• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Asset

(Hidayat:2012) Manajemen Asset terbentuk dari dua kosakata, yakni manajemen dan Asset. Manajemen pada prinsipnya merupakan translasi langsung dari kata management yang berasal dari bahasa Inggris yang artinya pengelolaan. Bentukan kata management berasal dari kata kerja to manage yang artinya mengurus, mengatur, melaksanakan, memperlakukan atau mengelola.

Adapun yang dimaksud Asset, secara umum artinya adalah barang (thing) atau sesuatu barang (anything) yang mempunyai nilai ekonomi, nilai komersial dan nilai tukar. Asset adalah barang, yang dalam pengertian hukum disebut benda, terdiri dari benda tidak bergerak dan benda bergerak, baik yang berwujud (tangible) maupun yang tidak berwujud (intangible) yang tercakup dalam aktiva/asset atau harta asset dari suatu instansi, organisasi, badan usaha ataupun individu perorangan.

Manajemen Aset merupakan suatu proses untuk mengelola permintaan dan panduan akuisisi, penggunaan dan pembuangan asset untuk membuat sebagian besar potensi layanan pengirimannya dan mengelola resiko dan biaya seumur hidup asset.

2.2 Monitoring (Pengawasan)

Menurut William J (2010) ”Monitoring (pengawasan) adalah pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai kesadaran (awareness) tentang apa yang ingin diketahui, pemantauan berkadar tingkat tinggi dilakukan agar dapat membuat pengukuran melalui waktu yang menunjukkan pergerakan ke arah tujuan atau menjauh dari itu”.

Monitoring merupakan proses pengumpulan dan analisis informasi (berdasarkan indikator yang ditetapkan) secara sistematis dan berkelanjutan tentang kegiatan

(2)

program/proyek sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi penyempurnaan program/proyek itu sendiri.

Monitoring akan memberikan informasi tentang status dan kecenderungan bahwa pengukuran dan evaluasi yang diselesaikan berulang dari waktu ke waktu, pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu, untuk memeriksa terhadap proses berikut objek atau untuk mengevaluasi kondisi atau kemajuan menuju tujuan hasil manajemen atas efek tindakan dari beberapa jenis antara lain tindakan untuk mempertahankan manajemen yang sedang berjalan.

2.3 Maintenance (Perbaikan)

Maintenance (Perbaikan) merupakan kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan dan mengadakan kegiatan pemeliharaan, perbaikan penyesuaian, maupun penggantian sebagian peralatan yang diperlukan agar sarana fasilitas pada kondisi yang diharapkan dan selalu dalam kondisi siap pakai.

Tujuan adanya perawatan, diantaranya:

a. Memperpanjang usia kegunaan aset. Hal ini terutama penting di negara berkembang karena kurangnya sumber daya modal untuk penggantian.

b. Menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut. Menghemat waktu, biaya dan material karena peralatan terhindar dari kerusakan besar.

c. Kerugian baik material maupun personel akibat kerusakan dapat dihindari sedini mungkin, karena terjadinya kerusakan da atau timbulnya kerusakan tambahan akibat kerusakan awal dapat segera dicegah.

2.3.1 Jenis-jenis Maintenance

Maintenance merupakan segala kegiatan yang bertujuan untuk menjaga peralatan dalam kondisi terbaik. Proses maintenance meliputi pengetesan, pengukuran, penggantian, menyesuaian, dan perbaikan. Ada beberapa jenis maintenance yang biasa dilakukan, yaitu:

a. Corrective maintenance, maintenance jenis ini memiliki kegiatan identifikasi penyebab kerusakan, penggantian component yang rusak, mengatur kembali control, dsb. Corrective maintenance adalah aktivitas perbaikan peralatan yang beroperasi secara tidak normal.

b. Preventive maintenance, maintenance jenis ini memiliki tujuan mencegah terjadinya kerusakan peralatan selama operasi berlangsung. Maintenance peralatan dilakukan secara terjadwal sesuai dengan estimasi umur

