APLIKASI BEBERAPA JENIS PAKAN TERHADA PERTUMBUHAN DAN
KELANGSUNGAN HIDUP LARVA IKAN PERES (Osteochilus sp.)
F.Rahmi
1, R.Fahmi
1, I.Hasri
1, Y.Windi
2 1.
Dosen Program Studi Budidaya Perairan Universitas Gajah Putih2. Mahasiswa Budidaya Perairan
Email : amimifauzi@yahoo.com
ABSTRACT
This study aimed to analyze the effect of feeding different types of fish larvae on growth of peres (Osteochilus sp.) Larvae, survival and to analyze the best feed for peres (Osteochilus sp.) Larvae. The test feed used was green water, infusoria, rotifera, egg yolk and flour brine. The container used in this study is a plastic jar with a volume of 15 L and filled with 5 L of water with a stocking density of 80 larvae / container. The larvae were used for 3 days with a mean length of 4.80 mm and an average weight of 0.0010 g. The experimental design used was a non factorial completely randomized design (CRD) with five treatments and three replications with different feeds, feed was given 3 times a day at 07.00, 12.00 and 17.00 WIB for 20 days. ANOVA test results showed that different feeding on the growth of peres fish larvae had a significant effect on growth in absolute weight, absolute length, survival, daily growth rate (P <0.005), but had no effect on Length Variety Coefficient (P> 0.005). The results showed that the highest growth was found in egg yolk feeding and flour brine shrimp. Thus it can be concluded that the best different feeding for peres (Osteochilus sp.) Larvae is feeding egg yolk and flour brine shrimp.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meganalisa pengaruh pemberian pakan dengan jenis yang berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan peres (Osteochilus sp.), kelangsungan hidup dan untuk menganalisa pakan yang terbaik untuk larva ikan peres(Osteochilus sp.). Pakan uji yang digunakan adalah pakan air hijau, infusoria, rotifer, kuning telur dan artemia tepung. Wadah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu toples plastik yang bervolume 15 L dan diisi air sebanyak 5 L dengan dengan padat tebar larva 80 ekor/wadah. Larva yang di gunakan larva brumur 3 hari dengan rerata panjang 4,80 mm dan berat terata 0,0010 g. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial dengan lima perlakuan dan tiga kali ulangan dengan pakan yang berbeda, pakan diberikan 3 kali sehari pada pukul 07.00, 12.00 dan 17.00 WIB selama 20 hari. Hasil uji ANOVA menunjukan bahwa pemberian pakan yang berbeda terhadap pertumbuhan larva ikan peres berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan berat mutlak, panjang mutlak, kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian (P<0,005), namun tidak berpengaruh terhadap Koefesien Keragaman Panjang (P>0,005). Hasil pengamatan menunjukan pertumbuhan tertinggi dijumpai pada pemberian pakan kuning telur dan artemia tepung. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian pakan yang berbeda yang terbaik untuk larva ikan peres (Osteochilus sp.) adalah pemberian pakan kuning telur dan artemia tepung.
PENDAHULUAN Latar Belakang
Ikan peres adalah ikan nativeyang dominan tersebar di Danau Laut Tawar, ikan peres merupakan famili cyprinidae yang berpotensi untuk dikembangkan terutama di Aceh Tengah (Muchlisin dan Hasri, 2015). Kelestarian lingkungan serta keuntungan bagi para pembudidaya menjadikan ikan Peres sangat potensial untuk dikembangkan menjadi produk unggulan perikanan budidaya (Nuraini, 2012). Pengembangan ikan peres saat ini sudah dilakukan oleh perorangan dan Pemerintah melalui Balai Benih Ikan (BBI), namun untuk meningkatkan hasil produksi ikan peres, saat ini para pembudidaya melakukan budidaya secara intensif yaitu dengan pemberian pakan yang berbeda. Bagaimanapun, keberhasilan dalam usaha budidaya pada umumnya ditentukan oleh tingkat laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup yang tinggi (Lisdayanti, 2009).
