• Tidak ada hasil yang ditemukan

Formulir Persetujuan Penelitian Pengalaman Ibu Tentang Nyeri Post Partum Dengan Riwayat Sectio Ceasaria

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Formulir Persetujuan Penelitian Pengalaman Ibu Tentang Nyeri Post Partum Dengan Riwayat Sectio Ceasaria"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

Judul : Pengalaman Ibu Tentang Nyeri Post Partum Dengan Riwayat Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua Tahun 2008

Nama : Henny Sri Ulina Ginting

NIM : 075102036

Program Studi : D-IV Bidan Pendidik FK USU

Pembimbing Penguji

……… ………. Penguji I

( Dewi Elizadiani Suza SKp, MNS ) ( dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc, (CM-FM) )

……… Penguji II ( Sartini Bangun, SPd, MKes )

………... Penguji III (Dewi Elizadiani Suza SKp, MNS)

Program D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagai bagian dari prasyarat kelulusan untuk Sarjana Sains Terapan untuk D-IV Bidan Pendidik.

……… ……… ( Dewi Elizadiani Suza SKp, MNS ) (dr. Murniati Manik, MSC, SpKK )

NIP. 132 258 269 NIP. 130 810 201

Kordinator Ketua Pelaksana

Karya Tulis Ilmiah Program D-IV Bidan Pendidik FK USU

(2)

PENGALAMAN IBU TENTANG NYERI POST PARTUM DENGAN RIWAYAT SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM

SEMBIRING DELITUA TAHUN 2008

Karya Tulis Ilmiah

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya tulis ilmiah orang lain yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya tulis atau pendapat orang lain atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam Karya Tulis Ilmiah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 14 Juni 2008 Yang Menyatakan

(3)

PENGALAMAN IBU TENTANG NYERI POST PARTUM

DENGAN RIWAYAT SECTIO CAESARIA

DI RSU. SEMBIRING DELI TUA

TAHUN 2008

HENNY SRI ULINA GINTING 075102036

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2008

(4)

FORMULIR PERSETUJUAN PENELITIAN PENGALAMAN IBU TENTANG NYERI POST PARTUM DENGAN RIWAYAT

SECTIO CEASARIA

Saya yang bernama Henny Sri Ulina Ginting / 075102036 adalah Mahasiswa Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan proses belajar mengajar pada program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman ibu tentang nyeri post partum dengan sectio caesaria.

Untuk keperluan tersebut, saya mohon kesediaan ibu untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesediaan ibu untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia silahkan menandatangani persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan ibu.

Identitas pribadi ibu sebagai partisipan akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Ibu berharap menarik diri tanpa perlu merasa takut akan konsekuensi buruk terhadap diri ibu dikemudian hari. Jika ada yang kurang jelas silahkan bertanya langsung kepada peneliti.

Terima kasih atas waktu yang diberikan untuk penelitian ini.

Nama Peneliti Tanda Tangan Hari/Tanggal

(Henny Sri Ulina G.) ( ) ( )

Nama Partisipan Tanda Tangan Hari/Tanggal

(5)

KUESIONER DATA DEMOGRAFI

I. Pengkajian Data Demografi Petunjuk Pengisian

a. Semua pertanyaan harus dijawab

b. Untuk soal No. 1 isilah titikyang telah tersedia

c. Untuk soal No. 1 isilah tanda check list () pada kotak yang telah disediakan dan isilah titik-titik jika ada pertanyaan yang harus dijawab. d. Untuk pertanyaan dijawab hanya dengan satu jawaban yang sesuai

menurut ibu.

Contoh : Menjawab soal

Jenis Kelamin  Perempuan  Laki-laki

1. Usia Ibu : Tahun

2. Agama :  Islam  Kristen  Budha  Hindu 3. Tingkat Pendidikan formil ibu yang terakhir :

 SD  SMP  SMU  PT

4. Pekerjaan :  IRT  PNS  Wiraswasta 5. Suku :  Jawa  Batak  Tionghoa 6. Alamat :

(6)

PENGALAMAN IBU TENTANG NYERI POST PARTUM DENGAN RIWAYAT SECTIO CAESARIA

DI RSU. SEMBIRING DELI TUA TAHUN 2008

HENNY SRI ULINA GINTING 075102036

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(7)

Lembar Pengesahan KTI

Judul : Pengalaman Ibu Tentang Nyeri Post Partum Dengan Riwayat Sectio Caesaria Di RSU Sembiring Deli Tua Tahun 2008. Nama : Henny Sri Ulina Ginting

Nim : 075102036

Jurusan : Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Medan, 11 Juni 2008 Dosen Pembimbing

(Dewi Elizadiani Suza, SKp, MNS) NIP. 132 258 269

(8)

PANDUAN WAWANCARA

PENGALAMAN TENTANG NYERI POST PARTUM DENGAN RIWAYAT SECTIO CEASARIA

1. Bagaimana perasaan ibu setelah mengalami operasi ? 2. Seperti apa yang ibu rasakan.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatNya sehingga penulis dapat menyusun karya tulis ilmiah ini dengan judul “Pengalaman Ibu Tentang Nyeri Post Partum Dengan Riwayat Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua Tahun 2008”. Karya tulis ilmiah ini disusun adalah untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Sarjana Sains Terapan pada program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Dan penerapan ilmu dalam mata kuliah Metodelogi Penelitian Kebidanan. Dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini penulis banyak menghadapi banyak kesulitan tapi berkat bantuan dari berbagai pihak karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya khususnya kepada : Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,

dr. Murniati Manik, MSc, SpKK selaku Ketua Pelaksana Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Dewi Elizadiani Suza, SKp, MNS selaku Dosen Pembimbing yang telah menyediakan waktu, memberikan arahan dan masukan yang berharga dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah. Dan seluruh dosen staf administrasi Program D-IV Bidan Pendidik.

Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada kedua orang tua M. Yusuf Ginting (Alm) dan R.Br Surbakti serta Suami Arianta Tarigan, yan telah memberi dukungan materil dan moril selama mengikuti pendidikan program D-IV Bidan Pendidik. Dan tak lupa juga untuh buah hati penulis Ariska Nabilla

(10)

Putri Tarigan dan Maulana Rahmad Akbat Tarigan yang telah banyak memberi dukungan kepada penulis.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh rekan-rekan D-IV Bidan Pendidik Angkatan 2008 yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama menyusun proposal karya tulis ilmiah ini.

Penulis juga menyadari bahwa proposal karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna baik dari isi maupun bahasanya, untuk itu penulis dapat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah dimasa yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2008 Penulis

(11)

CURICULUM VITAE

Nama : Henny Sri Ulina Ginting

Tempat/Tgl Lahir : Medan, 06 Juli 1982

Agama : Islam

Status : Menikah

Pendidikan : - SD Negeri 060938 medan

- SMP AL-Azhar Medan

- SPK Kesdam I/BB Medan

- AKBID Deli Husada Deli Tua

- Program D – IV Bidan Pendidik FK USU Medan

Alamat : Jl. Besar No. 77 Komp. Rumah Sakit Umum Sembiring

Deli Tua.

Nama Orang Tua : Ayah : Alm M. Yusuf Ginting

Ibu : Rosmida BR. Surbakti

Alamat Orang Tua : Jl. Pintu Air IV Gg. Pertama No. 17 Pd Bulan Medan.

Identitas Suami

Nama : Arianta Tarigan

Tempat/ Tgl Lahir : Medan, 24 Maret 1975

Agama : Islam

Pekerjaan : TNI-AD

Alamat : Jl. Besar No. 77 Komp. Rumah Sakit Umum Sembiring

Deli Tua.

(12)

Halaman

1.3. Pertanyaan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

3.2. Defenisi Operasional dan Defenisi Konseptual ... 20

3.3. Populasi dan Sampel ... 21

3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22

3.5. Pertimbangan Etik ... 22

3.6. Instrumen Penelitian ... 22

3.7. Pengumpulan Data ... 23

3.8. Analisa Data ... 24

(13)

v

BAB 4 : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 27

4.1. Hasil penelitian ... 27

4.2. Pembahasan ... 33

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN ... 39

5.1. Kesimpulan ... 39

5.2. Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

FORMULIR PERSETUJUAN PENELITIAN KUESIONER DATA DEMOGRAFI

PANDUAN WAWANCARA

RENCANA ANGGARAN BIAYA PENELITIAN

SURAT IZIN PENELITIAN PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU SURAT BALSAN PENELITIAN RSU SEMBIRING DELI TUA

LEMBAR KONSUL

(14)

Peneliti : Henny Sri Ulina Ginting

Nim : 075102036

Program : D-IV Bidan Pendidik FK USU

ABSTRAK

Suatu tindakan operasi sernig kali berhubungan dengan nyeri sehingga menajadi masalah pada saat selesainya proses operasi. Nyeri tersebut sangat mengganggu sebab menimbulkan rasa tidak nyaman bagi pasien.

