• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAMIKA POPULASI HAMA PENYAKIT UTAMA JAGUNG DAN MUSUH ALAMINYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DINAMIKA POPULASI HAMA PENYAKIT UTAMA JAGUNG DAN MUSUH ALAMINYA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

DINAMIKA POPULASI HAMA PENYAKIT UTAMA JAGUNG DAN

MUSUH ALAMINYA

A. Tenrirawe

Balai Penelitian Tanaman Serealia

ABSTRAK

Hama merupakan salah satu faKtor yang menyebabkan kehilangan hasil jagung. Penanaman jagung secara monokultur yang dilakukan beruntun dari musim ke musim, memperkecil keragaman organisme dan dapat mengakibatkan ledakan populasi hama. Dinamika populasi hama jagung merupakan dasar dalam merakit pengendalian hama utama jagung secara efisien. Penelitian ini dilaksanakan di lokasi sentra produksi jagung di Kediri (Jawa Timur) dalam hamparan 1 ha tahun 2011. Empat varietas jagung unggul nasional yang ditanam terdiri dari varietas Anoman, Sukmaraga, Lamuru, Bima-3, dengan menggunakan rancangan acak kelompok dengan 6 ulangan. Hasil menunjukkan bahwa Hama yang dominan ditemukan pada umur 2 mst (minggu setelah tanam), 4 mst, 8 mst, dan 10 mst berturut-turut adalah Lalat bibit,

Cnaphalocrosis medinalis dalam populasi cukup tinggi, larva penggerek batang, telur penggerek tongkol dan predator yang dominan dengan populasi cukup tinggi adalah Orius sp,

Chrysofa sp, kumbang Carabid verania dan Coccinella sp. Dari hasil pengamatan populasi hama utama jagung menunjukkan bahwa penggerek tongkol H. armigera dan penggerek batang O. furnacalis merupakan hama yang dominan dengan populasi tertinggi yang dijumpai pada 10 mst, musuh alami seperti Chrysopa sp. dan Orius sp. berperan dalam mengontrol kedua hama dominan tersebut.

Kata kunci: Dinamika, hama utama jagung, varietas

PENDAHULUAN

Hama merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kehilangan hasil pada pertanaman jagung. Hama utama pada berbagai daerah penghasil jagung adalah lalat bibit, Atherigona sp., penggerek batang, Ostrinia furnacalis, penggerek tongkol Helicoverpa armigera, ulat grayak (Mythimna sp. dan Spodoptera sp.), dan tikus. Kehadiran dan tingkat serangan hama utama jagung banyak ditentukan oleh pola tanam setahun. Penggerek batang jagung, O. furnacalis merupakan hama utama jagung yang paling sering mengakibatkan kerusakan dengan kehilangan hasil 4,5 - 54,5% (Baco dan Tandiabang 1988). Penanaman jagung secara monokultur yang dilakukan beruntun dari musim ke musim, memperkecil keragaman organisme dan dapat mengakibatkan ledakan populasi hama. Kondisi lingkungan tertentu dapat mengubah proses fisiologis tanaman yang selanjutnya mempengaruhi nutrisi tanaman yang diserap serangga fitofagus (Kogan 1975). Diketahuinya dinamika populasi hama

(2)

utama jagung serta faktor utama yang menyebabkannya akan menjadi masukan yang merupakan dasar dalam merakit pengendalian hama tersebut secara efisien.

