• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran 1 PERHITUNGAN KOMPOSISI ALGINAT, KITOSAN, DAN KURKUMIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Lampiran 1 PERHITUNGAN KOMPOSISI ALGINAT, KITOSAN, DAN KURKUMIN"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

PERHITUNGAN KOMPOSISI ALGINAT, KITOSAN, DAN KURKUMIN

Acuan awal pembuatan sponge adalah Loyang bulat. d = 23 cm , r = 11,5 cm , t = 0,5 cm

V = π r2 t

= 3,14 x 11,52 x 0,5= 207,63 cm3 = 208 ml.

Dari variasi alginat:kitosan maka diperoleh :

Jenis Sponge Alginat Perbandingan Kitosan Alginat Persentase (%) Kitosan

A0C4 0 4 0 100

Sponge Alginat (ml) Kitosan (ml) Perhitungan ml Gram yang terkandung dalam ml. Alginat (gr) Kitosan (gr)

A0C4 0 = 100

*Menurut penelitian Dai et al. 2009

(2)

Cara pembuatan kurkumin 5µM dalam 1 liter ethanol. Rumus kimia kurkumin = C21H20O6 ,Mr = 368.

M = 𝑛𝑉

5 µM = 𝑛𝑉

5x10-6 = 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑀𝑟 1 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 5x10-6 = 𝑔𝑟𝑎𝑚/368

1 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟

Gram = 0,00184 gr dalam 1 liter ethanol = 1,84 mg dalam 1000 ml ethanol.

(3)

91

Lampiran 2

PEMBUATAN ABSORBENT DRESSING SPONGE

Langkah Keterangan Gambar

1. Menimbang

alginat, kitosan, dan kurkumin dengan timbangan analitik.

2. Alginat dilarutkan dalam aquades. Disentrifuse dengan kecepatan 5500 rpm selama 15 menit.

3. Kitosan dilarutkan dalam asam asetat 1%. Disentrifuse dengan kecepatan 5500 rpm selama 2 jam.

4. Kurkumin

dilarutkan dalam ethanol.

(4)

5. Larutan kitosan, alginat, dan

kurkumin dicampur menjadi satu. Larutan alginat dimasukkan sedikit demi sedikit

dengan pipet kedalam larutan kitosan yang telah ditambah 1ml larutan kurkumin sambil di sentrifuse selama ±2 jam dengan kecepatan 5500 rpm.

6. Campuran alginat, kitosan, dan kurkumin kemudian

disentrifuse untuk memisahkan residu dan supernatant selama 25 menit dengan kecepatan 8000 rpm.

7. Hasil residu dan supernatant kemudian

dipisahkan. Hasil residu yang dipakai untuk pembuatan sponge.

8. Residu kemudian dicetak pada loyang.

(5)

93

9. Residu yang telah dicetak pada Loyang

dimasukkan dalam

freezer

-800C selama 24

jam sebelum di

lyophilizer.

10. Setelah dibekukan dalam deep freezer

kemudian di

lyophilizer selama 24 jam untuk mengubahnya menjadi sponge.

11. 9 variasi sponge

yang telah dibuat.

(6)

Lampiran 3

(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)

Lampiran 4

PERHITUNGAN PERSENTASE KEMAMPUAN ABSORB SPONGE Rata-rata berat sponge

Jenis Keterangan :Wo = Berat sponge mula-mula (gram)

We = Berat sponge setelah menyerap PBS (gram)

RUMUS : E =𝑾𝒆−𝑾𝒐𝑾𝒐 X 100% Sponge Pengulangan

(13)

101

Sponge Pengulangan

Ke- Nilai Absorb (%) Rata-rata Nilai Absorb (%)

(14)
(15)

103

Lampiran 5

CARA PEMBUATAN LARUTAN PBS pH 7,4

Langkah Keterangan Gambar

1. Menimbang

sebanyak 5 gram di-sodium hydrogen phosphate.

2. Dilarutkan dalam 100 ml aquades.

3. pH awal adalah

8,86. Untuk menurunkan menjadi pH 7,4 ditetesi sedikit demi sedikit HCl 1M dan diukur dengan pH meter.

(16)

Lampiran 6

PERHITUNGAN PERSENTASE KADAR AIR ABSORBENT DRESSING SPONGE

Berat sponge sebelum dan sesudah pemanasan pada suhu 3000C.

