• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS PEMBANTU GUNUNG SARI SURABAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS PEMBANTU GUNUNG SARI SURABAYA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS PEMBANTU GUNUNG SARI SURABAYA

Ethyca sari, email : ethyca.sari@yahoo.com AKPER William Booth Surabaya, jl. Cimanuk no 20

ABSTRAK

Tingkat pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dan terbentuknya perubahan yang dimiliki seseorang untuk membentuk perubahan perilaku yang diharapkan. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan keluarga tentang posyandu lansia. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif. Sampel diambil secara totalsampling dengan responden 40 orang keluarga yang mempunyai lansia. Kemudian pengambilan data melalui kuisioner yang diolah dalam bentuk tabulasi. Berdasarkan hasil pengambilan data tingkat pengetahuan keluarga tentang posyandu lansia di Puskesmas Pembantu Gunung Sari Surabaya didapatkan tingkat pengetahuan baik 14 responden keluarga, tingkat pengtahuan cukup 11 responden keluarga, dan tingkat pengetahuan kurang 15 responden keluarga. Dari hal tersebut tingkat pengetahuan responden terbanyak adalah tingkat pengetahuan kurang yaitu sebesar 15 orang (37,5%). Tingkat pengetahuan kurang disebabkan karena kebanyakan pekerjaan mereka adalah wiraswasta, pada waktu malam hari digunakan untuk bekerja dan ketika pagi atau siang harinya waktu mereka gunakan untuk istirahat tidur, jadi membuat mereka tidak ada waktu untuk mencari informasi.

Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Keluarga, Posyandu lansia.

ABSTRACT

Level of domain knowledge is very important for the formation of one's actions and the formation of one's own changes to the expected form of behavior change. The family is the smallest unit of society is made up of heads of households and the number of people who gathered and lived in a place under one roof in a state of interdependence. Old age is said to be the final stage in the development cycle of human life.. The purpose of this study was to determine the level of knowledge about posyandu elderly families. Design used in this study is a descriptive design. Samples were taken with a total sampling of 40 respondents who have elderly family. Then the retrieval of data through a questionnaire prepared in tabulation form. Based on the results of data retrieval posyandu level of knowledge about the elderly in family health center Gunung Sari Surabaya found 14 respondents level of knowledge of good family, the family pengtahuan just 11 respondents, and 15 respondents level of knowledge about the family. From this highest level of knowledge is the knowledge of respondents about the amount of 15 persons (37.5%). Lack of knowledge level because most of them are self-employed work, at night time is used for work and when the morning or afternoon break time they used to sleep, so it makes them no time to search for information.

(2)

Pendahuluan

Posyandu adalah fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat yang didirikan di desa-desa kecil yang tidak terjangkau oleh rumah sakit atau klinik (Suyase, 2007). Salah satu posyandu yang menjadi program di puskesmas adalah posyandu lansia. Posyandu lansia adalah memberdayakan kelompok lansia sehingga mereka mampu untuk menolong dirinya sendiri dalam mengatasi masalah kesehatannya serta dapat menyumbangkan tenaga dan kemampuannya untuk kepentingan keluarga dan masyarakat (Suyase, 2007). Kegiatan-kegiatan dalam posyandu lansia akan dikembangkan lebih bersifat mempertahankan derajat kesehatan, meningkatkan daya ingat, meningkatkan rasa percaya diri dan kebugaran lansia (Ismuningrum, 2007). Saat ini setiap puskesmas memiliki klub posyandu lansia yang bertugas memberikan pelayanan berupa pemeriksaan, pengobatan, melakukan olah raga sehat setiap minggu agar tetap mempertahankan derajat kesehatannya (Azwar, 2007). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terlaksananya posyandu lansia salah satunya adalah dukungan keluarga sangat berperan aktif dalam memajukan kesehatan lansia didalam anggota keluarganya terutama derajat kesehatan lansia dukungan keluarga dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia (Ismuningrum, 2007). Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia (Suyase, 2007). Untuk itu diperlukan pengetahuan keluarga tentang posyandu lansia. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, pengindraan terjadi melalui

