• Tidak ada hasil yang ditemukan

Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation(Promethee) Sebagai Penunjang Keputusan Pemilihan Anggota Bem Fmipa Unlam Banjarbaru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation(Promethee) Sebagai Penunjang Keputusan Pemilihan Anggota Bem Fmipa Unlam Banjarbaru"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Promethee Sebagai SPK Pemilihan Anggota Bem Fmipa Unlam Banjarbaru(Megi Adhiyani)| 26

Preference Ranking Organization Method For

Enrichment Evaluation(Promethee) Sebagai

Penunjang Keputusan Pemilihan Anggota Bem

Fmipa Unlam Banjarbaru

Megi Adhiyani1, Muliadi2, Dwi Kartini2

1,2,3Prodi Ilmu Komputer FMIPA UNLAM Jl. A. Yani Km 36 Banjarbaru, Kalimantan selatan

1Email: megiadhiyani920521@gmail.com

Abstract

The members election process of Student Executive Board of FMIPA UNLAM Banjarbaru is still done manually, so that the election of members require a long time and sometimes subjective. Thus, it needs a decision support system that could help ease the decision-making process using Promethee. Promethee is a method determining the sequence (priority) to analyze the problems with the point is the simplicity, clarity, and stability (Arsita, 2013). From the result of the research and observation of the system has been made, can be known that Decision Support System for Member Election of Student Executive Board using Promethee get compliance 89.80 percent and the remaining 10.20 percent not in accordance with the decision of Student Executive Board of FMIPA UNLAM.

Keywords : Decision Support System, Member Election of Student Executive Board,

Promethee.

Abstrak

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FMIPA UNLAM Banjarbaru memiliki proses pemilihan anggota yang masih dilakukan secara manual sehingga pemilihan anggota BEM memerlukan waktu yang lama dan terkadang subjektif. Oleh karena itu,

diperlukan sebuah sistem pendukung keputusan yang dapat mempermudah proses

pengambilan keputusan menggunakan metode Promethee. Metode Promethee adalah suatu metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisa yang masalah pokoknya adalah kesederhanaan, kejelasan, dan kestabilan (2). Dari hasil penelitian dan pengamatan dari sistem yang telah dibuat, dapat diketahui bahwa Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Anggota BEM menggunakan metode Promethee ini mendapatkan nilai kesesuaian 89,80% dan sisanya 10,20% tidak sesuai dengan keputusan dari BEM FMIPA UNLAM.

Kata kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Pemilihan Anggota BEM, Metode

(2)

1. PENDAHULUAN

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FMIPA UNLAM Banjarbaru adalah salah satu organisasi perwakilan mahasiswa yang bertugas sebagai fungsi eksekutif dan menjadi penghubung antara mahasiswa dengan lembaga. Sebagai organisasi yang menjadi penghubung antara mahasiswa dengan lembaga, BEM memerlukan anggota yang berkualitas agar dapat menyambung roda organisasi mahasiswa agar terus berjalan dengan baik. BEM melakukan pergantian kepengurusan setiap tahunnya, dimana biasanya ketua BEM akan dipilih langsung oleh mahasiswa. Pada pemilihan anggota BEM, ketua akan memilih langsung calon anggota setelah dilakukan beberapa tes penyeleksian berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan, yaitu IPK, nilai wawancara, nilai keaktifan.

Proses pemilihan anggota BEM di FMIPA UNLAM Banjarbaru masih dilakukan secara manual sehingga pemilihan anggota BEM memerlukan waktu yang lama dan terkadang subjektif. Pemilihan yang subjektif muncul, apabila terdapat hubungan personal antara juri dan calon anggota BEM. Namun, dimungkinkan masih ada calon anggota lain yang memiliki kemampuan lebih dari calon anggota yang terpilih tersebut. Oleh karena itu, diperlukan sebuah sistem pendukung keputusan yang dapat mempermudah proses pengambilan keputusan. Sistem Pendukung Keputusan adalah sebuah sistem yang mendukung untuk menyelesaikan masalah semi-terstruktur dengan cara memberikan informasi pada keputusan tertentu yang dihadapi oleh seorang manager maupun sekelompok manager (6).

Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam sebuah sistem pengambilan keputusan, salah satunya adalah metode Promethee. Metode

Promethee adalah suatu metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisa yang

masalah pokoknya adalah kesederhanaan, kejelasan, dan kestabilan (2).

2. METODE PENELITIAN

2.1 Preference Ranking Organization for Enrichment Evaluation (PROMETHEE)

Promethee adalah suatu metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisis

multikriteria.Masalah pokoknya adalah kesederhanaan, kejelasan, dan kestabilan. Dugaan dari dominasi kriteria yang digunakan dalam promethee adalah penggunaan nilai dalam hubungan outranking (Brans, 1998). Ini adalah metode peringkat yang cukup sederhana dalam konsep dan aplikasi dibandingkan dengan metode lain untuk analisis multikriteria.

Dalam fase pertama, nilai hubungan outranking berdasarkan pertimbangan dominasi masing-masing kriteria.Indeks preferensi ditentukan dan nilai outranking secara grafis disajikan berdasarkan preferensi dari pembuat keputusan. Data dasar untuk evaluasi dengan metode Promethee disajikan sebagai berikut :

Tabel 1. Data dasar analisis Promethee

f1(.) f2(.) … fj(.) … fk(.) a1 a2 … f1(a1) f1(a2) … f2(a1) f2(a2) … … … … fj(a1) fj(a2) … … … … fk(a1) fk(a2) …

(3)

Aplikasi Multimedia 3 Dimensi Museum Lambung Mangkurat Banjarbaru | 28 f1(.) f2(.) … fj(.) … fk(.) a1 … an f1(ai) … f1(an) f2(ai) … f2(an) … … … fj(ai) … fj(an) … … … fk(ai) … fk(an) Dimana: ai : alternatif i

fk (ai) : kriteria yang ditetapkan untuk alternatif i Strukutur preferensi yang dibangun atas dasar kriteria:

∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐴 𝑓(𝑎), 𝑓(𝑏)}

𝑓(𝑎) > 𝑓(𝑏) 𝑎 𝑃 𝑏 𝑓(𝑎) = 𝑓(𝑏) 𝑎 𝐼 𝑏

Struktur kriteria di atas mempunyai pengertian bahwa setiap alternatif a dan yang merupakan elemen himpunan A, apabila nilai dari alternatif a untuk kriteria yang ditetapkan untuk alternatif a lebih dari nilai dari alternatif b, maka alternatif a lebih dipilih (prefer) daripada alternatif b, sedangkan jika nilai dari alternatif a sama dengan nilai dari alternatif b, maka dapat disimpulkan bahwa alternatif a tidak mempunyai perbedaan (indifference) dengan fungsi b, sehingga untuk menentukan alternatif mana yang lebih diprioritaskan dilakukan dengan memperhatikan nilai dari alternatif lainnya (Brans et. al, 1986).

2.2 Promethee Ranking

2.2.1. Arah Dalam Grafik Nilai Outranking

Untuk setiap node a dalam grafik nilai outranking ditentukan berdasarkan leaving flow , dengan persamaan :

𝜽+(𝒂) = 𝟏

𝒏 − 𝟏∑ ℘(𝒂, 𝒙) 𝒙 ∈𝑨

Dimana δ (a, x) menunjukkan preferensi bahwa alternatif a lebih baik dari alternatif x.

Leaving flow adalah jumlah dari nilai garis lengkung yang memiliki arah

menjauh dari node a dan hal ini merupakan karakter pengukuran outranking.

