• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pesaing yang memiliki keunggulan kompetitif yang baik. Banyaknya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pesaing yang memiliki keunggulan kompetitif yang baik. Banyaknya"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang

Persaingan bisnis saat ini membuat para manajer perusahaan harus selalu bersikap waspada serta efektif dan efisien dalam mengambil keputusan agar keputusan yang diambil tepat dan menguntungkan perusahaan di masa mendatang. Selain itu perkembangan dunia bisnis sekarang ini sangatlah pesat. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya muncul perusahaan pesaing yang memiliki keunggulan kompetitif yang baik. Banyaknya kompetitor-kompetitor bisnis yang muncul dan kondisi ekonomi saat ini mengakibatkan terjadinya dinamika bisnis yang berubah-ubah. Dinamika bisnis yang berubah-ubah tersebut menyebabkan banyak perusahaan membutuhkan tambahan pendanaan untuk lebih mengembangkan usahanya agar mampu “bertahan hidup”. Sumber pendanaan tersebut dapat diperoleh dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan investasi sehingga kegiatan operasional dapat berjalan dengan baik.Menghadapi kondisi demikian maka setiap perusahaan harus mampu untuk membaca dan melihat situasi yang terjadi, sehingga dapat melakukan fungsi-fungsi manajemen. Keberhasilan ataupun kegagalan usaha hampir sebagian besar sangat ditentukan oleh kualitas keputusan bidang keuangan.

Keputusan-keputusan penting bidang keuangan menyangkut 3 (tiga) hal yaitu keputusan pemenuhan kebutuhan dana (financing

(2)

menyangkut pendistribusian keuntungan dalam bentuk deviden (dividend policy) kepada para pemegang saham Wahyuningsih (2001:247). Ide dasarnya adalah bagaimana mendapatkan modal dan kemudian menginvestasikannya pada produk atau jasa untuk mendapatkan hasil (return).

Aktivitas investasi menjadi agenda penting bagi setiap perusahaan di Indonesia untuk mempertahankan dan mengembangkan eksistensi perusahaan mereka. Namun untuk melakukan investasi harus didasarkan dari beberapa pertimbangan, salah satunya dengan mempersiapkan laporan keuangan yang mampu menarik minat calon investor untuk mengembangkan aktivitas investasi perusahaan. Ini dikarenakan bahwa dalam melakukan analisis laporan keuangan, maka perusahaan juga melakukan analisis bisnis yang nantinya mampu memberikan manfaat baik jangka pendek maupun jangka panjang bagi perusahaan. Menurut Sjahrial dan Purba (2013) analisis atas prospek masa depan perusahaan dari laporan keuangan merupakan salah satu tujuan terpenting analisis bisnis yaitu mampu mengidentifikasi dan menilai kekuatan dan kelemahan kompetitif perusahaan serta peluang dan ancaman bagi perusahaan. Menurut Sjahrial dan Purba (2013), laporan keuangan dapat mengungkapkan dan menginformasikan 4 aktivitas perusahaan yaitu aktifitas perencanaan, aktifitas pendanaan, aktifitas investasi, dan aktifitas operasi. Jika manager keuangan dalam satu perusahaan dapat memahami 4 aktifitas perusahaan ini, maka dapat diperoleh laporan keuangan yang efektif.

(3)

tahun 2012 ke tahun 2013. Menurut indonesian economic review and outlook(2013), pertumbuhan ekonomi indonesia di tahun 2012 memiliki angka 6,23%, yang merupakan kedua terbaik setelah china yang memiliki nilai 7,8%. Untuk nilai pertumbuhan ekonomi menurun menjadi 5,9% pada tahun 2013. Penurunan angka pertumbuhan ekonomi indonesia merupakan dampak melemahnya juga pertumbuhan ekonomi bagi negara amerika dan eropa. Negara Indonesia memilik sejarah perjanjian kerjasaman dengan negara amerika dan eropa sehingga menciptakan keterkaitan dalam perekonomian. Menurut pakar keuangan Chatib Basri, mengungkapkan bahwa menurunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dikarenakan dari beberapa kebijakan pemerintah yang menurunkan angka defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan. Dalam teori Harrold Domar (model pertumbuhan ekonomi neo klasik), bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingginya tabungan dan investasi. Jika tabungan dan investasi suatu negara rendah, maka pertumbuhan ekonomi pun rendah. Sehingga keputusan investasi menjadi bagian penting dalam pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara terutama bagi perusahaan yang ingin memperpanjang siklus hidup perusahaan. Harian Kompas (5 April 2011) menyebutkan bahwa 26 BUMN memastikan akan investasi sebanyak 836 triliun rupiah untuk proyek percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia tahun 2011-2014. Sebagian dari investasi itu diarahkan pada pembangunan infrastruktur, khususnya membangun konektivitas di kawasan Indonesia Timur. Kementerian BUMN memperkirakan investasitersebut akan menyerap sekitar

