BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebakaran merupakan suatu bencana/musibah yang diakibatkan oleh api dan dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Kebakaran yang diakibatkan oleh ledakan atau ledakan yang diakibatkan oleh kebakaran dapat menimbulkan kerugian harta benda, cidera bahkan kematian. Nyala api berasal dari tiga unsur yaitu bahan bakar (fuel), oksigen (O2), dan panas. Kebakaran terjadi karena adanya tiga faktor yang menjadi unsur api.1 Jenis, jumlah dan banyaknya cairan, gas, dan debu yang mudah terbakar dapat menyebabkan ledakan yang parah.2
Kejadian kebakaran di Amerika Serikat pada tahun 2010 ada sebanyak 1.331.500 kejadian yang menyebabkan kematian 3.120 jiwa dan kerugian sebanyak 11.593.000.000 dolar.3 Berdasarkan data pada tahun 2015, Indonesia merupakan dalam kelompok ketiga yang frekuensi kebakarannya antara 20-100 ribu kejadian pertahun dengan korban jiwa mencapai 200 hingga 1000 orang.4 Data dari Dinas Kebakaran Kota Semarang terdapat 194 kasus kebakaran dari bulan Januari sampai Oktober 2014 yang terbagi atas kebakaran bangunan perumahan sebanyak 68 kasus, bangunan campuran 72 kasus, bangunan industri sebanyak 35 kasus, dan sisanya adalah kebakaran kendaraan dan rumput ilalang.5
keberadaan instalasi listrik.7 Penggunaan peralatan masak yang dapat menyebabkan kebakaran, seperti penggunaan kompor minyak yang terlalu lama (berjam-jam bahkan seharian), penggunaan kompor gas yang tidak terawat dan tidak mengganti regulator/ selang kompor gas, dan penggunaan kompor gas yang terlalu lama.6
Komponen keselamatan kebakaran ada empat, yaitu sarana proteksi kebakaran, akses mobil pemadam kebakaran, sarana penyelamatan jiwa, dan Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung (MKKG).8 Berbagai peristiwa kebakaran yang terjadi dapat disebabkan karena tidak ada atau tidak fungsinya sistem deteksi dini, sistem pemadam kebakaran dan sistem penyelamatan.9 Sumber-sumber pemicu terjadinya kebakaran di tempat kerja antara lain listrik, sambaran petir, pengelasan (pekerjaan konstruksi), pemakaian bahan dan cairan mudah terbakar, reaksi kimia, percikan atau bunga api, gesekan, dan rokok.10
Penilaian risiko kejadian kebakaran (fire risk assessment) merupakan sebuah penilaian sistematis untuk meninjau kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan di suatu tempat yang dapat menyebabkan nyala api dan membahayakan orang-orang yang ada di dalam atau sekitar tempat tersebut. Penilaian risiko pada gedung bertujuan untuk mengidentifikasi risiko kebakaran untuk mengurangi kerugian dari kebakaran dengan sekecil mungkin dan selanjutnya untuk melakukan tindakan pencegahan.11
kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban muatan, serta kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan bahaya petir.14
Hasil penelitian lain menyatakan bahwa sarana proteksi kebakaran di kampus terutama sarana proteksi aktif dan sarana penyelamatan jiwa saat ini masih kurang lengkap dan belum memenuhi standar, sehingga perlunya memenuhi manajemen proteksi kebakaran seperti prosedur tanggap darurat, organisasi proteksi kebakaran, dan sumber daya manusia untuk menunjang kelengkapan dan terstandarnya proteksi kebakaran di kampus.15-17 Pada bulan Juni 2016 terjadi kebakaran di Universitas Islam Malang (UNISMA) dengan dugaan disebabkan konsleting listrik melahap gedung yang terdapat buku serta tumpukan kertas dengan kerugian mencapai 250 juta.18
Kampus Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) secara resmi berdiri tanggal 4 Agustus 1999. Kampus Unimus dibagi menjadi 5 lokasi, salah satunya yaitu Kampus I Komplek Kampus Terpadu yang berlokasi di Jl. Kedungmundu Raya No. 18 Semarang yang dimanfaatkan untuk gedung rektorat, masjid, gedung asrama mahasiswa, gedung Nursing Research Centre (NRC), gedung PKM mahasiswa, sport center, gedung
Ketersediaan fasilitas tanggap darurat dapat mempengaruhi kondisi gawat darurat jika terjadi bencana kebakaran yang dapat menyebabkan kefatalan, karena fasilitas tanggap darurat kebakaran merupakan fasilitas dasar untuk menanggulangi suatu bencana kebakaran.19 Berdasarkan hasil observasi diketahui kondisi fisik kampus Universitas Muhammadiyah Semarang seperti fasilitas sarana proteksi aktif kebakaran meliputi sprinkler, detektor asap, alarm kebakaran masih belum ada, hidran sudah ada namun tidak memenuhi kapasitas gedung, dan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) juga sudah ada namun tidak lengkap (tidak disediakan) pada setiap ruangan dan APAR dalam kondisi terkunci. Fasilitas sarana penyelamatan seperti tangga darurat tidak ada, letak tangga dan lift pada gedung laboratorium kesehatan berdekatan dan berada di tengah-tengah gedung, letak assembly point berada di parkiran dan tidak memenuhi jumlah penghuni gedung,
petunjuk arah (jalur evakuasi) masih kurang lengkap. Oleh karena itu, betapa perlunya kewaspadaan pencegahan terhadap terjadinya kebakaran dan ledakan perlu lebih ditingkatkan.1
Latar belakang di atas merupakan dasar untuk melakukan penelitian tentang penilaian risiko kebakaran gedung bertingkat di Kampus I Universitas Muhammadiyah Semarang sebagai upaya perbaikan atau peningkatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran untuk keselamatan bangunan gedung bertingkat.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah
sebagai berikut “bagaimana risiko terjadinya kebakaran di gedung bertingkat
Kampus I Universitas Muhammadiyah Semarang?”