(3)

peralatan. Kegiatan preventif maintenance dibuat berdasarkan tasklist maintenance sesuai dengan tingkat kritikal peralatan tersebut.

c. Predictive maintenance, maintenance jenis ini memiliki kemiripan dengan preventive maintenance namun tidak dijadwal secara teratur. Predictive maintenance mengantisipasi kegagalan suatu peralatan sebelum terjadi kerusakan total. Predictive maintenance menganalisa suatu kondisi peralatan dari trend perilaku peralatan. Trend ini dapat digunakan untuk memprediksi sampai kapan peralatan mampu beroperasi secara normal. d. Breakdown maintenance, maintenance yang dilakukan ketika sudah terjadi

kerusakan dan plant sudah stop. Breakdown maintenance ini sangat dihindari karena plant harus beroperasi 24 jam penuh dan dalam pengoperasian plant sudah ada target-target tertentu yang harus dipenuhi. Jika terjadi breakdown maka plant tidak beroperasi dan target tidak tercapai. Biasanya breakdown maintenance ini bersifat tidak terprediksi. Tiba-tiba saja shutdown tanpa terjadwal (unschedule shutdown).

2.4 Sistem Informasi

Menurut Fathansyah (2012:11) “Sistem adalah Sebuah tatanan (keterpaduan) yang terdiri atas sejumlah komponen (dengan satuan fungsi dan tugas khusus) yang saling berhubungan dan secara bersama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses tertentu”.

Menurut McLeod di dalam bukunya Yakub (2012:8) “informasi (information) adalah data yang diolah menjadi bentuk lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya”. Informasi juga disebut data yang diproses atau data yang memiliki arti. Informasi dapat berupa data mentah, data tersusun, kapasitas sebuah saluran informasi dsb.

Informasi merupakan proses lebih lanjut dari data dan memiliki nilai tambah atau dapat dikatakan informasi adalah data yang diolah dan berguna bagi sipemakai. Tata Sutabri (2012:33) mengatakan bahwa “kualitas dari suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal yaitu informasi harus akurat (accurate), informasi harus tepat waktu (timelines), dan informasi harus relevan (relevance)”.

(4)

2.5 SDL

Sy perang metod Peran Water 2.5.1

LC

stems Devel gkat lunak, a dologi yang ncangan SD rfall. Model Pros Model w disebut den mengalir ke dan Tes. (Pr Berikut a waterfall: 1. Commun Teori da pengump kepada s 2. Planning Terdiri pengemb tahap in pembuat 3. Modelin Terdiri d memiliki dari prog lopment Life adalah prose digunakan u DLC yang d es Waterfal waterfall ad ngan sekuens e bawah (sep ressman:201 adalah penje nication

ari project ini pulan kebutu software. g dari estima bangan softw ni juga dilak tan software g dari analysis i beberapa p gram. Atribu e Cycle (SD es pembuatan untuk menge digunakan da ll dalah model sial linier, d

perti air terjun 5).

elasan dari ta

itiation dan r uhan yang dil

ating, sched ware membu kukan penjad sesuai denga dan design proses yang ut tersebut DLC) dalam n dan pengu mbangkan s alam penuli rekayasa p dimana kema n) melalui ta ahap-tahap ya requirement lakukan seca duling, dan at perkiraan dwalan untu an waktu yan . Pada saat m memfokusk adalah struk rekayasa sis ubahan sistem istem-sistem san ini adal

perangkat lu ajuan dipand ahapan Anali ang dilakuka gathering m ara intensif d tracking. waktu yang uk menyeles ng telah dipe mendesain s kan pada emp

ktur data, ar

stem dan rek m serta mode m tersebut. M lah Model P unak yang dang sebagai isis, Desain, an di dalam m merupakan ta dan fokus teru

Pada tahap g diperlukan. aikan tahap-rkirakan. software, bia pat atribut b rsitektur soft kayasa el dan Metode Proses sering i terus Kode model ahapan utama p ini, . Pada -tahap asanya bagian ftware,

(5)

representasi interface, dan detail algoritma. Proses desain mengubah kebutuhan menjadi representasi dari software yang dapat dinilai untuk kualitas sebelum penulisan code dimulai.