panca indra manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan pendengaran (Notoatmodjo, 2003). Dari study pendahuluan yang dilakukan penulis pada saat mengikuti posyandu lansia di Puskesmas Dukuh Kupang Surabaya, dari ketiga posyandu lansia yang ada di Puskesmas tersebut, Posyandu lansia di Pustu Gunung Sari Surabaya merupakan posyandu lansia pesertanya yang hadir paling sedikit karena dari 40 orang anggota, rata-rata yang hadir pada kegiatan posyandu setiap minggunya hanya 15 orang. Saat penulis melakukan wawancara pada lima orang keluarga yang memiliki lansia tentang posyandu lansia, hanya satu orang saja yang mengetahui tentang posyandu lansia, manfaat posyandu lansia, dan kegiatan-kegiatan yang dilakukaan pada saat posyandu lansia. Sedangkan empat orang lainnya tidak mengetahui tentang posyandu lansia, manfaat posyandu lansia, dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di posyandu lansia. Mereka mengatakan di posyandu lansia hanya diukur tekanan darahnya dan ditimbang saja. Menurut Kepala Puskesmas Pembantu Gunung Sari Surabaya mengenai posyandu lansia sudah pernah disosialisasikan dengan keluarga, hal ini membuktikan bahwa masih banyak keluarga yang belum tahu tentang posyandu lansia.

Seiring dengan meningkatnya kualitas pelayanan sosial dan kesehatan populasi lanjut usia (lansia) meningkat signifikan di berbagai Negara. Diseluruh Asia diperkirakan bahwa jumlah lansia akan meningkat 31.4% dari 207 juta di tahun 2000 menjadi 857 juta di tahun 2050(WHO, 2001). Meningkatnya jumlah lansia di Asia tersebut melatarbelakangi kesiapan penangganan lansia di ASEAN disiapkan sejak sekarang agar tidak menjadi beban di masa mendatang. Negara Indonesia

(3)

adalah Negara yang memiliki jumlah penduduk terpadat ke 4 didunia.

Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2011, 7.5% atau 15 juta jiwa penduduknya adalah lansia. Di Puskesmas Pembantu Gunung Sari Surabaya yang populasi penduduknya 400 orang dan 10% adalah lansia (40 orang). Peningkatan kesejahteraan yang dialami oleh masyarakat Indonesia khususnya di bidang kesehatan yang ditunjukkan dengan semakin tingginya angka harapan hidup masyarakat Indonesia. Pada tahun 1980, angka harapan hidup Indonesia hanya sebesar 52,2 tahun, sepuluh tahun kemudian meningkat menjadi 59,8 tahun, pada tahun 1990 dan satu dasa warsa berikutnya naik lagi menjadi 64,5 tahun dan pada tahun 2010 usia harapan hidup penduduk Indonesia akan mencapai 67,4 tahun dan diperkirakan pada tahun 2020 mencapai 71,1 tahun. Dengan data-data tersebut, maka diperkirakan sepuluh tahun ke depan struktur penduduk Indonesia akan berada pada struktur usia tua (DEPKES RI).

Keterlibatan keluarga saat pelaksanaan kegiatan di Posyandu lansia bisa berkaitan dengan berbagai faktor antara lain : pengetahuan, pekerjaan, kesibukan, dan rasa malas. Dalam hal ini yang dilakukan pertama kali yaitu meningkatkan pengetahuan dan motivasi (Notoatmodjo, 2003). Dilihat dari pandangan biologis perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang bersangkutan yang dapat diamati baik secara langsung maupun tidak langsung (Notoatmodjo, 2003). Apabila pengetahuan keluarga tentang posyandu lansia baik maka keluarga akan mendukung lansia untuk ikut serta dalam posyandu lansia, contohnya keluarga bersedia untuk menunggu lansia dalam pemeriksaan fisik, keluarga mengingatkan lansia untuk pergi ke posyandu lansia, dan keluarga bersedia mengantarkan lansia ke posyandu lansia sehingga derajat kesehatan lansia akan

