• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN ASSURE BERNUANSA LINGKUNGAN BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL BERPENGARUH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD GUGUS LETKOL WISNU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN ASSURE BERNUANSA LINGKUNGAN BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL BERPENGARUH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD GUGUS LETKOL WISNU"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMBELAJARAN ASSURE BERNUANSA LINGKUNGAN

BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL BERPENGARUH

TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V

SD GUGUS LETKOL WISNU

Ni Wyn Pradnya Mitha

1

, I Gd Meter

2

, I Ketut Ardana

3 1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: mitha.pradnya@yahoo.com

1

, gedemeter@gmail.com

2

,

ketut_ardana55@yahoo.com

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang mengikuti model pembelajaran ASSURE bernuansa lingkungan berbantuan media audiovisual dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas V semester 2 SD Gugus Letkol Wisnu Kecamatan Denpasar Utara. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu (quasy

experiment) menggunakan desain non equivalent control group design. Populasi dalam

penelitian ini adalah semua kelas V sekolah dasar di Gugus Letkol Wisnu Kecamatan Denpasar Utara, yang meliputi 7 SD berjumlah 338 siswa, pengambilan sampel dengan teknik random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas V SD Negeri 1 Peguyangan sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 40 siswa dan kelas V SD No.10 Peguyangan sebagai kelas kontrol berjumlah 40 siswa. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS yang merupakan nilai kognitif. Nilai kognitif dikumpulkan menggunakan tes hasil belajar dalam bentuk tes pilihan ganda biasa. Data dianalisis dengan uji-t. Rata-rata hasil belajar IPS yang diperoleh antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran ASSURE bernuansa lingkungan berbantuan media audiovisual lebih tinggi dari siswa yang dibelajarkan dengan konvensional (81,85>62,36). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang mengikuti model pembelajaran ASSURE bernuansa lingkungan berbantuan media audiovisual dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional dengan t hitung = 8,05 > t tabel = 2,000 pada derajat kebebasan 78 disignifikansi 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

ASSURE bernuansa lingkungan berbantuan media audiovisual berpengaruh signifikan

terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Gugus Letkol Wisnu Kecamatan Denpasar Utara.

Kata kunci: Model pembelajaran ASSURE, bernuansa lingkungan, media audiovisual,

hasil belajar

Abstract

This research purpose to know significant differences of the result of studying social between students who join ASSURE learning method based on environment and helped with audiovisual media and students who joined conventional learning method to the fifth grade students in semester two of SD Gugus Letkol Wisnu District North Denpasar. This research is belongs to quasy experiment used non equivalent control group design. The subjects of this research are all the fifth grade students of elementary schools in Gugus Letkol Wisnu District North Denpasar with seventh elementary school consisted of 338 students. The technique which is used to take

(2)

the sample is by using random sampling technique. The sample in this research are the fifth grade students of SD Negeri 1 Peguyangan as an experiment class which is consisted of 40 students and the fifth grade students of SD No. 10 Peguyangan as a controlled class which is consisted of 40 students. The data which is collected of this research is the result of studying social as a cognitive value. Cognitive value was collected from result of studying test in the form of multiple choices. The data was analyzes using uji-t. The average value from the result of students which is studying using ASSURE learning method based on environment and helped with audiovisual media media was higher than students who studying using conventional learning method. (81.85>62.36). The result of this research showed that there was a significant difference from students who studying social by using ASSURE learning method based on environment and helped with audiovisual media with the students who studying social by using conventional learning method and it could be calculated using t = 8.05 > t table = 2.000 in free degree 78 significant 5%. From the explanation above the researcher can conclude that ASSURE learning method based on environment and helped with audiovisual media could affect significantly with the result of studying social to the fifth grade students of SD Gugus Letkol Wisnu Kencana District North Denpasar.

Keywords: ASSURE learning method, based on environment, audiovisual media,

result of studying

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan dan meningkatkan potensi yang dimilikinya. Setiap manusia dilahirkan mempunyai potensi dalam dirinya, oleh sebab itu perlu dilakukan suatu usaha yang dapat membantu manusia mengenali potensi dirinya dan mengembangkan bakatnya. Pernyataan ini didukung oleh Arifin (2009:39) yang menyatakan bahwa “pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan mengembangkan kemampuan dan kepribadian individu melalui proses atau kegiatan tertentu serta interaksi individu dengan lingkungannya untuk mencapai manusia seutuhnya”. Usaha yang dimaksud adalah suatu perbuatan atau tindakan yang dilakukan secara sadar dan terencana, proses atau kegiatan pendidikan yang di maksud adalah proses pembelajaran.

