• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENGANTAR. samapta dalam rangka proses regenerasi kepemimpinan di tubuh TNI AD.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENGANTAR. samapta dalam rangka proses regenerasi kepemimpinan di tubuh TNI AD."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENGANTAR

1.1 Latar Belakang

Penyelenggaraan pendidikan bagi prajurit TNI AD bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan dan jasmani yang samapta dalam rangka proses regenerasi kepemimpinan di tubuh TNI AD. P enyelenggarakan pendidikan yang dilakukan oleh TNI AD harus dilakukan secara terencana, terarah dan berkesinambungan guna tercapainya sumber daya manusia yang berkuallitas, mempuni dan profesional di tubuh TNI AD. Lembaga pendidikan merupakan tempat belajar dan berlatih mempunyai fungsi yang sangat menentukan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, khususnya di lembaga pendidikan Seskoad yang merupakan lembaga pendidikan pengembangan umum tertinggi di lingkungan TNI AD. Pola pendidikan di lembaga pendidikan Seskoad menitik beratkan kepada kegiatan belajar mandiri dalam rangka mengembangkan kader pimpinan militer yang berkualitas dan profesional.

Salah satu komponen pendidikan yang sangat dominan adalah dosen yang bertindak sebagai ujung tombak dalam proses belajar mengajar sehingga keberhasilan tugas dosen sangat mempengaruhi pencapaian tujuan pendidikan serta hasil didik. Kondisi dosen di Lembaga pendidikan Seskoad ditinjau dari segi kuantitas dan kualitas masih perlu ditingkatkan agar memiliki kemampuan optimal, sehingga dalam kegiatan pengoperasian pendidikan dapat menghasilkan hasil didik yang berkualitas, yang selanjutnya akan meningkatkan kualitas SDM TNI AD.

(2)

Keberhasilan pembinaan pendidikan sangat tergantung pada kualitas dan kinerja Lembaga Pendidikan dalam mensinergikan segenap potensi dan kegiatan operasional serta administrasi pendidikan, berikut perangkat penunjangnya dalam mengemban fungsi pendidikan TNI AD. Strategi pembinaan pendidikan menggunakan pendekatan kesisteman dalam arti memperhatikan secara menyeluruh pelaksanaan program pendidikan yang berorientasi kepada kebutuhan untuk pelaksanaan tugas pokok TNI AD dalam menghadapi segala ancaman, disamping kebutuhan yang diperlukan untuk mendukung tugas pokok TNI AD.

Pendidikan Seskoad merupakan salah satu mata rantai pendidikan yang semakin meluas sehingga merupakan pendidikan jenjang yang bertingkat dan berlanjut selain itu pendidikan Seskoad juga bertujuan untuk mendidik dan mengembangkan kemampuan Perwira Menengah yang terpilih sebagai prajurit yang berjiwa Sapta Marga, kader pimpinan militer sekaligus pimpinan sosial agar memiliki kemampuan Staf Umum dan Komando di segenap satuan TNI AD. Berdasarkan Keputusan Kasad Nomor : Kep/49/VI/1985, Seskoad merupakan suatu badan pelaksana pusat di Tingkat Mabesad yang berkedudukan langsung dibawah Kasad dengan tugas pokok menyelenggarakan pendidikan pengembangan umum tertinggi di lingkungan TNI AD dan pendalaman materi kejuangan serta penyelenggaraan pengkajian dan pengembangan doktrin dan kekuatan matra darat tingkat strategi.

