaverius Baturaja tahun ajaran 2013/2014, yang hasilnya akan
digunakan untuk membuat usulan topik-topik bimbingan klasikal.
B. Subjek Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas VIII SMP
Xaverius Baturaja tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 108 siswa. Semua
siswa dijadikan subjek penelitian, sehingga penelitian ini termasuk penelitian
populasi. Alasan peneliti memilih SMP Xaverius Baturaja sebagai tempat
penelitian adalah berdasarkan sharing peneliti pada tanggal 17 Juni 2013
dengan guru BK SMP Xaverius Baturaja tentang masalah-masalah yang
dialami oleh siswa di sekolah, berbagai masalah yang dialami oleh siswa
kelas VIII SMP Xaverius Baturaja tahun ajaran 2013/2014 ini menunjukan
bahwa perlu ada bantuan khusus dari orang yang dewasa (secara khusus guru
BK)untukmendampingi siswa menghadapi masalahnya.Selain itu, SMP
Xaverius Baturaja belum pernah diteliti oleh tenaga bimbingan secara formal.
Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk pelayanan
bimbingan dan konseling di SMP Xaverius Baturaja.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner yang
dibuat oleh Sagala (2004) dalam rangka penelitian skripsinya.Kuesioner yang
digunakan merupakan modifikasi dari instrumen Alat Ungkap Masalah Seri
Umum Format 2 untuk siswa SMP (AUM-2) yang disusun oleh Prayitno, dkk
(tanpa tahun) yang dimodifikasi oleh Sagala (2004). Yang dimodifikasinya
antara lain petunjukpengerjaannya,alternatif jawaban, nomor urut dan jumlah
item. Peneliti sendiri memodifikasi jumlah item menjadi 70 item dan
pertanyaan yang dikemukakan adalah “ Sejauh mana Anda mengalami atau
merasakan masing-masing masalah yang berikut?”Selain itu, peneliti juga
melakukan uji validitas ulang kuesioner.Uji ulang dilakukan dengan
pertimbangan subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa yang
berada di luar pulau Jawa (Baturaja Sumatera Selatan) sedangkan yang
digunakan Sagala adalah siswa yang berada di pulau Jawa. Hasil uji validitas
menunjukan ada 52 butir item yang valid dan 18 item yang gugur. Oleh
karena itu, peneliti mengunakan 52 butir item yang digunakan dalam
Butir-butir pernyataan dalam kuesioner terdiri dari empat bidang
masalah, yaitu bidang masalah pribadi, bidang masalah sosial, bidang
masalah karier.Kisi-kisi instrumen yang digunakan disajikan dalam tabel 1.
Tabel 1
Kisi-kisi Kuesioner Masalah-masalah Siswa No Aspek-aspek
Masalah
Indikator Nomor Item Jumlah Item
1. Masalah pribadi Perkembangan fisik 3. Masalah belajar Penyesuaian
terhadap
tugas-Kuesioner dibuat berbentuk tertutup untuk memudahkan pengolahan.
Untuk melindungi kerahasiaan jawaban, responden tidak perlu menuliskan
namanya, dengan harapan siswa lebih terbuka dan jujur dalam menjawab
yaitu Tidak Mengalami (TM), Kurang Mengalami (KM), Mengalami (M),
dan Sangat Mengalami (SM). Besarnya skor bergerak dari angka 1-4, yaitu
alternatif jawaban “Tidak Mengalami (TM) memperoleh skor 1, Kurang
Mengalami (KM) memperoleh skor 2, Mengalami (M) memperoleh skor 3,
dan Sangat Mengalami (SM) memperoleh skor 4.
D. Validitas dan Reliabilitas
Dua hal penting yang harus dipenuhi untuk memperoleh suatu alat
ukur yang akurat adalah dengan menguji validitas dan reliabilitas alat ukur.
1. Validitas
Menurut Azwar (2012: 132) validitas berasal dari kata validity
yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukurdalam melakukan fungsi ukurnya. Validitas instrumen yang diuji
dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity).
Azwar (2009: 45) mengatakan
Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgment. Validitas isi berkenaan dengan isi instrumen; diperiksa untuk melihat sejauh mana item-item dalam alat penelitian (kuesioner) mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur atau sejauhmana isi alat penelitian mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur.
