• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Hortimart Agro Center, Bawen. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2016 hingga 29 Maret 2016. Pemilihan tempat penelitian dilakukan secara purposive (sengaja). Adapun alasan pemilihan tempat penelitian didasarkan bahwa Hortimart Agro Center merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang agribisnis dan memasarkan komoditas buah-buahan segar. selain itu saat ini Hortimart sedang menerapkan strategi Marketing Mix (bauran pemasaran).

3.2 Jenis dan Metodologi Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Suryabrata, 1987). Dalam pelaksanaanya, metode yang digunakan adalah metode survei. Metode survei merupakan riset yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta tentang gejala-gejala atas permasalahan yang timbul. Fakta yang ada lebih digunakan untuk pemecahan masalah daripada digunakan untuk pengujian hipotesis (Umar, 2002). Untuk memperoleh fakta dalam penelitian ini, informasi dikumpulkan melalui hasil wawancara dengan konsumen buah di Hortimart Agro Center. Wawancara dilakukan berdasarkan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disusun secara terstruktur oleh peneliti.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan teknik pengumpulan data dan informasi, dalam penelitian ini menggunakan dua macam data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian, yang didapatkan dengan cara melakukan penyebaran 70 kuisioner dan wawancara secara langsung kepada konsumen buah di Hortimart Agro Center.

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang dibutuhkan dalam mendukung penelitian. Adapun

(2)

perolehan informasinya berasal dari data internal perusahaan itu sendiri seperti sejarah perusahaan dan studi pustaka melalui jurnal, skripsi, buku dan artikel yang berhubungan dengan apa yang ingin diteliti (Bungin, 2006).

3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh konsumen Hortimart Agro Center. Sedangkan yang menjadi sampel adalah konsumen buah Hortimart Agro Center yang sedang melakukan pembelian di Hortimart. Pengambilan sampel yang digunakan adalah metode Non Probability Sampling yaitu Accidental Sampling. Dengan cara ini semua elemen populasi belum tentu memiliki peluang yang sama atau ditentukan sebelumnya untuk terpilih sebagai anggota sampel (Umar, 2002). Pengambilan sampel didasarkan pada kenyataan bahwa mereka kebetulan muncul. Adapun ciri yang spesifik dari sampel yang akan di ambil adalah konsumen yang sedang melakukan pembelian di Hortimart Agro Center, Bawen.

Sedangkan ukuran/besar sampel (sample size) ditentukan dengan mengacu padapendapat Roscoe dalam buku Research Methods For Businees (1982) yang dikutip oleh Sugiyono (2006), memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini:

1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30-500.

2. Jika dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi berganda), maka jumlah anggota minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Dengan demikian, oleh karena dalam penelitian ini ada 7 variabel, maka sampel yang diteliti sebanyak 70 responden.

3.5 Pengukuran Variabel dan Deinisi Operasional 3.5.1 Teknik Pengukuran Variabel

Variabel yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah yang berasal dari internal konsumen sendiri yang meliputi usia dan pendapatan serta bauran pemasaran (marketing mix) meliputi produk, harga, promosi dan tempat, serta loyalitas konsumen sebagai variabel terikat. Metode perskalaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Menurut (Sugiyono, 2006), Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini

(3)

telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item istrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata atau jawaban. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban tersebut dapat diberi skor, misalnya:

1. Sangat setuju 5

2. Setuju 4

3. Ragu-ragu 3

4. Tidak setuju 2

5. Sangat tidak setuju 1 3.5.2 Definisi Operasional

Definisi operasional ini akan memberikan batasan, ciri atau indikator suatu variabel dengan merinci hal-hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut.

Tabel 3.1. Tabel Definisi Operasional dan Representasi Pengukuran Variabel No Variabel Definisi Operasional Indikator Jenis skala

Pengukuran 1 Usia (X1) Satuan waktu yang

mengukur waktu keberadaan konsumen buah 1. Tahun Rasio 2 Pendapatan (X2) semua penghasilan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan 1. Rp 0 - 1,5 jt/ bln 2. Rp 1,5 – 3 jt/bln 3. Rp 3 – 4,5 jt/bln 4. Rp 4,5-6 jt/bln 5. Rp 6 – 7,5 jt/bln 6. Rp >7,5 jt/bln Interval 3 Produk (product) (X3) keunggulan yang dimiliki oleh produk tersebut 1. Memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen 2. Aman dikonsumsi 3. Kesegaran buah segar 4. Kualitas buah Interval

