• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. kepemimpinan otokratis, budaya organisasi, stress kerja dan kinerja karyawan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. kepemimpinan otokratis, budaya organisasi, stress kerja dan kinerja karyawan."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini menggambarkan lapangan atau obyek penelitian dan teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis suatu model mengenai gaya kepemimpinan otokratis, budaya organisasi, stress kerja dan kinerja karyawan.

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Proses penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2017. Penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian, perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang memperkuat landasan dalam variabel, penyusunan metode dalam pengumpulan data, penyusunan instrument hingga penentuan teknik pengujian statistik yang dipergunakan. Pada proses ini dibutuhkan waktu hingga Apri 2017.

Tahap pertama yang dilakukan peneliti adalah mengidentifikasi permasalahan dengan melakukan kegiatan pra penelitian kepada 20 responden PT. Buana Inter Media Global yang dilakukan pada tanggal 10 Januari 2017 hingga 2 Febuari 2017. Berdasarkan judul yang peneliti angkat, yaitu “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otokratis dan Budaya Organisasi Korea Selatan Terhadap Kinerja Karyawan Lokal Melalui Stress Kerja Sebagai Variabel Intervening”, maka penelitian ini dilakukan

pada pegawai PT. Buana Inter Media Global. Beralamat di Jl. Dr. Susilo Raya No 112C Lantai 2 Jakarta Barat.

(2)

pembuatan media iklan untuk perusahaan – perusahaan korea yang ingin produknya dipromosikan di Indonesia, khususnya DKI Jakarta dengan menggunakan media online, broadcast sms dan newspaper.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian asosiatif kausal dengan menggunakan pendekatan kuantiatif. Penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih. Sugiyono (2013 : 56) mengatakan penelitian kausal adalah hubungan yang bersifat sebab – akibat (cause – effect) jadi terdapat variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen ( variabel dipengaruhi). Penelitian ini akan menjelaskan hubungan memepengaruhi dan dipengaruhi dari variabel – variabel yang akan diteliti.

Pendekatan kuantitatif digunakan karena data yang digunakan akan menganalisis hubungan antar variabel yang dinyatakan dengan angka. Penelitian ini menghubungkan pengaruh kepemimpinan otokratis, budaya organisasi dan stress kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Buana Intermedia Global. Dengan menggunakan variabel stress kerja sebagai variabel intervening.

(3)

C. Definisi dan Operasional Variabel 1. Definisi Variabel

Variabel penelitian adalah hal-hal yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai (Sekaran, 2010). Menurut (Sugiono, 2011) variabel penelitian adalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulan. Penelitian ini menggunakan dua variabel independen , satu variabel intervening dan satu variabel dependen.

a. Variabel terikat (Dependent Variable / Endogen Variable)

Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti. Hakekat sebuah masalah, mudah terlihat dengan mengenali berbagai variabel dependen yang digunakan dalam sebuah model (Ferdinand, 2014). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kinerja karyawan (Y).

b. Variabel bebas (Independent Variable / Eksogen Variable)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variable dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif (Ferdinand, 2006). Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

1. Gaya Kepemimpinan Otokratis (X1) 2. Budaya Organisasi (X2)

(4)

(Menurut Tuckman dalam Sugiyono, 2011) variabel mediasi adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela / antara variabel independen dengan variabel dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel mediasi adalah Stress Kerja (Z).

2. Operasional Variabel

Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai harapan, maka perlu dipahami berbagai unsur – unsur yang menjadi dasar dalam penelitian ilmiah yang termuat dalam operasional variabel penelitian. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini kemudian diuraikan menjadi indikator empiris yang meliputi:

(5)

TABEL 3.1

TABEL OPERASIONAL VARIABEL GAYA KEPEMIMPINAN OTOKRATIS

Variabel Dimensi Indikator Simbol No Pengukuran Skala

Gaya Kepemimpinan Otorkratis (X1) (Robbins dan Coulter 2015) Kekuasaan Terpusat 1. Kepemimpinan yang menitikberatkan kekuasannya sebagai pemegang kendali GK01 1 Skala Ordinal 2. Pemimpin menganggap organisasi sebagai milik pribadi GK02 2 Mendikte Tugas 3. Pemberian Tugas harus sesuai kehendak tanpa kompromi GK03 3 4. Pemimpin selalu melakukan pengarahan secara spesifik GK04 4 Pembuatan Keputusan Sepihak 5. Pengambilan keputusan tanpa mempertimbangka n saran bawahan GK05 5 6. Pemimpin selalu mengidentifikasi tujuan pribadi dengan tujuan organisasi GK06 6 Meminimalisasi Partisipasi Karyawan 7. Pemimpin tidak mau menerima ide

dari bawahan. GK07 7 8. Pimpinan dalam tindakan menggunakan pendekatan yang menganut unsur paksaan hingga hukuman GK08 8

