27
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode adalah cara yang harus dilaksanakan; teknik adalah cara melaksanakan metode (Sudaryanto, 2015:9). Metode yang tepat akan mengarahkan penelitian pada tujuan yang diinginkan.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif. Edi Subroto menyatakan penelitian kualitatif sebagai berikut.
Penelitian kualitatif itu bersifat deskriptif. Peneliti mencatat dengan teliti dan cermat data yang berwujud kata-kata, kalimat-kalimat, wacana, gambar-gambar/foto, catatan harian, memorandum, video–tape. Dari data yang bersifat deskriptif itu peneliti melakukan analisis data untuk membuat generalisasi atau kesimpulan umum yang merupakan sistem atau kaidah yang bersifat mengatur atau gambaran dari orang-orang yang dijadikan subjek penelitian (Subroto, 1992:7).
Dalam penelitian ini data dikumpulkan berdasarkan pengamatan pada sumber tertulis untuk menemukan bentuk-bentuk nomina denomina ke-D-an, pe- atau
per-D-an, dan per-D-an, kemudian ditelusuri makna dan akibat-akibat yang ditimbulkan
terkait derivasi dan infeksi dari adanya proses pembentukan nomina denomina tersebut.
B. Data dan Sumber Data
Data adalah semua informasi atau bahan yang disediakan oleh alam (dalam arti luas), yang harus dicari/dikumpulkan dan dipilih oleh peneliti (Subroto, 2007:38). Di samping itu, Sudaryanto menyebutkan bahwa data dimengerti
sebagai fenomena lingual khusus yang mengandung dan berkaitan langsung dengan masalah yang dimaksud (Sudaryanto, 2015:6).
Data dalam penelitian ini berwujud semua kalimat yang mengandung nomina
ke-D-an, pe- atau per-D-an, dan D-an yang dibentuk dari nomina dasar. Sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Keempat Cetakan Ketujuh) tahun 2013.
C. Metode dan Teknik Penyediaan Data
Metode dan teknik merupakan dua istilah yang digunakan untuk menunjukkan dua konsep yang berbeda tetapi berhubungan langsung satu sama lain. Metode adalah cara yang harus dilaksanakan atau diterapkan; teknik adalah cara melaksanakan atau menerapkan metode (Sudaryanto: 2015:9).
Metode yang dipakai dalam penelitian adalah metode simak. Metode simak menurut Sudaryanto dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaaan bahasa (Sudaryanto, 1993:133). Setelah metode simak ditentukan sebagai metode penyediaan data dalam penelitian ini, selanjutnya teknik yang digunakan adalah teknik catat dengan menggunakan alat tulis berupa pensil/pulpen dan laptop.
Penyediaan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut.
a. Sumber data KBBI (Edisi Keempat Cetakan Ketujuh) tahun 2013 diamati dan disimak contoh-contoh kalimat yang ada di dalamnya untuk mencari bentuk nomina yang dibentuk dari nomina lain. Misalnya, kementerian, pegunungan,
menteri, pegunungan yang dibentuk dari nomina dasar gunung, lembaran
yang dibentuk dari nomina dasar lembar, dan lain-lain.
b. Data tersebut kemudian dicatat dan diklasifikasikan menjadi (1) kelompok nomina bentuk ke-D-an, (2) nomina bentuk pe- atau per-D-an, dan (3) nomina bentuk D-an. Kemudian data-data yang ada diklasifikasikan juga menjadi nomina denomina derivasi dan nomina denomina infleksi.
c. Data dianalisis dengan menggunakan metode agih. Pertama-tama data yang telah diklasifikasikan diuraikan proses pembentukannya berdasarkan afiks-afiks pembentuknya. Selanjutnya, dianalisis dengan menggunakan teknik lanjutan: (a) penggantian, substitusi, replasemen, atau teknik ganti dan (b) perluasan, ekspansi, ekstensi, atau teknik perluas.
D. Klasifikasi Data
Pengklasifikasian data merupakan masalah pengaturan data menurut asas-asas tertentu yang mempunyai kepentingan cukup strategis di dalam penelitian (Edi Subroto, 2007: 51). Data berupa nomina yang dibentuk dari nomina lain diklasifikasikan berdasarkan afiks-afiks pembentuknya untuk menemukan bentuk-bentuk nomina denomina. Klasifikasi tersebut dibagi menjadi (1) kelompok nomina denomina bentuk ke-D-an, (2) nomina denomina bentuk pe- atau
per-D-an, dan (3) nomina denomina bentuk D-an. Klasifikasi ini dilakukan untuk
melakukan analisis terhadap proses pembentukan nomina denomina ke-D-an, pe- atau per-D-an, dan D-an tersebut.