Nyeri pada pasien post operasi merupakan nyeri akut yang belum banyak di mengerti dan selalu dikelola dengan baik. Nyeri akibat operasi ini tidak hanya memiliki komponen sensorik berhubungan dengan rusak jaringan, tetapi juga dipengaruhi oleh kompenen psikososial dari pasien.

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan dari jaringan yangaktual dan yang potensial.

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, akan tetapi pengalaman pribadi seseorang wanita dapat berdampak bagi wanita lain. Dengan membagi pengalaman mereka saat-saat awal menjadi ibu dengan wanita lain, pemahaman mereka tentang pengalaman tersebut semakin mendalam.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai Mei 2008 kepada ibu-ibu yang melahirkan dengan riwayat persalinan sectio cesaria di RSU Sembiring Deli Tua Tahun 2008. Desain penelitian ini adalah penelitian Fenomenologi, pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan data demografi dengan cara menggunakan Tape Recorder dan analisis data dengan cara metode Colaizi.

Hampir semua partisipan merasakan nyeri setelah menjalani pembedahan dan memberikan respon yang berbeda terhadap nyeri. Peneliti memberikan pelayanan kesehatan khususnya memberikan bantuan dengan mengarahkan dan memberikan nasehat bagi ibu-ibu yang mengalami sectio caesaria untuk mengurangi rasa nyeri post partum.

(15)

Judul : Pengalaman Ibu Tentgang Nyeri Post Partum Dengan Riwayat Sectio Cesaria di RSU. Sembiring Deli Tua Tahun 2008

Peneliti : Henny Sri Ulina Ginting

Nim : 075102036

Program : D-IV Bidan Pendidik FK USU

ABSTRAK

Suatu tindakan operasi sernig kali berhubungan dengan nyeri sehingga menajadi masalah pada saat selesainya proses operasi. Nyeri tersebut sangat mengganggu sebab menimbulkan rasa tidak nyaman bagi pasien.

Nyeri pada pasien post operasi merupakan nyeri akut yang belum banyak di mengerti dan selalu dikelola dengan baik. Nyeri akibat operasi ini tidak hanya memiliki komponen sensorik berhubungan dengan rusak jaringan, tetapi juga dipengaruhi oleh kompenen psikososial dari pasien.

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan dari jaringan yangaktual dan yang potensial.

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, akan tetapi pengalaman pribadi seseorang wanita dapat berdampak bagi wanita lain. Dengan membagi pengalaman mereka saat-saat awal menjadi ibu dengan wanita lain, pemahaman mereka tentang pengalaman tersebut semakin mendalam.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai Mei 2008 kepada ibu-ibu yang melahirkan dengan riwayat persalinan sectio cesaria di RSU Sembiring Deli Tua Tahun 2008. Desain penelitian ini adalah penelitian Fenomenologi, pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan data demografi dengan cara menggunakan Tape Recorder dan analisis data dengan cara metode Colaizi.

Hampir semua partisipan merasakan nyeri setelah menjalani pembedahan dan memberikan respon yang berbeda terhadap nyeri. Peneliti memberikan pelayanan kesehatan khususnya memberikan bantuan dengan mengarahkan dan memberikan nasehat bagi ibu-ibu yang mengalami sectio caesaria untuk mengurangi rasa nyeri post partum.

Kata Kunci : Nyeri post partum Sectio Cesaria.

(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sectio caeseria adalah cara persalinan melalui pembedahan di perut dan di dinding uterus. Seharusnya keadaan ini dilakukan jika ibu dan janinnya dalam keadaan darurat dan hanya dapat diselamatkan melalui operasi. Bedah caesar yang tidak direncanakan biasanya baru diputuskan pada saat atau ketika persalinan berlangsung. Pemelihan persalinan melalui operasi dengan alasan yang beragam antara lain tidak tahan atau takut terhadap nyeri pada saat melahirkan. Banyak wanita yang tidak tahan memilih untuk menjalani operasi bahkan ada yang begitu mengetahui dirinya hamil sudah merencanakan untuk tidak bersalin normal dan melahirkan bayi dengan caesar (Oxorn, 2003)

Suatu tindakan operasi seringkali berhubungan dengan nyeri sehingga menjadi masalah pada saat selesainya proses operasi. Nyeri tersebut sangat mengganggu sebab menimbulkan rasa tidak nyaman bagi pasien (Melvyn, 2006)

Nyeri merupakan pengalaman yang sangat tidak menyenangkan yang dirasakan seseorang terhadap stimulus tertentu dan tidak dapat dibagi kepada orang lain (Koizer, 2004). Nyeri yang dirasakan oleh setiap orang yang untuk melakukan persalinan lewat jalan operasi sedangkan manajemen nyeri merupakan suatu upaya untuk mengurangi nyeri ke tingkat yang lebih rendah.

(17)

2

dipengaruhi oleh komponen psikososial dari pasien tersebut. Nyeri pada post operasi bisa menetap dan hilang timbul, semakin memburuk jika penderita bergerak, batuk, tertawa atau menarik nafas dalam (Koizer, 2004)

Berdasarkan survey pendahuluan yang pernah peneliti lakukan dirumah sakit umum sembiring Delitua pada bulan Januari sampai Maret tahun 2008 dari 125 ibu post partum dengan riwayat sectio caesaria merasakan sesuatu yang tidak nyaman, merasa nyeri, takut cemas dan sangat sulit untuk diajak melakukan aktivitas yang ringan seperti duduk dan berjalan setelah satu hari pasca operasi. Ibu-ibu belum banyak mengetahui bagaimana mengelola rasa nyeri sehingga ibu-ibu mengharapkan terapi farmakologi dari pada mengatasi dan mengelola nyeri dengan baik. Berdasarkan latar belakang inilah peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana pengalaman ibu tentang nyeri post partum dengan riwayat sectio caesaria di Rumah Sakit Umum Delitua Tahun 2008.

1.2.Tujuan Penelitian 1.2.1. Tujuan Umum

Berdasarkan masalah penelitian yang telah ditetapkan maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengalaman ibu tentang nyeri post partum dengan riwayat Sectio Caesarea di Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua Tahun 2008.

1.2.2. Tujuan Khusus

Untuk mengidentifikasi pengalaman ibu tentang nyeri pada Sectio Caesarea di Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua Tahun 2008.

(18)

1.3. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana pengalaman ibu tentang nyeri post partum dengan riwayat Sectio Caesarea di Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua Tahun 2008.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian bagi : 1. Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan bagi institusi program D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Kedokteran USU tentang penelitian kualitatif yang berjudul pengalaman ibu tentang nyeri post partum dengan riwayat Sectio Caesarea di Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua Tahun 2008.

2. Bagi Bidan

Sebagai bahan masukan bagi tenaga medis agar dapat mengajarkan dan mengarahkan ibu untuk dapat mengurangi rasa nyeri setelah proses sectio caesaria secara nonfarmakologi.

3. Peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam melaksanakan penelitian. 4. Pihak Rumah Sakit

(19)

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengalaman

Pengalaman kita dasarnya alami yang berarti mengalami, melakoni, menempuh, menemui, mengarungi, menghadapi, menyeberangi, menyelami, menanggung, mendapat, menikmati, dan merasakan (Endarmoko, 2006).

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan. Akan tetapi pengalaman pribadi seseorang wanita dapat berdampak bagi wanita lain. Dengan membagi pengalaman mereka saat-saat awal menjadi ibu dengan wanita lain, pemahaman mereka tentang pengalaman tersebut semakin mendalam (Kirkham, 1997).

Pengalaman tidak lepas dari keadaan lingkungan sekitar, pengalaman dipengaruhi oleh pendidikan dan lingkungan sosial secara umum. Juga sering kali dipandang bersifat subjektif karena terjadi perbedaan paham antara subjek dan objek yang dipandang (Sarwono, 1998).

2.2. Konsep Nyeri

2.2.1. Pengertian Nyeri

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual dan yang potensial. Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang dibandingkan suatu penyakit manapun. Pokok penting yang harus selalu diingat

(20)

adalah apa yang dikatakan seseorang yang sedang mengalami nyeri adalah tidak ada pernyataan verbal. Beberapa pasien tidak dapat atau tidak melaporkan secara verbal bahwa mereka mengalami nyeri. Karenanya perawat juga bertanggung jawab terhadap pengamatan perilaku non verbal yang terjadi bersama nyeri (Suddarth, 2002).