Gambar 1.Leaving Flow

Secara simetris dapat ditentukan entering flow dengan persamaan : 𝜽 (𝒂) = 𝟏

𝒏 − 𝟏∑ ℘(𝒂, 𝒙) 𝒙 ∈𝑨

(4)

Entering flow diukur berdasarkan karakter outranked dari a (Gambar dibawah)

Gambar 2.Entering Flow

Sehingga pertimbangan dalam penentuan net flow diperoleh dengan persamaan :

Φ (a) = Φ+ (a) – Φ- (a)

Penjelasan dari hubungan outranking dibangun atas pertimbangan untuk masing-masing alternatif pada grafik nilai outranking, berupa urutan parsial (Promethee I) atau urutan lengkap (Promethee II) pada sejumlah alternatif yang mungkin, yang dapat diusulkan kepada pembuat keputusan untuk memperkaya penyelesaian masalah.

2.2.2. PROMETHEE I

Nilai terbesar pada leaving flow dan nilai yang kecil dari entering flow merupakan alternatif yang terbaik. Leaving flow dan entering flow menyebabkan:

aP+b jika Φ + (a) > Φ + (b) aI+b jika Φ + (a) = Φ + (b) aP-b jika Φ - (a) < Φ - (b) aI-b jika Φ - (a) = Φ - (b)

Promethee I menampilkan partial preorder (PI, II, RI) dengan

mempertimbangkan interaksi dari dua preorder:

Partial preorder diajukan kepada pembuat keputusan, untuk membantu pengambilan keputusan masalah yang dihadapinya. Dengan menggunakan metode

Promethee I masih menyisakan bentuk incomparable, atau dengan kata lain hanya

(5)

Aplikasi Multimedia 3 Dimensi Museum Lambung Mangkurat Banjarbaru | 30

2.2.3. PROMETHEE II

Dalam kasus complete preorder dalam K adalah penghindaran dari bentuk incomparable, Promethee II complete preorder (PII, III) disajikan dalam bentuk net flow disajikan berdasarkan pertimbangan persamaan : aPIIb jika (a) > Φ (b) aPIIb jika (a) = Φ (b) Melalui complete preorder, informasi bagi pembuat keputusan lebih realistik.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Analisis Input dan Output

Pada proses pembuatan sistem ini diperlukan beberapa data seperti data pengguna, data calon anggota, data kriteria dan data nilai yang akan digunakan sebagai data input. Sedangkan untuk data yang menjadi keluaran/output dalam sistem adalah laporan hasil perangkingan calon anggota yang terpilih sebagai anggota BEM.

3.2. Analis Proses

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Anggota BEM FMIPA UNLAM Banjarbaru dengan Menggunakan Metode Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation (Promethee) ini dibuat dengan kriteria IPK, keaktifan dan wawancara yang meliputi penilaian etika, komunikasi, komitmen, kreatifitas, serta pengetahuan. Dimana masing-masing kritreria tersebut berisi penilaian yang akan menentukan hasil akhir sistem pendukung keputusan yang akan digunakan oleh para pengguna dalam menentukan suatu keputusan. Ada 2 tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini :

a. Penentuan bobot criteria terhadap penilaian calon anggota.

b. Menentukan tipe dan parameter fungsi preferensi dari masing-masing criteria dengan metode PROMETHEE.

c. Penentuan urutan prioritas calon anggota dengan PROMETHEE I dan PROMETHEE II.

3.2.1.Penentuan bobot criteria terhadap penilaian calon anggota

Untuk mengukur prosentase bobot dari masing-masing kriteria agar sesuai dengan sistem yang berjalan pada BEM FMIPA UNLAM Banjarbaru, maka dilakukan wawancara dengan Ketua BEM FMIPA UNLAM menggunakan kuisioner dengan 5 tingkat kepentingan kriteria yaitu sangat penting sekali nilai bobot 9, sangat penting nilai bobot 7, penting nilai bobot 5, cukup penting nilai bobot 3, dan tidak penting nilai bobot 1 seperti pada tabel 2.

