• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Penelitian dimaksudkan untuk menyelidiki gejala atau peristiwa tertentu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Penelitian dimaksudkan untuk menyelidiki gejala atau peristiwa tertentu."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

OBYEK & METODE PENELITIAN

3.1. Obyek Penelitian

Penelitian dimaksudkan untuk menyelidiki gejala atau peristiwa tertentu. Peristiwa atau kejadian yang diteliti adalah suatu fenomena tertentu yang direpresentasikan oleh konsep atau variabel. Konsep atau variabel merupakan abstraksi dari gejala, peristiwa atau masalah yang memerlukan penyelidikan.

Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah gender, yang merupakan lulusan Akuntansi program studi Akuntansi UPI. Dengan menggunakan objek tersebut, peneliti ingin menguji apakah ada pengaruh gender terhadap minat lulusan Akuntansi mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 118) ‘obyek penelitian adalah fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep atau variabel. Obyek penelitian ditemukan melekat pada subyek penelitian’.

Maka dari itu yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah gender serta minat lulusan akuntansi mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Peneliti memilih lulusan program studi Akuntansi UPI Bandung sebagai obyek penelitian dikarenakan peneliti melakukan studi di UPI Bandung sehingga dapat mempercepat penelitian.

(2)

3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Desain Penelitian

Penelitian merupakan suatu cara yang dapat dilakukan untuk menemukan suatu jawaban, untuk membuktikan sesuatu hal atau untuk memecahkan suatu masalah. Dalam suatu penelitian digunakan metode tertentu yang dapat membantu agar tujuan penelitian tersebut tercapai. Desain Penelitian memerlukan perencanaan agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sitematis.

Adapun menurut M. Nazir (2009: 84), ‘Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian’. Sehingga bisa dikatakan bahwa desain penelitian diperlukan untuk melakukan penelitian mulai dari tahap awal berupa merumuskan masalah hingga sampai pada tahap pelaporan hasil penelitian.

Metode penelitian diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Ruang lingkup metode penelitian lebih luas daripada desain penelitian, dan desain penelitian masuk dalam bagian dari metode penelitian, hal ini terjadi karena untuk melakukan penelitian, maka cara ilmiah yang kita gunakan adalah metode penelitian, dan prosedur – prosedur didalamnya sangat banyak dan luas, lalu desain penelitian merupakan salah satu langkah yang dilakukan dalam menggunakan metode penelitian, karena selain desain penelitian, masih banyak prosedur yang harus dilalui.

Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan dengan cara melakukan pengukuran secara cermat terhadap fenomena tertentu dan menjelaskan

(3)

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat melalui pengujian hipotesis dengan menggunakan tes statistik, dan peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, wawancara terstruktur dan sebagainya.

3.2.2. Definisi dan Operasionalisasi Variabel 3.2.2.1. Definisi Variabel

Variabel adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005:31). Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady:1981).

Berdasarkan judul dari penelitian ini yaitu, “Pengaruh Motivasi dan Gender Terhadap Minat Lulusan Akuntansi Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)”, maka terdapat dua buah variabel yang dapat peneliti jabarkan sebagai berikut:

1. Variabel independen (X)

Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (variabel terikat) ini adalah motivasi kualitas, motivasi karir, motivasi ekonomi dan biaya pendidikan.

(4)

Variabel (X1) yaitu motivasi. Motivasi merupakan dorongan yang timbul pada diri seseorang, sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu, atau Motivasi adalah usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. (Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia, 1998).

Motivasi dibagi menjadi tiga jenis diantaranya motivasi kualitas, motivasi karir dan motivasi ekonomi. (widyastuti, 2004:323-325).

a. Motivasi kualitas, yaitu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk memiliki dan meningkatkan kualitas atau kemampuan dalam melaksanakan tugas dengan baik dan benar.

b. Motivasi karir, yaitu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan peribadinya dalam rangka mencapai karir yang lebih baik dari sebelumnya.

c. Motivasi ekonomi, yaitu suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka mencapai penghargaan finansial yang diinginkan. Secara unum penghargaa finansial teridiri atas penghargaan langsung dan tidak langsung.

Variabel (X2) adalah gender. gender menurut Fakih (1996:20) adalah suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun kultural. Gender yang termasuk dalam penelitian ini terdiri dari lulusan akuntansi pria dan lulusan akuntansi wanita.