(4)

6,6 juta tenaga kerja. Seperti diketahui, Pada 11 Februari 2011, Garuda melepas sebanyak 6,335 miliar lembar saham atau setara 26,67% dari total modal yang ditetapkan, dengan perolehan dana sebesar Rp.4,75 triliun. Namun dari jumlah tersebut, terdapat sebanyak 1,9 miliar lembar saham atau senilai Rp.1,45 triliun milik PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang juga merupakan BUMN. Hal ini memunculkan pertanyaan apa yang melatarbelakangi perusahaan BUMN melakukan investasi tersebut. Apakah karena faktor internalnya seperti kemampuan keuangan atau faktor eksternal akibat kebijakan pemerintah.

Presiden Joko Widodo merencanakan pembangunan infrastruktur yang melibatkan pemerintah, swasta ataupun konsorsium dengan BUMN (CNN Indonesia, 2014). Hal tersebut dijelaskan oleh Menteri Keuangan karena target pertumbuhan ekonomi sebesar 7% per tahun, maka membutuhkan pertumbuhan investasi sebesar 10% dan bukan tidak mungkin akan memprioritaskan kontribusi dari BUMN.

Sartono (2001:6) menyatakan bahwa keputusan investasi dalam ruanglingkup perusahaan pada dasarnya adalah keputusan yang menyangkutpengalokasian dana yang berasal dari dalam maupun dana yang berasal dari luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi.

Sjahrial dan Purba (2013) berpendapat bahwa aktifitas investasi mengacu pada perolehan dan pemeliharaan investasi dengan tujuan menjual produk perusahaan dan menginvestasikan kelebihan kas seperti investasi pada aktiva tetap atau investasi pada ekuitas. Menurut Harmono (2009) investasi

(5)

adalah bentuk alokasi modal yang realisasinya harus menghasilkan manfaat atau keuntungan di masa akan datang. Dengan demikian pemilik perusahaan dapat mengalokasikan sebagian dana pribadi atau perusahaan untuk melakukan investasi baik dalam bentuk uang maupun non uang dengan harapan mampu memberi manfaat bagi perusahaan.

Menurut Hidayat (2010), keputusan investasi meliputi investasi pada aktiva jangka pendek (aktiva lancar) dan aktiva jangka panjang (aktiva tetap). Aktiva jangka pendek adalah aktiva dalam masa kurang dari satu tahun dan tujuan perusahaan berinvestasi dalam jangka pendek untuk digunakan sebagai modal kerja atau kegiatan oprasional perusahaan. Sedangkan aktiva jangan panjang didefinisikan sebagai aktiva dalam masa lebih dari satu tahun dan tujuan perusahaan berinvestasi pada aktiva jangka panjang adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan.

Menurut Earl, K Stice, D Stice James & Fred Skousen K (2004), laba adalah pengambilan atas investasi kepada pemilik. Ini digunakan untuk mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas pada investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang sama dengan posisi awalnya. Sedangkan menurut Sumarso (2004), angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah laba bersih (net income). Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal. Sebaliknya, apabila perusahaan menderita rugi, angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah rugi bersih (net loss). Menurut Hasibuan (2005) dalam penelitian yang berjudul Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi perusahaan makanan dan minuman, menghasilkan

(6)

penelitian bahwa laba bersih yang diteliti berpengaruh terhadap keputusan investasi.Secara umum, laba bersih (net income) diyakini sebagai dasar untuk perpajakan, penentuan kebijakan pembayaran dividen, petunjuk investasi, pembuatan keputusan dan elemen prediksi. Laba bersih dianggap laba akuntansi. Faktor laba bersih diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengambilan keputusan dan investasi dalam suatu perusahaan.

