• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN KONUS PINUS MERKUSII SEBAGAI BRIKET BAHAN BAKAR ALTERNATIF BAGI MASYARAKAT SEKITAR HUTAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANFAATAN KONUS PINUS MERKUSII SEBAGAI BRIKET BAHAN BAKAR ALTERNATIF BAGI MASYARAKAT SEKITAR HUTAN"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN KONUS PINUS MERKUSII SEBAGAI BRIKET BAHAN BAKAR ALTERNATIF BAGI MASYARAKAT SEKITAR HUTAN

Disusun guna mengikuti

Lomba Karya Ilmiah Inovasi Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Dalam rangka

Perkemahan Bakti Satuan Karya Pramuka Wanabakti Tingkat Nasional IV Tahun 2014

Disusun oleh : TRI SELO NOFENDA FAUZAN RAMADHAN

GERAKAN PRAMUKA

KWARTIR DAERAH XI JAWA TENGAH TAHUN 2014

(2)

i

PEMANFAATAN KONUS PINUS MERKUSII SEBAGAI BRIKET BAHAN BAKAR ALTERNATIF BAGI MASYARAKAT SEKITAR HUTAN

Disusun guna mengikuti

Lomba Karya Ilmiah Inovasi Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Dalam rangka

Perkemahan Bakti Satuan Karya Pramuka Wanabakti Tingkat Nasional IV Tahun 2014

Disusun oleh : TRI SELO NOFENDA FAUZAN RAMADHAN

GERAKAN PRAMUKA

KWARTIR DAERAH XI JAWA TENGAH TAHUN 2014

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Makalah ini diajukan untuk mengikuti Lomba Karya Ilmiah Inovasi Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Dalam rangka Perkemahan Bakti Satuan Karya Pramuka Wanabakti Tingkat Nasional IV Tahun 2014

Judul Makalah :

PEMANFAATAN KONUS PINUS MERKUSII SEBAGAI BRIKET BAHAN BAKAR ALTERNATIF BAGI MASYARAKAT SEKITAR HUTAN

Penulis

Nama : 1. Tri Selo Nofenda

2. Fauzan Ramadhan

Purwokerto, 1 Desember 2014

Menyetujui

Ketua Kwartir Cabang Banyumas

Ir. H. DIDI RUDWIANTO, SH, M.Si

Pembimbing

(4)

iii

RINGKASAN

Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang semakin pesat berbanding lurus dengan kebutuhan energi yang semakin tinggi seperti gas alam, minyak bumi dan kayu bakar sekalipun, yang semakin hari tambah mahal dan sulit untuk mendapatkannya. Problem ini kemudian bagi sebagian masyarakat sekitar hutan, menjadi faktor pendorong melakukan perencekan kayu dan perusakan hutan, terutama di kawasan hutan yang dekat dengan pemukiman warga. Tindakan perencekan kayu pada pohon produksi getah, seperti pohon pinus dan pohon damar dapat berdampak pada pengurangan produksi getah yang mempengaruhi penghasilan para penyadap getah. Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka diperlukan sumber energi alternatif guna memenuhi kebutuhan energi sekaligus mengurangi resiko perusakan hutan terutama di kawasan hutan yang dekat dengan pemukiman.

Tantangan permasalahan di atas adalah mencari energi alternatif yang sekaligus menjadi solusi dari masalah perusakan atau perencekan pohon di hutan. Energi alternatif yang mudah dan murah untuk dibuat dan dimanfaatkan oleh masyarakat tanpa teknologi tinggi akan semakin memudahkan masyarakat sekitar hutan untuk memanfaatkannya.

Pinus merkusii adalah tanaman monokotil yang mempunyai ciri khas

daunnya yang memipih seperti jarum dan berkelompok atau berupa sisik. Salah satu tumbuhan berumah dua strobilus jantan dan strobilus betina. Berdasarkan klasifikasi tumbuhan, Pinus merkusii termasuk dalam famili

Pinaceae yaitu satu-satunya pinus yang penyebaran alaminya sampai di

selatan khatulistiwa. Tumbuh pada ketinggian 30-1.800 mdpl. Manfaat pohon pinus, kayu pinus digunakan untuk berbagai keperluan seperti konstruksi ringan, mebel, pulp, korek api dan sumpit. Hasil non kayu getah (resin) yang menghasilkan produk gondorukem dan terpentin.