Tabel 2. Tingkat kepentingan masing-masing kriteria [1]

No Kriteria Bobot 1. Etika 9 2. Komunikasi 5 3. Komitmen 7 4. Kreatifitas 5 5. Pengetahuan 7 6. Keaktifan 5 7. IPK 3

(6)

3.2.2. Menentukan tipe dan parameter fungsi preferensi dari masing-masing criteria dengan metode PROMETHEE.

Tabel 3. Tipe Preferensi dan Parameter tiap Kriteria [1]

Kriteria Tipe Parameter

Etika III p=0.75 Komunikasi III P=0.75 Komitmen III p=0.75 Kreatifitas III P=0.75 Pengetahuan III P=0.75 IPK III P=0.75 Keaktifan III P=0.75

3.2.3. Penentuan urutan prioritas calon anggota dengan PROMETHEE I dan PROMETHEE II.

(1) Kriteria yang dipakai untuk perhitungan : K1 : Etika K2 : Komunikasi K3 : Komitmen K4 : Kreatifitas K5 : Pengetahuan K6 : IPK K7 : Keaktifan (2) Alternatif

Untuk simbol alternative, yaitu : A1 : Calon Anggota 1 A2 : Calon Anggota 2 A3 : Calon Anggota 3 A4 : Calon Anggota 4 A5 : Calon Anggota 5 A6 : Calon Anggota 6 A7 : Calon Anggota 7 A8 : Calon Anggota 8 A9 : Calon Anggota 9 A10 : Calon Anggota 10 A11 : Calon Anggota 11 A12 : Calon Anggota 12

Hasil perhitungan Promethee I digunakan untuk menghitung Leaving Flow, Entering Flow dan Net Flow

a. Perhitungan Leaving Flow

Untuk mendapatkan nilai leaving flow digunakan rumus sebagai berikut : 𝜃+(𝑎) = 1 ∑ ℘(𝑎, 𝑥)

(7)

Aplikasi Multimedia 3 Dimensi Museum Lambung Mangkurat Banjarbaru | 32 Tabel 4. Hasil Perhitungan Leaving Flow [1]

Calon Anggota Kriteria Total K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 A1 6,63415 3,90244 17,7317 5,27642 3,68293 0 21 58,22764228 A2 22,8537 20,439 6 11,252 16,0976 0 0 76,64227642 A3 18 18,065 13,374 15,1057 16,0081 0 0 80,55284553 A4 12,7561 11,9919 9,27642 9,04065 13,3659 0 9 65,43089431 A5 19,4634 14,626 20,8699 11,065 14,9106 0 26 106,9349593 A6 5,63415 3,08943 2 0 9,91057 0 10 30,63414634 A7 9,5122 7,36585 16,0488 16,3415 17,3659 0 10 76,63414634 A8 17 23,6911 21 16,8049 10,9106 0 10 99,40650407 A9 23,3902 3,08943 10,8211 14,878 16,9106 0 0 69,08943089 A10 18,439 24,6911 7 25,7561 29,4553 0 11 116,3414634 A11 12,2683 3,90244 9,91057 3,65041 10,9106 0 0 40,64227642 A12 11,2683 3,08943 14,9187 6,25203 10,9106 0 15 61,43902439

b. Hasil Perhitungan Entering Flow

Untuk mendapatkan nilai Entering Flow digunakan rumus sebagai berikut : 𝜃− (𝑎) = 1

𝑛 − 1∑ ℘(𝑎, 𝑥) 𝑥 ∈𝐴

Tabel 5. Hasil Perhitungan Entering Flow [1]

Calon Anggota Kriteria Total K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 A1 11 10,81301 17,73171 11,25203 12 0 20 82,79675 A2 21,19512 15,50407 12 11,25203 15,78049 0 8 83,73171 A3 17,7561 15,43089 15,10569 15,1057 17,46341 0 9 88,13008 A4 14 13,62602 14,04878 12,87805 14,91057 0 9 78,46341 A5 17,63415 13,62602 13,82114 16,69106 14,91057 0 16 92,68293 A6 20 18,25203 17,04878 19,81301 20 0 10 105,1138 A7 17 15,81301 21 14,20325 17,36585 0 10 95,38211 A8 17 9,96748 16,04878 15,1886 16,91057 0 10 85,10569 A9 15,4878 18,62602 10,82114 22,50407 25 0 11 103,439 A10 13,97561 8,154472 19,0478 11,96748 14,36585 0 11 78,5122 A11 21,56098 18,33333 9,910569 18,69106 20, 5935 0 15 104,0894 A12 26 25,43902 9,455285 19,69106 21,5935 0 15 117,1789

c. Hasil Perhitungan Net Flow

Nilai net flow merupakan hasil dari nilai leaving flow dikurangi nilai entering flow, seperti pada rumus berikut :