Tenaga Pendidik di lembaga pendidikan Seskoad mempunyai peran yang sangat strategis dalam menyiapkan perwira menengah agar memiliki kompetensi yang dibutuhkan organisasi TNI AD guna pelaksanaan tugas sekarang dan kedepan, untuk itu kompetensi Tenaga Pendidik di lembaga pendidikan seskoad

(3)

harus benar-benar berkualitas dan profesional. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 pasal 1 ayat 2 tentang Guru dan Dosen, menyatakan bahwa kompetensi guru diartikan sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh dosen dalam melaksanakan tugasnya. Tugas keprofesionalan seorang dosen tersebut meliputi empat kompetensi yaitu : pertama kompetensi Pedagogik dalam undang-undang No.14, tahun 2005 tentang guru dan dosen dikatakan bahwa kompetensi pedagogik adalah “kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik”. Kompetensi tersebut dapat dilihat dari : kompetensi Menyusun Rencana Pembelajaran, kompetensi Melaksanakan Proses Belajar Mengajar, kompetensi Melaksanakan Penilaian Proses Belajar Mengajar, kedua kompetensi kepribadian merupakan kompetensi personal, yaitu kemampuan pribadi seorang tenaga pendidik yang diperlukan agar dapat menjadi tenaga pendidik yang baik. Kompetensi kepribadian ini mencakup kemampuan pribadi yang berkenaan dengan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri, sedangkan kompetensi kepribadian secara lebih khusus adalah bersikap empati, terbuka, berwibawa, bertanggung jawab dan mampu menilai diri pribadi. Johnson sebagaimana dikutip Anwar (2004:63) mengemukakan kemampuan personal tenaga pendidik, mencakup : penampilan sikap yang positif terhadap tugasnya sebagai tenaga pendidik, pemahaman, penghayatan nilai-nilai yang dianut oleh seorang tenaga pendidik dan kepribadian yang ditampilkan dalam upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya, ketiga kompetensi Profesional dalam undang-undang No. 14 tahun 2005 adalah

(4)

“kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam”. Surya (2003:138) mengemukakan kompetensi profesional adalah berbagai kemampuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai tenaga pendidik profesional. Kompetensi profesional meliputi kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkannya beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawat dosen lainnya., keempat kompetensi Sosial dalam undang-undang No.14 tahun 2005, adalah “kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru dan masyarakat sekitar”. Arikunto (1993:239) mengemukakan kompetensi sosial mengharuskan tenaga pendidik memiliki kemampuan komunikasi sosial baik dengan peserta didik, sesama tenaga pendidik, kepala sekolah, pegawai tata usaha, bahkan dengan anggota masyarakat.

Lembaga Pendidikan merupakan sendi dasar organisasi yang memiliki hubungan erat dengan berbagai hal, termasuk di dalamnya adalah peningkatan dan pembentukan kualitas sumber daya manusia/tenaga pendidik. Kualitas sumber daya manusia menurut Matutina (2001: 205) meliputi : pertama pengetahuan (knowledge) dalam kualitas sumber daya manusia dalam pandangan Ruky (2003: 57) dan Matutina (2001: 205), yaitu kemampuan yang berorientasi pada Intelegensi dan daya fikir serta penguasaan ilmu yang luas yang harus dimiliki oleh setiap karyawan atau pegawai dalam suatu organisasi. Pengetahuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia meliputi : tingkat pendidikan, keikutsertaan pelatihan/kursus dan kesesuaian pengetahuan dengan bidang kerja,

(5)

kedua keterampilan (Skill) merupakan hal yang penting, karena dengan keterampilan yang baik seseorang akan dapat menjalankan pekerjaannnya secara efektif dan efisien. Selain itu keterampilan yang sesuai akan memudahkan dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan. Keterampilan yang dibutuhkan dalam meningkatkan sumber daya manusia meliputi : penguasaan teknologi informatika dan penguasaan teknis operasional dan yang ketiga kemampuan (ability) seseorang dapat diukur menurut jabatan atau pekerjaan, oleh karena itu sumber daya manusia dalam organisasi dikelompokan ke dalam unit-unit kerja untuk lebih memudahkan mengelola atau yang disebut dengan istilah “Human