Dividen adalah pembagian penghasilan yang dapat berbentuk kas, aktiva lainnya, surat atau bukti yang menyatakan utang perusahaan kepada pemegang saham suatu perusahaan sesuai dengan proporsi saham yang dimiliki oleh pemilik perusahan. Kebijakan dividen adalah salah satu kebijakan yang harus diambil oleh manajemen perusahaan dalam memutuskan atas laba yang diperoleh selama satu periode akan dibagi semua atau dibagi sebagian lagi atau tidak dibagi dalam bentuk laba ditahan. Menurut hidayat (2010), semakin rendah dividen yang dibagikan perusahaan dapat memberikan kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi. Menurut Subchan (2011), kebijakan dividen berpengaruh negatif pada setiap kesempatan investasi bahwa perusahaan yang membagikan dividen memiliki kesempatan investasi yang lebih rendah, karena sebagian besar proporsi labanya telah dibagikan kepada pemegang saham.

Dalam teori keagenan aliran kas bebas(free cash flow) Jansen (Zulkarnain, 2009) mengatakan bahwa aliran kas bebas (free cash flow) adalah kelebihan dana kas setelah dipakai untuk mendanai seluruh proyek

(7)

yang memberikan nilai sekarang netto positif yang didiskonto pada tingkat biaya modal yang relevan. Semakin besar arus kas yang ada, semakin besar fleksibilitas manajemen. Semakin besar konflik kepentingan atas pemanfaatan aliran kas bebas tersebut. Sedangkan menurut penelitian Senjani (2012) pada perusahaan BUMN bahwa adanya pengaruh negatif antara aliran kas bebas dengan keputusan investasi karena ketika BUMN dalam kondisi memiliki aliran kas bebas yang besar, BUMN tidak serta merta langsung dapat memanfaatkan dana tersebut untuk investasi. Menurut Keown dkk (2008) arus kas bebas adalah sisa arus kas dari kegiatan perusahaan yang membayar semua beban oprasi dan melakukan kegiatan investasinya yang didistribusikan kepada kreditor perusahaan dan investasi. Arus kas bebas sangat penting bagi perusahaan, karna arus kas bebas dianggap sebagai jumlah uang tunai yang tersedia untuk kepentingan perusahaan. Untuk itu peneliti memasukkan faktor arus kas bebas untuk membuktikan teori keagenan aliran kas bebas Jansen terhadap keputusan investasi perusahaan.

Modal kerja adalah investasi dalam harta jangka pendek atau investasi dalam harta lancar yang dibagi menjadi dua bagian yaitu modal kerja kotor dan modal kerja bersih. Modal kerja kotor adalah jumlah harta lancar, dan modal kerja bersih adalah selisih jumlah harta lancar dikurangi jumlah hutang lancar. Penggunaan faktor net working capital diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan kepada perusahaan atas dasar pertimbangan dalam keputusan investasi, karena menurut Zaki (2013),pengujian terhadap variabel modal kerja menunjukkan jika modal kerja tidak berpengaruh terhadap

(8)

keputusan investasi aktiva tetap pada perusahaan financially constrained, perbedaan ini menjadi salah satu alasan mengapa peneliti tertarik untuk menjadikan modal kerja bersih menjadi salah satu variabel dalam penelitian ini. Modal kerja merupakan alternatif sumber dana internal ketika perusahaan mengalami kendala keuangan, karena modal kerja merupakan aset yang paling likuid.

Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur. Menurut Makaryanawati(2009) tingkatsuku bunga benar-benar berpengaruh secara signifikanterhadap risiko investasi dan menurut Rahayuningsih (2014) tingkat suku bunga secara statistik signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan Menurut Rakimsyah (2011)tingkat suku bunga berpengaruh tidaksignifikan terhadap nilai perusahaan. Karena para pelaku bursa tidak terpengaruh dengan naiknya tingkat sukubunga, dikarenakan kenaikan tingkat suku bunga hanya bersifat sementara.Sedangkan para pelaku bursa lebih mengutamakan return jangka panjang.Para investor cenderung lebih melihat track record suatu perusahaan dalammendapatkan return dan inovasi strategi bisnis perusahaan

Berdasarkan teori Modigliani dan Miller (Atmaja 2008) bahwa keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap keputusan dividen dan pendanaan perusahaan dengan asumsi pasar modal sempurna. Atmaja (2008)

(9)

berpendapat meskipun teori ini menarik namun bukti empiris yang mendukung masih kurang karena hanya melihat dari sisi keputusan deviden dan pendanaan (hutang) sehingga ada kemungkinan terdapatnya faktor lain yang mampu mempengaruhi keputusan investasi perusahaan. Untuk itu peneliti mengelompokkan beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan investasi perusahaan seperti laba bersih, dividen, arus kas bebas, modal kerja bersih, dan tingkat suku bunga. Peneliti tertarik menggunakan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI sebagai objek penelitian dengan periode 2011 – 2014.

Berdasarkan penelitian terdahulu dan fenomena yang terjadi maka keputusan investasi sangat berpengaruh didalam suatu perusahaan. Sehingga segala faktor yang mempengaruhi keputusan investasi menjadi objek yang menarik untuk diteliti. Dengan melihat permasalahan yang ada, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Laba Bersih, Dividen,Arus Kas Bebas, Tingkat Suku Bunga dan Modal Kerja Bersih terhadap Keputusan Investasi pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, maka peneliti menyimpulkan rumusan masalah dari penelitian ini adalah “apakah laba bersih, dividen, arus kas bebas, tingkat suku bunga, dan modal kerja bersih berpengaruh secara simultan dan parsialterhadap keputusan investasi pada

(10)

sampai dengan 2014?”

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah “untuk mengetahui apakah laba bersih, dividen, arus kas bebas,tingkat suku bunga, dan modal kerja bersih berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap keputusan investasi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 sampai dengan 2014”

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan referensi penelitian serta dapat memberikan bukti empiris dalam mendapatkan proksi yang lebih baik atau metode untuk mengevaluasi penilaian keputusan investasi.

2. Manfaat Praktisi a. Bagi peneliti

Yaitu menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam bidang ekonomi khususnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan invetasi perusahaan seperti laba bersih, dividen, arus kas bebas, tingkat suku bunga, dan modal kerja bersih.

(11)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dapat memberikan informasi dan pertimbangan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi perusahaan sehingga perusahaan dapat meningkatkan kinerja yang lebih baik di masa akan datang.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk penelitian yang sejenis dengan jenis perusahaan yang mungkin berbeda.

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH VARIASI PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK, BENDING, DAN SIFAT TERMALi. KOMPOSIT AGAVE CANTULA ROXB

Bagaimana performa estimasi arah kedatangan sinyal menggunakan algoritma - SVD yang dimodifikasi terhadap pengaruh jumlah snapshots, Signal to Noise Ratio (SNR), dan jumlah

Jumlah calon penyedia barang/jasa yang memasukan dokumen penawaran sampai dengan batas akhir pemasukan penawaran pada tanggal 05 Nopember 2012 pukul 09.00 WIB (server

[r]

Tujuan dari metode teknometrik adalah untuk mencari nilai tingkat kecanggihan dari komponen teknologi dan Koefisien Kontribusi Teknologi (TCC) dengan langkah-

Adapun saran yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah perlunya pemanfaatan framework agar source code dapat lebih terstruktur dan mudah dalam

Tabel 4. Persentase Skala Likert.. Pada variabel Empathy untuk mengetahui tingkat persetujuan responden terhadap iklan yang ditampilkan di media sosial tersebut dan tingkat

Metode pembelajaran yang digunakan adalah Realistic Mathematics Education (RME) berbantuan alat peraga. Dengan menggunakan alat peraga sebagai alat bantu dalam