Peran guru sangat berpengaruh dalam meningkatkan mutu pendidikan, di Indonesia telah diupayakan dengan berbagai cara dan strategi oleh pemerintah. Dalam memenuhi upaya tersebut pemerintah sudah merambah hampir ke semua komponen pendidikan seperti penambahan buku-buku pelajaran, peningkatan kualitas guru, pembaharuan kurikulum, dan peningkatan kualitas pembelajaran yang mencangkup

pembaharuan dalam model, metode, pendekatan, dan media dalam proses pembelajaran. Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran. Untuk mencapai kualitas pembelajaran yang tinggi pada setiap mata pelajaran, maka pembelajaran harus dikombinasikan dengan metode pembelajaran yang tepat. Kualitas pembelajaran yang optimal dapat tercermin dari keterlibatan siswa secara menyeluruh dalam proses pembelajaran. Keterlibatan yang dimaksud adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa dan peran guru adalah sebagai motivator dan fasilitator yang bertugas memotivasi siswa, menyediakan fasilitas penunjang pembelajaran dan tentunya tugas guru yang paling signifikan adalah dapat membimbing siswa secara berkelanjutan dari tidak tahu menjadi tahu. Keterlibatan siswa secara aktif dalam aktivitas pembelajaran mencerminkan bahwa pembelajaran dilaksanakan berorientasi pada siswa. Salah satu paham yang menyatakan bahwa pembelajaran berorientasi pada siswa adalah kontruktivisme. Menurut Ratumanan (2002:97) menyatakan bahwa “pembelajaran merupakan suatu kondisi di mana guru membantu siswa untuk membangun pengetahuan dan kemampuannya sendiri melalui konsep

(3)

internalisasi sehingga pengetahuan itu dapat terkontruksi kembali”. Untuk menciptakan suatu pembelajaran yang berorientasi pada keterlibatan dan aktivitas siswa, diperlukan kemampuan

guru dalam mendesain,

mengimplementasikan, dan menyeluruh (holistik) untuk dapat mendorong siswa mengembangkan kompetensi yang dipelajari dengan kemampuannya sendiri. Selain itu, pemanfaatan media yang tepat dan menarik dapat membantu dalam menciptakan situasi pembelajaran yang bersifat interaktif dengan melibatkan aktivitas siswa di dalamnya. Salah satu inovasi dalam mendesain pembelajaran yang bisa dilakukan adalah dengan penerapan model pembelajaran ASSURE bernuansa lingkungan berbantuan media audiovisual. Model pembelajaran

ASSURE merupakan nama singkatan dari

langkah-langkah desain pembelajaran yang terdiri dari beberapa komponen, yaitu: A= analyze learner characteristics (menganalisis karakteristik siswa); S=

state performance objectives (menetapkan

tujuan pembelajaran); S= select methods,

media and materials (memilih metode,

media dan bahan pelajaran); U= utilize

materials (memanfaatkan bahan dan

media pembelajaran); R= requires learner

participation (mengaktifkan keterlibatan

siswa); E= evaluation and revision

(evaluasi dan revisi).

Pembelajaran model ASSURE

diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa serta melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran dan memotivasi siswa.

Lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna dan pengaruh tertentu terhadap individu. Bernuansa lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna dan dijadikan sebagai landasan dalam mengembangkan konsep pendidikan dan pembelajaran.

Selain itu, di zaman yang maju akan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi, sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi pembelajaran. Melalui kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan berbagai media

sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. “Melalui penggunaan menggunakan media komunikasi seperti media pembelajaran audiovisual, yang tidak hanya dapat mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga dapat membuat proses pembelajaran lebih menarik” (Sanjaya, 2010:162).

Media audiovisual merupakan media perantara atau penggunaan materi melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dalam belajar.