Kondisi saat ini di alam telah terjadi tingkat eksploitasi yang cukup tinggi terhadap ikan peres. Hal ini disebabkan karena permintaan akan konsumsi yang terus meningkat. Penyebab ini adalah adanya introduksi ikan, perubahan lingkungan perairan menyebabkan keberadaan ikan ini semakin terancam. Berdasarkan Hasri (2010) telah terjadi perubahan komposisi ikan hasil tangkapan di Danau Laut Tawar, hal ini populasi ikan peres di alam semakin berkurang.
Pakan berperan penting terhadap
keberhasilan budidaya ikan dan kualitas pakan mempengaruhi pertumbuhan ikan, jika kualitasnya baik, maka nutrisi untuk pertumbuhan ikan pun akan terpenuhi secara maksimal (Asdari dkk 2011). Menyatakan bahwa peningkatan pertumbuhan ikan
umumnya masih dilakukan dengan cara
mengefisienkan pakan buatan yang diberikan sehingga limbah budidaya yang berupa feses dan sisa-sisa pakan dapat direduksi (Liu dkk, 2011).
Berdasarkan perkembangan pasar untuk ikan peres (Osteochilus sp), permintaan konsumen akan meningkat tajam pada tahun-tahun mendatang. Ada beberapa hal yang diperkirakan menjadi penyebab peningkatan pasar dan konsumsi yaitu: (a) perkembangan teknologi pasca panen, yang menghasilkan produk-produk yang sangat diminati oleh masyarakat; (b) menurunnya produksi akibat virus Koi Heves Virus (KHV) yang sulit diberantas; (c) tingginya pakan ikan yang menyebabkan pembudidaya mencari alternatif pemakan plankton; (d) memburuknya kualitas perairan akibat limbah bahan organik, yang mengakibatkan perlunya upaya reklamasi perairan melalui pendekatan biologis, dengan memanfaatkan ikan pemakan plankton; dan (e) adanya perubahan pola makan masyarakat memilih ikan sebagai pengganti sumber protein hewani. (Azwar dkk 2008).
Rumusan Masalah
Ketersediaan pakan merupakan faktor utama yang harus diperhatikan dalam kegiatan budidaya. Salah satu kendala yang dihadapi oleh pembudidaya saat ini terutama pada Balai Benih Ikan (BBI) Lukup Badak yaitu kelangsungan hidup larva ikan peres masih tergolong rendah hal ini ketersediaan pakan dan nutrisi pakan tidak terpenuhi untuk menunjang pertumbuhan larva ikan peres.
Tujuan Penelitian dan Manfaat
Penelitian ini bertujuan untuk meganalisa pengaruh pemberian pakan dengan jenis yang berbeda terhadap pertumbuhan larva ikan peres (Osteochilus sp.), kelangsungan hidup dan untuk menganalisa pakan yang terbaik untuk larva ikan peres (Osteochilus sp.).
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi mengenai pemberian pakan yang optimal untuk pengembangan ikan peres (Osteochilus sp.)
serta dapat menjadi acuan dalam pemberian pakan larva ikan peres untuk kegiatan budidaya.
METODELOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Unit Pelaksana Teknis Balai Benih Ikan ( UPT BBI) Lukup Badak Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Aceh Tengah. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni tahun 2020.
Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian pertumbuhan larva ikan peres adalah sebagai berikut:
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini seperti yang dipaparkan pada tabel 1.
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam penelitian
No Alat Jumlah Kegunaan
1 Aerator 1 unit Menyuplai okesigen 2 Kamera Digital 1 unit
Dokumentasi gambar penelitian
3 Selang Aerasi 20 unit
Menyuplai udara dari aerator
4
Kertas
Milimeterblok 1 unit Pengukur panjang ikan 5 Timbangan digital 1 unit Penimbang bobot ikan 6 Toples 20 unit Wadah uji coba 7 styrofoam 2 unit Wadah pakan uji
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini seperti yang dipaparkan pada tabel 2.
Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam penelitian
No Bahan Jumlah Kegunaan
1 Ikan Peres (Osteochilus
sp.) 1200 ekor Biota uji
2 Tepung artemia, kuning
telur, Pakan uji
air hijau, infusoria dan rotifer
Rancangan Percobaan
Metode ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial dengan lima perlakuan dan tiga kali ulangan dengan pakan yang berbeda seperti yang dipaparkan pada table 3.
Tabel 3. Rancangan penelitian berdasarkan perlakuan pakan yang berbeda
Perlakuan Jenis pakan
Ulangan 1 2 3 A Air Hijau A1 A2 A3 B Infusoria B1 B2 B3 C Rotifera C1 C2 C3 D Kuning Telur D1 D2 D3 E Artemia Tepung E1 E2 E3
Tata letak wadah yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:
Gambar 2. Contoh tata letak wadah selama penelitian
Pelaksanaan Penelitian
Pemelihaan larva ikan peres dilakukan dalam wadah toples plastic yang bervolume 15 liter dan diisi air sebanyak 5 liter.
Persiapam Wadah
Langkah awal yang dilakukan dalam kegiatan persiapan wadah yaitu pembersihan wadah toples, sebelum digunakan wadah dibilas dengan air bersih. Pemasangan aerator dilaksanakan dari awal sampai akhir penelitian guna untuk menyuplai oksigen.
A
1A
3A
2B
2B
1B
3C
3C
1C
2D
1D
3D
2E
2E
1E
3Persiapan Pakan
Persiapan pakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Pakan Air Hijau
Air hijau yang digunakan dalam perlakuan ini berasal dari air kolam ikan nila. Air hijau yang sudah di sediakan lalu dipindahkan ke dalam wadah styrofoam dan mengisi air sebanyak 20 L. Kemudian melakukan pemupukan, pupuk yang digunakan yaitu Urea 10 g/m² dan TSP 5 g/m² dan diamkan selama 7 hari untuk waktu tumbuh karena pada masa tahap eksponensial. Menurut Martosudarmo dan wulani (1990), dalam budidaya (2009), pertumbuhan fitoplankton secara umum ditandai dengan empat tahap terpisah yaitu tahap adaptasi, tahap eksponensial, tahap kematian.
Infusoria
infusoria yang digunakan dalam perlakuan ini berasal dari air kolam ikan lele. Infosuria yang sudah disediakan lalu pindah kan kedalam wadah styrofoam dan mengisi air sebanyak 20 L. Kemudian masukkan jerami sebanyak 500 g, di tambahkan air kolam lele dan didiamkan selama 4 hari untuk waktu tumbuh karena pada waktu tersebut masa pertumbuhan tertinggi. Waluyo (2007) menyatakan bahwa pase pertumbuhan pada infusoria terdiri atas fase adaptasi, fase eksponensial, fase stasioner dan pase kematian.
Rotifera
Rotifera yang digunakan dalam perlakuan ini berasal dari bibir rotifer, rotifer yang sudah disedikan lalu di pindahkan kedalan wadah styrofoam dan di isi air sebanyak bersalinitas 19-24 ppm 15 L. Kemudian dilakukan pemupukan dengan kotoran ayam kering dengan dosis 300-400 g/L air dengan cara di bungkus dengan kain kasa kemudian di gantung hingga seluruh pupuk terendam air dan diamkan selama 5 hari untuk waktu tumbuh. Setelah hari ke-2 populasi meningkat karena mulai terjadi fotogenesis yang menghasilkan anakan baru dengan cepat sampai sampai mencapai puncak populasi. Fotogenensis merupakan cara berkembangbiak secara aseksual, dimana induk betina
dapat menghasilkan anakan baru tanpa adanya pertilisasi oleh individu jantan (Djarijah, 2006).
Kuning Telur
Pembuatan pakan kuning telur dilakukan dengan cara perebusan. Perebusan menggunakan air panas selama 7-10 menit. Cara pemberian pakan dengan cara adlibitum.
Artemia Tepung
Artemia tepung yang digunakan dalam penelitian ini merupan produk komersil yang bisa langsung diberikan ke larva ikan peres.