(4)

baik 5. bermanfaat bagi kesehatan 6. penampilan produk menarik 7. produk dengan kematangan yang sesuai kebutuhan 4 Harga (price) (X4) Ukuran seberapa rendah atau tinggi harga yang ditawarkan toko tersebut

dibandingkan dengan toko yang lain. Selain itu bagi konsumen harga konsumen mencerminkan kualitas dari barang tersebut 1. Harga terjangkau 2. Kesesuaian harga dengan kualitas 3. Kesesuaian harga dengan kuantitas 4. Harga sesuai dengan pelayanan 5. Harga sesuai dengan manfaat dari buah yang dirasakan konsumen 6. Dibandingkan pesaing harga relatif murah Interval 5 Promosi (promotion) (X5) komponen yang dipakai untuk memberitahukan dan mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan 1. Adanya promosi yang dilakukan 2. Adanya promosi membuat konsumen tertarikuntuk datang dan membeli 3. Mengetahui Hortimart melalui sosial media 4. Mengetahui Hortimart melalui teman kerja atau orang lain 5. Mengetahui hortimart melalui keluarga Interval 6 Tempat Penjualan (place) (X6) Tempat dimana suatu produk itu dipasarkan, baik itu dekat dengan lokasi respnden atau dekat dengan jalan utama.

1. Dekat dengan permukiman warga 2. mudah dijangkau 3. Barang mudah ditemukan 4. Buah yang Interval

(5)

dibutuhkan selalu tersedia

5. Tata letak buah mudah ditemukan 6. Suasana belanja nyaman 7. Tempat bersih dan menarik 8. Kemudahan akses seperti jalan 9. Lokasi strategis 7 Loyalitas Pelanggan (Y) Suatu kondisi dimana konsumen mempunyai sikap positif terhadap sebuah produk dan bermaksud meneruskan pembeliannya dimasa mendatang 1. Selalu menyukai buah yang ditawarkan 2. Buah yang ditawarkan adalah yang terbaik 3. keinginan untuk merekomendasik an kepada orang lain 4. pelayanan yang baik membuat konsumen ingin melakukan pembelian ulang 5. Menceritakan hal-hal baik 6. Menjadikan pilihan utama 7. Akan mengajak keluarga datang lagi. Interval

3.6 Teknik Analisis Data

Penelitian ini mengggunakan teknik analisis data berupa analisis deskriptif yang bersifat uraian penjelasan dengan membuat tabel-tabel, mengelompokkan, menganalisis data berdasarkan pada hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari tanggapan responden dengan menggunakan tabulasi data, serta Analisis Kuantitatif yaitu dengan mengolah data dari hasil yang telah dinyatakan dalam satuan angka untuk dianalisis dengan perhitungan statistik terhadap variabel obyek yang diteliti.

(6)

Sebelum menyajikan data hasil penelitian dalam bentuk tabulasi angket atau kuisioner harus di uji validitas dan reabilitasnya.

1. Uji validitas dan Reliabilitas a. Uji validitas

Validitas adalah suatu ukuran untuk menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti (Umar, 2002). Dalam penelitian ini uji dilakukan dengan membandingkan r hitung yang terlihat pada kolom corrected item – total correlation dengan r tabel untuk df = n-2 dimana n = 70, maka df = 70 – 2 = 68 dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05)

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukan suatu konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Kuisioner yang reliabel adalah kuisioner yang apabila dicobakan berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. pengujian tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kestabilan dari alat ukur terhadap sesuatu yang diukur (umar, 2002).. Untuk mengukur relibilitas digunakan uji statistik cronbach Alpha. Jika nilai realibilitas alpha > 0,60 maka dikatakan reliabel (Kaplan dan Saccuzo dalam Siregar 2013).

2. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak, dilakukan dengan menggunakan Rasio skewness dan Rasio kurtosis. Rasio skewness adalah nilai skewnes dibagi dengan standar eror skewnes, sedangkan rasio kurtosis adalah nilai kurtosis dibagi dengan standar eror kurtosis. Sebagai pedoman, bila rasio kurtosis dan skewnes berada diantara -2 hingga +2 maka distribusi data adalah normal (Santoso dalam Setyadharma, 2010).

2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Apabila terjadi korelasi maka hal

(7)

tersebut menunjukan adanya masalah autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin-Watson. Untuk menentukan nilai dL dan dU dengan melihat tabel Durbin-Watson, pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05), Keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

a. Bila nilai DW berada diantara dU sampai dengan 4 – dU, koefisien korelasi sama dengan nol. Artinya, tidak terjadi autokorelasi.

b. Bilai nilai DW lebih kecil daripada nilai dL, koefisien korelasi lebih besar daripada nol. Artinya, terjadi autokorelasi positif.

c. Bilai nilai DW lebih besar daripada nilai 4 – dL, koefisien korelasi lebih kecil dari pada nol. Artinya , terjadi autokerelasi negatif.

d. Bila nilai DW terletak diantara 4 – dU dan 4 – dL, hasilnya tidak dapat disimpulkan (Sarjono dan Winda 2013).

3. Uji Heterokesdatisitas

Heterokesdatistitas menunjukan bahwa varians variabel tidak sama untuk semua pengamatan/observasi. jika varians dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain tetap maka disebut homokedatisits. Model regresi yang baik adalah terjadi homokedastisitas dalam model, atau dengan kata lain tidak terjadi heterokedastisitas. Dalam hal ini untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas penulis menggunakan uji scatterplot. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala heterokesdastisitas dengan melihat titik-titik pada chart, jika titik-titik membentuk pola maka ada gejala heterokesdastisitas, jika titik-tik tidak membentuk pola atau dengan kata lain menyebar keatas dan kebawah maka tidak ada gejala heterokesdatisitas (Wijaya 2009 dalam Sarjono dan Winda 2013).