(8)

Tabel 6. Hasil Perhitungan Net Flow [1]

Calon Anggota Netflow

A1 -24,569 A2 -7,0894 A3 -7,5772 A4 -13,033 A5 14,252 A6 -74,48 A7 -18,748 A8 14,301 A9 -34,35 A10 37,829 A11 -63,447 A12 -55,74

Tabel 7. Perbandingan Hasil Perhitungan Promethee dengan sistem Manual pada BEM [1]

NIM Promethee Nilai Hasil Keputusan SPK Alternatif

Keputusan BEM FMIPA UNLAM Banjarbaru

Kesesuaian

J1C113009 -24,569 Ditolak Diterima Tidak Sesuai J1E113023 -7,0894 Ditolak Ditolak Sesuai J1C113028 -7,5772 Ditolak Ditolak Sesuai J1D113026 -13,033 Ditolak Ditolak Sesuai J1A113036 14,252 Diterima Diterima Sesuai J1E113214 -74,48 Ditolak Ditolak Sesuai J1B113058 -18,748 Ditolak Ditolak Sesuai J1B112022 14,301 Diterima Ditolak Tidak Sesuai J1F113053 -34,35 Ditolak Diterima Tidak Sesuai J1F113005 37,829 Diterima Ditolak Tidak Sesuai J1B113013 -63,447 Ditolak Diterima Tidak Sesuai J1E112204 -55,74 Ditolak Ditolak Sesuai

Dari hasil keputusan oleh sistem diatas didapatkan hasil keputusan yang berbeda dengan hasil keputusan dari sistem manual di BEM FMIPA UNLAM, hal ini dikarenakan adanya subjektifitas pada hasil keputusan sistem manual. Berdasarkan sistem yang dibuat, dapat diketahui bahwa Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Anggota BEM dengan metode Promethee ini mendapatkan nilai kesesuaian 89,80% dan sisanya 10,20% tidak sesuai dengan keputusan dari BEM FMIPA UNLAM. Dari hasil sistem dapat dibuktikan bahwa dengan menggunakan metode Promethee sebagai penentu keputusan berdasarkan perhitungan seluruh kriteria sudah sesuai dengan sistem keputusan pemilihan anggota BEM FMIPA UNLAM Banjarbaru.

(9)

Aplikasi Multimedia 3 Dimensi Museum Lambung Mangkurat Banjarbaru | 34

3.3. Implementasi

Berikut adalah hasil perangkingan terhadap 12 sampel calon anggota yang dihasilkan sistem dengan menggunakan penerapan metode PROMETHEE .

Gambar 5 Hasil Perhitungan PROMETHEE

4. KESIMPULAN

Dari hasil penerapan metode PROMETHEE pada sistem yang telah dibuat, dapat diketahui bahwa Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Anggota BEM ini mendapatkan nilai kesesuaian 89,80% dan sisanya 10,20% tidak sesuai dengan keputusan dari BEM FMIPA UNLAM. Hal ini membuktikan bahwa dengan digunakannya metode Promethee sebagai penentu keputusan berdasarkan perhitungan seluruh kriteria sudah sesuai dengan sistem keputusan di BEM FMIPA UNLAM, tetapi dalam beberapa hal pertimbangan keputusan sistem berbeda dengan keputusan dari BEM FMIPA UNLAM, hal ini dikarenakan adanya subjektifitas yang terjadi di BEM FMIPA UNLAM.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Adhiyani, Megi. (2015). Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Calon

Anggota BEM FMIPA UNLAM BANJARBARU dengan menggunakan Metode Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation (PROMETHEE). Banjarbaru.