Parameter Penelitian
Laju Pertumbuhan Harian Berat
Perhitungan pada parameter pertambahan berat harian rata-rata atau Average Daily Growth
(ADG) dengan menggunakan rumus menurut
Erlansyah (2014) adalah:
Keterangan:
Wt : Berat Akhir(g)
W0 : Berat Awal (g)
H : Lama Pemeliharaan (hari)
Pertumbuhan Panjang Mutlak
Pertumbuhan panjang mutlak merupakan ukuran panjang ikan yang diukur dari bagian kepala hingga sirip dilakukan secara ekor. Pengukuran langsung dengan menggunakan kertas mili. Pertumbuhan panjang mutlak dihitung dengan menggunakan rumus menurut Lucas dan kawan kawan. (2015).
Pm = Lt-Lo Keterangan :
Pm : Pertumbuhan panjang mutlak (cm) Lt : Panjang rata-rata akhir (cm) Lo : Panjang rata-rata awal (cm)
Pertumbuhan Berat Mutlak
Pertumbuhan berat mutlak ditetapkan berdasarkan pertambahan berat mutlak ikan uji pada setiap unit percobaan. Menurut Effendi (1979) Pertumbuhan berat mutlak dapat di hitung dengan rumus :
W=Wt-W0
Keterangan:
W : Pertumbuhan Berat Mutlak
Wt : Berat Akhir (g)
W0 : Berat Awal (g)
Kelangsungan Hidup
Kelangsungan hidup dihitung dengan menggunakan rumus (Effendie, 1979) yaitu:
Keterangan :
SR : Survival rate
Nt : Jumlah ikan yang hidup pada akhir periode
N0 : Jumlah ikan yang mati pada akhir periode
Analisa Data
Data pada penelitian ini akan ditampilkan dalam bentuk tabel, gambar, dan ANOVA (analysis of variance), dengan menggunakan program microsoft. Kemudian dilakukan uji lanjut setelah diketahui apakah hasil yang didapat menolak H0 atau menerima
H0 (Hanafiah, 2012).
Digunakan Uji Duncan sebagai uji lanjutan apabila nilai KK besar, yakni pada kondisi homogen minimal 10% dan pada kondisi heterogen minimal 20%.
Digunakan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) sebagai uji lanjutan apabila nilai KK sedang, yakni pada kondisi homogen berkisar antara 5-10% dan apabila kondisi heterogen berkisar antara 1-20%.
Digunakan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) sebagai uji lanjutan apabila nilai KK kecil, yakni pada kondisi homogen maksimal 5% dan pada kondisi heterogen maksimal 10%.
HASIL DAN PEMBAHSAN Hasil
Pertumbuhan Berat Mutlak
Hasil pengamatan pertumbuhan larva ikan peres dengan pakan yang berbeda menunjukan bahwa pertambahan berat bertambah seiring dengan pertambahan waktu. Pertambuhan berat mutlak pada pemberian pakan yang berbeda tertinggi adalah perlakuan D (kuning telur), selanjutnya diikuti dengan perlakuan E (artemia tepung), perlakuan B (infosuria), perlakuan C (rotifera) dan perlakuan terendah pada perlakuan A (air hijau), seperti yang dipaparkan pada gambar 3.
Gambar 3. Grafik berat larva ikan peres
Pertumbuhan berat mutlak setiap perlakuan menunjukan adanya pengaruh nyata nyata (P<0,05). Pertumbuhan berat mutlak larva ikan peres yang dipelihara dengan perlakuan jenis pakan yang berbeda berturut turut sebesar 0,0198 perlakuan D, 0,0147 g perlakuan E, 0,0135 g perlakuan B, 0,0116 g perlakuan A dan 0,0114 g perlakuan C. Kemudian uji lanjut BNT (KK<5%) Pertumbuhan berat mutlak tertinggi terdapat pada perlakuan D karena kandungan protein yang tinggi pada kuning telur dan terendah pada perlakuan A, nilai ini menunjukka berbeda nyata terhadap
0.000 0.002 0.004 0.006 0.008 0.010 0.012 0.014 0.016 0.018 0.020 H0 H20 H30 B e rat Ikan ( g) Hari Ke- A B C D E
perlakuan lainnya. Perlakuan D berbeda nyata dengan perlakuan A, B , C dan E. Namun perlakuan B tidak berbenda nyata dengan E dan perlakuan A tidk berbeda nyata dengan perlakuan C, seperti yang dipaparkan pada tabel 4.