(5)

2. Variabel dependen (Y)

Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah minat lulusan akuntansi mengikuti Program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkan. Seperti telah diuraiankan sebelumnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada variabel minat ini yaitu:

a. Minat dianggap sebagai perantara faktor – faktor motivasional mempunyai dampak pada suatu perilaku.

b. Minat menunjukkan seberapa keras berani mencoba.

3.2.2.2. Operasional Variabel

Adapun operasionalisasi variabel motivasi (X1) dan gender (X2) dari penelitian yang berjudul Pengaruh Motivasi dan Gender Terhadap Minat Lulusan Akuntansi Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) akan disajikan dalam tabel operasional variabel X, seebagai berikut:

(6)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel X

Varibael Dimensi Indikator Qn Skala

X1: Motivasi (Muhamad Ikbal, 2011) Motivasi Kualitas Motivasi Karir

1. Isu akuntansi terkini

2. Meningkatkan pengetahuan perpajakan dan pengaruh terhadap keputusan keuangan dan manajerial

3. Pengetahuan organisasional dan lingkungan bisnis

4. Kemampuan ananlitis, decision making, dan problem solving.

5. Aplikasi akuntansi dalam

memecahkan masalah

kehidupan sehari-hari 6. Kemampuan interpersonal 7. Pengetahuan dalam bidang

keuangan

8. Kemampuan komunikasi baik berbal maupun tertulis

9. Pengetahuan dalam akuntansi manajemen

10. Keahlian dalam praktik audit

1. Kesempatan promosi jabatan 2. Pekerjaan yang sesuai dengan

latar belakang pendidikan. 3. Menyelesaikan beban

pekerjaan yang diberikan dengan baik

4. Perlakuan professional dari atasan, rekan, dan bawahan di lingkungan pekerjaan.

5. Kemampuan berprestasi dalam pekerjaan

6. Rasa profesionalisme dan kebanggaan terhadap profesi akuntan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Likert

(7)

Varibael Dimensi Indikator Qn Skala

Motivasi ekonomi

7. Rasa tanggung jawab pekerjaan dalam kaitannya dengan klien, rekan seprofesi dan masyarakat

8. Memperluas akses dan jaringan dengan dunia kerja 9. Pengetahuan berkaitan dengan

isu – isu dunia kerja di profesi akuntansi

10. Pengetahuan berkaitan dengan peran dan tanggung jawab yang akan dimiliki ketika berada di tengah – tengah masyarakat

1. Pekerjaan dengan gaji jangka panjang yang besar

2. Pekerjaan dengan fasilitas yang memadai

3. Pekerjaan yang memberikan tunjangan keluarga

4. Pekerjaan yang memberikan gaji tambahan

5. Pekerjaan yang memberikan kenaikan gaji setiap periode tertentu

6. Pekerjaan dengan gaji awal yang tinggi

7. Pekerjaan yang memberikan fasilitas opsi saham

8. Pekerjaan yang memiliki kebijakan yang jelas dalam pemberian gaji lembur

9. Pekerjaan yang memberikan program dana pension

10. Pekerjaan yang memberikan bonus akhir tahun yang besar

17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Likert

(8)

Varibael Dimensi Indikator Qn Skala X2: Gender Menurut Fakih (1996:20) Perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan Laki-laki (0) Perempuan (1) Nomor label: - Laki-laki (0) - Perempuan (1) Likert

Selanjutnya, operasionalisasi variabel Y dari penelitian ini disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Y

Variabel Dimensi Indikator Qn Skala

Y: Minat Mahasiswa akuntansi Mengikuti PPAk (Riani Nurainah Lisnasari, 2008) Seberapa keras seseorang berani melakukan sesuatu 1. Membantu perkembangan profesi akuntansi 2. Meningkatkan kualitas calon akuntan 3. Kesuksesan karir dalam profesi akuntansi

4. Sarana untuk dapat pekerjaan yang memberikan finansial yang besar

5. PPAk setelah studi selesai 31 32 33 34 35 Likert

(9)