Nyeri adalah merupakan mekanisme pertahanan tubuh, rasa nyeri timbul bila ada jaringan rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan cara memindahkan Stimulus nyeri (Guytun, 1997).

Seorang bidan yang menduga nyeri pada pasien yang menyangkal nyeri harus menggali bersama pasien penalaran terhadap dugaan nyeri. Seperti kenyataan bahwa gangguan atau prosedur biasanya menimbulkan nyeri, pasien meringis saat bergerak atau menghindari gerakan. Banyak orang menyangkal nyeri yang dialami karena mereka takut dengan pengobatan atau tindakan yang mungkin terjadi, jika mereka mengeluh nyeri atau takut menjadi ketergantungan terhadap opoid (Narkotika).

2.2.2. Sifat Nyeri

(21)

6

Apabila seseorang yang mengalami nyeri maka perilakunya akan berubah. Misalnya seseorang yang kakinya terkilir menghindari aktivitas mengangkat barang yang memberi beban penuh pada kakinya untuk mencegah cidera lebih lanjut. Nyeri merupakan tanda peringatan bahwa terjadi kerusakan jaringa, yang harus pertimbangan pertama keperawatan saat mengkaji nyeri. Nyeri mengarah ketidakmampuan seiring dengan peningkatan usia harapan hidup, lebih banyak orang mengalami penyakit kronik, dengan nyeri merupakan suatu gejala yang umum. Berdasarkan letak atau penyebarannya nyeri dapat bersifat nyeri alih, nyeri radiasi, dan nyeri yang diproyeksikan (Suddarth, 2002).

2.2.3. Fisiologi Nyeri

Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang berespons hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosiseptor. Secara anatomic, reseptor nyeri (nosiseptor) ada yang bermielin dan ada juga yang tidak bermielin dari saraf aferen (Tamsuri, 2006).

Berdasarkan letaknya, nosiseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagian tubuh yaitu pada kulit (iktaneus), somatik dalam (deep somatic), dan pada daerah viseral. Karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda (Tamsuri, 2006).

Nosiseptor kutaneus berasal dari kulit dan subkutan. Nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dilokalisasi dan didefenisikan. Reseptor jaringan kulit (iktaneus) terbagi dalam dua komponan, yaitu :

(22)

Serabut A delta

Merupakan serabut komponen cepat (kecepatan transmisi 6 – 30 m/det) yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam, yang akan dapat cepat hilang apabila penyebab nyeri dihilangkan (Barger,1996).

Serabut C

Merupakan serabut komponen lambat (kecepatan transmisi 0,5 – 2 m/det) yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi (Tamsuri, 2006).

Struktur reseptor nyeri somatik dalam meliputi reseptor nyeri yang terdapat pada tulang, pembuluh darah, saraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya. Karena struktur reseptornya kompleks, nyeri yang timbul merupakan nyeri yang tumpul dan sulit dilokalisasi (Suddarth, 2002).

Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral. Reseptor ini meliputi organ-organ viseral seperti jantung, hati, usus, ginjal, dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini biasanya difus (terus-menerus). Nyeri yang timbul dari reseptor ini biasanya tidak sensitif terhadap pemotongan organ, tetapi sangat sensitif terhadap penekanan, iskemia, dan inflamasi (Barbara,1996).

Nyeri viseral dapat menyebabkan nyeri alih (Reffered Pain), yaitu nyeri yang dapat timbul pada daerah yang berbeda/jauh dari organ asal stimulus nyeri tersebut. Nyeri pindah ini dapat terjadi karena adanya sinaps jaringan viseral pada medula spinalis dengan serabut yang berasal dari jaringan subkutan tubuh (Tamsuri, 2006).

(23)

8

nosiseptor mekanik, nosiseptor elektrik dan nosiseptor kimia. Adanya berbagai macam nosiseptor ini memungkinkan terjadinya nyeri karena pengaruh mekanis, kimia, listrik, atau karena perubahan suhu (Nancy, 2006).

Serabut nyeri jenis A delta merupakan serabut nyeri yang lebih banyak dipengaruhi oleh rangsang mekanik daripada rangsang panas dan kimia, sedangkan serabut nyeri jenis C lebih dipengaruhi oleh rangsangan suhu, kimia, dan mekanik kuat (Tamsuri, 2006).

2.2.4. Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri

Nyeri yang dialami oleh pasien dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk pengalaman masa lalu dengan nyeri, usia dan pengharapan tentang penghilang nyeri. Faktor-faktor ini dapat meningkatkan atau menurunkan persepsi nyeri pasien, meningkatkan dan menurunkan toleransi terhadap nyeri dan pengaruh sikap responden terhadap nyeri. Karena nyeri merupakan sesuatu yang komplek, banyak faktor yang mempengaruhi pengalaman nyeri diantaranya.

1. Usia

Usia merupakan variabel penting untuk mempengaruhi nyeri khususnya pada anak-anak dan lansia. Perbedaan perkembangan yang ditemukan diantaranya kelompok usia ini dapat mempengaruhi bagaimana anak-anak dan lansia bereaksi terhadap nyeri. Anak yang masih kecil kesulitan memahami nyeri dan prosedur yang dilakukan perawat yang menyebabkan nyeri. Anak-anak kecil yang belum mampu mengucapkan kata-kata juga mengalami kesulitan untuk mengungkapkan secara verbal dan mengekspresikan kepada orang tua atau petugas kesehatan. Sedangkan pada lansia untuk menginterprestasikan nyeri dapat mengalami

(24)

komplikasi dengan keberadaan sebagai penyakit disertai gejala samar-samar yang mungkin mengenai bagian tubuh yang sama. (Barbara,1996)

2. Jenis Kelamin

Secara umum pria dan wanita tidak berbeda cara makna dalam respon terhadap nyeri. Beberapa kebudayaan yang mempengaruhi jenis kelamin (misalnya menganggap bahwa seorang laki-laki harus berani tidak boleh menangis, sedangkan anak perempuan dalam situasi yang sama). Toleransi sejak lama sudah menjadi subjek penelitian yang melibatkan laki-laki dan wanita (Barbara,1996)

3. Kebudayaan

Petugas kesehatan sering kali berasumsi bahwa cara yang melakukan dan apa yang mereka yakini adalah sama dengan cara dan keyakinan orang lain dengan demikian mereka mencoba mengira bagaimana klien terhadap nyeri. Misalnya apabila seseorang perawat yakin bahwa menangis dan merintih mengedikasikan suatu ketidakmampuan untuk mentoleransi nyeri, akibat pemberian terapi mungkin tidak cocok untuk kebangsaan Meksiko, Amerika. Ada perbedaan makna dan sikap yang dikaitkan dengan nyeri diberbagai kelompok budaya (Nancy, 2006).

4. Pengalaman Sebelumnya

(25)

10

misalnya setelah bedah abdomen hal yang umum bagi klien untuk mengalami nyeri insisi yang berat selama beberapa hari (Nancy, 2006).

5. Perhatian

Tingkat seseorang yang memfokuskan perhatian pada nyeri dapat mempengaruhi persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat (Suddarth, 2002).

6. Keletihan

Keletihan merupakan persepsi nyeri. Rasa keletihan yang menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan kemampuan koping nyeri. Hal ini dapat menjadi masalah umum pada setiap individu yang menderita penyakit dalam jangka panjang (Barbara,1996).

7. Dukungan Keluarga dan Sosial

Faktor lain yang bermakna mempengaruhi respon nyeri ialah kehadiran orang-orang klien dan bagaimana sikap mereka terhadap klien. Individu dari kelompok sosial budaya yang berbeda memiliki harapan tentang orang tempat mereka menumpahkan keluhan mereka tentang nyeri. Individu yang mengalami nyeri sering kali bergantung pada anggota keluarga atau teman dekat. Untuk memperoleh dukungan bantuan atau perlindungan walaupun nyeri tetap klien rasakan, kehadiran orang yang dicintai klien akan meminimalkan kesepian dan ketakutan. Apabila tidak ada keluarga atau teman sering kali pengalaman nyeri membuat klien semakin tertekan (Barbara,1996).

