• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi masalah-masalah yang dialami oleh siswa kelas VIII SMP Xaverius Baturaja Sumatra Selatan tahun ajaran 2013/2014 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Deskripsi masalah-masalah yang dialami oleh siswa kelas VIII SMP Xaverius Baturaja Sumatra Selatan tahun ajaran 2013/2014 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal - USD Repository"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

DESKRIPSI MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI OLEH SISWA KELAS VIII SMP XAVERIUS BATURAJA SUMATRA SELATAN TAHUN AJARAN 2013/2014 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN

TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (SI)

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:

YOSEFINA MARIA DOLOROSA TUKAN NIM: 091114011

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

(2)
(3)
(4)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala

sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasih

Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana

Allah. (Roma 8: 28)

Impian ada di tengah peluh bagai bunga yang mekar yang secara

perlahan, usaha keras itu tak akan mengkhianati.

(JKT48)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang memberikan karunia

berlimpah di setiap langkah hidupku.

Keluarga tercinta: Bapak Andreas Bonevasius Baha Tukan,

mama Christina Vonalia dan adik Robertus Ama Boli Tukan yang

tidak pernah berhenti mendukung dengan doa dan cinta.

Robertus Daru yang selalu mengingatkan dan memotivasiku setiap

waktu.

(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

DESKRIPSI MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI OLEH SISWA KELAS VIII SMP XAVERIUS BATURAJA TAHUN AJARAN 2013/2014

DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

Yosefina Maria Dolorosa Tukan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei.

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan masalah-masalah yang dialami

oleh siswa kelas VIII SMP Xaverius Baturaja tahun ajaran 2013/2014. Hasil

penelitian ini digunakan sebagai dasar untuk menyusun usulan topik-topik

bimbingan klasikal yang sesuai untuk membantu siswa kelas VIII SMP

Xaverius Baturaja mengatasi masalah-masalah yang dialaminya.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Xaverius

Baturaja tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 108 siswa.Semua siswa

dijadikan subjek penelitian, sehingga penelitian ini termasuk penelitian

populasi. Instrumen pengumpulan data yang digunakan merupakan modifikasi

kuesioner yang dibuat oleh Sagala (2004) dalam rangka penelitian skripsinya.

Kuesioner yang digunakan merupakan modifikasi dari instrument Alat Ungkap

Masalah Seri Umum Format 2 untuk siswa SMP (AUM-2) yang disusun oleh

Prayitno, dkk (tanpatahun).

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: ada 2 masalah (3,85%) yang

sangat tidak dialami oleh siswa, ada 25 masalah (48,08%) yang tidak dialami

oleh siswa, ada 17 masalah (32,69%)yang cukup dialamai oleh siswa seperti

saya sering melamun, saya sulit mengungkapkan perasaan dengan tepat dan

jujur, ada 8 masalah (15,38) yang dialami oleh siswa seperti saya takut

berbicara didepan umum, saya sulit mengambil keputusan, dan tidak ada

masalah yang sangat dialami oleh siswa.

(8)

ABSTRACT

DESCRIPTION OF THE PROBLEMS FACED BY THE STUDENTS FROM GRADE EIGTH OF XAVERIUS JUNIOR HIGH SCHOOL IN

BATURAJA SOUTH SUMATRA IN THE ACADEMIC YEAR OF 2013/2014 AND ITS IMPLICATION TO THE PROPOSED TOPICS FOR

CLASICAL GUIDANCE

Yosefina Maria Dolorosa Tukan University of Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

This is a descriptive study using survey methodology. The purpose of this study is to describe the problems experienced by the students from grade eighth of Xavier Junior High School in Baturaja South Sumatra, in the academic year of 2013/2014. The results of this study are used as a basis to draw an appropriate proposed classical guidance topics in order to help the students of grade eighth of Xavier Junior High School of Baturaja South Sumatra to overcome the problems that they faced.

The subject of this study is all students fromgrade VIII of Xavier Junior High School in Baturaja South Sumatra, in the academic year of 2013/2014 with the total population of 108 students. Because all the students are subjects of this research therefore this study is consider as population research. Data collection instrument used in this research was a modified questionnaire made by Sagala (2004) for the purpose of histhesis research. This used questionnaire is a modification of the instrument of Tool Reveals Common SeriesProblems of second Form for junior high school students (AUM-2) which are prepared by Prayitno, et al(undated).

The results of this survey showed that: there are two problems (3.85%) which is not experienced by the students, there are 25 issues (48.08%) were not experienced by the students, there are 17 issues (32.69%) were occasionally faced by students such as daydreaming anddifficulties of expressing their feelings appropriately and honestly.There are 8 problem (15.38) experienced by students such as fear of public speaking anddifficulties in decision making, and lastly there is no problem that most experienced by students.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan

karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan

Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan

baik tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan mendampingi

penulis. Oleh karena itu, secara khusus penulis mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnyakepada:

1. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Ketua Program Studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. R. H. Dj. Sinurat, M.A., selaku dosen pembimbing yang

telah mendampingi, memotivasi, dan mengarahkan dengan penuh

kesabaran dan kerja keras dalam memberikan masukan-masukan yang

bermanfaat kepada penulis selama mengerjakan skripsi.

3. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta yang telah membekali penulis dengan

pengetahuan-pengetahuan yang bermanfaat dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak St. Priyatmoko atas segala bantuan administrasinya selama

perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak D. Wijaya,S.Si, selaku kepala sekolah SMP Xaverius Baturaja

yang telah mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian.

(10)

6. Bapak Aleksander Dadi,S.Sag,selaku koordinator BK yang telah

membantu memberikan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini

terselesaikan.

7. Semua Siswa SMP Xaverius Baturaja yang telah meluangkan waktu

untuk mengisi kuesioner dan menjadi subjek dalam penelitian ini.

8. Bapak Andreas Bonevasius Baha Tukan dan Mama Christina Vonalia

yang tercinta yang selalu memberikan dukungan baik lewat doa maupun

secara materi.

9. Adikku Robertus Ama Boli Tukan yang telah memberikan cerianya

kepada peneliti.

10.Orang tersayang Robertus Daru yang selalu memberikan kasih,

perhatian, dan motivasi sehingga skripsi ini terselesaikan.

11.Teman-teman BK angkatan 2009 yang telah memberikan motivasi, doa,

masukan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

12.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

membantu baik dalam doa, motivasi, materi, dan lain-lain.

(11)

Penulis menyadari kekurangan dan kelemahan penulis dalam

mengerjakan skripsi ini. Tetapi penulis berharap skripsi ini berguna bagi

pembaca. Maka dari itu, penulis minta maaf apabila dalam skripsi ini

terdapat banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan.

Terima kasih. Tuhan memberkati.

Yogyakarta, 31 Mei 2014

Yosefina Maria Dolorosa Tukan

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN...…….………….…...…… iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …….………..……...v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang ………....…………...…....….... 1

B. Rumusan Masalah……….………...…... 4

C. Tujuan Penelitian……….………..……... 4

D. Manfaat Penelitian...………...…….... 5

E. Definisi Operasional………....….……...……...… 6

(13)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.Arti dan Jenis-Jenis Masalah... 7

1. Pengertian Masalah... 7

2. Jenis-jenis Masalah... 8

3. Masalah-masalah yang dialami oleh Siswa SMP... 20

B.Masa Remaja... 23

1. Pengertian Masa Remaja... 23

2. Ciri-ciri Masa Remaja... 24

C.Bimbingan Klasikal di SMP... 26

D.Usaha Bimbingan dan Konseling untuk Pemenuhan Masalah Siswa.27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 30

B.Subjek Penelitian... 30

C.Instrument Penelitian... 31

D.Validitas dan Reliabilitas... 33

1. Validitas... 33

2. Reliabilitas... 35

E. Prosedur Pengumpulan Data... 36

1. Tahap persiapan... 36

2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data... 38

F. Teknik Analisis Data... 39

(14)

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN USULAN

TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

A. Hasil Penelitian... 41

B. Pembahasan Hasil Penelitian... 44

C. Usulan Topik-topik Bimbingan Klasikal... 65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 76

B. Saran-saran... 76

DAFTAR PUSTAKA... 78

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1:Kisi-kisi Kuesioner Masalah-masalah Siswa... 32