METODOLOGI

Penelitian ini dilaksanakan di lokasi sentra produksi jagung di Kediri (Jawa Timur) dalam hamparan 1 ha tahun 2011. Empat varietas jagung unggul nasional yang ditanam terdiri dari varietas Anoman, Sukmaraga, Lamuru, Bima-3, dengan menggunakan rancangan acak kelompok dengan 6 ulangan dengan luas plot 22 m x 13 m, ditanam dengan jarak tanam 75 cm x 20 cm, 2 biji perlubang dan setelah tumbuh dibiarkan satu tanaman per lubang. Pemupukan dengan takaran 400–200–100 kg/ha untuk urea, SP36, dan KCl. Pupuk pertama diberikan pada umur 10 HST (200–200– 100), pupuk kedua diberikan umur 35 HST (150–0–0). Penyiangan pertama pada umur 15 HST, penyiangan kedua 34 HST. Pembumbunan dilakukan pada 36 HST. Pengamatan dinamika populasi hama penyakit dan musuh alami dilakukan pada umur tanaman 2, 4, 6, 8, 10,dan 12 MST, pada 20 rumpun tanaman per dua baris tanaman/plot.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan 2 mst terhadap populasi hama tanaman pada berbagai varietas menunjukkan bahwa hama utama yang ditemukan adalah lalat bibit, belalang dan juga ulat grayak pada 20 tanaman sampel. Jumlah populasi lalat bibit pada tanaman jagung cukup tinggi namun tanaman recoveri kembali karena kemungkinan serangan hama lalat bibit agak terlambat menyerang. Jumlah populasi hama lalat bibit tertinggi pada varietas Sukmaraga dan Anoman. Rata-rata jumlah populasi hama (lalat bibit) pada berbagai varietas tertera pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata jumlah populasi hama pada 2 mst, Kediri 2011

Varietas Jenis dan jumlah populasi hama

Lalat bibit Belalang Ulat grayak

Bima 3 (A) 11 1 -

Anoman (B) 21 2 1

Sukmaraga (C) 25 3 -

(3)

Hasil pengamatan 4 mst terhadap populasi hama dan musuh alami pada berbagai varietas jagung menunjukkan bahwa hama yang dominan yang muncul adalah Cnaphalocrosis medialis dalam populasi 11-20 ekor dan meningkatnya populasi tersebut merupakan umur tanaman yang sesuai untuk perkembangan hama ini, namun serangga ini kurang merusak karena ditemukan populasi musuh alami yang cukup tinggi, musuh alami tersebut adalah Verania dan Coccinella sp. (Gambar 1) dan juga ditemukan hama Spodotera litura dan Sesamia inferens dalam populasi cukup rendah (Tabel 2).

Gambar 1. Predator Verania sp

Tabel 2. Rata-rata jenis, jumlah populasi dan musuh alami hama pada 4 mst, Kediri 2011

Varietas

Jenis, Jumlah populasi hama dan musuh alami Populasi musuh alami Populasi Hama

Laba-laba

Coccinella

sp Verania C. medinalis Sesamia Spodoptera Bima 3 (A) 3 2 12 20 1 1 L + 1klp t

Anoman (B) 2 9 10 1 -

Sukmaraga (C) 1 10 11 1 -

Lamuru (D) 1 1 6 11 3 1 L + 1klp t

Rata-rata Populasi O. furnacalis yang ditemukan pada 8 mst dalam bentuk larva yaitu 1- 2,8 ekor Larva (Tabel 3), serangan penggerek batang jagung terlihat dimulai dari bunga jantan kemudian menggerek batang jagung (Gambar 2 a dan b) . Rata-rata Populasi H. armigera tertinggi dijumpai pada 8 mst yaitu 10,4 telur pada perlakuan

(4)

varietas Bima 3 (Gambar 3), dan Ulat grayak Mythimna sp. umumnya ditemukan sangat rendah karena sudah melewati fase tanaman untuk perkembangan ulat grayak. Secara umum populasi hama lebih rendah pada pertanaman ini, hal ini disebabkan antara lain karena populasi predator terutama Orius sp. dan Chrysopa sp. sangat tinggi dimana kedua predator ini berkembang lebih pesat, predator Orius sp., baik larva maupun dewasanya banyak ditemukan di rambut jagung. Demikian pula telur dan larva awal H.armigera, sehingga tidak sukar bagi Orius sp untuk memangsa H. armigera. Cantello dan Jacobson (1999) telah men-demonstrasikan daya pikat nap (volatil) rambut jagung pada berbagai jenis serangga.