Penelitian ini menggunakan variabel dummy (boneka) untuk menganalisis pengaruh gender terhadap minat lulusan akuntansi mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Variabel dummy merupakan variabel independen kualitatif. Variabel kualitatif ini bisa dalam bentuk kelas, kelompok atau tingkatan. Jenis data kualitatif tersebut seringkali menunjukkan keberadaan klasifikasi (kategori) tertentu, sering juga dikatagorikan variabel bebas (X) dengan klasifikasi pengukuran nominal dalam persamaan regresi (Wahyu Widhiarso : 2010). Gender yang merupakan skala nominal, dapat diukur dengan variabel dummy dengan memberikan sistem pengkodean. Pola pengkodean yang digunakan yaitu koding biner (0,1). Penggunaan kode tersebut didasarkan pada teori yang sudah dipaparkan pada bab sebelumnya yang menyatakan bahwa adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang dilihat dari tingkat ketelitian, cara mengolah informasi, cara berpikir, bertindak, dan merasakan sesuatu. Auditor perempuan dianggap memiliki ketelitian dan cara mengolah informasi yang lebih tinggi daripada auditor laki-laki. Oleh karena itu, berdasarkan landasan tersebut maka peneliti menetapkan untuk lulusan laki-laki diberi kode (0) dan lulusan perempuan diberi kode (1) pada saat pengolahan data.

3.2.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.3.1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian menurut Sugiyono (2005:72): adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

(10)

ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut pernyataan yang dikemukakan Suharsimi Arikunto (1998:102) populasi adalah “seluruh objek penelitian yang dipelajari untuk diambil kesimpulan dari objek tersebut”.

Dalam penelitiaan ini yang menjadi populasi adalah 300 lulusan program studi akuntansi UPI Bandung program S-1 reguler Akuntansi. Penulis memilih populasi tersebut dikarenakan lulusan program studi akuntansi UPI dapat melanjutkan pendidikannya mengikuti PPAk, dengan begitu lulusan program studi akuntansi cukup relevan untuk dijadikan sampel penelitian yang dilakukan peniliti.

3.2.3.2. Sampel Penelitian

Dalam suatu penelitian tidak mungkin semua populasi dapat diteliti. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya karena keterbatasan biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia atau pun karena hal lainnya. Oleh karena itu menurut Sugiyono (2009: 115), peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang telah ditentukan.

Pengambilan sebagian subjek dari populasi dinamakan sampel. Menurut Mudrajad Kuncoro (2003: 103) sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi.

Sedangkan Sugiyono (2009: 116) mengemukakan bahwa :

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

(11)

Roscoe (1975) dalam Uma Sekaran (1992) memberikan pedoman penentuan jumlah sampel sebagai berikut :

1. Sebaiknya ukuran sampel di antara 30 s/d 500 elemen

2. Jika sampel dipecah lagi ke dalam subsampel (laki/perempuan, SD?SLTP/SMU, dsb), jumlah minimum subsampel harus 30

3. Pada penelitian multivariate (termasuk analisis regresi multivariate) ukuran sampel harus beberapa kali lebih besar (10 kali) dari jumlah variable yang akan dianalisis.

4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, dengan pengendalian yang ketat, ukuran sampel bisa antara 10 s/d 20 elemen.

Sebagai informasi lainnya, Champion (1981) mengatakan bahwa sebagian besar uji statistik selalu menyertakan rekomendasi ukuran sampel. Dengan kata lain, uji-uji statistik yang ada akan sangat efektif jika diterapkan pada sampel yang jumlahnya 30 s/d 60 atau dari 120 s/d 250.

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampling dilakukan dengan proportionate stratified random sampling merupakan cara pengambilan sampel acara proporsional untuk satu kelompok strata dalam populasi. Penentuan besarnya sampel menggunakan rumus Slovin (Umar, 2002:96), yaitu:

N n = --- 1+N(e)2 di mana : n = jumlah sampel N = jumlah populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan = 17%.

(12)

Sehingga, 300 n = --- 1+300 (17%)2 = 300 9,67 = 30,023

Berdasarkan rumus slovin tersebut peneliti menetapkan sampel sebanyak 30 orang dengan taraf kesalahan 17%.

3.2.4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik dalam pengumpulan data yang akan dilakukan peneliti yaitu: 1. Kuesioner

Menurut Husein Umar (2008: 49) ‘kuesioner merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut’.

Pengisian kuesioner dilakukan secara langsung oleh responden dengan memberi tanda pada jawaban yang telah disediakan. Jenis angket yang digunakan penulis adalah angket tertutup dan terstruktur, artinya jawaban responden pada setiap pernyataan atau pertanyaan terikat pada sejumlah alternatif yang disediakan dan responden tidak diberi kesempatan untuk memberikan jawaban lain selain jawaban - jawaban yang disediakan.