Tabel 2: Rincian Hasil Analisis Validitas Intrumen... 35

Tabel 3: Kriteria Guilford... 36

Tabel 4: Jadwal Pengisian Kuesioner... 38

Tabel 5: Kategorisasi Masalah-masalah yang Diamali oleh Siswa... 40

Tabel 6: Masalah-masalah yang dialami oleh siswa kelas VIII SMP Xaverius Baturaja tahun ajaran 2013/2014... 42

Tabel 7: Usulan Topik-Topik Bimbingan Klasikal Bagi Siswa Kelas VIII SMP Xaverius Baturaja Tahun Ajaran 2013/2014... 66

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Masalah-masalah (Uji Coba)... 81

Lampiran 2 : Tabulasi Data Uji Validitas... 85

Lampiran 3 : Hasil Perhitungan Taraf Validitas Kuesioner Uji Coba... 89

Lampiran 4 : Reliabilitas.Kuesioner Uji Coba... 95

Lampiran 5 : Kuesioner Masalah-masalah (Penelitian)... 96

Lampiran 6 : Tabulasi Data Penelitian... 100

Lampiran 7 : Surat Ijin Uji Coba dan Penelitian... 107

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

A.Latar Belakang Masalah

Hurlock(Hartinah, 2008: 58)mengatakan bahwaadolesensi(masa

remaja) yang berasaldarikata Latin adoloscere berarti “tumbuh atau

tumbuh untuk mencapai kematangan”. Adolesensi memiliki arti yang luas,

mencakup antara lain kematangan mental, emosional, sosial, dan

fisik.Santrock (2007: 20) mendefinisikan masa remaja sebagai periode

transisi dari masa anak ke masa dewasa, pada saat mana terjadi berbagai

perubahan sepertiperubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.

Senada dengan pendapat Santrock, Papalia dan Olds (Jahja, 2011:

220)mendefinisikan masa remaja sebagai masa transisi antara masa

kanak-kanak dan dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun

dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.

Pada masa transisi ini, individu kerap kali menghadapi berbagai

permasalahan. Permasalahan ini muncul antara lain karena

perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja yaitu perubahan-perubahan pada aspek

biologis, kognitif, sosial, dan lain-lain.Perubahan pada aspekbiologisyaitu

munculnya tanda-tanda kedewasaan, seperti organ reproduksi telah mulai

bekerja (mensturasi pertama bagi wanita dan mimpi basah pada laki-laki),

(18)

bentuk fisik semakin menunjukkan ciri fisik jenisnya seperti pada laki-laki

tumbuh jakun dan kumis, dan pada perempuan payudara semakin

membesar dan pinggul semakin melebar. Pada aspek kognitifremaja telah

mencapai tahap formal oprasional. Pada masa ini remaja mengalami

perubahan besar dalam memahami berbagai aspek yang ditemui, menjadi

lebih kritis dalam melihat dan memberi respons kepada lingkungannya,

dan menjadi sangat resisten terhadap berbagai aspek yang masuk di

akalnya, serta mampu merumuskan cita-citanya.

Pada aspek sosialremaja mengalami perubahan dalam hal

hubungan sosialnya. Jika pada masa anak-anak, orang tua dan guru

menjadi figur idolanya, maka pada masa remaja teman sebaya yang

menjadi figur idolanya, sehingga dalam berbagai dimensi, remaja lebih

mendengar dan mengikuti apa yang menjadi pandangan teman sebayanya.

Selain itu, remaja juga merasakan bahwa secara sosial dia tidak cocok lagi

bergabung dengan anak-anak dan belum juga cocok dengan orang dewasa.

Oleh karena itu, remaja ingin membentuk kelompok sendiri yang terdiri

dari teman-teman seusianya.

Berdasarkan sharing peneliti pada tanggal 17 Juni 2013 dengan

guru BK SMP Xaverius Baturaja tentang masalah-masalah yang dialami

oleh siswa di sekolah, peneliti mendapat kesan bahwa masalah yang kerap

kali dialami oleh siswa kelas VIII SMP Xaverius Baturaja antara lain

adalah masalah dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir.Masalah

(19)

percaya diri, konsep diri rendah, dan lain-lain. Masalah sosial adalah

masalah yang timbul dari hubungan individu dengan individu lain.

Masalah karir adalah masalah yang berkaitan dengan pencapaian cita-cita

yang diinginkan oleh individu seperti pemilihan studi lanjut, dan

lain-lain.Masalah belajar adalah masalah yang timbul dalam bidang belajar

seperti motivasi belajar yang rendah, kurang konsentrasi dalam belajar,

dan lain-lain.

Berbagai masalah yang dialami oleh siswa kelas VIII SMP

Xaverius Baturaja tahun ajaran 2013/2014 ini menunjukan bahwa perlu

ada bantuan khusus dari orang yang dewasa (secara khusus guru

BK)untukmendampingi siswa menghadapi masalahnya. Apabila

masalah-masalah yang dialami oleh siswa ini kurang mendapatkan perhatian

khusus dari orang dewasa (guru BK), maka tidak tertutup kemungkinan

bahwa masalah-masalah ini akan menghambat perkembangan siswa secara

optimal. Peneliti berkeyakinan bahwa guru BK memiliki peran penting

dalam mendampingi siswa untuk menghadapi permasalahan yang dialami,

tugasguru BKadalah membantu siswa memperkembangkan diri secara

optimal sesuai dengan tahap perkembanganyang dijalani dan sesuai

dengan tuntutan positif lingkungannya.Oleh karena itu, peneliti tertarik

untuk mengungkap masalah-masalah yang dialami oleh siswa kelas VIII

SMP Xaverius Baturaja tahun ajaran 2013/2014. Dengan mengetahui

(20)

topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk membantusiswa mengatasi

masalahnya.

B.Rumusan Masalah

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang

masalah-masalah yang dialami oleh siswa-siswi SMP Xaverius Baturaja

tahun ajaran 2013/2014. Hasil penelitian ini digunakan sebagai dasar

untuk menyusun usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk

membantu siswa mengatasi masalahnya.Pertanyaan yang dijawab dalam

penelitian ini ialah:

1. Masalah-masalah apa sajakah yang dialami para siswa kelas VIII SMP

Xaverius Baturaja tahun ajaran 2013/2014?

2. Topik-topik bimbingan klasikal apa saja yang sesuai untuk membantu

siswa kelas VIII SMP Xaverius Baturaja dalam mengatasi masalahnya?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikanmasalah-masalah yang dialami oleh siswa kelas

VIII SMP Xaverius Baturaja tahun ajaran 2013/2014.

2. Mengusulkan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk

membantu siswa kelas VIII SMP Xaverius Baturaja mengatasi

(21)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Memberikan gambaran mengenaimasalah-masalah yang dihadapi oleh

siswa kelas VIII SMP Xaverius Baturaja dan implikasi terhadap topik-

topik bimbingan klasikal.

2. Manfaat Praktis:

a. Bagi pihak SMP Xaverius Baturaja

Hasil penelitian dapat memberikan informasi dalam rangka

peningkatan program pendidikan di sekolah, khususnya peningkatan

program bimbingan dan konseling yang dapat membantu siswa-siswa

untuk mengatasi masalah-masalahnya.

b. Bagi peneliti sebagai calon konselor

Peneliti memperoleh pengalaman dalam mengidentifikasi

masalah-masalah siswa sebagai dasar untuk mengusulkan materi bimbingan

klasikal.

c. Bagi siswa-siswi SMP Xaverius Baturaja

Siswa-siswi dapat menerima pelayanan bimbingan klasikal yang

sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang dialaminya.

d. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi penulis lain jika

(22)

E.Definisi Operasional

1. Masalahmerupakan sesuatu yang menghambat, merintangi, atau

mempersulit seseorang untuk melakukan tindakan tertentu, karena ada

kebutuhan yang belum terpenuhi atau tugas perkembangan yang belum

terselesaikan, atau tujuan tertentu yang belum tercapai, seperti yang

dimaksudkan dalam alat penelitian.