Briket adalah gumpalan yang terbuat dari bahan lunak yang dikeraskan. Merupakan bahan bakar alternatif pengganti arang konvensional yang proses pembuatannya yang mudah dan murah. Briket dapat menghasilkan panas yang tinggi, asap yang sedikit dan ramah lingkungan.

(5)

iv

Briket dari bahan konus (bunga pinus) dapat dibuat dengan cara membakar konus hingga menjadi arang lalu menumbuknya hingga halus dan dicampur dengan adonan tepung kanji sebagai perekat, lalu diaduk dan diremas-remas hingga rata, dicetak dengan paralon lalu dijemur hingga kering selama 2-4 hari. Briket konus Pinus merkusii dapat digunakan sebagai pengganti kayu bakar atau arang untuk memasak ataupun membakar sate. Briket ini mudah terbakar dan tahan lama, menghasilkan panas yang tinggi dan stabil, asap sedikit dan debu pembakaran tidak beterbangan, tidak berbau menyengat dan ramah lingkungan karena dibuat tanpa bahan kimia.

Sebagai upaya mengenalkan energi alternatif telah dilakukan sosialisasi dan advokasi kepada masyarakat di sekitar hutan Desa Sunyalangu Kecamatan Karanglewas dan Desa Sokawera Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. Upaya tersebut dilakukan guna merespon perencekan kayu yang marak dilakukan di hutan kawasan RPH Karanggandul BKPH Gunung Slamet Barat KPH Banyumas Timur. Tanggapan masyarakat dari kedua desa itu sangat positif dengan adanya bahan bakar alternatif Briket Konus Pinus merkusii. Advokasi dilakukan sebagai bentuk pendampingan dan pemberian kesadaran akan perubahan dari perusak yang melakukan perencekan kayu beralih ke penggunaan bahan bakar alternatif briket konus

Pinus merkusii.

Konus Pinus merkusii berpotensi dijadikan sebagai energi alternatif dan peluang usaha terutama bagi masyarakat desa sekitar hutan. Biaya produksi yang dibutuhkan hanya Rp 1.000 tiap 1 kg bubuk arang dan hasil briket dapat dijual dengan kisaran harga Rp 6.000 hingga Rp 50.000 tergantung ukuran.

Briket konus Pinus merkusii dapat dijadikan energi alternatif yang ramah lingkungan, harus ada penanganan bersama pihak terkait guna mensosialisasikan produk ini kepada masyarakat terutama masyarakat sekitar hutan guna mengurangi perusakan hutan dan menjadikan masyarakat yang lebih produktif.

(6)

v

LEMBAR TESTIMONI

“Salam Pramuka. Adik-adik Saka Wanabakti Banyumas, ini adalah salah satu ide

cerdas yang selaras dengan kebijakan pemerintah untuk mewujudkan sumber energi terbarukan (renewable energy) karena selama ini belum banyak pemanfaatan conus Pinus merkusii. Saya berharap proposal yang telah adik-adik susun mampu secara clear menggambarkan ide ini dengan memberikan kejelasan potensi conus Pinus merkusii yang selama ini tidak termanfaatkan, berapa kalori panas yang dihasilkan dan nilai-nilai plus lain dari briket ini. Dan tentunya mampu dijelaskan bahwa dari sisi lingkungan tidak menimbulkan aspek negatif. Bravo.... hebaat”

Wawan Triwibowo, S.Hut, MP – Administratur/KKPH Banyumas Timur

“Briket Konus Pinus merkusii bisa dilakukan oleh semua petani disekitar hutan dengan biaya efisien dan efektif dalam pemanfaatannya. Apabila dikembangkan dapat menjadi potensi wirausaha bagi masyarakat desa hutan.”

Ir. Tjutjun Sunarti Rochidi, M.Si – Kepala Dinpertanbunhut Kabupaten Banyumas

“Briket merupakan alternatif bahan bakar dari biomassa. Masyarakat desa di sekitar hutan pinus dapat memanfaatkannya.”