(26)

2.2.5. Jenis Nyeri

Ada dua jenis nyeri yaitu :

1. Nyeri Akut

Nyeri akut ini biasanya terjadi tiba-tiba dan umumnya berkaitan dengan cedera spesifik. Kerusakan yang disebabkan oleh nyeri akut tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit sistemik. Nyeri akut ini bisa terjadi kurang dari enam bulan dan biasanya kurang dari satu bulan terjadi penyembuhan (Suddarth, 2002). Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi dalam waktu (durasi) dari 1 detik sampai dengan kurang dari enam bulan.

Nyeri akut umumnya terjadi pada cedera, penyakit akut, atau pada pembedahan dengan awitan yang cepat dan tingkat keparahan yang bervariasi (sedang sampai berat). Nyeri akut dapat dipandang sebagai nyeri yang terbatas dan bermanfaat untuk mengindikasikan adanya cedera atau penyakit pada tubuh. Nyeri jenis ini biasanya hilang dengan sendirinya dengan atau tanpa tindakan setelah kerusakan jaringan menyembuh (Suddarth, 2002).

2. Nyeri Kronik

Nyeri Kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung di luar waktu penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cedera spesifik. Nyeri kronis biasanya menjadi masalah dengan sendirinya dan berlangsung enam bulan atau lebih (Suddarth, 2002).

(27)

12

diprediksi meskipun penyebabnya mudah ditentukan (namun, pada beberapa kasus sulit ditemukan). Nyeri kronis dapat menyebabkan klien merasa putus asa dan frustasi. Klien yang mengalami kronis mungkin menarik diri dan mengisolasi diri. Nyeri ini menimbulkan kelelahan mental dan fisik (Suddarth, 2002).

2.2.6. Efek Yang Membahayakan Dari Nyeri

Nyeri akut tanpa melihat sifat, pola atau penyebab nyeri, nyeri yang tidak diatasi secara adekuat mempunyai efek yang membahayakan diluar ketidak nyamanan yang disebabkannya. Selain merasakan ketidaknyamanan dan mengganggu nyeri akut yang tidak reda dapat mempengaruhi sistem pulmonal, kardiovaskuler dan gastrointestinal (Guytun, 1997).

Nyeri kronik, sama halnya dengan nyeri akut yang mempunyai efek negatif, nyeri kronik juga mempunyai nyeri yang merugikan. Nyeri kronik sering menyebabkan depresi dan ketidakmampuan. Nyeri yang terjadi sepanjang waktu yang lama sering mengakibatkan ketidakmampuan. Pasien mungkin tidak mampu untuk melakukan aktivitas dan melakukan interpersonal sebelum nyeri mulai terjadi. Ketidakmampuan ini dapat berkisar dari membatasi keikutsertaan dalam aktivitas fisik sampai tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan pribadi seperti berpakaian atau makan, perawat harus mengerti efek dari nyeri kronik pada pasien dan keluarganya dan harus mempunyai pengetahuan tentang strategi perbedaan nyeri dengan sumber yang sesuai untuk penatalaksanaan nyeri (Guytun, 1997).

(28)

2.2.8. Tindakan Untuk Mengatasi Nyeri. Berbagai tindakan dapat dilakukan bidan untuk mengatasi nyeri yaitu :

(1) Membentuk hubungan saling percaya. (2) Menggunakan berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri. (3) Melakukan tindakan untuk mengatasi nyeri sebelum nyeri menjadi lebih parah. (4) Mempertimbangkan kemampuan klien untuk berpartisipasi dalam upaya mengatasi. (5) Menentukan jenis teknik untuk mengatasi nyeri berdasarkan perilaku yang ditunjukkan oleh klien. (6) Melakukan teknik-teknik oleh klien yang dianggap efektif. (7) Mendorong klien untuk mencoba melakukan kembali teknik mengatasi nyeri jika, terapi yang dilakukan sebelumnya tidak efektif. (8) Membuka wawasan dan pengetahuan terhadap cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri. (9) Melindungi klien. (10) Beri penjelasan kepada klien tentang nyeri yang timbul atau dirasakan klien.

Tindakan untuk mengatasi nyeri dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

Tindakan pengobatan (Farmakologi) dan tindakan tanpa pengobatan atau Nonfarmakologis. Menurut stimulasi yang diberikan, nyeri dapat dikelompokkan dalam stimulasi tingka tinggi (pada otak) dan stimulasi tingkat rendah (pada spinotalamikus) stimulasi pada otak adalah tindakan yang memungkinkan otak bekerja untuk mengurangi nyeri, sedangkan stimulasi tingkat spinotalamikus adalah pemberian jumlah rangsangan pada tubuh untuk mempengaruhi sensasi nyeri sebelum sampai di otak (Tamsuri, 2006).

2.3. Sectio Caesarea

2.3.1. Pengertian Operasi Sectio Caesarea

(29)

14

membuat sayatan pada dinding uterus mlalui pembedahan perut. Tindakan yang dilakukan tersebut bertujuan untuk melahirkan bayi dengan selamat (Sulaiman,1998).

2.3.2. Sebab-sebab Operasi Sectio Caesarea

Operasi Ceasarea yang berencana dan tidak berencana.

1. Operasi Ceasaria Yang Direncanakan

Operasi yang direncanakan adalah tindakan operasi Caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis. Apabila persalinan untuk melakukan secara alami, akan mengancam ibu dan bayi. Hal ini terjadi pada kesulitan kehamilan yang sudah dideteksi sejak dini, misalnya karena keadaan panggul atau ibu yang mengalami plasenta previa. Keadaan ini sudah dideteksi dari pemeriksaan kehamilan akhir semester tiga (Oxorn, 2003).

2. Operasi Yang Tidak Direncanakan

Biasanya baru diputuskan pada saat atau ketika persalinan berlangsung. Bedah caesar yang mendadak bisa terjadi jika dokter memperkirakan bayi akan lahir alami, tetapi dalam perkembangan terakhir terjadi sesuatu diluar dugaan. Misalnya setelah sekian lama tidak terjadi kemajuan dalam proses persalinan. Contohnya kepala bayi tidak dapat keluar sehingga menyebabkan ibu kehabisan tenaga, sementara bayi sudah kehabisan oksigen karena terlalu lama berada di jalan lahir. Apabila persalinan alami dipaksakan tetap dilakukan dapat membahayakan nyawa bayi atau bayi mengalami gangguan otak karena oksigen (Oxorn, 2003).

(30)

2.3.3. Faktor Dari Keadaan Janin 1. Indikasi Bayi

Berat bayi sekitar 4.000 gram atau lebih (Gyant Baby), menyebabkan bayi sulit keluar dari jalan lahir. Umumnya, pertumbuhan janin yang berlebihan (Makrosomnia). Namun, bisa saja janin dengan berukuran kurang dari 4.000 gram dilahirkan dengan operasi dengan berat janin yang diperkirakan sama, tetapi terjadi pada ibu yang berbeda maka tindakan persalinan yang dilakukan juga berbeda. Misalnya untuk panggul yang sempit, berat badan janin 3 kg sudah dianggap besar karena bayi tidak dapat lewat jalan lahir (Manuaba, 1998).

2. Kelainan Letak Bayi

Ada dua kelainan letak janin dalam rahim, yaitu : Letak Sungsang

Letak sungsang adalah posisi janin yang sungsang, misalnya bokong dibagian bawah rahim dengan kedua kaki terangkat keatas (kaki dan didepan wajahnya atau samping telinga), yaitu posisi bokong dibawah rahim dengan kedua kaki menekuk (seperti duduk bersilang, kaki ditekuk kedepan) (Manuaba,1998).

Letak Lintang

Letak lintang adalah kelainan yang sering terjadi adalah letak lintang atau miring (oblige). Letak yang demikian menyebabkan proses janin tidak sesuai dengan arah jalan lahir. Pada keadaan ini, letak kepala pada posisi yang satu dan bokong pada sisi yang lain. Pada umumnya, bokong akan berada sedikit lebih tinggi dari pada kepala janin, sementara bahu berada pada bagian atas panggul. Letak lintang ini biasanya ditemukan pada perut ibu yang menggantung atau karena adanya kelainan bentuk rahim (Manuaba,1998).

(31)

16

Berikut, faktor ibu yang menyebabkan janin harus dilahirkan dengan operasi adalah sebagai berikut :

1. Usia

Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun, memiliki resiko melahirkan dengan jalan operasi. Apabila wanita dengan usia 40 tahun keatas. Pada usia ini biasanya seseorang memiliki penyakit yang beresiko, misalnya tekanan darah tinggi, penyakit jantung, kencing manis dan preeklamsia. Eklamsia (Keracunan Kehamilan) dapat menyebabkan ibu kejang sehingga sering kali menyebabkan dokter memutuskan persalinan dengan operasi caesar (Sarwono, 1998).