2. Usulan topik-topik bimbingan klasikal ialah rangkaian topik-topik

bimbinganyang dimaksudkan untuk diberikan kepada siswa

secaraberkelompokdalam waktu tertentu untuk membantu siswa

(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi uraian tentang masalah, aspek-aspek masalah, masa

remaja, dan usaha yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling.

A. Arti dan Jenis-jenis Masalah

1. Pengertian masalah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Suharno,dkk2005: 312)

masalah didefinisikan sebagai sesuatu hal yang harus dipecahkan.

Prayitno (2004: 4) menjelaskan bahwa masalah adalah “(1) sesuatu

yang tidak disukai adanya, (2) sesuatu yang ingin dihilangkan, dan/atau

(3) sesuatu yang dapat menghambat atau menimbulkan kerugian,..”.

Menurut Sudrajat (2011: 3)masalah dapat diartikan sebagai suatu

kesulitan yang harus dipecahkan atau dicarikanjalankeluarnya.

Ciri-ciri masalah menurut Sudrajat (2011: 4) adalah sebagai

berikut:

a. Masalah muncul karena ada kesenjangan antara harapan (das sollen)

dan kenyataannya (das sein).

b. Semakin besar kesenjangan, maka masalah semakin berat.

c. Tiap kesenjangan yang terjadi dapat menimbulkan persepsi yang

berbeda-beda.

d. Masalah timbul akibat dari proses belajar yang keliru.

e. Masalah memerlukan berbagai pertanyaan dasar yang perlu dijawab.

f. Masalah dapat bersifat individual atau kelompok.

(24)

Dari pemaparan tentang defenisi dan ciri-ciri masalah di atas dapat

disimpulkan bahwa masalah merupakan sesuatu yang menghambat,

merintangi, atau mempersulit seseorang untuk melakukan tindakan tertentu,

karena ada kebutuhan yang belum terpenuhi atau tugas perkembangan yang

belum terselesaikan, atau tujuan tertentu yang belum tercapai.

2. Jenis-jenis Masalah

Prayitno (2004: 238)mengelompokanmasalah ke dalam sebelas

kelompok masalah, yaitu kelompok masalah yang berkenan dengan:

a. Perkembangan jasmani dan kesehatan

b. Keuangan, keadaan lingkungan, dan pekerjaan

c. Kegiatan sosial dan rekreasi

d. Hubungan muda-mudi, pacaran dan perkawinan

e. Hubungan sosial kejiwaan

f. Keadaan pribadi kejiwaan

g. Moral dan agama

h. Keadaan rumah dan keluarga

i. Masa depan pendidikan dan pekerjaan

j. Penyesuaian terhadap tugas-tugas sekolah

k. Kurikulum sekolah dan prosedur pengajaran

Masalah-masalah yang dikemukan diatas dapat dikelompokkan

menjadi empat jenis masalah yaitu: masalah pribadi, masalah sosial,

(25)

a. Masalah pribadi

Masalah pribadi merupakan masalah dalam menghadapi keadaan batin,

mengatasi berbagai pergumulan hidup, dan mengatur diri sendiri.

Bidang-bidang masalah pribadi meliputi:

1) Perkembangan fisik

Menurut Desmita (2007: 190)perubahan-perubahan fisik

merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja, yang

berdampak terhadap perubahan-perubahan psikologis. Secara garis

besar perubahan-perubahan yang terjadi dapat dikelompokkan dalam

dua kategori, yaitu perubahan-perubahan yang berhubungan dengan

pertumbuhan fisik dan perubahan-perubahan yang berhubungan

dengan perkembangan karekteristik seksual. Berikut ini dijelaskan

beberapa dimensi perubahan fisik yang terjadi selama masa remaja.

a) Perubahan dalam tinggi dan berat

Tinggi rata-rata anak laki-laki dan perempuan pada usia 12

tahun adalah sekitar 59 atau 60 inci. Tetapi, pada usia 18 tahun,

tinggi rata remaja lelaki adalah 69 inci, sedangkan tinggi

rata-rata remaja perempuan hanya 64 inci. Ada pun faktor penyebab

laki-laki rata-rata lebih tinggi dari pada perempuan adalah

karenapertumbuhan anak laki-laki 2 tahun lebih cepat

dibandingkan dengan anak-anak perempuan. Dengan demikian,

anak laki-laki mengalamipenambahan petumbuhan tinggi badan

(26)

badan juga berpengaruh pada penambahan berat badan yakni

sekitar 13 kg bagi anak laki-laki dan 10 kg bagi anak-anak

perempuan.

b) Perubahan dalam proporsi tubuh

Seiring dengan pertambahan tinggi dan berat badan,

percepatan pertumbuhan selama masa remaja juga terjadi pada

proporsi tubuh. Bagian-bagian tubuh tertentu yang sebelumnya

terlalu kecil, pada masa remaja menjadi terlalu besar. Hal ini

terlihat jelas pada pertumbuhan tangan dan kaki, yang sering tidak

proposional. Perubahan-perubahan dalam proporsi tubuh selama

masa remaja juga terlihat pada ciri-ciri wajah, seperti dahi yang

semula sempit sekarang menjadi luas, mulut melebar, dan bibir

menjadi lebih penuh.

2) Kerohanian

Dariyo (2003: 92) mengemukan kebutuhan rohani adalah

kebutuhan yang dibutuhkan seseorang untuk mendapatkan sesuatu

bagi jiwanya, seperti mendengarkan musik siraman rohani dan

beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Manfaat terpenuhinya

kebutuhan rohani seseorang adalah yang bersangkutan akan merasa

bahagia, merasa hidup berarti, tidak mudah putus asa, dan memiliki

pandangan atau sikap keagamaan yang tidak fanatik. Dampak dari

tidak terpenuhinya kebutuhan rohani antara lain adalah yang

(27)

bisa jadi tidak dapat memilih mana yang benar atau salah bagi

dirinya dan orang lain.

3) Identitas diri

Menurut Yusuf (2011: 95) identitas diri individu

berkembang pada masa remaja. Identitas mencakup pandangan

tentang diri sendiri, tujuan, nilai, dan keyakinan yang dipegang

teguh. Tugas utama remaja adalah memecahkan krisis

identitasuntuk dapat menjadi orang dewasa yang memahami

dirinya secara utuh dan memahami perannya di masyarakat.

Remaja dikatakan telah menemukan identitas dirinya

(self-identity) kalau dia berhasil memecahkan tiga masalah utama, yaitu

pilihan pekerjaan, adopsi nilai yang diyakini dan dijalani, dan

perkembangan identitas seksual yang memuaskan. Selain itu,

remaja dipandang telah memiliki identitas diri yang matang (sehat,

tidak mengalami kebingungan), apabila sudah memiliki

kemampuan untuk memahami diri sendiri, serta memahami

perannya dalam kehidupan sosial (di lingkungan keluarga, sekolah,

teman sebaya, atau masyarakat), pekerjaan, dan nilai-nilai

agama.Untuk memfasilitasi perkembangan identitas diri remaja

yang sehat, dan mencengah terjadinya kebingungan identitas, maka

pihak orang tua di lingkungan keluarga, sekolah, dan orang dewasa

lainnya di lingkungan masyarakat hendaknya melakukan hal-hal

(28)

a) Memberikan contoh atau teladan tentang sikap jujur dan

bertanggung jawab sebagai orang dewasa.

b) Menciptakan iklim kehidupan sosial yang harmonis, jauh dari

gejolak atau konflik.

c) Menciptakan lingkungan hidup yang bersih, tertib, sehat, dan

indah.

d) Memberikan kesempatan kepada remaja untuk berpendapat,

mengajukan gagasan, atau berdialog.

e) Memfasilitasi remaja untuk mewujudkan kreativitasnya, baik

dalam bidang olahraga, seni, maupun bidang keilmuan.

f) Memberikan informasi kepada remaja tentang orang-orang

suskes, dan bagaimana proses mencapai kesuksesannya.

g) Menampilkan perilaku yang sesuai dengan karakter atau

nilai-nilai akhlak mulia.

h) Memberikan contoh dalam bersikap dan berperilaku yang

sejalan dengan nilai-nilai budaya cinta tanah air, patriotisme,

(29)

b. Masalah sosial

Masalah sosial adalah masalah yang timbul dari hubungan

individudengan individu lain. Masalah sosial meliputi berbagaihal,

yaitu seperti yang diuraikan di bagian berikut ini:

1) Hubungan dengan keluarga

Menurut Djamarah (2011: 241) keluarga adalah lembaga

pendidikan informal (luar sekolah) yang diakui keberadaannya dalam

dunia pendidikan.Peranannya tidak kalah penting dari

lembaga-lembaga formal, seperti sekolah. Bahkan sebelum anak didik

memasuki suatu sekolah, dia sudah mendapatkan pendidikan dalam

keluarga yang bersifat kodrati. Hubungan darah antara kedua orang

tua dengan anak menjadikan keluarga sebagai lembaga pendidikan

yang alami.