4. Construction

Terdiri dari code dan test. Pada tahap ini, desain diterjemahkan menjadi bentuk yang dapat dibaca oleh mesin. Setelah penulisan code selesai dibuat, pengujian terhadap program dilakukan. Proses pengujian menekankan pada logika internal pada software, meyakinkan semua pernyataan telah diuji, dan pada fungsi external.

5. Deployment

Terdiri dari delivery, support, dan feedback. Pada tahap ini, pengembang software menyediakan software yang menyediakan fungsi dan fitur yang bermanfaat. Pengembang software juga menyediakan dokumentasi untuk semua fitur dan fungsi. Pada tahap ini juga, pengembang software mendapatkan umpan balik terhadap software yang berujung pada pemodifikasian fungsi dan fitur.

Pengembangan dan perancangan system berorientasi objek berarti merumuskan dan menyelesaikan masalah serta menghasilkan suatu solusi, kemudian memodelkanya dengan pendekatan berorientasi objek.

2.5.2 Metode “PIECES”

Metode Analisis yang digunakan adalah metode PIECES menurut Wukil Ragil, (2010:17). Metode PIECES adalah metode analisis sebagai dasar untuk memperoleh pokok-pokok permasalahan yang lebih spesifik. Dalam menganalisis sebuah sistem, biasanya akan dilakukan terhadap beberapa aspek antara lain adalah kinerja, informasi, ekonomi, keamanan aplikasi, efisiensi dan pelayanan pelanggan. Analisis ini disebut dengan PIECES Analysis (Performance, Information, Economy, Control, Eficiency and Service).

Analisis PIECES ini sangat penting untuk dilakukan sebelum mengembangkan sebuah sistem informasi karena dalam analisis ini biasanya akan ditemukan beberapa masalah utama maupun masalah yang

(6)

bersifat gejala dari masalah utama. Metode ini menggunakan enam variable evaluasi yaitu :

1. Performance (kinerja)

Kinerja merupakan variable pertama dalam metode analisis PIECES. Dimana memiliki peran penting untuk menilai apakah proses atau prosedur yang ada masih mungkin ditingkatkan kinerjanya, dan melihat sejauh mana dan seberapa handalkah suatu sistem informasi dalam berproses untuk menghasilkan tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini kinerja diukur dari:

a. Throughput, yaitu jumlah pekerjaan/output/deliverables yang dapat dilakukan/ dihasilkan pada saat tertentu.

b. Response time, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan serangkaian kegiatan untuk menghasilkan output/deliverables tertentu.

2. Information (informasi)

Menilai apakah prosedur yang ada saat ini masih dapat diperbaiki sehingga kualitas informasi yang dihasilkan menjadi semakin baik. Informasi yang disajikan haruslah benar–benar mempunyai nilai yang berguna. Hal ini dapat diukur dengan :

a. Keluaran (Outputs): Suatu sistem dalam memproduksi keluaran. b. Masukan (Inputs): Dalam memasukkan suatu data sehingga

kemudian diolah untuk menjadi informasi yang berguna. 3. Economic (ekonomi)

Menilai apakah prosedur yang ada saat ini masih dapat ditingkatkan manfaatnya (nilai gunanya) atau diturunkan biaya penyelenggaraannya.

4. Control (pengendalian)

Menilai apakah prosedur yang ada saat ini masih dapat ditingkatkan sehingga kualitas pengendalian menjadi semakin baik, dan kemampuannya untuk mendeteksi kesalahan/kecurangan menjadi semakin baik pula.

5. Efficiency (efisiensi)

Menilai apakah prosedur yang ada saat ini masih dapat diperbaiki, sehingga tercapai peningkatan efisiensi operasi, dan harus lebih unggul dari pada sistem manual.