2. Tulang Panggul

Apabila ukuran tulang panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan secara alami. Tulang panggul sangat memutuskan mulus tidaknya proses persalinan. Bentuk panggul yang menunjukkan kelainan atau panggul patologis juga dapat menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan alami terjadinya kelainan panggul ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti terjadinya gangguan pertumbuhan dalam rahim (sejak dalam kandungan), mengalami penyakit tulang, terutama tulang belakang, polio atau mengalami kecelakaan dan trauma waktu kecil sehingga terjadi kerusakan patah panggul (Sarwono, 1998).

3. Faktor Hambatan Jalan Lahir

Adanya gangguan pada jalan lahir yang laku sehingga tidak memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek, dan ibu sulit bernafas (Mohtar,2002).

(32)

4. Kelainan Kontraksi Rahim

Jika kontraksi rahim lemah tidak terkoordinasi atau tidak elastisnya leher rahim sehingga tidak dapat melebarkan pada proses perslainan, menyebabkan kepala bayi tidak terdorong dan tidak melewati jalan lahir yang lancar (Mohtar,2002).

5. Ketuban Pecah Dini

Robeknya kantung ketuban sebelum waktunya sebelum dapat menyebabkan bayi harus segera dilahirkan. Kondisi ini membuat air ketuban merembes keluar sehingga tidak sedikit atau habis. Air ketuban adalah cairan yang mengelilingi janin dalam rahim. Apabila air ketuban banyak keluar, padahal bayi masih belum waktunya lahir, biasanya dokter akan berusaha mengeluarkan bayi dari dalam kandungan, baik melalui kelahiran biasa maupun operasi caesar (Manuaba,1998).

2.4. Pasca Operasi Sectio Caesarea

Pada operatif dimulai dengan masuknya pasien ke ruang pemulihan berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik. Fase ini menstabilkan kembali fisiologi pasien, membantu tanda vital, menghilangkan nyeri dan mencegah komplikasi. Dan secara fisiologisnya akan terjadi nyeri pada luka dan disorientasi(Hamilton,1995).

2.5. Komplikasi a. Pada Ibu

(33)

18

Faktor-faktor yang mempengaruhi morbiditas dan mortilitas pembedahan ialah kelainan atau gangguan yang menjadi indikasi untuk melakukan pembedahan, dan lamanya persalinan berlangsung. Tentang faktor pertama, seseorang wanita dengan plasenta previa dan perdarahan banyak memikul resiko yang lebih besar daripada seorang wanita yang mengalami secsio caesarea. Demikian pula makin lama persalinan berlangsung, makin meningkat bahaya infeksi post operatif, apalagi setelah ketuban pecah.

Komplikasi-komplikasi yang biasa timbul ialah sebagai berikut : 1. Infeksi Nosokomial

Infeksi Nosokomial, Komplikasi ini biasanya bersifat ringan seperti kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas atau bersifat berat, seperti peritonitis, sepsis dan sebagainya.

Infeksi post operatif terjadi apabila sebelum pembedahan sudah ada gejala-gejala infeksi intra partum, atau ada faktor-faktor yang merupakan predisposisi terhadap kelainan itu (partus lama khususnya setelah ketuban pecah, tindakan vaginal sebelumnya). Daya infeksi sangat-sangat diperkecil dengan pemberian antibiotika, akan tetapi tidak dapat dihilangkan sama sekali. 2. Perdarahan

Perdarahan biasanya banyak timbul pada waktu pembedahan jika cabang-cabang arteria uterine ikut terbuka.

3. Komplikasi-komplikasi lain, seperti luka kandung kemih, embolisme.

4. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak, ialah kurang kuatnya parut dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya biasanya terjadi rupture uteri, kemungkinan peristiwa ini lebih banyak ditemukan sesudah sectio caesarea klasik.

(34)

b. Pada Anak

(35)

20

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif fenomenologi yaitu suatu penelitian tentang pengalaman yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang arti peristiwa dan kaitan terhadap orang-orang dalam situasi tertentu yang sedang diteliti. Fenomenologi merupakan pandangan berfikir yang menekankan pada fokus pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi dunia. Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengalaman ibu tentang nyeri post partum dengan riwayat sectio caesarea di Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua Tahun 2008.

3.2. Defenisi Operasional dan Defenisi Konseptual 3.2.1. Defenisi Konseptual

Pengalaman berasal dari kata dasar alami yang berarti mengalami, melakoni, menemui, mengarungi, menghadapi, menjalani, menanggung, mendapat, menikmati, dan merasakan (Endarmoko, 2006).

3.2.2. Defenisi Operasional

Pengalaman merupakan hal- hal yang dapat diceritakan ibu tentang

rasa nyeri setelah operasi caesar. 3.2.3. Defenisi Konseptual

Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak

menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual dan potensial.

(36)

3.2.4. Defenisi Operasional

Nyeri merupakan suatu rangsangan yang dialami oleh pasien

ataupun rasa yang tak nyaman baik ringan maupun berat. 3.2.5. Defenisi Konseptual

Sectio Caesarea adalah persalinan untuk melahirkan melahirkan bayi

melalui pembedahan dengan membuka dinding perut dan dinding rahim. 3.2.6. Defenisi Operasional

Sectio Caesarea adalah suatu tindakan operasi bertujuan untuk melahirkan bayi dengan jalan pembukaan dinding perut.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu yang mengalami operasi Sectio Caesarea di Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua Tahun 2008.

3.3.2. Sampel

Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yang sesuai dengan kriteria sampel, dengan jumlah 4 orang, dan didapat saturasi data.

Sampel yang diambil adalah yang memenuhi kriteria inclusi sebagai berikut :

1. Ibu yang mengalami nyeri post partum dengan riwayat sectio. 2 Ibu yang riwayat persalinan sectio caesaria.

(37)

22

3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitin ini dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2008 di Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua Tahun 2008.

3.5. Pertimbangan Etik

Dalam melakukan penelitian, peneliti mendapat izin dari ketua pelaksana program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Kemudian peneliti mengajukan permohonan izin peneliti di Direktur Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua. Setelah memperoleh persetujuan, peneliti melakukan penelitian dengan pertimbangan etik yaitu : Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan peneliti serta dampak yang mungkin terjadi selama sesudah pengumpulan data. Jika responden bersedia menjadi partisipan maka responden harus menandatangani lembar persetujuan riset atau informed consent. Bila partisipasi menolak untuk diwawancarai maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya karena partisipan tersebut sifatnya suka rela dan partisipan mempunyai hak untuk mengundurkan diri dari penelitian. Selanjutnya untuk menjaga kerahasiaan identitas responden pada lembar pengumpulan data yang akan digunakan sehingga kerahasiaan identitas informasi yang diberikan tetapi terjaga. Seluruh informasi yang diperoleh tidak akan dipergunakan kecuali untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan tetap menjaga kerahasiaan identitas.

3.6. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis : Kuesioner Data Demografi yang berisi pertanyaan data umum responden pada

(38)

lembar pengumpulan data (Kuesioer berupa usia, agama, jenis kelamin, tingkat pendidikan, suku dan alamat).

Panduan wawancara berisi pertanyaan yang diajukan meliputi nyeri yang dirasakan ibu setelah operasi Sectio Caesarea.

1. Bagaimana perasaan ibu setelah mengalami operasi ? 2. Seperti apa yang ibu rasakan ?

3. Apa saja yang ibu lakukan untuk mengatasi nyeri ?

3.7. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut : Setelah mendapatkan izin dari Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara dan Direktur Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua peneliti mengadakan pendekatan kepada calon responden untuk mendapatkan persetujuan sebagai sampel penelitian.

Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan cara menggunakan kuesioner data demografi. Sebagai data dasar dalam wawancara terhadap partisipan. Sebelum memulai wawancara peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu dan menjelaskan hal-hal yang terkait dengan penelitian. Partisipan menjawab pertanyaan pada lembar kuesioner sesuai dengan petunjuk yang diberikan kesempatan untuk bertanya kepada peneliti bila ada pertanyaan yang tidak dimengerti.

(39)

24

kelompok dan katagori konsep. Peneliti membahas hasil penelitian sesuai dengan analisa data yang dilakukan. Pengumpulan data dihentikan jika saturasi data diperoleh, diharapkan dengan empat orang responden dapat mencapai saturasi data.