Resources Managemett yang dalam pandangan Nawawi (1997:42) dimaknai

sebagai “…proses mendayagunakan manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar potensi fisik dan psikis yang dimilikinya berfungsi secara maksimal bagi pencapaian tujuan organisasi. Kemampuan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia meliputi : loyalitas, kedisiplinan, kerjasama dan tanggung jawab. Penyelenggaraan pendidikan yang baik akan melahirkan prajurit yang berkualitas dan mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab keprajuritan, sebaliknya pola penyelenggaraan pendidikan yang tidak terarah akan melahirkan prajurit yang tidak sesuai dengan tuntutan profesionalitas keprajuritan, yang berakibat pada terabaikannya tugas dan tanggung jawab sebagai seorang prajurit. Hal yang paling pokok yang menjadi titik fokus dalam penyelenggaraan pendidikan di TNI AD adalah lahirnya prajurit yang tanggap, tanggon, trengginas dan profesional dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab dalam menjaga kedaulatan negara kesatuan republik Indonesia.

(6)

Tentara Nasional Indonesia sebagai alat pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia, bertugas melaksanakan kebijakan pertahanan negara, mempertahankan keutuhan wilayah, melindungi keselamatan bangsa, menjalankan operasi militer untuk perang dan operasi militer selain perang, serta ikut aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian dunia. UU No.34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia butir b mengatakan bahwa pertahanan negara adalah segala usaha untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman militer serta ancaman bersenjata terhadap keutuhan bangsa dan Negara. Tentara Nasional Indonesia dibangun dan dikembangkan secara profesional sesuai kepentingan politik negara, mengacu pada nilai dan prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan hukum nasional dan ketentuan hukum internasional yang sudah diratifikasi dengan dukungan anggaran belanja negara yang dikelola secara transparan dan akuntabel.

Mendasari kompetensi dosen dalam meningkatkan kualitas sumber daya tenaga pendidik dan implikasinya terhadap ketahanan Prajurit TNI AD, maka permasalahan utama adalah bagaimana kompetensi dosen dalam meningkatkan kualitas sumber daya tenaga pendidik di lembaga pendidikan Seskoad.

1.2 Permasalahan Penelitian

Berpijak dari latar belakang penelitian tentang kompetensi dosen dalam meningkatkan kualitas sumber daya tenaga pendidik dan implikasinya terhadap ketahanan prajurit TNI AD, maka ada 3 (tiga) permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti yaitu :

(7)

1. Bagaimana Kompetensi dosen dalam meningkatkan kualitas sumber daya tenaga pendidik di lembaga pendidikan Seskoad

2. Apa yang menjadi kendala kompetensi dosen dan kualitas sumber daya tenaga pendidik di Lembaga Pendidikan Seskoad.

3. Bagaimana implikasi Kompetensi dosen dan Kualitas sumber daya tenaga pendidik terhadap ketahanan Prajurit TNI AD.

1.3 Batasan Permasalahan Penelitian

Kompetensi dosen dalam meningkatkan kualitas sumber daya tenaga pendidik sangat komplek dengan permasalahan baik di linkungan TNI maupun di luar lingkungan TNI, hal itu karena pola pendidikan yang ada ada di Indonesia dinamis selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan dan peradaban jaman, sehingga pendekatan-pendekatan baru dalam proses belajar mengajar guna pencapaian tujuan pendidikan selalu menjadi bahan kajian bagi kaum akademisi. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, lembaga pendidikan harus selalu mengikuti desaign pembelajaran guna tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan sesuai dengan kondisi perkembangan ilmu pengetahuan saat ini.

Pada penulisan tesis yang berjudul kompetensi dosen dalam meningkatkan kualitas sumber daya tenaga pendidik dan implikasinya terhadap ketahanan prajurit TNI AD, peneliti memberikan batasan masalah penelitian pada pokok permasalah tentang kompetensi Tenaga pendidik dan kualitas sumber daya tenaga pendidik yang ada di lembaga pendidikan Seskoad.