(7)

6. Service (layanan)

Menilai apakah prosedur yang ada saat ini masih dapat diperbaiki kemampuannya untuk mencapai peningkatan kualitas layanan. Buatlah kualitas layanan yang sangat user friendly untuk end–user (pengguna) sehingga pengguna mendapatkan kualitas layanan yang baik.

2.6 UML

Verdi Yasin (2012:194) mengungkapkan: “UML (Unified Modelling Language) adalah sebuah bahasa yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak, UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem”.

2.6.1 Use Case Diagram

Verdi Yasin ( 2012 : 269) mengungkapkan : “use case diagram adalah

gambar dari beberapa atau seluruh actor dan use case dengan tujuan mengenali interaksi mereka dalam suatu sistem. Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem, yang ditekankan adalah apa yang diperbuat sistem dan bukan bagaimana”.

Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi antara actor dengan sistem, use case menggambarkan kata kerja sperti login ke sistem, maintenance user dan sebagainya. Oleh karena itu use case diagram dapat membantu menganalisa kebutuhan sistem.

Use Case dibuat berdasarkan keperluan actor, merupakan “apa” yang dikerjakan sistem, bukan “bagaimana” sistem mengerjakannya. Use case diberi nama yang menyatakan apa hal yang dicapai dari hasil interaksinya dengan actor. Penamaan Use Case sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari hasil interaksinya dengan actor.

Use Case biasanya menggunakan kata kerja dan dinotasikan dengan gambar (Horizontal Ellipse).

(8)

Tabel 2.6.1 Notasi pada diagram Use case

Simbol Keterangan

Menggambarkan batasan antara Use Case dengan aktor.

Sebuah aktor mencirikan suatu bagian

outside user atau susunan yang berkaitan

dengan user yang berinteraksi dengan sistem.

Merupakan serangkaian skenario yang terikat bersama-sama oleh suatu tujuan.

Association digunakan untuk menghubungkan aktor dengan use case. Association digambarkan dengan sebuah garis yang menghubungkan antara actor dengan use case.

«extends»

Digunakan untuk menunjukkan bahwa satu

use case merupakan tambahan fungsional

dari use case yang lain jika kondisi atau syarat tertentu yang dipenuhi.

Digunakan untuk menggambarkan bahwa suatu use case seluruhnya merupakan fungsionalitas dari use case lainya.

(9)

2.6.2 Activity Diagram (Diagram Aktivitas)

Verdi Yasin (2012: 201) mengungkapkan : ”Activity Diagram adalah tekhnik

untuk mendeskripsikan logika prosedural, proses bisnis dan aliran kerja dalam banyak kasus”. Diagram aktifitas mempunyai peran seperti halnya Flowchart,

akan tetapi perbedaanya dengan flowchart adalah diagram aktifitas yang bisa mendukung perilaku paralel, sedangkan flowchart tidak bisa.

Tabel 2.6.2 Notasi pada Activity Diagram

Simbol Nama Simbol Keterangan

Star Point Merupakan awal aktivitas

End Point Akhir aktivitas

Activity Menggambarkan proses atau kegiatan bisnis

Fork

(percabangan)

Menunjukkan kegiatan yang dilakukan secara paralel atau untuk menggabungkan dua kegiatan paralel menjadi satu

Join (penggabunga n) Menunjukkan adanya dekomposisi Decision Point

Menggambarkan pilihan untuk pengambilan keputusan, true atau false

Swimlane Pembagian activity diagram untuk menunjukkan siapa melakukan apa

(10)

2.6.3 Sequence Diagram

Diagram sequence menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek.

Komponen utama sequence diagram terdiri atas objek yang ditulis dengan kotak segi empat yang bernama. Message diwakili oleh garis dengan tanda panah dan waktu yang ditunjukan dengan progress vertical.

Tabel 2.6.3 Notasi pada Sequence diagram

Simbol Nama Keterangan

Object

Objek merupakan instance dari sebuah class dan ditulis tersusun secara horizontal. Digambarkan sebagai sebuah class (kotak) dengan nama objek didalamnya yang diawali dengan sebuah titik koma.