Sedangkan teknik statistik yang digunakan untuk menguji tingkat
validitas dari kuesioner dengan taraf signifikan (α = 5%) adalah teknik
korelasi Product-Momentdari Pearson(Arikunto, 2002: 160). Rumus
Ket:
𝑟𝑋𝑌 = korelasi produk moment
𝑋 = nilai setiap butir
𝑌 = nilai dari jumlah butir 𝑁 = jumlah responden 𝑟𝑋𝑌= 𝑁 𝑋𝑌 − 𝑋 𝑌
𝑁 𝑋2−
( 𝑋2) 𝑁 𝑌2−( 𝑌)²
Untuk mengukur koefisien korelasi validitas item, peneliti
menggunakan program SPSS (Statistic Programme for Social Science) versi
16 agar perhitungan jadi lebih cepat dan mudah. Perhitung validitas
instrumen menggunakan patokan 0,30 dengan taraf signifikan 5%. Jadi,
apabila koefisien korelasi butir instrumen
≥
0,30, maka butir instrumentersebut dianggap valid. Namun apabila koefisien korelasi butir instrumen ≤
0,30, dapat diinterpretasikan sebagai item yang tidak valid. (Sugiyono,
2011).
Hasil perhitungan validitas mengunakan SPSS diperoleh 52 item yang
valid dan 18 item yang tidak valid atau gugur. Item yang valid digunakan
untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, sedangkan item yang tidak
valid atau gugur dibuang atau tidak dipakai. Rincian hasil perhitungan
Tabel 2
Rincian Hasil Analisis Validitas Instrumen
No Aspek masalah
-masalah
Jumlah item uji coba
Jumlah item yang valid
Jumlah item yang tidak valid atau
gugur 1. Masalah pribadi 25 14 10
2. Masalah sosial 23 20 3
3. Masalah belajar 16 11 5
4. Masalah karier 7 7 0
Jumlah 70 52 18
2. Reliabilitas instrumen
Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil
pengukuran.Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi yaitu yang
mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya(Azwar, 2012: 134).
Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini
mengunakanrumus teknik belah dua dari Spearman Brown (spilt half),
dengan bantuan program SPSS. Rumus teknik belah dua dari Spearman
Brown (spilt half),
r
i=
2
𝑟
𝑏1+
𝑟
𝑏Keterangan:
ri = reliabilitas internal seluru instrument
Hasil perhitungan reliabilitas dengan bantuan program SPSS
memperoleh hasil korelasi product moment antara belahan pertama dan
kedua 0,83. Kemudian nilai ini dimasukan kedalam rumus Spearman
Brown seperti berikut ini.
r
i=
2 𝑥 0,875 1+0,875
=
175 1.875= 0, 933
Jadi, hasil perhitungan reliabilitasinstrumen uji coba adalah 0.933
dengan klasifikasi sangat tinggi menurut kriteria Guilford (Masidjo, 1995:
209)sebagaimana tertera pada tabel 3 berikut ini.
Tabel3 Kriteria Guilford
E. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Dalam tahap ini peneliti melakukan beberapa usaha sebagai
a. Menghubungi Wakil Kepala Sekolah SMP Xaverius Baturaja untuk
membicarakan rencana penelitian dan mohon bantuan untuk
mengadakan penelitian.
b. Mengkonsultasikan kuesioner kepada dosen pembimbing.
c. Melakukan Expert Judgment
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan
pertimbangan ahli (Expert Judgment).Peneliti meminta bantuan
kepada BapakAleksander Dadi,S. Sag, selaku guru BK SMP
Xaverius Baturaja.Guru BK memberikan penilaian terkait isi
kuesioner masalah–masalah yang dialami siswa.Setelah guru BK
mencermati isi semua pernyataan dalam kuesioner, guru BK
menyetujui semua pernyataan yang ada dalam kuesioner penelitian
ini.
d. Melakukan uji coba kuesioner.
Uji coba kuesioner dilakukan untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas. Melalui uji coba dapat diperoleh data tentang reliabilitas
dan validitas alat.Uji coba kuesioner dalam penelitian ini dilakukan
pada tanggal 6 Januari 2014 pukul 10.45-11.45 WIB.Jumlah subjek
dalam uji coba kuesioner ini adalah 32 siswa dari kelas VIII B SMP
2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data
Pengisian kuesioner dilaksanakan di SMP Xaverius Baturaja
pada hari Kamis, 23 Januari 2014.