Analisa Data

Analisa data dilakukan pada saat transkrip data pertama dilakukan data diseleksi kata perkata. Metode Collaizi dimodifikasi untuk menganalisa data. Metode colliaizi digunakan karena cocok dengan pendekatan interpretatif (menafsirkan) pada penelitian kualitatif. Ini adalah salah satu metode yang umum untuk analisa data yang direkomendasikan untuk studi fenomenologi (Talbot, 1995).

Proses analisa data :

a. Membaca semau deskripsi untuk mendapatkan perasaan partisipan. Dalam hal ini, peneliti membaca semua deskripsi dan juga mendengarkan tape recorder beberapa waktu untuk mendapatkan rasa keakraban terhadap makna ekspresi partisipan dan untuk kepekaan peneliti terhadap cara setiap partisipan berbicara.

b. Mengutip frase atau kalimat secara langsung menyinggung fenomena. Dalam langkah ini, frase dan kalimat signifikan yang menyinggung tentang manajemen nyeri berdasarkan riwayat persalinan sectio caserea. Pernyataan signifikan diformulasikan kedalam bentuk yang lebih umum atau yang dinyatakan kembali untuk menstransformasikan bahasa konkret partisipasi kedalam bahasa ilmiah.

(40)

c. Formulasi arti dari setiap pernyataan yang signifikan. Dalam langkah ini pernyataan yang signifikan dipelajari untuk diambil dan direkam pengertiannya.

d. Mengorganisasikan kumpulan makna formulasi tersebut kedalam kelompok tema. Dalam langkah ini, peneliti mengidentifikasi tema dari makna yang diformulasikan kedalam kelompok dan kategori untuk mendapatkan tema yang umum pada deskripsi semua partisipan.

e. Menghilangkan hasil deskripsi yang lengkap. Dalam langkah analisis ini. Deskripsi mendalam tentang manajemen nyeri berdasarkarkan riwayat persalinan sectio caserea diperoleh, yaitu integrasi narasi dari semua tema, kelompok tema dan kategori tema.

f. Formula deskripsi mendalam dengan pernyataan tegas dari struktur penting fenomena tersebut. Dalam langkah ini peneliti mengembangkan deskripsi mendalam untuk memperoleh pengetahuan dalam struktur pengalaman hidup. Peneliti memformulasikan struktur essensial dari manajemen nyeri berdasarkan riwayat persalinan sectio caesarea.

3.9. Tingkat Kepercayaan Data

(41)

26

Proses member checking dimulai dengan peneliti bertemu dengan partisipan, memberi foto copy transkrip, untuk kemudian mendiskusikan kembali proses member checking yang telah dilakukan dengan pembimbing peneliti.

(42)

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian fenomologi ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan mengenai pengalaman ibu tentang nyeri post partum dengan riwayat section caesaria di RSU.Sembiring Deli Tua Tahun 2008. Keempat partisipan berdomisili di daerah Deli Tua. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam.

4.1 Hasil Penelitian

1.1 Karakteristik partisipan

Keempat partisipan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah partisipan yang memenuhi kriteria dan bersedia untuk diwawancari serta mau menandatangani perjanjian sebelum interview di mulai. Para partisipan adalah ibu yang melahirkan di dengan riwayat section caesaria di RSU Sembiring Deli Tua Medan Tahun 2008. Umur keempat partisipan berkisar antara 26 – 30 tahun. Rata-rata umur partisipan adalah 27,75 (28 tahun). Partisipan yang melahirkan dengan riwayat secia caesaria di RSU Sembiring Deli Tua 2 orang mengalami persalinan anak pertama, dan 2 orang lagi mengalami persalinan yang kedua. Partisipan beragama islam. Dua orang, dan yang beragama Kristen Dua orang. Semua partisipan berpendidikan SLTA. Semua partisipan bekerja sebagai ibu rumah tangga.

(43)

28

persalinan anak pertama, agama Kristen, pendidikan terakhir SLTA, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Partisipan 3 berumur 30 tahun, persalinan anak kedua, agama islam, pendidikan terakhir SLTA, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Partisipan 4 berumur 28 tahun, persalinan anak pertama, beragama Islam, pendidikan terakhir SLTA, pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga. Karakteristik partisipan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Karakteristik Partisipan

Umur

(44)

1.2 Pengalaman Ibu Tentang Nyeri Post Partum

1.2.1 Pengalaman Nyeri

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, akan tetapi pengalaman pribadi seorang wanita dapat berdampak bagi wanita lain, dengan membagi pengalaman mereka saat-saat menjadi ibu dengan wanita lain. Pemahaman mereka tentang pengalaman tersebut semakin mendalam (Kirkham, 1997). Orang memberikan respon yang berbeda terhadap nyeri, diantaranya ada yang disertai takut, gelisah, cemas, menangis, mengerang dan menjerit-jerit meminta pertolongan sedangkan yang lain penuh toleransi dan optimis (Barbara, 1996). Pengalaman nyeri dipeng aruhi oleh arti dari nyeri bagi orang, persepsi nyeri, toleransi nyeri dan reaksi orang terhadap nyeri.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap keempat partisipan yang telah memiliki pengalaman langsung tentang nyeri pasca persalinan dengan riwayat sectio caesaria .

(1) Bagian yang dibedah Caesar terasa ngilu, perih dan sakit

Bedah caesar adalah sebuah bentuk melahirkan anak dengan melakukan irisan pembedahan yang menembus abdomen (laparotomi) dan uterus (hiskotomi) untuk mengeluarkan bayi. Bekas bedah yang ditinggalkan tentulah menimbulkan nyeri (Yusmiati, 2007).

(45)

30

sectio caesaria menimbulkan nyeri, panas, ngilu dan perih. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini :

1.1.Arti nyeri

Nyeri mempunyai arti yang berbeda bagi setiap orang. Pada umumnya orang memandang nyeri sebagai sesuatu yang negatif. Nyeri dapat diartikan oleh seseorang menjadi tidak mampu dan kehilangan mobilitas. Hal ini dapat dilihat pada pernyataan partisipan berikut ini :

“ Saat bius Saya habis, perut saya yang di potong sepertinya sakit sekali, bekasnya terasa nyeri, ngilu dan mendenyut denyut, sampai keluar keringat dingin Saya menahankan sakitnya.”

( Partisipan 4 ) 1.2.Persepsi Nyeri

Persepsi nyeri sangat subjektif, sangat kompleks, tersendiri, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang memicu stimulus nociceptor-nociceptor dan transmisi nociceptor impuls seperti oleh daya reseptif dan interpretasi cortical. Persepsi

nyeri dapat dilihat pada pernyataan partisipan berikut ini :

“Badanku terasa kaku, aku merasa tidak dapat bergerak, terasa sakit, perih dan ngilu kali bekas sayatan itu.

( Partisipan 3 )

hal itu juga sesuai dengan pernyataan partisipan lain yaitu :

“ Perutku sakit sampai ke punggungku, rasanya sakit sekali, yang pertama sewaktu aku duduk, perutku terasa sakit karena tertekan, kurasakan perih dan sakit bekas potong itu.”

( Partisipan 1 ) “ Rasanya seperti tangan yang terpotong, begitulah sakitnya. Sakit. Panas di bagian perutku, bagian tempat yang terpotong sakit bekasnya, sakit tak tertahankan.”

( Partisipan 4 )

(46)

1.3.Toleransi Terhadap Nyeri

Toleransi terhadap nyeri berhubungan dengan intensitas dari nyeri, yang membuat orang mau menahan sebelum mencari pertolongan. Pada individu pola untuk menahan nyeri memiliki tingkat toleransi yang berbeda tergantung pada situasi dan keseluruhan pengalaman nyeri mereka. Toleransi terhadap nyeri dapat dilihat pada pernyataan partisipan sebagai berikut :

“ Pasrah saja,, tidak lagi yang bisa kupikirkan, karena yang kulakukan demi anakku, aku ingin anakku sehat dan selamat”.

( Partisipan 2 )

(2) Perasaan nyeri setelah post partum

Suatu tindakan operasi seringkali berhubungan dengan nyeri sehingga menjadi masalah pada saat selesainya proses operasi (Melvyn, 2006). Nyeri pasti dirasakan oleh setiap orang yang melakukan persalinan lewat jalan operasi, sedangkan manajemen nyeri merupakan suatu upaya untuk mengurangi nyeri ke tingkat yang lebih rendah (Koizer, 2004).

(47)

32

“ Sakitnya tak tertahan, Aku pasrah saja, kurasakan perutku terasa ngilu, ngilu sekali seperti kena potong, sampai sekarang masih sakit juga, perih”.