Actor

Aktor juga dapat berkomunikasi dengan objek, maka aktor juga dapat diurutkan sebagai kolom. Simbol actor sama dengan simbol pada actor use case diagram.

Lifeline

Lifeline mengindikasikan keberadaan sebuah

objek dalam basis waktu. Notasi untuk lifeline adalah garis putus-putus vertikal yang ditarik dari sebuah objek.

Activation

Activation dinotasikan sebagai sebuah kotak

segi empat yang digambarkan pada sebuah

lifeline. Activation mengindikasikan sebuah

objek yang akan melakukan sebuah aksi.

Massage

Message, digambarkan dengan anak panah horizontal antara activation. Message

mengindikasikan komunikasi antara objek-objek.

Actor1

Message1

(11)

2.6.4 p m 1 C la Packag Class Diagr Diagram k pendefinisian memiliki apa 1. Atribut m 2. Operasi a Sim * s s 1 ge1 ram

kelas atau cla n kelas-kelas a yang disebu merupakan v atau metode Tabel 2.6.4 mbol ass diagram s yang akan ut atribut dan variabel-varia adalah fung 4 Notasi pa Nama Package Class Asosiasi Boundary Class Control Class Generali on Composi menggamba di buat unt n metode ata

abel yang dim si-fungsi yan da class dia a Digu meng mem Meng meng class Asosi class y Meng menj sistem Meng menja antar izati Meru relati lebih lebih ition Jika berdi meru lain, mem terha berga arkan struktu tuk membang u operasi. miliki oleh su ng di miliki o agram Keter unakan gelompokan mpunyai persa ggambarkan gkapsulkan s, atribut, dan iasi yang dengan clas ggambarkan adi antar mu m. ggambarkan adi control class dengan upakan sebu ionship ant h umum den h khusus. sebuah cl iri sendiri upakan bagia maka miliki relasi adap class antung terseb ur sistem dar gun sistem. uatu kelas. oleh suatu ke rangan u kelas-kelas amaan sesuatu informasi n method. menghubun ss multiply ci class y uka actor de class atau peran n database. uah taxonon tara class ngan class y lass tidak i dan h an dari class y class ters Compos tempat but. ri segi Kelas elas. untuk yang yang di gkan ity. yang ngan yang ntara nomi yang yang bisa harus yang sebut sition dia

(12)

2.7 Bahasa Pemograman yang digunakan

Aplikasi Monitoring Maintenance Asset tidak bergerak ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemograman PHP. PHP merupakan salah satu bahasa pemograman web yang telah banyak digunakan oleh banyak user dalam membuat aplikasi web baik perseorangan maupun perusahaan. PHP (Hypertext Prepocessor) adalah bahasa skrip yang dapat ditanamkan atau disisipkan ke dalam HTML. PHP banyak dipakai untuk memprogrtam situs web dinamis. PHP dapat digunakan untuk membangun sebuah CMS.

Pada awalnya PHP merupakan kependekan dari Personal Home Page (Situs Personal). PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdorf (FI) yang wujudnya berupa skrip yang digunakan untuk mengolah data formulir web, (Alan Nur,2011).

Menurut Anhar (2010) PHP singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor yaitu bahasa pemrograman web server – side yang bersifat open source PHP merupakan skrip yang terintegrasi dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting). PHP adalah skrip yang digunakan untuk membuat halaman website yang dinamis. Dinamis berarti halaman yan g akan ditampilkan dibuat saat halaman itu diminta oleh klien.

2.8 Testing (Pengujian)

Pengujian perangkat lunak adalah proses menjalankan dan mengevaluasi sebuah perangkat lunak secara manual maupun otomatis untuk menguji apakah perangkat lunak sudah memenuhi persyaratan atau belum (Clune dan Rood, 2011) dan (Nakagawa dan Maldonado, 2011). Singkat kata, pengujian adalah aktivitas untuk menemukan dan menentukan perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan hasil sebenarnya. Sebuah pengujian perangkat lunak dapat dilakukan setelah perekayasa membangun implementasi dari suatu konsep abstrak perangkat lunak. Pengujian perangkat lunak pada dasarnya adalah bermaksud “membongkar” perangkat lunak yang telah terbangun.