(6)

TABEL OPERASIONAL VARIABEL BUDAYA ORGANISASI Variabel Dimensi Indikator Simbol No Pengukuran Skala

Budaya Organisasi (X2) (Stephen P. Robbins 2015 : 355) Inovasi Dan Pengambilan Resiko 1. Karyawan didorong untuk memiliki ide yang inovatif

BO01 1

Skala Ordinal 2. Apabila terjadi

kesalahan maka saya berani menanggung resiko BO02 2 Memperhatikan Detail 3. Karyawan melakukan analisis

dari detail pekerjaan. BO03 3 4. Karyawan dapat mengerjakan pekerjaannya dengan teliti. BO04 4 Orientasi Hasil 5. Manajemen menitikberatkan pada

perolehan hasil. BO5 5 6. Proses dalam melaksanakan pekerjaan tidak utama. BO06 6 Orientasi Pada Orang 7. Tingkat Pengambilan keputusan oleh manajemen dengan mempertimbangkan efek dari hasil terhadap orang-orang di dalam organisasi. BO07 7 8. Manajemen memberikan penghargaan bagi karyawan yang memiliki kinerja baik. BO08 8 Sumber : Buku Perilaku Organisasi ED. 16, 2015

(7)

Variabel Dimensi Indikator Simbol No Pengukuran Skala Budaya Organisasi (X2) (Stephen P. Robbins 2015 : 355) Orientasi Pada Tim 9. Tingkat aktivitas kerja diorganisir dalam tim daripada individu BO09 9 Skala Ordinal 10. Loyalitas karyawan terhadap

tim sangat tinggi. BO10 10

Keagresifan 11. Karyawan tidak santai dalam pelaksanaan tugasnya BO11 11 12. Karyawan tidak cepat puas dengan satu tugas, sehingga karyawan

tertantang dengan tugas berikutnya

BO12 12

(8)

TABEL OPERASIONAL VARIABEL STRESS KERJA

Variabel Dimensi Sub Dimensi Indikator Simbol No Pengukuran Skala

Variabel Mediasi Stress Kerja (X3) (Stephen P. Robbins 2015 : 355) Lingkungan Ketidakpastian Ekonomi 1.Perubahan Siklus Hidup Bisnis (Ekonomi terkena hantaman) SK01 1 Skala Ordinal Ketidakpastian Politik 2. Perubahan Pemerintahan, Peraturan UU, Hingga Ancaman Terorisme SK02 2 Ketidakpastian Teknologi 3. Perkembangan Teknologi yang cepat

berubah SK03 3

Organisasi

Tuntutan Tugas

4. Beban kerja yang dimiliki karyawan cukup berat. SK04 4 5. Beban Kerja mempengaruhi karyawan secara mental SK05 5 6. Karyawan selalu dikejar waktu untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik SK06 6 Tuntutan Sasaran / Peranan 7. Tekanan yang ditempatkan pada seseorang sebagai fungsi dari peranan tertentu yang dia pegang dalam organisasi

SK07 7

8. Peran yang saya terima diperusahaan ini, sering

bertentangan satu sama lain, sehingga membingungkan. SK08 8 Tuntutan Sasaran / Peranan 7. Tekanan yang ditempatkan pada seseorang sebagai fungsi dari peranan tertentu yang dia pegang dalam organisasi

SK07 7

8. Peran yang saya terima diperusahaan ini, sering

bertentangan satu sama lain, sehingga membingungkan.

(9)

Sumber : Perilaku Organisasi ED. 16, 2015

Variabel Dimensi Dimensi Sub Indikator Simbol No Pengukuran Skala

Variabel Intervening (X3) : Stress Kerja Pegawai (Stephen P Robbins 2015) Individu Tuntutan Antar Personal 9. Tekanan dari karyawan lain. SK09 9 Skala Ordinal 10. Karyawan memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan atasan SK10 10 Keluarga 11. Hubungan keluarga yang tidak harmonis baik sebagai orang tua, anak, istri maupun suami SK11 11 12. Keluarga yang tidak mendukung bekerja diperusahaan tersebut SK12 12 Ekonomi 13. Sumber penghasilan yang berlebihan, atau kurangnya penghasilan yang didapat SK13 13 14. Karyawan merasa malas bekerja jika mengingat gaji yang didapat, tidak mencukupi kebutuhannya SK14 14 Kepribadian 15. Mudah stress hingga tertekan dalam menghadapi pekerjaan sehari hari SK15 15 16.Mudah marah dalam menghadapi pekerjaan sehari hari SK16 16