(13)

Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah skala likert. Menurut Ulber Silalahi (2009: 229) skala likert sebagai teknik penskalaan banyak digunakan terutama untuk mengukur sikap, pendapat, atau persepsi seseorang tentang dirinya atau sekelompok orang yang berhubungan dengan suatu hal. Skala ini sering disebut sebagai summated scale yang berisi sejumlah pernyataan dengan kategori respon.

Dalam skala Likert, jawaban yang dikumpulkan dapat berupa pernyataan positif ataupun pernyataan negatif. Untuk setiap item pernyataan positif akan diberi bobot sebagai berikut

Tabel 3.3 Pernyataan Positif

Sumber: ( Sugiyono, 2009: 133)

Selanjutnya adalah menentukan kriteria pengklasifikasian untuk variabel Y yaitu minat mengikuti PPAk yang mengacu pada ketentuan yang dikemukakan oleh Husein Umar (201:2003) dimana rentang skor dicari dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan: RS : Rentang Skor No Kriteria Skor 1 Sangat Setuju (SS) 5 2 Setuju (S) 4 3 Ragu-Ragu (RR) 3 4 Tidak Setuju (TS) 2

(14)

m : Skor tertingi item n : Skor terendah item b : Jumlah kelas

Skor tertinggi didapat dari banyaknya responden dikalikan skor tertinggi yaitu 5 = (30 x 5 = 150), dan skor terendah didapat dari banyaknya responden dikalikan skor tertinggi yaitu 1 = (30 x 1 = 30)

RS = (150-30) = 24 5

Rentang pengklasifikasian setiap kategori untuk variabel X dan Y dilihat dari tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 3.4

Kriteria Rentang Pengklasifikasian

Variabel Kategori Rentang

Pengklasifikasian Motivasi (X1), Gender (X2) dan Minat Mengikuti PPAk (Y) Tidak Baik 30 – 53 Kurang Baik 54 – 77 Cukup Baik 78 – 101 Baik 102 – 125 Sangat Baik 126 – 150 Sumber : Husein Umar (201:2003)

2. Telaah Kepustakaan

Yaitu teknik mengumpulkan data dengan menggunakan berbagai literatur yang ada kaitannya dengan masalah yang dibahas untuk mendapatkan landasan teori antara lain membaca buku-buku referensi, buku-buku dokumen dan artikel-artikel lainnya.

(15)

3.2.5 Teknik Analisis Data

Penyebaran kuisioner kepada sampel yakni lulusan akuntansi khususnya lulusan program studi akuntansi UPI dilakukan dua cara: peneliti menghubungi mahasiswa yang dikenal secara pribadi oleh peneliti untuk pengisisan kuisioner tersebut.

Setelah adanya analisis data antara telaah dokumen dan telaah kepustakaan, dan pencarian melalui internet kemudian diadakan perhitungan dari hasil kuesioner agar hasil analisis dapat teruji dan dapat diandalkan. Karena pengumpulan data ini dilakukan melalui kuesioner, maka diperlukan dua macam uji yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.

Teknik analisis data ini berhubungan erat dengan tujuan dari penelitian untuk mencapai hasil dari penelitian tersebut. Oleh karena itu, tahap ini merupakan tahap yang paling penting karena akan memberikan jawaban atas hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menjawab hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan data hasil kuisioner

b. Menyusun data yaitu dengan cara memeriksa lembar jawaban untuk diproses lebih lanjut

c. Menghitung bobot nilai dan skala likert

d. Tabulasi data yaitu tabulasi hasil scoring yang dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel

(16)

e. Menganalisis data yaitu proses pengolahan data agar diperoleh suatu kesimpulan

f. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu keusioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur.

Teknik uji yang digunakan adalah teknik korelasi item total melalui koefisien korelasi Rank Spearman. Dalam pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi rank spearman, sebagai berikut:

rs = ( 1) 6 1 2 2 − ∑ − n n bi (Sugiyono, 2009: 357) Keterangan:

rs = koefisien korelasi Rank Spearman n = banyaknya sampel yang diteliti

b = pembeda

Teknik koefisien korelasi Rank Spearman dipilih dengan pertimbangan kesesuaiannya dengan skala data yang ordinal (Siegel,1997:251). Skor setiap item pertanyaan yang diuji kevalidannya dikorelasikan dengan skor total seluruh item. Jika korelasi antara skor item dengan skor total adalah lebih dari sama dengan 0,3 (r >=

(17)

0,3) maka butir dari instrumen merupakan konstruk yang kuat. Jika kurang dari 0,3 maka butir dari instrument dinyatakan tidak valid (Sugiyono, 2005:115). Jika setelah diuji ternyata ada pertanyaan yang tidak valid, peneliti menentukan untuk tidak memakai instrumen tersebut dalam pengolahan data tersebut.