Hasil belajar siswa yang sering menurun saat ini diakibatkan kurangnya ada perbaikan terhadap metode pembelajaran, strategi pembelajaran, model pembelajaran, dan media yang digunakan mempunyai peran yang besar dalam proses perbaikan saat ini. Masih sangat sulit bagi guru mengetahui prilaku dalam proses pembelajaran dan hasil belajar siswa khususnya dalam pelajaran IPS. Pembelajaran IPS SD bertujuan untuk membekali siswa dalam pengetahuan dan kemampuan tentang kehidupan bermasyarakat, mulai dari berkomunikasi, berinteraksi, bekerjasama hingga berkompetensi. Selain itu, melalui pembelajaran IPS diharapkan dapat membentuk siswa yang sadar akan nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. Dengan demikian, hendaknya dalam pembelajaran IPS, siswa dibawa langsung ke dalam lingkungan sosial dan kehidupan bermasyarakat. Fakta di lapangan selama ini menunjukan bahwa dalam proses pembelajaran masih banyak permasalahan di dalamnya. Dari hasil pengamatan serta wawancara dengan guru kelas V Gugus Letkol Wisnu (Wawancara, 16 September 2013), menunjukan bahwa nilai rata-rata bidang studi IPS masih rendah dibandingkan nilai bidang studi yang lain. Dalam proses pembelajaran IPS di kelas V Gugus Letkol Wisnu terdapat beberapa kelemahan yang mempengaruhi sikap dalam mengikuti pembelajaran di kelas dan hasil belajar siswa, berdasarkan hasil pengamatan ditemukan beberapa kelemahan diantaranya: (1) partisipasi siswa rendah

(4)

dalam pembelajaran; (2) siswa hanya duduk diam mendengarkan penjelasan guru; (3) sikap siswa yang kurang baik dalam pembelajaran; (4) siswa kurang tertarik dengan cara guru dalam menyampaikan pembelajaran di kelas.

Model pembelajaran merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem. Menurut Abbas (2000:10) menyatakan bahwa “model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengkoordinasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang dan para pelajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar-mengajar”.

Sedangkan Suherman, dkk (2003:7) mengemukakan, “model pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas”. Dari pendapat di atas bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana yang sengaja dirancang secara sistematis sebagai pengorganisasian pengetahuan atau bahan pelajaran baru untuk membelajarkan pelajar dalam suatu kelas tertentu yang di sajikan khas oleh guru.

Model pembelajaran ASSURE

adalah sebuah model pembelajaran yang bersifat praktis dan mudah digunakan serta berisi langkah-langkah yang sistematik dan sistemik yang meliputi:

analyze learner characteristics

(menganalisis karakteristik siswa); state

performance objectives (menetapkan

tujuan pembelajaran); select methods,

media and materials (memilih metode,

media dan bahan pelajaran); utilize

materials (memanfaatkan bahan dan

media pembelajaran); requires learner

participation (mengaktifkan keterlibatan

siswa); evaluation and revision (evaluasi dan revisi). Henich (1996:1) menyatakan”Model pembelajaran

ASSURE adalah model pembelajaran

yang prosedural untuk menjamin penggunaan media secara efektif dalam pembelajaran yang dirancang dengan baik

mulai dengan gairah kepentingan siswa dan kemudian berpindah ke menyajikan materi baru, melibatkan siswa dalam prakteknya, menilai pemahaman siswa, dan pergi ke tindak lanjut kegiatan”. Pribadi (2011:29) menyatakan”Model pembelajaran ASSURE merupakan model desain pembelajaran yang bersifat praktis dan mudah untuk digunakan. Model ini dapat diaplikasikan untuk mendesain aktivitas pembelajaran, baik yang bersifat individual maupun kelompok. Langkah analisis karakteristik siswa dan rumusan tujuan di awal proses akan memudahkan guru dan perancang program pembelajaran untuk memilih metode, media, dan bahan ajar yang tepat untuk digunakan dalam menciptakan aktivitas pembelajaran sukses. Demikian pula halnya dengan langkah evaluasi dan revisi yang dapat dimanfaatkan untuk menjamin terciptanya proses pembelajaran yang berkualitas”.

Model pembelajaran ini lebih berorientasi kepada pemanfaatan media dan teknologi dalam menciptakan proses dan aktivitas pembelajaran yang diinginkan. Pemanfaatan model pembelajaran ASSURE perlu dilakukan tahap demi tahap (sistematik) dan menyeluruh (holistik) agar dapat memberikan hasil yang optimal yaitu terciptanya pembelajaran yang sukses.

Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan pengertian dari model pembelajaran ASSURE adalah sebuah model pembelajaran yang bersifat praktis dan mudah digunakan serta berisi langkah-langkah yang sistematik dan sistemik yang meliputi: analyze learner

characteristics (menganalisis karakteristik

siswa); state performance objectives

(menetapkan tujuan pembelajaran); select

methods, media and materials (memilih

metode, media dan bahan pelajaran);

utilize materials (memanfaatkan bahan

dan media pembelajaran); requires learner

participation (mengaktifkan keterlibatan

siswa); evaluation and revision (evaluasi dan revisi).