(10)

TABEL OPERASIONAL VARIABEL KINERJA KARYAWAN

Variabel Dimensi Indikator Simbol No Pengukuran Skala

Kinerja (Y) (Umar dalam Mangkunegara, 2010) Mutu Pekerjaan

Mutu dalam pekerjaan yang dikerjakan

berdasarkan skill KK01 1

Skala Ordinal Karyawan mengerjakan

suatu pekerjaan dengan

penuh perhitungan KK02 2

Kejujuran Karyawan

Karyawan tidak menyalah-gunakan wewenang yang telah diberikan demi kepentingan

KK03 3

Karyawan tidak memanipulasi data untuk

kepentingan pribadi KK04 4

Inisiatif

Karyawan memiliki inisiatif untuk menyelesaikan masalah tanpa diperintah pimpinan

KK05 5

Karyawan mampu membantu pekerjaan rekan

kerja yang sedang kesulitan KK06 6

Kehadiran

Karyawan selalu datang

lebih awal dari jam kantor KK07 7 Karyawan yang

bersangkutan dapat membagi waktu istirahat dalam bekerja

KK08 8

Sikap

Karyawan memiliki sikap profesional dalam setiap

pekerjaannya. KK09 9

Karyawan memiliki sikap yang santun baik kepada

atasan dan rekan sekerja. KK10 10

(11)

Variabel Dimensi Indikator Simbol No Pengukuran Skala Kinerja (Y) (Umar dalam Mangkunegara, 2010) Kerjasama 1. Karyawan mampu bekerja sama dengan sikap

konstruktif dalam tim KK11 11

Skala Ordinal 2. Karyawan mampu

menerima kritik dan saran dari rekan kerja untuk bekerja lebih baik.

KK12 12 Keandalan 3. Karyawan memiliki keandalan dalam melaksanakan prosedur kerja KK13 13 4.Karyawan mampu mencari cara lain ketika

mengalami kebuntuan kerja KK14 14

Pengetahuan Tentang Pekerjaan

5. Karyawan menguasai

SOP dalam hal pekerjaan KK15 15 6. Karyawan memiliki pengetahuan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan. KK16 16 Tanggung Jawab 7. Karyawan mampu bertanggungjawab penuh atas resiko dari keputusan yang diambil.

KK17 17

8. Karyawan bersedia kerja lembur untuk memenuhi

target perusahaan. KK18 18 Pemanfaatan Waktu Kerja 9. Karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. KK19 19 10. Karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai target yang ingin dicapai

KK20 20

(12)

Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh melalui responden, dimana responden akan memberikan respon tertulis sebagai tanggapan atas pernyataan yang diberikan. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer, adalah data mengenai pendapat responden tentang gaya kepemimpinan, budaya organisasi, stress kerja karyawan dan kinerja karyawan. 2. Data Sekunder, adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain). Dalam penelitian ini, data sekunder hanya mendukung pengumpulan data awal sebagai output penelitian.

E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah kelompok atau kumpulan individu-individu atau obyek penelitian yang memiliki standar-standar tertentu dari ciri-ciri yang telah ditetapkan sebelumnya. Populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek-obyek (satuan-satuan/individu-individu) (Arikunto, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Buana InterMedia Global.

(13)

2. Sample Penelitian

Sampel merupakan subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi (Ferdinand, 2014). Dalam sebuah penelitian keberadaan sample memiliki peran yang sangat vital. Hal ini dikarenakan sample penelitian dijadikan sebagai sumber pengambilan data baik itu secara kuantitatif maupun kualitatif. Menurut Sugiyono (2011 : 62), sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Selain sampel penelitian, teknik sampling sangatlah diperlukan dalam sebuah penelitian karena hal ini digunakan untuk menentukan siapa saja anggota dari populasi yang hendak dijadikan sample penelitian. Berdasarkan teori diatas, populasi dalam penelitian ini sebagai berikut :

TABEL 3.5

DATA POPULASI

PT. BUANA INTERMEDIA GLOBAL

DEPARTEMENT KARYAWAN LOKAL JUMLAH POPULASI SAMPEL

Divisi SDM 5 5

Divisi Operasional 84 84

Divisi Keuangan 6 6

Divisi Marketing 24 24

Teknisi 5 5

Office Boy / Girl 10 10

(14)

n =

kriteria dari setiap variabel penelitian, penentuan jumlah sampling ini dihitung dengan menggunakan metode Slovin, yaitu salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sample dalam suatu penelitian (Sevilla et al., 2008 : 182) sebagai berikut :

Keterangan : n : Jumlah sample N : Jumlah Populasi

e : Batas toleransi kesalahan (error tolerance) (0,05)

n = 134 1 + (134 x 0,052) n = 134

1 + 0,335

n = 100, 37 dibulatkan menjadi 100 sampling.