[2] Arsita, Reizha. (2013). Sistem Pendukung Keputusan Penerima Jaminan

Kesehatan masyarakat (jamkesmas) dengan Metode Promethee (studi kasus : tegal sari mandala-i). Jurnal Vol.IV. No2.

[3] Brans, J. Piere dan Mareschal, B., (1999). How to decide with PROMETHEE (online). Available at http//Ssmg.ulb.ac.be.

[4] Connoly, T. M., & Begg, C. E. 2010. Database System a Practical Approach

to Design, Implementation and Management. Pearson Educato, Boston.

[5] E, Turban, dkk. (2005). Decision Support System And Intelegent Systems. Yogyakarta: Andi Offset.

[6] Hermawan, J. (2005). Membangun Decision Support System. Yogyakarta: Andi. [7] Habibi, Shohib, dkk. (2014). Sistem Pendukung Keputusan Promosi

Jabatan Struktural Dengan Metode PROMETHEE (Studi Kasus Biro Universitas Brawijaya).

[8] Kadir, A. 2008. Tuntunan Praktis Belajar Database Menggunakan MySQL. C.V Andi Offset, Yogyakarta.

[9] Kosasi, S. 2002. Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System). Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer, Pontianak.

[10] Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Penerbit Andi, Yogyakarta.

[11] Munawar. 2005. Pemodelan Visual dengan UML. Graha Ilmu, Jakarta. [12] Satzinger, J. W., Robert, B. J., & Stephen, D. B. 2005. Object-Oriented Analysis

& Design with the Unified Process. Course Technology, Boston.

[13] Setyawan, dkk. (2013). Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Calon

Pegawai Marketing Denganmenggunakan Metode Promethee (Studi Kasus Pusat Layanan Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang).

[14] Sopiandi, dkk. (2014). Sistem Pendukung Keputusan untuk Menentukan

Jabatan pada Badan Eksekutif Mahasiswa STMIK Amikom Yogyakarta dengan Metode SAW.

[15] Williams, B. K., & Sawyer, S. C. 2007. Using Information Technology :

Pengenalan Praktis Dunia Komputer dan Komunikasi. Penerbit Andi,

Yogyakarta.

[16] Yuswanto. 1990. Analisa Dan Perancangan Sistem Pengolahan Data. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Gambar

Tabel 1. Data dasar analisis Promethee
Gambar 1.Leaving Flow
Tabel 3. Tipe Preferensi dan Parameter tiap Kriteria [1]
Tabel 5. Hasil Perhitungan Entering Flow [1]
+3

Referensi

Dokumen terkait

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Rata-rata Kelas Ketuntasan Klasikal.. mengembangkan tanggapannya tidak hanya dengan cara menghafal tanpa memmperdalam dan memperluaskan

Tidak Dilakukannya Penuntutan karena Alasan Kebijaksanaan, hal ini terkait dengan isi Pasal 46 ayat (1) huruf c KUHAP yang menentukan pula adanya wewenang lain

Selanjutnya penambahan pupuk organik juga mampu memperbaiki kesuburan biologi tanah dimana mikroorganisme tanah saling berinteraksi dengan bahan organik yang

Mengapa para pelaku pasar harus berhadapan dengan risiko nilai tukar seperti dijelaskan di atas, karena di dalam istilah teknis para pelaku foreign exchange

Pada halaman ini, sistem menampilkan hasil proses dari pilihan kriteria harga, kapasitas dimensi layar, kecepatan prosesor, kapasitas harddisk, dan kapasitas RAM laptop

DBD itu mempunyai kegiatan berhubungan langsung dengan distributor (distributor relations) dalam hal penjualan produk ExxonMobil serta membantu distributor untuk

PENINGKATAN POSKESDES MENJADI PUSKESMAS RAWAT INAP DI DESA ARASKABU KEC. Kepala

Akan tetapi evaluasi pasca pelatihan belum menggambarkan lebih jauh tentang bagaimana peran puskesmas dalam pelayanan kesehatan masyarakat di permukiman kumuh dan