Sesuai dengan Jin dan Xue (2011) dan Kumamoto dkk. (2010) menyatakan bahwa pengujian bermaksud untuk mencari sebanyak mungkin kesalahan yang ada pada program serta mengevaluasi kualitasnya. Tujuan pengujian perangkat lunak menurut Xie dkk.(2011) adalah menilai apakah perangkat lunak yang dikembangkan telah memenuhi kebutuhan pemakai, menilai apakah tahap pengembangan perangkat lunak telah sesuai dengan metodologi yang digunakan, dan membuat dokumentasi

(13)

hasil pengujian yang menginformasikan kesesuaian perangkat lunak yang diuji dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Data yang dikumpulkan pada saat pengujian dilakukan akan memberikan indikasi yang baik mengenai reliabilitas dan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan. Secara umum pola pengujian pada perangkat lunak adalah sebagai berikut:

• Pengujian dimulai dari level komponen hingga integrasi antar komponen menjadi sebuah sistem.

• Teknik pengujian berbeda-beda sesuai dengan berbagai sisi atau unit uji dalam waktu yang berbeda-beda pula bergantung pada pengujian pada bagian mana yang dibutuhkan.

• Pengujian dilakukan oleh pengembang perangkat lunak, dan jika untuk proyek besa, pengujian bisa dilakukan oleh tim uji yang tidak terkait dengan tim pengembang perangkat lunak (independent test group (ITG)).

• Pengujian dan penirkutukan (debugging) merupakan aktifitas yang berbeda, tapi penirkutukan (debugging) harus diakomodasi pada berbagai strategi pengujian. Pengujian lebih focus untuk mencari adanya kesalahan baik dari sudut pandang orang secara umum atau dari sudut pandang pengembang tanpa harus menemukan lokasi kesalahan pada kode program. Penirkutukan adalah proses mencari lokasi kesalahan pada kode program sehingga dapat segera diperbaiki oleh pembuat program (Programmer).

2.8.1 Blackbox Testing (Pengujian Kotak Hitam)

Menurut Soetam Rizky (2011:264) “Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar”.

Pendekatan black-box merupakan pendekatan pengujian untuk mengetahui apakah semua fungsi perangkat lunak telah berjalan semestinya sesuai dengan kebutuhan fungsional yang telah didefinisikan (Jiang, 2012) (Pressman, 2010). Kasus uji ini bertujuan untuk menunjukkan fungsi perangkat lunak tentang cara beroperasinya. Teknik pengujian ini berfokus pada domain informasi dari perangkat lunak, yaitu melakukan kasus uji dengan mempartisi domain input dan output program. Metode black-box memungkinkan

(14)

perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program.

Pengujian ini berusaha menemukan kesalahan dalam kategori fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses basis data eksternal, kesalahan kinerja, dan inisialisasi dan kesalahan terminasi.

Blackbox Testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi spesifikasi fungsional tanpa meguji desain dan kode program.Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui apakah fungsi – fungsi, masukan dan keluaran dari perangkat lunak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

Pengujian kotak hitam dilakukan dengan membuat kasus uji yang bersifat mencoba semua fungsi dengan memakai perangkat lunak apakah sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

2.8.2 White-Box Testing (Pengujian Kotak Putih)

Menurut Soetam Rizky (2011:261) “White Box testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap “isi” dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat”.

Pendekatan white-box adalah pengujian untuk memperlihatkan cara kerja dari produk secara rinci sesuai dengan spesifikasinya (Jiang, 2012) (Pressman, 2010). Jalur logika perangkat lunak akan dites dengan menyediakan kasus uji yang akan mengerjakan kumpulan kondisi dan pengulangan secara spesifik.