meningkat tetapi jika pengetahuan keluarga tentang posyandu lansia kurang mengakibatkan lansia tidak akan mengontrol kesehatan di posyandu lansia, lansia tidak akan menjaga kesehatannya yang membuat kesehatan lansia menurun, lansia menjadi sakit dan perlu pengobatan,sehingga dari segi ekonomi keluarga harus mengeluarkan dana untuk pengobatan lansia tersebut (Astuti, 2005). Pengetahuan keluarga tentang posyandu lansia yang kurang dapat ditingkatkan dengan upaya melakukan penyuluhan mengenai posyandu lansia, manfaat posyandu lansia dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di posyandu lansia oleh tenaga kesehatan kepada keluarga (Dudy Nurkusuma, 2005). Upaya peningkatan pengetahuan keluarga dan lansia juga bisa dilakukan dengan cara menempelkan poster tentang posyandu lansia di balai RT dan RW atau dengan membagikan leaflet yang berisi informasi tentang posyandu lansia pada saat kegiatan posyandu lansia dilaksanakan, menjalin hubungan baik keluarga dengan petugas kesehatan, memotivasi keluarga dalam ikut serta di posyandu lansia, memberdayakan kader dan peningkatan kader untuk pendekatan kepada keluarga, menjalin hubungan baik dengan keluarga dan dari pihak puskesmas pun memperbaiki pembinaan yang dilakukan petugas kesehatan, mensosialisasikan kepada keluarga yang mempunyai lansia, memberi informasi yang tepat tentang posyandu lansia (Nurul Effendy, 1998).

Metode

Pada penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tingkat pengetahuan keluarga tentang posyandu lansia di Puskesmas Pembantu Gunung Sari Surabaya . Dalam penelitian ini menggunakkan variabel tunggal. Variabel tunggalnya adalah tingkat pengetahuan keluarga tentang posyandu lansia.

Jenis pertanyaan kuesioner untuk mengganti fakta mengenai apa yang

(4)

diketahui dilakukan responden dengan pertanyaan terbuka untuk memungkinkan peneliti mentabulasi data atau mengolah data dengan menggunakan pertanyaan terbuka.

Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki lansia di Puskesmas Pembantu Gunung Sari Surabaya.

Pemilihan sample secara total sampling yaitu 40 keluarga yang mempunyai lansia di Puskesmas Pembantu Gunung Sari Surabaya.

Pada penelitian ini sampling yang digunakan sample non probability, sampling dengan teknik total sampling.

Penelitian ini dilakukan Di Puskesmas Pembantu Gunung Sari Surabaya pada tanggal 17 April 2012 sampai 19 April 2012.

Pengumpulan data dilakukan setelah Proposal telah disetujui oleh pembimbing dan mendapat ijin dari direktur Akademi Keperawatan William Booth Surabaya untuk mengadakan penelitian dan ijin dari pemimpin Puskesmas Pembantu Gunungsari Surabaya. Langkah awal pengumpulan data adalah dengan melakukan pendekatan di Posyandu Lansia dengan keluarga yang mempunyai lansia dan bila keluarga mensetujui dengan dilakukannya penelitian setelah itu peneliti menyebarkan kuesioner dan berpedoman pada kriteria penelitian responden. Selanjutnya adalah peneliti menyebarkan kuesioner kepada seluruh keluarga yang mempunyai lansia Di Puskesmas Pembantu Gunungsari Surabayadan meminta tanda tangan responden bila bersedia diteliti. Namun hanya 16 orang yang datang di Posyandu Lansia, kemudian hari keduanya peneliti ke rumah masing-masing keluarga yang mempunyai lansia untuk menyebarkan kuesioner ke 24 orang keluarga yang mempunyai lansia yang tidak datang di Posyandu Lansia. Setelah itu hasil kuesioner dikumpulkan, kemudian akan dilakukan analisa data. Untuk mendapatkan data sesuai kriteria penelitian dan menghitung prosentase hasilnya.