Ir. Anton Adi Wahyono, S.H, M.Si – Kepala Dinas ESDM Kabupaten Banyumas

(7)

vi DAFTAR ISI Halaman Judul ... i Halaman Pengesahan ... ii Ringkasan ... iii Lembar Testimoni ... v Daftar Isi ... vi

PEMANFAATAN KONUS PINUS MERKUSII SEBAGAI BRIKET BAHAN BAKAR ALTERNATIF BAGI MASYARAKAT SEKITAR HUTAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 1

C. Tinjauan Pustaka ... 1

1. Definisi Pinus ... 1

2. Klasifikasi Pinus merkusii ... 2

3. Manfaat Pinus merkusii ... 3

4. Briket ... 4

D. Produk Briket dari Konus ... 5

1. Bahan ... 5

2. Alat ... 5

3. Proses Pembuatan ... 5

4. Fungsi Briket konus Pinus merkusii ... 6

5. Keunggulan Briket Konus Pinus merkusii Dibanding Arang Biasa atau Kayu Bakar ... 6

E. Sosialisasi dan Advokasi ... 7

1. Sosialisasi Penggunaan ... 7

2. Advokasi Bagi Masyarakat Sekitar Hutan ... 7

F. Pengembangan Potensi ... 7

G. Penutup ... 8

1. Kesimpulan ... 8

(8)

vii

3. Penutup ... 8

Referensi Lampiran

(9)

1 PEMANFAATAN KONUS PINUS MERKUSII SEBAGAI BRIKET BAHAN

BAKAR ALTERNATIF BAGI MASYARAKAT SEKITAR HUTAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang semakin pesat berbanding lurus dengan kebutuhan energi yang semakin tinggi seperti gas alam, minyak bumi dan kayu bakar sekalipun, yang semakin hari tambah mahal dan sulit untuk mendapatkannya. Problem ini kemudian bagi sebagian masyarakat sekitar hutan menjadi faktor pendorong melakukan perencekan kayu dan perusakan hutan, terutama di kawasan hutan yang dekat dengan pemukiman warga. Tindakan perencekan kayu pada pohon produksi getah, seperti pohon pinus dan pohon damar dapat berdampak pada pengurangan produksi getah yang mempengaruhi penghasilan para penyadap getah. Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka diperlukan sumber energi alternatif guna memenuhi kebutuhan energi sekaligus mengurangi resiko perusakan hutan terutama di kawasan hutan yang dekat dengan pemukiman.

B. Rumusan Masalah

a. Apa energi alternatif yang sekaligus menjadi solusi dari masalah perusakan atau perencekan pohon di hutan?

b. Bagaimana cara membuat energi alternatif yang mudah dan murah untuk dibuat dan dimanfaatkan oleh masyarakat tanpa teknologi tinggi?

C. Tinjauan Pustaka a. Definisi Pinus

Pinus merkusii (pinus) adalah salah satu tanaman monokotil yang

mempunyai ciri khas dengan daunnya yang memipih seperti jarum dan berkelompok atau berupa sisik. Pinus memiliki strobilus jantan dan strobilus betina dalam satu pohon. Ukuran strobilus jantan lebih kecil dibandingkan dengan strobilus betina (berkayu), terletak aksilaris. Pohon berkayu (woods), strobilus bentuk konus. Tanaman Pinus merkusii secara

(10)

2 morfologis, memiliki tujuh bagian, yaitu akar, batang, tangkai, daun, bunga, buah dan biji yang masing-masing berciri khas serta mempunyai fungsi yang berbeda dalam satu tumbuhan.

b. Klasifikasi Pinus merkusii

Di Indonesia, pinus mempunyai nama lain yaitu tusam. Jenis ini secara alami tersebar dari garis Bujur Timur 95°30’ hingga 121°30’ dan garis Lintang Utara 22° hingga garis Lintang Selatan 2°. Berdasarkan klasifikasi tumbuhan, Pinus merkusii termasuk dalam famili Pinaceae yaitu satu-satunya pinus yang penyebaran alaminya sampai di selatan khatulistiwa. Di Jawa dan Sulawesi Selatan merupakan hasil penanaman. Tumbuh pada ketinggian 30-1.800 mdpl pada berbagai tipe tanah dan iklim.