Sehingga melalui penggunaan metode ini akan dapatmemperoleh kasus uji yang menjamin bahwa semua jalur independen pada suatu model telah diigunakan minimal satu kali, penggunaan keputusan logis pada sisi benar dan salah, pengeksekusian semua loop dalam batasan dan batas operasional perekayasa, serta penggunaan struktur data internal guna menjamin validitasnya. Secara sekilas dapat diambil kesimpulan pendekatan pengujian white-box mengarah untuk mendapatkan program yang benar secara 100%.

(15)

2.9 Database (Basis Data)

Database adalah kumpulan file-file yang saling berhubungan atau berelasi sehingga membentuk suatu basis data, tanpa adanya suatu kerangkapan data sehingga mudah untuk digunakan kembali.

Perancangan basis data merupakan proses menciptakan perancangan untuk basis data yang akan mendukung operasi dan tujuan perusahaan. Sebelum membuat basis data terlebih dahulu dilakukan perancangan, proses perancangan ini bersifat konseptual.

Menurut Fathansyah (2012) basis data terdiri atas dua kata yaitu basis dan data.Basis kurang lebih dapat diartikan sebagai markas atau gudang tempat bersarang atau berkumpul.Sedangkan data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia, barang, hewan, peristiwa, konsep dan sebagainya. Basis data (database) dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti:

a. Himpunan kelompok data (arsip) saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah. b. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama

sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudancy) yang tidak perlu, untuk memenuhi kebutuhan.

c. Kumpulan file / table / arsip yang saling berhubungan yang disimpan kedalam media penyimpanan elektronik.

2.9.1 Database Management System

Database Management System adalah sistem software yang dapat mendefiniskan, membuat, memelihara dan mengontrol akses ke basis data. Fasilitas yang disediakan oleh DBMS adalah:

• Dapat mendefinisikan basis data dengan menggunakan Data Definition

Lenguage (DDL). DDL dapat member fasilitas kepada pengguna untuk

menspesifikasikan tipe data, struktur dan batasan aturan mengenai data yang bisa disimpan kedalam basis data.

• Pengguna dapat menambah, mengedit, menghapus dan mendapatkan kembali data dengan menggunakan data manipulation language.

(16)

• Dapat mengontrol akses ke basis data, yaitu mencegah pengguna tanpa otoritas, sistem integrasi untuk memelihara konsistensi penyimpanan data, sistem control untuk memperbolehkan pengguna untuk akses, sistem control untuk pengembalian data yang bisa mengendalikan data ke keadaan semula apabila ada kegagalan software atau hardware.

Gambar

Tabel	2.6.1	Notasi	pada	diagram	Use	case
Tabel	2.6.2	Notasi	pada	Activity	Diagram
Diagram  sequence menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan  mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima  antar objek

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini mendukung pernyataan Munazah (2010), yang menyatakan bahwa air rebusan mengkudu bersifat sebagai antibakteri. Dimana dalam penelitian ini, air

Berdasarkan hasil penelitian yang tingkat pengetahuan kader tentang pos pelayanan terpadu lanjut usia (posyandu lansia) di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten

Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi syarat akhir perkuliahan, dalam mecapai gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma 3 Manajemen Perdagangan Fakultas

gagasan-gagasan dan dapat mendorong munculnya refleksi yang mengarah pada konsep-konsep secara aktif. Pada saatnya, kepada peserta didik diberikan evaluasi dengan

Alternatif teknologi pengelolaan limbah padat B3 yang dapat direkomendasikan anatara lain dengan pengadaaan bahan yang sesuai kebutuhan; melaksanakan house keeping yang lebih

Dukungan Keluarga yang Diterima oleh Pasien dengan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Mangunsari Salatiga, Milka binuf, Arwyn Weynand Nusawakan, Agus Fitrianto,

Keputusan Menteri ini sebagai Wilayah Penugasan Survei Pendahuluan Panas Bumi, dengan koordinat dan peta sebagaimana tercantum dalam Lampiran II A sampai dengan

Setelah diberikan perlakuan panas paska pengelasan tidak terjadi perubahan struktur mikro pada daerah las, HAZ dan logam induk akan tetapi terjadi pengasaran butir dan