Klasifikasi berikutnya didasarkan pada lingkup derivasi dan infleksi. Data dipilih dan dipilah menjadi (1) kelompok nomina denomina yang termasuk
derivasi yang dibagi lagi menjadi nomina denomina ke-D-an derivasi, nomina denomina pe- atau per-D-an derivasi, dan nomina denomina D-an derivasi, dan (2) nomina denomina yang termasuk infleksi. Klasifikasi ini digunakan untuk melakukan analisis terhadap akibat yang ditimbulkan dari adanya proses pembentukan nomina denomina ke-D-an, pe- atau per-D-an, dan D-an.
Data-data yang dicatat dan diklasifikasikan dapat dilihat seperti contoh berikut.
Keterangan:
kealaman : data yang dikaji (dicetak tebal)
KBBI : sumber data dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) 2013:34 : tahun terbit sumber dan halaman ditemukannya data
(tahun 2013, halaman 34) NDK : nomina denomina ke-D-an D : derivasi
5 : nomor data (data nomor 5)
Keterangan:
perawakan : data yang dikaji (dicetak tebal)
KBBI : sumber data dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) 2013:102 : tahun terbit sumber dan halaman ditemukannya data
(tahun 2013, halaman 102)
Usaha manusia memengaruhi kealaman suatu daerah.
(KBBI/2013:34/NDK/D/5)
Olahragawan biasanya mempunyai perawakan tegap.
NDP : nomina denomina pe- atau per-D-an D : derivasi
26 : nomor data (data nomor 26)
Keterangan:
deraian : data yang dikaji (dicetak tebal)
KBBI : sumber data dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) 2013:316 : tahun terbit sumber dan halaman ditemukannya data
(tahun 2013, halaman 316)
NDD : nomina denomina D-an I : infleksi
77 : nomor data (data nomor 77)
Data yang telah diklasifikasikan akan dianalisis proses pembentukannya berdasarkan afiks-afiks pembentuknya dan dilanjutkan dengan analisis akibat yang ditimbulkan oleh adanya proses pembentukan nomina denomina tersebut (derivasi atau infleksi) menggunakan teknik substitusi dan teknik perluasan. Contoh analisis data dapat dilihat seperti pada uraian berikut.
(5) Usaha manusia memengaruhi kealaman suatu daerah.
(KBBI/2013:34/NDK/D/5). Kata kealaman terbentuk nomina dasar alam dan afiks berupa konfiks ke-an. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kata kealaman diturunkan dari nomina lain, yaitu nomina alam. Nomina dasar alam yang mendapat konfiks ke-an akan
Dengan diiringi deraian air mata, ia menceritakan musibah itu.
membentuk kata kealaman. Proses ini dapat diterangkan dengan: ke + alam + -an.
Nomina dasar alam yang dilekati konfiks ke-an menjadi kealaman termasuk derivasi. Meskipun keduanya sama-sama termasuk nomina, tetapi identitas leksikalnya berbeda. Sebelum konfiks ke-an melekat pada kata alam, alam berarti „segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi‟. Namun, setelah konfiks melekat pada kata alam, terbentuklah kata kealaman yang berkorelasi dengan ciri arti „segala sesuatu yang berkaitan dengan D‟. Jadi, kata kealaman berarti „segala sesuatu yang berkaitan dengan alam‟. Hal ini dapat dibuktikan dengan teknik substitusi/teknik ganti seperti berikut.
(5a) Usaha manusia memengaruhi segala sesuatu yang berkaitan dengan
alam suatu daerah.
(KBBI/2013:34/NDK/D/5). Berdasarkan uraian tersebut terlihat bahwa kata alam dan kealaman memiliki arti leksikal dan referen yang diacu berbeda. Alam mengacu pada wujud konkret seperti bumi, bintang, kekuatan, dan lain-lain, sedangkan kealaman mengacu pada sifat atau keadaan atau segala sesuatu yang berkaitan dengan alam.
Tabel 1
Rekapitulasi Klasifikasi Data
No. Klasifikasi Data Jumlah Data
1. Nomina Denomina Berdasarkan Afiks-Afiks Pembentuknya
b. Nomina Denomina pe- atau
per-D-an
122
c. Nomina Denomina D-an 160 2. Nomina Denomina yang Berakibat
Derivasi
a. Nomina Denomina ke-D-an
Derivasi
54
b. Nomina Denomina pe- atau
per-D-an Derivasi
122
c. Nomina Denomina D-an Derivasi 158
Nomina Denomina yang Berakibat Infleksi
2
E. Metode dan Teknik Analisis Data
Tahap analisis data merupakan upaya sang peneliti menangani langsung masalah yang terkandung pada data. Penanganan itu nampak dari adanya tindakan mengamati yang segera diikuti dengan mengurai masalah yang bersangkutan dengan cara-cara khas tertentu. Analisis itu dimulai pada saat penyediaan data tertentu yang relevan selesai dilakukan (Sudaryanto, 2015:7). Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah metode agih.