Curah hujan tahunan rata-rata 3.800 mm di Filipina dan 1.000 sampai1.200 mm di Thailand dan Myanmar. Di tegakan alam Sumatra (Aceh, Tapanuli dan Kerinci), tidak satu bulan pun curah hujan kurang dari 50 mm, artinya tidak ada bulan kering. Suhu tahunan rata-rata 19-28° C. Adapun klasifikasinya mulai dari kingdom hingga spesies, yaitu:

1) Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

2) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

3) Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

4) Subdivisi : Gymnospermae 5) Kelas : Coniferinae 6) Subkelas : Dillenidae 7) Ordo : Coniferales 8) Famili : Pinaceae 9) Genus : Pinus

10) Species : Pinus merkusii Jungh dan De Vr

Pohon pinus termasuk dalam tipe pohon berumah satu dengan bunga berkelamin tunggal. Bunga jantan dan betina dalam satu tunas. Bunga jantan berbentuk strobilus dengan panjang 2-4 cm terletak terutama di bagian bawah tajuk, sedangakan strobilus betina banyak terdapat di sepertiga bagian atas tajuk terutama di ujung dahan. Strobilus jantan dan

(11)

3 betina dapat ditemukan sepanjang tahun. Puncak pembungaan di Indonesia Maret dan berakhir Juni. Perkembangan menjadi buah selama 11-15 bulan.

Di Indonesia puncak pembuahan bulan Mei-Juli, bervariasi menurut pohon maupun antar tegakan. Pohon mulai menghasilkan benih setelah umur 10-15 tahun. Benih disebarkan angin. Pinus merkusii tersebar di Asia Tenggara antara lain Burma, Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja dan Filipina (Harahap dan Izudin, 2002). Pinus merkusii atau tusam merupakan satu-satunya jenis pinus asli Indonesia.

c. Manfaat Pinus merkusii

Pohon pinus memiliki berbagai manfaat yang besar, baik hasil kayu maupun non kayunya. Kayu pinus digunakan untuk berbagai keperluan seperti konstruksi ringan, mebel, pulp, korek api dan sumpit (Hidayat dan Hansen 2001). Hasil non kayu berupa getah (resin) yang menghasilkan produk gondorukem dan terpentin yang bernilai jual tinggi. Minyak terpentin yang mengandung senyawa terpene biasanya digunakan sebagai pelarut untuk mengencerkan cat minyak, bahan campuran vernis, bahan pewangi lantai, pembunuh kuman, bahan baku pembuat parfum, minyak, minyak pijat aromaterapi dan bahan tambahan pembuatan permen karet sehingga menjadi kenyal dan lentur.

Produk olahan dari getah atau resin pinus yang lain adalah gondorukem. Gondorukem adalah getah dari pohon Pinus merkusii yang kemudian diolah menjadi gondorukem. Kegunaan gondorukem adalah untuk bahan baku industri kertas, keramik, plastik, cat, batik, sabun, tinta cetak, politur, farmasi, kosmetik dan sebagainya.

Produksi getah pinus bervariasi tergantung tingkat umur tanaman tersebut. Pohon tua dapat menghasilkan getah antara 30-60 kg, resin murni antara 20-40 kg dan terpentin antara 7-14 kg per tahun. Selain itu tanaman pinus sangat cocok untuk rehabilitasi lahan kritis, tahan kebakaran dan dibudidayakan di tanah yang tidak subur (Hidayat dan Hansen, 2001).

Bagian kulitnya dapat dijadikan sebagai bahan bakar. Abunya dapat dijadikan sebagai bahan campuran pembuatan pupuk karena mengandung kalium. Secara etnobotani kerucut pinus (strobilus) oleh

(12)

4 pengrajin dapat dijadikan sebagai kerajinan tangan seperti aksesoris (gantungan kunci) dan sebagai hiasan rumah.

d. Briket

Briket adalah gumpalan yang terbuat dari bahan lunak yang dikeraskan. Briket merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang memiliki prospek bagus untuk dikembangkan. Proses pembuatannya mudah serta ketersediaan bahan bakunya juga mudah didapat. Beranjak dari kondisi tersebut, peneliti berupaya membuat arang briket dengan kombinasi bahan arang konus Pinus mercusii dan adonan tepung kanji. Untuk mengetahui kualitas yang baik pada arang briket yang dihasilkan dapat dilihat dari hasil pengujian kimia meliputi kadar air, kadar abu dan kadar zat menguap sedangkan pengujian fisik dengan pengujian indrawi terhadap tekstur, warna dan lama pembakaran.