4. Uji Multikorelasi

Uji multikorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan di antara variabel bebas memiliki masalah multikorelasi (gejala multikolinieritas) atau tidak. Multikorelasi adalah korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah yang terjadi pada hubungan diantara variabel bebas. pada penelitian ini untuk mendeteksi adanya gejala multikolinieritas peneliti melihat nilai VIF (variance-inflating factor). Dasar pengambilan keputusan:

(8)

1. Jika nilai VIF < 10 maka tidak terjadi gejala multikolinieritas diantara variabel bebas.

2. Jika nilai VIF > 10 maka terjadi gejala multikolinieritas diantara variabel bebas. (Wijaya 2009 dalam Sarjono dan Winda 2013).

3. Uji Regresi Linier Berganda

Analisis linier berganda digunakan sebagai alat analisis statistik karena penelitian ini di rancang untuk meneliti variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Secara umum perumusan model regresi yang digunakan dalam penelitian adalah: Y = α + biX1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + ᶓ

Keterangan :

Y = Merupakan variabel independen Y didefinisikan sebagai loyalitas konsumen α = Konstanta b1, b2, b3, b4, b5, b6 = Koefisien regresi XI = Usia X2 = Pendapatan X3 = Produk X4 = Harga X5 = Promosi X6 = Tempat ᶓ = variabel pengganggu (Setiawan dan Dwi 2010).

a. Pengujian secara bersama dengan menggunakan uji F.

Pengujian ini untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Tingkat signifikansi untuk uji F pada penelitian ini adalah pada tingkat kepercayaan 95% atau taraf uji α= 0,05.

Adapun model hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

H0 = variabel independent secara bersama-sama tidak berpengaruh secara nyata terhadap loyalitas konsumen.

H1 = variabel independent secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap loyalitas konsumen.

(9)

Jika F hitung < F tabel atau jika signifikansi > 0,05, maka H0 di terima dan H1 ditolak artinya variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

Sebaliknya jika F hitung > F tabel atau jika signiffikansi < 0,05, H1 diterima dan H0 di tolak artinya variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

b. Uji t

Pengujian keberartian variabel bebas secara individu digunakan uji t dengan tingkat kepercayaan 95% atau taraf uji α= 0,05 yaitu dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel dengan pengujian hipotesis seperti berikut ini: H0 = variabel independent secara individu tidak berpengaruh secara nyata terhadap loyalitas konsumen.

H1 = variabel independent secara individu berpengaruh nyata terhadap loyalitas konsumen.

Adapun dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan H1 di tolak artinya variabel bebas secara pidnivisu tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat

Jika t hitung > t tabel, H1 diterima dan H0 ditolak maka variabel bebas secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel terikat

c. Untuk mengetahui kuatnya hubungan antar variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel terikat dilihat hasil dari perhitungan statistika yaitu koefisien korelasi berganda (multiple R).

Gambar

Tabel 3.1. Tabel Definisi Operasional dan Representasi Pengukuran Variabel  No  Variabel  Definisi Operasional  Indikator  Jenis skala

Referensi

Dokumen terkait

Tesis ini membahas mengenai penerapan sanksi pidana yang dikenakan kepada seorang Notaris sebagai pejabat umum yang memiliki kewenangan membuat akta otentik yang mempunyai

 Pemain yang ketahuan pertama adalah calon sebagai penjaga pada permainan selanjutnya, kalau dalam permainan tersebut tidak kebentengan (benteng atau pos jaga

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikemukakan bahwa perlindungan merek terkenal dalam hukum merek Indonesia tidak selengkap sebagaimana hukum merek Singapura dan Amerika

Pelukisan karakter tokoh, misalnya keramahan, kemarahan, kegembiraan dan fisik (kecantikan, keseksian, keluwesan, keterampilan, kejantanan, kekuatan, ketegapan), sering

– Penyebab utama dari erosi adalah terkonsentrasinya arus pada tebing di sisi luar – Lebar sungai masih mencukupi untuk berfungsi sebagai jalur navigasi dan – Stabilitas tebing

Secara umum sistem yang akan dibuat dalam penelitian ini adalah sistem untuk menentukan nilai akhir huruf mahasiswa dengan menggunakan perhitungan Fuzzy clustering

Khidmat Sokongan dan Sistem Penyampaian Bersandarkan kepada tugas yang diamanahkan dan teras pembangunan yang telah ditetapkan, salah satu komoditi yang menjadi

mengimplementasikan pembelajaran, menilai proses hasil pembelajaran, dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan. Kemampuan dosan dalam mengelola pembelajaran meliputi