( Partisipan 1 )

“ Rasanya sakit sekali, ngilu pedih dan perih, rasanya ingin menagis menahankannya”.

( Partisipan 2 )

Pernyataan partisipan lain yang sesuai dengan perasaan nyeri setelah post partum adalah sebagai berikut : “Ngilu – ngilu, mau rasanya Saya menangis, tetapi karena sudah

diberi suntikan atau infus oleh bidan, sedikit-sedikit sakitnya hilang. ( Partisipan 4 )

“Sakit sekali pada bagian yang dibelah, pinggangku terasa sakit, kakiku terasa berat.

( Partisipan 3 ) (3) Apa saja yang ibu lakukan untuk mengurangi nyeri operasi ?

Mengurangi nyeri operasi merupakan bagian dari manajemen nyeri yang merupakan suatu upaya untuk mengurangi nyeri ke tingkat yang lebih rendah (Koizer, 2004). Gerak tubuh pasca operasi cesar akan membantu memperoleh kekuatan dengan cepat, dan memudahkan kerja usus besar serta kandung kemih. Aktivitas gerak tubuh akan mempercepat organ-organ tubuh kembali bekerja seperti semula (Lastiko, 2003). Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan maka diketahui pernyataan partisipan mengenai tindakan untuk mengurangi rasa nyeri adalah sebagai berikut :

“ Untuk mengurang rasa sakit, aku boleh belajar bergerak miring kiri

dan kanan tapi aku takut karena masih sakit.

( Partisipan 1 )

“ Cepat bergerak, supaya hilang sakitnya dengan cara miring ke samping, mengangkat badan. Kadang sakit ketika mengangkat badan,

kalau sakit saya tidur”

( Partisipan 3 )

(48)

“ Banyak bergerak, tapi sebentar – sebentar berhenti karena sakit. Kalau menganggkat kaki berkurang sakitnya. Kalau ditahankan tidak bergerak akan ngilu. Aku belajar duduk dan berjalan, berbicara dengan keluarga atau ngomong sana sini dengan teman-teman disini.Kalau aku ngobrol berkurang rasa sakitku”.

( Partisipan 4 )

Adanya pendekatan medis untuk mengendalikan nyeri yaitu dengan menggunakan obat-obatan. Tiap obat yang diberi dapat mngurangi nyeri. Nyeri dapat dikurangi dengan menganggu/memblok transmisi stimulus agar terjadi perubahan persepsi dan dengan mengurangi respon cortical terhadap nyeri. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini :

“ Kurasakan sakit sekali, tetapi kutahankan saja, pasrah saja, aku diberi obat oleh suster, setelah aku makan obat, lama kelamaan nyeri itu sedikit berkurang “. ( Partisipan 2 )

2.1 Pembahasan

Nyeri mengancam kesejahteraan fisik dan fisiologis. Sensasi nyeri terjadi ketika merasakan nyeri. Setiap individu beraksi terhadap nyeri dengan cara yang berbeda-beda. Antisipasi terhadap nyeri memungkinkan individu untuk belajar tentang nyeri dan upaya untuk menghilangkannya.

2.1.1 Pengalaman setelah mengalami operasi

(49)

34

yang terdapat di lapisan – lapisan otot-otot perut ikut terpotong pada saat pembedahan (Lastiko, 2003).

Pengalaman tersebut sesuai dengan pernyataan semua partisipan, bahwa setelah operasi di bagian perut terasa sakit, perih, panas, ngilu sampai terasa ke bagian punggung, dan kepala terasa pusing.

Nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh, yang timbul bila ada jaringan rusak dan hal ini akan menyebabkan tubuh bereaksi dengan cara memindahkan stimulus nyeri ( Guytun & Hall, 1997). Nyeri pasca sectio secarea termasuk dalam nyeri cepat, karena subjek terasa kulitnya tersayat. Nyeri yang dialami paca operasi sectio secarea termasuk nyeri akut, yang mana kerusakan disebabkan oleh nyeri akut tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit sistemik. Nyeri akut ini biasanya terjadi kurang dari enam bulan dan biasanya berkurang dari satu bulan terjadi penyembuhan. Nyeri jenis ini biasanya hilang dengan sendirinya dengan atau tanpa tindakan setelah kerusakan jaringan menyembuh(Suddarth,2001 ).

2.1.1. Arti Nyeri

Arti nyeri seseorang memiliki banyak perbedaan dan dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu usia, jenis kelamin, latar blakang sosial kultur, lingkungan dan pengalaman. Dari hasil penelitian yang dilakukan partisipan mengungkapkan perasaan nyeri adalah kondisi yang tidak nyaman dan menganggap bahwa nyeri merupakan penyebab ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas. Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa nyeri pada pasien adalah gangguan atau prosedur yang menimbulkan nyeri, pasien meringis saat bergerak atau menghindari gerakan. Banyak orang menyangkal nyeri yang dialami karena mereka takut dengan

(50)

pengobatan atau tindakan yang mungkin terjadi, jika mereka mengeluh nyeri atau takut menjadi ketergantungan terhadap opoid (Narkotika).

1.2. Persepsi Nyeri

(51)

36

2.1.3. Toleransi Terhadap Nyeri

Antisipasi terhadap nyeri memungkinkan individu untuk belajar tentang nyeri dan upaya untuk menghilangkan nyeri. Toleransi yang tinggi terhadap nyeri memungkinkan mampu menahan nyeri tanpa bantuan. Berdasarkan pendapat partisipan yang diperoleh dari hasil penelitian, efek dari rasa nyeri dapat ditoleransi jika adanya dukungan dari anggota keluarga dan teman terdekat untuk memberikan bantuan ataupun pertolongan. Hal ini ditegaskan dengan pendapat Barbara (2005), bahwa kehadiran seseorang dari kelompok sosial budaya yang berbeda memiliki harapan sebagai tempat mereka menumpahkan keluhan mereka tentang nyeri. Individu yang mengalami nyeri sering kali bergantung pada anggota keluarga atau teman dekat. Untuk memperoleh dukungan bantuan atau perlindungan walaupun nyeri tetap klien rasakan, kehadiran orang yang dicintai klien akan meminimalkan kesepian dan ketakutan. Apabila tidak ada keluarga atau teman sering kali pengalaman nyeri membuat klien semakin tertekan.

2.3. Apa Yang Dirasakan Setelah Mengalami Operasi

Semua partisipan mengungkapkan bahwa setelah mengalami operasi sectio secaria bagian perut terasa sakit, ngilu bekas sayatan, perih dan panas, Satu partisipan menjawab bahwa pasca sectio secaria pinggang terasa sakit, kaki berat diangkat dan kepala terasa pusing.

Hal ini sesuai dengan pendapat (Suddarth.2002), bahwa nyeri pada pasien pasca operasi merupakan nyeri akut yang belum banyak di mengerti dan tidak dikelola dengan baik.

(52)

Hampir setiap orang merasakan nyeri setelah menjalani pembedahan. Orang memberikan respon yang berbeda terhadap nyeri, diantaranya ada yang disertai takut, gelisah, cemas, sedangkan yang lain penuh toleransi dan optimis. Toleransi individu terhadap nyeri merupakan suatu ketidakinginan untuk menerima nyeri dengan tingkat keparahan yang lebih tinggi dan durasi yang lebih lama. Toleransi nyeri bergantung pada sikap, motivasi, dan nilai yang diyakini seseorang (Pritchard, 1991).

Individu yang sehat secara emosional, biasanya lebih mampu mentoleransi nyeri sedang hingga berat daripada individu yang memiliki status emosional yang kurang stabil.

2.4. Apa Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Nyeri

Antisipasi terhadap nyeri memungkinkan individu untuk belajar tentang nyeri dan upaya untuk menghilangkannya. Perlu adanya dukungan yang adekuat agar seseorang wanita dapat memahami nyeri dan mengontrol nyeri sebelum terjadinya nyeri. Tiga partisipan berpendapat bahwa dalam mengatasi rasa nyeri melakukan gerakan miring ke kanan dan ke kiri, dan selalu berusaha terus untuk belajar bergerak guna menghilangkan rasa sakit. Hal ini sesuai dengan pendapat Suddath (2002), bahwa seseorang yang memfokuskan perhatian pada nyeri dapat mempengaruhi persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat terhadap rasa nyeri dihubungkan dengan adanya peningkatan nyeri yang dirasakan (Berger, 1992).

(53)

38

nyeri. Cara ini merupakan cara sederhana untuk meningkatkan rasa nyaman yaitu membuang atau mencegah stimulus nyeri (Hamilton, 1995).