Sudaryanto menyebutkan bahwa metode agih merupakan metode analisis data yang alat penentunya adalah bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri (Sudaryanto, 2015:18). Berikut pernyataan Sudaryanto lebih lanjut tentang metode agih.
Bila orang sampai kepada suatu penentuan bahwa nomina atau kata benda dalam bahasa Indonesia itu adalah kata yang dapat bergabung dengan kata ingkar atau negatif bukan tetapi tidak dengan kata tidak, atau merupakan kata yang dapat bergabung dengan preposisi atau kata depan dan dapat menjadi objek atau subjek maka orang yang bersangkutan berada dalam jalur kerja metode agih (Sudaryanto, 2015:18).
Proses pembentukan nomina denomina ke-D-an, pe- atau per-D-an, dan D-an akan dijabarkan pembentukannya berdasarkan afiks-afiks yang membentuknya. Nomina denomina ke-D-an, pe- atau per-D-an, dan D-an akan diuraikan kata dasar yang membentuknya, afiks yang membentuknya, dan perubahan arti yang ditimbulkan.
Setelah dianalisis proses pembentukannya, selanjutnya data yang ada dianalisis menggunakan teknik lanjutan. Teknik lanjutan yang ada tidak akan digunakan seluruhnya melainkan hanya (a) penggantian, substitusi, replasemen, atau teknik ganti dan (b) perluasan, ekspansi, ekstensi, atau teknik perluas.
Berikut penjelasan mengenai teknik yang telah disebutkan di atas. (a) Teknik penggantian, substitusi, replasemen, atau teknik ganti
Sebagaimana halnya dengan teknik lesap, dengan teknik ganti ini unsur mana pun yang diganti, unsur itu selalu merupakan unsur yang justru sedang menjadi pokok perhatian dalam analisis. Hasil penggunaan teknik ganti kemungkinan juga ada dua, yaitu tuturan yang dapat diterima (tuturan gramatikal) dan tuturan yang tidak dapat diterima (tuturan tidak gramatikal).
Alat pengganti dalam teknik ganti yaitu satuan lingual pengganti (Sudaryanto, 2015:59).
Kegunaan teknik ganti adalah untuk mengetahui kadar kesamaan kelas atau kategori unsur terganti dengan unsur pengganti, khususnya bila tataran pengganti sama dengan tataran terganti. Bila dapat digantikan berarti kedua unsur itu dalam kelas atau kategori yang sama. Makin banyak kemungkinan penggantian unsur yang sama dalam berbagai satuan lingual makin tinggi kadar kesamaannya dan itu berarti makin membentuk kemungkinan bahwa unsur yang saling dapat menggantikan itu dalam kelas yang sama.
(b) Teknik perluasan, ekspansi, ekstensi, atau teknik perluas
Perluasan hanya ada dua macam, yaitu ke kiri (ke depan) atau ke kanan (ke belakang). Kegunaan teknik perluas adalah untuk menentukan segi-segi kemaknaan (aspek semantik) satuan lingual tertentu (Sudaryanto, 2015:70). Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
Pertama, penggunaan teknik perluas penting untuk mengetahui kadar kesinoniman bila menyangkut dua satuan atau dua unsur satuan yang berlainan, atau lebih, tetapi bersinonim satu sama lain. Dalam hal ini, “sinonim” berarti sama informasinya, mirip maknanya, dan berbeda bentuknya.
Kedua, teknik perluas penting pula untuk mengetahui berbagai komponen maknawi satuan lingual tertentu, khususnya kata.
Ketiga, secara struktural teknik perluas dapat untuk mengetahui jangkaun maknawi unsur kualifikator (qualifier) bagi verba pengisi P, misalnya jangkauan maknawi unsur kualifikator negatif atau ingkar.
F. Penyajian Hasil Analisis Data
Hasil penelitian dapat disajikan dengan metode penyajian informal dan formal. Metode penyajian informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa walaupun dengan terminologi yang teknis sifatnya; sedangkan penyajian formal adalah perumusan dengan tanda dan lambang-lambang (Sudaryanto, 1993: 145).
Penyajian informal biasanya berupa perumusan dengan kata-kata biasa, sedangkan penyajian formal biasanya menggunakan tanda asteris (*), tanda kurung biasa ((…)), tanda kurung kurawal ({ }), garis miring (/), tanda kutip („…‟), (“…”), sedangkan lambing huruf sebagai singkatan nama yang digunakan adalah singkatan seperti S (Subjek), P (Predikat), O (Objek), K (Keterangan), N (Nomina), dan lain sebagainya.
Hasil dalam penelitian ini akan disajikan secara informal karena merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Jadi, hasil-hasilnya hanya akan dijabarkan melalui kata-kata biasa agar mudah dipahami oleh para pembacanya.