Peneliti menggunakan perangkat lunak SPSS 16.0 for windows untuk menguji validitas instrumen yang akan digunakan.

g. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsistem apabila dilakukan lebih dari dua kali terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Pengujian reabilitas instrument dapat dilakukan secara internal maupun eksternal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir – butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu.

Item-item yang dilibatkan dalam uji realibilitas adalah seluruh item yang valid atau setelah item yang tidak valid disisihkan. Pengujian realibilitas menggunakan internal consistency yaitu dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu (Sugiyono, 2005:122). Untuk dapat memenuhi instumen penelitian yang sifatnya selalu dapat dipercaya (reliabel), maka digunakan uji reliabilitas yaitu untuk mengetahui ketepatan nilai angket, artinya instrumen penelitian reliabel bila diujikan pada kelompok yang sama walaupun pada waktu yang berbeda hasilnya akan sama atau dengan kata lain

(18)

mempunyai konsistensi dan stabilitas. Konsistensi menunjukkan seberapa baik item-item yang mengukur sebuah konsep bersatu menjadi sebuah kumpulan.

Untuk mengetahui ketepatan atau kestabilan dari angket tersebut, maka digunakan rumus Cronbach Alpha atau bisa pula disebut Alpha Cronbach. Alpha Cronbach adalah koefisien keandalan yang menunjukkan seberapa baik item dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain.

Adapun rumus reliabilitas menurut Husen Umar (2008:170) adalah

Dimana: r = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan

= deviasi standar total

= jumlah deviasi standar butir

Alpha Cronbach dihitung dalam rata-rata interkorelasi antar item yang mengukur konsep. Semakin dekat Alpha Cronbach dengan 1 (satu), semakin tinggi keandalan konsistensi internal (Uma Sekaran, 2006: 177). Adapun pengambilan keputusan untuk uji reliabilitas ini didasarkan menurut Sekaran reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 adalah dapat diterima, dan di atas 0,8 adalah baik.

h. Uji Asumsi Klasik Regresi Uji asumsi ini terdiri dari :

(19)

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak.

Menurut Singgih Santoso (2002:393) , dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:

1. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal. 2. Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara

normal

Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar normal Probability Plots dalam program SPSS. Dasar pengambilan keputusan :

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis

diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. (Singgih Santoso, 2002:322).

Selain itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji yang digunakan untuk menguji kenormalan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan sampel ini akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal.

(20)

b. Uji multikolinearitas.

Multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana terdapat hubungan yang sempurna antara beberapa/semua variabel independen dalam model regresi.Tujuan uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi/hubungan linier antara variabel-variabel bebas. Sebab terjadinya multikolinearitas karena sifat-sifat yang terkandung dalam kebanyakan variabel ekonomi berubah bersama-sama sepanjang waktu. Besaran-besaran ekonomi dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama. Oleh karena itu, sekali faktor-faktor yang mempengaruhi itu menjadi operatif, maka seluruh variabel akan cenderung berubah dalam satu arah.

Pendeteksiannya dilakukan dengan menggunakan tolerance value dan VIF (variance inflationfactor).jika nilai tolerance value > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.

c. Uji Linearitas

Uji linearitas dipergunakan untuk melihat apakah model yang dibangun

mempunyai hubungan linear atau tidak. Dengan uji linearitas dapat

mengkonfirmasikan apakah sifat linear antara dua variabel yang diidentifikasikan secara teori sesuai atau tidak dengan hasil observasi yang ada.

(21)

3.2.6 Uji Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Hipotesis nol atau null (H0) menyatakan tidak adanya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) adalah lawan pernyataan dari hipotesis nol yang menunjukkan adanya pengaruh dari variabel signifikansi diantara variabel yang diuji.

Penelitian ini tidak menggunakan taraf signifikansi dan tidak ada generalisasi dalam hasil penelitian.

Adapun hipotesis penelitian yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis 1

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linear. Regresi bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain.

Selanjutnya, akan dilakukan analisis melalui persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut:

Y = a + bX+ ε

Dimana:

Y : Minat mengikuti PPAk a : bilangan berkonstanta

(22)

b : koefisien regresi X : Motivasi

ε = kesalahan (error)

Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi (ά) 0,05 atau 5 %

Artinya tidak ada pengaruh signifikan dari variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Probabilities value < derajat keyakinan (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada pengaruh signifikan dari variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka dilakukan pengujian terhadap variabel-variabel penelitian dengan cara menguji secara parsial melalui uji signifikansi parsial (uji t), yang bermaksud untuk dapat menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif digunakan dengan tujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara dua variabel X dan variabel Y, dan seberapa besar pengaruh tersebut. Pada umumnya, formula hipotesis seperti ini jika H0 diterima maka Ha ditolak. Adapun masing-masing hipotesis adalah sebagai berikut:

H0: α = 0; Motivasi berpengaruh terhadap minat mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

Ha: α ≠ 0; Motivasi tidak berpengaruh terhadap minat mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

(23)

2. Hipotesis 2

Data kategorikal variabel uji pada statistik deskriptif selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis berupa uji chi square. Pada uji chi square, jika nilai signifikansi (α) lebih besar atau sama dengan 0.05 maka H0 diterima, artinya variabel uji signifikan berbeda terhadap kedua kajian. Karena hasil yang signifikan beda, maka ada perbedaan minat antara lulusan laki-laki dan perempuan untuk mengikuti PPAk . Sedangkan untuk nilai signifikansi (α) lebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak, yang artinya variabel uji memiliki hasil yang sama yaitu signifikan sama untuk kedua kajian. Untuk hasil uji signifikan sama, maka adanya kesamaan minat antara lulusan laki-laki dan perempuan untuk mengikuti PPAk.

Penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif digunakan dengan tujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara dua variabel X dan variabel Y, dan seberapa besar pengaruh tersebut. Pada umumnya, formula hipotesis seperti ini jika H0 diterima maka Ha ditolak. Adapun masing-masing hipotesis adalah sebagai berikut:

H0: α = 0; adanya perbedaan minat antara lulusan laki-laki dan peremuan terhadap minat mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

Ha: α ≠ 0; tidak ada perbedaan minat antara lulusan laki-laki dan peremuan terhadap minat mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

(24)

3. Hipotesis 3

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Regresi bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Regresi yang memiliki satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen disebut regresi berganda. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi (ά) 0,05 atau 5 %. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka dilakukan pengujian terhadap variabel-variabel penelitian dengan cara menguji secara simultan melalui uji signifikansi simultan (uji statistik F), yang bermaksud untuk dapat menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Model persamaan regresi berganda, sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana:

Y : Minat mengikuti PPAk a : bilangan berkonstanta b : koefisien regresi X1 : Motivasi X2 : Gender

ε = kesalahan (error)

Penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif digunakan dengan tujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara dua variabel X dan variabel Y.

(25)

Adapun masing-masing hipotesis adalah sebagai berikut:

H0: α = 0; Motivasi dan gender berpengaruh secara simultan terhadap minat mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

Ha: α ≠ 0; Motivasi dan gender tidak berpengaruh secara simultan terhadap minat mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

Gambar

Tabel 3.3  Pernyataan Positif

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis (1) struktur biaya dan analisis usaha tani tanaman pangan, (2) struktur pengeluaran rumah tangga petani tanaman pangan, (3)

Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran modul dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas II Minu Wedoro Waru Sidoarjo.?.

Persaingan surat kabar dan berbagai media cetak lainnya dengan media elektronik seperti televisi, menuntut media cetak yang satu ini memiliki nilai lebih dalam penyajian

Dimana sebagian besar pendidik di lapangan mengabaikan latar pengetahuan dan kepentingan pembaca (D. K-W-L dikembangakan dan diujiterapkan untuk mengetahui kerangka

Hal pertama adalah alasan para implementor untuk dapat melaksanakan implementasi, yakni Kepala Dinas merupakan inisiator dari Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2013

Berdasarkan hasil pengujian, maka disimpulkan bahwa sistem informasi geografis Monitoring Penyebaran Penyakit di Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga skripsi dengan judul “ANALISIS FAKTOR PERILAKU

Indikasi stabilitas Pondok Pesantren adalah kemapanannya dalam hal pengelolaan santri, karyawan, dan SDM lain, penyusunan kurikulum, serta kemapanannya dalam mengelola dana