Apabila orang tua tidak memperhatikan pendidikan anak,tidak

memberikan suasana sejuk dan menyenangkan bagi anak,

keharmonisan keluarga tak tercipta,sistem kekerabatan semakin

renggang, maka lingkungan keluarga yang demikian ikut terlibat

menyebabkan kesulitan belajar anak. Ada beberapa hal dalam

keluarga yang dapat menjadi penyebab timbulnya kesulitan belajar

(30)

a) Anak tidak mempunyai ruang dan tempat belajar yang khusus di

rumah.

Karena tidak mempunyai ruang belajar yang khusus,anak bisa

belajar di ruang dapur, di ruang tamu, atau belajar di tempat

tidur.Anak yang tidak memiliki tempat belajar khusus yaitu ruang

belajar, meja, dan kursi terpaksa memanfaatkan meja dan kursi

tamu untuk belajar.

b) Perhatian orang tua yang kurang memadai.

Anak merasa kecewa dan mungkin frustrasi melihat orang

tuanya yang tidak pernah memperhatikannya.Anak merasa

seolah-olah tidak memiliki orang tua sebagai tempat

menggantungkan harapan, sebagai tempat bertanya bila ada

pelajaran yang tidak dimengerti, dan sebagainya.Kerawanan

hubungan orang tua dan anak ini menyebabkan masalah

psikologis dalam belajar anak di sekolah.

c) Perlakuan orang tua yang kurang adil.

Orang tua boleh jadi pilih kasih dalam mengayomi anak,

seolah-olah ada anak kandung dan anak tiri.Anak yang

berprestasidisanjung dan anak yang tidak berpretasidicemooh atau

dimaki-maki. Sikap dan perilaku orang tua seperti ini membuat

anak memiliki konsep diri yang rendah dan semakin malas untuk

(31)

d) Anak yang terlalu banyak membantu orang tua.

Di keluarga tertentu sering ditemukan anak yang terlibat

langsung dalam pekerjaan orang tuanya seperti mencuci pakaian,

memasak nasi di dapur, ke pasar, ikut berjualan, ikut mengasuh

adiknya, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan seperti di atas sangat

menyita waktu belajar anak yang seharusnya dipakai untuk

belajar.

2) Hubungan dengan teman akrab

Menurut Desmita (2009: 224)pergaulan dengan teman akrab

adalah interaksi antara teman sebaya atau kelompok yang memiliki

minat dan nilai-nilai yang sama, membahas hal-hal yang tidak

dibicarakan dengan orang tua dan guru. Sementara itu menurut Jean

Piaget dan Harry Stcak (Desmita 2007: 230), melalui hubungan

dengan teman sebaya, mereka belajar hubungan timbal balik yang

simetris. Anak mempelajari kejujuran dan keadilan melalu peristiwa

pertentangan dengan teman sebaya.

Manfaat pergaulan dengan teman akrab antara lain adalah dapat

berbagi suka dan duka, bertukar pikiran mengenai masalah yang

terjadi, mencoba sesuatu hal yang berbeda dengan teman, pekerjaan

yang berat dapat terasa ringan, dan lain sebagainya. Dampak negatif

apabila tidak ada pergaulan dengan teman akrab antara lain adalah ada

(32)

menyelesaikan permasalahan dengan baik, tidak dapat menghasilkan

pekerjaan yang optimal, semua masalah dirasakan sendiri dan

mengakibatkan stress, dan lain sebagainya.

3) Kurang aktif mengikuti kegiatan sosial

Menurut Santrock (2003: 23)kegiatan sosial adalah unit sosial

atau pengelompokan manusia yang sengaja dibentuk dalam rangka

mencapai tujuan tertentu dan dilakukan dengan sukarela. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa, kegiatan sosial merupakan

aktivitas yang dilakukan lebih dari satu oranguntuk mencapai tujuan

yang diinginkan bersama.

Manfaat kegiatan sosial bagi seseorang antara lain berlatih untuk

membina hubungan sosial dengan baik, peduli terhadap orang

lain,dapat menemukan teman akrab, berkesempatan untuk belajar

berkomunkasi dengan orang lain, mengerti tata krama pergaulan, dan

tidak mudah tersinggung atau sakit hati dalam berhubungan dengan

orang lain. Sedangkan dampak negatif apabila seseorang tidak terlibat

dalam kegiatan sosial antara lain adalah kurang peduli terhadap orang

lain, merasa tidak dianggap penting, diremehkan atau dikecam orang

lain, lamban menjalin persahabatan, mudah tersinggung dan sakit hati

dalam berhubungan dengan orang lain, hubungan sosial terbatas, dan

(33)

c. Masalah belajar

Masalah belajar merupakan sesuatu yang menghambat dan

merintangi siswa pada belajar. Masalah-masalah belajar meliputi:

1) Penyesuaian terhadap tugas-tugas sekolah

Djamarah (2008: 233) mengatakan bahwa setiap siswa perlu

menyesuaikan diri terhadap tugas-tugas sekolah sehingga siswa

mampu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dari guru mata

pelajaran tepat pada waktunya. Dengan demikian siswa mampu

mendapatkan nilai yang memuaskan. Manfaat menyesuaikan diri

terhadap tugas-tugas sekolah antara lain adalah siswa mampu

menyelesaikan tugas-tugas pelajaran tepat pada waktunya, belajar

membuat catatan, mendapat hasil yang memuaskan, siap

menghadapi ujian, dan lain sebagainya. Dampak negatif apabila

siswa kurang mampu menyesuaikan diri terhadap tugas-tugas

sekolah antara lain adalah nilai akhir tidak sesuai dengan yang

diinginkan, mengalami masalah dalam belajar, sukar memahami

penjelasan guru, kurang motivasi dalam belajar, kurang berminat

atau kurang mampu mempelajari buku mata pelajaran dan lain

sebagainya.

2) Motivasi belajar

Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu.Jadi motivasi belajar adalah

(34)

siswa yang kurang berkembang karena tidak memiliki motivasi

yang tepat. Jika seseorang memiliki motivasi yang tepat, maka dia

akan mengeluarkan tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai

hasil-hasil yang semula tidak terduga. Kuat lemahnya motivasi belajar

seseorang turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Karena itu,

motivasi belajar perlu diusahakan, terutama yang berasal dari dalam

diri (motivasi intrinsik) antara lain dengan cara senantiasa

memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi

(Djamarah, 2011: 200).

3) Kesulitan belajar

Kesulitan belajar merupakan sesuatu yang menghambat,

merintangi, dan mempersulit seseorang pada saat belajar. Kesulitan

belajar yang dialami siswa dapat disebabkan oleh faktor-faktor

tertentu yang menghambat tercapainya tujuan belajar yang sesuai

dengan harapan. Faktor-faktor tersebut adalah faktor dari dalam

diri dan faktor dari luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa

antara lain, yang bersifat kognitif seperti rendahnya kemampuan

berpikir dan bersifat afektif seperti gangguan emosi dan sikap, serta

yang bersifat psikomotor seperti terganggunya indera penglihatan

dan pendengaran. Faktor dari luar diri siswa antara lain, lingkungan

keluarga seperti ketidakharmonisan hubungan ayah dengan ibu dan

rendahnya kehidupan ekonomi keluarga, lingkungan

(35)

kondisi lingkungan sekolah dan letak sekolah yang buruk seperti

dekat dengan pasar dan kondisi guru dan alat-alat belajar yang

kurang.