Pada dasarnya briket bioarang konus Pinus mercusii adalah salah satu inovasi energi alternatif sebagai pengganti arang konvensional yang berasal dari kayu. Keuntungan yang diperoleh dari briket bioarang ini antara lain adalah: 1) Dapat menghasilkan panas pembakaran yang tinggi, 2) Asap yang dihasilkan lebih sedikit daripada arang konvensional, sehingga meminimalisir pencemaran udara, 3) Bentuknya lebih seragam dan menarik, karena dicetak dengan menggunakan alat cetak sederhana, 4) Pembuatan bahan baku tidak menimbulkan masalah dan dapat mengurangi pencemaran lingkungan, 5) Pada kondisi tertentu dapat menggantikan fungsi minyak tanah dan kayu bakar sebagai sumber energi bahan bakar untuk keperluan rumah tangga, 6) Lebih murah bila dibandingkan dengan minyak tanah atau arang kayu, 7) Masa bakar jauh lebih lama dari pada arang biasa.

(13)

5 D. Produk Briket dari Konus Pinus merkusii

1. Bahan

a. Konus, bunga pinus kering;

b. Tepung kanji atau tepung tapioka, sebagai perekat arang briket; c. Air, sebagai pelarut dan campuran tepung kanji;

2. Alat

a. Kaleng besar dan tutupnya, digunakan sebagai wadah pembakaran konus menjadi arang;

b. Ayakan atau saringan, untuk menyaring arang sehingga didapatkan arang yang halus;

c. Panci, digunakan untuk merebus air dan mematangkan adonan tepung;

d. Sodet, digunakan untuk mengaduk adonan tepung kanji;

e. Kompor, digunakan untuk memasak air dan adonan tepung kanji;

f. Korek api, digunakan untuk menyulut api pembakaran konus;

g. Cetakan (paralon diameter 2 cm, dipotong 2 cm dan keramik), untuk mencetak arang briket;

h. Kipas, digunakan mengipas bara api guna mempertahankan nyala api;

3. Proses Pembuatan

a. Masukan beberapa butir konus ke dalam kaleng, nyalakan dengan korek api, setelah api stabil masukan konus sedikit demi sedikit hingga kaleng penuh, usahakan api tetap stabil menyala dengan cara dikipas;

b. Setelah semua konus hangus terbakar lalu tutup kaleng rapat-rapat, tunggu kurang lebih 15 menit hingga bara api dalam kaleng padam; c. Haluskan arang konus dengan cara menggiling atau menumbuknya

hingga halus;

d. Ayak bubuk arang konus, ambil bubuk arang konus yang benar-benar halus;

(14)

6  Campurkan 15 gr atau 1 sendok makan penuh tepung kanji

dengan ½ gelas atau 44 ml air dingin, aduk hingga rata;  Didihkan 1/8 gelas atau 176 ml air;

 Setelah air mendidih, masukan adonan tepung kanji kedalam air mendidih sambil terus diaduk hingga mengental;

f. Campurkan 124 gr atau 2 gelas bubuk arang konus dengan adonan tepung kanji, di aduk hingga merata;

g. Cetak adonan arang menggunakan paralon dan diratakan dengan keramik;

h. Diamkan arang briket yang baru di cetak di suhu ruangan kurang lebih 30 menit;

i. Jemur arang briket di bawah sinar matahari langsung hingga kering sekitar 3-4 hari;

j. Setelah kering, sortir arang briket dari retak dan pecah;

4. Fungsi Briket Konus Pinus merkusii

1) Sebagai bahan bakar alternatif pengganti kayu bakar 2) Dapat digunakan untuk membakar sate ataupun memasak

5. Keunggulan Briket Konus Pinus merkusii dibanding arang biasa atau kayu bakar

1) Mudah terbakar dan tahan lama sehingga secara ekonomis lebih hemat disbanding arang ataupun kayu

2) Menghasilkan api yang stabil dan menghasilkan panas lebih tinggi, panasnya hingga 7.290-7.456 kalor per gram