Pertumbuhan Panjang Mutlak
Hasil pengamatan pertumbuhan larva ikan peres dengan pakan yang berbeda menunjukan bahwa pertambahan panjang bertambah seiring dengan pertambahan waktu . Perlakuan yang memiliki pertambahan panjang tertinggi terdapat pada perlakuan D (kuning telur). Selanjutnya diikuti dengan perlakuan E (artemia tepung), perlakuan C (rotifer), perlakuan B (infusoria) dan perlakuan terendah pada perlakuan A (air hijau) seperti yang dipaparkan pada gambar 4.
Gambar 4. Grafik panjang larva ikan peres
Pertumbuhan panjang mutlak larva ikan peres yang dipelihara dengan pemberian jenis pakan yang berbeda berturut-turut sebesar 7,33 mm perlakuan D, 6,89 mm perlakuan E, 6,00 mm perlakuan B, 5,80 mm perlakuan C dan 5,44 mm (A). Hasil uji anova menunjukan adanya pengaruh nyata antar perlakuan terhadap laju pertumbuhan panjang mutlak (P>0,05), kemudian uji lanjut BNT (KK<5%) menunjukan bahwa Nilai pertumbuhan panjang mutlak tertinggi di peroleh pada perlakuan D dan terendah pada perlakuan A, nilai ini memberikan
nilai yang berbeda nyata antar perlakuan . Perlakuan D tidak berbeda nata dengan perlakuan E namun berbeda nyata dengan perlakuan A, B, dan C serta perlakuan A tdiak berbeda nyata dengan C, seperti yang dipaparkan pada tabel 4.
Kelangsungan Hidup
Kelangsungan hidup rata rata larva ikan peres yang dipelihara dengan pemberian jenis pakan yang berbeda berturut turut sebesar 62,50 perlakuan E, 53,33% perlakuan A, 51,25% perlakuan C, 48,33% perlakuan D dan 37,08% perlakuan B. Hasil uji anova menunjukan adanya pengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup (P<0,05). Kemudian uji lanjut DUNCAN (KK<10%) menunjukan bahwa perlakuan E berbeda nyata dengan perlakuan A, B, C dan D, perlakuan A tidak berbeda nyata dengan perlakuan C dan D namun perlakuan B berbeda nyata dengan perlakuan A, C, D dan E. Kelangsungan hidup larva ikan peres tertinggi pada perlakuan E, seperti yang dipaparkan pada tabel 4.
Laju Pertumbuhan Harian
Laju pertumbuhan harian larva ikan peres yang dipelihara dengan pemberian jenis pakan yang berbeda berturut-turut sebesar 3,61 % perlakuan E, 3,47 % perlakuan D, 3,06 % perlakuan B, 2,76 % perlakuan C dan 2,70 % perlakuan A.Hasil uji anova menunjukan adanya pengaruh nyata antar perlakuan terhadap laju pertumbuhan harian (P<0,05), kemudian uji lanjut DUNCAN (KK>10%) menunjukkan bahwa perlakuan D tidak berbeda nyata dengan perlakuan E dan B namun berbeda nyata dengan perlakuan A dan C, pertumbuhan harian ikan peres terbaik pada perlakuan D, seperti yang dipaparkan pada tabel 4.
Tabel 4. Hasil Pertumbuhan Larva Ikan Peres 0.00 3.00 6.00 9.00 12.00 15.00 H0 H10 H20 H30 Pn jan g Ikan Pe re s (m m ) Hari Ke- A B C D E p Berat Mutlak Ikan Peres (g) Panjang Mutlak Ikan Peres (mm) (SGR) (%) (KK) (%) Kelangs ungan Hidup (%) A 0,0116 a 5,44 a 2,70 a 7,17 a 53,33 b B 0,0135 b 6,00 b 3,06 ab 7,64 a 37,08 a C 0,0114 a 5,80 ab 2,76 a 7,47 a 51,25 b D 0,0198 c 7,33 c 3,47 b 6,61 a 48,33 b E 0,0147 b 6,89 c 3,61 b 7,74 a 62,50 c
KESIMPULAN Kesimpulan
Pemberian pakan yang berbeda mampu meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan peres. Perlakuan yang terbaik dalam penelitian ini yaitu perlakuan yang diberi pakan kuning telur dan artemia tepung.