4) Pengaturan waktu belajar

Menurut Wlodkowski (2004: 119) bila ada lebih dari satu

kegiatan yang akan dilakukan, lebih baik merencanakan dan

mengaturnya kedalam beberapa urutan prioritas. Namun siswa

harus memastikan rencana tersebut dengan jelas serta lebih

mendahulukan pekerjaan yang penting dan mendesak yang harus

didahulukan agar dapat berjalan dengan baik. Manfaat pengaturan

waktu belajar bagi siswa antara lain adalah siswa memiliki waktu

belajar, selalu siap menghadapi ujian, dan lain sebagainya. Bila

siswa tidak memiliki pengaturan waktu belajar, dia akan

kekurangan waktu belajar, tidak dapat menyelesaikan tugas tepat

pada waktunya, dan kurang berkonsentrasi saat belajar.

d. Masalah karier

Masalah karier yang sering dialami oleh remaja antara lain takut

mengalami kegagalan dalam mencapai cita-cita. Cita-cita adalah

sebuah harapan yang dibangun di atas keyakinan yang kuat dan

diupayakan pencapaiannya melalui perencanaan yang matang dan

kerja keras. Cita-cita dapat dijadikan sebagai motivasi yang tumbuh

dalam diri untuk melakukan sesuatu demi terwujudnya sebuah

(36)

Modal utama yang harus ada pada orang yang memiliki cita-cita

adalah keyakinan yang sungguh-sungguh. Apabila siswa memiliki

cita-cita, maka hendaklah dia memiliki semangat dan mempunyai

keyakinan untuk mencapai hal yang ingin diraihnya. Apabila siswa

tidak mempunyai cita-cita, dia akan merasa tidak memiliki pandangan

masa depan dan tidak memiliki motivasi untuk mendapatkan sesuatu.

3. Masalah-masalah yang dialami oleh Siswa SMP

Masalah remaja adalah segala kesulitan/tantangan yang

dialami olehremaja karena adanya tugas perkembangan yang belum

terselesaikan,adanya dorongan dan kebutuhan yang belum terpenuhi,

atau adanya tujuan yang belum tercapai.Dalam usaha untuk memenuhi

kebutuhan yang belum terpenuhi, remaja seringkali mengalami aneka

kesulitan dan tantangan yang menimbulkan tuntutan untuk

menyesuaikan diri terhadap dirinya sendiri dan orang lain serta

lingkungannya. Tuntutan penyesuaian diri tersebut biasanya disertai

ketegangan batin. Semakin berat tuntutan penyesuaian diri, semakin

tinggi pula ketegangan yang dialami. Ketegangan yang dialami oleh

remaja dapat menimbulkan masalah dalam kehidupannya.

Sagala(2004:96-97), dalam penelitiannya mengelompokkan

masalah-masalah yang dialami oleh remaja SMP St. Lucia Bekasi

tahun 2004 menjadi empat bidang masalah, yaitu masalah pribadi,

sosial, belajar, dan karier. Alat yang digunakan dalam penelitiannya

(37)

remaja SMP St. Lucia Bekasi tahun 2004 yang diungkap oleh

penelitian Sagala adalah:

a. Bidang Pribadi

1) Berat badan kurang atau berlebihan.

2) Takut berbicara di depan umum.

3) Mudah lupa.

4) Sulit mengambil keputusan.

5) Belum mengetahui bakat-bakat yang dimiliki.

6) Sering melamun/berkhayal.

7) Sulit mengungkapkan perasaan dengan tepat dan jujur.

8) Kurang mampu menerima tanggungjawab.

b. Bidang Sosial

1) Mengkhawatirkan kondisi kesehatan anggota keluarga.

2) Mudah tersinggung atau sakit hati dalam berhubungan dengan

orang lain.

3) Kurang mampu mengatasi pengaruh negatif dari kelompok atau

teman sebaya.

c. Bidang Belajar

1) Khawatir memperoleh nilai rendah dalam ulangan/ujian ataupun

tugas-tugas.

2) Sering tidak siap dalam menghadapi ujian.

3) Kesulitan dalam mengingat materi pelajaran.

(38)

5) Kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran.

6) Kurang mengetahui cara-cara belajar yang tepat.

d. Bidang Karier

Takut mengalami kegagalan dalam mencapai cita-cita.

Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Lelanawati

(2004) untuk mengungkap masalah yang intens dialami para siswa

kelas I dan II SLTP Temanggung tahun ajaran 2003/2004, ditemukan

6 bidang masalah sebagai berikut:

1) Masalah pendidikan dan pelajaran, antara lain: meragukan

kegunaan sekolah yang dimasuki sekarang, sukar menyesuaikan

diri dengan keadaan dan peraturan sekolah, dan tidak menyukai

guru tertentu.

2) Masalah keadaan dan hubungan dalam keluarga, antara lain:

mengalami masalah karena keadaan dan hubungan dalam keluarga,

mengeluhkan keadaan keuangan keluarga, dan khawatir tidak

mampu memenuhi tuntutan atau harapan orang tua.

3) Masalah jasmani dan kesehatan, antara lain: sering pusing dan

mudah sakit, keadaan kesehatan yang kurang baik, dan sering

merasa lelah.

4) Masalah diri pribadi, antara lain: sering mimpi buruk, sering

(39)

5) Masalah agama, antara lain: masalah anggota keluarga yang tidak

seagama, sering berkata dusta atau bohong, dan sering ditegur

karena melakukan kesalahan.

6) Masalah hubungan sosial, antara lain: kurang memperhatikan

kepentingan orang lain, tidak lancar saat berbicara dengan orang

lain, dan kurang mengetahui cara-cara bergaul.

B. Masa Remaja

1. Pengertian masa remaja

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak

ke masa dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang dialami

sebagai persiapan memasuki masa dewasa (Singgih,2003: 6). Masa

remaja juga merupakan segmen perkembangan individu yang sangat

penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual)

sehingga mampu bereproduksi. Sementara Salzman mengemukakan

bahwa masa remaja merupakan masa perkembangan sikap

ketergantungan (dependence) terhadap orang tua ke arah kemandirian

(independence), minat-minat seksual, perenungan diri, perhatian terhadap

nilai-nilai estetika dan isu-isu moral (Yusuf, 2001: 184).

Hurlock(Hartinah, 2008: 58)juga mengatakan bahwaadolesensi

(masa remaja) berasaldarikata Latin adoloescere berarti “tumbuh atau

tumbuh untuk mencapai kematangan”. Adolesensimemiliki arti yang luas,

mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Istilah

(40)

luas, meliputi semua perubahan. Pada umumnya masa remaja ditandai

oleh perubahan-perubahan fisik yang mendahului kematangan seksual.

Bersamaan dengan itu, dimulai pula proses perkembangan psikis pada

masa remaja yang dimana mereka mulai melepaskan diri dari ikatan

dengan orang tuanya. Kemudian terlihat pula perubahan-perubahan

kepribadian yang terwujud dalam cara hidup untuk menyelesaikan diri

dalam masyarakat(Rochmah, 2005: 179).

2. Ciri-ciri masa remaja

Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja

terjadiperubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis.Jahja

(2011: 235) mengungkapkan beberapaperubahan yang terjadi selama

masa remaja:

a. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja

awal yang dikenal sebagai masa storm dan stress. Peningkatan

emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon

yang terjadi pada masa remaja.

b. Perubahan fisik yang cepat dan disertai kematangan seksual.

Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan

diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi

secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi,

pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti

tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh

(41)

c. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan

orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi

dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik

yang baru. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang

lebih besar pada masa remaja. Oleh karena itu,remaja diharapkan

dapat tertarik pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi

dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi hanya

berhubungan dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi

juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.

d. Perubahan nilai, dalam arti apa yang mereka anggap penting pada

masa kanak-kanak menjadi kurang penting pada saat remaja.

e. Adanya sikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi.

Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka

takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan ini, serta

meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung

(42)

C. Bimbingan Klasikal di SMP

Dalam buku Dasar Standarisasi Profesi Konseling (Depdiknas,

2004: 59-76) terdapat sembilan jenis layanan bimbingan dan konseling,

yaitu: Layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan

penyaluran, layanan pembelajaran, layanan konseling perorangan, layanan

bimbingan kelompok/klasikal, layanan konseling mediasi, dan layanan

konsultasi. Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya mengunakan

layanan bimbingan klasikal dalam membantu siswa mengatasi

masalah-masalah yang dialaminya.

Dalam Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling (Depdiknas

2003: 26), bimbingan klasikal diartikan sebagai berikut.

Layanan bimbingan klasikal merupakan layanan yang memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok.

Dengan demikian, bimbingan klasikal yang merupakan bimbingan

kelompok dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan kepada

sejumlah/sekelompok siswa dalam waktu yang bersamaan. Tujuan

bimbingan klasikal adalah untuk mengembangkan kemampuan sosial

siswa, kemampuan untuk mengenali dirinya sendiri serta mengembangkan

kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi

masalah-masalah yang dialaminya. Salah satu hal penting yang dapat digunakan

dalam melaksanakan bimbingan klasikal adalah layanan pemberian

(43)

dengan cara melibatkan siswa dalam diskusi kelompok kecil, mengisi

lembar kerja dan membuat refleksi, sehingga siswa dapat memperoleh

makna dari bimbingan klasikal tersebut.

Bimbingan klasikal atau kelompok dijenjang pendidikan menengah

mempunyai beberapa manfaat bagi siswa yaitu: siswa menjadi lebih sadar

akan situasi yang dihadapinya, mau menerima dirinya sendiri, berani

mengemukakan pandangannya sendiri bila berada dalam kelompok, diberi

kesempatan untuk mendiskusikan sesuatu bersama. Dengan begitu siswa

mendapat latihan untuk berkomunikasi dengan teman-teman dikelasnya,

bersedia menerima suatu pandangan yang dikemukakan oleh teman,

tertolong untuk mengatasi sesuatu masalah yang dirasa sulit untuk

dibicarakan secara langsung oleh guru pembimbing (Winkel, 2006: 565).

D. Usaha Bimbingan dan Konseling untuk Pemenuhan Masalah Siswa

Bimbingan mengandung arti bantuan atau pelayanan, artinya

bimbingan itu terjadi karena adanya kesukarelaan dari pembimbing dan

yang dibimbing. Guru pembimbing memberikan bimbingan dalam kelas

dalam bentuk kelompok dengan jangka waktu satu tahun atau satu

semester. Materi bimbingan menyangkut empat bidang bimbingan, yaitu

bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Winkel (2004: 270)

mengungkapkan guru pembimbing dapat memperlancar pemenuhan

(44)

1. Asesmen, yang meliputi:

a. Wawancara Informasi

Wawancara informasi adalah alat pegumpulan data untuk

memperoleh data dan informasi dari siswa secara lisan.

b. Otobiografi

Otobiografi merupakan karangan yang ditulis oleh siswa

mengenai riwayat hidupnya sampai pada saat sekarang. Riwayat

hidup dapat mencakup keseluruhan hidupnya yang lampau atau

hanya satu dua aspek kehidupannya saja. Sebagai alat

pengumpulan data otobiografi sangat berguna karena, di samping

diceritakan berbagai kejadian penting dimasa lalu, terungkapkan

juga pikiran dan perasaan subyektif tentang kejadian yang disebut.

c. Skala penilaian

Skala penilaian merupakan sebuah daftar yang menyajikan

semua sifat dan sikap sebagai butir atau item. Pada setiap butir

harus dijelaskan sampai berapa jauh subyek yang dinilai memiliki

sifat atau sikap itu.

d. Sosiometri

Sosiometri meruapakan suatu metode untuk memperoleh data

tentang jaringan hubungan sosial dalam suatu kelompok, yang

berukuran kecil sampai sedang (10-50), berdasarkan prefensi antara

anggota kelompok satu sama lain. Prefensi pribadi dinyatakan

(45)

kelompok dalam melakukan kegiatan tertentu, atau dinyatakan

dalam ungkapan perasaan terhadap anggota-anggota kelompok

yang lepas dari kegiatan tertentu.

e. Kunjungan rumah

Kunjungan rumah bertujuan lebih mengenal lingkungan hidup

siswa sehari-hari, bila informasi yang dibutuhkan tidak dapat

diperoleh melalui angket atau wawancara informasi. Mungkin juga

guru pembimbing mengadakan kunjungan rumah khusus untuk

membicarakan kasus seorang siswa bila memerlukan kerjasama

dengan orangtua.

f. Kartu pribadi

Kartu pribadi merupakan aplikasi dari penyusunan suatu arsip

yang memuat data penting tentang seseorang. Dalam rangka

pelayanan bimbingan di sekolah kartu pribadi berarti suatu seri

catatan tentang masing-masing siswa yang disusun selama

beberapa tahun dan memuat data yang signifikan untuk keperluan

bimbingan.

2. Memberikan layanan bimbingan dengan topik-topik bimbingan yang

sesuai dengan masalah yang dialami oleh siswa.

(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi uraian tentang jenis penelitian, subjek penelitian,

instrumenpenelitian, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

metode survei. Menurut Trianto (2010: 197) penelitian deskriptif ialah

penelitian yang berusaha mengambarkan suatu gejala, peristiwa, kejadian

yang terjadi sekarang serta memusatkan perhatian kepada masalah-masalah

aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Hal ini sejalan

dengan pendapat Furchan (2004: 447) yang mengatakan bahwa penelitian

deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada

saat penelitian dilakukan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan

informasi mengenai masalah-masalah yang dialami oleh siswa kelas VIII

SMP Xaverius Baturaja tahun ajaran 2013/2014, yang hasilnya akan

digunakan untuk membuat usulan topik-topik bimbingan klasikal.

B. Subjek Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas VIII SMP

Xaverius Baturaja tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 108 siswa. Semua

siswa dijadikan subjek penelitian, sehingga penelitian ini termasuk penelitian

populasi. Alasan peneliti memilih SMP Xaverius Baturaja sebagai tempat

penelitian adalah berdasarkan sharing peneliti pada tanggal 17 Juni 2013

dengan guru BK SMP Xaverius Baturaja tentang masalah-masalah yang

dialami oleh siswa di sekolah, berbagai masalah yang dialami oleh siswa

(47)

kelas VIII SMP Xaverius Baturaja tahun ajaran 2013/2014 ini menunjukan

bahwa perlu ada bantuan khusus dari orang yang dewasa (secara khusus guru

BK)untukmendampingi siswa menghadapi masalahnya.Selain itu, SMP

Xaverius Baturaja belum pernah diteliti oleh tenaga bimbingan secara formal.

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk pelayanan

bimbingan dan konseling di SMP Xaverius Baturaja.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner yang

dibuat oleh Sagala (2004) dalam rangka penelitian skripsinya.Kuesioner yang

digunakan merupakan modifikasi dari instrumen Alat Ungkap Masalah Seri

Umum Format 2 untuk siswa SMP (AUM-2) yang disusun oleh Prayitno, dkk

(tanpa tahun) yang dimodifikasi oleh Sagala (2004). Yang dimodifikasinya

antara lain petunjukpengerjaannya,alternatif jawaban, nomor urut dan jumlah

item. Peneliti sendiri memodifikasi jumlah item menjadi 70 item dan

pertanyaan yang dikemukakan adalah “ Sejauh mana Anda mengalami atau

merasakan masing-masing masalah yang berikut?”Selain itu, peneliti juga

melakukan uji validitas ulang kuesioner.Uji ulang dilakukan dengan

pertimbangan subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa yang

berada di luar pulau Jawa (Baturaja Sumatera Selatan) sedangkan yang

digunakan Sagala adalah siswa yang berada di pulau Jawa. Hasil uji validitas

menunjukan ada 52 butir item yang valid dan 18 item yang gugur. Oleh

karena itu, peneliti mengunakan 52 butir item yang digunakan dalam

(48)

Butir-butir pernyataan dalam kuesioner terdiri dari empat bidang

masalah, yaitu bidang masalah pribadi, bidang masalah sosial, bidang

masalah karier.Kisi-kisi instrumen yang digunakan disajikan dalam tabel 1.