Hasil Data Umum

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel : Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di Puskesmas Pembantu Gunung Sari Surabaya April 2012

No Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase (%) 1. Laki-Laki 15 37,5 2. Perempuan 25 62,5 Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di Puskesmas Pembantu Gunung Sari Surabaya sebagian besar adalah perempuan yang berjumlah 25 orang (62,5%).

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel: Karakteristik responden berdasarkan umur di Puskesmas Pembantu Gunung Sari Surabaya April 2012

No Umur Frekuensi Prosentase (%) 1. 20-30 tahun 13 32,5 2. 31-40 tahun 16 40 3. 41-50 tahun 11 27,5 Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel tersebut diatas Menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan umur di Puskesmas Pembantu Gunung Sari Surabaya lebih banyak berumur 31-40 tahun yaitu sejumlah 16 orang (40%). Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel : Karakteristik responden berdasarkan pendidikan di Puskesmas Pembantu Gunung Sari Surabaya April 2012

No Pendidikan Frekuensi Prosentase (%) 1. SD 7 17,5 2. SMP 13 32,5 3. SMA 15 37,5 4 Perguruan Tinggi 5 12,5 Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa karakteristik responden

(5)

berdasarkan pendidikan di Puskesmas Pembantu Gunung Sari Surabaya lebih banyak SMA yaitu sejumlah 15 orang (37,5%).

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel: Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di Puskesmas Pembantu Gunung Sari Surabaya April 2012

No Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%) 1. Swasta 12 30 2. Wiraswasta 16 40 3. Pegawai Negeri 4 10 4 Tidak Bekerja 8 20 Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel diatas Menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di Puskesmas Pembantu Gunung Sari Surabaya lebih banyak adalah wiraswasta yaitu sebanyak 16 orang (40%).

Karakteristik Responden Berdasarkan Hubungan dengan Lansia

Tabel: Karakteristik responden berdasarkan hubungan dengan lansia di Puskesmas Pembantu Gunung Sari Surabaya April 2012

No Hubungan dengan lansia Frekuensi Prosentase (%) 1. Anak 23 57,5 2. Menantu 13 32,5 3. Cucu 4 10 Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel diatas Menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan hubungan dengan lansia di Puskesmas Pembantu Gunung Sari Surabaya lebih banyak hubungannya sebagai anak yaitu sebanyak 23 orang (57,5%).

Data khusus

Data khusus ini menggambarkan pengetahuan keluarga tentang posyandu lansia.

Tabel : Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan diPuskesmas Pembantu Gunung Sari Surabaya April 2012

No Tingkat Pengetahuan Jumlah Prosentase (%) 1. Baik 14 35 2. Cukup 11 27,5 3 Kurang 15 37,5 Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data lebih banyak responden berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 15 responden keluarga.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel di tingkat pengetahuan keluarga tentang posyandu lansia di Puskesmas Pembantu Gunung Sari Surabaya didapatkan tingkat pengetahuan keluarga tentang posyandu lansia terbanyak adalah tingkat pengetahuan kurang yaitu sebesar 15 orang (37,5%). Menurut Notoatmodjo 2003 mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah usia, pendidikan, sosial ekonomi, pekerjaan, lingkungan dan pengalaman. Dalam hal ini lebih banyak responden yang berpengetahuan kurang karena keluarga tidak pernah datang ke Posyandu Lansia dan tidak ada pengalaman untuk ke Posyandu Lansia.