Bernuansa lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna dan dijadikan sebagai landasan dalam mengembangkan konsep

(5)

pendidikan dan pembelajaran. Dengan mempelajari lingkungan ini diharapkan anak akan lebih memahami gejala-gejala alam yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari, lebih dari itu diharapkan juga dapat menumbuhkan kesadaran sejak awal untuk mencintai alam, dan anak bisa ikut berpartisipasi untuk menjaga dan memelihara lingkungan. Lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna dan pengaruh tertentu terhadap individu. Hamalik (2011:194) menyatakan bahwa “pandangan beberapa tokoh pendidikan masa lampau berpandangan bahwa “faktor lingkungan sangat bermakna dan dijadikan sebagai landasan dalam mengembangkan konsep pendidikan dan pembelajaran”. Lingkungan merupakan faktor terpenting dalam proses pembelajaran sebagai sumber belajar.

Dalam pembelajaran penggunaan model pembelajaran sangat penting untuk menambah daya tarik siswa dalam pembelajaran dan mudah dimengerti apa yang yang disampaikan oleh guru, pembelajaran ASSURE yang dipadukan dengan media audiovisual dalam proses pembelajaran kelas V SD pada mata pelajaran IPS yang bernuansa lingkungan sangat baik digunakan karena dalam penggunaan media pembelajaran siswa akan lebih mudah memahami pembelajaran. Media pembelajaran sangat menunjang proses pembelajaran dengan penggunaan media pembelajaran akan memudahkan guru dalam menyampaikan materi yang akan diajarkan dan siswa dapat lebih mudah memahami dan mengerti pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran IPS sangat tepat diterapkan, karena media audiovisual meliputi media yang dapat dilihat dan didengar oleh siswa, contoh media audiovisual adalah penggunaan vidio dalam pembelajaran, dengan media yang ditampilkan oleh guru berupa gambar bergerak yang dilengkapi dengan suara, akan memudahkan siswa dalam memahami pembelajaran yang disampaikan. Menurut Santyasa (2007:3) ”Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar”

Media audiovisual merupakan bentuk media pembelajaran yang murah dan terjangkau. Asyhar (2011: 45) menyatakan bahwa “media audiovisual adalah jenis media yang digunakan dalam suatu proses atau kegiatan, pesan dan informasi yang dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan baik penglihatan maupun pendengaran”.

Sadiman (2002:57) menyatakan “Media audiovisual merupakan media pembelajaran yang penyampaian pesan dan isi pelajaran direkam untuk menyertai penjelasan isi gambar yang ditampilkan”.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan media audiovisual adalah seluruh alat bantu pembelajaran atau sebuah media pembelajaran yang dapat dilihat dan didengarkan, contohnya televisi media audiovisual diterapkan oleh guru untuk membantu proses pembelajaran agar siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan melalui pengamatan media serta dapat dimanfaatkan untukmengkonkretkan konsep-konsep abstrak yang ada dalam materi pelajaran.

Model pembelajaran ASSURE lebih berorientasi kepada pemanfaatan media dan teknologi dalam aktivitas pembelajaran di kelas. Pemanfaatan model pembelajaran ASSURE perlu dilakukan tahap demi tahap dan menyeluruh agar dapat memberikan hasil belajar yang optimal pada pembelajaran IPS di sekolah dasar.

Untuk mengoptimalkan hasil belajar IPS pada siswa, siswa diharapkan memiliki ketertarikan dan memperoleh pengalaman langsung dari lingkungan sekitar yang memungkinkan siswa memperoleh informasi dari melihat dan mendengar. Maka dari itu dirancanglah model pembelajaran ASSURE bernuansa lingkungan berbantuan media audiovisual. Langkah awal dari model desain pembelajaran ini adalah menganalisis karakteristik siswa (analyze learner

(6)

pengetahuan dan keterampilan yang sudah dan belum dimiliki siswa sebelum mengikuti pembelajaran IPS. Sehingga sebelum memulai pembelajaran IPS, guru dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki siswa sesuai dengan materi yang diajarkan. Kemudian dilanjutkan dengan menetapkan tujuan pembelajaran (state performance

objectives) yang sesuai dengan

kompetensi dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar.