Tabel 1

Kisi-kisi Kuesioner Masalah-masalah Siswa No Aspek-aspek

Masalah

Indikator Nomor Item Jumlah Item

1. Masalah pribadi Perkembangan fisik 3. Masalah belajar Penyesuaian

terhadap

tugas-Kuesioner dibuat berbentuk tertutup untuk memudahkan pengolahan.

Untuk melindungi kerahasiaan jawaban, responden tidak perlu menuliskan

namanya, dengan harapan siswa lebih terbuka dan jujur dalam menjawab

(49)

yaitu Tidak Mengalami (TM), Kurang Mengalami (KM), Mengalami (M),

dan Sangat Mengalami (SM). Besarnya skor bergerak dari angka 1-4, yaitu

alternatif jawaban “Tidak Mengalami (TM) memperoleh skor 1, Kurang

Mengalami (KM) memperoleh skor 2, Mengalami (M) memperoleh skor 3,

dan Sangat Mengalami (SM) memperoleh skor 4.

D. Validitas dan Reliabilitas

Dua hal penting yang harus dipenuhi untuk memperoleh suatu alat

ukur yang akurat adalah dengan menguji validitas dan reliabilitas alat ukur.

1. Validitas

Menurut Azwar (2012: 132) validitas berasal dari kata validity

yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat

ukurdalam melakukan fungsi ukurnya. Validitas instrumen yang diuji

dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity).

Azwar (2009: 45) mengatakan

Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgment. Validitas isi berkenaan dengan isi instrumen; diperiksa untuk melihat sejauh mana item-item dalam alat penelitian (kuesioner) mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur atau sejauhmana isi alat penelitian mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur.

Sedangkan teknik statistik yang digunakan untuk menguji tingkat

validitas dari kuesioner dengan taraf signifikan (α = 5%) adalah teknik

korelasi Product-Momentdari Pearson(Arikunto, 2002: 160). Rumus

(50)

Ket:

𝑟𝑋𝑌 = korelasi produk moment

𝑋 = nilai setiap butir

𝑌 = nilai dari jumlah butir 𝑁 = jumlah responden 𝑟𝑋𝑌= 𝑁 𝑋𝑌 − 𝑋 𝑌

𝑁 𝑋2

( 𝑋2) 𝑁 𝑌2−( 𝑌)²

Untuk mengukur koefisien korelasi validitas item, peneliti

menggunakan program SPSS (Statistic Programme for Social Science) versi

16 agar perhitungan jadi lebih cepat dan mudah. Perhitung validitas

instrumen menggunakan patokan 0,30 dengan taraf signifikan 5%. Jadi,

apabila koefisien korelasi butir instrumen

0,30, maka butir instrumen

tersebut dianggap valid. Namun apabila koefisien korelasi butir instrumen ≤

0,30, dapat diinterpretasikan sebagai item yang tidak valid. (Sugiyono,

2011).

Hasil perhitungan validitas mengunakan SPSS diperoleh 52 item yang

valid dan 18 item yang tidak valid atau gugur. Item yang valid digunakan

untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, sedangkan item yang tidak

valid atau gugur dibuang atau tidak dipakai. Rincian hasil perhitungan

(51)

Tabel 2

Rincian Hasil Analisis Validitas Instrumen

No Aspek masalah

-masalah

Jumlah item uji coba

Jumlah item yang valid

Jumlah item yang tidak valid atau

gugur 1. Masalah pribadi 25 14 10

2. Masalah sosial 23 20 3

3. Masalah belajar 16 11 5

4. Masalah karier 7 7 0

Jumlah 70 52 18

2. Reliabilitas instrumen

Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil

pengukuran.Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi yaitu yang

mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya(Azwar, 2012: 134).

Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini

mengunakanrumus teknik belah dua dari Spearman Brown (spilt half),

dengan bantuan program SPSS. Rumus teknik belah dua dari Spearman

Brown (spilt half),

r

i

=

2

𝑟

𝑏

1+

𝑟

𝑏

Keterangan:

ri = reliabilitas internal seluru instrument

(52)

Hasil perhitungan reliabilitas dengan bantuan program SPSS

memperoleh hasil korelasi product moment antara belahan pertama dan

kedua 0,83. Kemudian nilai ini dimasukan kedalam rumus Spearman

Brown seperti berikut ini.

r

i

=

2 𝑥 0,875 1+0,875

=

175 1.875

= 0, 933

Jadi, hasil perhitungan reliabilitasinstrumen uji coba adalah 0.933

dengan klasifikasi sangat tinggi menurut kriteria Guilford (Masidjo, 1995:

209)sebagaimana tertera pada tabel 3 berikut ini.

Tabel3 Kriteria Guilford

E. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

Dalam tahap ini peneliti melakukan beberapa usaha sebagai

(53)

a. Menghubungi Wakil Kepala Sekolah SMP Xaverius Baturaja untuk

membicarakan rencana penelitian dan mohon bantuan untuk

mengadakan penelitian.

b. Mengkonsultasikan kuesioner kepada dosen pembimbing.

c. Melakukan Expert Judgment

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan

pertimbangan ahli (Expert Judgment).Peneliti meminta bantuan

kepada BapakAleksander Dadi,S. Sag, selaku guru BK SMP

Xaverius Baturaja.Guru BK memberikan penilaian terkait isi

kuesioner masalah–masalah yang dialami siswa.Setelah guru BK

mencermati isi semua pernyataan dalam kuesioner, guru BK

menyetujui semua pernyataan yang ada dalam kuesioner penelitian

ini.

d. Melakukan uji coba kuesioner.

Uji coba kuesioner dilakukan untuk mengetahui validitas dan

reliabilitas. Melalui uji coba dapat diperoleh data tentang reliabilitas

dan validitas alat.Uji coba kuesioner dalam penelitian ini dilakukan

pada tanggal 6 Januari 2014 pukul 10.45-11.45 WIB.Jumlah subjek

dalam uji coba kuesioner ini adalah 32 siswa dari kelas VIII B SMP

(54)

2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data

Pengisian kuesioner dilaksanakan di SMP Xaverius Baturaja

pada hari Kamis, 23 Januari 2014.

Tabel 4

Jadwal Pengisian Kuesioner

Kelas Tanggal Waktu Siswa yang hadir VIII A 23 Januari

2014

10.45-11.45 27 siswa

VIII C 23 Januari 2014

09.55-10.35 27 siswa

VIII D 23 Januari 2014

07.45-08.45 22 siswa

Jumlah 76 Siswa

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyebaran dan pengisian

kuesioner ini adalah sebagai berikut:

a. Memberikan penjelasan tentang maksud pengisian kuesioner

penelitian

b. Membagikan lembar kuesioner dan petunjuk pengisiannya.

c. Menjelaskan secara singkat petunjuk pengisian kuesioner dan

memberi kesempatan kepada responden untuk bertanya

mengenai hal-hal yang belum jelas.

d. Memberikan kesempatan kepada responden untuk mengisi

(55)

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui masalah-masalah

yang dialami oleh siswa SMP Xaverius Baturaja kelas VIII tahun ajaran

2013/2014 adalah sebagai berikut:

1. Memberi skor pada setiap item yang sesuai dengan pilihan jawaban yang

sudah tersedia yaitu Tidak Mengalami (TM) diberi skor 1, Kurang

Mengalami (KM) diberi skor 2, Mengalami (M) diberi skor 3, dan Sangat

Mengalami (SM) diberi skor 4.

2. Membuat tabulasi data, dan menghitung skor total dari masing-masing

item kuesioner dengan mengunakan Microsoft Office Excel 2007.

3. Menghitung koefisien validitas instrumen masalah-masalah yang dialami

oleh siswa kelas VIII SMP Xaverius Baturaja dengan menggunakan rumus

korelasi Product Moment dari Pearsondengan bantuanprogram komputer

SPSS versi 16.