Jenis Sponge Data yang diamati % Kadar Air

Sponge A0C4 Wo W 0,105 0,060 42,9

Sponge A1C2 Wo W 0,103 0,082 20,4

Sponge A1C4 Wo W 0,101 0,068 32,7

RUMUS : % kadar air = 𝑾𝒐−𝑾𝑾𝒐 x 100%

% kadar air SpongeA0C4 = 0,105 0,105−0,060 x 100%

= 42,9 %

% kadar air SpongeA1C2 = 0,103 0,103−0,082 x 100%

= 20,4 %

% kadar air SpongeA1C4 = 0,101 0,101−0,068 x 100%

(17)

105

Lampiran 7

PERHITUNGAN PERSENTASE RE-EPITELISASI

Jenis Sponge Total Tertutup Epitel Panjang Luka (okuler)

Kontrol 135 65

Sponge A1C2 80 70

Sponge A0C4 80 80

Sponge A1C4 50 50

Hasil dari perhitungan panjang luka total dan tertutup epitel yang masih bersatuan

okuler kemudian ditera menggunakan mikrometer objektif untuk menghasilkan

angka dalam satuan µm.

Kontrol

(18)

Mikrometer okuler yang sudah terpasang pada mikroskop kemudian

dihimpitkan dengan mikrometer objektif dan di cari garis yang berhimpitan.

Hasilnya diketahui bahwa 80 okuler sama dengan 82 objektif. Jarak antar garis

pada mikrometer objektif bernilai 0,01 mm, kemudian dilakukan perhitungan

sebagai berikut :

Okuler ≈ Objektif

80 okuler = 82 objektif

80 okuler = 82 x 0,01 mm

80 okuler = 0,82 mm

1 okuler = 0,82

80

1 okuler = 0,01025 mm = 10,25 µm.

Jenis Sponge Total Tertutup Epitel Panjang Luka (okuler) Total Panjang Luka (mm) Tertutup Epitel

Kontrol 135 65 = 1,38 = 135 x 0,01025 = 65 x 0,01025 = 0,67

Sponge A1C2 80 70 = 80 x 0,01025 = 0,82 = 70 x 0,01025 = 0,72

Sponge A0C4 80 80 = 80 x 0,01025 = 0,82 = 80 x 0,01025 = 0,82

Mikrometer objektif

(19)

107

Panjang Luka

Jenis Sponge Total Tertutup Epitel Panjang Luka (mm)

Kontrol 1,38 0,67

Sponge A1C2 0,82 0,72

Sponge A0C4 0,82 0,82

Sponge A1C4 0,51 0,51

RUMUS : % Re-epitelisasi = 𝐏𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠𝐏𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠𝐥𝐮𝐤𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠𝐥𝐮𝐤𝐚𝐝𝐢𝐭𝐮𝐭𝐮𝐩𝐢𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐞𝐩𝐢𝐭𝐞𝐥 X 100%

% Re-epitelisasi Kontrol = 0,67

1,38 X 100%

= 49 %

% Re-epitelisasi Sponge A1C2 = 0,72

0,82 X 100%

= 88 %

% Re-epitelisasi Sponge A0C4 = 0,82

0,82 X 100%

= 100 %

% Re-epitelisasi Sponge A1C4 = 0,51

0,51 X 100%

= 100 %

(20)

Lampiran 8

INSISI PADA MENCIT

Langkah Keterangan Gambar

1. Proses adaptasi pada mencit ± 7 hari.

2. Menyiapkan alat

dan bahan yaitu gunting untuk mencukur bulu mencit, skalpel untuk membuat luka insisi, alkohol, chloform untuk membius mencit, hypafix untuk memerban sponge

pada punggung mencit.

3. Setelah adaptasi selama ± 7 hari mencit siap di insisi. Pertama-tama mencit dibius dengan

(21)

109

4. Pencukuran bulu

pada punggung mencit.

5. Perlukaan pada mencit dilakukan dengan

menggunakan skalpel. Insisi pada bagian punggung dengan panjang ±1cm dan

kedalaman ±0,5cm.

6. Sponge yang akan

ditempelkan pada punggung mencit terlebih dahulu dilekatkan pada hypafix. Hypafix ini hanya berfungsi untuk melekatkan

sponge agar tidak mudah lepas.

7. Sponge kemudian

ditempelkan pada luka insisi yang telah dibuat.