Partisipan keempat mengatakan bahwa dengan adanya komunikasi dengan suami dan orang terdekat dapat mengurangi rasa nyeri. Kehadiran orang-orang dan sikap seseorang-orang terhadap klien mempengaruhi terhadap respon nyeri. Individu dari kelompok sosial budaya yang berbeda memiliki harapan tentang orang yang dijadikan sebagai tempat menumpahkan keluhan mereka tentang nyeri. Individu yang mengalami nyeri sering kali bergantung pada anggota keluarga atau teman dekat. Untuk memperoleh dukungan bantuan ataupun perlindungan walaupun nyeri tetap klien rasakan. Kehadiran orang yang dicintai klien akan meminimalkan kesepian dan ketakutan. Apabila tidak ada keluarga atau teman sering kali pengalaman nyeri membuat klien semakin tertekan (Barbara, 2005).

(54)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Nyeri pada pasien post operasi merupakan nyeri akut yang belum banyak dimengerti dan selalu dikelola dengan baik. Nyeri akibat operasi tidak hanya memiliki komponen sensori berhubungan dengan rusaknya jaringan, tetapi juga dipengaruhi oleh komponen psikososial dari pasien tersebut (Koizer, 2004). Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai “Pengalaman Ibu Tentang Riwayat Nyeri Post Partum Dengan Riwayat Sectio Caesaria di RSU Sembiring Deli Tua Tahun 2008” diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengalaman semua partisipan, menyatakan bahwa setelah operasi dibagian perut terasa sakit, perih, panas, ngilu sampai terasa ke bagian punggung, dan kepala terasa pening.

2. Nyeri pasca sectio secarea termasuk dalam nyeri cepat, karena subjek terasa kulitnya tersayat. Nyeri akut ini biasa terjadi kurang dari enam bulan dan biasanya berkurang dari satu bulan terjadi penyembuhan. Nyeri jenis ini biasanya hilang dengan sendirinya dengan atau tanpa tindakan setelah kerusakan jaringan menyembuh.

3. Hampir semua partisipan merasakan nyeri setelah menjalani pembedahan, dan memberikan respon yang berbeda terhadap nyeri.

(55)

40

5.2. Saran-Saran

Sebagai saran dan pertimbangan pemikiran dari rangkaian penulisan akhir karya tulis ilmiah ini, adapun saran-saran yang perlu dikemukakan adalah sebagai berikut :

1. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan bagi Institusi program D-IV bidan Pendidik di Fakutlas Kedokteran USU tentang penelitian kualitatif, dan sebagai bahan untuk dapat melakukan penelitian yang sejenis dan lebih mendalam.

2. Bagi Tim Pelayanan Kesehatan

Memberikan pelayanan kesehatan khususnya memberikan bantuan dengan mengarahkan dan memberi nasehat bagi ibu-ibu yang mengalami riwayat sectio caseria untuk mengurangi rasa nyeri post partum.

3. Bagi Penelitian Kebidanan

Diharapkan agar penelitian yang dilakukan untuk waktu yang akan datang, jika memilih penelitian dengan metode kualitatif hendaknya mendalami probing technique dan perlu melakukan prolonged engagement lebih lama sebelum melakukan wawancara, untuk mebina hubungan saling percaya dengan partisipan, agar data yang dihasilkan data yang lebih valid.

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Ariyanto, S (1999), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Kesehatan, Rineka Cipta,

Jakarta.

Barbara (1996), Perawatan Medikal Bedah, Jakarta.

Berger (1992). Fundamentals of Nursing : Colaborating for Optimal Health.

Guytun & Hall (1997), Fisiologis Kedokteran, Edisi Revisi, EGC, Jakarta.

Hamilton (1995), Dasar-dasar Keperawatan Maternitas (Edisi 6), Jakarta : EGC.

Hidayat (2006), Keterampilan Dasar Praktek Klinik Kebidanan, Jakarta, Medika.

Mander (2003), Nyeri Persalinan, Jakarta : EGC.

Manuaba (1998), Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Jakarta, EGC.

Melvyn (2006), Anatomi dan Fisiologi Untuk Bidan, Jakarta, EGC.

Mochtar (2002), Sinopsis Obstetri, Jakarta, EGC.

Moleong (2006), Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta.

Notoatmodjo (2002), Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, PT. Rineka Cipta.

Oxorn (2003), Ilmu Kebidanan, Jakarta, EGC.

Pritchard (1991), Obstetri Williams (edisi 17), Surabaya : Airlangga University Press.

Rahani (2007), Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen, Jakarta,

EGC.

(57)

43

Sarwono (1998), Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.

(58)

Suddarth (2002), Perawatan Medical Bedah, Edisi 8 Volume I, EGC.

Sue Jordan (2003), Farmakologi Kebidanan, Jakarta : EGC.

Tamsuri (2006), Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri, Jakarta, EGC.

(59)

1

FORMULIR PERSETUJUAN PENELITIAN PENGALAMAN IBU TENTANG NYERI POST PARTUM DENGAN RIWAYAT

SECTIO CEASARIA TAHUN 2008

Saya yang bernama Henny Sri Ulina Ginting / 075102036 adalah Mahasiswa Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan proses belajar mengajar pada program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman ibu tentang nyeri post partum dengan sectio caesaria. Untuk keperluan tersebut, saya mohon kesediaan ibu untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesediaan ibu untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia silahkan menandatangani persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan ibu. Identitas pribadi ibu sebagai partisipan akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Ibu berharap menarik diri tanpa perlu merasa takut akan konsekuensi buruk terhadap diri ibu dikemudian hari. Jika ada yang kurang jelas silahkan bertanya langsung kepada peneliti.

Terima kasih atas waktu yang diberikan untuk penelitian ini.

Nama Peneliti Tanda Tangan Hari/Tanggal

(Henny Sri Ulina G.) ( ) ( )

Nama Partisipan Tanda Tangan Hari/Tanggal

( .) ( ) ( )

(60)

KUESIONER DATA DEMOGRAFI

I. Pengkajian Data Demografi Petunjuk Pengisian

a. Semua pertanyaan harus dijawab

b. Untuk soal No. 1 isilah titikyang telah tersedia

c. Untuk soal No. 1 isilah tanda check list () pada kotak yang telah disediakan dan isilah titik-titik jika ada pertanyaan yang harus dijawab. d. Untuk pertanyaan dijawab hanya dengan satu jawaban yang sesuai

menurut ibu.

Contoh : Menjawab soal

Jenis Kelamin  Perempuan  Laki-laki

1. Usia Ibu : Tahun

2. Agama :  Islam  Kristen  Budha  Hindu 3. Tingkat Pendidikan formil ibu yang terakhir :

 SD  SMP  SMU  PT

(61)

3

PANDUAN WAWANCARA

PENGALAMAN TENTANG NYERI POST PARTUM DENGAN RIWAYAT SECTIO CEASARIA

1. Bagaimana perasaan ibu setelah mengalami operasi ? 2. Seperti apa yang ibu rasakan ?

3. Apa saja yang ibu lakukan untuk mengatasi nyeri operasi ?

Gambar

Tabel 4.1 Karakteristik Partisipan

Referensi

Dokumen terkait

Proses DFD level 2 pada proses 2 adalah sebuah proses pengelolaan kelas yang ada di sistem ini di mana admin menginputkan data siswa sebagai peserta kelas

Hubungan kerja sama yang baik antar karyawan dalam suatu departemen di suatu hotel sangat diperlukkan karna agar tidak terjadi kesalahpahaman yang.. dapat menggangu

The obtained data from the XRD-powder were then analyzed as single crystal-like data by using the Direct Methods applied on FullProf Pattern Matching and

Hasil dari pengujian hipotesis penelitian menunjukan bahwa variabel CSR berpengaruh positif signifikan terhadap citra perusahaan dengan nilai koefisien jalur 0,939,

1) Status kepemilikan harta benda wakaf dalam pandangan hukum Islam dan hukum positif, dalam hukum Islam wakaf merupakan perbuatan kebajikan yang bertujuan untuk

Ini adalah pelan asal apapun STATUS anda , anda dibayar BONUS TAJAAN yang sama Nota :1. Lihat promosi pakej produk dan sponsoring ( Tajaan )

Tidak hanya melengkapi persyaratan saja akan tetapi juga harus mengikuti prosedur yang diterapkan oleh lembaga untuk mendapatkan persetujuan dalam pemberian

Penelitian ini bertujuan untuk dapat menghitung nilai kebisingan yang tepat dan benar dalam mengetahui jarak aman pengaruh kebisingan akibat suara mesin compressor sebesar