4. Menghitung koefisien reliabilitas instrumen masalah-masalah yang

dialami oleh siswa kelas VIII SMP Xaverius Baturaja dengan

menggunakan rumus teknik belah dua dari Spearman Browndengan

bantuan program SPSS versi 16.

5. Mengkategorisasi masalah-masalah yang dialami oleh siswa kelas VIII

SMP Xaverius Baturaja menurut intensitasnya, yaitu sangat dialami,

dialami, cukup dialami, tidak dialami, dan sangat tidak dialami seperti

(56)

Tabel 5 Kategorisasi

Masalah-masalah yang Dialami oleh Siswa

Keterangan:

X Maximum teoritik : Rata-rata skor total tertinggi

X Minimum teoritik : Rata-rata skor total terendah

σ : Standar deviasi yaitu luas jarak rentangan yang dibagi

dalam 6 satuan deviasi sebaran.

μ : Rata-rata teoritik yaitu rata-rata teoritis dari skor

maksimum dan minimum.

Norma/Kriteria Skor Kategori

X≤ µ -1,5σ Sangat Tidak dialami

µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ Tidak dialami µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ Cukup dialami

µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ Dialami

(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN

USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

Bab ini berisi hasil penelitian, pembahasan,dan usulan topik-topik

bimbingan klasikal. Hasil penelitian merupakan jawaban atas “Masalah-masalah

apa sajakah yang dialami para siswa kelas VIII SMP Xaverius Baturaja tahun

ajaran 2013/2014?”.

A. Hasil Penelitian

Masalah-masalah yang dialami para siswa kelas VIII SMP Xaverius

Baturaja tahun ajaran 2013/2014.

Masalah-masalah yang dialami para siswa adalah masalah-masalah seperti

yang dimaksudkan dalam item-item kuesioner dalam penelitian

ini.Berdasarkan analisis datadiketahuilah masalah-masalah yang dialami para

siswa kelas VIII SMP Xaverius Baturaja tahun ajaran 2013/2014 seperti yang

disajikan dalam tabel 6.

(58)

Tabel 6

Masalah-masalah yang dialami oleh siswa kelas VIII SMP Xaverius Baturaja tahun ajaran 2013/2014

Kategori No Item Jumlah Persentase Sangat Tidak

dialami

23 dan 28 2

3.85% Tidak dialami 1,2,6,8,10,11,12,13,18,19,20,

21,22,26,29,31,33,44,45,46,47, 48,50,51, dan 52.

25

48.08% Cukup dialami 4, 5, 9, 14, 16, 17, 25,27, 32,

34,35,36, 39,41,42,43, dan 49

17

32.69% Dialami 3, 7, 15, 24, 30, 37, 38, dan 40 8 15.38%

Sangat dialami - 0 0%

Total 52 100%

Dengan hanya melihat kategori “cukup dialami” dan “dialami’ pada tabel

6 tampaklah bahwa masalah-masalah yang dialami oleh siswa kelas VIII

SMP Xaverius Baturaja tahun ajaran 2013/2014 adalah sebagai berikut:

1. Ada 17masalah (32.69%) yang cukup dialami oleh siswa yaitu:

a. Saya sering melamun/berkhayal. (Item 4)

b. Saya sulit mengungkapkan perasaan dengan tepat dan jujur. (Item 5)

c. Saya kurang taat dalam menjalankan ibadah agama. (Item 9)

d. Saya kurang menyadari perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri

sehubungan dengan pertumbuhan badan. (Item 14)

e. Saya mudah tersinggung atau sakit hati dalam berhubungan dengan

orang lain. (Item 16)

f. Saya kurang mampu mengatasi pengaruh negatif dari kelompok atau

teman sebaya. (Item 17)

(59)

g. Saya merasa diperlakukan tidak adil oleh orang tua atau anggota

keluarga lain. (Item 25)

h. Orang tua saya kurang memberikan kebebasan. (Item 27)

i. Saya sulit mengetahui kebutuhan dan perasaan orang lain. (Item 32)

j. Tidak mempunyai banyak teman yang dapat dipercaya dan bersedia

mendengarkan isi hati, keluhan/kesulitan/masalah saya. (Item 34)

k. Saya kurang mengetahui cara-cara belajar yang tepat. (Item 35)

l. Saya sering tidak siap dalam menghadapi ujian. (Item 36)

m.Tugas-tugas pelajaran saya tidak selesai pada waktunya. (Item 39)

n. Saya kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran. (Item 41)

o. Saya sukar memahami penjelasan guru sewaktu pelajaran

berlangsung. (Item 42)

p. Tidak mengetahui cara-cara meningkatkan semangat belajar saya.

(Item 43)

q. Saya takut mengalami kegagalan dalam mencapai cita-cita. (Item 49)

2. Ada 8 masalah (15.38%) yang dialami oleh siswa yaitu:

a. Saya takut berbicara di depan umum. (Item 3)

b. Saya sulit mengambil keputusan. (Item 7)

c. Takut mengungkapkan pendapat/pendirian saya sendiri. (Item 15)

d. Saya lambat menjalin persahabatan. (Item 24)

e. Saya kurang bersedia mendengarkan teman yang mengungkapkan

kesulitan atau masalahnya. (Item 30)

(60)

g. Saya kurang menyadari kebiasaan belajar yang baik dan kurang

baik. (Item 38)

h. Saya sering malas belajar. (Item 40)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada 25 masalah (item) yang cukup

dialami dan dialami oleh siswa-siswa kelas VIII SMP Xaverius Baturaja

tahun ajaran 2013/2014 .

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Untuk membatasi pembahasan dan menghindari pengulangan yang

tidak perlu dalam pembahasan ini masalah-masalah yang cukup dialami dan

dialami oleh siswa kelas VIII SMP Xaverius Baturaja tahun ajaran

2013/2014 disatukan menjadi cukup dialami. Masalah-masalah yang cukup

dialami ini dikelompokkan menjadi empat bidang masalah-masalah yaitu

masalah pribadi, masalah sosial, masalah belajar, dan masalah karier.

1. Masalah pribadi

a. Saya sulit mengambil keputusan (Item 7)

Masalah sulit mengambil keputusan dapat disebabkan oleh

beberapa hal, antara lain: kurang mengetahui untung rugi dari

keputusan yang diambil, takut mendapatkan hasil keputusan yang

tidak sesuai dengan harapan, dan tidak mau bertanggung jawab atas

hasil dari sebuah keputusan yang diambil. Sedangkan akibat dari

sulitnya mengambil keputusan, antara lain: selalu mendapat hasil yang

Gambar

Tabel 1:Kisi-kisi Kuesioner Masalah-masalah Siswa........................................
Tabel 1 Kisi-kisi Kuesioner Masalah-masalah Siswa
Tabel 2
Tabel 4 Jadwal Pengisian Kuesioner
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum melaukan migrasi perlu disiapkan terlebih dahulu master data awal perusahaan sebagai saldo awal pembukuan yang akan diinput pada program Accurate.. Berikut master data

Bandara Jawa Barat À À À À Pelabuhan Pamanukan Pelabuhan Cirebon Pelabuhan Pangandaran Pelabuhan Ratu Jalan Tol Soreang - Pasirkoja Purwakarta Kuningan Tasikmalaya Bogor Cianjur

Untuk mengetahui strategi, cara berpikir, langkah-langkah pemecahan masalah, serta kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal- soal tes, peneliti

Dalam penelitian ini adalah menganalisis pengaruh rasio keuangan yang berupa Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan dana pihak ketiga (DPK)

Untuk mempercepat adopsi teknologi yang telah dihasilkan oleh Badan Litbang Departemen Pertanian, maka sejak tahun 2009 telah ditandatngani nota kesepahaman antara Badan

Pihak pertama pada tahun 2016 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka

Pada aplikasinya sebagai pelat bipolar, grafit mampu memberikan konduktivitas listrik yang baik dan juga meningkatkan sifat mekanis dari komposit tersebut. Selain

dalam Pasal 6 ayat (2) tidak diketahui atau lebih rendah dari NJOP yang digunakan dalam pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan pada tahun terjadinya perolehan, besaran pokok Bea