8. Mencit dipelihara kembali selama 3 hari sebelum dilakukan penyayatan pada kulitnya untuk dibuat preparat histologi.

(22)

Lampiran 9

PROSEDUR PEMBUATAN PREPARAT HISTOLOGI

Langkah Keterangan Gambar

1. Setelah 3 hari perlukaan, kulit mencit yang luka diambil kemudian diawetkankan dalam larutan BNF (Buffer Neutral Formaline) 10% selama ± 24 jam. 2. Setelah 24 jam

dilihat apakah kulit mencit sudah tenggelam didasar vial (botol). Proses tenggelam

menunjukkan BNF sudah terserap kedalam kulit. Apabila belum maka diperlukan proses aspirasi ±2 hari atau sampai kulit tenggelam. 3. Kulit yang dipilih

kemudian dimasukkan kedalam kaset dengan ditempeli kertas label di dalam kaset agar tidak tertukar. Kemudian

dilakukan washing untuk

(23)

111

4. Dilakukan

dehidrasi yang bertujuan untuk menarik air yang terdapat di dalam jaringan agar dapat diisi oleh molekul paraffin. Dehidrasi dilakuakan pada alkohol bertingkat.

5. Penjernihan

(clearing) untuk menghilangkan kadar ethanol pada jaringan kulit.

6. Infiltrasi parafin yang bertujuan untuk memasukkan jaringan kulit kedalam

lingkungan parafin.

7. Penanaman

(Embedding) kulit mencit pada parafin cair hingga

diperoleh blok parafin. Blok parafin beku selama 24 jam. Setelah itu blok parafin diletakkan pada holder.

8. Penyayatan

(sectioning) dengan menggunakan sop mikrotom,

dipotong setebal 4µm

(24)

9. Penempelan (Affiksing) yaitu gelas obyek yang dilapisi meyer albumin disiapkan, kemudian potongan jaringan yang berada pada waterbath siap ditempelkan.

10. Deparafinasi untuk menghilangkan/ melarutkan parafin yang terdapat di dalam jaringan.

11. Pewarnaan

(staining)

12. Penutupan

(mounting) dengan menggunakan ethelan.

(25)

113

Lampiran 10

PERHITUNGAN PERSENTASE SEL HIDUP PADA MTT ASSAY Nilai Optical densitySponge A1C2, A0C4, A1C4

Pengulangan SpongeNilai Optical Density Kontrol Sel Kontrol Media A1C2 SpongeA0C4 SpongeA1C4

1 0,106 0,108 0,106 0,093 0,091

(26)

Lampiran 11

PROSEDUR MTT ASSAY

Langkah Keterangan Gambar

1. Sel yang siap diberi perlakuan. Masing-masing sumuran telah terisi sel dan media eagle’s.

2. Sampel

dimasukkan ke dalam sumuran masing-masing sebanyak 1 µL

3. Sel yang telah diberi perlakuan dimasukkan kedalam inkubator selama 24 jam.

4. Setelah 24 jam, sel dibersihkan dengan larutan PBS. Cara membersihkannya dengan

(27)

115

5. Kemudian

ditambah 25 µL pereaksi MTT dan diinkubasi kembali selama 4 jam pada suhu 370C

6. Setelah diinkubasi selama 4 jam kemudian ditambah pelarut DMSO sebanyak 50µL pada setiap sumuran.

7. Disentrifuse 30 rpm selama 5 menit.

8. Sel hidup dihitung dengan elisa reader

(28)

Gambar

GRAFIK HASIL UJI Fourier Transform Infra Red (FT-IR)
Langkah Keterangan Gambar 1. Menimbang
Langkah Keterangan Gambar 1. Proses adaptasi
Langkah Keterangan Gambar 1. Setelah 3 hari
+2

Referensi

Dokumen terkait

Ditinjau dari letak geografinya, kondisi ke lima kecamatan wilayah Kota Jambi hampir sama, namun curah hujan dan sistem pemeliharaan ternak yang berbeda di setiap kecamatan,

Jika nilai im!alan jasa management tidak )ajar karena adanya hu!ungan istime)a maka !erdasarkan artile : ta= treaty nd/ingapura dan  pasal 1 ayat (3 $$ PPh, Dirjen

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan budaya organisasi dengan kompetensi kepribadian guru di SMA Negeri kota

Innovation Cabang Medan merupakan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan

pembuatannya mudah cukup dengan menggunakan pena bekas, dengan Tekan gambar/jiplak gambar yang sudah disediakan dengan pena, dengan di alasi gabusd. Jika sudah kelihatan

Ini terbukti dengan adanya peningkatan dari indikator keaktifan siswa yang dapat dicapai pada siklus 2 sebesar 30,26masuk dalam kategori aktif.Penerapan model Blended

Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara

Persepsi Pemangku Kepentinganterhadap Profesionalitas Guru PAUD dilihat dari Kualifikasi Akademik ..... Persepsi Pemangku