Tabel 4
Jadwal Pengisian Kuesioner
Kelas Tanggal Waktu Siswa yang hadir VIII A 23 Januari
2014
10.45-11.45 27 siswa
VIII C 23 Januari 2014
09.55-10.35 27 siswa
VIII D 23 Januari 2014
07.45-08.45 22 siswa
Jumlah 76 Siswa
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyebaran dan pengisian
kuesioner ini adalah sebagai berikut:
a. Memberikan penjelasan tentang maksud pengisian kuesioner
penelitian
b. Membagikan lembar kuesioner dan petunjuk pengisiannya.
c. Menjelaskan secara singkat petunjuk pengisian kuesioner dan
memberi kesempatan kepada responden untuk bertanya
mengenai hal-hal yang belum jelas.
d. Memberikan kesempatan kepada responden untuk mengisi
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui masalah-masalah
yang dialami oleh siswa SMP Xaverius Baturaja kelas VIII tahun ajaran
2013/2014 adalah sebagai berikut:
1. Memberi skor pada setiap item yang sesuai dengan pilihan jawaban yang
sudah tersedia yaitu Tidak Mengalami (TM) diberi skor 1, Kurang
Mengalami (KM) diberi skor 2, Mengalami (M) diberi skor 3, dan Sangat
Mengalami (SM) diberi skor 4.
2. Membuat tabulasi data, dan menghitung skor total dari masing-masing
item kuesioner dengan mengunakan Microsoft Office Excel 2007.
3. Menghitung koefisien validitas instrumen masalah-masalah yang dialami
oleh siswa kelas VIII SMP Xaverius Baturaja dengan menggunakan rumus
korelasi Product Moment dari Pearsondengan bantuanprogram komputer
SPSS versi 16.
4. Menghitung koefisien reliabilitas instrumen masalah-masalah yang
dialami oleh siswa kelas VIII SMP Xaverius Baturaja dengan
menggunakan rumus teknik belah dua dari Spearman Browndengan
bantuan program SPSS versi 16.
5. Mengkategorisasi masalah-masalah yang dialami oleh siswa kelas VIII
SMP Xaverius Baturaja menurut intensitasnya, yaitu sangat dialami,
dialami, cukup dialami, tidak dialami, dan sangat tidak dialami seperti
Tabel 5 Kategorisasi
Masalah-masalah yang Dialami oleh Siswa
Keterangan:
X Maximum teoritik : Rata-rata skor total tertinggi
X Minimum teoritik : Rata-rata skor total terendah
σ : Standar deviasi yaitu luas jarak rentangan yang dibagi
dalam 6 satuan deviasi sebaran.
μ : Rata-rata teoritik yaitu rata-rata teoritis dari skor
maksimum dan minimum.
Norma/Kriteria Skor Kategori
X≤ µ -1,5σ Sangat Tidak dialami
µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ Tidak dialami µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ Cukup dialami
µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ Dialami
BAB IV
HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN
USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
Bab ini berisi hasil penelitian, pembahasan,dan usulan topik-topik
bimbingan klasikal. Hasil penelitian merupakan jawaban atas “Masalah-masalah
apa sajakah yang dialami para siswa kelas VIII SMP Xaverius Baturaja tahun
ajaran 2013/2014?”.
A. Hasil Penelitian
Masalah-masalah yang dialami para siswa kelas VIII SMP Xaverius
Baturaja tahun ajaran 2013/2014.
Masalah-masalah yang dialami para siswa adalah masalah-masalah seperti
yang dimaksudkan dalam item-item kuesioner dalam penelitian
ini.Berdasarkan analisis datadiketahuilah masalah-masalah yang dialami para
siswa kelas VIII SMP Xaverius Baturaja tahun ajaran 2013/2014 seperti yang
disajikan dalam tabel 6.
Tabel 6
Masalah-masalah yang dialami oleh siswa kelas VIII SMP Xaverius Baturaja tahun ajaran 2013/2014
Kategori No Item Jumlah Persentase Sangat Tidak
dialami
23 dan 28 2
3.85% Tidak dialami 1,2,6,8,10,11,12,13,18,19,20,
21,22,26,29,31,33,44,45,46,47, 48,50,51, dan 52.