C. Tujuan Penelitan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan manajemen proteksi kebakaran (terdiri dari sumber daya manusia, prosedur operasional tanggap darurat kebakaran, organisasi proteksi kebakaran, dan pelatihan dan pendidikan pemadam kebakaran) di Gedung Kampus I Universitas Muhammadiyah Semarang b. Mendeskripsikan sarana penyelamatan jiwa (terdiri dari jalan keluar, jalur darurat, lampu darurat, pintu kebakaran, pintu keluar) ketika terjadi kebakaran di Gedung Kampus I Universitas Muhammadiyah Semarang
c. Mendeskripsikan sarana proteksi kebakaran (APAR, hidran, sprinkler, alarm kebakaran) di Gedung Kampus I Universitas Muhammadiyah Semarang
d. Mendeskripsikan pencegahan kebakaran (terdiri dari kebersihan, kerapihan, dan pemanas, penyimpanan bahan mudah terbakar, instalasi peralatan listrik, pembakaran) di Gedung Kampus I Universitas Muhammadiyah Semarang
e. Mendeskripsikan kinerja petugas dalam pengecekan sarana proteksi kebakaran sebagai upaya pencegahan kebakaran di Gedung Kampus I Universitas Muhammadiyah Semarang
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini akan menjadi masukan bagi pengelola gedung untuk perbaikan serta melengkapi prosedur yang sudah dibuat terutama dalam upaya pencegahan kebakaran di Gedung Bertingkat Kampus I dan menjadi pedoman untuk pembangunan gedung baru Universitas Muhammadiyah Semarang.
2. Manfaat Teoritis dan Metodologis a. Manfaat Teoritis
penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan informasi dan pengetahuan.
b. Manfaat Metodologis
Penelitian penilaian risiko kebakaran pada gedung bertingkat diharapkan dapat dikembangkan oleh penelitian selanjutkan sebagai pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) pada gedung bertingkat di Kampus I Universitas Muhammadiyah Semarang.
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1. Daftar Publikasi yang Menjadi Rujukan
No Peneliti
(th)
Judul Jenis Penelitian Variabel Bebas dan Terikat Hasil
1. Jarwo Puspito
a. Profil kemampuan teknisi
bengkel/laboratorium FT
UNY untuk pencegahan
bahaya kebakaran
b. Upaya yang dilakukan
teknisi
bengkel/laboratorium FT
UNY dalam memelihara
peralatan pencegahan
kebakaran
c. Kondisi kelayakan peralatan
pencegahan kebakaran yang
dimiliki oleh
bengkel/laboratorium FT
UNY
a. Kesiapan teknisi bengkel/laboratorium FT UNY untuk pencegahan dan pemadaman kebakaran 62% tidak mengusai, 28% sedikit menguasai, 8% menguasai dan 1% sangat menguasai
b. Upaya yang dilakukan untuk
mencegah bahaya kebakaran dengan cara perawatan peralatan kebakaran secara rutin
c. Kondisi kelayakan peralatan
pencegahan kebakaran yang dimiliki oleh bengkel/ laboratorium FT UNY
Manajemen dan sistem proteksi kebakaran di gedung FKIK
Manajemen proteksi kebakaran yang belum semua terpenuhi adalah prosedur
tanggap darurat, organisasi proteksi
No Peneliti (th)
Judul Jenis Penelitian Variabel Bebas dan Terikat Hasil
3. Moch Fathoni
a. Mengetahui kondisi tangga
darurat pada gedung-gedung
di Universitas Negeri
Semarang
b. Mengetahui apakah
gedung-gedung di Universitas
Negeri Semarang sudah
memenuhi syarat sebagai bangunan yang aman dan nyaman untuk digunakan
c. Memberikan pemecahan/
solusi yang dapat diberikan
dalam peningkatan
penggunaan tangga darurat
gedung-gedung di
Universitas Negeri
Semarang
a. Adanya kondisi fisik tangga darurat pada gedung-gedung tersebut yang kurang memenuhi syarat
b. Perletakan dan kelengkapan tangga