(a) (b)

Gambar 2. Serangan penggerek batang jagung (O. furnacalis) dimulai dari bunga jantan jagung (a) dan menggerek batang (b)

Pada Tabel 3 terlihat bahwa terdapat berbagai predator yang turut berperan dalam mengatur besarnya populasi beberapa hama utama jagung, Orius sp. dan Chrysopa sp. hanya mampu memangsa stadia telur dan larva awal dan sebagian besar ordo Lepidoptera (Teetes et al. 1983). Penggerek tongkol H. armigera ditemukan pada pertanaman ini dengan populasinya tidak terlalu besar. Populasi tertinggi hanya 10,4 telur. Kondisi ini kemungkinan besar disebabkan tingginya populasi predator seperti., Orius sp. Chrysopa sp. Telur H. armigera yang biasanya diletakkan di rambut jagung (Gambar 4) terpredasi oleh Orius sp. yang juga selalu ada di rambut jagung.

(5)

Gambar 3. Populasi telur pada rambut jagung, dan larva mulai menyerang tongkol jagung

Sedang telur-telur yang diletakkan dipermukaan daun atau di batang dimangsa oleh larva dari Chrysopa sp. Serangan penggerek tongkol terjadi baik pada pertumbuhan vegetatif maupun generatif. Pada fase pertumbuhan vegetatif hama ini menyerang titik tumbuh, pada serangan yang berat tanaman akan mati. Pada penelitian ini keadaan ini tidak terjadi karena baik telur maupun larva awal terperadasi oleh Orius sp. yang populasinya cukup tinggi pada awal pengamatan (Tabel 3).

Tabel 3. Rata-rata jumlah populasi hama dan musuh alami pada 8 mst, Kediri 2011

Varietas

Jenis, jumlah populasi hama dan musuh alami

Jenis dan populasi musuh alami Jenis dan populasi hama Orius Chry-

sofa Verania

Kumbang

Carabid O.furnacalis H.armigera Mythimna S.litura Bima 3(A) 572+ 3D 2 T 24.4 11,2 2,8L 10,4T 1L

Anoman (B) - - - 1 Klp

telur Sukmaraga (C) 566+ 1D 5,4 T 16,2 16,2 1 L 7,6 T 2 L

Lamuru (D) 495,5+4D 2 T 13,6 13,6 1,4 L 7,2 T, 1L 3,4 L

Pada pengamatan 10 mst masih banyak ditemukan larva penggerek tongkol jagung (H. armigera) dan penggerek batang jagung (O. furnacalis) hal ini disebabkan karena telur-telur penggerek tongkol jagung yang berhasil lolos dari predator Orius sp dan Chrysofa sp., larva penggerek tongkol banyak ditemukan pada semua varietas uji hal ini menunjukkan bahwa tidak ada vatrietas yang lolos dari serangan penggerek tongkol jagung, tingginya populasi penggerek tongkol jagung disebabkan jumlah telur

(6)

pengamatan 10 mst sudah ditemukan larva-larva yang menyerang tongkol jagung dan hampir semua sampel pengamatan terserang hama penggerek tongkol jagung (Tabel 4). Tinggi rendahnya populasi penggerek tongkol pada beberapa varietas kemungkinan disebabkan tinggi rendahnya senyawa fenolik pada tanaman ini, dimana salah satu senyawa fenolik dapat merupakan toksik terhadap sejumlah serangga herbivora yang menyebabkan efek antibiosis pada berbagai serangga.

Panda dan Gundev (1995) melaporkan bahwa Gossypol termasuk salah satu senyawa fenolik merupakan sesquiterpen dimer tipe cadinene dengan dua residu aldehid, terdapat pada pigmen daun dan bagian lain tanaman. Lebih lanjut Panda dan Gundev (1995) melaporkan bahwa Gossypol yang dapat membentuk komplek dengan protein pada saluran gastrointestinal serangga sehingga mereduksi kemampuan pencernaan atau membentuk komplek dengan enzim pencernaan yang menyebabkan hilangnya aktifitas enzim.

Tabel 4. Rata-rata jenis, dan jumlah populasi hama pada 10 mst, Kediri 2011

Varietas

Jenis dan jumlah populasi hama H. armigera (Penggerek tongkol

jagung) (ekor)

O. furnacalis (Penggerek batang jagung) (ekor)

Bima 3 (A) 20 2,2

Anoman (B) - -

Sukmaraga (C) 20 3,4

Lamuru (D) 20 4,4

KESIMPULAN

Hama yang dominan ditemukan pada umur 2 mst, 4 mst, 8 mst, dan 10 mst berturut-turut adalah Lalat bibit, Cnaphalocrosis medialis dalam populasi cukup tinggi, larva penggerek batang, telur penggerek tongkol dan predator yang dominan dengan populasi cukup tinggi adalah Oreus sp, Chrysofa sp, Kumbang Carabid Verania dan Coccinella sp. Dari hasil pengamatan populasi hama utama jagung menunjukkan bahwa penggerek tongkol H. armigera dan penggerek batang O. furnacalis merupakan hama yang dominan dengan populasi tertinggi dijumpai pada 10 mst, musuh alami seperti Chrysopa sp. dan Orius sp. berperan dalam mengontrol kedua hama dominan tersebut.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Baco, D. dan J. Tandiabang. 1988. Hama utama jagung dan pengendaliannya. Puslitbangtan. Pp.185-204.

Cantelo, W.W. dan Jacobson, M. 1979. Corn silk volatiles attracts many pest species of insect. J. Environ. Sci. Health A 14:695-707.

Kogan, M. 1975. Plant resistance in pest management. In Introduction to insect pest management Ed. R.L.Metcalf and W. Luckman. John Willey & Sons. p.11-117. Panda N, Gundev SK. 1995. Host Plant Resistance to Insect. CAB. INTERNATIONAL

in association with International Rice Research Institute. Philippines

Teetes, G.L., K.V.S. Reddy, K. Leuschner, and L.R. House. 1983. Sorghum Insect Identification Hand book. Information Bulletin No.12. ICRISAT. 124 p.

Gambar

Tabel 1.  Rata-rata jumlah populasi  hama pada 2 mst, Kediri 2011
Tabel 2. Rata-rata jenis, jumlah populasi dan musuh alami hama pada 4 mst,                             Kediri 2011
Gambar 2.  Serangan penggerek batang jagung (O. furnacalis) dimulai                         dari bunga jantan jagung (a) dan menggerek batang (b)
Gambar 3. Populasi telur pada rambut jagung, dan larva                                         mulai menyerang tongkol jagung
+2

Referensi

Dokumen terkait

a Merawat pasien dan mencatat riwayat penyakit, hasil pemeriksaan fisik, terapi, hasil  pemeriksaan penunjang, tindakan yang telah diberikan kepada pasien serta

didalam melaksanakan terlebih dahulu memahami muatan atau komponen- kompenen yang ada didalam kurikulum 2013, sehingga disaat pelaksanaannya dapat mengimplementasikan

Pada penelitian ini dilakukan penilaian kompleksitas produk dan kompleksitas proses pemesinan terhadap dies panel roof, Produk yang akan dipakai untuk penelitian adalah 3

Allah telah menjelaskan dalam surah Yunus ayat 40-41 bahwa Allah memberikan peluang untuk melakukan peluang sesuai kehendak mereka dengan kata ْمُكُلَمَع ْمُكَلَو

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Limpahan rahmatNya, sehingga penyusunan Laporan Tugas Akhir (TA) dengan judul “Pembuatan 3D

*Keterangan: Siswa sedang berlatih menyanyikan tembang dolanan.. TurnapeL

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketahanan non psikologi dan ketahanan psikologi rumah tangga korban bencana longsorlahan di Desa Kemawi Kecamatan Somagede

Pola pelayanan konseling yang dilakukan di sekolah-sekolah masih menggunakan model konvensional dengan tatap muka ( face to face ), masalah yang dihadapi oleh