25
48.08% Cukup dialami 4, 5, 9, 14, 16, 17, 25,27, 32,
34,35,36, 39,41,42,43, dan 49
17
32.69% Dialami 3, 7, 15, 24, 30, 37, 38, dan 40 8 15.38%
Sangat dialami - 0 0%
Total 52 100%
Dengan hanya melihat kategori “cukup dialami” dan “dialami’ pada tabel
6 tampaklah bahwa masalah-masalah yang dialami oleh siswa kelas VIII
SMP Xaverius Baturaja tahun ajaran 2013/2014 adalah sebagai berikut:
1. Ada 17masalah (32.69%) yang cukup dialami oleh siswa yaitu:
a. Saya sering melamun/berkhayal. (Item 4)
b. Saya sulit mengungkapkan perasaan dengan tepat dan jujur. (Item 5)
c. Saya kurang taat dalam menjalankan ibadah agama. (Item 9)
d. Saya kurang menyadari perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri
sehubungan dengan pertumbuhan badan. (Item 14)
e. Saya mudah tersinggung atau sakit hati dalam berhubungan dengan
orang lain. (Item 16)
f. Saya kurang mampu mengatasi pengaruh negatif dari kelompok atau
teman sebaya. (Item 17)
g. Saya merasa diperlakukan tidak adil oleh orang tua atau anggota
keluarga lain. (Item 25)
h. Orang tua saya kurang memberikan kebebasan. (Item 27)
i. Saya sulit mengetahui kebutuhan dan perasaan orang lain. (Item 32)
j. Tidak mempunyai banyak teman yang dapat dipercaya dan bersedia
mendengarkan isi hati, keluhan/kesulitan/masalah saya. (Item 34)
k. Saya kurang mengetahui cara-cara belajar yang tepat. (Item 35)
l. Saya sering tidak siap dalam menghadapi ujian. (Item 36)
m.Tugas-tugas pelajaran saya tidak selesai pada waktunya. (Item 39)
n. Saya kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran. (Item 41)
o. Saya sukar memahami penjelasan guru sewaktu pelajaran
berlangsung. (Item 42)
p. Tidak mengetahui cara-cara meningkatkan semangat belajar saya.
(Item 43)
q. Saya takut mengalami kegagalan dalam mencapai cita-cita. (Item 49)
2. Ada 8 masalah (15.38%) yang dialami oleh siswa yaitu:
a. Saya takut berbicara di depan umum. (Item 3)
b. Saya sulit mengambil keputusan. (Item 7)
c. Takut mengungkapkan pendapat/pendirian saya sendiri. (Item 15)
d. Saya lambat menjalin persahabatan. (Item 24)
e. Saya kurang bersedia mendengarkan teman yang mengungkapkan
kesulitan atau masalahnya. (Item 30)
g. Saya kurang menyadari kebiasaan belajar yang baik dan kurang
baik. (Item 38)
h. Saya sering malas belajar. (Item 40)
Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada 25 masalah (item) yang cukup
dialami dan dialami oleh siswa-siswa kelas VIII SMP Xaverius Baturaja
tahun ajaran 2013/2014 .
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Untuk membatasi pembahasan dan menghindari pengulangan yang
tidak perlu dalam pembahasan ini masalah-masalah yang cukup dialami dan
dialami oleh siswa kelas VIII SMP Xaverius Baturaja tahun ajaran
2013/2014 disatukan menjadi cukup dialami. Masalah-masalah yang cukup
dialami ini dikelompokkan menjadi empat bidang masalah-masalah yaitu
masalah pribadi, masalah sosial, masalah belajar, dan masalah karier.
1. Masalah pribadi
a. Saya sulit mengambil keputusan (Item 7)
Masalah sulit mengambil keputusan dapat disebabkan oleh
beberapa hal, antara lain: kurang mengetahui untung rugi dari
keputusan yang diambil, takut mendapatkan hasil keputusan yang
tidak sesuai dengan harapan, dan tidak mau bertanggung jawab atas
hasil dari sebuah keputusan yang diambil. Sedangkan akibat dari
sulitnya mengambil keputusan, antara lain: selalu mendapat hasil yang