N

1+ Ne

2

(15)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner secara personal dan wawancara. Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis pada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011). Wawancara adalah teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti (Sugiyono, 2011).

Dalam penelitian ini kuesioner dibagikan langsung kepada responden PT. Inter Media Global dan peneliti dapat memberikan penjelasan mengenai tujuan survey dan pertanyaan yang kurang dipahami oleh responden. Kuesioner secara personal digunakan untuk mendapatkan data tentang dimensi-dimensi dari kontruk – kontruk yang sedang dikembangkan dalam penelitian ini. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert.Sugiyono (2013: 132) mengemukakan Skala Likert adalah metode yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

(16)

menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapar berupa pernyataan atau pertanyaan. Skala Likert menggunakan lima tingkat jawaban, yaitu:

TABEL 3.6 SKALA LIKERT

Sedangkan metode pengumpulan data awal untuk menemukan fenomena yang terjadi peneliti melakukan pra penelitian melalui survey terhadap 20 orang karyawan menggunakan kuisioner dengan 25 indikator dan melakukan diskusi kepada 10 orang karyawan PT. Buana Intermedia Global.

PERNYATAAN KODE SKOR

STS Sangat Tidak Setuju 1

TS Tidak Setuju 2

N Netral 3

S Setuju 4

(17)

F. Metode Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Dalam teknik analisis deskriptif tidak ada uji signifikansi, tidak ada taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi, sehingga tidak ada kesalahan generalisasi Sugiyono (2013). Secara ringkas akan disajikan hasil nilai nominal hubungan korelasi dari motivasi dan kepuasan kerja karyawan terhadap kinerja karyawan

2. Analisis Inferensial

Untuk menguji hipotesis dan menghasilkan suatu model yang layak (fit), metode analisis dalam penelitian ini menggunakan Component atau Variance Based Structural Equation Modeling dimana dalam pengolahan datanya menggunakan program Partial Least Square (Smart-PLS) versi 3.0. PLS (Partial Least Square) adalah model alternative dari covariance based SEM.

PLS dimaksudkan untuk causal-perdictive analysis dalam situasi kompleksitas yang tinggi dan dukungan teori yang rendah dengan responden kurang dari 100 (Ghozali, 2014). Tujuan PLS adalah mencari hubungan linear prediktif optimal yang ada pada data. Walaupun PLS dapat juga digunakan untuk mengkonfirmasi teori, tetapi dapat juga digunakan

(18)

dinyatakan oleh Wold dalam Ghozali (2014) Partial Least Square (PLS) merupakan metode analisis seperti powerfull oleh karena tidak didasarkan banyak asumsi, data tidak harus terdistribusi normal multivariate, dan sample tidak harus besar

Langkah-langkah pengujian yang akan dilakukan sebagai berikut :

1. Evaluasi Measurement Model (outer Model)

Outer model sering juga disebut (outer relation atau measurement model) mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya. Blok dengan indikator refleksif dapat ditulis persamaannya sebagai berikut : x = ˄ x ξ + ɛ x

y =˄ yη + ɛ

Dimana x dan y adalah indikator atau manifest variabel untuk variable laten eksogen dan endogen ξ dan η, sedangkan ˄ x dan ˄ y merupakan matrik loading yang menggambarkan koefisien regresi sederhana yang menghubungkan variabel laten dan indikatornya. Residual yang diukur dengan ɛ x dan ɛ x dapat diinterprestasikan sebagai kesalahan pengukuran (Ghozali, 2014).

