• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPRESI CITRA MENGGUNAKAN TEKNIK LOSSY DENGAN METODE ALGORITMA JPEG ( Image Compression Using Lossy Technique with JPEG Algorithm Method )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOMPRESI CITRA MENGGUNAKAN TEKNIK LOSSY DENGAN METODE ALGORITMA JPEG ( Image Compression Using Lossy Technique with JPEG Algorithm Method )"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPRESI CITRA MENGGUNAKAN TEKNIK LOSSY

DENGAN METODE ALGORITMA JPEG

( Image Compression Using Lossy Technique with

JPEG Algorithm Method )

Oleh :

Yenniwarti Rafsyam

Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang, Kampus Unand Limau Manis Padang 25163 Telp. 0751-72590 Fax. 0751-72576

ABSTRACT

This research discusses image compression using lossly technique with JPEG Algorithm method. With this technique image file become smaller by eliminating some information from a input stream. The result indicate obtained compression ratio value very high, because some it’s bit of information eliminated although it’s not change perception to the original picture. Degrading memory capacities is 71,8% from it’s original image.This research using MATLAB software, it’s use very easy with insert the original image and the result will be created as according to desire.

Keywords: image compression, lossy, JPEG algorithm

PENDAHULUAN

Data atau informasi tidak hanya disajikan dalam bentuk teks, tetapi juga dapat berupa gambar, audio (bunyi, suara, musik), dan video. Keempat macam data atau informasi ini sering disebut multimedia. Saat ini orang tidak hanya dapat mengirim pesan dalam bentuk teks, tetapi juga dapat mengirim pesan berupa gambar maupun video, yang dikenal dengan layanan MMS (Multimedia

Message Service).

Citra (image) merupakan istilah lain untuk gambar sebagai salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh data teks, yaitu citra kaya dengan informasi. Ada ungkapan yang menyatakan bahwa satu gambar mempunyai arti seribu kata ”(a picture is

more than a thousand words).

Maksudnya tentu sebuah gambar dapat memberikan informasi yang lebih banyak daripada informasi tersebut disajikan dalam bentuk kata-kata (tekstual).

Hal ini menjadi kebenaran di zaman modern ini ketika informasi telah menjadi salah satu aset yang berharga, khususnya yang berwujud gambar atau citra. Seribu kata dapat disimpan dalam komputer digital dengan kapasitas penyimpanan yang sangat kecil, tetapi selembar gambar memerlukan kapasitas penyimpanan yang lebih besar daripada seribu kata. Tentu saja seribu gambar akan membutuhkan kapasitas yang jauh lebih besar lagi.

Masalah pada citra adalah besarnya ruang penyimpanan yang diperlukan. Selain itu, data citra berukuran besar jika di kirim melalui jaringan juga membuat waktu pengiriman citra dari suatu tempat ke tempat lain menjadi lambat. Sebagai contoh, bila kecepatan transfer adalah 9600 baud (bit per detik), waktu yang dibutuhkan untuk

(2)

pengiriman citra berukuran 512 x 512 beraras keabu-abuan adalah sebesar 3,64 menit. Lambatnya pengiriman data ini juga harus di bayar dengan biaya yang tinggi bila banyak citra yang ditransfer. Pembatasan ruang penyimpanan dan keterbatasan lebar bidang dalam sistem komunikasi telah memaksa agar diperoleh teknik kompresi citra yang efisien.

Hal inilah yang mendasari perlunya suatu usaha untuk mengkompresi citra sehingga citra dapat disimpan dengan ukuran yang lebih kecil dari aslinya.

Penelitian ini bertujuan untuk dapat melakukan kompresi citra menggunakan teknik Lossy dengan

algoritma JPEG. Citra

Citra (image) adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus (continue) dari intensitas cahaya pada bidang dwimatra. Sumber cahaya menerangi objek, objek memantulkan kembali sebagaian dari berkas cahaya tersebut. Pantulan cahaya ini ditangkap oleh alat-alat optik, misalnya mata pada manusia, kamera dan sebagainya, sehingga bayangan objek yang disebut citra terekam (Munir, 2004).

Citra yang dimaksudkan di sini adalah citra diam (still images). Citra diam adalah citra tunggal yang tidak bergerak. Gambar 1 adalah contoh dari citra diam.

Gambar 1. Citra Pentagon

Dari citra diam tersebut dapat dilakukan perbaikan-perbaikan sesuai keinginan dan kegunaannya dengan dilakukan pengolahan citra.

