• Tidak ada hasil yang ditemukan

I-1 KEPUTUSAN BUPATI BOGOR NOMOR : TANGGAL : RENCANA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I-1 KEPUTUSAN BUPATI BOGOR NOMOR : TANGGAL : RENCANA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

I-1

LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI BOGOR

NOMOR : TANGGAL :

RENCANA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyusun Rencana Kerja (Renja) yang mengacu pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), Rencana Strategis (Renstra) SKPD, hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan periode sebelumnya, masalah yang dihadapi, dan usulan program serta kegiatan yang berasal dari masyarakat. Renja SKPD memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Penyusunan Renja Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2014 sedikit berbeda dengan penyusunan Renja tahun-tahun sebelumnya, dimana Renja tahun 2014 belum memiliki acuan Renstra terbaru, karena telah berakhirnya masa berlaku Renstra periode tahun 2008-2013 seiring dengan berakhirnya masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati periode tahun 2008-2013. Mengingat dokumen RKPD tahun 2014 yang diacu dalam penyusunan Renja masih mengacu pada RPJMD tahun 2008-2013, maka sebagai konsekuensi dari hal tersebut, Renstra Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2008-2013 masih tetap diacu dalam penyusunan Renja tahun 2014.

Dokumen Renja Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2014 akan dijadikan landasan awal dalam penyusunan Renstra Dinas Peternakan dan Perikanan periode tahun 2013-2018. Disamping itu, Renja Dinas Peternakan dan Perikanan harus terintegrasi dengan

(2)

I-2

prioritas dan fokus pembangunan daerah tahun 2014, bersinergi dengan prioritas pembangunan nasional dan Provinsi Jawa Barat, serta harus menjadikan Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagai acuan dalam pelaksanaan program dan kegiatan di lingkup Dinas Peternakan dan Perikanan.

1.2 Landasan Hukum

Penyusunan Renja Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor Tahun 2014 didasarkan kepada :

1. Undang-undang Nomor 14 tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah-daerah kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 8) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 4 tahun 1968 Tentang Pembentukan kabupaten Purwakarta dan kabupaten Subang dengan mengubah Undang-undang Nomor 14 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);

2. Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasiona (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran NegaraNomor 4421);

6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun

(3)

I-3

2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);

7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

9. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);

10.Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4577);

11.Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

12.Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4463);

13.Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

14.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

15.Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741);

(4)

I-4

16.Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman

Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 19,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4815);

17.Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi

dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4816);

18.Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817);

19.Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

20.Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;

21.Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan

Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010;

22.lnstruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2010 tentang

Program Pembangunan yang Berkeadilan;

23.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengeloaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Tahun 2011 Nomor 310);

24.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

25.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2013 tentang

Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 471);

26.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2013 tentang

(5)

I-5

Tahun Anggaran 2014 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 690);

27.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 24 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 88);

28.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2009 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013

(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 25 Seri E);

29.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 7009 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 64);

30.Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2008 tentang

Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 9);

31.Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 19 Tahun 2008 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 19,Tambahan Lembaran Daerah Nomor 36);

32.Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 77 Tahun 2008 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 27);

33.Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2009 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013 sebagaimana telah diubah

(6)

I-6

dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 16 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2011 Nomor 16);

34.Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 8 Tahun 2009 tentang

Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2009 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 37);

35.Peraturan Bupati Bogor Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Rencana

Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013 Tanggal 31 Mei 2012.

36.Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Bogor.

37.Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 16 Tahun 2011

perubahan dari Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013;

38.Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2008 tentang

Tugas Pokok, Fungsi Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud disusunnya Renja Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor Tahun 2014 sebagai dokumen perencanaan jangka pendek yang menjabarkan Renstra Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor Tahun 2009-2013 sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan kepada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Daerah Kabupaten Bogor. Renstra Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor Tahun 2009-2013 masih dijadikan dasar atau patokan dalam penyusunan Renja Tahun 2014 disebabkan oleh belum tersusunnya RPJMD Tahun 2014-2018 sehingga Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor belum bisa menyusun Renstra Tahun 2014-2018 yang akan digunakan sebagai dasar dalam penyusunan Renja tahun 2014.

Tujuan disusunnya Renja Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor Tahun 2014 sebagai landasan/pedoman dalam

(7)

I-7

penyusunan Program/Kegiatan Tahun 2014, Penguatan peran para

stakeholders dalam pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Daerah di tahun 2014, serta sebagai dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja tahunan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor.

1.4 Sistematika Penulisan

Penyusunan Renja Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor Tahun 2014 dilakukan oleh Tim Penyusun Renja Dinas Peternakan dan Perikanan. Dalam proses penyusunan Renja juga melibatkan seluruh anggota organisasi dalam rapat-rapat internal serta

melibatkan stakeholders Dinas Peternakan dan Perikanan dalam rapat

koordinasi. Keterlibatan beberapa pihak baik internal maupun eksternal ini terutama untuk memberikan masukan-masukan dalam penyusun Renja.

Sistematika penulisan Renja Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor Tahun 2014 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, dan sitematika penulisan.

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU

Pada bab ini menjelaskan mengenai Evaluasi Pelaksanaan Renja tahun lalu dan Capaian Renstra SKPD, Analisis Kinerja Pelayanan SKPD, Isu-isu Penting Penyelenggaraan

Tugas dan Fungsi SKPD, Review Terhadap Rancangan Awal

RKPD, Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat.

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai Telaahan Kebijakan Nasional, dan Provinsi, Tujuan dan Sasaran SKPD, serta Program dan Kegiatan SKPD.

BAB IV PENUTUP

Pada bab ini menjelaskan catatan penting yang perlu mendapat perhatian, baik dalam rangka pelaksanaannya maupun seandainya ketersediaan anggaran tidak sesuai dengan kebutuhan, kaidah-kaidah pelaksanaan, dan rencana tindak lanjut.

(8)

II-1

BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU

2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra

SKPD

Dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan dan fasilitasi pembangunan Peternakan dan Perikanan di Kabupaten Bogor, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor untuk tahun 2012 memperoleh anggaran DPA yang bersumber dari APBD Kabupaten Bogor maupun APBN (DAK) Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai berikut :

 Pendapatan : Rp. 287.292.000,-

 Belanja Daerah : Rp. 24.699.591.000,-

terdiri dari :

- Belanja Tidak Langsung : Rp. 7.511.247.000,-

- Belanja Langsung : Rp. 17.188.344.000,-

Adapun realisasi keuangan pada tahun 2012 adalah sebagai berikut :

 Pendapatan : Rp. 292.901.000,- (101,95 %)

 Belanja Daerah : Rp. 23.169.082.999,- (93,80 %)

terdiri dari :

- Belanja Tidak Langsung : Rp. 7.453.932.602,- (99,24 %)

- Belanja Langsung : Rp. 15.715.150.397,- (91,43 %)

Melalui fasilitasi pelaksanaan DPA Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor tahun 2012 telah mendorong masyarakat dan swasta di Kabupaten Bogor, baik secara langsung maupun tidak langsung berkontribusi terhadap pencapaian keberhasilan sasaran program maupun kebijakan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor Tahun 2012, maka evaluasi pelaksanaan Renja Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor Tahun 2012 dan capaian Renstra Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor Tahun 2009-2013 adalah sebagai berikut :

(9)

II-2

Indikator Kinerja I

Indukator kinerja I pada Tahun Anggaran 2012 adalah penanggulangan penyakit ternak dan ikan melalui vaksinasi penyakit hewan menular dan penyakit ikan dengan capaian sebesar 100 % dari target yang telah ditetapkan yaitu :

1. vaksinasi Rabies sebanyak 3.000 dosis

2. Anthrax 10.000 dosis

3. Bruceloosis 500 dosis

4. SE 2.500 dosis

5. AI 150.000

6. Aeromonas sebanyak 5.000 dosis.

Indikator Kinerja II

Indikator Kinerja II Tahun Anggaran 2012 adalah tercapainya produksi hasil peternakan dengan capaian sebagai berikut :

b. Produksi daging sebesar 104.886.895 Kg atau sebesar 98,62 %

c. Produksi telur sebesar 44.115.071 Kg atau sebesar 100,31 %

d. Produksi susu sebesar 11.422.684 liter atau sebesar 101,25 %

Indikator Kinerja III

Indikator Kinerja III Tahun Anggaran 2012 adalah peningkatan sentra budidaya peternakan dan perikanan serta fasilitasi usaha peternakan dan perikanan dengan capaian kinerja sebesar 100 % dari target yang telah ditetpakkan yaitu :