Tujuan pembelajaran yang ditetapkan berorientasi pada siswa yang terlibat dalam pembelajaran, sikap yang ingin dikembangkan, keadaan atau kondisi siswa yang sedang belajar dan tingkat kompetensi siswa dalam pembelajaran. Langkah selanjutnya adalah memilih metode, media dan bahan ajar (select

methods, media, and materials) yang

digunakan dalam membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media audiovisual. Dengan adanya media tersebut akan dapat mengkonkretkan konsep-konsep abstrak yang ada dalam materi pelajaran IPS serta terjadi keterlibatan siswa secara langsung untuk memperoleh informasi melalui indera penglihatan dan pendengaran siswa. Melalui media tersebut siswa akan merasa tertarik untuk mengikuti pembelajaran IPS. Setelah memilih metode, media, dan bahan ajar, maka langkah selanjutnya adalah menggunakan ketiga komponen tersebut (utilize

materials) dalam kegiatan pembelajaran

IPS di kelas. Untuk menggunakan metode, media dan bahan ajar tersebut agar proses pembelajaran berlangsung efektif dan efisien memerlukan adanya keterlibatan siswa secara aktif dengan materi IPS yang akan dipelajari (requires

learner participation). Siswa yang aktif

dalam kegiatan pembelajaran IPS akan dengan mudah mempelajari materi pembelajaran. Langkah terakhir dalam model pembelajaran ASSURE adalah melakukan evaluasi dan revisi (Evaluate

and revise). Tahap ini dilakukan untuk

menilai efektivitas dan efisiensi program pembelajaran serta menilai pencapaian hasil belajar IPS siswa.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang melaksanakan model pembelajaran

ASSURE bernuansa lingkungan

berbantuan media audiovisual dengan siswa yang melaksanakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V semester 2 SD Gugus Letkol Wisnu Kecamatan Denpasar Utara Tahun Pelajaran 2013/2014.

METODE

Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran ASSURE bernuansa lingkungan berbantuan media audiovisual terhadap hasil belajar IPS siswa, dengan memanipulasi variabel bebas dalam strategi pembelajaran yang digunakan, sedangkan variabel lain tidak bisa dikontrol secara ketat sehingga desain penelitian yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasy

exsperiment).

Desain eksperimen semu yang digunakan dalam penelitian ini adalah ”non eqivalent control group design” (Sugiyono, 2012 : 116). Rancangan penelitian ini hanya memperhitungkan skor post test saja yang dilakukan pada akhir penelitian atau dengan kata lain tanpa memperhitungkan skor pre-test. Dalam penelitian ini skor pre-test

digunakan untuk menguji keseteraan sampel yakni antara siswa kelompok eksperimen dengan siswa kelompok kontrol. Hal tersebut didukung oleh pendapat Dantes (2012: 97) yang menyatakan bahwa pemberian pre-test biasanya untuk mengukur ekuivalensi atau penyetaraan kelompok.

Noor (2012:48) menyatakan bahwa “variabel bebas adalah sebab yang diperkirakan dari beberapa perubahan dalam variabel terikat biasanya dinotasikan dengan symbol X”. Jadi, variabel bebas adalah variabel yang memberikan pengaruh kepada variabel terikat dan di simbolkan dengan X. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran ASSURE bernuansa lingkungan berbantuan media audiovisual. Variabel terikat adalah variabel

(7)

tergantung, variabel tak bebas, variabel yang terpengaruh biasanya diberi lambang Y ( Winarsunu, 2012 : 4) sedangkan Noor (2012:49) menyatakan bahwa “variabel terikat adalah faktor utama yang ingin dijelaskan atau diprediksi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor lain biasanya dinotasikan dengan symbol Y”.

Jadi variabel terikat adalah variabel yang tidak bebas dan dapat dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:117). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V semester 2 pada gugus Letkol Wisnu Kecamatan Denpasar Utara yang berjumlah 338 siswa.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2012:118). Untuk pengambilan sampel menggunakan teknik

random sampling dan diperoleh SD Negeri

1 Peguyangan dengan jumlah siswa 40 orang sebagai kelas eksperimen dan SD No.10 Peguyangan dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang sebagai kelas kontrol.

Untuk pengumpulan data digunakan metode tes hasil belajar IPS. Metode tes objektif dalam bentuk pilihan ganda biasa digunakan untuk mengumpulkan data pada ranah kognitif.