3) Aman dan ramah lingkungan karena diolah tanpa menggunakan bahan kimia

4) Abu Briket tidak berterbangan dan tidak berasap,

5) Tidak meninggalkan noda hitam pada peralatan yang digunakan 6) Tidak mengeluarkan bau menyengat atau aroma tidak sedap yang

(15)

7 E. Sosialisasi dan Advokasi Briket Konus Pinus merkusii

1. Sosialisasi Penggunaan Briket Konus Pinus merkusii

Merespon perencekan kayu yang marak dilakukan masyarakat di sekitar hutan, kami melakukan sosialisasi dan advokasi kepada mayarakat di 2 (dua) lokasi di 2 desa yang berbeda di wilayah pemukiman yang dekat dengan hutan yaitu Desa Sunyalangu Kecamatan Karanglewas dan Desa Sokawera Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. Kedua desa ini dipilih sebagai salah satu basis desa yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan Perum Perhutani, tepatnya di RPH Karanggandul BKPH Gunung Slamet Barat KPH Banyumas Timur. Tanggapan masyarakat dari kedua desa itu sangat positif dengan adanya bahan bakar alternatif Briket Konus Pinus merkusii.

2. Advokasi bagi masyarakat sekitar hutan

Advokasi dilakukan sebagai bentuk pendampingan dan pemberian kesadaran akan perubahan dari perusak yang melakukan perencekan kayu beralih ke penggunaan bahan bakar alternatif briket konus Pinus merkusii. Masih banyak masyarakat dengan sadar atau tidak, lebih sering merusak (menebang) ranting (rencek) untuk kayu bakar dirumah. Kondisi ini kemudian perlu diantisipasi dengan memberikan penyadaran bahwa melakukan perencekan merupakan bagian dari bentuk perusakan hutan.

F. Pengembangan Potensi

Pemanfaatan konus Pinus merkusii menjadi arang briket, berpotensi dijadikan energi alternatif yang mudah dibuat dan ramah lingkungan. Briket dari konus juga menjadi nilai tambah di bidang ekonomi atau dapat menambah penghasilan masyarakat desa sekitar hutan.

Bila di kalkulasi, 1 kg arang briket hanya membutuhkan sekitar 100 gr tepung kanji seharga Rp 1.000,- dan tiap 1 kg briket memiliki harga Rp 6.000 sampai Rp 9.000 untuk ukuran kecil, Rp. 15.000 sampai Rp. 30.000 untuk ukuran 5 cm, dan Rp 22.000 sampai Rp 50.000 untuk

(16)

8 ukuran 10 cm. Apabila dimanfaatkan secara maksimal, maka ini akan menjadi peluang usaha terutama bagi masyarakat desa sekitar kawasan hutan.

G. Penutup 1. Kesimpulan

Briket yang terbuat dari konus Pinus merkusii dapat dijadikan bahan bakar alternatif penganti kayu bakar yang semakin sulit dicari. Konus merupakan limbah organik dari hutan yang ada dan belum banyak dimanfaatkan. Pemanfaatan konus Pinus merkusii ini tidak akan berdampak pada kerusakan lingkungan ataupun hutan dan proses pembuatannya sangat mudah dan sederhana, tidak menggunakan bahan kimia berbahaya maupun alat teknologi tinggi sehingga menjadi produk yang mudah diaplikasikan dan ramah lingkungan oleh masyarakat.

2. Saran

Briket merupakan energi alternatif yang murah dan mudah untuk dibuat dan berpotensi dijadikan bahan bakar alternatif. Namun kendala utamanya adalah kemauan masyarakat untuk mau beralih bahan bakar dan belajar cara membuatnya, perlu penanganan bersama pihak terkait untuk melakukan sosialisasi dan pengenalan kepada masyarakat dalam mengatasi permasalahan ini guna mengembangkan potensi masyarakat khususnya sekitar kawasan hutan agar menjadi masyarakat yang lebih produktif dan berdaya guna sehingga tidak merusak lingkungan.

3. Penutup

Demikian makalah ini kami susun, dengan berbagai keterbatasan dan kekurangan, saran dan kritik yang membangun akan sangat berguna bagi kami. Kami ucapkan terima kasih pada seluruh pihak yang ikut serta membantu dan mendukung dalam penyusunan dan penelitian karya inovasi ini, semoga karya ini dapat bermanfaat khususnya bagi

(17)

9 masyarakat di sekitar hutan, anggota Gerakan Pramuka dan masyarakat pada umumnya.

(18)

REFERENSI

Butarbutar, T., R. M. S. Harahap, dan P. Murdiana. 1998. Evaluasi Pertumbuhan

Tanaman Pinus merkusii di Aceh Tengah. Buletin Penelitian Kehutanan

Pematang Siantar: Siantar.

Harahap, R. M. S. 2002. Keragaman Sifat dan Uji Asal Benih Pinus merkusii di

Sumatera. Buletin Penelitian Kehutanan Pematang Siantar: Siantar.

Hidayat Jajat & Hansen. 2001. Informasi singkat Benih ; http://bpthbalinusra.net/ sbseedleaflet 105- tusam-pinus- merkusii-jungh.html. Diakses tanggal 23 November 2014.

http://www.academia.edu/3106789/pengaruh_variasi_tekanan_pada_pembuatan_ briket_arang_tempurung_kelapa_dengan_perekat_daun_jambu_mete_mud a_Anacardium_?login=&email_was_taken=true. Diakses pada tanggal 24 November 2014.

Tjitrosoepomo, Gembong, 1985. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada University Press: Yogyakarta.

http://www.academia.edu/3106789/PENGARUH_VARIASI_TEKANAN_PADA _PEMBUATAN_BRIKET_ARANG_TEMPURUNG_KELAPA_DENGA N_PEREKAT_DAUN_JAMBU_METE_MUDA_Anacardium_

(19)
(20)

DOKUMENTASI PEMBUATAN, PENGGUNAAN DAN KEGIATAN SOSIALISASI BRIKET KONUS PINUS MERKUSII 1. Foto Bahan, Alat dan Proses Pembuatan

a. Bahan

Konus pinus kering

Tepung kanji atau tepung tapioka untuk perekat arang briket

(21)

b. Alat

Kaleng besar dan tutupnya untuk wadah pembakaran Konus menjadi arang

Ayakan untuk menyaring arang sehingga didapatkan arang yang halus

(22)

Sodet untuk mengaduk adonan tepung kanji

Korek untuk menyulut api pembakaran Konus

Cetakan terbuat dari paralon diameter 2 cm, dipotong panjang 2 cm dan keramik untuk mencetak arang briket

(23)

Kipas untuk mengipas bara api supaya nyala api bertahan

c. Proses Pembuatan

Proses pembakaran Konus

(24)

Proses pengayakan

Proses pemasakan tepung kanji

(25)

Proses pencetakan

(26)
(27)

3. Foto Penyuluhan

a. Penyuluhan di Desa Sunyalangu Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas

(28)

b. Penyuluhan di Desa Sokawera Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian ini diketahui bahwa sayur-ssayuran tersebut mengandung senyawa flavonoid dan setelah diolah kandungan flavonoid pada sayuran ada yang berkurang, tetapi

Teknik pembiusan dengan penyuntikkan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tetapi masih memiliki respon normal terhadap rangsangan verbal dan tetap dapat mempertahankan

Masa depan Sabah terletak pada keupayaannya untuk meningkatkan infrastruktur fizikal (jalan raya, pelabuhan, elektrik, air dan salinghubungan data) serta infrastruktur tidak

In this method, Global Positioning System (GPS), and GSM network are used to track the UAVs; an emergency tracking UAV information database is built in advance by registration,

1. Pelaksanaan layanan bantuan kesulitan belajar dan pengayaan. 1) Tersedia program layanan bantuan kesulitan belajar dan pengayaan, dilaksanakan secara taat asas. 2)

Ketika untuk kedua objek ini dibuatkan bounding box yang sejajar dengan sumbu koordinat (metode AABB), maka hasil deteksi tabrakannya adalah bahwa kedua objek tersebut

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Umar (2011) dengan judul Pengaruh Upah, Motivasi Kerja, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pekerja pada Industri

Amarsvati Resort Condotel & Villas adalah proyek terbaru Pollux Properties di Malimbu Pulau Lombok yang akan dikelola oleh Ariva Hospitality International Operator. Saat