(8)

1.4 Keaslian Penelitian

Peneliti telah melakukan beberapa pemeriksaan terhadap hasil-hasil judul penelitian di lembaga pendidikan Seskoad maupun di beberapa perpustakaan TNI AD, Tesis mengenai kompetensi dosen dalam meningkatkan kualitas sumber daya tenaga pendidik dan implikasinya terhadap ketahanan prajurit TNI AD, belum pernah dilakukan, hingga tesis ini ditulis. Keaslian tesis ini dapat dipertanggungjawabkan oleh penulis, bahwa tesis ini memiliki keaslian dan sesuai dengan asas - asas keilmuan yang harus dijunjung tinggi yaitu jujur, rasional, objektif dan terbuka, hal ini merupakan implikasi etis dari proses menemukan kebenaran ilmiah sehingga dengan demikian penelitian ini dapat di pertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah, keilmuan dan terbuka untuk kritisi yang sifatnya edukatif dan konstruktif.

1.5 Tujuan Penelitian

Pendidikan yang selenggarakan di lembaga pendidikan Seskoad secara langsung berkaitan dengan kepentingan TNI AD saat ini dan pada saat yang akan datang. Adapun tujuan penelitian tentang Kompetensi dosen dalam meningkatkan kualitas sumber daya tenaga pendidik dan implikasinya terhadap ketahanan prajurit TNI AD, adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kompetensi dosen dan kualitas sumber daya tenaga pendidik di lembaga pendidikan Seskoad.

2. Untuk mengetahui kendala kompetensi dosen dan kualitas sumber daya tenaga pendidik di lembaga pendidikan Seskoad

(9)

3. Untuk mengetahui implikasi kompetensi dosen dan kualitas sumber daya tenaga pendidik terhadap ketahanan prajurit TNI AD.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian tentang Kompetensi tenaga pendidik dalam meningkatkan kualitas sumber daya tenaga pendidik dan implikasinya terhadap ketahanan prajurit TNI AD, yaitu :

1. Dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi lembaga pendidikan Seskoad mengenai kompetenssi dosen dan kualitas sumber daya tenaga pendidik di lembaga pendidikan Seskoad

2. Dapat dijadikan bahan evaluasi dan pertimbangan dalam penyelenggaraan pendidikan sekaligus memberi masukan terhadap kompetensi dosen dan kualitas tenaga pendidik di lembaga pendidikan Seskoad.

3. Dapat dijadikan rujukan bagi lembaga pendidikan tentang implikasi kompetensi dosen dan kualitas sumber daya tenaga pendidik terhadap ketahanan Prajurit TNI AD.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam bahagian ini, imej Bintulu dipengaruhi merupakan min yang tertinggi ( 4.67 ) dalam kesan terhadap alam sekeliling. Hal ini demikian kerana masalah alam sekitar di Pasar Utama

taraf signifikan 0,05 diperoleh probabilitas signifikan 0,002 < 0,05 maka dapat disimpulkan ada perbedaan gain ternormalisasi atau peningkatan kemampuan pemecahan

Sonra daha başka kutsal zirveler olduğu da öğrenildi: Borus, Tanrı Han, Kaylas… Bayramlarda bu kutsal dağların eteklerinde binlerce insan bir araya geliyordu.. Kadim

Defek neural tube dapat dideteksi dengan pemeriksaan AFP ( alfa feto protein ) pada cairan amnion atau AFP yang diperiksa dari darah ibu hamil. AFP adalah  protein serum

Kaison dipakai sebagai pondasi bangunan yang besar, bila cara pemotongan terbuka tidak dapat dipakai akibat adanya air yang naik atau endapan pada dasar   pondasi dan

Briket adalah gumpalan yang terbuat dari bahan lunak yang dikeraskan. Briket merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang memiliki prospek bagus untuk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan (p> 0,05) pada perbandingan jumlah leukosit dan diferensial leukosit di gua alami Cokakan dan