Saran
Saran penelitian ini yaitu dilakukan pemberian pakan kombinasi sesuai dengan kebutuhan dan bukaan mulut lava ikan peres. Dilakukan identifikasi terhadap air hujau yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, Eddy dan Evi Liviawaty. 2005. Pakan Ikan.
Yogyakarta: Kanisius..
Anggorodi, R. 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum Umum. Penerbit Gramedia. Jakarta
Asdari, R., M. Aliyu-Paiko, R. Hashim. 2011. Effects of different dietary lipid sources in the diet for Pangasius nasutus (Bleeker, 1863) juveniles on growth performances, feed efficiency, body indices and muscle and liver fatty acid compositions. Aquaculture Nutrition, 17:883-891.
Azwar ZI, SE Wardoyo, H Djajasewaka, O Praseno &
Rusmaedi. 2008. Analisa Kebijakan
Pengembangan Budidaya Ikan Nilem
(Osteochilus haselti). Analisa Kebijakan Pembangunan Perikanan Budidaya. Pusat Riset Perikanan Budidaya Badan Riset
Kelautan dan Perikanan Departemen
Kelautan dan Perikanan.
Barnes, R.D. 1974. Invertebrta Zoology Thirdd Edition. W.B. Soundress. Co. Philadelphia Londen Toronato.
Djajasewaka.H., J. Subagja; A. Widiyati, R.Samsudin Dan Winarlin. 2005. Pengaruh Kadar Protein Terhadap Prodeksi dan Kualitas Telur Induk Ikan Nilem (Osteochilus hasseltii). Seminar Hasil Penelitian Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar.
Djajasewaka . H dan Djajadireja. 1986. Pengaruh Makanan Buatan Dengan Kandungan Serat Kasar Berbeda Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas. Jakarta
Djarijah, A.S.2006. Pakan Ikan Alami. Kanisius, Yogyakarta.
Djoko Suseno, 2000. Sistematika dan Morfologi Ikan Mas (Cyprinus carpio linneaus) Agromedia Pustaka. Jakarta. Hal 27-30.
Effendie. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama: Yogyakarta. 163 hal.
Hanafiah K.A. 2012. Rancangan percobaan teori dan aplikasi. Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Palembang. 274 P.
Hardjamulia A. 1979. Budidaya Perikanan. Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpioL.), Ikan Tawes (Puntius javanicus), Ikan Nilem (Ostheochilus hasselti). Sekolah Ilmu Perikanan. SUPM. Bogor. Badan Pendidikan, Latihan dan Penyuluhan Pertanian. Dept. Pertanian. Hal 19. Harris GP. 1986.
Hasri I & J Rosa. 2012. Evaluasi Bio-Limnologi dan Relung Ekologi Komoditas Ikan Untuk Menentukan Ikan Yang Akan Ditebar Di Danau Laut Tawar. Laporan Penelitan Hibah Bersaing Universitas Gajah Putih Takengon.
Jaya, EFP. 2013. Pemampaatan Antioksidan dan Beta Karoten Ubi Jalar Ungu pada Pembuatan
Minuman Non Alkohol. Media Gizi
Masyarakan Indonesia Vol. 2 No 2. Februari 2013 : 79-88.
Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari and S. Wirjoatmodjo. 1993. Freshwater fishes of western Indonesia and sulawesi. Periplus Edition. 221 pages.