Berdasarkan dari hasil penelitian pada tabel tersebut menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di Puskesmas Pembantu Gunung Sari Surabaya sebagian besar adalah perempuan yang berjumlah 25 orang (62,5%). Menurut Robbins (1996 : 80) dari beberapa studi psikologis yang dilakukan menunjukkan bahwa wanita lebih bersedia mematuhi otoritas sedangkan pria lebih agresif dan lebih besar kemungkinan memiliki pengharapan sukses. Dalam hal ini sebagian besar responden adalah perempuan dimana perempuan cenderung lebih disibukkan dalam urusan rumah tangga sehingga mereka memprioritaskan hal-hal dalam rumah tangganya terutama pada keluaga inti, sehingga upaya untuk mencari informasi tentang posyandu lansia tidak diprioritaskan, mereka beranggapan selama keluarga lansia mereka sehat mereka tidak perlu untuk mencari informasi yang berkaitan dengan

(6)

kesehatan lansia termasuk tentang posyandu Lansia, mereka tidak menyadari bahwa informasi tersebut sangat menguntungkan bagi lansianya.

Berdasarkan dari hasil penelitian pada tabel menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan umur di Puskesmas Pembantu Gunung Sari Surabaya lebih banyak berumur 31-40 tahun yaitu sejumlah 16 orang (40%). Menurut Notoatmodjo 2003 mengatakan bahwa semakin cukup tingkat kematangan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja, semakin bertambahnya usia seseorang maka semakin dapat menggunakan koping terhadap masalah yang dihadapi artinya semakin banyak informasi yang didapatkan serta semakin banyak hal yang dikerjakan. Dari hasil penelitian didapatkan responden lebih banyak berumur 31-40 tahun. Pada umur tersebut dikatakan seseorang pada masa usia dewasa madya, dimana seseorang dapat befikir secara matang. Namun usia yang cukup matang tidak menjamin individu untuk memperoleh informasi dan memiliki pengetahuan yang baik. Hal ini dapat dikarenakan salah satunya mereka lebih disibukkan pada hal-hal yang mereka anggap penting seperti pemenuhan kebutuhan sehari-hari, sehingga informasi tentang posyandu lansia yang penting untuk keluarga lansia mereka tidak mereka prioritaskan. Dan mereka mengganggap informasi tentang posyandu lansia tidak penting bagi keluarga mereka.

Berdasarkan dari hasil penelitian pada tabel menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan pendidikan di Puskesmas Pembantu Gunung Sari Surabaya lebih banyak SMA yaitu sejumlah 15 orang (37,5%). Menurut Kuncoroningrat 1997 mengatakan bahwa makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Dari hasil penelitian menunjukkan tingkat pendidikan responden lebih banyak SMA, tetapi pengetahuan tentang posyandu lansia lebih banyak kategori kurang hal ini dapat dikarenakan ketertarikan responden untuk mencari informasi tentang Posyandu Lansia sangat kecil sehingga masih banyak

responden yang tidak mau berusaha untuk mencari informasi tentang Posyandu Lansia baik melalui media cetak dan elektronik. Berdasarkan dari hasil penelitian pada tabel menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di Puskesmas Pembantu Gunung Sari Surabaya sebagian besar adalah wiraswasta yang berjumlah 16 orang (40%). Menurut Notoatmodjo 2007 mengatakan bahwa Pekerjaan adalah suatu yang dilakukan untuk mencari nafkah atau mata pencaharian masyarakat yang sibuk dalam kegiatan sehari-hari dan memiliki waktu yang relatif sedikit untuk mendapatkan informasi. Dari hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden bekerja sebagai wiraswasta yaitu pedagang kaki lima di pasar malam, sehingga pada waktu malam hari digunakan untuk bekerja dan ketika pagi atau siang harinya waktu mereka gunakan untuk istirahat tidur, jadi membuat mereka tidak ada waktu untuk mencari informasi baik dari media masa maupun media elektronik. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan keluarga tentang posyandu lansia di Puskesmas Pembantu Gunung Sari Surabaya didapatkan tingkat pengetahuan responden paling banyak adalah tingkat pengetahuan kurang yaitu sebesar 15 orang (37,5%). Saran

Bagi Institusi Pendidikan

Menambah pengetahuan sehingga dalam program pengabdian masyarakat dapat dijadwalkan untuk melakukan penyuluhan tentang manfaat posyandu lansia.