Data tentang hasil belajar yang merupakan ranah kognitif dikerjakan dengan bantuan program pengolah data

Microsoft Office Excel 2007. Untuk uji

prasyarat analisis menggunakan uji normalitas sebaran data dengan uji

Chi-Square, uji homogenitas varians

menggunakan uji , dan uji hipotesis

menggunakan uji beda mean(uji-t). Dalam proses analisis data menggunakan bantuan SPSS 1.61.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil perhitungan menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa kelompok eksperimen melalui model pembelajaran

ASSURE bernuansa lingkungan

berbantuan media audiovisual adalah 81,85 dengan varian sebesar 95,66 dan standar deviasi 9,78. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa untuk kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional adalah 62,36 dengan varian sebesar 138,52 dan standar deviasi 11,77. Dari data tersebut menunjukkan bahwa kelompok eksperimen melalui model pembelajaran ASSURE bernuansa lingkungan berbantuan media audiovisual memiliki nilai rata-rata hasil belajar IPS yang lebih tinggi daripada kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional. Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis. Uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians.

Hipotesis penelitian yang diuji adalah tidak ada perbedaan hasil belajar IPS antara siswa yang melaksanakan model pembelajran ASSURE bernuansa lingkungan berbantuan media audiovisual dengan siswa yang melaksanakan pembelajaran konvensional. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda mean (uji-t). Dengan kriteria pengujian adalah H0 ditolak jika

) 1 (  t

thitung , di mana t(1)didapat dari tabel distribusi t pada taraf signifikan (

) 5% dengan derajat kebebasan dk = (n1 +

n2 - 2). Untuk menguji hipotesis digunakan

uji-t.

T Tabel 1. Tabel Uji Hipotesis

Kelas Varians N Db ttabel thitung Kesimpulan

Kelas eksperimen 81,85 40

78 2,000 8,05 Ha=Diterima Kelas kontrol 62,36 40

(8)

Berdasarkan Tabel 1, dengan menggunakan taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan 78 diperoleh ttabel sebesar 2,000 sedangkan thitung

berdasarkan analisis diperoleh 8,05 maka thitung lebih besar dari pada ttabel yaitu 38,05

> 2,000 pada derajat kebebasan 78. Dengan hasil tersebut maka dapat dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha

diterima.

Proses pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran

ASSURE bernuansa lingkungan

berbantuan media audiovisual berangsung optimal. Hal ini disebabkan melalui model pembelajaran ASSURE bernuansa lingkungan berbantuan media audiovisual siswa dihadapkan pada situasi belajar yang tidak hanya menggunakan guru sebagai sumber belajarnya, melainkan melibatkan peran aktif siswa dalam setiap pendapat atau pengetahuan yang mereka miliki dalam proses pembelajaran. Hal tersebut tentunya memancing keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa cenderung tidak pasif. Hal ini terbukti dari perolehan rerata hasil belajar IPS yang dibelajarkan melalui melalui model pembelajaran

ASSURE bernuansa lingkungan

berbantuan media audiovisual pada siswa kelas Va di SD Negeri 1 Peguyangan sebagai kelompok eksperimen menjadi optimal, yaitu sebesar 81,85. Nilai hasil belajar IPS siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran ASSURE bernuansa lingkungan berbantuan media audiovisual berada pada kategori sangat baik dengan persentase 72.5% dan kategori baik dengan persentase 27.5%. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian Semerty (2012) dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran ASSURE Bermuatan

Soft Skill terhadap Hasil Belajar IPS Siswa

Kelas V SD Negeri Gugus IX Kecamatan Abiansemal Badung yang menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran ASSURE bermuatan Soft

Skill dengan siswa yang dibelajarkan

melalui pembelajaran konvensional. Proses pembelajaran IPS dengan menggunakan pembelajaran konvensional berangsung kurang optimal. Siswa cenderung kurang aktif dalam mengikuti

proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena kurang beragamnya metode yang digunakan dalam membelajarkan siswa, sehingga siswa merasa bosan dan kurang antusias mengikuti pembelajaran. Pembelajaran yang berpusat pada guru mengakibatkan kurangnya partisipasi siswa dalam mengembangkan pengetahuan yang mereka miliki karena proses pembelajaran yang hanya menekankan pada metode ceramah sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa yang kurang optimal. Hal ini terlihat dari perolehan rerata hasil belajar IPS siswa yang dibelajarkan melalui melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas V di SD No.10 Peguyangan sebagai kelompok kontrol sebesar 62,36. Nilai hasil belajar IPS yang dibelajarkan melalui melalui pembelajaran konvensional berada pada persentase yaitu 10% dengan kategori sangat baik, 62,5% dengan kategori baik, 20% dengan kategori cukup, dan 7,5% dengan kategori kurang. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian Armita (2014) dengan judul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran ASSURE Berbantuan Media Audiovisual Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V Semester 1 SD Gugus IV Kediri, Tabanan Tahun Ajaran 2013/2014 yang menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran ASSURE berbantuan media audiovisual dengan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional.

Berdasarkan uji-t diperoleh hasil thitung > ttabel berarti hipotesis yang

menyebutkan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang dibelajarkan dengan menerapakan model pembelajaran ASSURE bernuansa lingkungan berbantuan media audiovisual dengan siswa yang dibelajarkan.dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V semester 2 SD Gugus Letkol Wisnu, Kecamatan Denpasar Utara pada taraf signifikan 5% diterima. Hal ini mengandung arti bahwa siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran

ASSURE bernuansa lingkungan

berbantuan media audiovisual mempunyai hasil belajar IPS yang lebih baik daripada

(9)

siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada .materi Perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Hal ini disebabkan karena model pembelajaran IPS melalui model pembelajaran ASSURE bernuansa lingkungan berbantuan media audiovisual merupakan model pembelajaran yang didesain dengan lebih berorientasi kepada pemanfaatan media dan teknologi serta melibatkan siswa secara aktif untuk membangun pengetahuannya sendiri melalui lingkungan sekitar secara langsung dapat berorientasi pada kegiatan belajar melalui media pembelajaran, khususnya media audiovisual sebagai alat bantu pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau materi pembelajaran berupa suara dan gambar yang mengandalkan indra penglihatan dan indra pendengaran secara serempak serta dimanfaatkan untuk dapat mengkonkretkan konsep-konsep abstrak yang ada dalam materi pelajaran dalam menciptakan proses dan aktivitas pembelajaran yang diinginkan serta disesuaikan dengan langkah-langkah yang sistematis dan menyeluruh.

Model pembelajaran ASSURE lebih menekankan pada proses pembelajaran dalam memperoleh informasi untuk memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh guru yang disempurnakan dengan bernuansa lingkungan yang memudahkan siswa untuk bersikap aktif dan menemukan hal-hal baru di berikan guru karena siswa itu dapat membandingan keadaan zaman dahulu dengan zaman sekarang melalui pengamatan media pembelajaran berupa media audiovisual, karena melalui media audioviual siswa dapat melihat langsung dan mendengar bunyi atau suara yang dihasilkan oleh media tersebut. Melalui penggunaan media audiovisual siswa akan lebih mudah memahami pembelajaran yang disampaikan oleh guru dan menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center). Hal tersebut tentunya membuat pembelajaran tidak terlihat membosankan dan bukan sekedar hafalan lagi, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat

tercapai dan menghasilkan hasil belajar yang lebih optimal bagi setiap siswa.

Berbeda dengan pembelajaran IPS yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional, siswa terlihat kurang aktif selama proses pembelajaran. Pembelajaran yang berpusat pada guru mengakibatkan kurangnya kegiatan yang dapat memancing keaktifan siswa karena pembelajaran cenderung menggunakan metode ceramah, sehingga pembelajaran yang diciptakan cenderung membosankan.

Hal ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang dibelajarkan dengan menerapakan model pembelajaran

ASSURE bernuansa lingkungan

berbantuan media audiovisual dengan siswa yang dibelajarkan.dengan menerapkan pembelajaran konvensional di SD Gugus Letkol Wisnu Kecamatan Denpasar Utara.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat ditarik simpulan bahwa nilai hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Peguyangan yang dibelajarkan melalui penerapan model pembelajaran ASSURE

bernuansa lingkungan berbantuan media audiovisual memiliki persentase 72,5% dengan kategori sangat baik dan 27,5% dengan kategori baik.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat ditarik simpulan bahwa nilai hasil belajar IPS siswa kelas V SD No. 10 Peguyangan yang dibelajarkan melalui penerapan pembelajaran konvensional memiliki persentase 10% dengan kategori sangat baik, 62,5% dengan kategori baik, 20% dengan kategori cukup, dan 7,5% dengan kategori kurang.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh = 8,05 dan dalam taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan 78 diperoleh ttabel = 2,000.