Kusuma,Galih Arif, 2014. “Uji Daya Hambat dan Ekstrak Tanaman Pacar air (Impatiens balsamica L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Aeoromonas hydropphils”.Jurnal Ilmiah .PS. Agrobisnis Perikanan UNSRAT, Manado. Vol 2 No 1(2014)
Lestari P.2000. ulasan: eksplorasi enjim termostabil dari mikroba termofil. Hayati 7: 0854-8587 Lisdayanti, T. 2009. Live the individual species. Mosby
Compani, United States. 440 P.
Liu, X. Y., Y. Wang, W. X. Ji. 2011. Growth, feed utilization and body composition of Asian catfish (Pangasius hypophthalmus) fed at different dietary protein and lipid levels. Aquaculture Nutrition, 17: 578- 584.
Lovelly, T 1989Nutrition and Feeding Of Fish. An AVI Book. Published by Van Nostrand Reinhold, New York. 260 pp
Lubzens E.A., A. Tander and G. Minkeff 1989. Rotifer as food in aquaculture. National centerfor mari- culture Israel Oceanographic and imnological research, Israel. Hydrology 2(186/187) : 387-400.
Mahendra dan Supriani.2019. Laju Pertumbuhan Larva Ikan Seurukan (Osteochilus vittatus) Dengan Pemberian Dengan Pemberian Kuning Telur Unggas. jurnal akuakultura
Marjuqi, M dan najusary D. N. 2013. Kecernaan Nutrien Pakan dengan Kadar Protein dan Lemak Berbeda Pada Jupenil Ikan kerapu (Efinephelus corallicola). Jurnal Penelitian Balai Besar penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut, Gondol. 14 hlm.
Martini. 1999. Pengujian Homogenitas Campuran Pakan Dengan Pengukuran Kadar NaCl. Lokakarya Fungsional. Balai Penelitian Ciawi, Bogor.
Martosudarmo dan Wulani (1990), Petunjuk Pemeliharaan Kultur Murni dan massal Mikroalga. Proyek Pengembangan Budidaya Udang Situbondo. Situbondo.
Muchlisin, Z.A., A. Damhoeri, R. Fauziah, Muhannadar, M. Musman. 2003. Pengaruh beberapa jenis pakan alami terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan larva ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Biologi 3(2):105-133.
Muchlisin, Z.A., dan I. Hasri.2015. karakteristik biologi ikan dominan di danau laut tawar. AMAFRAD press. Aceh Tengah.
Mudjiman, A. 2004. Makanan Ikan. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.
Muthmainnah, D., Nurdawati, S. dan Aprianti, S. 2012. Bedidaya Ikan Gabus (Chana Striata) Dalam Wadah Keramba Di Rawa Lebak. Pusat
Unggulan Riset Pengembangan Lahan
Suboptimal Graha Pertanian Program Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya. Palembang
Pennak, R.W. 1978. Freshwater Invertebrates of The United States. A Wiley Intescience Publication. John Wiley And Sons, New York.
Saanin, 1987. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ika Volume I dan II. Bina Rupa Aksara. Jakarta
Santo, A. P. Untung, S. Gratiana, E. W. 2014. Perkembangan induk (Osteochilus hasselti C.V) yang diberi hormon estradiol-17 β dan pakan dengan kadar protein berbeda. Scripta Biologica 1(1) : 33-42.
Tamaru, C.S., A. Harry, and S.L. Cheng. 1994. Fatty acid and amino acid profile of spawned eggs of striped mullet, Mugil cephalus L. Aquaculture, 105:83-94.
Triwidiyastuti K, Izhar N, Minsyah NI, hermawan H. 2000. Uji Adaptasi Pormulasi Pakan Ikan Ekonomis Penting. Instalasi Penelitian Dan Pengkajian Teknologi Pertanian jambi, Badan Penelitian Pengembangan Pertanian. Jambi.
Tyas, I. K. 2004. Pengkayaan Pakan Nauplius Artemia
dengan Korteks Otak Sapi untuk
Meningkatkan Kelangsungan Hidup,
Pertumbuhan, dan Daya Tahan Tubuh Udang Windu (Penaeus monodon. Fab) Stadium PL 5-PL 8. Skripsi.Jurusan Biologi FMIPA UNS. Surakarta.
Waluyo L. 2007. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang.