22
OPTIMALISASI PEMBANGUNAN PROYEK
APARTEMEN SGC CIBUBUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE
PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM)
ARIZAL NURHIDAYAT, BASUKI ARIANTO, DAN W. TEDJA BHIRAWA
Program Studi Teknik Industri, Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma, Jakarta.
ABSTRAK
PT JG Tbk which is engaged in building construction. This company was founded in 1980, although it has been around for decades, and has experienced various types of building construction models. Companies often experience work delays at the time of implementation, because the delay in project work is not carried out right at the time of the agreement. Therefore, it is necessary to analyze the project scheduling so that it can be seen how long the project can be completed.
The stages at the completion of the SGC project on floors 3 to 5, namely: determining the stages of activities, compiling new networks, making precedence diagram method activities, estimating manpower costs.
In the case of the construction of the SGC Cibubur apartment floors 3 to 5 floors. With scheduling data from the company, which is for 497 days, the wages of masons, workers and foremen are Rp. 5,886,132,300.00 with the calculation of wages for mason workers, kenek and foremen using the PDM method of Rp. 5,401,080,000.00 savings in labor wages to Rp. 485,052,300.00 from the results of calculations using the PDM method is far more optimal than the calculations used by the company.
Keywords: Project, Critical Path, Networking Diagram, Precedence Diagram Method (PDM)
ABSTRAKS
PT JG Tbk yang bergerak dibidangkontruksi bangunan. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1980, Meskipun sudah berdiri puluhan tahun lamanya, dan sudah mengalami berbagai macam model kontruksi bangunan. Perusahaan seringkali mengalami Keterlambatan pekerjaan pada saat pelaksanaan, karena keterlambatan tersebut pengerjaan proyek tidak terlaksana tepat pada waktu kesepakatan.maka dari itu perlu dilakukan analisis pada penjadwalan proyek agar dapat diketahui berapa lama proyek tersebut dapat diselesaikan.
Tahapan pada penyelesaian proyek SGC lantai 3 sampai dengan lantai 5 yaitu: menentukan tahapan kegiatan, penyusunan jaringan baru, membuat kegiatan precedence diagram methode, estimasi biaya manpower.
Pada kasus pembangunan apartemen SGC Cibubur lantai 3 sampai dengan lantai 5 dengan data penjadwalan dari perusahaan yaitu selama 497 hari maka didapatkan biaya upah pekerja tukang, kenek dan mandor sebesar Rp. 5.886.132.300,00 dengan perhitungan upah pekerja tukang, kenek dan mandor menggunakan metode PDM sebesar Rp. 5.401.080.000,00 penghematan upah tenaga kerja menjadi Rp. 485.052.300,00 dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode PDM jauh lebih optimal dibandingkan dengan perhitungan yang dipakai oleh perusahaan.
23
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Precedence Diagram Method adalah metode jaringan kerja yang termasuk dalam klasifikasi AON (Activity On Node).Dalam Metode ini kegiatan dituliskan didalam node yang umumnya berbentuk se-gi empat, sedangkan anak panahnya sebagai penunjuk hubungan antara kegiatan-kegiatan yang bersangkutan. Dengan demikian dummy yang merupakan tanda penting untuk menunjukkan hubungan ketergantungan, di dalam PDM tidak diperlukan (Soeharto, 1995). PDM pada dasarnya menitik beratkan pada persoalan keseimbangan antara biayadan
waktu penyelesaian proyek. PDM
menekankan pada hubungan antara pemakaian sejumlah tenaga kerja atau sumber-sumber daya untuk mempersingkat waktu pelaksanaan suatu proyek dan kenaikan biaya sebagai akibat penambahan sumber-sumber daya tersebut.
PT JG Tbk. Merupakan salah satu perusahaan Tbk yang bergerak dibidang kontruksi bangunan. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1980, dengan banyak pengetahuan dan prestasi yang diraih didalam dunia kontruksi bangunan. Meskipun sudah berdiri puluhan tahun lamanya, dan sudah mengalami berbagai macam model kontruksi bangunan. Keterlambatan pekerjaan pada saat pelaksanaan sering terjadi, karena kurang dikontrolnya pekerjaan dan time schedule yang buruk. Sehingga kegiatan proyek menjadi tidak efisien yang mengakibatkan keterlambatan dan membengkaknya biaya pelaksanaan.
Oleh karna itu, masalah waktu dan biaya perlu diperhatikan dengan cara mengawasi dan membuat time scdule dengan baik. Managemen penjadwalan pada saat ini ditekankan untuk bisa meningkatkan efesiensi dengan waktu yang singkat dan biaya yang dikeluarkan tidak banyak. Berdasarkan latar belakang yang sudah di jabarkan, maka judul yang akan ditulis adalah Analisis Waktu dan Biaya Proyek Pembangunan Apartemen SGC
Cibubur Dengan Menggunakan Metode Precedence Diagram Method (PDM).
1.2. Perumusan Masalah
Penelitian ini diharapkan dapat
memiliki suatu kejelasan dalam
pengerjaannya, sehingga dapat diangkat rumusan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana mengoptimalkan
penjadwalan proyek apartemen SGC Lantai 3 sampai dengan lantai 5?
b. Berapa biaya yang dibutuhkan
akibat pengoptimalan
penjadwalan proyek?
c. Berapa banyak sumber daya yang dibutuhkan dalam pengerjaan proyek SGC?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:
a. Untuk mengetahui optimalisasi
penjadwalan pembangunan
apartemen SGC.
b. Untuk menghitung berapa biaya
setelah dilakukan
pengoptimalisasi penjadwalan pembangunan.
c. Untuk mengevaluasi jumlah
tenaga kerja setelah
pengoptimalisasi penjadwalan pembangunan.
2.1.Manajemen Proyek Kontruksi
Manajemen proyek adalah usaha kegiatan untuk meraih sasaran yang telah didefinisikan dan ditentukan dengan jelas seefisien dan seefektif mungkin. Dalam rangka meraih sasaran-sasaran yang telah disepakati, diperlukan sumber-sumber daya termasuk sumber daya manusia yang merupakan kunci dari segalanya.
Manajemen dalam konteks
pembangunan mempunyai dwifungsi tugas yaitu
a. Menciptakan dorongan/semangat untuk memotivasi orang supaya bekerja dengan baik
24
b. Mengarahkan sumber daya manusia dan sumber daya lain supaya berjalan dijalur yang seharusnya menuju suatu sasaran yang telah ditetapkan.
Untuk hal yang pertama diperlukan sasaran dan tujuan secara mantap dan jelas disamping kebijakan dasar sebagai panduan. Sedangkan untuk hal kedua berkaitan dengan mencari metode dan pembuatan program kerja yang disetujui bersama dalam rangkaian meraih sasaran itu.
Pelaksanaan manajemen dijalankan melalui suatu proses kegiatan tertentu dengan fungsi yang saling berkaitan. Dalam hal ini proses dan fungsi mempunyai pengertian yang sama. Yang dimaksud proses adalah serangkaian mulai dari awal penentuan sasaran sampai dengan akhir pencapaian sasaran, sedang kegiatan yang berlangsung merupakan fungsi dari manajemen (Djojowirono, 2005).
Proyek memiliki komponen-komponen penting dalam proses pelaksanaannya antara lain yaitu, ruang lingkup (scope), waktu, biaya dan kualitas. Keempat hal ini merupakan batasan yang ada dalam sebuah pelaksanaan proyek. Maksudnya adalah bahwa kriteria yang harus dipenuhi suatu proyek dalam pelaksanaannya. harus Keempat komponen tersebut menjadi batasan dalam pelaksanaan proyek. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa kriteria yang harus dipenuhi dari produk yang dihasilkan dari proyek meliputi kriteria atau batasan waktu, batasan ruang lingkup, batasan biaya, dan batasan kualitas. Jadi empat keharusan dalam sebuah proyek adalah (Dimyati & Nurjaman, 2014:41-42): a. Diselesaikan dan diserahkan
dengan tepat waktu.
b. Cukup dibiayai dengan dana yang telah ditentukan.
c. Sesuai dengan ruang lingkup yang disepakati.
d. Memiliki kualitas hasil sesuai dengan kriteria yang disepakati
Antara pelaksana dan pemberi proyek.
Keempat komponen tersebut dapat digambarkan dalam prisma segitiga seperti dibawah ini:
Gambar 1.1 Empat komponen Proyek yang Saling Berhubungan
Sumber: Schwalbe K dalam buku Hamdan Dimyati & Kadar Nurjaman (2014:41)
2.1.1. Pengertian Proyek
Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumber daya serta memiliki spesifikasi tersendiri atas produk yang akan dihasilkan. Dengan adanya keterbatasan-keterbatasan dalam mengerjakan suatu proyek, maka sebuah organisasi proyek sangat dibutuhkan untuk mengatur sumber daya yang dimiliki agar dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang sinkron sehingga tujuan proyek bisa tercapai. Organisasi proyek juga dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara yang efisien, tepat waktu dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan.
Pengertian proyek menurut beberapa ahli sebagai berikut
a. Heizer dan Render (2006:81) menjelaskan bahwa proyek dapat didefinisikan sebagai sederetan tugas yang diarahkan kepada suatu hasil utama.
b. Schwalbe yang diterjemahkan oleh Dimyati & Nurjaman (2014:2) menjelaskan bahwa proyek adalah usaha yang bersifat sementara untuk menghasilkan produk atau layanan yang unik. Pada umumnya, proyek melibatkan beberapa orang yang saling berhubungan aktivitasnya dan sponsor utama proyek biasanya tertarik dalam
25
penggunaan sumber daya yang efektif untuk menyelesaikan proyek secara efisien dan tepat waktu.
c. Nurhayati (2010:4) menjelaskan bahwa sebuah proyek dapat diartikan sebagai upaya atau aktivitas yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan-harapan
penting dengan menggunakan
anggaran dana serta sumber daya yang tersedia, yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
Dari beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa proyek merupakan suatu aktivitas sementara yang dilakukan dengan beberapa sumber daya, biaya, dan jangka waktu yang terbatas yang diorganisasikan untuk menghasilkan produk atau layanan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
2.2.1. Pengertian Networking Diagram
Berikut definisi dan pengertian network planning atau jaringan kerja dari beberapa sumber buku:
a. Menurut Fahmi (2014), network planning merupakan suatu kondisi dan situasi yang dihadapi oleh
seorang manajer dengan
menempatkan analisis pada segi waktu (time) dan biaya (cost)
sebagai latar belakang
(background) dalam setiap
membuat keputusan, khususnya keputusan yang berkaitan dengan jaringan.
b. Menurut Nurhayati (2010), network planning adalah suatu alat yang digunakan untuk merencanakan, menjadwalkan, dan mengawasi kemajuan dari suatu proyek.
c. Menurut Muhardi (2011), network planning adalah suatu perencanaan dan pengendalian proyek yang
menggambarkan hubungan
kebergantungan antara setiap pekerjaan yang digambarkan dalam diagram Network.
d. Menurut Dimyati (2014), network planning merupakan rencana
jaringan kerja yang memperlibatkan seluruh aktivitas yang terdapat di dalam proyek serta logika ketergantungan antar satu dengan lain.
2.2.2. Metode Networking Planning
Terdapat beberapa teknik atau metode yang digunakan dalam menuliskan network planning, yaitu sebagai berikut:
a. Metode diagram grafik (Chart
Method Diagram), digunakan untuk
perencanaan dan pengendalian proyek dalam bentuk diagram grafik.
b. Teknik manajemen jaringan (Network Management Technique),
digunakan untuk perencanaan dan pengendalian proyek berbasis teknologi informasi (IT).
c. Prosedur dalam penilaian
program (Program Evaluation
Procedure), digunakan untuk merencanakan, mengendalikan, dan menilai kemajuan suatu program. d. Analisis jalur kritis (Critical Path
Analysis), digunakan untuk penjadwalan dan mengendalikan sumber daya proyek.
e. Metode jalur kritis (Crtical Path
Method), digunakan untuk menjadwalkan dan mengendalikan
proyek yang sudah pernah
dikerjakan sehingga data, waktu dan biaya setiap unsur kegiatan telah diketahui oleh evaluator.
Teknik menilai dan meninjau kembali (Program Evaluation and Review Technique),
digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum pernah dikerjakan.
2.2.3. Pengertian PDM
Metode Precedence Diagram Method (PDM) merupakan penyempurnaan
dari CPM, karena pada prinsipnya CPM hanya menggunakan satu jenis hubungan aktifitas yaitu hubungan akhir awal dan sebuah kegiatan dapat dimulai apabila kegiatan yang mendahuluinya selesai. Kegiatan dan peristiwa pada metode
26
preseden diagram ditulis dalam node yang berbentuk kotak segi empat. Kotak-kotak tersebut menandai suatu kegiatan, dimana harus dicantumkan identitas kegiatan dan kurun waktunya. Sedangkan peristiwa merupakan ujung-ujung kegiatan. Setiap node memiliki dua peristiwa yaitu awal dan akhir.
Pada diagram PDM hubungan antar kegiatan berkembang menjadi beberapa kemungkinan berupa konstrain. Konstrain menunjukkan hubungan antar kegiatan dengan satu garis dari node terdahulu ke node berikutnya. Satu konstrain hanya dapat menghubungkan dua node. Karena setiap node memiliki dua ujung yaitu ujung awal atau mulai (S) dan ujung akhir (F), maka ada empat macam konstrain yaitu awal ke awal (SS), awal ke akhir (SF), akhir ke awal (FS), dan akhir ke akhir (FF). Pada garis konstrain dibubuhkan penjelasan mengenai waktu mendahului (lead) atau terlambat/ tertunda (lag). Bila kegiatan (i) mendahului kegiatan (j) dan satuan waktu adalah hari. (Ariany 2010).
PDM mempunyai hubungan logis ketergantungan yang bervariasi. Jika di
CPM hanya terdapat hubungan
logis/konstrain FS = 0 dan SS = 0, maka pada PDM ada 4 macam hubungan logis/konstrain yang bervariasi, yaitu :
a. Finish to Finish (FF) yaitu
hubungan yang menunjukkan
bahwa selesainya (Finish) kegiatan berikutnya (Successor) tergantung pada selesainya (Finish) kegiatan sebelumnya (Predecessor).
Gambar 2.6 Finish to Finish (FF)
FFij =0, artinya selesainya kegiatan i dan j secara bersamaan.
Gambar 2.7 Finish to Finish, FFij =0
FFij = x, artinya kegiatan j
selesainya setelah kegiatan i selesai
Gambar 2.8 Finish to Finish, FFij = x
FFij = -x, artinya kegiaan i
selesainya x hari lebih dahulu dari selesainya kegiatan j
Gambar 2.9 Finish to Finish, FFij = -x
b. Finish to Start (FS) yaitu hubungan yang menunjukkan bahwa mulainya (Start) kegiatan berikutnya (Successor) tergantung pada selesainya (Finish) kegiatan sebelumnya (Predecessor).
Gambar 2.10 Finish to Start (FS)
FSij = 0 kegitan j dimulai
langsung setelah kegiatan i selesai.
Gambar 2.11 Finish to Start, FSij = 0
FSij = x kegiatan j dimulai
setelah x hari kegiatan i selesai.
Gambar 2.12 Finish to Start, FSij
= x
c. Start to start (SS) yaitu hubungan
yang menunjukkan bahwa
27
berikutnya (Successor) tergantung pada mulainya (Start) kegiatan sebelumnya (Predecessor).
Gambar 2.13 Start to Start (SS)
SSij = 0 Kegiatan i dan j dimulai (start)
secara bersama-sama.
Gambar 2.14 Start to Start, SSij = 0
SSij = x kegiatan j dimulai setelah x
hari kegiatan i dimulai.
Gambar 2.15 Start to Start, SSij = x
d. Start to Finish (SF) yaitu hubungan yang menunjukkan bahwa selesainya (Finish) kegiatan berikutnya (Successor) tergantung pada mulainya (Start) kegiatan sebelumnya (Predecessor).
Gambar 2.16 Start to Finish (FS)
SF = x kegiatan j selesai setelah x hari kegiatan i dimulai.
Gambar 2.17 Start to Finish, SF = x
Untuk kegiatan Finish to Finish (FF) dan Finish to Start (FS) tenggang waktu/waktu tunda untuk kegiatan berikutnya disebut “Lag time”. Sedangkan, untuk kegiatan Start to
Start (SS) dan Start to Finish (SF),
waktu tenggang/waktu tunda untuk kegiatan berikutnya disebut “lead
time“ (Faisol, 2010).
3.1. Studi Pendahuluan
Studi pendahulu digunakan untuk meneliti lebih lanjut apa yang menjadi masalah. Sistem pendahuluan terdiri dari wawancara, studi kepustakaan dan observasi.
3.2. Pengumpulan Data
Pegumpulan data yang dilakukan untuk pengadaan data berupa data primer dan data sekuder. Berikut adalah pengertian dari data primer dan data sekunder
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan secara langsung dilapangan. Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan cara mengamati secara langsung kegiatan di proyek serta wawancara dengan karyawan yang terlibat langsung dalam proses pembangunan struktur di proyek. Data yang diperoleh antara lain adalah upah pekerja dan harga bahan baku.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak langsung diamati oleh peneliti. Data ini berupa data laporan mingguan, RAB, gantt
chart, critical path dan kurva S.
3.3. Pengelolaan data
Data primer dan data sekunder yang telah dikumpulkan kemudian diolah agar dapat digunakan dalam penelitian. Tahap pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi pekerjaan struktur pada proyek
b. Perhitungan jalur kritis (
Networking Planning )
28 Data Teknisi
pada kasus ini merupakan
pembangunan apartemen dengan total lantai sebanyak 16 lantai, tetapi peneliti hanya mengambil data kegiatan – kegiaytan proyek mulai dari lantai 3 sampai dengan lantai 5, pembangunan apartemen ini mempunyai luas per lantai nya yaitu 980 m2 dengan panjang lantai 70 m dan lebar 14 m, dan tinggi bangunan per lantai nya 4 m. Perusahan merencanakan jumlah pekerja yaitu: 66 tukang batu, 8 pekerja plafond, 8 pekerja stainless, 6 pekerja elektrikal, 4 pekerja ac, 3 pekerja IT jaringan, 8 pekerja Furniture, dan 4 pekerja kaca.
4.1.2.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Rencana anggaran biaya merupakan suatu panduan atau acuan untuk membuat sebuah kegiatan-kegiatan pada suatu proyek
Dibawah ini merupakan kegiatan-kegiatan proyek SGC mulai dari lantai 3 sampai dengan lantai 5:
Rencana Jumlah Karyawan
Pada perencanaan
pembangunan apartemen SGC
lantai 3 sampai lantai 5, perusahan merencanakan berbagai macam pekerja yang terdiri dari pekerja batu, pekerja plafond, pekerja stainless, pekerja elektrikal, pekerja ac, pekerja IT jaringan, pekerja furniture dan pekerja kaca.
Berikut jumlah pekerja
pembangunan apartemen SGC
lantai 3 sampai lantai 5 pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Rincian pekerja
Upah Karyawan
Upah merupakan hak
pekerjaan yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang imbalan. Pembayaran upah akan ada dalam perjanjian awal dalam penentuan nominal. Berikut upah pekerja yang berada di PT JG Tbk : a. Mandor : Rp. 180.000 b. Tukang : Rp. 150.000 c. Kenek : Rp. 120.000 d. Penyusunan Aktivitas Baru e. penyusunan aktivitas baru adalah analisis peneliti terhadap kegiatan – kegiatan yang ada pada gambar 4.1 untuk bisa diubah kedalam jaringan kerja PDM, sehingga bisa didapatkan perbandingan kegiatan – kegiatan yang bisa dilakukan secara bersamaan dan kegiatan – kegiatan yang tidak bisa didahului. f. 4.2.2.1 Tabel Kegiatan Proyek dengan PDM g. Pada tabel aktivitas proyek digunakan untuk menganalisis
NO NAMA PEKERJA KODE JUMLAH
PEKERJA PB0 60 PB3 20 PB4 20 PB5 20 PLB 6 2 Pekerja Plafond PP 8 3 Pekerja Stainless PS 8 4 Pekerja Elektrikal PE 6 5 Pekerja AC PAC 4
6 Pekerja IT Jaringan PIT 3
7 Pekerja Furniture PF 8
8 Pekerja Kaca PK 4
1
29 hubungan antar kegiatan yang berkembang menjadi beberapa kemungkinan berupa konstrain. Dimana kontstrain tersebut menunjukan hubungan antar kegiatan dengan satu garis pada node terdahulu ke node berikutnya.
Terdapat 4
konstrain yaitu start to start (SS), Start to Finish (FS), Finish to Start (FS) dan Finish to Finish (FF). h. Berikut kegiatan – kegiatan pada tabel
4.3 setelah
dilakukan analisi aktivitas proyek dengan PDM
Gant Chart Setelah di PDM Pada proyek pembangunan apartemen lantai 3 sampai lantai 5 perusahaan merencanakan untuk 83 total kegiatan yang terdiri dari pekerjaan persiapan, pekerjaan pasangan, pekerjaan lantai, pekerjaan plafond, pekerjaan pengecatan, pekerjaan pintu dan jendela, pekerjaan sanitasi, pekerjaan instalasi listrik, pekerjaan lain – lain, pekerjaan furniture, dan pekerjaan finishing dengan jumlah total durasi 364 hari. Gant chart kegiatan setelah di PDM
Estimasi Waktu
Estimasi waktu merupakan salah satu cara untuk meprediksi suatu durasi kegiatan proyek agar tidak terjadi kegagalan pada saat pelaksanaan kegiatan tersebut. Berikut tabel 4.4 Menunjukan durasi yang diberikan perusahaan dengan durasi menggunakan metode PDM
Durasi sebuah kegiatan pada proyek didapatkan dari :
𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 1𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
ℎ𝑎𝑟𝑖 = 𝑘𝑜𝑒𝑓 ∗ 𝑣𝑜𝑙 Contoh : pekerjaan pintu kamar type 30 lt 3
1.50 𝑥 27 𝑏𝑢𝑎ℎ = 40.50 ℎ𝑎𝑟𝑖 Durasi hari didapat dari 𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖
= 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟 1 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 Contoh : pekerjaan pintu kamar type 30 lt 3
40.50 ℎ𝑎𝑟𝑖 8 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 = 5.06 ℎ𝑎𝑟𝑖
Estimasi Upah Pekerja
Upah pekerja adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari perusahaan kepada pekerja yang ditetapkan menurut suatu perjanjian kerja. Setelah didapatkan suatu durasi dan jumlah pekerja proyek perusahaan baru bisa menganalisis jumlah upah atau biaya tenaga kerja tersebut dengan cara:
Upah pekerja tukang :
30 Upah pekerja kenek :
(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑥 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖)𝑥 𝑅𝑝. 120.000 Upah mandor :
(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑥 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖)𝑥 𝑅𝑝. 180.000 Penerapan metode PDM
Menggunakan metode PDM di
dapatkan durasi sebesar 364 hari lebih cepat dari perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan sebesar 497 hari. Pehitungan menggunakan metode PDM lebih optimal bila dibandingkan dengan perhitungan oleh perusahaan, dikarnakan metode PDM adanya kegiatan tumpang tindih dimana kegiatan kegiatan tersebut bisa dilakukan secara bersamaan walaupun dengan pekerja yang berbeda.
Pekerja menurut perusahaan dan menurut metode PDM tidak ada selisih jumlah pekerja tetapi dengan PDM manajemen pekerja bisa lebih optimal, seperti pekerjaan batu pada kegiatan pemasangan bata luar dan bata dalam menurut perusahaan diselesaikan terlebih dahulu dari lantai 3 sampai lantai 5 baru pekerjaan plesteran bisa berjalan, tetapi dengan menggunakan PDM kegiatan pemasangan bata ringan bagian luar bisa dilakukan secara bersamaan dengan kegiatan pemasangan bata ringan bagian dalam dan kegiatan pemasangan pipa air kotor bisa berjalan sebelum pekerjaan bata ringan bagian dalam dan luar selesai. Dengan adanya tumpang tindih tersebut, durasi dan jumlah pekerja bisa di manajemen dengan baik.
Begitupun dengan upah pekerja, menurut perusahaan upah tukang, kenek, dan mandor selama durasi 497 hari sebesar Rp. 5.886.132.300,00, sedangkan menurut perhitungan PDM upah total tukan, kenek, dan mandor sebesar Rp. 5.401.080.000,00 sehingga terjadi penghematan biaya upah pekerja apartemen SGC lantai 3 sampai lantai 5 sebesar Rp. 485.052.300,00.
5.1. KESIMPULAN
Dari analisis yang dapat dilakukan maka dapat diambil beberapa keimpulan sebagai berikut :
a. Berdasarkan hasil dari pengolahan data didapatkan bahwa durasi penjadwalan kegiatan proek meenggunakan metode PDM bisa dioptimalkan karena adanya kegitan tumpang tindih pada metode tersebut, beberapa kegiatan tumpang tindih pada
proyek yaitu pekerjaan
pemasangan bata ringan bagian dalam dan bagian luar bisa dibarengi dengan kegiatan pemasangan pipa air kotor dengan durasi pemasangan bata ringan yaitu selama 28 hari dengan
pemasangan pemipaan yang
berdurasi 21 hari maka kegiatan pemipaan bisa diartikan tidak mempunyai durasi dikanakan berbarengan dengan kegiatan pemasangan bata.
b. Berdasarkan hasil pengolahaan data didapat bahwa upah tukang, kenek dan mandor menurut perusahaan yaitu sebesar Rp.
5.886.132.300,00 dan pada perhitungan menggunakan metode PDM didapatkan total upah sebesar Rp. 5.401.080.000,00
sehingga dengan PDM
pembiayaan upah lebih optimal dari pehitungan peusahaan dengan total penghematan biaya sebesar
Rp.485.052.300,00
c. berdasarkan hasil pengelolahan data didapat bahwa jumlah pekerjaan menururt perusahaan
dan PDM tidak mempunyai
selisih, tetapi kegiatan- kegiatan
tumpang tindih bisa
memanajemen sumber daya
tenaga kerja secara optimal.
5.2. SARAN
Berdasarkan kesimpulan tersebut, peneliti memberikan saran sebagai berikut : a. Aktivitas pekerjaan yang banyak
dalam pembangunan proyek
apartemen, pemilik hendaklah menyusun aktivitas pekerjaan
31
menjadi lebih terstruktur dan terperinci, sehingga dapat melakukan penjadwalan yang baik pada saat perencanaan awal agar waktu proyek menjadi lebih cepat selesai.
b. Pada perencanaan proyek, pemilik lebih menyusun rapih mengenai hal biaya dan waktu pelaksanaan proyek, sehingga tidak terjadi keterlambatan pada saat kegiatan proyek berlangsung dan biaya yang dikeluarkan ternyata melebihi dari apa yang telah direncanakan.
c. Dalam menentukan durasi
pelaksanaan proyek, tentukan kegiatan yang memiliki keterkaitan dengan kegiatan lain dengan cermat, agar pada saat menentukan durasi pelaksanaan proyek memiliki waktu yang tepat, sehingga [ada saat dilakukan evaluasi kinerja proyek berada pada kondisi ideal dari segi waktu dan biaya pelaksanaan proyek.
DAFTARPUSTAKA
Dimyati dan Nurjaman. 2014.
Manajemen Proyek.
Yogyakarta: Pustaka Setia. Djojowirono.s. 2005, Manajemen
Kontruksi. KMTS FT.
UGM, Yogyakarta.
Husein. 2011. Manajemen Proyek.
Edisi Revisi. Andi.
Yogyakarta. Heizer, Jay dan Barry Render, “Operation Management”, edisi ke-7,
Salemba Empat,
Jakarta,2006.
Istimawan, Dipohusodo. 2015. Manajemen Proyek dan Konstruksi. Jilid 2. Penerbit Kanisius.Yogyakarta.
Herjanto, Eddy. (2011).
“Manajemen Operasi”. Edisi Ketiga. Jakarta: Grasindo. Arianto, A. (2010). Metode Bar
Chart, CPM, PDM, PERT,
Line of Balance dan Time Chainage Diagram dalam
Penjadwalan Proyek
Konstruksi. Semarang: Universitas Diponegoro. Asiyanto. 2005, Construction
Project Cosy Management, Penerbit Pradnya Paramita, Jakarta.
Handoko. 2016. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi 1. Yogyakarta : BPFE UGM.
Muhardi. 2011. Manajemen
Operasi Suatu Pendekatan
Kuantitatif Untuk
Pengambilan Keputusan. Bandung : Refika Aditama.
Haming dan Mahfud
Nurnajamuddin. 2016.
Manajemen Produksi
Modern. Jakarta: Bumi Aksara.