Pengolahan citra bertujuan memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasikan oleh manusia atau mesin (dalam hal ini komputer ). Teknik teknik pengolahan citra mentransformasikan citra menjadi citra lain (Munir, 2004). Jadi, masukannya adalah citra dan keluarannya juga citra.

Kompresi Citra

Salah satu bentuk operasi pengolahan citra ialah kompresi citra (image compression). Kompresi atau

compression adalah proses pemampatan

ukuran sebuah data tertentu menjadi ukuran data yang lebih kecil. Sedangkan definisi dari kompresi citra adalah proses untuk mengubah stream data citra masukan dengan ukuran tertentu menjadi

stream data citra keluaran dengan ukuran

yang lebih kecil (Mueller, 2004). Adapun tujuan kompresi citra adalah untuk mengurangi redundansi (pengulangan) dari data-data yang terdapat dalam citra sehingga dapat disimpan atau ditransmisikan secara efisien.

Menurut Baxes (1994), ukuran kemampuan kompresi data dapat dilakukan dengan mudah. Besar kompresi data citra diperoleh dengan membagi

(3)

ukuran citra asli (Uasli) dengan ukuran citra yang dikompresi (Upemampatan). Hasilnya disebut rasio kompresi (R):

Semakin besar rasio pemampatan berarti semakin kecil ukuran hasil pemampatan. Teknik Kompresi Lossy

Teknik kompresi citra yang bersifat lossy adalah teknik kompresi yang membuat file citra menjadi lebih kecil dengan cara menghilangkan beberapa informasi dari sebuah stream input.

Tetapi tetap memberikan citra hasil kompresi dengan penampakan yang mirip dengan citra asli. Sekalipun terdapat perbedaan antara citra asli dan citra rekonstruksi (hasil kompresi) pada teknik kompresi data yang bersifat lossy, sedikit perubahan atribut piksel yang menyusun suatu citra, sehingga tidak akan terlihat oleh mata manusia (Nelson dkk,1996).

Lossy kompresi membuat kapasitas file sebuah gambar menjadi kecil dengan cara menghilangkan beberapa informasi dari sebuah gambar yang asli. Teknik kompresi lossy merubah detail dan warna sebuah file gambar menjadi lebih sederhana dan mempunyai kapasitas file menjadi lebih kecil tanpa terlihat perbedaan mencolok dari pandangan manusia.

Berdasarkan sifat tersebut, teknik yang bersifat lossy banyak dipakai dalam kompresi data citra, mengingat teknik ini mempunyai rasio kompresi yang lebih tinggi daripada teknik yang bersifat

lossless.

METODOLOGI PENELITIAN

Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah citra diam (still image)

berasas keabuan dengan ukuran 8x8 pixel yang dapat dilihat pada gambar 1.

Peralatan pendukung penelitian adalah seperangkat komputer dengan prosesor Intel Core 2 Duo T6400 (2.0 GHz, 800 MHz FSB), memori 1 GB DDR2, harddisk 250 GB dan scanner. Perangkat lunak pengolah citra menggunakan MATLAB.

Sesuai dengan judul dan tujuan dari penelitian, bahwasanya teknik yang digunakan dalam kompresi citra ialah teknik lossy dengan menggunakan algoritma JPEG. Berikut dapat dilihat diagram blok kompresinya :

Gambar 2. Blok Diagram Blok Kompresi Citra dengan Algoritma JPEG

Dari blok diagram di atas dapat dijelaskan bahwa sinyal, dalam hal ini

original image diproses dengan suatu

alihragam yang dapat balik (invertible) seperti DCT (Discrete Cosine

Transform). DCT digunakan untuk

memisahkan antara informasi frekuensi rendah dengan informasi frekuensi tinggi dari sebuah gambar. Pada bagian ini original image dialihragamkan ke suatu representasi yang datanya lebih jarang. Formulasi dari DCT adalah

dengan demikian informasi yang ada pada sinyal dibuat padat dengan jumlah koefisein yang lebih kecil. Koefisien alihragam yang biasanya bilangan nyata

(4)

dengan presisi tak-berhingga, kemudian dikuantisasi dengan presisi berhingga.

Kuantisasi dilakukan untuk membersihkan koefisien DCT yang tidak penting untuk pembentukan image baru. Dimana frekuensi yang tinggi akan diseleksi untuk dihilangkan yang terikat pada pengaturan kwalitas yang digunakan. Hal ini yang menyebabkan JPEG bersifat lossy. Tahap ini merupakan tahap berugi karena hasil kuantisasi tidak dapat dikembalikan menjadi koefisien dengan presisi tak-berhingga. Kuantiser yang baik akan memberikan bit yang lebih banyak untuk koefisien yang memiliki informasi lebih banyak atau persepsi yang signifikan dan bit yang makin sedikit untuk informasi yang makin sedikit namun tetap didasarkan atas alokasi bit yang tetap.

Langkah terakhir adalah entropy

coding yaitu proses penggunaan

algoritma entropi, misalnya Huffman atau Aritmatik untuk mengkodekan koefisien hasil proses DCT yang akan mengeliminasi nilai-nilai matriks yang bernilai nol dimana akan menghilangkan kelebihan dari keluaran kuantiser secara

zigzag dan akhirnya akan diperoleh image yang telah direkonstruksi (image

yang sudah dikompres).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini merupakan contoh pengkompresan dengan menggunakan teknik lossy dari sebuah citra diam dengan algoritma JPEG.

Gambar 3. Citra 8x8 Pixel

Titik yang akan dikompres adalah gambar paling pojok kiri atas, sesuai yang di uraikan dalam Gambar 3, dengan menggunakan software MATLAB maka akan didapatkan hasil sampling berupa matriks 8x8, adapun derajat keabuan dalam matriks tersebut terlihat dalam Tabel 1.

Untuk membuka file citra asli pada MATLAB digunakan script berikut :

if ~isequal(nama_file1,0)

handles.data1=imread(fullfile(nam a_path1,nama_file1)); % membaca citra asli (handles.data1 adalah nama variabel matriks citra asli)

handles.current_data1=rgb2gray(ha ndles.data1); guidata(hObject, handles); axes(handles.axes1); imshow(handles.current_data1); [m n j] = size(handles.data1); set(handles.dimensi,'String',m) set(handles.dimensi2,'String',n) set(handles.dimensi3,'String',j) b = m*n*j; set(handles.b_data,'String',b) else return; end

% --- Executes on button press in Btn_kompres.

function

Btn_kompres_Callback(hObject, eventdata, handles)

% hObject handle to Btn_kompres (see GCBO)

% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB

(5)

% handles structure with handles and user data (see GUIDATA)

[nama_file_simpan,path_simpan]=uiputf ile(...

{'*.jpg','file citra(*.jpg)'; '*.jpg','citra jpg(*.jpg)';... '*.*','Semua file(*.*)'},...

Untuk mengkuantisasi file citra pada MATLAB digunakan script berikut:

%%%%QUANTISATION STEPS AND ZIG-ZAG SCANNING ORDER TABLE%%%%

h1 = axes('Parent',h0,'Box','on','Color',d fltaxbck,'GridLineStyle','-','LineWid th',2,'NextPlot','add', ... 'Position',[0.384 0.0074 0.2062 0.3033], ... 'Tag','quant_axes','TickLength ',[0 0], ... 'XColor',[0.356862745098039 0.356862745098039 0.356862745098039],'XGrid','on ','XTick',tableticks,'XtickLab e Mode','manual','XTickMode','ma nual', ... 'YColor',[0.356862745098039 0.356862745098039 0.356862745098039],'YGrid','on ','YTick',tableticks,'YTickLab elMode','manual','YTickMode',' manual');

Berikut merupakan script untuk menyimpan file citra hasil kompresi JPEG :

x1 = rgb2gray(handles.data1); map = double(gray(256)); imwrite(x1,map,fullfile(path_simpan,n ama_file_simpan),'Quality',handles.qu ality); %citra_kompres=imread(fullfile(path_s impan,nama_file_simpan)); ctr = imread(fullfile(path_simpan,nama_file _simpan)); axes(handles.axes2); imshow(ctr); %imshow(citra_kompres); if ispc set(hObject,'Backgroundcolor','white' ); else set(hObject,'Backgroundcolor',get(0,' defaultUicontrolBackgroundcolor')); end handles.ctr = ctr; guidata(hObject,handles) [m n k] = size(ctr); dim1 = m; dim2 = n; dim3 = k; bd = m*n*k*8; set(handles.dim1,'String', dim1); set(handles.dim2,'String', n); set(handles.dim3,'String', k); set(handles.b_data2,'String', bd);

Tabel 1. Matriks Hasil Sampling 133 129 123 119 118 122 126 130 127 126 126 125 125 125 125 126 117 121 125 127 129 126 122 118 110 114 121 126 126 123 119 115 112 117 122 126 129 127 126 123 122 125 130 134 137 138 138 137 126 130 137 144 148 148 145 144 123 130 140 148 152 151 148 144 Matriks hasil sampling ini akan menjadi masukan dari blok berikutnya yaitu DCT (Discrete Cosine Transform) yang akan memisahkan antara informasi frekuensi rendah dengan informasi frekuensi tinggi dari citra asli. Hasil pemisahan frekuensi tersebut tercermin dalam matriks DCT seperti Tabel 2.

Tabel 2. Matriks Hasil Proses DCT

6.6 -24.0 -20.2 -0.2 -0.6 -0.1 -0.1 0.6 -49.2 24.5 19.4 0.3 0.1 -0.2 0.4 -0.2 38.1 -1.2 11.1 0.3 0.5 -0.2 0.8 -0.7 -0.0 -0.2 15.3 -0.1 0.5 -0.1 0.2 -0.5 -12.6 -0.0 -0.1 -0.8 -0.4 0.6 -0.6 -0.2 0.2 0.8 -0.0 0.5 0.6 0.2 0.5 -0.7 0.3 -0.1 0.8 0.2 -1.1 -0.1 -0.4 0.2 0.5 -0.1 -0.6 0.7 -0.5 -1.1 -0.6 0.3 Hasil proses DCT digunakan sebagai masukan dari blok kuantisasi, dimana akan dilakukan proses pembersihan koefisien DCT yang tidak penting untuk pembentukan image baru. Frekuensi yang tinggi akan diseleksi untuk dihilangkan yang terikat pada pengaturan kwalitas yang digunakan. Frakuensi tinggi yang dihilangkan inilah yang menyebabkan JPEG bersifat lossy. Adapun ikatan aturan kwalitas yang digunakan ditunjukkan dalam Tabel 3.

Aturan ini akan digunakan untuk mengkuantisasi dari matriks DCT dengan sistem scanning yang menggunakan aturan zigzag. Aturan atau jalur zigzag

(6)

sebagai pedoman untuk mengkuantisasi ditunjukkan pada Gambar 4.

Tabel 3. Aturan Kwalitas Kuantisasi

16 11 10 16 24 40 51 61 12 12 14 19 26 58 60 55 14 13 16 24 40 57 69 56 14 17 22 29 51 87 80 62 18 22 37 56 68 109 103 77 24 35 55 64 81 104 113 92 49 64 78 87 103 121 120 101 72 92 95 98 112 100 103 99

Dari Gambar 4 sesuai arah anak panah terlihat aliran jalur kuantisasi dengan jelas. Dengan menggunakan formula

round 0 16

6 .

6 =

akan didapatkan matriks hasil kuantisasi seperti pada Tabel 4.

Gambar 4. Zigzag Scanning Kuantisasi Matriks hasil kuantisasi akan digunakan oleh algoritma entropi untuk mengkodekan koefisien hasil proses DCT yang akan mengeliminasi nilai-nilai matriks yang bernilai nol secara zig-zag order.

Tabel 4. Matriks Hasil Kuantisasi

0 -2 -2 0 0 0 0 0 -4 2 1 0 0 0 0 0 3 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 -1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Proses pengeliminasian nilai-nilai matriks yang bernilai nol, akan dikodekan oleh entropi coding sehingga didapat matriks baru yang merupakan matriks dari gambar yang sudah dikompresi.

Tabel 5. Hasil Entropi Coding

130 128 124 121 120 121 124 126 126 126 127 128 127 126 124 123 116 120 125 129 129 126 120 117 109 113 118 122 123 121 117 114 115 116 118 121 123 124 124 124 125 126 128 131 134 136 138 139 126 131 137 143 147 147 145 144 121 128 140 150 154 151 145 140

Dari Tabel 5 diatas dapat kita bandingkan dengan matriks citra aslinya sehingga akan tampak pada koordinat yang sama terjadi perubahan derajat keabuan. Perubahan inilah yang akan membawa penurun kapasitas memori dari citra asli ke dalam citra kompresi. Adapun hasil kompresi secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Citra Hasil Kompresi Citra hasil kompresi yang menggunakan algoritma JPEG ini memiliki nisbah kompresi adalah (100% - 58/206 x 100%)= 71,8%. Hasil ini sangat

(7)

signifikan dalam penghematan memori, padahal dilihat dari gambar hasil kompresinya tidak mempengaruhi persepsi pandangan manusia dari gambar tersebut. Dengan kata lain kwalitas gambar hasil kompresi tidak merubah

”pesan” yang akan disampaikan dari

gambar aslinya. SIMPULAN

Hasil penelitian menunjukan bahwa kompresi dengan teknik lossy menggunakan algoritma JPEG memiliki nisbah kompresi yang sangat tinggi, karena beberapa bit informasinya ada yang dihilangkan walaupun hasil kompresinya tidak merubah persepsi manusia terhadap gambar aslinya.

Adapun nilai nisbah kompresi yang diperoleh sebesar 71,8% dari citra aslinya. Hasil ini sangat signifikan dalam penghematan memori. Selain itu besaran file asli (206 Kb) dan file hasil kompresi (58 Kb) dengan dimensi gambar/jumlah pixel/cm tidak mengalami perubahan.

Proses kompresi citra menggunakan

program MATLAB, dimana

pengkompresian sangat mudah dilaksanakan, dengan memasukkan gambar asli maka gambar hasil kompresi akan dihasilkan sesuai dengan keinginan.

DAFTAR PUSTAKA

Baxes, G.A.,1994, “Digital Image Processing Principle and Applications”, John Wiley & Sons,179-215

Christyono, Yuli,”Kompresi Citra

Dengan Alihragam

GelombangSingkat-Jamak”, Tesis 2003

Daryanto, Tri, “Standar-Standar Kompresi Pada Gambar”, Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur

Jain, A. K,,1989, “Fundamental of Digital Image Processing”, Prentice-Hall International, Inc.,17,476-557

JPEG FAQ. Extensive information about

the JPEG graphic file format, including progressive JPEGs

Kadir, Abdul, “Pemampatan Data Citra

Menggunakan Alihragam

Gelombang Singkat”, Tesis 1998. Mueller, V., 2003, Kompresi Data dan

Ilmu Bahasa Sandi, Program

Pascasarjana Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Munir, Rinaldi., 2004, “Pengolahan Citra Digital dengan Pendekatan Algoritma”, Penerbit Informatika Nelson, M., and Gailly,J.L.,1996,”The

Data Compression Book”, M&T Books, New York, 321-379

Pitas, I., 1993,”Digital Image Processing Algorithms”, Prentice Hall International Ltd, 175-221

Symes, Peter., 2001, “Video Compression Demystified”, McGraw Hill, International Edition, 0-07-118964-5

Sid-Ahmed, M.A., 1995, “Image Processing Theory, Algorithms, and Architectures”, McGraw Hill,Inc.,International Edition, 377-478

Gambar

Gambar 1. Citra Pentagon
Gambar 2. Blok Diagram Blok Kompresi  Citra dengan Algoritma JPEG
Gambar 3. Citra 8x8 Pixel
Tabel 3. Aturan Kwalitas Kuantisasi 16     11      10     16     24      40       51      61 12     12      14     19     26      58       60      55 14     13      16     24     40      57       69      56 14     17      22     29     51      87       80

Referensi

Dokumen terkait

Melakukan pemodelan dan analisis stabilitas bendungan pada semua lokasi penelitian menggunakan SLOPE/W pada program Geo-Studio 2007 dengan asumsi tubuh bending terdiri dari

Jadi dapat disimpulkan bahwa metode Discovery adalah cara penyajian pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi tanpa bantuan

Tidak hanya dua budaya yang muncul pada peninggalan Sunan Sendang, akan tetapi masih ada satu budaya baru yaitu budaya modern. Budaya modern ini bisa dilihat dengan

Selain sikap tubuh yang salah yang seringkali menjadi kebiasaan, beberapa aktivitas berat seperti melakukan aktivitas dengan posisi berdiri lebih dari 1 jam dalam

Pengalaman Ɵ nggal di Indonesia, tempat 11.000 laki-laki, perempuan dan anak-anak mencari perlindungan dari penganiayaan, membuat saya merasa sedih karena mendengar dan membaca

Terakhir, sebagai pribadi, saya bersyukur karena bisa sampai di hadapan Bapak dan Ibu setelah menempuh proses seleksi yang sangat panjang dalam upaya untuk menjadi bagian

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang di dalamnya memiliki sebuah sistem kehidupan yang mengatur warga sekolah. Sekolah menjadi bagian penting dari kultur

Hasil refleksi diguanakan untuk menentukan langkah selanjutnya dalam mencapat tujuan penelitian tindakan kelas (PTK).. refleksi terhadap kegiatan guru kelas