Bagi puskesmas

Meningkatkan kualitas pelayanan dalam memberikan informasi tentang manfaat posyandu lansia kepada keluarga.

Bagi Posyandu

Dijadikan bahan masukan para kader posyandu lansia sehingga dapat memotivasi dan meningkatkan pengetahuan keluarga sehingga keluarga dapat mendukung lansia untuk berkunjung ke posyandu lansia, menempelkan poster tentang posyandu lansia di balai RT dan RW, memberdayakan kader dan peningkatan kader untuk pendekatan kepada keluarga, memperbaiki pembinaan yang dilakukan petugas kesehatan

(7)

Bagi Peneliti Selanjutnya

Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan dalam penerapan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan masukkan untuk membuat penelitian selanjutnya mengenai Faktor-faktor yang mempengaruhi lansia mengikuti posyandu lansia.

Daftar Pustaka

Arikunto, S. (1998) Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi. Jakarta : PT. Rineka Karya. Astuti. ( 2005). Manajemen Penelitian.

Jakarta : PT. Rineka Karya.

Nurkusuma, D.(2005). Ranah Penelitian Keperawatan Gerontik. Jakarta : www.inna-ppni.or.id. Diambil tanggal 02/3/2012

Effendy, N.(1998). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.

Ismuningrum. (2007). Panduan Gerontologi. Jakarta : Gramedia.

Notoatmodjo, S. (2003). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

___________. (2007).Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta : Rineka Cipta

Nugroho, N.( 2000). Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC.

Nursalam. (2001). Konsep Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Setiadi.(2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha ilmu

Suyase.(2007). Bagaimana Cara Mengasuh

dan Merawat Lansia.

www.waspada.co.id. Diambil pada tanggal 02/03/2012

Gambar

Tabel : Karakteristik responden berdasarkan  jenis kelamin di Puskesmas Pembantu  Gunung Sari Surabaya April 2012
Tabel : Karakteristik Responden Berdasarkan  Tingkat Pengetahuan  diPuskesmas Pembantu  Gunung Sari Surabaya April 2012

Referensi

Dokumen terkait

Daya dukung lahan dihitung dari total nilai produksi biohayati aktual yang ada pada lahan di wilayah tertentu, dibandingkan dengan kebutuhan lahan per hektar yang

Akan tetapi, seorang guru pegawai ASN, ketika hendak melaksanakan studi lanjut ke jenjang yang lebih tinggi, diminta untuk mengajukan permohonan (izin) terlebih

Alhamdulillahirabbi’alamin, p enulis telah menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Skrining Fitokimia Dan Potensi Infusa Jahe Gajah ( Zingiber Officinale Roscoe) Sebagai

Hipotesis dalam penelitian ini adalah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar PKn materi keputusan bersama bagi siswa kelas V SD 2

Tujuan utama kegiatan lesson study yaitu memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana mahasiswa belajar dan dosen mengajar, merancang pembelajaran yang mudah

Penelitian dengan mengambil fokus Persepsi GPAI tentang pendidikan anti korupsi di MAN Kota Malang ini sebenarnya lebih ditekankan pada permasalahan-permasalahan

Propagasi merupakan proses pengiriman atau pemindahan tenaga dari satu tempat ke tempat lain dengan perantaraan gelombang elektromagnetik. Bila propagasi ini terjadi pada

Sedangkan Sub-sub masalah dalam penelitian tindakan ini yakni, bagaimana peningkatan pengetahuan siswa kelas VII SMP Kristen Kanaan Kubu Raya tentang Dayak