(19)

a. Convergent Validity

Pengujian Convergent Validity dari masing-masing indikator konstruk. Menurut Chin dalam (Ghozali, 2014), suatu indikator dikatakan mempunyai valid yang baik jika nilainya lebih besar dari 0,70, sedangkan loading factor 0,50 sampai 0,60 dapat dianggap cukup. Berdasarkan kriteria ini bila ada loading factor dibawah 0,60 maka akan di drop dari model.

b. Discriminant Validity

Pengujian Discriminant validity, indikator refleksif dapat dilihat pada cross-loading antara indicator dengan konstruknya. Suatu indikator dinyatakan valid jika mempunyai loading factor tertinggi kepada konstruk yang dituju dibandingkan loading factor kepada konstruk lain. Dengan demikian, kontrak laten memprediksi indikator pada blok mereka lebih baik dibandingkan dengan indikator di blok yang lain. Metode lain untuk melihat discriminant validity adalah dengan melihat nilai square root of average variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik. Berikut ini rumus menghitung AVE.

(20)

Pengujian composite reliability bertujuan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam suatu model penelitian. Apabila seluruh nilai variabel laten memiliki nilai composite reliability maupun cronbach alpha ≥ 0,7 hal itu berarti bahwa konstruk memiliki reabilitas yang baik atau kuisioner yang digunakan sebagai alat dalam penelitian ini telah andal atau konsiaten

2. Pengujian Model Struktural/Uji Hipotesis (Inner Model) Pengujian inner model adalah pengembangan model berbasis konsep dan teori dalam rangka menganalisis hubungan antara variabel eksogen dan endogen telah dijabarkan dalam rerangka konseptual. Pengujian terhadap model struktural dilakukan dengan melihat nilai R- square yang merupakan uji goodness-fit model. Tahapan pengujian terhadap model struktural (uji hipotesis) dilakukan dengan langkah- langkah berikut ini :

a. GOF ( Goodness-fit Model) 1. Nilai R-square

Melihat nilai R-square yang merupakan uji goodness-fit model. Uji yang kedua dapat dilihat dari hasil R-square untuk variabel laten endogen sebesar 0.67, 0.33 dan 0.19 dalam model structural mengindikasikan bahwa model tersebut “baik”, “moderat”, dan “lemah”.

(21)

2. Predictive Relevance (Q2)

Pengujian Goodness of Fit model struktural pada inner model menggunakan nilai predictive-relevance (Q2). Nilai Q-square lebih besar 0 (nol) menunjukan bahwa model mempunyai nilai predictive relevance. Sedangkan Q2 < 0 menunjukan tidak adanya relevansi prediktif. Nilai q2 digunakan untuk melihat pengaruh relative model structural terhadap pengukuran observasi untuk variabel tergantung laten ( variabel laten endogenous).

Perhitungan Q-square dilakukan dengan rumus :

Q2 = 1 – (1 – R12) (1 – R22)….(1 – Rp2).

Dimana R12, R22…Rp2 adalah R – Square variabel eksogen dalam model persamaan. Besaran Q2 setara dengan koefisien determinan total R2 pada analisis jalur.

3. Hasil Pengujian Hipotesis (Estimasi Koefisien Jalur)

Nilai estimasi untuk hubungan jalur dalam model struktural harus signifikan. Nilai signifikansi ini dapat diperoleh dengan prosedur boostrapping. Melihat signifikansi pada hipotesis dengan melihat nilai koefisien parameter dan nilai signifikansi T-statistic pada algorithm boostrapping report nilai signifikansi T-statistic harus lebih dari 1.98.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara, dengan ketua GAMAIS ITB yang biasa di panggil kang Reka bahwasanya mahasiswa muslim ITB yang mengikuti

Pokok bahasan yang akan disajikan mencakup jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel dan sampling, kriteria sampel, instrumen penelitian,

Pendugaan protein tubuh dapat dilakukan melalui konsentrasi kreatinin, karena pada individu yang sama terdapat kecenderungan bahwa semakin tinggi bobot badan dan kandungan

Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan struktur yang membangun novel Wonderful Life karya Amalia Prabowo ditinjau dari psikologi sastra, (2) Mendeskripsikan

Oleh karena itu, Artha Wiweka hadir untuk menjadi solusi dalam penyaluran edukasi mengenai literasi keuangan dan pengelolaan keuangan yang baik di masyarakat

Untuk menilai perencanaan audit dengan banyaknya pertanyaan dalam kuesioner yaitu 7 pertanyaan, maka nilai terendahnya adalah 7, nilai ini diperoleh dari skor terendah

Dalam pada itu ketika Ki Go-thian harus menghindarkan diri lagi dari suatu serangan si orang aneh yang dipandangnya paling tangguh diantaranya tiga lawan itu, diluar dugaan

Berdasarkan hasil analisis, telah dibuktikan bahwa novel Статский Советник /Statskij Sovetnik/ Penasihat Negara karya Boris Akunin termasuk ke dalam jenis