Dengan membandingkan hasil t hitung dan t tabel dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel (8,05> 2,000) maka Ho

(10)

hasil perhitungan uji-t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran ASSURE bernuansa lingkungan berbantuan media audiovisual dan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional pada kelas V SD Gugus Letkol Wisnu Kecamatan Denpasar Utara tahun ajaran 2013/2014. Dilihat dari rata-rata kelompok eksperimen = 81,85 dan kelompok kontrol = 62,36, maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh model pembelajaran

ASSURE bernuansa lingkungan

berbantuan media audiovisual terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Gugus Letkol Wisnu Kecamatan Denpasar Utara tahun ajaran 2013/2014.

Berdasarkan hasil penelitian pembahasan dan kesimpulan, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut. Disarankan kepada kepala sekolah untuk selalu memberikan trobosan-trobosan baru dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

Bagi guru, penelitian menjadi acuan dalam meningkatkan kinerjanya dalam merancang pembelajaran dengan tujuan memperoleh hasil belajar yang optimal. Kepada guru yang mengajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas V pada khususnya disarankan untuk mampu mengembangkan inovasi pembelajaran dengan menerapkan strategi, pendekatan, model, dan metode lebih kreaktif dan inovatif.

Kepada peneliti lain untuk melakukan peneletian mengenai suatu permasalahan dalam pembelajaran dengan menggunakan inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran yang dapat memberikan pengetahuan baru dan bermanfaat di bidang pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Nurhayati. 2000. Pengembangan

Perangkat Pembelajaran

Matematika Berorientasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah

(Problem Based Instruction).

Program Studi Pendidikan

Matematika Pasca Sarjana. Surabaya:Unesa.

Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif

Mengembangkan Media

Pembelajaran. Jakarta: Gaung

Persada Perss.

Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Dantes, I Nyoman. 2012. Metode Penelitian Pendidikan.Yogyakarta:

Andi Offset.

Dhyas, Simetry. 2012. Pengaruh Model

Pembelajaran ASSURE

Bermuatan Soft Skill terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Negeri Gugus IX Kecamatan

Abiansemal Badung Tahun

pelajaran 2012/2013. Skripsi (tidak

diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. UNDIKSHA Singaraja.

Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar

Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Henich, R., Molenda, M., Russell, J.D. 1996. Instructional Media and

Technologies for Learning. USA:

Prentice-Hall, Inc.

Jayanti, Armita. 2014. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

ASSURE Berbantuan Media

Audiovisual Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V Semester 1 SD Gugus IV Kediri, Tabanan Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi

(tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. UNDIKSHA Singaraja.

Noor, Juliansyah. 2012. Metodelogi Penelitian, Skripsi, Tesis, Desertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada media grup.

Pribadi, Benny. 2011. Model ASSURE

untuk Mendesain Pembelajaran Sukses. Jakarta: Dian Rakyat.

Ratumanan, T.G 2002. Belajar dan

Pembelajaran. Surabaya: Unesca

University Press.

Sadiman, dkk. 2002. Media Pendidikan:

Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar

(11)

Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Santyasa. 2007. Landasan Konseptual

Media Pembelajaran, Masalah

Disajikan dalam Workshop Media

Pembelajaran bagi Guru-guru

SMA Negeri Banjar Angkan.

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Banjar Angkan Klungkung 10 Januari 2007.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi

Pembelajaran Matematika

Kontemporer. Bandung:IMSTEP.

Winarsunu. 2012. Statistik Dalam

Penelitian Psikologi dan

Pendidikan. Cetakan Keenam.

Referensi

Dokumen terkait

1.) Require Data, beberapa atribut harus selalu mengandung nilai yang valid, dengan kata lain tidak boleh mengandung nilai null. 2.) Atribut Domain Constraint, setiap atribut

Hasil dari penelitian adalah sebagai berikut: (1) Batik Majapahit adalah batik yang dikerjakan oleh masyarakat yang tinggal di wilayah bekas kerajaan Majapahit

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:(1) Pola Interaksi pada Orang Tua Beda Agama di Dusun Trenceng, Desa Mrican, Jenangan, Ponorogo dapat disimpulkan

ada lima puluh ruangan, sepuluh ruangan dalam kondisi baik. dan empat puluh ruangan lain dalam

[r]

Kapal ikan ini akan mengolah hasil tangkapan ikan kurisi yang diperoleh dari para nelayan di atas kapal dengan hasil akhir tepung ikan yang dikemas pada

Analysis of data in the Unified Database for Social Protection Programs according to the sex of the head of the household and where possible, other members of

Untuk membedakan penelitian yang berjudul Teknik Persuasi dan Gaya Bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat pada Slogan Iklan dalam Aplikasi Belanja di Google Play