1. Sentra budidaya peternakan sebanyak 7 lokasi

2. Sentra Budidaya perikanan sebanyak 5 lokasi

3. Fasilitasi usaha peternakan sebanyak 110 orang

4. Fasilitasi usaha perikanan sebanyak 110 orang

Indukator Kinerja IV

Indikator Kinerja IV Tahun Anggaran 2012 adalah tercapainya produksi perikanan dengan capaian sebagai berikut :

1. Ikan Konsumsi sebesar 74.962,33 ton atau tercapai 102,11 %

2. Ikan Hias sebesar 187.552,04 RE atau tercapai 101,23 %

(10)

II-3

Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor tahun anggaran 2012 menghasilkan rata-rata capaian indikator kinerja output sebesar 99,03%, termasuk dalam katagori predikat sangat tinggi, adapun realisasi keseluruhan anggaran sebesar Rp.58.654.159.955.,- atau 86,85%, dari total rencana anggaran sebesar Rp.67.533.991.000,-, uraian kegiatan beserta capaian indikator kinerja outputnya sebagai berikut :

1)Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak,

dengan kegiatan yang mendukung urusan perikanan sebanyak 8 kegiatan, dengan perincian sebagai berikut :

1.1 Pengawasan dan Pemeriksaan Pangan Asal Hewan dan Hasil

Pangan Asal Hewan, dari rencana biaya sebesar Rp. 442.495.000,- realisasinya sebesar Rp.439.932.500,- atau sekitar 99,42 %, dengan keluaran adalah jumlah hewan qurban yang diawasi sebanyak 4 jenis hewan dan jumlah produk hasil peternakan yang diperiksa sebanyak 3 jenis produk Pangan Asal Hewan (PAH), dengan realisasi sebesar 100 %.

1.2 Sosialisasi Keamanan Pangan, dari rencana biaya sebesar

Rp.31.351.000; realisasinya sebesar Rp. 31.293.000, atau sekitar 99,81 %, dengan keluaran adalah jumlah pedagang tradisional yang mengikuti sosialisasi keamanan pangan dari rencana 105 orang, realisasinya 105 orang, atau 100 %.

1.3 Pelayanan Kesehatan Hewan, dari rencana biaya sebesar Rp.

230.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 218.222.300,- atau sekitar 94,88 % dengan keluaran adalah jumlah sarana pelayanan kesehatan hewan yang tersedia dari rencana sebanyak 7 jenis alat kedokteran habis pakai dan 20 jenis obat-obatan, realisasinya sebanyak 7 jenis alat kedokteran habis pakai dan 20 jenis obat-obatan, atau 100 %.

1.4 Pelayanan Kesehatan Ikan, dari rencana biaya sebesar Rp.

195.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 193.000.500,- atau sekitar 98,97 %, dengan keluaran adalah tersedianya sarana pelayanan kesehatan ikan dan vaksin aeromonas sebanyak 6.000 dosis dari rencana untuk 7 UPT, realisasinya untuk 7 UPT, atau 100 %; dan tersedianya sarana biosecurity di kawasan

(11)

II-4

minapolitan dari rencana di 1 lokasi, realisasinya 1 lokasi di Kecamatan , atau 100 %;

1.5 Pengadaan Sarana dan Prasarana Pusat Kesehatan Hewan dan

Ikan (DAK), dari rencana biaya sebesar Rp.690.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 606.860.000,- atau sekitar 87,95 %, dengan keluaran adalah terbangunnya bangunan Puskeswankan di Cigudeg yang representatif sebanyak 1 unit dengan realisasi sebesar 100 %.

1.6 Pengelolaan Kesehatan Lingkungan, dari rencana biaya sebesar

Rp.170.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 165.456.500,- atau sekitar 97,33%, dengan keluaran adalah tersedianya alat laboratorium perikanan sebanyak 1 paket dengan reaisasi sebesar 100 %.

1.7 Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular

Ternak, dari rencana biaya sebesar Rp. 480.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 463.662.700,- atau sekitar 96,60%, dengan keluaran adalah jumlah vaksin yang tersedia untuk penyakit rabies, sebanyak 3.000 dosis, anthrax 10.000 dosis, brucellosis 500 dosis, SE 2.500 dosis dan AI 150.000 dosis, dengan tingkat realisasi 100 %.

1.8 Pendukung kegiatan UPT RPH, di Cibinong, Cibungbulang,

Jonggol, Babakan Madang, Ciseeng, dari rencana biaya sebesar Rp. 322.878.000,- realisasinya sebesar Rp. 309.300.250,- atau sekitar 95,79 %, dengan keluaran adalah tersedianya sarana pendukung kegiatan di UPT sebanyak 1 paket, dengan tingkat realisasi 100 %.

2)Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, yang terdiri dari

14 kegiatan, dengan perincian sebagai berikut :

2.1. Pengelolaan Data Peternakan, dari rencana biaya sebesar Rp.

96.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 95.642.000,- atau sekitar 99,63 %, dengan keluaran adalah jumlah data/informasi peternakan berupa data keluar masuk ternak dan data populasi ternak, dari rencana sebanyak 1 dokumen, realisasinya sebanyak 1 dokumen, atau 100 %.

2.2. Pemberdayaan Rumah Tangga Sangat Miskin (RSTM) di Lokasi

(12)

II-5

Rp. 220.334.000,- realisasinya sebesar Rp. 211.959.000,- atau sekitar 96,20 %, dengan keluaran adalah jumlah keluarga RSTM penerima bantuan ternak yang terlatih, dari rencana sebanyak 80 orang, realisasinya sebanyak 80 orang di

Kecamatan Tajurhalang, Kemang, Ciseeng, Gunung

Sindur,atau 100 %.

2.3. Pengembangan Ternak Kecil, dari rencana biaya sebesar Rp

875.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 822.703.000,- atau sekitar 94,02 %, dengan keluaran adalah jumlah bantuan ternak bagi masyarakat, yaitu : domba, dari rencana sebanyak 500 ekor, realisasinya sebanyak 500 ekor di Kecamatan Nanggung, Lewiliang, Leuwisadeng, Rancabungur, Sukajaya,

Tenjoaya, Dramaga, Ciampea, Caringin, Cigombong,

Megamendung, Ciseeng, Pamijahan, Cibungbulang, atau 100 %; kambing PE, dari rencana sebanyak 50 ekor, realisasinya sebanyak 50 ekor di Kecamatan Caringin, atau 100 %, Domba Komposit, dari rencana sebanyak 60 ekor, realisasinya sebanyak 60 ekor di Kecamatan Caringin, atau 100 % dan kelinci dari rencana sebanyak 100 ekor, realisasinya sebanyak 100 ekor di Kecamatan Tenjolaya, atau 100 %

2.4. Pengembangan Ternak Besar, dari rencana biaya sebesar

Rp.1.075.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 971.033.480,- atau sekitar 90,33 %, dengan keluaran adalah jumlah bantuan ternak bagi masyarakat : sapi perah rencana sebanyak 34 ekor, realisasinya sebanyak 34 ekor di Kecamatan Cisarua, atau 100 %; sapi potong dari rencana sebanyak 90 ekor, realisasinya sebanyak 30 ekor di Kecamatan Babakan Madang dan Cibungbulang, atau 100 %; kerbau, dari rencana sebanyak 30 ekor, realisasinya sebanyak 30 ekor di Kecamatan Cibungbulang, Cigudeg dan Sukajaya, atau 100 %.

2.5. Pengembangan Ternak Unggas dari rencana biaya sebesar

Rp.228.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 204.143.000,- atau sekitar 89,54 %, dengan keluaran adalah jumlah bantuan ternak bagi masyarakat, berupa ternak ayam buras, dari rencana sebanyak 910 ekor, realisasinya sebanyak 910 ekor di Kecamatan Klapanunggal, Parung, Leuwisadeng, Sukajaya, atau 100 % dan ternak itik, dari rencana sebanyak 900 ekor,

(13)

II-6

realisasinya sebanyak 900 ekor di Kecamatan Ciomas, Ciawi, Caringin, Gn.Sindur, Pamijahan, Cb.bulang, atau 100 %.

2.6. Pengawasan dan Pelayanan Usaha Peternakan di 18 Kecamatan,

dari rencana biaya sebesar Rp.75.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 73.892.845,- atau sekitar 98,52 %, dengan keluaran adalah tersedianya sarana pelayanan usaha peternakan sebanyk 5 jenis dan terfasilitasinya rakor pelaku usaha peternakan sebanyak 2 kali, dengan realisasi 100%.

2.7. Pengembangan Kawasan Sapi Potong, dari rencana biaya

sebesar Rp.944.147.000,- realisasinya sebesar Rp.

795.680.000,- atau sekitar 84,28 %, dengan keluaran adalah tersedianya bantuan ternak sapi potong sebanyak 60 ekor di kawasan pengembangan sapi potong Kecamatan Tanjungsari dan Cariu dengan realisasi 100%.

2.8. Pembinaan Kegiatan Pengembangan Peternakan (Bantuan

Gubernur), dari rencana biaya sebesar Rp. 57.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 56.166.000,- atau sekitar 98,54 %, dengan keluaran adalah jumlah kelompok usaha peternakan yang terbina, penerima bantuan non APBD II dari rencana sebanyak 45 lokasi, realisasinya sebanyak 45 lokasi, atau 100 %.

2.9. Pengawasan Mutu Pakan dan Mutu Bibit Ternak, dari rencana

biaya sebesar Rp. 57.140.000,- realisasinya sebesar Rp. 54.306.500,- atau sekitar 95,04 %, dengan keluaran adalah terawasinya mutu bibit ternak yang beredar di Kabupaten Bogor di 3 breeding dan 5 kelompok peternak da terawasinya sampel pakan ternak yang beredar di kabupaten Bogor sebanyak 36 sampel dengan realisasinya sebesar 100 %.

2.10. Pendukung Kegiatan UPT Stasiun Pembibitan Ternak di

Nanggung dan Rumpin, dari rencana biaya sebesar Rp. 180.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 173.014.700,- atau sekitar 96,12 %, dengan keluaran adalah tersedianya sarana pendukung kegiatan di UPT sebanyak 1 paket, dengan tingkat realisasi 100 %.

2.11. Pendukung Kegiatan UPT Wilayah III di Jonggol, dari rencana

biaya sebesar Rp. 22.670.000,- realisasinya sebesar Rp. 21.966.000,- atau sekitar 96,89 %, dengan keluaran adalah

(14)

II-7

tersedianya sarana pendukung kegiatan di UPT sebanyak 1 paket, dengan tingkat realisasi 100 %.

2.12. Pendukung Kegiatan UPT Wilayah V di Jasinga, dari rencana

biaya sebesar Rp. 20.880.000,- realisasinya sebesar Rp. 17.701.000,- atau sekitar 84,77 %, dengan keluaran adalah tersedianya sarana pendukung kegiatan di UPT sebanyak 1 paket, dengan tingkat realisasi 100 %.

2.13. Pendukung Kegiatan UPT Wilayah VII di Ciawi, dari rencana

biaya sebesar Rp. 20.365.000,- realisasinya sebesar Rp. 19.744.000,- atau sekitar 96,95 %, dengan keluaran adalah tersedianya sarana pendukung kegiatan di UPT sebanyak 1 paket, dengan tingkat realisasi 100 %.

2.14. Pendukung Kegiatan UPT Wilayah VIII di Babakan Madang,

dari rencana biaya sebesar Rp. 20.256.000,- realisasinya sebesar Rp. 17.583.000,- atau sekitar 86,80 %, dengan keluaran adalah tersedianya sarana pendukung kegiatan di UPT sebanyak 1 paket, dengan tingkat realisasi 100 %.

3)Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan, yang

terdiri dari 4 kegiatan, dengan perincian sebagai berikut :

3.1. Promosi Atas Hasil Produksi Peternakan Unggulan Daerah, dari

rencana biaya sebesar Rp. 94.400.000,- realisasinya sebesar Rp. 92.285.850,- atau sekitar 96,70 %, dengan keluaran adalah jumlah promosi peternakan yang diadakan melalui : pameran sebanyak 1 kali,; bursa ternak kelinci, dari rencana sebanyak 2 kali, dan bazaar sebanyak 8 kali dengan realisasi sebesar 100 %.

3.2. Pengelolaan Informasi Permintaan Pasar Atas Hasil Produksi

Peternakan Masyarakat, dari rencana biaya sebesar Rp. 35.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 34.370.500,- atau 98,20%, dengan keluaran adalah tersedianya data/informasi produk peternakan sebanyak 1 dokumen, dengan realisasi sebesar 100 %.

3.3. Temu Usaha Peternakan, dari rencana biaya sebesar Rp.

89.688.000,- realisasinya sebesar Rp. 89.166.100,- atau sekitar 99,42 %, dengan keluaran adalah jumlah pertemuan fasilitasi kemitraan, dari rencana sebanyak 2 kali, realisasinya sebanyak 2 kali, atau 100 %; jumlah pelaku usaha kemitraan yang

(15)

II-8

terfasilitasi, dari rencana sebanyak 30 orang, realisasinya sebanyak 30 orang, atau 100 %; jumlah perlengkapan bursa sebanyak 2 jenis, realisasinya sebanyak 2 jenis, atau 100 %.

3.4. Pengembangan Usaha Peternakan, dari rencana biaya sebesar

Rp. 125.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 123.653.000,- atau sekitar 98,92 % dengan keluaran adalah tersedianya peralatan penanganan dan pengolahan susu sebanyak 7 jenis, terfasilitasimya pembinaan penanganan kualitas susu sapi dan kambing PE sebanyak 3 kali terfasilitasinya pembinaan pengolahan telur bebek (telur asin) sebanyak 1 kali dan tersedianya sarana pengolahan telur asinsebanyak 5 jenis, dengan realisasi sebesar 100 %.

4)Program Pengembangan Budidaya Perikanan, yang terdiri dari 18

kegiatan, dengan perincian sebagai berikut :

4.1 Pengembangan Bibit Ikan Unggul, dari rencana biaya sebesar

Rp.451.350.000,- realisasinya sebesar Rp. 435.938.750,- atau sekitar 96,59 % dengan keluaran adalah jumlah bantuan induk ikan gurame dari rencana sebanyak 1.300 kg, realisasinya sebanyak 1.300 kg di Kecamatan Dramaga atau 100 %; induk ikan lele dari rencana sebanyak 60 paket di Kecamatan Kemang, Ciseeng dan Leuwiliang, realisasinya sebanyak 60 paket atau 100%; induk ikan mas dari rencana sebanyak 1.965 kg di Kecamatan Pamijahan, Cibungbulang, Leuwiliang, Tenjolaya dan Ciampea, realisasinya sebanyak 1.965 kg atau 100 %.

4.2 Pembinaan dan Pengembangan Perikanan, dari rencana biaya

sebesar Rp.410.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 368.192.500,- atau sekitar 89,80 %, dengan keluaran adalah jumlah bantuan benih ikan, hias dari rencana sebanyak 26.500 ekor, realisasinya sebanyak 26.500 ekor di Kecamatan Cibinong dan Tenjolaya, atau 100%; gurame, dari rencana sebanyak 30.000 ekor, realisasinya sebanyak 30.000 ekor di Kecamatan Dramaga, atau 100 %; nila dari rencana sebanyak 25.000 ekor, realisasinya sebanyak 25.000 ekor di Kecamatan Cigombong, atau 100%; lele dari rencana sebanyak 150.000 ekor, realisasinya sebanyak 150.000 ekor di Kecamatan Jonggol, Kemang, Tajurhalang, Bojonggede, Gunungsindur dan Parung,

(16)

II-9

atau 100 %; mas dari rencana sebanyak 50.000 ekor, realisasinya sebanyak 50.000 ekor di Kecamatan Pamijahan dan Caringin.

4.3 Pengelolaan Data Perikanan, dari rencana biaya sebesar

Rp.95.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 94.795.000,- atau 99,78%, dengan keluaran adalah tersedianya data/informasi terkini bidang perikanan, dari rencana sebanyak 1 dokumen, realisasinya sebanyak 1 dokumen, atau 100 %.

4.4 Pemberdayaan Rumah Tangga Sangat Miskin (RSTM) di Lokasi

Program Keluarga Harapan (PKH), dari rencana biaya sebesar Rp. 495.200.000,- realisasinya sebesar Rp. 461.222.000,- atau sekitar 93,14 %, dengan keluaran adalah tersedianya bantuan untuk RTSM di Kecamatan Cibinong, Bojonggede, Tajurhalang,

Kemang, Ciseeng, Tenjolaya, Rancabungur, Ciampea,

Dramaga,Cigombong, Ciawi dan Megamendung dalam bentuk benih ikan, lele dari rencana sebanyak 336.000 ekor, realisasinya sebanyak 336.00 ekor, atau 100%.

4.5 Pengawasan dan Pelayanan Usaha Perikanan, dari rencana

biaya sebesar Rp. 75.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 74.515.800,- atau 99,35%, dengan keluaran adalah tersedianya pelayanan usaha perikanan dari rencana sebanyak 5 jenis, realisasinya sebanyak 5 jenis, atau 100%; terfasilitasinya rakor pelaku usaha perikanan, dari rencana sebanyak 1 kali, realisasinya sebanyak 1 kali, atau 100 %; terfasilitasinya pertemuan kewirausahaan perikanan dari rencana sebanyak 1 kali, realisasinya sebanyak 1 kali, atau 100%.

4.6 Fasilitasi Kelompok Kerja Minapolitan, dari rencana biaya

sebesar Rp.190.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 185.670.000,- atau sekitar 97,72%, dengan keluaran adalah terfasilitasinya rapat kerja dan rapat koordinasi, dari rencana masing-masing sebanyak 2 kali, realisasinya sebanyak 2 kali, atau 100 %.

4.7 Pembangunan/Rehabilitasi Sarana Prasarana Fisik

Pengembangan Kawasan Budidaya Air Tawar (DAK), dari rencana biaya sebesar Rp.2.502.895.000,- realisasinya sebesar Rp. 2.011.059.284,- atau sekitar 80,35 %, dengan keluaran adalah tersedianya KJA percontohan budidaya air tawar sebanyak 2 unit, perbaikan saluran air sepanjang 1.000 m,

(17)

II-10

pembangunan jalan lingkungan dan lahan parkir di 1 lokasi, penyediaan sarana perlengkapan kantor UPP sebanyak 6 jenis di Kecamatan Ciseeng dengan tingkat realisasi 85 % (pembangunan jalan lingkungan dan lahan parker baru sekitar 48% dan pekerjaan sisanya diluncurkan ke TA 2013).

4.8 Penyediaan dan Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Pengolahan,

Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Perikanan (DAK), dari rencana biaya sebesar Rp.98.230.000,- realisasinya sebesar Rp. 94.390.000,- atau sekitar 96,09 %, dengan keluaran adalah tersedianya sarana pengolahan ikan sebanyak 3 jenis di Kecamatan Ciseeng dengan tingkat realisasi 100%.

4.9 Penyediaan Sarana Statistik Kelautan dan Perikanan, dari

rencana biaya sebesar Rp.100.450.000,- realisasinya sebesar Rp. 95.440.000,- atau sekitar 95,01 %, dengan keluaran adalah tersedianya Tersedianya sarana pengolahan data statistik perikanan berupa Kendaraan bermotor Roda 2, sebanyak 2 unit, Filling Kabinet sebanyak 2 buah, Notebook sebanyak 2 unit, Printer sebanyak 2 unit, External Hardisk sebanyak 1 buah, Meja Kerja sebanyak 2 buah, Kursi Kerja sebanyak 2 buah, Kamera sebanyak I buah , LCD proyektor sebanyak I buah, dengan tingkat realisasi 100 %.

4.10Penyediaan Sarana dan Prasarana Penyuluhan Perikanan, dari

rencana biaya sebesar Rp. 351.100.000,- realisasinya sebesar Rp. 334.452.000,- atau sekitar 95,26%, dengan keluaran adalah tersedianya sarana penyuluhan perikanan, dari rencana sebanyak 18 jenis, realisasinya sebanyak 17 jenis untuk Kantor BP4K, atau 94 %.

4.11Pendukung Kegiatan UPT BBI di Tenjolaya dan Pamijahan, dari

rencana biaya sebesar Rp. 208.600.000,- realisasinya sebesar Rp. 205.620.000,- atau sekitar 98,57 %, dengan keluaran adalah tersedianya sarana pendukung kegiatan di UPT sebanyak 1 paket, dengan tingkat realisasi 100 %.

4.12Pendukung Kegiatan UPT Wilayah I di Ciseeng, dari rencana

biaya sebesar Rp. 20.571.000,- realisasinya sebesar Rp. 19.681.000,- atau sekitar 95,67 %, dengan keluaran adalah tersedianya sarana pendukung kegiatan di UPT sebanyak 1 paket, dengan tingkat realisasi 100 %.

(18)

II-11

4.13Pendukung Kegiatan UPT Wilayah II di Pamijahan, dari rencana

biaya sebesar Rp. 113.600.000,- realisasinya sebesar Rp. 111.259.000,- atau sekitar 97,94 %, dengan keluaran adalah tersedianya sarana pendukung kegiatan di UPT sebanyak 1 paket, dengan tingkat realisasi 100 %.

4.14Pendukung Kegiatan UPT Wilayah IV di Cibinong, dari rencana

biaya sebesar Rp. 27.903.000,- realisasinya sebesar Rp. 26.721.000,- atau sekitar 95,76 %, dengan keluaran adalah tersedianya sarana pendukung kegiatan di UPT sebanyak 1 paket, dengan tingkat realisasi 100 %.

4.15Pendukung Kegiatan UPT Wilayah VI di Dramaga, dari rencana

biaya sebesar Rp. 21.841.000,- realisasinya sebesar Rp. 21.281.000,- atau sekitar 96,98 %, dengan keluaran adalah tersedianya sarana pendukung kegiatan di UPT sebanyak 1 paket, dengan tingkat realisasi 100 %.

4.16Pembangunan Sarana dan Prasarana Perbenihan (DAK), dari

rencana biaya sebesar Rp. 212.350.000,- realisasinya sebesar Rp. 206.501.000,- atau sekitar 97,25 %, dengan keluaran adalah tersedianya sarana prasarana di lokasi perbenihan berupa Filling Kabinet sebanyak 2 buah, Whiteboard sebanyak 1 buah, Meja Kerja sebanyak 4 buah, Meja Rapat sebanyak 1 set, Kursi Lipat sebanyak 150 buah, Sofa sebanyak 1 set, Pemagaran BBI sepanjang 350 meter, dengan tingkat realisasi 100 %.

4.17Penyediaan Induk dan Calon Induk Ikan Unggul (DAK), dari

rencana biaya sebesar Rp. 378.950.000,- realisasinya sebesar Rp. 348.575.000,- atau sekitar 91,98 %, dengan keluaran adalah tersedianya Induk Ikan Lele Unggul sebanyak 50 paket, Pakan Induk sebanyak 12.000 Kg dan Pakan Calon Induk sebanyak 6.500 Kg, dengan tingkat realisasi 100 %.

4.18Pengembangan Pembenihan Rakyat / Unit Pembenihan Rakyat

(DAK), dari rencana biaya sebesar Rp. 531.875.000,- realisasinya sebesar Rp. 462.215.000,- atau sekitar 86,90 %, dengan keluaran adalah tersedianya Kolam percontohan UPR sebanyak 6 jenis dan Peralatan Pembenihan di UPR sebanyak 8 jenis dengan tingkat realisasi 100 %.

(19)

II-12

5)Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi

Perikanan, yang terdiri dari 5 kegiatan, dengan perincian sebagai

berikut :

5.1 Promosi Atas Hasil Produksi Perikanan Unggulan Daerah, dari

rencana biaya sebesar Rp. 147.280.000,- realisasinya sebesar Rp. 145.356.660,- atau sekitar 98,69%, dengan keluaran adalah jumlah promosi usaha sebanyak 2 kali dan terfasilitasinya pembangunan depo ikan hias sebanyak 1 unit dengan tingkat realisasi 100%.

5.2 Temu Usaha Perikanan, dari rencana biaya sebesar Rp.

71.200.000,- realisasinya sebesar Rp. 70.866.600,- atau sekitar 99,53 %, dengan keluaran adalah terfasilitasinya pertemuan kemitraan sebanyak 2 kali dan terfasilitasinya pembinaan program kredit GMM dan Kredit Program di 4 UPT Wilayah dengan tingkat realisasi 100%.

5.3 Pengembangan Usaha Perikanan, dari rencana biaya sebesar Rp.

187.510.000,- realisasinya sebesar Rp. 180.225.000,- atau sekitar 96,11%, dengan keluaran adalah tersedianya sarana pengolahan hasil perikanan sebanyak 8 jenis, terfasilitasinya pembinaan usaha di 4 kecamatan, terfasilitasinya lomba kelompok usaha pengolahan sebanyak 1 kali, terinventarisirnya data statistik pengolahan sebanyak 1 dokumen; dengan tingkat realisasi 100%.

5.4 Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan,

dari rencana biaya sebesar Rp. 55.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 54.647.900,- atau sekitar 99,36%, dengan keluaran adalah tersedianya data/ informasi produk perikanan dari rencana sebanyak 1 dokumen, realisasinya sebanyak 1 dokumen, atau 100 %.

5.5 Pendukung Kegiatan UPT Sarana Usaha di Ciseeng, Cibinong,

Sukaraja, Ciawi dari rencana biaya sebesar Rp. 187.510.000,- realisasinya sebesar Rp.180.225.000,- atau sekitar 96,11 %, dengan keluaran adalah tersedianya sarana pendukung kegiatan di UPT sebanyak 1 paket, dengan tingkat realisasi 100 %.

(20)

II-13

6)Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, yang terdiri dari 17

kegiatan, dengan perincian sebagai berikut :

6.1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat, dari rencana biaya sebesar

Rp. 9.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 9.000.000,- atau 100 %, dengan keluaran adalah jumlah materai 6000 dan 3000 untuk kebutuhan surat menyurat dan dokumen kerja kantor, dari rencana masing-masing sebanyak 1.000 buah, realisasinya sebanyak 1.000 buah, atau 100 %.

6.2 Penyediaan Jasa Komunikasi Sumber Daya Air dan Listrik, dari

rencana biaya sebesar Rp. 454.920.000,- realisasinya sebesar Rp. 326.738.085,- atau sekitar 71,82 %, dengan keluaran adalah jumlah sarana komunikasi: telepon, air, listrik dan internet, dari rencana sebanyak 20 jaringan telepon, realisasinya sebanyak 20 jaringan telepon, atau 100 %; dari rencana sebanyak 3 jaringan air, realisasinya sebanyak 3 jaringan air, atau 100 %; dari rencana sebanyak 30 jaringan listrik, realisasinya sebanyak 30 jaringan listrik, atau 100 %; dari rencana sebanyak 2 jaringan internet, realisasinya sebanyak 2 jaringan internet, atau 100%.

6.3 Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan

Dinas/Operasional, dari rencana biaya sebesar Rp. 56.350.000,- realisasinya sebesar Rp. 14.548.000,-atau sekitar 25,82 %, dengan keluaran adalah tersedianya Surat Perizinan kendaraan dinas/operasional berupa: KIR Roda 4 sebanyak 4 unit, Pembayaran STNK Roda 4, sebanyak 7 unit, Pembayaran STNK Roda 2 sebanyak 24 unit, Pembayaran STNK Truck sebanyak 1 unit, Pembayaran STNK TOSSA sebanyak 2 unit, Perpanjangan STNK Roda 4 sebanyak 4 unit, Perpanjangan STNK Roda 2 sebanyak 35 unit dengan tingkat realisasi sebesar 100%.

6.4 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor, dari rencana biaya sebesar

Rp. 123.800.000,- realisasinya sebesar Rp. 119.046.500,- atau sekitar 96,16 %, dengan keluaran adalah tersedianya jasa pelayanan dan perlengkapan kebersihan kantor berupa

pemeliharaan Kebersihan Kantor seluas 4.000m2 dan Bahan dan

Alat pembersih sebanyak 29 jenis, dengan tingkat realisasi sebesar 100%.

6.5 Penyediaan Alat Tulis Kantor, dari rencana biaya sebesar Rp.

(21)

II-14

98,86 %, dengan keluaran adalah jumlah ATK untuk pelaksanaan TUPOKSI Disnakkan, dari rencana sebanyak 45 jenis, realisasinya sebanyak 45 jenis, atau 100 %.

6.6 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan, dari rencana

biaya sebesar Rp. 61.700.000,- realisasinya sebesar Rp. 60.601.950,- atau sekitar 98,22 %, dengan keluaran adalah jumlah barang cetakan dan penggandaan, dari rencana sebanyak 18 jenis, realisasinya sebanyak 18 jenis, atau 100 %.

6.7 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik / Penerangan Bangunan

Kantor, dari rencana biaya sebesar Rp. 15.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 14.713.000,- atau sekitar 98,09 %, dengan keluaran adalah jumlah komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor, dari rencana sebanyak 8 jenis, realisasinya sebanyak 8 jenis, atau 100 %.

6.8 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan,

dari rencana biaya sebesar Rp. 17.400.000,- realisasinya sebesar Rp. 17.392.000,- atau 99,95 %, dengan keluaran adalah jumlah surat kabar, peraturan dan perundang-undangan, dari rencana sebanyak 5 jenis, realisasinya sebanyak 5 jenis, atau 100 %.

6.9 Penyediaan Bahan Logistik Kantor, dari rencana biaya sebesar

Rp. 7.500.000,- realisasinya sebesar Rp. 7.475.000,- atau 99,67 %, dengan keluaran adalah jumlah tabung pemadam kebakaran siap pakai, dari rencana sebanyak 6 unit, realisasinya sebanyak 6 unit, atau 100 %.

6.10Penyediaan Makanan dan Minuman, dari rencana biaya sebesar

Rp. 105.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 2.650.000,- atau sekitar 88,24 %, dengan keluaran adalah jumlah jamuan makanan dan minuman : rapat dan tamu, dari rencana sebanyak 4200 orang, realisasinya sebanyak 4200 orang, atau 100 %.

6.11Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Dalam dan Luar

daerah, dari rencana biaya sebesar Rp. 500.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 499.903.443,- atau sekitar 99,98 %, dengan keluaran adalah terselenggaranya rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam daerah ke 40 kecamatan dan luar daerah ke 9 lokasi dan terealisasi sebesar 100 %

(22)

II-15

6.12Penyediaan Jasa Tenaga Pendukung Administrasi/Teknis

Perkantoran, dari rencana biaya sebesar Rp. 85.400.000,- realisasinya sebesar Rp. 85.400.000,- atau 100 %, dengan keluaran adalah jumlah tenaga honorer dan tenaga arsiparis yang menerima honor, dari rencana sebanyak 7 orang tenaga honorer dan 3 orang tenaga arsiparis, realisasinya sebanyak 7 orang tenaga honorer dan 3 orang tenaga arsiparis, atau 100 %.

6.13Pelayanan Dokumentasi dan Arsip SKPD, dari rencana biaya

sebesar Rp. 21.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 21.000.000,- atau 100 %, dengan keluaran adalah tertatanya arsip disnakan 1SKPD dengan realisasinya sebesar 100 %.

6.14Penyediaan Pelayanan Administrasi Kepegawaian, dari rencana

biaya sebesar Rp. 25.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 25.000.000,- atau 100 %, dengan keluaran adalah jumlah administrasi kepegawaian di Disnakkan, dari rencana sebanyak 19 jenis dengan realisasinya sebesar 19 jenis, atau 100 %.

6.15Penyediaan Pelayanan Administrasi Barang, dari rencana biaya

sebesar Rp. 30.500.000,- realisasinya sebesar Rp. 29.950.000,- atau 98,20%, dengan keluaran adalah jumlah berkas administrasi barang di Disnakkan : sebanyak 5 jenis dengan realisasinya 100 %.

6.16Penyediaan Pelayanan Keamanan Kantor, dari rencana biaya

sebesar Rp. 180.000.000,- realisasinya sebesar Rp.

180.000.000,- atau 100 %, dengan keluaran adalah jumlah petugas piket pengamanan kantor setiap hari selama 1 tahun, dari rencana sebesar 20 petugas piket, realisasinya 20 petugas piket, atau 100 %.

6.17Penyediaan Jasa Tenaga Petugas Lapangan Non PNS, dari

rencana biaya sebesar Rp. 92.700.000,- realisasinya sebesar Rp. 92.700.000,- atau 100%, dengan keluaran adalah jumlah tenaga kerja petugas lapangan non PNS yang menerima honor/upah, dari rencana sebesar 13 orang, realisasinya 13 orang, atau 100 %.

(23)

II-16

7)Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, yang terdiri

dari 9 kegiatan, dengan perincian sebagai berikut :

7.1 Pembangunan Gedung Kantor, dari rencana biaya sebesar Rp.

170.000.000-, realisasinya sebesar Rp. 166.828.000-, atau sekitar 98,13 %, dengan keluaran adalah terbangunnya Rumah Jaga dan Gudang Obat masing-masing 1 unit dengan realisasi sebesar 100 %.

7.2 Pengadaan Kendaraan Dinas Operasional, dari rencana biaya

sebesar Rp. 284.850.000,- realisasinya sebesar Rp.

277.082.500,- atau sekitar 97,27 %, dengan keluaran adalah tersedianya kendaraan dinas roda dua sebanyak 18 unit dengan realisasinya sebesar 100 %.

7.3 Pengadaan Peralatan Kantor, dari rencana biaya sebesar Rp.

126.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 123.608.200,- atau sekitar 98,10 %, dengan keluaran adalah peralatan kantor berupa: Komputer PC sebanyak 6 unit, Notebook sebanyak 1 unit, Printer sebanyak 9 unit, UPS sebanyak 2 unit, Stabilizer sebanyak 5 unit, LCD Proyektor sebanyak 2 unit, Layar Infocus sebanyak 1 unit, Megaphone sebanyak 2 unit, Wireless sebanyak 2 unit, dengan realisasinya sebesar 100 %.

7.4 Pengadaan Perlengkapan Kantor, dari rencana biaya sebesar Rp.

52.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 51.385.000,- atau sekitar 98,82 %, dengan keluaran adalah sarana perlengkapan kantor berupa: Tiang Umbul-umbul sebanyak 20 buah, Lemari Pintu Kaca sebanyak 1 unit, Lemari Obat sebanyak 1 unit, Lemari Arsip Kecil sebanyak 1 unit, Lemari Arsip sebanyak 2 unit, Filing Kabinet sebanyak 2 unit, Lemari Es sebanyak 2 unit, Freezer sebanyak 1 unit, Rak Kayu sebanyak 1 unit, dengan realisasi sebesar 100 %.

7.5 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor, dari rencana biaya

sebesar Rp. 30.350.000,- realisasinya sebesar Rp. 30.128.000-, atau sekitar 99,27 %, dengan jumlah gedung kantor yang terpelihara melalui : pengecatan tembok dan kayu/besi masing-masing seluas 2.100 m2 dan 60 m2, dengan realisasinya sebesar 100 %.

(24)

II-17

7.6 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional, dari

rencana biaya sebesar Rp. 219.050.000,- realisasinya sebesar Rp. 212.220.500,- atau sekitar 96,88 %, dengan keluaran adalah jumlah kendaraan dinas operasional di Disnakkan yang terpelihara: roda 4 dan roda 2 serta roda 3, masing-masing 12 unit; 59 unit dan 1 unit, dengan realisasinya sebesar 100 %.

7.7 Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor, dari

rencana biaya sebesar Rp. 19.800.000,- realisasinya sebesar Rp. 19.475.000,- atau sekitar 98,36 %, dengan keluaran adalah jumlah perlengkapan gedung kantor di Disnakkan yang terpelihara: Penambahan Daya Listrik sebanyak 1 paket, AC sebanyak 10 unit, pemasangan baru Jaringan Internet sebanyak 1 paket, dengan realisasinya sebesar 100 %.

7.8 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Kantor, dari rencana

biaya sebesar Rp. 52.375.000,- realisasinya sebesar Rp. 51.080.000,- atau sekitar 97,53 %, dengan keluaran adalah jumlah peralatan gedung kantor di Disnakkan yang terpelihara : mesin tik, computer dan mesin pemotong rumput, masing-masing sebanyak 7 unit; 49 unit dan 2 unit, dengan realisasinya sebesar 100 %.

7.9 Rehabilitasi Ringan/Sedang/Berat Gedung Kantor, dari rencana

biaya sebesar Rp. 419.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 397.172,- atau sekitar 94,79 %, dengan keluaran adalah terehabilitasinya bangunan RPH, Pembangunan Sarana Penunjang RPH Cibinong, Pembangunan Sarana penunjang RPH Unggas Cibinong masing-masing sebanyak 1 unit, dengan realisasinya sebesar 100 %.

8)Program Peningkatan Disiplin Aparatur; yang terdiri dari 1 kegiatan,

dengan perincian sebagai berikut:

8.1 Pengadaan Pakaian Dinas dan Kelengkapannya, dari rencana

biaya sebesar Rp. 12.635.000,- realisasinya sebesar Rp. 12.468.750-, atau sekitar 98,68 %, dengan keluaran adalah tersedianya baju seragam Korpri sebanyak 133 buah dengan realisasi sebesar 100 %.

(25)

II-18

9)Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja dan Keuangan, yang terdiri dari 8 kegiatan, dengan perincian sebagai berikut:

9.1 Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi

Kinerja SKPD, dari rencana biaya sebesar Rp. 22.000.000 realisasinya sebesar Rp. 21.976.000 atau 99,89 %, dengan keluaran adalah jumlah dokumen Lakip, tahunan dari rencana 4 buku, realisasinya 4 buku, atau 100 %.

9.2 Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran, dari rencana

biaya sebesar Rp. 18.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 17.966.750,- atau sekitar 99,82 %, dengan keluaran adalah jumlah dokumen laporan keuangan semesteran, dari rencana 6 buku, realisasinya 6 buku, atau 100 %.

9.3 Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun, dari rencana

biaya sebesar Rp. 20.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 19.945.700,- atau sekitar 99,73%, dengan keluaran adalah jumlah dokumen laporan keuangan akhir tahun 2012, dari rencana 10 buku, realisasinya 10 buku, atau 100 %.

9.4 Penyusunan Perencanaan Anggaran, dari rencana biaya sebesar

Rp. 80.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 77.397.100,- atau 96,75 %, dengan keluaran adalah jumlah dokumen perencanaan anggaran: DPA 2012; RKA perubahan 2012; DPA perubahan 2012; dan RKA 2012, masing-masing 6 buku, 30 buku, 6 buku dan 30 buku, dengan realisasi sebesar 100 %.

9.5 Penatausahaan Keuangan SKPD, dari rencana biaya sebesar Rp.

110.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 109.978.900,- atau sekitar 99.98 %, dengan keluaran adalah tersedianya laporan penatausahaan keuangan disnakan, dari rencana sebanyak 72 buku, realisasinya sebanyak 72 buku, atau 100 %.

9.6 Penyusunan Renstra dan Renja SKPD, dari rencana biaya

sebesar Rp. 19.400.000- realisasinya sebesar Rp. 19.355.000,- atau 99,77 %, dengan keluaran adalah jumlah dokumen rencana kerja dinas tahun 2013 sebanyak 5 buku dengan realisasi sebesar 100 %.

9.7 Monitoring Evaluasi dan Pelaporan SKPD, dari rencana biaya

sebesar Rp. 50.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 48.914.700,- atau sekitar 97,83 %, dengan keluaran adalah jumlah buku

(26)

II-19

laporan monev, daftar kegiatan per kecamatan, laporan akhir tahun 2012 dan laporan evaluasi kinerja, masing-masing sebanyak 8 buku, 4 buku, 5 buku dan 12 buku dengan realisasi sebesar 100 %.

9.8 Publikasi Kinerja SKPD, dari rencana biaya sebesar Rp.

30.000.000- realisasinya sebesar Rp. 30.000.000,- atau 100 %, dengan keluaran adalah terpublikasinya kinerja Disnakkan Tahun 2012 pada media lokal selama 1 tahun dan terealisasi sebesar 100 %.

Secara lengkap Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja SKPD Tahun 2011 dan Pencapaian Renstra SKPD s/d Tahun 2012 Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 2.1.

(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)

II-34

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD

Evaluasi dan analisis kinerja Dinas Peternakan dan Perikanan dinilai dari perbandingan antara realisasi capaian kinerja antara Tahun 2011 dengan Tahun 2012 dan dari peningkatan capaian yang diraih pada Tahun 2012. Realisasi capaian kinerja Tahun 2012 dibandingkan dengan Tahun 2011 dapat dilihat dalam Tabel 2.2

Tabel 2.2 Realisasi Capaian Kinerja Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor Tahun 2011 dan 2012

No Indikator

Tahun 2011 Tahun 2012

Target Realisasi Target Realisasi

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Produksi Daging (kg) Produksi Telur (kg) Produksi Susu (liter)

Produksi Ikan Konsumsi (ton) Produksi Ikan Hias (RE) Produksi Benih Ikan (RE)

Konsumsi Protein Hewani asal ternak (gr/kap/hr)

Konsumsi Ikan (kg/kap/thn) Fasilitasi Usaha Peternakan (orang) Fasilitasi Usaha Perikanan (orang) Sentra Budidaya Peternakan (Lokasi) Sentra Budidaya Perikanan (lokasi) Konsumsi Ikan/dibanding

Target daerah* (%) Produksi Perikanan/ dibanding target daerah* (%)

Penanggulangan Penyakit Ternak dan Ikan : - Rabies (dosis) - Anthrax (dosis) - Brucellosis (dosis) - SE (dosis) - AI (dosis) - Aeromonas (dosis)

Pengawasan Kualitas PAH/HPAH di Lokasi Usaha (lokasi)

99.396.812 42.287.821 11.059.989 55.386,00 154.394,54 1.362.425 5,00 21,85 100 100 3 5 99,54 97,04 2.000 10.000 150 4.000 100.000 3.000 40 102.067.785 42.830.166 11.198.708 56.576,68 156.618,86 1.378.015 5,06 22,15 104 115 3 8 100,91 99,13 2.000 10.000 150 4.000 100.000 3.000 40 106.354.589 43.979.334 11.281.189 73.416,00 185.273,45 1.907.395 5,14 22,79 110 110 7 5 99,60 98,11 3.000 10.000 500 2.500 150.000 5.000 42 104.886.896 44.115.071 11.422.684 74.962,33 187.552,04 2.053.080,95 5,16 23,28 110 110 7 5 101,7 99,25 3.000 10.000 500 2.500 150.000 5.000 42 Ket :

(42)

II-35

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor tahun 2012, maka evaluasi dan analisis masing-masing sasaran dapat disimpulkan sebagai berikut :

Peningkatan produksi peternakan yang terdiri dari daging, telur, susu selama tahun 2012 umumnya mencapai target yang telah ditetapkan kecuali produksi daging. Produksi daging pada Tahun 2012 hanya mencapai 104.886.896 kg, walaupun meningkat 2,76% dari produksi daging tahun 2011 sebesar 102.067.785 tetapi tidak memenuhi Target 2012 (hanya mencapai 98,62%). Tidak terpenuhinya target produksi daging pada Tahun 2012 terjadi karena menurunnya pemotongan yang dilakukan di RPH Kabupaten Bogor yang antara lain disebabkan oleh:

1.Terjadinya pengurangan kuota impor sapi potong oleh pemerintah

dari 30 – 40% di Tahun 2011 menjadi 17% di Tahun 2012.

2.Kebijakan daerah Jawa Timur yang melarang untuk menjual sapi

bakalan ke luar daerah sehingga berkurangnya pasokan sapi untuk penggemukan.

3.Embargo oleh Pemerintah Australia terhadap RPH (Rumah Potong

Hewan) yang tidak/kurang memperhatikan aspek kesejahteraan hewan dalam proses penjagalan (salah satunya RPH Cibinong), sehingga Pemerintah Australia melarang pemotongan sapi Brahman Cross asal Australia di RPH Cibinong.

Produksi daging di Kabupaten Bogor banyak dipenuhi dari komoditas ternak unggas terutama ayam ras. Kontribusi daging ayam ras pedaging terhadap total produksi daging mencapai 81,24%, sedangkan kontribusi daging sapi menduduki urutan kedua setelah ayam ras, kontribusi daging sapi mencapai 8,54% terhadap produksi daging. Kecukupan produksi daging banyak diperankan oleh kehadiran

perusahaan ayam ras dan feed lot yang cukup potensial di Kabupaten

Bogor. Selain itu, kebijakan Pemerintah DKI Jakarta berupa larangan pemasukan unggas hidup ke wilayah Jakarta menyebabkan peningkatan pemotongan unggas di sekitar Jakarta salah satunya di Kabupaten Bogor.

(43)

II-36

Produksi telur pada Tahun 2012 mencapai 44.115.071 kg (100,31% dari target sebesar 43.979.334 kg) atau meningkat 3,00 % dari produksi Tahun 2011 sebesar 42.830.166 kg. Produksi telur tersebut sebagian besar diperoleh dari produksi telur ayam ras. Kontribusi produksi telur dari ayam ras petelur mencapai 95,43% dari total produksi telur.

Produksi susu pada Tahun 2012 mencapai 11.422.684 liter (101,25% dari target sebesar 11.281.189 liter) atau meningkat 2,00 % dari produksi susu Tahun 2011 sebesar 11.198.708 liter. Peningkatan produksi susu ini merupakan dampak dari meningkatnya animo masyarakat dalam beternak sapi perah seiring berkembangnya industri hilir pengolahan susu di Kabupaten Bogor.

Penyediaan produksi daging, telur dan susu di Kabupaten Bogor pada tahun 2012 memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pemenuhan kebutuhan konsumsi protein hewani. Penyediaan produksi yang diimbangi dengan peningkatan daya beli masyarakat Kabupaten Bogor terhadap produk hasil peternakan menyebabkan peningkatan konsumsi protein hewani masyarakat Kabupaten Bogor pada tahun

2012 menjadi 5,16 gr/kapita/hari (meningkat 1,98 % dari capaian

konsumsi pada Tahun 2011 yaitu 5,06 gr/kapita/hari) atau 100,39 % dari target konsumsi protein hewani yang ditetapkan sebesar 5,14 gr/kp/hr.

Peningkatan produksi perikanan yang terdiri dari ikan konsumsi, ikan hias dan benih ikan selama tahun 2012 seluruhnya dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Produksi ikan konsumsi pada tahun 2012 adalah sebesar 74.962,33 ton (meningkat 32,49% dari capaian pada Tahun 2011 sebesar 56.576,68 ton); sedangkan jika dibandingkan dengan target produksi tahun 2012, diperoleh capaian sebesar 102,11%.

Produksi ikan konsumsi pada Tahun 2012 banyak dipenuhi dari komoditas ikan lele yang mencapai 63,68%. Kontribusi terbesar setelah ikan lele adalah dari ikan mas dan nila masing-masing sebesar 14,37% dan 8,98% terhadap produksi ikan konsumsi. Produksi tersebut diperoleh karena banyaknya pembudidaya ikan lele di Kabupaten Bogor yang cukup potensial terutama di kawasan minapolitan.

(44)

II-37

Produksi ikan hias pada tahun 2012 mencapai 187.552,04 RE (101,23% dari target Tahun 2012 sebesar 185.273,45 RE); atau mengalami kenaikan 19,75% jika dibandingkan dengan realisasi produksi ikan hias tahun lalu sebesar 156.618,86 RE. Peningkatan ini terjadi seiring dengan meningkatnya permintaan pasar dan peningkatan infrastruktur pendukung pemasaran ikan hias.

Produksi benih ikan pada tahun 2012 adalah sebesar 2.053.080,95 RE (107,64% dari target 2012 sebesar 1.907.395 RE) atau mengalami peningkatan sebesar 48,98% dari realisasi Tahun 2011 sebesar 1.378.015 RE. Sebagian besar diperoleh dari komoditas benih ikan lele dan bawal sebesar 87,77 %.

Dari segi penyediaan produksi ikan konsumsi khususnya ikan lele, Kabupaten Bogor dapat memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pemenuhan kebutuhan konsumsi ikan. Hal ini terkait dengan ditetapkannya Kabupaten Bogor sebagai salah satu lokasi program pengembangan kawasan minapolitan sesuai Keputusan Bupati Bogor

Nomor 523.31/227/Kpts/Huk/2010 tentang Penetapan Lokasi

Pengembangan Kawasan Minapolitan di Kabupaten Bogor. Penyediaan produksi yang diimbangi dengan peningkatan daya beli masyarakat serta gencarnya promosi yang dilakukan pemerintah Kabupaten Bogor terhadap produk hasil perikanan pada tahun 2012 menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi daging ikan mencapai 1,13 kg/tahun (meningkat dari 22,15 kg/kap/tahun pada Tahun 2011 menjadi 23,28 kg/kap/tahun pada Tahun 2012); atau 102,15 % dari target yang ditetapkan sebesar 22,79 kg/tahun.

Capaian Indikator kinerja penanggulangan penyakit dan pengawasan kualitas PAH/HPAH di lokasi usaha menunjukkan capaian kinerja sebesar 100 %. Mengingat jumlah ternak dan ikan yang banyak dan terbatasnya pendanaan pemerintah maka pengendalian penyakit hewan dan ikan difokuskan pada daerah endemis dan potensial berjangkitnya penyakit menular hewan dan ikan. Sedangkan

pengawasan kualitas PAH/HPAH difokuskan pada Pasar

Tradisional/Pasar Modern dan lokasi usaha yang tersebar di Kabupaten Bogor. Dengan demikian pelaksanaan penanggulangan penyakit hewan dan ikan serta pengawasan kualitas PAH dan HPAH dapat terlaksana sesuai target yang ditetapkan.

(45)

II-38

Prestasi yang diraih Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor selama Tahun 2012, adalah sebagai berikut :

1. Juara I UPR Tingkat Propinsi Jawa Barat Tahun 2012

2. Juara II Lomba UMKM Pengolahan Hasil Perikanan Tingkat Propinsi

Jawa Barat Tahun 2012

3. Pelopor Ketahanan Pangan Tingkat Propinsi Jawa Barat (UKM

Produk Olahan Daging Kelinci)

Sedangkan keberhasilan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor selama Tahun 2012, adalah sebagai berikut :

1. 1. Capaian Indikator Kinerja Utama memenuhi dan melebihi

rencana :

a.Peningkatan Produksi Peternakan

- Telur 100,31 % - Susu 101,25 %

b. Peningkatan Produksi Perikanan : - Ikan Konsumsi 102,11 %

- Ikan Hias 101,23 % - Benih Ikan 107,64 %

- Produksi kelompok pembudidaya ikan = produksi perikanan (dibandingkan dengan target daerah)101,16 %

c. Peningkatan Konsumsi :

- Konsumsi Protein Hewani 100,39% - Konsumsi Ikan 102,15 %

- Konsumsi Ikan (dibandingkan dengan target daerah) 102,11 % d. Fasilitasi Usaha

- Peternakan 100% - Perikanan 100 %

e. Penambahan Sentra Budidaya : - Perikanan 100.00 %

- Peternakan 100.00 %

f. Pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan menular dan zoonosis : - Rabies 100.00 % - Anthrax 100.00 % - Brucellosis 100.00 % - SE 100.00 % - AI 100.00 %

(46)

II-39

- Aeromonas 100,00%

g. Pengawasan kualitas PAH/HPAH di lokasi usaha 100.00%

2. Capaian PAD (Pendapatan Asli Daerah)

- Retribusi RPH (Rumah Potong Hewan) 101,95%

2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD

Isu penting utama dalam penyelenggaraan peternakan dan

perikanan adalah semakin terdesaknya ruang bagi pelaku usaha

on-farm serta dampak usaha peternakan dan perikanan terhadap

lingkungan. Untuk mengantisipasi hal tersebut terdapat beberapa strategi yang diperlukan untuk pengembangan kawasan budidaya.

Strategi pengembangan kawasan budidaya yang menjadi acuan untuk pengembangan kawasan budidaya peternakan dan perikanan adalah:

a. Strategi untuk perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan

keterkaitan antar kegiatan budidaya, meliputi :

1.menetapkan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis

nasional untuk pemanfaatan sumber daya alam di ruang darat, ruang udara, dan termasuk ruang di dalam bumi secara sinergis untuk mewujudkan keseimbangan pemanfaatan ruang wilayah;

2.mengembangkan kegiatan budidaya unggulan di dalam kawasan

beserta prasarana secara sinergis dan berkelanjutan untuk mendorong pengembangan perekonomian kawasan dan wilayah sekitarnya;

3.mengembangkan kegiatan budidaya untuk menunjang aspek

politik, pertahanan dan keamanan, sosial budaya, serta ilmu pengetahuan dan teknologi;

4.mengembangkan dan melestarikan kawasan budidaya pertanian

(47)

II-40

b. Strategi untuk pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan, meliputi:

1. membatasi perkembangan kegiatan budidaya terbangun di

kawasan rawan bencana untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian akibat bencana;

2. mengembangkan kawasan perkotaan dengan mengoptimalkan

pemanfaaatan ruang secara vertikal;

3. mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas paling sedikit

30% (tiga puluh persen) dari luas kawasan perkotaan; dan

4. membatasi perkembangan kawasan terbangun di kawasan

perkotaan untuk mempertahankan tingkat pelayanan prasarana dan sarana kawasan perkotaan serta mempertahankan fungsi kawasan perdesaan di sekitarnya.

Disamping itu Rencana Tata Ruang Wilayah diharapkan menjadi pedoman bagi semua pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pembangunan di berbagai sektor/bidang, serta mengakomodasikan pembagian peran dengan kabupaten/kota dan bersifat saling melengkapi serta selaras serta sebagai matra spasial bagi Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) serta rencana pembangunan lainnya.

Berdasarkan Perda Kabupaten Bogor No. 19 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor 2005-2015 dan Peraturan Bupati No. 83 Tahun 2009 tentang Pedoman Operasional Pemanfaatan Ruang dapat disimpulkan peruntukan ruang usaha peternakan dan perikanan sebagai berikut:

a. Peruntukan Ruang Usaha Petenakan

1.Terdapat 4 kecamatan yang peruntukan ruangnya sudah tidak

memungkinkan lagi untuk usaha peternakan baru yaitu Gunung Putri, Cibinong, Bojonggede dan Tajur Halang.

2.Terdapat 12 kecamatan yang seluruh desa/kelurahannya ada

peruntukan ruang yang memungkinkan bagi usaha peternakan yaitu Leuwisadeng, Tenjolaya, Cijeruk, Cisarua, Megamendung,

(48)

II-41

Sukamakmur, Cariu, Tanjungsari, Klapanunggal, Rancabungur, Cigudeg dan Sukajaya.

3.Terdapat 17 kecamatan yang sebagian besar desa/kelurahannya

masih dimungkinkan untuk usaha peternakan yaitu Nanggung, Leuwiliang, Pamijahan, Cibungbulang, Ciampea, Dramaga, Tamansari, Cigombong, Caringin, Ciawi, Babakan Madang, Jonggol, Ciseeng, Rumpin, Jasinga, Tenjo dan Parungpanjang.

4.Terdapat 7 kecamatan yang hanya sebagian kecil dari

desa/kelurahannya yang masih memungkinkan untuk uaha peternakan yaitu Ciomas, Sukaraja, Cileungsi, Citeureup, Kemang, Gunungsindur dan Parung.

b. Peruntukan Ruang Usaha Perikanan

1.Terdapat 33 kecamatan dimana seluruh desa/kelurahannya ada

peruntukan ruang yang memungkinkan bagi usaha perikanan yaitu Leuwisadeng, Cibungbulang, Ciampea, Tenjolaya, Dramaga, Ciomas, Cijeruk, Caringin, Ciawi, Cisarua, Megamendung, Sukaraja, Babakan Madang, Sukamakmur, Cariu, Tanjungsari,

Jonggol, Cileungsi, Klapanunggal, Cibinong, Bojonggede,

Tajurhalang, Kemang, Rancabungur, Ciseeng, Gunungsindur, Rumpin, Cigudeg, Sukajaya, Jasinga, Tenjo, Parungpanjang dan Parung.

2.Terdapat 7 kecamatan yang sebagian besar desa/kelurahannya

masih dimungkinkan untuk usaha perikanan yaitu Nanggung, Leuwiliang, Pamijahan, Tamansari, Cigombong, Gunungputri dan Citeureup.

Usaha peternakan dan perikanan yang dimaksud adalah usaha dengan skala pemilikan wajib izin sesuai dengan Peraturan Daerah No.8 Tahun 2003 tentang Izin Usaha Peternakan dan Perikanan.

Jika ditelaah rencananya, maka terlihat adanya keseimbangan rencana struktur ruang antar wilayah baik dalam pengembangan sistem pusat permukiman perdesaan; sistem pusat permukiman perkotaan; dan sistem prasarana wilayah. Dalam implementasinya berbeda, sehingga masih terdapat berbagai isu strategis yang perlu ditangani secara sistematis dalam kaitan dengan penataan ruang ini.

Gambar

Tabel  2.2  Realisasi  Capaian  Kinerja  Dinas  Peternakan  dan  Perikanan  Kabupaten Bogor Tahun 2011 dan 2012
Tabel 2.1 Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja SKPD Tahun 2011 dan Pencapaian Renstra SKPD s/d Tahun 2012 Kabupaten Bogor

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

dengan membawa Dokumen Asli dan salinannya sebagaimana tertuang dalam formulir isian kualifikasi. Demikian

Maka bersama ini kami mengundang saudara hadir untuk Pembuktian Kualifikasi, klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga yang akan dilaksanakan pada :. Hari / Tanggal : Rabu,

Sedangkan syarat-syarat yang harus dipenuhi seluruhnya oleh seorang suami untuk melakukan poligami disebut dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan pada Pasal 5

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan diatas maka dalam Tugas Akhir ini akan dibahas tentang pembuatan prototipe perangkat lunak untuk penempatan pegawai berbasis

Teacher divides pupils into small groups and chants each paragraph with different group. Distribute a piece of drawing paper to

LEMBAR KONTROL BIMBINGAN TUGAS AKHIR SKRIPSI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI ADISUTJIPTO Nama Mahasiswa :....

Kompetensi Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Non Fisik terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Kantor Imigrasi Klas I Bandung ini beserta seluruh isinya

Dengan demikian hipotesis 4 yang menyatakan laki-laki memiliki intensi kewirausahaan lebih tinggi daripada perempuan, terbukti, untuk responden yang berasal dari perguruan